Pdf smartfren 25 september 2013 kebumen ekspres

Page 1

PURWOREJO EKSPRES

CMYK

CMYK

Jawa P os Gr oup Pos Group

Paling Tahu Purworejo & Kebumen

RABU PAHING 25 SEPTEMBER 2013

Harga Berlangganan Rp. 44.000 Eceran Rp. 2000

Pembunuh Yulianto Dituntut 5 Tahun

PITURUH - Tuntutan pidana lima tahun bagi para tersangka pembunuhan Yulianto disambut aksi unjuk rasa. Sejumlah warga Desa Wonosido, Kecamatan Pituruh yang diduga rekan-rekan almarhum, Selasa (24/9) menggelar aksi blokir jalan dan melarang warga Desa Pamriyan melintas di jalur tersebut. Dalam aksinya, warga memblokir jalan dengan menggunakan bambu dan kayu. Warga juga membentangkan spanduk bertuliskan “Wong Pamriyan Dilarang Lewat”. Akibat aksi yang berlangsung dari pagi tersebut, mobil, serta truk dan puluhan sepeda motor yang berasal dari arah Desa Pamriyan tidak dapat melintas. Aksi blokir warga tersebut baru dibubarkan setelah anggota Polsek Pituruh mendatangi lokasi. Kepala Desa Pamriyan Kecamatan Pituruh Sutarman saat ditemui dirumahnya membenarkan aksi tersebut. Sutarman mengaku tidak tahu alasan persis ulah warga Desa Wonosido yang melakukan aksi blokir jalan. Namun, dia menduga, aksi blokir jalan tersebut masih terkait dengan peristiwa pembunuhan Yulianto, warga Wonosido. ke hal 3

SIDANG : Warga Desa Pamriyan, Kecamatan Pituruh yang menjadi terdakwa penganiayaan warga Desa Wonosido menjalani sidang di Pengadilan Negeri Purworejo, kemarin (24/9).

Sidang Pembunuhan Warga Desa Wonosido BANYUURIP-Sebelas warga Desa Pamriyan, Kecamatan Pituruh dituntut hukuman penjara masing-masing lima tahun penjara dalam sidang pembacaan tuntutan di Pengadilan Negeri

Purworejo Senin kemarin (23/9). Para terdakwa itu menurut JPU diangap terbukti melanggar pasal 170 ayat 1 ke 2 KUHP karena melakukan penganiayaan yang mengakibatkan kor-

SOROT Penyuka Musik Religi MUSIK dapat mempengaruhi emosi dan cara berfikir seseorang. Musik memang memiliki banyak jenis dan aliran. Namun bagi Hamdan Kurnia Aji, musik religi merupakan jenis musik yang paling ia sukai. Baginya mendengarkan musik religi bisa memberikan banyak hal positif dalam kehidupan. “ Sejak dulu saya suka musik religi. Banyak sekali manfaat yang bisa didapat, seperti menambah keimanan, memperbaiki ucapan dan tingkah laku, berfikir positif, serta mematangkan emosional,” ucap Hamdan, kemarin. Dari kesukaanya akan musik religi membuat guru MI Ma’arif Nggadirejo, Kecamatan Kaligesing ini turut bergabung dalam grup musik religi Mustika Nawa yang ada di desanya. Dalam grup musik ini ia bahkan dipercaya menjadi salah satu vokalis. “ Melalui grup musik ini setidaknya hobi saya bisa tersalurkan,” ucapnya. Warga Desa Ngadirejo, Kecamatan Kaligesing ini menambahkan, mendengarkan musik dapat menghilangkan penat dalam kehiidupannya. Untuk itu dalam kesibukan apapun ia sering menyempatkan diri mendengarkan musik religi. “ Kalau ada waktu luang saya sering mendengarkan musik religi, biar pikiran lebih fresh,” tandasnya. (ndi)

Langsung Disambut Unjuk Rasa

bannya tewas. Kesebelas nama yang dituntut dalam tiga sidang terpisah tersebut yakni Slamet, Maniso, Nurado, Wagiman, Maryanto, Bino Sulistyo, Biyun, dan Joko di sidang pertama. Sidang tuntutan kedua dengan terdakwa Henggar dan Sugiyono dan

pada sidang tuntutan ke tiga atas nama Tutur seorang mahasiswa perguruan tinggi swasta di Purworejo. Sedang terdakwa BS warga Pamriyan Pituruh yang masih di bawah umur pada sidang hari sebelumnya sudah divonis satu tahun penjara dan kini men-

dekam di LP Anak Kutoarjo. Dalam pembacaan tuntutan tersebut, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Nur Sri Cahya Wijaya SH dan Dany Prakosa Febrianto SH memaparkan, kasus penganiayaan tersebut menimpa Yulianto yang dianiaya oleh dua belas pelaku. ke hal 3

WIDARTO/EKSPRES

BLOKIR : Warga Wonosido memblokir jalan dengan memasang balok kayu dan bambu. Warga juga memasang spanduk .

Jelang Adipura, Alun-alun Merana

AGUNG/EKSPRES

BELUM ADA UPAYA : Tanaman diatas pot besar di depan kantor Polres Purworejo ini telah mati dan belum ada upaya penggantian dari Pemkab.

PURWOREJO-Tanaman hias yang di tempatkan mengelilingi alunalun Purworejo kondisinya menge-

naskan. Tanaman yang dimaksudkan untuk mempercantik wajah kota itu justru memperburuk pemandangan

karena telah layu dan ada yang kering dan tinggal menyisakan dahan saja. Pantauan Ekspres di sekitar alunalun mencatat, dari empat pot besar yang ditempatkan di setiap sudut alun-alun, dua diantaranya cukup memprihatinkan. Jenis tanaman rumput tampak mulai mengering dan tidak sega. Selain itu, tanamannya terlihat menjuntai tak beraturan tanpa ada perawatan. Di sudut yang lain, pot-pot bunga berukuran kecil hasil partisipasi BUMN dan BUMD, tanamannya juga membutuhkan perawatan. Terlihat dari daunnya yang tinggal sedikit dan berbentuk kecil. Jika kondisi ini dibiarkan, tentunya akan menghambat langkah Pemkab dalam upayanya meraih Adipura atau setidaknya mempertahankan Sertifikat Adipura yang diterima bulan Maret lalu. ke hal 3

“Bangjo” Perempatan Berjan Dikeluhkan Dinilai Tidak Tepat Guna PURWOREJO-Traffic light atau lampu rambu lalu lintas di perempatan Berjan, Purworejo dinilai warga tidak tepat guna. Pasalnya, fungsi semula yang seharusnya untuk memperlancar arus lalu lintas justru membuat semrawut. Padahal, untuk mengatur jalur lalu lintas di jalan raya agar tertib dan teratur, keberadaan traffic light ini sangat

dibutuhkan. Pantauan Ekspres di lokasi, traffic light yang sebenarnya difungsikan untuk mengurai kemacetan dengan nyala merah, kuning dan hijau, saat ini difungsikan untuk peringatan hati-hati atau hanya di-flash nyala warna kuning. Menurut warga sekitar, pengalihfungsian rambu itu sudah berlangsung cukup lama. Lukman (27) salah satu warga setempat mengatakan, keberadaan lampu lalu lintas di jalan tersebut sangat diharapkan untuk mengatur arus lalu lintas jalan raya di sim-

pang empat tersebut. Banyak warga yang berharap agar lampu tersebut diaktifkan. Terlebih lagi, lokasi lampu merah berdekatan dengan lembaga pendidikan. “Keberadaan lampu lalu lintas di perempatan ini sangat dibutuhkan.Tidak saja karena jalan ini jalan utama yang selalu rampai, namun juga di dekat lampu merah ini ada sebuah sekolah. Belum lagi banyak pengendara motor yang biasanya tidak menggunakan helm sebagai penutup kepala,” kata Lukman, kemarin. ke hal 3

AGUNGA/EKSPRES

TENDA : Belakang Plaza yang menjadi salah satu tempat relokasi pedagang korban kebakaran Pasar Baledono mulai didirikan tenda yang dilakukan swadaya pribadi pedagang.

Pedagang Bangun Lapak Swadaya Mengantisipasi Pembongkaran PURWOREJO-Pembangunan lapak pasar darurat untuk menempatkan pedagang korban kebakaran pasar Baledono yang dijanjikan oleh Pemkab tidak kunjung dilakukan. Pemkab sebatas menetapkan lokasi relokasi dan belum melakukan langkah konkret, akibatnya pedagang nekat bergerak sendiri. Tidak mau menunggu pembangunan lapak dilakukan Pemkab, pedagang memilih membangun sendiri tempat dagangan. Seperti halnya yang terjadi di belakang Plaza Jalan Veteran Purworejo, pedagang membentuk kelompok sendiri yang

WIDARTO/EKSPRES

widarto/ekspres

beranggotakan 10 orang. Dengan dana patungan setiap pedagang Rp 650.000 mereka memasang lapak dengan konstruksi kayu dan penutup seng. Setiap lapak berukuran 2x2 meter dan pedagang harus merogoh kocek lagi kalau ingin melakukan pengerasan dasar lapak. “Ya kalau ingin lapaknya diberi dasaran permanen kami harus menambah uang lagi dan totalnya mencapai Rp 950.000,” kata Hendra (40) salah seorang pedagang saat mengawasi pembuatan lapaknya di belakang Plaza, Selasa (24/9). ke hal 3

w


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.