Majalah Komunikasi UM Edisi 339 | Maret - April 2022

Page 1


ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah


DAFTAR ISI Kini, status Universitas Negeri Malang (UM) sudah berubah menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH). Seiring berubahnya status tersebut, banyak aspek yang juga ikut berubah ke arah yang lebih baik, mulai dari sistem tata kelola hingga mindset sivitas akademika UM. Bagaimana revolusi UM ke depannya sebagai PTN-BH? Simak selengkapnya di Rubrik Laporan Utama!

dok. Komunikasi

Transformasi UM dalam Bingkai PTN-BH

66

SALAM REDAKSI 4 SURAT PEMBACA 5 LAPORAN UTAMA 6 LAPORAN KHUSUS 9 UP TO DATE 11

“Lakukan dan kerjakan dengan maksimal apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab saat ini, selanjutnya serahkan kepada Allah,” inilah pesan dari Bapak Ishak Muin, salah satu alumni UM yang menjadi perwakilan dari Majelis Wali Amanat (MWA) UM. Selain menjadi perwakilan MWA UM, beliau juga sukses menjabat sebagai Vice President Operation Supports & Services dan Corporate Secretary di PT Pacific Place Jakarta. Ingin tahu cerita lengkap dan rahasia sukses beliau? Yuk, baca selengkapnya di Rubrik Profil!

12 22

0PINI 12 PROFIL 14 SEPUTAR KAMPUS 16 CERITA MEREKA 22

Qalifa, Startup Rintisan Mahasiswa Universitas Negeri Malang

SEPUTAR KAMPUS 24 CURHAT 28

Qalifa startup layanan pembelajaran AlQur`an, start up rintisan mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM). Lantas, penasaran dengan kelanjutan kisahnya. Yuk, simak cerita selengkapnya hanya di Rubrik Cerita Mereka!

WISATA 29 RANCAK BUDAYA 33 PUSTAKA 36 PUISI 37

Destinasi Wisata di Kota Patria Selasa, (15/2) Kru Majalah Komunikasi UM melakukan destinasi wisata ke Kota Proklamator sekaligus Kota Patria, yup, Blitar. Di kota ini kita dapat menemukan berbagai tempat wisata yang beraneka ragam dengan berbagai rasa yang berbeda, mulai dari rasa haru pada Sang Proklamator, rasa khusyuk saat salat, sampai sentuhan spirit kuat berwirausaha. Apa saja destinasi wisata yang menawan di kota Blitar ini? Yuk, simak selengkapnya di bawah!

KOMIK 38

29

LENSA UM 39

dok. Komunikasi

dok. Pribadi

Enterpreneur Sukses: Alumni Terpilih di Jajaran MWA

Tahun 43 Maret - April 2022 | |

3


Salam Redaksi

STT: SK Menpen No. 148/ SK PPG/STT/1978/ STT:DITJEN SK Menpen No. 148/ tanggal 27 Oktober 1978 SK DITJEN PPG/STT/1978/ tanggal 27 Oktober 1978

dok. Pribadi

Perubahan Struktur Organisasi dan Mindset Civitas UM Oleh Zulkarnain

U

niversitas Negeri Malang (UM) resmi menyandang status Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH) pada penghujung tahun 2021, tepatnya pada tanggal 25 November 2021. Sejak ditetapkannya status UM menjadi PTNBH terdapat berbagai perubahan, baik dari sistem tata kelola hingga mindset sivitas akademika. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 115 Tahun 2021 tentang Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum Universitas Negeri Malang mengelola bidang akademik dan non akademik secara otonom. Ada beberapa organ utama dalam sistem pengelolaan UM, yakni Majelis Wali Amanat disingkat MWA, Senat Akademik Universitas yang disingkat SAU, dan Organ Rektor, Komite Audit disingkat KA, Fakultas, Sekolah Pascasarjana, Departemen, Program Studi, Dekan, Senat Akademik Fakultas. Majelis Wali Amanat (MWA) merupakan organ UM yang menyusun, merumuskan, dan menetapkan kebijakan, memberikan pertimbangan pelaksanaan kebijakan umum, dan melaksanakan pengawasan di bidang non akademik; Senat Akademik Universitas (SAU) adalah organ UM yang menjalankan fungsi penetapan kebijakan, pemberian pertimbangan, dan pengawasan di bidang akademik; Organ Rektor menjalankan fungsi pengelolaan dalam UM. Terdapat unsur organisasi di bawah Rektor, di antaranya pimpinan, pelaksana akademik, penunjang akademik dan non-akademis, pelaksana penjaminan mutu, pengembang dan pelaksana tugas strategis, pelaksana administrasi, pelaksana pengawasan internal, serta pengelola usaha. Unsur pimpinan terdiri atas rektor dan empat orang wakil rektor. Wakil rektor yang menangani bidang yang spesifik bidang akademik, bidang keuangan, SDM, dan sarana prasarana, bidang kemahasiswaan, bidang perencanaan, sistem informasi, komunikasi, dan kerja sama; Komite Audit (KA) adalah perangkat MWA yang melakukan pengawasan di bidang nonakademik terhadap penyelenggaraan UM; Fakultas adalah himpunan sumber daya pendukung yang menyelenggarakan dan mengelola pendidikan akademik, pendidikan vokasi, pendidikan profesi, dalam satu rumpun disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi; Sekolah Pascasarjana adalah unsur pelaksana akademik setingkat Fakultas yang bertugas menyelenggarakan dan/atau mengkoordinasikan

program pascasarjana; Departemen adalah unsur dari Fakultas yang mendukung penyelenggaraan kegiatan akademik dalam satu atau beberapa cabang ilmu pengetahuan dan teknologi dalam jenis pendidikan akademik, pendidikan vokasi, dan/atau pendidikan profesi; Dekan adalah pimpinan Fakultas yang berwenang dan bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan pendidikan pada masing-masing fakultas di UM. Dekan dibantu oleh tiga wakil dekan; Senat Akademik Fakultas yang disingkat SAF adalah organ Fakultas yang bertugas menyusun, merumuskan, menetapkan kebijakan, memberikan pertimbangan, dan melakukan pengawasan di bidang akademik. Perubahan status UM menjadi PTN-BH menandakan bahwa UM dapat mengelola keuangannya secara independen. Maka dari itu, UM juga membentuk Badan Pengelola Usaha dan Dana Abadi (BPUDA) yang bertugas mencari berbagai peluang untuk memperoleh sumber pendanaan. Status PTN-BH membuat UM mempunyai otonomi dalam mengelola perguruan tinggi, sehingga UM bebas membentuk unsur-unsur baru demi menunjang perkembangan universitas, termasuk membentuk prodi-prodi baru. Dengan mempertimbangkan kebutuhan dunia industri dan usaha, saat ini beberapa usulan prodi tengah dikaji aspek keberterimaan dan prospeknya. Pada masa awal transisi menjadi PTN-BH, UM masih dalam tahap penataan sistem dan perubahan pola pikir supaya seluruh civitas bersinergi dalam mewujudkan target UM menjadi perguruan tinggi kelas dunia supaya seluruh sivitas menjalankan perannya sesuai tugas dan fungsi masing-masing Perubahan status sebagai PTN-BH substansi perubahan yang utama ada pada sumber daya manusianya. Konsekuensi adanya perubahan paradigma baik dalam diri mahasiswa, dosen, tenaga pendidikan, hingga pimpinan. Oleh karenanya, UM berusaha keras untuk memperbaiki kualitas dan kecakapan sivitas akademikanya. Kualitas kerja kita akan membawa dampak besar bagi pengakuan dunia terhadap UM. Penulis adalah Dosen Jurusan PLS dan Ketua Penyunting Majalah Komunikasi

KOMUNIKASI • Majalah Kampus Universitas Negeri Malang • Jalan Semarang No. 5 Graha Rektorat lantai 2 Telp. (0341) 551312 Psw. 354 • E-mail: komunikasi@um.ac.id • Website: http://komunikasi.um.ac.id • Instagram: @komunikasi_um KOMUNIKASI diterbitkan sebagai media informasi dan kajian masalah pendidikan, politik, ekonomi, agama, dan budaya. Berisi tulisan ilmiah populer, ringkasan hasil penelitian, dan gagasan orisinil yang segar. Redaksi menerima tulisan para akademisi dan praktisi yang ditulis secara bebas dan kreatif. Naskah dikirim dalam bentuk softdata dan print out, panjang tulisan 2 kwarto, spasi 1.5, font Times New Roman. Naskah yang dikirim belum pernah dimuat atau dipublikasikan pada media cetak manapun. Tulisan yang dimuat akan mendapatkan imbalan yang sepantasnya. Redaksi dapat menyunting tulisan yang akan dimuat tanpa mengubah artinya. Tulisan dalam Komunikasi tidak selalu mencerminkan pendapat redaksi. Isi di luar tanggung jawab percetakan PT Antar Surya Jaya Surabaya.

4 | Komunikasi Edisi 339

Pembina Rektor (AH. Rofi’uddin) Penanggung Jawab Wakil Rektor III (Mu’arifin) Wakil Penanggung Jawab Hendra Susanto Ketua Pengarah Sucipto Ketua Penyunting Zulkarnain Wakil Ketua Djajusman Hadi Anggota Muslihati Yusuf Hanafi Adelia Shabrina Kennis Rozana Dila Umnia Soraya Kun Sila Ananda Tika Dwi Tama Mochammad Sa’id Redaktur Pelaksana Nida Anisatus Sholihah Editor Dimas Bagus F Ummu Syifa M Layouter Nadifah Adya Ilham Muhammad Rizqy Pangestu Desainer dan Ilustrator Alfan Khoirul Huda Reporter Nurul Laili Rohmatin Nuriyatul M. Nurul Laili Rohmatin Zahira Alfiani Niken Puspitsari M. Izam Masroir Diajeng Ravika Rayhan Rizki F. Sylvia Nur Anggraeny Nur Izza Vania Gelar Elsya Pramudya Nur S. Natasha Izzatul I. Refiana Andiyah Rengga Prakoso N. Administrasi Taat Setyohadi Subur Hariono Su’udi Teguh Warsono Ririn Widyaningsih


Surat Pembaca

Surat Pembaca Dear Komunikasi

saya tertarik untuk ikut Kompetisi Penulisan Majalah Komunikasi UM. Kapan kompetisinya diadakan lagi? Dan bagaimana cara untuk mengikutinya? Terima kasih. Salam Nadia Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia

Dear Nadia, Terima kasih sudah mengikuti Komunikasi, kompetisi penulisan majalah Komunikasi diadakan 1 tahun sekali. Rencana tahun ini akan dilaksanakan bulan Mei-Juni 2022. Cara untuk mengikutinya tinggal mengirim naskah ke email Komunikasi, rincian dan tata caranya akan kami cantumkan di pamflet kompetisi. Terimakasih.

Gerigi emas sebagai Perwujudan mindset penggerak transformasi menuju PTN-BH Cover Story

Salam Redaksi

Semua kekecewaan harus dialirkan menjadi energi positif untuk bekerja dengan lebih baik dan lebih keras lagi, sehingga berbagai prestasi yang lebih baik dan lebih tinggi bisa diraih. Sri Mulyani

ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah

Ilustrasi oleh Alfan Khoirul Huda

Tahun 43 Maret-April 2022 | |

5


Laporan Utama

Prof. Dr. AH. Rofi’uddin, M.Pd., Rektor Universitas Negeri Malang

Transformasi UM dalam Bingkai PTN-BH Universitas Negeri Malang (UM) resmi menyandang status Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH) pada penghujung tahun lalu (25/11/21). Sejak ditetapkannya status PTN-BH pada UM, terdapat berbagai perubahan, baik dari sistem tata kelola hingga mindset civitas academica. Berikut paparan mengenai revolusi UM sebagai PTN-BH. Perubahan Struktur Organisasi Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 115 Tahun 2021 tentang Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum Universitas Negeri Malang, ada tiga organ utama dalam sistem pengelolaan UM, yakni Majelis Wali Amanat (MWA), Organ Rektor, dan Senat Akademik Universitas (SAU). MWA merupakan organ baru yang secara umum bertugas untuk menyusun kebijakan dan menjalankan pengawasan bidang nonakademis. Ada 17 anggota MWA, mulai dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI; Rektor UM; Ketua SAU UM; lima orang wakil dari anggota SAU; tujuh orang wakil dari masyarakat yang salah satunya alumni UM yang bekerja di luar UM; satu wakil dari tenaga kependidikan; dan satu wakil dari mahasiswa (ex-officio Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa UM). MWA UM diketuai oleh Dr. Ir. Sugiharto, M.M. dengan sekretaris Prof. Dr. Arif Hidayat, M.Si. Dalam melaksanakan tugasnya, MWA membentuk Komite Audit (KA) yang melakukan pengawasan di bidang non-akademis

6 Komunikasi Edisi 339

terhadap penyelenggaraan UM. KA UM diketuai oleh Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Bisri, M.S., IPU. Organ Rektor menjalankan fungsi pengelolaan dalam UM. Terdapat unsur organisasi di bawah Rektor, di antaranya pimpinan, pelaksana akademik, penunjang akademik dan non-akademis, pelaksana penjaminan mutu, pengembang dan pelaksana tugas strategis, pelaksana administrasi, pelaksana pengawasan internal, serta pengelola usaha. Unsur pimpinan terdiri atas rektor dan empat orang wakil rektor. Jumlah wakil rektor tidak berubah karena dirasa sudah cukup efektif dalam mengemban tugas dan wewenang yang ada. Masing-masing wakil rektor menangani bidang yang spesifik: bidang akademik; bidang keuangan, SDM, dan sarana prasarana; bidang kemahasiswaan; dan bidang perencanaan, sistem informasi, komunikasi, & kerja sama. Terdapat perubahan pada unsur pelaksana akademik, apabila sebelumnya terdiri atas fakultas dan para ketua lembaga, maka saat ini pelaksana akademik terdiri dari fakultas, sekolah pascasarjana, dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M). SAU sudah mulai aktif bekerja terhitung mulai Desember tahun lalu. Apabila MWA fokus pada bidang non-akademis, maka SAU menjalankan fungsi penetapan kebijakan, pemberian pertimbangan, dan pengawasan di bidang akademis,

termasuk memberi persetujuan mengenai pembukaan atau penutupan program studi. Anggota SAU berjumlah 60 orang, terdiri atas rektor, wakil rektor, dekan, direktur sekolah pascasarjana, ketua LP2M, ketua SAF, dan perwakilan dosen dari tiap fakultas (dengan ketentuan 1-25 orang dosen diwakili oleh satu orang dosen). Perubahan juga terdapat pada fakultas yang merupakan bagian dari unsur pelaksana akademik. Fakultas Ekonomi (FE) berganti nama menjadi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) karena prodi-prodi di dalamnya sudah merambah ke arah bisnis. Fakultas Pendidikan Psikologi (FPPsi) juga beralih menjadi Fakultas Psikologi (FPsi) karena bidang yang diajarkan tidak hanya berfokus ke pendidikan psikologi. Istilah “jurusan” dalam fakultas juga akan digantikan dengan “departemen”, sehingga jabatan petinggi fakultas pun turut berubah. Pada tiap fakultas dibentuk Senat Akademik Fakultas (SAF). Perubahan status UM menjadi PTN-BH menandakan bahwa UM dapat mengelola keuangannya secara independen. Maka dari itu, UM juga membentuk Badan Pengelola Usaha dan Dana Abadi (BPUDA) yang bertugas mencari berbagai peluang untuk memperoleh sumber pendanaan. “UM tidak menaikkan UKT untuk menambah pendapatan, maka dari itu ada badan yang didorong untuk menggali pemasukan. Setiap rupiah yang dialirkan pun harus berkontribusi untuk pencapaian visi dan


Laporan Utama misi UM sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih baik,” tegas Prof. Dr. AH. Rofi’uddin, M.Pd. selaku Rektor UM. Ekspansi Program Studi dan Badan Usaha Status PTN-BH membuat UM mempunyai otonomi dalam mengelola perguruan tinggi, sehingga UM bebas membentuk unsur-unsur baru demi menunjang perkembangan universitas, termasuk membentuk prodi-prodi baru. Dengan mempertimbangkan kebutuhan dunia industri dan usaha, saat ini beberapa usulan prodi tengah dikaji aspek keberterimaan dan prospeknya. Ada 26 prodi baru dari jenjang S1 sampai S3 yang sudah diusulkan dan sedang dipelajari dengan cermat, termasuk di antaranya prodi-prodi bidang kesehatan seperti pendidikan dokter, gizi, farmasi, kebidanan, dan keperawatan. Pembukaan prodi baru tentunya tidak melalui proses yang sederhana. Pihak fakultas menyusun proposal pendirian prodi dan tim Satuan Penjamin Mutu (SPM) akan menilai berdasarkan kriteria studi kelayakan. Unsur-unsur yang dinilai antara lain latar belakang pendirian prodi, input dan output mahasiswa, serta sumber daya. Bagi proposal yang lolos uji kelayakan, SPM memberikan pendampingan minimal sekali seminggu hingga dokumen pembukaan prodi baru selesai. Di sisi lain, prodi baru yang studi kelayakannya belum memenuhi kriteria, diberikan waktu untuk memenuhi aspek yang kurang dalam studi kelayakan serta merevisi dokumen studi kelayakan. Setelah memenuhi kriteria, proposal dikirim kepada rektor dan rektor beserta MWA dan SAU akan mengkaji ulang proposal tersebut. Apabila proposal telah dinyatakan layak, SAU akan menerbitkan surat persetujuan dan rektor mengirim pengajuan prodi baru ke Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT)/Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM). Apabila BAN-PT/LAM memberikan rekomendasi, rektor dapat menerbitkan SK pendirian prodi baru tersebut, dan proses pendirian prodi baru dinyatakan selesai. Pendirian prodi baru bukan berarti menambah gedung baru. Menurut Rektor UM, gedung-gedung yang ada di UM sudah cukup untuk menunjang perkuliahan, bahkan jika nantinya ada penambahan prodi. “UM akan terus menerapkan blended-learning meski pandemi sudah selesai, ketika kuliah daring tidak harus

datang ke kampus. Sudah ada dua gedung kuliah bersama yang bisa digunakan semua fakultas, laboratorium juga sudah diantisipasi supaya tidak kekurangan,” jelas Rofi’uddin. Beliau menambahkan, gedung kuliah bersama tersebut juga merupakan bentuk usaha UM supaya mahasiswa dari berbagai fakultas nantinya dapat saling berkomunikasi dan berinteraksi sehingga mampu melahirkan berbagai inovasi. UM menargetkan setidaknya tujuh prodi dapat lekas beroperasi, prodiprodi tersebut yakni Pendidikan Dokter, Kebidanan, Gizi, Farmasi, Keperawatan, Ilmu Komunikasi, dan Aktuaria. Menurut Rektor UM, ketujuh prodi tersebut sedang dikaji sesegera mungkin karena output dari prodi-prodi tersebut paling banyak dibutuhkan oleh dunia usaha dan industri saat ini. Dalam era disrupsi yang cepat berubah, pekerjaan-pekerjaan yang ada dapat hilang dan berganti dengan macam pekerjaan yang baru. Hal ini menjadi tantangan bagi UM dalam merancang kurikulum dan menyiapkan mahasiswa supaya dapat bersaing dan siap menjadi agen di era disrupsi. “Oleh karena itu, prodi baru yang dibuka dipastikan harus bermanfaat bagi masyarakat luas,” tandas Rofi’uddin. Selain membuka prodi baru, UM juga lebih menggiatkan sektor-sektor usaha yang dimiliki. UM telah memiliki sejumlah badan usaha baik yang bergerak di bidang akademik (seperti sertifikasi laboran ataupun pengadaan pelatihan pustakawan) dan non-akademis (contohnya pengelolaan sarana-sarana publik seperti Graha Cakrawala, Sasana Krida, Sasana Budaya, Guest House, dan Bistrovia (teaching restaurant) dengan konsep co-working space. Ke depannya, ada banyak peluang bagi UM untuk melebarkan sayap di bidang usaha, seperti membuka restoran atau hotel. Oleh karena itu, pembentukan PT dan CV akan dilakukan sesuai kebutuhan, dan Rofi’uddin berharap networking badan usaha baru dapat mulai dibentuk. Rektor UM menjelaskan bahwa pengelolaan income generating merupakan area yang terbuka dan butuh penanganan ahli. Oleh karena itu, siapa pun yang mampu mengelola diperkenankan untuk melakukannya. “Tidak hanya orang UM yang berhak mengelola, pihak luar juga bisa asalkan profesional dalam dunia usaha,” jelasnya.

Perubahan Mindset UM sebagai PTNBH Menurut Rektor UM, perubahan status sebagai PTN-BH hanya bersifat simbolik karena substansi perubahan yang utama ada pada sumber daya manusianya. Publik perlu tahu bahwa UM tidak sekedar berganti status, konsekuensi perubahan ini adalah adanya perubahan paradigma baik dalam diri mahasiswa, dosen, tendik, hingga pimpinan. Oleh karenanya, UM berusaha keras untuk memperbaiki kualitas dan kecakapan sivitas akademikanya. Bagi mahasiswa, salah satu cara untuk meningkatkan kompetensi adalah dengan mengikuti Uji Kemampuan Berbahasa Inggris (UKBIng). “Kita mulai membuat suatu aktivitas yang terukur, ada indikator yang harus dipertanggungjawabkan oleh pengurus program. Misalnya, kita punya Balai Bahasa, mereka punya target untuk membuat mahasiswa yang lulus UM mendapat skor tes Bahasa Inggris minimal 425,” papar Rofi’uddin. Beliau menjelaskan bahwa program UKBIng ini sudah dimulai sejak pertengahan tahun lalu bagi mahasiswa yang lulus tahun 2022 atau lebih. Tes UKBIng pertama tidak dikenakan biaya, tetapi apabila mahasiswa belum berhasil mencapai skor minimal 425, mereka dapat berlatih secara daring dengan materi yang bisa diakses melalui Sipejar. Mahasiswa diperkenankan mengulang UKBIng maksimal empat kali dengan dikenakan biaya tiap tes, tetapi tujuan dari penetapan biaya tersebut bukanlah untuk mencari keuntungan. “Hal tersebut sebagai upaya memotivasi mahasiswa agar berusaha bersungguhsungguh dalam mengikuti tes,” terang Rektor UM. Selain mewajibkan UKBIng bagi mahasiswa, upaya lain dalam mendongkrak kualitas lulusan adalah dengan mengadakan overseas program. “Contoh lain adalah Kantor Hubungan Internasional UM (HI UM) didorong untuk memberangkatkan minimal 1% dari total seluruh mahasiswa S1 ke luar negeri tiap tahunnya. Bisa dalam jangka waktu sebulan, bahkan satu semester,” kata Rofi’uddin. Program ini bermaksud memberikan mahasiswa wawasan mengenai kehidupan di luar kampus, terlebih di negeri orang. Jika memungkinkan, mahasiswa diharapkan Tahun 43 Maret-April 2022 | |

7


Laporan Utama sudah memiliki paspor untuk persiapan studi di luar negeri sewaktu-waktu. Dosen dan tendik juga mulai mengubah ritme kerja mereka. “Kalau bahasa gaulnya mungkin dituntut untuk ‘gak pake lama,’” gurau Rektor UM. Dosen dan tendik diharapkan untuk bekerja secara efektif dan efisien. “Kita punya target menjadi perguruan kelas dunia, saya menyebutnya sebagai GuRu (unggul dan rujukan) tingkat Asia dan dikenal dunia. Hal tersebut bukan diukur dari kemewahan gedung dan fasilitas, tetapi dari mindset sumber daya manusia, seperti kemampuan dosen mengajar dan membimbing hingga layanan administrasi yang mudah,” imbuhnya.

Salah satu peningkatan dalam layanan administrasi ialah pendataan yudisium otomatis. Begitu mahasiswa selesai ujian skripsi, nilai yang diinput dosen di Siakad akan segera masuk ke sistem, dan sistem secara otomatis mendeteksi pemenuhan syarat kelulusan. Apabila syarat-syarat kelulusan terpenuhi, maka tidak ada hambatan dalam kelulusan mahasiswa. Sistem juga dapat mendeteksi apabila seorang mahasiswa telah mencapai batas waktu studinya. Mahasiswa akan diberi peringatan dan alih-alih mendapat ijazah, mahasiswa tersebut akan mendapat surat keterangan bahwa ia pernah menempuh pendidikan di UM.

Gedung Bistrovia : salah satu usaha UM sebagai PTN-BH

8 | Komunikasi Edisi 339

Pada masa awal transisi menjadi PTN-BH, UM masih dalam tahap penataan sistem dan perubahan pola pikir supaya seluruh sivitas bersinergi dalam mewujudkan target UM menjadi Guru Asia. Rektor UM menaruh harapan supaya seluruh civitas menjalankan perannya sesuai tugas dan fungsi masing-masing. “Dosen mendidik sembari meneliti dan mempublikasikan karya, mahasiswa berusaha lulus tepat waktu dengan prestasi terbaiknya, tendik bekerja sesuai tanggung jawab masingmasing. Kualitas kerja kita akan membawa dampak besar bagi pengakuan dunia terhadap UM,” pungkasnya. Zahirah/Izam


Proses persiapan pembentukan program studi baru

G

Laporan Khusus

UM Matangkan Persiapan Pembukaan Prodi Baru

elora inovasi UM semakin membara seiring berubahnya status dari Perguruan Tinggi Negeri Badan Layanan Umum (PTNBLU) menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH). Sebagai perguruan tinggi yang dinamis dengan sejarah panjang dan pengalaman melimpah, UM yang memiliki branding kampus “Excellence In Learning Innovation” selalu mengalami perubahan dan perkembangan. Perubahan dan perkembangan yang bertujuan sebagai suatu langkah antisipatif agar tidak tertinggal dengan perkembangan zaman yang begitu pesat dan menyeluruh. Salah satu perubahan dan perkembangan itu terkait dengan pembukaan program studi baru yang akan segera diresmikan oleh Universitas Negeri Malang dalam waktu dekat. Penyiapan hingga pematangan konsep dalam rangka pembukaan program studi baru terus digiatkan oleh seluruh pihak terkait, utamanya pada bagian Satuan Penjaminan Mutu (SPM) UM. Rencananya, terdapat 26 program studi baru yang akan dibuka oleh UM antara lain D4 Animasi, D4 Perhotelan, S1 Pendidikan Dokter, S1 Kebidanan, S1 Farmasi, S1 Gizi, S1 Keperawatan, S1 Teknik Lingkungan, S1 Teknik Arsitektur, S1 Aktuaria, S1 Ilmu Komunikasi, S1 Manajemen Pariwisata, S1 Bisnis Digital, S2 Pendidikan IPA, S2 Sains Psikologi, S2 Pendidikan IPS, S2 Kaligrafi dan Dekorasi, S2 Manajemen Pendidikan Bilingual, S2 Manajemen Pengelolaan Jurnal, S3 MIPA, S3 Teknik Elektro dan Informatika, S3 Teknik Mesin, S3 PAUD, S3 Pendidikan Sejarah, S3 Pendidikan Olahraga, dan S3 Pendidikan Bahasa Arab. Pihak Satuan Penjaminan Mutu (SPM) akan terus menyiapkan berbagai hal terkait dengan pembukaan program studi baru, seperti kajian lebih lanjut terkait kebutuhan lapangan kerja yang tersedia agar program studi tersebut memiliki peminat yang terus meningkat setiap tahunnya. Selain itu, pihak Satuan Penjaminan Mutu (SPM) juga menyiapkan tim kecil yang beranggotakan 5 orang pada setiap program studi yang digagas. Tujuan pembentukan tim kecil tersebut untuk mempersiapkan naskah dan pembukaan program studi baru. Mekanisme pembentukan program studi baru melewati beberapa tahap yang panjang dan ketat agar program studi yang akan dibuka oleh UM dapat mencetak lulusan yang memiliki kompetensi unggul dalam setiap bidang yang dipelajari. Sehingga, lulusan dari program studi yang akan dibuka oleh UM mampu direkrut perusahaan atau penyedia lowongan pekerjaan dengan jumlah besar dan sesuai bidang ilmu yang dipelajarinya. Persyaratan dan prosedur yang begitu panjang dan selektif tidak menyurutkan semangat UM dalam mewujudkan pembukaan program studi baru. Berikut ini berbagai persyaratan yang harus dipenuhi oleh UM dalam rangka pembukaan program studi baru. 1. Proposal program studi baru diusulkan oleh masing-masing

pihak fakultas atau sekolah pascasarjana yang berkenan untuk membuka program studi. 2. Pembukaan proram studi harus didasarkan atas studi kelayakan. 3. Program studi baru harus memenuhi standar minimal program studi yang ditetapkan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) atau Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM). 4. Kurikulum program studi baru setidak-tidaknya mempunyai perbedaan 60% dari kurikulum program studi di UM Setelah memenuhi syarat yang telah ditentukan, pihak terkait akan mulai menjalankan prosedur pembukaan program studi baru yang telah terlampir, sebagai berikut. 1. Fakultas atau sekolah pascasarjana mulai mengusulkan proposal pembukaan program studi kepada Rektor. 2. Rektor menugasi Satuan Penjaminan Mutu (SPM) untuk melakukan verifikasi kelayakan proposal yang diusulkan. 3. Jika proposal dinyatakan layak oleh Satuan Penjaminan Mutu (SPM), Rektor meneruskan proposal pembukaan prodi kepada Senat Akademik Universitas (SAU). 4. Senat Akademik Universitas (SAU) melakukan kajian proposal pembukaan prodi baru yang diusulkan oleh Rektor, dan apabila diperlukan Sistem Akuntansi Umum (SAU) dapat melakukan dengar pendapat dengan unit terkait. 5. Jika Senat Akademik Universitas (SAU) menyetujui proposal pembukaan prodi baru, Senat Akademik Universitas (SAU) menerbitkan surat persetujuan pembukaan program studi baru. 6. Berdasarkan surat persetujuan Senat Akademik Universitas (SAU), Rektor mengajukan proposal pembukaan prodi kepada BAN-PT/LAM untuk mendapat rekomendasi. 7. Berdasarkan surat rekomendasi dari BAN-PT/LAM, Rektor menerbitkan Surat Keputusan Pembukaan Program Studi Baru. “Untuk menindaklanjuti kesiapan UM dalam rangka pembentukan program studi baru, akan diadakan rapat terbatas di Gedung Rektorat lantai 8 pada ruang sidang Rektor. Rapat ini akan dihadiri oleh Wakil Rektor 1, Wakil Rektor 4, pihak SPM, para Dekan dari FMIPA, dan para Dekan dari FIK karena akan membahas program studi yang menyangkut bidang kesehatan yang dianggap lebih urgent karena sangat dibutuhkan pada masa pandemi Covid-19. Sedangkan, program studi yang memiliki bidang lain akan ditindaklanjuti pada rapat berikutnya. Selain itu, penyiapan sarana dan prasarana serta perekrutan dosen baru dengan keahlian yang unggul agar saat program studi benarbenar terbentuk maka akan mencetak lulusan yang unggul pula,” ujar Dr. Imam Agus Basuki, M.Pd., Kepala Satuan penjaminan Mutu UM. Naufal

Tahun 43 Maret-April 2022 | |

9


Info UM

Job Fair UM Diserbu Alumni dari Berbagai Perguruan Tinggi Para pengunjung stand job fair.

U

ntuk pertama kalinya setelah pandemi covid-19, Pengurus Pusat Ikatan Alumni (PP IKA) bekerjasama dengan Subdit Kar dan Alumni Direktorat Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Negeri Malang (UM) sukses gelar job fair pada Rabu Kamis, (9-10/3). Meskipun tujuan acara ini digelar untuk menjembatani alumni UM perusahaan atau dunia industri, acara yang digelar di Sasana Krida ini diserbu ratusan alumni dari berbagai perguruan tinggi lain, mulai dari alumni UM, UB, Polinema, Unair, UMM, lulusan berbagai SMK, dll.

Tidak hanya itu, di luar gedung, stan juga diramaikan oleh mahasiswa yang tergabung dalam tim Kewirausahaan UM. Mahasiswa yang telah memiliki berbagai produk makanan ini turut meramaikan acara, mulai dari minuman blimbing wuluh yang telah dikemas seperti air mineral gelas, hingga berbagai produk makanan yang telah mendapat sertifikasi BPOM dan MUI. NAS

Hadir sebagai pembicara utama dalam sesi presentasi yaitu dari PT Bening’s Indonesia, setelah menyampaikan profil perusahaan dan lowongan kerja yang dibutuhkan oleh PT Bening’s Indonesia, tim membagikan produk gratis kepada 15 pengunjung Job Fair. Rani, alumni UM mengaku lulus tahun 2021 dan saat ini sedang membutuhkan pekerjaan, ‘’Untung ada job fair dan gratis, pas saya baru lulus, dan butuh cari pekerjaan, jadi saya bisa lihat profil perusahaan dan akan melamar langsung,’’ ungkap gadis 22 tahun ini. Pada acara ini, antusias pengunjung sangat tinggi, hari pertama, pengunjung stan job fair sejumlah 547 orang dan pada hari kedua 521 pengunjung. Sejumlah 15 perusahaan memenuhi stan yang disediakan di Sasana Krida secara bergantian presentasi dilakukan oleh masing-masing tim dari perusahaan yang hadir. Pihak perusahaan saat menjelaskan profil perusahaan pada pengunjung stand job fair

10 | Komunikasi Edisi 339


a h i l i

Up to Date

Unggahan akun Instagram resmi UM mengenai sistem perkuliahan hybrid

U

niversitas Negeri Malang (UM) menggelar perkuliahan dengan sistem Blended Learning sejak pekan ke-9 perkuliahan semester gasal, tepatnya mulai tanggal 25 Oktober 2021 lalu. Blended Learning merupakan sistem perkuliahan yang kegiatan perkuliahannya dilaksanakan oleh sebagian mahasiswa secara daring dan sebagian lagi mengikuti secara luring pada waktu yang bersamaan. Mahasiswa yang diprioritaskan mengikuti sistem perkuliahan ini adalah mahasiswa angkatan 2020 dan 2021 dengan kapasitas mahasiswa maksimal 50% dari total peserta mata kuliah. Perwakilan dari Satgas Covid UM, dr. Erianto Fanani, S.Ked., mengatakan bahwa pihaknya telah menawarkan usulan dan prediksi yang perlu dilakukan dalam melaksanakan perkuliahan. Hal itu disesuaikan dengan kondisi pandemi terkini di Kota Malang. Nantinya, usulan tersebut akan diputuskan oleh bagian akademik. Beberapa peraturan terkait protokol kesehatan (prokes) selain pembatasan kehadiran di kelas adalah surat izin dari orang tua/ wali mahasiswa, sertifikat vaksin, pelaksanaan tes swab, karantina mandiri 14 hari sebelum perkuliahan dimulai, serta kewajiban penyediaan aplikasi PeduliLindungi bagi setiap pihak sebagai alat controlling. Adanya peraturan-peraturan ini tidak lain adalah sebagai bentuk pencegahan dari terjadinya kemungkinan-kemungkinan yang tidak diinginkan. Kemudian, saat memasuki perkuliahan semester genap 2022 lalu, UM menyelenggarakan perkuliahan tatap muka terbatas dengan maksimal 100% kapasitas kelas. Peraturan yang diterapkan sama seperti saat Blended Learning. Selain itu, ada pula peraturan yang lain, seperti pengurangan jam perkuliahan yang awalnya 50 menit menjadi 35 menit. Para mahasiswa menunjukkan antusiasme mereka atas kebijakan ini, terutama mereka yang belum pernah sama sekali merasakan fasilitas kampus dan bertemu teman-teman mereka secara langsung. Namun, hal ini dapat mengakibatkan timbulnya halhal yang tidak diinginkan. Contohnya seperti adanya kerumunan, pelanggaran prokes, dan hal lain yang berimbas pada kemungkinan meningkatnya kasus Covid-19. Akan tetapi, dr. Erianto menyebutkan bahwa kondisi seperti ini sudah masuk dalam prediksi satgas saat mengajukan usulan-usulan kepada bagian akademik. Pihak satgas sendiri tidak menampik

Responsif UM pada Perkembangan Varian Baru Omicron

akan adanya kemungkinan kerumunan, dan juga sudah menyiapkan rancangan atau skenario tentang apa yang harus dilakukan ketika hal tersebut terjadi. “Hal yang tidak kita inginkan dalam hal ini adalah terjadinya kasus. Apakah kita nggak siap? Kita siap, buktinya begitu ada kasus, langsung kita screening, langsung kita tracing, kirim obat-obatan,” lanjut dr. Erianto. Pihak satgas UM menyediakan layanan telemedicine untuk melakukan tracing dan konsultasi. Mahasiswa bisa langsung mengonfirmasi pada satgas ketika mengetahui adanya kasus positif Covid-19, sehingga satgas UM bisa segera melakukan tracing. Selain itu, mahasiswa juga bisa mengajukan diri untuk melakukan swab tes atau antigen untuk memastikan kondisi menggunakan fasilitas kampus. Mahasiswa yang tinggal di lingkungan dengan fasilitas bersama seperti indekos atau asrama juga bisa melapor kepada satgas dan nantinya akan disediakan tempat isolasi dari pihak UM jika masih tersedia. Seiring dengan berkembangnya kasus Covid-19 varian Omicron di Kota Malang dan terkonfirmasinya kasus pertama di lingkungan UM, sistem perkuliahan pada minggu ke-2 semester genap mengikuti peraturan terbaru. Kapasitas peserta di dalam kelas berubah menjadi maksimal 50% dari total peserta perkuliahan. Selain itu, perkuliahan yang seharusnya dilaksanakan di beberapa gedung yang sedang di-tracing dilakukan secara daring. Kemudian, mahasiswa yang lain melaksanakan proses perkuliahan dengan sistem ganjil genap, yakni peraturan baru berdasarkan warna pada KRS masing-masing. Mahasiswa mengikuti perkuliahan luring pada pertemuan genap jika mata kuliah berwarna hijau dan mengikuti perkuliahan luring pada pertemuan ganjil jika mata kuliah berwarna kuning. Sementara itu, apabila perkuliahan sedang tidak dalam jadwal luring, maka mahasiswa wajib mengikuti perkuliahan secara daring. “Kondisi pandemi merupakan suatu bencana, suatu kecelakaan, di mana hal itu tidak bisa dihindari, tetapi bisa diprediksi. Kondisi yang akan terjadi di UM, sudah diprediksi sebelum perkuliahan dimulai,” tambah dr. Erianto. Segala usulan dan skenario memang sudah direncanakan, tetapi kita tidak boleh menyepelekan disiplin prokes. Sekali lagi, pandemi ini bisa dikatakan sebagai bencana, kita tidak bisa menghindari, tetapi kita bisa memprediksi dan melakukan tindakan disiplin pencegahan sebaik mungkin sebagai bentuk usaha. Vania

Tahun 43 Maret-April 2022 | |

11


Opini

Ilustrasi oleh Alfan Khoirul Huda

Menguatkan Komunikasi Publik untuk Mematuhi Penanganan Covid-19 Oleh Ahmad Irfan Husaini

T

eringat ketika Malang Raya (Kota Malang, Kota Batu dan Kabupaten Malang) akhirnya memberlakukan Peraturan Kementerian Kesehatan RI yang mengesahkan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) berdasarkan Surat Keputusan Kemenkes RI Nomor HK.0 1.07/MENKES/305/2020 tertanggal 11 Mei 2020. Tujuan dari peraturan PSBB ini adalah untuk menekan dan memutuskan mata rantai penyebaran virus korona (Covid-19). Kini, pemerintah sudah resmi menetapkan pemberlakuan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) darurat sejak 3 Juli sampai 20 Juli 2021 dan tentunya kita tidak mengharapkan varian baru Covid-19 yang akan menghantui di Indonesia lagi. Tampaknya, pemberlakuan peraturan PSBB dan PPKM tersebut masih belum efektif karena masih banyak masyarakat yang belum patuh. Adakah sebuah persoalan komunikasi publik yang belum efektif dalam balutan budaya karakteristik masyarakat, sehingga peraturan PSBB masih banyak yang dilanggar oleh masyarakat? Persoalan patuh adalah wujud disiplin yang harus ditegakkan, sedangkan pemben-

12 Komunikasi Edisi 339

tukan disiplin adalah suatu budaya yang harus ditanamkan sejak dini. Suatu tindakan yang tidak mudah karena setiap peraturan yang dibuat tentu memiliki tujuan untuk dipatuhi dan mampu mengubah sikap serta perilaku masyarakat yang diaturnya. Kepatuhan masyarakat terhadap peraturan PSBB dan PPKM bisa jadi karena masyarakat memang butuh peraturan tersebut untuk memberikan rasa aman karena lingkungannya sudah memasuki zona merah. Bisa juga karena perhitungan lebih untung untuk patuh pada peraturan tersebut dibandingkan tidak patuh. Atau, peraturan yang dibuat telah sesuai dengan hati nuraninya dan memberikan kepastian bahwa wabah Covid-19 akan segera berlalu. Namun, ketidakpatuhan sebagian masyarakat terhadap peraturan PSBB dan PPKM yang telah diberlakukan bisa jadi karena aturan tersebut berbenturan dengan kepentingan dan kebutuhan masyarakat. Hal itu menyebabkan masyarakat acuh tak acuh terhadap peraturan PSBB dan PPKM tersebut. Di sinilah kemampuan komunikasi publik dan peran serta para penegak protokoler Covid-19 sangat menentukan dalam kepatuhan


Opini masyarakat terhadap peraturan kronis. Selanjutnya, kepatuhan masyarakat terhadap aturan PSBB sangat dipengaruhi oleh budaya lokal yang ada di masyarakat, di mana peraturan mengikat dan tanpa ada kompromi tersebut akan diberlakukan. Penguatan Komunikasi Publik Dalam rangka memperbaiki komunikasi publik di masa pandemi Covid-19, ada langkah krusial yang harus dikedepankan sebagai penguatan informasi akurat. Bilamana krisis tidak ditangani dengan data yang kuat, maka akan menjadi compang-camping dan narasinya menjadi tidak jelas. Pentingnya pemerintah untuk membentuk organisasi komunikasi penanganan Covid-19 dan penerapan PSBB secara akurat, karena kerja Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di daerah pun masih carut marut. Dengan membentuk protokol melalui penguatan komunikasi yang baik dan jaringan komunikasi yang strategis, pemerintah dapat membangun opini publik yang positif. Selain itu, akan terbentuk kepercayaan masyarakat yang bisa menjadi fondasi kokoh bagi pemerintah dalam menerapkan kebijakan, sehingga bisa membangun positive public opinion, trust, penerimaan dan dukungan, serta set up foundation kepada masyarakat. Selama ini, ketidakpahaman masyarakat dalam mematuhi PSBB dipandang terlalu tidak mengenal kompromi dengan alasan apa pun, sehingga kondisi ini tidak mudah diterima oleh kebanyakan masyarakat. Keberhasilan komunikasi dengan masyarakat merupakan kunci keberhasilan upaya pemerintah dalam menanggulangi laju penyebaran Covid-19. Jika masyarakat tidak mengerti pentingnya penerapan PSBB dan PPKM, bagaimana mereka bisa memahami pentingnya mematuhi anjuran pemerintah untuk membatasi gerak mereka? Banyaknya pelanggaran yang terjadi selama PSBB dan PPKM ini kemungkinan besar berasal dari ketidakpahaman masyarakat dan juga pengawasan yang kurang efektif. Dalam membangun sistem pengawasan yang efektif, pemerintah perlu membangun kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat. Keterlibatan dan kepatuhan warga sangat menentukan tingkat kesuksesan pembatasan sosial dalam menekan laju persebaran Covid-19. Sebuah

kondisi empiris di Australia menunjukkan penerapan lockdown di negara tersebut bisa efektif jika melibatkan 80% penduduk selama 13 minggu. Masyarakat perlu dilibatkan secara aktif dalam pelaksanaan PSBB dan PPKM, termasuk dalam aspek pengawasannya. Di negara bagian Queensland, Australia, masyarakat dapat melaporkan melalui aplikasi apabila mereka menyaksikan ada warga atau pelaku bisnis yang melanggar peraturan yang telah diberlakukan. Pandemi ini membawa domino effect yang berimbas kepada kondisi ekonomi karena terputusnya ruang gerak dan mata rantai bisnis. Oleh karena itu, Polri ditugaskan untuk menjaga agar masyarakat tidak panik dan situasi tetap kondusif. Peran seluruh stakeholder, termasuk Polri, penting dalam menyukseskan kebijakan pemerintah dalam penanganan Covid-19. Negara tidak mungkin melakukan ini sendiri, sehingga di sinilah peran para stakeholder untuk membuat kebijakan yang sudah diambil pemerintah menjadi efektif. Agar para komunikator pemerintah selain menyampaikan fakta, juga data-data terkait mengapa kebijakan tertentu diambil pemerintah, sehingga tercipta kesepakatan secara rasional. Oleh karena itu, dalam rangka penguatan mematuhi PSBB dan PPKM di Malang Raya, wajib untuk mengkomunikasikan aturan yang ditaati antara pemerintah daerah dengan masyarakat. Dalam penanggulangan Covid-19, partisipasi dari berbagai lapisan masyarakat sangat penting dilakukan secara kolaboratif. Hal ini untuk menguatkan koneksi sosial sehingga masyarakat senantiasa mendapatkan asupan informasi dan jaminan kehidupan yang layak dan terlindungi. Selain itu, peran dan fungsi media sangat penting dalam proses antisipasi informasi yang menyesatkan. Sama halnya dengan tenaga medis, sebagai garda depan pasukan penanggulangan bencana, mereka harus diapresiasi sebagai pahlawan di tengah pandemi ini. Penguatan kesadaran PSBB dan PPKM ini harus konsisten dan harus didukung oleh pemerintah dalam bentuk penguatan sinergis dengan masyarakat dalam mengomunikasikan PSBB dan PPKM agar Malang Raya segera steril dan terlepas dari bayang-bayang zona merah Covid-19. Penulis Adalah Kontributor Majalah Komunikasi UM

Tahun 43 Maret - April 2022 | |

13


Profil

Enterpreneur Sukses, Alumni Terpilih di Jajaran MWA Potret Bapak Ishak Muin

Nama Ishak Muin Tanggal Lahir 15 Desember 1966 Alamat Jl. Pancoran Barat IV No.24 Kel. Pancoran, Kec. Pancoran, Kota Jakarta Selatan, 12780 Email ishakmuin@pacificplace.co.id; ishakmuin@gmail. com Jabatan Vice President Operation Supports & Services, Corporate Secretary at PT Pacific Place Jakarta Riwayat Pendidikan: Sarjana (S1) : Bahasa Arab, IKIP Malang, lulus tahun 1992, IPK: 2.81 Pasca Sarjana (S2) : Magister Manajemen, Universitas Mercu Buana Jakarta, lulus tahun 2016, IPK: 3.81

14 | Komunikasi Edisi 339

“Lakukan dan kerjakan dengan maksimal apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab saat ini, selanjutnya serahkan kepada Allah.”

Hai pembaca setia Komunikasi! Pada kesempatan kali ini, kita akan berkenalan dengan salah satu alumni UM yang menjadi perwakilan dari Majelis Wali Amanat (MWA) UM. Beliau adalah Bapak Ishak, yang saat ini menjabat sebagai Vice President Operation Supports & Services dan Corporate Secretary di PT Pacific Place Jakarta. Yuk, simak wawancara salah satu kru Komunikasi dengan beliau!


Profil

Berdasarkan sumber yang saya dapatkan, Bapak saat ini menjabat sebagai Vice President PT Pacific Place. Jika boleh diceritakan, apa saja kesibukan Bapak saat ini? Tepatnya, saat ini saya bekerja sebagai VP Operations & Supports Services di samping juga sebagai Corporate Secretary. Tugas utama saya adalah mengarahkan perencanaan dan pelaksanaan, mengevaluasi, serta melakukan continuous improvement dari sistem manajemen dan kegiatan operasional perusahaan sehari-hari yang terdiri atas operasional kompleks bangunan Shopping Mall, Office Building, Residence, dan hotel berbintang 5. Di samping itu, saya juga bertanggung jawab sebagai sekretaris perusahaan; bertanggung jawab untuk mengomunikasikan dan mengoordinasikan kepentingan seluruh direksi perusahaan yang berbeda-beda, mengingat Pacific Place merupakan perusahaan konsorsium di mana pemilik sahamnya terdiri dari beberapa perusahaan. Saat ini juga Bapak merupakan Perwakilan Alumni UM untuk MWA, bolehkah Bapak menceritakan apa saja yang Bapak kerjakan dengan jabatan tersebut? Sebagai Perwakilan Alumni UM untuk MWA saya bersama dengan anggota MWA yang lain dan pimpinan universitas menetapkan peraturan dan kebijakan umum universitas. Selain itu, saya juga membantu mengarahkan dan memberikan masukan kepada tim Pusat Bisnis untuk mengembangkan pengelolaan aset dan unit bisnis yang ada di UM. Sebagai salah satu alumni UM yang mencapai kesuksesan saat ini, apakah boleh Bapak ceritakan bagaimana cara Bapak mencapainya? Menurut saya, sukses itu relatif, tergantung dari apa yang kita targetkan dan sejauh mana kita bisa mencapai target yang kita tentukan. Di samping itu, juga tergantung dari sisi mana seseorang memandang kesuksesan tersebut. Bagi saya, kesuksesan yang sebenarnya adalah kalau kita bisa memanfaatkan waktu dengan baik untuk urusan dunia dan akhirat secara seimbang dengan tujuan untuk mendapatkan kebaikan di dunia dan di akhirat nanti. Namun, bagi saya juga sukses itu tidak penting, yang penting adalah saya berusaha melakukan yang terbaik pada tugas, tanggung jawab, serta apa yang saya hadapi saat ini. Adapun orang lain mungkin memandangnya sebagai kesuksesan, tetapi sejatinya merupakan hasil dari kita telah melakukan yang terbaik saat ini dan sebelumnya. Selain itu, kita harus terus membina dan mengembangkan network atau relasi (perbanyak silaturahmi). Apakah tantangan yang Bapak hadapi dalam mencapai kesuksesan Bapak saat ini? Tantangan untuk mencapai kesuksesan adalah diri kita sendiri; bagaimana kita mampu memotivasi diri sendiri; mengatur dan memanfaatkan waktu dengan baik; serta menjaga dan mengarahkan fokus perhatian, pikiran, dan tenaga kita untuk mencapai target sesuai dengan prinsip hidup yang kita yakini. Motivasi apa yang Bapak selalu tanamkan dan memengaruhi keberhasilan ini?

Lakukan dan kerjakan dengan maksimal apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab saat ini, selanjutnya serahkan kepada Allah. Selain itu, tetaplah jaga fokus dan interes sesuai dengan kekuatan dan prinsip hidup yang kita yakini. Kelola dan manfaatkan waktu dengan baik dan benar sesuai dengan target serta visi kita. Terakhir, bergaullah dengan orang-orang baik yang dapat memberikan pengaruh positif terhadap diri Anda. Apakah dalam meraih kesuksesan ini, terdapat tokoh penting dalam kehidupan Bapak? Tokoh penting bagi saya hanya sebagai inspirasi, tetapi kita harus menjadi diri kita sendiri. Yang terpenting, kita harus memahami siapa kita sebenarnya dengan segala kelebihan dan kekurangan, lalu fokus terhadap kelebihan atau kekuatan yang kita miliki. Harapan apa yang Bapak ingin capai dengan kesuksesan yang telah Bapak raih saat ini? Kesempatan untuk belajar dan dapat mengamalkan ilmu serta pengalaman agar bermanfaat menjadi amal jariah. Semaksimal mungkin untuk bisa memberikan kontribusi positif yang maksimal terhadap pertumbuhan UM dan peningkatan Tridarma Perguruan Tinggi. Sebagai alumni UM untuk MWA, apa pesan Bapak untuk civitas akademika UM? UM merupakan universitas pembelajaran terkemuka sejak dulu, tetapi harus terus menyesuaikan dengan perkembangan teknologi dan budaya bangsa, mengenali kekuatan dan area yang perlu diperbaiki, serta mengembangkan kekuatan yang dimiliki. Ke depannya, apa pun profesi kita, baik di dalam lingkungan akademik maupun non-akademik, kita membutuhkan kemampuan di bidang teknologi informasi dan entrepreneurship. Kemudian kita dapat memanfaatkannya dengan baik untuk memaksimalkan kinerja kita, ditambah dengan meningkatkan silaturahmi untuk membangun network agar mendapatkan berkah yang lebih banyak. Nuriyatul Tahun 43 Maret - April 2022 | |

15


Seputar Kampus

Suasana kegiatan perkuliahan luring di UM

Antusiasme Mahasiswa UM Ikuti Perkuliahan Luring Perdana Mulai Senin (24/1/2022), perkuliahan luring semester genap tahun ajaran 2021/2022 resmi dilaksanakan di Universitas Negeri Malang (UM). Telah hampir 2 tahun para mahasiswa UM tidak bisa melakukan perkuliahan secara luring akibat meningkatnya kasus Covid-19 di Indonesia. Namun, pada awal tahun 2022 kemarin, terbit surat keputusan Rektor untuk pelaksanaan kuliah luring atau pertemuan tatap muka (PTM).

yang melaksanakan perkuliahan luring. Tegar mengungkapkan keantusiasannya dalam mengikuti perkuliahan luring kali ini. “Tentu saja lebih excited untuk bertemu teman-teman lagi setelah sekian lama, dan pastinya sangat terasa berbeda dengan kuliah daring, terutama untuk mata kuliah praktikum. Pasti lebih seru dan paham jika dilakukan secara langsung atau luring,” jelas mahasiswa Pendidikan Matematika ini ketika dihubungi via media sosial.

Terbitnya surat keputusan tentang pelaksanaan kuliah luring tentu membuat para mahasiswa UM sangat antusias dan bersemangat untuk datang ke kampus. Antusiasme para mahasiswa dapat terlihat di seluruh gedung bangunan kampus UM, mulai dari Gedung Kuliah Bersama (GKB) hingga selasar tiap fakultas, yang dipenuhi oleh mahasiswa. Hal tersebut dibenarkan oleh Tegar, salah satu mahasiswa dari Pendidikan Matematika

Tidak hanya di kampus pusat UM saja yang merasakan keantusiasan dalam menyambut perkuliahan luring ini, di kampus 3 UM juga tidak kalah semangatnya. Hal itu diungkapkan oleh Aurila Putri, mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), ketika mengikuti perkuliahan tatap muka semester genap. “Di kampus 3 suasananya ramai dan juga semua mahasiswa dan dosen sangat menjaga protokol kesehatan. Terus,

16 | Komunikasi Edisi 339

menurutku kalau kuliah offline itu bisa lebih paham sama materinya. Pokoknya excited sekali bertemu teman-teman. Kan, sebelumnya dari tahun 2020 nggak pernah ketemu, karena masih daring,” paparnya. Dari beberapa komentar mahasiswa lainnya mengenai dilaksanakannya PTM tersebut, ada beberapa mahasiswa yang memang sudah ingin sekali mengikuti perkuliahan luring. Di antaranya, banyak yang mengungkapkan karena mereka akhirnya bisa bertemu dengan temantemannya dan menjadi lebih paham tentang materi yang disampaikan oleh dosen. Bagi teman-teman mahasiswa yang datang ke kampus, jangan lupa untuk tetap menjaga protokol kesehatan, tetap memakai masker, menjaga jarak, dan hindari kerumunan, ya! Stay safe and stay healthy. Refiana


Seputar Kampus

Sekretariat Baru, Harapan Baru Pesona Gedung Baru Sekretariat Ormawa

M

ahasiswa kerap dikaitkan dengan organisasi. Kebanyakan orang menyebut organisasi pada tingkat perguruan tinggi dengan sebutan ormawa atau organisasi mahasiswa. Mahasiswa yang menjadi anggota ormawa sering melakukan perkumpulan, sampaisampai ada sebutan khusus bagi mereka, yaitu mahasiswa kura-kura atau kuliah rapat-kuliah rapat. Untuk memfasilitasi kebutuhan rapat ini, pihak universitas menyediakan tempat khusus sebagai sarana untuk melaksanakan kegiatan mereka. Tempat tersebut adalah kesekretariatan ormawa. Ngobrol-ngobrol tentang kesekretariatan ormawa, rasanya tidak afdal jika tidak membicarakan gedung ormawa yang baru di Universitas Negeri Malang (UM). Pada akhir tahun 2021, gedung ormawa yang baru telah diresmikan bersamaan dengan dua gedung baru lainnya, yaitu Masjid AlHikmah dan Gedung Bistrovia (Teaching Restaurant). Alasan didirikannya gedung ormawa ini karena gedung ormawa yang sebelumnya dinilai sudah tidak layak untuk ditempati.

menjaga kebersihan dari fasilitas yang telah diberikan kepadanya dengan sebaik mungkin. “Kami imbau mahasiswa untuk membaca peraturan dan SOP dari Rektor sebelum menempati gedung baru. Jangan sampai kotor, kumuh, bahkan seolah-olah milik pribadi atau dijadikan pengganti kos-kosan,” tegas Dr. Muarifin, M.Pd., Wakil Rektor III UM. Pada saat gedung baru ini diresmikan oleh Rektor dan seluruh pimpinan UM, seluruh warga UM, termasuk dosen, tenaga pendidik, serta civitas akademika memberikan respons yang sangat baik. Hal ini terbukti ketika salah satu reporter Majalah Komunikasi UM bertanya pada Bapak Hendra Susanto, Ph.D., selaku Staf Ahli Wakil Rektor III UM mengenai respons dari mahasiswa, tendik, maupun dosen mengenai pemindahan kesekretariatan ormawa dari gedung lama ke gedung baru. “Sangat disambut baik mengingat lebih layak dan akan bisa dimanfaatkan oleh UKM secara lebih optimal, tentunya dengan secara bertahap pemenuhan kebutuhan-kebutuhan UKM di sana,” tambahnya. Elsya

“Kelayakan gedung ormawa lama yang kurang representatif untuk kegiatan kesekretariatan dan master plan UM untuk pengaturan bangunan-bangunan di UM,” tutur Hendra Susanto, Ph.D. yang saat ini menjabat sebagai Staf Ahli Wakil Rektor III UM. Pak Hendra juga menambahkan bahwa kesekretariatan ormawa yang baru bertempat di Gedung E17. Kesekretariatan ormawa yang baru ini terdiri dari 36 ruangan yang dilengkapi dengan meeting room, toilet, musala, dan lain-lain. Selain itu, pembuatan gedung ormawa ini bertujuan untuk meningkatkan mutu layanan kepada mahasiswa. Dengan demikian, dengan adanya sarana tersebut, mahasiswa diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan kepada almamaternya. Mahasiswa diimbau untuk tetap

Tampak dalam gedung baru Sekretariat Ormawa

Tahun 43 Maret - April 2022 |

17


Seputar Kampus

Acara-acara yang diselenggarakan PUSPRESMA UM

P

PUSPRESMA FS: Memacu Prestasi Mahasiswa usat Prestasi Mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang (PUSPRESMA FS UM) terbentuk bersamaan dengan pelantikannya pada tanggal 21 Januari 2022. Terbentuknya PUSPRESMA FS terinspirasi dari adanya lembaga di tingkat nasional yang bernama Pusat Prestasi Nasional (PUSPRESNAS) sebagai salah satu unit Kemenristek Dikbud yang mengurus kegiatan di bidang prestasi dan kompetisi. Adanya dorongan terhadap mahasiswa Fakultas Sastra agar lebih semangat dalam berprestasi tentunya membutuhkan arahan dan bimbingan dari sebuah organisasi yang mampu mendampingi. Berdasarkan latar belakang itulah PUSPRESMA FS dibentuk menjadi salah satu unit kemahasiswaan baru di FS UM guna mewadahi, membina, serta memfasilitasi mahasiswa FS dalam hal berprestasi di bidang akademik maupun non akademik.

prestasi. Pemicu ini dimulai dengan adanya sosialisasi, kemudian pemacu dapat dilaksanakan melalui pelatihan, pembinaan, pendampingan, hingga menorehkan prestasi. Hal ini menjadi salah satu permintaan Kementerian bahwa mahasiswa tidak hanya dituntut berkualitas dalam akademik saja, namun berkualitas dari segi softskills juga” jelas Prof. Dr. Yusuf Hanafi, S.Ag, M.Fil.I.

PUSPRESMA FS UM ini diketuai oleh mahasiswa S1 Pendidikan Bahasa Inggris angkatan 2019, Bunga Almia Gane Sari Santina Putri yang dipilih langsung oleh Prof. Dr. Yusuf Hanafi, S.Ag, M.Fil.I. selaku Wakil Dekan III Fakultas Sastra karena banyaknya prestasi yang sudah diraih olehnya. “Pemimpin adalah sosok teladan, maka dari itu saya memilih mahasiswa yang memiliki jiwa leadership, teruji secara prestasi dan berada di usia yang tepat (menempuh semester 6) supaya bisa menjadi contoh baik bagi mahasiswa Fakultas Sastra dalam meraih prestasi ke depannya” tutur Wakil Dekan III Fakultas Sastra.

Dalam kepengurusannya, PUSPRESMA FS UM memiliki enam (6) bidang yang terdiri dari Bidang Penalaran, Bidang Media dan Inovasi, Bidang Kewirausahaan, Bidang Bakat dan Minat, Bidang Debat, dan Bidang Pertukaran Mahasiswa. Beberapa program kerja telah dilaksanakan oleh masingmasing bidang. Program kerja yang pertama dilaksanakan adalah Sosialisasi Program Kreativitas Mahasiswa Fakultas Sastra (PKM FS) pada 29-30 Januari 2022 dan dilanjutkan dengan pendampingan penyusunan proposal yang sedang berlangsung. Program kerja kedua yang telah terlaksana adalah Sosialisasi Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Fakultas Sastra (Pilmapres FS) pada 11 Februari 2022. Kemudian, sosialisasi tentang IISMA sebagai program kuliah ke luar negeri gratis oleh Kemenristek Dikbud menjadi program kerja ketiga yang berhasil terlaksana pada 26 Februari 2022. Program kerja keempat yang sedang berjalan yaitu English Debate Training. Program kerja di bawah naungan bidang debat ini dilaksanakan pada tanggal 6,12,19, dan 26 Maret 2022 dan diikuti oleh enam belas peserta terpilih.

Organisasi mahasiswa yang didampingi oleh Bapak Dr. Karkono, S.S, M.A. ini, terdiri dari 28 pengurus yang merupakan mahasiswa Fakultas Sastra peraih prestasi dengan sosok masing-masing yang memiliki semangat tinggi dalam berkompetisi sesuai dengan bidangnya. PUSPRESMA FS UM memiliki peran penting dalam upaya pemberdayaan potensi mahasiswa untuk berprestasi. “Pengurus memiliki tugas sebagai pemicu dan pemacu

Beberapa kegiatan yang terlaksana merupakan wujud nyata bahwa organisasi yang baru dibentuk ini sukses menjalankan perannya sebagai wadah bagi mahasiswa FS untuk mencapai prestasi. “Saya berharap mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Sastra dapat memanfaatkan fasilitas yang diberikan oleh PUSPRESMA FS UM sebagai jembatan untuk menorehkan prestasi di bidang yang sesuai dengan bakat dan minatnya,” pungkas Bunga Almia. Natasha

18 | Komunikasi Edisi 339


Seputar Kampus

BEM FIP UM Berbagi Kiat Raih Beasiswa

B

EM FIP UM melalui Departemen Riset dan Pengembangan Keilmuannya mengadakan agenda diskusi ilmiah dengan judul How to Choose Your Scholarship with BEM FIP 2022 pada Jumat sore (4/03/22). Agenda ini merupakan program kerja dari BEM FIP UM dengan mengajak mahasiswa, khususnya dari FIP UM, untuk berdiskusi bersama dengan narasumber yang mumpuni. “Tak hanya mendapatkan informasi ataupun wawasan bagi mahasiswa, tapi dapat memberikan pengalaman, relasi baru, sertifikat kegiatan, dan lain sebagainya,” ungkap Ketua Pelaksana kegiatan ini, Rizki Rindiyanti, dalam wawancara secara online. Diskusi Ilmiah ini rutin diselenggarakan setiap tiga bulan sekali. Untuk mengawali acara diskusi di tahun 2022, tema beasiswa dipilih sebagai bentuk informasi yang penting dan dibutuhkan oleh mahasiswa. Dalam acara ini, BEM FIP UM menghadirkan narasumber Bunga Almia Gane Sari Santina Putri, mahasiswa UM yang telah mendapatkan Djarum Beasiswa Plus. Selain itu, narasumber lain adalah Bachtiar Mardiansyah sebagai Scholarship Awardee di Dahuni Foundation. Agenda ini secara khusus diperuntukkan bagi mahasiswa FIP UM. Ada puluhan lebih peserta yang berpartisipasi dalam diskusi tersebut. Meskipun acara diselenggarakan secara daring melalui Zoom, tetapi tak menurunkan semangat mahasiswa untuk berpartisipasi. Sesuai dengan tema yang diambil, pembahasan beasiswa ini menjadi penting untuk diketahui oleh mahasiswa. Acara diskusi sore itu mengulas bagaimana proses mendapatkan beasiswa, tips atau kiat sukses untuk meraih beasiswa, hingga proses akhir wawancara untuk menentukan apakah nanti berhasil mendapatkan beasiswa atau tidak. “Dalam meraih beasiswa, kalian harus mencari informasi akan beasiswa tersebut dari orang-orang yang telah terlebih dahulu mendapatkannya,” ungkap Bunga Almia dalam presentasinya pada acara diskusi itu. Tambahnya lagi, khusus dalam meraih beasiswa Djarum, kiat pertama adalah dengan mengetahui timeline dari proses beasiswa itu sendiri dan menyiapkan seluruh berkas administrasi dari jauh hari, terutama apabila membutuhkan dokumen tertentu dari pihak universitas. Beberapa beasiswa memiliki kriteria tertentu, baik dari prestasi mahasiswa atau keaktifan dalam organisasi. Dengan demikian, mahasiswa perlu memiliki prestasi, baik di bidang akademik atau non-akademik dan juga aktif pada organisasi di dalam maupun luar kampus. Selain itu, tes yang dilakukan

Kegiatan Diskusi BEM FIP UM secara daring

ada yang menggunakan tes tulis ataupun tes wawancara saja. Apabila menggunakan tes tulis, biasanya soal yang diujikan seperti tes psikotes atau matematika dasar. Hal tersebut terbilang mudah, asal mahasiswa mampu untuk fokus menjawab soal dengan tepat dan cepat. “Dalam sesi wawancara, biasanya pihak panitia ingin mengetahui tentang kita, pengalaman yang kita dapatkan sesuai dengan yang ditulis dalam administrasi. Jawab saja dengan sejujurnya dan jadilah diri sendiri, jangan jadi orang lain,” jelas Bachtiar dalam sesi pemaparannya. Meraih beasiswa itu dimulai dari diri sendiri dan mahasiswa yang ingin mendapatkan beasiswa harus mencari informasi sejak awal dan membekali kemampuan diri dengan prestasi atau pengalaman organisasi yang baik. Diskusi berjalan dengan baik. Mahasiswa saling bertukar pikiran untuk lebih percaya diri dalam meraih beasiswa yang diinginkan. Niken

Tahun 43 Maret - April 2022 |

19


Seputar Kampus

Pelaksanaan program vaksinasi booster; Pamflet kegiatan vaksinasi booster

U

Vaksin Booster untuk Seluruh Warga UM niversitas Negeri Malang (UM) telah melaksanakan program vaksinasi booster dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19 varian Omicron pada 24 Februari 2022 lalu. “Vaksin booster dilaksanakan dalam beberapa tahap. Vaksinasi booster sebelumnya telah dilaksanakan pada tanggal 31 Januari 2022 hingga 5 Februari 2022 dan pada tanggal 24 Februari 2022,” jelas dr. Erianto Fanani, M.KKK. Tujuan dilaksanakannya vaksinasi booster ini adalah untuk meningkatkan kekebalan tubuh bagi penerima vaksin dan menciptakan herd immunity di lingkungan UM. Kegiatan vaksinasi booster yang diselenggarakan ini diperuntukkan bagi seluruh warga UM. ”Untuk kegiatan vaksinasi booster yang diselenggarakan oleh UM, ditujukan untuk dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa UM yang memenuhi syarat vaksinasi, antara lain sudah memiliki tiket dosis tiga di aplikasi PeduliLindungi,” jelas dr. Erianto Fanani, M.KKK. Selain memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan, seluruh peserta vaksinasi booster diwajibkan untuk mendaftar melalui tautan pendaftaran yang sudah dipublikasikan melalui laman media sosial UM, yaitu vaksin. um.ac.id. Jumlah dosis vaksin yang tersedia hingga saat ini (minggu pertama bulan Maret 2022) adalah sekitar 1000 dosis vaksin. Di samping itu, dr. Erianto Fanani, M.KKK. juga menjelaskan bahwa untuk sementara ini, jenis vaksin yang disediakan oleh Dinas Kesehatan untuk warga UM adalah jenis Astra Zeneca. Seluruh warga UM sangat antusias menyambut pelaksaan program vaksinasi booster ini. “Alhamdulillah, antusiasme warga UM sangat tinggi, yang dibuktikan

20 | Komunikasi Edisi 339

dengan terpenuhinya jatah vaksinasi yang dibuka pada periode sebelumnya. Serta masih banyak warga UM yang menanyakan informasi dan berkeinginan untuk terlibat dalam periode vaksinasi berikutnya,” papar dr. Erianto Fanani, M.KK. Lalu, terkait pelaksaan vaksinasi booster selanjutnya, civitas UM berharap akan ada pelaksanaan vaksinasi booster tahap berikutnya. “Melalui koordinasi dengan Dinas Kesehatan dan fasilitas kesehatan terkait, harapannya akan ada penambahan pasokan vaksinasi berikutnya,” tambahnya. Pramudya


Seputar Kampus

Webinar Kelas Keterampilan Kepenulisan

A

Kelas Keterampilan Kepenulisan: “Hobi Bisa Jadi Cuan, Kenapa Tidak?”

srama Mahasiswa Universitas Negeri Malang menyelenggarakan webinar yang sangat bermanfaat bagi warga asrama. Meski di tengah pandemi, asrama UM berusaha memberikan kelas-kelas ataupun webinar-webinar sebagai wadah bagi warga asrama untuk meningkatkan kemampuan mereka. Webinar kali ini mengangkat tema kelas kepenulisan yang dilaksanakan secara daring melalui Zoom. Pelaksanaan acara kelas kepenulisan ini dibagi menjadi 2 kali selama 2 hari. Acara hari pertama berisi penyampaian materi terkait menambah skill untuk menjadi seorang content writer dan acara hari kedua diisi dengan kelas review hasil penugasan para peserta (warga asrama). Acara ini berlangsung pada tanggal 2 dan 16 Februari 2022 mulai pukul 19:30 hingga selesai. Acara ini mengusung tema besar ‘Menulis doang dapat cuan? Gimana sih?’. Tujuan pemilihan tema besar tersebut adalah sebagai bekal bagi para warga asrama setelah menjadi alumni warga asrama nantinya. “Kami sepakat untuk mengambil tema tersebut berdasarkan kebutuhan warga asrama yang di masa pandemi Covid-19 ini banyak dari warga asrama membutuhkan cuan, tetapi kurang memanfaatkan keterampilan kepenulisan mereka dengan baik,” ujar Rahman selaku anggota kelas keterampilan ini. Kelas ini diikuti oleh seluruh anggota pengurus rumah tangga asrama (PRTA), utamanya diikuti oleh seluruh warga asrama

dari keempat asrama UM yang terdiri dari asrama putra dan putri. Total peserta yang turut serta dalam kelas kepenulisan ini berjumlah lebih dari 150 peserta yang tergabung dari keempat asrama. Kelas kepenulisan ini menghadirkan salah satu pemateri demisioner PRTA asrama UM, yakni Nurul Laili R. yang memiliki pengalaman kerja di bidang content writer. “Tentunya materi yang sangat bermanfaat dari pemateri yang hebat dan luar biasa,” sahut Rahman. Pada saat kelas berlangsung, rasa antusias warga asrama sangat terlihat. Dari kelas kepenulisan hari pertama, ada banyak pertanyaan yang ditanyakan oleh warga asrama putra maupun putri. Pada kelas kepenulisan hari kedua, antusias para warga asrama masih terus terlihat. Hal ini terbukti dari hasil penugasan yang telah dikerjakan oleh para warga asrama dengan baik. “Alhamdulillah, kesan dan tanggapan warga mengenai kelas kepenulisan ini lumayan antusias dilihat dari beberapa warga yang bertanya kepada pemateri,” sambung Rahman di tengah-tengah perbincangan. Kegiatan kelas kepenulisan ini diharapkan menjadi titik awal jalan bagi para warga asrama yang dapat mengarahkan karier mereka di masa depan. Sebelum proses peliputan berakhir, Rahman mengutarakan harapan kepada acara-acara asrama selanjutnya. “Dari saya pribadi, harapan untuk kegiatan keterampilan ke depannya lebih lancar dan bermanfaat bagi warga asrama,” tutupnya. Nurul

Tahun 43 Maret - April 2022 |

21


Cerita Mereka

Potret Tim Pengembang Qalifa

Qalifa, Startup Rintisan Mahasiswa UM

I

novasi dan teknologi era 4.0 sudah tidak bisa dibendung lagi di Indonesia. Inovasi usaha sudah banyak berjejalan di Indonesia, utamanya bisnis model startup yang saat ini sangat marak di Indonesia. Maraknya pandemi yang mulai berdampingan dengan kehidupan sehari-hari juga dapat mempengaruhi model startup sebagai salah satu inovasi bisnis saat ini. Tak kalah penting, mahasiswa Universitas Negeri Malang mulai mencoba mengembangkan berbagai inovasi bisnis model startup, salah satunya Qalifa yakni startup yang bergerak dalam bidang pembelajaran Al-Qur’an. Qalifa dikembangkan dan dirintis pertama kali oleh Ari Gunawan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Austin Fascal mahasiswa Fakultas Teknik yang merupakan alumni UM sebagai penyumbang ide pertama tercetusnya startup ini. Qalifa sudah bergerak dan mengalami perkembangan terus selama 3 tahun mulai tahun 2019 hingga saat ini. Perkembangan Qalifa begitu pesat dan struktur jajaran anggotanya juga sudah mengalami perubahan. Pada waktu lalu Qalifa dirintis oleh Ari dan Fascal sebagai founder sekaligus CEO, akan tetapi dalam beberapa tahun ini CEO Qalifa sudah mulai tergantikan oleh Afiz Baghiz salah satu mahasiswa Fakultas MIPA, “Alhamdulillah Qalifa sudah berjalan selama 3 Tahun sejak 2019 hingga sekarang. Ide Qalifa sendiri dicetuskan oleh Mas Ari Gunawan dan Mas Austin Fascal untuk diikutkan pada kompetisi MTQMN Tahun 2019. Oleh karena itu, kami dari tim Qalifa Indonesia meneruskan tonggak perjuangan pengembangan Edu-Tech di bidang pembelajaran AL-Qur`an ini yang harapannya bukan sekadar selesai setelah kegiatan kompetisi tetapi dapat diimplementasi dan memberikan manfaat bagi sesama” ujar Afiz selaku Chief Executive Officer Qalifa. Perkembangan Qalifa sangatlah pesat dan semakin berprogress ke arah yang sangat bagus dibuktikan dengan berbagai prestasi yang telah Qalifa ikuti mulai Qalifa terpilih sebagai finalis Kompetisi Bisnis Mahasiswa Indonesia, Expo Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia, Innovation Challenge dan Business Summit (ICBS) ITS, 20 besar finalis Next Dev Telkomsel bidang Edu-Tech.

22 | Komunikasi Edisi 339

Segudang prestasi yang telah Qalifa torehkan dapat menambah dampak postif bagi tumbuh kembang startup ini, “Alhamdulillah juga Qalifa telah memperoleh pendanaan dari Universitas Negeri Malang sebesar 6.000 USD untuk pengembangan starup”tambahnya. Dengan torehan prestasi yang begitu banyak membuat Qalifa terus mengepakkan sayap-sayapnya di bidang bisnis dan berbagai upaya Qalifa telah lakukan, mulai dari membuka beberapa program pembelajaran Al-Qur`an secara online yakni Beasiswa Q-Academy, Qalifa Lite, dan Gema Ramadhan Bersama Qalifa. Program-program yang Qalifa tawarkan memiliki tujuan, yakni memberikan fasilitas dan akses pembelajaran Al-Qur`an yang lebih mudah. Kerennya lagi, startup ini juga sudah mulai memberikan wadah kepada para mahasiswa maupun mahasiswi yang ingin merasakan atmosfer kerja di startup, Qalifa telah memberikan wadah tersebut melalui program internship yang berkolaborasi dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka dengan jurusan pendidikan administrasi perkantoran, manajemen (FEB), dan jurusan desain komunikasi visual (DKV). Program ini menerima beberapa mahasiswa untuk magang dan berkolaborasi untuk memajukan Edu-Tech di bidang pembelajaran Al-Qur`an, “Selain itu, Qalifa juga membuka program Internship dari luar dan Alhamdulillah banyak mahasiswa dari 15 kampus telah mendaftar pada program ini. Untuk saat ini Qalifa berfokus kepada pengembangan kurikulum pembelajaran Al-Qur`an untuk segmen anak, remaja, dan dewasa dengan harapan memberikan layanan pendidikan yang berkualitas dan unggul. Alhamdulillah kami bersyukur sudah berada di posisi ini” tambahnya. Pesatnya perkembangan Qalifa tidak terlepas dari dukungan tim Qalifa di dalamnya yang terdiri dari 5 orang yakni saya Afis Baghiz Syafruddin sebagai Chief Executive Officer (CEO), Octa Ria Anjani sebagai Chief Operating Officer (COO), Ahmada May Enggar Rista sebagai Chief Education Officer (CDO), Siti Azizzah sebagai Chief Marketing Officer (CMO), Rafika Setyawan sebagai Chief Technology Officer (CTO). Qalifa juga sudah memiliki


Cerita Mereka kantor yang berlokasi di daerah Kanjuruan Asri No.26A, Telogomas, Lowokwaru Kota Malang. Saat ini, Qalifa juga memiliki mentor sebanyak 15 orang yang ahli dibidang pembelajaran Al-Qur`an. Selain itu, Qalifa juga sedang berkolaborasi dengan Ustadz Yusuf Hanafi, Ustadz Nurul Murtadho, Ustadz Fauzan, dan Pak Andreas sebagai tim pengembangan dan penelitian terkait pembelajaran dan bisnis di Qalifa, “Kami berkolaborasi dengan Ustadz Syahrul Munir dan 10 mentor Qalifa sebagai tim pembentukan kurikulum pembelajaran. Kami juga berkolaborasi dengan Pondok Pesantren Darul Faqih Kabupaten Malang terkait pelaksanaan dan uji coba pembelajaran kepada siswa” tambahnya. Lalu, Tahun 2021 kemarin Qalifa Indonesia memperoleh pendanaan PNBP di Skema Inovasi Inkubator dan Industrialisasi sehingga memperoleh pendampingan untuk persiapan sebagai salah satu anak usaha yang mendukung PTN-UM. Qalifa juga memiliki bootcamp pembelajaran AL-Qur`an. Target user dari Qalifa yakni segmen anak-anak, remaja, dan dewasa yang tentunya memiliki penanganan dan karakteristik yang berbeda-beda. Qalifa juga telah berhasil membuat kurikulum sendiri yakni“kurikulum Qalifa”yang disesuaikan dengan kebutuhan

belajar para sasaran Qalifa agar nantinya proses pembelajaran bisa sesuai dengan pribadi peserta didik dan mencapai target yang telah ditetapkan, “Membuat kurikulum tidak cukup 1-2 bulan saja, perlu waktu yang cukup lama untuk menghasilkan yang terbaik. saat ini kami berusaha menghasilkan kurikulum terbaik sesuai dengan kebutuhan sasaran serta usia sasaran. Ada yang kurikulum untuk dewasa dan ada juga untuk yang anak. Kami susun kurikulum beserta metode apa yg akan diterapkan dengan berlandaskan syari’ah dan insyaAllah kami rancang sesuai fitrah manusia” ujar Ahmada selaku Chief Education Officer. Di akhir peliputan Afiz selaku CEO Qalifa menutup dengan harapan untuk Qalifa kedepannya, “Harapan Qalifa Indonesia kedepan dapat menjadi Edutech yang memberikan layanan pembelajaran Al-Qur`an dengan bantuan teknologi. Sehingga dapat menjembatani siswa atau masyarakat yang ingin belajar AlQur`an. Semoga Qalifa Indonesia dapat mencetak generasi islami berjiwa qurani sehingga dapat memberantas buta aksara ALQur`an di Indonesia” tutupnya. Nurul

Potret Tim Pengembang Qalifa

Tahun 43 Maret - April 2022 |

23


Seputar Kampus

UM Back to School Batch 4.0 Hadir Kembali dilaksanakan pada bulan Februari hingga Maret 2022.

Pamflet UM Back to School Batch 4.0

P

endidikan yang berkualitas dapat menentukan karier seseorang dalam dunia kerja, sehingga bisa dijadikan sebagai modal investasi di masa depan. Perguruan tinggi menjadi salah satu sarana pendidikan yang dipandang penting oleh masyarakat. Banyaknya jumlah perguruan tinggi di Indonesia menyebabkan terjadinya persaingan yang ketat dalam mendapatkan calon mahasiswa. Masingmasing perguruan tingi tentunya memiliki berbagai strategi yang digunakan untuk mengenalkan potensi dan keunggulan yang dimiliki dengan semaksimal mungkin. Hal tersebut juga dilakukan Universitas Negeri Malang (UM) untuk melakukan branding dengan mengenalkan kampus mereka untuk menghadapi persaingan. UM mengadakan sebuah program bernama Back to School (BTS) yang bertujuan untuk memberikan sosialisasi mengenai kampus UM kepada siswa SMA/SMK/MA yang ada di daerah sasaran. Pihak UM melihat adanya ketertarikan masyarakat untuk berkuliah di UM, hanya saja jangkauan promosi UM masih terbatas. Program BTS ini ditujukan kepada mahasiswa yang merupakan alumni SMA/SMK/MA dari daerah sasaran untuk kembali ke sekolah asalnya atau sekolah di sekitarnya untuk mempromosikan UM. Serangkaian kegiatan UM Back to School Batch 4.0

24 | Komunikasi Edisi 339

Daerah sasaran Back to School Batch 4.0 merupakan daerah yang potensial dari segi masukan dan ekonomi masyarakatnya. Hal tersebut didasarkan pada input UM tahun sebelumnya, sedangkan ekonomi didasarkan pada semangat masyarakat dalam berkomitmen dan memberikan keleluasaan studi putra-putrinya di luar kota, bahkan di luar pulau. Adapun daerah sasaran yang akan dituju pada Batch 4.0 ini yaitu: Bali (Kab. Badung, Kab. Jembrana, Kota Denpasar); Banten (Kab. Tangerang, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan); Jawa Barat (Kota Bekasi, Kab. Bogor, Kota Bekasi, Kota Depok); Jawa Tengah (Karanganyar, Kebumen, Banyumas, Pati, Rembang); Kalimantan Barat (Kab. Sintang, Kota Pontianak); Kalimantan Timur (Kota Balikpapan, Kab. Kutai Kertanegara, Kota Samarinda, Kab. Berau); Kalimantan Selatan (Kab. Kotabaru, Kab Tabalong, Kota Banjarbaru, Kota Banjarmasin); Lampung (Kab. Lampung Tengah, Kota Bandar Lampung); Kepulauan Riau (Kota Batam); NTT (Kab. Flores Timur, Kab. Manggarai, Kab. Nageko); NTB (Kab. Bima, Kabupaten Lombok Timur, Kota Mataram); Sulawesi Tengah (Kota Palu); Sulawesi Selatan (Kota Palopo); dan Kalimantan Tengah (Kab. Kotawaringin barat, Kab. Kotawaringin Timur). Program Back to School Batch 4.0 ini hanya diperuntukkan bagi mahasiswa yang berasal dari daerah-daerah sasaran saja. “Benar, dikarenakan mahasiswa dari daerah asal akan lebih menguasai wilayah, mengetahui karakter para siswa, dan ada ikatan emosional yang kuat karena merupakan perwakilan daerah tersebut,” tutur Ibu Ifa Nursanti, S.AP., dan Ibu Dra. Hj. Komariyah sebagai Kabag Kerja Sama dan Humas UM. Mahasiswa yang lolos untuk mengikuti kegiatan tersebut akan mendapat banyak fasilitas, seperti sertifikat, transportasi, uang saku, dispensasi kuliah, dan sebagainya. Dengan melibatkan mahasiswa yang kembali ke daerah masing-masing tersebut, diharapkan mampu menarik minat siswa di daerah untuk mengenal lebih jauh tentang UM dan mampu memberikan motivasi kepada siswa SMA/SMK/MA untuk melanjutkan studi di UM. Sylvia


Seputar Kampus

Potret peserta Roadshow PKM

R

Targetkan Tembus 3 Besar, UM Gelar Roadshow PKM 2022

oadshow PKM 2022 adalah suatu kegiatan yang memfasilitasi fakultas di Universitas Negeri Malang (UM) dengan sosialisasi secara langsung mengenai kesiapan dalam ajang PKM 2022. Roadshow PKM ini dapat menjadi tolok ukur bagi Wakil Rektor III UM dengan berkoordinasi bersama Wakil Dekan III setiap fakultas mengenai kekuatan masing-masing fakultas. Karena masingmasing fakultas memiliki karakter yang berbeda, terutama dalam bidang keilmuannya, kegiatan ini dilakukan untuk meminimalisasi risiko yang mungkin timbul pada konten ataupun materi PKM. Selanjutnya, tim panitia penyelenggara dapat memberikan arahan serta pencerahan kepada masing-masing fakultas. Dengan demikian, proposal yang diunggah diharapkan menjadi lebih baik. Kegiatan ini berperan sebagai wadah untuk menyamakan visi dan misi, serta menyamakan persepsi sekaligus menyampaikan hal-hal yang selama ini belum tersampaikan secara langsung. “Artinya, halhal yang bersifat strategi, yang sifatnya di lapangan, hal-hal yang selama ini tidak tertulis,” papar Robby, Ketua PKM Center.

Kegiatan ini diadakan selama 2 minggu, tepatnya pada minggu ke-2 dan ke-3 bulan Februari 2022 secara luring dan daring. “Melihat kondisi masih dalam masa pandemi serta virus varian Omicron yang meningkat, maka sangat sulit jika kegiatan dilaksanakan full 100% luring. Untuk itu, lebih baik jika kegiatan dilaksanakan secara daring. Akan tetapi, kami tidak menutup kemungkinan jika dilakukan secara luring,” tutur Ibu Henny, selaku Ketua Tim Penalaran UM. Oleh karena itu, tim panitia penyelenggara membuat mekanisme roadshow secara luring maupun daring melalui pertemuan Zoom yang difasilitasi oleh panitia. Beberapa fakultas yang melaksanakan kegiatan ini secara daring yaitu Fakultas Ekonomi, Fakultas Sastra, Fakultas Ilmu Pendidikan, dan Fakultas Pendidikan Psikologi. Sama halnya dengan kegiatan daring, kegiatan luring pun mendapatkan fasilitas yang tidak kalah baiknya. Kegiatan secara luring dilaksanakan di aula masing-masing Fakultas. Lalu, Tim Penalaran UM dan PKM Center mendatangi aula tersebut untuk memberikan pencerahan mengenai PKM serta mengadakan coaching clinic yang bermanfaat untuk mematangkan proposal PKM.

dilakukan serentak. Hal tersebut dikarenakan adanya perbedaan di bidang keilmuan pada masing-masing fakultas. “Tidak dilakukan serentak juga dikarenakan waktunya terbatas dan tenaganya juga terbatas,” jelas Robby. Untuk mengatasi hal tersebut, Roadshow PKM 2022 ini diadakan secara mengerucut atau memfokuskan pada fakultas masing-masing. Roadshow PKM 2022 penting untuk dilakukan karena saat ini UM masuk 5 Besar Universitas Terbaik seIndonesia dan untuk bertahan di posisi tersebut cukup berat. “Kalau kita tidak memiliki strategi-strategi penting untuk pengumpulan proposal yang berkualitas, saya yakin akan tergeser dengan Universitas lainnya,” tambah Ibu Henny. Dalam kegiatan ini, pihak yang terlibat antara lain Wakil Rektor III UM, Wakil Dekan III UM, Dosen Tim Penalaran (perwakilan dari masingmasing fakultas), Tim PKM Center (yang terdiri dari beberapa alumni, mahasiswa yang aktif dan masih berkoordinasi langsung tentang PKM, juga pihak PKM Center Fakultas), serta beberapa ormawa. Dalam hal ini, PKM Center yang melakukan roadshow ke PKM Center Fakultas, jadi yang menyelenggarakan adalah PKM Center Fakultas dan yang mengisi kegiatan tersebut adalah Dosen Tim Penalaran dan PKM Center Universitas. “Alhamdulillah, semua fakultas menyelenggarakan Roadshow PKM 2022, dapat disimpulkan bahwa masing-masing fakultas siap melaksanakan kegiatan tersebut,” tutur Ibu Henny. Ketua PKM Center, Robby, pun menjelaskan bahwa PP3 UM yang berada di kota Blitar juga mengadakan Roadshow PKM ini. Roadshow PKM 2022 dan webinar memiliki perbedaan yang cukup signifikan, walaupun membahas topik yang serupa. Webinar lebih mengarah kepada penyampaian sosialisasi pengertian PKM, pengertian proposal yang harus diunggah di BELMAWA, dan bagaimana kegiatan PKM mulai dari pendanaan hingga ke Pimnas. Sementara itu, Roadshow PKM 2022 tidak mengacu pada hal-hal itu saja. Dalam hal ini, Roadshow PKM 2022 lebih mengacu kepada kualitas proposal dan juga coaching. “Jika kualitas proposal dapat ditingkatkan atau dipertahankan, maka kita dapat mempertahankan posisi sebagai 5 Besar Universitas Terbaik se-Indonesia pada tahun 2021” jelas Ibu Henny. Vika

Roadshow PKM 2022 menjadi kurang efektif dan efisien jika Tahun 43 Maret - April 2022 |

25


Seputar Kampus

Pelaksanaan kegiatan Silaturahmi Daring FS

Demi Studi Tepat Waktu, FS Hadirkan Wali Mahasiswa

P

andemi Covid-19 tidak menjadi penghalang untuk menjalin silaturahmi. Hal ini yang menggambarkan Fakultas Sastra UM dalam kegiatan kali ini. Fakultas Sastra melaksanakan sosialisasi kepada wali mahasiswa pada hari Minggu, 13 Februari 2022 secara daring. Kegiatan ini merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan tiap awal semester genap oleh Fakultas Sastra.

waktu bisa memberi manfaat kepada kedua belah pihak, baik orang tua maupun kampus. Angka kelulusan tepat waktu memberikan dampak secara langsung terhadap akreditasi program studi dan kampus di skala nasional hingga internasional. Selain itu, dengan lulus tepat waktu, mahasiswa dapat meringankan beban orang tua yang menopang biaya pendidikan mereka.

Sosialisasi ini hadir dengan banyak tujuan yang ingin dicapai, salah satunya adalah untuk menjalin komunikasi dengan wali mahasiswa. Dengan menjalin komunikasi, diharapkan pihak fakultas mampu mengetahui kondisi wali mahasiswa dan mampu berkoordinasi dengan baik mengenai masalah perkuliahan. Selain itu, tujuan lain yang ingin dicapai adalah mengenalkan wali mahasiswa dengan dunia perkuliahan. Hal ini dicanangkan agar wali mahasiswa dapat memonitor perkuliahan putra/putri mereka, terutama yang tengah merantau.

Walaupun pada kesempatan kali ini dilaksanakan secara daring, tetapi hal ini tidak mengganggu semangat para wali mahasiswa untuk mengikuti sosialisasi. Dalam jalannya acara, wali mahasiswa tampak begitu antusias. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya pertanyaan yang mereka sampaikan.

Pengenalan wali mahasiswa dengan dunia perkuliahan diharapkan membentuk suatu pemahaman pada diri wali mahasiswa terhadap informasi dunia perkuliahan yang dilaksanakan oleh putra/putri mereka. Informasi tersebut meliputi kegiatan akademik hingga informasi uang kuliah tunggal (UKT). Pemahaman ini ditumbuhkan untuk meminimalkan tindakan curang yang berpotensi untuk dilakukan oleh mahasiswa. Sebab, tak bisa dimungkiri jika sejumlah mahasiswa melakukan tindakan curang dengan meminta biaya di luar UKT dengan dalih kebutuhan perkuliahan. Pada sosialisasi kali ini, Fakultas dengan slogan ‘Cerita Segala Rasa’ itu mengangkat topik mengenai pentingnya lulus tepat waktu. Lulus tepat waktu tentu saja menjadi hal pokok yang perlu ditekankan. Pasalnya, lulus tepat

26 | Komunikasi Edisi 339

Pada kesempatan yang telah lalu, sebelum badai Covid-19 menerjang, kegiatan tahunan ini diselenggarakan di Graha Cakrawala UM. Fakultas Sastra menyediakan sekitar 1500 kursi, untuk menyambut para wali mahasiswa yang berkesempatan hadir dari berbagai daerah. Untuk menginformasikan adanya acara sosialisasi yang akan digelar, fakultas akan mengirimkan surat undangan via pos atau surel ke alamat wali mahasiswa yang tercantum dalam Siakad mahasiswa. Namun, dalam hal penyampaian informasi, pihak fakultas mendapat sedikit kendala karena akses alamat yang sangat terbatas. Sosialisasi kali ini dapat terselenggara dengan lancar tanpa ada halangan satu apa pun, baik dari sistem ataupun para undangan. “Harapan akhirnya adalah orang tua membantu anaknya untuk bisa lulus tepat waktu,” ujar Primardiana, Wakil Dekan 1 Fakultas Sastra ketika diwawancarai oleh reporter Komunikasi pada Selasa (22/02/2022). Rayhan


Seputar Kampus

Potret Peserta PILMAPRES

Pilmapres, Ajang Tingkatkan Kualitas Diri Mahasiswa UM

A

jang bagi para mahasiswa pemburu medali dan prestasi hadir kembali di Universitas Negeri Malang (UM). Disadur dari akun Instagram @imapres.um, ajang Pemilihan Mahasiswa Berprestasi UM 2022 (Pilmapres) akan dilaksanakan mulai dari tanggal 1 Februari 2022 hingga acara Grand Final Pilmapres yang dilaksanakan di Graha Cakrawala tanggal 30 Maret 2022. Pada pelaksanaannya secara keseluruhan, PILMAPRES dilaksanakan dengan sistem daring karena UM masih menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh. Dengan mengusung tema “Pembangunan Berkelanjutan” atau yang biasa disebut Sustainable Development Goals, beberapa penilaian dan seleksi akan berfokus pada kemampuan mahasiswa yang dapat diaplikasikan pada kehidupan bermasyarakat, baik dalam lingkup pengetahuan, keterampilan teknis dan sosial, serta karakter dari masingmasing calon. Alasan SDGs dipilih menjadi tema adalah karena secara administratif tema SDGs merupakan turunan dari pedoman Pilmapres yang dirilis oleh Kemendikbud. Selain itu, SDGs memiliki topik tema yang luas, dapat mengikuti arus perkembangan zaman, serta dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan sosial yang ada di masyarakat. Sebelum beranjak mengikuti Pilmapres di tingkat Universitas, setiap calon peserta merupakan seorang delegasi yang ditunjuk oleh tiap fakultas di UM. Para delegasi fakultas tersebut juga melalui beberapa tahapan seleksi yang ketat di fakultas masing-masing layaknya seleksi di tingkat Universitas. Setelah dilakukan seleksi pada tingkat

Fakultas, para nominator mawapres akan melanjutkan seleksi di tingkat Universitas. Salah satu perwakilan calon mawapres dari FIP adalah Hengki Tri Hidayatullah yang telah melalui beragam tes wawancara, berkas, hingga presentasi karya tulis ilmiah. Menjadi mawapres bagi sebagian besar mahasiswa adalah hal yang sangat bergengsi, dan sebuah prestasi yang patut untuk dibanggakan. Dari hasil wawancara dengan ketua Imapres UM 2022, Alfan Bramantya, menjadi seorang mawapres bukan hanya melulu tentang mendapatkan sebuah penghargaan atau prestasi dalam bentuk medali, melainkan mahasiswa berprestasi adalah mahasiswa yang ingin terus mengembangkan kualitas diri. “Terdapat miskonsepsi bahwa mahasiswa berprestasi adalah mahasiswa yang memiliki prestasi dalam bidang akademik maupun prestasi yang bersifat kompetitif,” ujar ketua Imapres UM 2022 itu. Secara sederhana, tidak ada tugas khusus yang akan diemban oleh seorang mawapres 1. Akan tetapi, mawapres akan menjadi wajah atau cerminan dari mahasiswa Universitas Negeri Malang. Meskipun tidak memiliki tugas secara khusus, para mawapres memiliki sebuah tugas moril untuk menstimulasi para mahasiswa dalam berprestasi, mengabdi kepada masyarakat, serta meningkatkan kualitas diri. “Jangan batasi diri kalian. Tetap fokus pada tujuan temanteman. Selalu berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari pribadi teman-teman saat ini,” pesan ketua Imapres UM 2022 kepada seluruh mahasiswa UM. Rengga

Tahun 43 Maret - April 2022 |

27


Curhat

Ilustrasi oleh Alfan Khoirul Huda

Assalamualaikum Wr.Wb. Perkenalkan saya merupakan salah satu mahasiswi dari Jurusan Biologi. Saat awal masuk kuliah saya sudah berhadapan dengan pembelajaran yang dilakukan secara daring, saya juga sudah beradaptasi dengan pembelajaran tersebut. Akan tetapi, pembelajaran secara daring terasa membosankan dengan minimnya interaksi antar dosen maupun antar teman-teman di kelas. Pembelajaran daring juga membuat saya kurang berkonsentrasi, karena terkadang saat perkuliahan berlangsung juga melakukan kegiatan lainnya seperti melakukan pekerjaan rumah. Lalu, saat ada pemberitahuan pembelajaran dilakukan secara luring saya merasa senang dan bersemangat. Pembelajaran luring yang berlangsung sesuai dengan yang saya bayangkan, saya bisa lebih konsentrasi dalam memahami materi dan lebih banyak interaksi. Namun disaat kondisi seperti ini, pembelajaran luring 100% tidak bisa dilakukan lagi, mengingat masih tingginya kasus Covid-19. Pembelajaran yang tadinya luring dialihkan menjadi hybrid 50% atau bahkan beberapa mata kuliah sudah melakukan pembelajaran full daring. Hal itu membuat semangat saya berkurang lagi, bagaimanakah cara agar saya bisa lebih konsentrasi mengikuti perkuliahan dan kembali memiliki semangat meskipun pembelajaran dilaksanakan daring? Terima kasih. Wassalamualaikum Wr.Wb. Mahasiswi Jurusan Biologi

28

| Komunikasi Edisi 339

Mengembalikan Semangat di Era Pembelajaran Daring Wa’alaikumsalam Wr. Wb. Pandemi Covid-19 telah menjadi bencana global yang mengubah secara drastis pola kehidupan umat manusia. Salah satu dampak signifikan yang terlihat adalah munculnya kebiasaan baru dalam berbagai aktivitas masyarakat yang dilakukan secara daring. Pembelajaran daring adalah satu di antara kebiasaan baru yang muncul di dunia pendidikan, yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan akan terjadi. Pembelajaran daring di masa pandemi ini tidak dimaksudkan sebagai model pembelajaran permanen pascapandemi. Ia hanya dimaksudkan sebagai alternatif sementara untuk menyiasati situasi yang terjadi. Namun demikian, dikarenakan pandemi yang telah berlangsung hingga 2 tahun ini belum juga usai, maka ia tetap digunakan sebagai model pembelajaran alternatif. Perubahan yang beberapa kali terjadi dalam pembelajaran (dari luring ke daring dan sebaliknya) selama masa pandemi memang berpotensi membuat mahasiswa merasakan ketidakpastian dan ketidaknyamanan dalam menjalani proses perkuliahan. Hal ini sangatlah wajar. Untuk menyiasatinya, khususnya ketika kini kembali menjalani pembelajaran daring, Ananda dapat melakukan beberapa hal. Pertama, mengubah cara berpikir mengenai situasi pandemi. Sadarilah bahwa situasi yang sama juga dialami oleh seluruh mahasiswa di Indonesia bahkan dunia, sehingga strategi pembelajaran daring dengan segala kelebihan dan kekurangannya dipilih oleh institusi pendidikan tinggi sebagai solusi terbaik. Ananda dapat melihat pembelajaran daring dari sisi positifnya sebagai solusi atas permasalahan yang terjadi saat ini. Kedua, anggap dan jadikan momen pembelajaran daring ini sebagai kesempatan untuk mengembangkan cara

belajar yang baru. Pembelajaran daring menuntut kemandirian yang lebih besar dari diri mahasiswa untuk aktif belajar. Oleh karena itu, jadikan hal ini sebagai ajang untuk melatih kemandirian dan inisiatif Ananda dalam mempelajari materi yang harus Ananda kuasai. Selain itu, gunakanlah momen ini sebagai sarana untuk mempraktikkan keterampilanketerampilan baru dalam mempelajari materi yang ada, dengan memanfaatkan berbagai sumber serta media pembelajaran secara lebih intens dan efektif. Keterampilan dalam memanfaatkan sumber-sumber pengetahuan dan media pembelajaran merupakan keterampilan esensial yang dibutuhkan oleh generasi Ananda ke depannya dalam menghadapi atmosfer dunia kerja di era digital yang sangat berbeda dengan era sebelumnya. Ketiga, eksplorasi keterampilanketerampilan baru, khususnya yang terkait dengan teknologi. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, era informasi saat ini merupakan era dimana teknologi menjadi hal yang mendasar dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, keterampilan dasar terkait teknologi dan informasi ini menjadi sangat penting untuk dikuasai oleh siapapun yang ingin eksis dan mampu berkompetisi dalam dunia kerja saat ini dan bahkan di masa depan. Dengan situasi pembelajaran daring saat ini, manfaatkanlah momen perkuliahan sebagai ajang untuk mempelajari dan mempraktikkan keterampilan baru. Sebagai contohnya adalah membuat presentasi yang menarik dan efektif dengan aplikasi tertentu lalu diunggah di Youtube atau media sosial lainnya, mengelola referensi ilmiah dengan aplikasi pengelola referensi (Mendeley, Zotero, atau semacamnya), dan mengelola kerja kelompok dengan model “Work From Home”. Semoga bermanfaat. Said


Wisata

Destinasi Wisata di Kota Patria Selasa, (15/2) Kru Majalah Komunikasi UM melakukan destinasi wisata ke Kota Proklamator sekaligus Kota Patria, Yup, Blitar. Di kota ini kita dapat menemukan berbagai tempat wisata yang beraneka ragam dengan berbagai rasa yang berbeda, mulai dari rasa haru pada Sang Proklamator, rasa khusyu saat sholat, sampai sentuhan spirit kuat berwirausaha. Apa saja destinasi wisata yang menawan di kota Blitar ini? Yuk, simak selengkapnya di bawah ini. Potret suasana kunjungan wisatawan di makam Bung Karno; Salah satu spot untuk mengenang Sang Bapak Proklamator

Wisata Makam Bung Karno, Mengenang Jasa Sang Proklamator Kemerdekaan

B

litar memang terkenal dengan sejuta wisata yang tak pernah habis untuk dibahas, mulai dari wisata alam sampai dengan wisata yang memiliki nilai-nilai sejarah. Seperti Makam Bung Karno, tempat peristirahatan terakhir sang proklamator kemerdekaan dan presiden pertama Republik Indonesia. Terletak di Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar atau berada di pusat Kota Blitar menjadi salah satu primadona utama yang wajib dikunjungi oleh setiap wisatawan. Wisata Makam Bung Karno ini ternyata memiliki bangunan yang sangat unik sekali, ditandai dengan adanya Gapura Agung yang berbentuk Gapura Candi Bentar menjadi penanda masuk area makam kemudian terdapat joglo atau cungkup makam yang bernama Astana Mulya. Di dalam cungkup ini terdapat makam presiden pertama Republik Indonesia yaitu Ir. Sukarno dan keluarganya. Dulunya makam ini merupakan makam pahlawan kemudian dipindahkan dan diresmikan oleh Presiden kedua yaitu Bapak Suharto. Di kawasan Makam Bung Karno juga terdapat museum. Pengunjung dapat belajar banyak mengenai sejarah Sang

Proklamator kita hingga sejarah Indonesia. Di dalamnya terdapat koleksi barang milik Bung Karno seperti baju beliau, koleksi mata uang, hingga koleksi foto, mulai dari aktivitas beliau yang sederhana sampai yang terkenal. Bahkan ada pula foto ekspresi beliau ketika senyum, sedih, dan marah. Bagian yang paling unik terdapat lukisan Bung Karno yang seolah-olah mengawasi para pengunjung yang bergerak dan terlihat berdegup seperti jantung manusia. Inilah yang menarik para wisatawan yang berkunjung di sini. Selain itu terdapat perpustakaan bergaya moderen yang terdapat banyak sekali buku-buku mulai dari buku sejarah, majalah, buku umum, dan masih banyak lagi. Jika pengunjung beruntung, pengunjung bisa menyaksikan video dokumenter Bung Karno yang ditayangkan di saat-saat tertentu. Sangat menarik bukan! Saat pulang ke rumah, sempatkan untuk membeli souvenir dan oleh-oleh khas Blitar mulai dari wajik kletik, opak gambir, dan masih banyak lagi. Di sini harganya sangat murah meriah Lho, dijamin tidak menguras kantong anda!. Izam

Tahun 43 Maret - April 2022 |

29


Wisata

Bagian dalam Masjid Ar Rahman yang megah

Masjid Ar-Rahman Blitar Berasa Masjid Nabawi Madinah Blitar masih tetap terlihat menarik, megah dan menawan apalagi dipadukan dengan menara dan desain pintu mewah warna kuning keemasan hingga jendela melengkung dengan warna garis-garis hijau tua dan putih.

Pesona Masjid Ar Rahman Blitar Jika punya rencana ke Blitar, sempatkanlah mengunjungi Masjid Ar Rahman. Masjid ini bisa dijadikan sebagai destinasi wisata religi baru untuk melengkapi destinasi wisata yang sudah ada di Kota Blitar. Masjid yang terletak di Jalan Ciliwung, Kepanjenkidul ini didesain layaknya prototype Masjid Nabawi, Madinah. Kokohnya desain arsitektur ditambah keelokan lampulampu menambah suasana mirip masjid Nabawi yang semakin mengental. Kemiripan ini dapat dilihat dari gaya arsitektur serta ornamenornamen bangunan yang dibuat semirip mungkin dengan Masjid Nabawi, yaitu payung raksasa berwarna putih yang hampir mencium langit, fungsinya untuk melindungi dari terik matahari dan hujan. Kemiripan kedua yaitu dua menara, meski hanya dua, namun terlihat sangat indah dan pas dengan sentuhan desain yang apik plus kubah. Kemiripan ketiga yakni bentuk kubah. Meski disebut prototype dan versi mininya masjid Nabawi, namun pesona keindahan kubah Masjid Ar Rahman

30 | Komunikasi Edisi 339

Sebanyak 11 pintu masuk setinggi tiga meter dengan lebar dua meter terlihat mewah dan megah menyambut datangnya para jamaah yang hendak menunaikan ibadah salat. Seluruh pintu kayu jati di masjid ini dilapisi tembaga berukir dengan motif kaligrafi yang manis. Memasuki halaman masjid ini, kita disuguhi pemandangan menawan. Sebanyak 10 tiang penyangga payung de halaman masjid berdiri berjajar dengan megah. Bentuk payung ini sama seperti yang tampak di bagian luar Masjid Nabawi. Ornamen tembaga dengan warna emas melilit di bagian atas tiang yang dihiasi lampu indah dengan bentuk yangg mirip di Madinah. Dilansir dari detik.com, masjid ini dibangun di atas lahan seluas hampir 5.000 meter persegi oleh H. Hariyanto seorang pengusaha ternama di Kota Blitar. Menurut salah satu petugas, masjid ini dibagun dari pengalaman spiritual yang sangat mendalam di Masjid Nabawi H. Hariyanto ketika naik haji pertama kali, beliau ingin merasakan berada pada suasana khusyuk ketika beribadah setiap saat, sepulang ke Indonesia. Peletakan batu pertama pembangunan masjid di Jalan Ciliwung ini pada 24 Desember 2018. Dan selesai proses pembangunan pada 25 Desember 2019. Tak hanya bangunannya yang menarik, pelayanan pegawai masjid yang sangat ramah dan santun, juga mampu membius pesona pengunjung. Di setiap sudut dan ruang masjid yang luas ini, kami disambut oleh pegawai masjid yang sopan dan mengarahkan letak tempat wudhu, toilet, lorong lemari tempat menaruh sandal dan sepatu, serta mempersiapkan kami memilih minuman yang


Wisata selalu tersedia di lorong masjid, yaitu teh, kopi, air putih, dan jahe anget. Ina, salah satu pengunjung mengaku terkesima dengan keindahan masjid Ar Rahman dan pelayanannya “Ini pertama kalinya saya ke masjid ini, habis dari makam Bung Karno, saya salat zuhur di sini, bagus banget masjidnya, menambah kekhusyukan saat sholat, terus pelayanan sangat baik,” ungkap wisatawan asal

Kota Malang ini, “Keren, luar biasa lah pokoknya pegawai yang melayani pengunjung masjid ini,” imbuh perempuan 21 tahun ini. Mukenah sekali pakai yang bersih, suci, dan wangi juga nampak tertata rapi. Setiap jamaah perempuan dipersilahkan mengambil mukenah dan sajadah, seusai dipakai salat langsung diletakkan di kotak yang telah disediakan untuk diloundri. NAS

Suasana nyaman di Wisata Edukasi Kampung Coklat

Ingin Memulai Bisnis? Yuk Belajar dari Wisata Edukasi Kampung Coklat Tak lengkap rasanya jika ke Blitar tak mampir dulu ke Wisata Edukasi Kampung Coklat, khususnya bagi anda yang ingin belajar bisnis dengan menikmati sensasi coklat yang sangat menggiurkan.

yang masih menganggur di sekitar tempat tinggalnya menjadikan lebih fokus di kebun kakao keluarga sehingga diharapkan dapat membuka lapangan pekerjaan.

Kampung ini terletak di Jalan Banteng-Blorok No. 18, Desa Plosorejo RT. 01 RW 06, Kademangan, Plosorejo, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Memiliki konsep yang berbeda dari wisata edukasi lainnya membuat keberadaanya dilirik wisatawan dari berbagai kalangan baik keluarga maupun dari instansi pendidikan. Dengan berwisata kesini juga dapat memotivasi siapa saja untuk terjun menjadi entrepreneur mandiri sekaligus memberdayakan masyarakat lokal.

Harga biji kakao yang terbilang cukup tinggi ini mendorong untuk terus mengembangkan usahanya dengan mengikuti magang di berbagai tempat. Berangkat dari situ, mulai mensosialisasikan kakao pada masyarakat Blitar higga dibentuklah kelompok tani Guyub Santoso pada pertengahan 2005. Kelompok tani tersebut terdiri dari 21 anggota yang selanjutnya pada akhir 2005 kelompok tani itu berkembang menjadi gabungan kelompok tani.

Berdirinya Wisata Edukasi Kampung Coklat dilatarbelakangi oleh kegagalan beternak ayam petelur di tahun 2004 yang disebabkan oleh mewabahnya virus flu burung. Kholid Mustofa selaku pendiri harus memutar otak dan mencoba untuk bangkit setelah kejadian itu. Dari ayam beliau berpindah merawat 120 pohon kakao milik keluarga. Itulah yang menjadi awal inspirasi Kholid untuk memulai usaha ini. Selain itu, faktor lain seperti tidak adanya pekerjaan, tuntutan ekonomi, dan banyaknya masyarakat

Awalnya, usaha milik bapak Kholid ini menjadi pemasok biji kakao di pabrik olahan. Tidak puas sampai disitu, beliau memiliki ambisi untuk mengolah biji kakao menjadi coklat sendiri dan mendapat dukungan yang baik dari pemerintah yang membantu memberikan mesin pengolahan coklat. Namun, penjualan hasil olahan coklat belum memuaskan sehingga ditarik kembali. Dari kegagalannya tersebut, mengubah orientasi usahanya dari produk menjadi wisata edukasi. Wisata Edukasi yang berdiri Tahun 43 Maret-April 2022

31


Wisata sejak 17 Agustus 2014 ini memiliki harapan dengan adanya kampung wisata ini mampu memberikan pengetahuan tentang budidaya tanaman kakao hingga pengolahan coklat. Perjuangan Kholid tidak sia-sia, saat ini Kampung Coklat menjadi salah satu destinasi wisata di Kabupaten Blitar. Setiap harinya pada masa pandemi pengunjung Kampung Coklat mencapai 1000-2000 orang. Baik untuk berwisata edukasi ataupun menikmati olahan coklat. Kampung Coklat kini berada di bawah lembaga KSU Guyub Santoso, CV Guyub Santoso dan UD Guyub Santoso. Kampung Coklat saat ini memiliki tiga core business. Pertama, bisnis trading (jual beli) raw material cokelat. Kedua, memproduksi produk cokelat, mulai dari coklat bubuk, coklat bar, dan permen dengan berbagai varian rasa. Selain diolah menjadi coklat siap konsumsi, kakao yang dipanen dari Kampung Coklat Blitar juga diolah menjadi berbagai jenis makanan. Seperti brownies coklat, dodol coklat, dan lain sebagainya. Olahan makanan coklat itu merupakan hasil karya masyarakat sekitar kampung coklat. Kerjasama ini dilakukan untuk mendorong UMKM setempat dan menjadi usaha bersama. Selain masyarakat karyawan pun juga dapat menjalin kerjasama. Tidak mudah mendirikan sebuah usaha apalagi sampai ke PT. Pernah mengalami bangkrut dan kembali bangkit bukanlah hal mudah. Belum lagi, di Indonesia produksi olahan coklat masih jarang dikarenakan pengolahannya yang terbilang sulit meskipun bahan melimpah. Sering menjadi hambatan dalam menjalankan usaha coklat. “Dulu Kampung Coklat dikenal dari mulut ke mulut di area

Pengunjung dapat melihat pohon kakao secara langsung

32 | Komunikasi Edisi 339

Blitar saja, turun ke jalan dengan membagikan brosur dan instansi pendidikan sebagai sasaran edukasinya,” ungkap Aufa selaku karyawan Wisata Edukasi Kampung Coklat. Namun, berbekal kerja keras, pantang menyerah dan ulet mengantarkan Wisata Edukasi Kampung Coklat meraih berbagai penghargaan hingga tingkat nasional dan internasional. Hingga mampu memproduksi 3 ton per harinya. Tak berhenti untuk terus melakukan Inovasi, optimis, adaptasi dengan perkembangan zaman seperti menggencarkan promosi lewat media sosial (IG) juga diterapkan. “Sebagai tempat wisata buatan tentunya harus ada pembaruan-pembaruan yang dinantikan pengunjung terutama fasilitas, uniknya berbekal optimis surga coklat di Blitar ini tidak memberhentikan satupun karyawan pada saat pandemi dan memanfaatkan lockdown dan PPKM sebagai kesempatan untuk terus berinovasi dan memperbaiki fasilitas,” sambungnya. Kerja keras, pantang menyerah dan ulet menjadi kunci keberhasilan Kholid. Baginya kerja keras ini belumlah seberapa masih banyak hal yang perlu dilakukan untuk mewujudkan mimpinya yaitu menjadikan Indonesia sebagai kiblat cokelat dunia. “Belajar dari bapak, jika ingin jadi pebisnis tidak boleh ragu harus optimis, harus bermodal semangat dan jangan malu, menghormati orang lain, jangan takut untuk memulai dan mengaplikasikan apa yang menjadi ide kita. Serta yang utama adalah berdoa dan beribadah,” jelasnya. Aufa berharap Wisata Edukasi Kampung Coklat semakin berjaya dan bermanfaat untuk warga sekitar. Erlina


Rancak Budaya

ilustrasi oleh : Alfan Khoirul Huda

Ilustrasi oleh Alfan Khoirul Huda

Menua Bersama Luka oleh Zeen Mou

D

ulu, senja di ufuk timur nampak begitu menawan dengan dia yang duduk di sebelahku sembari tersenyum hangat. Tapi kini, hanya ada aku yang duduk di kursi kayu menatap sinar matahari yang perlahan lenyap. Rasanya, jarak antara pertemuan dan perpisahan kami layaknya arunika dan swastamita.

Aku Rukmini, calon mempelai wanita sang kapten, Pierre Tendean. Banyak wanita di luar sana menyebut diriku sebagai wanita paling beruntung. Namun, asumsi hanyalah asumsi belaka. Kalau saja mereka tahu jika hubungan kami tak mendapat jalan mulus dari orang tua Pierre. Kenyataan jika kami menganut agama berbeda menjadi sekat pilu yang harus kita berdua telan bersama. Rasanya begitu menyakitkan. “Dek!” Seketika aku menoleh pada pemilik suara itu, tepat di pekarangan rumah dia nampak terengah-engah menghampiriku dengan

kantong plastik hitam. Sudah tertebak isi kantong itu, pasti buah mangga. Dasar, laki-laki itu selalu tahu cara untuk merayu orang yang tengah merajuk. Aku tak menjawab panggilannya, melainkan hanya duduk di bangku kayu depan rumah dengan raut merengut. “Ini buah mangga untukmu.” Lagi-lagi aku memilih diam sembari memperhatikannya yang masih setia berdiri dengan seragam kebanggaan. Nampak beberapa bulir peluh menghiasi wajah berahang tegas itu. Sebenarnya, aku kasihan. Tapi, sikapnya yang selalu selurus dengan ayah membuat hati kesal.

“Dek, sudahlah ... jangan marah lagi.” Dia menduduki sisa bangku, badan tegap itu menghadapku. “Mas bukan melarang kamu untuk ikut pindah, Dek. Kita belum sah menikah.” Suaranya begitu lembut hingga membuat diriku merasa bersalah karena telah bersikap kekanakkanakan. “Makanya, Mas segera nikahi Rukmini.” Aku berseru kesal. Bukannya marah, kulihat dirinya melukis senyum manis, seperti tengah melihat sesuatu hal yang lucu. Perlahan, tangan kekar nan hangat itu mengusap lembut jemariku, menyalurkan ketenangan yang Tahun 43 Maret-April 2022 |

33


Rancak Budaya menjadi candu selama tiga tahun menjalin hubungan dengannya. “Sepertinya, kamu sudah tidak sabar lagi, ya?” Apa? Tidak sabar katanya? Candaan macam apa itu? Aku bisa melihat senyum menggoda terbit dari wajah blasteran Indonesia-Perancis itu. Bukannya tidak memperbolehkan pindah, jujur saja firasat buruk itu nyata adanya. Bukan tanpa alasan, pemberontakan PKI yang tengah marak berlangsung membuat rasa khawatir semakin merajai. Siapapun yang berada di posisiku akan merasakan hal sama, takut kehilangan. “Mas, jangan bercanda!” Senyum menggoda itu lenyap seiring dengan rautnya yang berubah serius, ada gurat sedih yang menyelubung di wajah berahang tegas miliknya. “Mas janji akan segera kembali.” Entah mengapa, aku ragu. Tak seperti biasa ketika laki-laki ini berjanji, maka aku akan sepenuhnya percaya. Namun, janjinya kali ini terdengar seperti kebohongan yang coba disuguhkan agar rasa khawatir itu tak semakin menjadi. Netraku meredup, “Andai, Mas tidak dipindah tugaskan menjadi ajudan Kapten Nasution, Rukmini tidak akan seperti ini.” Dia masih diam, menanti kelanjutan kalimatku. “Mas juga selalu menuruti ayah, lalu Mas anggap Rukmini ini apa? Kalau memang Mas tidak ingin Rukmini ikut pindah karena kita belum menikah, ya Mas tinggal nikahi Rukmini besok. Gampang, kan?” Aku melihat dia tersenyum tipis, seperti ada beban yang berusaha disingkirkan. Kendati ingin mengetahui beban itu, diriku sendiri masih kesal dengan sikapnya yang tak memperbolehkan ikut pindah. “Dek, tidak segampang itu. Ada keluarga Mas yang harus datang ke pernikahan kita, untuk meminta restu mama dan papa saja Mas kemarin hanya menulis surat. Lalu, kamu ingin di hari pernikahan kita mereka juga hanya mengetahuinya lewat surat? Jarak Medan dan Semarang itu jauh, Dek. Lagipula kita belum menyiapkan apapun.” Ada amarah yang menyelubung di kalimatnya kali ini, namun tak begitu kentara karena nadanya yang begitu lembut ketika mengutarakan. Lagi-lagi jarak Medan dan Semarang itu membuatku merasa bersalah, mengapa aku tidak lahir di Semarang saja agar semua bisa menjadi mudah? Aku bergeming, lidah rasanya begitu kelu untuk membalas kalimat barusan. Akhirnya, tetap diam adalah jalan yang kupilih.

34 | Komunikasi Edisi 339

“Mas mohon, jangan egois, Dek. Kamu tahu sendiri, jika mama begitu ingin menyaksikan pernikahan kita. Lagipula, pernikahan kita sebentar lagi, kamu tidak perlu khawatir.”

dan ayah masuk ke rumah, sedangkan Ali memilih lebih dulu masuk ke mobil. Sepertinya, semua orang memang sengaja memberi waktu hanya untuk kami berdua.

Kali ini egoku kalah dengan kelembutannya, selalu seperti ini. “Tapi, Mas janji akan kembali untuk pernikahan kita?” tanyaku dengan suara bergetar menahan tangis.

Kuangkat kepala ini perlahan dan nampaklah mata berair yang coba disembunyikan melalui gelagat. Tangan kekar itu terangkat untuk mengusap bulir raga yang sudah jatuh mengaliri pipiku. Tangannya begitu hangat kali ini. “Mas janji akan kembali, kan?” Rasanya tak bisa ditahan untuk menanyakan hal itu padanya. Ketakutan begitu lihai mempermainkan perasaan ini.

Dia tersenyum manis seraya menangkup pipiku, “Mas akan kembali untuk kamu.” Andai saja, mulut ini bisa berteriak betapa tidak percaya hati dengan semua yang dirinya katakan kali ini. Firasat itu begitu pekat menghalangi kepercayaanku, seolah ingin memberi pertanda yang tak diinginkan. Jujur, aku sangat takut. Dalam getir akan rasa khawatir, harapku adalah keselamatannya. Dua hari setelah pertengkaran kecil di pekarangan rumah, kini tiba saat melepasnya pergi untuk kesekian kali. Aku sudah terbiasa, menahan tangis ketika dirinya pamit dan mengeluarkan semua air mata di tengah keheningan malam dengan rontaan rindu menggebu. Walau begitu, aku hanya diam. Sebuah mobil gaya tahun 60-an sudah terparkir di pekarangan ketika aku dan Ibu baru saja sampai di rumah, kami baru saja belanja dari pasar. Nampak di teras rumah, dia dengan Ali, teman seangkatan sedang berbincang bersama Ayah. Sudah tertebak pula maksud mengapa dirinya datang kemari mengenakan seragam kebanggaan. Tanpa sadar, netraku mengurai sorot sendu. “Lha, itu Rukmini!” Ayah berseru menghampiri kami, disusul dia dan Ali. Meski tahu jika dia sudah berdiri tepat di hadapanku, namun rasanya enggan sekali untuk sekadar mengangkat kepala dan melihat wajah itu. Terlalu berat melepasnya pergi kali ini, aku tidak tahu alasan apa yang mendasari. “Ibu, saya pamit ingin berangkat,” ujarnya pada ibuk sembari menyalami tangan berkeriput wanita di sebelahku. Ibu tersenyum sendu, nampak sedikit tak rela atau memang ada firasat yang sama denganku. “Iya, Nak. Jaga diri baik-baik, sebentar lagi kalian akan menikah.” Dia tersenyum manis, namun tetap saja gurat sedih itu terpampang begitu jelas di mataku. Sekuat apapun dirinya mencoba membohongi semua mata hanya agar mengira jika dirinya kuat, hal itu tak berlaku untukku. “Yasudah, kalau begitu Ibu masuk ke dalam, ya?” Aku mengangguk, membiarkan ibu

“Dek?”

Kulihat dia mengangguk, namun tak setegas biasanya. Hal itu semakin memperkecil asaku untuk tak khawatir lagi. “Mas kelihatan ragu.” Dia terdiam, nampak tengah mencoba menyembunyikan sesuatu. Sejurus kemudian kedua tangan itu menyentuh lembut pundakku. “Dek, kalau kamu seperti ini. Bagaimana bisa Mas yakin untuk berangkat?” “Tapi, firasat ini nyata, Mas. Rukmini tidak ingin kalau sampai terjadi sesuatu dengan Mas.” Aku jadi teringat bagaimana Ali bercerita tentang Madam Cornet, Ibu Pierre yang tengah berada di Semarang. Beberapa hari lalu mencoba membujuk Kapten Nasution agar membatalkan keputusannya untuk menjadikan Pierre sebagai ajudan. Namun, hasilnya nihil. Hal itulah yang kemudian membuatku memaksa ingin ikut pindah, dan giliran dia yang tidak memperbolehkan. “Itu hanya firasat, Mas janji akan menjaga diri baik-baik.” Aku masih tidak yakin dengannya,”Mas janji tidak akan mati? Berjanjilah pada Rukmini.” Nampak sekali dari raut wajah dia tak bisa memenuhi permintaanku, sudah terduga. Bukan hanya aku saja yang merasakan ini, dia pun merasakan, namun diam dengan alasan tak ingin membuat khawatir adalah alasannya. Aku tahu. “Mas tid-” “Mas berangkat sekarang saja, hati-hati di jalan.” Tak ingin mendengar kalimatnya, segera kupotong lalu bergegas masuk ke dalam rumah. Membiarkan laki-laki berperawakan gagah itu termenung di pekarangan rumah. Aku mengintip melalui celah jendela, tangan kekar itu nampak mengusap wajah, putus asa. Perlahan namun pasti, dia mulai berjalan menuju mobil. Dan sebelum benar-benar masuk ke mobil, aku segera mengambil syal dari atas meja, lalu berlari


Rancak Budaya keluar. “Mas!” Laki-laki itu berbalik dan tersenyum, langkah menuntunnya untuk menghampiriku. “Pakai ini kalau Mas rindu sama Rukmini,” ujarku setelah sampai di hadapannya seraya mengulurkan syal itu. Dia tersenyum manis, “Mas akan memakainya setiap hari,” jawabnya sembari mengambil syal dari tanganku. “Mas berangkat, ya?” Mata itu menatapku penuh harap akan persetujuan, di sisi lain ada pula kesedihan yang begitu mendalam menyelubung di netra tajamnya. Tak langsung menjawab, aku diam cukup lama ditemani buliran air raga yang mulai meluap dari tempat bermuara. Dan pada akhirnya, kepala ini mengangguk pelan. Membuat dia tersenyum seraya memegang pelan pundakku, lalu mendekat. Bibir tipisnya memberi kecupan hangat di keningku, begitu lembut dan lama. Seakan ada beban yang teringin disingkirkan dalam kesendirian. Firasat apa ini, Tuhan? Mata yang semula terpejam ini kembali terbuka ketika bibir itu perlahan menjauh dari kening, aku melihat dia tersenyum sendu. Tangannya mengusap pipi ini sesaat, untuk akhirnya pergi menjauh. Tubuh itu mulai menjauh. “Mas!” Dia berhenti dan kembali berbalik menatapku. “Rukmini akan selalu menunggu Mas pulang.” Tidak menjawab kalimatku, laki-laki itu hanya tersenyum sembari melambaikan tangan dan bergegas masuk ke mobil. Deru mesin mobil perlahan terdengar seiring dengan baja berjalan itu pergi meninggalkan pekarangan rumah. Bayangnya semakin menjauh dan akhirnya menghilang tertelan jarak. Tinggallah aku sendiri, berdiri dalam bayang kekhawatiran. Kenyataan jika dirinya nanti tak lagi berada di Medan bersamaku semakin membuat sebak merajai hati yang tengah gundah. *** “Lho, bajunya longgar?” Pertanyaan ini terlontar dari mulut ibu, wanita paruh baya yang tengah berdiri di sampingku dengan ekspresi heran.

Mbok Nah nampak meneliti, “Nduk, bajumu kok bisa longgar?”

dengan mata yang mulai basah. “Ada apa dengannya?!”

Aku tak bisa menjawab apapun, melainkan hanya diam dengan angan yang menerawang. Sudah seminggu ini tak ada surat darinya, padahal hampir dua hari sekali tukang pos datang ke rumah hanya untuk mengantarkan surat.

Ali nampak tak tega, bahkan laki-laki itu mulai menangis tanpa suara. Aku semakin marah, tak tanggung tangan ini memukul dada bidangnya dengan cukup keras. “Dimana Pierre? Dimana?!”

“Rukmini?” Kali ini ibu menepuk bahuku, membuat lamunan seketika buyar. Aku menoleh, tanpa sadar sorot sendu netra ini terbaca oleh ibu. Wanita itu memegang kedua pundak lemah ini, menekannya lembut lalu memeluk erat. Ibu mengerti perasaanku. “Dia akan baik-baik saja, Rukmini ....” “Tapi semalam kata ayah ada kegaduhan di sana, Bu ....” “Sudah, tidak usah berpikir macammacam.” Ibu melepas pelukan, “hari ini ulang tahun calon mama mertuamu, kan?” tanyanya mencoba memperbaiki suasana hatiku. Aku mengangguk. “Yasudah, kita sekarang pulang terus masak semur ayam buat mama, ya?” Aku kembali mengangguk. Akhirnya kita berdua pulang setelah ibu meminta Mbok Nah mengecilkan gaun pengantin. Jika biasanya mempelai wanita akan ditemani sang mempelai pria untuk memilih gaun pengantin, maka hal itu tak berlaku bagiku. Pengabdiannya pada negara membuat kisah kita penuh dengan drama pilu yang aku sendiri tak menginginkannya. Tiga buah mobil polisi sudah terparkir di pekarangan rumah ketika aku dan ibu baru saja turun dari becak. Kita segera bergegas menghampiri ayah yang nampak berbincang serius dengan Ali, keduanya terlihat sedih. Firasatku memburuk. “Ayah!” panggilku pada pria paruh baya berkacamata itu. Ali menoleh bersama dengan jejeran polisi yang berdiri mengitar. Ayah berjalan mendekat, namun tatapanku terfokus pada syal yang dipegang oleh Ali. Syal itu milik Pierreku. Ada darah di sana. Tak bisa menahan firasat buruk yang mencuat meracuni pikir, aku segera berlari pada Ali dan merebut syal itu darinya. Bau anyir seketika memenuhi indera, darah itu masih baru. Amarah mulai merajai, tangan kanan ini menarik kerah seragam Ali

Ali menggeleng lemah, membuat tubuhku lemas seketika. Belum sampai tubuh ini jatuh, ayah segera menahannya dari belakang. Didekapnya tubuhku erat, suara tangis ayah suarakan tepat di telingaku. Aku meronta dengan tangis liar, “Dimana dia?!” Ali berjongkok di hadapanku, wajahnya begitu hancur. “PKI, Rukmini ....” Akhirnya, maksud laki-laki itu tertangkap olehku. “TIDAK!” Ayah semakin mempererat pelukannya, sementara ibu mencoba menenangkan dengan kalimat. Raunganku semakin keras terdengar. Semua tak berhasil. Tuhan sudah berhasil menghabisi kebahagiaanku, Tuhan sudah berhasil menjatuhkan diriku sedalam-dalamnya. Aku hancur. Mendung hari ini seakan ingin menggambarkan dirinya untuk mengucap selamat tinggal, burung yang tak lagi berkicau ria seolah ingin menemani kepedihanku. Pekatnya awan hitam itu adalah tanda betapa semesta sudah begitu tega melukai diriku. Tangis ini adalah bukti betapa terlukanya hati oleh kepergiannya, raungan keras ini adalah bukti betapa aku mengutuk semua PKI itu, dan kepedihan ini adalah awal betapa mengerikan hidupku tanpa kehadirannya kelak. Kehancuran telah melanda hidupku, tak ada yang tersisa darinya selain syal dan segala kenangan tentangnya. Aku telah hancur sepenuhnya. Andai aku tahu semenyedihkan ini akhir dari kisah kami tak akan aku memilih untuk mencintainya sedalam ini. Kini, biarkan diriku larut dalam pahitnya luka akan perpisahan. Inilah kisahku, perjalanan tragis penantianku untuk Sang Kapten, Pierre Tendean. Biarkan aku dan luka ini, menua bersama. Penulis adalah kontributor Majalah Komunikasi UM

Tahun 43 Maret-April 2022 |

35


Pustaka

Dinamika Pertanyaan dan Pemaknaan Kehidupan oleh M. Aan Mansur Judul buku Cetakan Penulis Penerbit Tebal

P

uisi tercipta dari luapan pemaknaan mendalam penyair terhadap dunia ataupun kehidupan dikemas dengan bahasa padat dan kaya makna. Buku antologi puisi berjudul Mengapa Luka Tidak Memaafkan Pisau karya Aan Mansyur ini berisi cara pandang individu atau masyarakat tentang kehidupan dengan berlaksa pertanyaan di dalamnya. Dituangkan dalam 5 bagian, tema-tema berbeda terjalin utuh membentuk satu kesatuan yang saling berhubungan. Puisi dengan panjang 18,5 cm dan berisi 98 halaman ini disuguhkan dengan gaya yang unik, asyik, dan romantis. Empat puluh dua puisi disajikan dengan bentuk pemenggalan kata dalam larik yang menyuguhkan estetika tampilan. Untuk memahami satu larik perlu membaca larik berikutnya begitupun seterusnya hingga didapat kesatuan pesan dan diperoleh gugusan makna. Beberapa puisi ditulis sangat pendek, tetapi tidak dangkal makna. Setiap bagian dalam puisi selalu diawali dengan sebuah kutipan. Kutipan tersebut jika dimaknai artinya menggiring pembaca untuk mendapatkan gambaran isi pada setiap bagian. Misalnya saja pada bagian III berisi kutipan berbunyi “I have been both a ghost and haunted in the city I love.”~Rebbeca Solnit mengantar imajinasi pembaca pada pemaknaan sebuah kota dan memang di dalamnya disajikan puisi berjudul Makassar Adalah Jawaban Tetapi, Apa Pertanyaannya? pun pada bagian IV tertulis kutipan berbunyi “One cannot write poems about trees when the forest is full of police.”~Bertolt Brecht yang mengantar imajinasi pembaca pada pemegang kekuasaan dengan salah satu puisinya

36 | Komunikasi Edisi 339

: Mengapa Luka Tidak Memaafkan Pisau : II, 2021 (I, 2020) : M. Aan Mansur : PT. Gramedia Pustaka Utama : 98 halaman

berjudul Negara. Buku puisi Mengapa Luka Tidak Memaafkan Pisau ini membahas kehidupan mulai dari lingkungan terkecil, yakni diri individu, keluarga, masyarakat, hingga negara dengan segala lika-liku yang terjalin di dalamnya. Pembaca diajak untuk merenungkan dan menjawab pertanyaan yang tidak jarang dari pertanyaan yang ada memunculkan pertanyaan lanjutan sebelum diperoleh sebuah jawaban seperti pada kutipan berbunyi mengapa orang kota bersandar pada humor untuk bisa bertahan hidup & mengapa orang desa harus bertahan hidup untuk bisa tertawa? Dalam karya puisinya tersebut M. Aan Mansyur tidak hanya mampu merangkum keterjalinan peristiwa yang selalu mendapati pertanyaan tiada henti dalam memaknai kehidupan, tetapi juga menghadirkan keberterimaan atas hal yang telah atau telanjur terjadi baik sebagai pilihan maupun sebagai nasib. Pada puisi berjudul Kesedihan misalnya, larik awal berbunyi sekarang kian sering datang kesedihan ke wajahmu menawarkan diri. Ia jatuh cinta kepada matamu. Pembaca digiring untuk berpikir mengapa kesedihan bisa jatuh cinta pada mata mereka yang diakhiri dengan larik berbunyi kuamati kesedihan dan mulai berpikir: jika aku bisa mencintai kesedihan, aku barangkali selalu berbahagia. Sebuah paradoks yang mengajak pembaca menyikapi hadirnya kesedihan. Keunikan penggambaran melalui simbol muncul pada puisi berjudul Jatuh Cinta dengan lariknya berbunyi

aku selembar kertas yang terbakar tetapi aku gegabah menganggap diriku api. Pembaca digiring untuk berpikir memahami diri dan posisinya. Selain topik-topik tersebut, penulis juga menceritakan keromantisannya memiliki keluarga, yakni bersama istri, anak, dan ibu atau orang tuanya. Penulis merangkai tema keluarga yang berisi pemaknaan terhadap sosok seorang ibu, cinta kasih suami dan istri, pun keadaan di rumah saat suami dan dua anaknya menanti kedatangan istri atau ibunya, hingga melukiskan cara pandang anak dari kacamata anak. Puisi karangan Aan Mansyur ini cocok untuk dijadikan teman diskusi dalam memaknai kehidupan. Dari segi pemilihan kata cukup ringan, romantis, popular, dan penuh simbol. Dari segi ilustrasi cukup unik berupa coretan abstrak layaknya coretan anak kecil belum mengenal cara menggambar disertai bulatan-bulatan melengkung asimetris berwarna biru bercampur putih, abu-abu, dan hitam. Dari segi sampul menarik berupa pemilihan warna biru tua yang dijadikan sebagai latar warna dengan beberapa bentuk abstrak berlubang yang mengelilingi judul buku serta tembus dengan sebagian ilustrasi di dalamnya semakin menjadikan sampul buku tampak unik dan menarik untuk ditelusuri isinya lebih lanjut. Dengan warna kertas yang kalem, ukuran huruf yang sesuai, dan ukuran buku yang mungil membuat buku puisi Mengapa Luka Tidak Memaafkan Pisau mudah dibaca dan dibawa ke manapun. Penulis adalah pemenang Majalah Komunikasi UM

Kompetisi


Rancak Budaya

Rumah

Oleh Lidia Mutiara Aku ada dalam kerumun manusia-manusia kaku Melangkah laju untuk mengisi gerbong kereta Kita berpijak pada satu tempat yang sama Namun tidak ada remah-remah kata untuk saling menyapa Diri dirasa rengsa dan penawarnya hanyalah rumah Sosok sundari baik hati dan sosok wizurai yang siap melindungi, Mereka semua tinggal di bawah atap yang sama Atap yang sama kala kulepas rengsa pada diri Bulan yang sedang utuh menaikki panggung dengan percaya diri Cahaya bulan menyusup dari celah gedung raksasa Mengetuk kaca gerbong menarik atensi para penumpang Cantik, tapi bulan itu tidak bisa menarik seluruh atensi Ada saja jiwa yang mengutuk kala matahari yang meninggalkan panggung Remuk dan rengsa membawaku turun dari gerbong Tujuanku hanya satu, rumahku Tempat aku melepas geletuk yang bersua sepanjang temaram Tempat aku menghindar agar tak dipijak dan jadi keping yang dilupakan semesta Tempat aku menggantung asa di antara riuh dan hampa desing peluru Tempat dimana aku menjadi gadis kecil dari sosok sundari dan sang wizurai, Yang rela membagi semestanya untuk diriku agar terus tumbuh dan utuh

Penulis adalah Pemenang Kompetisi Penulisan Majalah Komunikasi UM

Ilustrasi oleh Alfan Khoirul Huda

Tahun 43 Maret-April 2022 |

37


Nama

:

Fak/Jur

:

Seluruh civitas akademika UM dapat mengirimkan karya berupa komik dengan tema bebas dalam bentuk soft file yang dikirim langsung ke Kantor Redaksi Majalah Komunikasi Graha Rektorat Lantai II atau via email: komunikasi@um.ac.id selambat-lambatnya tanggal 25 Mei 2022 disertai identitas diri (nama, fakultas, jurusan, dan nomor HP). | Komunikasi Edisi 336

35


Di antara berbagai macam gempuran permainan dunia. Membaca menjadi serenade terbaik dalam lakon ini.

Puncak itu menggema bahwa tanda-Ku menjadi penanda bahwa kita mahluk dari kuasa perlu bertegur sapa setiap hari dengan-Nya.

Jadikan setiap sudut dan puncak hidupmu sebagai pengingat kepada-Nya.

Nama : Muchammad Izam Masroir Fakultas : FIS/Pend. Sejarah Tempat : Perpustakaan Proklamator Bung Karno, Kota Blitar

Nama Fakultas Tempat

Nama Fakultas Tempat

: Abdillah Syah Putra : FS/ Seni dan Desain : Masjid Al-Muhajirin, Kertosono

: Refiana Andiyah : FIP/ TEP : Masjid Al-Hikmah, UM

Hamparan asa yang berjasa pada setiap energi seluruh negeri.

Nama Fakultas Tempat

: Abdillah Syah Putra : FS/ Seni dan Desain : Persawahan Lengkok, Nganjuk

CP : 081330781916


Redaksi menerima tulisan reportase dengan panjang tulisan 1 halaman A4 font Times New Roman ukuran 12 spasi 1,5 dikirim maksimal dua hari setelah pelaksanaan kegiatan ke email komunikasi@um.ac.id. Naskah yang layak akan dimuat di Komunikasi online dan mendapat imbalan atau penghargaan yang sesuai


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.