4 minute read

Festival Film : Perayaan

FESTIVAL FILM : Perayaan untuk pegiat dan pecinta film

Syahira Narizta Syahputri Manajemen 2020

Advertisement

Diambil dari bahasa latin festa yang memiliki arti pesta, terbentuklah kata festival yang kemudian dikembangkan menjadi festival film. Festival film sendiri memiliki arti pesta besar atau acara meriah dengan acara utamanya adalah pemutaran film. Tidak hanya itu, biasanya festival film juga dimeriahkan dengan acara workshop , diskusi, seni pertunjukkan dan malam penghargaan. Fungsi utama festival film bukan untuk menghasilkan uang, akan tetapi untuk menunjukkan adanya perkembangan sinema sebagai ekspresi artistik dan ekspresi identitas budaya.

Festival Film Indonesia mengalami pasang surut dalam penyelenggaraannya. Pada tahun ‘90an, produksi film di Indonesia mengalami penurunan jumlah. Maraknya film impor yang memasuki pasar Indonesia, kondisi ekonomi Indonesia yang sedang merintis dan selera pasar disebut sebut sebagai sebab terjadinya hal tersebut. FFI yang sangat bergantung pada produksi dan kualitas film Indonesia terpaksa harus menunggu kondisi perfilman Indonesia kembali pulih dan memutuskan untuk tidak mengadakan FFI pada tahun 1992. Kekosongan FFI ini berlangsung selama kurang lebih satu dekade dan kemudian hidup lagi mulai tahun 2004.

Festival film pertama yang diadakan di Indonesia adalah Festival Film Indonesia (FFI) yang diselenggarakan pada tahun 1955. Pada waktu itu, festival film diadakan atas gagasan

Djamaludin Malik melalui Persatuan Produser Film Indonesia (PPFI) yang merasa film Indonesia tidak perlu dukungan pihak asing untuk memasuki ajang internasional.

Seiring dengan berkembangnya produksi film, FFI bukanlah satu satunya festival film yang berada di Indonesia. Dengan fokus yang berbeda beda, festival film yang diselenggarakan di Indonesia diantaranya Festival Film Dokumenter (FFD) yang merupakan festival film pertama di Indonesia dan Asia Tenggara yang fokus pada film dokumenter, dan Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) yang menghadirkan animo sendiri.

Fungsi festival film adalah ekshibisi, apresiasi dan distribusi. FFD dan JAFF memiliki peran penting dalam fungsi tersebut. FFD sebagai jalur film dokumenter dan JAFF yang fokus pada perkembangan sinema Asia. Semakin maraknya festival film melahirkan kategorisasi festival film, diantaranya adalah Major, Mini-Major, City Festivals dan Mom & Pop. Tujuan dari kategorisasi adalah untuk menemukan dan menjaga nilai personal dari pembuat film, dan hasil karya filmnya. Contoh dari major festival ialah seperti Cannes, Venice, Rotterdam.

Dalam penyelenggaraannya, festival film di seluruh dunia memiliki caranya masing masing. Salah satu hal menarik adalah International Film Festival Rotterdam (IFFR) yang mempunyai layanan IFFR Film Finder. Layanan ini membantu para penggiat dan pecinta film untuk memilih film yang kira kira cocok dengan jadwal dan selera mereka. Pertama-tama, calon penonton memilih tanggal yang ingin mereka datangi, diikuti dengan pilihan pagi, siang atau malam. Setelah itu, layanan ini akan menyuguhkan beberapa trailer dari film yang akan ditayangkan sesuai dengan jadwal yang sudah dipilih. Apabila calon penonton tertarik, bisa pencet tombol like , dan judul film tersebut akan masuk ke kategori Favorites calon penonton.

Tidak hanya itu, apabila dibandingkan dengan festival film yang diselenggarakan di Indonesia, IFFR tidak hanya diselenggarakan di satu kota saja. Walaupun pusat kegiatannya tetap di Rotterdam, IFFR juga diselenggarakan di Groningen, salah satu kota yang terletak di bagian utara Belanda. Tetapi, waktu penyelenggaraan terbatas, hanya pada lima hari terakhir jadwal lengkap festival film ini. Dan, hanya menayangkan beberapa judul film saja.

Total venue nya khusus untuk Kota Rotterdam saja kurang lebih ada sebanyak 18 tempat. 4 tempat pemutaran yang sempat dikunjungi semuanya dekat dengan halte. stasiun. Hanya butuh jalan kaki sekitar tujuh menit. Kedekatannya dengan public transportation ini cukup membantu dalam mengakses venue. Mungkin ini bisa dicontoh untuk penyelenggara festival film di Indonesia. Karena festival ini sudah berskala internasional dan didukung oleh pemerintah setempat, banyak dipasang bendera festival film Rotterdam diberbagai sudut kota.

Di Asia, festival film diprediksi memiliki pasar yang lebih ramai dibanding di negara barat. Karena, kebanyakan orang muda di Asia memiliki rasa komunitas yang lebih kuat dan lebih menikmati film melalui bioskop dibandingkan di negara barat yang sudah mulai bergerak ke dunia online. Namun, hal ini perlu dikembangkan lagi karena untuk saat ini, di Indonesia, peran festival film masih hanya untuk apresiasi. Dimana apabila dibandingkan dengan festival film di dunia, kebanyakan sudah sebagai wadah para filmmaker untuk mencari dana atau dukungan dalam pembuatan film.

Banyaknya film yang diproduksi, berbanding lurus dengan jumlah festival film yang

diadakan setiap tahunnya. Begitupun juga dengan semakin beragamnya program yang muncul di festival film. Hal ini dapat meningkatkan kreativitas para pembuat film. Maka dari itu, festival film mempunyai banyak

manfaat dibaliknya sehingga tidak hanya sebagai pesta besar saja. Semoga kedepannya film Indonesia semakin berkembang dari sisi kualitas dan kuantitas yang dapat dipertontonkan sampai ranah internasional.

Sumber:

1. Permatasari, Andrika. 2014. FESTIVAL FILM SEBAGAI ARENA SISTEM TERBUKA STUDI KASUS PADA FESTIVAL FILM DOKUMENTER (FFD) DAN JOGJA-NETPAC ASIAN FILM FESTIVAL (JAFF). Yogyakarta. 2. Audita, Marcia. Kebangkitan Industri Perfilman Nasional di Tengah Kekosongan Festival Film Indonesia (1993 - 2005). Depok 3. https://tirto.id/sejarah-festival-film-indonesia-enam-dekade-saksi-pasang-surut-dbsm

director Happy Old Year, Nawapol Thamrongrattanarit

Exhibition mengenai tema Rotterdam Film Festival tahun ini

This article is from: