313 final

Page 1



DAFTAR ISI Geliat Internasionalisasi melalui Pengembangan Prestasi SALAM REDAKSI 4

Tahun 2017, merupakan tahun yang baik bagi UM lantaran banyak prestasi yang telah diraih oleh para mahasiswa. Bukan hanya prestasi nasional, namun kini UM mulai berkiprah di kancah internasional. Hal tersebut tidak lepas dari peran pihak kampus dalam mewujudkan prestasi mahasiswanya. Simak ulasannya dalam rubrik Laporan Utama!

6

SURAT PEMBACA 5 LAPORAN UTAMA UP TO DATE 9

Olahragawan dan Pegiat Kesehatan Unggul di Duta

OPINI 10 SEPUTAR KAMPUS 12

Kampus

PROFIL

19

CERITA MEREKA 22 INFO 24

dok. Panitia

Grand final Duta Kampus UM 2017 melahirkan Muhammad Afif Ma’roef dan Thania Taj Abhista sebagai The Winner Campus Ambassador UM 2017. Bagaimanakah proses menjadi The Winner Campus Ambassador UM 2017? Kru Komunikasi telah merangkumnya pada rubrik Profil!

AGAMA 28

dok. Humas UM

PIOS Jembatan Menuju Prestasi Nasional

24

31

LAPORAN KHUSUS

Pekan Ilmiah, Olahraga, dan Seni (PIOS) Mahasiswa Baru 2017 menjadi perhatian khusus di UM. Bekerja sama dengan dosen yang kompeten di bidangnya, PIOS berhasil menggandeng delapan fakultas di UM untuk mengirimkan delegasi mahasiswa baru. Secara tidak langsung, PIOS telah mengakrabkan mahasiswa baru dari berbagai fakultas. Simak selengkapnya di rubrik Laporan Khusus!

WISATA RANCAK BUDAYA 34 KOMIK 38 LENSA UM 39 dok. Pribadi

Kearifan Lokal Tradisi Suku Tengger Suku Tengger yang identik dengan pesona Gunung Bromo tentunya menyimpan banyak tradisi lokal. Suku Tengger masih memegang teguh upacara adat sesuai kepercayaannya. Hal inilah yang menambah daya tarik untuk berwisata ke suku Tengger. Ikuti perjalanannya di rubrik Wisata!!

PUSTAKA 29

32

32

Tahun 40 November-Desember 2017|

3


Salam Redaksi

oleh Dr. Syamsul Hadi, M.Pd., M.Ed. “Setelah lulus ingin bekerja di mana?” Pada era yang penuh dengan perubahan, kata bekerja pada pertanyaan itu lebih tepat jika diganti dengan dengan kata berkarier. Kesuksesan seseorang di zaman ini tidak lagi dilihat pada pekerjaannya, tetapi diukur dari seberapa cepat kariernya tumbuh. Karena itu, menempuh pendidikan tinggi tidak lagi tepat kalau hanya ditujukan untuk bekerja, akan tetapi harus diarahkan untuk berkarier. Kemampuan yang harus dimiliki tidak lagi cukup kalau hanya mancakup kapabilitas teknikal akademik (hard skills), tetapi harus diimbangi dengan kemampuan untuk tumbuh dan berkembang di dunia kerja dalam bentuk soft skills. Untuk mengembangkan kapabilitas yang pertama, setiap mahasiswa harus sungguh-sungguh dalam mengikuti aktivitas intra-kurikuler (intrakul) dalam bentuk akademik formal seperti perkuliahan dan aktivitas penelitian. Sementara yang kedua, menuntut mahasiswa aktif secara informal dalam interaksi sosial dan pemecahan masalah di kehidupan nyata yang banyak terfasilitasi melalui aktivitas ekstrakurikuler. Persoalannya, sampai hari ini masih banyak yang memandang sebelah mata terhadap peran kegiatan ekskul. Bahkan, tidak sedikit yang memosisikan aktivitas ekskul pada satu ujung kontinum yang dihadapkan dengan kegiatan intrakul pada ujung kontinum yang lain. Pandangan dikotomis ini kemudian memunculkan pemikiran yang mengategorikan mahasiswa menjadi kelompok aktivis dan akademis. Pemilahan semacam ini tidak jarang membuat mahasiswa berada pada posisi dilematis. Kalau mau hebat di akademis, jangan jadi aktivis dan sebaliknya. Pandangan semacam ini memang tidak sepenuhnya salah. Ada beberapa kasus yang karena terlalu asyik berkegiatan ekskul, mahasiswa tidak punya cukup waktu untuk kegiatan akademik sehingga tidak dapat menyelesaikan kuliah tepat waktu. Akan tetapi, fenomena semacam ini hanya merupakan implikasi jangka pendek. Dalam jangka panjang, mahasiswa yang berprestasi secara akademik maupun ekskul akan memiliki keunggulan masing-masing. Sejumlah penelitian menemukan bahwa keunggulan akademik berkontribusi besar terhadap kecepatan daya saing seseorang dalam memasuki dunia kerja, sementara peningkatan karier ketika berkiprah di

dok. Komunikasi

Intrakul, Ekskul, dan Kesiapan Berkarier

STT: SK Menpen No. 148/ STT:DITJEN SK Menpen No. 148/ SK PPG/STT/1978/ SK DITJEN tanggal 27PPG/STT/1978/ Oktober 1978 tanggal 27 Oktober 1978

dunia kerja berkorelasi dengan aktivitas ekskulnya ketika di bangku kuliah. Menyadari hal tersebut, UM berupaya memfasilitasi mahasiswa untuk memperoleh pengalaman belajar yang seluas-luasnya melalui kegiatan intrakul maupun ekskul. Mahasiswa didorong untuk berprestasi akademik dan menyelesaikan studinya tepat waktu. Bersamaan dengan itu, melalui kegiatan ekskul, mahasiswa diberi kesempatan untuk mengembangan potensi diri yang kurang terfasilitasi melalui kegiatan intrakul. Dalam beberapa tahun terakhir, kegiatan kemahasiswaan UM telah mengalami perkembangan signifikan. Meskipun tingkat partisipasi mahasiswa dalam kegiatan ekskul masih harus ditingkatkan, akan tetapi prestasi yang ditorehkan cukup membanggakan dan menyebar pada berbagai bidang kegiatan, seperti penalaran, bakat-minat, keagamaan, kewirausahaan, dan kesejahteraan. Indikator utama peningkatan itu terlihat pada skor kegiatan kemahasiswaan pada pemeringkatan perguruan tinggi yang dibuat oleh Kemenristekdikti. Selama tiga tahun terakhir, skor Bidang Kemahasiswaan UM mengalami peningkatan. Dari 0,03 pada 2015 meningkat menjadi 1,07 pada 2016, dan sedikit turun pada angka 1,02 pada 2017. Dengan angka-angka itu, kegiatan kemahasiswaan UM berada pada peringkat 11 pada 2016 dan 12 pada 2017 di antara 3.300 perguruan tinggi di tanah air. UM telah dan akan terus berupaya meningkatkan keunggulan lulusannya melalui penyelenggaraan kegiatan intrakurikuler yang berkualitas dan memfasilitasi mahasiswa untuk mengembangkan potensi dan prestasi nonakademik melalui kegiatan ekstrakurikuler. Harapannya, lulusan UM merupakan sumber daya manusia yang paripurna, unggul hard skills sekaligus soft skill. Begitu selesai studi di UM, mereka memiliki daya saing yang kuat untuk memasuki dunia kerja dan ketika sudah berada di dunia kerja, mampu berakselerasi tinggi dalam berkarier. Lulus cepat, IPK tinggi, cepat dapat kerja, dan gaji tinggi belumlah cukup kalau tidak diikuti dengan perkembangan karier yang akseleratif. Penulis adalah Wakil Rektor III dan Penanggung Jawab Majalah Komunikasi Universitas Negeri Malang

KOMUNIKASI • Majalah Kampus Universitas Negeri Malang • Jl. Semarang No. 5 Gedung A3 Lt. 3 Telp. (0341) 551312 Psw. 354 • E-mail: komunikasi@um.ac.id • Website: http://komunikasi.um.ac.id KOMUNIKASI diterbitkan sebagai media informasi dan kajian masalah pendidikan, politik, ekonomi, agama, dan budaya. Berisi tulisan ilmiah populer, ringkasan hasil penelitian, dan gagasan orisinil yang segar. Redaksi menerima tulisan para akademisi dan praktisi yang ditulis secara bebas dan kreatif. Naskah dikirim dalam bentuk softdata dan printout, panjang tulisan 2 kwarto, spasi 1.5, font Times New Roman. Naskah yang dikirim belum pernah dimuat atau dipublikasikan pada media cetak manapun. Tulisan yang dimuat akan mendapatkan imbalan yang sepantasnya. Redaksi dapat menyunting tulisan yang akan dimuat tanpa mengubah artinya. Tulisan dalam Komunikasi tidak selalu mencerminkan pendapat redaksi. Isi diluar tanggung Jawab percetakan PT. Antar Surya Jaya Surabaya.

4 | Komunikasi Edisi 313

Pembina Rektor (AH. Rofi’uddin) Penanggung Jawab Wakil Rektor III (Syamsul Hadi) Ketua Pengarah Kadim Masjkur Anggota Andoyo Ahmad Fahmi Ketua Penyunting A.J.E. Toenlioe Wakil Ketua Djajusman Hadi Anggota Ali Imron Sri Rahayu Lestari Didik Dwi Prasetya Yusuf Hanafi Sukamto Ike Dwiastuti Teguh Prasetyo Redaktur Pelaksana Nida Anisatus Sholihah Editor Amalia Safitri Hidayati Layouter Fitrah Izul Falaq Desainer dan Ilustrator Krisnawa Adi Baskhara Reporter Arni Nur Laila Shintiya Yulia Frantika Maulani Firul Khotimah Arvendo Mahardika Amey Karimatul Fadhilah Fanisha Amelia Dessy Herawati Cintya Indah Sari Rosa Briliana Administrasi Taat Setyohadi Ifa Nursanti Rini Tri Rahayu Suhartono Ekowati Sudibyaningsih Astutik Agus Hartono Badrus Zaman Habibie Distributor Jarmani


Surat Pembaca

Iklan di Majalah Komunikasi Krisnawa Adi Baskhara

Assalamualaikum Wr. Wb. Saya Tania Apriliani dari mahasiswa Sastra. Sebelumnya saya berminat untuk membuka iklan di majalah Komunikasi. Apakah Komunikasi menyediakan space iklan untuk produk atau jasa? Jika iya, bagaimana prosedurnya? Terima kasih. Salam, Tania Apriliani Mahasiswa Sastra Waalaikumsalam Wr. Wb. Dear Tania, terima kasih atas tulisan yang telah dikirimkan ke Komunikasi. Kami minta maaf karena untuk saat ini majalah Komunikasi tidak menyediakan space untuk iklan. Majalah Komunikasi sedang membuat format yang tepat. Untuk ke depannya, kami akan mempertimbangkan kembali. Semoga jawaban ini bisa menjawab pertanyaan Tania.

Mendulang gemintang dengan jajaran peraihan gemilang Cover Story

Terima kasih.

Repro Internet

Salam, Redaksi

Kita tidak selalu bisa membangun masa depan bagi generasi muda, tapi kita bisa membangun generasi muda untuk masa depan Franklin D. Roosevelt

ilustrasi oleh Krisnawa Adi Baskhara

Tahun 40 November-Desember 2017|

5


dok. Humas UM

Laporan Utama

Pembukaan PIOS oleh UKM, Bela Diri

S

Geliat Internasionalisasi melalui Pengembangan Prestasi

etiap orang pasti mempunyai impian untuk meraih prestasi. Semangat inilah yang wajib ditanamkan sejak pertama kali menginjakkan kaki di kampus. Tentunya bukan hanya prestasi akademik, melainkan juga nonakademik. Prestasi yang diperoleh tentu dapat mengangkat citra institusi dan menjadi daya tawar bagi masyarakat. Sehubungan dengan itu, Universitas Negeri Malang (UM) senantiasa berupaya meningkatkan prestasi seluruh sivitas akademikanya. Salah satunya melalui Pekan Ilmiah, Olahraga, dan Seni Mahasiswa Baru (PIOS Maba) yang diselenggarakan mulai Jumat (10/11) hingga Senin (20/11). Rektor UM Prof. Dr. Ahmad Rofi’uddin menekankan bahwa UM sedang haus prestasi. “Silakan Saudara raih prestasi setinggi mungkin, kita memang masih harus bekerja keras untuk meraih banyak prestasi di tingkat nasional dan internasional,” pesannya pada pembukaan PIOS Maba (10/11). Beliau mewanti-wanti para pembimbing supaya mengantarkan mahasiswa dalam menorehkan prestasi. Paket Utuh Pengembangan Jati Diri Mahasiswa Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Syamsul Hadi, M.Pd., M.Ed. mengutarakan alasan digelarnya pekan olahraga, seni, dan ilmiah sekaligus. “Jika kita fokus pada seni, maka hanya mahasiswa

6 | Komunikasi Edisi 313

dari prodi tertentu yang bisa menunjukkan prestasinya, begitu juga dengan olahraga,” urai Syamsul saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (30/11). Beliau menekankan bahwa UM harus memberikan kesempatan pada mahasiswa dari seluruh prodi yang memiliki potensi berprestasi. Di lain sisi, ada hal yang lebih penting dari sekadar mengakomodasi bakat dan minat para Laskar Dewantara Muda. “Di ranah pengembangan kemahasiswaan, ada tiga hal yang menjadi fokus, yakni pengembangan pengetahuan yang bisa dipersempit pada ranah akademik, kedua skill, keterampilan yang bentuknya paling mudah diejawentahkan dalam kegiatan olahraga, dan yang terakhir sikap, yang melingkupi perilaku, budaya tentang keindahan, berkesenian. Nah, PIOS Maba ini merupakan kegiatan yang menyatukan tiga ranah, 3-in-1 lah istilahnya,” papar pria kelahiran 22 Agustus 1961 ini. Kegiatan itu diharapkan dapat menjadi pemanasan bagi para maba dalam mempersiapkan ketiga elemen yang harus dikembangkan selama berkuliah. “PIOS Maba merupakan paket utuh kegiatan pengembangan potensi mahasiswa,” tandasnya. Berprestasi, Haruskah Terwadahi UKM? Mahasiswa UM dengan berbagai ragam kemampuan, minat, dan bakatnya, tentu tidak semuanya dapat diwadahi secara formal dalam Unit Kegiatan Mahasiswa

(UKM). Berdasarkan pantauan Komunikasi, ada berbagai komunitas yang terbentuk di lingkup UM atas dasar kesamaan minat atau hobi. Sebagai contoh Badminton Federation (Badfed) yang berdiri karena kesamaan minat dalam bulutangkis, komunitas Teknimator di Fakultas Teknik mewadahi mahasiswa yang tertarik dalam bidang animasi, Valiant yang menekuni bidang debat bahasa Inggris, ataupun Owl Club di Fakultas MIPA yang berkecimpung dalam bidang astronomi. Dari berbagai komunitas tersebut, Syamsul menyatakan bahwa beberapa di antaranya menginginkan untuk diresmikan menjadi UKM. Namun, ia memiliki pandangan lain. “UKM hanya wadah, yang diutamakan adalah bagaimana berprestasinya,” kata dosen Jurusan Teknik Mesin ini. Tambah Syamsul, UM mendukung penuh mahasiswa baik secara individu, kelompok, maupun yang tergabung dalam UKM yang mau berprestasi. “Contohnya adalah Valiant. Mereka komunitas, bukan UKM, tapi ketika mereka mengutarakan, ‘Pak, saya mau lomba,’ saya tanya kamu mahasiswa UM, mau berprestasi? Ya kami fasilitasi,” terangnya. UKM, menurut WR III, hanya salah satu wadah untuk berprestasi. Ter– bukti, mahasiswa yang tergabung dalam komunitas non-UKM pun dapat berprestasi. “Tugas UM memfasilitasi mahasiswa (yang ingin berprestasi, red.), terlepas dari tergabung atau tidak dalam UKM,” jelas dosen


si si

Laporan Utama yang menamatkan pendidikan doktoralnya di UM ini. Sinergi Buahkan Prestasi WR III tak menampik bahwa UM punya keterbatasan sumber daya untuk mengem– bangkan keseluruhan potensi mahasiswa. Secara tidak langsung, UM membutuhkan sinergi dari pihak luar. “Contoh di UKM pendekar, beberapa di antara mereka memiliki pelatih yang bekerja sama dari luar,” ujarnya. Syamsul bahkan mengapresiasi mahasiswa UM yang mendapatkan pem– binaan dari luar, misalnya mahasiswa yang juga sebagai atlet mewakili provinsi. “Maha– siswa bagian dari masyarakat, sehingga mereka juga berhak mewakili masyarakat,” tambahnya. Syamsul memberikan contoh yang lain. “Anak-anak yang memiliki keahlian sebagai qori’ di UM banyak yang berprestasi, diambil (untuk dibina di) LPTQ (Lembaga Pengembangan Tilawah Quran, red.) Jawa Timur. Silakan karena dia warga Jawa Timur, justru itu kesempatan untuk mengembangkan diri,” ujarnya. Sinergi tersebut sangat meng– untungkan bagi mahasiswa. “Yang jelas, manfaat prestasi yang diperoleh kembali ke mahasiswa itu sendiri,” kata peraih Master of Education dari Deakin University, Australia ini. UM Menuju Kancah Internasional Syamsul mengutarakan bahwa tercapainya banyak prestasi sangat mendukung visi UM sebagai perguruan tinggi yang unggul dan menjadi rujukan. “Salah satu program strategis Rektor UM ialah nasionalisasi dan internasionalisasi kegiatan-kegiatan di UM,” katanya. Setidaknya, ada satu event Kemristekdikti yang diselenggarakan UM selama setahun. “Seperti kemarin, tenaga kita sudah banyak tercurah untuk MTQ Mahasiswa Nasional di tahun 2017 yang dinilai sangat berhasil penyelenggaraannya,” tuturnya. Bak gayung bersambut, prestasi tim Valiant UM di National University Debate Competition (NUDC) 2017 mengundang minat Kepala Subdirektorat Penalaran dan Kreativitas Kemristekdikti, Dr. Widyo Winarso, M.Pd. untuk menyelenggarakan NUDC 2018 di UM. “Namun baru sebatas komunikasi saat bertemu di Makassar (Pimnas ke-30, red.), kebetulan ada Pak Rektor dan beliau setuju dan saat ini diperkuat dengan komunikasi melalui WhatsApp,” ceritanya. Perlu diketahui, pada event NUDC yang diselenggarakan di Universitas PGRI Semarang (3-8/9) tersebut, Eka Larasati Oktaviani menyabet juara 1 pada kategori lomba Essay Writing Competition, serta Feri Kurniawan bersama Lisa Ramadhani Harianti memperoleh gelar 1st runner up pada kategori Main Draw. Dalam waktu dekat, mereka akan menuju Malaysia dalam rangka menyiapkan diri menuju World

University Debate Championship (WUDC). Selain NUDC, gelora nasionalisasi dan internasionalisasi UM juga diperkuat dengan adanya kerja sama dengan GoetheInstitut Jerman yang akan menyelenggarakan pelatihan konduktor berlevel internasional di UM. Pelatihan yang berlangsung antara bulan April dan Mei 2018 tersebut ditujukan bagi konduktor seluruh Indonesia yang telah diseleksi. Kerja sama dengan Goethe-Institut ter– sebut berawal dari mahasiswa. “Anak-anak PSM (Paduan Suara Mahasiswa Suara Satata Çakti, red.) yang awalnya berdialog dengan mereka (Goethe, red.),” cerita Syamsul. Ia mengapresiasi PSM SSÇ yang sudah mampu membangun jaringan bagi pengembangan prestasi. “Saya tidak tahu persis awalnya, mungkin juga ketika PSM tampil di ITB juga diamati aktivitasnya,” aku WR III. Lalu, tim Goethe melakukan visitasi ke UM dan beberapa perguruan tinggi lain. “Terakhir, sudah dalam proses, sudah ada draf kontraknya untuk ditandatangani Pak Rektor dan pihak Goethe,” ujarnya optimis. Selain kedua agenda tersebut, tahun 2018 diagendakan lima belas konferensi internasional yang diselenggarakan di UM. “Didukung dengan publikasi-publikasi internasional,” tambah Syamsul. Menanti 2018 dengan Program Prioritas Tingginya prestasi yang diperoleh UM tahun ini membuat kampus merencanakan sebuah program untuk mahasiswa berprestasi. Syamsul mengatakan bahwa pihaknya sedang merencanakan apresiasi bagi mahasiswa yang berprestasi di kompetisi nasional atau internasional. “Saat ini SK-nya sedang diproses. Apresiasi itu juga berlaku untuk pembimbing,” ujarnya. Disinggung tentang program prioritas di tahun mendatang, ia mengatakan akan berfokus pada peningkatan kualitas dan kuantitas Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). “UM masih berada pada peringkat 7 hingga 12 dalam Pimnas, itu yang harus kita tingkatkan,” kata dosen yang juga mengajar di S-2 dan S-3 Pendidikan Kejuruan ini. “Tahun 2017 UM sudah membawa satu medali emas dan dua medali perak, sebuah pencapaian yang cukup bagus,” tutur Syamsul. Menurut WR III, saat ini PKM cukup ‘membumi’ di UM. “Tetap perlu didorong minat mahasiswa, karena dalam dua tahun terakhir semangat menulis mahasiswa mulai tumbuh,” harapnya. Ia juga mengapresiasi jajaran struktural UM yang sudah peduli dengan peningkatan kualitas karya ilmiah mahasiswa. “Para dekan sudah sangat concern dengan PKM, para ketua jurusan juga demikian, ini perkembangan yang

bagus,” ucap pria yang pernah menjabat sebagai Ketua Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran (LP3) UM ini. Selain peringkat di Pimnas, pihaknya juga berusaha menggenjot angka pemeringkatan kemahasiswaan secara nasional. “Saat ini (2017, red.) kegiatan kemahasiswaan berada pada peringkat 12, memang masih di atas peringkat UM secara keseluruhan (peringkat 14 nasional, red.), setidaknya tahun depan meningkat karena prestasi kita juga meningkat,” harapnya. Ia juga akan menggarap lebih lanjut pengembangan prestasi yang berhubungan dengan teknologi. “Selama ini, UM belum bicara banyak tentang kompetisi-kompetisi di bidang teknologi seperti robot, mobil hemat energi, muatan roket, atau robot terbang, padahal dari segi pendanaan UM sudah sangat support,” kata Syamsul. Alumni UM ‘Pulang’ ke Kampus Salah satu program yang menjadi prioritas di bidang kemahasiswaan adalah penguatan kontribusi alumni. “Peran alumni terhadap pengembangan UM masih sangat jauh dari harapan dibanding perguruan tinggi lain,” katanya. Pihaknya sudah mengawali program tersebut dengan mengadakan rapat dengan Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni untuk mengoordinasikan hal tersebut. “Kontribusi yang dimaksud tentunya dalam arti luas,” ujarnya mengawali pemaparan. Sejumlah perguruan tinggi lain telah memiliki jaringan alumni yang kuat. “Ketika alumni baru, adik-adiknya masuk ke pasar kerja, kakak-kakaknya ini memiliki peran yang tinggi dalam membawa adik-adiknya dalam memiliki kesempatan untuk berkarier di tempat mereka,” ujar WR III. Hal semacam itu merupakan bentuk kontribusi, yakni memperpendek waktu tunggu lulusan baru UM dalam persaingan di dunia kerja. “Kontribusi dalam bentuk lain misalnya mempromosikan UM karena tidak dipungkiri bahwa banyak alumni kita yang sukses,” papar Syamsul. UM memiliki modal yang bagus dalam upaya ‘mengembalikan’ alumni ke kampus. “Sebenarnya IKA UM sudah punya 3032 korwil di seluruh Indonesia, bahkan beberapa saat lalu terbentuk IKA UM chapter Thailand untuk mewadahi alumni S-2, S-3, dan kursus bahasa yang mengajar di sana,” ujarnya. Ada beberapa program lagi yang akan digandengkan dengan alumni. “Alumni jadi guru ingin meng-upgrade model pembelajaran, bisa kembali ke UM, mengikuti seminar atau kursus dalam jangka waktu tertentu,” kata Syamsul. Pengembangan kurikulum juga merupakan hal yang bisa didapat Tahun 40 November-Desember 2017|

7


Laporan Utama

8

dok. Pribadi

Elektro UM ketika di Jepang

dok. Pribadi

Jimmy kibarkan prestasi di Singapura

Tsania saat mengikuti Asia Conference

| Komunikasi Edisi 313

yang berpotensi untuk berprestasi dan membutuhkan bimbingan lebih. “Dari UM ada dosen yang bersedia sebagai pembina dan pembimbing,” katanya. Untuk pelatih, pihaknya menggandeng alumni UKM yang sudah menjadi anggota Federasi Arung Jeram Indonesia. “Ada dua orang yang menjadi atlet PON, Aprilia Ema Wardhani dan Siti Alwiya Rabrusun,” beber Berlian. Lain hal, Ketua HMJ Sastra Jerman, Eko Hartanto berharap bahwa kampus lebih intensif melakukan pembimbingan PKM, terutama di tingkat fakultas. “Sebenarnya pihak kampus sudah memfasilitasi mahasiswa dengan baik untuk pengembangan prestasi maupun pemantauan kegiatan ormawa,” kata mahasiswa asli Banyuwangi ini. Senada dengan Eko, Wensday Yulia Luthfilah dari UKM Ikatan Pecinta Retorika Indonesia (IPRI) berharap bahwa kampus harus lebih jeli dalam memperhatikan mahasiswa yang memiliki potensi. “Tidak hanya memberi fasilitas, tetapi harus lebih aktif dikontrol,” ujar Wensday. Terakhir ialah Mutiara Ayuningtias. Maha– siswi S-1 Pendidikan Jasmani dan Kesehatan yang baru saja mendapat juara dua lomba Southeast Asian Wrestling Championships 2017 di Vietnam pada Minggu-Selasa, (26-28/11) ini mengutarakan bahwa sudah selayaknya UM memberikan faslitas berlatih kepada mahasiswa di berbagai jenis olahraga. “Lalu persetujuan pembentukan UKM juga agar dipermudah,” harap mahasiswi yang diterima di UM lewat jalur SNMPTN tersebut.Arvendo/Fanisha dok. Pribadi

latihan, FIP menggaet pelatih yang merupa– kan mahasiswa senior. “Setelah PIOS ini, saya ingin ikut UKM UASB (Unit Aktivitas Sepak Bola, red.), karena nantinya bisa nambah pengalaman dan prestasi yang akan mempermudah saya mengajukan beasiswa,” urai mahasiswi asal Pacitan ini. Secara khusus, mahasiswi yang akrab disapa Anin ini menginginkan pengembangan futsal di UM lebih intensif. Tidak tanggungtanggung, tim Anin berhasil menjadi runner up pada Futsal Putri PIOS Maba 2017. Tentu, bibit unggul semacam Monica dan Anin ini layak mendapat perhatian dari universitas. Tidak hanya maba, mahasiswa yang sudah berkecimpung di UKM pun turut berkomentar. Iga Melati Yusintha, Ketua umum PSM SSÇ, menilai bahwa sebenarnya pihak kampus telah berupaya memberikan dukungan, termasuk tempat latihan meski menumpang di Gedung A2. Dengan du– kungan pihak kampus, pihaknya sering menyabet prestasi dari berbagai kompetisi paduan suara, seperti perolehan Gold Medal kategori Mix Choir Brawijaya Choir Festival 2017. “Harapannya terkait fasilitas yaitu tempat latihan, dipermudah dalam urusan birokrasi, dan peminjaman bus UM,” ujarnya. Secara khusus, ia juga berharap terhadap keamanan di sekitar UKM menyusul maraknya aksi pencurian motor di UM. Berlian Putri Pratiwi dari UKM Mahasiswa Pecinta Alam Jonggring Salaka memiliki cerita yang berbeda. “Dana merupakan hal yang memberatkan bagi UKM,” kata Berlian. Ia percaya, di setiap UKM pasti ada mahasiswa

dok. Pribadi

dari ‘kembali’-nya alumni ke kampus. “Sebagai contoh mereka lulusan Teknik dan MIPA yang sudah bekerja di industri, bisa kita gandeng untuk menyempurnakan kurikulum yang sudah ada,” tambahnya. Upaya MPIKA Fasilitasi Mahasiswa Kepala Subbagian Minat, Penalaran, Informasi Kemahasiswaan dan Alumni (MPIKA) UM, Ifa Nursanti, S.A.P. merinci target prestasi pada 2018 mendatang. “Di bidang seni, kami sedang berupaya melakukan pembinaan untuk menghadapi Peksiminas (Pekan Seni Mahasiswa Nasional, red.) dan Peksiminal (Pekan Seni Mahasiswa Regional, red.),” ujarnya saat diwawancarai di ruang kerjanya, Kamis (30/11). Target yang tak kalah penting yakni pembinaan PKM Artikel Ilmiah dan PKM Gagasan Tertulis. Kemahasiswaan, khususnya MPIKA ber– usaha selalu memfasilitasi para maha– siswa. “Namun, perlu diingat, dana yang diajukan juga harus sesuai peraturan,” tam– bahnya. Selain keperluan administratif, Ke– mahasiswaan juga melayani pembinaan mahasiswa dalam bentuk pemberian in– formasi, jadwal, dan sosialisasi. “Selain UKM, pembinaan juga dibantu oleh fakultas, meski secara keseluruhan menginduk pada universitas,” kata wanita berkacamata ini. Sebenarnya, masih banyak paguyuban atau kelompok mahasiswa tertentu yang mendaftar jadi UKM, misalnya Paguyuban Duta Kampus (Paduka). “Namun, hal terse– but (urgensinya, red.) masih perlu dikaji terlebih dahulu,” ujar Ifa. Keinginan Mahasiswa Ajang PIOS Maba telah melahirkan juara. Salah satunya Monica Olisya Rahayu. Mahasiswi Fakultas Sastra (FS) ini berhasil menjuarai PIOS Maba bidang lomba seni tarik suara kategori Pop Putri. “Saya menjalani audisi dari tingkat fakultas, dosendosen banyak memberikan masukan,” ujar mahasiswi yang sedang S-1 Pendidikan Seni Tari dan Musik ini. Sebelum mengikuti PIOS, mahasiswi yang sudah sering menjuarai perlombaan menyanyi ini berlatih secara rutin. Bagi Monica, ia sangat senang dengan adanya PIOS, karena minatnya terwadahi. Ia mengharapkan agar pelaksanaan PIOS Maba lebih baik dari tahun ini, utamanya dari segi teknis seperti ketepatan waktu dan akomodasi peserta. Fauziyah Wafirina Ardhana Reswa Anindhita, mahasiswi S-1 Pendidikan Guru PAUD yang berhasil mencetak tujuh gol sepanjang perlombaan Futsal Putri pada PIOS Maba tersebut menceritakan pengalamannya saat mengikuti pembinaan intensif. “Seminggu latihan tiga kali, selama hampir dua bulan sebelum pelaksanaan PIOS,” ujarnya saat ditemui seusai kuliah. Dalam pelaksanaan

Rofi'atul Muna juara IPT ASEAN di Malaysia


dok. Panitia

Up ToUp Date To Date

Tim Didol pasca pengumuman kemenangan

Produk Didol Raih Juara 1 PMW Nasional

S

ebanyak 97 tim dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia bersaing dalam Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) yang dilaksanakan pada 22-25 November 2017. Program tahunan yang digagas oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) ini menjadi salah satu program bagi mahasiswa di Indonesia untuk menjadi wirausahawan muda yang bukan hanya dapat berkreasi di bidang wirausaha, melainkan juga dapat membuka lapangan pekerjaan baru. Salah satu tim dari Universitas Negeri Malang (UM) dengan sebutan Tim Didol berhasil meraih Juara 1 pada PMW 2017 ini. Produk UM berhasil mengalahkan produk "Kisara" dari Universitas Lampung dan "Kama Strap & Bag" dari Institut Teknologi Sepuluh November yang berhasil menyabet

juara 2 dan 3. Tim Didol merupakan tim wirausaha UM yang terdiri atas mahasiswa Kependidikan Sekolah Dasar dan Prasekolah (KSDP) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP). Menurut Wakhid, selaku pemilik ide wirausaha, ide wirausaha ini berawal dari pengalamannya berbisnis serta berkat passion yang dimilikinya dalam bidang desain. Desain ini ia wujudkan dengan melahirkan produk yang berupa notebook. Kata “Didol” yang berarti “dijual” dalam bahasa Jawa ini berhasil menjadikan UM sebagai pemenang pada kategori industri kreatif di ajang PMW. Nama tersebut dinilai unik sehingga menjadikan produk Didol ini layak bersaing dengan universitas lain di seluruh indonesia. Bukan hanya produk yang kreatif, manajemen keuangan dalam bisnis yang tertata rapi tak luput dari

penilaian. Prestasi yang diperoleh oleh tim Didol ini tidak lepas dari adanya dukungan pihak kampus yang senantiasa melakukan pembinaan dengan memberikan monitoring kepada para mahasiswa. Monitoring tidak hanya dilakukan oleh pihak fakultas, bahkan fakultas lain pun ikut mendukung tim Didol untuk berkompetisi di ajang PMW ini. Mahasiswa tidak hanya dituntut berprestasi di bidang akademik saja, namun prestasi di bidang nonakademik turut menjadi hal yang dipertimbangkan. Mahasiswa harus memperhatikan beberapa hal agar dapat menjadi wirausahawan muda, salah satunya adalah tekun. “Menjadi seorang wirausahawan muda harus memiliki target bulanan bahkan harian agar apa yang diinginkan dapat tercapai dengan baik,” ujar Wakhid.Fanisha

Tahun 40 November-Desember 2017|

9


Up Opini To Date

Krilangkung, Prinsip Ajaib Tuntaskan Skripsi oleh Aminatus Sakdiah

M

ahasiswa semester tua identik dengan aktivitas mengerjakan skripsi. Skripsi sudah seperti “pacar� yang selalu menemani hidup para penyandang status semester tua, sehingga membuat hari-harinya menjadi lebih berwarna. Tidak jarang, mahasiswa yang sedang menempuh skripsi berubah 180 derajat menjadi mahasiswa yang lebih rajin. Dari yang mulanya suka jalan-jalan berubah

10 | Komunikasi Edisi 313

menjadi lebih suka diskusi dengan temantemannya, dari yang mulanya suka nongkrong di kafe atau belanja di mal menjadi rajin mengunjungi perpustakaan, dari yang mulanya malas beribadah menjadi rajin bangun malam untuk berdoa, dan perubahan aktivitas positif lainnya. Di sisi lain, tidak sedikit pula mahasiswa yang menganggap masa-masa penyelesaian skripsi adalah masa terberat yang harusnya di-skip dari masa studinya. Mereka menganggap menempuh skripsi sama seperti sedang menghadapi


Opini

ilustrasi oleh Krisnawa Adi Baskhara

“momok� yang membuat hari-harinya terasa menakutkan. Hal tersebut terbukti dari perilaku beberapa mahasiswa yang sedang menempuh skripsi enggan menemui pembimbingnya dengan alasan belum memperoleh inspirasi tema dan judul, belum mendapatkan teori yang sesuai, bahkan dilema menentukan tempat penelitian. Bagi mereka, bertemu dengan pembimbing merupakan hal yang paling menegangkan, seperti tawanan yang hendak diinterogasi oleh petugas polisi. Belum lagi, mahasiswa yang mendapatkan dosen pembimbing

yang semasa perkuliahan dianggap killer. Membayangkan mukanya saja, mereka sudah takut terlebih dahulu. Seperti kata pepatah, menyerah sebelum perang. Berbicara tentang percaya diri, konsep Mestakung (Semesta Mendukung) telah diterapkan di UMN (Universitas Multimedia Nusantara) agar mahasiswanya memahami hukum penciptaan dari alam semesta. Hukum tersebut diharapkan dapat memberi dorongan kepada mahasiswa untuk dapat berpikir besar dan percaya diri dalam menggapai cita-citanya. Mestakung merupakan ringkasan dari Krilangkung (Kritis, Langkah, dan Tekun). Menurut Winarno (2011), hukum Krilangkung berisi: (1)pada setiap kondisi kritis ada jalan keluar, (2)ketika seseorang melangkah ia akan melihat jalan keluar, (3)ketika seseorang tekun melangkah, ia akan mengalami mestakung (semesta mendukung). Tiga prinsip Krilangkung di atas sangat cocok untuk diterapkan oleh mahasiswa yang sedang menempuh skripsi baik di Universitas Negeri Malang maupun di universitas lainnya. Mereka perlu mengetahui ada prinsip ajaib yang akan mengubah pandangannya tentang skripsi, sehingga tumbuhlah mindset pantang menyerah dalam hati, jiwa, dan raganya. Penerapan prinsip Krilangkung dalam proses pengerjaan skripsi antara lain sebagai berikut. Pertama, mahasiswa yang sedang menempuh skripsi banyak mengalami dilema. Skripsi dianggap sebagai masalah besar yang menjadi beban dalam hidupnya. Jika hal ini terjadi, maka ingat prinsip pertama yaitu pada setiap kondisi kritis ada jalan keluar. Jangan khawatir, jika skripsi menjadi masalah besar dalam hidup Anda karena setiap ada masalah ada pula jalan keluarnya. Kedua, ketika seseorang melangkah ia akan melihat jalan keluar. Jika sedang menempuh skripsi yang dianggap berat itu, maka ingatlah ketika Anda melangkah (berusaha), Anda akan menemukan jalan keluar. Bukan hanya dilema meratapi masalah tersebut, tetapi berusaha mencari jalan keluar merupakan tindakan yang tepat. Persiapkan senjata (bahan) apapun yang akan digunakan untuk menghadap pembimbing, seperti persiapkan tema, judul, teori yang sesuai dan sebagainya. Akan tetapi, yang lebih perlu dipersiapkan adalah menyiapkan hati dan mental yang kuat untuk menghadapi pembimbing. Tidak perlu merasa takut yang berlebihan terhadap pembimbing, sekalipun pembimbingnya terkenal sebagai dosen killer. Bagaimanapun juga, pembimbing juga manusia biasa yang juga

makan nasi seperti kita. Jadi, persiapkanlah! Jika prinsip pertama dan kedua sudah dilakukan, maka masih ada prinsip ketiga yaitu prinsip terakhir yang bunyinya ketika seseorang tekun melangkah, ia akan mengalami mestakung (semesta mendukung). Jadi, berbahagialah bagi mahasiswa yang tidak pernah menyerah dalam mengerjakan skripsinya, meskipun berbagai macam rintangan menghampiri, seperti sulit mencari teori yang jelas dan sesuai penelitiannya, sulit menemui pembimbingnya, dan rintangan-rintangan lainnya. Ingat, tidak pernah menyerah, terus melangkah, terus mencari jalan keluar, selalu hadapi masalah yang ada, maka siapapun akan mengalami mestakung (semesta mendukung), semesta akan mendukungnya untuk menemukan jalan keluar dari setiap permasalahan yang menghampiri. Paparan tiga prinsip di atas menunjukkan kita bahwa menyelesaikan skripsi tidak sesulit, semenakutkan, dan semenegangkan yang dibayangkan. Hanya saja, apapun yang dianggap rintangan perlu dihadapi dengan jiwa yang besar dan hati yang lapang. Ringkasan kegiatan yang dapat dilakukan mahasiswa saat menempuh skripsi yakni; pertama, temui pembimbing. Perkenalkan diri, minta dibimbing dan mintalah doa kepadanya. Kedua, persiapkan tema. Pilih tema yang diminati sesuai dengan studi yang telah ditempuh, agar tidak menjadi beban dalam proses penulisannya karena yang dibahas merupakan hal yang diminati/ disukai. Ketiga, buat judul. Judul tidak perlu muluk-muluk, sederhana saja tetapi buat semenarik mungkin, sehingga setiap orang yang membaca judul tersebut tercengang atau mengatakan“wow keren�. Terapkan prinsip Krilangkung saat proses menyelesaikan skripsi. Jaga kesehatan dan mood karena berpengaruh terhadap proses penyelesaian skripsi. Apapun yang dilakukan dengan hati akan mudah diterima oleh hati pula. Jika menuliskan skripsi dengan rasa bahagia maka hasilnya juga akan indah, sehingga pesan yang dituliskan akan sampai kepada pembaca. Jangan lupa jalani hari-hari Anda sebagaimana mestinya, ikhtiar (berusaha), dan doa semaksimal mungkin. Selanjutnya tawakal (berserah diri) kepada yang Maha Berkehendak. Jangan lupa senyum dan semangat skripsi!   Penulis adalah mahasiswa S-1 Pendidikan Luar Sekolah dan Juara I Opini Kompetisi Penulisan Rubrik Majalah Komunikasi 2017

Tahun 40 November-Desember 2017|

11


Seputar Up To Date Kampus

Menuju Indonesia Emas melalui Beasiswa LPDP

B

Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti), Gribig Darojat selaku Kepala Divisi LPDP, Danang Ginanjar selaku Ketua Mata Garuda, Sofwan Effendi selaku Direktur LPDP, Prof. Wani Hadi Utomo dari Universitas Brawijaya, dan Mohammad Nur Arifin selaku Wakil Bupati Trenggalek. Talkshow ini mengangkat beberapa topik, yaitu talkshow from zero to hero menuju Indonesia emas 2045, pelatihan penulisan jurnal oleh Prof. Wani Hadi Utomo, dan Interactive Camp Bumi Perkemahan Bedengan Malang. Acara dibuka dengan pementasan tari oleh mahasiswa dari beberapa kampus yang ada di Jawa Timur. Setelah itu, peresmian acara dilakukan oleh Rektor UM, Prof. Dr. H. Ah. Rofiuddin, M.Pd. “Semoga acara ini membawa berkah untuk kita semua,” harap rektor. Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Mendikbud RI) Prof. Dr. Muhadjir Effendy, MAP. Pria yang lahir di Madiun ini mengatakan bahwa LPDP merupakan beasiswa paling mewah dari negara. Pada acara ini juga dilakukan serah terima Surat Kerja (SK) LPDP awardee East Java periode 2017–2018 kepada perwakilan beberapa penerima beasiswa se-Jawa Timur. Salah satunya adalah perwakilan dari UM, yaitu Bayu Adi Laksono. Dalam pelantikan tersebut mereka membacakan janji serta sumpah. Penyerahan SK diserahkan oleh Gribig Darojat, selaku Ketua Divisi LPDP. Persiapan acara yang bagus tentunya membutuhkan tenaga ekstra. “Kami mengumpulkan panitia selama dua bulan, kemudian ekstranya cuma satu bulanan, tapi dengan komunikasi bersama teman–teman, acara ini bisa terwujud dengan bantuan UM,” ujar Rusmawanto. “Harapan ke depannya, acara tahunan ini bisa dilanjutkan dan yang kurang dari acara ini bisa diperbaiki oleh kepanitiaan yang akan datang,” tambahnya.Dessy

dok. Panitia

easiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan atau yang biasa disebut beasiswa LPDP adalah beasiswa yang berasal dari pemerintah Indonesia, tepatnya Kementerian Keuangan. Keberadaan beasiswa ini sangat populer di kalangan para pencari beasiswa. Jumlah beasiswa yang diberikan juga terbilang cukup besar. Berangkat dari hal itu, komunitas mahasiswa penerima beasiswa LPDP di wilayah Jawa Timur kembali membuka acara talkshow pada Sabtu (11-12/11) bertempat di Gedung Sasana Budaya Universitas Negeri Malang (UM). Pendaftaran yang dilakukan secara online tersebut disambut respons positif dari peserta. Hal ini terbukti dari antusiasme peserta saat pendaftaran hingga kehabisan tiket. Padahal panitia telah menyediakan lebih kurang 800 tiket secara gratis. Tak heran jika tiket pun cepat ludes, karena acara ini diikuti oleh mahasiswa se-Jawa Timur. "Dari sekarang kita mulai menempa diri kita masing– masing dengan prestasi yang akan kita raih ke depan, sehingga nantinya kita mampu untuk menjadikan Indonesia menjadi negara yang lebih maju,” tutur Rusmawanto, ketua pelaksana, ketika ditanya perihal tujuan pengadaan acara. Hal ini selaras dengan tema yang diambil pada talkshow kali ini, yakni "From Zero to Hero Menuju Indonesia Emas 2045". “Kita mengambil tema ini untuk pemikiran ke depannya. Jadi suksesi kepemimpinan ke depan di tahun 2045. ketika Indonesia emas. Kita mulai dari sini untuk mempersiapkan dari jenjang–jenjang karena tidak mungkin kita dapatkan secara instan. Diperlukan persiapan,” tambah Rusmawanto. Dalam acara ini peserta juga diberikan kesempatan untuk bertemu dan bertanya langsung kepada penerima beasiswa LPDP se-Jawa Timur. Talkshow yang dimulai pukul 07.00 ini menghadirkan beberapa narasumber, di antaranya Ali Ghufron Mukti dari Direktur Jenderal Kementerian Riset,

Pemateri bersama ketua pelaksana, Rektor UM, dan Mendikbud RI

12 | Komunikasi Edisi 310


Seputar Kampus

Jadi Idola Remaja, Dilan Berkarnaval Sastra

B

kepenulisan. Pidi pun mengaku banyak bermain komposisi kata dan tanda baca pada tulisannya. Ia pun memaparkan bahwa tak melulu terikat pada teori sastra. Alumnus Institut Teknologi Bandung (ITB) ini berpesan agar kita tidak pernah berhenti menulis. "Ibu adalah orang yang merasa tak berguna, ketika kita tidak berkarya." ujarnya. Tak hanya mahasiswa sastra, mahasiswa luar sastra pun antusias dengan acara ini. "Karena kami mendatangkan penulis novel yang lagi hits di kalangan remaja. Dengan karya best seller-nya, yaitu Dilan dan Milea," ujar Fransiscus. Panitia pun memanjakan peserta dengan menjual tiket VIP sehingga peserta dapat memperoleh buku Milea serta foto bersama Pidi Baiq. “Kami memilih Pidi Baiq karena ahli dalam kepenulisan sastra dan beliau berkarya dari hati. Apa yang ingin disampaikan menjadi natural dan mudah diterima,” tambah Franciscus. Acara ini didukung oleh stand-stand wirausaha dan expo buku dengan tujuan meningkatkan minat baca mahasiswa. Cuaca menjadi salah satu hambatan dari acara ini. Meskipun begitu, Sasana Krida tetap dipenuhi pengunjung. “Acaranya menarik, meskipun hujan-hujan saya relakan datang demi acara Kanvas,” ungkap Zahra, mahasiswa Sastra Indonesia. Amey

dok. Komunikasi

EM Fakultas Sastra UM mewujudkan salah satu progam kerja andalannya bertajuk Karnaval Sastra (Kanvas) yang dilaksanakan selama tiga hari (1416/11). Serangkaian acara yang diselenggarakan di Sasana Krida UM tersebut meliputi seminar nasional, talkshow, dan pagelaran seni, drama, tari, dan musik (sendratasik). Acara ini melibatkan berbagai pihak. Salah satunya talkshow bertema "Rasaku dalam Karyaku" yang tidak kalah menarik dengan mendatangkan penulis novel Dilan, yaitu Pidi Baiq. Tak ketinggalan, hari terakhir diadakan pagelaran sendratasik dengan melibatkan banyak komunitas seni di Kota Malang. “Tujuan diadakan Kanvas untuk menambah pengetahuan baru dan mengajak mahasiswa untuk berkarya, selain itu juga menumbuhkan rasa kekerabatan,” tutur Franciscus Xaverius Langga, Ketua Pelaksana Kanvas. Acara talkshow yang dibuka oleh Rumah Serem Band sebagai band andalan Fakultas Sastra (FS) dihadiri oleh banyak mahasiswa dan menjadi menarik ketika Pidi Baiq membawakan talkshow dengan ceria, penuh semangat, dan berusaha dekat dengan peserta. Tak tanggung-tanggung, pria yang akrab disapa Ayah Pidi ini menginstruksikan peserta untuk duduk lesehan di panggung. Pidi memberikan kebebasan untuk bertanya dan sharing mengenai

Pidi Baiq menyanyikan lagunya sembari memetik dawai gitar

Tahun 40 November-Desember 2017|

13


Seputar Kampus

Organisasi Daerah Unjuk Gigi di Festival Nusantara

S

daerahnya. Festival Nusantara diakhiri dengan acara lensa nusantara. Lensa nusantara menampilkan hasil fotografi, baik kuliner dan wisata dari masing-masing daerah. Acara ini memang dikhususkan untuk organisasi daerah dan mahasiswa yang tergabung dalam organisasi daerahnya. Namun warga UM maupun luar UM diperbolehkan meramaikan acara. Karena acara ini memberikan banyak dampak positif, salah satunya memperbanyak pengetahuan tentang khazanah budaya daerah. “Harapan saya di sini untuk mahasiswa yang hadir bisa mengetahui keragaman budaya yang satu dengan budaya yang lain. Kedua yakni untuk organisasi daerah yang sudah mengikuti bisa menjalin silaturahim dengan daerah-daerah lain karena kita adalah mahasiswa. Kita butuh komunikasi yang baik, baik itu dari universitas sendiri maupun universitas yang lain mengenai kebudayaan,” ujar Muhammad Wildan, Ketua Pelaksana Festival Nusantara. Adapun kesan pesan dari salah satu peserta Festival Nusantara datang dari komunitas mahasiswa Bima. “Kami dari komunitas mahasiswa Bima sendiri bukan bermaksud untuk juara, namun untuk mengenalkan Bima secara umum. Karena ingin Bima dikenal sebagai bagian Nusa Tenggara Barat (NTB), bukan dari Nusa Tenggara Timur (NTT),” ujar Kammil, Ketua Komunitas Mahasiswa Bima. Selain menunjukkan eksistensinya, peserta Fenus juga berkompetisi untuk meraih juara. Pemenang Festival Nusantara dari kategori Lensa Nusantara diraih oleh Ikatan Mahasiswa Jombang (IMJ), kategori Pawai Budaya diraih oleh Ikatan Mahasiswa Banyuwangi (Ikawangi), dan kategori bazar atau stand diraih oleh orda Aceh. Sedangkan untuk juara umum yang pertama diraih oleh Ikawangi dan kedua diraih oleh orda dari Probolinggo.Cintya

dok. Komunikasi

ebagai upaya memperkenalkan budaya dari berbagai daerah kepada masyarakat, Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Negeri Malang (BEM UM) mengadakan Festival Nusantara (Fenus) yang bertempat di depan Graha Rektorat UM selama dua hari (08-09/11). Acara ini merupakan program kerja dari BEM UM dari tahun ke tahun. Pengadaan acara ini selaras dengan slogan UM, yakni “The learning university”. BEM UM berinisiatif mengangkat budaya-budaya yang mungkin sekarang sudah mulai dilupakan oleh kaum muda. Hal ini sesuai dengan tema dari Festival Nusantara tahun ini, yaitu “Jayalah Negeriku, Lestari Budayaku”. Setidaknya ada beberapa serangkaian acara pada Fenus kali ini, yaitu bazar, parade, fashion show, penampilan dari organisasi daerah, dan lensa nusantara. Setiap daerah pasti memiliki ciri khas masing-masing, misalnya kuliner antardaerah satu dengan daerah lain yang berbeda. Pada Festival Nusantara inilah masing-masing organisasi daerah bisa menjajakan kulinernya melalui bazar. Di bazar, tidak hanya menjajakan kuliner saja, peserta juga diperbolehkan menonjolkan sesuatu yang unik dari daerahnya masing-masing, seperti pakaian adat daerah dan kesenian daerah. Misalnya dari Ponorogo yang menampilkan budaya reog. Selain bazar, ada pula parade. Parade ini bertujuan untuk menunjukkan kepada masyarakat UM maupun luar UM bahwa di depan Graha Rektorat sedang berlangsung kegiatan kebudayaan nusantara. Acara Festival Nusantara ini mengajak organisasi daerah (orda) untuk memperkenalkan budaya masing-masing. Mulai dari Banyuwangi, Kepulauan Riau, Bima, Ponorogo, dan lainlain. Penampilan organisasi daerah tidak dibatasi pada ranah kesenian saja, akan tetapi juga pada ciri khas yang ditampilkan dari daerah masing masing yang menggambarkan tentang

Salah satu stand organisasi daerah di Festival Nusantara

14 | Komunikasi Edisi 313


Seputar Kampus

Merry Riana: Dari Mimpi hingga Sukses

L

Muhammadiyah Malang (UMM). “Untuk mengisi seminar tersebut agar peserta tidak jenuh, kami mengundang salah satu komika untuk menghibur para peserta,” tambah Ferdian. Pemateri pun selalu menekankan peserta untuk mengedepankan inovasi. “Inovasi dan creativity muncul karena curiousity atau rasa penasaran terhadap sesuatu dan selalu bangunlah curiousity dalam bisnis agar selalu tercipta inovasi,” ujar Tegar Prajaksa, salah satu pemateri. Salah satu pemateri yang menyedot perhatian peserta ialah Merry Riana. Perempuan yang kisahnya pernah difilmkan ini mengungkapkan bahwa syarat untuk meraih kesuksesan yaitu berani bermimpi besar, berani mengambil langkah pertama, melangkah dengan cerdas, melangkah sampai tuntas, dan yang terakhir adalah melangkah dengan ikhlas. Selesai pemaparan materi, panitia melakukan penyerahan sertifikat kepada pemateri dan komika oleh Hamda Afif (Ketua Umum LPB FE) dan Ferdian Prasetyo (ketua pelaksana). Keterbatasan jumlah panitia dan pengalaman yang masih minim menjadi kendala panitia. Mereka belajar satu sama lain untuk mengendalikan ribuan peserta. Persiapan seminar tersebut dilakukan selama sembilan bulan untuk mengantisipasi panitia dalam mengadakan acara sebesar itu. Dengan persiapan yang cukup lama, panitia berhasil mengemas acara secara menarik dan tidak membosankan. Harapan pun berdatangan dari panitia maupun peserta seminar. ”Saya berharap acara tahunan ini tetap bisa dilanjutkan seterusnya dengan lebih baik lagi,” harap Ferdian. “Acaranya menarik dan sangat bermanfaat bagi mahasiswa, khususnya saya. Komika yang diundang juga sangat menghibur dan tidak membosankan,” ungkap Ayu salah satu peserta seminar.Dessy

dok. Panitia

embaga Pecinta Bisnis (LPB) adalah anak organisasi dari Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi (BEM FE) Universitas Negeri Malang (UM) yang baru-baru ini kembali mengadakan progam rutin tahunan, yaitu seminar nasional kewirausahaan. Bertemakan "The Big Changes, Membentuk Jiwa Wirausaha yang Berdikari dan Inovatif dalam Persaingan Global”, acara ini dilaksanakan pada Sabtu (18/11) di Gedung Graha Cakrawala UM. Menyedot animo yang besar, acara ini dihadiri oleh ribuan peserta dari UM maupun luar UM. "Tujuan dari kegiatan ini yaitu mengubah mindset generasi muda, khususnya mahasiswa, untuk mengikuti perkembangan zaman yang dilihat dari sisi wirausaha dan ditekankan pada era digital,” pungkas Ferdian Prasetyo, ketua pelaksana. Berbeda dari seminar sebelumnya, kali ini Lembaga Pecinta Bisnis UM mengadakan gebrakan cukup besar dalam hal kuantitas. Tahun sebelumnya panitia hanya menyiapkan kuota untuk lima ratus peserta. Namun, acara seminar nasional kewirausahaan kali ini benar-benar menyedot antusiasme para peserta. Hal ini dibuktikan dengan tiket yang cepat ludes. Padahal panitia sudah menganggarkan tiket sebanyak 2.500. Pertama kalinya bagi panitia LPBFE mengadakan seminar dengan dihadiri lebih kurang 3.500 orang yang masuk di data. “Kali ini kami melakukan perubahan besar dan kami juga mengundang pemateri yang benar–benar cocok dengan tema kami,” tutur Ferdian Pemateri yang hadir dalam seminar ini di antaranya adalah Tegar Prajaksa (master coach Dukun Dagang) dan Merry Riana (motivator wanita nomor satu di Asia). Seminar kali ini sangat menarik karena juga mengundang Vito, salah satu komika Malang yang merupakan mahasiswa Universitas

Merry Riana ketika menyampaikan motivasi

Tahun 40 November-Desember 2017|

15


Seputar Kampus

Kiprah Pemuda Pertahankan Jati Diri Bangsa

H

Indonesia memakai republik, bukan monarki. Hal ini mengacu pada perjuangan kemerdekaan Indonesia yang tidak hanya dipengaruhi oleh satu golongan saja, tetapi semua masyarakat Indonesia ikut bersatu dan berusaha keras mengusir penjajah. Atas dasar itu, pancasila diterima sebagai dasar negara Indonesia dan telah menjadi dasar mindset bagi bangsa Indonesia untuk menyesuaikan watak dan transformasi pikiran-pikiran supaya selaras dengan pancasila. Seminar nasional ini juga membuka call for paper dengan tema hukum, politik, sosial budaya, pendidikan, ekonomi, dan teknologi. Pemakalah berasal dari berbagai universitas, di antaranya Universitas Diponegoro, Universitas Negeri Yogyakarta, dan lain sebagainya. Para peserta yang mengikuti call for paper diseleksi menjadi sepuluh terbaik dan diberi kesempatan untuk mempresentasikan karyanya di acara seminar nasional hukum dan kewarganegaraan. “Kita sebagai pemuda harus senantiasa memperkenalkan jati diri bangsa di era seperti ini, karena banyaknya tantangan-tantangan di era ini, seperti adanya pahampaham baru yang anti-pancasila. Nah, sebagai pemuda kita harus mempertahankan pancasila dengan passion yang kita punya. Sehingga bangsa ini menjadi bangsa yang jauh lebih baik lagi,� ujar Siti Marifah, mahasiswa Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan. Secara keseluruhan, acara ini berlangsung sukses, bahkan panitia juga menyediakan coffe untuk para peserta seminar agar menambah daya konsentrasi peserta untuk mengikuti acara seminar nasional.Cintya

dok. Panitia

impunan Mahasiswa Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan mengadakan seminar nasional bertemakan "Peran Pemuda Guna Mempertahankan Jati Diri Bangsa dalam Bhinneka Tunggal Ika" yang digelar beberapa hari lalu (11/11). Acara yang dimulai sejak pukul 08.30 WIB ini dilaksanakan di aula lantai 7 Gedung I1 Fakultas Ilmu Sosial. Bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan menyadarkan pemuda tentang arti penting pemuda beserta peranannya untuk bangsa Indonesia menjadi dasar dari pengadaan seminar. Seminar nasional hukum dan kewarganegaraan ini diikuti oleh 545 orang yang terdiri atas mahasiswa dan masyarakat umum. Seminar ini diadakan agar pemuda dapat memaksimalkan kemampuan dirinya untuk Indonesia yang lebih baik. Selain jumlah peserta yang melimpah, acara ini juga dihadiri oleh Wakil Rektor III Universitas Negeri Malang, Dr. Syamsul Hadi, M.Pd., M.Ed. “Pemuda itu di era seperti ini ada yang tidak pro dengan pancasila, sebagai pemuda kita harus melestarikan budaya kita ke orang lain,� tutur beliau. Dalam seminar ini dipaparkan bahwa pergerakanpergerakan di era 1920-an dipelopori oleh anak-anak muda bangsa yang berkeinginan untuk menyatukan Indonesia dalam melawan penjajah. Ir. Soekarno pernah mengatakan bahwa problem terbesar ketika dijajah adalah karakter bangsa. Dalam artian, karakter bangsa yang awalnya berwatak burung garuda bisa menjadi berwatak burung emprit. Pemilihan sistem republik di Indonesia tak luput dari pengaruh anak-anak muda bangsa yang menginginkan

Best Paper terbaik dalam seminar nasional

16 | Komunikasi Edisi 313


Seputar Kampus MANUVER

Ingin Memotivasi Mahasiswa, Mawapres Adakan Roadshow

S

orang gitu, yang paling sedikit di Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) sekitar tujuh mawapres yang datang, sedangkan yang paling banyak kemarin di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), 22 yang datang,” tutur Tsania. Roadshow Mawapres ini dilaksanakan di delapan fakultas yang ada di UM. Diawali di Fakultas Ilmu Sosial (FIS) (24/10) dan ditutup di Fakultas Pendidikan Psikologi (FPPSi). Hingga sekarang peserta terbanyak dalam kegiatan roadshow dari FIS, namun mawapres yang paling lengkap dalam kegiatan ini ada di FMIPA. Kelancaran acara dan informasi yang tersampaikan menjadi kebahagiaan panitia yang juga mawapres UM 2017. “Alhamdulillah, semuanya minimal sudah melampaui target dari kami,” ungkap mahasiswi anggun ini. Dalam kegiatan ini, ada pemateri utama dan pemateri lokal yang berasal dari fakultas masing-masing. Pemateri utama yang dimaksud yaitu mawapres utama UM, sedangkan pemateri lokal diisi oleh mawapres fakultas masing-masing. Pemateri utama dalam kegiatan ini harus mampu untuk menghadiri roadshow di delapan fakultas, yaitu FIS, FIP, FMIPA, FPPSi, Fakultas Ekonomi (FE), Fakultas Sastra (FS), Fakultas Teknik (FT), dan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK). Ada penanggung jawab untuk masing-masing fakultas yang bertugas mempersiapkan acara roadshow tersebut. Penanggung jawab fakultas tersebut merupakan mawapres dari fakultas yang bersangkutan, sehingga ketika hari pelaksanaan, mawapres yang lain hanya tinggal membantu. Kesan pertama disampaikan Tsania ketika bertemu mahasiswa yang juga memiliki impian yang sama. Ia merasa lebih semangat untuk mengajak dan memotivasi mereka supaya mereka mampu untuk lebih baik. “Alhamdulillah, dari pihak A3, rektor, dekan, mendukung semua," ungkapnya. Ada banyak cara yang dapat digunakan untuk memotivasi mahasiswa agar berani untuk mengejar mimpinya, salah satunya menjadi mawapres. “Kita beri iming-iming, imingiming-nya banyak. Keunggulannya sebelum jadi mawapres dan sesudah itu apa kita sampaikan, pengalaman yang didapatkan setelah jadi mawapres itu kita sampaikan," ungkap Tsania. Ia juga berharap kegiatan ini nantinya dapat berlanjut ke depannya.Rosa dok. Panitia

alah satu impian dari mahasiswa adalah mampu mempersembahkan sebuah prestasi yang membanggakan orangtua serta orang-orang di sekitarnya. Tidak terkecuali salah satunya menjadi mahasiswa berprestasi. Mahasiswa Berprestasi (mawapres) merupakan salah satu tujuan yang ingin dicapai mahasiswa. Tidak hanya mengandalkan kepintaran, tetapi juga kemampuan dan kepekaannya terhadap lingkungan sosial. Tentunya juga kreativitas mahasiswa yang nantinya akan berguna untuk kehidupannya serta orang-orang di sekitarnya. Guna memberikan motivasi dan mendorong mahasiswa yang memiliki impian sama, Ikatan Mahasiswa Berprestasi Universitas Negeri Malang mencetuskan sebuah ide untuk mengadakan Roadshow Mawapres di sela kesibukan kegiatan kuliah mereka. Roadshow ini sudah dilaksanakan sejak tahun lalu, namun belum banyak mahasiswa UM yang mengetahuinya, sehingga hanya sedikit peserta yang menghadiri kegiatan ini. Pada tahun ini, publikasi kegiatan roadshow mawapres lebih ditingkatkan dari tahun sebelumnya. Roadshow ini dilaksanakan guna mempersiapkan dan memberikan informasi kepada mahasiswa yang ingin berpartisipasi dalam pemilihan mawapres pada tahun 2018. Ada beberapa hal yang ingin disampaikan kepada peserta dalam kegiatan ini. Hal ini dicurahkan oleh Tsania Nur Diyana, Mawapers 1 UM, bahwa sebenarnya sosialisasi untuk memperkenalkan mawapres dilakukan karena sejak dulu yang dikenal hanya Duta Kampus saja, padahal keduanya memiliki tugas yang hampir sama. Dalam roadshow ini, pemateri menginformasikan persyaratan untuk menjadi mawapres serta langkah-langkah pendaftaran hingga proses pemilihan mawapres. Kegiatan ini tidak membatasi peserta yang datang. Semua mahasiswa boleh menghadirinya. Setidaknya 26 anggota mahasiswa berprestasi 2017 ambil bagian dalam kegiatan ini, namun hanya beberapa yang aktif dalam keseluruhan kegiatan. Hal ini disebabkan masing-masing mawapres memiliki kegiatan yang cukup padat dalam perkuliahan mereka. “Alhamdulillah, ada beberapa yang commit, dari 26 itu yang bener-bener setiap kali datang itu hanya lima-enam

Mawapres ketika mengadakan roadshow

Tahun 40 November-Desember 2017|

17


Seputar Kampus

PrediksiUM: Ajang Kompetisi Mahasiswa Bidikmisi

Sepak bola sebagai salah satu cabang lomba PrediksiUM

18 | Komunikasi Edisi 313

Bidikmisi. Salah satu bidang yang diusung dalam kegiatan ini yaitu desain poster. Cabang ini bertujuan untuk menambah kreativitas mahasiswa Bidikmisi supaya menghasilkan ide-ide baru dan mengasah soft skill yang dimiliki. Cipta baca puisi merupakan cabang baru yang ditambahkan ke dalam kegiatan PrediksiUM pada tahun ini. Kurangnya wadah bagi mahasiswa yang memiliki bakat di bidang tersebut menjadi alasan penambahan cabang lomba ini. Di cabang ini pula terdapat peserta mahasiswa Bidikmisi yang berasal dari luar UM. Mereka dari Politeknik Negeri Malang dan Universitas Terbuka Malang. Peserta untuk masing-masing cabang yang mendaftar sesuai dengan ekspektasi awal dari panitia. Namun ada satu cabang, yaitu desain poster yang pesertanya tidak memenuhi jumlah target awal lima puluh peserta karena singkatnya persiapan yang dilakukan. Pada cabang cipta dan baca puisi setidaknya ada 24 peserta, futsal putra diikuti 21 tim sedangkan putri enam tim, debat sebanyak delapan tim, serta desain poster delapan belas tim. Mengenai pemenang dari kegiatan ini, M. Husni mengungkapkan bahwa mahasiswa Bidikmisi UM memborong juara pada setiap cabang, termasuk salah satunya cipta baca puisi. Persipan acara yang singkat membuat panitia terpacu untuk memberikan usaha dan kerja keras mereka semaksimal mungkin sehingga acara ini mampu terlaksana dengan lancar. “Jadi kalau persiapan acaranya ini sebenarnya singkat, yaitu cuma dua bulan. Karena Formadiksi ini banyak agenda. Tapi alhamdulillah hasilnya cukup memuaskan," tutur M. Husni. Ia juga berharap penyelenggarakan PrediksiUM selanjutnya mengalami peningkatan dari segi cabang lomba dan jaringan peserta dari tingkat Malang Raya menjadi tingkat nasional.Rosa

dok. Panitia

M

embangun semangat jiwa kepahlawanan untuk mewujudkan NKRI yang harmonis dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Itulah tema yang diangkat dalam kegiatan mahasiswa Bidikmisi Universitas Negeri Malang (UM) pada tahun ini. “Akhir-akhir ini ada dua golongan, NKRI seperti terpecah-belah. Bertepatan dengan hari Pahlawan, saya memilih tema tersebut untuk merangkul dalam nuansa Bhinneka Tunggal Ika," ungkap M. Husni, ketua pelaksana kegiatan ketika ditanya perihal alasan penggunaan tema. Kegiatan yang bertajuk PrediksiUM ini diselenggarakan sejak awal November (04/11) hingga pertengahan November (12/11) dengan empat cabang kegiatan, yaitu desain poster, debat, cipta baca puisi, dan futsal. Cabang yang dilombakan tahun ini bertambah dari tahun lalu yang hanya tiga cabang. Dalam tiap cabang lomba, terdapat beberapa babak untuk memperebutkan posisi pemenang. Kegiatan yang digagas oleh Forum Mahasiswa Bidikmisi (Formadiksi UM) ini bertujuan menciptakan wadah bagi mahasiswa Bidikmisi untuk menyalurkan bakatnya. Formadiksi yang menaungi mahasiswa Bidikmisi UM menyadari bahwa tidak semua bakat mahasiswa Bidikmisi mampu tersalurkan secara menyeluruh. Tak tanggung-tanggung, pihak panitia pun melakukan publikasi secara meluas, tidak hanya di UM saja. Sehingga peserta yang mendaftar bukan hanya mahasiswa Bidikmisi dari UM. Kegiatan ini memang dikhususkan untuk mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi UM dan luar UM dengan ketentuan yang sudah diatur oleh pihak panitia. Husni menjelaskan bahwa tidak semua bakat dapat tersalurkan melalui kegiatan ini. Ada bidang-bidang tertentu yang memang sebagian besar diminati oleh mahasiswa


dok. Duta Kampus

Profil

"Menang tak hanya perihal rupawan Kecakapan turut andil dalam kemenangan Membalas tuntas setiap perjuangan Dengan visi misi yang relevan. Melangkah pada jalan kebanggaan Mengusung budaya jadi identitas Menyemai benih kesehatan jadi prioritas Menyematkan nama UM hingga puncak teratas

Olahragawan dan Pegiat Kesehatan Unggul di Duta Kampus Nama Lengkap TTL Alamat

: Muhammad Afif Ma’roef : Malang, 9 Mei 1998 : Jalan Dr. Cipto Gang 3 Bedali Lawang

Riwayat Pendidikan: • SDN Bedali 02 (2004-2010) • MTsN Lawang (2010-2013) • SMAN 1 Lawang (2013-2016) • S-1 Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Universitas Negeri Malang (2016-sekarang) Pengalaman Organisasi: Purna Paskibraka Indonesia (2014-sekarang) Prestasi: • Paskibraka Nasional 2014 • Juara Kempo Jawa Timur • The Winner Campus Ambassador Universitas Negeri Malang 2017

Nama Lengkap TTL Alamat

: Thania Taj Abhista : Kediri, 4 Juli 1997 : Griya Intan Permai HD-03, Kediri

Riwayat Pendidikan: • SDN Mojoroto 3 Kota Kediri (2003-2009) • SMPN 4 Kota Kediri (2009-2012) • SMAN 8 Kota Kediri (2012-2015) • S-1 Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Negeri Malang (2015-sekarang) Prestasi: • 20 besar Young Ambassador Indosat 2013 • Juara 2 Pemilihan Duta Anti Narkoba BNN Kota Kediri 2014 • Juara 2 PKM-GT/AI Fakultas Ilmu Keolahragaan, UM 2016 • The Winner Campus Ambassador Universitas Negeri Malang 2017

Tahun 40 November-Desember 2017|

19


Profil

Paskibraka Penggemar Budaya Malang ernah tergabung dalam Paskibraka Nasional 2014, kini Muhammad Afif Ma’roef dinobatkan menjadi “The Winner Campus Ambassador Universitas Negeri Malang 2017.� Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga tersebut pertama kalinya mengikuti ajang Duta Kampus. Mempersiapkan materi untuk tes dan mempersiapkan mental adalah modalnya menjadi juara. Simak wawancara kru Komunikasi dengan Muhammad Afif Ma’roef berikut!

P

Bagimana kesannya ketika menjadi the winner? Senang dan bersyukur kepada Allah SWT karena dengan melihat potensi lawanlawan yang sangat baik, saya bisa menjadi pemenang Duta Kampus 2017. Saya sangat bangga terhadap teman-teman yang sudah mendukung dan saya ucapkan terima kasih banyak.

saya juga berpotensi dalam kesenian. Pada saat tes bakat minat, saya menampilkan Tari Topeng Bapang Malang karena saya orang Malang. Maka dari itu, saya ingin memperkenalkan budaya Malang.

Apa motivasi Anda mengikuti Duta Kampus? Ingin mengembangakan potensi yang saya miliki sekaligus membuat orangtua bangga dan ingin mencari pengalaman berorganisasi sekaligus memperkenalkan UM.

Tari Topeng Bapang Malang itu seperti apa? Tari Topeng Bapang Malang adalah tarian yang menggambarkan sosok ksatria gagah berani. Di situ terkesan tarian tersebut memiliki ciri khas sendiri dalam setiap tariannya.

Apa yang menjadi modal Anda dalam mengikuti Duta Kampus? Saya mempersiapkan materi yang diuji pada saat tes dan mempersiapkan mental. Serta doa dari orangtua dan teman-teman. Itu yang menjadi modal saya.

Apa yang Anda tampilkan pada tahap presentasi? Saya mempresentasikan alat olahraga yang dapat menguatkan cengkraman dan otot bagian lengan.

Menurut Anda, potensi apa yang dimiliki sehingga layak untuk menang? Saya berani mengungkapkan pendapat di setiap sesi. Di sini juga mental keberanian dalam menyampaikan pendapat serta beragumen sangat berpengaruh. Kita dituntun menjadi orang yang smart dalam setiap question dan jangan lupa untuk menyiapkan materi agar apa yang kita sampaikan bisa diterima logika. Selain itu

dok. Pribadi

Bagaimana tanggapan orangtua dan dosen? Orangtua bangga sekali. Mereka selalu men-support saya dari awal hingga menjadi pemenang. Kemudian, Ketua Jurusan

(Kajur) saya, Ibu Setyorini, mengucapkan selamat dan bangga karena bisa mewakili Fakultas Ilmu Keolahragaan. Saya sangat berterima kasih kepada semuanya yang telah mendukung.

Mengapa Anda ingin mempresentasikan alat olahraga tersebut? Karena saya berasal dari Fakultas Ilmu Olahraga dan kebetulan sebagai olahragawan sehingga saya membawa hand grip yang membantu setiap aktivitas olahraga saya. Menurut Anda, Apa yang membuat Anda unggul dari peserta lain? Menurut saya semua peserta memiliki potensi yang sama baiknya. Saya tidak bisa menyebutkan saya lebih unggul, karena penentu kemenangan adalah juri. Di sini yang jelas saya menampilkan potensi yang terbaik untuk diri saya. Selama menjadi Duta Kampus, apa yang akan Anda lakukan? Saya ingin memaksimalkan diri untuk kemajuan UM dan ingin mengajak mahasiswa UM untuk turut serta memajukan UM. Setelah menjadi Duta Kampus, apa tindakan Anda untuk memberi dampak positif bagi mahasiswa lain? Hal kecil saja saya tekankan untuk temanteman sekelas agar lebih semangat dalam kuliah dan juga menerapkan disiplin-disiplin waktu untuk lebih baik ke depannya.

Afif bersama Susilo Bambang Yudhoyono ketika menjadi Paskibraka Nasional

20 | Komunikasi Edisi 313

Pesan untuk mahasiswa UM? Tetap jaga kekompakan sesama mahasiswa agar UM menjadi lebih baik ke depannya dan yuk semua mahasiswa UM mulai mencetak prestasi-prestasi baru untuk kebaikan kita dan UM tercinta.Shintiya


Profil

Kenalkan Poliklinik pada Mahasiswa

Bagaimana kesan menjadi the winner? Bersyukur dan berusaha memegang amanah sebaik mungkin. Seneng. Awal baru memegang amanah baru. Bagaimana tanggapan orang tua, dosen, serta teman-teman? Pastinya sangat mendukung dan bahagia. Kalau dosen-dosen di fakultas yang dekat tanggapanya, “Dijaga ya amanah Duta Kampus, bekerja yang baik.” Kalau teman mendukung dari awal dan mereka percaya saya bisa. Apa motivasi Anda mengikuti Duta Kampus? Dari dulu hobi mengikuti pageant untuk melatih diri. Soalnya di event seperti ini tidak hanya mengandalkan kecantikan, tapi pribadi, kecerdasan, dan attitude-nya juga. Ajang ini memotivasi saya untuk mengeksplor hal tersebut. Apakah pernah mengikuti ajang seperti ini sebelumnya? Pernah, di Kediri. Kalau di Malang baru pertama. Di Kediri Juara 2 pemilihan Duta Anti Narkoba BNN Kota Kediri. Mbakyu SMAN 8 Kediri, dan Finalis Indosat Young Ambassador. Apakah sejak awal masuk UM sudah menargetkan untuk mengikuti Duta Kampus? Iya, tapi kesempatannya sekarang. Ini pertama kali ikut seleksi. Di semester 1 dan semester 3 saya ikut mengumpulkan formulir, tetapi berhalangan hadir karena bertepatan dengan acara lain. Akhirnya di semester 5 berkesempatan untuk ikut seleksi dan alhamdulilah lolos. Apa modal Anda mengikuti Duta Kampus? Pengetahuan tentang UM, kepercayaan diri,

dan motivasi untuk membanggakan nama UM. Apa yang Anda tampilkan pada tahap presentasi? Saya mempresentasikan poliklinik. memakai media non-elektronik. Jadi harus kreatif. Maka dari itu, saya membuat pop up tentang poliklinik karena jarang yang mengambil topik tersebut. Kebetulan saya dari Jurusan Kesehatan Masyarakat. Mungkin mereka sekilas tahu kalau poliklinik tempat berobat umum sama gigi. Padahal poliklinik kerja sama dengan Dharma Wanita, KSR untuk donor darah, juga Posyandu anak-anak dan lansia. Deteksi kanker payudara juga pernah dilakukan di sana.

dok. Pribadi

T

hania Taj Abhista, mahasiswa Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, dinobatkan menjadi “The Winner Campus Ambassador Universitas Negeri Malang 2017.” Sebelum menjadi Duta Kampus, ia pernah mengikuti Indosat Young Ambassador 2013 dan Duta Anti Narkoba BNN Kota Kediri 2014. Sejak mahasiswa baru, ia sudah mendaftar Duta Kampus. Baru di tahun ini ia dapat mengikuti seleksi. Bagaimana kisahnya? Simak wawancara kru Komunikasi berikut!

Apa yang Anda tampilkan pada tahap bakat minat? Nyanyi keroncong versi Jazz dalam dua bahasa. Jadi lagu Bengawan Solo dalam bahasa Indonesia dan Inggris dengan musik Jazz. Saya cari yang beda. Saya bisa menyanyi keroncong sejak SD. Pada tahap ini, diberi waktu hanya tiga menit. Kalau saya menyanyi keroncong seperti aslinya pasti waktunya tidak cukup. Maka, saya milih aliran Jazz agar bisa memanfaatkan waktu dan dapat diterima anak muda. Apa yang membuat Anda unggul dari peserta lain? Saya belum bisa menilai diri sendiri. Pada dasarnya ada 150 lebih peserta. Kita sudah diseleksi dan 10 pasang merupakan orangorang pilihan terbaik. Jadi untuk menilai diri sendiri pastinya nggak bisa karena sudah melalu persaingan yang ketat. Sepuluh pasang ini saling melengkapi. Selama menjadi Duta Kampus, Apa yang akan Anda lakukan? Saya bersama ke-19 rekan saya pastinya akan mengemban amanah Paduka (Paguyuban Duta Kampus) sebaik mungkin. Terlibat dalam kegiatan UM, membawa nama UM di luar kampus, dan turut mempromosikan UM di lingkup nasional maupun internasional. Bagaimana cara Anda mempromosikan UM? Kita mulai dengan teman-teman karena tidak semua mahasiswa punya sense of belonging dan paham terhadap kampusnya.

Kiprah Thania dalam Puteri Kampus

Untuk nasional dan internasional ada media sosial untuk menyebarkan informasi. Kita juga memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas yang dapat menjadi wajah bagi UM di event-event luar kampus. Dalam Paduka UM tentunya ada program kerja (Proker). Apa yang akan Anda usulkan? Proker kita terintegrasi dengan bidang– bidang humas, kerja sama, kemahasiswaan, kepegawaian, dan akademik UM. Agar tahu, ikuti aktivitas kita di instagram padukaum ya. Apa tindakan Anda untuk memberi dampak positif bagi mahasiswa lain? Menularkan semangat kebanggaan terhadap UM dengan mengenal lebih jauh UM. Pesan untuk mahasiswa UM? Kenali dan banggalah terhadap kampusmu. Shintiya Tahun 40 November-Desember 2017|

21


Cerita Mereka

Guru Keliling Jadi Startup

Bombastis Kota Malang

teman hingga menemukan ide-ide, awalnya masih ide kosong,� jelas Fammy. Ia melahirkan gagasan untuk membuat pembelajaran lebih menyenangkan. Belajar dari pengalamannya sebagai seorang guru, ia melihat betapa besarnya beban belajar untuk para siswa. Mulai sekolah dari pagi hingga sore hari ditambah tugas-tugas

Fammy Azmy Arrofi, perintis Guling

22 | Komunikasi Edisi 313

rumah yang dibebankan. Fammy mulai tergelitik dan ingin segera mewujudkan hal yang lebih bermakna untuk anak-anak Indonesia, khususnya wilayah Malang. Konsep yang digodok sejak 2015 ini telah melahirkan aplikasi Guling (Guru Keliling). Alumni SMK Grafika ini tentunya tidak sendiri dalam merintis aplikasi tersebut.

dok. Pribadi

A

pa sih yang nggak bisa diinovasikan oleh generasi milenial? Mulai dari toko online, ojek online, hingga layanan pendidikan online. Salah satu layanan pendidikan online yang tengah menjadi tren di Malang adalah Guling (Guru Keliling). Guling merupakan salah satu aplikasi yang memfasilitasi guru privat dari jenjang SD hingga SMA. Dunia startup di ranah pendidikan ini diprakarsai oleh Fammy Azmy Arrofi, mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Malang (UM). Berawal dari kiprahnya di website, kini Guling menjadi aplikasi yang bebas diunduh. Ditemui di Kafe Pustaka di sela-sela kesibukannya, Fammy memaparkan perihal karyanya di tengah-tengah riuh rendah aktivitas kafe. Tidak gampang untuk bisa bertemu dengannya. Sebagai orang Malang yang telah melanglang buana menjadi pembicara berkat aplikasi terbarunya ini ternyata tak akan pernah ditemui melalui akun instagram. Ia tidak seperti generasi zaman now yang sedikit-sedikit mengumbar eksistensi di sosial media. Namun sepak terjaknya di ranah teknologi informasi tak kalah membanggakan. Saat ditemui, pria berkacamata ini memaparkan mengenai sepak terjak Guling ditemani dengan seduhan kopi di mejanya. Gerimis merayap tak mengurungkan semangatnya untuk berkisah mengenai jalan berliku yang ia lalui. Idenya bermula di tahun 2015, tepatnya saat ia masih menjadi guru honorer di SMK Negeri 6 Malang. “Ngopi dan diskusi dengan beberapa


Cerita Mereka kenang mahasiswa Jurusan Bahasa Indonesia ini. Memang tidak dipungkiri, penggunaan gawai semakin dibutuhkan tetapi tidak untuk ketergantungan. Aplikasi yang kini telah diunduh oleh lebih dari seribu pengguna menambah eksistensinya di kalangan masyarakat. Tidak hanya siswa, namun juga para orangtua yang menginginkan buah hatinya mendapat pendampingan belajar yang intensif. Jam operasi mulai dari jam 12.00 hingga 21.00 WIB. Pelanggan bebas memilih guru yang disediakan dengan profil yang telah ada. Jika ingin berlangganan, aplikasi Guling menyediakan fitur e-money. Prinsip kerjanya mirip dengan Go-pay yang ada di aplikasi Go-jek. Memudahkan pelanggan dengan memberikan kesempatan untuk mendapat poin. Fitur di aplikasi Guling kini mulai beraneka ragam. Ada order yang menampilkan kebutuhan calon siswa yang akan mengambil mata pelajaran yang dibutuhkan dengan guru pilihan yang telah disediakan. Di sebelahnya terdapat fitur news. Aplikasi Guling menyediakan news yang berisi seputar berita dan informasi pendidikan. Kemudian ada quiz yang diberikan setiap hari dengan variasi soal yang beragam dengan jenjang kelas yang berbeda pula. Kombinasi fitur ini awalnya hanya menyediakan pemesanan guru dan mata pelajaran, namun kini semakin merambah dan lengkap termasuk e-money. “Ke depannya kita bukan hanya menyediakan mata pelajaran saja, tetapi merambah ke bidang pengembangan lain seperti seni dan sebagainya untuk menjawab kebutuhan siswa yang senang dengan dunia ekstrakulikuler,” jelas alumni S-1 Sastra Indonesia UM.

dok. Pribadi

Bekerja sama dengan teman karibnya, Farid Syafii dan Could Astro, sebagai pengembang media. Trial and error sudah sering ia alami. “Bergonta-ganti teman diskusi saya lakoni, menyiapkan blue print aplikasi, dan melakukan simulasi berkalikali,” tuturnya. Hingga akhirnya, pada 31 Juli 2017 Guling di-launching dan bisa didapatkan melalui appstore atau google playstore. Warganet bisa mengakses dan memanfaatkan fitur yang telah disediakan. Mengimbangi kondisi anak zaman sekarang yang tak bisa lepas dari gawai, calon siswa Guling bisa mendapatkan guru privat sesuai kebutuhan dan tempat, selagi masih di Kota Malang. Mereka bisa bebas memilih pelajaran yang mereka butuhkan. “Saya menginginkan ruang belajar yang mudah diakses di mana saja dan kapan saja sesuai dengan kebutuhan masyarakat, khususnya siswa,” kata Fammy. Ia menciptakan ruang belajar yang fleksibel dengan guru yang bermobilitas tinggi tanpa dibatasi ruang kelas. Selama empat bulan terakhir, setidaknya ada lebih dari dua ratus calon guru yang ingin bergabung menjadi bagian dari Guling. Namun, masih enam puluh orang yang berhasil lolos screening. “Ada beberapa persyaratan juga untuk bisa menjadi guru keliling di sini, sama seperti lainnya,” kata Fammy. Seperti biasa, guru keliling juga mendapatkan fee dari hasil mengajar. Untuk guru SD, fee yang bisa didapat adalah Rp35.000,00 sekali jalan, sedangkan untuk guru SMP Rp45.000,00, dan Rp55.000,00 untuk guru SMA. “Salah satu upaya dalam membangun ekonomi kreatif di bidang edukasi,” jelasnya ketika ditanya motivasinya menciptakan Guling. Memang tujuan awal dari aplikasi ini lahir juga sebagai wadah peluang pekerjaan baru. Mulai dari mahasiswa semester 5 hingga guru honorer memiliki peluang pesat untuk menjadi guru keliling, asalkan usianya tidak lebih dari 45 tahun. “Ada kejadian yang menarik dan unik, kami tim Guling harus telaten memberi pengarahan dalam menggunakan aplikasi, terutama kepada bapak atau ibu yang sebelumnya tidak terbiasa menggunakan gadget,”

Jika melihat tampilan aplikasi, kita akan banyak menikmati warna kuning yang mendominasi. Ternyata Fammy memliki filosofi tersendiri dengan warna yang digunakan sebagai brand color produknya. “Kuning menggambarkan kesejahteraan dan menyenangkan. Seperti belajar, tanpa tekanan dan mulai dari kesadaran sendiri,” jelasnya. Ia berharap terlahirnya Guling di Malang dapat membawa suasana baru untuk belajar sesuai dengan kebutuhan. Tingginya animo masyarakat dengan hasil karyanya, membuat Fammy tertegun atas pencapaiannya tersebut. “Ini saya kira yang aneh, kenapa bisa ke blow up aplikasi Guling. Manajemen marketing saya hanya baliho yang dipasang di area stasiun dan memperkenalkan di social media facebook. Ya Alhamdulillah ternyata bisa diterima masyarakat hingga media banyak yang mengeskpos,” tutur Ketua Teater Pelangi tahun 2012. Fammy berhasil mengambil tempat di hati masyarakat dengan aplikasinya. Program televisi Hitam Putih pun tertarik untuk mengeksposnya. Bukan hanya di acara TV, secara berkala mediamedia online maupun cetak juga membanjiri tulisannya dengan profil Guling. Mulai dari line today, kompas.com, Radar Malang, Harian Surya, dan banyak lagi. Melalui hal tersebut, dengan sendirinya Guling dikenal masyarakat lebih jauh dan diterima sebagai habit sehari-hari untuk anak-anak sekolah. Walaupun sebelum hadirnya media aplikasi Guling telah banyak yang memanfaatkan. “Bulan-bulan seperti ini, ramai-ramainya pelanggan karena menjelang UAS,” ujar Co. Guru Keliling. Guru Keliling debutan Fammy juga berhasil digandeng oleh Bekraf atau Badan Ekonomi Kreatif yang dinaungi oleh BUMN di 2017.Arni

Kegiatan les Guru Keliling

Tahun 40 November-Desember 2017|

23


dok. Humas UM

Info

Ribuan ‘Pemuda Zaman Now’ Berikrar Jaga NKRI

Ketua MPR RI mengabadikan momen bersama mahasiswa UM

S

ebanyak 1.500 mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) baru saja (28/10) mencetak sejarah penting. Mereka mengumandangkan Ikrar Pemuda Indonesia tepat pada peringatan Hari Sumpah Pemuda. Ikrar yang dilantangkan di sela-sela Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan yang digelar Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI di Masjid Al Hikmah UM tersebut disaksikan langsung oleh Ketua MPR RI, Dr. (H.C.) Zulkifli Hasan, S.E., M.M., Wakil Rektor III UM Dr. Syamsul Hadi, M.Pd., M.Ed., Wakil Rektor II UM Prof. Dr. Wahjoedi, M.E., M.Pd., serta jajaran rapat pimpinan UM dan Sekretariat Jenderal MPR RI. Pembacaan ikrar dipimpin oleh Mohammad Taufik Aji Fahruli dan Salma Kurniawati yang merupakan Duta Kampus UM. Dalam ikrar tersebut, mahasiswa UM berikrar untuk bertanah air satu tanah air Indonesia, berideologi negara satu ideologi Pancasila, berkonstitusi satu Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, dan berkomitmen satu Bhinneka Tunggal Ika. Selain itu, mahasiswa UM sebagai pemuda NKRI juga berikrar untuk selalu bersedia dan siap siaga menyerahkan jiwa raga guna membela tanah air dan bangsa Indonesia, mempertahankan persatuan dan kesatuan nasional, serta mewujudkan perdamaian abadi. Serta ikut berperan aktif dalam pembangunan nasional mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin untuk seluruh rakyat Indonesia yang berkeadilan sosial. Poin terakhir, ribuan mahasiswa tersebut

24 | Komunikasi Edisi 313

juga berikrar untuk pantang menyerah, pantang berputus asa, serta akan berdiri di depan melawan semua pihak yang akan merongrong NKRI. Ketua MPR bahkan memberikan apresiasi pada UM. “Pertama kali dalam sejarah MPR, sosialisasi empat pilar dilakukan di masjid,” ujar politisi asal Lampung tersebut yang disambut riuh tepuk tangan hadirin. Menurutnya, sosialisasi yang dilakukan di masjid memberikan pemahaman bahwa agama dan negara harus berjalan beriringan. Ia juga menambahkan bahwa mahasiswa harus senantiasa mensyukuri nikmat yang diberikan Tuhan. “Saudara harus bersyukur bisa kuliah di UM, salah satu kampus unggulan di Indonesia, masih banyak di luar sana teman-teman seusia Anda bahkan tidak memiliki kesempatan untuk bersekolah,” kata penerima gelar doktor honoris causa bidang Administrasi Publik dari Sejong University Seoul, Korea Selatan tersebut. Berkuliah di UM, menurutnya, adalah wujud nikmat yang harus disyukuri dengan belajar giat agar mendapat ilmu sebagai modal membangun bangsa di masa depan. “Sekarang coba lihat, betapa luar biasanya ilmu. Di Australia sapi diternak, diberi makanan tambahan, semuanya diukur, rekayasa genetika, dan sebagainya. Hasilnya sapi mereka dua ton. Coba di sini, hanya dilepas saja, hasilnya cuma 200 kilo. Itu karena apa? Mereka (Australia, red.) menerapkan ilmu, sehingga dapat menghasilkan kesejahteraan lebih banyak,” urai Zulkifli. Zulkifli menyebutkan bahwa jika dulu

para pejuang memakai bambu runcing untuk merebut kemerdekaan, sekarang harus memakai ilmu untuk dapat bersaing. "Bambu runcingnya sekarang itu ilmu. Dengan ilmu bisa menciptakan daya saing, dengan daya saing yang tinggi bisa menciptakan produktivitas yang tinggi. Oleh karena itu, persiapkan diri kalian mulai sekarang," ucapnya. Menurutnya, generasi zaman sekarang atau yang populer dengan generasi ‘zaman now’ harus banyak belajar tentang bagaimana sesungguhnya berpancasila, bernegara, patuh peraturan, dan berbhinneka tunggal ika. “Pemuda ‘zaman now’ ini adalah agen perubahan yang akan memimpin bangsa Indonesia 20 hingga 40 tahun ke depan. Zulkifli juga berharap agar mahasiswa dapat membantu memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat. Selepas acara pembacaan Ikrar Pemuda Indonesia, Ketua MPR RI memberikan pesan pada sivitas akademika UM yang diabadikan dalam bentuk tulisan tangan yang akan dipajang di Graha Rektorat UM. “Jadilah pemuda yang kuat identitasnya, kokoh kebangsaannya, cerdas, cekatan, kosmopolit, berdaya saing hebat. Itulah mahasiswa Universitas Negeri Malang," tulis sang Ketua MPR RI. Dalam kesempatan tersebut, turut mendampingi sang Ketua MPR, Wakil Ketua Komisi II DPR RI Ir. H. Ahmad Riza Patria, M.B.A., Wakil Ketua Badan Legislasi DPR RI Totok Daryanto, S.E., serta dokter muda inspiratif asal Malang, dr. Gamal Albinsaid. Arvendo


Info

Kolaborasi Potensi, Teknik Elektro Kumpulkan Alumni

S

“Dimensi program IKA TE UM yang disepakati pada kegiatan ini terdiri dari pengembangan sumber daya alumni dan pengabdian pada almamater dalam bentuk coaching, founding, seminar, workshop, dan kegiatan lain yang mengolaborasikan potensi alumni dengan kebutuhan almamater,” urai dosen TE yang merupakan alumni S-1 Pendidikan Teknik Informatika angkatan 2007 tersebut. Dosen dengan bidang keahlian IT Fusion in Learning and Education tersebut juga menambahkan pada mahasiswa aktif yang berkesempatan hadir bahwa kuliah tidak terbatas hanya dari dalam kelas saja. “Memang kita menang di angka (indeks prestasi, red.), namun pada kehidupan yang lain seperti skill komunikasi, leadership bisa kita gali dengan mengikuti kegiatan-kegiatan seperti ini,” ujarnya. Salah satu alumni yang berkesempatan hadir dalam acara tersebut ialah Rochmad Fauzi, S.T. Koordinator alumni TE UM yang merupakan angkatan

dok. Panitia

abtu (18/11) menjadi momen istimewa bagi Jurusan Teknik Elektro (TE), Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang (FT UM), khususnya bagi para alumninya. Pasalnya, pengurus Ikatan Alumni (IKA) TE UM bersama Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) TE UM menginisiasi Sarasehan Alumni TE UM dari seluruh angkatan, sejak jurusan tersebut berdiri pada tahun 1998. Meski tidak semua alumni hadir, namun pada acara yang diselenggarakan di Gedung G4 tersebut dihadiri setidaknya tiga ratusan orang yang terdiri atas alumni, mahasiswa aktif, dan para dosen dan tenaga kependidikan di lingkungan TE. Wahyu Nur Hidayat, M.Pd., ketua pelaksana kegiatan memaparkan bahwa sarasehan tersebut bertujuan untuk mempertemukan para alumni guna membentuk jejaring IKA TE UM yang solid dan dapat bersinergi secara bersama-sama demi kemajuan alumni, almamater, bangsa, dan negara.

kedua D-III Teknik Elektronika tersebut menjelaskan bahwa banyak alumni yang sudah sukses dan berjejaring. “Ada yang sudah menjadi staf ahli Kemenpora dan sebagainya, membuktikan alumni kita tidak kalah bersaing dengan perguruan tinggi lain,” ujar Fauzi. Bahkan, beberapa dari teman seangkatannya ada yang membuat sebuah kegiatan sosial pada masyarakat. “Misalnya ada yang patungan memberikan beasiswa untuk siswa sekolah yang kurang mampu,” tambahnya. Hal-hal tersebut yang harus digalakkan untuk meningkatkan kontribusi alumni UM khususnya TE bagi masyarakat. Bentuk sharing dari alumni pada mahasiswa aktif TE diawali dari pemaparan materi tentang kewirausahaan oleh Founder Robo-Edu, Achmad Zulva Andrian, S.Pd., alumni S-1 Pendidikan Teknik Elektro lulus 2013. Pria yang mendirikan usaha rintisan (startup) berupa lembaga pengembangan potensi dan kreativitas anak di bidang robotika tersebut menekankan bahwa menumbuhkan jiwa kewirausahaan yang terpenting adalah sesuai dengan passion. “Passion itu greget. Jika sudah ada greget dalam diri kita, kita akan tetap nyaman menjalankan usaha kita,” ujarnya. Selain itu juga terdapat sharing Beasiswa Unggulan Kemdikbud yang menjelaskan tata cara pendaftaran beasiswa, mekanisme seleksi, hingga apa saja yang didapat ketika menjadi awardee beasiswa tersebut. Salah satu peserta yang berasal dari mahasiswa aktif, Salsabila Thifal, merasa senang setelah mengikuti acara tersebut. “Membantu kita, terutama yang akan lulus untuk mencari pengalaman dan pekerjaan,” ujarnya. Acara diakhiri dengan penulisan harapan bagi jurusan, fakultas, dan universitas oleh peserta yang kemudian dipasangkan pada pohon harapan yang akan dipajang di lobi Jurusan TE UM. Arvendo

Potret alumni Elektro ketika reuni

Tahun 40 November-Desember 2017|

25


Info

Dies Natalis FMIPA, Membumikan Karya Mahasiswa

F

jika tidak diperjuangkan bersama,” tutur Dr. Markus Diantoro. Dengan hari jadi yang sama dengan berdirinya UM, FMIPA berusaha menjadi yang terbaik di antara fakultas lain, serta berusaha melengkapi kekurangan-kekurangan dengan memotivasi para sivitas akademika FMIPA untuk terus berkarya tanpa henti. Diadakan dies natalis FMIPA ke-63 ini bertujuan untuk lebih mengenalkan FMIPA supaya menjadi lebih baik dengan progam-progam inovatif yang terus diperjuangkan. Seperti halnya Insisiasi Internasional Conference, Publikasi Internasional, Insiasi Akreditasi Internasional, pembenahan kurikulum, kerjasama internasional, dan pengembangan Taman Sains. ”Dunia akan mengenal dan mengenang FMIPA bukan karena siapa pimpinanya. Mereka akan menanyakan universitas apa, fakultas apa, jurusan apa. Hal ini tidak berarti, (sebab) tanpa fakultas kita bisa berkarya. Namun lebih menunjukkan

karya setiap insan FMIPA akan dikenang. Rajutan berbagai karya itu akan menjadikan FMIPA fakultas yang besar,” tambah Dr. Markus. Dunia akan mengenal orang-orang yang berkarya. Semakin banyak karya, semakin banyak namanama sivitas akademika FMIPA yang semakin berkembang dan menjadikan FMIPA jaya. Dengan kebersamaan dan semangat membangun FMIPA, dengan seluruh potensi, dengan tahapan yang besar, capaian demi capaian akan terus diraih demi perkembangan yang lebih baik. Acara peringatan hari jadi FMIPA ini menjadi menarik karena di hari kedua diadakan jalan sehat dan dihibur oleh grup musik Tani Maju dan Cicillia sebagai bintang tamu. Acara yang ditutup pukul 10.45 WIB ini telah menyedot banyak partisipan dari mahasiswa maupun dosen FMIPA. “Semoga FMIPA semakin baik, maju, dan jaya selamanya,” ungkap Tomy Alfian Wiranata, selaku mahasiswa FMIPA.Amey

dok. Pribadi

akultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UM mengadakan dies natalis yang ke63. Acara ini diadakan selama dua hari, Sabtu dan Minggu (11-12/11). Acara hari pertama dilaksanakan di Aula FMIPA O1 lantai dua yang dibuka dengan sambutan oleh Dekan FMIPA, Dr. Markus Diantoro. Selain itu, diadakan pula talkshow para dosen FMIPA yang dipandu oleh Ketua Jurusan (Kajur) Pendidikan IPA. Hingga dilanjutkan pemotongan tumpeng sebagai tanda rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. “FMIPA sejatinya telah berdiri bersama dengan berdirinya UM, yaitu 18 Oktober 1965 bertepatan pada bulan Sumpah Pemuda dan hari ini kita peringati satu hari setelah hari Pahlawan. Perjuangan para pemuda tentu tidak sendiri, pekikan Bung Tomo terus menerus menggelorakan rasa kebersamaan, rasa memiliki bangsa, dan keduanya telah dan akan menjadi inspirasi FMIPA. Jadi FMIPA telah menang menjadi milik bersama, tidak dapat maju

Jalan sehat memperingati Dies Natalis UM

26 | Komunikasi Edisi 313


dok. Pribadi

Info

GAC tampil memukau di Graha Cakrawala

GAC Guncang Panggung Graha Cakrawala

P

enampilan Gamaliel Audrey Cantika (GAC) berhasil mengguncang panggung Graha Cakrawala pada Selasa (31/10). GAC memukau penonton pada konser bertajuk “Fantastic Four” yang diselenggarakan dalam rangka Creation of Festival (Coffee) TEP Volume 4.0 oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknologi Pendidikan (HMJ TEP), Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Universitas Negeri Malang (UM). Penampilan GAC merupakan penampilan puncak pada konser tersebut. Sebelumnya, Coldiac, Unda Undi, dan Steffani Baretta Prasetio M. juga turut memeriahkan kegiatan yang dimulai sejak tahun 2014 tersebut. Sekitar tiga ribu penonton sudah memadati area Gedung Graha Cakrawala sejak sore hari. Hal tersebut menunjukkan antusias penonton dalam menyaksikan para guest star Coffee TEP 4.0. Tidak hanya konser, bazar makan dan minum juga tersedia di samping gedung. Sorak meriah penonton langsung menyambut GAC yang membawakan tembang pertama Never Leave Ya. Grup vokal yang mulai terbentuk sejak tahun 2009 tersebut membawakan lagu andalan mereka seperti Cinta, Berlari tanpa Kaki, dan Bahagia. Tidak hanya membawakan lagu mereka sendiri, GAC juga membawakan lagu dari Bruno Mars yang berjudul That’s What I Like dan 24K Magic serta Feels milik Calvin Harris Ft. Katy Perry, Pharrell Williams, Big Sean. Profesionalitas mereka tunjukkan dengan membawakan

lagu yang penuh energik. Dalam setiap lagu mereka selalu kompak membawakannya. Kekompakakan ini tercermin ketika mereka menunjukkan keahlian berkoreografi. Mereka juga mengajak penonton untuk berjoget dan bernyanyi bersama. Hal tersebut semakin membuat suasana meriah. Guna menunjang penampilan mereka agar semakin keren, pemilihan kostum tak luput mereka perhatikaan. Kali ini mereka sepakat mengenakan kostum berwarna putih coklat. Coffee TEP tahun ini terbilang sukses, pasalnya untuk organisasi setingkat jurusan telah berhasil mendatangkan guest star dalam skala nasional dan lokal. Ditambah lagi panitia berhasil mendatangkan sponsor yang banyak dengan menjual ribuan tiket. Dilansir dari situs resmi tep.fip.um.ac.id, ketua pelaksana Andy Darmawan mengutarakan bahwa tujuan dari Coffee TEP tersebut untuk mengenalkan Jurusan Teknologi Pendidikan ke khalayak umum. “Di samping itu kami ingin membuat sivitas Jurusan Teknologi Pendidikan, baik dosen, mahasiswa dan alumni merasa bangga karena lembaga setingkat himpunan jurusan berhasil menyelenggarakan kegiatan besar di Graha Cakrawala,” tambah sang Ketua Pelaksana. Dia dan panitia merasa senang karena bisa mewujudkan mimpi yang katanya orang tidak mungkin menjadi mungkin. Usai konser, Atalya Catra, penonton Fantastic Four memberikan kesannya, “Kesannya serulah, apalagi ada GAC,” ungkapnya.Shintiya

Tahun 40 November-Desember 2017|

27


Agama ilustrasi oleh Krisnawa Adi Baskhara

Fikih Medsos:

Menyikapi Berita 'Hoax' dan Ujaran Kebencian oleh Yusuf Hanafi

K

eseharian kita hampir tidak bisa dipisahkan dari media sosial (medsos). Tentunya, banyak fasilitas kemudahan yang kita peroleh saat berkomunikasi dan berinteraksi lewat medsos itu. Namun, tidak dipungkiri bahwa medsos mempunyai sisi gelap yang mesti diwaspadai. Antara lain, menjadi media penyebaran hoaks dan ujaran yang mengandung kebencian. Kondisi memprihatinkan di atas semakin diperparah oleh media massa yang tidak berkomitmen pada kode etik jurnalistik yang tidak segan memublikasikan informasi gosip yang tidak jelas kebenarannya tanpa didukung oleh investigasi yang mendalam. Akibatnya, informasi yang diberitakan itu seringkali mengarah kepada fitnah, ujaran kebencian bahkan pencemaran nama baik. Tulisan ini hendak mengajak pembaca untuk menelaah kembali tuntunan agama dalam menyikapi persoalan di atas. Tabayun Sebelum Men-share Informasi Allah SWT memerintahkan kepada kita untuk berhati-hati saat menerima informasi dengan mengecek kebenaran berita itu terlebih dahulu. Dalam bahasa agama, perintah tersebut diistilahkan dengan tabayyun, yakni melakukan validasi secara ketat dan teliti. Kita tidak boleh gegabah menyebarnya sampai mempunyai bukti yang kuat bahwa informasi tersebut sahih. Terkait dengan hal ini, Allah SWT mengajarkan kepada kita: “Wahai kaum beriman, jika datang kepadamu orang fasik dengan membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti (sebelum menyebarluaskannya), agar kamu tidak menimpakan musibah kepada suatu kaum sebab ketidaktahuanmu itu. (Jika kamu mengabaikannya), hal itu akan menyebabkanmu menyesali perbuatanmu itu” (Q.S. Al-Hujurat: 6). Penting pula untuk dipahami bahwa informasi hoaks itu sesungguhnya hanya didasarkan pada asumsi dan spekulasi semata. Padahal Islam mengajarkan

28 | Komunikasi Edisi 313

kepada kita untuk menghindari prasangka buruk terhadap orang lain Kita dilarang berlaku tajassus. Tajassus adalah mencari-cari keburukan pihak lain. Selain tajassus, ada juga istilah tahassus yang bermakna menguping kabar perihal aib dan cacat orang lain. Mari Peduli terhadap Kehormatan Sesama Mengapa kita harus menjaga diri sekaligus menjauhi informasi dan berita hoaks? Jawabannya adalah karena kehormatan sesama harus dihormati dan dipelihara. Pada saat Haji Wada’ di Padang Arafah, Nabi Muhammad SAW mengingatkan kita semua: “Sesungguhnya darah, harta, dan kehormatan saudara kalian itu dijamin dan haram (untuk dinodai), sebagaimana kemuliaan hari ini, kemuliaan bulan ini, dan kemuliaan negeri kalian ini” (HR. Bukhari, No. 67 dan Muslim, No. 1679). Terlebih lagi, jika informasi hoaks itu mengarah kepada tuduhan dan dakwaan keji yang berpotensi mencemarkan nama baik seorang muslim, seperti gosip perzinahan. Kita harus menyikapi dengan hati-hati. Sebab, menuduh sesama muslim berselingkuh dan berzina memiliki konsekuensi hukum yang sangat serius dan berat, baik di dunia maupun di akhirat. Jangan Asal Nge-share Informasi! Seyogianya kita tidak ceroboh dan gegabah dalam menyebarkan gosip lewat medsos. Sebab, jika yang kita share itu berisi berita palsu, dipastikan kita akan mendapatkan dosa. Terkait dengan hal ini, Rasulullah SAW mengingatkan: “Cukup seseorang dikatakan dusta jika ia menceritakan dan menyebarkan segala yang ia dengar” (HR. Muslim, No. 5). Berpijak dari hadist di atas, seseorang dapat dikatakan berdusta jika ia men-share setiap info gosip yang ia peroleh, meski ia bukanlah produsen berita hoaks tersebut. Jika kita cermati secara seksama, informasi dan berita hoaks yang marak beredar

lewat medsos itu tidak hanya berisi fitnah semata, tetapi juga mengarah pada merendahkan, mencela, dan menghina pihak lain. Celaan yang ditujukan kepada pihak lain itu sesungguhnya mencerminkan derajat kepribadian si penyebar berita hoaks itu sendiri. Karena itu, tepat kiranya jika kita merenungkan pernyataan Ibnul Qayyim al-Jauziyah Rahimahu Allah: “Setiap celaan yang ditujukan kepada saudaramu, maka itu akan kembali kepadamu. Artinya, Engkau bisa dipastikan melakukan dosa tersebut” (Madarijus Salikin, 1: 176). Sebagai penutup, kita harus ingat bersama bahwa individu atau kelompok yang jadi korban informasi dan berita hoax itu sesungguhnya adalah pihak yang terzalimi. Sebagaimana dinyatakan oleh Rasulullah SAW, doa orang yang terzalimi itu dikabulkan oleh Allah SWT. Karena itulah, kita harus waspada agar tidak menzalimi pihak lain. Justru, jika ada saudara kita yang jadi korban kezaliman berita hoaks, kita harus mendoakannya agar senantiasa dilindungi oleh Allah SWT, dan mendapat keberkahan hidup. Sebagai catatan, pahala mendoakan saudara kita yang terzalimi itu juga akan kembali kepada kita sendiri, sebagaimana dinyatakan dalam hadis Nabi berikut: “Doa seorang Muslim untuk saudaranya (saat dalam kesunyian) itu merupakan doa yang mustajab (terkabulkan). Di sisinya, ada malaikat (yang bertugas mengamini doa tersebut). Saat ia mendoakan kebaikan untuk saudaranya, malaikat berseru: Amin, Engkau akan mendapat kebaikan yang semisal dengannya” (H.R. Muslim, No. 2733). Last but not least, waspadalah terhadap berita hoaks dan ujaran kebencian (hate speech)! Penulis adalah dosen Jurusan Sastra Arab, Kepala Pusat Pengembangan Kehidupan Beragama (P2KB), dan anggota dewan redaksi Majalah Komunikasi


Pustaka

Mengintip Strategi Pengajaran Pendidikan Terbaik di Dunia oleh Windy Agustin Alicia Putri Judul : Teach Like Finland, Mengajar Seperti Finlandia Penulis : Timothy D. Walker Cetakan : Juli, 2017 Penerbit : PT Gramedia

B

erbicara soal pendidikan terbaik di dunia, salah satu negara yang pasti terlintas adalah Finlandia. Fakta menyatakan bahwa siswa-siswi Finlandia mampu mencetak skor tertinggi pada PISA (Programme for International Student Assessment) yang menguji kemampuan membaca, matematika, dan sains. Hal ini cukup mengejutkan dunia sebab jam pelajaran di sekolah-sekolah Finlandia relatif pendek dan siswanya tidak mendapat banyak PR. Lalu bagaimana bisa pendidikan Finlandia menempati posisi pertama kualitas pendidikan di dunia? Ya, buku Teach Like Finland ini lahir untuk memberikan jawaban. Buku setebal 190 halaman ini ditulis oleh Timothy D. Walker, seorang pengajar asal Amerika yang merasa kepayahan dengan sistem pendidikan negaranya setelah mengajar selama tiga tahun. Penulis memutuskan bermigrasi ke Finlandia dan mengajar di sana untuk menelisik bagaimana sistem pendidikan terbaik dunia bekerja. Buku ini memuat rahasia kesuksesan pendidikan Finlandia berdasarkan pengamatan penulis. Terbagi ke dalam lima bab, total terdapat 33 rahasia mengajar yang menyenangkan. Strategi-strategi pengajaran Finlandia yang dituliskan penulis sebenarnya sederhana, namun fokus pada esensi pembelajaran. Segala kebijakan yang diterapkan pendidikan Finlandia memiliki tujuan khusus yang memang diperlukan. Seperti kebijakan istirahat lima menit setiap satu jam pelajaran—yang mungkin terkesan tidak efisien bagi pendidikan di negara lain—adalah suatu hal yang perlu untuk membuat siswa tetap fokus di kelas. Otak manusia perlu diberi jeda agar dapat bekerja lebih baik. Seperti yang dikemukakan Daniel Lavitin (profesor psikologi) bahwa dengan memberikan waktu beristirahat yang teratur untuk otak, produktivitas dan kreativitas akan lebih besar. Tubuh juga memerlukan waktu istirahat untuk mengisi kembali tenaga. Sebagaimana guru-guru Finlandia yang meninggalkan pekerjaan mereka ketika waktu mengajar telah berakhir. Pemahaman akan pentingnya energi inilah yang kemudian mendorong mereka untuk tidak membebani siswa dengan pekerjaan rumah. Guru tersebut tahu betul bahwa pembelajaran yang efektif lebih fokus pada kesejahteraan dan kebahagiaan yang meliputi kondisi fisik serta mental guru dan siswa. Proses pembelajaran di Finlandia berorientasi pada keperluan siswa, bukan memenuhi kurikulum semata. Guru-guru Finlandia

tidak terkengkang dengan kurikulum yang ada dan cenderung mengembangkan sendiri proses pengajaran sesuai kebutuhan. Sekolah-sekolah di Finlandia memiliki budaya yang melibatkan siswa dalam pengambilan keputusan. Tidak saja soal pembelajaran, tetapi juga soal nilai akademik. Biasanya sebelum membagikan rapor di kelas, guru akan mengomunikasikan nilai yang didapatkan siswa secara pribadi dan siswa berhak memberikan tanggapan. Praktik ini selain dapat membangun ikatan yang baik antara pengajar dan siswa, juga sebagai sarana agar siswa dapat merefleksikan pembelajaran mereka. Penulis juga memberikan contoh untuk diimplementasikan langsung di kelas. Penulis menyebutkan kelemahan serta kelebihan desain pembelajaran yang ia sarankan sehingga pembaca— pengajar— memiliki gambaran terkait apa-apa yang akan dihadapi ketika menerapkan hal tersebut di dalam kelas. Dalam mengungkapkan pendapatnya, penulis seringkali menyertakan pernyataan-pernyataan ahli dari berbagai literatur penelitian yang menunjang keakurasian gagasan. Prinsip guru-guru Finlandia ialah menghargai kebahagiaan di atas pencapaian. Kebahagiaan bukan hasil kesuksesan, namun kunci meraih kesuksesan. Untuk itu, proses belajar mengajar di sekolah Finlandia dibuat semenyenangkan mungkin bagi para guru dan siswa. Finlandia seolah mengajarkan pada dunia bahwa ada cara lain menjalankan lembaga pendidikan, tanpa menambah beban guru dan siswa melalui kurikulum yang ketat. Tanpa jam belajar yang terlalu lama dengan setumpuk PR pun anak-anak dapat memiliki kemampuan yang mengagumkan. Namun, mengutip kata pengantar di awal isi buku, pendidikan layaknya pepohonan yang tumbuh baik hanya di tanah dan iklimnya sendiri. Tidak semua strategi pembelajaran yang berhasil diterapkan di negara Nordic tersebut akan membawa hasil yang serupa jika diaplikasikan di negara lain, termasuk Indonesia. Dengan 33 strategi pengajaran dalam buku ini, patut dijadikan referensi tapi tidak bisa diadopsi mentah-mentah sebab setiap negara memiliki budaya dan karakteristiknya masing-masing. Akhirnya, tetap saja buku ini direkomendasikan untuk pengajar atau calon pengajar agar memberikan suatu wawasan terkait prioritas kebahagiaan di kelas guna mengoptimalkan pembelajaran. Penulis adalah mahasiswa S-1 Matematika UM dan Juara I Pustaka Kompetisi Majalah Komunikasi UM 2017

Tahun 40 November-Desember 2017|

29


Laporan Khusus

PIOS Jembatan

Menuju Prestasi Nasional

U

keakraban mahasiswa dari berbagai fakultas,” ungkap Dr. Heny Kusdiyanti, Ketua Umum PIOS. Untuk cabang olahraga yang dipertandingkan meliputi futsal, basket, voli, bulutangkis, pencak silat, karate, dan catur. Untuk seni, lomba yang akan dilakukan adalah lomba menyanyi dengan kategori pop, seriosa, dan dangdut. Selain itu, ada pula lomba membaca puisi, menulis puisi, melukis, tari tradisional, cerpen, dan fotografi. Cabang olahraga yang diselenggarakan di Lapangan Gedung A2 sangat ramai oleh penonton, selain lokasinya yang strategis, cabang olahraga memang banyak diminati oleh mahasiswa. Namun, kondisi yang hujan menyebabkan jadwal beberapa lomba olahraga mundur, tapi hal ini tidak menjadikan peserta dan penonton patah semangat. Mereka tetap mengikuti perlombaan dengan sportif dan semangat. “Saya selaku Ketua Umum PIOS yang dibantu oleh ketua masingmasing bidang, ketua bidang ilmiah ada Ibu Retno dari FT (Fakultas Teknik, red.), cabang olahraga ada Bapak Fadil dari Fakultas Ilmu Keolahragaan, dan bidang seni ada Bapak Hartono dari Fakultas Sastra mengucapkan selamat mengikuti PIOS. Kita ciptakan karya dengan sportivitas yang

tinggi serta bermartabat,” tambah Dr. Heny Kusdiyanti.Setelah beberapa hari berjalan, pada (20/11) PIOS ditutup di Gedung Graha Cakrawala UM, dan dihadiri sekitar 12.000 mahasiswa dan para pejabat UM. Acara ini diawali dengan penampilan grup band OPUS, kemudian dilajutkan dengan laporan Ketua Umum Panitia, sambutan Wakil Rektor III, Dr. Syamsul Hadi, M.Pd., M.Ed, dan diakhiri dengan pengumuman pemenang serta penyerahan piala dan hadiah. PIOS maba 2017 dimenangkan oleh FIK sebagai juara I, FT sebagai juara II dan juara III diraih oleh FS. Menurut Dr. Heny Kusdiyanti, PIOS 2017 menghasilkan banyak karya ilmiah yang diharapkan bisa masuk ke PIMNAS, dalam karya ilmiah ini kebersamaan antar-maba sangat terlihat dari ide-ide yang mereka tuangkan. Pengenalan karya ilmiah dari awal menjadi mahasiswa baru akan mempermudah proses akademik di masa depan. PIOS memadukan kemampuan tiga hal yaitu kemampuan pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Amey

dok. Pribadi

niversitas Negeri Malang (UM) mengadakan Pekan Ilmiah Olahraga dan Seni (PIOS) 2017 yang diadakan selama satu minggu (10-18/11). Upacara pembukaan PIOS yang diadakan di Graha Rektorat UM berjalan dengan meriah dan dihadiri oleh para petinggi UM, salah satunya Rektor UM, Prof. Dr. AH. Rofi'uddin, M.Pd. UKM Bela Diri, Pagar Nusa, drum band UM juga ikut memeriahkan pembukaan PIOS dengan menampilkan beberapa atraksi yang membuat kagum para peserta. Acara ini dibuka langsung oleh Rektor UM dengan penerbangan balon di depan Gedung Rektorat. Terdapat tiga rangkaian ajang dalam PIOS 2017 yang meliputi kegiatan ilmiah, olahraga, dan seni. Adapun pesertanya adalah mahasiswa baru 2017/2018 yang merupakan kontingen dari delapan fakultas yang ada di UM. “Alhamdulilah, delapan fakultas sudah mengirimkan semua lomba yang ada di PIOS, saya sampaikan di sini, untuk bidang ilmiah yang dilombakan adalah lima skim PKM dan satu skim gagasan tertulis. Proses seleksi proposal PKM akan di-review kemudian hasil seleksi akan dipresentasikan mendatang (15/11). Acara PIOS ini akan menambah

Keseruan sepak bola antar-maba

30 | Komunikasi Edisi 313


Laporan Khusus

Jalur Pedestrian yang Terlupakan terdapat di beberapa bagian UM saja, belum tersebar rata. Kalau untuk di Gedung D, Fakultas Ekonomi, belum ada tapi di Gedung D Fakultas Sastra ada buat pejalan kaki atau biasa kita sebut trotoar. Kadang juga kita jalan susah soalnya banyak motor atau mobil lawat jalur pejalan kaki,” jelas Mahasiswa Jurusan Manajemen tersebut. Demi kenyamanan para pejalan kaki maupun pengendara bermotor, pihak kampus telah membuat ramburambu lalu lintas bagi keduanya. Namun seringkali mahasiswa kurang memperhatikan akan hal ini. “Sebenarnya untuk menyimulasikan rambu-rambu, di area D itu hanya boleh dari utara saja dan sudah kami pasang spanduk tapi tetap dilewati,” tambah Ahmad Muam. Jalur pedestrian untuk pejalan kaki di lingkungan kampus seharusnya menghubungkan antara satu gedung dengan gedung yang lain. Hal ini artinya juga harus memerhatikan rute langsung, kenyamanan jalur, dan keamanan jalur. “Saya berharap trotoar di UM ini tidak naik turun, minimal tingginya sama dari gedung satu ke gedung yang lain. Sehingga untuk pejalan kaki juga lebih nyaman digunakan. Lalu jalur pedestrian ramah difabel harapannya bukan hanya di FIP tapi juga di fakultas lainnya,” jelas Novilia Nur Islamiyati, Mahasiswa Jurusan Psikologi.Maulani.

dok. Komunikasi

S

eiring dengan bertambahnya mahasiswa baru setiap tahunnya, jumlah kendaraan pun semakin meningkat. Hal ini pula yang terjadi di Universitas Negeri Malang (UM). Jalur pedestrian akhirakhir ini kurang menjadi perhatian warga UM. Pasalnya banyak pengguna kendaraan bermotor yang mengambil jalur berlawanan. Sehingga hal ini menyebabkan kenyamanan pejalan kaki menjadi terganggu. “Banyak pengguna sepeda motor yang melanggar ramburambu yang ditentukan oleh kampus. Sering lawan arus dan sebagainya. Sehingga nanti pejalan kaki menjadi tidak nyaman,” papar Ahmad Muam, S.Pd., Kepala Sub Bagian Rumah Tangga. Jalur pedestrian sendiri sudah dibangun di UM hampir di setiap gedung. Selain itu UM telah menyediakan jalur pedestrian khusus untuk difabel yang sudah ada di Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) yang juga akan dibangun di fakultas lain. “Sementara kami membangun di area FIP, untuk ke depannya kami ingin di setiap fakultas juga ada,” terang Ahmad Muam. Sebagai pejalan kaki, Lely Kusumawardhani merasa bahwa penyebaran jalur pedestrian di UM kurang merata. “Menurut saya sudah lumayan untuk jalur pedestrian di UM. Tapi untuk saat ini yang saya tahu hanya

Jalur pedestrian di UM belum tersebar secara merata.

Tahun 40 November-Desember 2017|

31


Wisata

Kearifan Lokal Tradisi Suku Tengger esona Tengger dengan keindahan Gunung Bromo tidak luput dari perhatian masyarakat sejak dulu. Sejak zaman Majapahit, dataran tinggi Tengger dikenal sebagai wilayah yang damai, tentram, dan bahkan rakyatnya terbebas dari pembayaran pajak yang disebut titileman. Jenderal Thomas Stamford Raffles sangat mengagumi orang Tengger. Dalam The History of Java, ia mengemukakan bahwa pada saat berkunjung ke tempat yang sejuk itu, ia melihat orang Tengger yang hidup dalam suasana damai, teratur, tertib, jujur, rajin bekerja, dan selalu gembira. Mereka tidak mengenal judi dan candu, perselingkuhan, pencurian, atau jenis-jenis kejahatan lainnya tidak ditemui di dalamnya. Desa yang termasuk ke dalam desa Tengger adalah desa-desa yang berada dalam wilayah kabupaten yang mayoritas

dok. Pribadi

P

penduduknya beragama Hindu dan masih memegang teguh adat-istiadat Tengger. Desa-desa yang dimaksud adalah Ngadas, Jetak, Wonotoro, Ngadirejo, dan Ngadisari (Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo), Ledokombo, Pandansari, dan Wonokerso (Kecamatan Sumber, Kabupaten Probolinggo), Tosari, Wonokitri, Sedaeng, Ngadiwono, Podokoyo (Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan), Keduwung (Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan), Ngadas (Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang), dan Argosari serta Ranu Pani (Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang). Salah satu desa yang masih memegang adat istiadat Tengger beserta kepercayaannya adalah Desa Wonokitri dan Tosari yang bertempat di Pasuruan. Orang Tengger kaya akan upacara adat, tetapi hampir tidak memiliki produk kesenian. Upacara adat yang sampai saat ini

Menhir sebagai tempat pemujaan di punden Tosari

32 | Komunikasi Edisi 313

masih diselenggarakan di wilayah Tengger adalah upacara Kasada, Karo, Entas-Entas, Unan-Unan, Pujan Mubeng, Kelahiran, Tugel, Perkawinan, Kematian, Barikan, Lilitan, dan masih banyak lagi. Perayaan Kasada atau hari raya Kasada atau Kasodoan yang sekarang disebut Yadnya Kasada adalah hari raya kurban orang Tengger yang diselenggarakan pada tanggal 14, 15, atau 16, bulan Kasada, yakni pada saat bulan purnama sedang menampakkan wajahnya. Hari raya ini merupakan pelaksanaan pesan leluhur orang Tengger yang bernama Raden Kusuma alias Kyai Kusuma atau Dewa Kusuma, putra bungsu Rara Anteng dan Jaka Seger, yang telah merelakan dirinya menjadi kurban demi kesejahteraan ayah, ibu, serta para saudaranya. Kasodoan merupakan sarana


Tempat sesajian di pinggir jalan

sesudah bulan purnama. Warga Tengger, tua-muda, besar-kecil, berkeliling desa bersama dukun mereka sambil memukul ketipung. Mereka berjalan dari batas desa bagian timur mengelilingi empat penjuru desa. Upacara ini dimaksudkan untuk membersihkan desa dari gangguan dan bencana. Perjalanan keliling tersebut diakhiri dengan makan bersama di rumah dukun. Makanan yang dihidangkan berasal dari sumbangan warga desa. Kebiasaan masyarakat Tengger menggunakan sarung dalam kesehariannya menjadi ciri khas yang menarik. Udara dingin dan sejuk menjadi primadona utama wisatawan untuk menikmati keindahan

dok. Pribadi

Tawa bahagia ketika menikmati alam di Tosari

dok. Pribadi

komunikasi antara orang Tengger dengan Hyang Widi Wasa dan roh-roh halus yang menjaga Tengger. Komunikasi itu dilakukan melalui dukun Tengger yang disebut sebagai dukun pandita, pewaris aktif tradisi Tengger. Perayaan Karo atau hari raya Karo orang Tengger yang jatuh pada bulan ke-2 kalender Tengger (bulan Karo)sangat mirip dengan perayaan Lebaran atau hari Raya Idul Fitri yang dirayakan umat Islam. Pada hari berbahagia tersebut, orang Tengger saling berkunjung, baik ke rumah sanak saudara maupun tetangga untuk memberikan ucapan selamat Karo. Perayaan ini berlangsung selama satu sampai dua minggu. Selama waktu itu berpuluh-puluh ternak, kebanyakan ayam, kambing, sapi, dan babi disembelih untuk dinikmati dagingnya. Bagi keluarga yang kurang mampu, pengadaan ternak yang akan disembelih dilakukan secara patungan. Bagi orang Tengger, hari raya Karo adalah hari yang ditunggu-tunggu. Perayaan yang berlangsung hampir dua minggu tersebut merupakan saat yang penuh suka cita dan pesta pora, seolah-olah orang Tengger ingin menebus seluruh kelelahan dan kejenuhan kerja seharian penuh di ladang yang telah mereka jalani selama satu tahun. Seluruh lapisan masyarakat Tengger, tuamuda, besar-kecil, Hindu, Kristen, Buddha maupun Islam menyatu dalam sukacita perayaan Karo. Hari raya Karo akan makin meriah apabila hasil panen orang Tengger bagus. Upacara Unan-Unan diselenggarakan sekali dalam sewindu. Sewindu menurut kalender Tengger bukan 8 tahun, melainkan 5 tahun. Upacara ini dimaksudkan untuk membersihkan desa dari gangguan makhluk halus dan menyucikan para arwah yang belum sempurna agar dapat kembali ke alam asal yang sempurna, yaitu nirwana. Kata unan-unan berasal dari kata tuna rugi, maksudnya upacara ini dapat melengkapi kekurangan-kekurangan yang diperbuat selama satu windu. Dalam upacara ini orang Tengger menyembelih kerbau sebagai kurban. Ada pula Upacara Entas-Entas. Upacara ini dimaksudkan untuk menyucikan roh orang yang telah meninggal dunia pada hari ke-1000 agar dapat masuk surga. Biaya upacara ini sangat mahal karena penyelenggara harus mengadakan selamatan besar-besaran dengan menyembelih kerbau. Sebagian daging kerbau tersebut dimakan dan sebagian dikurbankan. Upacara Pujan Mubeng diselenggarakan pada bulan kesembilan atau Panglong Kesanga, yakni pada hari kesembilan

dok. Pribadi

Wisata

Pembakaran Petra di Punden Tosari

alam suku Tengger. Pada awalnya, jagung adalah makanan pokok orang Tengger. Pada saat ini mereka kurang suka menanam jagung karena nilai ekonominya rendah dan menggantinya dengan sayur mayur yang nilai ekonominya tinggi. Meskipun begitu, sebagian lahan pertanian mereka masih ditanami jagung karena tidak semua orang Tengger mengganti makanan pokoknya dengan beras. Hanya saja, untuk memanen jagung, orang Tengger harus menunggu cukup lama, hampir satu tahun. Sampai sekarang nasi aron Tengger atau nasi jagung masih tercatat sebagai makanan tradisional dalam kuliner nusantara.Amey

Tahun 40 November-Desember 2017|

33


Rancak Budaya

ilustrasi oleh Krisnawa Adi Baskhara

oleh Mochamad Nurfahrul Lukmanul Khakim

Penantian Sahabat Bersabarlah ketika Tuan naik kole-kole (Perahu kecil khas Sentani) menuju desaku di Pulau Asei. Kesiur angin danau yang sepoi-sepoi dan bukit-bukit berpohon yang jarang mengelilingi Danau Sentani akan menyambutmu selama berlayar ke kampung kami. Usai menepi di dermaga, amatilah pohon khombouw yang menjadi mata pencaharian kami. Adakah pohon itu kulitnya hilang? Pohon itu berkah rakyat Pulau Asei. Pohon itu memberi kami kulitnya, dan kami melestarikannya dengan sepenuh hati. Bersama lima orang lelaki, aku sedang membuat lukisan kayu khas kampung Asei. Kami jemur dan jereng kulit kayu yang masih bergetah dengan sabar. Menunggu matahari mengeringkan getah dari kulit kayu itu. Agar kami bisa melukisinya

34 | Komunikasi Edisi 313

dengan motif-motif yang dititipkan leluhur sejak ribuan tahun lalu. Cicak, camar, buaya, dan ular ialah motif yang kami buat dengan sapuan kuas yang bergerak di atas pori-pori kulit kayu. Seperti menghias kain untuk diri sendiri, kami lukisi kayu berwarna cokelat muda itu dengan sepenuh hati. Sudah lama kami tak bisa memasarkan lukisan kami dengan baik. Sebelum Magda mendobrak semua tradisi bagai camar tangguh. Kami bersahabat sejak kecil ketika dia mulai sangat tertarik pada lukisan kayu Asei. “Peter, kau bawa kulit kayunya kan?” tanya Magda yang saat itu berusia 15 tahun. “Ya, aku juga bawa cat yang cukup untuk kita berdua.” “Bagus. Ayo, kita sembunyi. Jangan bilang siapa pun, aku belajar melukis padamu.” Magda belajar melukis kulit kayu dengan

teliti dan giat. Ketika sedang menata corak lukisan, dia tak bisa diganggu sampai selesai melukis. Motif hiasan di lukisannya selalu rapi dan cantik. Tampak seperti bernyawa. Selalu aku terkagum-kagum sendiri dibuatnya. Magda selalu memberikan lukisannya padaku atas balas budi baikku mengajari dan menyediakan kulit kayu khombouw. Aku lebih suka menontoninya melukis. Diam-diam aku selalu menunjukkan hatiku yang masih wangi padanya saat kami memancing, mencari kayu, atau melukis sembunyi-sembunyi di hutan. Sekalipun dia tak pernah menyadarinya. Aku tak kecewa padanya. Aku senang bersahabat dengannya dan menjaga semua rahasianya. Tepatnya, rahasia kami. Pelanggan toko suvenir selalu mengincar hasil lukisan Magda. Pemilik toko, Pace


Rancak Budaya

(Bapak) Dion, pamanku sendiri, selalu memuji karyaku yang laris manis. Pace Dion selalu memberiku cat dan kulit kayu gratis agar aku kian giat melukis. Sebagian uang hasil penjualan kuberikan pada ibu dan sisanya kupakai untuk jajan bersama Magda. Magda tak keberatan lukisannya diakui sebagai punyaku. Aku sering merasa bersalah karena aku tak tega merebut setiap lukisan Magda. Kadang aku ingin menyalahkan adat kampung kami yang melarang perempuan melukis di atas kayu khombouw. Katanya jika pantangan ini dilarang, maka perempuan itu akan terkena penyakit. Aku yakin bukan karena penyakit Magda meninggalkan kampung ini setelah dia berjasa bagi kami semua. Aku yakin dia sehat walafiat ketika terpaksa diciduk dari kampung ini. Setahun sudah dia pergi dengan cara paling tercela bagi negara. Peristiwa yang membuat semua orang ingin melupakannya cepat-cepat agar tidak bernasib seperti dirinya. Kuletakkan kuas dengan lelah. Apakah aku masih punya harapan untuk menantimu, Magda? Entahlah, yang jelas aku ingin pamanku yang pergi dari desa ini. Aku dan semua warga desa benci pada lelaki tambun itu tapi hanya dia yang dekat dengan orang pemerintah. Lihatlah motif lukisan kami agar Tuan bisa merasakan kami masih punya semangat walau Magda sudah pergi. Tuan tahu motif apa yang sedang kami lukis? Yoniki, artinya kehidupan rakyat Sentani, menjadi motif favoritku dan Magda. Mataku jadi perih mengingatnya. Aku tak tega mengenang detik-detik mencekam ketika Magda pergi. Tuan, pengunjung kampungku yang budiman, jangan kecewa jika aku tak mau menceritakannya karena begitu menyakitkan hati. Ketuklah pintu rumah tetanggaku saja. Biarlah mereka yang menceritakan pada tuan tentang Magda. Biarkan aku pergi ke hutan tempat biasanya dulu kami melukis diam-diam. Semoga beruntung.

Penantian Tetangga Wahai Tuan, hati-hati ketika melintas di samping rumah kami. Selain banyak babi berkeliaran, ada rumah Magda di dekat tanjakan menuju gereja tua. Ibunya hanya akan menyambutmu dengan air mata. Kami tak bermaksud jahat, tapi perempuan tua lebih suka mengunci pintu dan menjahit mulutnya dengan benang penyesalan. Kami iba tapi hidup kami juga harus tetap berlanjut. Satu-satunya hal yang bisa membuat perempuan kurus itu melepaskan selimut kesedihannya adalah kehadiran Magda. Dia sudah menanti putrinya itu lebih dari setahun. Diam-diam, kami juga merindukan gadis cerdas itu. Dulu beberapa di antara kami yang sudah punya putra berkepala dua ingin sekali meminang Magda sebagai menantu. Bukan hanya karena dia cantik, Magda mengilhami dan mengajak kami untuk menghidupkan corak leluhur dalam seni lukisan kayu yang menawan. Dia pandai berdagang ketika para turis berkunjung dan terpesona dengan segala hal yang kami punya. Satu hal yang mungkin luput dari perhatian kami adalah dia perempuan. Betapa adat melarang perempuan melukis di kayu khombouw. Bisa membawa malapetaka bagi perempuan itu sendiri. Kami sudah menanyakannya pada Yoel, tetua adat desa mengenai Magda. Setelah perenungan berhari-hari dia menyakini leluhur berbicara padanya melalui mimpi. Kali ini, perempuan juga diizinkan melukis di kayu khombouw. Yoel bilang jika tidak ada yang meneruskan kesenian ini, maka bisa hilang ditelan zaman. Tak pelak, Magda girang bukan main. Dia melukis sepanjang hari, tak lagi bersembunyi di hutan bersama Peter, sahabatnya. Peterlah yang akhirnya mengaku pada kami semua bahwa selama ini lukisan yang dijual pada Pace Dion ialah karya Magda. Tepat ketika mereka sama-sama berusia 20 tahun, Peter sudah tak tahan lagi berbohong. Hampir semua warga Asei tak lagi mempermasalahkan Magda atau perempuan lainnya membuat lukisan kayu khas Asei. Dalam sehari mereka bisa

membuat satu lukisan kayu beragam corak yang memikat hati. Kaum lelaki sesekali berdecak iri karena kalah rapi dengan lukisan kaum perempuan. Tapi kami tak pernah mempersoalkan itu. Toh, semua lukisan kayu kami selalu terjual habis. Magda tak pernah bosan mengajari kami, para tetangganya ini melukis dengan rapi dan perpaduan warna yang magis. Hanya satu orang yang tak ikut bersyukur dengan kemajuan kampung kami. Pace Dion mulai terancam dengan kehadiran Magda. Awalnya dialah satu-satunya pemilik toko suvenir yang mahal di Asei. Kami dulu menjual lukisan kami di sana, tapi keuntungannya sangat sedikit. Sekikir senyum Pace Dion pada semua orang. Magda memutuskan membuat lapak sendiri untuk menampung semua hasil karya warga desa. Kami membagi keuntungan dengan adil. Lambat-laun, para turis lebih suka berbelanja di lapak kami karena barangnya bagus dan murah. Pace Dion mengadu pada kepala desa karena menganggap Magda mematikan bisnisnya. Kami semua tahu itu hanya akalakal bulusnya yang iri pada keberhasilan Magda. Kepala desa tak berkutik ketika tak punya bukti apa-apa untuk menangkap Magda. Tuan-tuan, jangan tinggalkan kampung kami dulu sebelum memiliki sebuah lukisan kayu Asei. Berkelilinglah sebentar ke tepi danau terbesar di Papua ini sambil menerka-nerka nada semilir angin dari danau itu barangakali membawa tangis pilu Magda dari seberang sana. Kami sangat ingin Magda kembali. Dia telah membuat kami berarti dengan mencintai warisan budaya sendiri. Kami tak butuh sekedar uang dari penjualan cinderamata, toh uang itu seperti babi. Sebanyak apa pun, pastilah habis. Entah ide dari mana yang membuat Pace Dion

Tahun 40 November-Desember 2017|

35


Rancak Budaya melancarkan fitnah busuk pada Magda. Kami luput ketika Pace Dion sengaja berpura-pura baik pada Magda untuk minta dibuatkan lukisan kayu Asei dengan motif sebuah bendera. Kami sempat menyangka itu ialah motif bendera partai politik biasa. Dugaan kami meleset jauh. Magda terlampau senang dan tak menaruh curiga apa pun ketika dia berhasil menyelesaikan sepuluh lukisan kayu bermotif bendera itu. Gerombolan tentara itu datang dengan wajah sekeras kerang. Bunyi sepatu mereka menghentakhentak lantai kayu di dermaga seperti menebar firasat berbisa. Magda sedang asyik menata lukisan kayu bermotif bendera itu di depan rumah ketika Pace Dion dan kepala desa mengekor para tentara itu ke rumahnya. Sudah, jangan paksa kami mengingat kejadian selanjutnya karena kami harus segera menyelesaikan lukisan kayu ini. Para perempuan tak lagi melukis sekarang karena takut terkena musibah seperti Magda. Harga jual lukisan ini terlalu murah karena kami terpaksa menjual semua hasil karya kami pada Pace Dion tengik itu. Para turis masih menyukainya, bahkan toko Pace Dion semakin besar. Kami hanya bisa menggigit jari dari kejauhan. Sebelum kembali ke dermaga, tengoklah rumah kecil yang dikelilingi pohon khombouw itu. Tuan akan melihat ibu Magda sedang merajut noken kesedihan di matanya. Duduklah barang sebentar di ruang tamunya yang sempit. Bawalah ikan segar dari danau Sentani kesukaan perempuan itu. Sambil memohon, mintalah dia menceritakan hidupnya dan Magda. Kami yakin dia sudah tak tahan lagi untuk membendung semua kepahitan itu sendirian. Penantian Ibu Ketika perayaan pengkabaran injil pada 1 Juli, Pulau Asei ini menjadi ramai. Kami semua bersukacita lalu mengunjungi gereja tua kami yang sederhana. Bangunan suci yang dibangun di tempat tertinggi itu merupakan tempat favoritku dan Magda di pulau ini. Senantiasa kami berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan. Berharap selalu tercurah berkah-Nya pada kami agar selamat menghadapi apa pun. Tanpa bertanya pun, sebenarnya aku sudah tahu satu doa kecil Magda yang tak pernah lekang: ingin bertemu dengan bapaknya. Sesungguhnya peluh dan air mata ini

36 | Komunikasi Edisi 313

selalu mengucur demi menanti putri semata wayangku yang malang itu. Tapi aku tak tahu kemana harus mencari Magda. Pace Dion bungkam saat aku dan warga desa menanyakan kemana para tentara itu menggiring Magda pergi seperti memaksa babi masuk kandang dengan kasar. Kami tak pernah tahu

"Kami tak

bermaksud jahat, tapi perempuan tua lebih suka mengunci pintu dan menjahit mulutnya dengan benang penyesalan. Kami iba tapi hidup kami juga harus tetap berlanjut" keadaan Magda yang sebenarnya: cacat atau sehat, bahkan hidup atau mati. Lukisan kayu bermotif yoniki ialah favoritku dan Magda. Aku masih menyimpannya dan tak akan menjual satu-satunya kenangan kami yang tersisa. Tuan pasti terkejut ketika tahu lukisan itu bersanding dengan lukisan bendera separatis Papua. Bukan karena aku mendukung gerakan

itu. Ini juga kusimpan sebagai bukti kelam penyebab Magda menghilang. Bukti fitnah paling keji yang pernah terjadi di desa ini. Jika orang selicik Pace Dion menemukan lukisan karya Magda itu dan melaporkanku ke pemerintah. Aku siap diringkus keluar dari pulau Asei dan dipertemukan dengan Magda. Magda memang suka melukis, dan aku membutuhkan uangnya untuk hidup sehari-hari. Dulu firasatku sempat melarang Magda melukis kayu karena memang dilarang adat. Aku tak mau nasib sialku tertular padanya. Tuan, anda pasti bertanya dimana suamiku? Dulu saat perayaan pengkabaran injil, seorang lelaki datang ke kampung ini untuk meliput acara besar itu. Usiaku delapan belas tahun ketika secara sembunyi-sembunyi aku sering mencuri kulit kayu, arang, bata, dan kerang untuk melukis di hutan. Aku tahu adat saat itu melarang tegas perempuan melukis kayu karena akan membawa penyakit baginya. Aku bertemu lelaki bernama Johan itu di dekat gereja. Dia memotretku dengan kameranya. Benda berlensa itu membuatku kagum. Saraf bahagia dalam tubuhku terus terhisap olehnya ketika dia bilang berasal dari Jayapura dan belum pernah melihat perempuan secantik aku di tanah Papua. Kami langsung jatuh cinta. Orang tuaku setuju kami menikah. Sebulan kemudian kami jadi sepasang suami istri. Ketika Magda lahir, kami kehabisan uang karena bapak baru saja meninggal. Johan merindukan pekerjaannya sebagai wartawan di kota. Dia tidak punya bakat menjadi nelayan seperti kebanyakan lelaki di desa kami. Dengan berat hati, ketika Magda berusia sebulan, lelakiku merantau ke kota. Sampai kini dia tak pernah kembali. Tak ada kabar, apalagi surat. Magda tak pernah tahu rupa bapaknya. Aku lebih banyak tutup mulut soal lelaki itu, bahkan sampai Magda juga pergi. Aku sudah berhenti melukis kayu khombouw. Biarlah tuan-tuan menikmati lukisan-lukisan kayu karya warga desa yang dijual di toko Pace Dion. Belilah satu untuk oleh-oleh tuan. Agar tuan selalu mengingat bahwa di Sentani, kami tidak hanya menyimpan keindahan tapi juga selalu melukis penantian dengan tinta dari peluh dan air mata. Penulis adalah mahasiswa Pascasarjana Sejarah dan Juara I Cerpen Kompetisi Kepenulisan Majalah Komunikasi UM 2017


Narasi Perempuan setelah Hujan oleh Asri Ismail Perempuan adalah puisi. Ia yang menciptakan telaga kata. Dan saat hujan turun, kita yang tak sanggup menahan gerimisnya. Lupa pada kata-kata. Perempuan adalah doa. Ia yang hadir di setiap lekuk tubuh. Dan saat hujan turun, kita yang pura-pura melepaskan dengan tangan menengadah. Mengintai cemara di matanya. Perempuan adalah rindu. Ia yang mengawal kecemasan. Dan saat hujan turun, kita yang mencabut debar di dadanya. Perempuan adalah senja. Ia yang tak luput dari pandangan, menghuni kalbu. Dan saat hujan turun, kita melepas lensa dari sorotnya. menghapus rintik di potretnya. Perempuan adalah kasih sayang. Ia yang meracik kopi, meluapkan dahaga dari segala resah. Dan saat hujan turun, kita yang tak henti meminta kecupan, menyembunyikan hasrat dari tirai. Perempuan adalah hujan. Ia membanjiri kenangan dan harapan. Dan setelah hujan turun, kita belajar dari perempuan, bahwa keindahan bersumber dari kerumitan. Penulis adalah mahasiswa Pascasarjana Sastra Indonesia dan Juara I Puisi Kompetisi Kepenulisan Majalah Komunikasi UM 2017

ilustrasi oleh Krisnawa Adi Baskhara


Oleh : Dwiyana Putra Santoso Fak/Jur : Sastra / Seni dan Desain

"MAGER"

Seluruh sivitas akademika UM dapat mengirimkan karya komik dengan tema bebas dalam bentuk soft Seluruh civitas akademika UM dapat mengirimkan karya berupa komik dengan tema bebas dalam bentuk file yang dikirim langsung ke Kantor Redaksi Majalah Komunikasi Gedung A3 Lantai III UM atau via email: soft file yang dikirim langsung ke Kantor Redaksi Majalah Komunikasi Gedung A3 Lantai III UM atau via email: komunikasi@um.ac.id selambat-lambatnya tanggal 25 Januari 2018 disertai lokasi foto dan identitas diri komunikasi@um.ac.id selambat-lambatnya tanggal 25 November 2016 disertai identitas diri (nama, fakultas, jurusan, danfakultas, nomor HP). (nama, jurusan, dan nomor HP) Tahun 40 November-Desember 2017|

38 | Komunikasi Edisi 313

35


Mengedarkan pandang pada hamparan ombak awan, Memesrakan diri pada alam semesta Nama : Alif Rahmat Yuliawan Fak/jurusan : Sastra/Seni dan Desain (DKV) Lokasi foto : Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

Telaga membelah malam yang temaram, membalak rimbunan bintang yang pasi tenggelam Nama : Ismatul Izza Fakultas/Jurusan : Teknik/ Teknik Elektro Lokasi foto : Ranu Kumbolo

Topeng menjelma bayang ekspektasi manusia, Namun kita sebatas realita yang telah digaristakdirkan Nama : Moch Alfinas Eric Alhamdani Fakultas/Jurusan : Ilmu Sosial/ HKn Lokasi foto : ----Kerja-kerja malam telah menambal luka pada saku celana lelaki paruh waktu Nama : Arham Fitriansyah Hasanuddin Fakultas/Jurusan : Sastra/Seni dan Desain Lokasi foto : Gorontalo

Seluruh sivitas akademika UM dapat mengirimkan karya fotografi dengan tema dan tempat bebas dalam bentuk soft file yang dikirim langsung ke Kantor Redaksi Majalah Komunikasi Gedung A3 Lantai III UM atau via email: komunikasi@um.ac.id selambat-lambatnya tanggal 28 Januari 2018 disertai lokasi foto dan identitas diri (nama, fakultas, jurusan, dan nomor HP)



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.