modul photograpy mengenal fungsi tools dasar kamera

Page 1

1


Mengenal Fungsi Tools Dasar Kamera oleh : Yachya Iman

2


Kata Pengantar Syukur alhamdulillah saya ucapkan pada Allah SWT atas berkat karunia dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan modul pembelajaran tentang Mengenal Fungsi Tools Dasar Kamera akhirnya dapat terselesaikan. Bahan belajar modul ini di buat sebagai bahan media yang akan dikembangkan sebagai penelitian pada skripsi penulis. Penulis telah melakukan uji kelayakan media dan telah melakukan revisi berdasarkan hasil masukan pada hasil uji coba. Meskipun penulis menganggap bahwa revisi ini telah memenuhi namun penulis masih mengharap masukan dari berbagai pihak guna kesempurnaan modul sebagai bahan belajar secara mandiri. Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dengan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan bahan ajar modul ini. Semoga bahan ajar modul ini bisa bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi siswa.

Surabaya, 1 Mei 2015

3


Daftar Isi Kata Pengantar......................................................................... Daftar Isi.................................................................................... Pendahuluan............................................................................. BAB I : Mengupas kamera DSLR ................................. A. komponen kamera DSLR .............................................. B. Cara kerja kamera DSLR ................................................ Latihan......................................................................................... BAB II : Mengenal Lensa Kamera DSLR .................. Merawat Kamera.................................................................... Latihan......................................................................................... BAB III : Pencahayaan (Eksposure) pada kamera Latihan........................................................................................ BAB IV : Mengoprasikan Kamera DSLR .................. A. Modus Pemotretan .......................................................... B. Menemukan Fokus .......................................................... C. Memegang Kamera .......................................................... D. Aksesoris Kamera ............................................................ Latihan ...................................................................................... Daftar Pustaka .......................................................................

4

03 04 05 06 06 12 17 18 26 29 30 39 40 40 45 47 49 59 60


Pendahuluan Materi yang menjadi pokok pembahasan ini merupakan satu konsep dasar pengetahuan yang harus dimiliki siswa sebelum masuk lebih dalam ke tingkat selanjutnya, yakni Mengenal Fungsi Tools Dasar Kamera. Pada akhir kegiatan pembelajaran dengan modul ini, secara umum bertujuan “agar siswa lebih memahami dan mengetahui “Fungsi Tools Dasar Kamera�. Berdasarkan keseluruhan materi yang telah dipaparkan, maka modul ini dibagi menjadi 4 BAB, dimana keempat bahasan ini mencakup keseluruhan dan kesatuan materi dalam Fungsi Tools Dasar Kamera yang harus dikuasai siswa. besar harapan kami Modul ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang budiman. semoga modul ini menjadi inspirasi bagi siswa Khususnya. Terima Kasih Salam Yachya Iman

5


Mengupas Kamera DSLR

K

BAB 1

amera Digital Single-Lens Reflex (kamera digital lensa tunggal) atau yang popular disebut DSLR, merupakan kamera yang paling digemari fotografer professional maupun pemula saat ini. Kamera jenis ini dapat menghasilkan kualitas foto yang sangat baik dengan kinerja yang cepat. Sebelum menjepret foto, ada baiknya seorang fotografer memiliki pengetahuan tentang seluk beluk kamera yang digunakannya. Pada bagian ini kita akan mengupas tuntas anatomi kamera dan bagaimana cara kerja kamera hingga dapat menghasilkan foto yang bagus. A. Komponen Kamera DSLR Kamera DSLR memiliki beberapa komponen utama yang digunakan untuk mengolah cahaya menjadi sebuah foto/gambar. Berbagai komponen tersebut menjadi satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Bagian-bagian utama kamera tersebut antara lain: 1. Body Kamera Body merupakan bagian utama kamera untuk menghasilkan sebuah foto. Melekat dalam body kamera berbagai bagian penting kamera lainnya, sebut saja range

6


finder sebagai pengukur ketajaman cahaya sebuah objek. Terdapat juga view finder, jendela bidik untuk melihat objek, dan berbagai fitur maupun modus pemotretan. Body kamera yang berfungsi melakukan proses pencahayaan, tidak boleh bocor dan dimasuki cahaya. Jika terjadi kebocoran maka gambar yang dihasilkan tidak akan sama dengan aslinya. 2. Lensa Lensa dapat dianalogikan sebagai matanya kamera. Tanpa lensa, kamera tidak dapat menangkap gambar. Lensa berfungsi memfokuskan dan mengantarkan cahaya ke dalam body kamera. Secara lengkap akan dibahas dalam bagian lain buku ini. 3. Rana (Shutter) Shutter merupakan pintu masuknya cahaya ke dalam kamera. Kecepatan shutter membuka dan menutup kembali akan sangat berpengaruh pada gambar yang akan dihasilkan.

4. View Finder Disebut pula jendela bidik. Sebab pada view finder-lah kita melihat bayangan objek yang akan dipotret. Dalam view finder itu pula berbagai informasi seperti range finder, pengaturan diafragma, kecepatan shutter dan pencahayaan. Kamera DSLR memiliki banyak fitur-fitur yang harus kita pahami. Sebagaian besar terdapat pada body kamera. Namun, banyaknya perusahaan yang memproduksi kamera DSLR, membuat fitur satu kamera dengan kamera lainnya terkadang sangat

7


8

berbeda. Pada kesempatan ini kita akan mengurai anatomi kamera Nikon D90. Berikut fitur-fitur yang terdapat dalam kamera Nikon D90. Keterangan: VIEW FINDER 1. Viewfinder atau DIOPRI AE-LOCK-/AF-LOCK jendela bidik, berfungsi untuk melihat objek KECEPATAN RANA PREVIEW yang dibidik. LIVE PREVIEW MENU NAVIGATOR 2. Diopri, fitur ini ZOOM IN TIME memiliki fungsi ZOOM OUT DELET untuk mengatur LAYAR LCD fokus foto pada viewfinder agar fotografer yang bermata minus atau plus bisa melihat objek yang dibidik dengan jelas. 3. AE-Lock/AF Lock, berfungsi untuk mengunci fokus dan atau kompensasi exposure. 4. Pengatur kecepatan rana, pengatur kecepatan membuka dan menutup kembali rana atau shutter. 5. Tombol Live Preview, fitur ini berfugsi untuk mengaktifkan atau mematikan fasilitas live preview pada layar LCD. 6. Tombol Navigator, tombol ini digunakan untuk mengarahkan menu, titik fokus, gambar display, dan sebagainya. Tombol dengan tulisan OK, untuk mengeksekusi perintah yang telah diatur sebelumnya. 7. Pengunci Fokus, fitur ini untuk menghidupkan atau mematikan fokus otomatis. Jika dimatikan fokus lensa akan be-


rada di titik tertentu. 8. Tombol Penampil Info, digunakan ketika ingin menampilkan info pengaturan/setting kamera yang akan terlihat di layar LCD. 9. Layar LCD, layar yang digunakan untuk menampilkan foto hasil jepretan, fasilitas live preview (jika ada), dan menu serta pengaturan kamera. 10. Zoom In/Quality, fitur ini untuk memperbesar tampilan foto saat dilihat pada layar LCD. Saat ditekan kemudian memutar tombol pengatur rana, maka akan menjadi pengatur kualitas foto. 11. Zoom Out/ISO, digunakan untuk memperkecil ukuran gambar saat di preview di layar LCD. Saat ditekan kemudian memutar tombol shutter speed, maka akan menjadi pengubah besaran ISO. 12. Lock/WB, fitur yang berfungsi untuk mengunci gambar agar tidak terhapus. Fungsi lainnya untuk mengubah pilihan white balance. 13. Menu, tomHOT SHOE bol unFOKUS LAMPU PEMBANTU tuk menampilkan konfiguDIAL rasi menuFUNGSI menu kam- PILIHAN KUNCI DUDUKAN era. LENSA 14. Playback, fiPENAMPIL DOF

CERMIN

9


tur untuk menampilkan/mematikan hasil jepretan. 15. Delete/Format, tombol yang digunakan untuk menghapus foto yang sudah dijepret. Tombol ini berfungsi juga untuk memformat kartu memori dengan cara dipencet bersamaan dengan tombol pengatur metering. 16. Tombol Menu, tombol untuk mengatur berbagai pilihan modus pemotretan. 17. Hot Shoe, merupakan tempat dudukan lampu kilat atau external flash. 18. Kunci Dudukan Lensa, tombol untuk melepas lensa. 19. Cermin, kaca pemantul cahaya dari lensa ke jendela bidik/ view finder. 20. Penampil DOF (Depth of Field), tombol ini berfungsi untuk mengetahui kedalaman dan ketajaman gambar yang sedang dibidik. 21. Fungsi Pilihan, yang berguna untuk mengaktifkan pengaturan yang dipilih pada kamera, misalnya untuk mengubah jumlah titik fokus dan lain sebagainya. 22. Dial, tombol penyetel nilai berbagai fungsi seperti bukaan/diafragma, kecepatan rana dan lainnya. 23. Lampu pembantu fokus, berguna untuk membantu fokus otomatis saat memotret di area gelap. 24. Tombol Power, untuk menghidupkan dan mematikan kamera. 25. Shutter/Rana, tombol yang digunakan untuk mengambil gambar yang ingin dipotret. Apabila tombol ini ditekan

10


26. 27. 28. 29.

setengah, MODUS TOMBOL METERING POWER m a k a SHUTTER/RANA akan berfungsi mengunci fokus KOMPENSASI EKSPOSURE y a n g TOMBOL CONTINOUS SHOT dibidik serta meAUTO FOKUS nampilkan pengukuran PANEL LCD tingkat pencahayaan gambar. Kompensasi Exposure, tombol ini digunakan untuk mengubah kadar kompensasi pencahayaan foto pada kamera, dinaikkan untuk menerangkan gambar yang dibidik atau diturunkan sehingga mempergelap. Tombol Continuous Shot, tombol yang berfungsi untuk mengatur apakah pengambilan gambar dilakukan secara tunggal atau banyak (beruntun) saat menekan shutter. Tombol Autofokus, digunakan untuk mengatur pencarian fokus gambar secara otomatis. Panel LCD, di panel ini akan terlihat konfigurasi setting kamera, antara lain kecepatan rana, bukaan diafragma, white balance, jumlah foto dan juga tenaga yang tersedia di baterai.

11


FLASH

AREA KONEKTOR

BRECKETING

SETTING FOKUS LENSA

30. Tombol Modus Metering, untuk mengubah modus pengukuran pencahayaan gambar oleh kamera, tekan tombol ini dan putar tombol pengubah kecepatan rana. 31. Area Konektor, dengan membuka penutup ini anda akan menemukan media konektor ke perangkat lainnya, misalnya TV, PC, dan juga slor pengisian baterai. 32. Setting Fokus Lensa, pada fitur ini terdapat dua pilihan, fokus otomatis atau fokus manual pada lensa. 33. Brecketing, tombol untuk mengaktifkan fitur bracketing. 34. Tombol Flash, tombol yang berfungsi untuk membuka flash internal serta mengatur tingkat pencahayaan flash internal, terang atau gelap.

B. Cara Kerja Kamera Kamera DSLR mengadopsi sistem kamera Single Lens Reflex (SLR) film. Kamera ini memiliki lensa yang dapat dilepas, cermin dan pentaprisma. Ketiga bagian tersebut berfungsi

12


mengarahkan cahaya yang masuk melalui lensa menuju jendela bidik (view finder). Saat seorang fotografer mengintip di lubang view finder, objek yang terlihat akan menjadi hasil akhir foto. Secara sederhana kamera mekanisme kerja kamera DSLR, berawal dari pantulan cahaya obyek foto yang masuk melewati lensa. Dari lensa cahaya tersebut menuju cermin pantul yang kemudian memantulkan cahaya ke pentaprisma. Selanjutnya pentaprisma merubah cahaya yang awalnya vertical menjadi horizontal, dengan mengarahkan cahaya menuju dua cermin terpisah, yang kemudian masuk ke view finder. Ketika memotret, cermin pantul/reflex mirror akan berayun keatas dan membiarkan cahaya terus maju dengan lurus. Shutter/rana kemudian membuka sehingga cahaya masuk ke sensor digital. Shutter tetap akan terbuka tergantung pengaturan kecepatan shutter yang ditentukan dan sensor akan terus merekam informasi cahaya. Ketika selesai, reflex mirror akan kembali ke posisi awal sehingga cahaya dari lensa akan terpantul keatas dan kembali muncul di view finder. Proses selanjutnya terjadi di sensor digital. Gambar kemudian diolah computer (processor) didalam kamera. Processor akan memproses informasi cahaya yang terekam di sensor, kemudian mengubahnya menjadi format yang sesuai lalu menuliskannya ke dalam memory card. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang mekanisme kerja kamera DSLR, dapat anda lihat pada gambar di bawah ini.

13


Proses di atas berlangsung sangat cepat, hanya sepersekian detik. Kecuali anda memotret dengan teknik bulb. Pada kamera DSLR dengan spesifikasi tinggi, dalam satu detik dapat terjadi 11 kali proses diatas secara beruntun. Pada kamera DSLR media penyimpanan elektronik hasil pemotretan menggunakan memory card. Memory card sendiri terdiri dari berbagai jenis. Sebut saja compact flash (CF), secure digital (SD), dan multimedia card (MMC). C. Penting Saat membeli Kamera DSLR Di pasaran berbagai merk serta seri kamera dijual. Spesifikasinya pun macam-macam. Mulai kamera dengan fitur stand-art cocok bagi fotografer pemula, hingga kelas atas dengan fitur canggih yang diperuntukkan fotografer professional. Bagi anda yang kini belum memiliki kamera dan berniat untuk membeli, pastikan mempertimbangkan beberapa hal berikut. 1. Cari informasi sebanyak-banyaknya tentang kamera DLSR Pastikan anda melakukan penelitian kecil-kecilan ke-

14


mampuan dan kekurangan berbagai merk maupun seri kamera DSLR. Beberapa kemampuan tersebut antara lain kemampuan gonta-ganti lensa kamera, seberapa cepat kemampuan autofokus, berapa resolusi dan kualitas gambar dalam kondisi gelap, serta kecepatan pengambilan gambar setidaknya 3 kali per detik secara berturut-turut. 2. Pilih dan jangan pindah Fitur dan kualitas berbagai merek kamera sebenarnya hampir sama. Hanya saja apabila sudah memilih satu merek, jangan berpindah ke merek lain. Dengan membeli kamera DSLR merek tertentu, bagaikan melakukan investasi. Sebab setelah membeli kamera anda akan membeli lensa. Harus diingat, lensa kamera Canon tidak bisa dipergunakan untuk Nikon, sebaliknya lensa Nikon tidak bisa digunakan pada Canon, begitu juga dengan merek-merek lainnya seperti Sony, Olympus dan lainnya. Apabila saat ini anda ingin memiliki Canon 650D, kemudian ingin mengganti kamera DSLR dengan yang baru, maka belilah merek Canon namun dengan seri yang berbeda, missal Canon 7D atau Canon 5D. sehingga lensa-lensa yang sebelumnya dimiliki masih bisa dipergunakan. 3. Sesuaikan dengan kebutuhan Pahami kebutuhan anda, kemudian baru tentukan kamera yang sesuai. Misalnya anda membutuhkan untuk jalan-jalan, maka sebaiknya memilih kamera yang ringan dan ukurannya tidak terlalu besar. Tetapi jika kebutuhan anda adalah foto jurnalistik atau olahraga, yang kadang digunakan di dalam mau-

15


pun luar ruangan, dengan kondisi cahaya terang dan gelap serta objek yang bergerak cepat, maka kamera DSLR canggih dengan kinerja autofokus dan kinerja cepat yang dibutuhkan.

4. Tentukan ukuran dan kenyamanan kamera di tangan Peganglah kamera tersebut. Apakah anda merasa nyaman? Apakah terlalu besar? Apakah terlalu berat? Pastikan kamera yang diberi benar-benar nyaman dipegang. Sebab kenyamanan kamera dalam jangka panjang berpengaruh pada kesehatan penggunanya. Selain itu jika kamera anda terlalu berat atau juga terlalu ringan juga akan berpengaruh saat memotret. Jika terlalu ringan mudah bergoyang atau jika terlalu berat anda akan kesulitan bermanuver. 5. Sesuaikan dengan uang yang anda miliki Hal terakhir yang perlu diperhatikan adalah memastikan kemampuan finansial anda. Pilihlah kamera yang sesuai dengan uang yang dimiliki. Jika uang anda belum cukup untuk membeli kamera yang disukai, maka tunda saja. Sabar dan kumpulkan lagi uang hingga cukup. Jangan paksakan diri membeli kamera dengan kualitas di bawah standard anda. Kemudian jangan menghabiskan semua uang hanya untuk kamera. Foto yang berkualitas tidak hanya diperoleh dari body kamera yang bagus. Tetapi juga perlengkapan lainnya seperti lensa, lampu kilat eksternal, tripod, filter lensa dan lainnya. Maka berhitunglah dengan cermat.

16


Soal Latihan BAB I 1. Sebutkan Komponen Kamera DSLR ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... 2. Apa saja yang terpenting Saat membeli Kamera DSLR? ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... 3. Apa yang dimaksud dengan Shutter/Rana ? ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... 4. Apa yang dimaksud dengan Viewfinder ? ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... 5. Apa yang dimaksud dengan lensa dalam fotografi ? ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ...........................................................................................................................

17


BAB II

Mengenal Lensa Kamera DSLR

S

alah satu bagian terpenting pada kamera DSLR adalah lensa. Lensa berfungsi untuk memokuskan cahaya dan mengantarkannya kedalam badan kamera. Lensa bagaikan “mata” kamera, lensa menentukan apa dan bagaimana kamera akan melihat objek. Seberapa baik pandangan ditransmisikan ke chip sensor kamera untuk direkam. Ibaratnya lensa kamera sebagai kuas pelukis, stroke luas, stroke menengah, kuas multi fungsi, dan kuas detail kecil. Di bagian luar lensa biasanya terdapat tiga cincin, yaitu cincin panjang fokus (untuk lensa jenis variabel), cincin diafragma, dan cincin fokus. Ada beberapa hal yang harus dipahami ketika menggunakan lensa. Misalnya ketika acara kumpul-kumpul fotografer anda mendengar perbincangan diantara mereka. “Ihh…fotonya keren mas, ini pakai kamera berapa millimeter?.” Terus dijawab, “Saya pakai lensa 18mm-35mm.” Apa sesungguhnya ukuran-ukuran tersebut? Apa pengaruhnya pada hasil jepretan kita? Perbincangan tadi, sejatinya sedang membicarakan mengenai focal length atau panjang focal lensa. Sederhananya focal length adalah jarak antara lensa dan bidang focal sensor dimana foto terbentuk. Lebih mudahnya lihat skema di bawah ini. Lalu apa pengaruhnya ketika memotret? Focal length sebuah lensa tentu saja memiliki pengaruh besar. Focal length akan

18


menentukan seberapa lebar sudut pandan gan lensa. Semakin pendek FOCAL LENGTH PADA KAMERA DSLR focal length maka semakin besar pandangan, sebaliknya semakin panjang focal length makin sempit pula sudut pandangnya. Perhatikan gambar di bawah ini. Istilah lain yang kita temui berhubungan dengan lensa adalah depth of field (DOF). DOF merupakan ukuran seberapa jauh bidang fokus dalam foto. DOF lebar artinya sebagian besar obyek foto, dari yang terdekat dari kamera hingga yang terjauh akan terlihat tajam dan fokus. Sementara DOF sempit, maksudnya hanya bagian obyek pada titik tertentu saja yang tajam sementara sisanya akan kabur atau tidak fokus. Gambar di atas merupakan contoh DOF yang sempit. Sebab objek yang fokus hanya dibagian tengah saja, sedangkan objek yang paling dekat dan paling jauh kabur karena tidak fokus. Sedangkan gambar dibawah ini merupakan contoh DOF lebar karena objek terdekat hingga terjauh dari kamera tetap tajam

19


dan terlihat fokus. Depth of field dapat diatur berdasarkan bukaan atau aperture lensa. Untuk mendapatkan DOF yang lebar gunakan setting aperture yang kecil, misalkan f-22. Makin ke- FOCAL cil aperture makin luas jarak LENGHT AKAN MEMfokus. Sementara untuk men- PENGARUHI dapat DOF yang sempit, guna- LUASAN SUDUT PANkan aperture sebesar mungkin, DANG missal f/2.8.

Jenis-Jenis Lensa DSLR Keunggulan kamera DSLR dibanding kamera lainnya ialah lensa yang dapat diganti-ganti sesuai dengan kebutuhan saat memotret. Jika pada kamera saku digital menggunakan lensa permanen, maka pada kamera DSLR lensanya dapat dilepas dan diganti dengan lensa lain. Lensa pun terdiri dari berbagai jenis. Setiap lensa akan memberikan efek serta karakteristik yang berbeda, disesuaikan dengan kebutuhan fotografer. Nah, berikut ini akan dijelaskan beberapa jenisjenis lensa. 1. Lensa Standart Lensa standart atau biasanya disebut pula lensa normal merupakan lensa yang paling banyak dipa-

20


kai. Berukuran 50-55mm dan memberikan karakter bidikan natural sebab gambar yang dihasilkan tidak berbeda jauh dengan apa yang dilihat oleh mata. Lensa dengan jarak fokus 50mm ini bebas dari distorsi seperti pada lensa wide atau tele. Lensa standart ini banyak digunakan untuk memotret wajah atau portrait. Bukaan maksimumnya yang cukup besar, membuat latar belakang menjadi kabur. Selain itu lensa jenis ini juga cocok digunakan untuk memotret di dalam maupun luar ruangan. Sehingga untuk mengabadikan kehidupan sehari-hari di jalanan, foto dokumentasi acara maupun foto jurnalistik lensa ini sangat mendukung. Memotret dikondisi cahaya yang gelap pun, lensa ini cukup baik. Meski demikian lensa standart kurang begitu cocok untuk memotret objek outdoor yang jaraknya jauh, misalnya satwa liar, olahraga outdoor, dan lain-lain. 2. Lensa Tele Lensa tele berfungsi untuk mendekatkan subjek, sehingga objek yang berasa di kejauhan menjadi lebih besar. Lensa yang termasuk jenis ini adalah lensa berukuran 70mm ke atas. Lensa tele biasa digunakan untuk fotografi olahraga,

21


satwa liar, pemandangan serta memotret objek yang tidak dapat kita dekati. Karena dapat mengambil gambar dengan jarak yang jauh, lensa tele juga sangat cocok digunakan untuk memotret candid atau diam-diam tanpa sepengetahuan orang yang difoto. Lensa tele juga memiliki ruang tajam yang tipis karena focal length yang jauh. Sehingga daerah yang tidak fokus, misalnya latar belakang menjadi semakin buram. Dengan karakter seperti ini, lensa tele juga cocok digunakan untuk memotret foto portrait. Dimana orang yang difoto akan lebih fokus karena latar belakangnya kabur. Ciri khas foto menggunakan lensa tele lainnya adalah foto terlihat terkompres. Latar belakang dan objek foto sepertinya menjadi terlihat dekat, sehingga menimbulkan kesan dua dimensi. Hanya saja menggunakan lensa tele memiliki tantangan tersendiri. Objek yang difoto terkadang kabur, karena membuat kamera stabil dan mencari fokus merupakan tantangan tersendiri. Apalagi ukuran lensa yang cukup besar dan berat membuat fotografer memerlukan alat bantu berupa tripod atau bisa juga dengan menambah kecepatan shutter dan ISO. 3. Lensa Wide Angle (Lensa Sudut-Lebar) Lensa wide memiliki karakteristik dapat menangkap objek yang luas dalam ruang relatif sempit. Dengan lensa ini subjek terlihat lebih kecil daripada ukuran sebenarnya. Sebut saja ketika memotret orang yang berjejer bisa lebih banyak dibanding menggunakan lensa standart. Ukuran lensa wide

22


beragam mulai dari 17mm, 24mm, 28mm, dan 35mm. Prinsipnya semakin pendek focal length-nya, semakin besar pandangannya. Focal length yang pendek memungkinkan kita untuk memotret dengan kecepatan shutter lebih lambat. Gambar yang dihasilkan pun tidak kabur, apabila objek tidak bergerak. Misalnya ketika menggunakan lensa 28mm, dengan kecepatan shutter 1/30 detik gambar yang dihasilkan tetap baik. Apalagi jika pada lensa terdapat teknologi stabilisasi gambar, kita dapat memotret dengan kecepatan shutter lebih rendah. Hanya saja memotret menggunakan lensa wide memiliki tantangan tersendiri. Lensa wide yang digunakan tidak tepat, dapat menghasilkan distorsi. Gambar bisa melebar dari kenyataannya. Jika kita memotret wajah, bisa terjadi hidung atau kening orang yang dipotret bisa lebih besar dari kenyataan. Apabila memotret landscape, rentan terjadi penyimpangan warna. Untuk menghindarinya, sebaiknya tidak memasukkan terlalu banyak elemen yang difoto. Hal ini akan membuat objek utama yang difoto menjadi terlihat kecil. Kita dapat mendeka-

23


ti objek tersebut atau mengubah sudut pandang. Sehingga carilah posisi yang tepat untuk menghindari distorsi. Namun, distorsi yang terjadi dapat juga kita manfaatkan untuk membuat efek pada gambar sehingga hasilnya menjadi lebih menarik. Sebut saja ketika memotret bayi, distorsinya bisa kita gunakan agar wajahnya terlihat lebih lucu. Maka berlatihlah dengan lensa wide, untuk mengetahui distorsidistorsinya, dan memanfaatkannya untuk memperindah foto anda. 4. Lensa Zoom Lensa jenis ini memiliki ukuran yang fixed, sebut saja 80-200mm. Jika lensa lainnya memiliki satu focal length, tetapi lensa zoom bisa berubah-ubah. Cukup dengan memutar gelang zoom focal length akan berubah. Lensa zoom memiliki kelebihan praktis digunakan, sebab bisa menggunakan zoom sehingga tidak perlu mendekati objek foto yang berada jauh dari fotografer. Objek bisa dibesarkan maupun dikecilkan sesuai dengan keinginan tanpa harus berpindah tempat. Sehingga fotografer tidak perlu membawa banyak lensa dan gonta-ganti lensa, apalagi jika memiliki lensa zoom sapujagat.

24


5. Lensa Fish Eye Pernah melihat gambar sebuah gedung yang melengkung? Gambar yang terdistorsi menjadi oval dan terlihat seperti gepeng itu difoto menggunakan lensa fish eye. Lensa jenis ini merupakan lensa wide angle dengan diameter 8-16mm, yang memberikan pandangan 180 derajat. Lensa dengan ukuran 8-10mm akan memberikan distorsi oval, sedangkan focal length 1516mm menghasilkan gambar berbentuk persegi panjang seperti biasa. Namun, distorsi yang dihasilkan tetaplah sangat berlebihan. Lensa fish eye ini banyak digunakan untuk seni fotografi, karena kita sangat sulit menghasilkan foto yang sesuai dengan realita sesungguhnya. Hanya saja harga lensa fish eye lumayan mahal, sebab termasuk lensa khusus dan lebih sukar dibuat. 6. Lensa Macro Lensa jenis ini biasa digunakan untuk memotret benda yang kecil. Lensa macro dapat fokus relatif dekat dengan objek foto. Lensa macro murni memiliki perbandingan pembesaran 1:1,

25


yang berarti ukuran objek sama ukurannya dengan ukuran sensor kamera atau film. Jika memotret bunga dengan diameter 1,5 cm, maka ukuran bunga yang ditangkap sensor kamera juga sama. Fitur kamera yang digunakan untuk foto jarak dekat missal foto bunga, serangga, dan berbagai benda kecil supaya tampak lebih tajam. Lensa ini memang dirancang untuk menghasilkan foto yang tajam, dengan latar belakang yang lembut. Sebenarnya lensa ini bagus untuk memotret portrait, namun banyak keluhan karena hasilnya yang terlalu tajam. Auto fokusnya juga sering dikeluhkan kurang cepat dan tidak begitu akurat, terutama memotret jarak dekat sehingga banyak yang memilih menggunakan manual fokus.

Tips Merawat dan Membersihkan Lensa

Lensa kamera merupakan bagian terpenting untuk menghasilkan foto yang baik. Lensa sebagai jendela untuk melihat objek yang difoto. Karena itu, lensa haruslah selalu dirawat. Namun, kita perlu hati-hati jika salah malah lensa jadi rusak dan hasil jepretan jadi tidak sempurna.

26


Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan untuk merawat dan membersihkan lensa.

Beberapa langkah perawatan lensa: 1. Jangan sekali-kali menyentuh lensa dengan jari. 2. Pastikan lens-cap (penutup lensa) terus terpasang ketika tidak dipergunakan. Ini bertujuan mengurangi terpapar dan menempelnya debu di permukaan lensa. 3. Pada lensa terdapat bagian bergerak seperti tombol, dial, fokusing ring dan putaran zoom. Jika ada yang macet jangan diputar atau dibuka dengan paksa. Lebih amannya bawalah ke orang yang paham atau ke service center produsen lensa. 4. Masukkan lensa ke dalam drybox jika tidak digunakan. Ini akan menghindari lensa dari kemungkinan terkena jamur. 5. Jika ingin membersihkan lensa, maka pergunakanlah peralatan pembersih yang baik. Gunakan lens brush, lens paper, lens blower lens cloth serta lens cleaning fluid.

Berikut langkah membersihkan lensa: 1. Mulailah dengan membersihkan bagian depan dan belakang lensa menggunakan lens blower. Hal ini agar partikel debu yang menempel bisa dihilangkan. Disarankan jangan

27


langsung membersihkan lensa dengan lens cloth atau lens paper karena partikel debu yang ikut tergosok dapat membuat permukaan coating lensa tergores. Akibatnya munculnya gangguan permanen pada foto yang dihasilkan. 2. Partikel debu yang masih menempel dapat dihilangkan dengan lens brush. 3. Langkah selanjutnya, usap lensa dengan lembut dan perlahan menggunakan lens cloth/paper kering. Ingat gerakan yang dilakukan sebaiknya memutar dari bagian dalam menuju keluar lensa. 4. Apabila ingin menggunakan cairan pembersih lensa/lens cleaning fluid, karena kotoran-kotoran lensa yang agak membandel, jangan meneteskannya langsung pada lensa. Teteskanlah terlebih dahulu pada lens paper, barulah diusapkan secara perlahan pada bagian lensa.

28


Soal Latihan BAB II 1. Sebutkan Beberapa langkah perawatan lensa ! ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... 2. Ada berapa langkah dalam membersihkan lensa? sebutkan! ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... 3. Apa berapa jenis lensa yang kamu ketahui ? ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... 4. Apa yang dimaksud dengan lensa Zoom ? ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... 5. Apa yang dimaksud dengan depth of field (DOF) ? ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ...........................................................................................................................

29


BAB III

Pencahayaan (Exposure) Pada Kamera

F

otografi merupakan gambar yang didapatkan dengan melakukan permainan cahaya. Secara harfiah, photography dalam Bahasa Inggris, berasal dari kata photo yang artinya cahaya dan graph yakni tulisan atau lukisan. Secara sederhana fotografi diartikan sebagai menulis atau melukis menggunakan media cahaya. Fotografi merupakan proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu objek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai objek tersebut pada media yang peka cahaya. Artinya dalam dunia fotografi, tanpa cahaya tidak ada foto yang bisa dibuat. Dapat dikatakan, cahaya merupakan element paling penting dalam memotret. Kesalahan dalam mengatur pencahayaan atau exposure, bisa dipastikan tidak akan di dapat foto yang bagus. Pencahayaan sendiri ialah kuantitas cahaya yang di perbolehkan masuk dan mengenai sensor kamera untuk direkam menjadi gambar. Pencahayaan pada kamera di dapatkan dari tiga element utama yaitu diafregma (aperture), kecepatan shutter (shutter speed), dan ISO. Berikut penjelasan ketiga hal tersebut. 1. Diafragma (Aperture) Diafragma (Aperture) atau juga disebut bukaan lensa, berfungsi mengatur jumlah volume cahaya yang masuk. Diafragma terdapat di belakang lensa, terbentuk dari 5 – 8 lempengan logam yang tersusun melingkar. Diafragma dapat di

30


atur agar membuka lebih lebar atau lebih sempit. Jika bukaan lebar maka makin banyak cahaya yang masuk, begitu pula sebaliknya. Diafragma juga digunakan untuk mengendalikan ruang tajam atau depth of field (DOF). Diafragma dapat di analogikan seperti sebuah jendela, semakin dibuka semakin banyak cahaya yang masuk. Oleh karena itu apabila memotret di ruangan yang sangat terang, maka kita dapat mengatur diafragma membuka lebih kecil. Sehingga cahaya yang masuk ke dalam kamera juga lebih sedikit. Sebaliknya apabila memotret di tempat yang gelap, diafragma dapat di buka lebih besar agar cahaya yang masuk semakin banyak. Diafragma disimbolkan dalam huruf “f�. Ukuran besaran membuka diafragma dapat dilihat dari angka di belakang huruf “f� tersebut. Misalnya f/2, f/2.8, f/4, f/5.6, f/8, f/11 dan f/16, dst. Namun jangan salah, dalam pengukuran diafragma semakin kecil angka, semakin bukaan yang dihasilkan akan semakin lebar. Begitu juga sebaliknya, semakin besar angkanya maka bukaan diafragma semakin kecil. Jadi, jika diafragma disetting pada f/2 maka diafragma akan lebih besar di banding f/10. Sehingga cahaya yang lebih banyak masuk ke dalam kamera adalah ketika diafragma disetting di angka f/2. Lebih jelasnya lihat gamabar di bawah ini. Lensa satu dengan lainnya memiliki besaran minimum dan maksimum bukaan lensa yang berbeda – beda. Kita dapat melihat angka yang tertera dalam lensa, misalnya f/3.5-5.6, artinya lensa dapat membuka maksimum dan minimum di angka tersebut. Namun masih tergantung pula dari fokus length

31


yang digunakan. Sebagai contoh, bila kita mengatur focal length pada angka 18mm, maka maksimal bukaannya adalah f/3.5, tetapi seiring kita memperpanjang focal length dengan gelang zoom, m a ks i m a l F/2 F/2,8 F/4 F/5,6 F/8 F/11 bukaan berubah sampai ke PERBANDINGAN DIAFRAGMA,SEMAKIN KECIL 5.6. ANGKANYA SEMAKIN BESAR BUKAANNYA, SEBALIKNYA SEMAKIN SEMAKIN BESAR ANGKANYA Bukaan SEMAKIN KECIL BUKAANNYA diafragma besar atau kecil akan berpengaruh pada ruang tajam foto (DOF). Lensa dengan bukaan besar dapat digunakan untuk menghasilkan foto dengan subjek yang tajam dengan latar belakang blur. Sedangkan bukaan kecil akan menghasilkan gambar yang tajam dari foreground (latar depan) hingga background (latar belakang). Oleh karena itu lensa dengan bukaan kecil, biasanya digunakan dalam pemotretan landscape yang memang membutuhkan detail dan ketajaman di seluruh bagian foto. 2. Shutter Speed Shutter atau rana merupakan pintu masuk cahaya ke dalam kamera. Jika kita menjepret kamera shutter akan terbuka dan memasukkan cahaya ke sensor kamera. Sedangkan shutter speed atau kecepatan shutter ialah durasi/lama waktu terbukanya shutter dan menutup kembali. Lama tidaknyashutter terbuka dan tertutup kembali, akan mempengaruhi

32


jumlah cahaya yang masuk ke dalam kamera, yang mempengaruhi gambar yang dihasilkan. Semakin lama shutter dibuka maka semakin banyak cahaya yang masuk, sebaliknya semakin cepat shutter dibuka makin sedikit cahaya yang terekam. Satuan shutter speed dihitung dalam detik. Pada body kamera biasanya ada skala yang dapat disetting, mulai dari B, 1, 1/2, 1/4, 1/8, 1/15, 1/30, 1/60, 1/125, 1/250, 1/500, 1/1000, dst. Jika memilih 1/100, artinya shutter akan membuka selama 1/100 detik. Sedangkan B berarti bulb. Jika kita mengatur shutter pada bulb, artinya ketika tombol ditekan maka shutter membuka dan akan menutup kembali setelah dilepaskan. Selain mempengaruhi kuantitas cahaya yang masuk ke dalam kamera, shutter speed juga mempengaruhi hasil foto yang akan kita dapatkan. Shutter speed ini juga bisa membantu kita mendapatkan efek fotografi yang menarik. Shutter speed diatur cepat, digunakan untuk memotret benda yang bergerak. Semakin cepat pergerakan benda tersebut, maka semakin besar angka speed shutter pada kamera yang harus kita atur. Pada kondisi ini kita dapat menangkap/membekukan (freeze) objek yang bergerak dengan jelas. Sedangkan jika kita menggunakan shutter speed lambat untuk memotret benda bergerak cepat, maka hasilnya ialah gambar akan tampak kabur, blur, seakan-akan disapu, namun latar belakang yang tidak bergerak tampak jelas. Efek ini kadang-kadang bagus dan menimbulkan kesan bergerak (sense of motion) dari benda yang dipotret.

33


3. ISO Elemen terakhir yang sangat menen tukan dalam pencahayaan kamera adalah ISO. ISO meru pakan tingkat sensi tivitas sensor kamera terhadap cahaya yang of Photography, kombinasi tiga mengenainya. Ting- Triangle elemen pencahayaan diafragma, shutter kat sensitivitas sen- speed dan ISO sor atau ISO diukur dari angka. Mulai dari yang terkecil 80, 100, 200, 400, dan seterusnya pada beberapa kamera DSLR ISO dapat mencapai 12.800. Angka rendah menggambarkan sensitivitas ISO rendah. Semakin tinggi nilai sensitivitas ISO maka semakin sedikit kuantitas cahaya yang diperlukan. ISO rendah diatur jika objek yang dibidik berada dalam lingkungan dengan cahaya yang terang. Sebaliknya semakin gelap objek yang dibidik, maka nilai ISO yang dibutuhkan semakin besar. Hanya saja menaikkan ISO harus menjadi pilihan terakhir. Apabila shutter speed dan bukaan diafragma sudah tidak memungkinkan lagi dioptimalkan. Sebab, menaikkan ISO akan menurunkan kualitas gambar karena muncul bintik-bintik yang disebut “noise�. Foto akan terlihat berbintik-bintik sep-

34


erti butiran pasir dan detail objek yang halus akan hilang. Oleh karenanya hati-hati menggunakan ISO tinggi. Setelah melihat penjabaran tiga elemen pencahayaan di atas, dapat dikatakan baik buruknya foto sangat dipengaruhi pengaturan ketiganya. Diafragma berfungsi mengatur besar kecilnya cahaya yang masuk ke kamera, shutter speed untuk mengatur lamanya cahaya masuk ke kamera serta ISO yang mengatur tingkat sensitivitas sensor kamera. Kombinasi ketiganya sering juga disebut “Segitiga Fotografi� (triangle of photography), yang terlihat dari skema dibawah ini. Hubungan dari ketiganya bisa membuat hasil foto menjadi kelebihan cahaya (over exposure) yang membuat foto pucat atau bahkan menjadi putih. Kekurangan cahaya (under exposure) yang membuat gambar menjadi gelap. Foto yang baik tentu saja yang pencahayaannya tidak berlebihan juga tidak kekurangan. Memahami kombinasi antara diafragma, shutter, dan ISO dalam pencahayaan dapat kita analogikan ketika mengisi air di bak dengan kran. Diafragma berperan sebagai besar kecilnya kran dibuka, sedangkan shutter waktu pengisian, dan ISO sebagai baknya. Beberapa kondisi yang kadang kala terjadi sebagai berikut: Pertama, jika kran dibuka lebar dan waktu mengisinya dibiarkan lama maka air dalam bak akan meluap. Artinya jika diafragma dibuka lebar dan shutter diatur lambat, akan dihasilkan foto berwarna pucat karena kelebihan cahaya. Kondisi kedua, kran dibuka kecil dan waktu pengisian diatur cepat, maka ember tidak akan penuh. Kondisi seperti ini, diafragma dibuka

35


lebar dan shutter cepat, maka foto kekurangan cahaya alhasil gambar menjadi gelap. Kondisi lainnya, kran air sudah dibuka maksimal dan waktunya sudah diset paling lama namun bak belum penuh-penuh juga, maka bak perlu diganti dengan ukuran yang lebih kecil. Sehingga penuh pas sesuai dengan waktu yang diatur. Artinya di sini, jika diafragma sudah dibuka maksimal dan shutter juga diatur lambat namun masih gelap, maka perlu meningkatkan nilai ISO.

Metering Mode

Bagaimana kita bisa mengetahui setting pencahayaan kamera kita sudah cukup baik dan siap untuk memotret? Nah, kita bisa mengetahuinya dengan menggunakan fitur metering mode, exposure metering, camera metering (setiap merek kamera istilahnya berbeda), kita sebut saja metering. Metering berfungsi untuk mengukur cahaya yang dilihat kamera, cahaya yang masuk ke lensa. Ketika melihat objek yang sedang dibidik melalui view finder kamera, kondisi cahaya di objek tersebut akan dikur sistem metering. Tujuan metering menghasilkan foto yang sesuai pencahayaannya. Fitur metering akan melakukannya analisa seberapa gelap atau terangkah objek foto, selanjutnya menentukan besarnya shutter speed, diafragma, dan ISO. Hal ini agar foto yang dihasilkan tepat dari sisi pencahayaan, tidak gelap ataupun tidak terlalu terang. Metering pada kamera DSLR memiliki beberapa mode, yaitu:

36


1. Mode Evaluate/Matrix Mode ini akan mempertimbangkan, menghitung serta meratakan tingkat pencahayaan yang akan masuk ke kamera. Mode ini cukup akurat apabila objek yang akan dipotret memiliki intensitas cahaya yang relatif sama rata. Mode ini nantinya akan membuat kotak virtual pada sasaran yang dapat dilihat saat membidik sasaran di view finder. Metering akan menunjukkan informasi nilai cahaya pada setiap kotak virtual tersebut. Kemudian memberikan nilai pencahayaan keseluruhannya. Hanya saja, apabila kita memotret beberapa objek yang intensitas cahayanya berbeda-beda dalam satu bidang, mode ini kurang akurat. Cobalah mode metering lainnya. 2. Mode Spot Metering Mode ini mengukur bidang tertentu yang sangat kecil, umumnya hanya 1-5% sudut tangkap lensa. Mode spot metering cocok untuk memotret objek dengan pencahayaan yang kontras, karena informasi yang diberikan lebih akurat. Hal ini dikarenakan mode ini dapat mengukur bidang tertentu yang sangat kecil. Dengan modus ini kita mendapatkan pengukuran yang lebih akurat pada objek yang memiliki kontras tinggi. Contohnya, ketika memotret wajah model yang terkena cahaya di samping pun dapat diukur dengan mode ini.

37


3. Modus Center-Weighted dan Partial Metering Pada mode ini kamera mengkosentrasikan sebagian besar antara 15 hingga 60% perhitungan cahaya di tengah pemandangan. Mode ini memfokuskan pengukuran cahaya pada sebidang besar di tengah sasaran. Biasanya banyak digunakan untuk memotret figure atau wajah dengan portrait.

38


Soal Latihan BAB III 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Mode Evaluate/Matrix ! ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... 2. Ada berapa langkah dalam membersihkan lensa? sebutkan! ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... 3. Apa yang kamu ketahui tentang ISO ? ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... 4. Apa yang kamu ketahui tentang Shutter speed ? ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... 5. Apa yang dimaksud dengan Triangle photography ? ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ...........................................................................................................................

39


BAB IV

Mengoprasikan Kamera DSLR

S

etelah memahami bagian-bagian kamera, cara kerjanya serta pengetahuan dasar exposure, kini saatnya kita membahas bagaimana mengoperasikan kamera DSLR. Untuk menjepret kamera DSLR dan mendapatkan hasil yang baik, anda terlebih dahulu harus mengetahui hal-hal berikut ini.

A. Modus Pemotretan

Modus pemotretan merupakan cara instan yang digunakan fotografer untuk memperoleh setting kamera sesuai kondisi dan situasi yang sedang dihadapinya. Pada kamera DSLR, telah disediakan berbagai pilihan modus pemotretan. Kita bisa mengatur kamera secara otomatis, semi otomatis hingga sepenuhnya manual. Jika anda fotografer pemula, bisa memulai jepret-jepret dengan pengaturan otomatis. Namun, semakin banyak pengalaman dan pengetahuan mengenai fotografi, cobalah menggunakan setting manual, sensasi yang akan didapatkan lebih terasa. Setiap modus dapat digunakan ketika anda menghadapi situasi-situasi yang berbeda. Sebuah objek yang dijepret dengan dua modus yang berbeda akan menghasilkan foto yang berbeda pula. Oleh karena itu, pemilihan modus harus sesuai dengan kondisi objek yang ingin difoto. Jika pemilihan modus kurang tepat, maka hasil fotonya menjadi kurang bagus. Berikut modus-modus yang terdapat pada kamera DSLR.

40


Modus Otomatis 1. Modus Auto Pada modus auto, fotografer menyerahkan semua pengaturan kepada kamera. Tugas fotografer hanya mengarahkan kamera pada objek yang akan dipotret dan menekan shutter. Pengaturan shutter speed, diafragma, ISO, white balance, fokus, dan flash semua diatur secara otomatis. Fotografer tidak dapat mengubah pengaturan kamera, sekali lagi hanya tekan tombol shutter. Modus ini, biasanya digunakan fotografer pemula. Untuk memilih modus ini, arahkan tombol pengaturan pada lambing ‘Auto’. 2. Flash Off Modus flash off pada tombol disimbolkan dengan petir yang diberi garis melintang. Dengan memilih modus ini kamera akan mematikan flash internal, walaupun lampu pembantu pencarian fokus tetap hidup. Sedangkan pengaturan kamera lainnya seperti shutter speed, diafragma, ISO, white balance, serta fokus diatur secara otomatis. Modus ini mirip dengan modus auto, hanya saja flash internal dimatikan. Fotografer biasanya menggunakan modus ini untuk menangkap pencahayaan natural pada objek yang difoto. 3. Close Up/Macro Mode Modus ini digunakan untuk memotret objek dari jarak sangat dekat, seperti bunga, serangga,

41


koin dll. Modus ini akan mengatur bukaan diafragma menjadi lebih kecil. Hanya saja tidak banyak kamera yang memiliki kemampuan close-up ekstrem, sebab walau bagaimana pun, itu tergantung pada kualitas lensa yang digunakan. Oleh karena itu ketika memilih modus ini, disarankan menggunakan lensa makro untuk mendapatkan hasil maksimal. 4. Sport Mode Modus ini cocok untuk memotret objek yang bergerak dengan cepat. Seperti mobil balap, motor balap, atau aksi pemain sepak bola, basket, volly, yang semuanya bergerak cepat. Modus ini akan memberikan efek objek yang terekam seakan membeku namun tetap berada dalam fokus. Dengan memilih modus ini, kamera akan diatur secara otomatis memotret dengan kecepatan shutter tinggi. Fokus lensa diatur continuous fokus tanpa bantuan lampu AF. 5. Night Mode Jika memotret malam hari, gunakanlah modus ini. Modus ini mengkombinasikan setelah ISO, kecepatan shutter dan bukaan diafragma secara otomatis agar dapat memotret di lingkungan dengan kuantitas cahaya yang sedikit. Lampu flash tidak diperlukan pada modus ini, kamera akan memanfaatkan sumber-sumber cahaya di sekitar objek foto semaksimal mungkin. Disarankan untuk hasil yang lebih bagus, sebaiknya menggunakan tripod saat memotret di malam hari.

42


6. Landscape Mode Modus ini cocok digunakan memotret pemandangan. Dengan modus ini bukaan diafragma akan dipaksa dekecil mungkin sehingga foto yang dihasilkan tajam merata hingga sudut-sudut terkecil. Efek latar depan dan belakang berada dalam fokus. 7. Potrait Mode Modus cocok digunakan untuk memotret wajah atau model. Modus potrait alan menciptakan latar belakang gambar yang kabur, sehingga objek terlihat lebih menonjol. Dengan memilih modus ini, kamera akan diatur menggunakan diafragma besar yang membuat latar belakang kabut atau tidak fokus.

Modus Semi Otomatis 8. P (Program Mode) Modus ini hampir mirip dengan mode auto. Perbedaannya hanya modus program memberikan prioritas kepada fotografer untuk mengatur beberapa konfigurasi, mulai flash, white balance, ISO, dan lainnya. Hanya saja, settingan setiap kamera berbeda-beda. Anda harus memeriksa buku manual untuk lebih jelasnya. 9. A (Aperture Priority) Modus Aperture Priority termasuk pengaturan semi otomatis. Fotografer bisa mengatur diafragma dan pengaturan lainnya, seperti shutter speed, white balance, ISO, dan lain-lain, akan disesuaikan secara otomatis oleh kamera untuk menghasilkan

43


exposure yang tepat. Modus Aperture Priority ini, sangat penting ketika menginginkan kendali pada depth of field. Seperti sudah di jelaskan sebelumnya, ketika kamera di setting diafragma dengan bilangan besar berarti akan mendapatkan bukaan diafragma yang lebih kecil dan cahaya yang masuk sedikit. Sehingga akan mendapatkan depth of field lebar, sebagian besar foto akan terfokus. Bilangam diafragma kecil berarti sebaliknya, diafragma membuka besar,depth of field tipis. 10. S (Shutter Priority) Modus ini memberikan kendali pengaturan shutter speed kepada fotografer, dan kamera secara otomatis akan mengatur diafragma, white balance, ISO dan lain-lainnya. Modus ini diperlukan ketika ingin memotret objek yang bergerak cepat, misalnya atlet olahraga sehingga shutter disetel cepat. Bisa jadi juga shutter diset lambat, untuk merekam gerakan sehingga menghasilkan gambar blur seperti air terjun, lampu kendaraan, dan lainnya. Selain itu shutter speed lambat juga digunakan pada saat kondisi cahaya rendah, namun sebaiknya menggunakam tripod agar tidak goyang ketika menekan shutter. Sepenuhnya Manual 11. M (Manual Mode) Memilih modus manual, berarti kamera sepenuhnya berada dalam kendali anda. Semua parameter pengaturan seperti shutter speed, diaftagma, ISO, white balance dan lain-lain dapat diatur sendiri. Modus ini memberikan fleksibilitas peng-

44


aturan yang dibutuhkan saat memotret objek. Hanya saja anda untuk menggunakan modus ini, dibutuhkan pengalaman dan jam terbang cukup tinghi. Tetapi mulailah berlatih.

B. Menemukan fokus

Sia-sia apabila mendapatkan objek foto yang menarik, dari sudut pemotretan yang tepat, pengaturan kamera yang sudah yahud, tetapi hasil jepretan kabur alias gak fokus. Jika kita memotret dan fokusnya melenceng, alamat foto tidak bisa digunakan. Foto yang tidak fokus sangat sulit atau bahkan bisa dikatakan tidak dapat diperbaiki lagi. Oleh karena itu mendapatkan fokus saat memotret merupakan hal yang sangat penting. Fokus sendiri adalah sebuah titik tempat berkumpulnya sinar yang ditempatkantepat di sensor kamera. Foto yang tidak fokus berarti titik tersebut jatuh di depan atau di belakang sensor, hasilnya gambar akan menjadi tidak tajam, buram, alias tidak fokus. Berbeda dengan kamera digital saku yang pengaturan fokusnya diatur secara otomatis, kamera DSLR memiliki fitur tambahan melakukan pencarian fokus secara menual. Walau begitu fitur auto fokus tetap dimiliki kamera DSLR. Kita akan membahas satu per satu fitur auto fokus dan manual fokus pada kamera DSLR. 1. Auto Fokus Jika anda mencari fokus secara manual, auto fokus bisa menjadi pilihan. Fitur ini berfungsi untuk memudahkan fotografer, khususnya bagi pemula, untuk mendapatkan gambar

45


yang fokus dan tajam. Pada kamera DSLR terdapat beberapa mode Auto Fokus yang bisa ditemui. • AF-S atau Single Point Fokus Mendapatkan fokus dengan mode AF-S sangat mudah. Hanya dengan menekan setengah dari tombol shutter. Secara otomatis kamera akan mengunci objek yang akan dipotret. Mode ini baik untuk memotret objek foto yang diam, seperti landscape, portrait, dan lain-lain, namun ketika objek bergerak gambar tidak akurat. • AF-Contiuous Kebalikan dengan mode AF-single point fokus yang cocok untuk objek diam. AF-Contiuous sangat baik digunakan untuk memotret objek yang bergerak. Cara kerjanya hampir sama, saat auto fokus diaktifkan dengan menekan tombol shutter setengah penuh, kamera akan mengikuti gerak objek foto yang bergerak. Kamera akan memprediksi gerakan objek foto dan memindahkan titik fokus sesuai prediksi. Fotografer hanya perlu terus menekan tombol shutter setengah dan ikuti objek fotonya. • AF-A atau Al-Fokus Mode ini merupakan campuran dua mode auto fokus sebelumnya. Apabila kamera mendeteksi objek foto tidak bergerak, maka secara otomatis akan bersifat auto single shot, tetapi jika objek foto terdeteksi bergerak, kamera akan otomatis memprediksi letak dan mengikuti objek foto. Mode ini baik digunakan untuk memotret objek yang pada awalnya tidak bergerak, tetapi akan segera bergerak.

46


2. Manual Fokus Manual fokus artinya fokus yang didapatkan dengan memutar gelang fokus pada lensa. Walaupun mode auto fokus di kamera DSLR sudah memiliki kinerja yang baik, manual fokus tetap menjadi pilihan fotografer handal. Terutama ketika ingin memotret benda-benda kecil dengan jarak dekat. Pada kondisi seperti ini, auto fokus memiliki kelemahan karena terkadang gagal mendeteksi objek. Penyebabnya jarak yang terlalu dekat dan objek foto memiliki kontras warna rendah.

C. Memegang Kamera

Salah satu hal penting dalam mengoperasikan kamera DSLR adalah posisi saat memotret. Memegang kamera juga ada tata caranya, bukan asal pegang da nasal jepret. Teknik memegang kamera saat memotret juga menjadi penentu foto yang dihasilkan akan bagus atau tidak. Kamera DSLR dirancang untuk dijepret dengan jari telunjuk tangan kanan. Sehingga sesungguhnya desain kamera agak diskriminatif dengan fotografer kidal, sehingga mungkin akan merasa tidak nyaman. Saat memegang kamera, tangan kanan bertugas untuk memegang grip kamera dan menekan tombol shutter. Sedangkan tugas tangan kiri, memfokus sekaligus menahan bobot kamera sehingga menjadi kokoh. Kamera dengan fasilitas auto fokus, membuat tangan kiri dipakai untuk menambah kestabilan kamera. Namun, sedang menggunakan lensa tele, peran tangan kiri untuk menyangga berat kamera.

47


Saat memotret sebaiknya kedua mata dalam posisi terbuka. Satu mata melihat view finder sementara mata lain melihat adegan di luar kamera. Hal ini dilakukan untuk berjaga-jaga agar tidak kehilangan moment lain saat tidak masuk dalam jendela bidik. Hanya saja ini memang factor kebiasaan. Jika belum terbiasa memotret dengan kedua mata terbuka, maka satu mata lain harus dipicingkan. Dengan memicingkan satu mata membuat fotografer lebih berkonsentrasi namun kondisi ini sering membuat terlambat memotret kejadian yang berlangsung cepat. Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan ketika memegang kamera: 1. Jangan memegang kamera dengan satu tangan. Dua tangan membuat kamera lebih stabil. Tangan kanan memegang grip, sedangkan tangan kiri menopang lensa sambil mengatur dengan memutar-mutar lensa. Ingat telunjuk kanan harus berada di tombol shutter. 2. Pusatkan berat kamera pada tangan kiri. Agar lebih kokoh dan stabil, tempelkan tangan kiri ke dada/perut atau samping badan, sehingga tangan kanan sebagai kontrol dan penyeimbang.

48


3. Kekuatan tangan sangat dibutuhkan, terutama saat menggunakan shutter speed rendah. Gerakan jari saat menekan tombol shutterakan mendorong kamera, sehingga bergoyang, akibatnya gambar menjadi tidak fokus. Maka tangan kiri harus kuat menopang sebagai peredam goyangan. 4. Kaki dibuka selebar badan, sehingga berdiri dengan kokoh. 5. Jika mendapatkan sandaran, misalnya dinding, mobil, pohon dan lainnya, gunakan sehingga badan kokoh dan tidak goyang.

D. Aksesoris Kamera DSLR

Jika anda pecinta fotografer tentu tidak akan puas hanya menggunakan kamera standart pabrikan. Memang kini berbagai aksesoris kamera DSLR banyak beredar di pasaran. Fungsinya pun bermacam-macam. Mulai dari membantu pencahayaan, menunjang kemampuan lensa, hingga media penyimpanan. Berbagai aksesoris tersebut digunakan untuk menambah kualitas foto, efek hingga artistic sebuah foto. Beberapa aksesoris yang lazim digunakan fotografer antara lain: 1. Tripod/Monopod Salahh satu aksesoris yang harus dimiliki fotografer pemula maupun professional adalah tripod atau monopod. Tripod memiliki fungsi utama untuk menyangga kamera agar tidak

49


bergoyang saat memotret sehingga hasilnya tidak kabur. Tripod dan monopod berbentuk seperti kaki-kaki yang tingginya bisa diatur sesuai kebutuhan. Perbedaannya, tripod dan monopod terletak pada jumlah kaki-kakinya. Tripod memiliki tiga kaki, sedangkan monopod hanya satu kaki. Berbagai kamera dan lensa memang telah memiliki fitur image stabilization (IS) yang berfungsi meredam getaran dan memproduksi foto yang relatif bersih meski diset ISO tinggi atau kondisi kekurangan cahaya. Hanya saja, teknologi ini belumlah sempurna, sehingga tripod atau monopod tetap penting. Selain menopang beban kamera, tripod juga memiliki fungsi lain yang tak kalah penting dalam mendukung produksi foto yang berkualitas tinggi. Beberapa fungsi tersebut antara lain: • Tripod sangat berguna untuk mendukung pemotretan long exposure dengan shutter speed yang lambat. Jika shutter diset dikecepatan 1/10, 1 detik atau bahkan 5 detik dan memotret tanpa tripod maka hasilnya pasti akan kabur, tidak fokus/blur. Hal tersebut karena kelemahan pada tangan yang tak mampu menstabilkan

50


kamera dengan waktu yang lama. • Tripod juga penting untuk membantu fotografer mengambil foto disudut-sudut yang sangat sulit dijangkau. • Dalam teknik foto makro, sangat penting peran tripod, karena memotret benda kecil sangat rawan terjadi getaran. Dan jika itu terjadi maka foto tidak akan fokus. • Jika anda berlibur dan ingin berfoto bersama-sama dan tidak ada orang lain yang bisa membantu memotretkan, maka tripod sangat penting. Anda bisa mengeset kamera menggunakan timer dimana shutter akan otomatis memotret dalam jangan waktu tertentu. 2. Eksternal Flash/Blitz Eksternal flash atau bisasa disebut blitz berfungsi menjadi sumber cahaya sesaat untuk membuat objek menjadi terang. Flash eksternal dapat disatukan dengan kamera di hot shoe atau ditembakkan dari tempat lain menggunakan konektor. Flash eksternal dapat dapat digunakan lebih fleksibel, dapat ditembakkan dari berbagai sudut, cahaya pun dapat dipantulkan ke dinding, plafon ruangan dan sebagainya. Flash bekerja seperti lampu, hanya saja flash tidak bisa menyala terus menerus, tetapi hanya dalam waktu sangat singkat. Flash menyala antara 1/1000 sampai 1/2000 detik saja. Walaupun demikian cahaya yang dikeluarkan cukup

51


terang dan intensitas cahayanya pun bisa diatur, baik secara auto maupun manual. Bila flash diatur secara manual, akan ada pilihan mengatur kekuatan flash, mulai dari terbesar hingga terkecil. Pada pengaturan otomatis, shutter speed kamera saat memakai flash umumnya adalah 1/60 detik. Jika hasil foto under atau over exposure, anda bisa melakukan kompensasi keluaran flash ke nilai positif atau negatif. Flash eksternal dapat digunakan dalam beberapa teknik yaitu: • Teknik Bounce Flash Teknik ini dilakukan dengan memantulkan cahaya dari flash ke permukaan yang lebih besar, misalnya langit-langit atau dinding. Hasil yang diharapkan, cahaya ruangan menjadi lebih merata dan halus. Teknik ini cocok digunakan di ruangan dengan langit-langit yang tidak terlalu tinggi. • Teknik Diffuse Light Teknik menyebarkan cahaya ini membuat cahaya lebih merata dan halus. Teknik ini dilakukan dengan aksesoris seperti Gari Fong lightspere atau stofen omnibounce, sehingga cahaya bisa disebarkan ke segala arah. Cocok digunakan di ruangan yang kecil. • Teknik Direct Flash Teknik ini langsung mengarahkan flash ke objek yang akan difoto. Ada kelemahan jika menggunakan teknik direct flash ini, hasil jepretan menjadi kasar. Hanya saja, jika dua teknik di atas tidak dapat dilakukan, pilihan terakhir dengan mengarahkan langsung flash ke objek.

52


•

Teknik Off Camera Flash Teknik ini untuk menghasilkan cahaya yang terarah pada suatu subjek. Jika memotret portrait, dengan teknik ini dapat menghasilkan foto objek seakan-akan tiga dimensi. Untuk menggunakan teknik ini, diperlukan penghubung antara kamera dan lampu kilat, seperti kabel sinkronisasi (cable sync flash), atau wireless trigger (alat pemantik nirkabel). Dengan alat penghubung tersebut, kamera bisa mengatur satu atau beberapa lampu kilat yang disusun dalam beberapa kelompok. 3. Filter Lensa Filter dipasang di depan lensa. Lensa standart akan menangkap cahaya sesuai kondisi secara natural. Namun dengan tambahan filter, lensa dapat mengurangi atau bahkan menambah efek warna cahaya yang masuk ke kamera. Filter juga berfungsi melindungi lensa kamera agar terhindar dari kotoran atau goresan. Terdapat berbagai jenis filter yang ada di pasaran, fungsinya juga macam-macam. Mulai sekedar menangkal sinar ultra violet hingga infra red. Sebagai catatan, jika ingin membeli filter pastikan ukuran lensa yang dimiliki. Di pasaran terdapat berbagai pilihan diameter filter, demikian juga kualitas

53


optiknya (standar, multi coated, super). Beberapa jenis filter yang banyak digunakan adalah sebagai berikut: • Filter Clear/Neutral Filter jenis ini transparan, sehingga tidak akan merubah warna objek asli yang difoto. Filter neutral berfungsi melindungi bagian depan lensa terpapar debu, air, goresan maupun jari. • Filter UV/Ultra Violet Filter ini mirip dengan filter clear, namun memiliki kemampuan lain untuk menyaring sinar ultra violet bisa menyebabkan foto berkabut (haze). Sinar UV dalam fotografi digital memang tak begitu terasa dibanding pada video, namun filter UV dapat digunakan sebagai filter tetap pada lensa. Fungsi minimalnya, melindungi lensa. • Filter IR/Infra Red Jenis infra merah memang bukan filter yang digunakan untuk memproduksi gambar realis, sesuai asli objek. Filter ini bekerja dengan memblokir semua spectrum cahaya yang akan masuk ke dalam lensa kecuali sinar infra merah. Memotret dengan filter ini akan menghasilkan foto dengan pergeseran warna yang unik. Foto yang dihasilkan seakan-akan bersalju. • Filter Close-Up Bila lensa andra pecinta makro namun kamera anda memiliki kemampuan makro yang pas-pasan, maka filter ini bisa membantu meningkatkan kemampuan makro dari

54


lensa kamera anda. Filter close-up mengurangi minimum distance fokus atau jarak minimum suatu lensa untuk mampu memfokus sebuah objek. Filter semacam ini kekuatan perbesarannya dinyatakan dalam diopter, dimana skala terendah adalah +2 dan tertinggi +10. Ada kalanya peminat makro menumpuk beberapa filter closeup sehingga didapat perbesaran yang lebih tinggi meski efek distorsi dan vignetting juga akan ikut menjadi tinggi. Sejak lensa makro semakin popular, keberadaan filter close-up ini lambat laun mulai tersingkirkan. • Filter ND/Neutral Density Menggunakan filter jenis ini, seakan-akan memakaikan kaca mata hitam dilensa kamera anda. Filter jenis ini memang bekerja untuk mengurangi intensitas cahaya yang masuk ke dalam lensa. Berkurangnya jumlah cahaya, membuat waktu exposure bisa dibuat lebih lama. Biasanya fotografer menggunakan filter jenis ini agar subjek semakin blur/tidak terlihat, misalnya saat mobil yang sedang berjalan. Gerakan aliran sungai atau ombak di pantai akan lebih halus. Filter ini juga digunakan untuk mendapatkan depth of field ketika memotret saat siang hari dimana cahaya sangat terang. • Filter Gradual Neutral Density Filter ini mirip seperti filter ND diatas. Perbedaannya pada filter gradual ND, tidak semua intensitas cahaya dikurangi tetapi hanya setengah saja. Jumlah cahaya yang dibatasi masuk ke dalam sensor dibuat secara gradasi

55


(separasi) sesuai pola tertentu. Filter ini menjadi filter favorit pecinta landscape yang sering memotret bidang kontras tinggi, misalnya setengah bidang foto adalah setengah bidang lagi adalah bumi. • Filter Linear dan Circular Polarizing Filter ini berfungsi untuk mengurangi pantulan cahaya dari objek seperti permukaan air, kaca, langit dan lainnya. Polarizing filter (polarizer) banyak digunakan untuk memotret landscape sehingga warna langit yang semakin membiru. Filter ini tersusun dari dua elemen, satu elemen terpasang fix dan satu lagi bisa diputar. Kita perlu memutar elemen filter CPL hingga mendapat efek terbaik.

4. Memori Card Salah satu hal yang paling vital bagi seorang fotografer adalah memory card. Hasil kerja seorang fotografer akan disimpan pada memory card ini. Memory card juga memperngaruhi kinerja kamera anda, dan juga akan berdampak pada foto yang dihasilkan. Untuk kamera DSLR, memory card yang paling populer ada dua jenis, SD Card dianggap tidak berkinerja baik, karena kapasitas yang relative kecil dan juga kinerja

56


yang tidak terlalu cepat. Sehingga kamera-kamera seri terbaru yang canggih, lebih banyak menggunakan CF. Namun kini, perkembangan SD Card juga cukup maju. Teknologinya juga tak kalah dengan CF. Ketika membeli memory card yang paling penting diperhatikan adalah kecepatannya. Kecepatan yang dimaksud adalah kecepatan dalam menyimpan dan membaca data. Memory card yang lambat menyimpan foto yang sudah dijepret akan memperlambat anda ketika akan melakukan jepretan berikutnya. Bayangkan jika anda sedang diburu waktu untuk mengabadikan moment-moment penting. Bisa-bisa banyak peristiwa penting yang terlewatkan hanya karena memory card yang lelet. Kecepatan memory card diukur dari classnya, yang tertera di SD atau CF. Di pasaran terdapa class 2, class 4, class 6, hingga class 10. Artinya ketika kita menggunakan class 4, maka memory card tersebut memiliki kemampuan menyimpan data 4 Mb per detik. 5. Lens Hood Lensa hood bermanfaat untuk mencegah cahaya mengenai elemen lensa bagian depan secara langsung, sehingga dapat mengurangi kontras dan dapat menyebabkan flare. Fotografer menyenangi penggunaan lensa hood karena gambar didapat akan kaya warna dan memiliki saturasi lebih dalam. Se-

57


lain itu lensa hood juga dapat melindungi lensa. Lensa hood membantu elemen bagian depan lensa tetap kering dan bersih. Apalagi jika lensa anda tidak termasuk lensa weather sealed (tahan cuaca). Namun, lensa hood kadang dianggap mahal dan kurang nyaman. Tetapi pikirkan lagi, bukanlah harga lensa jauh lebih mahal daripada lens hood?

58


Soal Latihan BAB IV 1. Sebutkan langkah-langkah memegang kamera yang benar ! ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... 2. Sebutkan Beberapa jenis filter yang banyak digunakan ! ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... 3. Apa yang kamu ketahui tentang memory card ? ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... 4. Sebutkan aksesoris kamera DSLR ? ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... 5. Apa yang dimaksud dengan Filter Linear dan Circular Polarizing ? ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ...........................................................................................................................

59


Penutup Foto merupakan sebuah karya indah yang dihasilkan dengan rasa. Dengan fotografi kamu juga bisa mengungkapkan semua keindahan yang kamu lihat didepan mata. Berbagai jenis kamera yang ada dengan fungsi masing-masing yang dimilik, memberikan pemahaman dan pengertian untuk bisa lebih membedakan dan memilih dalam menggunakan berbagai jenis kamera sesuai dengan kebutuhan. Dari semua hal di atas, tidak lepas dari cara perawatannya. Mau memimiliki, berarti juga harus mau merawat dan menjaganya. Dalam alat-alat fotografi banyak disediakan berbagai macam alat pembersih yang sudah disediakan dengan kebutuhannya masing-masing, Oleh karena itu, jika ingin memiliki dan menggunakan kamera dengan baik, jangan melupakan juga untuk harus melakukan perawatan pada barang-barang sudah kamu miliki.

60


Daftar pustaka Enche Tjin, kamera DSRL itu mudah, bukune, Jakarta, 2011

Erik permata dan E.parapaga, Cepat,bisa jepret jepret kamera DSLR. Cahaya Atma, Yogyakarta 2011

Rangga aditiawan dan ferrena Bianca, belajar fotografi untuk hobby dan bisnis, dunia computer, Jakarta 2011

Misbahul munir. Dalam artikel : medoling photography tutorial : tips trik fotografi foto model & fasion

www.oktagon.co.id

www.carakerjakamera.com www.kfk.kompas.com www.citrastudio.com www.tnol.com

61


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.