Kementrian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat
buletin KAWAL
Edisi : 02/V/2013
Jejak Kemiskinan di Tepi Hutan Kalimantan
E02
Prahu motor merupakan alat transportasi utama bagi penduduk tepi hutan Kalimantan
Sajian
1 Sajian 2 Salam Peduli 3 Telusur Kawal - Si Miskin Dari Tepi Hutan Kalimantan - Buruknya Sanitasi Di Tekasalo 80 Persen Pokbis Cacingan
8 Berita Peduli - Fasilitator Sukses Pandu Pembuatan Proposal Bagi Kelompok - Apa Kabar Workshop Evaluasi PNPM Peduli Fase I ? - Kader Kesehatan PNPM Peduli Efektif Bantu Pusling - Tambak Bajai Alami Kemiskinan Sementara Pasca Masuknya PT. GAL - Munculkan Rencana Ternak Babi, Sapi dan Bantuan Alat
24 Cerita Peduli - Atasi Cacingan Dengan Cuci Tangan - Paradoks Negeri Petro Dolar dan Pendampingan Sosial
1
Buletin Kawal diterbitkan oleh : Kawal Borneo Community Foundation Jl. Anggrek Merpati 1 No. 60 RT. 22 Perum. Batu Alam Permai Samarinda Kalimantan Timur 75124 Telp. (0541) 7773762 E-mail : kawal.borneo@gmail.com Website : www.kawalborneo.org
Salam Peduli
Pembaca Peduli Buletin Kawal kembali menyapa pembaca peduli di edisi II yang bertema Penelusuran Jejak Kemiskinan di Tepi Hutan Kalimantan. Jejak kemiskinan berhasil ditelusuri dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Peduli (PNPM Peduli). PNPM Peduli merupakan program Pemerintah Indonesia yang dilaksanakan bekerja sama dengan LSM. PNPM Peduli mendapatkan dana hibah oleh Fasilitas Pendukung PNPM multi donor yang didanai oleh AusAID, DANIDA, DFID, Pemerintah Belanda, UniEropa dan USAID untuk mengembangkan program pemberdayaan kelompok marjinal. Di Kalimantan, program ini baru ada di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur melalaui kerjasama LSM melalui Yayasan Kawal Borneo atau biasa disebut Kawal Borneo Community Foundation yang disingkat KBCF bekerja sama dengan Kemitraan Jakarta. Banyak cerita dan derita yang ditemukan sepanjang jalan menuju tepi hutan yang masih tersis. Cerita dan derita itu pertanda kalau ternyata kami masih menemukan banyak sekali jejak kemiskinan disana. Lalu, dimana kemiskinan itu berada? Temukan ceritanya di halaman berikutnya. Pembaca bisa menemukan cerita dan derita selengkapnya dalam tulisan-tulisan di halaman Buletin Kawal.
Tim Redaksi Penanggung Jawab : Direktur KBCF Pimpinan Redaksi : Saparuddin Tim Redaksi : Hamzah, Nursalim, Kurniawan, Heri Susanto, Dedi
Editor : Suratmi Tata Letak : M. Fajri Basuki Distribusi: Achmad Albar
2
yang berhak menerima beras raskin dan siapa yang tidak? Bagaimana BPS menerapkan 14 indikator yang BPS miliki, sehingga masih ada orang yang menurut saya tidak pantas disebut Si Miskin. Dilain waktu, saya juga membaca surat kabar local yang memberitakan bahwa kantor lurah disegel warga. Awalnya saya kira sengketa lahan, ternyata sengketa raskin.
Telusur Kawal Si Miskin dari Tepi Hutan Kalimantan Oleh : Saparuddin
D
alam satu pertemuan dengan seorang pejabat di Kalimantan, dia menekankan agar saya menggunakan data kemiskinan Badan Pusat Statistik atau BPS. Sebenarnya saya mau bilang kalau saya nggak percaya data BPS. Ketika kelapangan, saya menemukan kampung dimana semua KK menerima beras raskin. Satu orang berhasil saya veriď€ kasi, rumahnya bagus karena terbuat dari beton dengan ukuran 10x8 meter, ada kendaraan roda dua dan roda empat, ada usaha, ada penghasilan tetap. Orang tersebut sampai saat ini masih menerima beras raskin. Ditempat lain, saya juga bertemu dengan orang yang menerima beras raskin padahal punya kendaraan roda empat, punya penghasilan tetap dan usaha. Dia mengaku bahwa ada kesepakatan agar beras raskin dibagi rata untuk semua warga. Saya jadi dibingung, bagaimana BPS menentukan siapa dan dimana simiskin. Siapa
Si Miskin dari Tepi Hutan Kalimantan
Warga tidak terima namanya dicoret dari daftar penerima beras raskin. Wah, bangga ya disebut orang miskin. Bagaimana cara membedakan orang yang miskin dengan yang pura-pura miskin? Ada nggak ya alat untuk mendeteksi siapa si miskin ? Terus terang, saya tidak yakin program pemerintah mampu mengatasi masalah kemiskinan ketika masalah raskin saja secara nasional nggak bisa diselesaikan. Sementara di tepi hutan Kalimantan yang lain, saya menemukan petani yang menghasilkan beras yang bagus, “didiagnosa� menderita penyaki Si Miskin, merekapun mendapat beras raskin sebagai obat pelipur lara. Warna dan rasanya nggak jelas bagi saya. Ketika saya tanya mengapa mereka mau menerima beras tersebut jawabannya sederhana, lumayan bisa dijual dan dapat rupiah. Menurut saya, kemiskinan ini ibarat penyakit yang akut, sudah komplikasi, penyebabnya banyak sehingga penanganannya juga harus multi dimensi. Menangani masalah kemiskinan bukan hanya bicara bagaimana Si Miskin memenuhi kebutuhan berasnya sehingga diberi beras, tapi ternyata sudah menjadi penyakit social. Rupanya “dokter� kemiskinan pemerintah belum berhasil mendiagnosa penyakit Si Miskin yang satu ini.
3
tidak tahu. Pantas saja pejabat tadi selalu marah-marah karena data kemiskinan tidak kompak. Data dari Pemberdayaan Masyarakat beda, PNPM Mandiri dan BPS tidak sama. Sebenarnya kami yang membawa program PNPM Peduli memiliki alat deteksi yang cukup baik. Lebih sederhana dan Hamparan Rumah Ditepi Sungai aplikatif, mudah digunakan dan menggunakan teknologi tepat guna. Beberapa teman yang ikut mendengar Dalam perjalanan saya menelusuri tepi hutan cerita dan derita Si Miskin mencoba meramu Kalimantan, kutemukan jejak Si Miskin di alat deteksi ini. mana-mana. Ada yang berada diperkebunan sawit, komunitas adat, kelompok perempuan terisolir, petani yang tidak bisa dapat pupuk, anak-anak petani yang tidak bisa melanjutkan sekolah dan petani yang “hampir” kehilangan lahannya karena tergadai di bank oleh oknum. Parahnya lagi, penyakit Si Miskin ada juga yang secara langsung disebabkan oleh kebijakan pemerintah. Di tepi hutan Kalimantan kutemukan desa yang semua wilayah desanya sudah menjadi hak guna usaha (HGU) dua perusahaan sawit. Lalu, kemana Si Miskin akan pergi ? Seorang kepala desa memberiku jawaban, “Mereka tidak akan kemana-mana.” Sementara di tepi hutan lain ku peroleh jawaban yang berbeda, “Akan diwariskan keanak cucu mereka.” Dalam penanganan masalah Si Miskin oleh pemerintah sudah salah dari bagaimana menentukan siapa Si Miskin, apa penyakit yang sedang di derita Si Miskin. Meski pun sudah ada 14 indikator, tap di lapangan nggak dipakai. Cukup minta rekomendasi tentangga. Akibatnya satu kampung didiagnosa menderita penyakit Si Miskin. “Kan nggak enak kalau Si A tidak dimasukkan di daftar. ”Salah satu ketua RT yang kutemui di tepi hutan memberiku jawaban aneh. Ada juga yang beralasan karena kesepakatan warga. Ketik aku tanya apa kriterianya mereka disebut KK miskin, dia juga
Si Miskin dari Tepi Hutan Kalimantan
Alat tersebut disebut PPAM (Partisipatory Poverty Assesment and Monitoring). Alat ini perpaduan dari beberapa alat yang sudah digunakan sebelumnya. Alat ini bisa mendeteksi siapa dan dimana Si Miskin. Sayangnya, pihak yang berwenang belum tertarik untuk menggunakan alat ini, padahal gratis.Kalau dijual mungkin mereka mau ya ?. Mengukur kemiskinan bisa melibatkan masyarakat lokal itu sendiri dengan melibatkan mereka dalam penentuan siapa Si Miskin dan Si Kaya di kampungnya. Kemiskinan sendiri ada dua yakni kemiskinan kronis dan kemiskinan sementara. Kemiskinan kronis adalah kemiskinan yang telah berlangsung dalam jangka waktu lama dan turun temurun. Sedang kemiskinan sementara adalah kemiskinan yang disebabkan oleh struktur diluar dirinya contoh pasca masuknya PT. Globalindo Agung Lestari (GAL) di Desa Tambak Bajai dimana masyarakat tidak menyadari dengan menjual lahan ke perusahaan merupakan pemiskinan oleh struktur diluar diri mereka. Ketika kemiskinan sementara itu berlangsung terus menerus, dalam jangka waktu lama maka lambat laun dan pasti akan menjadi kemiskinan kronis atau multidimensi kecuali mereka mantap secara pendidikan dan ekonomi.
4
Telusur Kawal Buruknya Sanitasi Di Tekasalo 80 Persen Pokbis Cacingan Oleh : Saparuddin
Dari data hasil pemeriksaan Laboraturium Dinas Kesehatan tahun 2012, didapatkan hampir 80 % anggota kelompok bisnis (pokbis) di Tekasalo menderita penyakit cacingan dan diduga buruknya sanitasi menjadi salah satu faktor penyebab. “Hal yang mengejutkan terkait data hasil pemeriksaan Laboratorium Dinas Kesehatan tahun lalu, disebutkan hampir 80 persen anggota kelompok bisnis di Teluk Kadere, Salantuko dan Lok Tunggul (Tekasalo) menderita cacingan. Diduga salah satu penyebab hal itu adalah buruknya sanitasi dilokasi program,” kata Manajer Program KBCF, Saparuddin, di Samarinda. Dia tuturkan KBCF dalam upaya mensikapi permasalahan yang ada berjejaring dengan Dinas Kesehatan dan perusahaan setempat untuk sosialisasi perilaku hidup bersih sehat (PHBS), juga mendampingi masyarakat dalam melakukan
pemeriksaan rutin kesehatan. Sementara itu secara rutin setiap bulan Puskesmas telah melakukan kunjungan rutin atau yang lebih dikenal dengan Puskemas Keliling (Pusling) ke wilayah pesisir seperti Selangan, Tihi-Tihi juga Tekasalo. Dia tuturkan kegiatannya berupa pemeriksaan rutin dan pemberian obat jika ada yang sedang sakit oleh petugas puskesmas. “Dan sebagai upaya meningkatkan derajat ke s e h a t a n m a s y a r a k a t , K B C F membentuk kader kesehatan PNPM yang diharapkan dapat turut serta dalam membantu pelayanan berupa, penyebaran informasi jadwal pusling, mencatat hasil pemeriksaan (penyakit) dan membantu pemeriksaan seperti cek tensi darah,” ujar Senny panggilan akrab Saparuddin. Kegiatan dimaksudkan agar masyarakat dapat melakukan pemeriksaaan kesehatan setiap jadwal kunjungan pusling di kampung mereka dengan bantuan dari kader kesehatan yang bertujuan agar kader kesehatan dapat mendata dan membantu masyarakat melakukan PHBS dan pemeriksanaan kesehatan di pusling. Awang menyampaikan untuk memudahkan dalam menfasilitasi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dan anggota kelompok dibuat buku panduan berisi tentang tahapan yang dilakukan oleh Kader Kesehatan dan Fasilitator. “Proses pelayanan Kader Kesehatan PNPM Peduli dimulai dari (1) pendataan, (2) persiapan, (3) penyampaian data ke puskesmas, (4) pelayanan pusling, dan (5) penyusunan laporan,” ujarnya.
Buruknya Sanitasi Di Tekasalo 80 Persen Pokbis Cacingan
5
Bagan Pelayanan Kader Kesehatan PNPM Peduli
Tujuan : Diketahuinya nama, jumlah, dan keluhan masyarakat Hasil : Daftar nama calon peserta pusling Waktu : 1 Hari
Tujuan : Masyarakat datang memeriksakan kesehatannya di pusling
Hasil pendataan berupa matrik yang berisi nama, jumlah dan keluhan masyarakat disampaikan kepada petugas puskesmas
- Distribusi undangan yang berisi tempat dan waktu pelayanan pusling - Melakukan komunikasi dengan petugas pusling terkait kemungkinan perubahan jadwal bila cuaca tidak memungkinkan - Melakukan konfirmasi bila terjadi perubahan jadwal kepada masyarakat
Kader melakukan pendataan di masyarakat yang harus memeriksakan kesehatan ke pusling
Pelayanan pusling adalah tahapan dimana kader kesehatan membantu petugas puskesmas dalam melakukan pelayanan.
Langkah 3 PENYAMPAIAN DATA KE PUSKESMAS
Langkah 2 PERSIAPAN
Langkah 1 PENDATAAN
Hasil : Kondisi kesehatan masyarakat terpantau secara reguler Waktu : 1 kali sebulan
Tujuan : Adanya kesiapan petugas pusling dalam melakukan pelayanan Hasil : Jadwal pelaksanaan pusling
Langkah 4 PELAYANAN PUSLING
Waktu : 1 Hari
Langkah 5 PEMBUATAN LAPORAN
Penyusunan laporan dilakukan setiap bulan oleh stiap kader kesehatan PNPM Peduli sebagai upaya untuk mendokumentasikan proses kegiatan. Laporan di sampaikan kepada KBCF dan kepala Puskesmas setempat
Menurut Awang, tugas kader kesehatan adalah mendata masyarakat yang mempunyai keluhan penyakit. “Selain mendata penyakit, Kader Kesehatan juga mencatat berapa ibu hamil yang terdapat dikampung. Acuan data sementara ini akan dilanjut dengan melaporkan kepada Puskesmas Bontang Lestari agar dapat menyiapkan obat-obatan dalam kunjungan Puskesmas Keliling,” ujarnya. Lebih lanjut Awang menuturkan, dari data sementara terkait penyakit yang diderita masyarakat yang telah didata oleh fasilitator lapangan, akan disampaikan kepada petugas puskesmas keliling yang akan berkunjung ke Tekasalo. Jenis Keluhan Masyarakat Tekasalo Periode Maret 2013
“
kanker paru-paru
Tekanan darah tinggi
TBC
Gejala usus buntu
Anemia
Infeksi saluran kencing
Ambeyen
Kolesterol
Hamil
Cacingan
Demam
Sakit Tulang
Gatal-gatal
Loktunggul
DBD
7 6 5 4 3 2 1 0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
Salantuko
0
0
0
0
1
0
0
1
0
3
1
0
0
0
Teluk Kadere
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
6
1
3
Buruknya Sanitasi Di Tekasalo 80 Persen Pokbis Cacingan
6
Jenis Keluhan Masyarakat Tekasalo Periode April 2013
TBC
Gejala usus buntu
Anemia
Infeksi saluran kencing
Ambeyen
Kolesterol
Hamil
Cacingan
Demam
Sakit Tulang
Gatalgatal
Asma
Diabetes
Kerumut
Rematik
Asam Urat
0
0
0
2
0
0
0
3
0
0
1
0
0
0
2
0
0
0
2
Salantuko
2
0
0
0
1
0
0
0
0
3
0
4
0
0
0
1
0
0
0
Teluk Kadere
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
Loktunggul
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
Teluk Kadere
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
6
1
3
DBD
Loktunggul
kanker paru-paru
Tekanan darah tinggi
7 6 5 4 3 2 1 0
“Adapun tahapan persiapan Puskesmas Keliling ditingkat Kader Kesehatan dengan menyiapkan undangan bagi masyarakat yang berisi tentang waktu dan tempat pelaksanaan. Kendala yang dihadapi oleh Kader Kesehatan PNPM dalam mengundang warga ketika jadwal Puskesmas Keliling batal dilaksanakan, padahal undangan telah disebar,� terang Awang sembari menyebutkan kedepannya di undangan akan diberikan penjelasan jika hujan maka pusling batal dilaksanakan. Sementara itu, Puskesmas Keliling menurut jadwalnya selalu dilakukan setiap dua kali dalam satu bulan, tetapi dalam dua bulan terkahir hanya sekali sebulan. “Namun fakta dilapangan, dalam bulan Maret, April 2013 pusling hanya dilakukan sekali dalam satu bulan. Dan diantara kendala yang dihadapi oleh Petugas Pusling ketika hujan dan tidak ada kapal untuk menjangkau Tekasalo,� terang Awang.
Buruknya Sanitasi Di Tekasalo 80 Persen Pokbis Cacingan
7
menyampaikan sekilas agenda kegiatan selain membuat Proposal juga membahas standar operasional prosedur (SOP) dan rencana bisnis kelompok “Busines Plan Kelompok”. “Mudah-mudahan bisa berjalan sesuai harapan kita sekalian dan penyusunan proposal ini akan kita selesaikan malam ini mengingat informasi dan dukungan dari pak Camat bahwa secepatnya Proposal ini masuk ke Instansi terkait,” ujar Heri yang menyebutkan Camat Fasilitator Sukses Pandu sendiri sudah mengkomunikasikan ke Pembuatan Proposal Bagi Kelompok instansi terkait. Lebih lanjut Oleh : Heri Susanto Heri menuturkan bahwa Camat Dadahup berharap Program dan bantuan harus mengalir ke Desa Tambak Bajai mengingat Menindak lanjuti hasil penggalian kebutuhan atas penggalian isu kemiskinan yang sudah dilakukan permasalahan yang ada di lokasi binaan Kawal Borneo sebelumnya tidak turun. “Dan kita sangat berharap kita bisa Community Foundation (KBCF) di Kapuas, Kalteng sesuai berkomitmen dan bersepakat membuat Kelompok potensi mata pencaharian fasilitator berhasil dilakukan Peternakan dan harus betul-betul dikelola secara baik, nah penyusunan proposal usaha kelompok. “Selamat malam harus juga kedepannya dibuat SOP dan Busines Plan,” bapak-bapak yang bisa hadir pada malam ini, mohon maaf ujarnya. Heri juga menyampaikan hasil penilaian cepat atas orangnya tidak sesuai yang kita inginkan karena kegiatan kelompok bina usaha di Desa Tambak Bajai. kita saat ini juga berbenturan dengan acara paskah, namun besok mudahan bisa kita diskusi dan sampaikan lagi dengan “Saya lihat bahwa kelompok BINA USAHA saat ini sangat masyarakat dan kelompok. Dan sesuai diskusi dengan menurun sekali semangatnya, jadi besok kita harus adakan fasilitator dari KBCF mas Heri siang hari tadi bahwa rapat kelompok baik HAPAKAT dan BINA USAHA kegiatan malam ini membahas pembuatan Proposal Sapi demikian juga PASAK TALAWANG, sehingga kelompok dan Babi serta proposal bantuan alat pembuatan pakan bisa terlihat kegiatannya. Seumpama mau mundur atau ikan,” kata Kepala Desa Tambak Bajai, Guset, Jumat (29/3) sudah tidak sanggup maka harus ada rapat kalau tidak ada dalam pengantar pertemuan yang berharap desanya bisa mungkin kebijakan Kades yang akan berjalan,” tegas Heri. meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta menekan Selaku fasilitator Heri menuturkan bahwa proposal akan angka kemiskinan. Sementara itu Heri fasilitator dari KBCF dibuat secara bersama dengan draftnya sudah dibuat dan menanggapi ungkapan Kepala Desa meminta maaf atas tinggal menyusun pengurus. “Dan apa yang menurut bapakkesalahan waktu kegiatan karena berbenturan dengan acara bapak kurang mari kita masukan, dan selanjutnya kita Paskah. diskusi masing-masing kelompok namun sebelumnya untuk Kelompok sudah dibuatkan nama yakni HAPAKAT I dan “Terima kasih atas kesempatan dan kehadiran bapak-bapak II, agar mempermudah dalam penyelesaian proposal ini. sekalian walaupun hanya sebagian dari kelompok namun Masukan dan saran bisa dimasukan saat diskusi pembuatan besok kita akan lanjutkan lagi. Dan mohon maaf atas dan penyusunan pengurus dalam proposal,” ungkap Heri. kesalahan waktu kegiatan yang berbenturan dengan acara Saat diskusi Kepala Desa sempat menanyakan apakah boleh paskah namun semoga kegiatan kita malam ini bisa tetap disatukan saja untuk proposal sapi dan babi. Heri fokus untuk membuat dan menyusun Proposal Sapi dan menjelaskan bahwa proposal sudah dibuat draft. “Saya Babi juga alat pembuatan pakan ikan,” terang Heri. Heri belum bisa menjawab untuk disatukan atau tidak, kalau
Berita Peduli
Fasilitator Sukses Pandu Pembuatan Proposal Bagi Kelompok
8
perkembangannya juga sangat lambat karena di ternak di keramba. “Kami ada diskusi dengan kelompok HAPAKAT bahwa bagaimana kalau kedepan ikan tersebut dipindahkan saja ke kolam yang ada di ujung kampung milik masyarakat. Ini sebaiknya kita bahas besok sekalian diacara Rapat Kelompok menyusun SOP Warga sedang mengikuti Pelatihan pembuatan proposal dan Busines Plan,” ungkap Yarno. Sementara itu Heri menanggapi curah boleh saya kembalikan lagi ke masyarakat karena disini pendapat peserta rapat sebagai ide yang sah-sah saja selama proposal terbagi berdasarkan potensi Agama yang ada di kelompok merasa nyaman dan berkomitmen untuk desa Sapi untuk muslim dan babi untuk nasrani,” ujarnya. melakukan perbaikan. “Namun perlu dipikirkan matangSementara itu berdasar usulan Ontel lebih baik di pisahkan matang dan saya sepakat kalau hal ini dibicarakan besok. saja supaya mudah dan disepakati Ariadi yang saat ini Misalnya kalau ikan nanti dipindahkan aturan main keramba menjabat kepala urusan umum desa. “Saya lihat tidak jadi yang kosong mau diapakan dan dijadikan bagaimana itu masalah untuk dipisahkan saja mengingat pengelolaan harus kita pikirkan secara bersama-sama,” terangnya. Dan ternak ini agak berbeda, saya rasa tidak jadi masalah,” menanggapi ungkapan Heri, Yarno menyarankan untuk imbuh Belman M Lelek. Sementara itu Kades Guset keramba yang kosong mungkin akan diganti dengan ikan menyarankan nama kelompok berdasarkan draft proposal Lele Dumbo dan untuk kejelasan akan disampaikan besok. dan berita acara agar dibuat sama-sama. “Pikiran saya ini Heri lantas menyampaikan bahwa hal itu perlu dibicarakan harus cepat dimasukan, berhubung camat membantu kita,” mendalam besok dan lantas mengarahkan kelompok untuk ujar Guset. diskusi masalah proposal sapi dan babi juga bantuan alat pembuatan pakan ikan. “Kalau tidak ada yang bertanya lagi Bermansyah sempat menanyakan apakah dana pembuatan sekarang kita bagi kelompok, yang menyusun proposal dan kandang akan diusulkan juga atau diberikan oleh Dinas pengurus sapi silahkan berembuk dan proposal babi terkait yang ditanggapi oleh Yarno sebaiknya swadaya silahkan atur lokasi dimana yang nyaman, silahkan dengan warga. Heri selaku fasilitator membetulkan pendapat Yarno waktu satu jam dan ikan sepat ikan gabus makin cepat makin bahwa itu lebih baik untuk menunjukan adanya keseriusan bagus lagi,” seloroh Heri. Sesuai target waktu yang warga yang ditandai adanya partisipasi atau swadaya diberikan fasilitator KBCF masing-masing kelompok masyarakat dan pemerintah bisa melihat sejauh mana berhasil menyusun proposalnya. komitmen warga untuk difasilitasi bantuan dalam meningkatkan kesejahteraan “well being” dan Heri menyampaikan kepada peserta rapat bahwa agenda keberlanjutan program pemberdayaan. “Saya berharap kegiatan selanjutnya adalah penyampaian proposal ke pihak kedepan kelompok baru ini HAPAKAT I & II juga harus terkait di Kabupaten Kapuas Minggu Pertama April 2013 membuat SOP agar tidak kacau. Saya juga pikir kalau oleh perwakilan kelompok yang baru terbentuk dan memang nanti masyarakat melalui kelompok betul-betul mewakili kelompok perikanan dan akan melanjutkan rapat matang bukan tidak mungkin bisa mengusulkan bantuan masing-masing kelompok besok malam (30/3). Sementara pembuatan kandang kepada Perusahaan terdekat, asal itu Kades Guset mengucapkan terimakasih kepada secara administrasi kita lengkap dan terbukti anggotanya fasilitator yang mau melibatkan diri dalam rapat walaupun berjalan,” ungkap Heri dalam memotivasi anggota dalam suasana paskah masih bisa menyisihkan waktu kelompok. Kades Guset sempat menceritakan tentang sementara. “Mengingat hal ini juga sangat penting untuk bantuan bibit patin dari Dinas Perikanan yang selama ini desa kita, dan saya berharap kelompok yang ada ditambak kelompok telah aktif melakukan pemberian pakan namun Bajai punya komitmen untuk bisa melakukan perubahan kenyataannya bibit yang ada banyak yang mati karena serta tetap berlangsung mengelola kegiatan dan kemungkinan factor beda perlakuan karena dia kelompoknya. Agar desa kita tetap menjadi model belajar contohkan patin yang ada (lokal) bisa hidup sempurna. bagi desa lainnya,” kata Guset. Yarno juga menambahkan bahwa gurami yang ada Fasilitator Sukses Pandu Pembuatan Proposal Bagi Kelompok
9
perempuan di Tekasalo dengan jumlah awal 100 orang dan setelah dievaluasi tinggal 55 orang. Sementara itu di Kutai Timur tepatnya di Desa Long Bentuk terdapat satu kelompok masyarakat adat Dayak Modang yang berjumlah 12 orang. Di tepi hutan Kalimantan yang lain terdapat masyarakat adat Dayak Ngaju di Desa Tambak Bajai Kecamatan Dadahup Apa Kabar Workshop Evaluasi Kabupaten Kapuas Kalimantan Tengah dengan PNPM Peduli Fase I ? jumlah penerima manfaat Oleh : Saparuddin langsung 60 orang dan di Desa Tumbang Habangoi September 2011-Mei 2013 adalah periode pelaksanaan Kecamatan Petak Malai Kabupaten Katingan Kalimantan PNPM Peduli Fase I atau Fase Pilot. Kendati demikian Tengah terdapat satu kelompok masyarakat adat Dayak Ot kami tetap bekerja dengan harapan besar. Bukan apa-apa, Danum dengan jumlah penerima manfaat langsung 15 isu yang kami tangani tidak tunggal dan sangat komplek. orang. Tentu penanganannya juga harus multidimensi dan tidak cukup hanya satu atau dua tahun. Belum banyak yang Akhirnya kami mengucapkan terima kasih atas partisipasi diraih pada fase ini tapi berhasil menemukan pola aktif kepada semua peserta pada acara workshop evaluasi bagaimana sebaiknya kami bekerja pada isu ini. Selain akhir PNPM Peduli Fase I (Fase Pilot) pada tanggal 22- 23 pola kerja, fase ini juga berhasil mengidentifikasi para Mei 2013 di Hotel Mesra Internasional Samarinda pihak strategis untuk mendukung program Fase II Kalimantan Timur. Sejumlah pembelajaran, tantangan diantaranya kalangan swasta dan pemerintah daerah. dan rencana tindak lanjut berhasil didokumentasikan. Bahkan sinergi dengan program PNPM Mandiri Kapuas Masukan dan bentuk-bentuk dukungan dari pemerintah merupakan capaian tersediri pada fase ini. dan perusahaan berhasil kami kantongi untuk “bekal� Fase II nanti. Pada fase I ini lokasi kegiatan ada di 4 kabupeten yaitu Kutai Timur dan Bontang Kalimantan Timur serta Kapuas Gambaran PNPM Peduli Fase I di dan Tumbang Habangoi Kalimantan Tengah. Kalimantan Sedangkan penerima fokus program adalah masyarakat Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM adat dan kelompok miskin terisolir di dalam dan sekitar Peduli) di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah hutan Kalimantan. Sementara itu penerima manfaat sudah berjalan kurang lebih dua tahun (September 2011masih menjadi pekerjaan rumah untuk diperbaiki karena Mei 2013) yang disebut Fase I atau Fase Pilot. belum fokus terkait siapa dan dimana mereka. Berdasarkan hasil evaluasi tahun 2012, dampak program secara nasional cukup besar sehingga Pemerintah Dalam fase pilot ini juga sudah diperoleh catatan berpendapat penting untuk melanjutkan program yang perbaikan untuk Fase II dimana ada penerima manfaat diusung bersama Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) langsung dan tidak langsung. Di Bontang Kalimantan dan Organisasi Masyarakat Madani yang juga dikenal Timur, penerima manfaat langsung adalah 3 kelompok
Berita Peduli
Apa Kabar Workshop Evaluasi PNPM Peduli Fase I ?
10
dengan istilah Civil Society Organization (CSO) ini. PNPM Peduli merupakan program Pemerintah Indonesia yang dilaksanakan bekerja sama dengan CSO. PNPM Peduli mendapatkan dana hibah oleh Fasilitas Pendukung PNPM Mandiri yang dikoordinasi oleh Menkokesra. Pembiayaan PNPM Peduli bersumber dari multi donor yang didanai oleh AusAID, DANIDA, DFID, Pemerintah Belanda, Uni Eropa dan USAID untuk mengembangkan program pemberdayaan kelompok marjinal. PNPM Peduli tersebar diseluruh wilayah Indonesia yang dinilai memenuhi kriteria program. Khusus di Kalimantan, Kawal Borneo Community Foundation atau KBCF adalah lembaga yang bekerjasama dengan Kemitraan Jakarta (Partnership for Governance Reforms) dengan kelompok target komunitas masyarakat adat dan kelompok masyarakat marjinal yang terisolir tinggal di dalam dan sekitar hutan. Saat ini telah selesai dilakukan implementasi program Fase Pilot dan Assesmen Fase II di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.
No
Perjalanan menelusuri jejak kemiskinan mulai September 2011 - Mei 2013 dimulai dengan melakukan identifikasi calon lokasi implementasi. Berangkat dari keterbatasan informasi dan waktu untuk melakukan assesmen kemudian diperoleh rekomendasi dari CSO yang bekerja untuk isu kehutanan di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah. Secara umum peserta workshop telah mengidentifikasi beberapa capaian yang telah diraih di fase I ini dan beberapa diantaranya masih menggantung di tepi hutan Kalimantan.
Tekasalo
1
Program masuk desa meningkat
Baca tulis -> percaya diri
2
Perubahan pola pikir
Pengembangan usaha, kesehatan, perencanaan desa
3
Budaya musyawarah
Dukungan pemerintah dan swasta
4
Pengembangan usaha, energi, transportasi, kesehatan, perencanaan desa
Wanita -> peran ekonomi
Alamat Si Miskin
Banyak bentuk jejak kemiskinan yang ditemui sepanjang perjalanan Fase I namun belum semuanya dapat disentuh. Banyak cerita dan derita yang terekam sepanjang perjalanan itu namun hanya dapat didokumentasikan dan disampaikan kepada para pihak. Belum semuanya tertangani, namun Si Miskin telah bertemu dengan pemerintah dan pihak swasta.
Implementasi program tersebut merupakan perpanjangan dukungan kegiatan Fase I di tahun 2012. Sementara Assesmen Fase II merupakan tahap awal untuk melakukan penilaian perluasan dukungan program sampai 2018. Untuk mengetahui hasil implementasi Fase I tersebut dilakukan workshop evaluasi yang melibatkan perwakilan penerima manfaat dan sejumlah pihak yang terlibat dalam Fase I. Selain itu diundang pula calon penerima manfaat baru beserta para pihak yang potensial untuk terlibat dan mendukung program Fase II. Potret Capaian-Capaian PNPM Peduli Fase I
Tambak Bajai
Menyampaikan cerita dan derita mereka. Cerita tentang berbagai keterbatasan mereka mengakses layanan pemerintah, derita mereka tentang sulitnya memperoleh rupiah. Derita mereka tentang kampung yang terendam air berbulan-bulan. Pada fase ini beberapa komitmen pemerintah dan perusahaan telah dipenuhi dan beberapa diantaranya menjadi waiting list.
No
Desa
Kecamatan Kabupaten Propinsi
Fokus Program
Beneď€ c ery
1
Tumbang Petak Habangoi Malai
Katingan
Kalteng
Dayak Ot Danum
2
Tambak Bajai
Dadahup
Kapuas
Kalteng
Dayak Ngaju
3
Tekasalo
Bontang Selatan
Bontang
Kaltim
Perempuan 55 Org Miskin Terisolir
4
Long Bentuk
Busang
Kutai Timur
Kaltim
Dayak Modang
Apa Kabar Workshop Evaluasi PNPM Peduli Fase I ?
60 Org
12 Org
11
Kondisi Si Miskin
Si Miskin adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan penerima manfaat program PNPM Peduli yaitu masyarakat adat dan kelompok miskin terisolir di tepi hutan Kalimantan. Kondisi Si Miskin dalam segala keterbatasan alat yang digunakan berhasil dipotret beberapa hal; kesejahteraan, ekonomi, akses pelayanan pendidikan dan kesehatan dasar serta partisipasi dalam perencanaan pembangunan. Kesejahteraan
Kondisi kesejahteraan Si Miskin tidak semua dapat dipotret, kendati demikian dua lokasi sempat didokumentasikan dengan tools PPAM (partcipatori poverty assessment and monitoring) yaitu di Tekasalo dan Tambak Bajai. Terkait informasi lengkap tentang tools PPAM yang diigunakan KBCF memotret kesejahateraan masyarakat dan kelompok dampingan dapat dilihat pada kawalborneo.org. Pada Fase Pilot I ini, PPAM digunakan untuk mengukur kinerja program yang diimplementasikan sebagai bentuk intervensi kondisi sebelum program masuk. Pada akhir program, dimana program implementasi sudah berjalan selama satu tahun, PPAM kembali digunakan untuk melakukan pemantauan (monitoring). Desa Tambak Bajai
Hasil sensus pertama, yaitu assessment diawal proyek diperoleh hasil 91% penduduk desa tersebut berada pada posisi kritis. Jumlah responden yang disensus saat itu adalah 64 orang (kepala keluarga) ditahun 2011. Sementara itu hasil sensus 2012 dengan 57 responden, menurun menjadi 5%. Lihat Graď€ k di hal. 13 Desa Teluk Kadere
Kondisi kesejahteraan di Teluk Kadere pada assessment 2011 menunjukkan 71% berada pada kondisi menengah dan 21% sejahtera. Assesment 2012 menunjukkan adanya perubahan kearah yang positif, dimana persentase jumlah masyarakat yang sejahtera meningkat dari 21% menjadi 64% .
Perbandingan Hasil PPAM Desa Teluk Kadere 2011 & 2012, Presentasi penduduk sejahtera meningkat dari 21% di tahun 2011 menjadi 64% di tahun 2016 (meningkat 150%) Lihat Graď€ k di hal. 13 Desa Salantuko
Salantuko yang terletak di RT. 14 dengan Kondisi lahan yang berpasir dan beberapa bagian berupa rawa mengakibatkan pemukiman masyarakat ini terlihat gersang. Hasil assessment 2011, masih terdapat 5% yang miskin, sementara pada assessment 2012 sudah tidak ada lagi. Bahkan, kondisi peningkatan persentasi pada kondisi sejahtera dari 15% menjadi 81%. Perbandingan Hasil PPAM Desa Salantuko 2011 & 2012, Presentasi penduduk sejahtera meningkat dari 15% ditahun 2011 menjadi 40% ditahun 2016 meningkat 125% Lihat Graď€ k di hal. 14 Desa Lok Tunggul
Pada Rencana Aksi Komunitas 2011-2016 dipasang target untuk meningkatnya persentase jumlah penduduk sejahtera. Perbandingan Hasil PPAM Desa Lok Tunggul 2011 & 2012, Target Presentasi penduduk sejahtera meningkat dari 43% ditahun 2011 menjadi 86% ditahun 2016 menigkat 100% Lihat Graď€ k di hal. 14 Ekonomi
Ekonomi adalah aspek yang paling umum digunakan untuk memotret kondisi satu masyarakat. Demikian halnya dengan KBCF melalui PNPM Peduli Fase I ini. Aspek ini penting karena ekonomi adalah pintu masuk yang digunakan untuk melakukan pendampingan. Indikator yang diperoleh dari masyarakat untuk aspek ekonomi adalah modal untuk berusaha, keterampilan mengelolah usaha, pasar dan pendapatan. Masyarakat adat Dayak Ngaju di Desa Tambak Bajai Kapuas Kalteng dan Dayak Modang di Desa Long Bentuk Busang Kutai Timur Kaltim serta
Apa Kabar Workshop Evaluasi PNPM Peduli Fase I ?
Bersambung ke hal. 15
12
Hasil PPAM Desa Tambak Bajai Tahun 2011 & 2012 Prol Kesejahteraan Tahun 2011
Prol Kesejahteraan Tahun 2012
Dimensi Kemiskinan Tahun 2011
Dimensi Kemiskinan Tahun 2012
Hasil PPAM Desa Teluk Kadere Tahun 2011 & 2012 Prol Kesejahteraan Tahun 2011
Prol Kesejahteraan Tahun 2012
Dimensi Kemiskinan Tahun 2011
Dimensi Kemiskinan Tahun 2012
Apa Kabar Workshop Evaluasi PNPM Peduli Fase I ?
13
Hasil PPAM Desa Salantuko Tahun 2011 & 2012 Prol Kesejahteraan Tahun 2011
Prol Kesejahteraan Tahun 2012
Dimensi Kemiskinan Tahun 2011
Dimensi Kemiskinan Tahun 2012
Hasil PPAM Desa Lok Tunggul Tahun 2011 & 2012 Prol Kesejahteraan Tahun 2011
Prol Kesejahteraan Tahun 2012
Dimensi Kemiskinan Tahun 2011
Dimensi Kemiskinan Tahun 2012
Apa Kabar Workshop Evaluasi PNPM Peduli Fase I ?
14
sehari-hari, bahkan bisa menjual untuk membeli kebutuhan lain yang mereka tidak produksi. Saat ini mereka tidak bisa menanam padi karena banjir berkepanjangan, sulit mendapat pupuk dan pemasaran hasil panen yang tidak sepadan dengan biaya produksi. Mereka juga tak dapat menanam sayur-mayur dan berbagai rempah dapur lain untuk menyedapkan hidangan mereka. Bahkan, tradisi yang diwarisi dari nenek moyang mereka terancam bersama hilangnya lahan untuk rotan. Ada yang musnah bersama api ada pula yang disulap jadi kebun sawit. Dulu mereka membuat beberapa alat untuk keperluan sehari-hari, sebut saja tas, tikar topi bahkan baju dari rotan dan bahan alam lainnya. Bahkan mereka bisa mendulang rupiah dari kerajinan tersebut. Saat ini, tradisi itu hampir hilang seiring hilangnya rupiah ditelan masa. PNPM Peduli dalam menemukan kondisi tersebut sebagai jejak kemiskinan dan membangun satu konsep pendekatan yang paling mungkin didorong program berdurasi pendek dengan dana yang sangat terbatas. Berdasarkan kedua kondisi tersebut (durasi dan dana terbatas) dibangun pendekatan program untuk mengurangi beban Si Miskin dengan meningkatkan kapasitasnya untuk dapat bekerjasama atau menerima program pembangunan dari pemerintah dan perusahaan. Adapun strategi yang digunakan adalah: (1) Participatory Poverty Assessment and Monitoring (PPAM), (2) Pengembangan kapasitas sumberdaya manusia (SDM), (3) Penguatan organisasi dan pengembangan usaha, jaringan dan pemasaran, (4) Fasilitasi, (5) Dokumentasi, Shared Learning dan Monev. Selain itu, telah dirancang strategi pengembangan terhadap usaha kelompok dampingan PNPM Peduli Fase I sampai Fase II.
kelompok perempuan miskin terisolir di Tekasalo Bontang Kaltim kesulitan mengakses modal untuk berusaha karena tiga hal; (1) tidak memiliki informasi yang memadai dan (2) tidak dapat memenuhi persyaratan formil sesuai dengan ketentuan yang diberlakukan serta (3) tidak memiliki keterampilan mengelola modal usaha. Sementara itu untuk kasus pasar menjadi penting bagi mereka untuk didorong. Mereka sebenarnya memiliki potensi, baik sumber daya alam maupun keterampilan. Meskipun keterampilan yang mereka miliki masih terbatas dan perlu peningkatan kualitas. Tapi kemudian mereka berhenti untuk mengolah atau memanfaatkan potensi SDA tersebut sebagai sumber pendapatan karena harganya sangat rendah. Misalnya untuk kasus rotan pulut yang saat ini dicueki. Kasus yang berbeda ditemukan di Tekasalo Bontang Kaltim dimana masyarakat disana membeli minyak makan dari kelapa padahal di kampung mereka ada potensi kelapa. Mereka punya keterampilan tetapi tidak memiliki alat untuk memproduksi potensi tersebut. PNPM Peduli tidak serta merta meningkatkan pendapatan mereka melalui usaha kelompok yang dibangun tapi juga mulai melihat sisi pengeluaran. Memang belum semua kepala keluarga disurvei tapi disetiap lokasi diambil 5 kepala keluarga sebagai sampel. Hasilnya pengeluaran terbesar ada pada: (1) pembelian beras, (2) ikan, (3) bensin untuk penerangan, (4) sayur mayur dan bumbu dapur. Ironisnya, sebelum degradasi lingkungan terjadi seiring dengan berkurangnya hutan, sawah dan kebun karet pada masanya mereka tidak perlu mengeluarkan rupiah untuk memperoleh semua kebutuhan tersebut. Mereka dapat memproduksi semua kebutuhan yang mereka butuhkan
Strategi Pendampingan PNPM Peduli Fase I dan Fase II Fasilitas pembuatan rencana kelola usaha kolompok (budidaya dan pemasaran)
Ÿ
CAPACITY BUILDING
Fasilitas perluasan pasar (disprindakop) Peningkatan kapasitas dan kualitas produksi (KUBE, CSR,PKBM)
KEBERLANJUTAN
2011 s/d 2012
2013 s/d 2014
2015 s/d 2016
Pendampingan peningkatan kualitas produk dan pemasaran (survey, legalitas, kemasan)
Ÿ Ÿ
NETWORK
Ÿ Ÿ
Akses modal dan jaminan pasar : Ÿ Kerjasama dengan pengusaha lokal, Lembaga Keuangan
Bahan baku pengembangan pembibitan (linked dengan SKPD terkait, KBR) Penguatan kapasitas pengelola usaha (modal bergulir)
Apa Kabar Workshop Evaluasi PNPM Peduli Fase I ?
2017 s/d 2018
MANDIRI
15
Pada Fase I (periode September 2011-Mei 2013) telah lahir beberapa usaha masyarakat adat Dayak Ngaju dan Modang serta kelompok perempuan miskin terisolir. No
Lokasi Kegiatan
Fokus Program
Jumlah Beneď€ cery
Kegiatan Ekonomi
1
Desa Long Bentuk, Kec. Busang, Kutai Timur Kaltim
Dayak Modang
Budidaya Ikan Sidat
12 Org
2
Tekasalo Bontang Kaltim
Perempuan miskin terisolir
Minyak makan, VCO, bibit bakau, sirup mangrove, diversiď€ kasi kelapa, sayur mayur/palawija
55 Org
3
Desa Tambak Bajai, Kec. Dadahup Kab. Kapuas Kalteng
Dayak Ngaju
Budidaya ikan air tawar, kerajinan rotan, sayur mayur
60 Org
80% Usaha Kelompok Memperoleh Laba 80,000,000 70,000,000 60,000,000 50,000,000 40,000,000 30,000,000 20,000,000
Bakung
Kue
Tali
Keset
Kerupuk Singkong
Amplang Rumput Laut
Budidaya
Pakan
Kerajinan Rotan
Sirup
Bibit
3,080,000 2,000,000 69,593,000 180,000
Sapu Lidi
Pemasukan
VCO
0
Minyak
10,000,000
2,000,000
750,000
600,000
0
150,000
0
0
8,000,000
0
3,000,000
Akses Layanan Pendidikan dan Kesehatan Dasar
Masyarakat adat dan kelompok perempuan miskin terisolir yang menjadi sasaran PNPM Peduli Fase I memiliki keterbatasan untuk mengkases layanan pendidikan dan kesehatan dasar. Letaknya yang terpencil, jalan darat yang tidak memadai, sarana trasnportasi umum yang tidak tersedia menjadi faktor pendukung kesulitan tersebut. Potret Pendidikan Dasar di lokasi PNPM Peduli
Di Tekasalo, belasan anak berpakain merah putih terlihat membuka pakain mereka, memasukkan kedalam tas dan menyeberangi pematang empang. Ya, mereka mau ke sekolah, dengan terpaksa membuka baju supaya tidak basah. Respon dan perhatian ketua RT dan pemerintah setempat membuat jembatan titian. Ini mereka lakukan untuk menunggu realisasi pembangunan jembatan yang dijanjikan pemerintah. Saat ini, jembatan kayu ulin lebar 4 meter yang menghubungkan kampung Tekasalo dengan daratan membuat anak-anak tersebut tidak perlu membuka baju seragam lagi. Meskipun pendidikan gratis, faktanya masih dibutuhkan biaya untuk keperluan pendukung lainnya Apa Kabar Workshop Evaluasi PNPM Peduli Fase I ?
16
seperti trasnportasi ke sekolah, seragam dan alat tulis yang tidak semuanya dipenuhi oleh BOS, jajan anak sekolah juga menjadi salah satu hal yang dihitung orang tua di Tekasalo dan Tambak Bajai. Kondisi berbeda, awal program masuk Desa Tambak Bajai guru yang terbatas harus mengajar enam kelas. Guru yang berasal dari luar desa menyebabkan sering tidak masuk bila kondisi cuaca tidak memungkin, muridpun sering libur. Saat ini sudah ada tambahan 3 orang guru honorer, merekapun berasal dari desa sehingga sekolah tidak pernah libur. Meskipun sarana dan prasarana masih kurang, melalui PKK kecamatan dan Dinas Pendidikan setempat telah dibangun perpustakaan dan PAUD. Rumah guru juga telah dibangun untuk tambahan guru dari dinas. Bahkan pada tahun berikutnya telah direncanakan pembangunan gedung belajar baru yang juga akan mengadaptasi kondisi banjir. Di kedua lokasi program ini, belum ada sekolah lanjutan sehingga tidak semua anak lulusan sekolah bisa melanjutkan. Bila ada, pun harus mengeluarkan uang ekstra untuk biaya hidup, kost dan biaya lain yang diperlukan untuk menunjang sarana belajar sang anak. Beruntung bila ada keluarga di kota, biayapun bisa terbantu. Saat ini, di kampung tetangga sudah dibangun sekolah lanjutan, jembatan juga sudah ada, bahkan jemputan bis sekolah sudah ada. Sayangnya jemputan tersebut belum sampai di kampung karena kondisi jalan sehingga orang tua harus memutar otak untuk mendapatkan sepeda untuk membantu separuh perjalanan anak mereka menuju sekolah. Sekolah mengeluarkan kebijakan melarang anak-anak menggunakan sepeda sampai sekolah karena alasan keselamatan di jalan. Wajar saja kecelakaan lalulintas kerap menghantui guru dan orang tua murid. Yusandari, kelas 2 SMP sudah memiliki sepeda namun harus berjalan separuh jalan ke sekolah karena sepeda harus dititip di kampung terdekat. Kondisinya yang sakit-sakitan membuat perjalanan ke sekolah sering terhambat, apalagi kalau hujan pasti tidak ke sekolah. Untuk merespon ini, PT Badak salah satu perusahaan yang bertetangga dengan Tekasalo akan memberikan beasiswa kepada 15 orang anak di Tekasalo mulai dari SMP sampai lulus SMA, bahkan sampai kuliah.
Biayapun bukan hanya biaya pendidikan tapi biaya hidup di kota. Tahun ini pula, perusahaan ini akan memberikan insentif bagi satu guru terpencil di Tekasalo. Sebenarnya program ini sudah berjalan, dengan satu guru baru, pada ini saat PNPM Peduli belum masuk program perusahaan sehingga prosesnya hanya membangun komunikasi. Potret Kesehatan Dasar di lokasi PNPM Peduli
Kita sering mendengar istilah orang miskin dilarang sakit. Di lokasi terpencil dan terisolir isitilah tersebut bisa jadi benar. Biaya kesehatan menjadi sangat mahal bagi mereka yang memiliki pendapatan rendah. Jangan untuk berobat buat makan saja susah. Sebenarnya di dua lokasi PNPM Peduli biaya kesehatan sudah ditanggung APBD. Namun demikian potretnya berbeda di kedua tempat tersebut. Di Desa Tambak Bajai sudah ada Puskesmas Pembantu (Pustu) namun petugas jarang berada di tempat karena berasal dari luar kampung.
Awal masuknya program ini, petugas hanya berada di desa satu atau dua minggu sehingga bila mau berobat harus menunggu. Parahnya sekarang, petugas tersebut sudah menikah dan minta pindah tugas, alhasil Pustupun kosong dan belum ada penggantian petugas dari puskesmas. Puskesmas keliling yang seharusnya datang setiap bulan juga dalam beberapa bulan terakhir “macet�. Meskipun PNPM Peduli sudah memiliki kader tapi mereka tidak diperbolehkan melakukan pemeriksaan tapi hanya membantu pelayanan dan sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Apa Kabar Workshop Evaluasi PNPM Peduli Fase I ?
17
PNPM bahkan sudah pernah memfasilitasi puskesmas untuk berkunjung ke desa sekaligus melakukan sosialisasi PHBS pasca banjir beberapa waktu lalu. Kekurangan petugas dengan jangkau yang jauh menjadi sebab mandeknya layanan kesehatan disana. Kondisi sedikit berbeda di Tekasalo, selain layanan yang lebih baik PNPM Peduli juga bisa memaksimalkan 12 peran kader kesehatan. Awalnya puskesmas keliling (pusling) hanya sekali sebulan, saat ini sudah dua kali. Kendati demikian masyarakat masih malas berobat ke puskesmas, termasuk pusling. Keluhan paling banyak soal obat yang mereka nilai tidak “mempan�. Mereka capek bolak-balik berobat sakit yang diderita tak kunjung sembuh. Bila ada sedikit rupiah mereka terpaksa memilih berobat di dokter praktik, tapi tentu tidak semua bisa mengakses layanan ini. Rawat jalan masyarakat Tekasalo di RSUD dan beberapa rumah sakit rujukan juga sudah gratis, namun mereka masih enggan menggunakannya karena jarak yang jauh memerlukan biaya trasnportasi dan biaya makan bagi penjaga pasien yang tidak sedikit bagi mereka. Keluhan juga dilaporkan kader kesehatan dari pasien rumah sakit yang tidak ramah dan meminta pasien pulang, ketika sampai di rumah sang pasien masih sakit.
tangga tidak memiliki jamban, sumber air bersih yag tidak ada, parit pemukiman yang tidak ada, kondisi jalan dan lingkungan yang becek dan tergenang air. Partisipasi
Partispasi masyarakat termasuk kelompok dampingan dalam proses perencanaan dan pelaksanaan pembangunan meningkat. Sebagai contoh di Desa Tambak Bajai, hasil PPAM 2011 menunjukkan partisipasi yang rendah dengan indikator tidak pernah dilakukan rapat atau pertemuan desa untuk menyusun dan mengusulkan program pembangunan. Sementara itu di Tekasalo ada mekanisme rembuk warga sebelum masuk musrenbang kelurahan. Partispasi perempuan masih sangat minim yang ditunjukkan dengan undangan hanya kepada kepala keluarga. Kedua kondisi itu direspon oleh PNPM Peduli dengan program pendampingan kelompok, identifikasi masalah dan potensi kemudian merumuskan program dan kegiatan dalam bentuk rencana aksi komunitas. Rencana aksi tersebut kemudian menjadi usulan program pembangunan dari masyarakat adat dan kelompok perempuan miskin terisolir. Selain menyampaikan ke forum musrenbang, dokumen juga disampaikan langsung ke satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan perusahaan dalam bentuk audensi. Audensi ini KBCF hanya mendampingi kelompok dan masyarakat menyampikan dokumen tersebut untuk dilakukan lobby agar usulan dapat diakomodir dalam APBD dan Coorporate Social Responsibility (CSR) perusahaan.
Meskipun belum maksimal tapi semua kondisi diatas coba direspon PNPM Peduli melalui aksi kader kesehatan. Setiap bulan sang kader akan melakukan identifikasi dan mendata masyarakat dan anggota kelompok yang memiliki keluhan (sakit) dan memerlukan pemeriksaan dokter atau tenaga medis. Data tersebut dilaporkan ke puskesmas untuk ditindaklanjuti pada pusling setiap bulan. Selain itu, sang kader juga mengajak masyarakat untuk memeriksakan kesehatannya, maklum saat ini mereka malas berobat apalagi periksa kesehatan. Hal Audiensi Kelompok dari Tekasalo Ke PT. Badak NGL - Bontang ini menjadi tantangan tersendiri bagi kader kesehatan PNPM Peduli di Tekasalo, mereka sering ditolak dan “diomelin�. Sebenarnya, penyakit yang diderita oleh masyarakat di Tekasalo banyak yang disebabkan oleh buruknya sanitasi dan PHBS yang tidak memadai. Salah satu kegiatan PNPM Peduli untuk memeriksakan kesehatan 30 orang anggota kelompok dampingan menunjukkan 80% menderita cacingan. Hasil ini sesuai dengan fakta lapangan dimana 90% rumah Apa Kabar Workshop Evaluasi PNPM Peduli Fase I ?
18
200,000,000 180,000,000 160,000,000 140,000,000 120,000,000 100,000,000 80,000,000 60,000,000 40,000,000
Salantuko
Teluk Kadere
20,000,000
20,000,000
20,000,000
Disosnaker
4,999,800
1,666,600
1,666,600
1,666,600
PKBM
81,395,100 22,000,000 15,000,000
12,286,700
12,286,700 15,000,000
56,821,700
PT. Badak
3,000,000
4,000,000
PKT
5,000,000
5,000,000
5,000,000
DPKP
0
0
0
0
PU
0
0
0
0
Dinkes
183,394,900
41,953,300
53,953,300
87,488,300
Total
Dukungan Para Pihak di Tekasalo 2012
Lok Tunggul
60,000,000
20,000,000
Total
19
Hasil Workshop ( 23 Mei 2013 )
Hasil Workshop ( 23 Mei 2013 )
20
Jembatan dan Jalan Sirtu
UNIT 3 PNPM 500,000,000 AMANAH ADD DISPORA DISPRINDAKOP PK PK REDD+ BAPPEDA PERIKANAN
0
100,000,000
200,000,000
300,000,000
400,000,000
500,000,000
600,000,000
100,000,000
1
Jalan Dalam Kampung
113,000,000
1
Dermaga & Pintu Gerbang
0
1
Monumen
200,000,000
80
0
1
Lampu Tenaga Perpustakaan Surya
0
1
0
1
62,000,000
1
Rumah Guru Alat Pemadam Alat Olahraga Kebakaran
Pembangunan di Desa Tambak Bajai 2011-2012
5,000,000
1
PAUD
120,000,000
1
Keramba Jaring Apung
500,000,000 100,000,000 175,000,000 0 200,000,000 0 0 0 5,000,000 120,000,000
Jumlah
Berita Peduli Kader Kesehatan PNPM Peduli Efektif Bantu Pusling Oleh : Kurniawan
K
ader Kesehatan PNPM Peduli di Tekasalo Kota Bontang, Kaltim dalam perannya kini dirasakan manfaatnya dalam membantu petugas pusling dalam memberikan pelayanan kesehatan di lokasi dampingan program nasional pemberdayaan masyarakat. Puskesmas keliling (Pusling) rutin dilakukan sebulan sekali oleh Puskesmas Bontang Lestari yang memiliki wilayah kerja di Teluk Kadere, Salantuko, Lok Tunggul (Tekasalo) Kelurahan Bontang Lestari di Kota Bontang sebagai sarana bagi masyarakat dalam pemenuhan kesehatan dasar. Anak-anak dan orang tua akan berbondongbondong jika petugas medis datang. Mereka akan menyampaikan berbagai keluhan mulai dari sakit demam, gigi sampai hanya ingin mengecek tensi darah. Keberadaan kader kesehatan sendiri bermula di akhir tahun 2012, para kader kesehatan dari Tekasalo dilatih bagaimana cara menangani pertolongan pertama jika terjadi sakit pada warga di kampung. Juga diajarkan
pengenalan obat-obatan yang diberikan sebagai langkah awal dalam penyembuhan penyakit, sebelum si sakit menuju ke Puskesmas atau RSUD Bontang. Diawal tahun ini, para kader kesehatan mulai membantu Pusling dalam memberikan pelayanan, mulai dari menghubungi petugas medis yang akan datang, mengundang masyarakat sampai membantu dalam pemeriksaan dan memberikan obat.
Selain itu memberikan data awal bagi pusling terkait kondisi penyakit masyarakat yang banyak diderita. Seperti pada bulan Maret dan April 2013, banyak anak-anak yang menderita demam. Kader kesehatan menduga penyakit ini berhubungan dengan Demam Berdarah (DBD), sehingga butuh penanganan yang cepat dari Pusling. Tidak dapat dipungkiri masih ada juga warga yang enggan ke Pusling, mereka beranggapan bahwa penyakitnya akan sembuh dengan obat kampung. Sehingga Kader Kesehatan bersama dengan staf medis Pusling langsung jemput bola mendatangi rumah warga tersebut. Kunjungan ini sekaligus memberikan pemahaman kepada warga akan pentingnya berobat ke dokter. Diharapkan masyarakat Tekasalo semakin sadar akan kesehatan serta memanfaatkan kunjungan medis ketika berada di Kampung.
Kader Kesehatan PNPM Peduli Efektif Bantu Pusling
21
lahan pertanian,” ujar Heri. Dia tuturkan seiring masuknya Program PNPM Peduli ke Desa Tambak Bajai membawa banyak geliat perubahan dan manfaat yang dirasakan serta kesadaran baru terkait kondisi kemiskinan yang masyarakat alami. “Banyak sekali kegiatan yang bisa dilakukan secara bersama-sama oleh masyarakat salah satunya Tambak Bajai Alami Kemiskinan adalah penggalian issu Sementara Pasca Masuknya PT. GAL kemiskinan melalui kegiatan PPAM,” terang Oleh : Heri Susanto Heri. Heri menuturkan KBCF awalnya melakukan arga Desa Tambak Bajai penilaian dan pemantauan kemiskinan Kecamatan Dadahup Kabupaten partisipatif atau Partisipatory Poverty Kapuas, Kalteng pasca masuknya Assessment and Monitoring /PPAM PT Globalindo Agung Lestari perusahaan mendapatkan informasi isu kemiskinan kelapa sawit mengalami pemiskinan DesaTambak Bajai sangat mencengangkan, sementara oleh struktur diluar dirinya dengan angka yang didapat setelah pengkajian oleh penjualan lahan ke perusahaan. “Dari survey masyarakat sendiri, ternyata angka cepat oleh Tim KBCF dalam program kemiskinannya adalah 95 persen. nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) Peduli, diperoleh fakta di tahun 2011 kondisi “Untuk kedua kalinya di tahun 2012 akhir sosial, budaya dan berbagai bidang program dilakukan lagi kajian untuk melihat dan kegiatan di Desa Tambak Bajai sangat perkembangan isu kemiskinan masyarakat tertinggal jauh pasca masuknya PT Tambak Bajai. Sangat signifikan perubahan Globalindo Agung Lestari (GAL). Juga terlihat dari hasil PPAM dari 95 persen angka belum optimalnya perhatian pemerintah kemiskinan yang didapat menjadi 5 persen,” maupun perusahaan PT GAL dilokasi,” kata terang Heri Susanto. Heri mengakui hal ini Fasilitator Kawal Borneo Community diluar perkiraan sebelumnya, pada awal Foundation (KBCF) Kabupaten Kapuas, Heri penyusunan pengkajian bahwa angka lima Susanto, di Kapuas. Menurut Heri sangat persen angka kemiskinan ini harusnya baru berat untuk melakukan perbaikan tatanan tercapai di tahun 2016. kehidupan sehari-hari masyarakat. “Hal ini “Seperti dituturkan Kepala Desa Tambak dikarenakan banyak masyarakat telah menjual Bajai bahwa Camat Dadahup menyampaikan lahan mereka keperusahaan perkebunan capaian di Desa Tambak Bajai ini patut Kelapa Sawit. dijadikan contoh untuk pengentasan isu kemiskinan dan diinsemenasi secara luas di Sehingga terjadi peningkatan kemiskinan Kecamatan Dadahup Kabupaten Kapuas di dalam potensi penyediaan lahan untuk Kalimantan Tengah kedepannya,” kata Heri kebun rotan, karet, lokasi beje (kolam Susanto. tradisional) bahkan lokasi untuk membuat
Berita Peduli
W
Tambak Bajai Alami Kemiskinan Sementara Pasca Masuknya PT. GAL
22
Berita Peduli Evaluasi Usaha Munculkan Rencana Ternak Babi, Sapi Dan Bantuan Alat Oleh : Heri Susanto
D
alam menemukenali kebutuhan (need assessment) sesuai potensi mata pencaharian (livelihood) penduduk di Kabupaten Kapus, Kalteng akhirnya memunculkan prioritas rencana usaha kelompok ternak sapi, babi dan bantuan alat pembuatan pakan ikan.“Terima kasih dalam kegiatan review rencana usaha kelompok sebagai kegiatan untuk membuat beberapa usulan yang dimasukan dalam sebuah proposal akhirnya memunculkan komitmen bersama bagi warga Desa Tambak Bajai, Kecamatan Dadahup. Yakni rencana usaha ekonomi produktif dengan ternak babi, sapi dan bantuan alat pembuatan pakan ikan,” kata Fasilitator Kawal Borneo Community Faoundation (KBCF) di Kabupaten Kapuas, Heri, di Kapuas, Jumat (29/3). Heri menyampaikan tahapan kegiatan selanjutnya adalah rapat khusus masing-masing kelompok untuk membahas standar operasional prosedur (SOP) dan business plan dalam rangka mengatur administrasi kelompok. “Oleh sebab itu kelompok perlu difasilitasi untuk melihat sejauh mana perkembangan
dan kegiatan kelompok dan masyarakat desa Tambak Bajai 2013-2014,” ujar Heri. Lebih lanjut dia sampaikan tim KBCF untuk wilayah kerja di Kabupaten Kapuas akan advokasi dengan komunikasi ke Dinas Peternakan untuk menindak lanjuti rekomendasi Kepala Dinas Peternakan pada diskusi sebelumnya yang akan memberikan bantuan ternak ayam petelor kepada masyarakat Tambak Bajai walaupun tanpa proposal.“Maksud pertemuan sekarang ini adalah untuk menyusun Proposal usulan bantuan ternak sapi, babi, alat pembuatan pakan ikan dan persiapan untuk diskusi dengan Dinas Peternakan masalah bantuan ternak ayam petelor rekomendasi dari Dinas Peternakan sebelumnya,” kata Heri. Dia tuturkan tujuan lainnya agar kegiatan yang dihasilkan dari rapat dapat menjadi program pembangunan yang didukung oleh para pihak baik melalui APBD maupun tanggung jawab sosial perusahaan atau “community social responcibility / CSR” atau pihak lainnya, sesuai rencana usulan masyarakat pada Musrenbangdes. Serta mengatur administrasi kelompok agar bisa berjalan dengan tertib. Heri diakhir pertemuan kepada kepala keluarga calon anggota kelompok usaha ekonomi produktif selain dokumen Proposal bantuan ternak sapi, babi, alat pembuatan pakan ikan, juga akan dibuat dokumen SOP serta Busines Plan kelompok, yang mana dokumen ini akan disampaikan ke Pihak terkait di Kabupaten Kapuas. ”Terima kasih dalam tahapan proses rapat ini para anggota kelompok telah mengerti maksud dan tujaan pertemuan yang dihadiri tiga kelompok termasuk semua dalam anggotanya. Serta mampu menyusun kepengurusan dan isi proposal,” kata Heri selaku fasilitator lapangan KBCF di lokasi Tambak Bajai.
Evaluasi Usaha Munculkan Rencana Ternak Babi, Sapi Dan Bantuan Alat
23
Cerita Peduli Atasi Cacingan Dengan Cuci Tangan Oleh : Kurniawan
H
asil pemeriksaan kesehatan terhadap seluruh anggota kelompok di Tekasalo cukup mengejutkan, didapatkan data 80 persen anggota kelompok menderita penyakit cacingan dan solusinya dengan cuci tangan. “Salah satu Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Peduli adalah pemeriksaan kesehatan, dari data terdapat 80 persen anggota kelompok Tekasalo menderita penyakit cacingan dan saran dokter, cara mengatasi cukup mudah dengan mencuci tangan,” kata Fasilitator Teluk Kadere, Salantuko, Lok Tunggul (Tekasalo) Kota Bontang, Kurniawan, di Bontang. Sementara itu menurut dokter Laksmi dari Puskesmas Bontang Baru yang memeriksa, diduga anggota kelompok di Tekasalo tidak melakukan perilaku hidup sehat dan bersih (PHBS), seperti mencuci tangan dan memakai sandal. Kurniawan bercerita ketika fasilitator ke kampung, anggota kelompok yang merasa mempunyai penyakit cacingan menjadi minder.
Atasi Cacingan Dengan Cuci Tangan
Seperti disampaikan Kurniawan, keminderan mereka nampak dari pernyataan salah satu anggota Jadabia bahwa mungkin saja fasilitator tidak mau memakan produk kami karena kami cacingan. “Saya jelaskan bahwa penyakit cacingan mudah disembuhkan dan ibu-ibu harus menjalankan PHBS salah satunya mencuci tangan,” ujar Kurniawan. Awan panggilan akrabnya menuturkan kini perlahan perubahan terjadi, ketika salah satu anggota kelompok bernama Suburia bersama anggota kelompok lainnya bertandang ke Bontang untuk menemui fasilitator secara spontan mengajak anggota lainnya mencuci tangan. “Tepat siang hari saat makan siang bersama, Suburia mengajak ibu-ibu anggota kelompok untuk cuci tangan dulu sebelum makan, biar nantinya tidak cacingan,” cerita Awang. Menurut Awang, dari ungkapan yang terdengar mengejutkan dan sekaligus menggembirakan ini merupakan kesadaran akan PHBS mulai tumbuh diantara anggota kelompok. “Budaya sehat yang awalnya dari rasa malu akan penyakit cacingan, dapat memberi perubahan bagi masyarakat,” kata Awang. Sementara itu kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dapat menyebabkan bakteri dan kuman mati, sehingga aman untuk makan. Walau kebiasaan cuci tangan bukanlah hal yang instan untuk dilakukan namun seiring bertambahnya pengetahuan yang sebelumnya merupakan salah satu penghambatnya kini telah membawa perubahan perilaku lebih baik. Karena kuman yang tak terlihat di tangan menyebabkan orang enggan untuk mencuci tangan, terlebih lagi repot mencari air dan sabun ketika harus menjamah makanan.
24
Cerita Peduli Paradoks Negeri Petro Dollar dan Pendampingan Sosial Oleh : Nursalim
S
iang menyengat, bekas lumpur masih menempel di sepatu saat melewati jalan lumpur usai hujan kemarin. Panasnya sang mentari belum mampu menguapkan jejak air yang menggenang. Alur jalan yang terhampar tanpa aspal membuatku layaknya seorang crosser offroad, meliuk, menghindar lubang dan genangan air. Kata seorang sahabat, inilah indahnya menjadi seorang aktivis, seorang fasilitator. Profesiku sebagai fasilitator membuat aku menjelajahi sudut-sudut sempit, menikmati harmoni alam, menikmati getir hidup diantara semangat penghuninya. Hari ini untuk yang kedua kali aku kesini, Kampung Teluk Kadere. Kampung yang terletak di sebuah sudut dari negeri Petro
Dollar, Kota Bontang Kalimantan Timur. Seorang ibu duduk di hadapanku, saat kulakukan wawancara prol keluarga. Dari roman wajahnya terlihat jelas lukisan sulitnya hidup yang dihadapi, kerutan wajahnya seolah mewakili kegetiran hidupnya. Dan kisahpun tertutur dari bibirnya…Julia, seorang ibu yang memiliki 4 orang anak. Perempuan paruh baya ini tak mampu menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi. Suaminya hanyalah pekerja serabutan. Alih-alih untuk membiayai anaknya sekolah, untuk kebutuhan dapur saja harus menerapkan manajemen “kencangkan ikat pinggang”. Memang ada seorang anaknya yang sekolah di SMP, tapi itupun harus dibiayai oleh pamannya. Sedangkan anaknya yang lain harus puas dengan hanya menempuh pendidikan di sekolah dasar. “Meski saya tak mempunyai pendidikan, saya ingin anak saya pintar, cukuplah orangtuanya yang tidak pandai membaca. Paling tidak jika ada surat, anak saya dapat membacakannya untuk saya”, ujar Julia. Harapan sederhana, meski untuk mewujudkannya tak sesederhana harapannya. Sementara itu, di sudut lain …. Anak-anak sekolah turun dari bus jemputan, turun dari mobil pribadi atau mengendarai sepeda motor dengan anggunnya. Menenteng tas berkilat diantara pernik-pernik aneka
Paradoks Negeri Petro Dollar dan Pendampingan Sosial
25
warna, dan tentengan handphone keluaran terbaru. Seragam rapi bersih, penampilan yang terkesan “wah� , yang ironi tidak jarang malah ditingkahi dengan tawuran. Ironi ini menimbulkan seribu tanya, apakah anak yang terlahir dari sebuah keluarga miskin tidak berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak? Ataukah sebuah kesalahan terlahir dari keluarga miskin? Andai mereka bisa memilih, anak-anak ini tentu saja akan memilih kehidupan yang lebih layak. Andai bisa memilih, tentu saja mereka lebih memilih berada di ruang-ruang kelas ketimbang harus bergelut dengan parang dan cangkul. Seperti paradoks panas dan lumpur, kembali kutemukan ironi itu dalam kehidupan nyata, dalam keseharian penduduk Teluk Kadere. Miris! Betapa tidak? Daerah yang kaya raya dengan perusahaan raksasa kelas dunia, masih menyisakan jejak kemiskinan dan kantong-kantong kumuh. Juliana hanyalah salah satu dari sekian banyak keluarga miskin lainnya di sudut kota petro dollar ini. Apa yang salah dengan semua ini? Tanpa bermaksud mencari siapa yang salah, kondisi ini tetap saja menggelitik nurani. Meski harus diakui, sudah sangat banyak program yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah pendidikan dan kemiskinan. Tulisan ini tidak bermaksud menyudutkan ataupun memvonis pihak-pihak tertentu. Ini hanya sebagai alarm, hanya sebagai pengingat bahwa di sudut kota petro dollar ini masih saja ada komunitas marjinal yang tidak mampu bersaing bahkan untuk sekadar mempertahankan hak hidup yang layak. Jangan
sampai hak mereka tercabut hanya karena keterbatasan yang ada. Maka tugas kitalah untuk membantu mereka menemukan jalan hidup yang lebih baik. Dan salah satu penyebabnya adalah minimnya pendampingan sosial dalam setiap program yang digelontorkan oleh pemerintah. Alhamdulillah trend itu sudah dilakukan diantaranya pendampingan sosial atau fasilitasi dalam replikasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Peduli yang bermitra dengan lembaga swadaya masyarakat. Hasilnya sudah bisa diukur terkait efektivitas program yang dilaksanakan dan berkembangnya dukungan program saat berhasil dilakukan pola berjejaring dengan pemerintah dan perusahaan disekitarnya. Saat ini, tiga kelompok di Tekasalo sudah mendapat puluhan juta rupiah modal dan alat dari PT. Perempuan Tekasalo sedang membibit Bakau Badak NGL, salah satu perusahaan di Bontang dan Disosnaker B o n t a n g mendukung usaha yang mereka rintis. Alhasil, usaha mereka sudah dapat menambah pendapatan rumah tangga sampai puluhan juta rupiah dari penjualan bibit bakau saja. Semoga dukungan dan pendampingan PNPM Peduli bisa membantu mereka keluar dari masa-masa sulit, waktu dimana mereka kurang diperhatikan.
Paradoks Negeri Petro Dollar dan Pendampingan Sosial
26
PSF
PNPM SUPPORT FACILITY
Mesra International Hotel - Samarinda, 23 Mei 2013
Workshop Evaluasi PNPM Peduli Fase Pilot