4 minute read

PRofil

Next Article
soRot

soRot

Gunadi, Direktur Operasional III PT Waskita Karya Tbk.

Waskita Optimistis Peluang Pengembangan Green Energy Masih Besar

Advertisement

JaKarta - Pt waskita Karya (Persero) tbk., BuMn sektor konstruksi, terus membuat berbagai langkah untuk meminimalisasi dampak negatif pandemic Covid-19. waskita juga terus membidik beberapa investasi, terutama sektor energi baru terbarukan yang lebih ramah lingkungan. untuk mengetahu lebih banyak soal rencana waskita, Majalah listrik indonesia mewawancari Bapak Gunadi, Direktur Operasional III Waskita. Berikut ini petikan wawancaranya.

Zuchri

Bagaimana Waskita menyikapi pandemi Covid-19?

Kami menjalankan protokol pencegahan, protokol kesehatan. Pertama, deteksi awal, yaitu mengecek suhu badan. Kedua, memakai masker. Ketiga, physical distancing 1-1,5 meter. Dari situ, dibuat rancangan kerja di lapangan. Saya lebih optimistis kalau protokol dijalankan, dampaknya justru kecil terhadap potensi meluasnya Covid-19.

Bagaimana protokol kesehatan dalam proyek infrastruktur?

Contoh dalam membangun transmisi, jarak tiap transmisi 400 meter di Sumatera, setiap jarak 400 meter ada barak, satu barak diisi oleh 1 grup yang memiliki 17 orang pekerja. Kalau protokol kesehatan dijalankan, kita bisa me-reduce atau menghambat infeksi ini. Alhamdulillah selama proses pelaksanaan kerja, tidak ada yang terinfeksi. Dengan demikian produktivitas pekerja dan progres proyek di lapangan ini tetap on the track. Jadi, so far, Alhamdulillah semua baik-baik saja.

Bagaimana dampak terhadap kontrak baru?

Itu urutan dari atas. Jadi, urutan pertama adalah ekonomi nasional. APBN dilakukan reset, realokasi, refocusing, tidak hanya di PLN, tetapi juga di PUPR, Kementeian Perhubungan, Kementerian ESDM, semua reset. Mereka refocusing, realokasi, dana yang sudah disiapkan pada 2020, sebagian besar digeser untuk program jaring pengaman sosial. Dampaknya

DIPA [daftar isian pelaksana anggaran] infrastruktur dipangkas. Jadi, jatah tahun ini bergeser menjadi multiyear. Kontrak berjalan, tetapi pembayaran multiyear. Kalau kami melanjutkan dengan full speed, kami harus refinance. Misalnya DIPA satu proyek anggaran Rp50 miliar, kami full speed dapat menghasilkan Rp150 miliar, sehingga yang Rp100 miliar harus kami tombokin dulu.

Apakah Waskita tetap full speed?

Kami pilah-pilah. Dalam proyek kelistrikan PLN menggunakan skema turnkey [pembayaran dilakukan setelah pekerjaan proyek selesai]. Jadi tidak ada kaitan ada dana atau tidak, selesai dibayar. Kalau skema turnkey, kami tetap full speed. Kalau menggunakan DIPA, kami harus mengatur napas, strateginya seperti tu.

Apakah profil keuangan Waskita berubah akibat Covid-19?

Pasti. Rata-rata atau posisi kinerja terbaik, turun 50%. Jadi, kami memiliki target tahun ini produksi [pengerjaan proyek] Rp48 triliun. Setelah di-review, stress test [pengujian daya tahan keuangan], asumsi Covid sampai 3 bulan [April-Juni 2020], kami bisa mulai dengan speed 50%.

Apakah Waskita sudah membuat skenario?

Sudah. Dari pendapatan penjualan sampai laba bersih akan seperti apa. Kalau pendapatan turun, laba turun. Sementara itu, orang [biaya karyawan] masih tetap. Kami tidak ada pengurangan karyawan [PHK], beban tetap, sedangkan pendapatan turun.

Bagaimana proyeksi kinerja Waskita tahun ini?

BIODATA

Nama: Ir. Gunadi, MM.

Tempat/tanggal lahir:

Purworejo, 24 September 1968

Pendidikan terakhir:

S2 - Manajemen Keuangan IBN Jakarta- 2019

Karier:

- Direktur Operasi III, PT Waskita Karya (Persero) Tbk.: 2019-sekarang - Dirut PT Waskita Karya Infrastructure: 2019 - SVP Division VI PT Waskita Karya (Persero) Tbk.: 2018-2019

Kepala Divisi VI PT Waskita Karya (Persero) Tbk.: 2017-2018 Jadi, faktor eksternal lebih banyak. Kami bisnis kontraktor tidak lepas dari pemerintah. Kemudian proyek strategis nasional [PSN], kemudian proyek swasta tergantung situasi perekonomian. Semua pihak sedang mengerem. Cycle bisnis Waskita itu 70% investasi, 30% conventional market. Pasar konvensional itu seperti tender-tender. Portofolio 70% investment, seperti jalan tol, perumahan, real estate, energi. Konsepnya, kami memiliki core competent di kosntruksi, dari konstruksi menuju investment, kami create project, seperti jalan tol dikonstruksi sendiri. Konstruksi, divestasi, investasi, itu cycle-nya.

Tren selama 2012-2018 naik terus sampai ke peak level. Oleh karena itu, pada 2019 decline, 2020 decline juga. Bahkan, tidak ada Covid pun [kinerja Waskita] decline. Kami berharap trend up, tetapi beberapa infrastruktur sudah selesai terbangun. Fokus pemerintah sekarang bagaimana di sekitar jalan tol tumbuh pusat ekonomi baru.

Bagaimana progres rencana divestasi beberapa aset?

Rencana menjual ruas tol itu tidak seperti menjual barang konsumsi. Yang terpenting, kalau kami tidak divestasi, maka tidak bisa terbatas, misalnya DER [debt equity ratio/ rasio utang dan ekuitas] sebesar 3, itu tidak cukup ruang. Dari simulasi stress test, 2,7. Stress test II (Covid sampai September 2020), maka DER bisa 3,7. Jadi, di satu sisi pendapatan seret, di sisi lain tagihan juga tertahan. Kami ada cara-cara untuk mengatasinya, salah satunya relaksasi pinjaman bank dengan menambah tenor.

Bagaimana potensi pembangkit listrik dan transmisi?

Kalau pembangkitan harus disesuaikan dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT Perusahaan Listrik Negara. Selama PLN masih membutuhkan tambahan kapasitas, tren ke depan dalam megaproyek 35.000 MW tetap besar. Tentu harus melihat pertumbuhan konsumsi listrik, kemudian bisa diproyeksikan penambahan kapasitas pembangkit dan transmisinya.

Waskita sudah mulai mengerjakan proyek energi terbarukan?

Waduk untuk energi terbarukan sudah dimulai di Sumedang (Jawa Barat) 50 MW. Dengan Permen No. 4/2020, kami berharap PPA [purchasing power agreement] segera diteken dan konstruksi segera dimulai. Desain dan tanah sudah siap. Di Pulau Buru, PLN masih menggunakan genset. Kami akan

meng-create investasi baru karena finansial stress test I (Covid sampai Juni), maka DER memanfaatkan air [pembangkit listrik

tenaga mikro hidro/PLTMH] 13 MW. Transimisi juga masih sangat prospektif.

Bagaimana rencana Waskita soal energi terbarukan?

Visi kami tetap EBT, green energy, seperti proyek solar cell di Danau Toba sedang studi untuk kapasitas 25 MW. Kami juga merancang proyek LRT di Tangerang Selatan. Kami juga merancang proyek ART [autonomous rail transit] bersama KAI di Bali, kereta listrik driverless, dengan Internet of Thing. Kami juga membangun smelter feronikel untuk bahan baku litium baterai.

This article is from: