2 minute read
Kunjung Kine
Advertisement
M. Raihan Alwafi Kelautan 2018 Pada bulan Mei 2019, kru LFM berkesempatan untuk mengunjungi Sinematek Indonesia. Berdiri tahun 1975, Sinematek Indonesia merupakan perpustakaan film yang sudah mengarsipkan berbagai film Indonesia dan juga beberapa film luar lainnya. Institusi yang terletak di Pusat Haji Usmar Ismail ini ini didirikan oleh Misbach Yusa Biran dan Asrul Sani. Berada di lantai empat dan lima, Sinematek Indonesia juga memiliki sebuah ruangan penyimpanan film dengan suhu dan keasaman yang terjaga pada basement gedung.
Pada saat memasuki kantor Sinematek Indonesia, tepatnya di lantai 4, kita menemukan berbagai poster film-film lama Indonesia yang dibuat dengan cara dilukis dan juga figur berbagai tokoh perfilman Indonesia, mulai dari Usmar Ismail hingga Suzanna. Diruangan ini juga terdapat berbagai alat perfilman yang digunakan sejak jaman penjajahan di Indonesia dulu. Mulai dari perekam gambar dan suara, alat edit suara, lampu penerangan untuk pengambilan gambar, hingga alat untuk men-develop film seluloid ukuran 35 mm dan 16 mm. Selain itu ada pula kumpulan DVD dan VCD film-film Indonesia maupun luar negeri. Semua PH boleh saja menaruh filmnya disini. Salah satu PH yang rajin menyimpan DVD nya ialah Miles Films.
Di lantai 4 pun terdapat sebuah ruangan pemutaran kecil untuk memutarkan film seluloid yang dapat diisi sekitar 30 orang. Ruangan ini sering digunakan oleh mahasiswa perfilman untuk melakukan studi dan penelitian terkait tentang film Indonesia.
Lalu dilantai 5 ditunjukkan mengenai lukisan tahapan membuat film dari mulai pra, produksi, hingga pasca. Adapula grafik mengenai data jumlah film yang tayang di Indonesia. Tahun terendah ialah ada pada tahun 1998. Selain krisis moneter dan demonstrasi reformasi, saat itu film Indonesia yang tayang di bioskop ialah film-film dewasa. Selain itu munculnya televisi juga menjadi alasan mengapa saat itu perfilman Indonesia lesu.
Pada rubanah gedung Usmar Ismail, Sinematek Indonesia memiliki ruang perawatan film berisi ribuan film seluloid, VHS, dan laser disc yang diarsipkan oleh Sinematek Indonesia. Ruangan ini dilengkapi dengan pendingin ruangan yang bersuhu 10 derajat Celsius untuk menjaga kondisi film agar tidak berjamur.
Sinematek Indonesia juga memiliki ruangan untuk merestorasi dan mendevelop film seluloid agar tetap bisa digunakan. Selain arsip film, Sinematek Indonesia juga mengarsipkan buku-buku tentang film. Ilmu perfilman dari berbagai negara seperti Jepang, India, dan Amerika, hingga skenario film yang kita kenal juga terdapat pada perpustakaan Sinematek.
Video kunjungan ke Sinematek Indonesia bisa ditonton di : bit.do/sinematekine