3 minute read
Bumi Langit Studio
First Indonesian Supehero Movie:
BUMI LANGIT STUDIO
Advertisement
M. Alvan Atthoriq Kimia 2018
Maraknya pembicaraan di sosial media mengenai Jagat Sinema Bumilangit membuat kami kru LFM ITB sangat penasaran dengan universe baru yang ingin dibuat dari komik-komik Indonesia. Pada bulan Agustus tahun 2019 kami pun mendapat izin untuk berkunjung ke kantor Bumilangit yang bertempat di Jalan Komp. UI No. 5, Pondok Pinang, Kebayoran Baru. Bagi yang belum tahu, Bumilangit merupakan perusahaan hiburan berbasis karakter di Indonesia yang mengelola pustaka karakter sangat banyak atau bisa dibilang terbanyak se-Indonesia termasuk Sancaka atau yang lebih dikenal dengan Gundala. Karakter Gundala diadaptasi ke dalam film oleh sutradara terkenal Joko Anwar dengan judul “Gundala” dan dirilis pada bulan Agustus 2019 kemarin. Film karya Joko Anwar itulah yang memulai Jagat Sinema Bumilangit. Sesampainya di kantor
Bumilangit disambut oleh mas Imam selaku Manajer dari Bumilangit. Beliau lah yang memandu kunjungan kami di sana.
Kunjungan dimulai dengan penjelasan mas Iman seputar Bumilangit itu sendiri. Beliau menjelaskan bahwa pada awalnya semua karakter yang kita ketahui seperti Gundala, Sri Asih, Si buta dari Gua Hantu, Gatot Kaca dsb itu tidak dikelola oleh institusi apapun dan bukan merupakan suatu kisah yang utuh. Hingga pada tahun 2003, Bumilangit didirikan. Bumilangit berusaha menjadi wadah bagi karakter-karakter itu karena sejak awal Bumilangit memiliki tujuan membangkitkan kembali budaya penceritaan komik bertema kepahlawanan di Indonesia. Oleh karenanya Bumilangit bekerjasama dengan para komikus di Indonesia untuk mengumpulkan karakter komik yang ada di Indonesia agar dikelola oleh satu institusi yakni Bumilangit. Karakter yang dikelola oleh Bumilangit sampai tahun 2019 sudah sebanyak 1184 karakter komik. karakter Komik tertua yang dikelola Bumilangit adalah Sri Asih dari komik karya Bapak Komik Indonesia, RA Kosasih pada tahun 1954.
Pustaka karakter Bumilangit terbagi menjadi dua era. Era Patriot merupakan eranya para jagoan, mereka ada di masa kita saat ini, diantaranya ada Gundala, Godham, Sri Asih dst. Sementara era Jawara merupakan eranya para pendekar, mereka ada di masa kerajaan nusantara, diantaranya ada Si Buta dari Gua Hantu dan Mandala.
Demi mencapai tujuan dan cita-citanya, Bumilangit memperbanyak lini utama usahanya menjadi komik, film layar lebar, serial televisi, merchandise, dan lisensi. Cerita dan latar belakang dari karakter-karakternya pun diubah agar lebih sesuai dan dekat dengan kondisi masyarakat pada zaman ini.
Dalam layar lebar, Bumilangit telah mengumumkan adanya Jagat Sinema Bumilangit yang telah dibuka oleh film “Gundala” karya Joko Anwar. Tentunya akan banyak film yang menyusul setelah “Gundala” dengan cerita yang tak kalah menarik dari karakter-karakter yang tak kalah unik dan bervariasi. Namun meskipun Bumilangit memiliki karakter yang sangat banyak, sangat tidak memungkinkan untuk memasukkan semuanya ke dalam jagat itu. Mas Imam mengatakan bahwa 1184 karakter itu tentunya akan dikurasi kembali ketika akan difilmkan, sehingga tidak semua karakter akan terlihat di layar lebar.
Selain layar lebar, serial televisi juga sudah ada yang terbit contohnya “Patriot CIlik”. Komik pun juga sudah ada yang dipublikasikan
di webtoon berjudul “Virgo”.cMas Iman pun menegaskan bahwa Kedepannya akan lebih banyak karya-karya dari Bumilangit.
Setelah mendengar penjelasan Mas Iman mengenai Bumi langit dan karya-karyanya, kamipun diajak berkeliling kantor Bumilangit. Pertama kami mengunjungi tempat para pegawai berkerja yang ternyata tak sebanyak yang kami duga karena disana tidak lebih dari 30 orang saja. Setelah itu kami menggunjungi koleksi komik yang dimiliki Bumilangit. Komiknya sangat banyak, karena disana mereka mengoleksi komik dari tahun 60-an sampe sekarang, dari yang harganya puluh ribuan sampai jutaan rupiah juga ada disana.
Ulasan mengenai karakter dari Jagat Sinema Bumi Langit bisa dibaca di
bit.do/jagatkineklub