-Jong28Arsitek!-

Page 1


“Di tanganmu tergenggam Kemerdekaan-Indonesia, y Kekapaan, Keselamatan, Kepandaian dan Peradaba Kamu Kaum Revolusioner

Kelak Rakyat keturunanmu Angin Kemerdekaan akan b bisik dengan bunga-bunga kuburanmu: “Disini bersem Semangat Revolusioner“”.

Tan Malaka (aksi masa) jongArsitek!

jongarsitek@gmail.com

Selamat menikmati.. Desain menginspirasi

Except where otherwise noted, content on this magazine is licensed under a Creative Commons Attribution 3.0 License


m yakni

an... !!

u dan berbisikaan di atas mayam .

)


JongEDITORIAL! oleh : Danny Wicaksono


80 tahun berlalu sejak para pemuda indonesia bersumpah untuk setia kepada nusa dan bangsa. Perjalanan panjang yang mereka mulai telahmembawa bangsa ini menjadi bangsa yang kita kenal sekarang. Bangsadengan keragaman namun dengan pengikat satu yang terikrar di masa lalu. Panjang jalan bangsa ini selalu di warnai oleh berbagai peristiwa-peristiwa yang kemudian mendefinisi kembali arti dari Indonesia dan ke-Indonesiaan. Patriotisme dan pesimisme selalu mengiringi jalan sejarah bangsa ini, menuju sebuah kesejahteraan yangdicita-citakan sejak bambu runcing pertama di angkat melawan tirani. Kini, setelah semua patriotisme yang dulu ada, bangsa ini terjebak dalam kebingungan mencari identitas bangsa. Keserakahan dan ketidakadilan mengambil alih, merampas mimpi dan harapan yang dulu pernah membesarkan bangsa ini. Kita yang dulu pernah di juluki “Sang Raksasa Muda� kini terjerembab dalam masalahmasalah dasar kehidupan yang seperti tidak pernah selesai. Hilang adil, hilang makmur, termiskinkan oleh mereka yang berkuasa atas nama rakyat. Kaum muda adalah penentu masa depan. Lebih besar dari itu, kitalah masa depan. Harapan pagi ini adalah nafas yang membuat kita melangkah hidup. Mimpi hari ini adalah kenyataan masa depan yang membawa perubahan bagi setiap dari kita. Kita adalah patriot, karena kita harus jadi patriot. Kita harus jadi garis yang membangun bangsa, bukan titik yang lalu hilang terhapus waktu. Pemuda harus bermimpi! Karena mimpi berarti harapan. Pemuda tidak boleh pesimis! Karena itu berarti mati! Pemuda harus berkarya nyata! Agar tak selamanya terjebak dalam janji-janji sendiri.

Dalam momentum 80 tahun sumpah pemuda, JongArsitek! mencoba untuk menampilkan 28 diantara sekian banyak arsitek muda yang dimiliki indonesia saat ini. Inilah potensi-potensi muda Indonesia yang tersebar di seluruh dunia. Ada yang sedang bekerja di Singapura dan Inggris, ada yang sedang menyelesaikan studinya di Amerika, German, Inggris atau Belanda. Ada juga yang tinggal di Jakarta, tapi karena satu dan lain hal, tidak pernah sempat bertatap muka. Kami mencoba untuk mengumpulkan mereka, di dalam satu edisi yang mudah-mudahan bisa menginspirasi siapa saja yang membacanya. Tujuannya semata hanya ingin menunjukkan kepada masyarakat arsitektur Indonesia pada khususnya dan masyarakat yang lebih luas pada umumnya, bahwa inilah 28 diantara sekian banyak masa depan arsitektur Indonesia. Merekalah 28 diantara calon-calon penentu arah kebudayaan bangun bangsa ini. inilah pemikiran-pemikiran muda yang kini sedang mewarnai dunia arsitektur Indonesia. Sebuah upaya kami untuk menggairahkan kembali diskursus arsitektur di Indonesia. pancingan-pancingan kecil untuk menghasilkan pemikiran-pemikiran baru yang (semoga) dapat menjadi lebih nyata dan berarti. Inilah diantara arsitek-arsitek muda terbaik yang kami kenal. Orangorang muda yang tidak pernah lelah bertutur tentang arsitektur dan memiliki integritas yang tinggi atasnya. Inilah beberapa pemikir muda arsitektur Indonesia, kami persembahkan dengan kerendahan hati, dan harapan tinggi untuk segala hal yang mungkin jadi lebih baik karenanya...

Danny Wicaksono -JongArsitek!-


Kontributor

tanpa basa basi, anda bisa mengecek profil mereka langsung ke Facebook dan media sosialweb lainnya.

ade yudirianto http://www.new.fa- adi fajar utama cebook.com/profile. http://www.new.faphp?id=1184978615cebook.com/profile. php?id=627506931

andri feri k http://www.new.facebook.com/profile. php?id=1473748452

anjasmoro maroef http://www.new.facebook.com/profile. php?id=579839539

firman Saleh

basuki firmanto http://www.new.facebook.com/profile. php?id=610288061

inung rosalini http://www.new.facebook.com/profile. php?id=537714305

dickie w padmawidjaya danny wicaksono http://www.new.fahttp://www.face- cebook.com/profile. book.com/profile. php?id=703273931 php?id=537977711

kristanti dewi paramita http://www.new.famargareta a miranti cebook.com/profile. http://www.new.faphp?id=1051445450 cebook.com/profile. php?id=725640933

fajar Widharta http://www.fac book.com/profi php?id=169305

masajik rooseno aji http://www.new.facebook.com/profile. php?id=779074836

n h b p

reko tomo http://www.new.facebook php?id=704096171


annisa santoso http://www.new.facebook.com/profile. ardes perdhana php?id=586654863 http://www.new.facebook.com/profile. php?id=738906172

ariko andikabina http://www.new.facebook.com/profile. php?id=670464045

ilham iyank Gacanti Swastika http://www.new.fahttp://www.new.fa- cebook.com/profile. cebook.com/profile. php?id=702846031 php?id=1647870146

artiandi akbar http://www.new. facebook.com/profile. php?id=1009962893

ilham iyank http://www.new.facebook.com/profile. php?id=1083521610

cefile. 551&ref=ts

realrich syarief rafael arsono http://www.new.fa- http://www.new.facebook.com/profile. cebook.com/profile. php?id=621537643 php?id=693261239

imron yusuf http://www.new.facebook.com/profile. php?id=712983112

tisa medinna http://www.new. facebook.com/profile. php?id=737579887

noerhadi kritz http://www.facebook.com/profile. php?id=622062159 Paskalis K Ayodyan-

k.com/profile.

toro www.facebook. com/profile. php?id=547254387

wiyoga nurdiansyah http://www.new.facebook.com/profile. php?id=792049984



jongarsitek.com ini adalah web baru kita, semoga, dengan web baru, kita berproduksi dan berkolaborasi lebih. Terima kasih untuk Sandi Mardiansyah Gacanti Swastika yang telah bersusah payah mendirikan web dan rumah baru kita.


jjongArsitek! S u m pa h P e m u da 2008 | des ain men gin spirasi

ade.yudirianto adi.fajar.utama andri.k.ferik anjasmoro.maroef annisa.santoso ardes.perdana arik

urban akupuntur

10

hikmat.subarkah ilham.iyank imron.yusuf inung.rosalini kristanti.paramita margareta.a.miranti masajik.roo


ko.andikabina artiandi.akbar basuki.firmanto danny.wicaksono dickie.padmawidjaya fajar.widharta firman

oseno noerhadi paskalis.khrisno.a rafael.arsono realrich.syarief rekotomo tisa.medinna wiyoga.nurdiansyah






jjongArsitek! S u m pa h P e m u da 2008 | des ain men gin spirasi

ade.yudirianto adi.fajar.utama andri.k.ferik anjasmoro.maroef annisa.santoso ardes.perdana arik

rotterdam transitory

16

hikmat.subarkah ilham.iyank imron.yusuf inung.rosalini kristanti.paramita margareta.a.miranti masajik.roo


ko.andikabina artiandi.akbar basuki.firmanto danny.wicaksono dickie.padmawidjaya fajar.widharta firman

oseno noerhadi paskalis.khrisno.a rafael.arsono realrich.syarief rekotomo tisa.medinna wiyoga.nurdiansyah




jjongArsitek! S u m pa h P e m u da 2008 | des ain men gin spirasi

ade.yudirianto adi.fajar.utama andri.k.ferik anjasmoro.maroef annisa.santoso ardes.perdana arik menginginkan bentuk fasade sebuah bangunan komersial ruko ini dengan bentuk yang tidak biasa, namun tetap memiliki fungsi yang biasa agar dapat mengontrol harga bangunan yang tidak mahal adalah konsep dasar yang harus ditekankan ketika pemberi tugas menginginkan sebelum bangunan terbangun. menghindari pemakaian listrik disiang hari juga merupakan tuntutan pemberi tugas. berangkat dari tuntutan pemberi tugas tersebut, mulailah berfikir memecahkan jawabannya dengan menekankan bentuk dasar bangunan terutama fasade dengan bentuk yang tidak biasa untuk sebuah ruko. fasade bangunan terbentuk dari bidang tipis seperti selembar kertas yang dicoba mengalami proses potong dan mengalami tekanan dari arah luar kedalam.

cut and push

proses ini menciptakan sebuah bidang yang tetap tipis terpotong mengikuti bentuk yang diinginkan dan tertekan kedalam membentuk bentuk lipatan bidang yang unik. Cukup berbeda untuk sebuah fasade ruko ini dengan yang biasanya. untuk menjawab tututan pemakaian listrik disiang hari adalah dengan menciptakan bukaan bukaan yang cukup di sisi dinding yang bersebelahan dengan pagar. Karena bangunannyapun didisain tidak menempel pagar kanan dan kiri, yang membentuk ruang terbuka. Hal ini diharapkan dapat menciptakan sirkulasi udara yang mengalir. selain bukaan pada bidang dinding, bangunan ini juga banyak menggunakan skylight atau bukaan pada plafond yang tetap dikontrol dengan bukaan yang tidak besar agar cahaya yang masuk tidak justru menambah panas, dengan harapan pemakaian ac tidak terlalu berlebihan. pemakaian dan pemilihan material adalah kunci agar bangunan ruko ini tidak menjadi mahal, maka material yang digunakanpun adalah material standart bangunan ruko, sehingga tidak ada pilihan lain bangunan ruko ini hanya menggunakan permainan warna, texture yang dihasilkan dari cat dinding sebagai material dasar, kecuali material lantai menggunakan keramik untuk standart ruko. akirnya dengan bentuk yang berbeda tidak biasa, mengontrol bukaan dan sirkulasi udara yang benar, pemakaian dan pemilihan material yang tepat, maka akan tetap menciptakan sebuah disain bangunan yang tdak biasa dan luar biasa. 20

hikmat.subarkah ilham.iyank imron.yusuf inung.rosalini kristanti.paramita margareta.a.miranti masajik.roo


ko.andikabina artiandi.akbar basuki.firmanto danny.wicaksono dickie.padmawidjaya fajar.widharta firman

oseno noerhadi paskalis.khrisno.a rafael.arsono realrich.syarief rekotomo tisa.medinna wiyoga.nurdiansyah


jjongArsitek! S u m pa h P e m u da 2008 | des ain men gin spirasi

ade.yudirianto adi.fajar.utama andri.k.ferik anjasmoro.maroef annisa.santoso ardes.perdana arik

22

hikmat.subarkah ilham.iyank imron.yusuf inung.rosalini kristanti.paramita margareta.a.miranti masajik.roo


ko.andikabina artiandi.akbar basuki.firmanto danny.wicaksono dickie.padmawidjaya fajar.widharta firman

the space between the terminal and the satelite lounge is to be speculate as an intersitial space

the new terminal is proposed to be a satelite building.

the existing terminal building as a solid state analogywhere the terminal transformation start to emerge

solid

light

solid

the propose terminal site are meant to be the adaptive reuse of the old structure. the proposal meant to be enhance the presence of the old structure

anjasmoro maroef // pre-midreview // thesis design studio //pratt institute // instructor: jason vigneary beane and elliot maltby

anjasmoro maroef // pre-midreview // thesis design studio //pratt institute // instructor: jason vigneary beane and elliot maltby

oseno noerhadi paskalis.khrisno.a rafael.arsono realrich.syarief rekotomo tisa.medinna wiyoga.nurdiansyah



anjasmoro maroef // pre-midreview // thesis design studio //pratt institute // instructor: jason vigneary beane and elliot maltby

initial component

component variation

component row elevation

component row elevation component row 2

component row 1

plan

component study

anjasmoro maroef // pre-midreview // thesis design studio //pratt institute // instructor: jason vigneary beane and elliot maltby

component experimentation and deformation

component experimentation and deformation top view

component 1

component 1.2

component 1.3

component progression through blending three component variation

component parts

side elevation

anjasmoro maroef // pre-midreview // thesis design studio //pratt institute // instructor: jason vigneary beane and elliot maltby

concourse elevation structure componenization

elevation plan

initial component diagramatic section

component iteration 1

diagonal mirror

component iteration 2

mirror

elevation

component iteration 3

component iteration 4 elevation

main concourse

anjasmoro maroef // pre-midreview // thesis design studio //pratt institute // instructor: jason vigneary beane and elliot maltby

1. initial component progression

2. initial component population

4. component deformation 1.1

initial component intertwine to create long span structure

4. component deformation 1.1 side elevation anjasmoro maroef // pre-midreview // thesis design studio //pratt institute // instructor: jason vigneary beane and elliot maltby




jjongArsitek! S u m pa h P e m u da 2008 | des ain men gin spirasi

ade.yudirianto adi.fajar.utama andri.k.ferik anjasmoro.maroef annisa.santoso ardes.perdana arik

28

hikmat.subarkah ilham.iyank imron.yusuf inung.rosalini kristanti.paramita margareta.a.miranti masajik.roo


ko.andikabina artiandi.akbar basuki.firmanto danny.wicaksono dickie.padmawidjaya fajar.widharta firman

oseno noerhadi paskalis.khrisno.a rafael.arsono realrich.syarief rekotomo tisa.medinna wiyoga.nurdiansyah




jjongArsitek! S u m pa h P e m u da 2008 | des ain men gin spirasi

ade.yudirianto adi.fajar.utama andri.k.ferik anjasmoro.maroef annisa.santoso ardes.perdana arik

in colaboration with Niken Palupi

32

hikmat.subarkah ilham.iyank imron.yusuf inung.rosalini kristanti.paramita margareta.a.miranti masajik.roo


ko.andikabina artiandi.akbar basuki.firmanto danny.wicaksono dickie.padmawidjaya fajar.widharta firman

oseno noerhadi paskalis.khrisno.a rafael.arsono realrich.syarief rekotomo tisa.medinna wiyoga.nurdiansyah






jjongArsitek! S u m pa h P e m u da 2008 | des ain men gin spirasi

ade.yudirianto adi.fajar.utama andri.k.ferik anjasmoro.maroef annisa.santoso ardes.perdana arik

  38    hikmat.subarkah ilham.iyank imron.yusuf inung.rosalini kristanti.paramita

margareta.a.miranti masajik.roo


ko.andikabina artiandi.akbar basuki.firmanto danny.wicaksono dickie.padmawidjaya fajar.widharta firman

proyek ini hadir sebagai sebuah sikap dan kritik dari kebiasaan membangun yang dikembangkan oleh sebagian besar pengembang di batam. rumah ini sejak awal dirancang untuk tidak bergantung sepenuhnya pada penghawaan buatan di dalam ruang, di saat yang bersamaan tetap memperhatikan privacy dan keamanan. pintu dan jen dela dapat dibuka setiap saat, sehingga angin dapat berlalu dengan  bebas. lantai dasar rumah ini masih mengikuti denah aslinya, untuk  dapat menekan biaya  



oseno noerhadi paskalis.khrisno.a rafael.arsono realrich.syarief rekotomo tisa.medinna wiyoga.nurdiansyah




jjongArsitek! S u m pa h P e m u da 2008 | des ain men gin spirasi

ade.yudirianto adi.fajar.utama andri.k.ferik anjasmoro.maroef annisa.santoso ardes.perdana arik

Di zaman Eksistensi Circle k semakin berjaya kini, Bandung adalah sebuah industri perkotaan yang dikuasai oleh beberapa ucing garong bernamakan market dan birokrasi. Sebuah versi lain dari kondisi Paris di era Corbusian dan Unitary urbanism, ‘Sanctioned by business and bureaucracy!’ begitu ungkap para Situationist International. Terlebih pada kenyataanya, ternyata fenomena ini juga mewakili mayoritas kondisi perkotaan lainnya di Indonesia, kota-kota yang masih berjalan tanpa langkah yang efektif seiring periode pilwalkot berganti. Tendensi market membuat birokrasi kian labil, dan kemudian dengan mudahnya dapat menyulap mekanisme kota ini menjadi sebebas dan semurah Transaksi kutang bekas di Gedebage. Seolah-olah setiap jengkal ruang kota ini adalah barang pribadi yang tak bernyawa dan bisa digadaikan dengan sokongan biaya kampanye. Kehebatan sebuah birokrasi dalam menghamburkan aset-aset publicnya pada pasar modal yang begitu apatis, yang dalam istilah lain biasa disebut dengan nama neo-liberalism/Late Capitalism. Sehingga tidak heran jika dengan mudah kita dapat menyaksikan taman berubah menjadi pom bensin, hutan kota menjadi mall, ruang terbuka menjadi pintu yang tertutup, gubuk yatim piatu menjadi sekolah international, gunung menjadi Disneyland, atau bahkan sebuah kampung yang menjadi pasir. No money therefore no space. 40

hikmat.subarkah ilham.iyank imron.yusuf inung.rosalini kristanti.paramita margareta.a.miranti masajik.roo


ko.andikabina artiandi.akbar basuki.firmanto danny.wicaksono dickie.padmawidjaya fajar.widharta firman

By-Pass Heteroutopia. An Othering Against The Sisterhood Of Privatization Mekanisme seperti ini menggambarkan bagaimana pemerintah melempar tanggung jawab suatu keterpaduan arsitektur kota terhadap pasar, sehingga seolah menghancurkan bentuk keterpaduan tersebut dari dalamnya sendiri. Keberpihakkan ini memang terasa begitu menyesakkan, namun bukan berarti menjadikan hal tersebut sebagai harga mati bagi sebuah masyarakat untuk memiliki sebangun ruang bersama, untuk memiliki sebangun ruang ber-esensi public dalam idealnya kehidupan berkota.

Neo-lib bukan racun mematikan yang dapat membuat masyarakat di kota ini harus lantas merenung BT mati kutu dan lalu menyerahkan hak-hak berkotanya pada kepasrahan massal atau suicide bombing. Dalam Bandung yang kian sempit ter-privatisasi ini, toh masih terdapat celah-caleh kecil yang tersisa, bleak ground for our so called future task, a space of little to bigger, a space of narrow to wider. Memang terlalu ironis ketika berbicara ruang sisa sebagai ruang public, namun begitulah keadaaanya. Tapi siapa yang bisa menyangka, bila dari ruang sisa ini sebuah revolusi bisa terjadi? Its worth a try. Bukankah ruang publik yang begitu kita idamkan dapat terdefinisi dalam berbagai kemungkinan bentuk yang obscure? yang belum pernah kita bayangkan sebelumnya, terbentuk dari sebuah ruang sisa.

Hal ini selanjutnya mengingatkan kita akan teori filosofis-spasial yang disebut Heterotopia oleh Foucault, ataupun Thirdspace as an othering way of Edward Soja. Othering yang dimaksud mencoba menjelaskan bagaimana seharusnya kita melihat ruang sisa sebagai ruang lain yang berpotensi untuk ter-eksplorasi, Othering sebagai sebuah strategi kritis ber-ruang dalam keterbatasan, strategi spasial yang bergerak melalui pendekatan ‘rekombinasi’ atau ‘perpanjangan’ sebuah ruang baru terhadap ruang yang sudah ada sebelumnya. Keberadaan ruang tersebut mayoritas tercipta sebagai sebuah residu/left-over dari pembangunan megastruktur kota, Koolhaas mendefinisikan tipologi ruang seperti ini sebagai sub-system pembangunan kota.

oseno noerhadi paskalis.khrisno.a rafael.arsono realrich.syarief rekotomo tisa.medinna wiyoga.nurdiansyah


Contoh yang paling mainstream dari bentukkan ruang ini adalah sebuah ruang dibawah kolong jembatan yang dijadikan tempat para pengemis dan pedagang asongan bermukim, atau emergency lane pada jembatan layang itu sendiri yang setiap malam minggu djadikan tempat singgah untuk bercinta para pasanganpasangan ekstrim yang dengan santai memakirkan motor mereka sambil menikmati pemandangan lampu kota, di Bandung dapat kita jumpai ke-sisa-an ini di Fly-Over pasupati, atau mungkin fly-over Kiara Condong. Tipologi ruang sisa yang selalu terkolerasi dengan jalan raya ini bila ditilik lebih lanjut akan terakumulasi dalam jumlah yang begitu besar, dengan presentase minimal dari 1.173.81 km total luas infrastruktur jalan di Bandung saja, sekiranya sudah dapat terbayang begitu luas ruang publik yang bisa diperoleh, bukankah Marco Kusumawijaya pernah mengemukakan bahwa jalan adalah ruang publik terbesar di dalam sebuah kota? as well as it explicated by Philly Richardson that “since transport is a lifeline to the city, any improvements are bound to have an effect greater than its original purpose�, and if that really so, The city would become a giant playground, as stations for a perpetual Revolutionary Festival! Lantas kemudian pertimbangan tersebut yang menjadi konsepsi awal dalam perancangan ruang sisa yang satu ini, ruang sisa yang dalam pandangan umum masih tergolong illegible spaces, or maybe even at the worst have never been considered as a form of space. Ruang yang dimaksud adalah sebuah ruang linier yang membelah Bandung bagian selatan bernamakan Median.

Median, atau Central Reservations (UK) adalah sebuah pulau linier yang berada diantara dua jalur jalan yang berlawanan, linier strip in between 2 opposite adjacent lanes. Sebangun safety barrier dengan elevasi tanah lebih tinggi dari jalan utama, dengan lebar standard 6.1m (pada highstreet atau highway). Median ini bagaikan anak haram yang lahir dari pembangunan megastruktur jalan raya, dalam hal ini adalah highstreet by-pass Soekarno Hatta Bandung, sehingga bila disimpulkan, median ini adalah sebuah ruang sisa yang benar-benar tersisa secara fisik, sosial mapun ordinat keberadaan-nya sendiri pada google maps kota Bandung. Tanpa penyikapan design, ruang sisa seperti ini hanyalah universe of rampant cohesion ujar koolhaas, namun ironisnya orangorang secara tidak sadar kerap sekali melakukan aktivitas bahkan intervensi dengan intensitas yang tinggi pada ruang ini. Hal ini membuktikan bahwa median adalah sebuah ruang publik fungsional yang hidup, yang diapit oleh dua ruang publik fungsional yang mati (jalan raya dengan mobil kencang saling menyalip). Respond design terhadap ruang yang penuh intervensi manusia Ini dapat dikatakan sebuah bentuk praxis psychogeography dalam urban design, yang dulu dipopulerkan oleh Guy Debbord pada era eropa 60-an. (* The study of the specific effects of the geographical environment (consciously organized or not) on the emotions and behaviour of individuals). Berbicara mengenai penyikapan linkungan terhadap sebuah perilaku, emosi spesifik masyarakat yang berada di kawasan tersebut.

Lalu Mengapa harus median? Pada tapak yang diambil, Kawasan tersebut dinilai padat akan aktifitas manusia namun dengan ironisnya tidak tersedia ruang publik sedikitpun yang memadai, adapun pedestrian sebagai sarana publik telah di klaim sepihak sedikit demi sedikit oleh para pedagang pulsa, pedangang tabloid, tambal ban, dan lain sebagainya sebagai domainnya masing-masing. Buruknya kualitas sarana publik yang ada di kedua sisi jalan mengakibatkan inisiatif intervensi manusia untuk menyebrang ke daerah median, dan kemudian melakukan aktivitas pedestrian pada median, mengingat median pada keadaan sekarang adalah hamparan rumput kosong dengan beberapa lampu jalan dan shrubs di tengahnya. Median ini telah menjadi tools sebuah pelarian fungsi yang genuine, tidak hanya sebagai sarana menyisir jalan, namun juga digunakan sebagai tempat berteduh, tempat singgah para asongan, tempat beristirahat, dan masih banyak lagi aktifitas urban yang secara real terjadi disini. Penyikapan yang kemudian diterapkan adalah pembentukan median sebagai taman kota sekaligus arena sirkulasi terpadu terhadap fungsi bangunan sekitar, median ini dirancang dengan tujuan membentuk sebuah public space yang kondusif dan tanpa banyak melakukan pembongkaran struktural. Implikasinya adalah dengan menciptakan bukaan sirkulasi pada titik tertentu sebagai orientasi penyebrangan massal yang efektif dan mengkomodasi berbagai intervensi/ aktivitas manusia yang sebelumnya kerap terjadi dengan olahan order linier. Sequence ruangnya memungkinkan banyak integrasi ruang urban terjadi disini, fleksibilitas ruang dapat memunculkan banyak interaksi public yang telah hilang karena ketidaktersediaan ruang disekitarnya.





Median sebagai ruang antara sebenarnya dapat melahirkan begitu banyak ruang fungsi yang beragam, seperti halnya bila dirangkai menjadi sebuah ‘linier city’, yang tentunya akan membuat banyak ruang urban dalam berbagai bentukan; mulai dari taman, mini boulevard, skate park, monumen/landmark, sampai penerapan paling hardcore berupa rumah makan bertingkat atau mungkin tempat berendam air panas. Kenapa tidak? Menyangkut fenomena terkait, konsepsi design selanjutnya terorientasi untuk mejadikan heterotopia pada by-pass ini sebagai ruang public hijau. mengingat kebutuhan kota akan keberadaan ruang public dan RTH itu sendiri di Bandung sudah cukup kritis (Bandung baru mencapai angka 7% dari goal 30% target penyediaan RTH), sehingga penerapan ini secara parallel dapat mengatasi problematika minimnya ruang publik dan RTH disaat yang bersamaan. Akumulasi pengaspalan jalan sebagai pemanjaan kendaraan setidaknya dapat diseimbangkan dengan penambahan volume ruang publik dan penghijaun resapan biopori. Dengan penyikapan ini, Median tidak lagi menjadi sekedar ruang sisa yang teracuhkan, namun sebuah arena berkota yang hidup, sebuah sirkuit Flaneur a la Baudeliare, sebuah multitude drifting track of our very foot! The way of thirding or exploring counter site sort of this, is a product of identifying our real life in this so called modern capitalistic city, because yes modern life is rubbish as it always be, get busy livin or get busy dyin for it my lad Fist raising against your goliath is an old fashioned warfare, idealizing our Heteroutopia by thirding/othering this 360 degrees spacious world could spawn the best urban activity, urban dynamics would no longer be driven by capital and bureaucracy, because

we believe in something fairly gold called ‘participation’. Organize the city for the enrichment of everyday life. For the future we are worrying about Best. Artiandi Akbar.



jjongArsitek! S u m pa h P e m u da 2008 | des ain men gin spirasi

ade.yudirianto adi.fajar.utama andri.k.ferik anjasmoro.maroef annisa.santoso ardes.perdana arik

48

hikmat.subarkah ilham.iyank imron.yusuf inung.rosalini kristanti.paramita margareta.a.miranti masajik.roo


ko.andikabina artiandi.akbar basuki.firmanto danny.wicaksono dickie.padmawidjaya fajar.widharta firman

Jogjakarta dibentuk dengan citra dan cita-cita sebagai kota yang mampu mempersiapkan generasi-generasi baru pembangun bangsa. Kota pendidikan dengan akar tradisi Jawa yang kuat, kekayaan akan nilai kearifan lokal, sampai seni budaya tradisional yang menghiasi Malioboro menjadi citra kota ini. Namun, kenyataan dan pencitraan tidaklah sejalan. Arah pembangunan kota tidak menunjukkan kekayaan dan potensi besar yang dimilikinya. Kota pendidikan ini tidak memiliki perpustakaan yang representatif, mal-mal lebih subur bertumbuh daripada pengembangan sarana dan prasarana iptek atau research center. Pencitraan kota pendidikan seakan mandeg dengan banyaknya perguruan tinggi dan sekolah-sekolah. Itu saja. Berdasarkan keinginan untuk menciptakan arsitektur yang sesuai dengan citra, yang tepat dengan konteks, dan memiliki nilai lebih dalam skala luas, mediatheque ini lahir. Dalam sebuah era dimana waktu demikian berharga, seseorang “tidak lagi bisa� berada di satu tempat untuk satu kepentingan saja. Beberapa aktivitas harus dilakukan dalam satu tempat, satu waktu, kalau bisa. Perpustakaan, yang identik dengan ketersediaan buku-buku tebal dan berdebu, harus berubah untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman ini. Mediatheque, adalah sebuah evolusi dari bibliotheque. Di Jogjakarta ini ia hadir menggabungkan perpustakaan, toko buku, akses media dan internet, serta menyediakan ruang terbuka publik yang mampu mewadahi beragam aktivitas pengunjungnya. Mediatheque ini hadir sebagai representasi keinginan untuk membangun citra kota pendidikan, sebagai gambaran arsitektur compact yang mewakili masyarakat yang hidup di era informasi, dan sebagai bentuk pengembangan indie yang melawan arus besar.

oseno noerhadi paskalis.khrisno.a rafael.arsono realrich.syarief rekotomo tisa.medinna wiyoga.nurdiansyah






jjongArsitek! S u m pa h P e m u da 2008 | des ain men gin spirasi

ade.yudirianto adi.fajar.utama andri.k.ferik anjasmoro.maroef annisa.santoso ardes.perdana arik

this project tries to redefine the design of a tropical house, in a location that doesn’t have the luxury of space to create wide openings. Situated in an area where neighbors are attached to the sides and the back of the building, this scheme offers a different approach in creating air flow to diminish humidity in the living chamber. The strategy is to create a cold air chamber by creating a large pond in the ground floor, and a hot space in the upper part of the house. An air chute made of metal, installed in the roof garden, will then act as vacuum mechanism to create an air circulation. a simple passive cooling principle. when the pond is dried, it can then act as an extension space for occasions that needed extra space such as family gathering. ketika kebiasaan membangun yang rapat dan iklim tropis bertemu, maka sirkulasi udara dalam sebuah bangunan tinggal menjadi hal krusial yang harus di pecahkan. kemewahan untuk mendapatkan bukaan-bukaan besar sebagai sirkulasi udara adalah hal yang hampir mustahil. ketika hanya sisi depan dari tapak yang memungkinkan untuk di jadikan bukaan, maka sebuah pensiasatan harus dilakukan agar udara dapat tetap mengalir dengan baik dan suhu ruang-ruang aktif dapat berada dalam (paling tidak mendekati) suhu ruang yang ideal. walaupun membuat bangunan “lepas� dengan memberikan jarak di ketiga sisi yang berdempetan dapat memberikan ruang untuk udara bersirkulasi, hal ini berarti mengurangi ruang efektif yang dapat digunakan untuk tinggal. beberapa arsitek menerima hal ini dan bertoleransi terhadap konsekuensi-konsekuensinya, tapi rasanya seperti terlalu cepat puas jika kemudian ini menjadi hanya satu-satunya cara untuk mensiasati cara membangun di lahan seperti ini. rumah ini mencoba untuk melihat potensi lain hubungan antara minimnya program yang diminta oleh klien dan masalah kerapatan bangunan yang ada di sekitarnya. sedikitnya program yang diminta, membuat ruang-ruang untuk hidup sehari-hari dapat di masukkan kedalam satu lantai saja. ketika ruang ini diangkat, maka ada ruang kosong pada lantai dasar, lantai ini kemudian difungsikan sebagai kolam, dengan tujuan untuk menghasilkan ruang dengan suhu yang lebih rendah. untuk memungkinkan udara dingin di lantai dasar ini naik ke ruang hidup di atasnya, lantai pada ruang hidup di lubangi dengan diameter yang beragam. lantai paling atas di fungsikan sebagai dapur, area servis, dan taman. di lantai ini juga dipasang corong dari besi, gunanya sebagai generator efek venturi, untuk menarik udara di bawahnya mengalir keluar. secara teoretis, seharusnya kolam di lantai dasar dapat menurunkan suhu di lantai dasar. udara dingin ini yang kemudian di harapkan dapat naik, merembes ke ruang hidup diatasnya untuk memberikan suhu ruang yang, paling tidak mendekati, suhu ruang yang ideal. teori ini masih sangat bisa diperdebatkan. hal-hal tentang konsekuensi penempatan kolam air dengan ukuran sebesar itu adalah hal yang masih harus terus dikaji dan diuji.

54

-danny wicaksono untuk mamostudio-

hikmat.subarkah ilham.iyank imron.yusuf inung.rosalini kristanti.paramita margareta.a.miranti masajik.roo


ko.andikabina artiandi.akbar basuki.firmanto danny.wicaksono dickie.padmawidjaya fajar.widharta firman

Rumah Pondok Bambu Pondok Bambu House

oseno noerhadi paskalis.khrisno.a rafael.arsono realrich.syarief rekotomo tisa.medinna wiyoga.nurdiansyah




jjongArsitek! S u m pa h P e m u da 2008 | des ain men gin spirasi

ade.yudirianto adi.fajar.utama andri.k.ferik anjasmoro.maroef annisa.santoso ardes.perdana arik

58

58

hikmat.subarkah ilham.iyank imron.yusuf inung.rosalini kristanti.paramita margareta.a.miranti masajik.roo


ko.andikabina artiandi.akbar basuki.firmanto danny.wicaksono dickie.padmawidjaya fajar.widharta firman

Koffka. flagship store, Bandung. Indonesia

59

oseno noerhadi paskalis.khrisno.a rafael.arsono realrich.syarief rekotomo tisa.medinna wiyoga.nurdiansyah




WAR

jjongArsitek! S u m pa h P e m u da 2008 | des ain men gin spirasi 62

ade.yudirianto adi.fajar.utama andri.k.ferik anjasmoro.maroef annisa.santoso ardes.perdana arik

62

hikmat.subarkah ilham.iyank imron.yusuf inung.rosalini kristanti.paramita margareta.a.miranti masajik.roo


WAR

ko.andikabina artiandi.akbar basuki.firmanto danny.wicaksono dickie.padmawidjaya fajar.widharta firman

63

oseno noerhadi paskalis.khrisno.a rafael.arsono realrich.syarief rekotomo tisa.medinna wiyoga.nurdiansyah




WAR



jjongArsitek! S u m pa h P e m u da 2008 | des ain men gin spirasi

ade.yudirianto adi.fajar.utama andri.k.ferik anjasmoro.maroef annisa.santoso ardes.perdana arik

68

hikmat.subarkah ilham.iyank imron.yusuf inung.rosalini kristanti.paramita margareta.a.miranti masajik.roo


ko.andikabina artiandi.akbar basuki.firmanto danny.wicaksono dickie.padmawidjaya fajar.widharta firman

Deskripsi Proyek : Sayembara Desain Muka Gedung Jakarta Design Center desainer : firman saleh & wildan wachdy tahun 2007 - 2nd place winner.

Jakarta Design Center (JDC ) sebagai pusat komunitas desain dengan segala fungsinya sudah selayaknya memiliki karakteristik yang kuat melalui kacamata desain. Selain berpotensi kuat menjadi landmark di antara lingkungan sekitarnya, bangunan ini juga diharapkan dapat menjadi salah satu sumbangan positif bagi cityscape kota Jakarta. Merevitalisasi sebuah bangunan tidak cukup hanya dengan mengganti desain muka, tetapi harus membuka akses bagi semua penggunanya, misalnya dengan “menyuntikkan” fungsi-fungsi baru yang dapat menunjang dan meningkatkan fungsi-fungsi awal, seperti menciptakan ruang-ruang publik, fungsi komersial, dan lain sebagainya di dalam bangunan eksisting. Saya dan Wildan Nachdy, menyebut kompetisi desain ini sebagai “redefining”, mendefinisikan kembali fasade JDC menurut sudut pandang kami. Dalam mendefinisikannya kami berusaha menekan isu “rumit” dari sisi teknis dan menampilkan desain yang “sederhana dan berkarakter” sehingga dapat memberikan sesuatu yang lebih bagi penggunanya. Untuk menterjemahkan muka lama menjadi baru versi kami adalah dengan menciptakan layer baru di selubung bangunan eksisting. Panel aluminium yang menempel saat ini diganti dengan kaca yang memiliki modul persis dengan kondisi rangka eksisting, sehingga rangka tersebut masih dapat di gunakan kembali. Tujuan penggantian panel aluminium dengan kaca adalah untuk memberikan kesan ringan dan menerima pantulan layer di depannya sehingga menimbulkan kesan bergerak atau dinamis pada muka bangunan . Untuk layer di muka kaca kami mencoba menciptakan sesuatu yang modular tetapi mempunyai pola yg kuat sehingga dapat mamberikan efek yg “mapan” dan dinamis. Kemudian seperti yang telah disinggung sebelumnya, kami menyuntikkan ruang – ruang publik ke dalam bangunan eksisting. “Sky terrace” di sudut bangunan adalah semata-mata untuk menggairahkan fungsi yg ada yaitu dengan menciptakan ruang pamer sementara atau outdoor café di ruang terbuka tersebut. Sama halnya dengan landscape eksisting di mana kami coba menghidupkan kembali plaza di depan bangunan dengan memperbesar plaza yang ada dan menempatkan “water feature”, hardscape dan softscape yg dapat diakses oleh publik dan memajang karya2 seni sebagai “space art” untuk menampung segala aktivitas seni di jakarta bahkan di indonesia. Dengan demikian bangunan ini kami harapkan dapat menjadi salah satu suntikan “urban accupunture” untuk membuat kota jakarta menjadi lebih baik dalam konteks “urban development”./fs

oseno noerhadi paskalis.khrisno.a rafael.arsono realrich.syarief rekotomo tisa.medinna wiyoga.nurdiansyah






jjongArsitek! S u m pa h P e m u da 2008 | des ain men gin spirasi 74

ade.yudirianto adi.fajar.utama andri.k.ferik anjasmoro.maroef annisa.santoso ardes.perdana arik flipped house adalah rumah vila yang terletak di daerah perbukitan Dago pakar, Bandung. Di desain sebagai rumah peristirahatan bagi keluarga kecil yang terdiri dari orang tua dan dua anaknya yang beranjak dewasa. Tapak Dago Pakar memiliki keistimewaan tapak perbukitan yaitu memiliki level tanah yang berkontur dan memiliki vista ke arah kota Bandung yang tidak terhalang sehingga dapat melihat cekungan seluruh kota Bandung. Berdasarkan letaknya terhadap permukaan jalan, tipologi rumah di daerah perbukitan yang berkontur bisa di golongkan menjadi dua, yaitu tipe bukit dan tipe lembah. Tipe bukit umumnya memiliki konfigurasi fungsi ruang secara vertikal yaitu ; garasi dan servis di lantai dasar, ruang bersama di lantai satu kemudian ruang privat di lantai atas. Pada tipe lembah, konfigurasi fungsi ruang vertikal umumnya adalah ; ruang bersama di lantai dasar, ruang privat di lantai atas, dan ruang servis di lantai basement.

Flipped House

hikmat.subarkah ilham.iyank imron.yusuf inung.rosalini kristanti.paramita margareta.a.miranti masajik.roo


ko.andikabina artiandi.akbar basuki.firmanto danny.wicaksono dickie.padmawidjaya fajar.widharta firman

tipologi akses langsung

tipe turun, tipe naik

PROJECT CREDITS flipped house Bandung, Indonesia constructed 2008, estimated completion 2009 Building Data. Site Area: approx. 500 m2 Building Footprint: approx. 113 m2 Number of Levels: 3 Team. Principal Architect : Ginanjar Ramdhani Architectural Design : Ginanjar Ramdhani, M.Hikmat.S, Anggie Radik Prihanto Model : Anggi Radik Prihanto Structural Design : Hendro S Kartono, Reliance Consulting Engineers Utility Design : Noviar Firdaus General Contractor : Farid Risman, PT. Rekamitra Selaras Photograph : Muhammad Sagitha Purwaganda

oseno noerhadi paskalis.khrisno.a rafael.arsono realrich.syarief rekotomo tisa.medinna wiyoga.nurdiansyah




konsep flipped house adalah rumah tipe bukit yang memiliki konfigurasi baru gabungan tipe bukit dan tipe lembah. Area privat dan ruang bersama pada rumah ini dibalik secara vertikal dari konfigurasi tipe bukit pada umumnya. Hal ini didasari oleh pemikiran bahwa potensi vista maksimum ke arah lembah lebih baik dinikmati bersama keluarga di ruang bersama , dibanding menikmatinya secara individu di kamar masing-masing. Selain itu dengan konfigurasi vertikal tersebut akses dari ruang bersama ke roof garden menjadi mudah dan secara tidak langsung menjadi ekstensi ruang bersama tersebut.

Pembalikan komposisi fungsi tersebut mengakibatkan area entrance utama berada pada level paling atas. Sehingga diperlukan akses langsung dari level lantai dasar ke entrance utama tersebut. Berdasarkan studi kami terhadap bangunan vernakular eksisting yang berada di kota bandung, adanya akses langsung ke lantai yang paling atas adalah hal yang umum dan bahkan dapat membuat komposisi arsitektur yang lebih menarik dan atraktif.

Masa bangunan terdiri dari komposisi bend-cut box yang setiap box nya mewakili fungsi yang di naunginya. Box tersebut di- bend dan di- cut berdasar pada potensi site dan program ruang yang dinaunginya. Penggunan material kaca transparan pada bidang box yang di cut adalah selain sebagai bingkai untuk melihat vista luar juga sebagai upaya memasukan ruang luar ke ruang dalam rumah. Sehingga rumah terlihat lebih luas dari sebenarnya.


Untuk pendinginan ruang dalam rumah, ada beberapa strategi yang dilakukan, yaitu memakai prinsip cross air ventilation, mengingat posisinya yang terdapat di lereng perbukitan sehingga dibuat tangkapan terhadap angin lembah untuk mendinginkan iklim dalam rumah. Kemudian penggunaan atap pelana dan kisi horizontal di bagian kepala bangunan dimaksudkan untuk menghasilkan chimney effect. Sehingga udara dapat bergerak dari setiap lantai melalui void tangga. Penggunaan cross air ventilation dan chimney effect ini menjadikan tidak perlunya tambahan air conditioner tambahan sehingga menjadikan rumah ini nyaman dengan biaya operasional yang murah.


jjongArsitek! S u m pa h P e m u da 2008 | des ain men gin spirasi

ade.yudirianto adi.fajar.utama andri.k.ferik anjasmoro.maroef annisa.santoso ardes.perdana arik

80

hikmat.subarkah ilham.iyank imron.yusuf inung.rosalini kristanti.paramita margareta.a.miranti masajik.roo


ko.andikabina artiandi.akbar basuki.firmanto danny.wicaksono dickie.padmawidjaya fajar.widharta firman

oseno noerhadi paskalis.khrisno.a rafael.arsono realrich.syarief rekotomo tisa.medinna wiyoga.nurdiansyah


jjongArsitek! S u m pa h P e m u da 2008 | des ain men gin spirasi

ade.yudirianto adi.fajar.utama andri.k.ferik anjasmoro.maroef annisa.santoso ardes.perdana arik

Musholla & Youth Center Pesantren Ar Rahmah

82

hikmat.subarkah ilham.iyank imron.yusuf inung.rosalini kristanti.paramita margareta.a.miranti masajik.roo


MUSHOLLA & YOUTH CENTER

ko.andikabina artiandi.akbar basuki.firmanto danny.wicaksono dickie.padmawidjaya fajar.widharta firman

PESANTREN AR RAHMAH

Lokasi : Ciomas, Bogor. Jawa Barat Luas Tapak : 196 m2 Luas Bangunan : 200 m2 Arsitek : Imron Yusuf & Nurfitri Mahdarina BQ & engineer Support : Lukman Hidayat Struktur : Yulianto Indrawan

EKSISTING

Berlokasi di Pinggir kota Bogor yang masih asri, Musholla ini merupakan pusatr dari sebuah Yayasan Pendidikan Islam yang dididirikan oleh Seorang Ustad dan Ustadjah yang sangat peduli akan pendidikan bagi anak-anak kurang mampu di pinggir Kota Bogor, terutama pendidikan agama Islam. Mereka mendirikan yayasan ini dengan dana yang sangat minim yang berasal dari dana pribadi dan hasil kepedulian dari masyarakat sekitar. Di tanah seluas kurang lebih 1 hektar ini telah terdapat beberapa bangunan bilik bilik sederhana terbuat dari gedek bambu, lantai kayu yang hanya ditutupi anyaman bambu-tanpa perabotan furniture-serta atap sirap dimana fungsi bilik-bilik sederhana ini antara lain sebagai asrama putera yayasan Ar-Rahmah, dapur umum, tempat mencuci pakaian serta toilet umum. Sejalan dengan citacita sang pemilik agar yayasan ini tetap berdiri hingga puluhan tahun nanti, maka direncanakanlah sebuah fungsi tambahan di tengah lahan ini yaitu bangunan musholla, pusat studi serta sekretariat yayasan , dan permintaan tambahan dari pemilik yaitu agar bangunan ini menggunakan system konstruksi yang lebih kokoh agar tetap dapat berdiri dengan baik hingga lebih dari 10 tahun mendatang. Lahan yang diperbolehkan untuk dibangun untuk Musholla tersebut hanya sekitar 200 m2 selain berfungsi sebagai musholla juga sebagai pusat studi anak didik : mengerjakan PR, kultum, belajar, perpustakaan, tempat untuk istirahat bagi pengunjung yang datang ke yayasan (berfungsi juga sebagai tempat menginap), secretariat yayasan : menyimpan berkas file, menerima tamu, bekerja) serta tempat wudhu dimana tempat tersebut harus menghadap arah Kiblat. Kondisi fisik sekitar bangunan ini masih sangat alami-belum terjamah oleh developer ; di sebelah Barat merupakan sekolah sd tua tanpa pagar, sebelah Utara adalah sawah, sebelah Timur adalah sungai kecil dan tanah kosong tempat memelihara kerbau dan kambing warga sekitar dan sebelah selatan adalah sawah dan hutan kecil. Akses menuju lokasi pun masih berupa jalan tanah yang hanya dapat dilalui dengan berjalan kaki atau sepeda motor setelah melewati pematang

sawah tanah yang hanya dapat dilalui dengan berjalan kaki atau menggunakan sepeda motor setelah melewati pematang sawah.

Kondisi fisik sekitar bangunan ini masih sangat alami-belum terjamah oleh developer ; di sebelah Barat merupakan sekolah sd tua tanpa pagar, sebelah Utara adalah sawah, sebelah Timur adalah sungai kecil dan tanah kosong tempat memelihara kerbau dan kambing warga sekitar dan sebelah selatan adalah sawah dan hutan kecil. Akses menuju lokasi pun masih berupa jalan tanah yang hanya dapat dilalui dengan berjalan kaki atau sepeda motor setelah melewati pematang sawah tanah yang hanya dapat dilalui dengan berjalan kaki atau menggunakan sepeda motor setelah melewati pematang sawah.

D B

C

S I T E P LAN

A B

B B

A.Musholla B.asrama C.Dapur D.Toilet

oseno noerhadi paskalis.khrisno.a rafael.arsono realrich.syarief rekotomo tisa.medinna wiyoga.nurdiansyah


MUSHOLLA & YOUTH CENTER PESANTREN AR RAHMAH

Berangkat dari latar belakang di atas, maka direncanakanlah sebuah bangunan musholla setinggi 2 lantai dengan konsep Contemporer Vernacular Architecture yaitu bangunan yang menggunakan struktur serta detail yang sudah modern namun dibungkus dalam bentuk fisik tradisional dengan menggunakan material-material lokal dan sederhana. Terutama material bambu yang banyak didapat dari sekitar. Ini terkait juga dengan isu sustainable yang ingin dikejar dalam setiap disain yang kami kerjakan Sebagaimana layaknya musholla, bangunan ini menghadap Barat, begitu juga tempat wudhu dengan prinsip bahwa hal-hal yang baik bila dilakukan menghadap Kiblat, maka akan mendapat pahala yang berlipat ganda. Antara area luar dan dalam bangunan hampir tanpa pembatas dinding, dengan prinsip bahwa bangunan ini terbuka untuk siapapun; penghuni asrama maupun warga sekitar. Pembatas tinggi hanya di adakan di Sisi Barat sebagai sisi Kiblat dengan back ground Mihrab terbuat dari Bambu betung kokoh setinggi hampir 7 meter sebagai penanda bahwa area tersebut adalah area Imam. Konstruksi menggunakan material baja. Untuk rangka atap dikombinasi dengan beton untuk 4 kolom utama sebagai yang biasanya dinamakan 'soko guru' dalam arsitektur tradisional Indonesia serta balok-balok baja yang memungkinkan bangunan musholla ini mempunyai bentangan lebih leluasa serta dimensi kolom yang lebih ramping sehingga memberikan kesan agung suci dan berwibawa, namun tetap menonjolkan nuansa bangunan yang “ringan� . Untuk tampilan bangunan,

DENAH LANTAI 1

DENAH LANTAI 2

Musholla ini berusaha tidak keluar dari 'warna' bangunan sekitarnya dimana sebagian besar warna muncul dari warna alami si material sendiri. Material fasade semuanya menggunakan material lokal ; bambu, kayu, batu kali, genteng plentong, dll. Sistem yang digunakan juga merupakan system yang sederhana dikombinasikan dengan detail arsitektur yang lebih modern namun diusahakan tetap mudah dikerjakan karena sebagian dari pembangunan musholla ini tidak seluruhnya dikerjakan oleh kontraktor, melainkan nantinya akan dikerjakan juga secara gotong royong oleh para penghuni asrama dan warga sekitar yang merupakan orang awam. Kerai-kerai bambu dan kayu digunakan sebagai partisi non permanen yang hanya digunakan apabila turun hujan. Selebihnya bangunan ini dibiarkan terbuka apa adanya, karena keadaan sekelilingnya yang masih sejuk, asri dan alami justru mendukung anak didik untuk lebih khusyuk dalam belajar dan berdoa.


MUSHOLLA & YOUTH CENTER PESANTREN AR RAHMAH

Musholla ini memang menggunakan teknologi dan sistem serta detail arsitektur yang jauh lebih modern dibandingkan bangunan eksisting di sekitarnya, namun keberadaan diharapkan bukan menjadi sesuatu yang asing bagi sekitarnya tapi justru merangkul sekitar untuk merangsang kemajuan dan memberikan kepercayaan diri terhadap dunia luar., bahwa walaupun merangkak perlahanlahan,keberadaan musholla ini diharapkan dapat menjadi generator bagi yayasan ini untuk memulai sesuatu yang baik dan lebih pasti. Pembangunan musholla ini merupakan langkah pertama sebagai pernyataan bahwa yayasan ini exist dan bersungguh-sungguh untuk menjalani misinya yaitu sebagai wadah pendidikan yang layak bagi anak-anak yang kurang mampu terutama pendidikan agama Islam.


jjongArsitek! S u m pa h P e m u da 2008 | des ain men gin spirasi

ade.yudirianto adi.fajar.utama andri.k.ferik anjasmoro.maroef annisa.santoso ardes.perdana arik

86

hikmat.subarkah ilham.iyank imron.yusuf inung.rosalini kristanti.paramita margareta.a.miranti masajik.roo


ko.andikabina artiandi.akbar basuki.firmanto danny.wicaksono dickie.padmawidjaya fajar.widharta firman

oseno noerhadi paskalis.khrisno.a rafael.arsono realrich.syarief rekotomo tisa.medinna wiyoga.nurdiansyah


jjongArsitek! S u m pa h P e m u da 2008 | des ain men gin spirasi

ade.yudirianto adi.fajar.utama andri.k.ferik anjasmoro.maroef annisa.santoso ardes.perdana arik

PERANCANGAN AR SPEED, MOVEMENT AND EV IN URBA

Prolog Perancangan Arsitektur B yang menjadi ranah merancang kali ini adalah salah satu studio di jurusan Arsitektur FTUI yang biasanya diikuti oleh mahasiswa tahun ketiga. Mahasiswa diberikan dua tugas perancangan yang harus dikerjakan dalam kurun waktu kurang lebih 4-5 bulan.

Perancangan yang akan disampaikan kali ini adalah tugas yang kedua. Mahasiswa diberikan pemicu berupa perkataan speed, movement, and everyday life, yang terjadi dalam konteks kehidupan berkota. Kami diharapkan untuk peka terhadap isu-isu yang terjadi dalam konteks urban dan menuangkannya dalam suatu bentuk perancangan yang sifatnya mengarah ke sesuatu yang eksperimental namun berdaya guna. 88

hikmat.subarkah ilham.iyank imron.yusuf inung.rosalini kristanti.paramita margareta.a.miranti masajik.roo


ko.andikabina artiandi.akbar basuki.firmanto danny.wicaksono dickie.padmawidjaya fajar.widharta firman

ARSITEKTUR B VERYDAY LIFE BAN CONTEXT Latar Belakang Keberadaan kaum komuter adalah salah satu fenomena urban di Jakarta. Akibat kurang meratanya lapangan pekerjaan dan mahalnya harga tanah di tengah kota, banyak orang yang memilih untuk bekerja di tengah kota namun bertinggal di pinggir kota, yang jaraknya cukup jauh dan bahkan bisa memakan waktu hingga dua sampai tiga jam waktu perjalanan. Suatu hal yang cukup mengejutkan dan berujung pada kehidupan yang begitu tidak efisien. Mereka berangkat dari rumah pagi dan pulang malam. Tidak ada waktu untuk bersantai membaca Koran di pagi hari ataupun bersenang-senang di malam hari, semua waktu habis terpakai di jalan. Sampai ada lelucon yang menyatakan fenomena ini sebagai ‘tua di jalan’.

Penjelasan Rancangan Berkaitan dengan isu kaum komuter yang diangkat di atas, saya kemudian memutuskan untuk menempatkan tapak yang menjadi lokasi perancangan ini pada persimpangan jalan layang di area Tomang yang berdekatan dengan Mal Taman Anggrek. Pemilihan ini didasari oleh tingginya tingkat lalu lintas komuter di sana yang juga memicu ‘pertumbuhan’ jalan layang yang signifikan. Bahkan di tempat yang sudah begitu semrawut, pada saat perancangan ini dimulai ada kabar bahwa pemerintah akan membangun 13 jalan layang baru di sekitar daerah tersebut. Bagi orang-orang ini, kecepatan, pergerakan dan mobilitas adalah makanan sehari-hari. Pemerintah berusaha mengakomodir kebutuhan untuk bergerak ini dengan menyediakan jalan. Ketika jalan darat sudah tak lagi mencukupi, maka jalan layang merupakan salah satu jawaban. Namun, bagaimana dampak pilihan itu terhadap kehidupan berkota? Ruang-ruang di antara jalan layang tersebut adalah ruang-ruang yang terbuang. Bagaimanapun, tingginya jumlah kendaraan di Jakarta yang tidak berbanding lurus dengan panjang jalan yang tersedia menyebabkan terjadinya kemacetan parah yang terjadi dimanamana. Termasuk tentu di jalan layang. Bisa dibayangkan kemacetan parah yang terjadi di jalan layang—dimana tidak mungkin untuk menepi ataupun beristirahat—akan menimbulkan dampak signifikan terhadap tingkat stress para kaum komuter tersebut.

Kaum komuter membutuhkan tempat untuk relaksasi, suatu tempat yang dapat dijangkau tanpa harus meninggalkan jalan layang tersebut. Waktu, ruang dan pengalaman adalah sesuatu yang harus dirancang dengan akurat dalam rancangan ini, yang akan dialokasikan di persilangan dua jalan layang. Berkaitan dengan karakter jalan layang itu sendiri, merancang dengan perputaran dan persilangan adalah jawaban. Rancangan ini mengintegrasikan kebutuhan dan juga keinginan kaum komuter. Apabila menyebutkan tentang kebutuhan, maka akan terdiri oleh sesuatu yang fungsional. Kebutuhan dasar kaum komuter biasanya selalu berkaitan dengan kebutuhan transportasi mereka atau kehidupan sehari-hari mereka, seperti mencuci mobil, ganti oli (bagi yang memiliki kendaraan pribadi), makanan kecil, uang kontan, atau kebutuhan higienis seperti toilet atau kamar mandi dan ruang untuk shalat.

oseno noerhadi paskalis.khrisno.a rafael.arsono realrich.syarief rekotomo tisa.medinna wiyoga.nurdiansyah


Sedangkan keinginan kaum komuter menjadi salah satu hal yang diangkat oleh rancangan ini. Dirancang sebuah pusat rekreasi di bagian tengah rancangan ini, yang mengakomodasi kebutuhan hiburan yang bervariasi. Seperti pemandangan kota, cafĂŠ, teater rakyat, musik, bioskop mini gratis, dan perpustakaan mini dan internet. Bentuk hiburan ini dirancang agar mereka dapat berinteraksi

ataupun melakukan kebutuhankebutuhan rekreasi kecil yang selama ini selalu terlewat atau tidak dapat dilakukan karena kegiatan komuter mereka. Bagi yang mengendarai kendaraan pribadi, mereka dapat menikmati kebutuhankebutuhan ini selagi kendaraan mereka sedang dirawat (dicuci atau diganti oli). Bentuk dari rancangan ini meru-

pakan gabungan dari bianglala dan roller coaster. Ketika memasuki area pusat rekreasi, kendaraan mereka akan diangkut dengan sistem bianglala ke area car center (sequence nomer 3). Para pengemudi ataupun penumpang bisa turun dan menikmati fasilitas yang ada (sequence nomer 4) dan kemudian keluar dan kembali ke jalan layang(sequence nomer 5 dan 6).


Dengan menggunakan aliran pergerakan yang terjadi di tapak, diharapkan rancangan ini dapat membaur dalam lalu lintas yang terjadi pada kehidupan kaum komuter sekaligus memanfaatkan ruang-ruang antara yang terdapat di sela-sela jalan layang.


jjongArsitek! S u m pa h P e m u da 2008 | des ain men gin spirasi

ade.yudirianto adi.fajar.utama andri.k.ferik anjasmoro.maroef annisa.santoso ardes.perdana arik

Master RSP Istituto Europeo di Des

Shaky Bom is an urban interior furniture combines function and aesthetic in one. The idea is to give an added value to a common functional system so that it will contribute more to the urban space. Lighting, waste bins and bench are integrated in the sculptural and dynamic form becoming an attractive object. The four shapes of the lightings are inspired by the characters of each waste classification to make people easier to sort and throw waste by the classifications. The bench is designed in a modular system to allow flexibility that makes Shaky Bom can be placed in any kind of locations. All the materials used are from the selected waste included in the list of municipal waste that are considered durable to be put outside. No color is chosen to let the materials speak themselves. Shakygrooving and dancing, sustainability issues in a sustainable fun way.

92

hikmat.subarkah ilham.iyank imron.yusuf inung.rosalini kristanti.paramita margareta.a.miranti masajik.roo


ko.andikabina artiandi.akbar basuki.firmanto danny.wicaksono dickie.padmawidjaya fajar.widharta firman

Winner of scholarship sign Milano for Sustainability

m

, celebrating the

oseno noerhadi paskalis.khrisno.a rafael.arsono realrich.syarief rekotomo tisa.medinna wiyoga.nurdiansyah



3




jjongArsitek! S u m pa h P e m u da 2008 | des ain men gin spirasi

ade.yudirianto adi.fajar.utama andri.k.ferik anjasmoro.maroef annisa.santoso ardes.perdana arik

riset

98

hikmat.subarkah ilham.iyank imron.yusuf inung.rosalini kristanti.paramita margareta.a.miranti masajik.roo


ko.andikabina artiandi.akbar basuki.firmanto danny.wicaksono dickie.padmawidjaya fajar.widharta firman

perkenankan saya untuk mempresentasikan bukan karya saya sendiri. tulisan ini sebuah refleksi saya tentang pengalaman berarsitektur yang saya alami. selama 5.5 tahun saya melewati waktu saya bersama dengan andramatin architect. dan proses pembelajaran tersebut masih berlangsung sampai dengan sekarang ketika memutuskan untuk keluar dari andramatin architect dan meneruskan dikantor Alsop Singapura. saya yakin proses tersbut akan ‘tetapterus’ berlangsung. saya hendak memulai dengan 3 project andramatin architect, dimana semua prinsip desain berasal dari andramatin.

1. Villa di Seminyak Bali (2004-2006) fungsi sebagai rumah singgah.Luas bangunan +/- 150m2 ketinggian 2 lantai. zoning dibagi mnjd 3 bagian, zona private : masterbedroom, zona publik : guest bedrooms,living,dinning,kitchen, serta zona servis. setelah melihat kondisi site yang berada di dekat pantai kita tidak akan banyak menjumpai pohon besar,kamboja atau yang lain, selain kelapa tentunya.kondisi site awal cenderung kering dan gersang. Desain mengambil ide dari ranting pohon kamboja.saya belajar tentang proses pencarian ide,yang diambil dari’loci’nya. Arsitektur mencoba memberi nilai tambah kepada lingkungannya, melalui ‘tree spirit’ dan semangat menanam pohon.ide ranting di masukkan kedalam denah dan pengaturan massa bangunan yang tidak saling tegak lurus seperti ranting. dipertegas dengan framing ranting yang berfungsi sebagai ‘aling-aling’/pelindung. konsep ranting kamboja menghasilkan bentukan arsitektur yang baru serta detail baru bagi saya. Villa ini dibangun melalui proses yang panjang dan mengalami perubahan dasar sampai lebih 3 kali. bahkan pada saat dibangun progresivitas idenya masih berlanjut.

oseno noerhadi paskalis.khrisno.a rafael.arsono realrich.syarief rekotomo tisa.medinna wiyoga.nurdiansyah


2. Kantor dan Studio TV di Kemang jakarta s fungsi utama sebagai kantor perusahaan sa zoning dibagi menjadi 4 bagian dasar : zona mengambil ide muka salah satu karakter kar sekalagi arsitektur dimulai dengan usaha me kali ini bukan dari tempatnya. saya belajar b dasar. SIte berada di daerah Kemang yang hijau, m dalam pembuatan denah kita berusaha mem bangunan publik di Kemang mayoritas mem Kemang diperuntukkan sebgai daerh hunian peraturan kota tidak bisa membendung perk pada akhirnya Zona parkir diletakkan di bas hasil akhir arsitekturnya cukup menakjubkan mungkin baru bagi typologi bangunan untuk

3. Studio Rekam di TB Simatupang fungsi utama sebagai studio sewa rekam vis ide berasal tanggapan terhadap site sekitar kan element vertikal selain itu ide gambar bergerak juga mendas nentukan hasil akhir terwujudnya ide tersebu tor, Sub kontraktor serta Pemerintah sebaga akhi, terutama dalam pengambilan keputusa

4. “bagaimana mata melihat� ini adalah research saya dengan teman say tercipta melalui apa saja. terinspirasi oleh metode melukis Salvador D pengaruh oleh lukisan konstruktivism nya Ia dipakai adalah kamera.lalu dengan photosh


selatan.(2004-2006) alah satu distributor karakter kartun dari Jepang.Luas +/- 1200m2 a kantor, zona studio rekaman visual dan suara, zona taman kanak kanak, serta zona kios merchandise. rtun yang plastis, tercipta bentuk oval. encari ide ‘sangat khas’ dari bangunan itu. bahwa arsitek berani memutuskan mengambil salah satu dari ribuan variabel bebas dan mengolah sebagai ide

maka yang terpikir adalah preservasi. minimalisir penebangan pohon yang sudah ada di site. miliki sejumlah permasalahan antaralain perparkiran serta drainase lingkungan-banjir. n namun Kemang berkembang sebagai daerah komersial. kembangan kotanya. sement, alih alih untuk supaya kelihatan hijau di lantai dasar, akhirnya selalu kena banjir.sebuah paradoks. n buat saya, sesuatu yang baru, keluar dari typologi umum bangunan kantor dan studio. k anak-anak di jakarta.

sual dan suara.Luas > 1500m2 yang berada di titik terendah seberang jalan tol TB Simatupang. agar bangunan terlihat secara visual maka diperlu-

sari desain massa dan kulit bangunan. saya belajar tentang penangan proyek yang berjalan. Peran kontraktor meut. keterlibatan pihak lain non arsitek dan non owner juga vital, seperti Quantity Surveyor, Sub Konsultan, Kontrakai pemegang otoritas peraturan. diperlukan upaya besar seorang arsitek untuk menjaga kualitas pekerjaan dan hasil an di lapangan.

ya Rizki Supratman, mengenai ruang. Di awali dengan percakapan kami mengenai ide ruang, bahwa ruang dapat

Dali dalam lukisan Mae West’s Face dan Paranoic Visage, serta metode design arsitektur Zaha Hadid yang terakov Chernikov.saya mencoba mencari ruang ruang yang hilang yang tidak tertangkap oleh mata biasa, alat yang hop saya mencari ruang tersebut.hal sederhana yang menyenangkan.


jjongArsitek! S u m pa h P e m u da 2008 | des ain men gin spirasi

ade.yudirianto adi.fajar.utama andri.k.ferik anjasmoro.maroef annisa.santoso ardes.perdana arik

Satu helai ‘red carpet’ yang menerus dan membelit karya sekaligus pengunjung menjadi satu kesatuan, adalah apa yang hendak ditampilkan oleh instalasi ini. Instalasi ini menampilkan puluhan panel karya arsitektur yang ditampilkan dalam format horizontal dengan warna senada yaitu merah. Bentuk yang ada adalah hasil diskusi antara disainer dengan pihak penyedia tempat yang menghendaki agar instalasi yang bertempat di koridor mal dengan panjang total kurang lebih 40 meter ini tidak menghalangi visual antara butik yang berseberangan. Maka pada desain yang merupakan alternatif kedua ini instalasi dibuat lebih berongga dengan tetap mempertahankan dominasinya di tengah-tengah koridor kosong diantara butik-butik yang pada saat itu juga belum terisi. Warna merah instalasi adalah warna merah IAI, yang juga digunakan pada warna dasar panel karya. Satu hal lagi dari IAI yang diterjemahkan ke dalam instalasi ini adalah pada bentuk tekukan masing-masing modul yang sengaja mengambil sekilas bagian ‘A’ dari logo IAI.

102

hikmat.subarkah ilham.iyank imron.yusuf inung.rosalini kristanti.paramita margareta.a.miranti masajik.roo


ko.andikabina artiandi.akbar basuki.firmanto danny.wicaksono dickie.padmawidjaya fajar.widharta firman

satu helai

untuk andramatin

oseno noerhadi paskalis.khrisno.a rafael.arsono realrich.syarief rekotomo tisa.medinna wiyoga.nurdiansyah




jjongArsitek! S u m pa h P e m u da 2008 | des ain men gin spirasi

ade.yudirianto adi.fajar.utama andri.k.ferik anjasmoro.maroef annisa.santoso ardes.perdana arik

106

hikmat.subarkah ilham.iyank imron.yusuf inung.rosalini kristanti.paramita margareta.a.miranti masajik.roo


ko.andikabina artiandi.akbar basuki.firmanto danny.wicaksono dickie.padmawidjaya fajar.widharta firman Felicity (n): happiness: state of well-being characterized by emotions ranging from contentment to intense joy “What if a city is built on a foundation of happiness?” The FeliCity project is based on the idea of developing a poly-centric urban region based on the Gross National Happiness concept. Through an Internet search of expressed feelings by inhabitants of each City in the Belt1, the Happiness Index of each city is calculated. This index is then mapped on the region, creating an emotional landscape of the region. This emotional landscape shows a range of peaks and troughs which is not analogous to the physical size of the city nor its economic prowess. The project proposes that the key strategy in developing this region is to regulate the levels of happiness so as to maintain a state of ‘emotional equilibrium’ across it. The concept of ‘emotional equilibrium’ is deeply embedded in the idea that a region is able to develop at its maximum potential when it has a high Happiness Index. Thus, through regulating and transferring the emotional energy of happiness from one city to another, this ideal state can be achieved. In order to achieve this, it is proposed that the M8 be replaced by a new transport system, named Plutchik2, which other than being a mass rapid transit system is also a means to regulate the emotions of commuters from one city to another. The Plutchik system is based on the metaphor of a roller coaster which represents the emotional journey of humans up and down the track. The system is made up of stations along a common track, much like a conventional mass transit system but, beyond that, every aspect of it will be based on the emotional landscape map. Each Plutchik station will be located in response to how it fares in the happiness index study. For instance, a town with a low score will find its station located at high altitudes in order to evoke a strong emotional response; probably a cocktail of fear, happiness and anticipation of going down a slope. The opposite will be true for a city with a high index score. In all, this project aims to ask the stakeholders in the built environment, “What if a city is built on the concepts of happiness?” Footnotes 1- A Google search was done with the key word “I Feel + ‘Name of emotion’ + ‘Name of city’ “ and the results tabulated. 2- The system is named after Robert Pluchik whose psychoevolutionary theory of emotion is probably one of the most influential classification approaches for general emotional responses. Paskalis Khrisno Ayodyantoro | David Lee | Adib Jalal

Felicity

oseno noerhadi paskalis.khrisno.a rafael.arsono realrich.syarief rekotomo tisa.medinna wiyoga.nurdiansyah




jjongArsitek! S u m pa h P e m u da 2008 | des ain men gin spirasi

ade.yudirianto adi.fajar.utama andri.k.ferik anjasmoro.maroef annisa.santoso ardes.perdana arik

First designed at 2005, the plan was wall-ess covered by ptched-roof. By years, mosque in neighborhood nowadays grows with plenty demand more than just a prayer space, the extra function was added to the program: classroom, library and more storage. Situated in the corner of public park inside housing complex, the intention is not monumentality and to be grandeur, rather to be modest and familiar to the surroundings. Hence, the mosque is designed in singletone, non-decorative way. The “kiblat” is heading the street. The concept of the mosque was then change to a complete wall-plan, blocking the noisy hook. The walls configure the mosque was chosen to give border within open-perimeter site without actually making fences. Two main function, the classroom & prayer room divided in two level stacked to one another. The prayer hall, located in upper level, opens to the park visually, with the prayer ritual head to the wall. The “mihrab” designed above reflecting pool as a foreground of the inner-wall and yet to give the sense of floating to the “imam”. The flat, accessible, roofgarden can be used for several occasion, like meeting or even experiencing open-air midnight praying. CLIENT : THE BOARD OF AL-MADANI MOSQUE ARCHITECT : RAFAEL ARSONO LOCATION : BSD CITY SEKTOR XII-5 KENCANA LOKA DESIGN : 2006-2007 FOOTPRINT : 900 M2 TOTAL FLOOR AREA : 1060 M2 110 SITE AREA : 1350 M2

hikmat.subarkah ilham.iyank imron.yusuf inung.rosalini kristanti.paramita margareta.a.miranti masajik.roo


ko.andikabina artiandi.akbar basuki.firmanto danny.wicaksono dickie.padmawidjaya fajar.widharta firman

The Prayer Wall

AL-MADANI MOSQUE

oseno noerhadi paskalis.khrisno.a rafael.arsono realrich.syarief rekotomo tisa.medinna wiyoga.nurdiansyah






jjongArsitek! S u m pa h P e m u da 2008 | des ain men gin spirasi

ade.yudirianto adi.fajar.utama andri.k.ferik anjasmoro.maroef annisa.santoso ardes.perdana arik “My Passion and great enjoyment for architecture and the reason the older I get the more I enjoy it is because I believe we – architects – can effect the quality of life of the people” Richard Rogers. Konsep menegakkan impian ini ada dalam rangka berpartisipasi dalam pameran Reinventing Bandung “intervensi arsitektur di ruang – ruang hilang Bandung” pada tanggal 23 – 31 agustus 2008. Konsep yang disajikan diharapkan memberikan nuansa yang berbeda dari sudut perencanaan kota Bandung dimana bisa menjadi contoh untuk pengembangan kota berskala sedang yang memiliki integrasi dengan isu ekonomi, ekologi dan sosial. Diharapkan dengan ini bisa mencerdaskan kehidupan masyarakatnya dimulai dari sebuah kegiatan yang sangat sederhana. Yakni kegiatan sehari - hari, dimulai dari bangun, beraktifitas, dan beristirahat. Keseluruhan konsep yang ditampilkan ini, akan membuat Bandung, menjadi kota dunia yang romantis dan tidak akan terlupakan sejak kaki ini melangkah di satu telapak pertama. adanya Lapangan Sepakbola di langit dengan standar internasional diletakkan di angkasa sebagai ekspresi dari keterbatasan lahan yang ada di Bandung. Lapangan ini kan menjadi Landmark dari satu - satunya lapangan Sepakbola yang ada di langit di dunia. dari sini kita bisa melihat huruf Bandung di pegunungan parahyangan Galeri Seni Urang Internasional Bandung, menampilkan karya seni seniman Bandung. Tempat ini akan terbuka untuk publik dan mengasah sensitifitas masyarakat untuk apresiasi seni. Di Tempat ini akan diadakan pameran seni internasional setiap tahunnya dengan jadwal yang padat Pusat Daur Ulang Nasional, sebagai tempat penelitian sampah - sampah dan pusat daur ulang. Bangunan ini berkesan futuristik dan bersih sebagai ekspresi yang kontras dengan sampah dan menunjukkan pentingnya pengelolaan sampah bagi dunia. Taman Langit Ketujuh, taman publik dengan orang - orang yang melakukan petak umpet, petak patung, petang jongkok, Galasin, dll. Juga dengan kegiatan yang membuat jantung kita berdebar - debar seperti Bungee Jumping. Melompat dari angkasa dengan mata terbuka ditambah dengan atraksi Balon udara. Pasar Seni Bandung Internasional, tempat yang menjual barang - barang kerajinan dan furniture dan merupakan pusat Pedagang Kaki Lima, disini juga terdapat pusat dari Organisasi Pedagang Kaki lima Indonesia dan menjadi salah satu wisata unggulan wisata internasional.

m

Stasiun Monorail Cikapundung, stasiun dengan gaya arsitektur parahyangan yang menghubungkan daerah Cikapundung dengan stasiun Dago, Soekarno Hatta, Setia Budi, Dll. Sehingga strategi transportasi kota bandung akan menjadikan angkutan publik yang sangat nyaman dan berkelas internasional sebagai potensi wisata. Adu Kambing Tahunan Internasional, ajang internasional yang akan disejajarkan dengan pertunjukan matador di Spanyol menarik wisatawan dari seluruh dunia dimana di ajang ini kambing - kambing internasional akan didatangkan untuk berlaga dan memperebutkan trofi bergilir setiap tahunnya. Pembangkit Listrik Tenaga Angin, pemenuhan tenaga listrik akan juga didukung oleh sistem kincir angin yang diletakkan di daerah pegunungan sekitar bandung. Cara ini dipakai menanggapi langkanya BBM di tahun - tahun mendatang dan membuat kota yang ramah lingkungan dimulai saat ini, berpikir lebih jauh untuk bumi kita.

116

Sungai Pembuktian Cinta, disini adalah tempat anak muda dan orang tua berkumpul dan bernostalgia mengenai masa dahulu. Suara Gemercik air yang membuat hari ini berdebar - debar dan tidak bisa meninggalkan romantisme ketika mereka mengatakan I love you pada saat pertama kali.

hikmat.subarkah ilham.iyank imron.yusuf inung.rosalini kristanti.paramita margareta.a.miranti masajik.roo


ko.andikabina artiandi.akbar basuki.firmanto danny.wicaksono dickie.padmawidjaya fajar.widharta firman

menengadah keatas, menjemput impian Tim desain : Realrich Sjarief Jefferson Barnes Ribkazelia

oseno noerhadi paskalis.khrisno.a rafael.arsono realrich.syarief rekotomo tisa.medinna wiyoga.nurdiansyah




jjongArsitek! S u m pa h P e m u da 2008 | des ain men gin spirasi

ade.yudirianto adi.fajar.utama andri.k.ferik anjasmoro.maroef annisa.santoso ardes.perdana arik

120

hikmat.subarkah ilham.iyank imron.yusuf inung.rosalini kristanti.paramita margareta.a.miranti masajik.roo


ko.andikabina artiandi.akbar basuki.firmanto danny.wicaksono dickie.padmawidjaya fajar.widharta firman

The Rencong Symphonies team design : 1. rizal muslimin 2.rekotomo prasetyo 3.angri hasadi 4.ropik adnan

oseno noerhadi paskalis.khrisno.a rafael.arsono realrich.syarief rekotomo tisa.medinna wiyoga.nurdiansyah






jjongArsitek! S u m pa h P e m u da 2008 | des ain men gin spirasi

ade.yudirianto adi.fajar.utama andri.k.ferik anjasmoro.maroef annisa.santoso ardes.perdana arik

Intro. “Bukittinggi Kota Wisata”. Slogan inilah yang akan menyambut para wisatawan yang berkunjung ke salah satu kota terindah di Sumatera Barat. Dengan keunggulan indahnya panorama dan udara sejuknya membuat Bukittinggi menjadi kota mungil yang sangat menarik untuk dikunjungi, penduduk yang ramah dan makanan lezat yang dengan mudah ditemukan hampir di setiap sudut kota menjadi nilai tambah uniknya Bukittinggi. Melting Pot. Pasar Atas Bukittinggi adalah tempat bercampurnya kegiatan komersial, kulinari dan rekreasi , dengan lokasi yang sangat strategis, berdiri di depannya adalah Jam Gadang, landmark kota Bukittinggi. Tidak heran bila sepanjang hari Pasar Atas selalu ramai, ada yang datang untuk berburu cinderamata, ada yang datang untuk mencicipi nasi kapau atau makanan khas minangkabau lainnya, ada pula yang datang sekedar duduk santai di taman Jam Gadang sembari menyantap jagung rebus di sore hari. Sedap! One stop entertainment place. Berdiri di area seluas 2ha, Pasar Atas berkembang menjadi lebih dari sekedar ‘pasar’. Kegiatan jual beli tidak menjadi fungsi satu-satunya. Dengan perkembangan kebutuhan yang bertambah, kenyamanan pengguna Pasar Atas akan ruang pun harus ditingkatkan, baik ruang dalam maupun ruang luar, sehingga menciptakan ‘tempat’ baru bagi pengunjung untuk bertemu, berkumpul dan berinteraksi. Menyatukan kegiatan jual beli dan rekreasi dalam ruang yang sama. Re-new the Un-New Space. Pasar Atas Bukittinggi memiliki ruangruang terbuka yg saat ini terbengkalai dan menunggu untuk ditemukan kembali! Entrance Plaza, menjadi area ‘penerima tamu’. berhadapan dengan Jam gadang , entrance Plaza memberikan ruang terbuka bagi Jam Gadang sehingga tidak merebut dominasinya sebagai landmark kota. Center Plaza. Sebagai pusat rekreasi, taman kecil, area bermain anak, pujasera, sebut saja berbagai kegiatan rekreasi dan relaksasi terpusat di plaza ini yang berada di tengah Pasar Atas. Open Mall, adalah jalur pengunjung yang menghubungan entrance dan center dimana barisan retail menemani di sepanjang jalan. Jembatanjemabatan penghubung memudahkan akses bagi pengunjung yang berada di lantai atas.

126

Re-discover Space. Perubahan kecil dapat memberikan efek besar. Menata ulang ruang luar Pasar Atas Bukittinggi dengan memperkenalkan entrance plaza, center plaza dan open mall memberikan atmosfer yang jelas berbeda. segar dan teratur. It is a place for shopping, a place for dining, a place for gathering, a place for relaxing. It is a one stop entertainment place where you can do almost everything. It’s your playground!

hikmat.subarkah ilham.iyank imron.yusuf inung.rosalini kristanti.paramita margareta.a.miranti masajik.roo


ko.andikabina artiandi.akbar basuki.firmanto danny.wicaksono dickie.padmawidjaya fajar.widharta firman

front elevation east elevation

Pasar Atas Bukittinggi Re-discover space

oseno noerhadi paskalis.khrisno.a rafael.arsono realrich.syarief rekotomo tisa.medinna wiyoga.nurdiansyah


block plan enterance plaza


center plaza open mall


jjongArsitek! S u m pa h P e m u da 2008 | des ain men gin spirasi

ade.yudirianto adi.fajar.utama andri.k.ferik anjasmoro.maroef annisa.santoso ardes.perdana arik

Ide resto ini bermula dari pembicaraan klien dan arsitek yang sepakat untuk menghindari bahasa arsitektur geometri murni, yaitu ketika tiga sumbu x, y, dan z bertemu rapih dalam satu titik, ketika semua tergambarkan jelas satu garis dalam proyeksi dua dimensi, dan ketika semua terpolakan dalam gubahan kotak yang serba teratur,clean cut yang seolah lupa akan konteks iklim lokal. Jelas, ide awal ini membutuhkan terjemahan bentuk yang lebih advance dari bentuk geometri murni, yang tentu memerlukan bantuan perangkat lunak untuk menyusunnya menjadi bidang-bidang lepas dua dimensi sebagai denah, potongan dan tampak. Ide yang kemudian dipilih adalah arsitektur lipat (baca : folding architecture) yang secara sederhana, menyatukan fungsi resto dan fungsi butik di lantai atasnya dalam satu gubahan massa. Membungkus fungsi-fungsi publik dalam kemasan arsitektur lipat. Tentunya dengan memainkan porsi mana yang perlu dan yang tidak perlu untuk di lipat. Ruang dilantai dasar berfungsi sebagai resto dan dapur, fungsi ini dibiarkan telanjang dengan pemisah kaca clear, sehingga tamu merasakan penetrasi ruang luar masuk ke dalam, dan tentunya juga untuk pertimbangan mendapatkan sinar matahari yang lebih. Di area depan dibuat open kitchen semi permanen yang terbuat dari pergola kayu, membalik hierarki awam bahwa dapur harus selalu di area belakang dan tertutup, dengan bentuk yang berkaitan dengan massa utamanya. Dilantai atas ruang diisi fungsi butik, resto dan fungsi service penunjang resto. Keduanya dapat diakses secara berbeda dengan dua buah tangga. Tangga menuju butik langsung diakses tamu dari luar, sedangkan tangga menuju resto diakses dari dalam. Elemen atap menjadi eleman utama sebagai bungkus kemasan, bagaimana atap menaungi bukaan besar dibawahnya, berinteraksi dengan dinding tetangga, berdialog dengan pergola kayu di bawahnya atau malah sebagai dinding teritisan panjang penahan tampias pada sisi tangga. Demikian juga elemen landscape, sebagai ruang positif penyumbang ruang hijau yang didesain seolah melipat diri menyatu dengan area halaman parkir. Pohon besar existing dibiarkan tumbuh untuk menaungi kerasnya bahasa material beton dan teriknya sinar matahari.

130

hikmat.subarkah ilham.iyank imron.yusuf inung.rosalini kristanti.paramita margareta.a.miranti masajik.roo


ko.andikabina artiandi.akbar basuki.firmanto danny.wicaksono dickie.padmawidjaya fajar.widharta firman

ground floor

first floor

roof plan

Resto Di Jakarta

oseno noerhadi paskalis.khrisno.a rafael.arsono realrich.syarief rekotomo tisa.medinna wiyoga.nurdiansyah


Pada akhirnya resto ini berusaha menyatukan ide keterampilan pengolahan geometri baru yang tidak teratur dengan menyatukan fungsi melalui lipatan –lipatan bidang arsitektur. Selain dari misi utamanya untuk menterjemahkan arsitektur tropis Indonesia dengan bahasa baru, bahasa kekinian. Bahwa selalu ada cara untuk menghormati iklim dan tempat dalam olahan kreatif bahasa geometri baru.

Kredit dan Data Nama Proyek Klien Lokasi Desain Arsitek Ilustrasi 3d Struktur Kontraktor Luas Tanah Luas Bangunan

: Resto di Jakarta : Aldrich Susanto : Jakarta : 2007-2008 : Wiyoga Nurdiansyah : Wiyoga Nurdiansyah, Paskalis K A ::: 253 m2 : 210 m2


front elevation

setion a

side elevation

section b





Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.