KESENJANGAN MUSEUM TERHADAP ART SPACE.
Ketua MINIKOMM 11 Khalifa Athallah
Pemimpin Redaksi Anggarda Prasetya Redaksi Nalisya Anabel Raihan Lauda Nabila Hadini Pemimpin Desain Renatha Nauli Desain Dzakwan Daffa Audi Permana Joyceline Christy Khalifa Athallah Pemimpin Multimedia Nur Alif
VOL. 11
Multimedia Angelica Elsa Alvito Anargya
Supervisor Andika Raihan Ayesha Mitza Firzal Muhammad Jeremy Hanson Ariqo Mutiara Jessica Michelle Nyra Malika
Kemunculan museum dimulai semenjak abad ke-15 dan telah menjadi sarana untuk berekreasi dan meningkatkan edukasi bagi masyarakat selama ratusan tahun. Namun, di abad ke-21 ini rasa ingin untuk memasuki museum mulai tergeser oleh eksistensi art space yang dianggap lebih atraktif. Terbitan MINIKOMM vol. 11 ini membahas mengenai esensi museum yang semakin lama berubah - ubah hingga tergantikan oleh peran art space MINIKOMM adalah mini-zine yang didedikasikan untuk memaparkan isu arsitektur lokal kepada masyarakat umum. Tujuan publikasi adalah untuk memperkenalkan KOMMUN ZINE yang merupakan publikasi utama dari KOMMUNARS, Wadah Minat Jurnalistik Arsitektur UNPAR.
Contents Introduksi. Transisi Museum sampai Masa Kini. Esensi Museum setelah Berubah Sampai Saat Ini. Interview: Upshot.
05
Timeline. Art Space dan Keterbatasan Lahan. ROH Projects: SUSURRUS EXHIBITION.
VOL. 11
KESENJANGAN MUSEUM TERHADAP ART SPACE.
didesain oleh Renatha Nauli
HAUNA “Karena menurut aku art space lebih menarik cara nyampein karyanya dan rasanya kaya lebih casual aja gitu kebih enak”
SENO “Mending ke museum karena konten dan narasinnya sendiri berdasarkan kisah asli sedangkan kalau art space kan lebih dibuat-buat narasinya sendiri” BYAN “Mending ke art space karena lebih menarik aja,lebih berwarna ga ngebosenin, kalo museum juga kontennya ga berubah-ubah jadi orang juga bosen kesananya.” ALDI “Lebih sering ke museum karena dari kecil sering dibawa ke museum ama sekolah atau keluarga,tapi kalo suka mending ke art space karena seneng aja ama seni.”
NOLA “Mending ke art space, karena kalau di art space bisa nemuin beberapa karya yang belum pernah dilihat sebelumnya, bisa tau background artisnya siapa, dan tentunya selalu berganti dengan karya lain setiap selesai periodenya, jadi ngga monoton,art space juga lebih bersifat interaktif dan banyak nemuin perspektif baru dari artisnya, meskipun interpretasi orang sangat bebas dan eksploratif dalam melihat suatu karya, itu yang bikin art space jadi lebih lebih seru. museum, setau aku lebih banyak menyimpan sejarah yang menarik, lebih “kaku” aja, karena suatu benda atau karya sudah punya maknanya tersendiri.”
3
VOL. 11
KESENJANGAN MUSEUM TERHADAP ART SPACE.
didesain oleh Khalifa Athallah
Transisi Museum sampai Masa Kini
5
KESENJANGAN MUSEUM TERHADAP ART SPACE.
Esensi Museum Setelah Berubah Sampai Saat Ini.
VOL. 11
ditulis oleh Anggarda Prasetya didesain oleh Khalifa Athallah
Museum adalah tempat sebagai sumber informasi mengenai sejarah dan juga sebagai tempat pembelajaran. Hal ini dibuktikan oleh banyak museum, pada umumnya di Indonesia. Namun belakangan ini sebagian masyarakat memandang museum sebagai bangunan berdebu dan membosankan. Beberapa museum sudah melakukan adaptasi terhadap perkembangan zaman dengan pergantian fungsi museum itu sendiri. Adanya media sosial membuat museum dapat mempublikasikan konten museum tersebut menjadi luas dan mudah dijangkau. Tetapi baru-baru ini telah banyak munculnya art space di Indonesia yang lama-lama menggantikan peran museum dalam kehidupan masyarakat, sehingga masyarakat lebih memilih datang ke art space daripada museum dikarenakan konten yang seringkali berubah-ubah.
Kebanyakan masyarakat juga lebih memilih datang ke art space karena display yang menarik dan dapat lebih mengenal senimannya yang seringkali menceritakan karyanya, berbeda dengan museum yang hanya menyampaikan kontennya melewati bentuk display yang kaku dan kebanyakan orang kurang tertarik dengan narasi yang diberikan oleh museum itu sendiri.
sumber: idntimes.com
sumber: mediaindo.com
7
VOL. 11
KESENJANGAN MUSEUM TERHADAP ART SPACE.
sumber: starchie.net
Interview Upshot ditulis oleh Nalisya Anabel dan Nabila Hadini didesain oleh Dzakwan Daffa
Syagini Ratna Wulan atau yang akrab dipanggil Cagi merupakan seorang seniman asal Bandung. Ia menempuh sarjana di FSRD ITB dan melanjutkan studi master di Goldsmiths College, University of London. Pada tahun 2011 ia satu-satunya orang Indonesia yang menjadi finalis penghargaan Celeste Prize di New York lewat karyanya yang berjudul “BIBLIOTEA�.
Menurut Teh Cagi, apa definisi art space dan museum?
Kenapa biasanya masyarakat lebih tertarik mengunjungi art space dibandingkan museum?
Museum merupakan institusi kebudayaan yang memiliki fokus fungsi archiving, edukasi, dan koleksi. Berbeda dengan museum yang diisi dengan permanent collection, kalau art space berfungsi untuk menampilkan karya contemporary, misal dari seniman-seniman baru dan menunjukan karya baru. Museum dan art space saling melengkapi dan ga bisa dipisahkan. Art space itu punya karakter sendiri, sesuai dengan senimannya, kalau museum harus bisa menaungi semua karakternya. Museum lebih cair, bisa dimasukan apa aja, kalau art space itu seperti brand sendiri sementara museum menaungi semua brand dan talent-nya.
Museum adalah entry point agar seseorang bisa mengerti seni, tahap selanjutnya melihat ke galeri atau art space. Mungkin, sekarang masyarakat keingintahuannya lebih besar karena, kalau art space kan lebih membawa pembaharuan sementara museum sifatnya lebih archival. Art space bisa digunakan juga oleh seniman yang masih baru yang belum bisa karyanya dipajang di museum berarti modal masyarakat sudah lebih dari sekadar ingin mengenal seniman yang bersejarah dan mungkin hal ini bisa membawa ke arah yang lebih dalam lagi.
Perlukah adanya revolusi museum agar fungsinya dapat tersampaikan pada masyarakat secara maksimal? Museum yang ideal di Indonesia sebenarnya belum ada sih, semua museum masih menunjukan selera owner-nya masing-masing. Di Indonesia kan semua masih private museum, belum ada national museum of art makanya belum mencapai titik idealnya. Revolusi itu dimulai dari pemerintah, bukan dari bawah. Revolusi pendidikan, budaya, itu sulit dan dari atas harus bisa mampu menaungi. Untuk masyarakat mungkin harus ada sosialisasi pembelajaran tentang seni misalkan dari sisi pendidikan dengan diselenggarakannya mata pembelajaran estetika. 9
KESENJANGAN MUSEUM TERHADAP ART SPACE.
Menurut Teteh apakah ruang yang minim menjadi keunikan dari art space dibanding museum yang terkesan besar? Kalau museum seperti yang aku katakan itu sebuah infrastruktur, gedungnya strukturalis, bentuknya baku atau tidak postmodern, ada library-nya. Sedangkan kalau art space itu biasanya ada branding dan nyeleneh, justru itu kan intinya (lucunya) dan itu enaknya bikin art space, bisa membuat model yang tanpa batas, karyanya bisa ditaruh di atas kolam, tidak melulu harus di dalam gedung.
VOL. 11
Pada sebuah pameran, apa yang biasanya ingin disampaikan seorang seniman melalui karyanya dan dalam bentuk apa masyarakat sebaiknya mengapresiasi sebuah seni? Lebih inginnya menginspirasi, bikin masyarakat punya ide-ide baru, sebenernya kadang kalau pameran aku suka geli kalau orang pada muji-muji gitu. Aku sih lebih senang kalau karya-ku menginspirasi orang lain, pengen inspire people untuk do something better. 10
didesain oleh Dzakwan Daffa
sumber: anthroprospective.com
Art space lebih membawa kebaruan ketimbang museum yang isinya archival.
11
KESENJANGAN MUSEUM TERHADAP ART SPACE.
MUSEUM AFFANDI
MUSEUM OF FINE ART AND CERAMICS
VOL. 11
NATIONAL GALLERY OF INDONESIA
12
NUART SCULPTURE PARK
LAWANG WANGI ART GALLERY
ORBITAL ART GALLERY
didesain oleh Renatha Nauli 13
KESENJANGAN MUSEUM TERHADAP ART SPACE.
didesain oleh Audi Permana
VOL. 11
Art Space dalam Perspektif Arsitektur
14
sumber: rohprojects.com
15
KESENJANGAN MUSEUM TERHADAP ART SPACE.
Segi Arsitektural dalam Art Space
VOL. 11
ditulis oleh Anggarda Prasetya didesain oleh Audi Permana
Art space adalah suatu wadah bagi seniman untuk memamerkan dan menjual karya seninya pada masyarakat. Ruang dalam art space sangat mempengaruhi suasana galeri seperti sirkulasi, tata ruang, pencahayaan dan display yang menentukan kenyamanan pengunjung.
Sirkulasi buruk dapat membuat ketidaknyamanan sehingga pengunjung kurang bisa beraktivitas dengan leluasa. Sirkulasi harus memperhatikan hierarki ruang pada bangunan sehingga sirkulasi antara area service dan area sirkulasi pengunjung utama tidak saling menggangu.
Dengan lahan yang minim, art space rentan menjadi ruang yang sempit jika tidak diolah dengan baik sehingga membuat pengunjung kurang nyaman untuk melihat karya seni yang dipamerkan. Keterbatasan lahan tidak bisa kita ubah tapi dapat kita reduksi sehingga art space yang memiliki lahan kecil masih bisa dipakai sebagai wadah untuk masyarakat menikmati seni dengan baik dan nyaman.
Program ruang yang jelas membuat pengunjung dapat membedakan dimana ruang publik dan dimana ruang service. Tata Ruang dengan bentuk ruangan linear dan terbuka membuat pengunjung dapat bergerak dan beraktivitas di dalam galeri dengan nyaman tanpa merasa sesak dan sempit.
16
sumber: indoartnow.com
Untuk pencahayaan ditujukan pada objek khusus seperti karya yang sedang dipamerkan dan elemen estetis, tujuan pencahayaan ini sangat diperlukan adalah objek dapat dilihat jelas oleh pengunjung dan penampilan objek menjadi lebih jelas. Bagian display dapat diolah menjadi dua sistem display yaitu untuk karya dua dimensi dan tiga dimensi. Untuk karya dua dimensi dapat berupa gantungan kawat yang tingginya dapat diatur sesuai kebutuhan yang rata-rata diatas tinggi mata manusia. Untuk karya tiga dimensi dapat menggunakan base agar mudah dipindahkan atau perekat yang ditempel pada sekeliling karya tiga dimensi tersebut. Untuk karya yang digantung dapat menggunakan pengait baja ringan dengan sistem katrol yang diletakan pada sudut-sudut ceiling.
Dari penjelasan pengsuasanaan ruang dalam, terdapat perbandingan antara art space dan museum di Indonesia. Art space pada Orbital memiliki ruang yang dapat dikatakan kecil dibandingkan museum di Galeri Nasional Indonesia tetapi, Orbital menata ruang yang membuat sirkulasi pengunjung dan staff tidak saling mengganggu. Secara pencahayaan, karya-karya di Orbital lebih mendapat pencahayaan daripada karyakarya di Galeri Nasional Indonesia yang terkesan lebih redup sehingga sulit untuk pengunjung untuk melihat atau memfoto karya-karyanya. Lahan yang kecil memudahkan pengelola art space dalam pengaturan layout ruang yang dapat disesuaikan sesuai kebutuhan. Lahan minim pada art space bukan berarti art space adalah ruang sempit yang memajang karya-karya seni tapi bisa menjadi ruang yang menarik untuk orangorang menikmati karya seni jika dirancang dengan baik. 17
KESENJANGAN MUSEUM TERHADAP ART SPACE.
s
Museum dan Art Space Memiliki Dasar yang Sama Dengan Tujuan yang Berbeda. VOL. 11
ditulis oleh Raihan Lauda didesain oleh Audi Permana
Museum berfungsi sebagai sarana pembelajaran (terutama dalam konteks sejarah) melalui koleksi dari masa lalu yang bersifat permanen. Art space bersifat dinamis dan koleksi yang dipamerkan bisa berubah-ubah dalam jangka waktu tertentu.
18
sumber: manual.co.id
sumber: koran.tempo.co.id
sumber: directory.coconuts.co
19
KESENJANGAN MUSEUM TERHADAP ART SPACE.
VOL. 11
ROH Projects merupakan proyek yang mempunyai visi untuk mendirikan galeri seni kontemporer di Indonesia dan Asia Pasifik. Proyek ini mempunyai fokus dalam menyediakan media untuk seniman yang memiliki perkembangan seni secara bernuansa dan intelektual. ROH Projects juga merepresentasikan seniman berskala internasional dan telah muncul di ajang paling bergengsi di Asia.
sumber: rohprojects.com
20
ditulis oleh Raihan Lauda didesain oleh Renatha Nauli
21
22
didesain oleh Joyceline Christy
VOL. 11
sumber: rohprojects.com
KESENJANGAN MUSEUM TERHADAP ART SPACE.
Apresiasi sebuah seni tidak selalu harus membuat masyarakat menilai, merasakan, dan menikmati nilai-nilai estetika atau nilai kebenaran dari sebuah seni. Sebuah apresiasi seni juga dapat dilakukan melalui komunikasi dua arah antara seniman dan penikmatnya sehingga menciptakan interaksi yang dinamis.
ROH Project merupakan proyek yang merepresentasikan karya seni kontemporer di Indonesia. Syagini Ratna Wulan merupakan salah satu seniman yang diundang untuk merepresentasikan karyanya di proyek tersebut. Menurut Syagini, sebuah karya seni lebih baik dapat fit in site pada tempat karya tersebut dipamerkan. Hal ini membuat Art Space memiliki kelebihan dalam fleksibilitas pengalaman ruang yang dapat dibentuk untuk memamerkan sebuah karya, dibandingkan dengan museum yang memiliki bentuk dan tatanan yang baku. Unsur-unsur sekunder seperti pencahayaan dan framing pada pameran karya seni juga memiliki peran penting dalam memengaruhi bagaimana karya seni tersebut dipandang dan dirasakan.
23
VOL. 11
KESENJANGAN MUSEUM TERHADAP ART SPACE.
24
didesain oleh Joyceline Christy
25
VOL. 11 minikomm by kommunars
KESENJANGAN MUSEUM TERHADAP ART SPACE.