2 minute read

Jenazah Korban Miras Bangil Belum Diautopsi

Pasuruan, Memorandum Hingga kini Polres Pasuruan masih belum mampu mengungkap penyebab kematian 7 pemuda korban minuman keras (miras) di Bangil. Pihak kepolisian berdalih saat ini masih menunggu hasil uji laboratorium yang dilakukan di Polda Jatim.

Kapolres Pasuruan

Advertisement

AKBP Bayu Pratama Gubunagi mengatakan pihaknya masih terus melakukan penyelidikan terhadap hasil keterangan dari berbagai saksi. Disamping itu, polisi juga masih menunggu hasil uji laboratorium yang dilakukan oleh Biddokkes Polda Jatim.

Sementara untuk pelaksanaan autopsi jenazah yang direncanakan oleh

Polres Pasuruan tidak dilakukan kepada 7 jenazah tersebut. Namun sebagai sampel untuk mengetahui hasil penyebab kematian korban hanya akan dilakukan pada satu jenazah saja.

“Yang akan melaksanakan autopsi jenazah nanti adalah pihak Biddokkes Polda Jatim. Hanya satu jenazah saja,” jelas Kapolres AKBP Bayu saat dihubungi, Minggu (28/5).

Sementara proses penyelidikan rencananya juga dilakukan kepada dua dari tiga orang yang selamat dari tragedi pesta miras. Untuk proses penyelidikan sendiri juga dibutuhkan waktu yang lama, mengingat kondisi tiga korban yang selamat masih belum stabil.

“Kita masih menunggu kondisi korban selamat stabil dulu. Kita tidak bisa memaksakan jika korban masih belum stabil kondisi kesehatannya,” lanjut Kapolres. Sampel bekas minuman yang dikonsumsi untuk pesta miras oleh polisi juga sudah diserahkan Biddokkes Polda Jatim untuk dilakukan uji laboratorium. Dan sampai saat ini hasilnya masih belum keluar. “Perkembangan untuk hasil uji lab nanti kita akan sampaikan lagi,” tegasnya. Seperti yang diberi- takan sebelumnya, pesta miras yang dilakukan oleh warga di Kelurahan Pogar, Kecamatan Bangil, berakibat tragis. Sebanyak7 orang pemuda dinyatakan tewas dan tiga orang lainnya mengalami kritis. Peristiwa ini terjadi usai 10 pemuda itu pulang dari hajatan salah satu warga di Kelurahan Pogar Bangil pada Sabtu (13/5) lalu.

Usai pulang hajatan itu, 10 pemuda menggelar pesta miras di salah satu ruko di Plaza Bangil. Hingga kemudian, pascapesta itu, sebanyak tujuh pemuda dinyatakan meregang nyawa pada Senin dan Selasa (16/5) setelah dirawat di rumah sakit dan rumah masing-masing.

Petugas kepolisian juga sudah memeriksa beberapa penjual miras. Pascapesta miras itu, toko mereka digerebek oleh petugas gabungan dari kepolisian dan Satpol PP Kabupaten Pasuruan. Para penjualnya hanya dikenakan sanksi wajib lapor ke Polres Pasuruan. (kd/mh/yok)

Pasuruan, Memorandum Taufik (35), warga Dusun Karang Menggah Selatan, Desa/Kecamatan Wonorejo, harus berurusan dengan polisi. Ia terpaksa diamankan anggota Polsek Purwodadi karena kedapatan membawa senjata tajam (sajam) jenis celurit.

Saat itu, anggota unit Reskrim Polsek Purwodadi sedang berpatroli Kamtibmas di sekitar Desa Semut, Kecamatan Purwodadi, Jumat (26/5) sore. Saat berpatroli itulah, anggota menjumpai seseorang yang sedang berhenti di tepi jalan. Seseorang tersebut sedang menghentikan laju motornya. Saat itu, ia mengendarai Vario nopol L 2070 ZV. Polisi awalnya hanya menanyai landai tentang identitas orang tersebut. Namun, salah satu petugas mulai menaruh curiga. Karena di balik bajunya, terselip barang yang agak menyembul. “Apa yang terselip di bajumu,” tanya salah satu petugas. Taufik yang ditanya pun sempat gelagapan. Karena tampak grogi, akhirnya petugas pun berusaha menggeledah bajunya. Dan benar, dari balik baju itu, petugas berhasil menjumpai senjata tajam jenis celurit. Bahkan, sajam itu masih lengkap dengan sarungnya. Dengan ditemukannya senjata tajam tersebut, polisi langsung membawa Taufik ke Mapolsek Purwodadi untuk dimintai keterangan.

Kapolsek Purwodadi AKP

Pujianto membenarkan jika anggotanya telah mengamankan satu orang warga Wonorejo yang diduga akan melakukan tindak pidana. Mengingat ia kedapatan membawa senjata tajam jenis celurit dibalik bajunya di ja- lanan sepi. “Ya, kita amankan satu orang. Kedapatan membawa celurit di balik bajunya di jalan sepi,” jelas Kapolsek Purwodadi, Sabtu (27/5). Atas ulahnya, Taufik bisa dijerat Undang-Undang Darurat nomor 12/1951 tentang senjata tajam. (kd/mh/yok)

This article is from: