3 minute read

Pemkab Sumenep Gelar Festival Jaran Serek

Sumenep, Memorandum Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep menggelar Festival Jaran Serek (kuda menari) di lapangan Giling, Desa Pamolokan, Kecamatan Kota Sumenep, Sabtu (27/5).

Festival Jaran Serek merupakan rangkaian kalender event Sumenep 2023 bertajuk ‘Masa Kejayaan’. Acara Jaran Serek menarik ribuan pengunjung, mulai dari anak kecil hingga orang dewasa.

Advertisement

Ribuan penonton dihibur oleh antraksi kuda yang dihias semenarik mungkin oleh pemiliknya. Kuda juga bergoyang mengikuti alunan musik Saronen. Tak hanya bergoyang, kuda juga bisa berjingkrak, tidur sesuai arahan dari pemiliknya.

Bupati Sumenep Achmad Fauzi mengatakan, Festival Jaran Serek sengaja digelar untuk melestarikan tradisi, dan budaya yang sudah menjadi turun temurun sejak dari nenek moyang terdahulu.

“Jaran Serek merupakan tradisi yang harus terus dilestarikan dan diwariskan kepada generasi muda agar keberadaannya terus terjaga,” tegas Bupati Fauzi. Bupati Fauzi berkomitmen akan terus mendorong kegiatan semacam ini demi melestarikan budaya. Setiap kegiatan pemerintah daerah, lanjut Fauzi akan melibatkan elemen masyarakat. Tujuannya, agar

Dari Halalbihalal Bassra di Gedung Utama P4TM pagelaran kalender event semakin meriah.

“Hari ini, merupakan event ke-15 dari 61 rangkaian event yang sudah terjadwal dalam kalender event selama 2023, salah satunya yakni Festival Jaran Serek,” jelasnya. Selain itu, kata Bupati Fauzi event yang diselenggarakan oleh Pemkab Sumenep, salah satu tujuannya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

Seperti halnya Festival Jaran Serek ini. Pihaknya sengaja menyelenggarakan festival ini di lapangan Giling karena atas permintaan para pedagang kaki lima yang kesehariannya berjualan di lokasi acara.

“Acara ini sengaja kami gelar di sini (Lapangan Giling) atas aspirasi yang ditampung Pemda dari para pedagang kaki lima (PKL) untuk menggeliatkan roda perekonomian,” tuturnya. Ketua DPC PDI Perjuangan (PDIP) ini bahkan berjanji, akan menjadikan Festival Jaran Serek sebagai agenda tahunan, sebagai wujud kecintaan terhadap tradisi leluhur.

“Tentu tidak hanya akan digelar di tahun ini saja, akan kami masukkan setiap tahun dalam kalender event, karena kuda merupakan lambang atau simbol Kabupaten Sumenep,” tandas bupati. (aan/ono)

Mahfud MD dan Achsanul Qosasi Orasi Madura untuk Indonesia

Pamekasan, Memorandum

Badan Silaturahmi Ulama Pesantren Madura (Bassra) menggelar silaturahmi, dan halalbihalal bertema “Berkhidmat Bersama dari

Madura untuk Indonesia” di Gedung Utama P4TM di Jalan Raya Blumbungan, Kecamatan Larangan, Sabtu (27/5).

Silaturahmi dan halalbihalal ini dibuka oleh Koordinator Pusat Bassra RKH Mohammad Rofii Baidhowi. Ketua Panitia Silaturahmi dan Halalbihalal Bassra H Khairul Umam menerangkan bahwa kecintaan ulama terhadap masyarakat luar biasa. Salah satu bentuk kecintaan ulama ialah mendorong kesejahteraan untuk petani tembakau. “Paguyuban Pelopor Petani dan Pedagang Tembakau se-Madura (P4TM) dibentuk atas dorongan dan restu Bassra,” ungkapnya, Sabtu (27/5).

Dalam kesempatan yang sama, Sekjen Bassra KH Syafik Rofii mengajak masyarakat Madura untuk tidak berpecah belah menghadapi momentum politik 2024.

“Kedua, ada Rancangan Undang-Undang kesehatan, bahwa rokok ini disetarakan narkoba, di sisi lain sekitar 2 juta masyarakat Madura menggantungkan hidupnya kepada tembakau,” terangnya.

Jika rokok ini benar-benar disetarakan dengan narkoba, lanjut kiai Syafik, maka rokok tidak boleh beredar.

“Ini efek dominonya besar, termasuk pada kopi, kami berharap RUU ini bisa dibatalkan atau ditinjau ulang,” minta kiai Syafik. Kiai Syafik mengakhiri sambutannya dan mengucapkan terima kasih kepada P4TM karena sudah total membantu pelaksanaan acara. “Semoga ini dicatat amal baik oleh Allah SWT,” harapnya. Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak yang hadir pada kesempatan tersebut memastikan pemerintah provinsi juga akan mendorong kesejahteraan bagi petani tembakau. “Kami dan Komisi B DPRD Jatim sudah menggodok raperda perlindungan tembakau, harapannya, tembakau dari hulu ke hilir berpihak kepada petani,” paparnya. Emil juga mengatakan, tembakau adalah industri terbesar kedua setelah makan dan minum di Jawa Timur.”

“Sebab itulah kami membuat raperda karena tembakau jadi gantungan masyarakat di Jatim termasuk Madura,” jelasnya.

Acara puncak Bassra ini diisi dengan orasi kebangsaan oleh putra Madura. Pertama disampaikan Angota III BPK RI Profesor Achsa- nul Qosasi, dan kedua oleh Menko Polhukam Profesor Mahfud MD.

Achsanul menambahkan, jumlah orang Madura yang mengadu nasib ke luar negeri sudah berkurang 40 persen dari jumlah rata-rata 20 ribu per tahun pada tahun-tahun sebelumnya.

“Saya meyakini karena ada industri yang bergeliat di Madura, dan bisa jadi, ini industri yang dijalankan oleh P4TM, dan semoga terus menjalankan skenario bisnis yang bagus ke depan,” paparnya.

Sedangkan Mahfud MD menceritakan bahwa orang-orang Madura sudah lama berkiprah dan berjuang untuk Indonesia. Di antaranya ada Halim Perdana Kusuma, M Tabrani, dan Syaikhona Kholil Bangkalan, “ kata Mahfud.

Perjuangan bangsa tidak lagi melawan penjajah, tapi membangun moralitas bangsa. Mahfud MD juga membeberkan beberapa trik untuk kita bisa hidup ini mencapai dengan kesuksesan yang betul-betul matang, dan hal itu sangat berkaitan dengan apa yang di perintahkan Rasulullah Nabi Muhammad SAW.

Berkaitan dengan ini, lanjut Mahfud, Bassra kemudian merekomendasikan tiga model pembangunan Madura untuk Indonesia. Pertama, Islami, kedua penuh nilai-nilai kebangsaan Indonesia dan ketiga, menjaga kearifan lokal Madura. “Putra Madura ada di mana-mana, di Polri, Kementerian, Pangdam V Brawijaya, di mana-mana, mari kita bangun negara ini dengan sumber daya alam yang ada, untuk membangun Indonesia,” jelasnya. Untuk diketahui, Bassra adalah perkumpulan ulama pertama di Madura yang lahir pada tahun 90-an. Bassra digagas oleh para ulama pesantren karismatik di zamannya. Bassra memiliki misi “Membangun Madura bukan Membangun di Madura”. Berikut kepengurusan inti Bassra;

Di Pamekasan:

• KH Mohammad Rofii Baidhowi (Koordinator pusat).

• KH Mudatssir Badruddin.

Bangkalan:

• KH Syafik Rofii (Sekjend).

• KH Makki Nasir.

• KH Imam Bukhori.

Sumenep:

• KH Ahmad Fauzi Tidjani.

• KH M Sholahuddin Abd. Waris.

Sampang:

• KH Mahrus Malik.

• KH Syafi’ Wahid.

Acara saat ini semakin meriah, karena panitia pelaksana memberikan hadiah cendera mata bagi putra-putra Madura yang sukses dan berhasil di tingkat berbagai bidang baik pemerintahan maupun legislatif, dan yudikatif. (adv/sjk/ono)

This article is from: