1 minute read

Dinas Kesehatan Pantau Kondisi Nenek Rukmi

Next Article
Luluskan

Luluskan

Tulungagung, Memorandum

Kisah nenek Rukmi (81), warga Desa Ringinpitu, Kecamatan

Advertisement

Kedungwaru yang viral di media sosial menjadi perhatian banyak pihak, tak terkecuali Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung. Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, Ana Sapti Saripah.

Ana mengatakan, pihaknya sudah memberikan perhatian kepada nenek Rukmi sejak sebelum beritanya menjadi viral. “Kita sudah beberapa kali ke sana bersama dinsos, babinsa dan bhabinkamtibmas, bareng pak kades juga,” ujarnya, Kamis (18/5).

Ana menuturkan, secara umum kondisi nenek Rukmi sehat. Hanya saja yang bersangkutan sudah tidak bisa berjalan, karena tiga tahun lalu mengalami kecelakaan lalu lintas sehingga berdampak sampai saat ini.

Dikisahkan Ana, saat masih aktif berkegiatan sebelum mengalami kecelakaan, nenek Rukmi adalah salah satu kader lansia dan aktif mengikuti kegiatan kesehatan di wilayahnya.

Kemudian, karena tidak mampu berjalan tersebut membuat kondisi kebersihan diri nenek Rukmi tak maksimal, dan harus dibantu orang lain untuk bisa membersihkan diri sendiri setiap hari.

“Kondisinya secara umum sehat. Tapi ya itu tadi, karena tidak bisa jalan, makanya perlu kebersihan diri yang harus diperhatikan lagi,” jelasnya. Sementara itu saat diajak berkomunikasi, nenek Rukmi kerap kali menyampaikan kondisi yang dialaminya. Termasuk penjualan rumah oleh anak tirinya yang dilakukan tanpa sepengetahuannya. Ana menyebut, keadaan itu kemungkinan membuatnya menjadi trauma dan terus mempengaruhi pikirannya. “Jadi kalau sama orang baru pasti menolak, apalagi kemarin saat mau ditensi saja marah dan menolak kami. Bahkan perlu waktu satu jam untuk memberikan pengertian,” ungkapnya.

Pihaknya mengakui, sebenarnya sudah ada rencana untuk memindahkan nenek Rukmi ke panti jompo. Tetapi saat akan dievakuasi, yang bersangkutan menolak dan marah-marah, karena takut akan disuruh pindah dari rumahnya. “Itu tadi kendalanya. Akhirnya karena ada warga yang mau merawat dan kondisi psikologisnya memang seperti itu, akhirnya tidak jadi dibawa ke panti,” ucapnya. Masih menurut Ana, ke depan pihaknya tengah berkoordinasi dengan pihak pemerintah desa untuk memproses pengajuan Kartu Indonesia Sehat (KIS) untuk nenek Rukmi. (fir/mad/yok)

MoU PWI Magetan dan Unmer Madiun

This article is from: