Minikomm 14 - Dekadensi Halte Bus

Page 1

Minikomm Lokakarya 2021

Isu Dekadensi Halte Bus

Vol. 14


DEKADENSI HALTE BUS

Ketua MINIKOMM Azka M. Rasya Pemimpin Redaksi Tiar R. Kusumawardhani Redaksi Amanda Thessalonika Dimas Samuel Gavriel Devlin Quina Idzhar

VOL 14

Pemimpin Desain Hanief Fauzan Desain Amanda Nelwan Farid Albarra Natasha Jovanka Wanda Muthia Pemimpin Multimedia Valezka Raf Aldini Multimedia Kayla Herlambang Rachel Putri Supervisor Khalifa Athallah Nadia Rahmanisa Renatha Nauli Raihan Alfarissy Anggarda Prasetya Bianca Widyandini Angelica Elsa

1

Dalam edisi MINIKOMM vol. 14 yang bertemakan ruang terbengkalai ini, kami membahas keberadaan halte bus yang semakin lama semakin ditinggalkan. Operasi bus yang tumpang tindih dengan transportasi umum lainnya serta perkembangan teknologi membuat halte bus kehilangan relevansinya di kalangan masyarakat. MINIKOMM adalah mini-zine yang didedikasikan untuk memaparkan isu arsitektur lokal kepada masyarakat umum. Tujuan publikasi adalah untuk memperkenalkan KOMMUNZINE yang merupakan publikasi utama dari KOMMUNARS, Wadah Minat Media Jurnalistik Arsitektur UNPAR.


03

Dekadensi Halte Bus

07 11

Menilik Fakta: Persona Halte Bus Kota Bandung

Interview: Upshot

13 15

Alih Fungsi Halte Bus di Kota Bandung

What to Keep and What to Toss?

19

Bus Stop Designs Around the World

2


VOL 14

DEKADENSI HALTE BUS

Dekadensi Halte Bus ditulis oleh Quina Idzhar dan Amanda Thessalonika didesain oleh Wanda Muthia

3


Sebagai masyarakat, kita tentunya memilih sesuatu yang kita anggap lebih efektif, apalagi terkait masalah transportasi. Pada tahun 2010, diluncurkannya sebuah aplikasi yang menawarkan berbagai layanan mulai dari transportasi dan pembayaran digital, pesan-antar makanan, logistik, serta berbagai layanan on-demand lainnya. Tidak sedikit masyarakat memilih transportasi digital karena beberapa faktor, yaitu masyarakat merasa lebih aman karena transportasi digital tidak melibatkan penumpang dalam jumlah yang besar menimbang penyebaran COVID-19 kian hari mengalami peningkatan serta kemudahan dalam penggunaannya menjadikan masyarakat merasa lebih produktif.

Tingginya antusias masyarakat dalam penggunaan transportasi digital menyebabkan halte bus sebagai tempat penumpang menunggu bus kian hari kian ditinggalkan. Halte tidak lagi berfungsi sebagaimana mestinya karena memasuki tatanan hidup baru di tengah pandemi global COVID-19, yang masyarakat butuhkan adalah transportasi yang mengedepankan empat aspek utama, yaitu kesehatan, kebersihan, keamanan, dan tentu saja kemudahan.

4


DEKADENSI HALTE BUS

Zaman Sekarang, Halte Bus Masih Digunakan Gak Sih? didesain oleh Farid Albarra

VOL 14

“Gue sendiri gapernah sih nunggu di halte bus. Alasan utama nya ya karena emang gak pernah nunggu bus aja. Merasa gak nyaman naik bus karena tingkat kebersihannya yang rendah.”

“Mengingat sudah berkembangnya teknologi di bidang transportasi seperti ojek online yang relatif lebih memudahkan masyarakat, transportasi bus sudah jarang digunakan. Bagi saya pribadi, saya beberapa kali duduk di halte bus karena menunggu transportasi lain seperti ojek online dan jemputan. Seringkali halte bus digunakan sebagai patokan tempat biar memudahkan ojek online buat jemput penumpangnya.” Ghina Mahasiswa DKV BINUS

Bernadette Mahasisa Arsitektur UNPAR

“Aku pribadi sih bukan pengguna transportasi bus, tapi halte bus can be helpful sometimes. buat neduh kalau hujan, buat nunggu janjian orang, atau bahkan buat jd tempat tunggu transportasi lain selain bus.” Salma Mahasiswa Teknik Sipil UPI

5


“Jujur kalau di masa pandemi enggak. Banyak orang pasti masih ingin jaga jarak, apalagi transportasi yang sang sangat umum seperti bus. Halte sendiri juga sering ramai, jadi terpaksa ngga dipakai.” Thenabelle Mahasiswa Arsitektur UNPAR

“Masih, terkadang bus menjadi salah satu pilihan transportasi murah meriah karena dengan harganya yang murah bisa menjangkau seluruh hampir di seluruh wilayah kota. Berbeda dengan ojek online yang kini tarifnya jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan bus.” Fajar Mahasiswa Teknik Sipil ITB

“Dulu saya menggunakan halte sebagaimana mestinya untuk menunggu angkutan tapi sekarang saya sudah tidak pernah menggunakan halte lagi, malah di beberapa kesempatan saya lebih sering melihat halte digunakan sebagai tempat nongkrong dibandingkan untuk kegunaan aslinya.” Hardy Mahasiswa Hukum UNPAR

“Jarang menunggu di halte untuk naik bus, lebih sering menggunakan sebagai patokan penjemputan taksi, kendaraan pribadi, gojek.” Jerrico Mahasiswa Arsitektur UNPAR 6


DEKADENSI HALTE BUS

Menilik Fakta:

Persona Halte Bus Kota Bandung

VOL 14

ditulis oleh Quina Idzhar dan Amanda Thessalonika didesain oleh Hanief Fauzan

Pada tahun 2020 lalu, seorang warga Bandung merekam sebuah halte bus yang kondisinya sangat buruk di Jalan Asia Afrika yang kemudian menjadi bahan perbincangan di media sosial. Kondisi halte tersebut bisa dibilang sudah tidak layak untuk beroperasi. Kondisi tempat duduk serta pijakannya sudah tidak seperti semula. Selain itu, halte bus justru dijadikan media lukis bagi preman jalanan sehingga memberikan kesan semrawut. Dielu-elukan saat pertama kali diluncurkan, kini terlihat menyedihkan. Alih-alih menjadi lebih efektif, kini hanya beratapkan langit. Sungguh ironis.

https://metropuncaknews.com/halteu-bus-trans-metro-bandung-tegallega-terbakar/

7


Selain sebagai elemen estetika kota, halte bus seharusnya menjadi fasilitas publik yang nyaman untuk digunakan bagi para penggunanya. Sangat disayangkan, akhir-akhir ini tidak sedikit halte bus di Bandung yang tidak terawat dan akhirnya terbengkalai. Kaca yang berdebu, dinding yang kotor dengan coretan-coretan, sampah yang bertebaran dimana-mana, hingga bau tidak sedap membuat pengguna merasa bahwa halte bus sudah tidak layak untuk digunakan. Permasalahan ini sempat marak menjadi perbincangan di media sosial. Banyak pertanyaan tentang siapa pihak dari pemerintah yang seharusnya mengelola dan bertanggung jawab atas kondisi halte di Bandung saat ini. https://id.quora.com/Apa-yang-tidak-kamu-senangi-dari-Bandung

Tetapi, apakah bertanggung jawab untuk menjaga dan merawat fasilitas publik adalah tugas dari pemerintah saja? Seharusnya tidak. Peran pemerintah dan masyarakat sama pentingnya disini. Upaya pemerintah dalam menyediakan fasilitas halte bus ini perlu dukungan dari masyarakat sendiri untuk turut serta dalam menjaga dan merawat fasilitas publik yang ada agar halte bus bisa kembali nyaman dan layak digunakan sebagaimana mestinya.

8 Republika.co.id/ Wajah Halte TMB yang Terbengkalai



Peta:

Titik Persebaran Halte Bus Kota Bandung

Ilustrasi oleh Natasha Jovanka


DEKADENSI HALTE BUS

Interview: Upshot ditulis oleh Dimas Samuel

VOL 14

didesain oleh Natasha Jovanka

Yohanes Permana Dosen Arsitektur UNPAR

11


“Bagaimana tanggapan bapak mengenai pembagian jalur bus yang tidak merata?” Y: “Ini berkaitan dengan tata kota itu sendiri. Di Bandung itu kotanya tumbuh bukan dengan perencanaan sebagai kota metropolitan melainkan bandung tumbuh dengan satu perkotaan yang tadinya sederhana hanya pemukiman dengan tidak adanya aktivitas bisnis yang akhirnya berkembang menjadi kota besar. Jadi kebanyakan jalan di Bandung juga relatif sempit dan tidak memungkinkan untuk dikembangkan lagi dengan pelebaran jalan. Otomatis juga dipaksakan dengan sistem transportasi massal cukup susah karena banyak daerah yang sulit dijangkau adalah masalah pertama. Kedua dengan topografi Bandung sendiri yang naik turun menjadi kesulitan tersendiri.”

“Apakah ada pengaruh dari segi arsitektur terhadap halte itu sendiri dengan antusiasme warga untuk menaiki bus?” Y: “Ya tentu berpengaruh ya, kalau misalnya dibikin haltenya yang menarik lalu sesuai dengan fungsinya, nyaman, tidak perlu kemewahan, atau dengan desain yang harus dipikirkan lebih lanjut untuk mengundang orang agar tertarik mendatangi halte tersebut. Bisa dibuat dari desain rangka - rangka strukturnya atau kita juga bisa mencari referensi halte yang menarik dari luar negeri, seperti Jepang, Singapura yang cukup identik dijadikan spot foto oleh orang banyak, diberi penunjuk arah tujuan bus tersebut karena arsitektur sendiri sangat berpengaruh disitu.”

“Misalnya bapak diberikan kesempatan untuk memperbaiki halte yang sudah tidak berfungsi, akan dialihfungsikan menjadi tempat apakah halte tersebut?” Y: “Mungkin harus di survey dan studi ulang lokasi - lokasi halte yang tidak berfungsi, sementara kita selama ini hanya berpikir bahwa halte identik dengan halte bus yang mana jumlah halte yang masih beroperasi hanya sedikit di Bandung. Dulu sempat ada Trans Metro Bandung yang hanya beroperasi sebentar, sedangkan menurut saya keadaan sekarang lebih dibutuhkan halte angkot dengan notabene masyarakat lebih sering menggunakan angkot dibandingkan bus. Lebih baik halte tersebut dialihkan menjadi pick up point kendaraan umum seperti angkot dan ojek online.

12


DEKADENSI HALTE BUS

Alih Fungsi Halte ditulis oleh Quina Idzhar

VOL 14

didesain oleh Amanda Nelwan

Pada dasarnya, halte bus merupakan salah satu fasilitas pendukung penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan yang diberikan pemerintah sebagai bantuan dalam mengembangkan transportasi umum yang aman serta efektif. Selain dibangun untuk memudahkan supir bus dalam menaik turunkan penumpang, keberadaan halte bus bertujuan untuk menambah kenyamanan calon penumpang dalam menunggu bus. Namun seiring dengan berjalannya waktu, kebiasaan masyarakat dalam menggunakan bus terlihat menurun dan halte bus pun semakin kesini mengalami peralihan fungsi. 13


Mengapa Demikian?

Diawali dengan adanya perkembangan teknologi dalam bidang transportasi seperti munculnya ojek dan taksi online membuat masyarakat secara perlahan memalingkan diri mereka dari bus. Hal ini dikarenakan adanya ojek dan taksi online yang dipercaya lebih aman dan efektif. Dapat dilihat dari tersedianya aplikasi yang memudahkan calon penumpang untuk memesan ojek dan taksi online kapanpun dan dimanapun tanpa harus menunggu lama, pengalaman ruang yang lebih privat karena tidak melibatkan banyak penumpang lainnya, serta fleksibilitas untuk menentukan titik jemput dan tujuan.

Jika dibandingkan dengan bus yang merupakan transportasi umum berkapasitas lebih dari 15 penumpang, dengan tingkat keamanan dan kenyamanan yang bisa dibilang lebih rendah, belum lagi ketidakdisiplinan supir bus yang terkadang sembarangan menaik turunkan penumpang dimana saja, jelas membuat ojek dan taksi online jauh lebih unggul daripada bus.

14


DEKADENSI HALTE BUS

Redesign Halte Bus:

What to Keep, and What to Toss? ditulis oleh Gavriel Devlin

VOL 14

didesain oleh Amanda Nelwan

Pengendara harus mengetahui informasi seputar rute bus. Perletakan informasi ini harus jelas, supaya tidak membuat orang segan untuk mengendarai bus. Orang yang menunggu mengetahui dengan jelas berapa lama bus datang, dan tujuan yang ingin dicapai.

15


Secara bentuk, sebuah halte bus tetap mempertahankan kemampuannya sebagai naungan sementara. Bagi pejalan kaki dan commuter, halte bus menjadi tempat berlindung dari terik matahari dan derasnya hujan, maka aspek itu perlu dipertahankan ataupun dikembangkan. Bagi negara tropis seperti Indonesia, hal sesederhana peninggian tapak halte bus mencegahnya diluapi air saat curah hujan tinggi.

16


DEKADENSI HALTE BUS

VOL 14

Letak halte bus yang kurang kontekstual menjadi penyebab dalam penyimpangan penggunaannya. Sebuah area yang membutuhkan jalur transit perlu diprioritaskan sebagai letak halte bus. Kejelasan dan visibilitas juga mempengaruhi efektivitas halte bus, supaya tidak menjadi tempat terjadinya kejahatan umum.

17


Halte bus berfungsi sebagai ruang publik sementara, bukan permanen. Berarti, orang yang menggunakannya hanya untuk waktu terbatas sebelum menaiki bus. Implementasi defensive design, dimana bentuk fasilitas umum dirancang dengan rupa khusus supaya tidak disalahgunakan. Sesederhana meletakkan arm rest pada tempat duduk supaya pengguna tidak bisa rebahan. Walaupun begitu, kenyamanan juga perlu disesuaikan dengan lama orang berada di halte bus. Arus bus perlu disesuaikan, supaya orang tidak sungkan untuk menunggu di halte bus.

18


DEKADENSI HALTE BUS

Bus Stop Designs Around the World ditulis oleh Gavriel Devlin

VOL 14

didesain oleh Farid Albarra

1

Project Bus Stop, Singapura Integrasi fungsi halte bus dengan lainnya, seperti pusat membaca dan charging area. Halte mampu menaungi banyak orang sekaligus, dengan tempat duduk yang memadai dan terdefinisikan jelas kegunaannya sebagai tempat menunggu sementara. Information board membuat pengguna mudah mendapat informasi seputar rute bus.

19


2

Station of Being, Sweden Merombak konsep menunggu di halte bus, dengan rancangan cangkang-cangkang untuk disandari pengendara bus. Bentuknya memberi privasi bagi tiap orang saat menunggu, dan lampu menerangi area halte dengan baik sehingga memiliki visibilitas yang baik.

3

Maxwan Bus Shelter, Rotterdam, Netherlands Contoh penggunaan warna pada halte bus, warna pink memberi kesan mengundang dan hangat. Bentuk cekung mencangkup lebih dari batasan halte bus, sehingga pengguna ternaungi dengan baik. 20


VOL 14

DEKADENSI HALTE BUS

21


Bantu bus untuk sampai ke halte!

22


minikomm by kommunars


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.