Jongarsitek 25

Page 1


“Hanya mereka yang mengenal trauma, mereka yang pernah dicakar sejarah, tahu benar bagaimana menerima kedahsyatan dan keterbatasan yang bernama manusia� (Goenawan Mohamad)


jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

3

jongArsitek!

jongarsitek@gmail.com

Selamat menikmati.. Desain menginspirasi

Except where otherwise noted, content on this magazine is licensed under a Creative Commons Attribution 3.0 License


JongEDITORIAL! oleh : Danny Wicaksono

4

seorang arsitek. Berapa banyak yang sudah dialami oleh kita yang muda?

Kita tidak punya pilihan selain menghabiskan waktu lebih banyak, untuk mempelajari karya-karya terbaik yang dekat dengan kita, dengan waktu yang lebih cepat. Melakukan banyak perjalanan ke berbagai tempat untuk mengalami beragam ruang dan mempelajari beragam arsitektur terbaik. Mengamati setiap detil bangunan dan belajar dari yang bagus dan yang buruk; dari yang bekerja dan Situasi arsitektur Indonesia 5 tahun belakangan yang gagal. ini, adalah sebuah situasi yang tidak pernah terpresedenkan sebelumnya. Peningkatan daya beKemudian setelah itu semua, tantangan lanja masyarakat dan ekonomi yang berkembang besar berikutnya adalah membuat desain arpositif, membuat kantor-kantor arsitek kebanjiran sitektur dengan melepaskan niat untuk mepesanan. niru apa yang telah kita lihat. Lalu, tidak adanya kebijakan penyediaan rumah bagi masyarakat oleh pemerintah, membuat Dengan situasi ini, kita mungkin berunwarga harus menyediakan sendiri rumah tinggal tung, mungkin juga tidak; tapi kesempatan mereka. Banyak yang membangun sendiri den- untuk membuat desain yang terbangun sugan bantuan tukang-tukang. Banyak juga, dengan dah datang kepada kita, di usia kita yang arus informasi yang serba terbuka, menginginkan masih sangat muda. Apakah kita akan rumah yang terdesain baik dan sesuai dengan menghindarinya? Bisakah kita menerima kebutuhan dan gaya hidup mereka. Mereka inilah proyek-proyek yang datang bersama denyang kemudian mencari jasa arsitek. gan tanggung jawab untuk membuat hasil kerja yang bisa mendefinisi arsitektur di InDengan situasi ini, arsitek muda kemudian donesia dengan baik? banyak dapat pesanan. Biro arsitek yang dipimpin oleh arsitek muda lalu banyak muncul dengan portofolio yang terdiri dari beragam tipologi bangunan. 10 tahun yang lalu, bukanlah hal yang lazim bagi seorang arsitek di akhir 20an, untuk diminta mendesain bangunan 8 lantai. Kini hal seperti itu banyak terjadi. Dalam situasi seperti ini, arsitek muda diharapkan untuk menjadi lebih dewasa dalam waktu yang lebih singkat. Mendesain bangunan dengan kualitas ruang dan detil yang lebih baik (jika tidak setara) kualitasnya dengan banyak bangunan yang telah di desain oleh arsitek-arsitek yang lebih senior. Ini tentu bukan hal yang mudah. Pengalaman ruang, perjalanan, kesalahan dan keberhasilan adalah faktor yang mempengaruhi kedewasaan


Kontributor

jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

tanpa basa basi, anda bisa mengecek profil mereka cari langsung ke Facebook dan media sosialweb lainnya. ABDUL ATAR

ANDESH TOMO + RUJAK + ARSITEK KOMUNITAS APTA ARA STUDIO ATELIER RIRI ENDY ERSAL FERDY APRIADY GEMAWANG SWARIBATHORO GINANJAR RAMDHANI GLEN HAJADI MINT-DS RAHMAT INDRANI RDMA DESIGNS REALRICH SYARIEF ROFIANISA NURDIN STUDIO DASAR SUBSTUDIO WHY+DESIGN STUDIO

5


p4

j o n g E d i t o r i a l sambutan dari redaksi kita 6

p8

j o n g F o t o

p12

j o n g R e p o r t a s e

#Bettercities’ Urban Residency

p124

j o n g R e p o r t a s e Openhouse AM house

p128

p126

j o n g R BirdHouse Project

j o n g R e p o r t a s e Openhouse AnjungSalihara


jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

7

p18

j o n g K a r y a 17 Arsitek Muda

e e p o r t a s e

daftar isi


8


jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

9

warna warni


10


jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

11

lampu lampu bumi


#BETTERCITIES ’ URBAN RESIDENCY Oleh-Oleh untuk Kotaku

12


jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

Rofianisa Nurdin

“To the young with hearts of passion and the old who are young at heart.” - Kevin Mark Low Bulan Juni lalu saya mendapat kesempatan untuk menjadi bagian dari proyek percontohan #BetterCities bernama “Urban Residency” di George Town, Penang. Sembilan pemuda berlatar belakang arsitektur dan desain dipilih untuk tinggal dalam sekeping kota untuk berkolaborasi mengintervensi sebuah ruang luar bersama di gang belakang Little India. Dalam kurun waktu seminggu, kami diminta untuk merancang ruang kantong yang hampir terabaikan ini menjadi tempat bagi masyarakat sekitar untuk berkegiatan, berkumpul, dan berinteraksi.

13


14

Sebelum lokakarya berlangsung, tim #BetterCities telah melakukan riset selama empat bulan hingga pada akhirnya menentukan lokasi tersebut sebagai studi kasus, dan menuangkannya ke dalam arahan dan persyaratan desain. Selanjutnya kami bertugas untuk menanggapi arahan tersebut dalam solusi rancangan yang dapat terbangun dalam seminggu dan dengan batasan biaya sebesar 8000 ringgit (2,4 juta rupiah). Sejak hari pertama saya datang ke Sekeping Victoria (karya arsitek Malaysia, Seksan Ng) tempat lokakarya berlangsung, saya terkagum dengan teman-teman peserta program ini. Mereka punya opini tajam dan pemahaman mendalam tentang berbagai isu di sekeliling. Setiap diskusi berlangsung intens. Setiap keputusan desain dihasilkan berdasarkan per-

timbangan matang. Berada di antara mereka, saya belajar hal-hal baru: bagaimana berargumen dan menyelesaikan permasalahan dalam konteks desain; bagaimana berinteraksi dengan berbagai lapisan komunitas dan kepentingan yang berbeda; bagaimana mewujudkan ide dalam persoalan teknis konstruksi (membuatnya tak sekedar sebagai wacana); bagaimana untuk tahu kapan waktunya mempertahankan pendapat dan kapan untuk bersatu dalam keputusan yang bulat; dan kapan waktunya berhenti berpikir untuk mulai bertindak. Saya juga mendengarkan banyak cerita menarik dari setiap peserta: kancah seni di Penang, situasi politik di Malaysia, kebutuhan masyarakat kreatif mereka (termasuk arsitek) untuk lebih diapresiasi, serta banyak pemahaman dan


jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

15

pendekatan berbeda dalam menyikapi tantangan urban perkotaan yang tidak saya temui di Indonesia.

pendekatan yang cerdas dan kreatif. Demi menjembatani ketidaksepahaman. Menjadi solusi.

Meskipun begitu, sebagai negara tetangga kita punya tantangan serupa. Negara-negara Asia Tenggara, terutama kota-kotanya, bertumbuh sedemikian cepat. Sebagian orang telah siap menyambut tantangan global; mereka berbicara tentang teknologi, masa depan, dan dunia yang lebih baik. Sebagian lainnya menenggelamkan diri dalam sejarah; bersumpah setia terhadap adat, tradisi, dan akar di bumi tempat mereka berpijak; selalu berupaya untuk melestarikan apa yang telah ada.

Lalu saya pulang ke Jakarta dan berkaca. Di dalam busway yang penuh sesak saya berpikir: bahwa kita berada pada jalur yang lapang menuju masa depan yang lebih baik. Jakarta, terlepas dari persoalan macet yang tak pernah tuntas dan langit yang semakin abu-abu, memiliki masa depan yang cerah dan orang-orang yang tak putus menginspirasi. Tiap lapisan masyarakat Jakarta adalah orang-orang yang kreatif dalam menyikapi himpitan permasalahan, serta memiliki cara yang unik dalam mencapai visi membangun kota yang lebih baik. Pun kita berada di tangan orang-orang yang hebat (karena baik saja tidak cukup untuk kota yang keras), dan (semoga saja) menjanjikan

Berada di antara ketegangan tersebut, bagi saya ini adalah kesempatan bagi generasi muda untuk menyikapi kedua sisi dengan


pemerintahan yang baik di masa depan. George Town kota yang ramah. Keramahan yang mengingatkan saya akan rumah. Ya, kitapun sesungguhnya orang yang ramah. Beberapa dari kita kehilangan keramahan dan menjadi keras dalam terpaan di ruang publik ibukota karena tekanan keadaan. Saya membayangkan, kota yang baik akan membentuk warganya menjadi orang-orang yang baik pula. Pada saatnya, Jakarta akan menjadi salah satu kota yang indah dan ramah. Harapan terlihat sejauh mata memandang. “If you imagine less, less will be what you undoubtedly deserve. Do what you love, and don’t stop until you get what you love. Work as hard as you can, imagine immensities, don’t compromise, and don’t waste time. Start now. Not 20 years from now, not two weeks from now. Now.” 16

− Debbie Millman’s Advice on Courage and the Creative Life To the young with hearts of passion and the old who are young at heart, saya berharap dimanapun dan siapapun kita, dan apapun yang kita impikan, kita dapat belajar sesuatu dari apapun yang kita hadapi saat ini. Untuk menjadi pribadi, masyarakat, dan kota yang lebih baik.

Salam hangat, Rofianisa Nurdin

Lebih lanjut tentang #BetterCities dapat dilihat di www.betterciti.es atau facebook page www.facebook.com/bettrcities.


jongArsitek! E d is i 2 3 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

17


18

17 ARSI


jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

19

sudah 5 tahun sejak dokumentasi sederhana arsitek arsitek muda melalui jongArsitek! berlangsung. Melalui pasang surut kegiatan pameran, workshop, pameran hingga presentasi dilangsungkan. Dengan semangat 17 Agustus, berikut ini adalah 17 karya arsitek muda yang

kami pilih tahun 2013 yang menurut kami menarik. Generasi generasi setelah 98 dan tahun tahun belakangan yang marak dengan karya karya terbangun dan beberapa pemikiran ide yang menarik. Dari sekian ribu arsitek muda berikut adalah sebagian kecil yang terekam. jA!

ITEKMUDA


Abdul Atar

20


jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

Robin Hartanto

21


22


jongArsitek! jongArsitek! E di si 3. 3, E d 2is0i 1205 | | ddeessaain in m meennggin inssppiriraassi i

23


24


jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

25


26

Angga Rossi


jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

27


28


jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

29


30


jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

31


HOTEL CHARA APTA

32

Hotel Chara di bangun di atas sebuah bangunan tiga lantai yang befungsi sebagai sebuah SPA keluarga bernama AMAIA. Issue desain yang pertama adalah struktur bangunan, diperlukan sebuah sistem konstruksi bangunan yang ringan dan fleksibel yang mampu beradaptasi cepat dengan kondisi bangunan yang sudah ada. Kontainer menjadi salah satu solusinya, setelah disimulasikan ternyata mempunyai beberapa kelemahan, kelemahan pertama adalah fleksibilitasnya dalam pengertian banyak sekali modifikasi yang perlu dilakukan, kelemahan kedua adalah akomodasi, dimana tiap kontainer harus di angkat dengan menggunakan mobile crane / tower crane yang kurang praktis mengingat lokasi jalan yang cukup padat dan kecil di sekitar lokasi, kelemahan ketiga adalah bobot, setelah dihitung total bobot kontainer melebihi daya dukung struktur bangunan eksisting. Akhirnya diputuskan untuk menggunakan sistem / model kontainer yang dibuat secara mandiri dan langsung di sesuaikan dengan situasi dan kondisi proyek. Dari sistem kontainer Hotel Chara kemudian menemukan ciri khasnya yang dibawah sampai ke desain interior. Suasana kontainer yang industrial di implementasikan ke dalam ruang-ruang publik hotel seperti restoran dan atrium, dengan penggunaan material baja, wiremesh, kaca dan kayu. Secara keseluruhan pengunjung hotel ini diberikan suasana industrial yang nyaman, dengan fasilitas hotel sesuai dengan standar yang berlaku.

Location : Jl. Gatot Subroto No. 31 | Bandung | West Java | Indonesia Arsitektur : APTA Tim Desain : Oky Kusprianto, ST. , Lela Alifah Rahmi, ST. Interior : APTA & MOOD LIVING ME : JG Furniture Luas : 20 sqm Tahun Desain : 2011 Tahun Konstruksi : 2012 Foto : APTA, Chara Hotel


jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

33


34


jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

35


36


jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

37


ARA-STUDIO Mendesain rumah bagi klien adalah sebuah hal yang wajar bagi seorang arsitek. Tapi bagaimana jika arsitek tersebut harus merancang rumahnya sendiri? Apakah juga memiliki nilai yang sama dengan karya untuk klien mereka? Berawal dari keinginan untuk memiliki kantor di rumah, Hermawan Dasmanto—desainer sekaligus owner dari rumah ini —mendesain sebuah rumah sekaligus kantor dengan biaya pembangunan dan perawatan yang minimalis. 38

Penataan rumah dan pemilihan material sangat memperhitungkan pengeluaran biaya seminimal mungkin. Bukaan pada dinding yang menjorok ke dalam dapat berfungsi juga sebagai rak buku dan display, sehingga tidak memerlukan lemari yang akan menambah biaya. Desain bukaan berbentuk segi panjang dan bukaan lebar di fasad bangunan memungkinkan penggunaan pencahayaan alami secara maksimal. Konsep biaya yang minimalis juga dilakukan pada material dinding. Pada bagian dinding yang tidak terjangkau tangan dipilihlah material semen unfinished yang sama sekali tidak perlu perawatan berkala. Sedangkan pada dinding yang terjangkau tangan menggunakan finishing cat putih, warna cat yang paling mudah aplikasinya dengan harga paling murah. Aksentuasi ruang ditampilkan dengan material kayu yang menggunakan finishing natural water-based yang murah dari segi harga dan mudah di aplikasikan saat recoating

HOME & STUDIO


jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

39


40


jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

41


LUMBER SHAPED HOUSE

42


R D -BOX ATELIER RIRI

jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

This house was built in a modernism spirit that is loaded with strong geometrical elements. Located in high density urban city of Jakarta, the house must adapted with it site. The design execution and material selection were done carefully to highlight the issue of low energy consumption. One of the efforts was by implementing wood as main material for the building. The rest was reducing cement to create an honest and straightforward characteristic to the building. The rooms were created as a response to the sun path and cross air circulation. Each space was divided based on the air vents that split and limit every activity.

The building accommodates a family with four children. Therefore, the house was expected to embody a quality life experience for the future. The space was divided based on the vertical zoning. The lowest floor is the service area; the second floor was designed to be a communal space for the family, while the third floor is a private space with a study room as a core. Even though the client limited the budget, the site is positioned in the premium neighbourhood of Pondok Indah. This gives an extra value on the client’s investment. Hence, we focused our design on the space quality and contemporary but non-generic construction manipulation. The main box on the façade

43


44


jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

was blanketed with wood material to carry a strong statement as a building with local material in the hand. The wood material was picked from cut woods and arranged with a unique module so the aesthetic value can be achieved. The building shape has been a strong expression for the city space surrounding it. The wood element was expected to be a strong campaign to draw people back to wood material as the local material with a good deal of number in Indonesia. Either reuse or certified wood can be used. So the wood value from wood commodity in Indonesia will be able to support Indonesian’s economy.

Project Name Lumber Shaped-Box house Location Jakarta, Indonesia Status Build Completion Date (If project is completed) February, 2013 Site Area 296 m2 Gross Floor Area 560 m2 Number of Rooms 8 Rooms Building Height 10m Client/Owner Confidential Architecture Firm Atelier Riri Principal Architect Riri Yakub Architect in Charge Arga Putra Rachman, AninditaTaufani, RiccoAnanto Landscape Architects TSLA Main Contractor Aqila Contractor Civil & Structural Engineer DhianPuspitasari Images/Photos (credit to) FietterChalim&HarindraMahutama 45


46


jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

47


RUMAH PONC ENDY ERSAL

48

Desain rumah ini berangkat dari sebuah batasan anggaran pembangunan yaitu pada kisaran 200-250 juta. Karena setelah dihitung ternyata anggaran rumah ini membesar hampir dua kali lipat dari anggaran semula, maka diputuskan untuk membangun rumah ini secara bertahap. Pengertian bertahap disini adalah membagi tahapan untuk pekerjaanpekerjaan yang sifatnya pelengkap, bukan utama, seperti kolam koi, perkerasan pada area parker mobil, perkerasan pada taman kering dsj.

Kondisi awal rumah ini adalah rumah lama milik nenek saya. Pada awal proses mendesain sempat terpikir untuk mencari kemungkinan pemanfaatan ruang maupun material dari bangunan rumah lama. Namun karena struktur bagunan rumah lama ini dianggap tidak cukup layak untuk dipertahankan diputuskan untuk membongkar rumah ini secara keseluruhan. Semua material dari bangunan lama di kembalikan menjadi raw material untuk digunakan kembali pada bangunan baru. Seperti kayu-kayu dari kusen, pintu dan jendela, juga material genteng tanah liat.


COL

jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

49


Belajar dari rumah sebelumnya dimana memiliki asisten rumah tangga merupakan hal yang sudah lama tidak kami lakukan, maka diputuskan untuk membuat desain rumah ini dengan luasan yang sewajarnya. Semakin sedikit luasan bangunan rumah ini artinya semakin mudah juga memeliharanya, hal ini rasanya juga sejalan dengan sikap penghematan biaya tadi. Denah bangunan ini adalah bentuk optimalisasi terhadap peraturan bangunan, karena harus memiliki setback sebesar 6m dari jalan karena GSB sebesar 4m ditambah rencana pelebaran jalan sebesar 2m. Walaupun GSB ini cukup banyak memakan lahan, sebetulnya rumah ini juga tidak membutuhkan banyak ruang. Dalam bangunan seluas 143m² ini hanya ada 3 kamar tidur, 3 kamar mandi, 1 ruang TV, 1 dapur dan selebihnya adalah taman. maupun di taman tengah. 50

Dalam rumah ini ada 3 hal yang justru dibuat

berkebalikan dari rumah sebelumnya. Yang pertama adalah keberadaan taman. Tidak seperti di rumah sebelumnya, pada rumah ini semua taman adalah taman depan, tidak ada taman belakang, tujuannya adalah untuk membalik prioritas. Yang kedua adalah dapur, untuk tujuan yang sama dapur pada rumah ini justru di letakkan pada bagian depan rumah bukan di belakang, dengan posisi di depan, tujuannya adalah membangun budaya bersihbersih dapur. Pada salah satu taman yang berada di tengah bangunan diletakkan meja dan kursi outdoor, jika tidak hujan meja ini dapat digunakan untuk aktifitas makan. Tidak ada ruang khusus untuk makan, karena aktifitas makan dapat dilakukan dimana saja, bagi saya budaya makan bersama dalam 1 ruang khusus atau 1 meja secara bersamaan cukup terlihat formal dan kaku dalam suatu hubungan keluarga, kegiatan makan tetap dilakukan bersamaan hanya saja setiap orang dapat memilih kenyamanan-


jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

51


nya masing-masing, beberapa orang lebih nayaman makan ditaman, beberapa lebih suka makan sambil menonton tv. Suatu budaya baru yang akan saya lakukan di rumah ini. Keberadaan taman tengah ini juga berfungsi sebagai perluasan dari aktifitas yang terjadi dari ruang TV dan dapur, ruang ini berguna untuk kumpul-kumpul kerabat maupun keluarga dekat, budaya arisan dan kumpul kerabat adalah 1 hal yang masih terjadi dalam keluarga ini.

52

Hampir semua material dinding bangunan rumah ini baik itu luar maupun dalam adalah semen, pada bagian luar adalah, hanya pada dinding pagar bagunan saja yang dibedakan. dinding pagar bangunan dibuat dari material genteng bongkaran rumah sebelumnya, saya tidak sempat melakukan perbandingan harga apakah metode ini lebih hemat daripada pasangan bata, namun dalam hal ini tujuannya adalah untuk memanfaatkan material yang ada. Tidak ada hal besar dalam desain rumah ini, semua ruang dibuat wajar. Saya lebih melihat rumah ini sebagai sarana pembelajaran saya yang pertama dalam berpraktek. Pada proses mendesain rumah ini saya belajar bagaimana seorang arsitek menegosiasikan 2 hal yang beseberangan. Seperti keputusan desain yang ditunda karena mengejar kesempurnaan versus upah tukang yang harus terus dibayar atau aci tekstur dalam bidang besar tanpa nat pembagi bidang versus tukang dengan kemampuan sekedarnya dan banyak hal sejenis lainnya.


jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

53


Team : Agie Aditama Anindita Sunartio Ega Bianda Ferdy Apriady Rikko DP Russelin Edhyati Vani Wijaya

54


jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

55


56


jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

57


58


jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

59


60


jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

61


62

Paris Market La GEMAWANG SWARIBATHORO


ab

jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

Year

2011

Typology cooking school & restaurant Location paris, france Located in the heart of fashion and branded boutiques of paris, the approach of this project “you buy - we cook� provides a unique chance to create not just another restaurant but a vibrant social hub fused with a possibility to transform a regular visit to an adventure. During the day-time, the wet market on the ground piazza gives a sense of freedom for the customers to purchase raw food ingredients. Then, they can offer them to the students of the school as an assignment in order to try their knowledge and improvise their skills by cooking with random menu. The ground piazza also allows the neighborhood to interact and gather. This idea can be of a mutual system not only for the users/ customers of the building itself, but for all the elements around the surrounding area in particular and paris in general.

63


64


jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

65


66


jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

67


68

RUMAH CEMPA


jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

69

RUMAH CEMPAKA PUTIH Project Rumah ini berada di cempaka putih, daerah pemukiman yang sering terkena banjir tahunan, oleh karena itu level lantai bawah dinaikkan setinggi 1,5m untuk mengantisipasi banjir tersebut.

AKA PUTIH

GINANJAR RAMDHANI


Rumah ini didesain untuk sebuah keluarga terdiri dari ayah, ibu dan 2 orang anak. Terdiri dari dua setengah lantai. Lantai bawah digunakan untuk mewadahi area servis dan area komunal, sedangkan Lantai atas dipergunakan untuk mewadahi area privat yang terdiri dari dari kamar-kamar tidur. Penambahan sedikit ruang di level atap dipergunakan untuk mewadahi aktivitas yoga dari pemilik rumah. Ada permintaan khusus dimana ruangan pantry, ruang main anak, dan ruang kerja Ibu dibagian depan membentuk zona segitiga, sehingga pada saat sang ibu beraktifitas sehari-hari di dapur ataupun di ruang kerjanya tetap bisa mengawasi sang anaknya bermain.

70

Penggunaan Void kaca pada atap dengan ukuran yang cukup besar dan berada di tengah massa bangunan dimaksudkan untuk memberikan pasokan cahaya yang cukup untuk ruangan-ruangan yang ada di bawahnya, sebagai antisipasi dari bentukan massa bangunan yang lebar akibat kebutuhan ruang yang cukup padat. Taman hijau yang hilang di lantai dasar digantikan keberadaannya di posisi lantai atap dan di posisi dinding vertikal luar rumah. Posisi taman di lantai atap selain bisa dipergunakan untuk area bermain anak dan aktivitas hobi berkebun pemilik rumah, juga berfungsi untuk mendinginkan ruang yang berada di bawahnya. Taman depan rumah dinaikkan posisinya untuk memberikan batas visual antara ruangan kerja yang berada di depan dengan jalan lingkungan. Ruangan di bawah taman ini juga dimanfaatkan untuk ruangan penampungan dan pengolahan air hujan yang jatuh di kavling ini, dimana airnya dimanfaatkan untuk kegiatan mencuci, flushing toilet dan menyiram tanaman.


jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

71


BARCELONA, SPAIN 2012

Vertical Velocity is an experiment in conceiving and organizing a piece of architecture solely based on the climatic parameters of the site. This is achieved by investigating three basic types of heat transfers, or thermodynamics, which are convection, conduction, and radiation, and manipulate their respective behaviors accordingly in relationship to the climatic site condition of the site to create a predominantly passive architectural system.

72

Itis conducted as the writer’s final project for master architectural program in BIArch (Barcelona Institute of Architecture) within the core studio of Inaki Abalos and Renata Sentkiewicz of Madrid and Boston based firm Abalos + Sentkiewicz adeptly titled Thermodynamic Somatism / Verticalscapes.

VERTICAL VELOCITY: MAJOR LEAGUE GAMING HQ GLENN HAJADI


jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

73


In establishing Mediterranean coast city Barcelona as the site, two essential external climatic conditions immediately surfaced. First, high annual solar insolation and second, a mild external natural temperature throughout the year (14 – 24 degree Celsius range). The first is to be avoided, and the second is to be desired. This means interior space can be completely ventilated to the exterior with very minimal architectural intervention.

74

The resulting form is a manipulation of cubic massing to reach these two objectives. Courtyard typology is implemented as a traditionally used passive system in tropical and sub-tropical regions to ventilate interior space, taking advantage of the wind velocity to travel through the thin interior space (no more than 13m deep) with the void in the middle void as suction. The height of the building is determined to optimize the rising wind velocity in higher elevation. Subsequent deformation(s) is explained through the diagrams below.


jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

75


A residential layered with a gaming / computer center combination is a contemporary hybrid typology that is chosen due to the amount of energy produced in 24 hour cycle, thus allow the transmission of heat. The objective here is to achieve zero energy balance building. Internal organization is constructed to optimize energy production – consumption by vertical multi layering. Producer programs (heat producing programs) will be located below absorber programs (heat using programs).(insert image WINTER STRATEGY

76

During the winter months the architecture acts as a device in using the energy produced by game and computer centers during the day to heat residential spaces during the night. A wind trap is a hollow space sandwiched in between the two programs function as air to heat exchanger, as a result during the period when the computer halls produces heat; wind trap transferred it to conductively heatthe residential units. SUMMER STRATEGY While in the summer months, cross ventilation will take the temperature down to comfortable level, also to reduce high level of humidity. The building is clad in metal panels with wind channels. These channels perform externally in increasing wind velocity along the façade and also internally as a medium to transport air from an underground motorway to help ventilate the lower portion of the building. Double skin located in the interior courtyard will reduce the velocity of air movement during the summer months when cross ventilation is use daily. A secondary roofing structure will help to filter direct sun light while still allowing light in. Wind farm of Aeolic turbin network is attached to the roof’s framing structure to produce electricity.


jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

77


78


jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

COMMON HOUSE MINT-DS

Common is a commercial building located on the south part of Jakarta in jalanpanglimapolim, one of south jakarta buzzing area filled with restaurants and cafĂŠ. The project itself is a renovation project to accommodate new function such as commercial boutiques and restaurant into a former warehouse. The commercial boutique is located on the ground floor and consists of three different spaces allowing variety of tenants. The main courtyard in the middle is provided variety of functions such as pop up stores, fashion show or any performance. The void is created to connect the groundfloor and the restaurant on the first floor. The spaces within the existing building envelope are created as steel framed spaces to project the idea of insertion and addition.

79


80

Common House – Jakarta Selatan Architect :MINT Function : commercial building Principal in Charge : - FelandroMadjid - RanggaIndrajaya - Titis Nurabadi - EllyanaTse General Contractor : MKU Interior Contractor :Silla Home Structural System : Concrete + Steel Materials : Concrete, Steel, Wood, Glass Design Process : November 2011 – November 2 Construction : January 2013 – April 2013 Client : Atelier Kreasi Built Area : 300 sqm


2012

jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

81


82

RUMAH BERSALIN RAHMAT INDRANI


jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

N ZAINUN

JAMBI Kebutuhan akan klinik bersalin yang nyaman pada kelas menengah dan bawah di beberapa daerah menjadi hal yang penting meskipun akses kesehatan yang murah dan gratis telah banyak di canagkan oleh pemerintah, lonjakan pasien pada rumahrumah kesehatan yang di rekomendasikan pemerintah membuat aktifitas pelayanan kesehatan tersebut menjadi kurang nyaman.sebagian masyarakat yang memiliki anggaran berlebih akhirnya tetap memilih fasilitas kesehatan yang dikelola oleh pihak swasta. hal tersebut menjadi titik berangkat bagi pemilik untuk membangun klinik bersalin yang bersifat permanen, dimana selama 15 tahun berjalan klinik tersebut selalu berpindah-pindah rumah sewa dengan kapasitas yang sangat terbatas. Pemilik tetap ingin mempertahankan konsep klinik bersalin yang digabungkan dengan fungsi hunian , agardapat mengontrol secara utuh aktifitas pelayanan kesehatan tersebut serta kondisi sikologi yang ingin dijalin antara pasien dan fasilitas kesehatan tersebut , hal itu terbukti dapat meningkatkan pendapatan berantai dari fasilitas kesehatan ini

83


84


jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

lokasi perancangan terletak pada titik sentral kawasan permukiman penduduk kelas menengah dan bawah. Total luas lahan 450m2 digunakan sepertiganya untuk dibangun dengan orientasi memanjang ke dalam, skema tersebut memungkinkan pemanfaatan proporsi ruang terbuka hijau yang lebih besar serta memberikan skala yang baik bagi gang setapak menuju kawasan permukiman yang memiliki kepadatan tinggi. Kondisi lahan yang berkontur menuju kawasan tepi kali sering menjadi masalah ketika hujan, skema tata bangunan akhirnya juga dapat digunakan sebagai area serapan agar meminimalisir volume air yang berlebih menuju daerah yang lebih rendah di

kawasan permukiman di belakang bangunan. Skema Porsi 1:3 tersebut juga dipilih sebagai cara untuk membuat jalur pergerakan udara lingkungan yang melewati ruang terbuka pada tapak, dengan begitu udara yang bergerak melewati jalur tesebut dapat bersinggungan dengan bangunan sehingga tekanan udara yang besar tersebut dapat dimanfaatkan sebagai dorongan horizontal pada sistem pengudaraan alami di dalam bangunan. Area tangga memiliki kesempatan sebagi katup udara masuk ke dalam bangunan , dengan penggunaan kisi-kisi kayu berongga pada bidang dinding memungkinkan udara dengan kapasitas besar

masuk kedalam bangunan, kapasitas udara besar tersebut di pecah dengan sistem rancangan ventilasi silang yang menyalurkan udara pada bagian-bagian ruang dengan strategi memberikan rongga udara dengan tekanan udara ruang sempit , sehingga udara mengalir ke arah ruang-ruang sempit tersebut. Pada natural sistem juga mengkombinasikan sistem pemanasan pada bagian-bagian tertentu bangunan seperti jalur sikulasi lantai 2 dimana memungkinkan ruang tersebut di datangi oleh udara. Pergerakan udara terbukti bekerja pada bangunan dengan sangat baik. Sengatan panas matahari yang tinggi di jambi dapat di atasi dengan rancangan natural penguda-

85


raan sehingga angin terus bergerak pada bangunan dan memberikan kenyamanan thermal bagi pengguna. Panas matahari pada bagian atap juga menjadi konsentrasi untuk di pecahkan, atap pada daerah hunian lantai 2 menggunakan sistem double plafond dengan penggunaan atap zincalume menjadi lepas dengan tidak menyatu pada plafond bangunan, sehingga panas dapat dilepas oleh celah yang dapat dilalui angin.

86

Pengelolaan ruang pada bangunan mengkrosing program ruang tamu hunian berada diantara area klinik dan ruang rawat inap sehingga ruang tamu hunian tersebut apabila terjadi kelebihan jumlah pasien, dapat difungsikan sebagai extention dari ruang rawat inap. Juga ditemukan adany aktifitas khusus pada klinik ini, yaitu kebiasaan pemilik untuk memberikan ruang bagi pasien-pasien untuk memasuki area privat yaitu raung tamu dari hunian, hal itu dilakukan untuk memberikan kedekatan emosional bagi pasien pada klinik tersebut, sehingga pengelompokan ruang tamu fungsional ini juga dapat berfungsi sebagai ruang tunggu yang juga secara struktur ruang dimungkinkan dapat di perluas dari area tunggu pasien teras. Struktur ruang lantai dua terdapat dua kamar dan satu ruang keluarga yang dihubungkan dengan ruang makan hunian untuk menyambung aktifitas pada lantai dasar. kesempatan untuk membuka bagian bagian dinding ditujukan untuk melegakan ruang- ruang yang sempit seperti sirkulasi menuju kamar pada lantai 2. serta kualitas cahaya alami pada siang hari. terbukti pada siang hari tidak ada satupun lampu yang dibiarkan hidup karena semua sudah dapat diatasi oleh natural sistem di dalam bangunan. Dilema merampingkan bangunan dengan skema tatanan tersebut memberikan sosok bangunan yang mendominasi, pemilihan acian ekspose dilakukan agar kesan ofensif tersebut dapat dilemahkan sesuai dengan prioritas pastien pada kalangan menegah bawah. tetapi

ada hal dilematis lagi yang harus di pecahkan yaitu kesan berat yang ditimbulkan. pemberian cat putih pada bagian bagian dinding yang terbayang membantu meringankan dominasi berat dari acian ekspose. efek kedalaman bayangan yang biasa menegaskan beratnya suatu massa kini di dapat dihilangkan. permainan persepsi tentang keringanan juga menjadi konsen dalam perancangan bangunan. Usahausaha lainya Pada arsitektur bangunan Sebatas menkombinasikan konsep utama program dengan natural sistem yang bekerja dalam bangunan yang diramu dalam proporsi yang benar. Usaha untuk mempercantik bangunan akhirnya datang dari sikap untuk menahan gejolak untuk mempercantik itu sendiri sehingga kejujuran karakter kebutuhan dalam suatu kedalaman tertentu dapat jelas berkata benar.


jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

87


88


jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

89

GOLDEN MONKEY

RDMA Designs


90


jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

91


92


jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i anjung salihara

1

3

2

4

5

tapak

1. jalan belakang 2. taman 3. anjung salihara 4. r. rias & servis 5. teater salihara

studiodasar

ANJUNG SALIHARA anjung salihara

STUDIO DASAR

1

2

tapak

Saya menerima tawaran untuk mengerjakan proyek ini 3 tahun yang lalu. Ketika itu saya baru saja berhenti bekerja di mamostudio dan 3 andramatin, kemudian pengerjaan desain panggung untuk “Opera Tan Malaka� yang disutradarai oleh Goenawan Mohamad, baru saja saya selesaikan. Pak Gun lalu mena-5 warkan saya untuk mengerjakan desain gedung ekstension kompleks salihara, tawaran yang langsung saya terima, terutama karena ini adalah satu-satunya tawaran kerja yang ada pada waktu itu.

Ketika itu, komunitas Salihara telah membeli sebidang tanah 500 m2 di bagian belakang kompleks yang sudah ada, untuk membuat sebuah bangunan yang dapat menampung fungsi-fungsi pe4 nunjang kegiatan-kegiatan yang akan berlangsung di teater dan galeri salihara. Mereka membutuhkan : Gudang 1. jalan belakang 2. taman simpan untuk barang-barang 3. anjung salihara rias & servis teater, 4.5. r.teater salihara studiodasar

93


anjung salihara

2

1

3

5

anjung salihara

anjung salihara

1

3

4

1

3

4

3

4

1

1

2 1 2

1. area penyimpanan & bengkel 2. r. mandi & kloset 3. gudang 4. selasar 5. taman

3

lantai 1

studiodasar

lantai 2b

studiodasar

anjung salihara

lantai 3b

5

6

7

3

5

2

3

1

7

6

2

1

4

3 2

2

1 1. studio tari 2. wisma 3. r. duduk 4. k. mandi & kloset 5. selasar 6. r. panel

2

7

lantai 2a

94

studiodasar

anjung salihara

anjung salihara

4

2

1. r. audio visual 2. r. penyimpanan & server 3. kloset 4. selasar

1. wisma 2. r. mandi & kloset 3. teras 4. r. simpan

1

studiodasar

lantai 3a

1. pelataran 2. servis

1. studio musik 2. r. rekaman 3. r. penyimpanan 4. area serba guna 5. r. fitnes 6. teras 7. kloset 8. jembatan penghubung

studiodasar

atap

studiodasar


jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

Studio Musik untuk latihan (kemudian berkembang untuk juga menjadi studio rekaman) Studio latihan tari Wisma untuk penampil atau residensi seniman Ruang arsip Ruang audio visual Ruang fitnes Jumlah luas total ruangan yang dibutuhkan sekitar 1200 m2. Dari 500m2 luas tanah yang dimiliki, karena peraturan bangunan, hanya 200m2 yang bisa dibangun. Dengan keterbatasan ini dan banyaknya ruang yang diperlukan, saya harus mendesain dengan efektifitas dan efisiensi sebagai pertimbangan utama. Meskipun saya diberi kebebasan oleh komunitas salihara untuk mengeksplorasi gagasan arsitektur, saya juga sadar bahwa menambahkan sebuah bangunan di dalam sebuah kompleks yang sudah ada, membutuhkan etika tersendiri agar tidak merusak harmoni yang sudah ada. Untuk itu, bangunan baru ini harus berwarna abu-abu dan memiliki bentuk yang se-sederhana mungkin. Ruang-ruang sirkulasi ditempatkan semaksimal mungkin, diluar tanah utama yang seluas 200m2. Tangga

diletakkan diseberang batas tanah baru, “meminjam� tanah lama. Jarak antara batas tanah baru dan tangga, dijadikan ruang teras-teras terbuka. Elevator diletakkan diluar bangunan, menggunakan elevator yang biasa digunakan pada bangunan yang masih dalam tahap konstruksi. Cara ini menghemat ruang efektif sebesar, kurang lebih 12m2, dan juga menghemat biaya untuk pembangunan struktur core elevator. Gudang ditempatkan dilantai dasar untuk kemudahan akses bongkar muat. Dua studio besar, ditumpuk, dan ruang-ruang yang lain, diletakkan di sekelilingnya. Penyusunan ini memungkinkan adanya ruang yang memiliki mezanin, hal ini meminimalisir timbulnya perasaan klaustrofobic, yang diawal perencanaan dikhawatirkan oleh pemilik bangunan, karena padatnya program ruang di bangunan ini. Ada dua sisi bangunan: satu menghadap ke pemukiman penduduk, satu lagi menghadap ke dalam kompleks komunitas salihara. Di bangian yang menghadap ke komunitas salihara, saya membuat balkon-balkon semi terbuka, yang juga bisa berfungsi sebagai teras untuk duduk-duduk. Tangga dan teras ini diekspresikan apa adanya, tanpa niat untuk membuatnya terlihat lebih menarik dari bentuk wajar mereka. Saya pikir, orang-orang yang datang ke

95


96


jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

97



komunitas salihara, tidak datang untuk memperhatikan bangunannya, tapi untuk melihat acara yang ada di dalamnya. Sisi kedua adalah sisi yang menghadap ke pemukiman. Sisi ini adalah fasad kedua salihara, dan perlu untuk dibuat lebih baik dari sisi pertama. Juga sangat penting untuk dibuat lebih baik, dan enak untuk dilihat, karena sisi ini menghadap pemukiman. Mereka yang tinggal di sekitar bangunan ini, akan melihat bangunan ini seterusnya, selama mereka tinggal disitu. Jejeran jendela kayu dengan krepyak di sisi bawahnya, dipilih karena beberapa hal: 1. Jendela seperti ini, bukanlah elemen arsitektur yang asing bagi kebanyakan orang Indonesia; 2. Pembersihan kaca menjadi mudah, murah dan bisa dilakukan setiap hari; 3. krepyak yang dibuat dengan sudut kemiringan 60 derajat, memungkinkan udara masuk dan mengalir, menjamin udara untuk terus tertukar dengan baik. Bangunan ini bukan tanpa kurang. Kurangnya banyak banget. Lepas dari kepuasan pengguna bangunan, dan penduduk yang tinggal di sekitar bangunan, saya sangat sadar, bahwa penyelesaian detil yang masih kurang terolah dan kurang terselesaikan dengan baik adalah aspek arsitektur yang masih belum bisa saya selesaikan dengan sempurna.

Di tengah pelaksanaan saya menyadari bahwa menuntut penyelesaian detil seperti yang saya inginkan, di tengah dana yang pas-pasan; tenaga kerja yang kurang perhatian dan keterampilan; dan pengawasan kualitas pekerjaan dari mandor yang minim sekali, akan membutuhkan pengawasan harian dari saya. Melakukan hal itu, berarti saya harus menghentikan semua aktifitas saya untuk mengawasi pekerjaan bangunan ini dan tinggal di lapangan. Dengan besar imbalan yang saya terima dan panjang waktu pelaksanaan, melakukan hal ini adalah hal yang bisa membuat hidup saya menjadi sangat tidak nyaman. Menyadari masalah ini, saya kemudian memutuskan untuk menyederhanakan semua detil, dan menurunkan standar kualitas kerja yang harus diselesaikan sambil mencari cara agar di masa depan saya masih bisa menyempurnakan bangunan ini. Cara itu akhirnya saya dapatkan, dan sudah disetujui oleh pemilik bangunan. Di masa depan, mudahmudahan tidak terlalu jauh, saya akan bisa memperbaiki kekurangan-kekurangan yang sekarang tidak sempat terselesaikan dengan baik. Jadi mungkin, bagi anjung salihara, sempurna masih harus menunggu waktu.


100

TRIMMED REFO SUBstudio for visionary design


jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

ORM HOUSE

101


102


jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

103


104


jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

105


106

bare minimalis REALRICH SYARIEF


ist

jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

107


108


jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

109


110


jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

111


112

MASJID AS-SA WHY +design – Faizal Syamsalam


ALAM

jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

113

Masjid As-salam ini terletak pada daerah yang agak terpencil dari pusat kabupaten dan sekitar 5 jam dari Kota Bandung.Di sekitarnya terdiri dari beberapa kelas dan tingkatan ekonomi. Mulai dari yang bekerja diperusahan terdekat di kabupaten atau pun yang benar-benar bertumpu pada hasil pertanian.


denah level 1

denah level 4

denah level 2

denah level 5

114

denah level 3


jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

potongan a

potongan b

potongan c

potongan d

Kondisi permukaan tanah dari lokasi dari masjid ini berkontur, dengan perbedaan ketinggian jalan dengan bagian terendah adalah 8 meter. Dengan pada sisi utara tanah adalah pemakaman keluarga, pada sisi depan (barat) adalah lahan kosong dan penginapan, sisi selatan adalah jalan dan tempat penggilingan padi, dan pada sisi belakang adalah hamparan sawah dan juga terdapat kampung yang berjarak sekitar 1-2 kilometer. Selain itu juga kondisi daerah ini yang hijau dengan udara yang sejuk. Dari segi fungsi, Masjid asal kata dari bahasa Arab yang berarti “sujud� atau bisa dikatakan sebagai tempat bersujud. Pada zaman Rasulullah SAW, masjid digunakan sebagai tempat kegiatan politik, perencanaan kota, menentukan strategi askar, dan mengadakan perjanjian. Bahkan, di kawasan sekitar masjid digunakan sebagai tempat tinggal sementara oleh orang-orang fakir miskin. Masjid tidak memiliki rupa yang tetap, tetapi semua tergantung pada kebutuhan, lokasi dan budaya masyarakat setempat. Bahkan desain awal Masjid Madinah yang dibangun Rasulullah SAW hanya berbentuk segiempat dengan dinding sebagai pembatas sekelilingnya. Di sepanjang bagian dalam dinding tersebut terdapat serambi yang langsung berhubungan dengan lapangan

115


116

terbuka yang berdada ditengahnya. Dan selain itu bukti bahwa Islam sangat menghargai sebuah perkembangan jaman dan desain yaitu adanya hadist dari Rasullullah SAW yaitu“….. Kalian lebih mengetahui urusan dunia kalian” (HR. Muslim No. 4358). Maknanya amat jelas, yaitu agama tidak turut campur dalam urusan-urusan manusia yang didorong oleh insting dan kebutuhan duniawinya. Kecuali telah terjadi sikap berlebihan, mengurangi atau penyimpangan.

rendah pada orang yang ingin mengagungkannya. Ada pula yang mengatakan bahwa tawadhu’ adalah memuliakan orang yang lebih mulia darinya.” (Fathul Bari, 11: 341). IbnuAbbasradhiallahu ‘anhuberkata: ‘Istiqomahmengandung 3 macam arti :istiqomah dengan lisan (yaitu bertahan terus mengucapkan kalimat syahadat), istiqomah dengan hati (artinya terus melakukan niat yang jujur) dan istiqomah dengan jiwa (senantiasa melaksanakan ibadah dan ketaatan secara terus-menerus).

Tentang kata “berlebihan” tersebut, ada salah satu Hadits Rasulullah yang juga berhubungan dengan Masjid. Yaitu, “Diantara tanda Kiamat adalah bahwa manusia saling membanggakan dalam keindahan masjid” (HR Ahmad, An-Nasa’I dan Ibny Hibban). Pada konteks membanggakan diatas dapat kita lihat bahwa adanya sombong darinya yang timbul dari arsitektur itu sendiri, dankemudianmelukanesensidaritempatibadahataurumah Allah ini.

Tawadhu

Bangunan adalah cerminan dari manusianya, dan dalam hal ini Masjid, maka Masjid ini adalah cerminan dari ciri manusia Islam itu sendiri. Ada 2 ciri seorang muslim yang kemudian diambil sebagai pedoman desain masjid iniyaitu Tawadhu dan Istoqomah. Ibnu Hajar berkata, “Tawadhu’ adalah menampakkan diri lebih

• Bangunan dibuat se-horisontal mungkin sehingga sangat menyatu dengan sekitar dan jugatidak terlalu mengganggu secara visual. Berharap agar arsitektur tidak menjadi benda aneh dan tidak tepat dalam konteks site yg cenderung memanjang atau memiliki fasade yang sangatpanjang. • Material yangdigunakansangatsederhana, sering digunakan oleh masyarakat sekitar dan mudah untuk didapatkan disekitar sini. Sehingga tidak terjadi kesenjangan secara materi. • Bangunan masjid ini ditenggelamkan kedalam tanah dan atapnya ditanami


jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

dengan alang2 sehingga tidak terlalu terlihat pada saat kita berada dijalan depan dan juga sangat menyatu dengan kondisi landscape lingkungannya. • Tatanan ruang dan sosok bangunan dibuat secair dan sesederhana mungkin sesuai dengan kebutuhan atau pun prosesi orang yang akan beraktifitas dikompleks masjid ini. Istiqomah • Menggunakan jenis material yang sesedikit mun-

gkin jenisnya dan terus digunakan pada seluruh bagia nbangunan. Agar kesederhanaan itu dapat terpancar dengan baik. • Meminimalkan detail dengan terus mengulang detail yang ada. • Semua material diperlihatkan dengan apa adanya dengan meminimalkan finishing yang menutup warna material sesungguhnya. Dengan menggunakan ciri seorang muslim ini berharap agar parajamaah masjid ini

tersebut akan berusaha berciri seperti itu juga. Namun arsitektur ini tetap tersajikan sebagai area edukasi tentang detail, kerapihan pekerjaan, space, kesederhanaan penataan ruang dan bagaimana menggunakan arsitektur dengan baik. Kompleks masjid ini terdiri 3 fungsi secara garis besar, yaitu Madrasah, Amphiteater (area pertunjukan)danMasjid (area beribadah). Penyusunan atau zoning tata letak fungsi dan massa ini berdasarkan area suci dan haram (suci adalah bebas dari alas

117


118

Lokasi Luas Tanah Luas Bangunan Tahun Mulai Konstruksi

:Banjaran, Jawa Barat : 1965m² : 597 m² : 2014 :Maret 2014 kaki), tingkat kebisingan dan tingkat kekhusyuan yang dibutuhkan orang yang beraktifitas diruang-ruang tersebut. Madrasah adalah bagian yang paling terlihat dan paling mudah dicapai, ini terinspirasi dari surah yg pertama diterima Rasulullah yaitu Al-Alaq, dimana kata pertama itu adalah Iqra’. Kata iqra terambil dari kata qara’a yang pada mulanya berarti menghimpun, bisa juga berarti menghimpun informasi sebanyak mungkin, dari mana saja sumbernya. Perintah membaca ini menjangkau bacaan suci yang bersumber dari Tuhan (ayattanziliyah) maupun ayat kauniyah. Baik yang tertulis, bisa dilafalkan


jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

119

(malfuzh) maupun yang tidak tertulis (malhuz).Jadimebaca, belajar dan mengkaji adalah hal yg terpenting dilakukan sebagai Khalifah dimuka bumi ini yang dapat dilakukan anakanak sejak dini di Madrasah. Posisi peletakan massa juga mengikuti kecendrungan bentuk kontur tanah, sehingga cut dan fill dapat seimbang satu sama lain dan selain itu juga adanya pertimbangan struktur terhadap tanah keras.


120

17 ARSITEK


jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

KMUDA

121


Kalender Kegiatan 22 Juni 2013, jakarta

122

AMHOUSE OPE ANDRAMATIN 22 JUNI 2013


jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

ENHOUSE

123


124


jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

125


LaunchingBirdHouseProject! HTH & U&KL 6 Juli 2013, jakarta

126


jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

127


jongOpenHouse! AnjungSalihara 1 September 2013, jakarta

128


jongArsitek! E d is i 2 5 | d e s a in m e n g in s p ir a s i

129



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.