Majalah Santunan

Page 1

Dari Kelambu Cinta Sampai Tuan Rumah Porseni XIII di Pidie Majalah

Rp. 9.500,-

ISSN 0216-0790

Edisi 02, Maret 2012 M/Rabiulakhir 1433 H

Jalan Panjang Sertifikasi


KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH DEKLARASI PILKADA DAMAI PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR ACEH TAHUN 2012 KIP ACEH

PILKADA ACEH 2012

Dilandasi semangat menjaga perdamaian, persaudaraan, kebersamaan, dan taat pada aturan, kami para calon gubernur dan wakil gubernur Aceh bersepakat: 1. Melaksanakan pilkada damai dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur Aceh tahun 2012 demi terwujudnya Aceh yang bermartabat, aman, damai, dan sejahtera. 2. Memastikan agar massa pendukung dari masing-masing pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Aceh untuk berkampanye sesuai aturan dan norma-norma yang berlaku. 3. Berjanji untuk saling menghormati antara sesama peserta pilkada dengan tidak mengintimidasi, memprovokasi atau melakukan tindakan yang dapat menciderai perdamaian dalam segala bentuk, demi pilkada yang demokratis di Aceh. 4. Menerima kekalahan dengan lapang dada dan menghargai yang menang. Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, 14 Maret 2012 Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh 2012


ISI

Majalah

Edisi 02, Maret 2012 M/Rabiulakhir 1433 H

22 DAYAH

Mendidik Pecinta Damai dan Pemersatu Umat

06 Jalan Panjang UTAMA

Sertifikasi

21

26

32

BUDAYA

KANWIL

TAFSIR

35

37

ISLAMIKA

FIQH

38

43

46

SOSOK

OPINI

CERPEN

48

49

54

SAINS

STYLE

MADRASAH

Diplomasi Tukang Ek U

Sejak awal digulirkan isu sertifikasi tidak sepi dirundung kritikan, mulai dari proses pemberkasan, hingga masalah pencairan dana.

12 Dari Kelambu Cinta Sampai Tuan Rumah KHUSUS

Porseni XIII di Pidie

Manasik Full, Haji Mabrur Masjid Megah di Kota Roma

Risih dengan Maraknya Calo

Hutan Gambut Penyimpan Karbon

Guru BP, Momok?

Risiko Sepatu Hak Tinggi

Tadabbur Alquran Siapa yang Haram Dinikahi Alivah Pilih Tarbiyah

Iptek Unggul, Imtak Subur Santunan

Maret 2012

03


SURAT

Kapan Saya Berangkat Haji Lagi Assalamu’alaikum wr wb. Saya pensiun pada bulan Mei 2004 pada MTsN Suak Bakong. Saya naik haji pertama kali pada tahun 1998. Lantas, pada bulan November 2011 kami mendaftar lagi untuk ke Tanah Suci. Terus terang, memang umur saya dalam PNS 68 tahun, tapi sebenarnya sudah 78 tahun. Kira-kira tahun berapa ibadah haji kami dapat terlaksana lagi? Bapak tolonglah kami, supaya agak lebih cepat. Terima kasih. H. Bahrum Basyah Kluet, Kab. Aceh Selatan

Santunan Gandeng POS Distribusi Majalah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Selasa (13/3), resmi merangkul PT. Pos Banda Aceh untuk distribusi Majalah Santunan. Kerjasama dengan PT Pos ini merupakan terobosan penting manajemen Majalah Santunan. Sehingga diharapkan majalah ini sampai ke tangan pembaca di seluruh Satuan Kerja Kementerian Agama di Aceh, cepat dan tepat waktu. Sementara untuk pencetakan, manajemen menggandeng PT. Aceh Media Grafika, percetakan Harian Serambi Indonesia dengan oplah saat ini lebih 14 ribu eksamplar. Demikian penjelasan Juniazi, Pemimpin Umum dan Redaksi Majalah Santunan. Majalah Santunan sudah terbit sejak tahun 70 an. Ke depan, tambahnya, oplah majalah Santunan akan sampai pada angka 17 ribu eksamplar, mengingat jumlah PNS Kementerian Agama Aceh saat ini sudah mencapai angka 17 ribu lebih. [red]

BIRO DAERAH MAJALAH SANTUNAN:

Kota Banda Aceh Yusri, Said Mahfud, Aceh Barat Narjun Ikhsan, Merahwan, Simeulu Drs. H. Yusman, Iskandar, Aceh Barat Daya Zubaili, Fajrina, Nagan Raya Muhammad Juned, Taufiq, Aceh Tengah M. Ramli, SH, Hasanah, Gayo Lues Ibrahim, S.Ag, Munirullah, S.Sos.I, Pidie Drs. Ilyas Muhammad, Syuib, S.Ag, Kota Lhokseumawe T. Helmi, S.Sos, Umar Dani, Aceh Besar Nasrullah, Amirullah, Kota Sabang H. Khairuddin, S.Ag, Eriadi, ST, Aceh Jaya Taisir, S.TH, Rahmat, Aceh Selatan Drs. Bukhari Harun, Ainul Marziah, Aceh Tenggara Syaiful, S.HI, Razali, Aceh Timur Jakfar, S.Sos.I, Hermansyah, Aceh Tamiang Muhammad Sofyan, Jumini, Kota Langsa M. Dahlan Ary, Apmilina Sari, Aceh Utara Drs. Kasmidi, A. Hadi, Aceh Singkil Ghazali, S.Ag, Widiastuti, Bener Meriah Drs. H. Hamdani, Ambiya Yusri, Bireuen Ismuar, S.Ag, Mursyidah Kota Subulussalam Taufiqurrahman,S.Sos.I, Sunarto,SE.

Redaksi hanya memuat surat, email, atau sms yang menyertakan identitas yang jelas, dan disampaikan dalam bahasa yang sopan. Demikian untuk dimaklumi.

04

Santunan

Maret 2012


SALAM

Jalan Panjang Sertifikasi Guru  Juniazi Pembicaraan soal sertifikasi guru dengan segenap pernak perniknya, sampai saat ini belum berakhir. Sertifikasi guru, masih hangat diperbincangkan dan didiskusikan. Tidak hanya di level pengambil kebijakan—dalam hal ini pihak eksekutif dan legislatif—di pusat dan daerah. Namun di tingkat bawah, termasuk di kalangan guru sendiri pun, soal yang satu ini masih menjadi buah bibir. Dalam praktiknya, sertifikasi ternyata menyimpan banyak persoalan dan bertolakbelakang dengan konsep idealnya. Undang-undang Nomor 14 tahun 2005, tentang guru dan dosen dan Permendiknas Nomor 18 tahun 2007, tentang sertifikasi bagi guru dalam jabatan, setidaknya menjadi dasar acuan penerapan pemantapan dan pematangan konsep sertifikasi ini sesuai amanat Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Nah, sederet pertanyaan kemudian mengemuka. Benarkah, sertifikasi guru telah berhasil mendongkrak kualitas dan mutu pendidikan? Apakah benar, tunjangan sertifikasi yang umumnya telah dinikmati guru, telah membuat para guru sejahtera? Sudahkan guru yang sudah memegang sertifikat, layak dan cakap menyandang label guru profesional, dan layak untuk mengajar? Bagaimana soal regulasi? Mengapa dulu, sertifikasi guru cukup dengan portofolio, kenapa sekarang tidak? Kenapa masih ada wacana guru harus mengikuti uji kompetensi, padahal jelas yang bersangkutan sudah lulus sertifikasi? Sejumlah pertanyaan di atas masih terus digulirkan. Bukankah ini salah satu bukti carut marutnya dunia pendidikan kita hari ini? Yang diketahui masyarakat, abeeh menteri, gantoe menteri, meugantoe keubijakan. Dunia pendidikan, tetap seperti itu. Hasil Ujian Nasional, jeut meunan-meunan. Jika kita tilik secara seksama, sejatinya guru yang telah bersetifikat

lebih berbobot ketimbang guru tanpa sertifikat dalam hal mengajar. Ada perbedaan kualitasnya. Namun, tidak demikian di lapangan. Survey membuktikan, tenyata guru bersetifikat tidak beda-beda jauh, dengan guru yang tidak memegang sertifikat. Malah, dalam banyak hal, tidak ada perbedaan antara guru yang bersetifikat dengan guru non sertifikat. Cara mengajarnya, penguasaan materi ajar, skillnya, sami mawon. Alias, antara 19 dan 20, sama saja. Pengambil kebijakan—dalam hal ini pemerintah—mestinya merespon kondisi ini. Atau, jangan-jangan, ada yang tidak benar, mulai pada proses rekrutmen guru sertifikat. Mudahnya mendapatkan gelar guru bersertifikat. Seperti, tatkala dulu sistem portofolio diberlakukan. Dengan mudahnya guruguru mendapatkan sertifikat, tulisan, data dan angka untuk memenuhi persyaratan kelulusan sertifikasi. Persoalan lain, tentang jam mengajar yang harus dipenuhi oleh guru bersertifikat. 24 jam, bukan jumlah waktu yang mudah dan gampang dipenuhi oleh seorang guru, yang harus mengajar pagi dan sore, atau jika perlu

harus mengajar di tempat lain guna memenuhi jam mengajar itu. Demi mengejar tunjangan sertifikasi, tidak ada lagi waktu untuk anak-anak, untuk keluarga dan untuk kegiatan sosial. Mohon maaf, survey membuktikan, hari ini sertifikasi telah mengakibat sejumlah guru, berpikir dan mengejar materi. Lupa dan lalai dengan tugas pokok mengasah kemampuan diri, mengejar kualitas yang pada akhirnya, tentunya untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Tidak salah, misalnya setiap guru bersertifikat menyisihkan sebagian dari tunjangan yang diterima setiap bulan, untuk membeli satu atau dua buku referensi. Atau bagaimana cara, tunjangan yang konon sama dengan nilai gaji sebulan itu ditabung untuk kuliah lagi. Niat baik pemerintah dan pemangku kepentingan pendidikan di negeri ini, untuk mensejahterakan tenaga pendidik, lewat sertifikasi—seyogyanya harus dimaknai dan diterjemahkan positif oleh dunia pendidikan kita hari ini. Dan sayupsayup, lantunan syair lagu ’Umar Bakri’ —pelan-pelan hilang ditelan zaman.[]

Majalah Santunan Kantor Kementerian Agama Provinsi Aceh. Pembina: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh. Dewan Pengarah: Kepala Bagian Tata Usaha dan para Kepala Bidang. Penanggungjawab: Kepala Subbagian Hukmas dan KUB. Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi: Juniazi. Sekretaris Redaksi: Khairuddin Aba. Redaktur Pelaksana: Muhammad Yakub Yahya. Redaktur: Mulyadi Nurdin; Muzakkir; Abdullah AR; Alfirdaus Putra; Zarkasyi Yusuf; Taharuddin; Suri Arniansyah; Mardin M. Nur. Pemimpin Usaha: Munawar. Wakil Pemimpin Usaha: Saifuddin. Keuangan: Darwin. Sirkulasi/Marketing: Amwar Citra Hutabarat. Staf Sekretariat: Fadhlan Mursal; Saiful Mahdi; Hartati; Nurbaiti. Layout: Jabbar Sabil; Khairul Umami. Alamat Redaksi: Jl. Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh. E-mail: redaksisantunan@gmail.com. Website: http://aceh.kemenag.go.id Hotline-SMS: 0852-7775-9339. Distribusi: 08126589203 (Amwar). Iklan: 08126935043 (Hartati). Santunan

Maret 2012

05


06

Santunan, Maret 2012

UTAMA

Jalan Panjang Sertifikasi

Sejak awal digulirkan isu sertifikasi tidak sepi dirundung kritikan, mulai dari proses pemberkasan, hingga masalah pencairan dana.

Regulasi setifikasi telah diperbaharui, dari kelulusan berbasis portofolio menjadi pendidikan professional. Pun demikian bukan berarti sertifikasi bebas masalah. Mulai dari proses pendaftarannya, seleksi, penilaian hingga kelulusan, sertifikasi seakan tetap menjadi misteri bagian sebagian orang. Bahkan dana yang menjadi buah dari proses sertifikasi itu juga sangat sensistif. Apalagi jika sudah bercampur baur dengan persoalan uang lainnya, uang makan misalnya. “Di sini perlu komunikasi antara kepala dan guru di madrasah. Andai terjalin komunikasi di antaranya, jangankan persoalan lambat, uang guru pun rela dipotong. Untuk maulid dan pengadaan pernak pernik sekolah misalnya. Jika miskomunikasi tidak dicairkan segera, maka kasus mogok dan demo guru, tidak akan sepi diramaikan media,� sindir Kepala MAN Montasik, Drs. H. Nasruddin Ibrahim, M.Ag, yang juga guru teladan nasional.


Kenyataannya, sertifikasi guru tidak serta merta mendongkrak kualitas pendidikan kita, justru melahirkan masalah baru, rasa iri dan cemburu di kalangan para gruru, yang secara tidak langsung memberi pengaruh buruk bagi proses belajar mengajar di sekolah dan madrasah. Karena itu, bagi guru yang telah masuk daftar sertifikasi, mari syukuri dan tingkatkan kapasitas sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan. Dan bagi guru yang sedang menanti berkasnya diproses, menunggu SK turun, atau sedang menanti dananya cair, mari berdoa dan sabar, sembari mawas tetap mawas diri. Sertifikasi ini bukan cuma anugrah, tapi juga amanah yang apabila disalahgunakan dapat menjadi laknat. Tahun 2015 nanti, pemerintah menargetkan proses sertifikasi tuntas untuk tiga juta guru di tanah air. Tapi jika pertahun-nya tidak sampai 15.000 orang guru yang lulus sertifikasi, maka butuh 15 tahun lagi untuk pencapaian sasaran itu. Sungguh, masih panjang jalan menuju sertifikasi itu.[]

foto: bakharuddinmpd.wordpress.com

Validasi dan Verifikasi Tidak sedikit guru PAI dan pengawas bermasalah tentang sertifikasi. Mulai dari cara mengusulkan pengganti, NRG (Nomor Registras Guru) yang belum keluar, dan yang telah lulus sertifikasi tapi belum tercantum pada SK Dirjen. Dan banyak kasus lain yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Bagaimana cara menyelesaikan masalah sertifikasi guru PAI dan pengawas seperti itu? Direktur Pendidikan Agama Islam (Direktur PAIS), yang ditandatangani Dr. Imam Tholkhah, MA telah membuat Pedoman Penyelesaian Permasalahan Pelaksanaan Sertifikasi Guru PAI dan Guru yang Dianggakat dalam Jabatan Pengawas di Lingkungan Kementerian Agama RI. Setelah Direktur Jenderal Pendidikan Islam, menetapkan nama-nama peserta sertifikasi dengan SK Dirjen Pendidikan Islam yang diambil dari data base sebelumnya, Direktur PAIS mendistribusikannya kepada kepala Kanwil Kemenag. Selanjutnya diteruskan ke Kankemenag. Lalu, Kankemenag kabupaten/kota mengumum足 kan nama-nama peserta sertifikasi dan nama-nama pengganti yang akan diusulkan secara terbuka di papan pengumuman. Dilanjutkan dengan verifikasi apakah yang bersangkutan telah tersertifikasi, meninggal, sakit permanen, mutasi dan lainlian. Bagi calon peserta yang berhalangan, dapat diusulkan pengganti dengan memprioritaskan guru PAI yang berusia 57 tahun ke atas, memiliki masa kerja di atas batas minimal yang ditetapkan baik yang tercantum dalam data base atau tidak. Usul disampaikan dengan melampirkan SK pengangkatan pertama, SK terakhir, ijazah terakhir, telah memiliki NUPTK, bagi guru non PNS harus memiliki SK inpassing dan Surat Keterangan dari kepala sekolah bahwa guru tersebut masih aktif mengajar. Usul di kirim Kakankemenag ke Kanwil. Sedangkan guru dan pengawas PAI yang sudah memiliki sertifikat kelulusan dan NUPTK, namun belum memiliki NRG dari Kemendikbud dapat mengusulkannya secara kolektif melalui Kankemenag melalui Kanwil Aceh dan diteruskan ke Direktorat PAI. Setelah NRG keluar, guru atau pengawas yang bersangkutan mengecek validasi data NRG-nya, absah atau tidak. Data NRG yang tidak valid agar dilakukan klarifikasi data NUPTKnya ke LPMP. Hasil klarifikasi diusulkan kembali. Sementara bagi yang telah lulus sertifikasi namun tidak tercantum dalam SK Dirjen yang berhak menerima tunjangan profesi, guru terlebih dahulu meminta surat resmi dari LPTK yang mengeluarkan sertifikat. Selain itu juga melampirkan SK pertama dan terakhir, ijazah terakhir yang dilegalisir dan juga melampirkan Surat Keterangan Aktif Mengajar dari kepala sekolah. [mardin] Santunan

Maret 2012

07


Rampoe Masalah Sertifikasi

Meskipun metode kelulusan sertifikasi telah berubah, masih ada saja yang mengganjal bagi guru-guru yang telah lulus sertifikasi, yaitu beban mengajar guru yang sampai 24 jam per pekan. Mengingat beban tugas guru untuk mengajar sekaligus belajar, dan guru yang kadang menumpuk di kota-kota, maka perlu pengkajian ulang tentang beban per minggu, plus dengan standar jam dalam kategori hitungan: paralel, evaluasi, dan resume itu. “Jangan sampai guru dijadikan bulanbulanan oleh sistem yang kaku, yang diatur lewat UU, PP, Kepmen, serta SKB beberapa kementerian, misalnya Kemenag, Kemendiknas, dan Kemen PAN dan RB yang kurang analisis.” Demikian harapan Ketua Umum PGRi Aceh, Drs. H. Ramli Rasyid, MM, M.Si, yang juga Asisten II sekaligus Plt. Sekda Banda Aceh. Hantu UKA Belum lagi urusan sertifikasi selesai, muncul pula yang namanya Ujian Kompetensi Awal (UKA). Pelaksanaan UKA untuk calon guru yang bakal masuk dalam kuota sertifikasi guru tahun 2012 juga dinilai menimbulkan diskriminasi, khususnya terhadap guru SD. Iwan Hermawan, Sekretaris Jenderal Federasi Guru Independen Indonesia (FGII) misalnya mengatakan, dalam pelaksanaan UKA guru SD, rata-rata yang ikut telah memiliki masa kerja 20 tahun. “Mereka harus bersaing dengan guru yg masa kerjanya 10 tahun ke bawah. Sementara teman-temannya pada tahun lalu cukup ikut pendidikan dan pelatihan profesi guru/PLPG,” kata Iwan. Iwan mengatakan, pada tahun lalu ada sejumlah guru SD di Kota Bandung yang gagal ikut PLPG, terpaksa harus ikut UKA

08

Santunan

Maret 2012

tahun sekarang. Sejak dilaksanakan sertifikasi guru sekitar lima tahun lalu, baru tahun ini ada UKA. Sebelumnya hanya portofolio dan PLPG. “Padahal UKA hanya tiket untuk nengikuti PLPG. FGII mensinyalir anggaran pemerintah yang tersedia untuk mengikuti PLPG tidak sesuai dengan jumlah guru yang memenuhi syarat sertifikasi, sehingga diadakan seleksi UKA,” ujar Iwan. UKA diikuti sekitar 286.000 guru di 33 provinsi. Ujian ini untuk menyaring 250.000 guru yang dinilai layak masuk dalam kuota sertifikasi guru tahun 2012. Banyak guru yang stres dengan berbagai informasi tentang UKA. Belum lagi rasa ketakutan akan mengikuti kegiatan sertifikasi pupus, muncul lagi program baru. UKA inipun seakan menjadi hantu. “Padahal, tidak beda dengan guru di jajaran Kemendikbud, di jajaran Kemenag pun akan melakukan hal yang sama. Tahun ini efektif berlaku UKA bagi calon peserta sertifikasi,“ banding Drs. H. Saifuddin AR, Kepala Bidang Mapenda Kanwil Kemenag Aceh. Materi UKA hanya dua, kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Jadwal UKA akan disampaikan kemudian. Tujuan dilaksanakan UKA adalah untuk persiapan PLPG setifikasi 2012 dan pemetaan kompetensi guru madrasah dan PAI di sekolah umum. Guna mengikuti UKA, guru tentu harus mempersiapkan diri. Soalnya 100 buah, terdiri dari dua paket dengan waktu 120 menit, membutuhkan kosentrasi yang cukup tinggi. Apalagi menggunakan Lembar Jawaban Komputer (LJK).

Beban Teknologi Beriringan dengan sertifikasi dan tunjangan yang ‘mengayakan’ para guru, mutu, kapasitas dan kompetensi guru mestinya juga kian ‘menanjak’. Sekarang, sebagian media pembelajaran di sekolah dan madrasah, itu lewat multimedia atau IT (Informasi Teknologi). Para guru harus familiar dengan istilah komputer, laptop, internet, web, dan database yang online. Untuk itu, TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) wajib dikuasai semua guru di Aceh: guru kelas dan guru bidang studi; umum dan agama. Media dan teknologi, sebagaimana teknologi lainnya, bagaikan dua mata pisau, pisau bermata dua. Benar dan salah penggunaan, tergantung cara dan tujuan si user di sekolah. Anak didik dan guru samasama tertantang, sekaligus sebagai peluang atas kecanggihan media hari ini. Alokasi Anggaran dan Kuota Kuota guru sertifikasi dan dana yang teralokasikan juga sering tidak singkron. Kadang dana yang tersedia tidak cukup untuk dicairkan bagi semua guru yang telah tersertifikasi, bahkan tidak penuh pula untuk 12 bulan kerja. Tambahan lagi, karena proses administrasi keuangan Negara, sering pula dana yang tersedia tidak sesegera bisa dicairkan. Sungguh, tanpa kebijakan yang membumi, guru seakan dijadikan bulanbulanan regulasi, dan komoditas politik di musim pemilu dan kampanye pilkada. Semoga jalan panjang para guru mengejar sertifikasi ini tidak sia-sia. [yakub/mardin/ mulyadi/amwar]


Sertifikasi Tertahan, Pengawas Mengadu Seorang guru berusia sekitar 55 tahun (sebut saja namanya Latifah), sebulan yang lalu datang ke Bidang Mapenda Kanwil Kemenag Aceh. Usianya yang sudah bisa digolongkan agak tua itu, nampak begitu lelah menaiki tangga bidang yang berada di lantai dua. Ia tampak terengah-engah, kelelahan. Jantungnya ber­gerak kencang. Nafasnya terasa sulit ditangkapnya. Menyaksikan itu, saya memper­­silah­kannya duduk Saya membiar­ kannya se­je­nak beristirahat, menormalkan kem­bali kondisi fisiknya yang kelelahan. Mengembalikan denyut jantungnya ke posisi sedia kala. “Ada apa Bu?” tanya saya begitu melihat kondisinya telah normal. Ibu pun memulai pembicaraannya. “Enam bulan yang lalu, saya telah dilantik oleh Bupati menjadi pengawas Pendidikan Agama Islam (PAI) di lingkungan Pemda. Saya telah melakukan tugas sebagai seorang pengawas PAI. Saya telah melakukan tugas-tugas kepengawasaan sebagaimana yang diamanahkan. Saya sudah turun lapangan. Namun Kepala Kankemenag Kabupaten tidak mau mencairkan tunjangan sertifikasi saya dan dua rekan saya yang senasib. Saya telah menghadap ke Bidang Mapenda dua bulan lalu. Saya bertemu orang penting di sini, katanya boleh dicairkan. Namun Kepala Kankemenag tetap ngotot tidak mau mencaikan tunjangan sertifikasi kami.” “Apa alasan Kepala Kankemenag Anda, tidak mau mencairkan?” sela saya dalam uraiannya yang begitu menggebu. “Karena kami diangkat oleh Bupati dan bukan oleh Kepala Kankemenag, atas nama Menag,” jawabnya polos. “Selanjutnya bagaimana sikap anda dan kawan-kawan?” selidik saya. “Karena tidak ada reaksi, kami se­pakat mengurusnya langsung ke Jakarta. Saya bertemu langsung Bapak Direktur Pendidikan Agama Islam (PAIS). Saya diterima dengan baik. Ternyata bapak Direktur membo­ lehkan seorang pengawas Pemda diangkat oleh Bupati. Saya pagi tadi baru saja tiba dari Jakarta. Dan saya langsung ke mari. Ini memonya!” seraya menyodorkan memo tulisan tangan dengan semangat. Saya pun mengambil memo yang ditulis secara khusus dengan tulisan tangan itu. Inti isi memo itu, meminta Bidang Mapenda agar memfasilitasi menyelesaikan kasus sang pembawa memo dan kawan-kawannya. Saya pun mengarahkan Ibu Latifah pada seksi yang membidanginya, Seksi Kesiswaan dan ketenagaan, M. Idris, S.Ag, M.Pd (baca: Pengawas Juga Disertifikasi). [mardin]

M. Idris, S.Ag, M.Pd Kepala Seksi Kesiswaan dan Ketenagaan pada Bidang Mapenda Kanwil Kemenag

Pengawas juga Disertifikasi Pembayaran tunjangan sertifikasi pengawas dapat dilakukan pembayaran asal pengangkatannya di­ awali dari usul Kepala Dinas Pendidikan setempat mengajukan rekomenddasi kepada Kemenag. Setelah turun rekomendasi, Bupati boleh meng-SKkan dan tunjangannya akan dibayar. Menurutnya, prosedur ini ditempuh berdasarkan Peraturan Menteri Agama (Permenag) Nomor 16 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Pendidikan Agama pada Sekolah. Dalam Permenag tersebut pasal 22 dijelaskan bahwa pengangkatan dan pemberhentian pengawas pendidikan agama dilakukan oleh Menteri. Butir berikutnya menjelaskan, Pemerintah Daerah dapat mengangkat pengawas pendidikan agama setelah mendapat persetujuan dari Menteri. Untuk jumlah kebutuhan pengawas pendidikan agama pada sekolah ditetapkan oleh Menteri. Sedangkan dalam pasal 23 dijelaskan pembinaan pengawas pendidikan agama secara nasional dilakukan oleh Direktur Jenderal atau pejabat yang diberi tugas oleh Menteri. Di tingkat Provinsi dilakukan oleh Kepala Kanwil Kemanag. Di tingkat Kabupaten/Kota dilakukan oleh Kepala Kankemenag. Pembinaan di­arahkan untuk meningkatkan kompetensi dan kualifikasi melalui pendidikan, pelatihan, sertifikasi, pengayaan wawasan dan pengalaman, pemagang­an, apresiasi, kompetisi, penugasan, keikutsertaan dalam organisasi profesi tenaga kependidikan, dan bentuk lainnya. [mardin]

Ingin Daftar Sertifikasi 2012? Setiap hari, ada saja deringan handphone yang mempertanyakan soal pendaftaran sertifikasi guru ke Bidang Mapenda Kanwil Kemenag Aceh. Tidak puas melalui jarak jauh, setiap hari pula, bidang yang menangani pendidikan ini didatangi guru dari berbagai tingkat dua, kota dan daerah. Bahkan dari daerah terpencil. Anda ingin mendaftar calon peserta sertifikasi tahun 2012, dan ingin tahu jalannya? Sebenarnya informasi jalan panjang sertifikasi itu ada di kabupaten/kota juga. Namun maklum saja, boleh jadi ada guru RA, Madrasah di Aceh yang ingin memperoleh langsung informasi dari Kanwil di Provinsi, dan ini wajar-wajar saja.

Ini cara mendaftarkan diri sebagai calon peserta sertifikasi guru tahun 2012, bagi calon peserta baru yang belum pernah disertifikasi sama sekali, guru yang pindah, dulu guru kelas dan sekarang menjadi guru mata pelajaran, atau sebaliknya. Syarat pendaftaran dibagi dua, umum dan khusus. Syarat umum, berstatus sebagai guru tetap pada Raudhatul Athfal/ Bustanul Athfal/Tarbiyatul Athfal, MI, MTs dan MA, memiliki NUPT, belum pernah menjadi peserta sertifikasi baik melalui jalur penilaian portofolio, PLPG maupun jalur pendidikan profesi baik melalui Kemenag maupun Diknas Kabupaten/Kota. Belum tercantum dalam long list. Selain itu, calon

yang diusul pada tanggal 30 Desember 2012 berusia maksimal 58 tahun. Untuk syarat khusus yang berijazah minimal S1/D-IV, telah menjadi guru sejak tanggal 29 Desember 2005 sampai sekarang secara terus menerus atau memiliki pengalaman kerja sebagai guru minimal 7 (tujuh) tahun pada tanggal 29 Desember 2012. Khusus guru yang berijazah SLTA/ Diploma, terhitung 1 Januari 2012 berusia minimal 50 tahun dan telah menjadi guru sejak 1 Januari 1992 sampai sekarang secara terus menerus atau memiliki pengalaman kerja minimal 20 tahun pada tanggal 1 Januari 2012 dan golongan minimal IV/a. [mardin/taharuddin] Santunan

Maret 2012

09


Drs. H. Saifuddin AR

Lasma Farida, S.Ag

Nilawati, S.Pd.I

Kemendikbud Bisa, Kemenag Juga Bisa

Membantu dan Mengutang

Doa dan Sabar

Kabid Mapenda Kanwil Kemenag Aceh

Pada 25 Februari lalu, lebih 250.000 guru calon sertifikasi se Indonesia, mengikuti Ujian Kompetensi Awal (UKA) di lingkungan Kemendikbud. Calon sebanyak itu khusus bagi guru di luar Kemenag, lantas banyak guru yang bertanya-tanya, bagaimana pula dengan guru di jajaran Kementerian Agama? Banyak guru yang stres dengan berbagai informasi tentang UKA. Belum lagi rasa ketakutan akan mengikuti kegiatan sertifikasi pupus, muncul lagi program baru. Padahal, tidak beda dengan guru di jajaran Kemendikbud, di jajaran Kemenag pun akan melakukan hal yang sama. Tahun ini efektif berlaku UKA bagi calon peserta sertifikasi Semua guru yang akan disertifikasi tahun ini akan mengikuti UKA. Materi UKA hanya dua, kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Jadwal UKA akan disampaikan kemudian. Tujuan dilaksanakan UKA adalah untuk persiapan PLPG setifikasi 2012 dan pemetaan kompetensi guru madrasah dan PAI di sekolah umum. Untuk mengikuti UKA, guru tentu harus mempersiapkan diri. Soalnya 100 buah, terdiri dari dua paket dengan waktu 120 menit, membutuhkan kosentrasi yang cukup tinggi. Apalagi menggunakan Lembar Jawaban Komputer (LJK). [mardin]

Guru MTsN Janarata, Bener Meriah

Tunjangan sertifikasi yang diberikan Pemerintah kepada para guru sangat besar manfaatnya. Dana tersebut sungguh sangat membantu keseharian para guru. Proses pencairan dana sertifikasi selama ini tidak ada masalah karena langsung ditransfer ke rekening yang bersangkutan. Kadang-kadang enam bulan sekali, kadang juga lebih. Bagi kami, sebagai guru yang merangkap bendahara dana BOS itu, meyakini bahwa walaupun terkadang proses pencairan tun­ jangan sertifikasi agak terlambat, itu tidak mengganggu belanja para guru. Sebab dana tersebut pasti akan cair dan tidak akan hilang. Kalau dana lambat keluar, ya kita bisa mengutang dulu, nanti akan kita bayar juga. Namun, dengan adanya sebagian guru yang belum mendapat dana sertifikasi, kadang-kadang terjadi kecemburuan. Untuk meng­atasi itu kadang-kadang kami yang sudah mendapat sertifikasi diminta untuk mentraktir teman-teman yang belum dapat. Terkait peningkatan kinerja, bagi ibu guru seperti kami yang mendapat dana sertifikasi sejak tahun 2008 ini, tergantung pada pribadi masing-masing. Yang penting jumlah jam mengajar yang telah ditetapkan dapat dipenuhi, di luar itu tergantung pribadi masing-masing. [mul]

Guru MIN Jeureula Kab. Aceh Besar

Para guru yang belum mendapatkan dana sertifikasi akan tetap menunggu keluarnya dana tersebut dengan sabar. Baik bagi yang akan dapat maupun yang belum disertifikasi, kita juga memohon banyak bersabar dan berdoa. Kami sendiri tetap sabar dalam penantian untuk keluarnya dana untuk dewan guru itu. Harapan kami, seperti kami yang telah lama menjabat sebagai guru kelas ini memaklumi banyaknya antrian guru yang akan disertifikasi, tapi kami berharap proses tersebut dapat berjalan dengan benar dan baik dan sesuai prioritas. Masih banyak yang belum dapat dana sertifikasi, PNS yang lulus se-angkatan dengan kami juga belum ada yang dapat tunjangan itu. Guru dengan masa bakti lebih tujuh tahun seperti kami, mengakui sudah mendapat pemberitahuan untuk mengisi biodata belum lama ini. Selanjutnya menunggu arahan dan petunjuk dari pimpinan. Kami sudah mengisi biodata, apapun prosedur yang harus ditempuh akan kami penuhi. Kami berharap agar dana tersebut cepat keluar sehingga dapat membantu menutupi kebutuhan sehari-hari. Kalau bisa lebih cepat keluar. [mulyadi nurdin]

Drs. H. Nasruddin Ibrahim, M.Ag

Kepala MAN Montasik Kab. Aceh Besar dan Guru Teladan Nasional

Komunikasi dan Mawas Diri DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) yang memuat dana sertifikasi dan dana lain, itu milik bersama, bukan milik kepala madrasah, bukan atra bendahara, atau milik tata usaha. Karena masalah dana apa pun itu sensistif, sebagaimana juga jatah lainnya, maka perlu keterbukaan dari manajer dan kesepakatan bersama, angka itu mau diapakan. Apalagi jika sudah bercampur baur dengan persoalan uang lainnya, uang makan misalnya, andai kurang dibagi di sana-sini, seakan sudah ditilep oleh kepala. Padahal memang DIPA madrasah itu, jarang yang penuh antara usulan dan kebutuhan dengan

10

Santunan

Maret 2012

angka yang tertera di dalamnya. Jadi perlu komunikasi antara kepala madrasah dan guru di sekolah. Andai terjalin komunikasi di antaranya, jangankan persoalan ‘kecil’ misal lambat cair, uang guru pun rela dipotong. Untuk maulid dan pengadaan pernak-pernik sekolah, misalnya. Jika miskomunikasi tidak dicairkan segera, maka kasus mogok dan demo guru, tidak akan sepi diramaikan media. Kita harapkan, yang telah masuk daftar sertifikasi, mari syukuri dan tingkatkan kapasitas. Bagi yang sedang menanti berkas diproses, menunggu SK, atau sedang menanti

ditransfer dana, mari berdoa dan sabar. Yang belum lulus, padahal pemberkasan portofolio, pengusulan, dan verifikasi samasama, tapi belum juga lulus, sepertinya ada faktor ‘nasib’ dan mawas diri dari guru sendiri. Doa juga perlu lebih panjang dan syhahdu, agar nama yang diumumkan bisa masuk dalam pemutakhiran terakhir data tahun ini. [yakub/amwar]


Drs. Anas M. Adam, M.Pd Wakil Ketua MPD Aceh

Drs. H. Salahuddin, M.Pd

Kepala Kankemenag Kab. Aceh Besar

Kualitas dan Kapasitas Dari pemberitaan soal pendidikan di Aceh belakangan ini, juga tentang guru, terkesan mutu anak didik dan pendidik kita. Semua potret keberhasilan dan kekurangan, lebih dan kurang, jelas untuk bahan evaluasi kita bersama. Ada guru yang belum lulus sertifikasi, itu seakan sama nasibnya dengan ketidaklulusan murid, anak didik guru, usai UN dipublikasikan. Bagi kita, untuk sekolah yang siswanya belum lulus bahkan gagal sampai seratus persen, tidak mungkin kita salahkan siswa semata. Barangkali kele­mahan lebih pada pundak gurunya, baik yang tersertifikasi dan belum. Tidak ada siswa yang bodoh semua. Dari sekolah yang meraih rangking terus, terutama dengan pola pengasramaan, ini juga menarik kita telusuri. Terhadap madrasah yang diasramakan dengan yang siswanya tidak diasramakan, membuat wali murid penasaran: ada apa dengan sekolah yang sama-sama boarding (asrama) tapi beda hasil, dan kerja apa saja para guru dan siswa di sekolah dan luar sekolah yang sama-sama bukan boarding. Jadi di sini, kapasitas guru, kualitas murid, berbeda dengan sekolah yang sama-sama diasramakan, apalagi dengan yang tidak diasramakan. Persoalan guru, hubungan dengan guru dan anakanak, ini juga masalah manajerial kepala sekolah. Keteladanan dan kepribadian atasan juga jadi faktor pendukung di sekolah. Komunikasi dengan dewan guru juga harus bagus. [yakub]

Advokasi dan Belajar Lagi Ada beberapa persoalan sertifikasi guru di lapangan. Tentu tidak hanya terjadi di Aceh Besar, tapi relatif sama di kabupaten/kota lainnya. Pertama, kuota guru dan dana yang diusulkan dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) berbeda, tidak cukup untuk semuanya, dan tidak penuh untuk 12 bulan. Kedua, dana yang ‘turun’ tidak sesegera bisa ‘mencair’, dan tidak sama utuh seperti angka yang dihitung oleh bendahara atau guru. Ketiga, guru yang ‘diportofoliokan’, diusulkan, diharapkan bisa lulus, justru belum lulus. Padahal nama yang diusul itu masuk berkas ‘guru-guru yang tua’, atau memiliki ‘jam terbang tinggi’. Baik ‘guru yang sudah tua’ maupun ‘guru yang muda’, yang sudah lulus sertifikasi, itu ada yang belum maksimal bekerja dan mengajar, dibandingkan dengan ‘uang’ yang telah dinikmatinya. Kinerja dan kiprah sebagian guru kita, masih rendah. Saran kita, pertama, bagi yang telah Allah anugerahkan sertifikasi, rajin-rajinlah mengikuti Diklat, workshop, atau training. Sertifikasi bukan finalisasi dari jalan belajar. Sebab, amanah UU, tujuan sertifikasi itu untuk meningkatkan profesionalitas di berbagai jenjang dan bidang. Kedua, kita ingin lembaga guru yang ada, tidak hanya ‘berkicau’, ‘nya­ ring teriakannya’, mengadvokasi, mana kala ada guru yang menuntut hak, atau terzalimi haknya, tapi juga bersama-sama pemerintah, aktif melaksanakan kewajiban guru, misalnya training, pencerahan, dan pendidikan ber­ jenjang bagi guru. [yakub/amwar]

DR. H. Muhibbuththabry, MA

Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry

Regulasi dan Percaya Diri Sebagaimana sebelumnya, ditempuh bebe­ rapa jalur untuk sertifikasi. Misalnya lewat portofolio, yaitu penyiapan dokumen seperti SK, pembagian belajar, penghargaan, dan piagam yang telah disusun. Lalu diajukan kepada lembaga yaitu ke LPTKI (Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan Indonesia). Di Aceh, institusi ini dikelola oleh IAIN ArRaniry Banda Aceh, untuk guru agama. Sedangkan untuk guru bidang studi umum dikelola oleh FKIP Unsyiah Banda Aceh. Di lingkungan LPTKI yang berada di bawah Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry, yang menjadi peserta program sertifikasi, antara lain guru agama, guru madrasah yang mengajarkan agama, guru agama yang mengajar di sekolah umum, guru kelas Madrasah Ibtidaiyah (MI), dan pengawas. Dalam masa sembilan hari pelatihan, selama 90 jam pembelajaran, termasuk di dalamnya ada tes uji, free test dan post tes, diharapkan sudah maksimal bagi calon guru untuk sertifikasi. Nanti yang lulus dan memenuhi per­syaratan se­bagaimana ditentukan konsorsium, akan kita berikan sertifikat pendidik. Yang tidak lulus kita kembalikan lagi. Kita berharap dengan sertifikasi itu, juga dengan regulasi sekarang ini, menjadi awal yang baik untuk mendongkrak kualitas pendidikan. Bagi yang belum lulus, dapat mempersiapkan diri sejak awal, agar saat nanti SK turun tidak kelabakan dalam mempertahan­ kan setifikasinya, dan agar selalu mendapatkan kepercayaan dari orang. [mulyadi]

Drs. H. Makmun Ibrahim, M.Pd

Kepala LPMP (Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan) Aceh

Guru Lebih, tapi Kurang Penjaminan mutu adalah upaya mencapai delapan standar nasional pendidikan. Upaya ini menjadi kewajiban satuan pendidikan, sesuai amanat PP Nomor 19/2005 tentang SNP. Dibentuklah institusi semacam LPMP. Harapan pemerintah lewat lembaga itu, semua Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) kabupaten/kota, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten/Kota, mulai serius lagi menyusun peta strategis pemerataan guru. Sebab, kenyataan di sini, tenaga pengajar dan pendidik berlebihan, tapi guru tetap kekurangan. Misalnya, guru PKN (Pendidikan Kewarganegaraan) berlebihan,

sedangkan guru BK (Bimbingan Konseling) tidak ada; guru IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) lebih, tapi guru IT (Informasi Teknologi) tidak ada; guru agama (PAI) lebih, tapi guru mulok (muatan lokal) kurang. Strategis mendesak kini, Kakadisdik dan Kakankemenag, menyusun rencana alih spesialisasi dari guru. Misalnya dari guru PKN, ke guru BK; guru IPA, ke guru IT; guru agama, ke guru mulok. Tentu dengan meminta LPTK menggelar pelatihan tiga sampai empat bulan, sekaligus meminta kesediaan dana pada Pemerintahan Aceh dan Pusat. Sebab tanpa perencanaan yang matang,

guru seakan dijadikan ‘alat mainan’ regulasi. Padahal di antara keluhan guru yang telah disertifikasi, di Aceh dan di tempat lain, umumnya tentang pemenuhan 24 jam mengajar tatap muka. Setelah berakhir masa berlaku Permendiknas No. 39/2009 per 31 Desember 2011, yang mengakui tim teaching, remedial teaching dan seterusnya, maka sejak regulasi itu tak diakui lagi. Terhitung 1 Januari 2012 semua elemen di atas tidak dimasukkan dalam pemenuhan 24 jam, kecuali bobot kepala sekolah (enam jam), serta wakil, kepala laboratorium, kepala perpustakaan (12 jam). [yakub] Santunan

Maret 2012

11


12

Santunan, Maret 2012

KHUSUS

Dari Kunjungan Kerja Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh ke Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Pidie

Dari Kelambu Cinta Sampai Tuan Rumah Porseni XIII di Pidie  Juniazi

Hari Jum’at, (24/2) lalu, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd. didampingi Kasubbag Ortala dan Kepegawaian, H. Habib Badaruddin, S.Sos, dan Kasubbag Hukmas dan KUB, Juniazi, S.Ag. M.Pd. berkunjung dan bertatap muka dengan aparatur jajaran Kementerian Agama Kabupaten Bener Meriah. Di Bener Meriah selain bertemu dan

bersilaturrahim dengan aparatur Kementerian Agama, di sini Kakanwil juga mengikuti acara pelantikan pengurus BP4, pembukaan kursus calon pengantin, menyerahkan kenderaan roda dua kepada tujuh kepala KUA, Kakanwil juga menjadi khatib shalat Jum’at di Masjid Agung setempat. Dalam kesempatan pertemuan dan rangkaian kegiatan tersebut, Kakanwil menjelaskan sejumlah hal terkait dengan lembaga per-

kawinan, soal cinta, dan bagaimana seharusnya peran yang harus dimainkan oleh setiap aparatur Kementerian Agama di daerah. Kakanwil menguraikan, bahwa bersamaan dengan perubahan nilai dan norma sosial yang berkembang di dalam kehidupan masyarakat, hari ini lembaga perkawinan menghadapi tantangan yang kian berat dan kompleks, seperti upaya desakralisasi nilainilai perkawinan. Perkawinan yang mestinya dimaknai sebagai hubungan lahir bathin yang bernilai luhur dan sakral serta berkekalan, dianggap tidak lebih sebagai hubungan orang perorang secara perdata yang tidak ada kaitannya dengan norma agama dan kemanusiaan. Akibatnya apa? Akhir-akhir ini kita mendengar dan membaca, marak terjadinya perceraian, kekerasan dalam rumah tangga, perkawinan siri, perkawinan di bawah umur, dan sebagainya. Peningkatan angka perselisihan, perceraian dan kekerasan dalam rumah tangga yang terjadi akhir-akhir ini, menurut Kakanwil, salah satunya disebabkan oleh rendahnya penge­tahuan dan pemahaman calon pengantin tentang kehidupan rumah tangga/keluarga serta untuk mewujudkan kehidupan keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah. ”Setiap calon pengantin yang ingin melangsungkan perkawinan harus terlebih dahulu mengikuti Kursus dan mendapatkan Sertfikat sebagai persyaratan pendaftaran perkawinan pada Kantor Urusan Agama Kecamatan (KUA), harus dimaknai positif dalam rangka pembinaan keluarga dan sebagai salah satu upaya meminimalisir angka perceraian yang akhir-akhir ini meningkat di masyarakat. Lembaga perkawinan harus dimaknai sebagai institusi yang sangkral dalam kehidupan berumah tangga,” jelasnya. Pada kesempatan itu, Bupati Bener Meriah yang diwakili Asisten I, menyerahkan kelambu cinta secara simbolis kepada 200 an peserta suscatin, yang rata-rata pasangan muda daerah setempat. Di Bener Meriah, Bapak Kakanwil, Kasubbag Ortalapeg, Kasubbag Hukmas dan KUB, didampingi Kakankemenag Drs. H. Amrun, MA, sempat berdialog langsung dengan pejabat, kepala Madrasah dan kepala KUA setempat. Juga berkunjung ke MTSn I Bener Meriah, dan berkunjung sekaligus makan durian di KUA Lampahan. Pertukaran Nilai Makin Mengkhawatirkan Selesai melakukan kunjungan kerja di Bener Meriah, esok harinya, Sabtu (25/3), Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd, melakukan kunjungan di Takengon. Di Takengon, sejumlah kegiatan me­ nanti Kakanwil, mulai dari launching Sistem Informasi Nikah, Pembinaan Guru Pendidikan Agama Islam pada sekolah se Aceh Tengah, pembukaan Ekspo Madrasah,


juga dirangkai dengan pembinaan aparatur jajaran Kementerian Agama Kabupaten Aceh. Kegiatan ini dipusatkan di Gedung Olah Raga dan Seni, Takengon. Di sini, di hadapan Bupati, Kakankemenag, Drs. H. Hamdan dan sejumlah pejabat daerah setempat, dan ratusan orang aparatur Kemenag Aceh Tengah, yang kebanyak ibuibu, Kakanwil mengatakan, bahwa hari-hari ini pertukaran nilai di dalam masyarakat sudah sangat mengkhawatirkan. Menurut Kakanwil, jika sebelumnya disebut per­ ubahan nilai, tapi saat ini tidak tepat lagi disebut perubahan nilai, namun yang lebih tepat adalah pertukaran nilai. “Dulu, guru, orang tua adalah orang yang disegani dan dihormati dalam masyarakat. Namun, tidak dengan hari ini. Guru dan orang tua, kurang mendapat penghargaan, apakah oleh anak ataupun peserta didik. Anak-anak sekarang lebih takut dan patuh dengan media televisi ketimbang dengan orang tua dan gurunya di sekolah. Ini pertukaran nilai,” ujar Kakanwil di hadapan Bupati, para undangan dan jajaran Kementerian Agama Kabupaten Aceh Tengah. Kakanwil memberi contoh, saat orang tua meminta tolong anaknya yang kebetulan sedang asyik menonton tivi --membeli sesuatu ke warung. Pasti anak akan menjawab, sebentar lagi, selesai acara tivi ini. Menurut Kakanwil, ini adalah pertukaran nilai yang mengkhawatirkan. Lebih lanjut Kakanwil menjelaskan, bahwa peningkatan angka perselisihan, perceraian dan kekerasan dalam rumah tangga yang terjadi akhir-akhir ini, salah satunya disebabkan oleh rendahnya pengetahuan dan pemahaman calon pengantin tentang kehidupan rumah tangga/keluarga serta untuk mewujudkan kehidupan keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah. Menurut Kakanwil, lembaga perkawinan adalah institusi sakral dalam kehidupan berumah tangga. Untuk itu, sebagai pra

syarat nikah, kursus calon pengantin harus dimaknai positif dalam rangka pembinaan keluarga dan sebagai salah satu upaya meminimalisir angka perceraiaan yang akhirakhir ini cenderung meningkat di Aceh. Dalam kesempatan itu, Kakanwil meminta jajaran Kantor Urusan Agama (KUA) di Aceh, untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. ”Saya berharap kepada Kepala KUA dan penghulu untuk meningkatkan kualitas kinerja. Baik buruknya pelayanan yang saudara berikan, akan memberi pengaruh pada citra Kementerian Agama di masyarakat. Berikan pelayanan dengan cepat, tepat, murah dan berkeadilan serta dapat dipertanggung jawabkan,” tegas Kakanwil, yang juga mantan Kepala Bidang Urusan Agama Islam Kanwil Kemenag Aceh. Haji, Etalase Kementerian Agama Dalam kunjungan kerjanya, di Kabupaten Pidie, (8/3) lalu, Kakanwil didampingi Kasubbag Ortalapeg dan Kasubbag Hukmas dan KUB, dihadapan pejabat dan aparatur Kementerian Agama setempat, menjelaskan bahwa banyaknya kritikan masyarakat dan sejumlah lembaga terhadap penyelenggaraan ibadah haji akhir-akhir ini, perlu dicermati secara seksama oleh seluruh aparatur Kementerian Agama. Menurut Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd, pelayanan ibadah haji, yang dilakukan oleh Kementerian Agama hari ini merupakan etalase atau jendela wajahnya Kementerian Agama secara keseluruhan. Untuk itu, jelasnya, perlu dilakukan langkahlangkah penyelenggaraan haji yang semakin baik dari tahun ke tahun. Mengutip apa yang disampaikan Menag RI, terkait moratorium haji dan adanya badan khusus yang menangani haji, misalnya. Pemerintah tidak bisa melarang umat dan masyarakat untuk beribadah haji ke tanah suci. Dan tidak ada jaminan penyelenggaraan haji oleh badan khusus dan atau swastanisasi

haji akan menyelesaikan persoalan yang ada. Belum lagi persoalan regulasi, fasilitas dan infrastruktur serta sumber daya manusia yang harus diadakan. Untuk itu, menurut Kakanwil, belum saatnya dilakukan moratorium haji dan penyelenggaraan haji dilakukan oleh badan khusus. “Jikapun ada kekurangan dalam penyelenggaraan haji yang dilakukan oleh Kementerian Agama saat ini, mari sama-sama kita perbaiki dan benahi. Bukan menghadirkan lembaga baru yang tidak jelas,” ujarnya. Menurut Kakanwil, bukan mustahil, banyaknya kritikan dan sikap pro kontra masyarakat dan segelintir lembaga kepada penyelenggaraan haji, ini terkait dengan persoalan uang dan kepentingan lain. Sementara itu pada sisi lain, untuk merespon dinamika yang bergulir secara cepat, baik yang menyangkut tata kelola organisasi, pembinaan kehidupan dan kerukunan umat beragama, penyelenggaraan ibadah haji, pendidikan agama dan keagamaan. Di hadapan ratusan orang aparatur Kementerian Agama Pidie yang hadir, mengharapkan kepada pejabat dan aparatur yang terkait langsung dengan tugas dan fungsi Kementerian Agama di daerah ini untuk benar-benar memahami substansi tugas dengan baik dan mampu mengembangkan organisasi ini dengan baik pula. Selain bersilaturrahim dan mengadakan pertemuan dengan aparatur Kementerian Agama Pidie, di aula Kankemenag se­ tempat, Kakanwil juga sempat meninjau pembangunan komplek madrasah terpadu, MTsN 1 Sigli, dan MAN 1 Sigli di Komplek Pelajar Tijue. Dan terakhir berkunjung dan bersilaturrahim dengan Kepala KUA se Pidie, di KUA Kecamatan Pidie. Dalam kesempatan itu Kakanwil juga dipeusijuek oleh Ketua MPU Pidie, Abon Mukhtar Wahab, abon Keumala, Abu M. Amin Ahmad, Tgk. H. Mahyiddin. Dalam kunjungannya ke Pidie, dihadapan pejabat dan aparatur Kemenag setempat Kakanwil sempat melontarkan ide Porseni XIII ke depan dapat diselenggaran di Pidie, mengingat Pidie sudah lama tidak menjadi tuan rumah Porseni Kementerian Agama. Kepala Kantor Kementerian Agama Pidie, Drs. H. M. Jakfar M. Nur, mengaku terharu dan merasa bangga dengan ke­ hadiran Kakanwil Kemenag Aceh, bersama Kasubbag Ortala dan Kepegawaian, serta Kasubbag Hukmas dan KUB dalam rangka pembinaan dan silaturrahim dengan aparatur Kementerian Agama Pidie. ”Alhamdulillah, kehadiran dan bimbingan Pak Kakanwil hari ini, saya yakin memberikan nilai positif yang luar biasa bagi jajaran Kemenag Pidie. Soal usul Pak Kakanwil, agar Pidie menjadi tuan rumah Porseni XIII, dengan fasilitas, sarana dan SDM yang ada. Insyaallah, Pidie siap, ” ujar Pak Jakfar dengan mata berbinar. [] Santunan

Maret 2012

13


14

Santunan, Maret 2012

PERISTIWA

Pemenang Menulis Dianugerahi Hadiah Santunan—Bireuen. Pemenag Anugerah Menulis Ikhlas Beramal yang diadakan Tabloid USWAH Kemenag Bireuen menerima hadiah dan sejumlah bingkisan lainnya saat acara peringatan maulid Nabi Muhammad SAW di Kankemenag (Selasa, 14/2). Juara pertama kategori penulisan opini diraih Darmawati, S.Ag, guru MIN Matangglumpang Dua dengan “Pembelajaran Berbasis Gender”. Juara kedua Renny Yuliarti, S.Pd, guru MTsN Bireuen yang berjudul “Jas Merah”. Juara ketiga Nurlaila A. Gani Husein, guru MTsN Model Gandapura dengan judul opini “Kembalikan Marwah Nanggroe”. Juara pertama penulisan puisi Azizah, S.Ag, guru MTsN Model Gandapura dengan karya “Balada Hari Ini Siapa Salah?” Juara kedua Rachmah, S.Pd.I, guru MIN Tanoh Anoe Kecamatan Jangka dengan judul “Senyum Semesta”. Juara ketiga Azalia Izhihar Azwar, siswi MAN Bireuen dalam judul “Ajal”. Sedangkan pemenang menulis surat “Andai Aku Menjadi Menteri Agama”, juara pertama Najmi Munifa, murid MIN Matangglumpang Dua; juara kedua Nisa

Ullya, murid MIN Tanoh Anoe Kecamatan Jangka; dan juara ketiga Mutia Rahmah, murid MIN Matangglumpang Dua. Sedangkan juara harapan satu diraih Tjoet Alya Bararah, murid MIN Matangglumpang Dua.

Hadiah dan bingkisan untuk para pemenang diserahkan oleh Kepala Kankemenag Drs. H. Zulhelmi A.Rahman, M.Ag, Kasubag Tata Usaha H. Ismuar, S.Ag, dan Pimpinan Redaksi Tabloid USWAH, Mardani Malemi. [najib zakaria/aba]

KUA Bireuen FC Juara Santunan—Bireuen. Tim KUA FC akhirnya dinobatkan sebagai kampiun, setelah menang melalui adu penalti melawan Staf Kemenag FC dalam laga final sepak bola antar klub dalam wilayah Kementrian Agama Kabupaten Bireuen di Stadiun Cot Gapu (Jumat, 30/12). “Skuad KUA FC, besutan Razali Yusuf,

S.Ag, dalam tarung terakhir bermain habishabisan. Betapa tidak, dari menit-menit awal babak pertama, permainan Halim Mubary dan kawan kawan langsung menerobos menyerang pertahan lawan. Namun, sayang beberapa tendangan keras Yusri, S.Ag ke gawang Staf Kemenag FC mampu di selamatkan Manukas,” komentar Responden

Santunan, Najib, yang menyaksikan langsung dari tribun utama. “Juga Staf Kemenag FC, asuhan Ismuar, S.Ag, yang didominasi pemain muda, membuat pertandingan kian seru. Tak ingin dikalahkan oleh seniornya (KUA), Staf Kemenag lebih unggul dalam serangan balik, karena mampu berlari kencang. Ini karena rata rata pemainnya lihai dalam memainkan si kulit bundar. Sehingga membuat Zulkifli, S.Ag, Kepala KUA Kota Juang berkali kali jatuh bangun di bawah mistar gawang menangkap bola. Sampai babak kedua berakhir, skor tetap 3-3,” lanjut Najib berapi-api. Karena diharuskan adul pinalti untuk menentukan juara I dan II, akhirnya Staf Kemenag FC harus rela menelan kekalahan setelah lima eksekutornya gagal mencetak gol. Sebaliknya juara I diraih KUA Bireuen FC, setelah empat dari lima pemainnya, mampu membobol gawang lawan. Laga yang dilaksanakan dalam rangkaian olah raga gembira menyambut HAB Kemenag ke 66, KUA Bireuen FC lolos ke babak final setelah mengalahkan Tim Kepala MAN. Sementara Staf Kemenag FC berhasil mencapai final setelah mengalahkan Tim Kepala MIN. [najib zakaria/lan]


MIN Jangka Terima Alat Drumband Santunan—Bireuen. Guna meningkatkan mutu ekstra kurikuler, A. Halim, S.Pd, Kabid pada Dinaspora Bireuen menyerahkan bantuan alat drumband kepada sejumlah sekolah/madrasah dalam Kabupaten Bireuen, khusus untuk SD/MI (21/11). Kepada para kepala madrasah, ia meminta agar terus berjuang meningkatkan kreatifitas siswa terutama dalam meningkatkan pendidikan di Kabupaten Bireuen. Hanafiah, S.Ag, MA, Kepala MIN Jangka I, menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dinaspora yang sudah memberikan alat itu. Di samping untuk kegiatan ekstra kurikuler, dengan itu juga dapat memberikan motivasi kepada siswa dalam meningkatkan motivasi belajar siswa terutama ditingkat dasar. Mursal, S.Ag, Kepala MIN Punjot, juga mengharapkan juga, ke depan agar pihak terkait terus memperhatikan dan membantu madrsah, terutama di bidang pendidikan. Apalagi mereka sedang persiapan untuk perlombaan dalam waktu dekat ke Sumut (Medan). [biro bireuen/yyy]

Lima Kepala KUA Dimutasi Santunan—Bireuen. Kemenag Kabupaten Bireuen memutasikan lima kepala KUA dalam lingkungannya pada Rabu (4/1). Kakankemenag Bireuen Drs. H. Zulhelmi A.Rahman, M.Ag menjelaskan, “Mutasi kepala KUA dilakukan karena ada temuan Irjen Kemenag saat pemeriksaan, bahwa ada kepala KUA yang tidak dimutasi setelah tujuh tahun bertugas. Menindaklanjuti temuan itu, keluarlah SK mutasi dari Kanwil.” Kelima pejabat yang dimutasi adalah Drs. T. Nazaruddin (Kepala KUA Samalanga menjadi Kepala KUA Simpang Mamplam); Razi, SAg (Kepala KUA Simpang Mamplam menjadi Kepala KUA Kuala); Drs. Hasan Basri (Kepala KUA Kuala menjadi Kepala

KUA Kutablang); Saifanni, Sag (Kepala KUA Kutablang menjadi Kepala KUA Peusangan); dan Ishak, S.Ag (Kepala KUA Peusangan menjadi Kepala KUA Samalanga). Pada tempat yang sama, Kakankemenag juga melantik lima kepala madrasah dan dua pengawas madrasah, Zulhelmi, M.Pd men­jadi Kepala MAS Juli; Zuryati, S.Pd menjadi Kepala MAS Az Zahra; Hj. Nathalli, S.Pd menjadi Kepala MTsS Pandrah; Syahril S.Ag menjadi Kepala MIN Pulo Siron; dan Nazaruddin, S.Pd menjadi kepala MIN Samuti. Sementara Dhiauddin Abdullah, S.Ag dan Azmi, S.Pd.I dilantik men­jadi pengawas tingkat dasar di lingkungan Kemenag Bireuen. [najib zakaria/yyy]

Kemenag Bireuen Lantik Kepala Madrasah

KUA Peusangan Selatan Launching “Samara” Santunan—Bireuen. Kepala KUA Keca­ matan Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen Drs. Sabri H. Bencut, resmi meluncurkan satu program baru di KUA tersebut yaitu majalah dinding (mading), Senin (16/1/). Samara akronim (singkatan-baca) dari Sakinah, Mawaddah wa Rahmah. Ide penerbitan mading ini didasarkan pada perkembangan tekhnologi informasi yang begitu cepat dan terkadang liar. Sebagian orang memanfaatkan hal tersebut sebagai sarana untuk melakukan hal-hal negatif, antara lain penyesatan aqidah, pengaburan pemahaman beragama, perusakan moral, dan provokasi. Meminimlisir hal itu, pihak KUA berpikir penting melahirkan satu media. Pengelolaan mading bersama Mulyadi Sulaiman, SHI dan Tgk. Gunawan, SS (pimpinan dan sekretaris redaksi). Rencana terbit dua kali dalam satu bulan, minggu pertama dan ketiga. Rubrikrubrik khasnya, Ruang Redaksi, Info KUA, BP4, Konsultasi Hukum, Cerita Hikmah, Tokoh, Untaian, Tekhnologi, Galeri dan Peristiwa. Saat peluncuran, edisi perdana Samara terbit Januari 2012/Safar 1433 H. [mulyadi sulaiman/yyy]

Santunan-Bireuen. Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bireuen bulan lalu kembali melantik dan mengambil sumpah 11 kepala madrasah di Aula Kantor tersebut (Kamis, 16/2). Semua kepala madrasah yang dilantik terdiri satu kepala MTs dan 10 kepala MI, yakni Mahdi, S.Ag (guru MtsN III Gandapura menjadi Kepala MTsS Almuslim); Husna, A.Ma (MIN Matang Jareung menjadi Kepala MIN Samalanga); Nurdin, S.Pd (MIN Samalanga menjadi Kepala MIN Matang Jareung); Naimah, S.Pd (MIN Blang Mane menjadi Kepala MIN Tanjongan); Muhsinah, S.Ag (MIN Tanjongan menjadi Kepala MIN Kuta Glee); Dra. Darlina (MIN Kuta Glee menjadi Kepala MIN Blang Manee); Ismuwi, S.PdI (MIN Rheum Barat menjadi kepala MIN Bale); Nurjanah, S.Ag (guru MIN Blang Mane menjadi Kepala MIN Rheum Barat);

Hanafiah, S.Ag, MA (MIN Jangka No. 1 menjadi Kepala MIN Asan Bideun); Drs. Yusri (MIN Matang Mesjid menjadi Kepala MIN Jangka No. 1); dan Syukri Usman, S.Pd (guru MAN Gandapura menjadi kepala MIN Matang Mesjid). Kepala Kemenag Bireuen, Drs. H. Zulhelmi A. Rahman, M.Ag menjelaskan bahwa pelantikan dan sekaligus mutasi yang dilaksanakannya bertujuan untuk mening­ katkan mutu pendidikan dan peningkatan karir, karena ada dua guru madrasah yang diangkat menjadi kepala. Kasie Analisis Kepegawaian Kemenag, Munawir, SE kepada menambahkan bahwa pengangkatan dua guru menjadi kepala MI untuk menggantikan kepala lama yang memasuki masa pensiun, yaitu; Dra Yusdar Tahir dan H. Abu Bakar, A.Ma. [najib/ amwar] Santunan

Maret 2012

15


Penyerahan SK 100 Persen di Abdya

Santunan—Blangpidie. Senin (30/01) CPNS Kantor Kemenag Aceh Barat Daya yang berjumlah 10 orang (dua orang calon penyuluh Agama Islam, dua orang calon penghulu, dua orang pengelola dan pelayanan nikah, dua orang pencatat nikah, satu orang penataan laporan keuangan, dan satu orang penyusun program evaluasi pada Kankemenag Abdya), resmi dilantik dan menerima SK 100 persen sekaligus dikuti dengan sumpah jabatan yang dibimbing oleh Kepala Kankemenag Aceh Barat Daya. H. Syarbaini, SH, Kakankemenag, dalam acara pelantikan tersebut, yang juga dihadiri oleh seluruh Kasi Kankemenag Abdya, dan juga seluruh kepala KUA Aceh Barat Daya dalam amanatnya, menyampaikan kepada

PNS yang baru dilantik, agar selalu menjaga kedisiplinan dalam bertugas, jangan sampai melanggar PP Nomor 53/2010 tentang Kedisiplin Pegawai Negeri Sipil. Dalam menjalankan tugas, harap Kakankemenag, kita selalu mendasari dengan keikhlasan sesuai dengan motto Kementerian Agama “Ikhlas Beramal”. Serta meningkatkan pelayanan kepada public dengan “PRIMA” (Pintar, Ramah, Inisiatif, Mandiri, dan Amanah). Makna pelayanan prima yang diharapkan, yaitu memberikan kepuasan kepada pelanggan, membangun citra positif pada pelanggan, berorentasi pada mutu pelayanan, respek, menghormati pelanggan yang didasari oleh ketulusan, dan integritas tinggi. [biro abdya/syah/yyy]

Dana Aspirasi untuk Madrasah Terpadu

Santunan—Meulaboh. Madrasah terpadu Samatiga Kabupaten Aceh Barat tahun 2011 dan 2012 mendapat dana aspirasi dari Angota DPR Aceh. Menurut Ketua Umum Pembangunan Madrasah Tarpadu Samatiga Tgk H. Abdullah Adam menjelaskan bahwa Pembanguan Madrsah Terpadu ini dilaksanakan diatas lahan seluas 4 hektar lebih yang duhibahkan oleh Masyarakat Samatiga Aceh Barat. Setelah Peristiwa Gempa dan Tsunami Tahun 2004, Kompleks Madrasah ini dibangun dengan bantuan Pemerintah Australia dengan Dana 22 Milyar lebih. Abdullah Adam menambahkan bahwa dalam koplek ini juga sedang dibangun Rumah Guru dan Gedung RA (Raudhtul Adffal) dari dana Aspirasi Anggota DPRA, Muharriadi S,Ag. “Untuk tahun lalu seratus juta sudah siap rumah guru dan tahun ini dengan dana 200 juta untuk Gedung RA sehingga dalam koplek 4 hektar ini sudang lengkap semua mulai RA, MI, MTs dan MA, agar dapat kita didik anak-anak bangsa ini, serta untuk kita sahuti program Kakanwil Aceh untuk menggalakkan Madrasah terpadu.” jelas Abdullah. [muhsin/aba]

Pegawai Kemenag Bireuen Peringati Maulid Santunan—Bireuen. Ratusan pegawai di jajaran Kemenag Bireuen menghadiri peringatan maulid Nabi Saw kantor Kemenag, Desa Cot Gapu Kecamatan Kota Juang, Selasa (14/2), acara tersebut diisi dengan ceramah agama oleh Tgk. Umar Ismail, S.Ag dan makan bersama. Kepala Kankemenag Bireuen, Drs. H. Zulhelmi A. Rahman, M.Ag mengatakan peringatan maulid yang mereka peringati setiap tahunnya lebih ditujukan untuk mengingat kembali perjuangan Rasulullah dan menjadikannya sebagai panutan hidup. Tgk Umar Ismail SAg dalam ceramahnya secara panjang lebar mengisahkan perjuangan Rasulullah yang tidak pernah menyerah walaupun ditantang dengan berbagai macam halangan sehingga beliau berhasil menegakkan agama Islam sehingga

16

Santunan

Maret 2012

seorang penulis menempatkan Rasullah di urutan pertama dari seratus tokoh yang berpengaruh di dunia. Tgk Umar, alumni IAIN Ar Raniry itu, menghimbau kepada penyuluh agama yang ada di kemenag Bireuen untuk mengajak warga meramaikan meunasah,

menghidupkan pengajian di setiap gampong, berdasarkan pengalamannya dalam memenuhi undangan berdakwah di berbagai desa di Aceh. Kini jumlah jama’ah shalat di meunasah sudah berkurang dan lebih menyedihkan lagi jama’ah hanya diikuti oleh orang yang sudah tua. [najib zakaria/lan]


Mutasi di Aceh Timur Santunan—Idi. Mutasi, rotasi, dan promosi bagi PNS merupakan hal yang lumrah terjadi sebagai bentuk penyegaran, perubahan, sekaligus tuntutan pada suatu organisasi. Jadi, pelaksanaan mutasi tersebut jangan disalah­ artikan sebagai sebuah sanksi. Demikian sambutan Kakankemenag Aceh Timur, Drs. H. Faisal Hasan, ketika mengambil sumpah dan melantik 17 Kepala Madrasah dan 10 Kepala KUA di aula setempat (Kamis, 12/01). Pelantikan yang berdasarkan SK Kakanwil Kemenag Aceh itu, 17 jajaran untuk kepala yaitu Ramli, S.Pd sebagai Kepala MTsS Snb. Pango (sebelumnya Guru MAS Darunnaja); Khairul Azmi, S.Pd.I, MTsS Darul Muta’allimin (sebelumnya pgs. Ka. MTsS Darul Muta’allimin); Razali, S.Pd, MTsS Peudawa (sebelumnya Ka. MTsN Model Idi); Drs. Hasbi, M.Pd, MTsN Model Idi (sebelumnya Ka. MIN Idi); Drs. Idris, S.Pd.I, MIN Idi (sebelumnya Ka. MIN Keude Dua Idi); Tajul Badri, S.Ag, MIN Keude Dua (sebelumnya Ka. MIN Blang Buket Kuta); Munawarah, S.Pd.I, MIN Blang Buket Kuta (sebelumnya Ka. MIS Darul Falah Peudawa); dan Hayatul Wardani, S.Ag, MIS Darul Falah (sebelumnya Guru MIN Idi). Nurmala, S.Pd, Kepala MIS Buket Kareung (sebelumnya Guru MIN eumuning Idi); Safrizal, S.Pd.I, MIN Tanjung Tani

Aneka Lomba di MAN Indrapuri Santunan—Jantho. Peringatan maulid Nabi Saw tidak selalu dengan ceramah dan kenduri. Menyemarakkan maulid Nabi Muhammad Saw 1433 H, MAN Indrapuri menggelar aneka lomba untuk jenjang SMP dan MTs se Aceh Besar (25/2). Arjuna, S.Pd, M.Pd menjelaskan cabang perlombaan meliputi MTQ, pidato, deklamasi, CC, olimpiade sains, dan vollyball. Kakankemenag Aceh Besar, Drs. H. Salahuddin, M.Pd saat membuka turnamen dan musabaqah itu menjelaskan pentingnya acara semacam itu sekaligus pengenalan anak di jenjang tsanawiyah untuk mengenal tingkat aliyah. Di samping itu juga untuk menyarikan keteladanan Rasulullah Saw guna diamalkan dalam keseharian. Ketua K3M Tingkat MA Aceh Besar, Sudirman, S.Ag menutup aneka acara itu, sekaligus menyerahkan tropi dan piala bergilir. Juara umum diraih MTsN Indrapuri, sedangkan MTsN Montasik dan MTsN Jeuerela untuk juara dua dan tiga. [yakub]

(sebelumnya Guru MIN Snb. Baro); Firdaus, S.Pd.I, MIN Snb. Baro (sebelumnya guru MIN Alue Nireh); Nurhafifah, A.Ma, MIN Blang Simpo (sebelumnya Ka. MIN Tanjung Tualang); Mariani, A.Ma, MIN Tanjung Tualang (sebelumnya Ka. MIS Kuala Bugak); Zaini, S.Pd, MIS Kuala Bugak (sebelumnya guru MTsN Peureulak); H. Syarifuddin, S.Pd.I, MIN Kp. Beusa (sebelumnya guru MAN Peureulak); Aida Suzana, S.Pd.I, MIN Lampoh Rayeuk (sebelumnya guru MIN Blang Nie); Muhammad Amin, A.Md, Kepala MIS Babut Taqwa (sebelumnya guru MTsN Idi Cut. Untuk 10 Kepala KUA yang dimutasi ialah Drs. Fauzi, Kepala KUA Kec. Darul Ikhsan

jadi Kepala KUA Kec. Simpang Jernih; Drs. Safwan, KUA Idi Tunong jadi KUA Darul Aman; Lukman Hakim, S.Ag, KUA Darul Aman jadi KUA Nurussalam; Lukmanul Hakim, S.Ag, KUA Nurussalam jadi KUA Idi Tunong; Marzuki, S.Ag, Pegawai KUA Idi Rayeuk dipromosikan jadi Kepala KUA Kec. Banda Alam; Muslim, S.Ag, KUA Banda Alam menjadi KUA Indra Makmu; Fadli, S.Ag, KUA Peudawa jadi KUA Darul Ikhsan; Akmalulhamdi MM, S.Ag, KUA Simpang Jernih jadi KUA Sungai Raya; Zulfahmi, S.Ag, KUA Rt. Peureulak jadi Kepala KUA Peudawa; Drs. Salahuddin Kepala KUA Sungai Raya jadi Kepala KUA Rt. Peureulak. [muslim a djalil/ yyy]

Tarian “Maghrib Mengaji” di Aceh Tengah Santunan—Takengon. Lima belas menit sebelum upacara HAB 2012 dimulai, di lapangan Sekda Kabupaten Aceh Tengah, murid MIN 1 Bebesen tampilkan sebuah Tarian Manis yang berjudul Sip Magrib. Misi tarian itu mirip dengan gerakan usai maghrib mengaji, tapi pesan di sini, lebih pada persiapan sebelum maghrib. Sib Magrib dapat diartikan “Waktu Sebelum Magrib”. Tarian ini menceritakan kebiasaan anak bermain pada sore hari, setelah mereka selesai dari aktifitasnya, dari jam 17.00 sampai dengan menjelang magrib. Mereka diingatkan oleh orang tuanya di panggil sampai-sampai dicubit bila anak-anak tidak mau menghentikan permainan pada waktu maghrib tiba. Orang tuanya berkewajiban mengajak dan menyuruh anak-anak untuk shalat magrib berjamaah di rumah atau di menasah. Usai melaksanakan sholat diharapkan mereka mengaji sampai tiba waktu shalat isya. Kebiasaan yang telah membumi di Negeri

Antara dan Serambi Mekah ini tidak boleh pudar, hilang atau lenyap dari kehidupan kita sebagai bangsa yang bermartabat. Demikian antara lain pesan tarian Sip Magrib yang disampaiakan oleh Drs. Armas, Kepala MIN 1 Bebesen Kepada Santunan Takengon belum lama ini. [biro aceh tengah/lan] Santunan

Maret 2012

17


Forum Komunikasi Kepala Kementerian Agama se-Aceh Terbentuk Santunan—Banda Aceh. Untuk mening­ katkan fungsi pelayanan publik dan tata kelola pemerintahan yang menjadi tugas dan fungsi Kementerian Agama di daerah. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, baru-baru ini membentuk Forum Komunikasi Kepala-Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota (FK3A). Menurut Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd. forum ini dapat menjadi wadah komunikasi, koordinasi, integrasi dan singkronisasi antar para Kepala Kantor Kementerian Agama dalam Provinsi Aceh. Disamping itu pula, menurut Kakanwil forum ini dapat menjadi wadah perekat silaturrahim dan solidaritar antar sesama keluarga besar Kementerian Agama di Provinsi Aceh. Pada sisi lain, Kakanwil mengajak seluruh pejabat dan karyawan/karyawati di lingkungan Kementerian Agama Provinsi Aceh, agar dalam melaksanakan tugas-tugas

melayani masyarakat selalu berpegang teguh pada prinsip-prinsip agama, akhlak mulia dan menampilkan budaya kerja yang professional. Sebagai aparatur Kementerian Agama yang menyandang nilai-nilai agama, akhlak dan integritas, seharusnya kita berada di garda terdepan dalam menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih, serta bebas dari praktik KKN dan perbuatan melanggar hukum lainnya. Agama diharapkan Agama mengajarkan kita untuk terus berbuat kebajikan dan meninggalkan perbuatan keji dan kemungkaran. Menjabat selaku Ketua Forum Komunikasi Drs. H. Herman, Kakankemenag Aceh Singkil; Sekretaris Drs. H. Amiruddin, MA. Kakankemenag Aceh Jaya; dan Drs. H. Salahuddin Kakankemang Aceh Besar ditunjuk sebagai bendahara, dengan anggota seluruh Kakankemenag se Aceh. Musyawarah pembentukan ini sendiri berlangsung pada tanggal 5 Januari 2012 di Komplek Asrama Haji Banda Aceh. [aba]

HUDA dan RAPAI Seminarkan Aliran Sesat Santunan—Tamiang. Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) dan Rabithah Petugas Agama Islam (RAPAI) Kabupaten Aceh Tamiang melaksanakan seminar tentang pem­­­berantasan aliran sesat (Kamis, 19/1). Acara yang berlangsung di Aula SKB dikuti 220 peserta (anggota MPU, Pengurus HUDA, Pimpinan Dayah, da’i kecamatan, da’i perbatasan, Kepala KUA, Penyuluh Fungsional, Tok Imam Kampung, dan Khatib Masjid). “Dasar pelaksanaan seminar adalah hasil rapat koordinasi dengan PB HUDA Provinsi tentang pentingnya melaksanakan seminar, mengingat Aceh Tamiang berbatasan langsung dengan Sumatra Utara,” ujar Tgk. Salamina Razali, MA, Ketua Panitia. “Rabithah Petugas Agama Islam (RAPAI) adalah Petugas Agama Islam yang beranggotakan Tok Imam Kampung, Khatib Masjid, dan Penyuluh Agama Islam di bawah Koordinator Kankemenag,” tambah Kasubbag TU, Tgk. Salamina. Acara yang dibuka oleh Bupati Aceh Tamiang Drs. H. Abdul Latief itu bertajuk, “Dengan Seminar HUDA Kita Mantapkan Aqidah Ahli Sunnah Waljama’ah di Kalangan Masyrakat.” Bupati menyampaikan, bahwa dayah merupakan lembaga pendidikan tertua dan begitu besar jasanya dalam pengembangannya Islam. Tidak sedikit ulama besar yang telah dilahirkan dayah

18

Santunan

Maret 2012

seperti Abu Usman Kuta Krueng, Tgk. Abd. Wahab Seulimum, dan Tgk. Abd. Azis Samalanga. Beberapa tahun ini munculnya paham aliran sesat dibeberapa kabupaten/ kota di Aceh, itu disebabkan terjadinya perubahan pola pikir dikalangan masyarakat yang tidak mempunyai pondasi akidah yang kokoh sehingga dengan mudah terpengaruh dengan ajaran yang sesat. Pemateri acara itu, Ketua MPU Aceh Prof. Dr. Tgk. H. Muslim Ibrahim, MA (Memerangi Aliran Sesat, Kembali ke Aqidah Yang Benar) dan Tgk. H. Muhammad Nuruzzahri (Waled Nu) dari PB HUDA Aceh (Peran Dayah dalam Menangkal Aliran Sesat. “Ada beberapa aliran yang tidak dapat ditolerir, yaitu Millata Abraham, Ahmadiyah Qadhian, dan Jaringan Islam Liberal (JIL),” tegas Waled Nu. [biro tamiang/yyy]

Umrah Perdana Via Bandara SIM

Santunan—Banda Aceh. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd. menepung tawar (peusijuek) 300 orang jamaah umrah perdana di ruang tunggu internasional, Bandara Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh, Selasa (6/3). Selain Ibnu Sa’dan, selaku Ketua Panitia Pelaksana Pemberangkatan Jama’ah Umrah yang dibentuk Pemerintah Aceh, peusijuek juga dilakukan oleh pejabat dari Pemerintah Aceh. Sebanyak 300 jama’ah umrah yang dikoordinir oleh sejumlah travel dan KBIH di Aceh, itu dilepas secara resmi oleh Sekretaris Daerah Aceh, Ir. H. T. Setia Budi. Pemberangkatan jama’ah umrah via Bandara Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh, baru ini pertama kali dilakukan. Sebelumnya, jamaah umrah dari Aceh berangkat umrah via Medan atau Jakarta. Sebagai leading sector penyelenggaraan haji dan umrah, Kakanwil Kementerian Agama Aceh menyambut baik penyelenggaraan umrah ini. “Ide umrah via Banda Aceh ini sebetulnya sudah lama digagas. Namun, setelah 12 tahun lalu kita berhasil meminta embarkasi haji Banda Aceh dari Pemerintah Pusat, alhamdulillah, baru saat ini Aceh dapat menyelenggarakan ibadah umrah sendiri via Banda Aceh. Ini sejarah penting bagi masyarakat Aceh,” ujar Ibnu Sa’dan. Kakanwil berharap ke depan, umrah via Aceh ini dapat diagendakan setiap bulan, mengingat daftar tunggu jamaah haji Aceh sampai saat ini sudah mencapai 46 ribu orang lebih atau sekitar 11 tahun. “Umrah ini setidaknya dapat mengobati rasa rindu umat Islam di Aceh berkunjung ke tanah suci,” ujarnya. Hadir dalam kesempatan itu sejumlah pejabat, diantaranya Kepala Dinas Syariat Islam Aceh, Kepala Dinas Kominfotel Aceh, Dan Lanud SIM, Ketua MPU Aceh, GM Angkasa Pura II Banda Aceh, Kepala Biro Isra Setda Aceh. [juniazi]


RKA-SK Kemenag Aceh Tamiang

MTsS Krueng Raya Bangun Mushalla

Santunan—Kuala Simpang. Kantor Ke­ menag Aceh Tamiang melaksanakan Raker Anggaran Satuan Kerja (RKA-SK) untuk tahun anggaran 2013 bertempat di MIN Telaga Meuku Rabu (1/2). Peserta Raker terdiri dari kepala Madrasah Negeri dan Bendahara masing-masing Satker di lingkungan Kemenag Kabupaten Aceh Tamiang. Ketua Pelaksana, Salamina, S.Ag menga­ takan bahwa raker tingkat Kabupaten merupakan langkah awal dalam menyusun data base, dan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun anggaran DIPA 2013. Data-data pendukung serta dasar yang di tampilkan pada usulan sanggat menentukan anggaran dalam DIPA. Untuk usulan kegiatan dan bangunan fisik hendaklah dilampirkan proposal dan rincian kebutuhan anggaran serta menentukan Skala Prioritas. Kepala Kankemenag H. T. Helmi, Sm.HK, S.Ag mengatakan ucapan terimakasih kepada Kepala MIN Telaga Meuku (Hanafiah, S.Ag) yang telah memfasilitasi dan sebagai tuan rumah RKA-SK 2013, sebab dalam DIPA 2012, tidak diplotkan dana atas kegiatan tersebut. [biro aceh tamiang/aba]

Santunan—Jantho. Kepala Kankemenag Aceh Besar, Drs. Salahuddin, M.Pd, Senin (27/2) resmi memulai pembangunan mushalla MTsS Krueng Raya, dengan melakukan peletakan batu pertama. “Pembangunan mushalla ini dibangun di atas tanah wakaf Miswar, warga masyarakat Desa Klieng Cot Aron Baitussalam Aceh Besar. Sedangkan biayanya berasal dari sumbangan dewan guru, orang tua siswa, donator, serta bantuan masyarakat berupa material bangunan,” ujar Kepala MTsS Krueng Raya, Drs. Abdul Karim, M.Pd,. Tujuan pembangunan mushalla ini untuk memudahkan kegiatan pembelajaran keagamaan, seperti shalat fardhu, shalat jenazah, dan wirid Yasin yang rutin diadakan setiap Jumat. Hadir pada acara itu, Tgk Wahidin (Ketua MPU Kecamatan Mesjid Raya), Camat Mesjid Raya, Kapolsek, Koramil, Imam mesjid, kepala desa dan orangtua siswa. Kakankemenag dalam sambutannya mengatakan, penilaian dalam KTSP itu berbasis kompetensi. Yaitu bagian dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui pencapaian kompetensi. Yang meliputi aspek kognitif (pengetahuan), psikomotor (keterampilan), dan afektif (sikap). Ranah penilai psikomotor dan afektif baru dapat dinilai apabila ada tempat siswa melakukan praktek di sekolah. “Ada pernyataan yang mengatakan bersedekahlah maka kamu akan kaya dan mulia di mata Allah dan manusia. Sedekah akan mengantarkan Anda kepada kekayaan dan kemuliaan di hadapan Allah dan manusia, Berarti Anda sedang membangun struktur kehidupan Anda menuju kemuliaan. Anda akan terus-menerus mendapat kejutan dalam kehidupan Anda. Tidak ada kebahagian yang lebih, dibandingkan menjadi mulia dihadapan Allah dan manusia,” tutup Salahuddin. [yakub]

Workshop Kepemimpinan di Aceh Barat Santunan—Meulaboh. Kemenag Aceh Barat melalui K3M Kelompok Kerja Kepala Madrasah Aceh Barat melaksanakan workshop kepemimpinan manajemen madrasah (Sabtu, 18/2) di Aula Hotel Maligou Meulaboh. “Acara yang diikuti oleh 60 kepala madrasah itu dibahani oleh Kepala Kankemenag Drs. H. M. Arif Idris, MA; Dr. Khairuddin, M.Pd (Praktisi Pendidikan Aceh Barat), serta Cut Aswadi, M.Pd (Mantan Kepala MAN Madrasah),” ujar Ketua Panitia Drs. Mufrodin. Menurut Kepala K3M Madrasah MTSN, Drs. Adi Kasman, yang didampingi Ketua Seksi Publikasi Muchsinuddin MS, S.Ag. menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah kegiatan setiap tahun yang akan kita laksanakan untuk menata dan memenej kepemimpianan madrasah ke depan. [biro meulaboh/ms/lan]

Porseni dan Ekspo Madrasah November 2012 Santunan—Banda Aceh. Rapat awal persiapan Pekan Olah Raga dan Seni (Porseni) XIII dan Ekspo Madrasah Kementerian Agama Aceh, sepakat melaksanakan Porseni XIII dan Ekspo Madrasah pada tanggal 25 November 2012 akan datang. Rapat yang berlangsung di aula Kanwil Kemenag Aceh, dipimpin langsung Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd, selain menyepa­ kati waktu pelaksanaan, membentuk kepanitiaan, menetapkan cabang olah raga dan cabang seni yang dipertandingkan dan dilombakan, juga mengagendakan untuk survey tuan rumah tempat pelaksanaan Porseni XIII dan Ekspo Madrasah yang akan berlangsung

tahun ini. Ditunjuk sebagai Ketua Panitia Pelaksana Drs. H. M. Daud Pakeh, dan Sekretaris Drs. H. Mardin, ditambah sejumlah bidang kepanitiaan. Untuk surevey tempat pelaksanaan akan dilakukan dalam waktu dekat ke tiga daerah yang sudah mencalonkan diri sebagai tuan rumah, yaitu Kabupaten Aceh Tenggara, Kota Sabang dan Kabupaten Pidie. Kakanwil berharap Porseni XIII dan Ekspo Madrasah sebagai even dua tahunan ini dapat dilaksanakan dengan baik, jauh lebih baik dari Porseni sebelumnya. “Insyaallah, Porseni XIII dan Ekspo Madrasah kali ini akan kita hadirkan Menteri Agama RI pada acara pembukaan,” ujar Kakanwil. [juniazi]

Santunan

Maret 2012

19


200 Guru Ikut Seminar Nasional Santunan—Meulaboh. Sebanyak 200 guru madrasah dan sekolah di Kabupaten Aceh Barat mengikuti seminar nasional pendidikan yang berlangsung di aula Madrasah Terpadu Samatiga Kabupaten Aceh Barat (Sabtu, 21/1). Seminar yang dilaksanakan oleh Lembaga Balee Anek Nangrou Aceh Barat berkerja sama dengan Madrasah Terpadu Samatiga itu mengambil tema, “Dinamika dan Problematika Guru dalam Pembelajaran di Aceh Barat; Sebuah Dilematis.” Pemateri antara lain Prof. Dr. Darni M. Daud, MA (Rektor Unsyiah), Drs. Zainal M., M.Pd (Konsultan Program Bermutu pada LPMP Aceh), Drs. Makmun Ibrahim, MM (Kepala LPMP Aceh), Moharriadi S.Ag, ST (Anggota DPRA Aceh), serta Muchsinuddin MS, S.Ag (Guru Madrasah Terpadu Samatiga juga Praktisi Pendidikan di Aceh Barat). Ketua Lembaga Balee Aneuk Nanggroe, Romi Setiawan, S.Pd, M.Pd, didampingi Ketua Panitia Seminar, Husaini, S.Pd.I (Guru Madrasah terpadu) mengharapkan dari seminar ini mampu melahirkan berbagai ide maupun gagasan untuk memajukan dunia pendidikan yang lebih baik, serta meningkatkan mutu pendidikan kususnya di Aceh Barat. Seminar itu dibuka Kadisdikbud Aceh Barat. [ms/biro aceh barat/lan]

Pijay Tes Calon Kepala MI/MTs

Koperasi Aceh Besar Adakan RAT

Santunan—Banda Aceh. Demi kaderisasi dan menyiapkan diri, Kepala Kankemenag Kabupaten Pidie Jaya Drs. H. Ilyas Muhammad bersama Kasi Mapenda, sukses menggelar testing bagi 21 calon kepala MI/ MTs (Sabtu, 11/2/2012). “Acara seleksi yang berlangsung di MTsN, dekat dengan Kantor kemenag, di MTsN Meureudu itu, juga dibantu oleh Drs. H. Taharuddin, Kasi Kurikulum dan Drs. A. Rahman Hanafiah, M. Pd, Kasi Evaluasi dan Supervisi pada Bidang Mapenda Kanwil Kemenag Aceh. Hadir juga Kabid Mapenda Kanwil Kemenag Aceh, Drs. H. Saifuddin,” jelas Taharuddin, Kasi Kurikulum pada Bidang Mapenda Kanwil. Diikuti oleh 11 kandidat kepala MI dan 10 kandidat kepala MTs, tes meliputi kemampuan jawab materi tulisan (pengetahuan agama dan regulasi), interview, dan praktek shalat, serta kemampuan manajerial mengelola madrasah, terutama menyongsong UN, Mei dan Juni 2012. “Dan kelulusan hasil tes Februari itu di tangan Kanwil,” isyarat Ilyas. Di samping untuk kesiapan jika diperlu­ kan pada saatnya, seleksi itu juga untuk meningkatkan transparansi dan keterbukaan bagi semua pihak, internal dan eksternal Kemenag. “Kita juga terus meningkatkan kapasitas staf, guru, kepala KUA, dan kepala madrasah misalnya dengan penguasaan multimedia,” tambah Ilyas, Kakankemenag di depan kantor sementara pada Santunan di Jalan Banda Aceh Medan, Simpang TIga Meureudu itu. [yakub/amwar]

Santunan—Banda Aceh. Kepala Kankemenag Kabupaten Aceh Besar, Drs. H. Salahuddin, M.Pd, mengharapkan kinerja pengelola Koperasi KP-RI Al-Ishlah tetap prima, meski berhadapan dengan tantangan di dalam dan dari luar institusi badan usaha itu. Koperasi Al-Ishlah merupakan salah satu unit usaha yang sehat, menurut penilaian pihak yang berkompeten di provinsi dan kabupaten. Demikian di antara harapan Kakankemenag Aceh Besar, selaku Pembina AlIshlah, dalam paparan saat RAT (Rapat Anggota Tahunan) di Asrama Haji Banda Aceh (Rabu, 7/3). Memasuki usia ke 12, kini Al-Ishlah yang beranggotakan 904 orang, selain memiliki unit simpan-pinjam, ada kantin dan toserba/ waserda (warung serba ada) di kawasan Lambaro. Dengan aset akhir 2011 mencapai Rp. 5.876.042.036 dan hasil (SHU) Rp. 405.554.485. Ketua Badan Pengawas Al-Ishlah, Drs. Suriadinata, memberi apresiasi kepada Dewan Pengurus di bawah H. Usman Haji, S.Ag, yang telah menjalin hubungan dengan para anggota dan meningkat usaha koperasi. Sekretaris Pengurus Al Ishlah, Drs. H. Rusli, bersama kepengurusan lain (Wakil Ketua Drs. Uzair, Wakil Sekretaris Saifuddin, S.Ag, dan Bendahara H. Sofyan Mahmud), dalam sesi RAT memaparkan tantangan dan peluang koperasi, sekaligus menjawab soalan anggota koperasi yang bermarkas di Jalan Pocut Baren Banda Aceh, selama ini. [yakub]

KUA Bandar Dua Luncurkan Layanan Online Santunan—Meureudu. Guna mewujud­ kan pelayanan prima kepada masyarakat, seiring dengan perkembangan dunia online sekarang ini, KUA Bandar Dua Pidie Jaya sukses me-launching-kan layanan online. Media itu sekaligus sebagai media penyampaian informasi seputar aktifitas KUA, serta ling­ kungan Kemenag, serta informasi lainnya. Layanan online KUA, yang bermarkas di Ulee Gle itu, dapat diakses di www. kuabandar2.blogspot.com. Jaringan resmi bisa diakses pada malam 12 Rabi’ul Awal 1433 H (5 Februari 2012). Layanan online itu dilayangkan, dalam rangka

20

Santunan

Maret 2012

menyukseskan salah satu program kerja Kemenag Pidie Jaya di bawah Drs. Ilyas Muhammad, di mana salah satu program unggulannya adalah pelayanan berbasis IT dan layanan ini dikelola oleh staf karyawan di kantor tersebut. Demikian keterangan dari Mukhlisuddun Marzuki, SHI, Penyuluh Agama Islam di Kemenag Pidie Jaya. Kepala KUA Bandar Dua, Zahari Abdullah, S.Ag mengatakan, “Dengan adanya layanan online ini meskipun perdana minimal sudah membuka ruang akses bagi masyarakat Bandar Dua untuk mengakses KUA secara lebih mudah dijangkau.” Hingga

berita ini diturunkan, layanan akses online KUA itu terus dilakukan up-grade media data dan telah dilakukan perbaikan untuk mewujudkan kenyamanan akses dan sudah bisa diakses melalui mobile (handphonem). [mukhlisuddin/lan]


BUDAYA

Diplomasi Tukang Ek U Nab Bahany As

Budayawan, tinggal di Banda Aceh

A

Mulai sekarang sawah yang dua naleh di dekat Lueng Geulupak ambil buat kamu untuk mengerjakannya, sekalian dengan sawah dua naleh yang ada di Blang Dalam juga ambil untuk kamu garap.

da sebuah cerita tentang diplomasi bahasa seorang tukang ek u (tukang panjat kelapa). Sore itu, anaknya si Syakubad sehabis bermain dengan teman sebayanya pulang ke rumah sambil menangis. Ayahnya yang sehari-hari bekarja sebagai tukang panjat kelapa langsung menanyakan, kenapa kamu menangis? Anaknya menjawab, ia dipukul oleh Ampon Muda, anak Ampon Chik yang sangat disegani masyarakat wilayah itu. Lalu, ayahnya memperlihatkan kemarahan di depan anaknya Syakubad, dengan mengatakan, kenapa dia memukul-mukul kamu, apa dia yang kasih makan kamu, yang membiayai sekolahmu. Sudah tak usah nangis lagi. Sekarang kamu madi, lalu makan dan terus ngaji kerumah Tgk. Luwi. Besok pagi ayah akan menghadap Ampon Chik untuk melaporkan bahwa Ampon Muda telah menampar kamu. Paginya, Apa Ma’un—panggilan akrab ayah si Syakubad di kampung itu—dengan disaksikan oleh anaknya langsung mengambil parang menuju ke rumah Ampon Chik. Begitu mau tiba di rumah Ampon Chik, parang yang dibawa ayah Syakubad tadi telah lebih dulu disembunyikan di bawah pagar. Lalu Apa Ma’un menemui pengawal Ampon Chik yang sedang berjaga-jaga di pos depan rumah. Apa Ma’un melaporkan pada pengawal bahwa ia mau bertemu dengan Ampon Chik. “Ada perlu apa, pagi-pagi begini sudah mau bertemu dengan Ampon Chik. Tidak bisa,” kata pengawal. “Saya mau melaporkan sesuatu pada Ampon Chik,” jelas Apa Ma’un ayah si Syakubad. “Laporkan saja pada kami, nanti kami sampaikan pada Ampon Chik,” tandas pengawal yang tetap menolak Apa Ma’un untuk menemui Ampon Chik. Lalu Apa Ma’un mengatakan, soal tidak boleh bertemu dengan Ampon Chik bagi saya tidak apa-apa. Tapi untuk kalian tahu, kata Apa Ma’un pada pengawal, saya ingin ingin melaporkan sauatu masalah yang sangat penting pada Ampon Chik, masalahnya menyangkut masalah nanggroe yang harus diketahui oleh Ampon Chik. “Jadi, kalau kalian tidak membolehkan saya bertemu dengan Ampon Chik, tidak apa-apa. Tapi, bila nanti terjadi sesuatu yang mencemarkan nama baik Ampon Chik, kalian sebagai pengawalnya harus bertanggung jawab, karena kalian telah menghambat saya untuk menyampaikan informasi penting ini yang harus diketahui oleh Ampon Chik. Sekarang saya pulang, karena orang telah menunggu saya untuk memanjat kelapanya,” kata Apa Ma’un pada pengawal Ampon Chik. Belum berapa langkah Apa Ma’un beranjak pulang dari rumah Ampon Chik. Dua pengawal itu—entah karena takut dengen apa yang baru dikatakan Apa Ma’un—kembali memanggil Apa Ma’un dan langsung diantar bertemu Ampon Chik yang sedang lalai dengan burung Meureubok peliharaannya di perhelatan rumah. “Ini Apa Ma’un mau bertemu Ampon Chik,” kata pengawal memperkenalkan Apa Ma’un pada Ampon Chik.

“Ada perlu apa kamu Ma’un?” tanya Ampon Chik dengan suara khas seorang Uleebalang. Apa Ma’un menjawab, karena yang ingin saya sampaikan ini masalah penting, sebaiknya tidak ada orang lain, selain kita berdua Ampon Chik. Maka, Ampon Chik segera memerintahkan pengawalnya untuk keluar dari tempat itu. Tinggallah Apa Ma’un berdua Ampon Chik di ruang perhelatan itu. “Sekarang katakan, apa informasi penting yang ingin kamu laporkan kepada saya,” tanya Ampon Chik. “Begini Ampon Chik, keinginan saya menemui Ampon Chik pagi-pagi begini, karena tadi malam hingga subuh saya tak bisa tidur, dihantui rasa bersalah pada Ampon Chik. Karena itu saya menemui Apmpon Chik pagi ini mau minta maaf pada Ampon Chik. Karena kemaren, Ampon Muda telah menampar anak si Syakubad, hingga ia menangis pulang ke rumah. Tentu saja, Ampon Muda tidak akan menampar anak saya jika anak saya si Syakubad tidak berbuat salah pada Ampon Muda. Justru itu, saya selaku ayahnya si Syakubat wajib meminta maaf pada Ampon Chik atas kesalahan anak saya dengan Ampon Muda yang telah menamparnya,” jelas Apa Ma’un pada Ampon Chik. “Kalau itu informasinya, apa juga kamu bilang penting, katanya ada infomasi masalah nanggoe yang ingin kamu sampaikan pada saya,” kata Ampon Chik. “Itu cara saya sama pengawal untuk bisa menemui Ampon Chik,” jelas Apa Ma’un. “Cuma itu yang mau kamu sampaikan?” tanya Ampon Chik lagi. Apa Ma’un menjawab: “ada satu lagi Ampon Chik, di rumah saya ada seekor balam yang memiliki tiga guk suaranya. Saya pikir burung balam itu sangat tidak pantas ada di rumah saya, sebab Ampon Chik sendiri di rumahnya hanya memiliki burung balam yang suanya dua guk,” kata Apa Ma’un. “Kalau begitu, balam yang ada di rumah kamu, kamu bawa ke sini, dan kamu boleh ambil burung balam saya yang dua guk itu sebagai gantinya,” ujar Ampon Chik. “Jangan begitu Ampon Chik, burung balam saya yang tiga guk tetap saya berikan untuk Ampon Chik, dan burung balam milik Ampon Chik yang dua guk itu juga biar saja di rumah Ampon Chik. Dengan demikian, Ampon Chik akan memiliki lima guk suara burung balam di rumahnya,” jelas Apa Ma’un. “Betul sekali kamu Ma’un, meskipun kamu seorang tukang ek u, ternyata pikiran kamu cerdas juga,” ujar Ampon Chik sambil mengatakan: “Mulai sekarang sawah yang dua naleh di dekat Lueng Geulupak ambil buat kamu untuk mengerjakannya, sekalian dengan sawah dua naleh yang ada di Blang Dalam juga ambil untuk kamu garap,”perintah Ampon Chik pada Apa Ma’un. Bentuk diplomasi bahasa yang dilakonkan Apa Ma’un pada Ampon Chik ini, di satu sisi sebagai seorang ayah Apa Ma’un harus memperlihatkan kasih sayang dan kewibawaan pada anaknya yang dipukul orang. Di sisi lain, kepintaran berdiplomasi seseorang akan sangat menentukan kesusesan dalam penyelesaian masalah yang dihadapi. Dalam hal ini, Apa Ma’un termasuk tukang ek u yang suskses berdiplomasi dengan Ampon Chik Santunan

Maret 2012

21


22

Santunan, Maret 2012

DAYAH

Markaz Al-Ishlah Al-Aziziyah, Lueng Bata, Banda Aceh

Mendidik Pecinta Damai dan Pemersatu Umat  Khairuddin Aba

Seiring tergelincirnya matahari dari puncak ekliptikanya, Tim Santunan memutuskan untuk mengunjungi Markaz Al-Ishlah AlAziziyah. Sebuah Pondok Pesantren di daerah Lueng Bata Banda Aceh, yang juga merangkap sebagai tempat rehabilitasi bagi anak-anak korban konflik. Lembaga Pendidikan Islam yang didirikan pada tanggal 9 Desember 2002

ini memiliki visi untuk mengembangkan dan memberdayakan anak-anak yatim piatu di bidang pendidikan agama, umum, ketrampilan dan seni budaya. “Anak-anak yatim yang dididik di sini adalah anakanak yang ditinggalkan orang tuanya akibat konflik yang terjadi di Aceh,” Tgk. H. Tu Bulqaini Tanjongan, pimpinan lembaga ini menjelaskan.

Latar belakang pendirian lembaga ini adalah untuk mencegah terjadinya lost generation akibat konflik yang berkepanjangan di Aceh. “Anak-anak ini kita bina dan didik untuk menjadi pemersatu umat Islam, tidak larut dengan rasa dendam,” lanjut Tu Bulqaini, demikian beliau lazim dikenal. Di Markaz al-Ishlah, masa depan anakanak korban konflik dibangun kembali dalam lingkungan pendidikan agama dan pendidikan umum yang berimbang. Anakanak juga dibekali ketrampilan praktis supaya bisa hidup mandiri di tengah-tengah masyarakat. “Anak-anak ini kita asuh sampai mereka menyelesaikan pendidikan menengah atas, selanjutnya mereka harus hidup mandiri di dalam masyarakat, menjadi bagian dari masyarakat, dan mendorong masyarakat menuju peradaban yang madani sesuai tuntunan Syariat Islam,” imbuh Tu. Saat ini, Markaz al-Ishlah menampung sebanyak 150 orang santriwan dan santriwati yang diasramakan. Di usianya yang memasuki kepala 10, di samping pengajian tradisional, lembaga ini juga sudah memiliki dua lembaga pendidikan formal, yaitu SMP Islam Ibnu Khaldun yang berdiri sejak tahun


2005, dan Madrasah Aliyah Aziziyah yang baru berusia setahun, “Jadi hanya yang usia SD saja yang harus diantar ke sekolah di luar pesantren, dan beberapa santri yang sengaja kita sekolahkan ke SMK,” kata Tgk. Muzani, pengelola administrasi Markaz al-Ishlah. Selain merehabilitasi anak-anak korban konflik, Ma’had al-Ishlah juga berpartisipasi aktif dalam membina masyarakat sekitar. Ada 115 orang santriwan dan santriwati tidak tetap yang belajar mengaji di malam hari. “Bahkan sebagian santri tidak tetap yang ikut belajar adalah para mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi di sekitaran Lueng Bata, seperti Universitas Serambi Mekah dan Muhammadiyah, ini menginspirasi saya untuk membangun Ma’had khusus untuk mahasiswa,” ujar Tu Bulqaini suatu ketika. Dayah ini tidak membebankan sepeser pun biaya kepada anak asuhnya. Biaya operasional, pembangunan dan pe­meli­ haraan semuanya berasal dari sumbangan masyarakat sekitar, lembaga sosial maupun donatur perorangan di Aceh dan di luar Aceh. “Setiap tahunnya kita juga menerima bantuan dari pemerintah, khususnya dari Dinas Sosial untuk sebagian anak-anak ini, yaitu Rp. 3.000,- perjiwa/hari. Memang tidak cukup, tapi itu sudah sangat membantu kami,” papar Tgk. Asqalani, STH, Sekretaris Dayah yang dihubungi via telepon. “Bagi yang ingin menyumbang, dapat mengantarkan langsung ke komplek dayah, apapun bentuk sumbangannya dan berapapun nilainya kami siap menerima dengan ikhlas,” lanjut Asqalani. Bagi yang tidak bisa langsung datang, Asqalani menyarankan donatur untuk mentrasfer bantuannya melalui rekening Bank Aceh Syariah Nomor : 610.01.04.000016-2 atas nama Markaz Al Ishlah Al Aziziyah Pendidikan di Markas al-Ishlah tidak semata-mata diajarkan di balai-balai atau di ruang kelas. Para santriwan dan santriwati juga terlibat langsung dalam membangun dan memelihara kelangsungan lembaga ini. Pantauan Santunan ketika berkunjung ke dayah ini, sebagian santri putra sedang mendirikan balok-balok kayu untuk ruang asrama baru, yang lainnya sedang memindahkan tanah berlebih dari lokasi yang akan digunakan sebagai dapur umum yang baru. Tidak ketinggalan pula santriwati yang dibantu relawan dari ibuibu sekitar komplek dayah ikut membantu mempersiapkan kebutuhan konsumsi seharihari. Selepas azan ashar, Santunan mohon pamit meninggalkan dayah ini. Dalam benak kami berdoa, semoga anak-anak yang dididik di sini nantinya dapat menjadi tokoh-tokoh utama yang memelihara kedamaian di Aceh di bawah naungan syariat Islam. Amin.[]

PROFIL DAYAH Nama Dayah : Lembaga Pendidikan Islam (LPI) Anak Korban Konflik Markaz Al-Ishlah Al-Aziziyah Tipologi Dayah : Pendidikan Terpadu Alamat Dayah : Jl. Tgk. Mohd Hasan No. 38 Dusun Mesjid Lueng Bata Kota Banda Aceh, Telp. 0651-635953. Jumlah Santri : 150 orang yang mukim, 115 orang non mukim Guru / Pengasuh : 20 orang Luas Lokasi : 6000 meter2 Fasilitas : 24 kamar ukuran 3x4 untuk santriwan sebagian kontruksi kayu, 30 kamar ukuran 3x4 untuk santriwati sebagian kontruksi kayu, 3 ruang belajar SMP (shelter bantuan BRR) dan 2 ruang kantor kontruksi kayu, 1 gedung Sekolah (4 ruang) permanen + 1 ruang pustaka dan 1 ruang kantor, 2 mushalla (santriwan/santriawti) kontruksi kayu, 1 dapur umum kontruksi kayu, 2 unit sumur bor, 2 mobil operasional

Tgk. H. Tu Bulqaini Tanjongan

Mereka Masa Depan Perdamaian Aceh Berbeda dengan dayah yang lain, santrisantri kami adalah yatim piatu korban konflik di Aceh. Berbeda dengan panti asuhan pada umumnya, di sini dididik ilmu agama seperti pada umumnya dayah tradisional di aceh, di samping juga tetap kita bekali pengetahuan umum dan pendidikan praktis. Misi utama kami adalah memutus rantai konflik yang terjadi di Aceh, anakanak dibimbing untuk melepaskan trauma pribadi akibat berbagai peristiwa yang mereka alami selama konflik, baik yang mereka alami secara langsung maupun ekses sampingan dari konflik itu sendiri. Dengan bekal ilmu agama yang memadai mereka diharapkan bisa menjadi manusia yang baik, berakhlak dan cinta damai. Mereka kita persiapkan menjadi motor bagi pecapaian masyarakat madani di Provinsi Aceh yang bersyariat Islam. Mereka juga dibekali dengan ilmu ke­trampilan praktis, yaitu ilmu yang bisa mereka pergunakan untuk mencari nafkah dan hidup secara mandiri di tengah-tengah masyarakat. Bahkan yang memiliki bakat khusus, sengaja kita sekolahkan ke SMK sehingga kemampuannya bisa menjadi maksimal. Di antara ketrampilan praktis yang

dibekalkan kepada anak-anak ini misalnya menjahit dan membuat berbagai macam penganan bagi yang putri. Yang putra tentu lebih beragam lagi, mulai dari memperbaiki jam tangan, barang elektronik hingga kemampuan untuk menangani kendaraan bermotor. Anak-anak ini sedari awal memang kami ajari hidup prihatin dan tidak manja. Meskipun semua kebutuhan mereka ditanggung dayah melalui sumbangan para donatur, anak-anak ini tetap kita libatkan dalam pembangunan dan pemeliharaan dayah sehari-hari, seperti piket jaga, pelaksanaan kebersihan, persiapan makanan harian, hingga membangun fasilitas barak sederhana untuk tempat tinggal santri, itu bisa anda saksikan sendiri tentunya. Harapan saya, mereka akan menjadi masa depan aceh yang gemilang, yang damai dan maju di bidang ekonomi dan pengetahuan. Meskipun yang bisa kami didik terbatas, hanya 150 saja, baru bisa ditambah santri baru jika yang lama sudah ada yang selesai pendidikannya setara SMA. Kami tetap yakin bahwa mereka akan mejadi modal yang berarti dalam membina umat yang lebih baik, insya Allah. [aba] Santunan

Maret 2012

23


KEMENTERIAN AGAMA

KANTOR WILAYAH PROVINSI ACEH Jl. Tgk. Abu Lam U No. 9 Telp. (0651) 22442-22412-22510 Banda Aceh 23242

Kepada Yth. 1. Para Kepala Bidang pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Aceh; 2. Saudara Kepala Kantor Kementerian Agama Kab/Kota; 3. Saudara Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan; 4. Saudara Kepala Madrasah (MI, MTs dan MA). dalam Provinsi Aceh masing-masing di tempat

Banda Aceh, 12 Maret 2012

SURAT EDARAN

Nomor : Kw.01.1/4/HM.00/665/2012 TENTANG

PENERBITAN MAJALAH SANTUNAN Dengan hormat. Berkenaan dengan pembenahan manajemen Majalah Santunan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh Tahun 2012, kami sampaikan sebagai berikut : 1. Majalah Santunan รกdalah majalah internal Kementerian Agama Provinsi Aceh dan setiap aparatur Kementerian Agama Provinsi Aceh bertanggung jawab terhadap keberadaan majalah ini. 2. Setiap PNS Kementerian Agama Provinsi Aceh wajib mengambil dan berlangganan majalah ini setiap bulan dan bersedia mengganti biaya ongkos cetak sebesar Rp.9.500,- (sembilan ribu lima ratus rupiah) yang dipotong oleh masing-masing bendahara Satuan Kerja untuk selanjutnya oleh Bendahara Satker disetor ke rekening Majalah Santunan. 3. Untuk edisi perdana tahun 2012 ini, Majalah Santunan langsung dikirim ke alamat masing-masing Satuan Kerja dengan menggunakan jasa PT. Pos Indonesia. Dan diharapkan kepada Saudara untuk: a. Mendata kembali jumlah PNS (menurut daftar gaji) pada masing-masing Satuan Kerja sebagai pelanggan Majalah Santunan dan memberitahukan perubahan jumlah pelanggan majalah secara resmi ke bagian usaha Majalah Santunan. b. Meminta Bendahara Satker untuk memungut biaya pengganti ongkos cetak Majalah Santunan sebesar Rp.9.500,(sembilan ribu lima ratus rupiah) pada setiap PNS setiap bulan untuk selanjutnya oleh Bendahara Satker disetor ke rekening Majalah Santunan. c. Mengirim nama-nama Bendahara Satker beserta nomor kontak person untuk memudahkan konfirmasi. 4. Pembayaran pengganti ongkos cetak Majalah Santunan dikirim setiap bulan dan atau per edisi langsung oleh Bendahara Satker ke Rekening Majalah Santunan Kanwil Depag Prov. NAD QQ. JL. Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh Pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Kantor Cabang Banda Aceh Nomor 0037-01-002219-30-7. 5. Pembayaran biaya pengganti ongkos cetak Majalah Santunan diterima selambat-lambatnya tanggal 25 setiap bulannya. 6. Untuk memudahkan pengecekan dan pembukuan, pada lembaran slip penyetoran di bank mohon ditulis KODE SATKER masing-masing sesuai Kode Satker Dalam DIPA. Contoh (MIN Laweung Kab. Aceh Pidie, Kode Satker 587451). Kemudian menulis nama penyetor, jumlah setoran dan edisi yang disetor. Bukti slip penyetoran dikirim ke alamat: usahasantunan@ gmail.com. (contoh setoran terlampir) 7. Karena ada sejumlah Biro Daerah Majalah Santunan yang diduga menunggak setoran biaya ongkos cetak majalah, dan untuk penertiban laporan keuangan majalah, kami mohon bantuan Saudara Kepala Kantor Kementerian Agama untuk meminta penjelasan dari petugas biro daerah Majalah Santunan untuk dilaporkan secara tertulis kepada kami dalam waktu yang tidak terlalu lama. 8. Karena Majalah Santunan adalah milik kita bersama, kami minta seluruh pejabat Kementerian Agama Aceh, Pimpinan Satuan Kerja dan seluruh aparatur Kementerian Agama Provinsi Aceh untuk berpartisipasi dan berkontribusi aktif pada majalah ini. 9. Untuk konfirmasi dan penjelasan lebih lanjut dapat menghubungi bagian usaha Majalah Santunan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, melalui Hp. 085277759339 dengan Saudara Darwin. Demikian disampaikan untuk dimaklumi dan diindahkan. Terima kasih.


KANWIL

198.216 Siswa Ikuti UASBN-PAI  Khairuddin Aba

Senin (12/3) sejumlah 198.216 orang siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat di Provinsi Aceh mengikuti Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) untuk matapelajaran Pendidikan Agama (PA). Ujian ini dilaksanakan serentak di seluruh sekolah di Aceh selain Madrasah Aliyah, karena pada Madrasah Aliyah, mata pelajaran agama telah menjadi bidang studi khusus yang terbagi kepada beberapa mata pelajaran, yakni Fiqh, Quran-Hadits, Bahasa Arab, Akidah Akhlak dan Sejarah Islam. demikian pula halnya dengan Mdrasah Tsanawiyah dan Madrasah Ibtidaiyah. Untuk siswa Sekolah Menegah Pertama (SMP) dan sederajat, UASBN-PA akan dilaksanakan pada tanggal 26 Maret 2012 dan UASBN-PA Sekolah Dasar (SD) akan dilaksanakan pada tanggal 02 April 2012. Kasubbag Hukmas dan KUB Kanwil Kemenag Aceh, Juniazi, M.Pd mengatakan bahwa materi soal untuk ujian nasional matapelajaran agama ini, 75% dipersiapkan oleh Tim Kementerian Agama Pusat, dan 25% disiapkan oleh Tim dari Kanwil

Kementerian Agama Provinsi Aceh. Dengan adanya UASBN-PA ini maka diharapkan perhatian anak didik terhadap matapelajaran agama akan lebih serius karena sama-sama diujiankan secara nasional dan menentukan kelulusan mereka dari sekolah asal. “Alhamdulillah UASBN yang diseleng­ garakan di tingkat SMA/SMK sederajat di Aceh berlangsung sukses,” tambah Juniazi. UASBN PAI yang diikuti ratusan ribu peserta di provinsi berpenduduk sekitar 4,6 juta jiwa itu dilaksanakan serentak diseluruh Aceh pada Senin dari jam 08.00 WIB sampai 09.30 WIB. Kakanwil Kementerian Agama Aceh, Drs.H. Ibnu Sa`dan, M.Pd secara terpisah menyampaikan bahwa instrumen ujian ber­taraf nasional ini diharapkan bisa meningkatkan pemahaman dan pengamalan agama pada diri generasi muda Indonesia, khususnya di provinsi Aceh yang bermuara peningkatan akhlak, moral, ketertiban dan kelangsungan perdamaian dan pelaksanaan Syariat Islam.[]

Jadwal Ujian UASBN-PAI SMA (12 Maret 2012) UASBN-PAI SMP (26 Maret 2012) UASBN-PAI SD (02 April 2012) UAMBN MA (19-21 Maret 2012) UAMBN MTs (26-28 Maret 2012) UAMBN MI (02-04 April 2012) Ujian Nasional MA (16-19 April 2012) Ujian Nasional MTs (23-26 April 2012) Ujian Nasional MI (07-09 Mei 2012) Santunan

Maret 2012

25


APBN Defisit, DIPA Kemenag Dipotong  Khairuddin Aba

Manasik Full, Haji Mabrur  Abdullah AR Seiring dengan ketibaan musim haji 2012, kian banyak masyarakat yang ingin menge­ tahui tentang mekanisme pelaksanaan ibadah haji. Ini karena kewajiban melaksanakan rukun Islam kelima itu hanya sekali dalam seumur hidup. Kewajiban ‘berziarah’ yang sekali saja itu, seakan segala-galanya bagi umat Islam, dan tak berlebihan bila calon jamaah mengharapkan kesempurnaan pelaksanaan rukun, wajib, dan sunat di sana. Penguasaan ilmu manasik, bagian penting dari makna istitha’ah itu sendiri. Di samping kemampuan financial dan kondisi kesehatan yang prima. Maka sangat beralasan bila jamaah ingin mengetahui di mana, kapan, dan bagaimana memahami ilmu manasik yang amat sangat penting itu. Maka ada tempat manasik yang lebih terkenal, tinimbang lainnya. Sebagian masyarakat telah mempelajarinya secara otodidak dan bahkan melalui ulama dan praktisi di tempatnya masing-masing. Ini sejalan dengan tujuan pemerintah yang terus mendorong agar jamaah mandiri di sini dan di sana, tanpa bergantung secara berlebihan dengan petugas, pembimbing, kelompok bimbingan dan pihak lainnya. Kewajiban pemerintah sesuai amanat UU Nomor 13/2008 bertujuan memberikan pembinaan, pelayanan dan perlindungan yang sebaik-baiknya bagi jamaah haji sehingga jamaah haji dapat menunaikan ibadahnya sesuai dengan

26

Santunan

Maret 2012

ketentuan ajaran Islam. Pembinaan yang dimaksud antara lain, memastikan bahwa seluruh jamaah haji yang akan diberangkatkan ke tanah suci telah pernah mendapatkan ilmu manasik haji dari pemerintah dalam hal ini Kemenag secar full. Untuk tingkat kecamatan sebanyak 11 kali pertemuan dan untuk tingkat Kabupaten/Kota empat kali pertemuan. Kesemuanya itu anggaran pelaksanaannya dibebankan pada dana efisiensi setoran awal BPIH dan tidak lagi dibebankan pada jamaah calon haji. Dengan demikian, jamaah calon haji yang akan berangkat tidak perlu merasa resah tidak mendapatkan bimbingan manasik yang memadai, karena Kankemenag kabupaten/kota dan KUA kecamatan akan menghubungi jamaah yang akan diberangkan pada tahun berjalan tersebut. Di samping pembinaan manasik yang dilaksanakan di tingkat Kabupaten/Kota dan kecamatan tersebut, jamaah masih dapat mengakses atau mengikuti manasik haji yang diberikan pemerintah pusat melalui radio, beberapa stasiun televisi nasional maupun lokal dengan pengaturan jadwal yang akan disosialisasikan kepada publik. Harapannya, jamaah calon haji merasa nyaman, mendapatkan pelayanan yang maksimal mandiri dalam beribadah, dan merasa puas sehingga kemabruran haji bukan sesuatu yang utopis akan tetapi benar-benar menjadi kenyataan.[]

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2012 mengalami defisit, khususnya untuk kompensasi susbsidi siswa miskin dan lain-lain. Oleh karenanya, Anggaran DIPA Kementerian dan Lembaga Negara akan dipotong untuk menutupi defisit ini. Demikian disampaikan Pgs. Kepala Biro Perencanaan Kementerian Agama RI, Drs. H. Zubaidi, M.Ed. melalui suratnya yang ditujukan kepada Sekretaris Unit Eselon I, Kepala Biro dan Kepala Pusat di Lingkungan Setjen, Rektor UIN/IAIN/IHDN, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi, Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, Kepala Balai Diklat Keagamaan, dan Kepala Balai Litbang Agama di seluruh Indonesia, tertanggal 29 Februari 2012, nomor SJ/B.I/2.3.4/ KU.00.2/825/2012. Menindaklanjuti hasil rapat dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian tanggal 28 Februari 2012, untuk Kementerian Agama, jumlah anggaran tahun 2012 yang akan terkena pemotongan sebesar Rp. 2.542.079.642.300,yang bersumber dari belana barang operasional lainnya sebesar Rp. 2.424.320.344.300,- dan belanja pegawai (termasuk transito) sebesar Rp. 117.759.298.000,-. Meskipun terjadi pemotongan, namun secara umum tidak mengurangi biaya tetap seperti belanja pegawai (gaji) dan belanja barang operasional penyelenggaraan kantor. [] Daftar Pagu Belanja yang dipotong: 512412 Belanja Pegawai Transito 521219 Belanja barang non-operasional lainnya 521213 Honorarium yang melekat pada output 522131 Belanja jasa konsultan 522151 Belanja jasa profesi 522191 Belanja jasa lainnya 524119 Belanja perjalanan dinas lainnya DN 524219 Belanja perjalanan dinas lainnya LN


SUSUNAN DEWAN PENGURUS WILAYAH (DPW) ASOSIASI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INDONESIA (AGPAII) PROVINSI ACEH MASA BHAKTI 2011-2016 DEWAN PEMBINA: GUBERNUR PROVINSI ACEH WAKIL GUBERNUR PROVINSI ACEH KAKANMENAG PROVINSI ACEH DINAS PENDIDIKAN PROVINSI ACEH MUSPIDA PROVINSI ACEH DEWAN PENASEHAT: Prof. Dr. H. Farid Wajdi Ibrahim, MA Prof. Dr. H. Muslim Ibrahim, MA Drs. Saidulkarnain Ishak Drs. H. Saifuddin AR H. Idris, S. Ag, M. Pd Drs. Taharuddin

AGPAII Aceh Dilantik  Muhammad Yakub Yahya Ketua Umum DPP AGPAII, Drs. H. Afrizal Abuzar, M.Pd, melantik Dewan Pengurus Wilayah (DPW) AGPAII (Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia) di The Pade Hotel. Pelantikan dirangkai dengan Rapat Kerja Guru PAI SD, SMP, SMA, dan SMK se Aceh (30-31/2011 – 1/1/2012). “Kelahiran DPW AGPAII di Aceh tidak terlepas dari peran semua pihak sejak Desember 2010 yang lalu, di antaranya kiprah Drs. Taharuddin, MA (Kasi Kurikulum Mapenda Kanwil Kemenag), Drs. H. Saifuddin AR (Kabid Mapenda). Dengan sinergitas bersama dan kerjasama dengan lembaga SEDIA, dukungan dari Ketua Madrasah Developmen Center (MDC) Dr. H. Djailani AR, M.Pd, serta pihak lainnya, keberadaan asosiasi guru, serta kegiatan di hotel itu dapat dilaksanakan,” papar Ketua Panitia, Ahlul Fikri, S.Pd.I, M.Pd (SMA 1 Leupung Aceh Besar). Ketua DPP AGPAII Aceh, Drs. H. Afrizal Abuzar, M.Pd menuturkan, “Sejarah AGPAII terdapat beberapa problema yang mendera PAI. Sejalan dengan itu, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dengan segala dampak ikutannya, membawa tantangan tersendiri terhadap fenomena kehidupan beragama. Makasetiap Guru PAI dituntut untuk dapat berperan secara aktif dalam menampilkan nilai-nilai agama yang dinamis, damai, toleran, dan inklusif, sehingga mampu mengarahkan berbagai kemajuan juga tantangan zaman yang dihadapinya.” Kakanwil Kemenag Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd, menilai “Walaupun lama masanya dalam mempersiapkan acara pelantikan itu, tapi kita mengambil sisi positifnya saja artinya dengan kematangan persiapan ke depan akan lebih kuat menghadapi tantangan dan hambatan dalam melaksanakan program-programnya.” “Prioritas utama DPW AGPAII Aceh, segera menyusun langkah pembentukan DPD seluruh kabupaten/kota di Aceh,” ajak Ketum DPW AGPAII, Drs. Muchlis Yacob (SMA 1 Banda Aceh). “Agenda pelantikan dihadiri Kakanwil Kemenag Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd, Sekretaris Disdik Aceh, Zulkifli Saidi, S.Pd, mewakili Kapolda, Wali Kota Banda Aceh, Kepala Badan Pendidikan Dayah, mewakili Kadis Syariat Islam Aceh, mewakili LPMP Aceh, Kakankemenag Aceh Besar dan Banda Aceh, Kasi Mapenda, Kasi Kurikulum, dan Kasi Supervisi dan Evaluasi pada Kanwil Kemenag, mewakili PGRI Aceh, Ketua KOBAR – GB Aceh dan lainnya,” pungkas Sekum, Muhammad Yani, S.Pd.I, M.Ag (SMA 1 Peukan Bada Aceh Besar). []

Ketua Umum Ketua I Ketua II Ketua III Sekretaris Umum Sekretaris I Sekretaris II Sekretaris III Bendahara Umum Bendahara I Bendahara II

DEWAN PENGURUS WILAYAH: : Drs. Muchlis Yacob SMAN 1 Banda Aceh : Marwan Fikry, S. Ag, M. Pd SMPN 19 Percontohan B. Aceh : Ahlul Fikri, S. Pd.I, M. Pd SMAN 1 Leupung Aceh Besar : Nurdin Yacob, S. Ag, M. Pd SMPN 16 Banda Aceh : Muhammad Yani, S. Pd,I, M.Ag SMAN 1 Peukan Bada A. Besar : Diana Safitri, S. Pd.I SDN 22 Banda Aceh : Syarifah Musanna, S. Ag SMAN 1 Kuta Baro : Fakhruddin, S. Ag SMPN 2 Blang Bintang : Hj. Nurbahri, S. Ag, M. Pd SDN 1 Banda Aceh : Bustami, S. Ag SDN 20 Banda Aceh : Drs. Ali Nurdin SMK Mesjid Raya Aceh Besar

1. Kurikulum dan Evaluasi Saifullah, S. Ag Dra. Yusniar Abdullah Jibauti, S. Ag Mustajab, S. Ag Dra. Juwarna

DEPARTEMEN – DEPARTEMEN:

2. Ketenagaan dan Kesra Dra. Hj. Fatimah Umi Buchari, M.Pd Muhammad, S. Ag Hasan Siman, S. Ag Arjuna, S. Ag 3. Kelembagaan dan Organisasi Ito Nangar, S.Ag, MA H. Mustafa Muhammad, S. Ag Wardiani Ahmad, S. Pd.I Nazhifuddin, S. Pd.I 4. Kesiswaan Bahrullah, S. Ag, MA Zulkarnaini, S. Pd.I Drs. M. Kasim Yahya Dra. Zahida Sulaiman Drs. Mulyadi 5. Humas Kamaruddin, S. Ag Andi Firmansyah, S.Pd.I, MA Abu Bakar, S. Ag Aminah, S. Ag Rizal, S. Pd.I

SMPN 5 Seulimum Aceh Besar SMPN 13 Banda Aceh SDN 8 Sabang SMAN 1 Kuta Baro Aceh Besar SMKN 2 Banda Aceh SMPN 8 Banda Aceh SDN 2 Banda Aceh SMAN 1 Sawang Aceh Selatan SMPN 1 Kuta Cot Glie A.Besar SMAN Modal Bangsa SMAN 10 Fajar Harapan SMPN 3 Banda Aceh SDN Cot Meuraja Aceh Besar SMAN 1 Lhoknga Aceh Besar SMPN 2 Banda Aceh SMAN 8 Banda Aceh SMPN 3 Seulimum Aceh Besar SMKN 3 Takengon Aceh Tengah SMAN 3 Banda Aceh SMPS Nurul Huda Lamno SMAN Lembah Sabil ABDYA SMPN 1 Lhoknga Aceh Besar SMPN 3 Peudada Bireuen

6. Litbang Eddy Nur, S. Pd.I Drs. Tarimin Drs. Sanusi Miswar, S. Ag M. Noor Arief, S. Ag

SD Percontohan Banda Aceh SDN 32 Banda Aceh SMAN 11 Banda Aceh SMPN 1 Montasik Aceh Besar SMAN1 Darul Amin A. Tenggara

7.

SMAN Modal Bangsa SMAN Unggul Langsa SDN 12 Banda Aceh SMAN 1 Sibreh Aceh Besar SMKN 1 Simeulue

Bantuan Hukum (Advokasi) Drs. Nurdin Ubit Drs. M. Thaib Khamisna, S. Ag Drs. Marwan Abdullah M. Fahmi Nasution, S. Ag

Santunan

Maret 2012

27


28

Santunan, Maret 2012

KEPENDIDIKAN

Pada bagian yang lalu (lihat Santunan edisi 01, Februari 2012 M/ Rabiul Awal 1433 H) telah penulis paparkan apa saja ranah atau aspek penilaian, dimensi, indikator dan teknik penilaian kelas pada kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia. Berikut ini penulis paparkan pula ranah atau aspek penilaian, dimensi, indikator dan teknik penilaian kelas pada kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan keperibadian serta kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. 2. Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian Ranah penilaian pendidikan kewarganegaraan terdiri dari dua aspek yaitu pengetahuan dan sikap. Dimensi yang dinilai meliputi penguasaan konsep, penguasaan nilai-nilai dan penerapan. Dimensi penguasaan konsep adalah bagian pengetahuan. Sedangkan penguasaan nilai-nilai dan penerapan dalam wujud tingkah laku keseharian adalah adalah sikap. Indikator yang diukur dari penguasaan konsep adalah kemampuan peserta didik berfikir secara rasional, kritis dan kreatif sehingga mampu memahami berbagai wacana kewarganegaraan serta memiliki ketrampilan intelektual. Sedangkan indikator yang diukur dari penguasaan nilai-nilai dan penerapan dalam wujud tingkah laku keseharian adalah keterampilan berpartisipasi secara demokratis, bertanggung jawab, memiliki watak dan kepribadian yang baik, sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat serta bernegara. Teknik penilaian aspek pengetahuan dapat dilakukan dengan menggunakan tes lisan, tertulis, penugasan dan portofolio. Sedangkan penilaian sikap dilakukan melalui observasi tentang perubahan prilaku dan sikap untuk menilai perkembangan afeksi dan kepribadian peserta didik. Untuk pengamatan indikator aspek kepribadian dan prilaku dapat dilihat contohnya pada tabel berikut:

1.

ASPEK KEPRIBADIAN Bertanggungjawab

2.

Percaya diri

a. Tidak mudah menyerah b. Berani menyatakan pendapat c. Berani bertanya d. Mengutamakan usaha sendiri daripada bantuan

3.

Saling Menghargai

a. Menerima pendapat yang berbeda b. Memaklumi kekurangan orang lain c. Mengakui kelebihan orang lain d. Dapat bekerjasama

4.

Bersikap Santun

a. Menerima nasihat pendidik b. Menghindari permusuhan dengan teman c. Menjaga perasaan orang lain Kompetitif

5.

Kompetitif

a. Berani bersaing b. Menunjukkan semangat berprestasi c. Berusaha ingin lebih maju d. Memiliki keinginan untuk tahu

No

INDIKATOR PERILAKU a. Tidak menghindari kewajiban b. Melaksanakan tugas sesuai dengan kemampuan c. Menaati tata tertib madrasah d. Memelihara fasilitas madrasah

Konsep Dasar Penilaian Kelas 3. Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Penilaian kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), terdiri atas penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan dan pemerintah. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik, bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses pembelajaran. Mata pelajaran pada kelompok Iptek terdiri dari Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan IPA. Penilaian yang dilakukan oleh pendidik dapat melalui ulangan harian, pokok bahasan, blok, penugasan atau bentuk lain. Satuan pendidikan melalui ujian mdrasah (UM) dan oleh pemerintah melalui ujian nasional (UN). a. Matematika Ranah penilaian matematika terdiri dari tiga yaitu pengetahuan, sikap dan praktik. Dimensi yang dinilai meliputi pemahaman konsep, sikap menghargai kegunaan matematika, penalaran dan komunikasi serta pemecahan masalah. Jika dikelompokkan, aspek pemahaman konsep adalah bagian kognitif, sikap menghargai keguanaan matematika adalah afektif sedangkan penalaran dan komunikasi serta pemecahan masalah adalah praktik. Indikator yang diukur dari pemahaman konsep adalah kompetensi peserta didik tentang kemampuan menjelaskan keterkaitan antar konsep, mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. Indikator yang diukur dari sikap adalah kompetensi peserta didik menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, rasa ingin tahu, perhatian, minat, keuletan dan sikap percaya diri dalam pemecahan berbagai masalah matematika. Sedangkan indikator yang diukur dari penalaran adalah kompetensi peserta didik menggunakan penalaran pada pola matematika, sifat, melakukan generalisasi, menyusun bukti, menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. Indikator komunikasi adalah kompetensi peserta didik mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. Sedangkan indikator yang diukur dari pemecahan masalah adalah kompetensi peserta didik dalam memecahkan berbagai masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. Teknik penilaian aspek pengetahuan dapat dilakukan dengan menggunakan tes lisan, tertulis, penugasan dan portofolio. Penilaian aspek sikap dapat dilakukan melalui pengamatan, pertanyaan langsung dan laporan pribadi terhadap perubahan sikap dan tingkah laku. Sedang penilaian praktik dapat dilakukan melalui tes lisan, tes performance (kinerja), tes praktik, portofolio, produk, proyek dan penugasan.


Untuk mengukur aspek praktik diperoleh dari kompetensi peserta didik dalam menyelesaikan tugas dan atau produk yang dihasilkan. Tes praktik, dapat dilakukan melalui tes keterampilan tertulis, tes identifikasi, tes praktik simulasi atau pun tes uji petik contoh kerja. b. Bahasa Rumpun mata pelajaran bahasa terdiri dari bahasa Indonesia, Inggris dan bahasa Arab. Ranah penilaiannya terdiri dari tiga yaitu pengetahuan, praktik dan sikap. Dimensi yang dinilai meliputi kompetensi pemahaman konsep, mendengarkan, berbicara, membaca, menulis dan sikap. Kompetensi pemahaman konsep bahasa adalah pengetahuan. Kompetensi mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis adalah praktik. Sedangkan kepribadian, rasa ingin tahu, perhatian, minat, keuletan dan sikap percaya diri dalam berbahasa sehari-hari adalah sikap. Indikator yang diukur dari pemahaman konsep adalah kompetensi peserta didik dalam memahami totalitas konsep-konsep bahasa yang menekankan pada fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Indikator mendengarkan antara lain kemampuan memahami, menulis (imlak) dan mengkomunikasikan yang didengarkan. Untuk indikator berbicara di antaranya kelancaran berbicara, kefasihan, keteraturan kata dalam kalimat, gaya, mimik, intonasi, kejelasan berbicara dan tata bahasa. Indikator membaca di antaranya kelancaran, kesempurnaan bacaan, tata bahasa, pemahaman isi bacaan dan mengkomunikasikan isi bacaan, Sedangkan indikator menulis di antaranya kesempurnaan penulisan kata dan kalimat, inherensi, koherensi, kesempurnaan kata dan kalimat, kebersihan dan kerapian, keindahan tulisan, tata bahasa dan kesesuaian isi dengan langkah penulisan. Teknik penilaian aspek pengetahuan dapat dilakukan dengan menggunakan tes lisan, tertulis dan penugasan. Penilaian praktik dapat dilakukan melalui tes lisan, tes performance (kinerja), tes praktik, portofolio, produk, proyek dan penugasan. Sedang penilaian aspek sikap dapat dilakukan melalui pengamatan, pertanyaan langsung dan laporan pribadi terhadap perubahan sikap dan tingkah laku. Penilaian rumpun ini bersifat autentik dan pragmatik. Selain itu, komunikasinya bersifat nyata dan senantiasa melibatkan lebih dari satu keterampilan berbahasa. Karenanya guru harus memperhati­ kan keterpaduan antara berbagai kompetensi berbahasa. Sedangkan aspek sastra sudah melekat pada keempat aspek tersebut yang dijadikan sebagai alat untuk mengembangkannya. c. IPS Rumpun mata pelajaran IPS terdiri dari geografi, ekonomi, sosiologi, sejarah dan antropologi. Ranah penilaiannya terdiri dari tiga yaitu pengetahuan, sikap dan praktik. Dimensi yang dinilai meliputi pemahaman konsep, komitmen dan kesadaran, berpikir logis dan kritis serta kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi. Dimensi pemahaman konsep adalah bagian

Mardin M. Nur pengetahuan. Komitmen dan kesadaran serta berpikir logis dan kritis adalah sikap. Sedangkan kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi adalah praktik. Indikator yang diukur dari pemahaman konsep adalah kemampuan mengenal konsep-konsep atau teori yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. Indikator yang diukur dari komitmen dan kesadaran adalah komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. Sedang berpikir logis dan kritis adalah kemampuan dasar untuk berpikir yang dapat diterima akal sehat, tajam sesuai realita, mampu memecahkan masalah dan terampil dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Untuk indikator kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi adalah kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk baik di tingkat lokal, nasional dan global. Teknik penilaian aspek pengetahuan dapat dilakukan dengan menggunakan tes lisan, tertulis dan penugasan. Penilaian sikap dapat dilakukan melalui pengamatan, pertanyaan langsung dan laporan pribadi terhadap berbagai aktivitas sosial kemasyarakatan. Sedangkan penilaian praktik dapat dilakukan melalui tes lisan, tes performance (kinerja), tes praktik, portofolio, produk, proyek jurnal, inventori dan penugasan. d. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Ranah penilaian TIK terdiri dari praktik, sikap dan pengetahuan. Dimensi yang dinilai terdiri dari pengolahan dan pemanfaatan informasi, etika pemanfaatan dan penguasaan konsep. Jika dikelompokkan, dimensi pengolahan dan pemanfaatan informasi adalah praktik. Etika pemanfaatan adalah sikap dan pemahaman konsep, pengetahuan. Aspek yang palaing dominan dikembangkan adalah kompetensi praktik dan sikap. Indikator yang diukur dari pengolahan dan pemanfaatan informasi adalah kemampuan peserta didik mengakses, mengklasifikasi dan menafsirkan informasi serta menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Indikator yang diukur dari etika pemanfaatan adalah nilai-nilai moral yang muncul dari peserta didik dalam pemanfaatan TIK. Sedangkan indikator pemahaman konsep adalah kemampuan mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan pemanfaatan TIK. Untuk mengukur aspek praktik diperoleh dari kompetensi peserta didik dalam menyelesaikan tugas dan atau produk yang dihasilkan. Tes praktik, dapat dilakukan melalui tes keterampilan tertulis, tes identifikasi, tes praktik simulasi atau pun tes uji petik contoh kerja. Hasil penugasan dapat berupa produk yang mencerminkan kompetensi peserta didik. Hasil portofolio yang berupa kumpulan hasil kerja berkesinambungan dapat dipakai sebagai informasi yang menggambarkan perkembangan kompetensi peserta didik. Tes sikap ilmiah, minat, dan motivasi belajar dapat dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan. Sedangkan tes pengetahuan dapat dilakukan melalui ujian tulis dan lisan. [bersambung] Santunan

Maret 2012

29


30

Santunan, Maret 2012

LENSA

Penyerahan Sertifikat Sertifikasi Guru PAI dari LPTK-AI Fak. Tarbiyah IAIN Ar-Raniry, Drs. Nurdin Manyak, MA, kepada Kabid Mapenda Kanwil Kemenag Aceh, Drs. H. Saifuddin, Rabu (29/2) di aula Kanwil Kemenag Aceh.

Kakanwil melakukan peusijuek jamaah umrah perdana via Bandara Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh, Selasa (6/3).

Kakanwil dipeusijuk ketua MPU Pidie, Abon Mukhtar Wahab Teupin Raya saat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Pidie, Kamis (8/3).

Ketua BP4 Aceh, Drs. Tgk. H. A. Gani Isa, SH, M.Ag, Jumat (24/2) melantik Pengurus BP4 Kab. Bener Meriah di Simpang Tiga Redelong.

Siswa MIN Sinabang sedang serius mengikuti tryout UN beberapa waktu lalu.

30

Santunan

Maret 2012

Karyawan Kanwil Kemenag Aceh saat Apel Pagi, Senin (5/3).


Kakanwil Kemenag Aceh menandatangani MOU tentang Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana dengan BKKBN Provinsi Aceh, Kamis (23/2).

Abon Samahani Tgk. H. Ibrahim Hasyim saat memberikan kuliah singkat, Rabu (14/3) di Mushalla Kanwil Kemenag Aceh. Kakanwil Kemenag Aceh saat memantau pelaksanaan UASBNPAI di salah satu SMA di Banda Aceh, Senin (12/3).

Kakanwil bersilaturrahmi ke Ponpes Bustanul Arifin Bener Meriah, Jumat (24/2). Santunan

Maret 2012

31


32

Santunan, Maret 2012

TAFSIR

Tadabbur Alquran (Penafsiran ayat 24 surat Muhammad) oleh Jabbar Sabil, MA

Allah swt. berfirman:

bumi dan memutuskan hubungan ke­ keluargaan? (QS. Muhammad [47]: 22).

Maka apakah mereka tidak memper­ hatikan Al-Qur’an ataukah hati mereka terkunci? (QS. Muhammad [47]: 24). Memerhatikan munâsabah-nya, ayat 24 surat Muhammad ini berbicara tentang orang-orang munafik dalam konteks jihad fi sabilillah. Alquran merekam sebuah peristiwa di Madinah sebelum meletusnya perang Uhud, di mana kaum muslimin meminta ketegasan sikap Rasul mengenai jihad. Mereka berharap akan turunnya ayat yang secara tegas memerintahkan jihad, lalu Alquran memberi tanggapan:

Dan orang-orang yang beriman berkata: “Mengapa tiada diturunkan suatu surat?” Maka apabila diturunkan suatu surat yang jelas maksudnya dan disebutkan di dalamnya (perintah) perang, kamu lihat orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya memandang kepadamu seperti pandangan orang yang pingsan karena takut mati, dan kecelakaanlah bagi mereka. (QS. Muhammad [47]: 20). Apa yang diramalkan Alquran terbukti ketika perang Uhud pecah pada bulan Syawal tahun ketiga hijrah, tiga tahun setelah turunnya ayat ini. Saat pasukan kaum muslimin sampai di pertengahan jalan antara Madinah dan Uhud (tempat bernama Syaikhan), Abdullah ibn Ubay melancarkan provokasi. Ia menyatakan ekspedisi ini sebagai tindakan bunuh diri, maka sepertiga pasukan berbalik arah, tinggallah pasukan muslimin sejumlah 700 orang, menghadapi 3000 orang pasukan musyrikin Quraysy. Peristiwa berbaliknya Ibn Ubay cs. merupakan puncak, di mana kemunafikan yang selama ini disimpan secara rapi sudah tak bisa disembunyikan lagi. Alquran meng­ abadikan peristiwa ini dalam ayat berikut:

Dan supaya Allah mengetahui siapa orangorang yang munafik. Kepada mereka dikatakan: “Marilah berperang di jalan Allah atau pertahankanlah (dirimu).” Mereka berkata: “Sekiranya kami mengetahui akan terjadi peperangan tentulah kami mengikuti kamu.” Mereka pada hari itu lebih dekat kepada kekafiran dari pada keimanan. Mereka mengatakan dengan mulutnya apa yang tidak terkandung dalam hatinya. Dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan. (QS. Ali Imran [3]: 167). Memerhatikan ayat ini, apa istimewanya Ibn Ubay cs. sehingga Alquran mengabadikan kisah mereka? Kiranya hal ini terjawab oleh ayat berikut: Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka. (QS. Muhammad [47]: 23). Ternyata Alquran bermaksud agar umat Islam yang hidup lebih belakangan, menjadikan kisah orang-orang yang ada penyakit di hatinya ini sebagai pelajaran. Fakhruddin al-Razi (w. 606 H) dalam al-Tafsir al-Kabir menjelaskan, bahwa ketika membicarakan rencana jihad, para munafik berkata: “Bagaimana kami berperang, sementara perang menimbulkan bencana, padahal orang-orang Arab itu zawil arham kami, dan bagian dari kabilah kami.” Lalu Alquran menganulir hujah mereka:

Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka

Ayat ini tidak sekedar mematahkan hujah mereka, tapi sekaligus membalikkan senjata kepada tuannya. Sebab hujah yang dibuatbuat untuk menghindari ‘kesusahan’ perang justru membongkar kedok kemunafikan mereka. Faktanya, intensitas mudarat yang ditimbulkan musyrikin Quraysy akan lebih besar jika umat Islam diam, dan pemutusan hubungan keluarga malah tak terelakkan jika kaum muslimin tidak menguasai kembali tanah kelahiran mereka. Kemusyrikin Quraysy lah sumber kerusakan, dan itu hanya bisa berubah jika kepemimpinan dipegang oleh umat yang jiwanya dipenuhi kasih sayang. Bukankah Islam melarang keras berbuat kerusakan (fasad) di muka bumi? Bukankah Islam melarang keras memutus silaturrahim? Maka tepat sekali jika Alquran justru menanggapi hujah para munafik ini dengan cara balik bertanya; “Apakah umat yang dianugerahi kebajikan, dan diajarkan kasih sayang akan berbuat kerusakan jika mereka berkuasa? Apakah orang yang diwajibkan membina silaturrahim ini justru akan memutusnya jika ia yang memimpin? Sebelum dijawab mari melihat fakta, bahwa kerusakan dan memutus silaturrahim oleh musyrikin Quraysy sudah nyata dialami. Maka jelas alasan itu hanya lah kedok untuk menutupi keengganan mereka menanggung susah bersama kaum beriman. Mereka hanya ingin memetik keuntungan material dari kaum muslimin, maka Alquran menyingkap kebohongan mereka: “apakah mereka tidak memerhatikan Alquran ataukah hati mereka terkunci?” Sungguh sangat tepat ungkapan Alquran ini, sebab Ibn Ubay cs. tidak lekang bergaul bersama Rasulullah dan kaum muslimin. Ia mengikuti pengajian bersama Rasul dan menyaksikan turunnya ayat-ayat Alquran, jadi hampir tidak masuk akal jika ia dikatakan tidak paham ajaran Islam. Maka pertanyaan ayat 24 surat al-Qital (nama lain surat Muhammad) menyentak kesadaran kita, bahwa orang-orang seperti ini—walau mereka— bergaul akrab dengan Rasul, mendengarkan dan mengkaji Alquran bersama para sahabat,


Apakah logis jika keindahan fisik yang ‘fana’ dipandang sebagai tujuan, sementara keindahan jiwa yang merupakan jati diri manusia justru diabaikan?

tapi hati mereka tetap terkunci. Alquran menunjukkan pada kita, bahwa ada sesuatu yang absen dalam diri mereka, yaitu kesa­ daran untuk ber-tadabbur, penghayatan! Secara kebahasaan kata tadabbur berarti pemahaman (tafâhum), tapi makna kata ini lebih dalam dari sekedar pemahaman biasa. Syekh Muhammad Thahir ibn ‘Asyur dalam tafsirnya al-Tahrir wa Tanwir menjelaskan bahwa kata ini berarti memahami secara mendalam. Pemahaman yang mendalam ini merupakan penghayatan, dan inilah yang absen pada diri orang-orang semisal Ibn Ubay cs., termasuk pada diri orang-orang yang merupakan jelmaan mereka di abad kontemporer ini. Sampai di sini terpahami sebab ketidakpahaman para munafik terhadap esensi ajaran Islam, yaitu karena tidak menghayati Alquran (tadabbur). Tapi Alquran tidak berhenti pada penjelasan ini, masih ada sebab lain yang hendak disampaikan Alquran, suatu sebab yang harus dipetik sebagai hikmah terdalam dari Alquran. Mari perhatikan, ayat 24 surat Muhammad di atas dilanjutkan dengan ungkapan; “am ‘ala qulub aqfaluha” (bahkan di atas hati itu ada penguncinya). Menurut para mufasir, kata ‘am’ (atau/huruf ‘athaf) berarti ‘bal’ yang merupakan perpindahan topik tanpa membatalkan ungkapan sebelumnya (idhrab intiqâl). Dari redaksi ini dapat dipahami, bahwa mereka bukan sekedar tidak mampu ber-tadabbur, bahkan hati mereka telah terkunci. Jadi pada dasarnya mereka memiliki potensi untuk ber-tadabbur karena mereka orang cerdas yang memiliki akal dan hati, tapi mereka tidak tergerak untuk ber-tadabbur, sebab hati mereka telah terkunci. Jika diperhatikan lebih lanjut, Alquran

menggunakan kata qulub, yaitu hati secara umum, bukan qulubuhum yang berarti hati mereka—para munafik—secara khusus. Padahal awal ayat menggunakan bentuk jamak yaitu kata ‘mereka’ (apakah mereka tidak ber-tadabbur/a fa la yatadabbarun), sehingga secara bahasa akan lebih tepat jika rangkaian ayat dilanjutkan dengan kata ‘hati mereka’ (qulubuhum). Tetapi Alquran sengaja memilih menggunakan kata qulub saja, ternyata ada informasi lain yang hendak disampaikan Alquran, bahwa keterkuncian hati itu tidak hanya menimpa orang yang jelas-jelas munafik saja… Lalu ayat 25 menjelaskan mengapa para munafik tidak mampu menghayati ajaran Islam, padahal mereka memiliki kecerdasan—yang bahkan bisa lebih dari sebagian kaum beriman.

Sesungguhnya orang-orang yang kembali ke belakang (kepada kekafiran) sesudah petunjuk itu jelas bagi mereka, syaitan telah menjadikan mereka mudah (berbuat dosa) dan memanjangkan angan-angan mereka. (QS. Muhammad [47]: 25). Jelaslah dari ayat ini, bahwa keterkuncian hati disebabkan oleh tipu daya setan yang menciptakan fantasi dalam hayalan mereka. Tentunya sebab ini tidak bekerja secara mandiri, ada faktor-faktor internal yang menjadi penghubung ke dalam diri manusia. Itulah kenapa dalam konteks ajakan jihad fi sabilillah, Alquran menggambarkan dunia sebagai permainan (la‘b wa lahw) seperti ungkapan dalam ayat berikut:

Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. Dan jika kamu beriman serta bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu. (QS. Muhammad [47]: 36). Jika dihayati, ayat ini menjadi pemutus panjang angan-angan yang digunakan setan sebagai akses internal untuk mengunci hati manusia. Maka kembali kepada pertanyaan dalam ayat 22 surat Muhammad di atas: “Apakah umat Muhammad akan berbuat kerusakan dan memutus silaturrahim jika mereka berkuasa?” Sampai di sini telah cukup alasan untuk menjawab secara tegas, “tidak!” Lalu bagaimana dengan keadaan umat Islam hari ini, di mana mereka juga salat tapi korup alias khianat, atau hipokrit. Bukankah ini bukti bahwa umat Nabi Muhammad juga berbuat kerusakan? Kiranya hal ini justru membuktikan hal lain, yaitu ketidaksejatian sebagian muslim masa kini, bukti bahwa mereka juga telah ditimpa ketidakmampuan mentadabburi Alquran. Lebih dalam lagi, kebanyakan mereka telah mengalami ‘keterkuncian hati’ akibat fantasi (anganangan) yang menipu. Dari sudut pandang lain, dapat dikatakan bahwa kebanyakan muslim masa kini sudah tidak menggunakan akalnya. Apakah logis jika keindahan fisik yang ‘fana’ dipandang sebagai tujuan, sementara keindahan jiwa yang merupakan jati diri manusia justru diabaikan? Padahal Alquran telah mengingatkan:

Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal (nya). Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggal (nya). (QS. al-Nazi ‘at [79]: 37-41). Subhanallah, tentunya kita tidak ingin sekomplotan dengan Ibn Ubay cs. di akhirat kelak. Maka marilah kita galakkan gerakan tadabbur Alquran…[] Santunan

Maret 2012

33


Konsultasi Keluarga Diasuh oleh Drs.H.Abd.Gani Isa, SH, M.Ag Ketua BP4 Provinsi Aceh

Aku Dizalimi Assalamu'alaikum Wr.Wb Yang saya hormati, Pengasuh Rubrik Konsultasi Keluarga. Saya sudah menikah 10 tahun lalu, dengan laki-laki pilihan saya sendiri. Sebelum menikah saya sudah memeluk agama Islam, yang sebelumnya beragama nonmuslim, dan diberi nama “Musliyani”. Semenjak mengawali membina rumah tangga, saya sangat mencintainya, demikian pula sebaliknya, suami sangat mencintai saya. Dalam dua tahun tarakhir ini, yaitu sejak tahun 2010 sampai saat ini, tanpa sebab yang jelas, hubungan kami yang sebelumnya akrab hampir tidak pernah berpisah, mulai jarang bertemu, karena tidak pernah pulang, dan juga sulit dihubungi melalui Hp. Setelah saya telusuri dari teman terdekatnya, diinformasikan bahwa suami saya sudah menikah dengan wanita lain di Banda Aceh dan sudah dikaruniai seorang anak. Setelah memperoleh informasi tersebut, saya terus shock, tanpa sadar bahkan belakangan dokter menasehati agar saya untuk sementara beristirahat dan tidak bekerja. Yang menjadi pertanyaan saya adalah: (a) apa yang harus saya lakukan baik terhadap diri saya dan suami saya tersebut; dan (b) saya hampir putus asa, karena orang yang sangat kucintai selama ini telah menjadi suami orang lain. Aku benarbenar dizalimi. Selanjutnya mohon petunjuknya, sehingga ada solusi buat saya yang saat ini masih diliputi rasa takut dan was-was, siapa lagi yang bisa membantu dan membimbing saya yang sangat jauh ilmu terutama “agama”. Saya tidak memiliki orang tua dan saudara tempat meminta nasehat karena sudah berbeda agama. Atas bantuan Bapak saya ucapkan terimakasih. Wassalam Musliyani di Meulaboh Wa’alaikumussalam Wr.Wb. Ibu Musliyani di Meulaboh Di satu sisi bersyukur kepada Allah Swt dan memberi apresiasi yang tinggi kepada Ibu. Pertama, dengan hidayah dari Allah, telah mengucapkan dua kalimah syahadah, masuk dalam agama Islam, semoga Ibu tetap dalam Islam. Kedua, dipertemukan jodoh dan telah menikah dengan orang Aceh. Namun, di sisi lain pengasuh merasa sedih, dan prihatin bahwa suami Ibu yang sebelumnya sangat mencintai Ibu tiba-tiba berubah menjadi benci, dan tidak lagi pulang, termasuk tidak memberikan nafkah baik lahir maupun batin. Seharusnya suami Ibu harus lebih banyak memberi bantuan dan pertolongan dari waktu sebelumnya, terlebih lagi ibu mantan muallafah, tapi tega hatinya ditinggalkan begitu saja. Ibu Musliyani, melalui rubrik konsultasi ini, pengasuh menyampaikan beberapa tawshiyah, diharapkan bisa menjadi

34

Santunan

Maret 2012

panduan dan pedoman bagi ibu dalam menghadapi ujian ini: Pertama, menurut ajaran Islam, dilarang “pesimis” atau putus asa. Putus asa itu merupakan sifat-sifat setan, dicela dalam Islam. Islam mengajar umatnya selalu “optimis”, artinya bumi Tuhan luas. “Banyak jalan ke Roma,” kata orang. “Banyak jalan menuju ke Baitullah,” kata kita. Islam juga mengajar umatnya untuk selalu tabah dan sabar, bila ada ujian dan mushibah. Allah memberi tuntunan-Nya dalam al-Qur’an, “Innallaha ma’as shabirin” (sesungguhnya Allah bersama orangorang yang sabar). Dalam ayat lain Allah berfirman: “Fashabrun jamilun wallahul musta’an,” (sabar itu indah dan Allah akan mengganti lain, dengan yang lebih baik, karena sabar). Kedua, poligami dalam Islam tidaklah disuruh dan juga tidak dilarang. Tapi perkawinan poligami sangat ketat di dalam Islam artinya, harus ada syarat “adil”, kalau syarat adil tidak bisa dipenuhi, sebaiknya tidak berpoligami, cukup dengan seorang istri. Pengasuh tidak setuju dengan sikap suami Ibu, karena ia menikah dengan istri kedua secara diam-diam. dan mengabaikan tanggung jawabnya kepada Ibu. Apalagi selama dua tahun terakhir tidak pernah lagi bertemu dan juga tidak pernah lagi memberi nafqah kepada Ibu. Sikap seperti ini dalam Islam bisa digolongkan dengan “zalim”. Ketiga, sebaiknya Ibu tidak bersikap buruk sangka kepada suami. Apalagi “hati” menjadi sakit. Karena sakit hati, marah berlebihan, pikiran kacau, bisa berdampak pada kondisi jasmani, seperti mudahnya terjangkit berbagai penyakit, baik penyakit rohani (depressi, stres, bahkan bisa mengantarkan gejala sakit jiwa), maupun penyakit jasmani (liver, jantung, strok atau lainnya). Untuk itu pengasuh menyarankan, agar ibu memperbanyak ibadah, bersedaqah, berzikir berdo’a dan lainnya. Bila ibu kurang memiliki ilmu, bisa ditanyakan kepada para ustadz, dan dalam era sekarang ini tidaklah sulit mendapatkan ilmu, bisa dengan membaca, pengajian, majlis ta’lim dan seumpamanya. Keempat, bila Ibu berkenan, pengasuh bisa, dan insya Allah bisa mempertemukan Ibu dengan suami Ibu. Bila Ibu setuju, pengasuh mohon diberi alamat suami Ibu di Banda Aceh, bila sulit tempat domisilinya, bisa dikirimkan alamat di mana ia bekerja, dan nomor hp-nya. Semua harapan ini dapat dikirim ke hp pengasuh Konsultasi Keluarga: 08126971179. Terakhir, pengasuh menyampaikan kepada Ibu, bila dalam waktu dekat suami Ibu pulang ke tempat Ibu, terimalah ia dengan baik, “Bak pengantin sedang berbulan madu,” jangan diucapkan kata-kata yang membuat suami ibu tersinggung, apalagi menjadi marah. Insya Allah dengan sikap sopan dan akhlaqul karimah, suami Ibu akan mencintai Ibu melebihi cintanya saat-saat di awal berlangsung kenalan dengan Ibu dan ketika berlangsungnya aqad nikah 10 tahun lalu. Wassalam.[]


ISLAMIKA

IDB akan Biayai Pendidikan Alquran di Nigeria

Masjid Megah di Kota Roma Santunan—Roma. Banyak orang yang menyangka di Roma, Ibukota Italia, dipenuhi gereja-gereja. Tak ada yang menyangka bahwa di kota yang dibangun oleh Romus dan Romulus itu berdiri sebuah masjid megah. Yang menarik dan unik, lokasi masjid yang didesain arsitek Italia Paulo Porthogesi, berdekatan dengan Kota Vatikan dan Sinagog Yahudi. Di antara keistimewaan masjid ini, terdapat enam belas kubah ditambah sebuah kubah besar di tengah yang atasnya dihiasi bulan sabit, serta sebuah menara berbentuk pohon palem setinggi 40 meter.

Keberadaan masjid di tengah Kota Roma itu, tak terlepas dari jasa almarhum Raja Faisal bin Abdul Aziz, Raja Saudi Arabia yang meninggal pada 1975. Menurut Faisal, Kota Roma, di mana menetap sekitar 40 ribu Muslim pada 1970-an (sekarang terhadap sekitar 100 ribu Muslim di Roma dan 250 ribu Muslim di seluruh Italia), sudah seharusnya jika mereka memiliki sebuah masjid. Rencana Raja Faisal itu baru teralisir pada 1974, ketika Presiden Italia Giovanni Leone berkunjung ke Saudi Arabia. [republika.co.id]

Demonstran Inggris Kecam Pembantaian di Afghanistan Santunan—London. Warga Inggris menggelar aksi unjuk rasa di kota kedua terbesar di negara itu Birmingham pada hari Jum’at (16/3) untuk mengekspresikan kemarahan mereka atas pembantaian baru-baru ini terhadap warga sipil di Afghanistan oleh tentara AS dan mendesak penarikan segera pasukan Inggris dari negara yang dilanda perang tersebut. Kelompok terkemuka Inggris anti-perang, Stop the War Coalition, telah menyerukan demonstran untuk mengadakan aksi unjuk rasa pada pukul 5:30 sore di luar Waterstone dekat Bullring di Birmingham mendesak untuk

diakhirinya "pembunuhan di Afghanistan." Para pengunjuk rasa menuntut penarikan segera pasukan Inggris dari Afghanistan, lebih awal dari tanggal yang ditentukan oleh Perdana Menteri Inggris David Cameron tahun 2014. [eramuslim.com]

Santunan—Nigeria. Islamic Development Bank (IDB) akan memberi pembiayaan 95 juta dolar AS untuk mengintegrasikan sekolah khusus pembelajaran Al quran dengan sistem pendidikan umum di Nigeria. Langkah itu dinilai perlu setelah negara tersebut dilanda kekerasan militer. “Tujuan utama program itu untuk menghubungkan lulusan sekolah Al quran, madrasah, dengan sistem pendidikan umum,” ujar Presiden IDB, Ahmad Mohammed Ali seperti dikutip Bloomberg, Jumat (16/3). IDB juga menandatangani persetujuan dengan nilai 50 juta dolar AS untuk membuka lapangan pekerjaan di negara-negara kawasan Afrika Utara. “Ada masalah yang besar di Libya yang harus ditangani, “ ujar Ali. [republika.co.id]

Buruh Dipersulit Shalat Jumat Santunan—Surabaya. Perampasan hak para buruh untuk menunaikan ibadah shalat Jumat masih marak di Surabaya. Kali ini dialami puluhan karyawan sebuah perusahaan distributor alat listrik yang terletak di jalan Semarang, Kota Surabaya Mereka kesulitan menunaikan ibadah shalat Jumat akibat diberlakukannya sistem shift oleh perusahaan. "Dengan sistem itu, secara tidak langsung perusahaan telah melarang karyawan-nya untuk melakukan ibadah," ujar Mahfud, Humas Serikat Buruh Kerakyatan Jawa Timur saat mendampingi para karyawan melakukan aksi unjuk rasa di tempat mereka bekerja, kamis (15/3). Mahfud menjelaskan, permasalahan itu telah berlangsung sekitar 10 tahun. Para buruh tetap dituntut menjalankan operasional kantor dan melakukan ibadah shalat Jumat secara bergantian. Para karyawan pun telah beberapa kali mencoba melakukan pendekatan agar merubah kebijakan itu, namun hingga kini tak pernah dihiraukan. Sementara itu, Gunawan, staf HRD perusahaan tersebut saat dikonfirmasi mengelak bahwa perusahaanya mempersulit karyawannya untuk beribadah. "Kami telah menyerahkan kebijakan itu kepada karyawan untuk mengatur sendiri mekanisme shalat dan jam kerja, agar keduanya bisa terlaksana," kelitnya. [republika.co.id] Santunan

Maret 2012

35


Keluarga Besar Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh Ikut berduka dan belasungkawa yang mendalam atas berpulang ke Rahmatullah

Abuya Prof. Dr. Tgk. H. Muhibuddin Waly Al Khalidy Pimpinan Pondok Pesantren Darussalam, Labuhan Haji meninggal dunia pada Rabu, 7 Maret 2012 pukul 22.00 wib di Rumah Sakit Fakinah, Banda Aceh

Semoga amal ibadah almarhum mendapat ridha Allah serta arwah mendapat tempat yang mulia di sisi Allah Swt Kepala, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd

Keluarga Besar Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh Ikut berduka dan belasungkawa yang mendalam atas berpulang ke Rahmatullah

Drs. H. Sufyandin

Ayah (mertua) dari Muhammad Idris, S.Ag, M.Pd (Kasi Ketenagaan dan Kesiswaan pada Kanwil Kemenag Aceh) meninggal dunia pada Jumat 2 Maret 2012 di RS. Martha Friska Medan dan dimakamkan di Takengon Kab. Aceh Tengah Semoga amal ibadah almarhum mendapat ridha Allah serta arwah mendapat tempat yang mulia di sisi Allah Swt Kepala, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd


FIQH

Siapa yang Haram Dinikahi? Saifullah M. Yunus, Lc, MA Staf KUA Kecamatan Lapang Aceh Utara. Diringkas dari Kitab Bidayah al-Mujtahid wa Nihayah al-Muqtashid karya Ibnu Rusyd, Jilid 2 Cetakan 1982

P

ihak-pihak yang haram dinikahi, berdasarkan fiqh, terbagi tiga. Yaitu haram karena hubungan keturunan (nasab) bersifat selamalamanya; haram karena hubungan susuan dan juga bersifat selama-lamanya; serta haram karena perkawinan/semenda (mushaharah), ada yang bersifat selama-lamanya dan ada yang sementara.

ORANG YANG HARAM DINIKAHI

HARAM KARENA HUB. KETURUNAN

HARAM KARENA PERKAWINAN

(7 orang)

Ibu kandung, nenek dan seterusnya Anak perempuan kandung Saudara perempuan kandung/sebapak/ seibu Saudara perempuan dari ibu/bibi Saudara perempuan dari ayah/tante Kemenakan perempuan dari saudara laki-laki Kemenakan perempuan dari saudara perempuan

Keharaman itu juga diulangi lagi dalam Pasal 8 UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan pasal 39 Kompilasi Hukum Islam (KHI). Aturan ini kian perlu sekarang, mengingat ada-ada saja pria atau wanita yang mecoba melanggar rambu-rambu ini, karena kurang pengetahuan terutama fiqih munakahat. Juga penting sekali ‘denah’ ini diketahui oleh petugas di KUA, terutama bagi Kepala KUA dan Penghulu agar tidak keliru dalam menikahkan pasangan calon pengantin.

HARAM KARENA SUSUAN

(8 Orang)

HARAM SEMENTARA

(6 golongan)

HARAM SELAMANYA

Bibi/tante isteri

Ibu Mertua

Kemenakan isteri

Menantu

Saudara Perempuan isteri

Ibu tiri/isteri ayah

Perempuan yang masih memiliki suami

Anak tiri dari isteri yang telah jima’ dengannya

Ibu yang menyusui dan suaminya Saudara Perempuan/ Laki-laki yang sesusuan Saudara kandung/ sebapak/seibu dari ibu yang menyusui dan dari suaminya Saudara kandung/ sebapak/seibu dari ibu yang menyusui dan dari suaminya Ibu atau ayah dari ibu yang menyusui dan suaminya(nenek/kakek) Anak/cucu dari saudara yang sesusuan dan dari anak kandung ibu yang menyusui Santunan

Maret 2012

37


38

Santunan, Maret 2012

SOSOK

H. Habib Badaruddin, S.Sos

Risih dengan Maraknya Calo  Juniazi Maraknya aksi penipuan beberapa waktu terakhir yang dilakukan calo tenaga honorer di sejumlah daerah di Aceh, membuat H. Habib Badaruddin, S.Sos, sedikit risih. Pasalnya, nama Habib, yang hariharinya menjabat selaku Kepala Sub Bagian Organisasi & Tata Laksana dan Kepegawaian, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, sering dicatut dan dibawa-bawa. Modusnya, dalam aksinya calo tenaga honorer tersebut menelepon tenaga honorer di sejumlah daerah yang pernah didata dan diverifikasi dengan mengatasnamakan Pejabat Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan Ortala, H. Habib Badaruddin, S.Sos, yang memberitahukan bahwa yang bersangkutan sudah keluar nama dalam database peng­ang­katan CPNS dari jalur te­naga honorer. Untuk itu, yang ber­ sangkutan diminta

38

Santunan

Maret 2012

se­­ge­ra menyi­apkan berkas-berkas yang diperlukan untuk segera diangkat sebagai CPNS di lingkungan Kementerian Agama dan tidak lupa menyiapkan sejumlah uang untuk biaya pengurusan ke Jakarta. Alhasil, karena nama Habib dicatut dan dibawa-bawa, telepon genggam miliknya saban waktu berdering. Tentu saja, sang penelepon, yang rata-rata tenaga honorer yang pernah didata dan diverifikasi minta penjelasan soal kebenaran berita yang dia terima. Kepada Santunan yang khusus mengklarifikasi masalah ini, Habib mengaku risih dengan maraknya calo tenaga honorer. Menurut laki-laki kelahiran Aceh Besar, 18 September 1959, salah satu faktor ma­ raknya calo, karena pemerintah kurang merespon dan cenderung mengulurngulur waktu soal peng­angkatan tenaga honorer. Sementara pada sisi lain, peme­rintah sudah ter­ lanjur mendata tenaga honorer ini. “Nah, kondisi seperti ini memberi pe­ luang

muncul calo,” ujarnya. Solusi, menurut ayah dua putra dan dua putri ini, walau tidak mesti semua, pemerintah harus segera menggangkat tenaga honorer ini, terutama mereka yang masuk katagori satu (K1). “Solusinya tidak harus diangkat semua. Tentu, setelah ada PPnya. Dan saat usulan pengangkatan, saya kira mereka perlu diverifikasi ulang,” kata Habib, yang mengaku senang dengan banyaknya teman dalam hidup. Sampai saat tulisan ini dalam proses lay out, walau belum ada yang melapor jadi korban aksi calo pengangkatan tenaga honorer di lingkungan Kementerian Agama Aceh. Namun soal ini sempat ditanggapi serius Kakanwil. Sehingga Kakanwil meminta tenaga honorer yang sudah didata dan diverifikasi di lingkungan Kementerian Agama Aceh, untuk bersabar. Sebab sebagaimana informasi yang kita baca terakhir di media massa, regulasi yang mengatur tentang pengangkatan CPNS jalur honorer tersebut belum ada Peraturan Pemerintah-nya. Jika sudah ada informasi dan penjelasan mengenai pengangkatan tenaga honorer khususnya di lingkungan Kementerian Agama Aceh, insya Allah segera diumumkan secara resmi melalui surat dan media massa. Dari catatan Habib, sesuai dengan Surat


...jabatan bukan hak pegawai. jabatan adalah amanah. dalam bekerja bukan menarik atau tidak menarik. setiap tugas yang diberikan harus dinikmati. Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 5 tahun 2010, jumlah tenaga honorer di lingkungan Kementerian Agama Aceh yang di data sejumlah 6.107 orang. Sebanyak 3.187 orang diantaranya masuk dalam Katagori Satu (K1), yaitu tenaga honorer yang dibiayai dari APBN. Dan 2.920 orang lagi masuk Katagori Dua (K2), yaitu mereka yang diabiayai dari Non-APBN. Tenaga honorer ini, terdiri dari guru, tenaga adiministrasi, dan penyuluh agama. “Dari 6.107 orang tenaga honorer yang di data tersebut, 3.187 orang di antaranya yang masuk Katagori Satu, telah dilakukan verifikasi oleh Badan Kepegawaian Negara dan BPKP beberapa waktu lalu, dan hasil verifikasi tersebut sudah dibawa ke Jakarta dan sampai hari ini belum diumumkan,” ujar laki-laki yang mengaku tidak pernah stres karena tidak pernah membawa pekerjaan kantor ke rumah. Sudah 12 tahun menduduki posisi sebagai Kepala Sub Bagian Organisasi dan Tata Laksana dan Kepegawaian pada Kantor Wilayah. Praktis, sejak awal diangkat sebagai CPNS menekuni bidang kepegawaian, sampai sekarang --hampir sebagian besar karirnya dihabiskan di sini. Wajar saja jika hampir semua PNS Kementerian Agama Aceh kenal persis dengan Habib Badaruddin. Meminta jabatan tidak ada dalam

kamus hidupnya. “Karena jabatan bukan hak pegawai. Jabatan adalah amanah. Dalam bekerja bukan menarik atau tidak menarik. Setiap tugas yang diberikan harus dinikmati,” ujar suami Ibu Rukiyah. Terkait dengan tugasnya selaku Kasubbag Ortala dan Kepegawaian, ia ber­ harap kepada setiap PNS Kementerian Agama Aceh untuk tetap men­jaga disiplin dengan berpedoman pada PP 53 Tahun 2010. Jadilah contoh yang baik dalam bekerja dan jangan lupa mengabdi dalam ma­ syarakat. Menurutnya, dibanding dulu, PNS hari ini jauh lebih sejahtera. “Sudah banyak ke­ sejahteraan yang diberikan pemerintah kepada PNS. Seka­ rang banyak PNS sudah punya mobil. Dulu, jadi PNS beli sepeda saja tidak sanggup. Kami dulu, jarangjarang pegawai makan nasi bungkus di kantor. Dulu, mengurus pangkat saja susah,” jelas Habib, yang senang dengan kegiatan olah raga dan tidak suka marah.[]

Nama : H. Habib Badaruddin, S.Sos Tempat/Tanggal lahir : Aceh Besar, 18 September 1959 Pengalaman kerja : - Staf Kepegawaian Kanwil Departemen Agama Aceh, 1983 - Kepala Urusan Kepegawaian Kantor Departemen Agama Kota Banda Aceh, 1993 – 1999 - Kepala Urusan Umum Kantor Departemen Agama Kota Banda Aceh, 1999 – 2000 - Kepala Sub Bagian Ortala dan Kepegawaian Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh, 2000 – sekarang. Isteri : Rukiyah (47 tahun) Anak : 1. Syarifah Nurfadhilah (guru) 2. Said Ziauddin (mahasiswa) 3. Said Khairul Syah (siswa MAN 2 Banda Aceh) 4. Syarifah Nurrahmah (siswi MTsN 2 Banda Aceh) Santunan

Maret 2012

39


40

Santunan, Maret 2012

OPINI

Drs. H. Taufiq Abdullah Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh ”Bapak mengajar dengan sangat menarik, tampaknya Bapak sangat menguasai materi yang Bapak berikan…,” tanya seorang karyawan kepada pimpinannya yang separuh baya. Sambil tersenyum, pimpinan tersebut hanya berujar, “Terima kasih.” Dengan wajah penuh penasaran, sang karyawan ini bertanya lagi, “Kalau boleh tahu, Bapak sudah mengajar berapa tahun?” Sang pimpinan terdiam sejenak sambil berpikir, “Ya, sekitar 25 tahun,” jawabnya. Seorang karyawan lain yang sedari tadi menguping percakapan tersebut, muncul. Setelah sang pimpinan berlalu, ia kemudian menghampiri karyawan yang tadi berbicara dengan sang pimpinan. “Saya agak ragu kalau ia berpengalaman mengajar selama itu, sebab saat mengajar tadi, saya lihat ada tulisan tahun 1990 di transparan yang dipakainya. Transparan hitam itu juga sudah agak kotor, barangkali sudah lama, atau dari tahun 1990, barangkali. Jadi tampaknya ia tidak memiliki pengalaman mengajar selama 25 tahun, melainkan bisa jadi ia hanya memiliki pengalaman mengajar satu tahun yang kemudian diulanginya sebanyak 25 kali,” katanya. Sekilas komentar di atas tampak agak ‘sinis’, tapi pernyataan tersebut juga agak masuk akal. Baru-baru ini seorang teman yang kebetulan seorang pejabat melakukan rekrutmen di unit kerjanya. Ia kemudian mendapatkan beberapa kandidat yang akan mengisi posisi strategis di unit kerjanya. Para kandidat tersebut kemudian diundangnya untuk tes wawancara. 10 Pilar Kemenangan Sesungguhnya kehidupan serta pekerjaan yang kita miliki menjadi semacam sarana bagi kita untuk menunjukkan siapa diri kita yang sebenarnya. Prestasi kita di sebuah unit kerja juga akan akan secara langsung menunjukkan jati diri kita alangkah bahagianya jika kita menyadari ada sebuah kesempatan berharga yang terbentang bagi kita pada saat kita diterima bekerja di sebuah unit kerja. Ya, kita memiliki kesempatan untuk menjadi pemenang sekaligus juga pecundang dalam dunia kerja. Pilihannya ada di tangan kita sendiri, perkenankanlah saya untuk membagikan sejumlah pilar yang kiranya dapat mengantarkan Anda untuk naik ke tingkat yang lebih tinggi dalam karir kerja Anda. Pertama, “Bekerjalah sesuai dengan potensi diri Anda”

10 Pilar Jadi Pemenang di Dunia Kerja Yang menarik, ada satu kandidat yang pengalaman kerjanya terbilang senior alias 20 tahun. Namun di sisi lain ada hal yang kelihatan agak janggal, dari curriculum vitae terlihat bahwa karir sang kandidat itu hanya tampak cemerlang di lima tahun pertama kerjanya. Setelah itu biasa-biasa saja. Ada apa gerangan? Ketika tes wawancara dilakukan, tampak jelas kalau sang kandidat ini tidak berkembang karirnya di unit kerja terdahulu, karena ia tidak meng up grade secara kontinyu pengetahuan dan ketrampilan yang dimilikinya. Alhasil karirnya pun dengan mudah disalip oleh junior-juniornya. “Bisa jadi ia hanya memiliki pengalaman kerja selama lima tahun yang kemudian diulanginya sebanyak empat kali. Kerja bukan lagi menjadi sesuatu yang menggairahkan baginya, melainkan hanya sekedar rutinitas,” kata pejabat itu. Secara pribadi, saya termasuk orang yang sangat tidak percaya kalau profesionalisme (dan kedewasaan) seseorang ditentukan oleh usianya. Dari perjalanan hidup dan perjalanan karir, saya menemukan tidak sedikit profesional yang hanya bertambah usia serta jumlah tahun pengalaman kerjanya, tapi tidak sungguh-sungguh bertumbuh. Fenomena ini sebetulnya sangat menyedihkan. Saya percaya kalau yang namanya makhluk hidup harus senantiasa bertumbuh. Aplikasinya adalah menjadi orang yang lebih baik dari waktu ke waktu. Sayangnya masih banyak anak manusia yang memiliki hobbi bernyanyi lagu, “Aku masih seperti yang dulu.”

Banyak orang yang tidak berhasil dalam hidup karena mereka bekerja di bidang yang sesungguhnya tidak mereka sukai atau tidak mereka kuasai. Prestasi yang mereka peroleh tidak pernah maksimal. Lantas bagaimana kita bisa tahu potensi diri kita? Ada berbagai pendekatan untuk menjawab hal itu, antara lain carilah pekerjaan yang membangkitkan gairah anda atau anda merasa senang ketika mengerjakannya, meski (terkadang) anda barangkali tidak memperoleh upah dalam bentuk uang atau materi. Bisa jadi bidang itu tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan formal anda. Selain itu bekerjalah di bidang yang anda bisa atau mahir (strength), bukan bidang yang sulit bagi anda. Orang yang senantiasa melakukan pekerjaan yang sebetulnya sulit baginya lambat-laun akan merasa depresi. Pekerjaan hanya akan menjadi beban baginya.

Kedua, “Utamakan hubungan baik dengan semua orang” Kompotensi tanpa didukung dengan kemampuan membina hubungan baik akan menjadi penghalan bagi karir seseorang. Sebaliknya jika seseorang mampu berhubungan baik dengan sesama (termasuk atasan, rekan kerja, bawahan, konsumen, dan seterusnya) maka ia akan lebih mudah mendapatkan dukungan. Orang yang tidak mampu berhubungan baik dengan orang lain akan sangat sulit bekerja sama dalam sebuat tim. Bukankah kita semua sadar kalau subuah prestasi besar hanya mungkin dicapai jika kita bekerja dalam sebuah tim? Ketiga, “Tunjukkan minat dan ketulusan untuk membantu rekan kerja lebih sukses” Hal ini bisa diwujudkan melalui tindakan proaktif dalam bekerja,


kesediaan memberikan ide atau kritik yang membangun serta kesediaan untuk berbagi ilmu dengan rekan kerja lainnya. Tunjukkan agar teman rekan kerja anda dapat membiasakan bekerja dengan benar, bukan membenarkan yang biasa dikerjakannya. Dengan demikian anda telah membantu rekan kerja lebih baik dan sukses. Keempat, “Bekerja lebih dari yang diminta” Orang yang bekerja pas bandrol akan mendapatkan upah yang pas bandrol pula. Berikan yang terbaik semampu anda berikan. Sayangnya banyak juga orang yang sering berkata, “Kalau gaji saya dinaikkan tentu saya akan bekerja lebih giat.” Ini bukan sikap yang bijaksana. Bukankah hukum alam mengajarkan dengan tegas bahwa kita akan menuai apa yang kita tabur dan bukan sebaliknya. Jadi menabur dulu baru menuai kemudian. Lakukan yang terbaik dulu maka upah, promosi jabatan, dsbnya akan mengikuti kita. Seorang sahabat pernah mengingatkan saya kalau orang yang paling memberatkan unit kerja bukanlah karyawan dengan gaji paling tinggi, melainkan karyawan yang tidak produktif. Oleh karena itu jadikanlah diri anda berharga bagi unit kerja. Kehadiran dan ketidakhadiran anda dalam unit kerja tersebut seharusnya memberikan warna tersendiri, yang paling berbahaya jika kehadiran anda sama sekali tidak memberikan nilai tambah atau bahkan nilai minus bagi unit kerja, saya sering mengatakan kalau karyawan yang baik ibarat tulang rusuk bagi unit kerja. Kelima, “Bergaul lintas departemen” Hal ini sangat penting agar Anda

memahami organisasi secara keseluruhan dan makin sadar kalau kesuksesan organisasi ditentukan oleh kesuksesan tiap bagian atau bidang di dalamnya. Dengan demikian anda akan semakin rendah hati. Tanpa bergaul lintas bagian atau bidang, seseorang cenderung menjadi sombong dan berpikir kalau bagian atau bidangnya saja yang paling penting dan paling berjasa bagi keberhasilan unit kerja. Keenam, “Terlibatlah dalam kegiatan informal” Misalnya, arisan bersama, olahraga, atau piknik bersama. Kegiatan seperti ini tidak hanya mengakrabkan hubungan namun sekaligus memperluas lingkaran pengaruh anda sehingga akan memudahkan anda jika suatu hari nanti anda menempati posisi strategis sebagai pemimpin di unit kerja tersebut. Ketujuh, “Prioritaskan pekerjaanpekerjaan Anda” Sekedar sibuk tidaklah berarti Anda seorang yang berprestasi. Oleh sebab itu Anda harus membuat agenda mengenai hal apa saja yang harus anda lakukan dan mendisiplinkan diri Anda untuk mengerjakannya. Pepatah mengatakan disiplin beratnya berkilo-kilo, namun penyelesaian pekerjaan beratnya bertonton. Fokus untuk mengerjakan prioritas pekerjaan anda akan membuat anda menjadi orang yang lebih produktif. Kedelapan, “Evaluasi berkala kinerja Anda” Semakin lama seseorang bekerja di sebuah unit kerja, semakin ia punya kemungkinan “terjebak” dalam rutinitas. Agar hal ini tidak terjadi pada anda,

usahakan anda secara rutin melakukan evaluasi atas kinerja anada. Selain itu sebaiknya anda memiliki seorang rekan yang bisa melakukan evaluasi terhadap kinerja anda. Orang tersebut barangkali bisa menjadi mitra akuntabilitas bagi anda sehingga memacu anda untuk terus berkembang. Kesembilan, “Tingkatkan pengetahuan dan ketrampilan Anda” Kalau Anda bertumbuh dan berkembang maka unit kerja anda akan lebih maju, dunia yang terus berubah ditambah kompetensi yang semakin ketat seharusnya menjadi alarm peringatan kalu prestasi masa lalu atau nama besar bukanlah jaminan untuk terus berhasil. Jangan ragu untuk mengikuti berbagai pelatihan, membaca buku-buku pengembangan diri dan juga buku-buku sesuai bidang anda serta belajar dari mereka yang lebih ahli atau lebih berpengalaman. Saya kenal seorang teman yang menjadi manajer di sebuah bank swasta terkemuka di tanah air yang tidak pernah ragu-ragu menginvestasikan dana pribadinya untuk terus belajar. Baru-baru ini ia mengikuti sebuah pelatihan di Singapura dengan biaya sendiri. Dia sepenuhnya sadar, kalau ia tidak bertumbuh dan berkembang ia akan menjadi manusia karatan. Kesepuluh, “Nikmati waktu libur Anda” Alangkah sayangnya jika hidup hanya kita habiskan untuk bekerja, sesekali kita juga harus mengambil waktu untuk benar-benar lepas dari dunia kerja, untuk beristirahat dan menghimpun tenaga baru. Ambil waktu untuk berdoa dan bersyukur atas semua berkat-Nya. Atau sekedar menghabiskan waktu dengan keluarga untuk menunjukkan kepada mereka betapa Anda mengasihi mereka. Berlibur dengan keluarga tercinta seringkali membawa kesegaran dan energi baru dalam menghadapi hari-hari akan datang. Salam sukses.[] Santunan

Maret 2012

41


E-Procurement 2012, Mungkinkah? Yuliardi, SE

staf Subbag Keuangan dan IKN (Inventarisasi Kekayaan Negara) Kanwil Kemenag Aceh; spesialis pengadaan barang dan jasa Hari ini, pembelian tidak semuanya dengan mendatangi toko atau perusahaan, tapi lebih praktis dengan elektronik. E-Procurement, satu istilah dari pengadaan (procurement) atau pembelian secara elektronik. Program ini bagian dari pengelolaan anggaran dan digunakan untuk mendesain proses pengadaan berbasis internet yang dioptimalkan dalam tatanan pemerintahan. E-Procurement tidak hanya terkait dengan proses pengadaan itu saja, tapi meliputi negosiasi-negosiasi elektronik dan pengambilan keputusan atas kontrak-kontrak dengan pemasok. Karena proses pengadaan disederhanakan dengan penanganan elektronik untuk tugas-tugas yang berhubungan dengan operasi, tugas-tugas yang berhubungan dengan strategi dapat diberi peran yang lebih penting dalam proses tersebut. Tugas-tugas baru yang berhubungan dengan strategi pengadaan ini meliputi ikatan kontrak kepada pemasok lama maupun baru serta penciptaan struktur pengadaan baru dengan mengkonsolidasikan sisi pasokan/suplai. Proses e-procurement pengadaan barang/jasa pemerintah diyakini dapat menghemat pengeluaran Pemerintah dan vendor (pemasok) karena pelaksanaannya berbasis web/internet dengan memanfaatkan fasilitas teknologi komunikasi dan informasi yang murah, mudah secara elektronik yang terkoneksi dengan Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE). Proses lelang yang dilakukan secara elektronik menggunakan aplikasi yang sudah disiapkan oleh LKPP yaitu Aplikasi Pengaman Dokumen (Apendo) dari pengumuman pele­langan hingga peng­ umuman pemenang dapat diakses oleh semua pihak yang sudah terdaftar. Mengenai dokumen pengadaan tidak payah-payah lagi memfotocopy melain­kan bisa di-download dari website SPSE. Proses pengadaan barang dan jasa me­lalui e-procurement diharapkan dapat memudahkan bagi pelaksana maupun pe­nyedia jasa tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar untuk pelelangan pekerjaan seperti yang terdahulu. Bagian ­Ada 4 sub bagian pelelangan e-procurement: 1. Admin yaitu Administrator yang ber­tugas sebagai pelaksana administrasi pelelangan serta memberikan sandi-sandi kepada calon vendor, verifikator dan panitia pengadaan 2. Verifikator adalah PNS yang bertugas menganalisa kelengkapan admnisitrasi calon vendor terhadap kelengkapan dokumen perusahaan seperti Pekerjaan Jasa Konstruksi dokumen yang per­ syaratkan seperti Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK), Surat Izin Tempat Usaha (SITU), Pekerjaan Pengadaan Jasa lainnya dokumen yang diperiksa. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dan Tanda Daftar Perusahaan dan Serifikat Registrasi Perusahaan (SRP), Pekerjaan Jasa Konsultansi spesifikasi surat yang harus dipenuhi Sertifikasi Badan Usaha (SBU) SKA/SKT yang dibutuhkan se­bagai persyaratan ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dan/atau Penanggung Jawab Bidang (PJB) 3. Panitia yaitu pelaksana pelelangan yang sudah memiliki sertifikat pengadaan barang/jada pemerintah.

42

Santunan

Maret 2012

4. Calon Penyedia Jasa (Vendor) yaitu kon­traktor yang sudah diseleksi ad­ministrasi perusahaan dan kelayakan modal. Keuntungan Seperti yang kita runutkan di atas, Aplikasi Pengamanan Dokumen (Apendo) diperuntukan kepada poin 3 dan 4 yaitu Peserta Lelang (Apendo Peserta) dan Panitian Lelang (Apendo Panitia), Aplikasi tersebut hanya dapat diakses melalui jaringan/web pada Layanan Pengadaan Secara Elektronis (LPSE), merupakan hasil kerja sama antara Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) dan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Apendo Peserta di­gunakan untuk menyandi file-file penawaran yang dibuat oleh peserta lelang LPSE sebelum di-upload/dikirim ke server LPSE. Apendo Peserta diberikan kepada semua peserta lelang yang telah terdaftar secara sah pada LPSE. Demikian juga Apendo Panitia Aplikasi Pengamanan Dokumen untuk panitia lelang (Apendo Panitia) hanya dapat digunakan oleh panitia yang sudah memiliki sandi-sandi khusus yang bertugas menyiapkan dokumen lelang melakukan pendaftaran, aanwijzing sampai dengan penetapan pemenang. Keuntungan utama e-procurement meliputi menghemat anggar­ an, waktu, dan beban kerja tambahan yang normalnya ber­hubungan dengan pekerjaan tulis-menulis. Proses pengadaan konvensional biasanya melibatkan banyak pemrosesan kertas-kertas, yang mana menghabiskan sejumlah besar waktu dan anggaran. E-Procurement satu komponen besar dalam pelelangan pengadaan barang jasa pemerintah dan dapat diterapkan pada spektrum luas terhadap penyedia (pemasok) tapi tidak melalui kolusi sesama rekanan. Ada beberapa satuan kerja yang telah menerapkan e-procurement dengan baik, memperoleh efesiensi (dapat menghemat pengeluaran pemerintah), jumlah keber­hasilan yang meningkat menunjukkan pertumbuhan pengakuan akan benevit e-procurement. Hal ini menandakan sebuah optimisme terhadap otomatisasi meskipun sumber daya belum handal. Beberapa satker telah mengadopsi otomatisasi pada semua tahap dari proses suplai untuk memaksimalkan efesiensi. E-Procurement terutama diterapkan pada pembelian barang-barang kecil dan tidak mahal seperti perlengkapan kantor, pendekatan tradisional masih disukai untuk produk otomotif. Meskipun demikian, penyedia lebih menyukai manfaat pengadaan bahan secara elektronik. Pengadaan secara elektronik membantu satker-satker untuk merancang rencana yang optimal serta memenej rantai pasokan (supply chain). Keuntungan e-procurement tidak hanya meliputi efisiensi tetapi juga penyederhanaan keseluruhan proses. Rencana-rencana yang optimal dapat dikomunikasikan dengan cepat kepada pemasok-pemasok, oleh karena itu dapat mengurangi biaya dan pemborosan yang biasanya terdapat dalam supply chain. Sistem e-procurement membantu satker-satker meng­ konsolidasikan data tentang pengadaan bermacam-macam barang baik secara langsung maupun tidak langsung. Data ini memungkinkan satker melakukan pembelian dan bernegosiasi dengan para pemasok untuk mendapatkan harga yang optimal.[]


Guru BP, Momok? Triyana Harsa, M.Ag

alumni PPs IAIN Ar-Raniry, dan kini Widyaiswara Badan Diklat Provinsi Aceh. Dalam tugas dan peranannya di madrasah, guru juga sebagai pembimbing ataupun penyuluhan (konselor) kepada siswanya. Biasanya di sekolah-sekolah tingkat SLTP ataupun SMU telah ada badan khusus yang menangani Bimbingan dan Penyuluhan (BP) ini. Dibawah kepemimpinan Kepala Sekolah, organisasi ini dikoordinasi oleh seorang guru BP, untuk merencanakan dan menciptakan mekanisme yang melibatkan setiap guru agar kegiatan belajar mengajar menjadi lebih tepat dan produktif. BP terdiri dari dua kata “bimbingan” dan “penyuluhan” yang masingmasing mempunyai maksud tersendiri yang cukup mendasar, walaupun operasioanlnya masing-masing saling berkaitan sangat erat. Arthus Jones mengartikan bimbingan adalah bantuan atau pertolongan ang diberikan kepada oranga lain agar orang ituberdasarkan kemampuan intelegensinya mampu mengadakan atau menyesuaikan diri dengan layak. Kemudian L.D. Crow and A Crow menambahkan bahwa bimbingan adalah bantuan (counselor) yang diberikan pada setiap individu agar dapat mengembangkan kemampuan mengadakan keputusan-keputusan sendiri dan mengarahkan jalan hidupnya. Sedangkan penyluhan adalah suatu bentuk bantuan yang diberikan kepada seseorang secara sengaja. Jadi bimbingan dan penyuluhan dalam hal ini dapat diartikan sebagai bantuan yang diberikan seorang guru kepada siswanya dalam mengatasi permasalahan atau hambatan yang agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan optimal. Penyelenggaraan program BP ini tidak hanya menyangkut halhal yang bersifat kognitif, afektif dan psikomotorik saja, tetapi juga menyangkut problem-problem probadi yang memang memungkinkan. Misalnya: masalah keuangan, keluarga, pergaulan dan masalah-masalah lain yamng dihadapi siswa sehingga mengganggu proses

jalannya pembelajaran. Dalam beberapa kasus yang terjadi, kita sering menyaksikan ataupun mengalami sendiri saat kita duduk dibangku SLTP atau SMU, bahwa guru BP adalah momok atau hantu yang menakutkan bagi para siswa, mengapa? Permasalahan ini memang sedikit rumit dan menarik untuk kita bicarakan, karena memang melibatkan beberapa unsur yang berkaitan baik itu dari pihak sekolah, guru, ataupun siswanya. Siswa biasanya enggan atau bahkan merasa malu bila dihadapkan pada seorang guru BP di sekolahnya. Anggapan yang berkembang bahwa guru BP adalah momok bagi siswa memang berkembang di sekolah-sekolah menengah ini. Peristiwa atau perkataan siswa yang menyatakan ini misalnya; “Apa, saya disuruh menghadap guru BP”, “Males ah harus menemui guru BP”, dan lainlain yang menggambarkan bahwa siswa yang sering keluar masuk ruang BP adalah siswa yang nakal, bandel, ataupun sering melanggar aturan sekolah. Itulah opini yang berkembang atau menurut pemahaman sebahagian besar siswa. Kesalahan persepsi atau pandangan siswa tersebut di atas mungkin tidak perlu terjadi apabila semua unsur yang berperan di dalamnya ikut bertanggung jawab dan benar-benar menjalankan tugas sebagaimana mestinya. Sebagai seorang guru yang cukup dekat dan sering berhadapan dengan siswa, semestinya selalu memberikan arahan dan bimbingan tentang arti penting dari guru BP tersebut. Memberikan kejelasan umum bahwa guru BP adalah guru yang bertugas memberikan bantuan atau arahan untuk menghadapi hambatan, persoalan yang mengganggu studi dan kegiatan hidup lainnya pada anak didik agar bisa memecahkan masalah itu dengan baik. Melalui waktu-waktu istirahat, atau luang lainnya misalnya sesekali suruh siswa untuk menemui guru BP bila menghadapi suatu masalah, baik menyangkut

kesulitan belajar, pergaulan, atau apapun menyangkut masalah pribadi lainnya. Guru harus berusaha menumbuhkan keberanian siswa menghadap guru BP, bagaimanapun caranya karena biasanya siswa memang merasa takut, minder, tak berani bicara bila menghadapi persoalan dan tak tau bagaimana cara memecahkan masalah sendiri. Maka peran ini haruslah dimainkan oleh seorang guru yang baik dan bijaksana. Untuk lebih efektif dan efisiennya bimbingan dan penyuluhan diterapkan dalam kegiatan belajar-mengajar di sekolah kalau dipadukan dengan kegiatan konseling. Konseling dalam hal ini diartikan sebagai suatu hubungan dinamis yang besifat pribadi antar dua orang untuk memecahkan suatu masalah. Untuk itu ada prinsip-prinsip konseling yang dapat digunakan untuk mengembangkan program BP ini, yakni: - Bahwa konseling atau penyuluhan merupakan bantuan yang diberikan secara sengaja - Prosesnya dilaksanakan melalui hubungan antarpersonal - Sasaran konseling adalah klien, yakni siswa agar dapat mengatasi hambatan yang dialami pada proses perkembangannya - Tujuannya memberikan tuntunan agar klien atau siswa tadi mampu memilih dan menentukan cara-caranya sendiri untuk mengatasi hambatannya. Prinsip-prinsip tersebut haruslah dipahami oleh seorang guru dalam rangka melaksanakan program belajar mengajar. Itulah tugas seorang guru agar dapat merealisasikannya, sehingga kesalahan persepsi tentang guru BP menjadi momok siswa dapat diganti dengan ”Guru BP sahabat setia siswa”. Diharapkan dengan itu anak didik atau siswa dapat mengembangkan potensinya secara optimal, menjadi pribadi bermasyarakat yang dilandasi dengan rasa tanggungjawab terhadap kesejahteraan umum.[] Santunan

Maret 2012

43


Pendidikan: Dana Plus, Mutu Minus? Mutu Pendidikan Indonesia dinilai masih sangat rendah. Ini berdasarkan penilaian Human Develovment Index atau Indek Pengembangan Manusia (IPM) 2011 bidang pendidikan, manusia Indonesia berada di urutan ke-119 dari 187 negara. Di Asia Pasifik, Indonesia di urutan ke-12 dari 21 negara. Adapun IPM Indonesia 2011 sebesar 0.617 dan menempati peringkat ke-124 dari 189 negara, berada di bawah Singapura, Brunai, Malaysia, Thailand, serta Filipina (Kompas, 14/12/11). Kondisi ini tentunya membuat kita miris. Betapa tidak, Undangundang (UU) Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), bab XIII, Bagian keempat, tentang pengalokasian dana pendidikan, pasal 49, ayat (1), dengan jelas dinyatakan bahwa dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada sektor pendidikan, dan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Sebagaimana dirilis harian Kompas (14/11), bahwa dana pendidikan dalam APBN terus mengalami kenaikan. Jika tahun 2009 anggaran pendidikan Rp 208 triliun, tahun 2010 naik menjadi Rp 225.2 triliun, tahun 2011naik menjadi 248.9 triliun, dan tahun 2012 naik mejadi 281.4 triliun. 78 triliun dikelola oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (kemdikbud) dan 30 persen untuk dikelola oleh Kementerian Agama (kemenag). Melihat kenyataan ini, kita akan teringat sebuah pepatah lama ‘arang habis besi binasa, yang tiup payah saja’. Sebab dana yang begitu besar ternyata hanya menjelma menjadi arwah gentayangan, ada namun tidak pernah kelihatan dalam wujud nyata mutu pendidikan. Memang, tingginya anggaran pendidikan tidak menjamin sepenuhnya mutu pendidikan, masih banyak aspek lain yang memengaruhinya. Namun penulis yakin anggaran yang tinggi menjadi salah satu faktor utama dalam meningkatkan mutu pendidikan. Lalu, apakah penyebabnya?, apalagi kalau bukan karena penyaluran dana pendidikan yang tidak banyak bermuara pada substansinya, yaitu pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM). Hal ini bukanlah karena ketidaktahuan atau rendahnya wawasan manajemen pengelola pendidikan kita, melainkan lebih kepada motivasi dan pola pikir ‘berapa untuk saya’ dari setiap dana yang digulirkan, dan itu gudangnya ada pada proyek-proyek pembangunan fisik pendidikan, bukan pembangunan SDM-nya. Jika demikian, mutu pendidikan yang stagnan saat ini lebih disebabkan oleh dekadensi moral pengelola pendidikan kita. Hal ini terlihat dari individualisme, materialisme, dan hedonisme yang terus mengakar, menjalar dan membudaya dalam birokrasi kita. Tidak mengherankan kemudian, apabila saat ini orang-orang yang dianggap aneh itu adalah orang yang jujur, konsisten, dan tidak mau sunatsunatan jatah orang lain. Sementara yang suka ‘bermain’ dianggap biasa dan wajar. Dengan kondisi mental yang sangat parah tersebut, anggaran pembangunan di bidang SDM pendidikan sendiri, tampaknya lebih cenderung pada hal-hal administratif dan formalitas semata. Contoh yang sering penulis angkat adalah sertifikasi guru. Dengan dana yang begitu besar untuk membayar guru sertifikasi, kita belum melihat wujud nyata dari keprofesian mereka dalam menata pendidikan ke arah yang lebih baik. Hal ini belum lagi membongkar masalah-masalah

44

Santunan

Maret 2012

Johansyah

Mahasiswa Program Doktor PPs IAIN Ar-Raniry Banda Aceh lain dalam profesi keguruan, seperti rekrutment, dan penempataan guru. Membenahi Pendidikan Kini, kita telah memasuki gerbang tahun 2012 dan meninggalkan 2011. Sesuai dengan ekspektasi Nabi Saw, hendaknya hari ini lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari ini (Hadits). Sejatinya pendidikan kita juga demikian, lebih baik dari tahun lalu dan pada masa yang akan datang, bukan malah sebaliknya. Untuk itu, tugas kita bersamalah untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan dengan kapasitas masing-masing. Dulu, banyak yang berkoar bahwa rendahnya mutu pendidikan karena rendahnya dana pendidikan kita. Kini alasan apalagi yang kita karang?. Terkait masalah ini, ada dua pokok persoalan yang harus dicermati dalam membenahi pendidikan, yakni moral dan manajemen (2M). Moral adalah operating system bagi manusia yang harus bersih dari virus-virus merusak. Manakala dia dihinggapi banyak virus, maka sistem kerja seseorang tidak akan berjalan dengan baik dan tentunya sangat berpotensi merusak. Untuk itu, tidak ada cara lain kecuali scan virus atau install ulang batin bagi orang yang terinveksi. Proses install ulang batin dalam membangun moral dapat ditempuh dengan dua cara, yaitu membangun kesadaran moral dan penegakan hukum. Cara pertama barangkali sulit dan sedikit sekali yang mampu melakukannya. Dalam Islam, kata yang populer adalah tobat, yakni mengakui kesalahan dan dosa untuk kemudian berjanji tidak mengulanginya kembali. Cara yang kedua adalah penegakan hukum atas pelaku kejahatan. Aspek inilah yang tampaknya sangat lemah di Indonesia, para penjahat sering bermain mata dengan para penegak hukum, terutama terkait kasus-kasus korupsi. Kita berharap pernyataan ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Baru (KPK), Abraham Samad, untuk menghukum gantung para koruptor (Serambi, 20/12), bukan gertak sambal belaka, melainkan dapat diwujudkan agar penegakan hukum di negeri ini lebih baik. Di sisi lain, kejaksaan dan kepolisian kita harapkan juga tidak negosiasi dalam menegakan hukum menuju penguatan moralitas bangsa. Permasalah pokok kedua yang harus diperhatikan dalam membenahi pendidikan adalah manajemen. Untuk membangun pendidikan yang bermutu kita tidak cukup dengan hanya bermodalkan moral dan orang yang baik, melainkan harus ada manajemen. Sebagai contoh penataan manajemen, akhir tahun 2011 kemarin Kemendikbud menarik kewenangan daerah (kabupaten/kota) ke pusat terkait dengan pendistribusian guru, melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) lima menteri, dan terkait pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Hemat penulis, perubahan apapun yang kita lakukan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, semuanya akan nihil tanpa dilandasi oleh kekuatan moral. Ketika Nabi Saw diutus, misi utamanya adalah membangun akhlak (karakter), karena masyarakat Mekah kala itu krisis akhlak, bukan pengetahuan. Sekarang, kita juga demikian, orang cerdas yang berpendidikan tinggi semakin banyak, tapi orang yang bermoral sangat sedikit. Inilah yang menjadi PR besar bersama. Melalui 2M (moral dan manajemen), kita berharap dana pendidikan yang melimpah tahun 2012 benar-benar dimanfaatkan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Plus dana dan plus mutu. Semoga![]


Guru bak Malaikat Zakiatul Fuada, S.Ag

Guru MTsN 1 Banda Aceh Jasa para guru sangat besar. Tak dapat dibalas dengan uang atau penghargaan sebesar apa pun. Berkat jasa gurulah, anak didik bisa terbuka wawasan, bimbingan, serta berprestasi demi kemajuan bangsa dan agama. Dalam masyarakat kita, dikenal sejumlah orang yang berprofesi seumpama guru dalam lembaga pendidikan resmi/ formal. Misalnya, ustadz yang mengajar di lembaga-lembaga Taman Pendidikan alQuran, majelis taklim, bahkan orangtua di rumah merupakan guru pertama yang sangat melekat dalam kehidupan anak didik. Sedangkan di lembaga pendidikan formal, antara lain dikenal sebutan guru, atau untuk tingkat perguruan tinggi dipanggil dengan nama dosen. Singkatnya, siapa pun yang dianggap berjasa untuk mendidik generasi bangsa merupakan guru. Itu pula sebabnya, jasa baiknya akan dikenang sepanjang perjalanan kehidupan manusia. Mengingat kontribusinya yang sungguh besar itu, makanya profesi guru adalah sangat mulia dan terhormat di mata masyarakat. Peran guru akan diharapkan sepanjang waktu. Mentransfer ilmu pengetahuan, keahlian, serta wawasan yang dimilikinya kepada anak didik. Dalam konteks kekinian, ilmu pengetahuan dan teknologi dirasakan semakin penting dalam diri setiap insan yang ingin eksis. Bahkan, ayat pertama turun yaitu QS. Al-A’laq (1-5) yang secara tegas memerintahkan umat Islam untuk membaca dan terus membaca. Ini artinya, kaum muslimin harus senantiasa mengutamakan menuntut

Berbahagialah telah memilih profesi guru, karena melalui aktivitas keseharian kita, ikut mencerdaskan anak bangsa.

ilmu pengetahuan guna memudahkan menggapai hidup bahagia, baik di dunia dan di akhirat. Masih terkait dengan menuntut ilmu, perlu disimak pesan Imam Syafi’i ra. Imamnya mazhab Syafi’iyah itu menyatakan, manusia takkan memperoleh ilmu, kecuali dengan enam hal. Yaitu, kecerdasan, semangat keras, ulet, rajin, memiliki biaya yang cukup, serta bersahabat dengan guru. Pesan Imam Syafi’i merupakan panduan dan motivasi bagi generasi muda Islam agar terus kontinyu mengasah potensi diri yang ada, demi menggapai hari esok yang lebih baik. Sekarang saja, orang-orang yang tak berilmu pengetahuan dan keahlian, akan terus tersisih dari kemajuan dunia modern. Ilmu yang dimiliki seseorang sekaligus mengangkat kehormatan si pemiliknya dalam aktivitas keseharian. Memang, jauh-jauh hari Rasulullah Saw telah mengisyaratkan fenomena ini melalui sebuah hadits. Kata Rasulullah, Allah akan mengangkat dan memuliakan orang-orang yang berilmu dengan beberapa derajat kemuliaan. Orang yang memiliki ilmu bagai menjadi penerang untuk masyarakat di sekelilingnya. Kehadiran dan peran aktif mereka setiap waktu dibutuhkan. Sebaliknya, orang yang tak berilmu, takkan bisa berbuat banyak untuk kemaslahatan masyarakat. Ruang geraknya tak leluasa, kesempatan mencari rezeki sempit, dan pergaulannya terbatas. Bagaimana tidak, kini pergaulan di dunia internasional misalnya, menghendaki keunggulan di bidang sumber daya manusia, bahasa dan komunikasi, serta penguasaan teknologi. Oleh sebab itulah, pembinaan dan pendidikan generasi muda sejak dini sangat dibutuhkan. Sebab, kelak mereka penerus tongkat estafet perjuangan bangsa. Dalam hal mencari ilmu pengetahuan, Islam tak pernah membatasi ruang dan waktu. Ini dapat disimak melalui hadits Rasulullah yang menganjurkan kita semua agar mencari ilmu pengetahuan, sejak lahir hingga ke liang kubur, bahkan sampai ke negeri Cina. Apa yang bisa diterjemahkan dari anjuran ini? Bahwa ilmu pengetahuan

itu adalah hal yang sangat penting, termasuk bagi umat Islam. Di negara manapun kita dibolehkan untuk berguru, asalkan tetap dalam bingkai keimanan dan ketaqwaan kepada Allah. Sebab pada hakikatnya, alam raya ciptaan Allah ini merupakan sumber ilmu pengetahuan yang tak habis-habisnya untuk digali. Tinggal lagi keseriusan, semangat belajar secara berkelanjutan, dan dukungan dari semua pihak sangat diharapkan untuk suksesnya program pendidikan yang sedang bergulir ini. Lagi-lagi, andil guru, orangtua, dan masyarakat sangat diharapkan. Proses pendidikan yang dilaksanakan secara kontinyu dan terprogram adalah solusi jitu untuk mendukung upaya pembinaan anak didik agar kelak menjadi figur-figur andalan serta berkualitas. Di bangku sekolah, tugas guru juga diyakini semakin berat dan menantang. Apalagi sekarang, para guru diminta terus memiliki kreatifitas dan langkah-langkah maju untuk bisa terus secara jitu dan tepat sasaran mentransfer ilmu pengetahuan kepada anak didiknya. Penerapan kurikulum pendidikan saat ini juga mengharapkan kepiawaian seseorang guru, agar bahan ajar dan kurikulum yang diaplikasikan di depan kelas betul-betul mampu diserap oleh anak didiknya. Menyikapi kemajuan zaman saat ini, sangat beralasan jika setiap guru harus terus memacu diri supaya makin berkualitas. Proses belajar dan terus belajar merupakan kunci penentu untuk kesuksesan dalam mengarungi profesi mulia seumpama guru ini. Itu pula sebabnya, jangan pernah berhenti untuk mendidik generasi muda. Berbahagialah telah memilih profesi guru, karena melalui aktivitas keseharian kita, ikut mencerdaskan anak bangsa. Insya Allah, kontribusi para guru di seluruh jagat raya ini selalu diberkati Allah. Mari kita sama-sama bertekad, dan teruslah menjadi guru yang baik dan berjasa. Profesi guru itu tugas para ulama, yang diamanahkan para Nabi, yang diamanahkan para malaikat, dan yang dituntun oleh Allah yang Maha al-‘Alim. Semoga Sang Pencipta selalu meridhai niat mulia kita ini. Amien Ya Rabbal ‘alamien.[] Santunan

Maret 2012

45


CERPEN Yuliana A Gani, S.Si

Guru SMK Negeri 5 Telkom Banda Aceh

Alivah Pilih Tarbiyah

M

endengar Abi masuk, Alivah beranjak ke ruang tamu. Alivah baru saja menyimak separuh berita siang di televisi. Berita utama tentang rencana pemeriksaan seorang staf pegawai pajak yang menggendutkan dana pajak ke rekeningnya, koruptor pajak jilid II. “Pokoknya Alivah harus masuk Teknik,” jawab Alivah sambil duduk. Alivah membuka majalah remaja bekas. Calon mahasiswi ini memang hobbi membaca apa saja. Terutama soal wanita dan modernisasi. “Kemarin saja di pustaka, Bu Intan yang tamatan Tarbiyah banyak cerita,” jelasnya dan mata Alivah tetap pada majalah. “Waktu Bu Intan mahasiswa dulu, malumalu bilang kalau kuliahnya di Tarbiyah,” sambung Alivah. Dia tahun ini dapat nilai UAN tertinggi di MAN 3 Banda Aceh. Juga memang dapat undangan untuk masuk studi geofisika pada salah satu institut di Bogor. Tapi Alivah dan Abi sepakat untuk kuliah di Banda Aceh dulu. Alivah memang jurusan eksak. Angka empat lebih untuk matematika, bahasa Inggris dan Indonesia yang baru diberlakukan dalam UAN 2011, bisa dijangkaunya. Di kelas tiga satu pada MAN 4, Alivah cuma sempat sekali rangking dua. Tiap pembagian rapor, pasti peringkat satu. Tapi Alivah tipe gadis pemalu, suka membantu, dan suka merendah. Bu Intan bilang, ”Kawan Bu Intan yang kuliah di kedokteran, pertanian, ekonomi, teknik, atau MIPA, kalau ditanyai teman di mana kuliah, jawabnya malu-malu, “Di ef… kip alias Tarbiyah,” bisik Bu Intan. Tapi kalau kawan lain pasti menjawabnya gede-gede, ”Kedokteran Hewan.” “Anak FKIP dan Tarbiyah maunya jangan minder begitu. Tugas guru itu paling mulia Alivah,” jelas Abi pada Ulya. “Profesi lain yang juga lebih pandaipandai mulia juga kan Abi?” “Yang membuat mereka pandai karena guru juga.” “Tapi Abi, jarang ada guru yang hebat. Beda dengan dokter dan insiyur banyak yang hebat-hebat.”

46

Santunan

Maret 2012

“Semua orang hebat itu lantaran guru juga, betul Ummi?” sahut Abi sama Ummi Alivah yang bergegas ke toilet membuka kran bak mandi agar lebih deras. “Orang yang sekarang jadi pejabat, kepala ini kepala itu, sebelumnya banyak mengajar juga hai Alivah,” sambung Ummi. “Tengok Pak Lah yang dekat mushalla itu. Sudah tua, masih kontrakan. Tak bakal kaya, kan Abi?” timpal Alivah, putri sulung Pak Ahmad itu. Di rumah, orang tua yang merasa betah sebagai profesi wartawan ini akrab dipanggil Abi. Meskipun gonta-ganti tabloid, mingguan atau majalah, Abi senang menulis. “Kalau bukan kita yang memperbaiki nasib guru, siapa lagi Alivah?” “Alivah, kita hebat dan kaya itu bukan satu ukuran sukses di mata Tuhan. Tapi yang penting baik dan bermanfaat bagi manusia,” tambah Abi. “Tapi dokter dan insinyur juga bermanfaat bagi manusia lain, Abi.” “Semua profesi itu bisa bermanfaat bisa tidak, tergantung orangnya.” “Yang membuat dia bermanfaat atau tidak, yang membuat baik atau jahat karena juga gurunya.” “Katanya guru pahlawan tanpa tanda jasa, Abi?” “Jasa yang sejati pada Allah. Biar Dia yang menghargakan. Manusia apalagi pemerintah tak bakal sanggup. ” “Juga pahlawan tak dikenal?” “Biar hanya Tuhan yang mengenal. Sama berapa orangkah yang sanggup kita perkenalkan?” “hmm….” *** Alivah lari keluar. Pak Pos mematikan kereta merah muda di depan pagar rumah. Ada dua surat di tangannya. ”Komplek Imam nomor enam?” pak pos memastikan. “Benar Pak,” sambil menerima surat bertuliskan huruf kanji dan melayu yang beramplop putih. Dua surat dari radio

Tiongkok. Ini surat ke 25 dari radio sesi bahasa Indonesia itu. Biasa isinya angket atau poling pendengar berita. Juga satu foto dari daratan Cina, seperti panda. Padahal Alivah sekali pun belum mengirim angket yang disisip dalam amplop Radio Cina itu. Lewat perwakilannya di Jakarta seperti yang disarankan surat sebelumnya, sebenarnya Alivah bisa ikutin kuis berhadiah. Namun hobbi mengirim surat setahun terakhir ini sudah dikurangi Alivah. “Perangko naik terus, multimedia sekarang membuat jalan pintas ke manmana,” dalihnya. “Kayaknya gitulah Abi. Mungkin Alivah ke teknik aja,” sekali lagi Alivah bilang sama Abi, sambil menuju kamar. Dara berkulit putih itu mau tidur siang. Biasa hanya tidur dua puluh menit. Tadi malam Alivah tidur larut malam. Ia menyimak dialog tentang premanisme, dan genta demokrasi di Aceh. Abi menangkap rasa bimbang Alivah untuk tak masuk teknik, dari diskusi tadi. *** Setelah mengisi formulir Unsyiah di rumah, Alivah mau ke kampus. Alivah naik labilabi. Tiga tahun din MAN, Alivah memang sering jalan kaki. Hanya kurang dari satu kilometer dari rumah. Maka jarang diantar Abi. “Gantian sport,” Alivah bilang. Dalam labi-labi, di depan bangku Alivah, duduk seorang ibu. Dia ngobrol dengan bapak di sampingnya. Kesannya dia guru Tsanawiyah. Kayaknya alumnus tarbiyah. Di rumah, putri ibu itu disarankan masuk keguruan atau tarbiyah saja. Bapak itu juga menanggapi setuju sekali. Dari ceritacerita, ibu ini mau pulang ke Darussalam. Sedangkan bapak tinggal di Lamnyong. Kayaknya ibu dan bapak ini punya anak yang juga mau masuk perguruan tinggi. “Waktu daftar semua mengelak masuk FKIP atau tarbiyah,” pancing ibu muda itu. “Usai kuliah, ramai-ramai ambil Akta IV mau


jadi guru,” sambungnya. “Itulah banyak yang kuliah cari gengsi. Kayaknya yang nomor satu itu anak teknik, pertanian atau kedokteran. Yang lain di bawah mereka.” “Saya pernah dieejek teman eksak waktu kuliah, Pak. Katanya gampang kuliah di agama. Ilmu agama sambil jalan juga bisa. Dia tak tahu agama itu apa. Mereka pikir cuma rukun Islam.” “Tapi kawan yang suka nyindir saya itu, setelah pulang ambil program magister di Yogya, banyak diam. Kayaknya dia sudah maklum betapa ilmu Tuhan sama. Sama sulit, sama gampangnya. Hanya kita aja yang membagi-bagikannya.” “Itulah Bu, sulitnya cari kerja bagi alumni ekenomi, hukum, pertanian, teknik atau MIPA sekarang, bisa jadi hukuman bagi mereka yang dulu sering mengolok anak FKIP. Soalnya anak keguruan itu sementara ini paling banyak dibutuhkan di daerah.” “Jumlah guru selalu kurang.” Dan mobil melambatkan jalan di tikungan. “Itu juga hukuman bagi egoisnya anak eksak,” tambah ibu itu. Labi-labi menurunkan penupang di depan perpustakaan daerah. Dua mahasiwa turun mau ke putaka. Sampai ke Lamnyong, sudako juga berhenti. Bapak tua ini turun dan memotong jalan ke arah Lamreueng, samping restoran. Terus naik RBT. ***

Alivah dari tadi agak bingung. Soalnya hati kecilnya juga mau jadi guru. Cita-citanya memang mau jadi guru. Guru dalam arti luas. Tapi gengsi jua yang membuat dia tiga hari lalu membeli formulir teknik. Sampai di biro Unsyiah, sambil jalan Alivah tambah bimbang, teringat nasehat Abinya. Alivah pun bertekat masuk keguruan. Tarbiyah atau FKIP, sama saja. “Tapi formulir teknik ini?” Alivah membatin. Seorang dosen yang juga panitia penerimaan di biro rektor didekati Alivah. Mau mengembalikan teknik ternyata tak bisa lagi. Tak ada dasar apa pun untuk menukar dengan FKIP. Apalagi minta uang kembali. Panitia itu memakai dua tiga istilah layaknya orang kampus. Alivah belum banyak paham. Walau kesal, akhirnya Alivah ikhlaskan lima ratus ribu rupiah hangus percuma sama panitia penerimaan mahasiswa baru. Untung saja itu infaq mengajar di masjid samping komplek bulan ini. Jadi uang yang Abi kasih kemarin bisa beli formulir FKIP, kalau tidak Tarbiyah, kan bukanya sama-sama. Alivah rencana pilih matematika. “Kayaknya bukan hanya Alivah yang korban salah pilih jurusan. Satu pelajaran untuk kawankawan yang mau mendaftar. Tanya sama yang senior sebelum masuk kuliah,” Alivah bergumam sendiri. *** “Assalamu’alaikum,” Alivah masuk setiba di rumah. “Wa’alaikum salam. Pilih fisika atau matematika Alivah?” Abi rupanya sudah duluan membaca niat Alivah.[]

PUISI

Kopi Secangkir buat Ayah

Ku tahu engkau sangat lelah Usai membanting tulang Buat kami sekeluarga

Siang malam pagi senja Engkau bekerja Tapi sedikit istirahat Kerja lagi dan kerja lagi Kini… Engkau duduk di kursi tua Tunggulah ayah ‘Kan kubuat secangkir kopi

Terimalah ayah Kopi panas pelepas dahaga Walau hanya kopi secangkir Cukup dahagamu seorang

Duduklah dengan tenang Lepaskanlah semua penat Tenangkanlah pikiran beku Lepaskanlah semua beban di dadamu Wahai ayah tersayang Devi Julita Kelas IX MTsN Keude Linteung Nagan Raya

Sepenggal Rindu Untukmu Ayah Terpaku ku disini Memandang fotomu, ayah…. Terbersit sedih dihati Tersirat gurat lelah diwajahmu Diusiamu yang telah menua Mengenangmu kembali kemasa lalu Tidak kau hiraukan peluh ditubuhmu Agar kami dapat hidup dengan layak Semua itu jua ada dalam doamu Kini setelah aku jauh Aku begitu kehilanganmu Meskipun hanya ada hari ibu Melalui puisi ini Ingin ku buat hari khusus untukmu ayah... Agar semua orang juga menghargaimu Menghargai perjuanganmu demi keluarga Menghargai pengorbananmu Yang tak pernah kau minta balas jasa Hanya demi melihat orang yang kau cinta bahagia Ayah.... Melalui puisi ini Kutitipkan sepenggal rinduku untukmu Meskipun aku belum bisa membahagiakanmu Namun satu pintaku Jagalah ibuku hingga akhir hayatmu Susi Suherna, S.Pd Guru pada MAN – I Kembang Tanjung,Pidie Santunan

Maret 2012

47


SAINS

Hutan Gambut sebagai Penyimpan Karbon Bahagia Ishak, ST., MT Kabid Kerjasama dan Usaha INKALINDO (Ikatan Pengkaji Lingkungan Hidup Indonesia) DPW Aceh Hutan gambut mempunyai peran penting dalam menjaga kestabilan ekosistem. Gambut berkemampuan menahan/menyimpan air, tingginya simpanan karbon (C), serta tingginya biodiversitas spesifik. Apabila lahan gambut dikonversi, karbon yang tersimpan didalamnya akan mengalami oksidasi karena dekomposisi dan kebakaran sehingga mengemisikan karbon dioksida (CO2). Emisi C dari lahan gambut jumlahnya bisa dua sampai tiga kali lebih tinggi dari emisi tanah mineral. Eksploitasi hutan gambut Rawa Tripa Nagan Raya misalnya dengan dibukanya kanal-kanal dalam hutan untuk pengeringan rawa yang akan digunakan sebagai penanaman sawit. Pembukaan kanal di Rawa Tripa telah mengeluarkan emisi CO2 ke lingkungan dan fungsi buffer hidrologisnya menghilang (punah). Lahan gambut adalah stok karbon terrestrial terbesar di dunia. Gambut merupakan gudang penyimpan C dan sumber gas rumah kaca (GRK) yang berperan dalam pemanasan global. Hutan rawa gambut mempunyai kemampuan untuk menyimpan C sebesar 6-10 kali lipat daripada tipe hutan lainnya. Menurut Rieley & Page hutan rawa gambut Indonesia rata-rata memiliki 120-150 t C/ha pada biomasa di atas permukaan tanah dan 10 kali lipat lebih besar dalam gambut di bawah permukaan tanah (atau sekita 2,500 t C/ha), secara total hutan rawa gambut rata-rata menyimpan sekitar 2650 t C/ha (Page pers. comm). Hutan rawa gambut Indonesia menyimpan sekitar 55 GT (sekitar 8-14%) dari seluruh karbon (C) yang ada di lahan gambut dunia (Jaenicke. 2008). Lahan gambut adalah lahan yang memiliki lapisan tanah yang kaya dengan bahan organik (C-organik > 18%) dengan ketebalan 50 cm atau lebih. Bahan organik penyusun tanah gambut terbentuk dari sisa-sisa tanaman yang belum melapuk sempurna karena kondisi lingkungan jenuh air dan miskin hara. Gambut biasanya terbentuk dari vegetasi rawa, sebagai contoh pohon-pohonan, rumput-rumputan, jamur, dan juga beberapa tipe bahan sisa-sisa organik, seperti serangga dan bangkai hewan. Pembentukan tanah gambut merupakan proses geogenik yaitu pembentukan tanah yang disebabkan oleh proses deposisi dan transportasi, berbeda dengan proses pembentukan tanah mineral yang pada umumnya merupakan proses pedogenik (Hardjowigeno, 1986). Siefermann (1988) menunjukkan bahwa berdasarkan carbon dating, umur gambut di Kalimantan Tengah lebih tua yaitu 6.230 tahun pada kedalaman 100 cm sampai 8.260 tahun pada kedalaman 5 m. Salah satu lokasi di Kalimantan Tengah, Page (2002) menampilkan sebaran umur gambut sekitar 140 tahun pada kedalaman 0-100 cm, 500-5.400 tahun pada kedalaman 100-200 cm, 5.400-7.900 tahun pada kedalaman 200-300 cm, 7.900-9.400 tahun pada kedalaman 300-400 cm, 9.400-13.000 tahun pada kedalaman 400-800 cm dan 13.000-26.000 tahun pada kedalaman 800-1.000 cm. Pembentukan gambut memerlukan waktu yang sangat panjang. Gambut tumbuh dengan kecepatan antara 0-3 mm/tahun (Noor, 2001). Proses pembentukan gambut dimulai dari adanya danau dangkal yang secara perlahan ditumbuhi oleh tanaman air dan vegetasi lahan basah. Tanaman yang mati dan melapuk secara bertahap membentuk lapisan yang kemudian menjadi lapisan transisi antara lapisan gambut dengan substratum (lapisan di bawahnya) berupa tanah mineral. Tanaman berikutnya tumbuh pada bagian yang lebih tengah dari danau dangkal ini dan secara perlahan membentuk lapisan-lapisan gambut sehingga danau tersebut menjadi penuh (Gambar a dan b). Tanaman tertentu masih dapat tumbuh subur di atas gambut topogen. Hasil

48

Santunan

Maret 2012

pelapukannya membentuk lapisan gambut baru yang lama kelamaan membentuk kubah (dome) gambut yang permukaannya cembung (Gambar c). Pengelolaan lahan gambut di Indonesia saat ini dapat dikatakan masih jauh dari prinsip perlindungan lahan gambut berkelanjutan. Lahan gambut dianggap sebagai lahan biasa yang merupakan komoditas untuk mewadahi kegiatan perekonomian seperti kebun, hutan tanaman, dan tambang. Contoh fenomenal kegagalan pengelolaan lahan gambut yang terencana adalah mega project Kawasan Pengelolaan Lahan Gambut (PLG) di Kalimantan Tengah seluas satu juta hektar yang diprogramkan oleh Presiden Soeharto (1995) untuk dibuka menjadi lahan pertanian pangan. Ternyata pembukaan lahan tersebut telah mengakibatkan kerusakan lingkungan yang besar, antara lain kebakaran pada Kawasan PLG itu dan banjir di wilayah pemukiman sekitarnya. Gambut bisa digunakan sebagai sorbents biaya rendah, penggunaannya telah diteliti sebagai pengganti untuk memisahkan logam berat dari larutan. Gambut sebagai sorbent memiliki kemampuan adsorpsi untuk berbagai logam. Gambut mengandung lignin dan selulosa sebagai unsur pokok bahan organik untuk mencapai tahap pembusukan. Komposisi dalam gambut adalah lignin, alkohol, aldehid, keton, asam, phenolic hidroksida, dan eter. Karena sifat ini, gambut cenderung memiliki kapasitas tukar kation yang tinggi, dan merupakan adsorben efektif untuk menghilangkan logam berat. Kondisi hutan rawa gambut saat ini sangat kritis. Dari sekitar 13 juta ha hutan rawa gambut Sumatra dan Kalimantan hanya sekitar 11% dari lahan gambut yang ditutupi oleh hutan rawa gambut yang masih bagus (dari 11% yang masih berhutan cukup bagus hanya sekitar 4% di antaranya masih alami), 30% terdegradasi, sekitar 20% lebih tidak terkelola dan berupa semak paku-pakuan, semak belukar atau pertumbuhan sekunder dan sekitar 36% sudah berupa lahan pertanian, perkebunan atau lahan terbuka (Miettinen & Liew 2010).[]


STYLE

Risiko Sepatu Hak Tinggi K

aum wanita pada umumnya menyukai penampilan yang modis, indah, cantik dan anggun untuk menunjang rasa percaya diri mereka. Yakni dengan menggunakan dan atau memakai produk produk kecantikan. Terkadang karena keinginan tampil memukau itu seringkali melupakan dampak dan akibat yang ditimbulkan jika salah dalam memakai atau menggunakan produk kecantikan tersebut. Salah satu yang jadi minat kaum wanita untuk menunjang penampilan yang menarik adalah Sepatu hak tinggi (High Heel)., Aneka macam sepatu hak tinggi. Hak sepatu 2-3 cm masih nyaman dipakai di kaki. tetapi ada yang 5 cm, 7 cm dan 9 cm. Cukup runcing tentunya.Tetapi wanita menyukainya karena dianggap mampu menunjang penampilan karena memang dapat membuat kaki terlihat panjang dan seksi. Dengan alasan sedang in atau pertimbangan model yang bagus, wanita sering memilih sepatu hak tinggi yang sebenarnya tidak nyaman digunakan. Bagi penggemar sepatu hak tinggi tentu akan mengatakan tidak PD berjalan dengan sepatu hak rendah, tapi pernahkah terlintas di benak mereka dampak kesehatan pada tubuh, khususnya kaki. Pemakaian sepatu hak tinggi pada saat sedang sedang berjalan terjadi tarikan keras di urat kaki karena otot kaki bekerja ekstra dan ini tidak sesuai dengan mekanisme jalan yang benar. Menurut dr. Meidy H. Triangto, SpRM, dokter spesialis rehabilitasi medik, yang berpraktek di rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading Jakarta bahwa pemakaian sepatu hak tinggi

dapat mengakibatkan resiko gangguan kesehatan, mulai dari yang ringan sampai yang serius. Lapisan kulit menebal, kaki bengkak dan bisa menjadi radang. Juga bisa menyebabkan cedera otot kaki, nyeri sendi punggung bahkan juga sakit pada tulang telapak kaki, tulang belakang bengkok, varises, dan bahkan bisa osteoporosis . Cedera karena pemakaian sepatu hak tinggi ini sering kita jumpai di lingkungan sekitar kita.Karenanya pemakai sepatu hak tinggi selayaknya berhati hati dan memperhatikan akibat yang akan dihadapi sebelum memutuskan untuk memakainya secara rutin. Meski demikian bagi anda yang menyukai memakai sepatu hak tinggi tidak perlu terlalu cemas, dan harus berhenti memakainya, tetapi bisa menyiasati agar sepatu yang anda miliki tetap terpakai tetapi kesehatan anda juga terjaga. Berikut tips yang mungkin bisa dipraktekkan : 1. Toleransi pemakaian sepatu hak tinggi adalah 2 jam. Selingi dengan pemakaian sepatu hak rendah. Gunakan sepatu hak tinggi hanya pada saat momen momen penting atau acara tertentu

yang membutuhkan rasa percaya diri anda ketika berhadapan dengan orang lain. 2. Saat berjalan dengan sepatu hak tinggi tarik perut ke dalam, agar langkah menjadi ringan. Dengan demikian langkah kita tak terlalu menimbulkan bunyi tak tok, karena langkah yang seperti itu bisa menimbulkan pegal di kaki. 3. Tumit harus dalam keadaan vertikal saat berjalan, jangan sampai begeser kesamping. Kalau sepatu cukup tinggi posisi kesamping ini akan memudahkan tumit terpeleset, sehingga mudah terjatuh. 4. Melangkah dengan tumpuan pada ujung ibu jari, seimbangkan tubuh dan jaga langkah anda agar terlihat anggun. Yang terpenting adalah gunakan sepatu sesuai dengan kebutuhan , dimana pada dasarnya sepatu berfungsi sebagai alas kaki untuk ponopang tubuh. Jadi utamakanlah kenyamanan dan kesehatan tubuh, baru kemudian untuk kecantikan dan keanggunan langkah kaki. [suri] Santunan

Maret 2012

49


BAHASA Bahasa di Aceh Maret 2012 No. Bahasa Bahasa Indonesia Aceh

Bahasa Gayo

Bahasa Aneuk Jamee

Bahasa Alas

Bahasa Bahasa Lamamek Devayan Simeulue Simeulue

Bahasa Singkil

Bahasa Pak- Bahasa pak Boang Tamiang Singkil Hulu

Bahasa Kluet

Bahasa Haloban

1

Naik

Ek

Nik

Naiak

Nangkih

Naek

Manek/ Manengo

Naik

Menangkih Naek

Nangkih

Naek

2

Turun

Troen

Turun

Turun

Tukhun

Turun

Turun

Susur

Susukh

Tughun

Turun

Turun

3

Gemuk

Tumboen

Gotol

Gapuak

Tembun

Atafe

Atafe

Tembun

Tembun

Gemok

Tembun

Gpok

4

Tinggi

Panyang

Atas/ Tinggi ganyong

Datas

Alawa

Ataiek

Ndatas

Nggedang

Tinggi

Natas

Atat

5

Usang

Useung

Usang

Usang

Malei

Ubou-bou Daneng

Male

Male

Usang

Male

Raneng

6

Dalam (ukuran)

Lhoek

Relem

Dalam

Bagas

Abakha

Afahak

Bagas

Mbagas

Dalam

Magas

Awakhak

7

Dangkal

Dheue

Engel

Dangka

Babou

Afafe

Afafao

Mbawo

Mbawo

Tendal

Mabo

Awawo

8

Bening

Jeureungeh Jernih

Janiah

Mecihou

Oau

Mehiyau

Mkaca

Nciho

Joghneh

Nciho

Makhio

9

Keruh

Meukrue

Keruh

Karuah

Meletok

Olimbeng

Melebel

Kekhuh

Mekhket

Kghoh

Maletok

Kabui'

10

Tumpul

Tumpoi

Tumpul

Tumpue

Pudal

Afulu

Ma'uru

Majel

Majel

Tumpol

Popoi

Makhere

11

Tajam

Tajam

Lenek

Tajam

Tajem

Atale

Ma'areng

Tajem

Tajem

Tajam

Tajom

Tajem

12

Penuh

Punoh

Engkip

Panuah

Doem

Afenu

Manno

Rom

Rom

Pnoh

Dom

Pnoh

13

Kosong

Soh

Kosong

Kosong

Longgang Kosong

Adu Isi

Kosong

Kosong

Kosong

Legoh

Waon Skhok

14

Rapat

Krap

Rapat

Rapek

Khapet

Ate ate

Maro'dot/ Rapek

Khapet

Khapet

Ghapek

Padek

Rapat

15

Jarang

Jareung

Jarang

Jarang

Mekhak

Jarang

Malu'ngang Mekhak

Mekkhaq

Jaghang

Merak

Jarang

16

Sisa

Teumoen

Tora/ lebih

Siso

Bibe

Lebi

Si'bo

Iwa

Iwa-iwa

Siso

Kelebihan

Siso

17

Utuh

Lagee Soet Metus

Elok

Begedi pelin

Utu

Bako

Pas

Mende den Tetap

Nalot Padu

Nga

18

Putus

Putoeh

Petep

Abuntung Mutuik

Pestep

Pestep

Mepengkoh Maotot

19

Sambung Samboeng Pasang

Sambuang Sambung Sambung

Ufung

Sambung Sambung

Sambong Sambat

Patawik

20

Pasang

Pasang

Lakekkan

Pasang

Pake

Siana

Pasang

Samung Putuih

Pasang

Pasang

Leketken

Putuh

Lekekko

Database ensiklopedia Bahasa di Aceh ini dibuat berdasarkan kontribusi dari para pembaca Majalah Santunan di berbagai wilayah di Provinsi Aceh. Penulisan kata-kata sesuai dengan sumbangan kontributor. Untuk partisipasi kirimkan sms ke 085277759339 dengan menyertakan padanan kata dalam bahasa daerah yang Anda kuasai. Kontributor: Bahasa Gayo-Erqi Albandary, Bahasa Aneuk Jamee-Andri Rahman, Bahasa Alas-Hasanuddin, Bahasa Sigulai Lamamek-Aji Asmanuddin, Bahasa Devayan-Mirati Adim, Bahasa Singkil-Hendra Sudirman, Bahasa Pak-pak Boang-Sulaeman AR, Bahasa Tamiang HuluLukmanul Hakim, Bahasa Kluet-H. Bahrum Basyah, Bahasa Haloban-Ikhsan. Padanan kata untuk edisi berikutnya: Orang, Kita, Saya, Aku, Mereka, Dia, Kamu, Kami, Kalian, Kawan, Saudara, Ada, Tiada, Apa, siapa, dimana, Kapan, Bagaimana, Kenapa, Berapa.

50

Santunan

Maret 2012


BAHASA ARAB

Diasuh oleh Muzakkir,S.Ag

Santunan

Maret 2012

51


ENGLISH

Is Postage Stamp Still Popular Today? Written by : Mulyadi Idris, S.Ag., M.Hum Everybody ever writes a letter to a friend, parents and even to a very special one. But it doesn’t mean anything without a postage stamp because the letter will not send to the destination person that we want. What is a postage stamp? A postage stamp is a small piece of paper that is purchased and displayed on an item of mail as evidence of payment of postage. Typically, stamps are made from special paper, with a national designation and denomination (price) on the face, and a gum adhesive on the reverse side. How is the shape of stamp? The stamp’s shape is usually that of a small rectangle of varying proportions, though triangles or other shapes are occasionally used. The stamp is affixed to an envelope or other postal cover (i.e., packet, box, mailing cylinder) that the customer wishes to send. Then, the postmark indicates the date and point of origin of the mailing. The mailed item is then delivered to the address that the customer has applied to the envelope or cover. Postage stamps have been carrying the mails of the world to their destinations since the 1840s. Before this time, ink and handstamps (hence the word ‘stamp’), usually made from wood or cork, were often used to frank the mail and confirm the payment of postage. The first adhesive postage stamp, commonly referred to as the Penny Black, was issued in the United Kingdom in 1840. The invention of the stamp was a part of the attempt to reform and improve the postal system in the United Kingdom of Great Britain and Ireland, which in the early 19th century was in disarray and rife with corruption. There are varying accounts of the inventor or inventors of the stamp. Another interesting thing related to stamp is about stamp collecting. Stamp collecting began at the same time that stamps were first issued, and by 1860 included thousands of collectors

52

Santunan

Maret 2012

and a number of local merchants catering to their desires stamp collecting is a popular hobby. Stamp collecting is not the same as philately, which is defined as the study of stamps. It is not necessary to closely study stamps in order to enjoy collecting them. Many casual collectors enjoy accumulating stamps without worrying about the details. The creation of a valuable or comprehensive collection, however, may require some philatelic knowledge. The postage stamp afforded convenience for both the mailer and postal officials, more efficiently recovered costs for the postal service, and ultimately resulted in a better, faster postal system. With the conveniences stamps offered, their use resulted in greatly increased mailings during the 19th and 20th centuries. Glossary: - postage stamp (n) - purchased (v) - evidence (n) - shape (n) - rectangle (n) - delivered (v) - payment (n) - adhesive (n) - invention (n) - disarray (n) - rife (adj) - merchants (n) - valuable (n) - convenience (adj)

: : : : : : : : : : : : : :

perangko membeli bukti bentuk empat persegi panjang dikirim pembayaran bahan perekat penemuan kekacauan banyak pedagang-pedagang bernilai kenyamanan


TTS

Pertanyaan TTS Edisi Maret 2012

Jawaban TTS 017 Edisi Oktober 2011

Mendatar 2. Surat perintah 11 Maret 5. Taman gantung babilonia 6. Kesempatan (English) 7. Jumlah barang cetakan yang diedarkan 10. Daya 11. Tes 12. Warung kopi 15. Renungan 18. Salah seorang sahabat mubasysyar bil jannah (dijamin masuk surga) 19. Bahasa latinnya ALGAE 20. Pembunuh paman Nabi, Hamzah bin Abdul Muthalib 21. Ayah mertua Nabi yang pertama Menurun 1. rancangan, rangka sesuatu yang akan dikerjakan 3. Pasukan tentara yang terdiri atas beberapa batalion yang biasanya dikepalai oleh seorang perwira menengah 4. ....Maret : hari kehutanan dunia 8. Mujaddid 9. Alat yang dipakai untuk berkelahi atau berperang 13. Hari besar nasional yang jatuh pada tanggal 6 maret 14. paduan (campuran) berbagai pengertian atau hal sehingga merupakan kesatuan yang selaras 16. Sekolah (Arabic) 17. Di negara ini terdapat menara miring pisa Santunan

Februari Maret 2012

53


54

Santunan, Maret 2012

MADRASAH

MTsN Samudera

Iptek Unggul, Imtak Subur

Siswa berdatangan dari Kecamatan Samudera dan sekitarnya. Tepat pukul 08.45 WIB, bel masuk mendering dari depan ruang dewan guru. Murid masuk berbaris, diiringi doa dan hormat. Pemandangan yang hampir persis sama dengan kebiasaan di beberapa madrasah lainnya. Sebelum belajar, siswa dan siswi di MTsN Samudera Kabupaten Aceh Utara melantunkan beberapa ayat Alquran di masing ruang kelas. “Saban Jumat, wirid Yasin kita wajibkan pada siswa. Yasinan Jumatan dan pengajian pada awal pagi lainnya, itu untuk pencerahan dan keselamatan. Di samping untuk berlindung kepada Allah dari, misalnya kesurupan setan pada siswa. Sebab beberapa siswi, MTsN ini pernah kemasukan,” kata Drs. Muhammad Hanafiah, M.Pd, Kepala MTsN Samudera yang beristrikan Zaininawati. Mengawali pagi dengan mendekatkan

diri pada Allah, secara mental spiritual, akan membantu anak didik dan guru saat berhadapan dengan sosial dan material, sampai siang dan malam. Guru mengajar aktif, prestasi murid pun diukir. Termasuk juga ekstrakurikuler (ekskul). Latihan drumb band salah satunya. Terakhir, gaung peringatan HAB ke 66 Kemenag di Lapangan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara kian menggema, dengan tampilan Grup Drum Band Gema Pase. Kiprah anak-anak dan guru MTsN Samudera. Usai tampil memukau, aplaus pun dipersembahan Bupati, Muspida Plus, para kepala madrasah, para siswa MA, MTsN, dan MI kepada kru drum band MTsN yang berkostum merah biru itu. MTsN Kecamatan Samudera yang masih setia dengan visi, “Keseimbangan Iman dan Takwa dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi “ itu, di bawah binaan Muhammad,


pria kelahiran Pidie, 4 Februari 1966, nama madrasah terus berkibar. Bersama 360-an anak didik, semester genap 2011/2012, madrasah yang berlokasi kira-kira 20 kilometer dari pancangan gas Lhokseumawe itu, terus bersinar menggenjot mentalitas dan prestasi siswa, mengiringi tuntutan modernisasi. Derap langkah ditapakinya untuk mensinergiskan iman dan takwa anak bangsa agar terus mengakar dan subur, beriringan dengan ilmu pengetahuan yang terus mekar dan unggul. Muhammad Hanafiah, Magister Administrasi Pendidikan Unsyiah pada 2011 itu, tergolong leader untuk ukuran sekolah menengah yang unik. ‘Unik’ lantaran background pendidikan kesarjanaannya berstrata satu bidang tata busana. Wajar, jika keakrabannya dengan dunia ketrampilan dan kesenian, termasuk drum band, itu ‘luar biasa’, daripada guru yang berlatar

pendidikan lainnya. Di antara prestasi yang pernah digapai siswa MTsN, baik sebelum maupun selama Muhammad memimpin, ialah menjuarai lomba qasidah rebana, azan, membaca Juz ‘Amma, khat (kaligrafi), deklamasi, karnaval, pidato, pionering, kebersihan, tata rias, gebyar seni dan budaya islami, Tari Kreasi Aceh, pakaian adat, model busana, lacak dunia, sepeda hias, CC (cerdas cermat), tenis meja, volly ball, sepak bola, lari, lari goni, lari sendok, speed march, tarik tambang, pancing, pancing botol, ke-PMI-an, colour guard, display, dan heaking napak tilas. “Ini kerja keras dan hubungan baik dengan semua elemen: siswa, wali siswa, guru, warga, dan tentunya pimpinan madrasah,” tutup Muhammad Hanafiah, M.Pd yang juga alumni SMP dan SMA Meuruedu (Pijay), merendah. [muhammad yakub yahya] Santunan

Maret 2012

55


Percontohan, Unggul, dan Favorit

Prestasi MTsN Samudera (2007-2011) 1. Juara III Lomba Drumb Band Visit Banda Aceh Year’s (2011) 2. Juara II Lomba Display Nasional (2011) 3. Juara Harapan I Lomba Colour Guard Nasional (2011) 4. Sepak Bola Tingkat MTs HAB ke 58 se Kab. Aceh Utara (2009) 5. Juara I Lomba Busana Terbaik Festival Putra Aceh (2008/2009) 6. Juara I Festival Tari Kreasi Aceh se Kab. Aceh Utara (2009) 7. Juara III Lomba Bola Kaki HUT RI ke 64 se Kab. Aceh Utara (2009) 8. Juara II Tenis Meja Ganda Putri se Kab. Aceh Utara (2008) 9. Juara III Lomba Tenis Meja Ganda Putra Porseni Depag ke 10 se Kab. Aceh Utara (2008) 10. Juara III Lomba Qasidah Rebana Porseni Depag Tingkat MTs se Kab. Aceh Utara (2008) 11. Juara II dan III Deklamasi/Puisi PutraPutri Tingkat MTs se Kab. Aceh Utara (2008) 12. Juara I Lomba Lari 400 m dan 200 m Putra Porseni Depag Tingkat MTs se Kab. Aceh Utara (2008) 13. Juara I Lomba Volly Ball Putra Tingkat MTs se Kab. Aceh Utara (2008) 14. Juara I Lomba Tenis Meja Garda Putri Porseni Depag Tingkat MTs se Kab. Aceh Utara (2008) 15. Juara III JUMBARA PMR-PMI Tingkat MTs se Kab. Aceh Utara (2008) 16. Juara III Tata Rias Penyaji Berbakat se Kab. Aceh Utara (2008) 17. Juara I Lomba Sepeda Hias HUT RI ke 63 Tingkat SLTP se Kec. Samudera (2008) 18. Lomba II Pidato Tingkat MTs se Kab. Aceh Utara (2007) 19. Juara I Lomba CC Porseni Tingkat MTs se Kab. Aceh Utara (2007)

56

Santunan

Maret 2012

Meskipun MTsN Samudera termasuk yang tertua di Aceh Utara namun baru dinegerikan 1995. Tapi madrasah ini selalu me­noreh segudang prestasi lewat ajang musabaqah, olahraga, dan festival kesenian. Tentu saja, termasuk lomba drum band. Terakhir, dalam Visit Banda Aceh Year’s 2011, MTsN binaan Drs. Muhammad Hanafiah, M.Pd, Kepala madrasah favorit itu, menjuarai lomba drumb band. Sebelumnya, lewat sejumlah ajang lomba dan tanding, se Kecamatan Samudera dan se Kabupaten Aceh Utara, sekolah agama itu juga meraup sejumlah medali. Bersama 38-an guru (jenjang S1 28 guru dan tingkat diploma 10 guru), kepala madrasah dan wali siswa terus menggenjot mutu sekolah, agar terus menoreh prestasi, dan unggul. “Kita berusaha agar masyarakat tetap memfavoritkan MTsN Samudera. Jadi harapan kita, agar alumni madrasah ini sukses kelak, dan animo untuk menyekolahkan anak-anaknya di sini, tetap besar dari warga. Letaknya yang relatif strategis, kita inginkan agar MTsN ini tetap masuk yang unggul. Tidak cuma fasilitas tapi kualitas. Ke depan, juga mau ini jadi percontohan di Aceh Utara,” janji Muhammad, pria tampan yang berkumis lebat itu. Strategis lokasinya, tertua umur mad­rasahnya, salah satu alasan untuk difavoritkan wali murid. Jadi komite sekolah pun mudah dirangkul bersama Kepala Madrasah, Muhammad Hanafiah, yang kini selain berdomisili di Samudera, juga masih beralamat

di Gampong Beuringen Kecamatan Meureudu Kabupaten Pijay. Dua tahun lalu misalnya, pihak sekolah berjuang bersama komite, lewat anggaran Otsus, senilai Rp 423 juta lebih itu, telah membebaskan area madrasah seluas 1.691 meter persegi. Jadi, sebelumnya status tanah hanya hak pinjam/pakai, kini sudah sah milik MTsN Samudera (Kemenag Aceh Utara). Jika bangunan sekolah sudah bagus, tapi pagar dan isi laboratorium masih belum oke. Untuk itu, Muhammad Hanafiah mengharapkan isi laboratorium dan pagar pada pihak yang berkompeten, dan donatur. Termasuk bantuan komputer yang memadai. Selama ini anak-anak mengisi les komputer di kantor sekolah dan di luar. “Jika fasilitas itu sudah memadai, siswa berprestasi, guru aktif mengembangkan diri, imtak dan iptek sinergis, tentu baru kita optimis, MTsN Samudera sebagai madrasah percontohan akan terwujud. muhammad yakub yahya


HADIS

Mudahkah Jalan Menuju Surga? oleh Salman Abdul Muthalib, M.Ag Kehidupan umat manusia di dunia ini akan berakhir ketika mereka memenuhi panggilan terakhir dari Allah, semuanya akan diminta pertanggungjawaban terhadap apa yang telah mereka kerjakan selama di dunia. Dan tempat terakhir yang akan mereka diami nanti ada dua hunian yang sangat berbeda antara satu dan lainnya, Surga dan Neraka. Semua umat manusia, apakah dia orang baik atau jahat pasti mendambakan Surga, karena itulah tempat yang paling nyaman dan menyenangkan, bahkan digambarkan kesenangan yang ada di dalamnya tidak pernah terbayangkan oleh umat manusia. Dalam sebuah hadis qudsi Rasul bersabda:

“Allah berfirman: Aku persiapkan kepada hambaku yang saleh sesuatu yang tidak pernah dipandang mata, didengar telinga dan tidak pernah terlintas dalam pikiran manusia.” Itulah gambaran betapa indahnya Surga Allah yang akan anugerahkan bagi hambanya yang saleh. Akan tetapi, akankah Tuhan menerima semua permintaan manusia untuk menghuni Surga? Mudahkan bagi seseorang meraih Surga? Dalam sebuah hadis Nabi bersabda:

“Dari Abu Hurairah, bahwa Rasul bersabda: Neraka itu dikelilingi oleh berbagai keinginan nafsu syahwat, sedangkan Surga dikelilingi oleh hal-hal yang tidak menyenangkan.” Hadis ini terdapat dalam Sahih al-Bukhari dalam kitab al-Riqaq dan diriwayatkan oleh Abu Hurairah. Ibnu Hajar dalam kitab Fath alBari menjelaskan bahwa penyebutan syahwat itu mengelilingi Neraka memiliki pengertian bahwa betapa syahwat yang melenceng itu benar-benar dibenci dalam Islam, dan orang-orang yang bergumul dengan syahwat itu berarti ingin mendekatkan diri dengan Neraka. Pengertian syahwat dalam hadis ini adalah bersenang-senang dengan perkara dunia yang dilarang dalam agama, seperti berzina, mabuk, judi dan berbagai bentuk perbuatan haram lainnya, semua itu akan mendekatkan seseorang ke dalam Neraka.

Adapun pernyataan Nabi bahwa Surga itu dikelilingi oleh sesuatu yang tidak menyenangkan, maksudnya adalah bahwa untuk meraih Surga, seseorang diperintahkan untuk berusaha melakukan berbagai ibadah dalam keseharian dan menjauhi larangan-larangan dalam agama. Di samping itu seseorang juga harus sabar dalam menghadapi musibah serta harus menerima apa saja ketetapan Allah. Semua perbuatan ini susah untuk dipraktikkan manusia sehingga dinyatakan bahwa Surga itu dikelilingi oleh berbagai hal yang menyusahkan, karena untuk melakukan itu semua memang susah. Di sini seolah-olah Rasul bersabda, tidak mungkin seseorang sampai ke dalam Surga kecuali ia telah melakukan sesuatu yang menyusahkan, dan sebaliknya bersenangsenang dengan hawa nafsu yang haram dan menyenangkan akan menjadikan seseorang mudah menuju Neraka. Pelajaran yang dapat diambil dari hadis di atas adalah manusia harus selalu berusaha semaksimal mungkin mengerjakan perintah Allah meskipun agak berat. Salat, puasa, zakat, bersedekah dan kewajiban lainnya memang berat bagi manusia, akan tetapi jika semuanya dilakukan karena Allah, dengan mengingat bahwa Dia telah memberikan nikmatnya kepada kita yang tidak dapat dinilai, maka seberat apa pun beban yang dipikul akan terasa ringan dan menyenangkan. Sebaliknya kita juga harus melawan hawa nafsu yang selalu menggoda, mengajak kita ke jalan yang sesat, mengantar kita ke jurang yang sangat dimurkai Tuhan. Semua kesenangan dunia yang tidak terkontrol, kelezatan sesaat yang tidak kekal, jika salah dalam menyikapinya, kebahagiaan itu semua akan mengantarkan kita ke dalam Jahanam yang telah dipersiapkan Tuhan bagi hambanya yang murka. Apa yang tergambar di atas, menuntut umat manusia harus selalu waspada dalam meniti perjalanan ini. Di samping itu juga jika seseorang dalam perkiraannya telah banyak melakukan kebaikan dan menjauhi kejahatan, jangan sekali-kali terlintas dalam benaknya bahwa dengan amal saleh yang telah dikerjakan tersebut dengan mudah dia akan mendapat Surga. Amal saleh saja belum menjadi jaminan sebagai tiket menuju Surga, di sana ada perkara besar lain yang perlu direnungi, yaitu rahmat dan ampunan Allah.

Dalam sebuah hadis, Nabi menjelaskan kepada sahabat bahwa dirinya sendiri tidak akan masuk Surga karena amalnya, kecuali jika diberi ampunan dan rahmat dari Allah.

“Nabi bersabda: Tepatkanlah amal perbuatanmu, sedang-sedanglah, dan berilah berita gembira, sesungguhnya tiada seorang pun yang dapat masuk Surga hanya karena amalnya. Para sahabat bertanya: Bagaimana dengan engkau wahai Rasul? Nabi menjawab: Saya pun tidak, kecuali jika Allah memberi rahmat dan ampunan-Nya.” Nabi Muhammad sebagai Rasul yang ma’shum (tidak berdosa), telah dijanjikan Surga oleh Allah, tidak ada dosa yang dia lakukan, tidak ada kejahatan yang dia kerjakan, tidak menzalimi orang, mencaci, memaki, bahkan musuhnya sekali pun tidak diperlakukan kasar, orang yang jujur sehingga digelar al-amin, memiliki sifat jujur dan amanah. Akan tetapi, semua sifat baik ini yang dimiliki Rasul tidak membuatnya sombong, angkuh, yakin akan masuk surga. Sebaliknya dia mengajarkan umatnya bahwa ampunan dan rahmat Tuhan lah yang akan menjadi jaminan bagi seseorang untuk masuk Surga. Bagaimana dengan kita umatnya? Yang tidak luput dari dosa, sesalu bergimang dengan kesalahan, kezaliman, saling mencaci, memaki, bahkan membunuh, semuanya mengaku Muslim yang beribadah kepada Allah, tetapi perilakunya tidak jarang menyimpang dari titah-Nya. Akankah begitu mudah bagi umatnya menerima jamuan Tuhan di Surga? Manusia harus introspeksi diri, sebanyak apa amal saleh yang telah dikerjakan dibandingkan dengan nikmat Tuhan yang tidak akan pernah sanggup dihitung. Apakah dengan amal saleh yang sedikit ini manusia juga masih yakin akan masuk Surga? Sementara mereka masih bergelimang dengan dosa dan murka. Akhirnya taubatlah kata yang pantas diucap dan dipraktikkan, karena Rasul bersabda: Semua manusia berdosa, dan sebaik-baik orang berdosa adalah yang mau bertaubat.” Wallahu A’lam Bi al-Shawab. [] Santunan

Maret 2012

57


58

Santunan, Maret 2012

MASJID

Masjid Delung Tue, Bener Meriah Masjid ini terletak di Desa Delung Tue, Kecamatan Bukit, Kabupaten Bener Meriah. Berjarak sekitar 5 km dari pusat kota Redelong, ibukota Kabupaten Bener Meriah. Konon menurut cerita dari mulut ke mulut, masyarakat Delung Tue adalah keturunan dari Syeikh Abdurrauf Syiah Kuala yang pernah bermukim di Delung Tue. Salah satu keturunannya yang masih hidup adalah Tgk. Sujang (Syiah Kuala). Masjid Delung Tue dibangun pada tahun 1928. Pada waktu itu tokohtokoh masyarakat kampung Delung Tue bermusyawarah untuk membentuk panitia pembangunan masjid. Tokoh-tokoh tersebut antara lain; Empun Riem, Tgk. Aman Lai, Tgk. Imem, Tgk. Aman Reje Guru, Tgk. Jemala, dan Tgk. Saat. Bersama masyarakat mereka membangun sebuah masjid sederhana berukuran 8 x 10 m. Pondasi masjid dibuat dari batu, dindingnya dari papan yang diolah dengan beliung (kampak). Sedangkan atapnya dibuat dari ijuk dengan model segi lima. Di depannya dibuat sebuah kolam berukuran sama dengan Masjid sebagai sarana bersuci.

Masjid ini digunakan tidak hanya oleh masyarakat Delung Tue, tetapi juga dari kampung sekitarnya, yakni Kampung Bale Atu, Bale, Reje Guru, Kenawat, dan Ujung Gele. Pada masa penjajahan, masjid ini berperan sebagai benteng akidah umat dari serbuan misionaris Belanda. Seorang panglima Gayo kelahiran Delung Tue, Tgk. Tapa, memulai perjuangannya dari Kampung Delung Tue (M.H. Gayo, 1983: 89-93, Mahmud Ibrahim, 2001: 61-63). Menurut penuturan tokoh masyarakat Delung Tue, sebelum turun berjuang ke daerah pesisir, Tgk. Tapa aktif memberikan pengajian kepada masyarakat di Masjid ini. Selain itu, juga berfungsi sebagai tempat musyawarah, dan menyelesaikan persoalan-persoalan yang terjadi di tengah masyarakat. Adapun untuk bidang kemakmurannya seperti imam, khatib, dan pengajian, diisi oleh para Tengku dari desa Delung Tue dan desa sekitarnya. Para Tengku tersebut diantaranya; Tgk. Milun, Tgk. Abdul Wahab, Tgk. Besah A. Rifin, Tgk.

Mahmuddin, dan Tgk. A. Serikani. Pada tahun 1950 masjid ini direhab. Bagian atap yang sebelumnya beratap ijuk diganti dengan atap seng. Sedangkan bagian dasar dan dinding masih tetap seperti sediakala. Pada tahun 1980, dibangun Masjid baru di bagian utara kampung, di pinggir jalan ke arah kampung Kenawat yang tembus ke jalan Takengon-Pondok Baru. Letaknya sekitar 200 m dari Masjid lama. Masjid baru ini didirikan di atas sebidang tanah yang diwakafkan oleh Camat Syiah Kuala. Sedangkan masjid lama tidak lagi dipergunakan sebagai tempat shalat Jumat, dan cenderung dibiarkan terbengkalai. Menurut penuturan, Tgk. Jafaruddin A. Guntur, masjid ini pernah akan dibongkar oleh masyarakat.Tetapi sebagian masyarakat yang lain mempertahankannya karena mengingat masjid ini telah berperan sebagai saksi dari perjalanan sejarah Delung Tue. Pada saat ini di Masjid Delung Tue dipusatkan kegiatan majelis taklim, dan di sampingnya didirikan gedung TKA/TPA/ TQA secara berdampingan. []

Rubrik ini diangkat berdasarkan buku Masjid Bersejarah di Nanggroe Aceh, jilid II, diterbitkan oleh Bidang Penamas Kantor Wilayah Kementerian Agama Aceh, 2010.


Untuk pemasangan iklan dan berlangganan Majalah Santunan, baik untuk PNS maupun Non-PNS Kemenag silakan menghubungi bagian Sirkulasi dan Iklan, Saudara Amwar Citra (HP. 085277759339) Alamat Redaksi/Usaha Majalah Santunan Jl. Tgk. Abu Lam U No.9 Banda Aceh Email : redaksisantunan@gmail.com usahasantunan@gmail.com Website : http://aceh.kemenag.go.id Rekening BRI Cabang Banda Aceh Nomor : 0037-01-002219-30-7 An. Majalah Santunan Kanwil Depag Prov. NAD QQ. Jl. Tgk. Abu Lam-U No. 9 Banda Aceh



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.