Majalah Komunikasi UM Edisi 338 | Januari - Februari 2022

Page 1


ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah


DAFTAR ISI Universitas Negeri Malang (UM) berhasil mengubah statusnya dari Perguruan Tinggi Negeri Layanan Umum (PTN-BLU) menjadi Perguruan Negeri Tinggi Badan Hukum (PTN-BH) pada penghujung tahun 2021 lalu. Apa saja hal-hal yang turut berubah seiring dengan naiknya status UM ini? Simak informasi selengkapnya di Rubrik Laporan Utama!

dok. Komunikasi

Berstatus PTN-BH, UM Siap Mendunia

SALAM REDAKSI 4

6

SURAT PEMBACA 5 LAPORAN UTAMA 6 UP TO DATE 8

dok. dok.Pribadi Pribadi

Prof. Dr. Muhammad Alfian Mizar, M.P., Sang Maestro Teknologi Tepat Guna dan Pahlawan HaKi UM

12

0PINI 10 PROFIL 12

Hai, Sobat Komunikan! Pada edisi kali ini, kita akan mengulik profil salah satu Guru Besar UM, nih! Selain menjadi Guru Besar, beliau juga merupakan pahlawan HaKi UM dan dijuluki sebagai Sang Maestro di bidang Teknologi Tepat Guna. Penasaran apa rahasia sukses beliau? Simak wawancara bersama Prof. Dr. Muhammad Alfian Mizar, M.P. di Rubrik Profil!

SEPUTAR KAMPUS 14 CERITA MEREKA 24 SEPUTAR KAMPUS 26 LAPORAN KHUSUS 30

24

“Sukses itu menurut saya lebih ke melakukan dan konsisten pada proses demi proses” Hafidzah, penulis muda yang berasal dari salah satu mahasiswi Fakultas Sastra Angkatan 2019. Ia berhasil keliling 3 negara diterbangkan oleh karyanya. Lantas, penasaran dengan kelanjutan kisahnya. Yuk, simak selengkapnya hanya di Rubrik Cerita Mereka!

WISATA 32 RANCAK BUDAYA 34 PUSTAKA 36 PUISI 37

Pesona Perkasa Eling Bening yang Tampak Anggun Ingin berwisata ke sebuah tempat yang instagramable? Tenang, tempat wisata Eling Bening menjadi solusi para pencinta foto estetik dengan berbagai view yang ditawarkan ditambah wahana wisata yang membuat adrenalin kita terpacu. Penasaran? Yuk, baca selengkapnya di Rubrik Wisata!

CURHAT 31

KOMIK 38 LENSA UM 39

32

dok. dok.Komunikasi Komunikasi

dok. dok.Pribadi Pribadi

Berhasil Keliling 3 Negara Diterbangkan Oleh Karya

3 5

Tahun 42 43 Maret Januari- April - Februari 2021 |2022 | |


Salam Redaksi

Oleh Djajusman Hadi Salam sejahtera kami sampaikan kepada para pembaca setia majalah Komunikasi Universitas Negeri Malang (UM). Hadirnya majalah Komunikasi pada edisi pertama di awal tahun 2022 ini dengan beragam info yang semakin aktual dan menarik tentang sejarah baru UM di ranah perguruan tinggi. Sejarah baru mewarnai UM yang kini secara resmi berubah status dari Perguruan Tinggi Negeri Badan Layanan Hukum (PTN-BLU) menjadi “Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH)” sejak 25 November 2021. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia nomor 115 tahun 2021 tentang PTN-BH UM. Kampus ini mendapatkan hak otonomi secara penuh untuk mengelola sistem akademik, keuangan maupun kepegawaian. Hal ini sekaligus makin menguatkan komitmen UM untuk bisa menjadi perguruan tinggi yang berdaya saing nasional maupun internasional. Sebagai catatan penting bahwa untuk menjadi PTNBH ini tidaklah mudah karena penilaian pemerintah tidak serta merta untuk melepas PTN-BH. Hal ini bisa terjadi melalui proses kajian yang panjang dan mendalam oleh pemerintah pusat. Proses kajian itu untuk memastikan kesiapan dan kelayakan UM menjalankan otonomi yang lebih luas dalam pengelolaan perguruan tinggi. Pencapaian PTN-BH ini sejalan dengan visi UM yang ingin menjadi perguruan tinggi tingkat Asia dan dikenal dunia. Sebab dengan status ini, maka UM punya fleksibilitas yang sangat luas. Kalau kita cermati bahwa perguruan tinggi memiliki peran yang sangat strategis bagi perkembangan masyarakat dan bangsa. Tinggi rendahnya tingkat kemajuan suatu negara, salah satunya dapat dilihat dari tingkat kemajuan perguruan tingginya. Berbagai pemikiran insan perguruan tinggi seringkali sangat mempengaruhi perkembangan ekonomi, sosial politik, maupun aspek kehidupan lainnya. Perguruan tinggi berperan sebagai penghasil ilmu pengetahuan dan konsep pemikiran yang berguna bagi kemaslahatan umat manusia. Di perguruan tinggilah iklim akademik tumbuh subur. Perguruan tinggi memiliki pula peran strategis di dalam mempersiapkan individu terpilih yang diharapkan akan menjadi pemimpin yang cendikia dan kritis namun memiliki tanggungjawab dan bersikap luhur dalam pengabdiannya kepada masyarakat dan bangsa. Beberapa tahun terakhir ini, prestasi UM di tingkat nasional semakin melejit. Raihan ini sebagai muatan

pendongkrak status UM ke level tertinggi dalam rangka menyongsong visi dan misi kampus untuk lebih maju di kancah internasional. Visi untuk maju dan dikenal di Asia hanya bisa diwujudkan kalau UM punya kemandirian tinggi dan kemandirian tinggi itu ada di Badan Hukum. Perubahan ini juga perlu disikapi dengan tindakan nyata oleh seluruh sivitas akademika UM dengan langkah gesit, cepat dan berkomitmen yang kuat agar gaung UM di tingkat internasional akan menggema. Raihan prestasi selama ini harus terus didongkrak dengan kerja keras tim yang semakin membumi dalam rangka UM mengemban amanah PTN-BH. Liputan menarik di edisi PTN-BH kali ini adalah: (1) Laporan Utama tentang Status PTN-BH, UM Bersiap Lebarkan Sayap ke Tingkat Global, (2) Berita Up to Date adalah UM Raih Penghargaan SPADA Award, (3) Kolom Opini mengetengahkan Sumpah Pemuda dan Masa Depan Indonesia, (4) Seputar Kampus tentang: Pelatihan Batik Jurusan Sejarah UM Berdayakan Desa Kidal, Bistrovia Menuju Salah Satu Ikon Baru UM, Wajah Baru Al Hikmah Masjid Kebanggaan UM, Media Psikoedukasi Raih Berbagai Penghargaan Bergengsi, Sekretariat Baru Ormawa, Pengurus Ormawa Masa Bakti 2021/2022, Pelaksanaan foto KTM, UM luncurkan aplikasi UMobile, (5) Profil menampilkan Sosok Prof. Dr. Muhammad Alfian Mizar, M.P., sang Maestro Teknologi Tepat Guna dan HaKi, (6) Cerita Mereka menyajikan Keliling 3 Negara dengan Karya, (7) Info tentang: UM Tingkatkan Kualitas Melalui Akreditasi Internasional, FS UM Raih Akreditasi Internasional Aqas, dan (8) Laporan Khusus tentang Simkatmawa UM Raih Peringkat 4 Nasional. Dalam rangka menumbuhkan semangat kreativitas dan inovasi kemajuan UM menuju level dunia, diharapkan langkah strategis UM mampu menjadi sarana koordinasi bagi jajaran stakeholder dan kepentingan iptek secara nasional dan internasional secara mondial. Manuver prestasi gemilang ini merupakan bagian dari langkah UM saat mengawali era PTN-BH dalam mewujudkan sebuah institusi perguruan tinggi yang mendunia. Akhirnya selamat membaca, dari redaksi mengucapkan “Selamat Berstatus PTN-BH, Semoga UM Semakin Melebarkan Sayapnya ke Tingkat Global, Aamiin YRA.” Penulis adalah Anggota Penyunting Komunikasi dan Sub Koordinator Sub Bagian Registrasi dan Statistik UM

KOMUNIKASI • Majalah Kampus Universitas Negeri Malang • Jalan Semarang No. 5 Graha Rektorat lantai 2 Telp. (0341) 551312 Psw. 354 • E-mail: komunikasi@um.ac.id • Website: http://komunikasi.um.ac.id • Instagram: @komunikasi_um KOMUNIKASI diterbitkan sebagai media informasi dan kajian masalah pendidikan, politik, ekonomi, agama, dan budaya. Berisi tulisan ilmiah populer, ringkasan hasil penelitian, dan gagasan orisinil yang segar. Redaksi menerima tulisan para akademisi dan praktisi yang ditulis secara bebas dan kreatif. Naskah dikirim dalam bentuk softdata dan print out, panjang tulisan 2 kwarto, spasi 1.5, font Times New Roman. Naskah yang dikirim belum pernah dimuat atau dipublikasikan pada media cetak manapun. Tulisan yang dimuat akan mendapatkan imbalan yang sepantasnya. Redaksi dapat menyunting tulisan yang akan dimuat tanpa mengubah artinya. Tulisan dalam Komunikasi tidak selalu mencerminkan pendapat redaksi. Isi di luar tanggung jawab percetakan PT Antar Surya Jaya Surabaya.

4 | Komunikasi Edisi 338

dok. Pribadi

BERSTATUS PTN-BH : UM MENUJU LEVEL DUNIA

STT: SK Menpen No. 148/ STT:DITJEN SK Menpen No. 148/ SK PPG/STT/1978/ SK DITJEN tanggal 27PPG/STT/1978/ Oktober 1978 tanggal 27 Oktober 1978

Pembina Rektor (AH. Rofi’uddin) Penanggung Jawab Wakil Rektor III (Mu’arifin) Wakil Penanggung Jawab Hendra Susanto Ketua Pengarah Sucipto Ketua Penyunting Zulkarnain Wakil Ketua Djajusman Hadi Anggota Muslihati Yusuf Hanafi Adelia Shabrina Kennis Rozana Dila Umnia Soraya Kun Sila Ananda Tika Dwi Tama Mochammad Sa’id Redaktur Pelaksana Nida Anisatus Sholihah Layouter Nadifah Adya Ilham Achmad Muktafi Desainer dan Ilustrator Nur Aviatul Adaniyah Alfan Khoirul Huda Editor Ummu Syifaul M. Dimas Bagus F. Reporter Nurul Laili Rohmatin Nur Nilam Ayu S. Nuriyatul M. Zakaria Kreswantono Nurul Laili Rohmatin Zahira Alfiani Niken Puspitsari M. Izam Masroir Diajeng Ravika Rayhan Rizki F. Sylvia Nur Anggraeny Nur Izza Vania Gelar Elsya Pramudya Nur S. Natasha Izzatul I. Refiana Andiyah Rengga Prakoso N. Administrasi Taat Setyohadi Su’udi Ekowati Sudibyaningsih Oni Irawan Nur Cholisah Elok Kanthiasih Hadi Mulyono Moch. Adi Santoso Elsa Prisma D.


Surat Pembaca

Surat Pembaca Dear Komunikasi, Setelah lebih dari dua tahun kuliah daring, saya membaca Komunikasi secara online di website dan di IG Komunikasi, sekarang sudah kuliah luring, apa Komunikasi versi cetak ada lagi? Layla, FS

Makasih ya uda ngikutin Komunikasi meski dari jarak jauh, saat kampus lockdown karena pandemic, Komunikasi juga tidak cetak, hanya bisa dinikmati secara online, tetapi saat ini kuliah mahasiswa sudah mulai luring, Komunikasi akan cetak lagi tahun 2022 ini. Edisi

Berstatus PTN-BH, UM Siap Mendunia Cover Story

Alfan Khoirul Huda

Dear Layla

pertama sudah bisa dinikmati pada edisi 338 Januari-Februari 2022.

Repro Internet

Salam, Redaksi

Keberanian adalah untuk bisa mengakui ketakutan tapi tetap melangkah kedepan Nadiem Makarim

ilustrasi oleh : Alfan Khoirul Huda

Tahun 43 Januari - Februari 2022 | |

5


Laporan Utama

Konferensi Pers, Capaian Kinerja UM menjadi PTN BH

Berstatus PTN-BH, UM Siap Mendunia

P

enghujung tahun lalu (25/11/21), Universitas Negeri Malang (UM) berhasil mengubah statusnya dari Perguruan Tinggi Negeri Layanan Umum (PTN-BLU) menjadi Perguruan Negeri Tinggi Badan Hukum (PTN-BH). Penetapan tersebut tercantum dalam Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 115 Tahun 2021 tentang Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum Universitas Negeri Malang dan telah disahkan oleh Presiden Joko Widodo. Perubahan apa saja yang timbul seiring bergantinya status UM menjadi PTN-BH? Berikut ulasannya. Otonomi dan Kemandirian jadi Kunci Utama Kesuksesan UM dalam memperoleh status PTN-BH tidaklah serta-merta, melainkan melalui proses penilaian mendalam oleh pemerintah pusat, sehingga UM dinilai

6 | Komunikasi Edisi 338

siap dalam menjalankan otonomi yang lebih luas. Sebelum memperoleh status PTN-BH, UM terlebih dahulu telah menyiapkan beberapa berkas yang perlu ditelaah oleh kementerian. Salah satu dokumen yang disiapkan UM ialah self-assessment yang berisi sejarah perjalanan UM sejak berdiri hingga saat ini, prestasi dan pencapaian yang diperoleh, serta kondisi terkini UM, baik di bidang akademik maupun non-akademik. Selain itu, UM juga memaparkan rencana yang disiapkan apabila berhasil memperoleh status PTN-BH, mulai dari target yang ingin dicapai beserta tahaptahapnya serta rencana transisi tata kelola di bidang akademik maupun non-akademik. Status PTN-BH merupakan level tertinggi dengan kekuasaan otonomi penuh

dalam pengelolaan organisasi UM. Dengan ditetapkannya UM sebagai PTN-BH, maka UM akan semakin mudah untuk menjalankan otonomi yang lebih luas dalam pengelolaan perguruan tinggi sehingga memiliki daya saing nasional maupun internasional. UM dapat mengatur sistem akademik maupun nonakademik secara mandiri tanpa persetujuan pemerintah pusat. Disahkannya PP No.115 tahun 2021 tentang PTN-BH UM menjadi pertanda bahwa sistem keuangan kampus juga akan dikelola secara mandiri. Ke depannya, income generating UM tidak serta-merta hanya melalui pembebanan uang kuliah tunggal (UKT). UKT tidak akan mengalami kenaikan, tetapi income generating akan diperoleh melalui badan-badan usaha yang dimiliki UM. “Ada


Laporan Utama satu badan yang akan digerakkan, yakni Badan Pengelola Usaha dan Dana Abadi (BPUDA). Badan inilah yang akan membantu dalam mencari dana UM, nantinya fakultas akan mengembangkan program dengan dana yang ada secara efisien,”terang Prof. Dr. Ibrahim Bafadal, M.Pd., Wakil Rektor IV UM sekaligus Ketua Tim Percepatan Transisi PTN-BH UM pada Sosialisasi UM sebagai PTN-BH (27/12/21). Otonomi penuh yang didapat setelah menjadi PTN-BH juga memberikan keleluasaan bagi UM untuk membuka prodi baru bila dibutuhkan. “UM sangat memerhatikan dan mempertimbangkan kebutuhan dunia industri dan usaha tentang pembukaan prodi. Apabila ada prodi yang dirasa dibutuhkan, maka kita akan membuka prodi tersebut,” jelas Prof. Dr. AH. Rofi’uddin, M.Pd. selaku Rektor UM. Selain membuka prodi baru, ada pula kemungkinan menonaktifkan prodi yang sudah ada dan menggantinya dengan prodi yang lebih dibutuhkan masyarakat. Tingkatkan

Kualifikasi

SDM

Penetapan UM sebagai PTN-BH akan sangat mendukung misi UM untuk menjadi rujukan di tingkat Asia dan dikenal di tingkat dunia karena UM memiliki fleksibilitas tata kelola yang tidak dimiliki PTN-BLU. Untuk menjadi “guru” di tingkat Asia, sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki UM harus lebih mumpuni untuk mempertanggungjawabkan keluasan otonomi yang didapatkan. Oleh karena itu, UM menargetkan untuk memperbaiki kualitas dosen maupun tenaga kependidikan (tendik) agar produktivitasnya meningkat. Menurut Rektor UM, jumlah guru besar UM masih jauh dari harapan. UM menargetkan secara kuantitatif bahwa jumlah guru besar mesti diperbanyak. “Kita baru mempunyai 96 guru besar di antara 1150-an dosen yang ada. Jumlah dosen yang (sudah menempuh) S3 juga masih 50—60%. Ke depannya, kita akan tingkatkan jumlah guru besar dan dosen S3. Kualifikasi pendidikan tendik juga akan kita dongkrak,”

jelas Rektor UM ketika ditemui Kru Komunikasi di ruang kerjanya (21/01). Implikasi lanjutan dari meningkatnya kualitas dosen dan tendik ialah perkuliahan yang semakin berkualitas. Berkembangnya mutu pendidikan diharapkan mampu mengantarkan mahasiswa menjadi insan yang dibutuhkan di dunia kerja dan mampu berkontribusi di kehidupan bermasyarakat. “Mahasiswa harus C4: critical, creative, collaborative, communicative,” tutur Rofi’uddin. Critical artinya mahasiswa harus kritis melihat segala sesuatu dan mampu menganalisis sekitar dengan kemampuan akademik yang dimiliki. Creative (kreatif ) bermakna mahasiswa harus memiliki kreativitas sebagai modal di tengah persaingan global. Communicative (komunikatif ) artinya mahasiswa harus memiliki kemampuan berkomunikasi, baik lisan maupun tulis. Kemampuan komunikasi yang dimaksud bukan sekadar kemampuan menyampaikan sesuatu, tetapi juga menghargai dan menghormati norma yang berlaku. Collaborative (kolaboratif ) artinya mahasiswa harus bisa bekerja sama (berkolaborasi) dengan berbagai pihak dalam kehidupan. Perubahan Sistem Tata Kelola UM Menurut PP. No. 115 tahun 2021 tentang PTN-BH UM, ada tiga organ utama yang mengelola UM, yakni Majelis Wali Amanat (MWA), Organ Rektor, dan Senat Akademik Universitas (SAU). MWA sendiri merupakan organ baru yang dibentuk untuk menjalankan fungsi penetapan, pertimbangan, pelaksanaan kebijaksanaan umum, dan pengawasan bidang non-akademik. Sementara itu, SAU menjalankan fungsi di bidang akademik, tetapi tidak lagi memberi keputusan mengenai pemilihan rektor karena hal tersebut akan ditangani oleh MWA. Tidak ada perubahan pada Organ Rektor UM yang terdiri atas rektor dan empat wakil rektor karena pembagian tugas dirasa telah seimbang. Sistem Tata Kelola di tingkat fakultas juga direncanakan mengalami perubahan nomenklatur. Jurusan

akan digantikan dengan Departemen, dan nama jabatan yang dipegang petinggi fakultas pun akan mengalami perubahan. Akan dibentuk pula Senat Akademik Fakultas (SAF) yang bertugas memberi pertimbangan dan pengawasan dalam penyusunan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan akademik di fakultas. Perubahan sistem ini diharapkan mampu meningkatkan layanan terhadap mahasiswa dan mempercepat kinerja fakultas dalam mendukung perkembangan UM. Untuk membantu percepatan adaptasi dengan status baru sebagai PTN-BH, UM membentuk Tim Transisi PTN-BH UM yang diketuai oleh Wakil Rektor IV. Tim Transisi tersebut akan membantu dalam hal sosialisasi PTN-BH kepada civitas akademika serta penataan organ-organ penting universitas, seperti MWA, SAU, dan Organ Rektor. Tim Transisi juga membantu dalam penyusunan draf-draf peraturan yang menjadi cikal bakal regulasi di UM. Kendala dalam Transisi PTN-BH UM Menurut Rofi’uddin, kendala utama yang dihadapi UM ialah dalam mengubah pola pikir civitas akademika. Tidak sedikit pegawai negeri sipil (PNS) yang beranggapan bahwa mereka bisa memperoleh pendapatan tanpa perlu berinovasi dan berkreasi. “Memang kita masih disubsidi pemerintah untuk gaji pegawai, tetapi jika ingin menciptakan program-program yang mendunia, pemerintah tidak bisa mendukung dari segi finansial. Oleh karena itu, kalau ingin berkembang, kita harus berinovasi dalam menciptakan income generating sendiri,” ujar Rofi’uddin. Beliau menambahkan bahwa memang butuh keuletan untuk menanamkan mindset korporasi, baik dari pimpinan teratas hingga seluruh staf di bawah naungannya. Saat ini, UM harus memutar otak untuk memperoleh pendapatan sendiri. Usaha yang telah dijalankan UM antara lain di bidang penerbitan, perhotelan, dan karya-karya inovatif yang bernilai rupiah. UM tengah berusaha agar hasil-hasil penelitian yang ada tidak

Tahun 43 Januari - Februari 2022 | |

7


Prof. Dr. AH. Rofi’uddin, M.Pd, Rektor Universitas Negeri Malang.

hanya dipublikasikan, tetapi juga ditindaklanjuti untuk mendukung berkembangnya badan usaha. Harapan dan terkait Perubahan UM menjadi

Pesan Status PTN-BH

UM memasuki masa transisi yang kritis dari status PTN-BLU menjadi PTN-BH. Apabila pola pikir civitas masih sama, maka status baru ini tidak akan bermakna. Rektor UM berpesan agar seluruh civitas UM menata ulang cara pandang dalam bekerja, mulai dari pimpinan, dosen, maupun tendik. “Semua harus bersinergi supaya bisa mengantarkan UM menjadi Guru Asia,” tutur Rofi’uddin. Status PTN-BH diperjuangkan UM supaya dapat meningkatkan pengabdian pada masyarakat secara menyeluruh, baik di bidang industri, usaha, dan khususnya pendidikan. Rektor

8 | Komunikasi Edisi 338

UM berharap mitra-mitra yang selama ini ada tetap mendukung dan bergandeng tangan supaya UM mampu berbuat lebih banyak demi kesejahteraan bersama. Perubahan status UM menjadi PTN-BH perlu disikapi dengan tindakan nyata oleh seluruh civitas UM. Prestasi-prestasi yang sudah ada harus terus ditingkatkan dengan kerja sama seluruh pihak yang semakin solid dan berintegritas. Saat ini, UM tengah menyiapkan perangkat regulasi dengan kajian yang menyeluruh dan cermat supaya UM dapat menjalankan status barunya secara efektif, efisien, dan bertanggungjawab. Selain itu, UM juga terus mengidentifikasi berbagai potensi sumber daya agar dapat bergerak lebih cepat dan lincah dalam menjalankan amanah baru sebagai PTN-BH. Zahirah/Izam

dok.Komunikasi

Laporan Utama


Up to Date

Masuk Tiga Besar, UM Raih Penghargaan SPADA Award

U

niversitas Negeri Malang (UM) masuk urutan tiga besar dalam penghargaan Sistem Pembelajaran Daring (SPADA) Award pada kategori Perguruan Tinggi Terbaik dalam Pelaksanaan Pembelajaran Daring (13/12). Pengumuman peraih penghargaan SPADA Award disiarkan secara daring melalui Zoom Meeting dan streaming live YouTube dengan mengundang para pimpinan perguruan tinggi. Kegiatan tersebut diikuti kurang lebih 500 perguruan tinggi di seluruh Indonesia. “Adanya penghargaan ini sebagai bentuk apresiasi yang diharapkan dapat mendorong perguruan tinggi agar terus berinovasi untuk menyediakan akses pembelajaran daring yang berkualitas dalam mencapai mutu pembelajaran di Indonesia,” ungkap Prof. Aris Junaidi, Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemendikbudristek dalam sambutannya di acara tersebut. Rangkaian apresiasi SPADA Award ini diselenggarakan oleh Kemendikbudristek. Setiap perguruan

tinggi dapat berpartisipasi dengan mengisi kuesioner pada laman spada. kemdikbud.go.id yang dilakukan oleh pimpinan perguruan tinggi menggunakan akun admin perguruan tinggi dan dosen. Rangkaian acara ini sudah berjalan sejak bulan Agustus hingga November lalu. Penilaian dilakukan dengan mengisi kuesioner/angket oleh peserta dan tim juri dari Kemendikbudristek yang kemudian diukur dengan beberapa kriteria, di antaranya aspek pengelolaan sumber daya manusia, perencanaan pengembangan pembelajaran, proses monitoring-evaluasi, dan teknis pembelajaran daring. Sisi teknis ini dinilai dalam kaitannya dengan indikator pencapaian mata kuliah, rencana asesmen perkuliahan, serta perancangan kompetisi pembelajaran. Pelaksanaan apresiasi SPADA Award ini terdiri dari beberapa kategori, antara lain perguruan tinggi terbaik pengelolaan pembelajaran daring, dosen terbaik dalam penyelenggaraan pembelajaran daring, dan learning design pembelajaran daring terbaik.

Dalam pengumumannya, UM dapat unggul bersaing dengan perguruan tinggi lainnya dan masuk dalam urutan ketiga, berdampingan dengan Institut Teknologi Bandung sebagai urutan pertama dan Universitas Gadjah Mada yang masuk urutan kedua. Dalam setiap proses pembelajaran, SIPEJAR menjadi platform unggulan di UM yang telah terintegrasi dengan SPADA. SPADA merupakan sebuah media konten pembelajaran gratis yang disediakan oleh Kemendikbudristek dengan disertai Learning Management System (LSM) dan dapat dimanfaatkan secara gratis oleh berbagai institusi. Kegiatan ini menjadikan UM terus bersemangat untuk berinovasi dalam pelaksanaan pembelajaran daring, khususnya di masa pandemi. “UM akan terus meningkatkan layanan SIPEJAR sebagai platform pembelajaran daring yang terintegrasi dengan SPADA,” tutur Mahmuddin Yunus, S.Kom., M.Cs. yang menjabat sebagai Kepala UPT PTIK UM. Niken

Tahun 43 Januari - Februari 2022 |

9


Opini

Sumpah Pemuda dan Masa Depan Indonesia oleh Muhammad Tatag Adi Ndaru

P

eringatan Hari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 2021 hendaknya tidak hanya dipandang sebagai peringatan semata. Namun, peringatan ini juga harus menjadi titik dalam memproyeksikan masa depan Indonesia dalam mewujudkan Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Terlebih lagi, kita akan menuju ke-100 tahun Kemerdekaan Indonesia pada tahun 2045 nanti. Kita sepakat bahwa generasi muda adalah aset bagi masa depan suatu bangsa, seperti yang diucapkan Ir. Soekarno, “Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari

10 | Komunikasi Edisi 338

akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncang dunia.” Sudah banyak peristiwa sejarah yang mencatat bahwa pemuda menjadi motor pergerakan Indonesia. Sumpah Pemuda adalah salah satu pemicu pergerakan nasional yang digagas pemuda pada waktu itu dan menyatukan perjuangan rakyat Indonesia yang masih bersifat kedaerahan. Peran pemuda lainnya dalam perubahan Orde Baru menuju Reformasi juga akan selalu dicatat dalam sejarah.

dengan nasionalisme dan moral akhir-akhir ini menjadi perhatian bersama. Sikap individualisme dan tindak kekerasan yang dilakukan pemuda semakin meningkat. Kalangan muda juga banyak yang terpapar oleh narkoba. Survei dari LIPI dan BNN tahun 2019 menyebutkan bahwa 2,3 juta pelajar atau mahasiswa Indonesia pernah mengonsumsi narkotika. Ada pula permasalahan radikalisme yang banyak menyasar generasi muda hingga ke perguruan tinggi.

Generasi muda saat ini sedang mengalami banyak permasalahan dan tantangan. Permasalahan yang berkaitan

Ditambah lagi, saat ini sedang terjadi era disrupsi. Perubahan secara besar-besaran dan cepat terjadi di seluruh dunia dibarengi


Opini

dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat. Hal ini pun memengaruhi berbagai macam sisi kehidupan, baik ekonomi, sosial, budaya, maupun politik. Di sisi lain, sudah lebih dari satu setengah tahun pandemi covid-19 berlangsung. Pandemi yang berlangsung ini menjadi pendorong dalam mempercepat penggunaan teknologi di berbagai bidang. Belajar secara daring dari rumah membuat individu perlu beradaptasi dengan teknologi. Hal ini memicu tantangan yang kian besar bagi generasi penerus untuk dapat beradaptasi dalam normalisasi baru. Lebih dari separuh penduduk Indonesia saat ini adalah generasi Z dan generasi milenial. Sensus penduduk tahun 2020 yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan dari 270,2 juta jiwa penduduk, proporsi generasi milenial sebesar 25,87% dan generasi Z sebesar 27,94%. Generasi milenial ialah generasi yang lahir antara tahun 1981— 1996 dan diperkirakan usianya sekarang 24—39 tahun. Adapun generasi Z ialah generasi yang lahir sekitar tahun 1997— 2012 dan diperkirakan saat ini berusia 8—23 tahun. Berdasarkan data tersebut, dapat dikatakan bahwa generasi Z dan milenial inilah pemuda-pemuda harapan bangsa saat ini. Beberapa waktu mendatang, masa depan Indonesia akan berada di tangan generasi-generasi tersebut. Kolaborasi dari berbagai pihak diperlukan untuk mewujudkan citacita masa depan Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur di tengah tantangan yang

ada. Seluruh pihak perlu bersatu. Terlebih lagi, Presiden Joko Widodo telah menggagas “Impian Indonesia 2015—2085” sebagai perwujudan visi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Impian Indonesia ini terdiri dari tujuh poin. Menariknya, poin kedua berbunyi “Masyarakat Indonesia yang menjunjung tinggi pluralisme, berbudaya, religius, dan menjunjung tinggi nilai-nilai etika.” di tengah menurunnya etika dan moral generasi muda saat ini. Untuk mewujudkan impian-impian tersebut, pemerintah melalui Bappenas telah menyusun empat pilar “Visi Indonesia tahun 2045” yang salah satu di antaranya adalah pembangunan manusia serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi atau iptek. Pembangunan manusia dan penguasaan iptek akhirakhir ini menjadi penting mengingat permasalahan dan tantangan yang sekarang dialami oleh generasi penerus. Pembangunan manusia dapat ditingkatkan dengan pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan di Indonesia, utamanya bagi generasi Z yang kelak akan menjadi masa depan bangsa. Penguatan kembali pendidikan Pancasila kepada generasi penerus dapat menjadi opsi di tengah merosotnya moral generasi muda. Melalui pendidikan Pancasila, generasi penerus akan diberikan pemahaman dan penghayatan mengenai ideologi bangsa dan nilai-nilai di dalamnya. Ketahanan individu untuk tetap inovatif terhadap teknologi informasi pun sangat dibutuhkan. Menggunakan teknologi untuk kegiatan yang positif perlu dibudayakan khususnya bagi generasi

muda. Ke depannya, tren teknologi seperti artificial intelligence, IoT, dan cloud technology akan sangat mendominasi. Dewasa ini, teknologi tersebut mulai banyak digunakan dan sudah dimanfaatkan dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, kesehatan, hingga perbankan. Selain itu, diperkirakan akan lebih banyak lagi bidang-bidang yang memanfaatkan teknologi-teknologi tersebut. Pada akhirnya, permasalahan dan tantangan generasi muda hendaknya menjadi perhatian bersama. Peningkatan moral dan karakter generasi muda yang dibarengi dengan kemampuan individu dalam berinovasi memanfaatkan iptek sangatlah diperlukan. Dengan begitu, Hari Sumpah Pemuda ini menjadi penyemangat kembali bagi pemuda Indonesia dalam menyongsong masa depan Indonesia di tengah tantangan yang ada. Lebih jauh lagi, Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur serta “Impian Indonesia 2015— 2085” yang digagas pemerintah dapat terwujud. Semoga!

Penulis adalah Juara 3 pemenang Kompetisi Penulisan Majalah Komunikasi UM

Tahun 43 Januari - Februari 2022 |

11


repro Internet

Seputar Kampus

Pelatihan batik di Desa Kidal pada tahun 2021

K

Pelatihan Batik Jurusan Sejarah UM Berdayakan Desa Kidal abupaten Malang merupakan wilayah yang cukup penting pada masa Hindu-Buddha, sehingga banyak jejak sejarah yang tertinggal di dalamnya. Desa Kidal termasuk salah satu desa di Kabupaten Malang yang memiliki situs peninggalan sejarah pada masa itu. Kekayaan peninggalan sejarah di wilayah ini sebenarnya telah banyak dimanfaatkan sebagai ikon pariwisata sejarah, seperti Candi Singosari, Candi Sumberawan, Candi Jago, dan lain sebagainya. Namun, pemanfaatan ini hanya sebatas pada kunjungan fisik yang dilakukan oleh siswa, masyarakat lokal, dan sesekali wisatawan asing. Sementara itu, masyarakat Desa Kidal mayoritas berprofesi sebagai petani dan peternak dengan penghasilan yang tidak menentu. Pekerjaan tersebut biasa dikerjakan oleh kaum laki-laki, sehingga kaum perempuan di desa ini sebagian besar tidak bekerja dan tidak banyak berkontribusi dalam perekonomian keluarga. “Sebelumnya, banyak warga Desa Kidal yang bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan yang tidak pasti,” ujar Ulfa, Sekretaris Jurusan Sejarah Universitas Negeri Malang (UM). Padahal, lanjut Ulfa, wilayah di Desa Kidal sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi daerah wisata. “Itu menjadi alasan dari tim dosen Sejarah mencoba mengembangkannya,” tuturnya. Melihat keadaan tersebut, Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang berinisiatif untuk mengadakan program pengabdian kepada masyarakat Desa Kidal. Program pengabdian ini dilaksanakan melalui kegiatan pelatihan batik dengan motif relief yang ada di Candi Kidal. Hal tersebut dinilai dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat dengan memanfaatkan potensi historis yang dimiliki Desa Kidal. Program pelatihan batik ini merupakan program

12 | Komunikasi Edisi 338

unggulan dari Jurusan Sejarah FIS UM yang diselenggarakan oleh tim Jurusan Sejarah, meliputi dosen Jurusan Sejarah, mahasiswa, alumni dari bidang Pendidikan maupun Ilmu Sejarah, serta arkeolog dari Jurusan Sejarah. Demi kelancaran dari kegiatan ini, tim Jurusan Sejarah juga bekerja sama dengan ahli batik dari Jurusan Seni Rupa UM dan pengusaha batik di daerah Malang. Sementara itu, pihak yang terlibat dari Desa Kidal di antaranya para perangkat desa, pemuka agama Hindu, dan perwakilan dari masyarakat. Pelatihan batik ini mulai diadakan sejak tahun 2017 dan kemudian diagendakan menjadi program tahunan dari Jurusan Sejarah UM. Metode atau tahapan yang dilakukan pada kegiatan ini terdiri dari observasi, eksplorasi ide, perancangan, dan perwujudan karya. Observasi dilakukan untuk mengamati secara langsung berbagai relief yang ada di Candi Kidal. Pada tahun 2017, fokus pada tahapan observasi adalah ornamentasi relief Garudeya, makhluk mitologi dalam agama Hindu yang merupakan wahana atau kendaraan Dewa Wisnu. Sementara pada tahun 2018, tahap observasi berfokus pada ornamentasi relief medalion, bunga, dan sulur. Setelah melalui tahap observasi, langkah yang harus dilakukan selanjutnya adalah eksplorasi. Eksplorasi ide dilakukan dengan cara mencermati relief yang dihasilkan dari tahap observasi. Relief yang dipilih adalah relief yang memiliki bentuk yang bagus dan kondisinya masih terbaca. Tahap berikutnya adalah membahas relief-relief tersebut dalam FGD (Focus Group Discussion) yang melibatkan arkeolog, pemangku adat, pemuka masyarakat, pemerintah Desa Kidal, serta para warga yang merupakan pengrajin batik. Hasil dari kegiatan FGD kemudian dituangkan dalam bentuk rancangan yang lebih baik. Pada tahun 2017,


Seputar Kampus kegiatan ini menghasilkan lima motif dari kegiatan FGD yang telah disepakati oleh berbagai pihak. Motif-motif tersebut di antaranya adalah Garudeya, Ayam Jago, Pelipit Kakak Tua, Tumpal, dan Lidah Api. Kemudian pada tahun 2018, kegiatan ini menghasilkan motif Padma Kidal, Sulur Padma Kidal, Medalion Wisnu Kencana, Singhapadma Kidal Kiri, Medalion Kidal, dan Singhapadma Kidal Kanan. Tahap selanjutnya adalah perancangan yang dilakukan dengan menuangkan gambar relief ke dalam bentuk sketsa dua dimensi. Sketsa tersebut tidak sama persis dengan relief karena ada bagian yang distilasi, dihilangkan, ataupun ditambahkan. Hal ini dilakukan agar mendapatkan sketsa motif yang indah. Sketsa yang dihasilkan kemudian diserahkan kepada pengrajin untuk dibuatkan canting cap dari bahan tembaga. Canting cap tersebut digunakan untuk mewujudkan karya dalam bentuk batik. Langkah terakhir yang harus dilakukan adalah perwujudan karya. Langkah ini merupakan proses pembuatan kain batik dengan menerapkan desain motif dari hasil perancangan. Pada tahap ini, masyarakat Desa Kidal mulai melakukan praktik pembuatan batik pada media kain. Proses perwujudan karya diawali dengan penyediaan bahan dan alat, lalu dilanjutkan dengan proses pembuatan

kain batik. Prosesnya dikerjakan dengan menggunakan teknik batik cap dan pewarnaan celup. Proses pembuatan batik ini bertempat di Balai Desa Kidal dan diikuti oleh ibu-ibu PKK, anggota Koperasi Wanita (Kopwan) Melati, dan Karang Taruna Garudeya. Kegiatan ini diawali dengan menempelkan lilin pada kain menggunakan canting cap. Selanjutnya, kain yang telah dicap akan dicelupkan ke dalam pewarna dan waterglass. Kain itu kemudian dimasukkan ke dalam kresek dan didiamkan selama tiga jam. Setelah itu, kain dilorod, dicuci, dan dijemur. Kain yang telah kering kemudian disetrika dan siap untuk diperjualbelikan. Akan tetapi, tidak sedikit penduduk yang menjadikan kain tersebut sebagai produk yang siap pakai, seperti tas, baju, tempat tisu, dan sebagainya. Produk-produk inilah yang menjadi merchandise dari batik khas Desa Kidal. Pada tahun 2021, pelatihan batik kembali dilakukan dengan inovasi baru, yaitu dengan mendesain kembali atau re-design motif batik yang bertujuan untuk meningkatkan hasil penjualan merchandise. Dalam pemilihan motif dan pembuatan batik tahun ini, tim Jurusan Sejarah FIS UM berkolaborasi dengan dosen Jurusan Seni Rupa UM, Ibu Lisa Sedyawati, S.Pd., M.Pd. serta dengan perusahaan batik yang ada di Malang, Soendari Batik and Art. Elsya

Merchandise berupa tote bag

Beberapa motif yang dihasilkan dari pelatihan yang dilakukan pada tahun 2018

Tahun 43 Januari - Februari 2022 |

13


Tampilan Gedung Bistrovia

Bistrovia: Menuju Salah Satu Ikon Baru UM

S

ejak 25 November, Universitas Negeri Malang (UM) resmi menyandang status Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH). Hal ini ditetapkan berdasarkan pada Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia nomor 115 tahun 2021 tentang PTN-BH UM. Berubahnya status ini, mengakibatkan UM mendapatkan hak otonomi secara penuh untuk mengelola sistem akademik, keuangan, maupun kepegawaian. Upaya yang dilakukan untuk menggali potensi-potensi finansial yang ada adalah dengan merombak beberapa aset yang dimiliki UM dan memugar beberapa gedung yang sudah lama tidak terpakai. Salah satu aset yang mengalami perombakan adalah Gedung Bistrovia UM yang diresmikan bersamaan dengan Masjid Al-Hikmah dan Gedung Sekretariat Ormawa pada 31 Desember 2021. Gedung ini dulunya bernama Teaching Restaurant yang dikelola oleh mahasiswa program studi Tata Boga, Fakultas Teknik. Namun, operasionalnya sudah lama tidak berjalan dan pada akhirnya gedung kembali menganggur. Seiring berjalannya waktu, terutama setelah peresmian menjadi PTN-BH, UM harus memikirkan tentang peluang-peluang income generating, salah satunya melalui Bistrovia ini. Walaupun sudah diresmikan, operasional Gedung Bistrovia belum berjalan. Afwan Hariri Agus Prohimi,

14 | Komunikasi Edisi 338

S.E., M.Si., anggota divisi Properti dan Optimalisasi aset, Pusat Bisnis UM, mengatakan bahwa mereka menargetkan Bistrovia sudah akan beroperasi pada bulan Juni. Ia melanjutkan bahwa nantinya Bistrovia ini akan menjadi open space, gambarannya seperti cafe & eatery. Dengan tidak mengubah konstruksi lama dari gedung ini, tata letak lama yang sudah dipugar bisa dimanfaatkan sebagai ajang live music, pengadaan talk show, forum diskusi, dan lain-lain. Bistrovia ini terdiri dari 2 bagian, satu bagian yang menghadap ke Jl. Veteran, tepat di depan Malang Town Square (MATOS) dan Transmart, lalu bagian yang lain menghadap ke belakang, ke arah stadion UM. Tidak hanya warga UM, publik secara umum akan dapat merasakan manfaat adanya Bistrovia ini nanti. Afwan mengatakan, manajemen Bistrovia nantinya akan dilakukan oleh pihak profesional, sesuai tujuannya sebagai income generating UM, dari yang sebelumnya di bawah pengelolaan mahasiswa. Ia menuturkan, ada beberapa risiko jika manajemen secara utuh diserahkan kepada mahasiswa. Salah satunya risiko tersebut adalah standar kualitas produk dan layanan, yang diakibatkan oleh adanya pergantian mahasiswa di setiap periodenya. Namun, Afwan melanjutkan, walau Bistrovia akan ditangani oleh tenaga profesional, hal ini tidak menutup kemungkinan adanya mahasiswa yang

dok. Komunikasi

Seputar Kampus

turut andil dalam operasionalnya nanti. Karena bagaimanapun, Bistrovia masih berada di bawah naungan UM, dan nanti akan diputuskan bagaimana pola integrasinya dengan kegiatan akademis. Saat ini, Gedung Bistrovia masih berada di bawah pengawasan ULP. Kemudian, nanti akan gedung ini akan diserahterimakan ke UM, dan dari UM akan diserahterimakan ke Pusat Bisnis untuk selanjutnya dikelola secara profesional. Sembari menunggu finalisasi gedung, pihak pusat bisnis juga sedang mematangkan pola manajerial dan pertimbangan pangsa pasar sesuai dengan ekosistem bisnis terkini. Selain itu, pihak pengelola juga sedang berupaya mengajukan proses perizinan kepada pihak di luar UM, seperti pembukaan bahu jalan ke Pemerintah Kota, dan penyederhanaan beberapa tiang listrik di depan gerbang Bistrovia. Afwan berharap, Bistrovia bisa memberi kontribusi bagi kemandirian UM. Sama seperti harapan seluruh civitas yang lain ketika UM menjadi PTN-BH, yakni diharapkan mampu menggali potensipotensi finansial secara mandiri. Tidak hanya untuk Bistrovia, diharapkan pemanfaatan aset-aset UM ke depannya juga dapat dimanfaatkan dengan baik. Ia juga menambahkan bahwa operasional Bistrovia akan membutuhkan dukungan dari seluruh civitas untuk sukses menjadi salah satu ikon dari UM. Izza


dok. Komunikasi

Seputar Kampus

Kubah Masjid UM, tampak dari atas

Wajah Baru Al-Hikmah, Masjid Kebanggaan UM

M

asjid merupakan sarana peribadatan umat muslim yang ada di berbagai tempat, termasuk di Universitas Negeri Malang (UM). Pembangunan kembali masjid UM pada awal Maret 2021 lalu, dilatarbelakangi oleh ketidakmampuan masjid menampung jumlah jemaah yang merupakan civitas akademika UM, sehingga dibutuhkan perluasan tempat peribadatan. Kini, pembangunan masjid telah rampung dan diresmikan pada 31 Desember 2021 bersamaan dengan acara zikir bersama Rektor UM. Prof. Dr. Yusuf Hanafi, S.Ag., M.Fil.I. selaku Sekretaris Pembangunan Masjid UM menyatakan bahwa pembangunan ini dibutuhkan untuk menunjang peribadatan dan kajian Islam yang dilaksanakan oleh mahasiswa UM.

Masjid UM akan terus dipantau oleh tim pengembang selama enam bulan ke depan untuk memastikan fasilitas yang ada di dalam masjid berjalan dengan baik karena masjid UM ini merupakan proyeksi jangka panjang yang dibangun oleh UM. Di akhir wawancara, Prof. Dr. Yusuf Hanafi, S.Ag. M.Fil.I. menyampaikan bahwa masjid UM diharapkan dapat menjalankan fungsi peribadatan dan peradaban kerohanian secara maksimal. Ke depannya, masjid UM diharapkan dapat memberikan layanan pada jemaah berupa pendirian Madrasah Diniah AlHikmah (Madinah) sehingga tidak hanya masjidnya tetapi civitas akademika UM juga benar-benar menjadi pusat peribadatan dan peradaban. Berlian

“Masjid lama sudah tidak mampu menjalankan fungsinya, sehingga harus diadakan pembaruan dengan membangun kembali masjid UM. Hal ini juga ditinjau berdasarkan kisaran jumlah mahasiswa yang mencapai 7.000 orang, sedangkan daya tampung masjid lama hanya sebesar 1.500 orang,” jelasnya. Masjid yang membutuhkan biaya hingga 75 miliar rupiah dalam pembangunannya tersebut, terdiri atas tiga lantai. Desain bangunannya merupakan perpaduan nuansa modern dengan sentuhan arsitektur Islam, serta titik unik masjid UM yang terletak pada kubah masjid berwarna hijau. Kini, daya tampung masjid UM mencapai 10.000–12.000 orang, sehingga dapat menampung banyaknya mahasiswa maupun civitas akademika UM lainnya. Biaya pembangunan masjid yang tidak sedikit itu dibarengi dengan fasilitas lengkap seperti eskalator, tempat parkir yang luas, layar LCD di setiap sudut ruangan, dan yang tidak kalah penting yakni adanya beberapa ruang kantor. Beberapa ruangan tersebut diperuntukkan bagi kepengurusan masjid, badan unit pengumpulan zakat, Al-Falah UM, dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kerohanian yang dipisah menjadi bagian putra dan bagian putri. Masjid UM, tampak dari depan

Tahun 45 Januari - Februari 2022 |

15


Seputar Kampus

Tim UM memenangkan Gold Medal di International Science And Invention Fair (ISIF)

Media Psikoedukasi Raih Berbagai Penghargaan Bergengsi

T

ak henti-hentinya mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) terus mengukir prestasi di kancah nasional maupun internasional. Kali ini, prestasi datang dari salah satu tim yang berhasil menjuarai Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) 2021. Dengan mengangkat tema Media Psikoedukasi, mereka berhasil meraih berbagai penghargaan, mulai dari Silver Medal di PIMNAS 2021 hingga Gold Medal di International Science and Invention Fair (ISIF) 2021.

Sebelumnya, mari berkenalan terlebih dahulu dengan topik yang mereka angkat, yakni Media Psikoedukasi Berbasis SelfAwareness untuk Mengatasi Panic Attack Masyarakat Akibat Dampak Hoax Vaksinasi COVID-19. Menurut Kheren Carollina, salah satu anggota tim, media psikoedukasi berbasis selfawareness adalah sebuah media yang dirancang khusus untuk memberikan intervensi psikologis kepada masyarakat. Hal ini dilakukan sebagai usaha untuk mengubah pola pikir masyarakat yang irasional mengenai vaksinasi COVID-19 menjadi lebih rasional. Penggunaan media psikoedukasi tersebut digabungkan dengan model konseling REBT (Rational Emotive Behavior Therapy). Menurut tim yang diketuai oleh Faza Kasyiva ini, model konseling REBT cocok digabungkan dengan media psikoedukasi untuk memunculkan self-awareness atau kesadaran diri masyarakat terkait vaksinasi COVID-19. Argumen tersebut diperkuat oleh pernyataan dari pembina tim, Dr. Hj. Muslihati, S.Ag., M.Pd. Menurut beliau, penelitian ini memang berfokus kepada pembenahan pola pikir masyarakat menggunakan edukasi yang menyentuh aspek psikologis.

Carollina, Hengki Tri Hidayatullah, Dzulkifli Abdullah, dan Ijazah Ilmi Rohmah ini menggarap sebuah produk media psikoedukasi menggunakan pendekatan kultural, yakni berupa produk poster yang dapat dipindai dan memunculkan video animasi berbahasa Jawa. Penggunaan bahasa Jawa dipilih karena target penelitian ini adalah masyarakat di wilayah Malangsuko, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. “Terdapat daya tarik tersendiri bagi masyarakat mengenai media psikoedukasi ini. Selain itu, menggunakan bahasa Jawa yang mudah dipahami akan dengan mudah menyasar aspek kognitif dan psikologis masyarakat, sehingga dapat mengubah pemikiran irasional terhadap vaksinasi COVID-19 menjadi pemikiran yang rasional,” terang Faza Kasyiva, selaku ketua tim riset. Produk media psikoedukasi ini menjawab tantangan zaman dengan lihai dan cermat, sehingga dapat membawa mereka ke berbagai penghargaan bergengsi, di antaranya adalah Silver Medal Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional ke 34 (PIMNAS) 2021, Gold Medal di International Exhibition INVENCOR 2021, dan Gold medal di International Science And Invention Fair (ISIF) 2021. “Harapan ke depannya, semoga riset tentang media psikoedukasi ini dapat terus dikembangkan dan menjadi media yang relevan untuk menjawab kekhawatiran masyarakat,” tutup Muslihati, dosen yang sudah menjadi pembina PKM sejak tahun 2015 itu. Refiana

Media psikoedukasi yang mereka kembangkan ternyata sudah digarap sejak akhir tahun 2020, ketika vaksinasi COVID-19 masih mendapat banyak penolakan dari masyarakat luas. Untuk mengatasi hal tersebut, tim yang beranggotakan Kheren

16 | Komunikasi Edisi 338

Potret Tim Psikoedukasi


Seputar Kampus

Tampilan Gedung Baru Sekretariat Ormawa

Sekretariat Baru Ormawa Bawa Harapan Baru

U

niversitas Negeri Malang meresmikan gedung baru, yaitu Gedung Sekretariat Organisasi Mahasiswa (Ormawa) bersamaan dengan Masjid Al-Hikmah dan tempat kuliner Bistrovia pada Jumat (31/12). “Peresmian tersebut melibatkan hampir seluruh civitas akademika Universitas Negeri Malang (UM), bahkan para pensiunan banyak yang hadir untuk menyaksikan peresmian gedung tersebut,” jelas Wakil Rektor III UM Dr. Mu’arifin, M.Pd. Gedung yang terletak di sekitar Stadion Cakrawala UM ini memiliki tiga lantai dengan 36 ruangan untuk kegiatan BEM, DPM, dan UKM. Gedung ini juga telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti Wi-Fi, Musala, ruang rapat di setiap lantainya, dan toilet khusus difabel. Hadirnya Gedung Sekretariat Ormawa yang megah ini tentu memiliki tujuan, yakni untuk memberikan pelayanan bagi mahasiswa melalui sarana dan prasarana terbaik. Dengan demikian, mahasiswa dapat mengembangkan diri mereka secara maksimal. Selain itu, mahasiswa juga diharapkan dapat semakin memberikan kontribusinya pada Ormawa dan kampus.”Mahasiswa memberikan kontribusi yang maksimal bagi ORMAWA dengan kinerja yang semakin baik di dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuan masing-masing ORMAWA, serta memberikan kontribusi bagi seluruh civitas akademika Universitas Negeri Malang “ papar Dr. Mu’arifin, M.Pd. Sementara itu, proses pemindahan aktivitas ke gedung baru masih belum rampung. “Pemindahan aktivitas gedung kabar terakhir bulan Desember,” kata Febrian Arrya, selaku lurah UKM. Setelah melakukan peninjauan gedung baru, sekretariat Ormawa masih belum siap. Selain itu, pihak kampus juga menunggu teman-teman Ormawa untuk menyusun kepengurusan yang baru,

sehingga struktur kepengurusan sudah jelas ketika akan melakukan pemindahan dari gedung lama ke gedung baru. Hal lain yang perlu diperhatikan teman-teman Ormawa adalah peraturan yang harus diikuti oleh mahasiswa. Mahasiswa juga diharapkan dapat memahami dan menggunakan fasilitas pada gedung baru ini sesuai aturan yang ada. “Peraturan Rektor No. 11 Tahun 2016 tentang tata tertib penggunaan fasilitas kampus harus dimengerti oleh mahasiswa,” tegas Dr. Mu’arifin, M.Pd. Hal tersebut sangatlah beralasan supaya teman-teman mahasiswa bisa menjaga keamanan dan kenyamanan warga sekitar UM. “Mahasiswa memahami penggunaan fasilitas dan melakukan sesuai dengan peraturan tersebut, mengoptimalkan semua fasilitas yang ada di UM khususnya fasilitas Gedung Sekretariat Ormawa dan mengaktualisasikan semua potensi dalam diri anak-anak dan semua Ormawa dapat mewujudkan visi, misi, dan tujuan Ormawa tersebut, ” tambahnya. Febrian Arrya sebagai Lurah UKM pun berpesan kepada mahasiswa untuk memanfaatkan gedung baru itu dan turut menjaganya, “Teman-teman bisa berkegiatan dan berorganisasi dengan nyaman dan seluruh teman-teman bisa menjaga rumah yang baru.” Kehadiran gedung baru ini memberikan harapan baru bagi seluruh civitas akademika UM dari berbagai pihak. Koordinator Bagian Kemahasiswaan Biro Akademik, Drs. Taat Setyohadi, mengharapkan aktivitas mahasiswa agar berjalan baik dengan hadirnya gedung baru ini. “Aktivitas mahasiswa bisa berjalan baik dan bisa memberikan kontribusi untuk UM baik pemeringkatan dan hal lainnya,” paparnya. Pramudya Tahun 45 Januari - Februari 2022 |

17


Seputar Kampus

Proses Pengukuhan Pengurus Ormawa Masa Bakti 2021/2022

UM Kukuhkan Pengurus Ormawa Masa Bakti 2021/2022

U

niversitas Negeri Malang (UM) menggelar acara pengukuhan pengurus Ormawa (Organisasi Mahasiswa), yang meliputi DPM (Dewan Pertimbangan Mahasiswa), BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa), dan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) masa bakti 2021/2022. Acara tersebut diselenggarakan pada hari Jumat (14/1) pukul 13.00 WIB di Aula Graha Rektorat lantai 9. Acara pengukuhan tersebut dimulai dengan pembukaan oleh pewara, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, pembacaan ayat suci Al-Quran oleh Qori’, serta pembacaan surat keputusan pengurus DPM, BEM, dan UKM oleh Sub Koordinator Subbag MPIKA. Kemudian, acara dilanjutkan dengan pembacaan janji Ormawa oleh ketua DPM, BEM, dan perwakilan UKM, serta penandatanganan janji Ormawa. Acara pengukuhan pengurus ini dihadiri secara langsung oleh Wakil Rektor III UM Dr. Mu’arifin, M.Pd. yang juga menyampaikan pidatonya dalam acara tersebut.

18 | Komunikasi Edisi 338

Di akhir acara, hadirin dipersilakan untuk menuju Gedung Sekretariat Ormawa UM. Pengukuhan pengurus Ormawa ini dilaksanakan sebagai bentuk pengakuan oleh pihak UM sebelum akhirnya dilaksanakan prosesi pelantikan. Ormawa UM dibagi menjadi 2 jenis, yakni organisasi kemahasiswaan pemerintahan dan organisasi kemahasiswaan non-pemerintahan. Ormawa pemerintahan meliputi DPM dan BEM yang berada di tingkat fakultas maupun universitas. Pengurus Ormawa pemerintahan tersebut, dipilih berdasarkan hasil Pemilu Raya (PEMIRA) yang diselenggarakan secara serentak oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) di tingkat fakultas maupun universitas. Sementara itu, Ormawa non-pemerintahan adalah UKM yang berada di tingkat universitas. Pengurus Ormawa non-pemerintahan tersebut dipilih berdasarkan hasil musyawarah untuk mufakat yang dilaksanakan oleh pengurus internal UKM.

Pelaksanaan prosesi pelantikan sendiri sempat mengalami kendala. Tidak lengkapnya laporan susunan pengurus DPM, BEM, dan UKM menjadi salah satu kendala terselenggaranya prosesi pelantikan. Namun, pihak Rektorat menyiasati kendala tersebut dengan menyelenggarakan acara pengukuhan agar Ormawa dapat diakui dan segera menjalankan tugas-tugas sesuai dengan tupoksi masing-masing. “Ormawa pasti memiliki visi misi tertentu sesuai dengan karakteristiknya masing-masing. Kita akui bahwa DPM, BEM, dan UKM UM memiliki eksistensi yang cukup gemilang. Silakan mereka beraktivitas dan berorganisasi sesuai tupoksinya dalam rangka mewujudkan visi misi mereka. Kemudian, yang saat ini menjadi PR bagi kita, organisasi kemahasiswaan di UM masih belum memberikan kontribusi yang signifikan terhadap UM karena Ormawa masih asyik dengan kinerjanya sendiri. Ormawa


Seputar Kampus saat ini dapat diibaratkan seperti belum membuka tempurungnya agar dapat melihat dunia di luar Ormawa tersebut. Jadi, seharusnya mereka juga dapat memberikan kontribusi yang signifikan kepada UM. Misalkan, dengan berprestasi dapat mengharumkan nama UM, dengan berprestasi dapat meningkatkan pemeringkatan UM. Saudara harus tahu bahwa dunia kemahasiswaan UM berada di peringkat 4 nasional untuk jenis universitas. Sayangnya, yang memberi kontribusi sehingga UM dapat menjadi peringkat 4 sebagian besar bukan berasal dari Ormawa. Padahal setiap Ormawa kita berikan subsidi berupa pendanaan untuk menjalankan program kerjanya. Oleh sebab itu, Ormawa dapat lebih berprestasi dan mengadakan program kerja yang berkualitas tanpa mengesampingkan karakteristiknya masing-masing sebagai wujud sumbangsihnya kepada UM,” ujar Dr. Mu’arifin, M.Pd. ketika diwawancarai oleh Reporter Komunikasi pada Rabu (19/1). Pihak Rektorat selalu berinovasi setiap tahunnya demi meningkatkan kualitas kerja yang diemban oleh Ormawa UM, salah satunya adalah peluncuran aplikasi yang diberi nama SIORMAWA (Sistem Informasi Organisasi Kemahasiswaan). Aplikasi SIORMAWA

akan diluncurkan dalam waktu dekat, sehingga pengurus Ormawa masa bakti 2021/2022 dapat segera memanfaatkan aplikasi tersebut dengan baik. Tujuan dibuatnya aplikasi SIORMAWA adalah untuk mempermudah kinerja Ormawa dalam memperkenalkan jati dirinya yang meliputi profil, visi, misi, tujuan, program kerja, dan lainnya. Dengan demikian, pihak Rektorat dapat mengawasi dan mengevaluasi kinerja Ormawa selama masa jabatan berlangsung sebagai tolok ukur tercapainya tujuan dari masingmasing Ormawa. Hal tersebut juga dapat meminimalisasi penyimpangan ketika Ormawa menyelenggarakan suatu aktivitas atau kegiatan yang tidak sejalan dengan visi, misi, tujuan, maupun fungsi dari setiap Ormawa. Harapannya, kontribusi Ormawa kepada UM dapat tercapai berdasarkan prestasi-prestasi yang mampu ditorehkan anggota-anggota Ormawa Selain itu, kegiatan yang diselenggarakan juga diharapkan dapat berlangsung secara efektif dan efisien berdasarkan visi, misi, tujuan, dan fungsi masing-masing Ormawa. Harapan tersebut akan sangat membantu UM dalam menjaga mutu pemeringkatan kemahasiswaan yang saat ini di peringkat 4 tingkat nasional sehingga akan selalu mengalami kenaikan

yang signifikan setiap tahunnya. “Saya yakin bahwa mereka-mereka (aktivis Ormawa) yang terpilih menjadi anggota di masing-masing Ormawa pasti memiliki keunggulan yang mumpuni daripada mahasiswa lainnya. Saya bilang seperti itu karena mahasiswa yang mengikuti Ormawa, tidak hanya sekadar menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi saja, tetapi juga mahasiswa mampu melatih dirinya melalui program kerja yang dapat menambah kompetensi mereka hingga siap terjun langsung di lingkungan masyarakat. Lulusan yang pernah menjadi anggota Ormawa, saya yakin akan menjadi pribadi yang berbeda sesuai fakta empiris di kehidupan nyata karena kepekaan sosial dan cepat tanggapnya telah terasah ketika mereka mengikuti Ormawa,” tambahnya. Pembinaan setiap potensi mahasiswa yang tergabung dalam masing-masing Ormawa akan terus digencarkan agar mahasiswa tersebut menjadi pribadi yang unggul, cerdas, dan kompetitif. Oleh karena itu, mahasiswa tidak hanya sekadar mampu bertahan hidup, tetapi juga mampu mewarnai kehidupan atau bermanfaat bagi UM, keluarga, maupun masyarakat sekitar. Naufal

Potret Pengurus Ormawa

Tahun 43 Januari - Februari 2022 |

19


Seputar Kampus

Naufal & Arya, Sosok Presiden dan Wakil Presiden BEM UM 2022

Selepas Vacum Setahun, BEM UM Kembali Hadir

S

etelah BEM UM mengalami kekosongan selama satu periode, organisasi eksekutif ini kembali hadir. Dilansir pada akun resmi KPU UM, tepat pada tanggal 9 Desember 2021 ditetapkan bahwa calon pasangan dengan nomor urut 1 terpilih menjadi Ketua dan Wakil Ketua BEM UM. Dengan julukan “Nalar”, Naufal Arya menjadi wajah di balik BEM UM 2022. Mengembalikan kepercayaan mahasiswa UM akan hadirnya BEM UM merupakan fokus utama dari pasangan calon nomor urut 1 ini. Hal tersebut diperkuat dengan keterbukaan dari Naufal akan masukan, kritik, dan saran terhadap kinerja BEM UM untuk kebaikan bersama mahasiswa UM. Bertepatan dengan perubahan status UM menjadi PTN-BH, terdapat hal yang sangat baru bagi BEM UM, salah satunya adalah masuknya ketua BEM UM menjadi salah satu majelis wali amanat UM. Masuknya Naufal dalam Majelis Wali Amanat ini telah menjadi sebuah tanggung jawab besar bagi lembaga eksekutif tertinggi mahasiswa tersebut dalam menyuarakan suara mahasiswa UM. Lantas, bagaimana mahasiswa UM dapat menyampaikan suara dan keluh kesahnya? Naufal menjawab bahwa Rumah Advokasi adalah wadah yang tepat untuk menyampaikan permasalahan

20 | Komunikasi Edisi 338

dan keluh kesah yang dialami oleh para mahasiswa selama berkuliah. Tidak berhenti di rumah advokasi saja, pasangan calon 1 ini juga berencana untuk memiliki Ditjen Kajian Strategis. Ditjen baru inilah yang nanti akan mengkaji isu-isu terkini, sehingga dapat melahirkan rekomendasi sikap BEM UM yang akan disampaikan kepada pihak Rektorat UM. Setelah kekosongan selama setahun, pasangan calon dengan julukan “Nalar” ini menjadikan lembaga eksekutif sebagai stimulator mahasiswa. “BEM UM sebagai stimulator kegiatan mahasiswa yang inovatif dengan bergerak secara mandiri dan dinamis demi mewujudkan wadah yang bermanfaat bagi civitas UM dan masyarakat Indonesia,” ujar Arya. Kegiatan-kegiatan yang diusung oleh Ketua dan Wakil Ketua terpilih ini di antaranya, Festival Nusantara (FENUS), Sistem Kolaborasi Terintegrasi (SERASI), dan Integrasi Eksekutif. Naufal dan Arya berpesan kepada seluruh mahasiswa UM untuk tetap mengkritisi segala kebijakan, kekurangan, dan inovasi yang ada pada BEM UM. “Kami terbuka dengan masukanmasukan yang diberikan kepada kami selama satu periode ke depan,” papar mereka. Rengga


Seputar Kampus

K

Urgensi Pelaksanaan Foto KTM bagi Angkatan 2021

artu Tanda Mahasiswa atau KTM adalah kartu yang digunakan sebagai tanda pengenal seorang mahasiswa. Di awal penerimaan mahasiswa baru, biasanya setiap perguruan tinggi memberikan KTM kepada mahasiswa baru. Begitu pula dengan Universitas Negeri Malang (UM) yang memberikan KTM kepada mahasiswanya. Belum lama ini, UM telah melaksanakan foto KTM bagi angkatan 2021. Hal tersebut dilaksanakan secara terstruktur pada tanggal 7 hingga 9 Desember 2021, mulai pukul 08.00–14.00 WIB. Sementara itu, lokasi foto KTM ini bertempat di Gedung Sasana Krida UM, Jl. Veteran, Kota Malang. Setiap fakultas telah menentukan waktu untuk pengambilan foto KTM ini, termasuk pada jenjang S2 dan S3. Dengan begitu, mahasiswa dapat datang sesuai dengan jadwalnya. Urgensi dilakukannya foto KTM ini ialah agar mahasiswa dapat memiliki tanda pengenal resmi sebagai Mahasiswa UM. Mekanisme dari pelaksanaan foto KTM ini yaitu mahasiswa datang ke lokasi kegiatan sesuai dengan jadwalnya dengan membawa lembar validasi dan KTM sementara yang akan diberikan kepada petugas sebelum pengambilan foto. Setelah melalui proses tersebut, mahasiswa akan diambil fotonya dengan mengenakan kemeja berwarna putih polos dan jas almamater UM, serta jilbab berwarna putih polos bagi mahasiswi yang berjilbab. Sesudah melakukan pengambilan foto, mahasiswa akan diarahkan untuk menuju tempat percetakan KTM. Perlu diketahui bahwa pengambilan foto KTM ini tidak boleh dilakukan berulang kali.

“Alhamdulillah pelaksanaan foto KTM kemarin yang telah dijadwalkan dapat terlaksana dengan baik dan lancar,” tutur Pak Bowo, selaku Ketua Bagian Akademik UM. “Sebenarnya masih ada PR atau hal yang harus kita selesaikan, masih ada sekitar 200 mahasiswa angkatan 2021 yang belum melaksanakan foto KTM, bahkan angkatan 2020 juga ada yang belum. Dan hal ini akan dijadwalkan lebih lanjut pada semester genap 2021/2022. Selanjutnya, jika ada dari mahasiswa angkatan 2020 ataupun 2021 yang ingin menyusul sebelum semester genap 2021/2022 dikarenakan saat jadwal pelaksanaan foto KTM masih belum berada di Malang atau alasan lainnya, dapat melakukan foto KTM secara susulan di Loket C Graha Rektorat UM Lantai 2. Mahasiswa susulan ini dapat konfirmasi terlebih dahulu dan datang dengan syarat mahasiswa aktif UM yang dibuktikan dengan sudah membayar UKT dan sudah mengambil jas almamaternya masing-masing. Mahasiswa susulan ini juga lebih baik datang secara berkelompok, yang artinya melaksanakan foto KTM susulan dengan hari dan jam yang sama, agar memudahkan dalam pengolahan data. Sebaiknya mahasiswa yang datang berkelompok lebih dari 10,” tambahnya. Tak lupa juga, saat pelaksanaan foto KTM baik yang sudah terjadwal maupun susulan dilaksanakan dengan mematuhi protokol kesehatan. Hal tersebut dilakukan agar dapat mencegah terjadinya penularan wabah Covid-19. Terkait pencegahan tersebut, mahasiswa diharapkan dan diwajibkan sudah melaksanakan vaksinasi Covid-19 minimal satu kali, memiliki Aplikasi PeduliLindungi, dalam kondisi sehat, serta wajib mematuhi protokol kesehatan. Diajeng

Tahun 43 Januari - Februari 2022 |

21


Seputar Kampus

UM Luncurkan Aplikasi UMobile

U

niversitas Negeri Malang (UM) meluncurkan aplikasi UMobile pada Kamis (6/1). Aplikasi UMobile ini merupakan sebuah aplikasi berbasis mobile yang dikembangkan oleh UPT Pusat Teknologi dan Informasi Universitas Negeri Malang.

Untuk mengaksesnya, pengguna harus mengunduh aplikasi UMobile terlebih dahulu melalui Playstore atau Appstore. Setelah berhasil terpasang pada smartphone, pengguna dapat memasukkan username dan kata sandi untuk log in pertama kali.

Aplikasi ini dapat dikatakan sebagai Sistem Informasi Akademik (Siakad) UM versi mobile. Tujuan dibuatnya aplikasi UMobile adalah untuk memudahkan civitas akademika UM dalam melakukan berbagai aktivitas akademik maupun non-akademik dengan user interface dan user experience versi terbaru.

UMobile sendiri telah dilengkapi dengan beberapa fitur yang disajikan secara menarik dan mudah digunakan oleh mahasiswa. Di dalamnya, tersedia fitur-fitur berupa rencana studi, layanan administrasi akademik, daftar hasil studi, info akademik, hingga info tentang dosen PA beserta kontak yang bisa dihubungi.

Hal yang membedakan UMobile dengan Siakad versi website ialah aplikasi UMobile ini dapat diakses melalui perangkat smartphone, sehingga pengguna dapat selalu terkoneksi tanpa harus log in setiap membukanya. Konsep mobile ini dikembangkan dengan pertimbangan saat ini hampir semua civitas akademika UM sudah memiliki smartphone yang mendukung. Jadi, UMobile ini hadir sebagai pintasan dari Siakad yang biasa digunakan oleh civitas akademika UM dalam kegiatan administrasi akademik kampus secara daring.

“Untuk kendala yang dihadapi saat proses launching aplikasi UMobile UM, hingga saat ini tidak ada laporan mengenai kendala install aplikasi tersebut. UMobile UM akan senantiasa dikembangkan seiring dengan perkembangan teknologi berbasis mobile dan fasilitas di dalam sistem informasi akademik UM,” ujar Bapak Mahmuddin Yunus, S.Kom., M.Cs., selaku Kepala Pusat TIK UM.

Adapun keunggulan yang dimiliki aplikasi UMobile ialah kemudahan dalam mengakses informasi seperti yang ada di Siakad UM dengan cara sederhana.

22 | Komunikasi Edisi 338

Semua civitas akademika UM pun merespons peluncuran UMobile ini dengan baik dan antusias. Hal ini menandakan bahwa civitas akademika UM selalu mendukung kebijakan baru yang bertujuan untuk memajukan dan mengembangkan kampus yang dijuluki dengan “The Learning University” ini. Laily


Profil

Kepemilikan ilmu itu penting, apa pun ilmunya yang penting berkah. Jangan sampai kita menyepelekan belajar.

Persentase Karya Ilmiah Prof. Dr. Muhammad Alfian Mizar, M.P.

Potret Prof. Dr. Muhammad Alfian Mizar, M.P.

Prof. Dr. Muhammad Alfian Mizar, M.P., Sang Maestro Teknologi Tepat Guna dan Pahlawan HaKi UM Nama : Prof. Dr. Muhammad Alfian Mizar, M.P. TTL : Tuban, 24 Maret 1963 NIP : 196303241988031001 Pangkat/Golongan : Pembina Utama Muda, IV/c Tugas Tambahan : Kepala Pusat HaKi, Inkubasi Bisnis, Komersialisasi, dan Afiliasi Industri (PHIKA) Email : alfianmizar@um.ac.id Bidang Ilmu : Teknologi Tepat Guna (Appropriate Technology) Jurusan : Teknik Mesin Riwayat Pendidikan S-1 : Fakultas Pendidikan Teknologi Kejuruan IKIP Malang S-2 : Mekanisasi Pertanian Universitas Gajah Mada S-3 : Ilmu Teknik Pertanian Universitas Gajah Mada

H

alo, teman-teman Komunikasi! Pada kesempatan kali ini, kita akan berkenalan dengan salah satu tokoh yang berpengaruh besar dalam perkembangan Universitas Negeri Malang (UM), yaitu Prof. Dr. Muhammad Alfian Mizar, M.P. Beliau merupakan salah satu pahlawan HaKi Universitas Negeri Malang yang menghantarkan UM menjadi peraih prestasi HaKi Universitas terbanyak versi perguruan tinggi. Selain itu, beliau juga merupakan masternya bidang Teknologi Tepat Guna (TTG) di UM. Beliau memiliki berbagai capaian akademis, di antaranya adalah sebagai Kepala Pusat HaKi, Inkubasi Bisnis, Komersialisasi, dan Afiliasi Industri (PHIKA). Berikut merupakan wawancara salah satu kru Komunikasi secara eksklusif dengan beliau yang bisa kalian simak. Apa kesibukan yang sedang Bapak hadapi saat ini? Selain menjadi Guru Besar dan mengajar, saya memiliki kesibukan sebagai Kepala Pusat HaKi, Inkubasi Bisnis, Komersialisasi, dan Afiliasi Industri (PHIKA).

Tahun 43 Januari - Februari 2022 |

23


Profil Bagaimana cara bapak mengatur manajemen waktu bapak selama ini? Tentunya dalam manajemen waktu, saya membagi masing-masing kegiatan tersebut dan saya berikan alokasi sesuai dengan kontennya, waktu, dan konvensi secara proporsional. Semua tindakan akan direncanakan, tetapi ketika memang ada yang sifatnya insidental yang segera membutuhkan waktu penyelesaian, itu pun juga bisa kita miliki. Strateginya adalah dengan merencanakan, mengagendakan, kemudian memberikan porsi secara proporsional. Seberapa penting perencanaan bagi manajemen waktu menurut Bapak? Strategi (perencanaan) menurut saya sangat penting dan hukumnya mutlak, sehingga intinya harus ada. Dalam sebuah pencapaian, perencanaan persentasenya kurang lebih 30— 40%. Hal ini dikarenakan kesuksesan pelaksanaan tergantung dari perencanaan. Ketika rencana dibuat ala kadarnya, maka hasilnya kurang baik, bahkan kadang-kadang tidak bisa terlaksana atau hancur-hancuran. Jadi, intinya bagi saya sendiri, perencanaan atau planning itu menduduki 40% dari sekian kegiatan. Bagaimana perjuangan Bapak selama ini untuk mencapai apa yang telah Bapak terima hingga sekarang, salah satunya menjadi Guru Besar UM? Kalau sebagai Guru Besar, terdapat beberapa capaian yang perlu dipenuhi, di antaranya secara akademis, pengalaman, dan prestasi. Untuk mencapainya on the track saja. Semua persyaratan yang ada harus dipenuhi secara optimal, tidak main-main dan tidak setengah-setengah. Misalnya, harus punya jurnal internasional sekian, maka kita bilang yang memang betul-betul bagus dan punya nilai. Belajar dari pengalaman, semua itu tidak terlepas dari perencanaan. Kemudian, pengalaman yang pernah didapatkan ini juga harus diarahkan sesuai dengan bidang kita, baik secara akademis maupun pengalaman yang lain supaya nanti bisa mendukung. Selain persyaratan-persyaratan utama

24 | Komunikasi Edisi 338

jurnal, saya ada beberapa paten-paten aktual. Paten itu juga saya arahkan sesuai dengan kompetensi, yaitu pada Teknologi Tepat Guna (TTG). Jadi, strategi yang digunakan untuk menjadi Guru Besar, antara lain planning kapan kita akan merencanakan pengajuan Guru Besar, persyaratan-persyaratan kita penuhi secara optimal, dan pengalaman akademis atau pengalaman lain yang mendukung. Apa hambatan dalam pencapaian Bapak selama ini?

meraih

Kalau masalah sistem yang dibangun perguruan tinggi, saya merasa itu sudah bagus, tetapi hambatan itu datang dari kami sendiri. Contoh riilnya adalah saya memilih jurnal yang saya anggap bisa digunakan untuk kenaikan pangkat dan bisa diterbitkan, ternyata malah tidak bisa dinilai sebagai persyaratan. Menurut saya, secara umum tidak ada hambatan berarti, hanya dari kami kurang jeli saja dalam menentukan sebuah pilihan. Sehingga, saya kira dari pengalaman saya sendiri itu dapat menjadi pelajaran bagi teman-teman untuk tidak bertindak seperti itu. Di samping sebagai Guru Besar bidang (TTG), Bapak juga berhasil menghantarkan UM meraih prestasi HaKi, bolehkah sedikit bercerita bagaimana cara mencapainya? Intinya semua berawal dari planning. Kalau melihat dari chart HaKi pada

tahun 2013, hanya terdapat satu atau dua saja. Maka, perlu direncanakan untuk membuat atmosfer akademis UM akrab dengan HaKi. Langkah awal yang dilakukan adalah sosialisasi dengan mengirim tenaga-tenaga fungsional dan dosen-dosen untuk belajar HaKi. Dalam mengakselerasi, kita datangkan DJKI untuk melatih dan menyosialisasikan HaKi, jenisnya, dan bagaimana cara mengusulkannya. Sekarang, masingmasing dosen tahu tentang HaKi, artinya mereka sudah akrab dan familier dengan hal itu. Grafik saat ini, track-nya sudah tidak datar, tetapi naik secara eksponensial. Hanya dalam dua tahun, kita sudah punya dua ribu lebih hak cipta. Sementara itu, untuk paten memang cukup sulit, di 2020 kita menerbitkan 90 paten dan di tahun 2021 kita menerbitkan sebanyak 140. Jadi, setiap tahun naik, walaupun paten granted-nya memang lama. Namun, kita upayakan setiap tahun ada yang granted. Itu membuat UM menjadi kompetitor yang diperhitungkan oleh perguruan tinggi lain. Artinya, secara internal kita perkuat dan secara eksternal kita cari pembanding serta strategi untuk memperkuat internal kita. Dengan kesuksesan yang berhasil Bapak raih selama ini, bolehkah Bapak sedikit menceritakan latar belakang pendidikan Bapak? Saya bukan lulusan SMA, melainkan STM. Tapi, saya berkomitmen bahwa kepemilikan ilmu itu penting dari


Profil tholabul ilmu dan apa pun ilmunya yang penting berkah. Kemudian, S1 saya masuk di IKIP Malang, dulu di FPTK atau Fakultas Pendidikan Teknologi Kejuruan. Dulu, saya mendapat beasiswa sejak semester tiga. Jadi, S1, S2 dan S3 saya mendapatkan beasiswa. Saya dulu mengikuti berbagai organisasi, seperti Pramuka, organisasi mahasiswa penulis yang waktu itu mulai berdiri, dan Perisai Diri. Lalu, S2 saya ke Mekanisasi UGM dan S3 juga sama di Teknik Pertanian atau Agriculture Engineering. Pencapaian S3 saya alhamdulillah lulus dan mendapatkan sertifikat cumlaude dari UGM. Latar belakang saya seperti itu, tetapi saya memiliki tekad bulat bahwa semua ilmu yang kita pelajari suatu saat akan berguna, ilmu akademis ataupun agama. Kemudian, ditambah dengan beberapa kursus, misalnya kursus tentang penelitian. Bagaimana Bapak menyelesaikan tantangan dan masalah dalam mencapai keberhasilan? Tantangan tentu ada, karena setiap orang pasti memilikinya. Makanya, dalam menghadapi tantangan itu kita mesti punya strategi penyelesaiannya, dan kita akan punya banyak strategi penyelesaian kalau kita punya kompetensi. Kita akan punya kompetensi ketika kita sering meningkatkan kompetensi tersebut melalui berbagai cara, seperti banyak belajar, mencoba, dan berkomunikasi. Jadi jangan membatasi diri dan merasa cepat puas, tetapi juga harus balance antara dunia dan akhirat. Siapakah tokoh penting yang dianggap berpengaruh besar dalam kesuksesan Bapak saat ini? Kalau tokoh penting Insyaallah orang tua. Orang tua selalu memberi motivasi yang selalu saya pakai, yaitu niatkan bahwa perjuangan adalah ibadah dan berakit-rakit ke hulu berenang renang ke tepian di mana dalam peribahasa berarti bersakit sakit dahulu bersenang senang kemudian. Kalau istilah orang Jawa, “Loro saiki nggak loro saiki” yang berarti kalau tidak sakit sekarang nanti juga bakalan sakit. Selain itu, ada istilah lain, “Cincing nggak wurung teles, ndang

dibyuri sisan” yang artinya kita jangan lari dari masalah, tetapi harus menyelesaikan masalah secara memuaskan dan tidak merugikan orang lain. Saya menganggap kedua orang tua saya merupakan tokoh terpenting yang selalu memotivasi saya di samping ilmu-ilmu agama yang dibekalkan. Selain itu, beberapa kolega yang sebenarnya bukan saya sebut tokoh, tetapi selalu memberi dukungan. Untuk tokoh lainnya, saya pikir tidak ada. Kita cukup berguru pada Al-Quran dan hadis karena di dalamnya terdapat ilmu untuk membekali diri kita. Menurut Bapak, apa tips and trick untuk berhasil dalam mencapai sesuatu? Kalau untuk tips dan trik yang dapat kita lakukan adalah dengan banyak komunikasi dengan berbagai pihak yang mendukung kita, mempersiapkan rencana dalam melakukan sesuatu, selalu menambah skill, baik itu hard skill maupun soft skill, dan jangan menganggap remeh ilmu yang kita dapat. Suatu saat ilmu yang kita dapat itu akan terintegrasi menjadi satu pengetahuan, menjadi satu ilmu yang utuh untuk menyelesaikan masalah. Selanjutnya, jangan melihat orangnya, tetapi lihat, amati, atau pelajari apa yang disampaikan olehnya. Terakhir, adalah jangan langsung suuzan kepada guru kita atas ilmu yang diberikannya.

anggaran berbasis aktivitas yang dilakukan. Sebenarnya, UM sudah seperti itu, tetapi hanya perlu ditingkatkan lagi. Apa pesan yang ingin Bapak sampaikan kepada Mahasiswa UM? Untuk pesan, saya rasa pengalaman yang saya dapatkan bisa menjadi salah satu rujukan, misalnya menuntut ilmu jangan disepelekan, menambah kegiatan di luar akademis yang mendukung akademis, menyelesaikan masalah jangan ditunda segera komunikasikan dengan ahlinya, jadikan teman Anda sebagai mitra dalam berbagai hal seperti belajar dan berdiskusi, dan ambil peluang untuk meningkatkan kinerja kita, karena itu akan bermanfaat dalam dunia kerja. Pengalaman merupakan salah satu poin penting yang terkadang tidak terpikirkan oleh mahasiswa. Terkadang, (mahasiswa) hanya memikirkan bahwa ingin kuliah yang penting lulus. Maka, jadilah mahasiswa yang mempunyai bekal untuk selanjutnya di dunia kerja. Nuriyatul

Apa harapan Bapak untuk Universitas Negeri Malang ke depannya? Sekarang, UM telah naik status dari PTN-BLU menjadi PTN-BH. Harapan saya di antaranya, di samping membekali keilmuan kepada dosen-dosennya secara akademis, ada satu hal penting yang mungkin perlu diraih, yaitu peningkatan ilmu kewirausahaan atau entrepreneurship. Harapan saya adalah bagaimana UM ke depan bisa memperoleh income generating unit yang artinya tidak hanya memperoleh income dari SPP mahasiswa. Jadi, UM harus bisa mengomersialkan hasil akademis, baik dari hasil penelitian, hasil pengabdian, maupun dari hasil karya mahasiswa menjadi income. Satu lagi adalah kita tidak hanya merancang anggaran terpaku sebatas pada anggaran yang ada, tapi kita bisa merancang

Tahun 43 Januari - Februari 2022 |

25


Cerita Mereka

Berhasil Keliling 3 Negara Diterbangkan Oleh Karya

Sukses itu menurut saya lebih ke melakukan dan konsisten pada proses demi proses

"

o Potret Fatma, Sedang Menandatangani Novel Karyanya

S

osok penulis muda ini merupakan salah satu mahasiswi Fakultas Sastra, Jurusan Sastra Indonesia angkatan 2019 yang dikenal dengan saapaan akrabnya Fatma. Fatma memiliki nama lengkap Hafidzah Fatma Gardilla, dia kelahiran dari kota Jombang, Jawa Timur. Ia merupakan alumni dari TK Darut Taqwa, MI NU Umar Zahid Semelo, MTSN 3 Jombang, MAN 3 Jombang dan kini sedang menempuh pendidikan di Universitas Negeri Malang (UM). Bermula dari kesukaan dan ketertarikannya dalam dunia kepenulisan utamanya menulis cerpen sejak 8 tahun yang lalu sekaligus kegemarannya yang suka menuangkan segala sesuatu dalam sebuah tulisan. Kebiasaan tersebut dilakukan secara terus-menerus hingga ia bisa mengembangkan bakat kepenulisannya dengan konsisten, “Aku sendiri sejak usia 8 tahunan itu suka sekali menulis. Kala itu aku lebih suka menulis diary dan hal itu berlanjut sampai aku MTS. Kemudian ketika di MAN, aku mulai memfokuskan diri untuk mendalami dunia kepenulisan. Aku mengikuti kegiatan ekstra jurnalistik di MAN 3 Jombang dengan fokusku ke bidang cerpen dan puisi” ujar Fatma.

26 | Komunikasi Edisi 338

Sejak kecil Fatma merupakan gadis yang selalu memikirkan segala sesuatu dan meluapkan hal-hal tersebut dalam tulisan dan dari hal itulah bakatnya mulai muncul sekaligus diketahuinya, “Sejak kecil aku tipikal orang yang pemikir ya. Maksudku aku sering overthinking gitu terhadap segala sesuatu dan itu rasanya lega banget kalo bisa aku luapin, dan aku memilih meluapkan segala hal yang melintas dan terjadi di hidupku dengan tulisan. Dari kebiasaan menulis tersebut dan dari aku sendiri yang suka baca cerpen dan puisi dari sastrawan Indonesia, aku sering bertanya-tanya” tambahnya. Berkat keterampilan menulisnya yang terus Ia asah, ia dapat mengikuti berbagai pengalaman dari keterampilan menulisnya, yakni pertama kali Ia mengikuti lomba menulis cerpen se-provinsi di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) pada tahun 2017, Ia juga pernah menyabet juara 3 lomba puisi nasional di STIEKN Jayanegara Malang tahun 2019, ia juga peraih juara 3 lomba puisi nasional Pemuda Pena di Tanggerang yang merupakan pencapaian luar biasanya karena berkat puisi ia bisa berkeliling ke tiga negeri secara gratis. Keberhasilannya tidak berhenti


Cerita Mereka

o Hafidzah Fatma, terlihat bahagia dengan anggunnya

sampai disitu, ia berhasil menyabet juara favorit lomba baca tulis puisi yang diselenggarakan oleh Himateta UB tahun 2020, dan berlanjut Ia juga menyabet juara harapan 2 lomba penulisan puisi nasional, serta Ia juga berhasil menyabet juara 2 cerpen tingkat se-Asia Tenggara (ASEAN) yang diselenggarakan oleh Jurusan Sastra Indonesia UM tahun 2020. Pengalaman kepenulisan yang luar biasa berhasil ia raih dalam berbagai ajang perlombaan kepenulisan, menurut penulis muda ini bukanlah sebuah tujuan dari kata sukses menjadi seorang penulis muda, “Sejauh ini, menurut saya kata sukses itu bukan tujuan ya. Sukses itu menurut saya lebih ke melakukan dan konsisten pada proses demi proses. Jadi jika ditanya, kenapa bisa sukses dalam berkarya ya sebab saya memilih konsisten dalam berproses, dalam hal ini fokusnya di bidang kepenulisan. Mengasah hobi menulis, mengikuti lomba-lomba, mengikuti event kepenulisan, juga berada di lingkup orang-orang yang sefrekuensi dengan saya di bidang kepenulisan. Dalam hal ini saya berada di lingkup organisasi UKMP UM untuk menaikkan semangat saya dalam berkarya” ungkapnya. Selain itu,

ia berhasil menyabet berbagai kejuaraan, Ia juga aktif berkarya terbukti dengan berhasil menghasilkan 5 buku karyanya diantaranya kumpulan cerpen “Secuil Wajah Surga”, kumpulan puisi “Menyiasati Peluru di Kepala”, dan adapun antologi bersama diantaranya kumpulan cerpen “Lelaki di Kota Gawai”, kumpulan puisi “Kita, Kota, Kata”, dan kumpulan puisi “Bara Renjana” dan masih banyak lagi. Adapun sosok yang menginspirasinya dalam membuat karya, yakni salah satunya penyair kumpulan puisi “Kaleng Khong Guan” atau yang dikenal dengan sebutan Bapak Joko Pinurbo, ia terinspirasi dengan karya-karya penyair tersebut. Terkadang saat proses menulis sebuah karya, ia juga pernah mengalami lika-liku perjalanan menulis mulai dari rasa jenuh, hilang semangat menulis, bahkan sampai block writer. Akan tetapi, ia bisa mengatasi kendala tersebut dengan cara rehat sebentar dan melakukan kegiatan yang ia sukai mulai dari menonton film, jalanjalan pagi, membaca buku, olahraga, dan sebagainya. Disela-sela perbincangan salah satu Kru Majalah Komunikasi, ia juga mengutarakan keuntungan atau dampak positif yang diperoleh ketika menjadi seorang penulis, “Menurutku

keuntungan menjadi penulis, selain dari segi materi, keuntungan yang paling besar kudapatkan adalah karya itu sendiri. Karena itu ide dari setiap manusia, yang belum tentu setiap orang memilikinya” tambahnya. Di Akhir perbincangan, ia juga memiliki motivasi yang kuat dan pantang menyerah dalam menulis untuk menjadi seorang penulis yang mahir, ia harus melakukan secara terus-menerus dan mengasah diri berulang kali. Ketika ia mengikuti sebuah ajang fokuslah untuk memberikan yang terbaik dan menang sekaligus kalah pun merupakan bonus. Sejatinya, seseorang yang berani mengikuti sebuah ajang perlombaan ia telah berhasil memenangkan dalam menciptakan karyanya sendiri. Adapun kata-kata mutiara dari salah seorang penulis yang selalu membuatnya semangat dalam menulis, “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis ia akan hilang di dalam masyarakat dan sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian” mengutip dari quotes Pramoedya Ananta Toer. Nurul

Tahun 43 Januari - Februari 2022 |

27


Info

UM Tingkatkan Kualitas Melalui Akreditasi Internasional

P

Dekanat FMIPA UM

ada tahun 2021, Universitas Negeri Malang (UM) berhasil menyabet beberapa akreditasi internasional sebagai salah satu upaya dalam memenuhi delapan Indikator Kinerja Utama (8IKU). Indikator tersebut telah dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) diakhir tahun 2020 sebagai ukuran kinerja baru bagi perguruan tinggi. Oleh karena itu, saat ini UM terus berupaya memenuhi indikator kinerja yang telah ditetapkan dengan menargetkan 40 prodinya agar mampu memperoleh akreditasi internasional. Dalam upayanya, UM memilih dua lembaga asal Jerman yang diakui oleh Kemendikbud untuk menjadi asesor. Kedua lembaga akreditasi tersebut adalah ASIIN (Akkreditierungsagentur für Studiengänge der Ingenieurwissenschaften, der Informatik, der Naturwissenschaften und der Mathematik/Accreditation Agency For Degree Programs In Engineering, Informatics/ Computer Science, The Natural Sciences And Mathematics) dan AQAS (Agentur zur Qualitätssicherung an Hochschulen mit Sitz in Köln/Agency for Quality Assurance). Proses akreditasi 40 prodi tersebut tidak luput dari peran serta UPT Satuan Penjamin Mutu (SPM) dalam menjembatani setiap prodi untuk hal komunikasi dengan lembaga akreditor, penyusunan naskah, hingga persiapan visitasi akreditasi. Dr. H. Imam Agus Basuki, M.Pd. selaku Kepala UPT SPM UM yang ditemui pada Rabu (19/01/2021) di Graha Rektorat Lantai 6 menyebutkan bahwa ASIIN berfokus menilai 15 prodi sains dan teknologi dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan Fakultas Teknik (FT). Adapun AQAS berfokus untuk menilai 25 prodi sosial-humaniora dari Fakultas Sastra (FS), Fakultas Ekonomi (FE), Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Fakultas Ilmu Sosial (FIS) dan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK). “Akreditasi internasional dilakukan untuk meningkatkan akreditasi nasional yang telah didapatkan. Jika akreditasi nasionalnya sudah bagus, maka peningkatan akreditasi akan mengarah pada akreditasi internasional. Dengan begitu, akreditasi nasional juga tetap dipacu untuk terus berjalan,” tambah Kepala UPT SPM UM.

28 | Komunikasi Edisi 338

Untuk akreditasi yang dinilai oleh ASIIN, sebanyak 11 prodi telah dikunjungi dan 4 prodi di antaranya telah mendapatkan sertifikat. Empat prodi yang mendapatkan sertifikat pada bulan Oktober tersebut berasal dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) yakni S1 Matematika, S1 Pendidikan Matematika, S1 Fisika, dan S1 Pendidikan Fisika. Adapun untuk akreditasi yang dinilai oleh AQAS, sebanyak 11 prodi telah dikunjungi dan 7 prodi di antaranya telah mendapatkan sertifikat. Sebanyak 7 prodi yang mendapatkan sertifikat pada bulan Desember tersebut berasal dari Fakultas Sastra (FS) yakni S1 Pendidikan Jerman, S1 Pendidikan Bahasa Arab, S1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, S1 Pendidikan Bahasa Inggris, S1 Bahasa dan Sastra Inggris, S2 Pendidikan Bahasa Inggris, dan S3 Pendidikan Bahasa Inggris. Di balik pencapaian akreditasi nasional yang ditingkatkan oleh UM, ternyata beberapa tantangan juga hadir mengiringi prosesnya. Ani Wilujeng Suryani, S.E., M.AcctgFin, Ph.D., selaku Koordinator Bidang Akreditasi Internasional UPT SPM UM berpendapat mengenai tantangan yang dihadapi UM dalam akreditasi internasional.“Penggunaan bahasa Inggris dalam penyusunan laporan akreditasi benar-benar harus dicek ulang supaya terjemahan istilah-istilah bisa sesuai,” tutur Ani. Namun, tantangan tersebut bukanlah sebuah hambatan. Tantangan tersebut justru menjadi batu pijakan UM untuk lebih meningkatkan kualitasnya. “Selain menjadi tuntutan dari pihak Kementerian, akreditasi internasional ini juga mampu menjadi ajang rekognisi sehingga jaminan kualitas UM juga diketahui oleh mata publik internasional. Sehingga hal ini diharapkan bisa menjadi pintu masuk bagi mahasiswa asing untuk menimba ilmu di kampus UM” jelas Ani. Dengan adanya koordinasi dan dukungan dari Pihak UPT SPM UM, mutu UM terus ditingkatkan menjadi lebih baik lagi. “Jika nantinya 40 prodi yang ditargetkan telah mendapatkan akreditasi internasional, UM tidak menutup kemungkinan untuk mengajukan target berikutnya dan mencoba lembaga akreditor lain yang lebih bergengsi di kancah internasional,” pungkas Ketua UPT SPM UM. Natasha


Info

Proses Akreditasi International AQAS

B

FS UM Raih Akreditasi Internasional AQAS

erbagai peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan perguruan tinggi dalam mendukung program peningkatan kualitas pembelajaran. Salah satunya adalah dengan cara mempersiapkan prodi untuk memperoleh pengakuan melalui akreditasi internasional. Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang melakukan visitasi akreditasi internasional oleh Agency for Quality Assurance (AQAS). AQAS sendiri termasuk lembaga independen yang berbasis di Jerman untuk menjamin mutu layanan suatu program studi di perguruan tinggi. AQAS menilai kualitas akademik dan sarana pendukung untuk mencapai profil lulusan yang telah dicanangkan oleh masing-masing program studi. Fakultas Sastra (FS) UM ingin mengukur seberapa baik layanan yang selama ini telah diberikan kepada mahasiswa, dosen, alumni, dan stakeholders dalam memenuhi standar internasional. Oleh karena itu, FS mendaftarkan dirinya kepada AQAS untuk mengikuti perkembangan dunia di dalam dunia pendidikan. Hal tersebut dilakukan karena FS juga memiliki target mahasiswa asing untuk mengikuti pembelajaran di FS, baik program degree maupun non-degree. Kali ini Fakultas Sastra UM mengirimkan dua klaster untuk mendapatkan akreditasi internasional AQAS, yaitu klaster bahasa dan klaster seni. FS UM telah mengajukan tujuh program studi dari klaster bahasa di antaranya S1 Bahasa dan Sastra Inggris, S1 Pendidikan Bahasa Inggris, S2 Pendidikan Bahasa Inggris, S3 Pendidikan Bahasa Inggris, S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, S1 Pendidikan Bahasa Arab, serta S1 Pendidikan Bahasa Jerman. Pelaksanaan visitasi AQAS untuk klaster bahasa

sudah dilaksanakan pada 4–8 Oktober 2021. Sertifikat akreditasi internasional AQAS sudah turun sejak Desember untuk 7 prodi tersebut. Akreditasi AQAS yang diberikan kepada klaster bahasa berlaku hingga tahun 2027. Untuk saat ini, FS sedang melakukan persiapan untuk visitasi di klaster seni yang akan dilaksanakan pada tanggal 7–11 Februari 2022. Prodi yang termasuk ke dalam klaster seni yaitu S1 Pendidikan Seni Rupa, S2 Keguruan Seni Rupa, S1 Pendidikan Seni Tari dan Musik, serta S1 Desain Komunikasi Visual. Visitasi digital AQAS dilaksanakan secara daring melalui Zoom Meeting. Peserta yang hadir luring di Graha Cakrawala adalah para Pimpinan UM, Rektor, para Wakil Rektor, para Ketua Lembaga, Ketua Satuan Penjaminan Mutu, Dekan dan para Wakil Dekan FS, para Kaprodi, para Dosen, dan beberapa mahasiswa. Sedangkan peserta lainnya adalah almuni dan stakeholders hadir secara daring dari tempat masing-masing. Pada proses visitasi tersebut, yang difokuskan terdiri dari 7 kriteria; 1) Kualitas kurikulum; 2) Prosedur penjaminan mutu; 3) Proses belajar mengajar ditinjau dari mahasiswa, dosen, dan sistem penilaian; 4) Penerimaan mahasiswa baru, pemantauan kemajuan, pengakuan, dan sertifikasi; 5) Dosen; 6) Sarana dan prasarana perkuliahan, serta pendukung kegiatan mahasiswa; dan 7) Infomasi publik. Dengan feedback yang diberikan oleh asesor dapat mengukur sejauh mana langkah yang telah dilakukan dalam mengupayakan peningkatan kualitas di setiap program studi. Fakultas Sastra berharap melalui adanya akreditasi internasional seperti AQAS, FS dapat memajukan dan membawa Universitas Negeri Malang ke ranah internasional. Sylvia

Proses Akreditasi International AQAS

Tahun 43 Januari - Februari 2022 |

29


Laporan Khusus

Makin Melejit Kemahasiswaan UM Raih Peringkat 4 Nasional

P

emeringkatan Sistem Informasi dan Manajemen P e m e r i n g k a t a n K e m a h a s i s w a a n (Simkatmawa) kembali digelar oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) dan telah diumumkan pada Jumat 3 Desember 2021 lalu. Lagi-lagi Kemahasiswaan UM menunjukkan kualitasnya dengan memposisikan UM Peringkat 4 Nasional kategori Universitas. “Sangat excited dan tidak menyangka juga berada di peringkat 4 mengalahkan universitas-universitas gajah-gajah itu dan untuk target kita sangat melampaui. Awalnya menargetkan cukup bertahan 10 besar nasional. Dengan diraihnya peringakat ini yang jelas tantangannya makin besar, dulu kita bergerak dari 7 tiba-tiba melompat ke-4 itu membuat tantangannya makin berat karena untuk mempertahankan itu tidak seindah yang dibayangkan. Artinya kita di UM harus hitung-hitungan. Apakah tahun depan kita masih bisa berada diposisi 4 atau dimana kita tidak tahu” tutur Hendra Susanto, S.Pd., M.Kes., Ph.D. selaku Staf Ahli WR III pada Kamis (20/1/2022). Peringkat ini tidak akan diraih tanpa adanya kerjasama yang baik dari berbagai pihak. Bidang Kemahasiswaan tidak bisa berdiri sendiri tanpa bantuan tim pengembang, dan bapak-ibu WD III untuk mengkoordinasi mahasiswa. Selain itu, yang juga penting berperan dalam pemeringkatan ini adalah mahasiswa karena merupakan ujung tombaknya. Semakin banyak data yang masuk di simawa dan valid semakin melejit UM tapi jika tidak diisi maka tidak akan ada data yang dapat di unggah di kementerian. Jadi tergantung adik-adik mahasiswa. Beliau juga menjelaskan Simkatmawa merupakan evaluasi dari Kemendikbud

30 | Komunikasi Edisi 338

Ristek dalam bentuk penilaian kinerja dan pemeringkatan bidang kemahasiswaan yang sekaligus menjadi wahana bagi Perguruan Tinggi (PT) melaporkan prestasi-prestasi mahasiswa dan institusi bidang kemahasiswaan terkait. Sistem ini juga merupakan sistem yang dikembangkan oleh Belmawa Ristek dengan tujuan untuk mengetahui ketercapaian dari indikator kinerja dan progress dari setiap universitas. Artinya ada periode pelaporan yang dilaksanakan pada bulan Januari-Desember pada tahun sebelumnya yang dilaporkan pada tahun setelah. Berbeda dengan tahun sebelumsebelumnya, pada tahun ini terdapat 2 kategori yakni universitas secara global (nasional) dan liga yang dilihat dari jumlah mahasiswa.“Kita masuk di liga 1 karena mahasiswa UM lebih dari 18.000 dan mendapatkan peringkat 6. Kalau secara universitas saja nasional kita peringkat 4” tambahnya. terdapat 4 indikator penilaian dalam pemeringkatan ini, yakini Indikator pertama dalam penilaian kegiatan ini adalah performa manajemen institusi, Indikator kedua berpedoman non lomba. kepada performa pelaksanaan kegiatan MBKM, Indikator ketiga meliputi kegiatan kokurikuler dan pencapaian prestasi dalam ekstrakurikuler secara mandiri dan, Indikator keempat meliputi prestasi yang diraih mahasiswa dalam kompetisi yang diselenggarakan Kemendikbud Ristek seperti Kontes Robot Indonesia (KRI), Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas), Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE), dan lain sebagainya. Sementara usaha-usaha yang dilakukan bidang kemahasiswaan UM dapat tercermin dari langkah-langkah berikut, Pertama, untuk secara administratif kita ingin mempunyai koneksi lewat siakad ketika KRS an sehingga dapat terpantau oleh dosen PA. sehingga dapat

menciptakan atmosfir baru dengan terbiasa tertib administrasi di UM. Kedua, kita akan terus berjuang agar hasil-hasil non akademik mahasiswa dapat dihargai. Sehingga dapat menjadi motivasi khusus dan bukan hanya untuk uang saja. Dimana nanti bisa mendapat konversi matakuliah yang dapat mempercepat proses studi dan beasiswa. Ketiga, mengusahakan adanya layanan bantuan khusus. Misalnya pelaksanaan training yang diikuti oleh mahasiswa. Di akhir wawancaranya, beliau tidak lupa berpesan dan menyampaikan harapannya. “Kedepannya mahasiswa UM jangan pasif, yang banyak beraktivitas apapun itu tidak harus juara. Karena itu berharga di UM selain untuk data based karena penting untuk SKPI nya yang mana mahasiswa punya tambahan selain akademiknya. Karena dalam menjejaki dunia nyata mereka akan berkompetisi di lapangan tidak bisa mengandalkan IPK yang tinggi saja harus memiliki soft skill yang kuat. Harapannya jangan pernah memutuskan impian untuk studi lebih tinggi lagi. Itu mengapa kita push untuk ayo motivasi anak-anak untuk berkarya yang dapat meningkatkan kualitas dan derajat mereka. Ketiga, kita akan mencoba untuk mengapresiasi. Semoga usaha-usaha yang kita lakukan dapat mempercepat studi beasiswa tersedia. Jangan pasif dan memaksimalkan potensinya. Sudah kita ketahui era sekarang ini mendukung hal tersebut dengan tersediannya MBKM. Mimpi besar bidang kemahasiswaan dapat mensupport bidang akademik sehingga ke depan mahasiswa UM dapat lulus 7 semester dengan kemampuan mumpuni dari akademik maupun non akademik sehingga siap kerja. Karena kualitas UM dilihat dari lulusannya kerja, studi lanjut, wirausaha atau tidak” tutupnya. Erlina


Pustaka

Ali & Ratu Ratu Queens:

Seperti Halnya Laki-laki, Perempuan Berhak Menjadi Manusia yang Utuh Oleh Deshinta Tungga Devi

A

li & Ratu Ratu Queens” merupakan film garapan sutradara Lucky Kuswandi dan penulis Gina S. Noer. Film yang dirilis pada tahun 2021 ini memeriahkan dunia perfilman Indonesia sejak perilisan perdananya pada 17 Juni melalui layanan media streaming digital Netflix. Film ini dianggap membawa tema yang fresh, khususnya mengenai keluarga. “Ali & Ratu Ratu Queens” mengisahkan perjalanan sosok pemuda bernama Ali yang diperankan oleh Iqbal Ramadhan. Perjalanan tersebut bermula ketika Ali menemukan surat-surat yang dikirimkan oleh ibunya, Mia (Marissa Anita) pada sebuah laci usang. Melalui surat-surat tersebut pula, Ali mengetahui bahwa ayahnya (Ibnu jamil) selama ini telah menghapus jejak Mia yang telah meninggalkan keduanya jauh sebelum hari kematian sang ayah. Surat-surat tersebut pun membawa Ali pada suatu keputusan untuk melakukan perjalanan ke New York demi bertemu dengan sang ibu. Meski pada awalnya keputusan Ali ditentang oleh pihak keluarga tetapi Ali pun berhasil mendapat restu. Dengan berbekal nekat dan uang tak seberapa yang ia dapat dari menyewakan rumah, Ali pun memulai perjalanannya ke New York. Sayangnya, perjalanan tersebut tidak langsung mempertemukan Ali dengan ibunya. Sebagai gantinya, Ali justru bertemu dengan empat imigran asal Indonesia di sebuah apartemen yang

dahulu dihuni oleh Mia. Keempat imigran tersebut adalah Party (Nirina Zubir), Biyah (Asri Welas), Cintha (Happy Salma), dan Ance (Tika Panggabean). Melalui bantuan keempat imigran tersebut, Ali pun dapat menemukan keberadaan ibunya. Meskipun demikian, Mia tampaknya tak lagi menginginkan kehidupan yang telah diputus oleh ayah Ali secara sepihak. Melalui penolakan yang ia dapat dari ibunya dan bantuan dari Party, Ance, Cintha, dan Biyah, Ali belajar memahami ibunya serta menemukan arti baru sebuah keluarga. Melalui garis besar kisah pencarian ibu oleh seorang pemuda bernama Ali, selain perspektif baru mengenai keluarga film “Ali & Ratu Ratu Queens” justru menghadirkan berbagai perspektif mengenai tokoh perempuan di dalamnya.

atas pilihan yang hendak ia ambil. Melalui tokoh Mia pula, pandangan perempuan sebagai sosok nomor dua pun terlihat. Mia dipandang oleh suaminya sebagai sosok yang tidak seharusnya memiliki ambisi atas sebab posisinya yang sudah terlanjur menjadi seorang ibu dan istri. Ayah Ali menganggap bahwa mimpi Mia tidak lebih penting jika dibandingkan dengan keberadaan Ali serta sang ayah. Ayah Ali turut menegaskan bahwa tidak ada yang lebih penting bagi seorang perempuan selain menjadi ibu dan istri yang baik. “Ali & Ratu Ratu Queens” mencoba meninggalkan pertanyaan implisit pada benak penonton. Apakah benar perempuan harus mengunci dirinya rapat-rapat dalam sebuah laci karena sesungguhnya menjadi ibu

Sebut saja, Mia. “Ali & Ratu Ratu Queens” bisa dibilang cukup berani dalam menghadirkan Mia sebagai sesosok perempuan yang berambisi pada situasi masyarakat yang menganggap perempuan sudah sewajarnya tahu batasan untuk bermimpi sebab telah berkeluarga. Apalagi, tokoh perempuan tersebut memiliki keberanian untuk meninggalkan keluarga hingga tempat ia lahir dan dibesarkan demi memberi makna pada kehidupannya. Tokoh Mia menegaskan bahwa, seperti halnya lakilaki seorang perempuan juga memiliki ambisi yang disertai pula dengan pemikirannya sendiri sehingga sudah sewajarnya ia merasa memiliki hak penuh ilustrasi oleh : Alfan Khoirul Huda

Tahun 43 Januari - Februari 2022 |

31


dan istri adalah satu-satunya jalan yang mesti ditempuh?.

ilustrasi oleh : Alfan Khoirul Huda

Bersamaan dengan hal tersebut, ayah Ali memutus secara sepihak sosok Mia sebagai seorang ibu dan istri. Selama bertahun-tahun ayah Ali mengubur keberadaan Mia yang ia anggap telah termakan oleh ambisi. Keluarga Ali tanpa mengetahui persoalan yang sesungguhnya terjadi, justru menganggap bahwa Mia semena-mena meninggalkan Ali. Bagi keluarga Ali, mengejar mimpi bagi perempuan tampaknya tidak sepenting menggunakan celemek di dapur. Entah dapur sebagai tempat yang ia pilih ataupun tempat yang dipilihkan untuknya. Kesibukan seorang Ibu sudah sewajarnya berkutat pada anak, suami, dan pekerjaan domestik yang secara perlahan bisa jadi menutup akses Mia pada ranah publik. Untuk itu, Mia dengan kesadaran bahwa menikah, memiliki seorang anak, dan suami yang tampaknya bergantung penuh kepadanya justru membuatnya mau tidak mau mengubur impiannya sehingga Mia memutuskan untuk pergi sejenak agar ia tidak kehilangan pilihannya pun dirinya sendiri. Ketangguhan Mia dalam mengejar impiannya juga tecermin pada Ance, Biyah, Cintha, dan Party. Keempat tokoh perempuan tersebut digambarkan sebagai perempuan yang berjuang dalam kesehariannya

32 | Komunikasi Edisi 338

untuk menaklukkan kerasnya New York. Tamparan kerasnya kehidupan New York yang digambarkan dalam film ini jelas tak seindah film-film romantis yang bertebaran di luar sana. Gambaran realistis New York pun memaksa keempatnya untuk melakukan berbagai macam pekerjaan. Seperti halnya Mia, keempatnya juga memiliki mimpi untuk mendirikan restoran khusus masakan Indonesia dengan tabungan yang dikumpulkan sedikit demi sedikit. Melalui perjuangan Ance, Biyah, Cintha, dan Party, penonton diajak untuk memahami keberagaman perempuan pun keinginan perempuan yang beragam pula. Keempatnya justru menunjukkan bahwa dalam keberagaman tersebut, perempuan masih bisa saling mendukung keinginan satu sama lain. Berkat keberadaan tokoh Ance yang merupakan seorang ibu tunggal, penonton diajak untuk memahami pilihan Ance yang konsisten mengejar mimpinya meskipun ia telah memiliki seorang anak.

Aurora Ribero yang berperan sebagai Eva, anak dari Ance pun turut meramaikan tokoh perempuan dalam film ini dengan penggambarannya sebagai sosok yang mandiri. Pada akhirnya berkaca pada Mia dan perempuan di sekitarnya, Ali dapat memahami seperti halnya dirinya yang senantiasa menempuh perjalanan dalam pencarian jati diri dan mewujudkan

mimpi. Mia sebagai ibunya juga berhak memperoleh kesempatan yang sama. Kesempatan untuk memberi makna pada kehidupannya sehingga ia dapat menjadi manusia yang utuh. “Ali & Ratu Ratu Queens” membawa perspektif segar tanpa repot-repot mengkritik tajam atas dimana seharusnya perempuan berada. Tanpa berpihak pada siapa pun, film ini mengajak penonton untuk menghormati pilihan dan keberagaman perempuan di luar sana. Melalui kaca mata Ali, penonton diajak untuk memahami bahwasanya perempuan tak jauh berbeda dengan laki-laki yang memiliki ambisi, impian, serta hak yang sama untuk berdikari. Penulis adalah pemenang Kompetisi Majalah Komunikasi UM

ilustrasi oleh : Alfan Khoirul Huda


Wisata

Pesona Perkasa Eling Bening yang Tampak Anggun

o Foto dengan pemandangan alam yang indah, bagus kan?

E

ling Bening, nama tempat wisata ini sangat hits dan ramai pengunjung. Lokasi Eling Bening yang berada di perbukitan Ngrawan menampilkan panorama alam yang begitu menakjubkan, dipadukan dengan kesan modern dan juga mewah, apalagi jika spot swafoto diambil dari kejauhan arah atas. Tampak tempat yang disulap seperti ular naga dari ujung kiri kepala hingga ujung kanan ekor ular naga yang membentang di atas pegunungan yang sangat indah, ditambah dengan auto background alam yaitu gunung yang sangat memukau. Minggu (12/12/2021), kami berkesempatan mengunjungi tempat yang menjadi spot foto idaman dan instagramable. Perjalanan menuju Eling Bening sangat mudah dijangkau oleh kendaraan roda dua maupun roda empat, bahkan sudah banyak wisatawan yang ke lokasi menggunakan bus meskipun lokasinya berada di ketinggian, karena akses jalan yang beraspal dan bagus. Selain itu juga dilengkapi dengan petunjuk jalan yang memadai, sehingga memudahkan perjalanan wisatawan menuju Eling Bening.

o Salah satu spot foto di wisata Eling Bening

Eling Bening memiliki berbagai fasilitas menarik yang memikat para wisatawan: Restoran dengan panorama yang indah, Kolam renang, Arena Outbound, Playground, Taman bunga, serta area parkir yang luas. Lokasi Eling Bening yang berada di ketinggian justru menyajikan alam yang lengkap dan mempesona, seperti gunung, danau, rawa, pepohonan, serta birunya langit menyatu dengan alamnya yang sejuk. Selain banyaknya tempat duduk dengan menikmati bentangan alam yang maha indah, disediakan garden resto yang dihadapkan pada keindahan alam ciptaan Allah SWT sembari menikmati sajian dengan menu makanan yang menggoyang lidah. Suasana senja saat mentari meredup di Eling Bening juga menggoda mata, romantis, dan mencipta kesan rindu. Selain itu, Eling Bening dilengkapi dengan seluncuran, bermain outbound dan flying fox, bermain ayunan bersama, mushola, dan kolam renang. NAS

o Pemandangan alam nan sejuk dipandang

Tahun 43 Januari - Februari 2022 |

33


Rancak Budaya

Lock on Universe

A

Oleh Rozi Ibaddallah

ku menyelusup dalam kerumunan orang yang asing. Memindai wajahwajah, mencari satu yang kukenal. Teman kuliahku dulu, Edward Burn. Delapan tahun berlalu sejak Edward melakukan penelitian fisikanya di Chicago, kini ia kembali ke Canada setelah menyelesaikan pekerjaannya. Kami berdua duduk di depan meja bartender. “Dua gelas Scotch. Masukkan ke tagihanku,” pinta Edward pada bartender. “Jadi, bagaimana kabarmu Alfred?” “Tidak banyak yang berubah Ed,” jawabku. Bartender meletakkan minumanminuman itu di hadapan kami. “Aku sudah mendengarnya dari bartender, aku turut berduka atas kecelakaan yang menimpa istri dan anakmu. Maaf, aku tidak datang saat acara pemakaman,” ucap Edward. Sejenak aku terdiam, lalu meneguk habis segelas Scotch milikku. Bartender mengisinya lagi hingga luber. “Tidak apaapa, sudah setahun sejak kecelakaan itu. Aku telah merelakannya,” jelasku. “Bagaimana denganmu Ed? Apa yang kau

34 | Komunikasi Edisi 338

ilustrasi oleh : Alfan Khoirul Huda

kerjakan di Chicago?” “Pekerjaanku tentang mekanika kuantum, aku merancang sebuah kubus berjari-jari 3 sentimeter yang mampu menangkal semua faktor pengganggu dari luar kubus serta menihilkan kesadaran kita sebagai pengamat, menyebabkan fenomena superposisi kuantum. Memungkinkan objek mikroskopis yang diletakkan di dalam kubusku berpindah menuju realitas lain secara acak. Seperti pesulap yang memindahkan kelinci dari satu kotak ke kotak lainnya dalam sekejap,” ungkap Edward dengan antusias. “Apakah ini berhubungan dengan kucing Scrhodinger atau string theory?” tanyaku. Sejak dulu Edward selalu tertarik tentang interpretasi multisemesta. Bahwa terdapat semesta-semesta lain yang tak terhitung jumlahnya selain semesta tempat kita tinggal dan hidup. Semesta yang mungkin mirip dengan semesta kita. “Well, kau selalu bisa menebakku Al. Oh iya kudengar kau sedang mengembangkan sebuah obat di labmu, obat apa tepatnya?” “Aku

menyebutnya

Celebre,

obat

psikoaktif yang kukembangkan untuk terapi penyakit alzheimer,” ungkapku. “Aku penasaran Ed, mungkinkah kubus yang kau ciptakan dapat memindahkan tubuh manusia ke semesta lain?” “Itu hal yang sulit Al, ada banyak faktor yang mempengaruhi superposisi kuantum, seperti kesadaran pengamat dan stimulus dari luar pengamat. Sebagai objek sekaligus pengamat kau harus berada di dalam ruangan kubus yang hampa dengan temperatur sepersekian derajat di atas nol, tanpa cahaya, dan tanpa oksigen. Dalam kondisi itu tubuh manusia akan mati lebih dulu, bahkan sebelum perpindahan ke realitas lain terjadi. “Layaknya versi sial dari kucing Scrhodinger,” ucapku memotong. Edward terdiam. Dahinya mengernyit, ada sesuatu yang tengah ia pikirkan. “Kecuali ..., hanya kesadaran yang berpindah. Anggaplah dua semesta yang mirip tapi berbeda, semesta beta untuk semesta yang kau tinggali sebagai versi original dan semesta alfa dimana versi lain dirimu tinggal di sana. Jika hipotesisku benar, hanya kesadaran originalmu yang


Rancak Budaya akan berpindah ke tubuh versi lain darimu di semesta alfa. Sebaliknya kesadaran versi lain dirimu juga akan berpindah di tubuh originalmu di semesta beta. Aku menyebutnya pertukaran kesadaran antarsemesta.”

fungsi gelombang otak penghubung pengamat dengan realitasnya, mengelabui semesta beta lalu memindahkan kesadaran ke semesta lain secara acak. Tepat seperti yang Edward katakan.

anak tangga. Aku tidak mengenali rumah ini, tampak seperti rumahku tapi tidak begitu, semuanya begitu asing. Apakah ini mimpi? Halusinasi? Di mana aku? Apakah kesadaranku telah berpindah ke semesta alfa?

Aku tertawa kecil, “Tidakkah itu terlalu fiksi untuk menjadi nyata Ed?” tanyaku. “Aku tahu ini terdengar gila, tapi jika fungsi gelombang otak yang menghubungkan kesadaranmu dengan realitas semesta beta dapat diruntuhkan, lalu mengelabui realitas di sekitarmu maka memindahkan kesadaran ke semesta lain secara acak tidaklah mustahil,” papar Edward. Akudiam, otakku berusaha mencerna apa yang Edward jelaskan. “Boleh aku bertanya satu hal lagi padamu Ed?”

Aku mengambil botol Celebre dari lemari penyimpanan. Tepat di sebelah laci nekrotoksin hasil ekstraksi bisa ular laut. Kuubah komposisinya agar efeknya dapat bekerja seperti yang kubutuhkan. Butuh waktu berjam-jam untuk menyelesaikannya. Selanjutnya hanya perlu menguji pada tubuhku sendiri. Aku menyuntikkan Celebre ke pembuluh vena yang terletak di depan siku. Dalam sekejap rasa takut menerkam jiwaku. Tidak ada jaminan apakah percobaan ini akan berhasil. Kalaupun berhasil, aku tidak tahu di semesta seperti apa kesadaranku akan terlempar. Aku hanya bisa berharap itu adalah semesta di mana istri dan anakku tetap hidup.

Harum bau masakan menyambutku dari arah meja makan. Ada banyak makanan tersaji, terlalu banyak untuk menu sarapan. Dari semua itu ada dua yang menarik perhatianku. Sup daging kalkun dan sepuluh panekuk yang ditumpuk tinggi dengan lilin angka tujuh tepat di atasnya. “Aku memasak sup kalkun kesukaanmu, kau tidak lupa membeli hadiah untuk Kyle bukan?” tanya Lia

“Tentu saja Al, tanyakan apapun.” Malam semakin larut, kupacu mobilku di jalanan antarnegara bagian yang melengang. Mobil yang berpapasan semakin sedikit dengan jeda yang semakin panjang, pelan aku memasuki kawasan hutan konservasi di mana pohon-pohon cedar tumbuh liar. Aku memutuskan kembali ke laboratorium tempatku bekerja, di ruanganku yang dingin dan steril. Aku duduk di kursi kerjaku, menatap langit-langit ruangan yang berwarna putih monoton. Aku telah berbohong pada Edward. Hingga kini aku tidak cukup tegar untuk menerima kenyataan telah kehilangan istri dan anakku sekaligus. Segala sesuatu yang indah telah lenyap, tiada lagi yang tersisa dari semestaku. Lia, aku merindukanmu. Aku rindu tatapan matamu, suara tawamu, aroma nafasmu, aku rindu rekah senyum di bibirmu. Akan kulakukan apapun untuk kembali bersamamu. Sebuah ide terbesit di kepalaku, ide menggunakan Celebre untuk melakukan pemindahan kesadaran antarsemesta. Pada dasarnya Celebre adalah obat psikoaktif yang mengubah fungsi kimiawi otak untuk sementara waktu. Dalam komposisi yang tepat, obat ini akan mempengaruhi tiga area Brodmann pada korteks prefontal yang berpotensi menstimulasi otak untuk mencegahnya mengenali keadaan kuantumnya sendiri. Dengan kata lain, meruntuhkan

Angka pada jam digital berubah secara konstan, digit-digit itu menunjukkan hari jumat pukul 6 lewat 13 menit pagi. Jantungku berpacu, tubuhku mulai terasa lemas, dan kedua mataku berat. Tubuhku menggelinjang hebat, ada lonjakan gelombang listrik mengalir dan menghantam setiap sel saraf otakku. Perlahan kubuka kedua kelopak mata. Seketika itu menyadari, aku tidak lagi berada di ruang kerjaku. Langit-langitnya berbeda, bukan langit-langit berwarna putih monoton melainkan warna cokelat plafon yang bermotif kayu. Tubuhku terbaring di atas ranjang empuk yang bukan milikku, aku tidak lagi mencium bau alkohol pensteril ruang laboratorium. Bau yang tercium terasa begitu familier, ini aroma Lia. Kupalingkan pandang ke samping kiriku, kulihat Lia berbaring tepat di sebelahku. Wajah Lia menghadap ke wajahku, mata kami saling bertemu. Aku dapat merasakan hembus nafasnya pada permukaan kulit wajahku. Ada getaran kecil menjalar di rahangku dan tanpa sadar linang air menyelinap dari celah mataku. Lia tersenyum. “Sudah pagi, Kyle menunggumu di bawah, ayo bangun!” ajak Lia. Langkahku berderap menuruni

dengan senyum menggoda. Dari segi fisik, Lia versi ini tidak jauh beda dengan Lia di semestaku, hanya saja ia tampak lebih dewasa. Seorang anak kecil berambut ikal berlari dan mendarat di pangkuanku. Mata birunya memandangiku, ia tersenyum hingga memperlihatkan dua giginya yang tanggal. “Ayah, hari minggu kita jadi pergi ke rumah kakekkan?” ucapnya. Aku mengangguk pelan dalam bingung. “Janji ya, Yah?” “Kyle, ayo duduk ke kursimu, kita berdoa dulu sebelum sarapan,” ujar Lia. Lia dan Kyle berdoa, aku hanya diam memperhatikan mereka. Aku masih tidak percaya dengan apa yang kulihat. Kusantap sup daging kalkun di mangkukku. Lidahku merasakan sesuatu yang familier, rasa dari sup daging kalkun ini sama persis dengan buatan Lia semestaku. Aku telah kembali kepada Lia dan anakku. Kuharap momen ini berlangsung selamanya. Sesuatu berdenting keras, layaknya suara lonceng yang bergema dalam rongga kepalaku. Sensasi gelombang listrik kembali mengejutkan otak. Tanganku bergetar hebat dan penglihatanku mulai kabur. Lia, Kyle, makanan di atas meja, dan semua momen yang kulihat perlahan tampak menjauh. Dalam sekejap semuanya gelap dan kesadaranku kembali hilang. Saat tersadar aku telah berada di ruangan putih yang dingin dan steril, kesadaranku kembali ke tubuh originalku. Digit angka pada jam digital menunjukkan pukul 6

Tahun 43 Januari - Februari 2022 |

35


Rancak Budaya

lewat 59 menit pagi. “Sial, efeknya hanya bertahan 46 menit,” keluhku. Semesta alfa sangat berbeda dari semesta beta. Di semesta itu Lia dan Kyle masih hidup. Di semesta itu keluargaku utuh dan bahagia. Hari minggu pukul 3 lewat 21 menit sore. Aku meningkatkan lagi dosis dan komposisi Celebre. Aku ingin kesadaran originalku dapat bertahan selama mungkin di sana, untuk menepati janjiku pada Kyle. Kami pergi ke peternakan milik kedua orang tua Lia di Iowa Barat. Aku dan Lia menonton Kyle yang bermain dengan domba yang digiring masuk ke dalam kandang bersama kakeknya. Aku mengalihkan pandang ke wajah Lia yang berbaur dengan siluet sore, melamun nikmati keindahannya. “Akhir-akhir ini kau tampak berbeda,” ucap Lia memecah lamunku. Pandangan kami bertemu, gugup menjalari tubuhku seperti kali pertama aku menatap kedua mata itu. “Oh, benarkah?” “Aku sering mendapatimu menatapku begitu dalam, dan di lain waktu kau menjadi dingin seperti biasanya,” sambung Lia. Aku menyadari Alfred di semesta ini sangat berbeda denganku, dia adalah versi diriku yang gagal meraih impian. Alih-alih menjadi ilmuwan pengembang Celebre, ia hanya seorang dosen biologi di universitas kecil di Canada. Meski begitu, kehidupannya sempurna, Lia dan Kyle masih hidup disini. Aku rela membuang segala pencapaianku hanya untuk mendapatkan hidupnya. “Maaf jika sikapku akhir-akhir ini

36 | Komunikasi Edisi 338

membuatmu takut,” ucapku. Lia menggeleng, “Bukan begitu Al, aku merasa senang akan hal itu. Hanya saja aku merasadi balik tatapan kedua mata itu ada kesedihan yang tidak kau ceritakan padaku.” kata Lia. Mataku berkaca-kaca, kesedihan yang kusembunyikan perlahan meluap ke permukaan emosi. Aku yang telah kehilangannya dan Kyle, menjalani hidup penuh nestapa. Kupeluk Lia tanpa keraguan sedikitpun seperti kali pertama aku memeluknya, juga seperti saat terakhir aku memeluknya. Lia,aku mencintaimu. Di semesta manapun perasaan ini tetap sama. Bunyi denting lonceng terdengar lagi. Kali ini lebih keras dari sebelumnya. Darah mengalirkeluar dari lubang telingaku. “Al, ada darah di telingamu,” cemas Lia. Aku mengusap darahku dengan lengan kemeja flanel yang kukenakan. Tidak, kumohon jangan sekarang! Aku kembali ke semesta beta. Rasa sakit terasa disana-sini, aku hampir overdosis Celebre. Semua ini sia-sia. Tidak peduli berapa kali kompisisi obat ini kutingkatkan, pada akhirnya semestabeta akan menyeretku kembali padanya. Disaat-saat terakhir aku mengingat kembali percakapan terakhirku bersama Edward sebelum meninggalkan bar. “Ed, menurutmu apa yang mungkin terjadi jika tubuh original di semesta beta mengalami kematian ketika kesadaran original masih berada disemesta alfa?” “Kesadaran versi lain dirimu yang terjebak dalam tubuh originalmu di semesta beta akan mati, sedangkan kesadaran originalmu yang berada

dalam tubuh versi lainmu di semesta alfa tidakakan bisa kembali ke semesta asal untuk selamanya,” jawaban Edward dengan raut wajah heran. Aku mengambil sisa Celebre dan dosis tinggi nekrotoksin dari laci lemari penyimpanan. Menyuntikkan keduanya ke pembuluh venaku. Ada jeda aktivasi diantara kedua obat itu, butuh waktu 3 menit untuk Celebre aktif. Nekrotoksin dengan dosis tinggi juga membutuhkan waktu 3 menit untuk mematikan tubuh manusia dewasa. Ini adalah perjudian terbesar dalam hidupku, entahaku akan mati setelah kesadaranku terlempar ke semesta alfa atau mati terlebih dahulu sebelum kesadaranku sempat terlempar. Aku adalah perwujudan kucing Schrodinger secara nyata. Rasa sakit mulai menjalar perlahan ke seluruh tubuh. Kuambil nafas panjang dengan keduamata yang terpejam. “Lia, Kyle ... aku pulang.”

Penulis adalah pemenang Kompetisi Penulisan Majalah Komunikasi UM


Rancak Budaya

Sajak Emak yang Menemaniku Skripsi Insan dan Kenangan yang Kurindukan Oleh Aditia Lestari

Oleh Bezaline Chika

Mak, sepanjang jarak selatan Jawa ke utara Pulau Panjang, dari kehidupan yang kutinggal di telapak kaki gunung, tempat tumbuh dan tubuhku dulu bersemayam, atas seluruh isi kepala dan rahasia keras ombak lautan.

ilustrasi oleh : Alfan Khoirul Huda

Percayalah, aku ada di doa rumah yang kita bangun di landai pantai. Meski umur yang berimbuh perlahan mengikis bekas ingatan, kurentangkan tangan siang dan malam, menembus kepedihan yang bukan kepalang atas kerinduan pada ranah Minang. Mak, meski aku berlabuh di dermaga seberang, hidup menumpang dan menampung suratan di rumah orang, awak mengakar dan tak mengingkar pada rahim yang menghidupiku. Jika umurku panjang, kubawakan pulang mimpi-mimpi yang gadang dengan sejuta timbalan. Mak, seruku di doa malam, dari balik bukit barisan yang terlentang jenjang, tumpah ruah kegetiran yang kusantap sendirian, aku tahu emak mengungkung sembah pada Tuhan, menyerukan nama seorang inong yang berjuang di tanah perantauan. Meski sudut lengang kamar ini mulai menyengat menembus hati yang ribang. Aku tahu, kau mengantar dan mengharapku pulang dengan hati yang lapang, tubuh yang gancang, dan semegah gunung kabah yang berdiri menjulang. Kadangkala, aku beku pada huruf-huruf yang kutatap, Mak. Mataku tak lagi bisa terbuka lebar dan meratap. Berkali-kali lagu kuputar ulang, aku layaknya penakluk malam yang tulen, berdendang keras dengan lirik yang gagu: Wake Me Up When September Ends. Sejak hari-hari itu menyita tidur, mendekap erat lupa makan, aku menyandarkan kepala pada ubin atau ruang sempit dengan getar rasa yang terhimpit. Di situ, tertumpah darah dari dada yang pahit. Aku datang dengan pemahaman bahwa doamu menangkis ihwalku yang tak beraturan.

Bergelas-gelas kopi kutuang, berpuluh-puluh pesan kukirimkan pada emak di kampung halaman. Dan lagi, kau masih obat yang menyiratkan gemercik anak hujan pada tubuh yang tinggal alumnya. Serumu: Nak, kepedihan adalah susunan huruf pada sangsi kemenangan. Ketahuilah, Mak. Aku tahu kau ada. Kau tahu aku masih ada oleh sepanjang usia doa. Penulis adalah pemenang Kompetisi Penulisan Majalah Komunikasi UM

Tahun 43 Januari - Februari 2022 |

37


Rancak Budaya

Nama

: Maulidiyah Amalia

Fak/Jur

: MIPA/Biologi

Seluruh civitas akademika UM dapat mengirimkan karya berupa komik dengan tema bebas dalam bentuk soft file yang dikirim langsung ke Kantor Redaksi Majalah Komunikasi Graha Rektorat Lantai II atau via email: komunikasi@um.ac.id selambat-lambatnya tanggal 25 Maret 2022 disertai identitas diri (nama, fakultas, jurusan, dan nomor HP).

38 | Komunikasi Edisi 338

35


Hijaunya mewarnai hari yang kelabu. Asinnya air laut mempermanis kenangan yang berlalu.

Nama : Muchammad Izam Masroir Fak/Jur : FIS/Pend. Sejarah Tempat : Pantai Tiga Warna

Ketenangan tak selalu bisa kita dapatkan, dan adanya lika-liku hidup membuat kita bisa lebih menghargai ketenangan

Nama Fak/Jur Tempat

: Alfan Khoirul Huda : FS/ Seni dan Desain : Beejay Bakau Resort (BJBR) ilustrasi oleh : Alfan Khoirul Huda

Ketika semua sudah sampai pada masanya, Ia akan tersenyum sembari berkata 'berjuang dan bertumbulah. 'Tunjukkan keindahan kalian bukan sendiri namun bersama'

Nama : Abdillah Syah Putra Fak/Jur : FS/ Seni dan Desain Tempat : Persawahan Patianrowo, Nganjuk Ombak dan selusin makanan ingin bercerita bahwa bersyukur dan hidup damai merupakan anugerah terindah yang diberikan Tuhan kepada mahluknya

Nama : Nadifah Adya Fak/Jur : FT/ Teknik Elektro Tempat : Bali Beach Glamping

Seluruh civitas academica UM dapat mengirimkan karya fotografi dengan tema dan tempat bebas dalam bentuk soft file yang dikirim langsung ke Kantor Redaksi Majalah Komunikasi Gedung Graha Rektorat Lantai II UM atau via email: komunikasi@um.ac.id selambatlambatnya tanggal 25 Maret 2022 disertai lokasi foto dan identitas diri (nama, fakultas, jurusan, dan nomor HP). Foto yang dimuat mendapat imbalan atau penghargaan yang sesuai.


ilustrasi oleh : Alfan Khoirul Huda

Redaksi menerima tulisan reportase dengan panjang tulisan 1 halaman A4 font Times New Roman ukuran 12 spasi 1,5 dikirim maksimal dua hari setelah pelaksanaan kegiatan ke email komunikasi@um.ac.id. Naskah yang layak akan dimuat di Komunikasi online dan mendapat imbalan atau penghargaan yang sesuai


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.