Edisi 1 : Februari 2010
Taujih
Ruhiyah Terjaga : Obat Kelelahan Jiwa Dan Kematian Hati Profil
Gebrakan Baru
As Safiinah
Kajian Utama
Tidak Ada Kata Valentine Dalam Kamus Pemuda Muslim
ManaZine Manarul Ilmi Zine
Salam Redaksi Bismillahirrahmanirrahim Assalamu'alaikum Wr. Wb Alhamdulillah, Allah masih melimpahkan nikmat-Nya sehingga redaksi Jamaah Masjid Manarul ilmi (JMMI) ITS diberi kemudahan melangkah dalam berdakwah. Dan berkat rahmat-Nya pula, akhirnya redaksi menelurkan zine pertamanya yang bertajuk Cinta Hakiki dan Islami. Kenapa Cinta ??? Redaksi mengambil tema tersebut untuk mengkaji lebih dalam tentang makna cinta yang hakiki. Apalagi, banyak pemuda-pemudi muslim yang masih menganut faham kalau Februari merupakan Bulan Cinta. Hal ini tentunya terkait dengan Valentine's Day yang notabenenya merupakan budaya jahiliyah. Islam mengakui adanya rasa cinta yang ada dalam diri manusia. Ketika seseorang memiliki rasa cinta, maka hal itu adalah anugerah dari Allah SWT. Termasuk rasa cinta kepada wanita (lawan jenis) dan lain-lainnya. “Dijadikan indah pada manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik .�(QS. Ali Imran :14). Kami menyadari, Kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Oleh sebab itu, tim redaksi sangat terbuka dengan segala macam kritik saran pembaca untuk membangun JMMI supaya lebih baik kedepannya. Salam hangat dari tim redaksi. Wahai pemuda Islam, Bangkitlah !!! Laa Takhafu walaa tahzanu. Innallaha ma'ana . . . Wassalamualaikum Wr. Wb.
Redaksi
Pelindung: Rektor ITS, Ketua TPK Islam. Penasihat: Hasannudin (ketua JMMI ITS), Hanif Azhar (Kadept Jaringan), Tri Rahmawati (Kopidept Jaringan). Pemimpin Umum: Faishal Mufied Al-Anshary (Kadiv Media), Immash Kusuma Pratiwi (Kopidiv media). Pimpinan Redaksi: Hanif Azhar. Reporter: Nila Cynthia Dewi, Maslacha, Ririn, Zendi Bagus Permana, Khikmatul Maula, Yasin Agung Sahodo. Layouter: Irdintya Wulan Sari Dewi, Diana Aqidatun Nisa, Okta Putra. Publikasi & Distribusi: Ghulamin halim H., Intan Cheria Septanti, Sun Anul Huda. Multimedia: Yusuf Ardiansyah, M. Mustofa Hadi Http://masjid.its.ac.id
DAFTAR ISI Kajian Utama Ngalor-Ngidul Sambil Ngomongin Soal Cinta (4) Tidak Ada Kata Valentine Dalam Kamus Pemuda Muslim (6) Cinta Dalam pandangan Islam (15) Mencintai sejantan Ali (19)
Taujih Kisah Sebatang Bambu (23) Teruntuk Saudaraku, Engkau Tidak sendiri (25) Ruhiyah Terjaga, Obat Kelelahan Jiwa Dan Kematian Hati (28)
Resensi The Power of Tahajjud (30) Jalan Cinta Para Pejuang (31)
Kabar JMMI (32) Profil Hasannudin (36) Leska Tariani (38) As Safiinah (41)
Agenda JMMI (42) FORMULIR DONATUR PKA (Program Kakak Asuh) Bismillahirrohmaanirohiim… “Perumpamaan sedekah yang dikeluarkan oleh orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (pahala) bagi siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Luas karunia-nya lagi Maha Mengetahui.” (Al-Baqarah:261) Dengan penuh keikhlasan, saya bersedia menjadi donatur untuk adik-adik asuh pada program kakak asuh ini: Nama : Jurusan Alamat Srbya : Email : No Hp : Dana yang diberikan : Ttd Donatur Cp : Putra : Satria ( 085 655 479 927 ) Putri : Risma ( 085 730 696 278
( ................... )
Ngalor-ngidul Sambil Ngomongin Soal Cinta! By Aditya Abdurrahman
K
alo kita amati, di negeri ini umat Islam berlombalomba mengembalikan definisi kata “cinta� agar kata tersebut tidak diartikan dengan arti yang salah kaprah seperti yang didefinisikan oleh berbagai media massa. Tentu sangat berbahaya jika seluruh generasi muda kita mencari definisi cinta hanya dari apa yang dia dapat dari menonton video klip atau dengerin lagu Mulan Jameela atau The Virgin. Yang lebih mengenaskan adalah sering saya mendengar anak-anak SD sudah hafal liriknya! Ini lebih berbahaya ketimbang tembakan martyr Israel ke Jalur Gaza. Karena yang satu punya kesempatan syahid, yang satu lagi melunturkan tauhid menjadi syirik. Bagaimana tidak, hampir semua lirik musik pop di negeri ini mengajak manusia mencintai lawan jenisnya melebihi cintanya kepada Rabb semesta alam. Ini benar-benar pendangkalan akidah bagi remaja! Beberapa upaya yang dilakukan oleh da'i-da'i kita adalah membuat definisi tandingan. Yang pada dasarnya definisi tersebut bukan definisi baru, namun definisi yang telah digariskan oleh syariat Islam. Misalnya saja munculnya novelnovel Islami karya Habiburrahman ElShirazy yang akhirnya berlanjut pada penggarapan film-nya. Dari kesuksesan novel dan film-nya sedikit atau banyak telah memberikan kontribusi dalam mengembalikan definisi cinta yang benar. Remaja jadi mengenal taaruf, jilb ab, dan pentingnya menjaga kehormatan dirinya. Namun ada
4
juga yang sok melabeli dirinya taaruf walaupun nyata-nyata dia pacaran,...haha. Yang ini beda kasus namanya:D Namun sebagai orang Isla m, dakwah itu nggak cukup cuma seperti itu. Nggak cukup menjadikan syariat sebagai 'trend' saja di masyarakat. Namun masyarakat harus yakin betul bahwa syariat Islam itu memang mengatur hubungan percintaan itu dengan indah dan terhormat. Percaya deh,...dengan Islam, rasa cinta yang diberikan oleh Allah Ta'ala kepadamu makin membuat kehormatanmu terjaga, dan melaksanakannya dengan ikhlas akan menghasilkan kenikmatan yang luar biasa! Saya sering bertanya pada diri saya sendiri tentang Cinta. Seperti beberapa waktu yang lalu ket ika saya menyayang k a n beberapa
dua orang teman saya ngaji bareng, ternyata memutuskan untuk pindah ke luar kota lalu melamar seorang perempuan yang latar belakang agamanya kurang bagus. Waktu itu saya berpikir, benarkah ini cinta? Atau nafsu? Atau memang sudah begitu takdirnya? Wallahu a'lam, tapi seandainya benar adanya, sangat disayangkan jika orientasi memilih pasangan hidup bukan dengan koridor agama. Dan pasti akan sering kita temui hal seperti ini, lalu mereka beralasan, “Yah, nanti kalo udah nikah baru dibenerin...”. Dalam hati saya menjawab, “Oh Yeah?!!” Sebenernya apa sih cinta dalam pandangan syariat? Setahu saya, cinta itu adalah naluri dasar yang diberikan oleh Allah kepada kita, setiap manusia. Tidak mungkin spesies manusia bisa terus berlangsung tanpa ada cinta dengan lawan jenis. Dulu, waktu Nabi Adam as. diciptakan oleh Allah Ta'ala lalu tinggal di surga, Nabi Adam as. merasa asing, hampa, nggak lengkap, walaupun beliau sudah tinggal di surga. Anda b i s a bayangka n sendiri betapa ham
panya kehidupan Nabi Adam as ketika itu. Lalu, seperti dalam hadits, Allah menciptakan Hawa dari tulang rusuk Nabi Adam as ketika beliau tidur. Saat bangun, sudah ada Hawa disampingnya. Lalu Adam as bertanya: ”Siapa kamu?”. “Wanita”, jawabnya. “Siapa namamu?”. “Hawa.” “Untuk apa kau diciptakan?” “Untuk memberi ketenangan* bagimu.” (*Yang dimaksud ketenangan disini adalah simbol ketenangan. Tidak sama dengan peran Allah yang memberi ketenangan.) Cinta yang benar, sesungguhnya memberikan ketenangan dalam hati untuk mempertanggung-jawabkannya kepada Allah. Cinta yang membawa pada rahmat Allah Swt adalah cinta yang terpisahkan dari nafsu. Karena cinta kepada makhluk, harus berlandaskan kecintaan kepada Allah Ta'ala. Cinta yang syar'i adalah cinta karena faktor iman. Sedangkan cinta yang menyimpang atau tidak sesuai dengan syari'at adalah cinta karena faktor syahwat. Seperti dalam firman Allah Swt: “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanitawanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatangbinatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Ali Imran:14)
5
KAJIAN UTAMA
Tidak Ada Kata Valentine dalam Kamus Pemuda Muslim By Widodo,Fisika 2006
K
etika ada sebuah pertanyaan demikian warna apa yang mendominasi pada tanggal 14 Februari. Tidak sedikit yang menjawab warna merah jambu. Jawaban tersebut terkait dengan sebuah istilah dan akrab disebut “ valentine�. Konon katanya hari tersebut adalah hari kasih sayang. Maka tidak jarang 14 Februari diaktualisasikan sebagai sebuah perayaan khusus disetiap tahunnya. Pemuda merupakan subjek yang menjadi aktor utama dalam perayaan ini. Alangkah ironisnya jika yang melakukan adalah pemuda muslim sendiri. Di mana komitmen terhadap ajarannya Islam sendiri? Kenapa justru yang tidak jelas asal muasalnya diikuti? Padahal kalau memang ingin memberikan kasih sayang terhadap sesama tidak dibatasi oleh waktu. Hanya saja tata cara dalam Islam diatur agar tidak melanggar syari' dan dapat bernilai ibadah. Akan tetapi, perayaan valentine seolah menjadi kebiasaan yang wajib
6
dikerjakan oleh sebagian orang. Ironisnya lagi ada pendapat yang mengatakan bahwa valentine yang diyakini sebagai budaya yang lahir dari agama kristen telah melibatkan sebagian besar remaja Islam untuk merayakannya. Terlepas dari data yang pasti, realitas dalam lapangan demikian ketika tanggal 14 Februari masih banyak orang Islam terutama pemuda yang termakan oleh budaya tersebut. Bentuk perayaan yang dilakukan
bermacam-macam, ada yang bertukar coklat atau atau pemberian ucapan hari valentine. Lebih parah lagi jika hari itu dilakukan perayaan yang berlebihan antar lawan jenis yang mengarah pada kemaksiatan. Na'udzubillah. Pada saat ini memang valentine dirayakan hampir diseluruh dunia dengan berbagai bentuk dan aktualisasi perayaan. Akan tetapi Islam hadir dengan tindakan yang berbeda. Islam justru hadir sebagai institusi yang menolak perayaan Valentine tersebut. Arab Saudi misalnya, sebagai wilayah yang dianggap kiblat muslim diseluruh dunia, telah mengharamkan Valentine bagi umat Islam karena dinilai sebagai perayaan kaum Kristen yang penuh kekufuran. Padahal dengan alasan yang tidak jelas, umat Islam di Indonesia (pada umumnya) sebagai negara pemeluk Islam terbanyak di dunia, telah menjadikan Valentine sebagai bahagian yang mesti dirayakan setiap tahunnya khususnya bagi para remaja. Mungkin ada benarnya “falsafah konyol” yang menyebutkan “hukum dibuat untuk dilanggar”, sehingga dengan serta merta Valentine yang telah di klaim “haram” bagi pemeluk Islam begitu leluasa mengakrabkan diri . Masuk secara perlahan-lahan ke dalam kebiasaan segelintir umat Islam kemudian menjadi kebiasaan yang ditiru karena dilakukan secara berulang dan terbawa oleh keadaan disekitarnya. Sepertinya syariat kurang berlaku dalam tataran ini. Atau
justru syariat memang tak lebih dari seperangkat aturan yang terikat ruang dan waktu, serta terkungkung keadaan tertentu, sehingga perayaan Valentine boleh jadi “bertranformasi wajah” dalam perspektif hukum Islam sesuai dengan keadaannya. Ada yang beralasan semua tergantung pada niatnya. Sebagaimana pembelaan pemikir rasional atau liberal, bahwa tidak ada statement yang qathi (jelas) didalam al-Qur'an maupun hadits terhadap pelarangan perayaan Valentine, sekalipun itu budaya yang tidak lahir dari Islam itu sendiri. Perayaan Valentine menjadi polemik, bahkan mengundang perbincangan hangat, saat Islam turut ambil bagian untuk mengistimewakan perayaan ini. Perayaan ini dinilai salah sehingga melahirkan klaim haram bagi umat Islam yang merayakannya seperti yang terjadi di Arab Saudi. Ironisnya, fatwa “haram” untuk perayaan Valentine bagi umat Islam, tidak malah menjadikan pemeluk Islam khususnya remaja meninggalkan budaya perayaan Valentine ini, akan tetapi sebaliknya, perayaan tersebut justru mendarah daging dan “membumi” dalam masyarakat Islam pada umumnya. Apakah dikarenakan doktrin tersebut merupakan sebuah “ijtihad” baru yang kurang memiliki kejelasan hukum sebagaimana persoalan kehidupan lainnya, jelasnya fatwa “haram” terhadap perayaan Valentine agaknya kurang memiliki “makna generik” yang pada
7
akhirnya menjadikan fatwa tersebut kurang diindahkan. Bahkan di Indonesia sendiri belum adanya kejelasan dari fatwa MUI. Sebagai pemuda muslim yang komitmen terhadap hukum Islam setidaknya kita berusaha menghindari kebudayaan tersebut melalui diri kita sendiri kemudian orang-orang terdekat kita.
Melihat kenyataan bahwa perayaan Valentine semakin subur ditengah masyarakat Islam Indonesia khusunya, agaknya syariat memang perlu menghadirkan sebuah argumentasi baru. Argumen tersebut harus memiliki makna generik serta terlepas dari sikap eksklusif yang menekankan prinsip bahwa Valentine lahir dari ajaran Kristen. Sungguhpun tidak ditemukan literatur lain selain literatur Kristen yang mampu menghantarkan sejarah Valentine, dan hal ini menandakan bahwa Valentine tidak dapat dibantah sebagai budaya yang datang dari ajaran Kristen, tetap saja ada nilai eksklusif yang akan lahir jika Islam menolak perayaan tersebut dengan alasan ini. Argumen penolakan valentine yang ada saat ini memang belum memiliki makna yang generik. Meski bagi sebagian umat muslim tidak ada kosa kata vakentine dalam benaknya. Ada sebuah pendapat yang mengatakan , alasan yang lebih rasional dan universal untuk menolak perayaan Valentine bagi umat Islam
8
adalah dengan mengajukan pertanyaan: untuk apa Valentine dirayakan?; cukup beralasankah 14 Februari dideklarasikan sebagai hari kasih sayang?. Maka pertanyaan ini dengan sendirinya akan menghadirkan jawaban bahwa Valentine tidak lain diperingati untuk mengenang santo Valentinus yang hanya ada dalam kayakinan Kristen. Dengan jawaban tersebut menghadirkan kesimpulan, kurang tepat jika Valentine dirayakan umat Islam dengan alasan turut merayakan hari kasih sayang. Padahal, Kristen sendri sebagai institusi yang memulai propaganda perayaan tersebut, pernah menghapuskan penanggalan ini dari kalender gereja dengan alasan sejarah yang tidak jelas. Sangat naif sekali jika umat Islam atau pemuda muslim yang notabenenya “ikut-ikutan� justru menjadi vigur yang paling “getol� merayakan Valentine tersebut. Wallahu a'lam.(wahidunnaba)
Valentine By, Ustadz Masyhud
ASAL USUL VALENTINE'S DAY
B
ulan Pebruari dijadikan oleh R o m a w i sebagai bulan cinta (love) dan kesuburan. Dalam istilah Barat, Love (cinta) lebih menunjuk-kan hubungan seks. Sedangkan kasih sayang memiliki istilah sen-diri, yakni affection. Oleh karena itu arti sebenarnya making love adalah hubungan kelamin, bukan menja-lin kasih sayang. Sejak dulu, bulan Pebruari sela-lu ditunggutunggu orang Romawi penyembah berhala untuk mencari pasangan baru secara resmi, walaupun setiap hari mereka juga terbiasa gonta-ganti pasangan. Perayaan seks mencapai puncaknya pada pertengahan bulan dalam sebuah pesta yang disebut Festival Lupercalia, dimana para perempuan muda memasrahkan tubuhnya pada para pemuda yang memilihnya dan harus melayani syahwat mereka tanpa syarat selama setahun penuh sampai datangnya bulan Pebruari lagi. Berabad kemudian, Kristen yang ingin manancapkan pengaruhnya di Istana kerajaan Romawi, banyak mengadopsi simbol dan ajaran Paganisme (penyembah berhala) Romawi ke dalam
ajaran gereja, sehingga Festival Lupercalia pun dimasukkan sebagai salah satu hari peringatan (memorial day) bagi gereja. Mitos Santo Valentinus pun dibuat untuk meyakinkan semua kalangan. Gereja mengganti istilah Lupercalian Festival dengan The valentine's Day. Dengan penulisan sejarah yang curang dan konspiratif oleh intelektual Barat yang disebarkan dengan kekuatan pedang dan uang, agar masya-rakat dunia meyakini bahwa Valentine's Day merupakan hari yang sungguh penting, ber-sejarah dan harus dirayakan. Agar penetrasi budaya penyembah berhala ini bisa diterima oleh banyak kalangan di dunia, terutama pada dunia Islam, maka istilah love yang di Barat
9
sebenarnya bernuansa syahwat, dibelokkan penger-tiannya menjadi kasih sayang. Maka jadilah Valentine's Day yang sebenarnya merupakan Hari Perayaan Hubungan Seks mengalami pengaburan dan pembelokan makna (enfimis-me) menjadi Hari Kasih Sa-yang. Padahal siapa pun orang dewasa akan mengetahui esensi (hakekat) perayaan tersebut yang banyak diakhiri dengan ritual making love (hubungan kela-min) dengan pasangan yang tidak sah (zinah). a. Festival Lupercalia Festival ini merupakan perayaan yang
berlangsung pada tanggal 13 hingga 18 Pebruari, dimana pada tanggal 15 mencapai puncaknya. Dua hari pertama (13-14) diper-sembahkan kepada Dewi Cinta (Queen of Feverish Love) bernama Juno Februata. Pada tanggal 13 pagi hari, pendeta tertinggi Pagan (penyembah berhala) Roma menghim-pun para pemuda dan pemudi untuk mendatangi kuil pemujaan. Mereka dipisah dalam dua barisan dan
10
sama-sama menghadap altar utama. Semua nama perempuan muda ditulis dalam lembaran-lembaran kecil, setiap satu lembar tertulis satu nama. Lembaran tersebut dimasukkan ke kendi besar. Setelah itu, pendeta mempersilahkan para pemuda satu per satu mengambil satu nama gadis yang berada pada kendi tersebut secara acak hingga wadah itu kosong. Gadis pemilik nama yang terambil, harus menjadi kekasih pemuda yang mengambil namanya dan berkewajiban melayani segala yang diinginkan oleh pemuda tersebut selama setahun hingga tiba Festival Lupercalia di tahun depan. Tanpa ikatan pernikahan, mereka bebas berbuat apa saja. Dan malam pertama hari itu, malam menjelang 14 Pebruari hingga malam menjelang tanggal 15, di seluruh kota, para pasangan b a r u i t u merayakan apa yang kini terlanjur disebut sebagai Hari kasih Sayang. Suatu istilah yang benar-benar keliru dan lebih tepat disebut dengan Making Love Day atau Malam Kemaksiatan. Pada tanggal 15 Pebruari, setelah sehari penuh para pasangan baru itu mengumbar syahwatnya, mereka secara berpasangan kembali mendatangi kuil pemujaan untuk memanjatkan doa kepada Dewa Lupercalia agar dilindungi dari gangguan serigala dan roh jahat. Dalam upacara itu, pendeta pagan Roma membawa dua ekor kambing dan seekor
anjing yang disembelih diatas altar untuk persembahan kepada Dewa Lupercalia, yang diikuti dengan ritual meminum anggur. Setelah itu para pemuda mengambil selembar kulit kambing persembahan dan berlari di jalan-jalan kota diikuti oleh para gadis. Jalan-jalan kota Roma meriah oleh teriakan dan tawa-canda para muda-mudi. Para perem-puan berlomba-lomba mendapatkan sentuhan kulit terbanyak dan yang pria berlomba-lomba menyentuh gadis sebanyak-banyaknya. Perempuan Romawi kuno di zaman itu sangat percaya bahwa kulit kambing yang dipersembahkan kepada Dewa Lupercalia atau Lupercus itu memiliki daya magis yang luar biasa, yang bisa membuat mereka bertambah subur, tambah muda dan cantik. Semakin banyak mereka menyentuh kulit kambing tersebut, mereka yakin akan bertambah cantik dan subur. b. Mitos Santo Valentinus Valentine's Day berasal dari kisah dusta tentang seorang Santo (orang suci dalam pandangan Katolik) yang rela menyerahkan nyawanya demi cinta pada orang lain, yaitu Santo Valentinus. Namun pihak gereja sendiri hingga kini tidak menemukan kata sepakat siapa sesungguhnya Santo ini. Oleh karena itu, Gereja sebenarnya telah mengeluarkan surat larangan bagi pengikutnya agar tidak ikut-ikutan merayakan ritual yang tidak berdasar ini. Menurut catatan Katolik, ada tiga santo (orang suci) yang bernama Valentinus dan semuanya martir (tewas) pada abad ketiga. Bagi orang Eropa, Pebruari merupakan bulan panjang untuk romantika. Ada tiga versi mitos Valentinus: 1. Santo Valentinus adalah seorang Katolik yang dengan berani mengatakan
di hadapan kaisar Claudius II yang berkuasa di Roma bahwa Yesus adalah satu-atunya Tuhan dan menolak menyembah para dewa dan dewi orang Romawi. Kaisar sangat marah dan menjebloskan Valentinus ke penjara. Orang-orang yang bersimpati kepadanya secara diam-diam menulis surat dukungan dan meletakkannya di depan jeruji penjara. Kisah ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan masalah cinta dan kasih sayang. 2.Valentine mungkin tewas dalam upaya menyelamatkan orang-orang Kristen yang melarikan diri dari penjara untuk menghin-dari penyiksaan dan pembantaian. 3.Valentinus adalah seorang pendeta yang melayani umat Kristen di Roma. Kaisar Roma, Claudius II, berkeyakinan bahwa Romawi akan tetap jaya jika memiliki tentara yang kuat dan tidak terkalahkan. Super tentara ini bisa terpenuhi oleh
11
pemuda-pemuda yang masih suci, belum pernah menyentuh wanita. Oleh karena karena itu kaisar melarang pemuda Roma untuk menjalin hubungan dengan wanita. Keputusan kaisar ini dianggap oleh Valentinus tidak adil. Dia menentang kaisar dan menikahkan pemuda-pemudi yang saling menyintai secara sembunyi. Ketika kegiatan Valentinnus ini terungkap, Claudius menjatuhi hukuman mati kepadanya. Versi lain menyebutkan, Ketika Valentine meringkuk di penjara, ia jatuh cinta pada gadis anak penjaga penjara (sipir) yang selalu mengunjunginya hingga santo tersebut mati. Sebelum eksekusi hukuman mati, Santo Valentinus mengirim surat cinta pada gadis itu yang ditandatanganinya dengan nama “From your Valentine's...� (dari kekasihmu Valentine). Cerita ini menjadi salah satu mitos yang paling dikenang hingga tanggal 14 Pebruari 496 M, Paus Gelasius meresmikan hari itu sebagai hari untuk m e m p e r i n g a t i S a n t o Va l e n t i n u s . Meskipun begitu, Paus Gelasius sendiri mengakui bahwa dirinya tidak mengetahui tentang santo tersebut. Ada yang mengatakan, Gelasius sengaja menetapkan hal ini untuk menandingi perayaan Festival Lupercalia. Hari Valentine yang oleh Paus Gelasius II dimasukkan ke dalam kalender perayaan gereja, pada tahun 1969 dihapus dari kalender gereja, karena tidak diketahui asal-usulnya. Oleh karena itu gereja kemudian melarang Valentine's Day dirayakan. Walaupun demikian, larangan ini tidak ampuh dan V-Day tetap saja dirayakan oleh banyak orang. Sebagian besar menganggap, Valentine day merupakan budaya untuk mengenang kematian bapak gereja yang sudah dianggap meraih kesucian hidup
12
(santo atau santa, disingkat St.), yakni St. Valentine atau St. Valentinus yang mati sekitar tahun 270 masehi. B. MISI KRISTEN Disamping dunia bisnis memanfaatkan moment Valentine day untuk meraup keuntungan besar, Kristen menjadikannya sebagai cara efektif untuk mengkristenkan
generasi Islam melalui teori strategi marketing (pemasaran). Dalam pemasaran ada tiga faktor yang memiliki nilai jual: Institutional selling value, Product selling value, dan Personal selling value. 1. Institutional selling value (nilai jual lembaga /perusahaan). Suatu lembaga / perusahaan atau merk yang sudah memiliki nama baik (mapan) mempunyai nilai jual lebih tinggi, meskipun produk (barang) yang dipasarkan sebenarnya kualitasnya sama dengan produk merk lain. Seperti Aqua (air), Hewled Packard - IBM - Sony Toshiba (computer) dan lain-lain. Kristen sebagai nama (merk) agama
tidak memiliki nilai jual (sulit diterima) oleh penduduk Indonesia yang beragama Islam. Sehingga sejak penjajah datang ke Indonesia hingga kini, jumlah pemeluk Kristen di negeri ini tidak bisa mencapai 10% dari seluruh jumlah penduduk Indonesia. 2.Product selling value (nilai jual produk atau barang). Konsumen berselera tinggi yang suka lukisan, tidak akan mau tahu apakah pelukis-nya sudah mandi atau masih belum mandi selama setahun, yang penting dia mendapat-kan lukisan yang bagus. Begitu pula kecap, yang tempat memproduksinya baunya menye-ngat hidung. Produk atau ajaran Kristen seperti tuhan Yesus, Trinitas, dosa waris dan penebusan dosa tidak akan laku (tidak punya nilai jual) bila dipasarkan ke penduduk yang sudah beragama Islam. 3.Personal selling value (nilai jual person/figur) Penampilan dan kepribadian seseorang - terutama yang sudah memiliki kharisma atau menjadi fublic figur - mudah mempengaruhi orang lain untuk melakukan sesuatu atau mem-beli barang yang dianjurkan olehnya. Melalui poin ketiga inilah Kristen menjadi-kan St. Valentine sebagai idola dan public figur kasih sayang manusia. Ternyata banyak umat Islam terutama para remajanya dengan mudah menerima tokoh Kristen tersebut sebagai idolanya. Jika kematian St. Valentine dijadikan sebagai hari kasih sayang, bisa jadi di 25 Desember nanti, umat Islam ikut-ikutan menjadikan hari kelahiran Yesus (Natal) sebagai hari kesela-matan manusia di dunia dan di akhirat, dan Yesus sebagai figur Juruselamatnya. C. PENETRASI BUDAYA
Budaya yang biasanya didefinisikan seba-gai “hasil budi daya manusia� tampaknya netral dan tidak ada muatan nilai agamisnya. Tetapi kalau kita merujuk kata tersebut dari bahasa Inggrisnya, culture, yang tersusun dari dua kata cult (cara penyembahan) dan lore (adat atau kebiasaan), baru kita menyadari bahwa pada dasarnya setiap budaya merupakan kebiasaan cara melakukan penyembahan atau pengham-baan kepada Tuhan atau dewa. Sebagai contoh budaya berpakaian. Sebe-lum Islam masuk Indonesia, pakaian wanita-wanita kita sangat minim yang hanya menutupi bagian diatas lutut dan di bawah pusar. Hingga kini di samping kiri jalan masuk kota Malang dari arah Surabaya, kita bisa menyaksikan patung Ken Dedes selain dari atas lutut dan bawah pusar masih tampak telanjang. Kedatangan Islam yang mengajarkan kewajiban menutup aurat, telah merubah budaya berpakaian wanita Indonesia secara perlahan mulai dari berpakaian kemben yang menutupi tubuh mulai dari dada hingga kaki, sampai kemudian muncul budaya berjilbab. Di Eropa masa lalu, mandi dianggap kebia-saan orang miskin sebagai usaha member-sihkan tubuhnya dari kotoran. Setelah Kristen lahir dan merambah benua itu, semakin hari penduduknya yang buta huruf bertambah jumlahnya, hingga jatuh dalam masa kege-lapan Eropa. Melalui kerajaan dinasti Muawiyah di Andalusia (Spanyol), Islam memperkenalkan budaya membaca terutama kewajiban membaca Al-Qur'an dan ilmu pengetahuan pada Eropa, juga membudayakan kewajiban mandi minimal satu jum'at sekali. Dari sinilah Eropa berangsung-angsur menapaki jalan pencerahan, sehingga
13
kosa-kata dari Arab yang bernuansa peradaban diserap kedalam bahasabahasa Eropa. Sebagai contoh yang diserap oleh bahasa Spanyol: Alcoba kamar tidur (dr al-qubba - kubah), alacena lemari (dr al khizana), almohada bantal (dr al mukhada), dll; Yang diserap oleh bahasa Potugis: alcatifa selimut (dr al qatifa), alfandega rumah penginapan / hotel (dr al funduq), safra panen (dr isfarra), dll; Yang diserap oleh Inggris: cable kabel (dr hablun), sugar gula (dr sukar), algebra aljabar - matematika (dr al jabr Ibn Jabir nama ulama pakar matematika), alchemy chemical kimia (dr al kamiyah hitungan), algoritm algoritma matematika (dr Al Khawarizm nama ulama astronom muslim dan bapak matematika modern), dll. Budaya Islam telah mencerahkan Eropa, dan pada akhirnya dunia pun meraih kemajuan peradaban karena kontribusi Islam. Jika perayaan Valentine's Day yang mem-figurkan dan mengidolakan Santo Valentinus sudah menjadi kebiasaan umat Islam, maka budaya Islam tercemari oleh budaya Kristiani, yang justru pihak Kristen sekarang melarang perayaan tersebut karena dianggap merusak moral manusia.
(ikhlas beribadah) di antara mereka.” (Q.s. al-Hijr : 39-40) 2. Allah melarang kita mendekati zinah, apalagi melakukan perzinahan. “Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.” (Q.s. al-Isra' : 32) 3. Allah melarang kita mudah terpengaruh oleh perilaku kebanyakan orang, tanpa menge-tahui dasar mereka untuk melakukan perbu-atan tersebut: “Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)” (Q.s. 6 al An'am 116) “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentang-nya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (Q.s. 17 al Isra' 36) 4.Rasulullah saw. memperingatkan kita agar tidak terseret pada budaya Yahudi dan Kristen, maupun budaya penyembah berhala lainnya.
D. SIKAP ISLAM TERHADAP VALENTINE'S DAY 1. Allah mengingatkan kita agar tidak terpesona rayuan dan tipu daya iblis yang senantiasa menampakkan begitu indahnya perbuatan-perbuatan nista manusia, pada-hal perbuat-an itu sebenarnya amat menjijikkan: “Iblis berkata: “Ya Tuhanku, karena Engkau Telah memutuskan bahwa Aku sesat, pasti Aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti Aku akan menyesatkan mereka semuanya, Kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis
ó ÇóÞóãá á ?óÓóæ öå úíóáóÚ õå ? áÜÜáÇ ì? áóÕ? íöÈ? äÜÜáÇ ? äÃó õå úäóÚ õå ? áÜáÇ óíöÖóÑ òÏÜíöÚóÓíöÈóà ÇæõßóáóÓúæóáì? ÊóÍ òÚÇóÑÐö öÈÇðÚÇóÑÐö óæ òÑÈ ú öÔöÈÇðÑÈ ú öÔúãß õ óáúÈóÞúäãó óää ó óÓ? äÚ õ öÈ? ÊóÊóá óáÇóÞìóÑÇóÕ? äÜÜáÇóæ óÏæõå óíúáÇ öå ? áÜáÇ óáæõÓóÑ ÇóíÇóäúáõÞõåæõã õÊúßóáóÓóá? ÈóÖóÑÍ ú õÌ úäãó óÝ
14
“Abu Said ra. menyampaikan bahwa Nabi saw. bersabda: “Sungguh kamu akan mengi-kuti perilaku (budaya) orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal, selangkah demi selangkah. Hingga meskipun mereka masuk lubang biawak, kamu pun mengikuti-nya.” (HR. Bukhari no. 3197)
KAJIAN UTAMA
Cinta dalam Pandangan Islam By: Tri Rahmawati, T.Lingkungan'06
Islam Mengakui Rasa Cinta Islam mengakui adanya rasa cinta yang ada dalam diri manusia. Ketika seseorang memiliki rasa cinta, maka hal itu adalah anugerah dari Allah SWT. Termasuk rasa cinta kepada wanita (lawan jenis) dan lain-lainnya. “Dijadikan indah pada manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik .�(QS. Ali Imran :14). Khusus kepada wanita, Islam menganjurkan untuk mengejawantahkan rasa cinta itu dengan perlakuan yang baik, bijaksana, jujur, ramah dan yang paling penting dari semau itu adalah penuh dengan tanggung jawab. Sehingga bila seseorang mencintai wanita, maka menjadi kewajibannya untuk memperlakukannya dengan cara yang paling baik. Rasulullah SAW bersabda,�Orang yang paling baik diantara kamu adalah orang yang paling baik terhadap pasangannya (istrinya). Dan aku adalah orang yang paling baik terhadap istriku
Cinta kepada Lawan Jenis Hanya ada dalam Wujud Ikatan Formal Dalam konsep Islam, cinta kepada lawan jenis itu hanya dibenarkan manakala ikatan diantara mereka berdua
15
sudah jelas. Sebelum adanya ikatan itu, maka pada hakikatnya bukan sebuah cinta, melainkan nafsu syahwat dan ketertarikan sesaat. Sebab cinta dalam pandangan Islam adalah sebuah tanggung jawab yang tidak mungkin sekedar diucapkan atau digoreskan di atas kertas surat cinta belaka atau janji muluk-muluk lewat SMS, chatting dan sejenisnya. Tapi cinta sejati haruslah berbentuk ikrar dan pernyataan tanggung jawab yang disaksikan oleh orang banyak. Bahkan lebih “keren”nya, ucapan janji itu tidaklah ditujukan kepada pasangan, melainkan kepada ayah kandung wanita itu. Maka seorang laki-laki yang bertanggung jawab akan berikrar dan melakukan ikatan untuk menjadikan wanita itu sebagai orang yang menjadi pendamping hidupnya, mencukupi seluruh kebutuhan hidupnya dan menjadi pelindung dan pengayomnya. Bahkan “mengambil alih” kepemimpinannya dari bahu sang ayah ke atas bahunya. Dengan ikatan itu, jadilah seorang laki-laki itu The Real Gentleman. Karena dia telah menjadi suami dari seorang
16
wnaita. Hanya ikatan inilah yang bisa memastikan apakah seorang laki-laki itu betul seorang gentlemen atau sekedar kelas laki-laki iseng tanpa nyali. Beraninya hanya menikmati sensasi seksual, tapi tidak siap menjadi The Real Gentleman. Dalam Islam, hanya hubungan suami istri sajalah yang membolehkan terjadinya kontak-kontak yang mengarah kepada birahi. Baik itu sentuhan, pegangan, cium dan juga seks. Sedangkan di luar nikah, Islam tidak pernah membenarkan semua itu. Kecuali memang ada hubungan “mahram” (keharaman untuk menikahi). Akhlak ini sebenarnya bukan hanya monopoli agama Islam saja, tapi hampir semua agama mengharamkan perzinaan. Apalagi agama Kristen yang dulunya adalah agama Islam juga, namun karena terjadi penyimpangan besar sampai masalah sendi yang paling pokok, akhirnya tidak pernah terdengar kejelasan agama ini mengharamkan zina dan perbuatan yang mengarah kesana. Seda ngkan pemanda
ngan yang kita lihat dimana ada orang Islam yang melakukan praktek pacaran dengan pegang-pegangan, ini menunjukkan bahwa umumnya manusia memang telah terlalu jauh dari agama. Karena praktek itu bukan hanya terjadi pada masyarakat Islam yang nota bene masih sangat kental dengan keaslian agamanya, tapi masyakat dunia ini memang benar-benar telah dilanda degradasi agama.
Pacaran Bukan Cinta Melihat kecenderungan aktifitas pasangan muda yang berpacaran, sesungguhnya sangat sulit untuk mengatakan bahwa pacaran itu adalah media untuk saling mencinta satu sama lain. Sebab sebuah cinta sejati tidak berujung pada sebuah perkenalan singkat, misalnya dengan bertemu di suatu kesempatan tertentu lalu saling bertelepon, tukar menukar SMS, chatting dan diteruskan dengan janji bertemua langsung. Semua bentuk aktifitas itu sebenarnya bukanlah aktifita
s cinta, sebab yang terjadi adalah kencan dan bersenang-senang. Sama sekali tidak ada ikatan formal yang resmi dan diakui. Juga tidak ada ikatan tanggung-jawab antara mereka. Bahkan tidak ada ketentuan tentang kesetiaan dan seterusnya. Padahal cinta itu memiliki tanggung jawab, ikatan syah dan sebuah harga kesetiaan. Dalam format pacaran, semua instrumen itu tidak terdapat, sehingga jelas sekali bahwa pacaran itu sangat berbeda dengan cinta.
Pacaran Bukanlah Penjajakan/Perkenalan Kalau pun pacaran itu dianggap sebagai sarana untuk saling melakukan penjajakan, perkenalan atau mencari titik temu antara kedua calon suami istri, bukanlah anggapan yang benar. Sebab penjajakan itu tidak adil dan kurang memberikan gambaran sesungguhnya dari data yang diperlukan dalam sebuah persiapan pernikahan. Dalam format mencari pasangan hidup, Islam telah memberikan panduan yang jelas tentang apa saja yang perlu diperhitungkan. Misalnya sabda Rasulullah SAW tentang 4 kriteria yang terkenal itu. Dari Abi Hurairah
17
ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,�Wanita itu dinikahi karena 4 hal : [1] hartanya, [2] keturunannya, [3] kecantikannya dan [4] agamanya. Maka perhatikanlah agamanya kamu akan selamat. (HR. Bukhari Kitabun Nikah Bab AlAkfa' fiddin nomor 4700, Muslim Kitabur-Radha' Bab Istihbabu Nikah zatid-diin nomor 2661) Selain keempat kriteria itu, Islam membenarkan bila ketika seorang memilih pasangan hidup untuk mengetahui hal-hal yang tersembunyi yang tidak mungkin diceritakan langsung oleh yang bersangkutan. Maka dalam masalah ini, peran orang tua atau pihak keluarga menjadi sangat penting. Inilah proses yang dikenal dalam Islam sebaga ta'aruf. Jauh lebih bermanfaat dan objektif ketimbang kencan berduaan. Sebab kecenderungan pasangan yang sedang kencan adalah menampilkan sisisisi terbaiknya saja. Terbukti dengan mereka mengenakan pakaian yang terbaik, bermake-up, berparfum dan mencari tempat-tempat yang indah dalam kencan. Padahal nantinya dalam berumah tangga tidak lagi demikian kondisinya.
18
Istri tidak selalu dalam kondisi bermake-up, tidak setiap saat berbusana terbaik dan juga lebih sering bertemu dengan suaminya dalam keadaan tanpa parfum. Bahkan rumah yang mereka tempati itu bukanlah tempat-tempat indah mereka dulu kunjungi sebelumnya. Setelah menikah mereka akan menjalani hari-hari biasa yang kondisinya jauh dari suasana romantis saat pacaran. Maka kesan indah saat pacaran itu tidak akan ada terus menerus di dalam kehidupan sehari-hari mereka. Dengan demikian, pacaran bukanlah sebuah penjajakan yang jujur, sebaliknya sebuah penyesatan dan pengelabuhan. Tidak heran kita dapati pasangan yang cukup lama berpacaran, namun segera mengurus perceraian belum lama setelah pernikahan terjadi. Padahal mereka pacaran bertahuntahun dan membina rumah tangga dalam hitungan hari. Pacaran bukanlah perkenalan melainkan ajang kencan saja.
KAJIAN UTAMA
Mencintai Sejantan Ali By Tri Rahmawati, T.Lingkungan'06
Cinta adalah hal fitrah yang tentu saja dimiliki oleh setiap orang, namun bagaimanakah membingkai perasaan tersebut agar bukan Cinta yang mengendalikan Diri kita, tetapi diri kita yang mengendalikan Cinta??? Mungkin cukup sulit menemukan teladan dalam hal tersebut disekitar kita saat ini. Walaupun bukan tidak ada, mungkin saja kita tidak mengetahui saking rapatnya dikendalikan. Tapi, kebanyakan justru yang tampak ke permukaan adalah yang justru seharusnya tidak kita contoh. Inilah fragmen dari Khalifah ke-4, Suami dari Putri kesayangan Rasulullah tentang membingkai perasaan dan bertanggung jawab akan perasaan tersebut “Bukan janji-janji�. Kisah ini diambil dari buku Jalan Cinta Para Pejuang, Salim A.Fillah chapter aslinya berjudul “Mencintai Sejantan Ali� Ada rahasia terdalam di hati 'Ali yang tak dikisahkannya pada siapapun. Fathimah, karib kecilnya, puteri tersayang dari Sang Nabi yang adalah sepupunya itu, s u n g g u h m e m p e s o n a n y a . Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, dan parasnya. Lihatlah gadis itu pada suatu hari ketika ayahnya pulang dengan luka memercik darah dan kepala yang dilumur isi perut unta. Ia bersihkan hati-hati, ia seka dengan penuh cinta. Ia bakar perca, ia tempelkan ke luka untuk menghentikan darah ayahnya. Semuanya dilakukan dengan mata gerimis dan hati menangis. Muhammad ibn 'Abdullah Sang Tepercaya tak layak diperlakukan demikian oleh kaumnya! Maka gadis cilik itu bangkit. Gagah ia berjalan menuju Ka'bah. Di sana, para pemuka Quraisy yang semula saling tertawa membanggakan tindakannya pada Sang Nabi tiba-tiba dicekam diam. Fathimah menghardik mereka dan seolah waktu berhenti, tak memberi mulut-mulut jalang itu
19
kesempatan untuk menimpali. Mengagumkan! 'Ali tak tahu apakah rasa itu bisa disebut cinta. Tapi, ia memang tersentak ketika suatu hari mendengar kabar yang mengejutkan. Fathimah dilamar seorang lelaki yang paling akrab dan paling dekat kedudukannya dengan Sang Nabi. Lelaki yang membela Islam dengan harta dan jiwa sejak awal-awal risalah. Lelaki yang iman dan akhlaqnya tak diragukan; Abu Bakr Ash Shiddiq, Radhiyallaahu 'Anhu. ” Allah mengujiku rupanya”, begitu batin 'Ali. Ia merasa diuji karena merasa apalah ia dibanding Abu Bakar. Kedudukan di sisi Nabi? Abu Bakr lebih utama, mungkin justru karena ia bukan kerabat dekat Nabi seperti 'Ali, namun keimanan dan pembelaannya pada Allah dan RasulNya tak tertandingi. Lihatlah bagaimana Abu Bakr menjadi kawan perjalanan Nabi dalam hijrah sementara 'Ali bertugas menggantikan beliau untuk menanti maut di ranjangnya. Lihatlah juga bagaimana Abu Bakar berda'wah. Lihatlah berapa banyak tokoh bangsawan dan saudagar Makkah yang masuk Islam karena sentuhan Abu Bakar; 'Utsman, 'Abdurrahman ibn 'Auf, Thalhah, Zubair, Sa'd ibn Abi Waqqash, Mush'ab. Ini yang tak mungkin dilakukan kanak-kanak kurang pergaulan seperti 'Ali. Lihatlah berapa banyak budak muslim yang dibebaskan dan para faqir yang dibela Abu Bakr; Bilal, Khabbab, keluarga Yassir, 'Abdullah ibn Mas'ud.
20
Dan siapa budak yang dibebaskan 'Ali? Dari sisi finansial, Abu Bakr sang saudagar, insyaallah lebih bisa membahagiakan Fathimah. 'Ali hanya pemuda miskin dari keluarga miskin. ”Inilah persaudaraan dan cinta”, gumam 'Ali. ”Aku mengutamakan Abu Bakar atas diriku, aku mengutamakan kebahagiaan Fathimah atas cintaku.” Beberapa waktu berlalu, ternyata Allah menumbuhkan kembali tunas harap di hatinya yang sempat layu. Lamaran Abu Bakar ditolak. Dan 'Ali terus menjaga semangatnya untuk mempersiapkan diri. Ah, ujian itu rupanya belum berakhir. Setelah Abu Bakar mundur, datanglah melamar Fathimah seorang laki-laki lain yang gagah dan perkasa, seorang lelaki yang sejak masuk Islamnya membuat kaum muslimin berani tegak mengangkat muka, seorang laki-laki yang membuat syaithan berlari takut dan musuh-musuh Allah bertekuk lutut. 'Umar ibn Al Khaththab. Ya, Al Faruq, sang pemisah kebenaran dan kebathilan itu juga datang melamar Fathimah. 'Umar memang masuk Islam belakangan, sekitar 3 tahun setelah 'Ali dan Abu Bakr. Tapi siapa yang menyangsikan ketulusannya? Siapa yang menyangsikan kecerdasannya untuk mengejar pemahaman? Siapa yang menyangsikan semua pembelaan dahsyat yang hanya 'Umar dan Hamzah yang mampu memberikannya pada kaum muslimin? Dan lebih dari itu, 'Ali mendengar sendiri betapa seringnya Nabi berkata, ”Aku datang bersama Abu Bakar dan 'Umar, aku keluar bersama Abu
Bakar dan 'Umar, aku masuk bersama Abu Bakr dan 'Umar.” Betapa tinggi kedudukannya di sisi Rasul, di sisi ayah Fathimah. Lalu coba bandingkan bagaimana dia berhijrah dan bagaimana 'Umar melakukannya. 'Ali menyusul sang Nabi dengan sembunyi-sembunyi, dalam kejaran musuh yang frustasi karena tak menemukan beliau Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam. Maka ia hanya berani berjalan di kelam malam. Selebihnya, di siang hari dia mencari bayang-bayang gundukan bukit pasir. Menanti dan bersembunyi. 'Umar telah berangkat sebelumnya. Ia thawaf tujuh kali, lalu naik ke atas Ka'bah. ”Wahai Quraisy”, katanya. ”Hari ini putera Al Khaththab akan berhijrah. Barangsiapa yang ingin isterinya menjanda, anaknya menjadi yatim, atau ibunya berkabung tanpa henti, silakan hadang 'Umar di balik bukit ini!” 'Umar adalah lelaki pemberani. 'Ali, sekali lagi sadar. Dinilai dari semua segi dalam pandangan orang banyak, dia pemuda yang belum siap menikah. Apalagi menikahi Fathimah binti Rasulillah! Tidak. 'Umar jauh lebih layak. Dan 'Ali ridha. Maka 'Ali bingung ketika kabar itu meruyak. Lamaran 'Umar juga ditolak. Menantu macam apa kiranya yang dikehendaki Nabi? Yang seperti 'Utsman sang miliarder kah yang telah menikahi Ruqayyah binti Rasulillah? Yang seperti Abul 'Ash ibn Rabi' kah, saudagar Quraisy itu, suami Zainab binti Rasulillah? Ah, dua menantu Rasulullah itu sungguh
membuatnya hilang kepercayaan diri. Di antara Muhajirin hanya 'Abdurrahman ibn 'Auf yang setara dengan mereka. Atau justru Nabi ingin mengambil menantu dari Anshar untuk mengeratkan kekerabatan dengan mereka? Sa'd ibn Mu'adz kah, sang pemimpin Aus yang tampan dan elegan itu? Atau Sa'd ibn 'Ubadah, pemimpin Khazraj yang lincah penuh semangat itu? ”Mengapa bukan engkau yang mencoba kawan?”, kalimat teman-teman Ansharnya itu membangunkan lamunan. ”Mengapa engkau tak mencoba melamar Fathimah? Aku punya firasat, engkaulah yang ditunggu-tunggu Baginda Nabi.” ”Aku?”, tanyanya tak yakin. ”Ya. Engkau wahai saudaraku!” ”Aku hanya pemuda miskin. Apa yang bisa kuandalkan?” ”Kami di belakangmu, kawan! Semoga Allah menolongmu!” ' Ali pun menghadap Sang Nabi. Maka dengan memberanikan diri, disampaikannya keinginannya untuk menikahi Fathimah.Ya, menikahi. Ia tahu, secara ekonomi tak ada yang menjanjikan pada dirinya. Hanya ada satu set baju besi di sana ditambah persediaan tepung kasar untuk makannya. Tapi meminta waktu dua atau tiga tahun untuk bersiap-siap? Itu memalukan! Meminta Fathimah menantikannya di batas waktu hingga ia siap? Itu sangat kekanakan. Usianya telah berkepala dua sekarang. ”Engkau pemuda sejati wahai 'Ali!”, begitu nuraninya mengingatkan. Pemuda yang
21
siap bertanggungjawab atas rasa cintanya. Pemuda yang siap memikul resiko atas pilihan-pilihannya. Pemuda yang yakin bahwa Allah Maha Kaya. Lamarannya berjawab, ”Ahlan wa sahlan!” Kata itu meluncur tenang bersama senyum Sang Nabi. Dan ia pun bingung. Apa maksudnya? Ucapan selamat datang itu sulit untuk bisa dikatakan sebagai isyarat penerimaan atau penolakan. Ah, mungkin Nabi pun bingung untuk menjawab. Mungkin tidak sekarang. Tapi ia siap ditolak. Itu resiko. Dan kejelasan jauh lebih ringan daripada menanggung beban tanya yang tak kunjung berjawab. Apalagi menyimpannya dalam hati sebagai bahtera tanpa pelabuhan. Ah, itu menyakitkan. ”Bagaimana jawab Nabi kawan? Bagaimana lamaranmu?” ”Entahlah..” ”Apa maksudmu?” ”Menurut kalian apakah 'Ahlan wa Sahlan' berarti sebuah jawaban!” ”Dasar tolol! Tolol!”, kata mereka, ”Eh, maaf kawan.. Maksud kami satu saja sudah cukup dan kau mendapatkan dua! Ahlan saja sudah berarti ya. Sahlan juga. Dan kau mendapatkan Ahlan wa Sahlan kawan! Dua-duanya berarti ya!” Dan 'Ali pun menikahi Fathimah. Dengan menggadaikan baju besinya. Dengan rumah yang semula ingin disumbangkan kawan-kawannya tapi Nabi berkeras agar ia membayar cicilannya. Itu hutang. Dengan keberanian untuk mengorbankan cintanya bagi Abu Bakr,
22
'Umar, dan Fathimah. Dengan keberanian untuk menikah. Sekarang, bukan janji-janji dan nanti-nanti.'Ali adalah gentleman sejati. Tidak heran kalau pemuda Arab memiliki yel, “Laa fatan illa 'Aliyyan! Tak ada pemuda kecuali Ali!” Inilah jalan cinta para pejuang. Jalan yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan tanggungjawab. Dan di sini, cinta tak pernah meminta untuk menanti. Seperti 'Ali. Ia mempersilakan. Atau mengambil kesempatan. Yang pertama adalah pengorbanan. Yang kedua adalah keberanian. Dan ternyata tak kurang juga yang dilakukan oleh Putri Sang Nabi, dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa suatu hari (setelah mereka menikah) Fathimah berkata kepada 'Ali, “Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu. Aku pernah satu kali merasakan jatuh cinta pada seorang pemuda” 'Ali terkejut dan berkata, “kalau begitu mengapa engkau mau menikah denganku? dan Siapakah pemuda itu?” Sambil tersenyum Fathimah berkata, “Ya, karena pemuda itu adalah Dirimu” Kisah ini disampaikan disini, bukan untuk membuat kita menjadi mendayudayu atau romantis-romantis-an. Kisah ini disampaikan agar kita bisa belajar lebih jauh dari 'Ali dan Fathimah bahwa ternyata keduanya telah memiliki perasaan yang sama semenjak mereka belum menikah tetapi dengan rapat keduanya menjaga perasaan itu. Perasaan yang insyaAllah akan indah ketika waktunya tiba.
TAUJIH
Kisah Sebatang Bambu
S
ebatang bambu yang indah tumbuh di halaman rumah seorang petani. Batang bambu ini tumbuh tinggi menjulang di antara batang-batang bambu lainnya. Suatu hari datanglah sang petani yang empunya pohon bambu itu. Dia berkata kepada batang bambu,” Wahai bambu, maukah engkau kupakai untuk menjadi pipa saluran air, yang sangat berguna untuk mengairi sawahku?” Batang bambu menjawabnya, “Oh tentu aku mau bila dapat berguna bagi engkau, Tuan. Tapi ceritakan apa yang akan kau lakukan untuk membuatku menjadi pipa saluran air itu.”
Sang petani menjawab, “Pertama, aku akan menebangmu untuk memisahkan engkau dari rumpunmu yang indah itu. Lalu aku akan membuang cabang-cabangmu yang dapat melukai orang yang memegangmu. Setelah itu aku akan membelah-belah engkau sesuai dengan keperluanku. Terakhir aku akan membuang sekat-sekat yang ada di dalam batangmu, supaya air dapat mengalir dengan lancar. Apabila aku sudah selesai dengan pekerjaanku, engkau akan menjadi pipa yang akan mengalirkan air untuk mengairi sawahku sehingga padi yang kutanam dapat tumbuh dengan subur.”
23
Mendengar hal ini, batang bambu lama terdiam….. , kemudian dia berkata kepada petani, “Tuan, tentu aku akan merasa sangat sakit ketika engkau menebangku. Juga pasti akan sakit ketika engkau membuang cabangcabangku, bahkan lebih sakit lagi ketika engkau membelah-belah batangku yang indah ini, dan pasti tak tertahankan ketika engkau mengorek-ngorek bagian dalam tubuhku untuk membuang sekat-sekat penghalang itu. Apakah aku akan kuat melalui semua proses itu, Tuan?” Petani menjawab batang bambu itu, ” Wahai bambu, engkau pasti kuat melalui semua itu, karena aku memilihmu justru karena engkau yang paling kuat dari semua batang pada rumpun ini. Jadi tenanglah.” Akhirnya batang bambu itu menyerah, “Baiklah, Tuan. Aku ingin sekali berguna bagimu. Ini aku, tebanglah aku, perbuatlah sesuai dengan yang kau kehendaki.” Setelah petani selesai dengan pekerjaannya, batang bambu indah yang dulu hanya menjadi penghias halaman rumah petani, kini telah berubah menjadi pipa saluran air yang mengairi sawahnya sehingga padi dapat tumbuh dengan subur dan berbuah banyak. Pernahkah kita berpikir bahwa dengan masalah yang datang silih berganti tak habis-habisnya, mungkin Allah sedang memproses kita untuk menjadi indah di hadapan-Nya? Sama seperti batang bambu itu, kita sedang ditempa, Allah sedang membuat kita sempurna untuk di pakai menjadi penyalur berkat. Dia sedang membuang kesombongan dan segala sifat kita yang tak berkenan bagi-Nya. Tapi jangan
24
kuatir, kita pasti kuat karena Allah tak akan memberikan beban yang tak mampu kita pikul. Jadi maukah kita berserah pada kehendak Allah, membiarkan Dia bebas berkarya di dalam diri kita untuk menjadikan kita alat yang berguna bagi-Nya?
Seperti batang bambu itu, mari kita berkata, ” Ini aku Allah, perbuatlah sesuai dengan yang Kau kehendaki.”
TAUJIH
Teruntuk Saudaraku Karena Engkau Sejatinya Tidaklah Sendiri Oleh : Maslacha
Segala puji bagi Allah, Dzat yang Maha Rahman dan Rahim, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Sholawat serta salam kita haturkan kepada Rosulullah Muhammad shollallahu 'alaihi wasallam, keluarga, para shahabat dan orang-orang yang setia mengikuti sunnah beliau hingga akhir hayatnya. Wa ba'du Ikhwah fillah ... Sesungguhnya akhir hidup yang paling indah adalah mati dengan menyandang syahadah dari Allah. Mati berkalang tanah, bersimbah darah dalam medan perang karena memulikan Allah, Rosul-Nya, Dien dan orang-orang yang beriman. Ikhwah fillah … “Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan… Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan… Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.”(QS Al Insyirah : 5-8) Dua kali Allah memberi penekananNya… Dua kali Allah meyakinkan kita… Bahwa “Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan…” Bahwa kemudahan akan selalu membersamai kesulitan… Bahwa disetiap datangnya kesulitan, kemudahan selalu menunggu untuk hadir menyegerainya… Dan niscaya ini akan berlaku selamanya… Kapan saja… Dan bagi siapa saja… Yang mengimaninya… Mungkin… telah sering lisan kita menyebut-nyebut ayat ini… Bahkan mungkin… pun telah bosan telinga kita mendengar penyataan ini… Namun… sudahkah kita memaknainya sebagai bagian yang
25
benar-benar menyatu dalam prinsip hidup kita?? Sebagai sesuatu yang benar-benar meyakinkan kita tanpa ada sedikit pun celah keraguan di dalamnya?? Ataukah hanya kita jadikan sekedar hiasan berlabel moto hidup yang mungkin sebenarnya juga tidak benar-benar kita yakini keniscayaannya?? Sebab jika seseorang sungguh-sungguh mengimani ayat Allah ini… Tak akan rela ia membiarkan dirinya begitu larut dalam kesedihan dalam waktu yang lama… Tak akan rela ia membiarkan dirinya putus asa hanya karena harapannya tak kunjung menjadi nyata… Tak akan rela ia membiarkan dirinya kecewa hanya karena orang-orang tak menghargai, bahkan menarik diri dan menjauh darinya… Tak akan rela ia membiarkan dirinya ragu dalam mengambil keputusan dan memulai langkah kecilnya… Tak akan rela ia membiarkan dirinya menjadi pesimis dan apatis akan masa depan diri dan pendapat orang-orang di sekitarnya… Tak akan rela ia membiarkan dirinya berkeluh kesah atas semua penderitaan dan kelelahannya… Memang benar… bahwa melanjutkan perjuangan, rehat sejenak, ataukah berhenti di tengah jalan adalah sebuah pilihan… Sekali lagi, ini adalah sebuah pilihan… Tapi lupakah kita dengan motto hidup seorang mujahid… Bahwa seorang mujahid selalu mengambil pilihan tersulit bagi dirinya… Sebab itu akan menguji daya tahan dan kapasitas keimanannya… “Ukhti… Terkadang waktu tidak memberikan ruang yang luas untuk terlalu banyak berpikir dan menimbang… Yang akhirnya akan bermuara pada kebimbangan dan keraguan yang berkepanjangan… Karena… Kemampuan dalam menentukan pilihan itulah
26
yang akan menentukan kualitas hidup kita…” Bagi seorang pejuang… Kesulitan adalah tantangan… Kesedihan dan kelelahan adalah kenikmatan… Dan justru harta, anak,dan kekuasaan adalah ujian… Bukankah… Bagi seorang pejuang… Hidup adalah perjuangan… Yang tak kenal jeda untuk rehat lama manjakan raga… Apalagi rasa aman dari kerikil kehidupan… Maka… Ketika pun segunung kesulitan telah berada di depan mata… Ketika pun harus berjuang sendiri di pedalaman belantara atau pun jauh dari saudara seiman demi menyambung nyawa dan asa… Ketika pun ujian demi ujian menunda tergapainya cita dan amanah orang tua… Ketika pun tantangan amanah da'wah yang semakin berat seolah nyaris patahkan tulang punggungnya… Ketika pun bertubi kegagalan telah melanda… Tak akan mampu patahkan ghirahnya… Tak akan mampu hentikan langkahnya… Tak akan mampu putuskan asanya… Tak akan mampu goyahkan imannya… Sebab ia selalu yakin… Bahwa kemudahan dan kelapangan selalu membersamai setiap tantangan hidupnya… Bahwa kemudahan dan kelapangan akan selalu terbit menyegerainya… Jangan pernah berhenti untuk berharap… Sebab harapan itu memang benar-benar masih ada… Dan akan selalu ada… Jangan pernah takut untuk mulai melangkah… Sebab jarak jutaan mil tak akan mampu kita tempuh tanpa keberanian kita memulai langkah awalnya… Jangan pernah berhenti untuk berjuang… hingga lelah itu benar-benar lelah mengikuti perjuangan kita… Dan kita - umat Islam - tidak perlu lagi memilih... Dan memang tidak punya otoritas untuk memilih... Karena cukuplah Islam yang hanif ini sebagai
Lebih baik kita diam daripada bicara tapi tidak ada manfaatnya sama sekali... Labih baik kita diam daripada kita mengomentari atas apa yang mereka bicarakan Biarkan mereka menilai buruk kita dan cukup diamlah dan bersabarlah...
Jangan pernah tebetik satu pun dihati untuk ingin dihargai cukup Allah sajalah yang menghargai Jangan pernah tebetik satu pun dihati untuk ingin dipuji cukup Allah sajalah yang memuji Kita tidak butuh penghargaan, pujian dan balasan dari mereka Ingatlah Allah Maha Tahu atas apa yang kita lakukan cukup Allah sajalah yang membalasnya Biarkan mereka tidak tahu atas apa yang kita lakukan ...Ikhlaskan dan bertawakallah Sejatinya kebaikan akan senantiasa terlihat asing dimata manusia Semoga Allah menguatkan keimananmu dan menjaga keistiqomahanmu Niscaya ini tidaklah lama dibandingkan balasan Allah yang telah dijanjikan didalam kitab-Nya Allahu Akbar...Allahu Akbar...Allahu Akbar
Biarkan mereka berkata sesukanya tentang kita tapi janganlah engakau marah Bukankah orang yang kuat adalah orang yang kuat menahan amarahnya Jangan pernah ada keinginan untuk membalasnya dengan kejahatan
Ukhti Muslimah‌!!! Ketahuilah agama ini bukan hanya di mulut, tetapi ia menuntut adanya amal nyata, laksanakanlah perintah perintahnya dan jauhilah larangan larangannya
pedoman... � Jika seorang muslim ingin merasakan manisnya iman maka kerjakan tiga hal, yaitu Allah SWT. dan Rosul-Nya serta Jihad fie Sabilillah harus ia cintai melebihi apapun....�(Bukhari Muslim). Ayo semangat, jangan pernah merasa dirimu sendiri.... Ingatlah Allah selalu bersama hamba2-Nya yang beriman
Balaslah mereka dengan kebaikan dan doamu... Terimalah dengan ikhlas dan doakanlah mereka Karena bagaimanapun ia adalah saudaramu seiman... Mohonkanlah kepada Allah agar mereka dibukakan pintu hatinya... Lebih baik menjadi orang terasing daripada mempertaruhkan keimanan untuk memperturuti hawa nafsu kita... Asing dimata manusia lebih baik daripada asing dihadapan Allah Tak dikenal manusia lebih baik daripada harus tak dikenal Allah Hina dimata manusia lebih baik daripada hina dihadapan Allah Rendah dimata manusia lebih baik daripada rendah dihadapan Allah Bukankah dunia bagaikan penjara bagi orang-orang mukmin dan surga bagi orang-orang kafir
Pertarungan al-haq dan al-bathil itu belum usai, Saudaraku... Kemenangan hari ini dan esok adalah milik kita... Bebanmu adalah amanah kami... Sebab kau bagian dari ummat ini... Maka jangan lunturkan keyakinanmu... Semoga Allah senantiasa memayungi kita dengan keadilan-Nya... Demi kesejahteraan kita bersama... Rapatkan barisan... Jalin ukhuwah... Luruskan niat... Satukan langkah Dengan bekal iman... Maju ke hadapan... Al Qur'an dan sunnah jadi panduan.. Sucikan diri... Ikhlaskan hati... Menggapai ridho Ilahi... Innallaha Ma'al Muhsinin ( Allah bersama dengan orang-orang yang berbuat kebajikan) Innallaha Ma'ashobirin (Allah bersama dengan orang-orang yang sabar)
27
TAUJIH
Ruhiyah Terjaga = Obat Kelelahan Jiwa + Kematian Hati By Immash Kusuma Pratiwi, Sistem Informasi'08
B
anyak orang cepat datang ke shaf shalat layaknya orang yang amat merindukan kekasih. Sayang ternyata ia datang tergesa-gesa hanya agar dapat segera pergi. Seperti penagih hutang yang kejam ia perlakukan Tuhannya. Ada yang datang sekedar memenuhi tugas rutin mesin agama. Dingin, kering dan hampa, tanpa penghayatan. Hilang tak dicari, ada tak disyukuri. ( Ust.Rahmat Abdullah) Banyak hal yang kita alami saat harus mengarungi luasnya semesta Rabb ini. Termasuk amanah yang terkadang membuat raga kehabisan energi, pikiran mulai meredup, dan bisa jadi kelelahan jiwa. Sehingga tak jarang segala yang kita lakukan penuh dengan keluhan dan gerutuan yang seharusnya tak perlu untuk diucapkan. Kesibukan sering menjadi alasan untuk tidak
28
mengerjakan ibadah sunah bahkan wajib. Padahal bisa kita ingat sahabat-sahabat rasul, dengan segala amanah yang mereka emban, tak pernah ada kelelahan jiwa yang melanda. Bisa dibuktikan dari berbagai ibadah yang tetap mereka lakukan ditengah badai kesibukan yang tentunya berlipat ganda dari hal-hal yang sering kita sebut “kesibukan”.Saat jiwa mulai terasa lelah, jangan menyandarkannya pada tembok yang rapuh. Sandarkanlah kepadaNya. “Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu”( Al Ikhlas:2) Kekuatan ruhiyah adalah hal terpenting ketika jiwa haus dengan kemurnian. Karena hanya dengan menjaga ruhiyah maka akan terbentuk jiwa yang kuat untuk menghadapi segala yang ada di jalan terjal ini. Entah hal-hal internal dalam diri yang membutuhkan peperangan dengan nafsu kita sendiri maupun hal eksternal yang banyak membutuhkan fisik dan pemikiran untuk menunjangnya. Namun. selama jiwa masih berisi kantong-kantong amalan kepadaNya, maka kelelahan fisik dan pikiran mampu diselesaikan.Selain itu keutamaan menjaga ruhiyah adalah sebagai bukti kecintaan dan ketundukan seorang hamba terhadap Tuhannya. Abdullah Nashih Ulwan menasihati kita tentang pentingnya ruhiyah : “ Ketika jiwa seorang da'i telah sepenuhnya bertakwa kepada Allah, merasakan muraqabah dan keagunganNya dalam hati,rutin membaca Al-Qur'an dengan tadabur dan penuh kekhusyukan, menyertai nabi dengan
berqudwah kepadanya,menyertai orang-orang yang saleh yang bermakrifat kepada Allah dengan menimba berbagai hikmah dan kebaikan dari mereka, berzikir kepada Allah secara continue untuk menambah keteguhan dan ketenangan, selalu melakukan ibadah nafilah untuk mendekatkan diri dan menambah kekhusukan. Apabila seorang telah memiliki itu semua, maka ketika berbicara atau berkhutbah atau mengajak ke jalan Allah, niscaya akan anda temukan keimanan memancar dari kedua bola matanya, keikhlasan tampak jelas menghiasi raut mukanya, dan kejujuran terus mengalir bersama kelembutan suaranya, ketenangan iramanya, serta isyarat-isyarat tangannya....” Jangan tunda untuk mulai mengisi kantong-kantong ruhiyah yang semakin berkurang karena menjalankan segala aktivitas. Tetapi mulailah mengisi kantong-kantong yang semakin berkurang isinya karena kita mencintaiNya. Karena pengharapan ridhoNya. Kematian adalah sesuatu yang pasti terjadi, namun sebelum adanya kematian tersebut kita harus mampu menjaga diri dari kematian hati yang akan berdampak luar biasa dalam kehidupan. Bayangkan ketika kita memiliki raga namun hati kita mati. Tak ada suatu kenikmatan dalam beribadah, tak ada kejernihan dalam mencintaiNya, tak ada kesejukan ketika dibacakan ayat-ayatNya, tak ada irama dalam setiap nada aktivitasnya. Mari bersama menjaga cinta untukNya, menjaga ruhiyah dengan ketaatan padaNya sehingga kematian hati tidak menghampiri cercah kanvas kehidupan kita.
29
RESENSI
THE POWER OF TAHAJJUD Judul : The Power of Tahajjud
Terbit: Juli 2009
Pengarang: Ahmad Sudirman Abbas Text Bahasa: indonesia Penerbit: Qultum Media
Harga: Rp 22.000,-
THE POWER OF TAHAJJUD Meraih “Kekuatan” Lewat Tahajud Dari dua dini hari hingga subuh hampir tersentuh, waktu-waktu ini disambut para muhsinun dengan wajah penuh cahaya. Sepertiga malam terakhir adalah malam yang diyakini bertabur mukjizat. Tetesan dan percikan air wudlu yang jatuh ke bumi menambah indah malam yang hening. Santai dan rileks. Mereka pun mengerjakan shalat tahajud. Shalat yang didirikan setelah terjaga dari tidur. Sembilan cawan perkara siap disuguhkan Allah kepada para muhsinun. Lima cawan perkara di dunia dan empat cawan perkara di akhirat. Sembilan cawan perkara itu akan memuliakan para muhsinun. Al Isra [17]: 79 “Dan pada sebagian malam hari, bertahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat terpuji.” Dalam buku The Power of Tahajud ini, banyak manfaat dari shalat tahajud antara lain : memberikan kekuatan lahir dan batin, memberikan perasaan tenang, memberikan posisi terhormat (maqam mahmuda), memberikan tahajud, dan lain
30
sebagainya. Selamat meraih manfaat lewat tahajud. Terlepas dari kenyataan bahwa sebetulnya buku ini juga banyak menggambarkan kondisi kehidupan si penulis yang amat percaya diri ini [-bahkan Saya menilainya sebagai suatu bentuk Curhat : curahan hati, karena banyak cerita yang terkait upaya penulis dalam menyelesaikan sekolahnya yang digambarkan sangat singat dengan hasil terbaik serta termasuk masalah Salah satu dari sekian banyak hikmah Tahajud yang digambarkan dalam buku ini adalah apabila kita sholat tahajud, maka setelahnya pikiran kita akan jernih dan dapat melakukan banyak hal yang kratif pada hari tersebut. Termasuk diantaranya menulis karya-karya kita.(nil)
RESENSI
Jalan Cinta Para Pejuang
S
etelah sebelumnya sukses melalui buku Gue Never Die dan Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan, Salim A. Fillah kembali menyapa pembaca setianya dengan buku Jalan Cinta Para Pejuang. Kalau kita melihat, buku-buku yang dibuat oleh Salim A.Fillah tidak pernah lepas dari bahasan cinta. Namun dalam buku ini kita diajak untuk menelusuri makna sejati cinta sebagaimana dihayati para pejuang. Kata 'cinta' yang diterjemahkan sebagai kata kerja. Cinta yang ditaklukkan untuk membersamai kerja-kerja besar mencerahkan peradaban. Buku ini juga memadukan antara cinta dengan semangat juang sehingga mampu menggambarkan sebentuk cinta yang kokoh lagi menguatkan. Bukan cinta yang lemah, atapun cengeng. Tetapi cinta yang hidup, bersahabat, bermanfaat, dan kuat. Sebentuk cinta yang gempita, menggema, dan membebaskan.
Banyak sudut pandang dan Deretan kisah yang begitu menyentuhyang bisa diambil dari setiap kisah yang dipaparkan sang penulis. . Diantaranya kisah bagaimana Rasulullah shalallahu'alaihi wassallam mengajari seorang Khalid disaat Khalid mengumpat sahabat mulia Abdurrahman bin 'Auf dengan kata-kata yang teramat halus. Ya, buku ini menunjukkan kepada kita jalan cinta para pejuang, dengan makna cinta yang berarti membangunkan, menyemangati dan menggerakkan. Seperti kata sang penulis sendiri, “Jika kita menghijrahkan cinta; dari kata benda menjadi kata kerja maka tersusunlah sebuah kalimat peradaban dalam paragraf sejarah. Jika kita menghijrahkan cinta; dari jatuh cinta menuju bangun cinta maka cinta menjadi sebuah istana, tinggi menggapai surga.� Recomended !
31
KABAR JMMI
Liputan Mabit dan Outbound Mentoring Awal yang Indah 31 Desember 2009. Malam pergantian tahun baru masehi. JMMI mengadakan rangkaian acara Mabit dan Outbound Mentoring.Acara mabit ini dikhususkan untuk peserta ikhwan. Acara yang diadakan di Masjid Manarul Ilmi ini sebagai bahan muhasabah diri terhadap pergantian tahun, Apakah ada perbaikan dari tahun ke tahun ataukah mengalami kemunduran. Acara ini dimulai pada pukul 20.00, dihadiri oleh Mente yang berjumlah 36 peserta dan Mentor yang berjumlah 6 peserta.Setelah acara dibuka, Ustadz Baitun Maknun, Imam Masjid Manarul Ilmi, mengisi kajian dengan tema “Pentingnya dzikir dan tilawah�. Beliau mengingatkan kepada peserta untuk selalu mengingat Allah SWT dalam keadaan apapun. Acara berikutnya dilanjutkan dengan pendampingan . Peserta di bagi menjadi 6 kelompok. Pada pendampingan tersebut peserta dan pendamping melaksanakan tilawatil quran. Dari situ, peserta dapat saling membetulkan bacaan tilawah dengan peserta yang lain. Acara berikutnya adalah pemutaran Film yang diadakan di BU (Barat Utara) dalam Masjid Manarul Ilmi. Film yang diputar sangat beragam. Diantaranya The Last Samurai, Film Beruang Kutub Backkom, serta film Jumper. Dari setiap film tersebut peserta diajak untuk memetik hikmah yang terdapat didalam setiap film tersebut. Setelah itu peserta dipersilahkan untuk tidur. Jam 2.00. Peserta dibangunkan untuk melaksanakan Sholat Tahajud. Sholat Tahajud ini diimami oleh Hasanudin-Ketua Umum JMMI-. Berikutnya,Sholat Shubuh ditegakkan, acara diisi dengan kultum dengan tema petingnya shalat malam yang disampaikan oleh Hanif Azhar-Kepala departemen jaringan-. Berikutnya Peserta ikhwan di giring menuju Lapangan Taman alumni untuk melaksanakan outbound. Outbound ikhwan antara lain Tarik Tambang, memindahkan balon dengan kaki, Ular naga, serta lomba memasang bendera di pohon dengan membentuk piramida manusia. Acara outbound di Ikhwan berakhir dan ditutup pada pukul 09.00 di taman Alumni. Sementara itu, akhwat (tidak ada mabit) mengadakan acara outbound di depan perpustakaan pusat ITS. Acara outbound dihadiri oleh Ukhti Dini sebagai trainer. Meskipun hujan, Namun acara berlangsung seru. Outbond berakhir pada pukul 14.00 di Dr Angka ITS. (AbdAns)
32
KABAR JMMI
33
34
JMMI kembali mengadakan Program Studi Islam (PSI). Berbeda dengan sebelumnya, kali ini tidak perlu mengadakan open recruitment mahasiswa yang ingin mengikuti pelatihan ini. Acara yang berlangsung pada 22-24 Januari 2010 ini bertempat di kampus Kimia ITS. Peserta yang hadir cukup banyak dan antusias. Mayoritas memang para aktivis JMMI yang juga merupakan alumni PSI 2 .
35
36
37
PROFIL
Hidupku, Dakwahku
Dalam hidup yang terpenting adalah ridho Illahi Rabbi. Tiada nikmat terindah kecuali rindhonya. Kita bernapas, berdiri, berlari, dan apapun itu semua atas kehendakNya. Dan sewaktu-waktu nikmat itu akan Ia cabut. Kita, hanya bisa merelakannya. Siapa yang tidak kenal dengan sosok ayu nan penuh senyum. Sekarang dia menjabat sebagai Kepala Putri Departemen (Kopidept) Keputrian Jamaah Masjid Manarul Ilmi (JMMI). Leska Tariani nama lengkapannya, wanita yang selalu berorientasi pada dakwah. Subhannallah‌.. Awal aku melangkah Kala itu aku diajak oleh teman-teman mengikuti kajian rutin yang diadakan di musola sekolah. Berdalih ingin tahu aku pun ikut. Pertama kali melihat dia, rasanya menyenangkan. Kesan lucu langsung terpikirkan olehku. Pengisi kajian yang unik. Ya, dia adalah bapak Darwis yang terkenal itu. Beliau yang membuat saya tertarik untuk mengikuti kajian lebih lanjut walau aku tahu penampilanku lah yang berbeda dari kawan-kawanku. Setelah usai mengikuti kajian pertamaku aku
Nama Lengkap : Leska Tariyani Nama Panggilan : Leska TTL: Kediri, 3 Juli 1988
38
Leska Tariani
Pic by remocholy.deviart.com
Aku juga manusia biasa terkadang aku merasa lelah dengan rutinitas-rutinitas dakwahku, lelah, juga sering melintas dalam pikiran. Namun kecintaan pada dakwah mengalahkan semua hal tersebut. terdapat sense tersendiri di dalam berdakwah yang membutku tidak ingin meninggalkannya. Terdapat suatu pengalaman yang membuat aku merasa sangat senang selama berkecimpung dalam organisasi yang berbasis dakwah. Kala itu aku masih berada di semester lima. Dan beberapa Lembaga Dakwah Kampus (LDK) di seluruh Indonesia akan mengadakan suatu musyawarah. Maklum, sebagai anak Puskom sudah menjadi pekerjaannya untuk lebih bisa menjalin hubungan dengan LDK lain. Ditunjukalah aku sebagai salah satu delegasi yang mewakili Puskom JMMI ke Semarang. Acara tersebut bertajuk Rapat Pimpinan Nasional (RAPIMNAS) Forum Silaturrahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK). Disana banyak hal yang bisa saya rasakan perbedaannya. Ini kali pertama aku mengikuti syuro' tingkat nasional, untuk mendapatkan kata sepakat atau hasil dari syuro' ini perlu banyak pertimbangan. Aku sangat menikmati masa-masa itu. Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui, selain bisa mengikuti pertemuan tersebut sekalian bisa jalan-jalan dan mengikat ukhuwah. Harapanku‌. Sebagai seorang muslimah aku ingin terus bisa berdakwah tidak hanya di sini sampai kapanpun walau sudah menikah dan bekerjam,ingin tetap istiqomah dalam jalan dakwah. Dan semoga dakwah bisa terus berkibar dan didukung orang-orang yang punya militansi kuat serta ukhuwah islami yang kuat pula. Karena kendala terbesar dakwah sekarang adalah kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang harus diajak-ajak terlebih dahulu untuk ikut. Untuk kedepannya aku berharap pula semoga JMMI bisa terus eksis dan konsisten hingga cita-cita menciptakan kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang madani bisa terwujud. Amin‌
merasa senang dan berkeinginan untuk mengikuti kajian lagi. Tidak hanya di sekolah aku mengikuti kajian, di rumah pun aku mulai mengikuti kegiatan serupa di masjid. Rasanya menyenangkan bisa ikut namun lagi-lagi penampilanku tetap yang berbeda dari mereka. Mereka mengenakan pakaian yang memang keseharian mereka memakai busana muslimah sedangkan aku berbeda dengan mereka. Hari demi hari rasanya aku mulai mendapat hidayah dari yang kuasa. Aku sering kumpul dengan mereka yang memakai jilbab dan terbelesit dalam diriku untuk mencoba memakai pakaian seperti mereka. Karena aku sadar bahwa inilah yang benar. Dan menginjak SMA kelas dua, aku mulai hidupku dengan diriku yang baru. Langkahku semakin jauh Leska, itulah teman-teman kerap kali memanggil namaku. Bermula di SMA kini aku menjadi seorang aktifis dakwah. Langkahku tidak terhenti setelah aku lulus SMA N 2 Kediri. Justru inilah saatnya aku melangkah lebih jauh lagi dalam mengemban tugas sebagai aktifis dakwah. Aku berniat suatu hari jika aku masuk perguruan tinggi aku akan mendalami dakwah dan mengikuti kegiatan-kegiatan maupun organisasi dakwah. Karena sebenarnya dimanapun kita berada kita tetap
berkewajiban untuk berdakwah, tidak hanya dalam organisasi yang membawa nama dakwah. Selain itu, keindahan ukhuwah dalam organisasi berbasis dakwah lebih terasa, pergaulan ikhwan dan akhwat pun lebih terjaga, dan tentunya pengetahuan kita tentang agama akan bertambah pula. Sehingga membuat tekadku untuk masuk organisasi dakwah lebih kuat. Awal aku melangkah dalam dunia dakwah. Karlina dari jurusan Teknik Informatika angkatan 2003 mengajakku untuk bergabung dalam JMMI. Kebetulan saat itu Mbak Karlina, sapaku akrab menjabat sebagai Koordinasi Putri Team (Kopitim) Pusat Komunikasi (Puskom) di JMMI. Tidak hanya itu, aku mulai ikut menjadi staf juga dalam kajian jurusan yang dikenal sebagai Study Islam Teknik Computer (SITC, red sekarang Teknik Informatka). Selain bergabung dalam dunia dakwah, aku menjajaki dunia Himpunan Mahasiswa Teknik Computer (HMTC). Menjadi staf kaderisasi di himpunan sangat berbeda dengan medan dakwah yang aku lalui selama ini, merasa ini bukan tempatku yang sebenarnya sehingga aku hanya bertahan dalam satu periode kepengurusan. Dari pada banyak amanah yang tidak focus lebih baik focus pada satu kegiatan yang bisa kita maksimalkan disana, inilah pemikiranku saat itu.
PROFIL
Gebrakan Baru As Safiinah
A
s Safiinah adalah salah satu Lembaga Dakwah Jurusan (LDJ) Teknik Perkapalan. As Safiinah yang berarti kapal ini Didirikan sejak tahun 2000. Awalnya, LDJ ini memang krisis kader. Namun As-Safinah tetap berjuang apapun yang terjadi. Pada tanggal 1 Agustus 2009 lahirlah kembali lembaga yang terstuktur dan terarah. “Kami sengaja tidak mengganti nama lembaga ini demi menghormati para pejuang dakwah yang telah bersusah payah mendirikan lembaga ini.� Ungkap Erik Sugianto, ketua As-Safinah. Pada tanggal 1-2 Agustus yang lalu telah digelar Musyawarah Akbar As Safiinah yang pertama. Dalam musyawarah ini ditetapkan Anggaran Dasar (AD), Anggaran Rumah
Tangga (ART), Garis-garis Besar Haluan Kerja (GBHK) dan penatapan ketua umum As Safiinah berikut para personalianya. Banyak progam baru yang akan diluncurkan. Diantaranya adalah ASEC (As Safiinah English Club), KOPER (Komunitas Pecinta Al-Qur'an), FPI(Forum Penulis Islami), TUKUL (Tutorial Kuliah). Proker lama seperti mentoring, mentoring lanjutan, mentoring klasikal, kajian rutin, juga tetap jalan. Penghargaan sepertinya patut diberikan kepada Forum Penulis Islami (FPI) yang telah mendirikan Ultrassafiinah, yaitu sebuah pers mahasiswa. Media yang bergerak dalam bidang dakwah ini InsyaAllah akan diterbitkan setiap satu bulan sekali.
41
Agenda JMMI SMT [ Skill Management Training ] Skill Management Training merupakan sebuah pelatihan yang bertujuan untuk mempersiapkan OC dan SC untuk memanajemen kegiatan besar JMMI dalam tahun ini. Acara besar tersebut antara lain seperti Pagelaran JMMI (MIU) dan Ramadhan Di Kampus (RDK) yang memerlukan persiapan matang karena merupakan agenda besar tiap tahunnya. Pelatihan ini diharapkan mendapatkan feedback yang positif dari peserta untuk menjadi kader yang lebih siap dalam mengorganizing agenda besar JMMI. Sehingga terbentuk kader yang profesional dan amanah dalam pelaksanaan kegiatan. PSI 1 [ Program Studi Islam 1 ] Program Studi Islam 1 adalah agenda rutin JMMI yang dijadikan sebagai wadah pembelajaran Islam yang dikemas secara interaktif dan menarik untuk mempelajari Islam lebih dalam. PSI 1 merupakan program studi awal yang dilanjutkan dengan PSI 2 dan PSI 3 untuk membentuk kader-kader muslim yang berkarakter sesuai dengan akidah Islam. Kegiatan PSI 1 merupakan studi lanjutan bagi peserta mentoring pada semester ganjil dan genap yang ingin melanjutkan/ menambah kajian Islamnya di semester genap . Acara ini ditujukan kepada para mahasiswa muslim angkatan 2008 dan 2009 yang tertarik untuk mengembangkan ilmunya lebih dalam. Kegiatan insyaAllah diadakan tanggal 12-14 Februari 2010 di ITS.
42
FSDA [Forum Silaturrahim Lembaga Dakwah Kampus Daerah] Forum Silaturrahim Lembaga Dakwah Kampus Daerah (FSDA) Surabaya Raya V pada tanggal 25-28 Februari 2010 di Kampus UNITOMO SurabayaSebagai bentuk koordinasi Lembaga Dakwah Kampus tingkat daerah, maka perlu dilaksanakan Forum Silaturrahim Lembaga di tingkat derah untuk merumuskan perkembangan dakwah dan peningkatan profesionalisme dakwah kampus. Sebagai Pusat Komunikasi Daerah (Puskomda) Surabaya dan sekitarnya (Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Gresik, Madura, Sidoarjo, dan Mojokerto) LDK Jama'ah Masjid Manarul 'Ilmi (JMMI) ITS Surabaya bersama 5 (lima) Badan Pekerja (BP) Puskomda Surabaya, yaitu Unit Kegiatan Kerohanian Islam (UKKI) UBAYA, Unit Kegiatan Masjid Baitul 'Izzah (UKMBI) ITATS Surabaya, UNESA, Unit Kegiatan Kero h an ian Islam (UKKI) Jamaah Nuruzzaman UNAIR Surabaya dan Unit Kegiatan Kerohanian Islam (UKKI) UNITOMO R a n g k a i a n ke g i a t a n y a n g berlangsung selama 4 hari in terdiri dari Festival Nasyid, Bazar, dan Seminar . Menghadirkan Salim A. Fillah, penulis buku Bidadari Cemburu Padamu dan Bapak Ali Murtadlo dari JTV yang akan membuat pengalaman baru dalam media.
43
PKA (Program Kakak Asuh) JMMI