Majalah Komunikasi UM Edisi 342 | September - Oktober 2022

Page 1

Ilustrasi oleh : Alfan Khoirul Huda

Pilrek UM 2022: Menyongsong Asa Baru dalam Bingkai PTN-BH

Berubahnya status UM dari PTN-BLU menjadi PTNBH turut berimbas kepada mekanisme pemilihan rektor untuk masa jabatan 2022-2027. Apa saja perubahan dalam teknis pemilihan rektor tersebut? Mari simak liputan selengkapnya dalam Rubrik Laporan Utama!

Mengenal Sosok Presma

UM 2022: Kekuatan Sebuah Keinginan untuk Masa Depan

Pada edisi kali ini, Kru Majalah Komunikasi UM berkesempatan untuk mewawancarai Presiden Mahasiswa UM 2022, Naufal Taufiqur Rochman. Lantas, apa saja cerita di balik sosoknya? Untuk lebih mengenal Presma UM 2022 ini, yuk, baca liputan hasil wawancaranya di Rubrik Profil!

Di Tengah Keterbatasan: Anninda Maba UM Menginspirasi Ribuan Peserta PKKMB

Anninda, mahasiswa baru UM, menginspirasi ribuan peserta PKKMB 2022. Keterbatasan tak menghambat seseorang untuk berprestasi, contohnya sosok Anninda. Mahasiswi asal Grobogan ini menginspirasi banyak orang untuk terus memperjuangkan mimpi dan cita-citanya di tengah keterbatasan yang ia alami. Lihat cerita lengkapnya di Rubrik Cerita Mereka!

Umbulan Tanaka, Wisata Ala Jepang yang Instagramable

Ingin melepaskan penat yang selama ini kamu rasakan? Tenang! Wisata Umbulan Tanaka jadi solusinya. Wisata nongkrong sambil menikmati segarnya air di tepi sungai dan bermain air ini menjadikan waktu berlibur kalian menjadi spektakuler. Penasaran, kan? Yuk, baca selengkapnya di Rubrik Wisata!

DAFTAR ISI SALAM REDAKSI 4 SURAT PEMBACA 5 LAPORAN UTAMA 6 UP TO DATE 11 0PINI 12 PROFIL 14 SEPUTAR KAMPUS 16 CERITA MEREKA 22 SEPUTAR KAMPUS 24 LAPORAN KHUSUS 9 CURHAT 28 WISATA 32 RANCAK BUDAYA 34 PUSTAKA 36 PUISI 37 KOMIK 38 LENSA UM 39
6 14
dok. Pribadi dok. Pribadi
6 22 32 Tahun 44 September - Oktober 2022 | 3 dok. Pribadi

Peningkatan Jumlah Maba: Antara Peluang dan Tantangan

Akhir bulan Agustus menjadi penanda dimulainya tahun ajaran baru. Universitas Negeri Malang tidak hanya dibanjiri oleh mahasiswa lama, melainkan juga mahasiswa baru (Maba). Namun, ada yang berbeda dengan mahasiswa baru yang berdatangan pada tahun ajaran 2022/2023 ini dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Salah satunya adalah penambahan jumlah mahasiswa baru di Universitas Negeri Malang. Jika tahun lalu, mahasiswa baru UM berjumlah 8.755 orang, tahun ini jumlah mahasiswa baru bertambah menjadi 8.872 orang. Hal ini berkaitan dengan penerapan kebijakan baru yang berkaitan dengan penetapan jumlah mahasiswa dalam satu kelas di Universitas Negeri Malang. Jika sebelumnya setiap prodi dapat menentukan sendiri jumlah mahasiswa dalam satu kelas, maka saat ini jumlah mahasiswa dalam satu kelas disamaratakan untuk semua prodi dan fakultas. Saat ini, jumlah mahasiswa dalam satu kelas di UM distandarkan untuk semua prodi S1, S2, dan S3. Untuk S1, standar jumlah mahasiswa adalah 40 orang per kelas. Sementara untuk jenjang S2, standar per kelas berisi 20 orang. Pada jenjang S3, dalam satu kelas terdapat 15 orang mahasiswa.

Kebijakan penyamaan jumlah mahasiswa dalam satu kelas ini diambil untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran di kelas. Setelah kebijakan tersebut dijalankan, maka kelas-kelas yang sebelumnya diisi kurang dari 40 mahasiswa untuk S1, 20 mahasiswa untuk S2, dan 15 mahasiswa untuk S3 harus menambah jumlah mahasiswa untuk menyesuaikan dengan standar yang ada. Inilah yang kemudian memicu kenaikan kuota untuk mahasiswa baru di UM.

Tidak hanya itu, bertambahnya jumlah mahasiswa baru juga merupakan imbas dari pembukaan program studi baru di Universitas Negeri Malang. Seperti diketahui, setelah resmi menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH), Universitas Negeri Malang telah membuka empat prodi baru, yakni prodi S1 Ilmu Komunikasi, S1 Gizi, S1 Farmasi, dan S3 Teknik Elektronika dan Informasi. Masing-masing prodi tersebut membuka tiga kelas (S1 Ilmu Komunikasi,

satu kelas (S1 Gizi dan S1 Farmasi), serta dua kelas (S3 Teknik Elektronika dan Informasi). Dengan adanya tambahan sebanyak tujuh kelas tersebut, maka jumlah kuota mahasiswa baru di Universitas Negeri Malang semakin bertambah.

Tren penambahan jumlah mahasiswa ini tidak hanya menandakan perkembangan yang signifikan bagi Universitas Negeri Malang, melainkan juga dapat dipandang sebagai sebuah tantangan untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran bagi mahasiswa. Tak hanya itu, penambahan jumlah mahasiswa baru juga merupakan peluang untuk menjaring potensi yang lebih besar. Saat ini, hal tersebut telah difasilitasi melalui kegiatan PKKMB (Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru).

Kegiatan PKKMB bertujuan untuk memberikan pembekalan bagi mahasiswa baru agar lebih cepat beradaptasi dengan sistem pendidikan di perguruan tinggi serta lingkungan kampus. Pelaksanaan PKKMB di Universitas Negeri Malang didasarkan pada asas keterbukaan, demokratis, dan humanis. Artinya, semua kegiatan dilakukan secara terbuka, didasarkan pada kesetaraan dengan menghormati hak dan kewajiban mahasiswa baru, serta menjunjung tinggi kemanusiaan yang adil dan beradab dengan mengedepankan prinsip persaudaraan.

Melalui PKKMB, mahasiswa baru tidak hanya diajak mengenal kehidupan kampus, melainkan juga mengenali potensi diri sendiri yang nantinya dapat dimaksimalkan melalui berbagai program yang ditawarkan oleh universitas. Dengan begitu, bertambahnya jumlah mahasiswa baru juga dapat berarti bertambahnya bibit-bibit mahasiswa unggul di masa depan. Kini, tugas sivitas akademik di Universitas Negeri Malang lah yang harus mampu memaksimalkan peningkatan jumlah mahasiswa baru ini menjadi potensi di masa depan serta secara bersamaan meningkatkan kualitas pembelajaran bagi mahasiswa.

Penulis adalah Dosen Departemen Ilmu Komunikasi dan Anggota Penyunting Majalah Komunikasi

STT: SK Menpen No. 148/ SK DITJEN PPG/STT/1978/ tanggal 27 Oktober 1978

STT: SK Menpen No. 148/ SK DITJEN PPG/STT/1978/ tanggal 27 Oktober 1978

dipublikasikan pada media cetak manapun. Tulisan yang dimuat akan mendapatkan imbalan yang sepantasnya. Redaksi dapat menyunting tulisan yang akan dimuat tanpa mengubah artinya. Tulisan dalam Komunikasi tidak selalu mencerminkan pendapat redaksi. Isi di luar tanggung jawab percetakan PT Antar Surya Jaya Surabaya.

Pembina

Rektor (AH. Rofi’uddin)

Penanggung Jawab Wakil Rektor III (Mu’arifin)

Wakil Penanggung Jawab Hendra Susanto Ketua Pengarah Sucipto Ketua Penyunting Zulkarnain Wakil Ketua Djajusman Hadi Anggota Muslihati Yusuf Hanafi Kennis Rozana Dila Umnia Soraya Kun Sila Ananda Tika Dwi Tama Mochammad Sa’id Redaktur Pelaksana Nida Anisatus Sholihah Editor

Dimas Bagus Firmandy Ummu Syifa Mujahidah Layouter Nadifah Adya Ilham Muhammad Rizqy Pangestu Desainer dan Ilustrator Alfan Khoirul Huda Reporter

Nuriyatul M. Nurul Laili Rohmatin Zahira Alfiani Niken Puspitsari M. Izam Masroir Diajeng Ravika Rayhan Rizki F. Sylvia Nur Anggraeny Nur Izza Vania

Gelar Elsya Pramudya Nur S. Natasha Izzatul I. Refiana Andiyah Rengga Prakoso N. Naufal Yuan Nabila

Laily Nur‘aini Administrasi

Taat Setyohadi

Subur Hariono

Su’udi Teguh Warsono Ririn Widyaningsih

Ekowati Sudibyoningsih Distributor Adi Santoso Hadi Mulyono

Salam Redaksi
KOMUNIKASI • Majalah Kampus Universitas Negeri Malang • Jalan Semarang No. 5 Graha Rektorat lantai 2 Telp. (0341) 551312 Psw. 354 • E-mail: komunikasi@um.ac.id • Website: http://komunikasi.um.ac.id • Instagram: @komunikasi_um KOMUNIKASI diterbitkan sebagai media informasi dan kajian masalah pendidikan, politik, ekonomi, agama, dan budaya. Berisi tulisan ilmiah populer, ringkasan hasil penelitian, dan gagasan orisinil yang segar. Redaksi menerima tulisan para akademisi dan praktisi yang ditulis secara bebas dan kreatif. Naskah dikirim dalam bentuk softdata dan print out, panjang tulisan 2 kwarto, spasi 1.5, font Times New Roman. Naskah yang dikirim belum pernah dimuat atau
| Komunikasi Edisi 3424 dok. Pribadi

Surat Pembaca

Halo, Majalah Komunikasi.

Saya ingin bertanya, menurut Anda sekalian menjadi peliput berita itu sulit nggak, ya? Terlebih meliput berita untuk majalah Komunikasi?

Firman, mahasiswa FS UM

Dear, Firman.

Ketika kita sudah mengetahui dan menguasai ilmunya, maka tidak akan terasa sulit, termasuk ilmu jurnalistik. Jika kita sudah memahami rumus-rumus menulis berita, syarat sah penulisan berita, dan ketentuan-ketentuan dalam penulisan berita, pasti dalam melakukan peliputan dan menuliskan berita akan terasa mudah dan menyenangkan. Begitu pula menulis berita di Majalah Komunikasi, terasa menyenangkan.

Redaksi

NAS

Menuju masa depan UM yang terbarukan dengan mengenal calon rektor UM.

Cover Story

Jangan terlalu menyesali apa yang terjadi di masa lalu. Semua sudah terjadi, tidak ada yang bisa diubah. Terima. Jadikan itu sebagai pelajaran untuk masa kini dan masa depan yang lebih baik.

Tahun 44 September - Oktober 2022 |

Surat Pembaca
5
Jerome Polin Alfan Khoirul Huda
Ilustrasi oleh : Alfan Khoirul Huda
Repro Internet
Laporan Utama
| Komunikasi Edisi
3426

Pilrek UM 2022: Menyongsong Asa Baru dalam Bingkai PTN-BH

UM menyandang status sebagai PTN-BH sejak tanggal 25 November 2021 melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 115 Tahun 2021. Perubahan status kelembagaan ini mengharuskan adanya perubahan cara pandang dan pola pengelolaan kelembagaan kampus menjadi lebih otonom. Dalam konteks pergantian Rektor, perubahan status ini juga berimplikasi terhadap perbedaan mekanisme pemilihan rektor UM bila dibanding ketika masih berstatus sebagai PTN-BLU.

Perbedaan Mekanisme Pemilihan Rektor di PTN-BLU dan PTN-BH

Sekretaris pilrek UM 2022, Dr. Ahmad Munjin Nasih, S.Pd., M.Ag., mengatakan bahwa ada perbedaan mekanisme dalam pemilihan rektor UM 2022 ini. Perbedaan tersebut tampak pada tupoksi Senat Universitas. Pada kelembagaan BLU, rektor dipilih melalui suara terbanyak di Senat Universitas bersama Kemendikbudristek, dengan suara menteri mendapat porsi sebesar 35% dan total porsi suara senat adalah 65%.

Sementara itu, pada kelembagaan BH, Senat Universitas berubah nama menjadi Senat Akademik Universitas (SAU) dan tidak lagi menentukan pemilihan rektor. SAU hanya melakukan penyaringan bakal calon rektor. Tiga bakal calon rektor terpilih akan dikirimkan ke Majelis Wali Amanat (MWA). MWA ini berjumlah 17 orang, yang salah satunya adalah Kemendikbudristek. Suara Kemendikbudristek tetap memiliki porsi sebesar 35%, sementara 16 orang MWA yang lain mempunyai porsi suara 65% sisanya.

Kewenangan untuk Memilih Rektor

Dengan adanya perubahan ini, kewenangan untuk memilih rektor mutlak berada di tangan MWA. Sementara SAU, yang merupakan perwakilan para dosen bersama panitia pemilihan rektor, ditunjuk oleh MWA untuk melakukan

penyaringan bakal calon rektor.

Perwakilan Majelis Wali Amanat (MWA) dari Luar UM

MWA memilih rektor yang telah disaring melalui SAU dan panitia pemilihan rektor. Anggota MWA ini tidak hanya terdiri dari pihak dalam kampus saja, tetapi ada pula pihak luar kampus. Pihak luar yang terlibat di antaranya adalah Kemendikbudristek dan juga alumni sejumlah 7 orang.

Tema “Menguatkan Institusi Membangun Negeri”

Pemilihan rektor kali ini mengangkat tema “Menguatkan Institusi, Membangun Negeri”. Tema tersebut dipilih dengan sebuah pertimbangan, bahwa harapannya, perubahan status kelembagaan UM dari PTN-BLU menjadi PTN-BH bukan hanya berhenti di rasa bangga semata. Perubahan itu juga harus diimbangi dengan penguatan dalam semua aspek, baik SDM, manajemen, maupun infrastruktur pendukung. Hal ini dilakukan juga dalam rangka upaya UM ikut berkontribusi membangun Indonesia melalui sektor pendidikan.

Berdasarkan Pasal 2 Peraturan MWA Universitas Negeri Malang Nomor 8 Tahun 2022, tentang Tata Cara Pemilihan, Pengangkatan, Pelantikan, dan Pemberhentian Rektor Universitas Negeri Malang, persyaratan calon Rektor UM adalah :

1. warga negara Indonesia;

2. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

3. setia kepada Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945;

4. sehat jasmani dan rohani yang dinyatakan dengan surat keterangan

dokter dan psikolog dari rumah sakit pemerintah;

5. memiliki integritas, komitmen, dan kepemimpinan yang tinggi;

6. memiliki kreativitas untuk pengembangan potensi UM;

7. berwawasan luas mengenai pendidikan tinggi;

8. memiliki kompetensi manajerial;

9. bebas dari kepentingan politik, ekonomi, maupun kepentingan pihak di luar UM lainnya yang bertentangan dengan kepentingan UM;

10. memiliki gelar akademik doktor yang berasal dari perguruan tinggi dalam negeri yang terakreditasi atau perguruan tinggi luar negeri yang diakui oleh Kementerian;

11. berstatus sebagai dosen dari perguruan tinggi dalam negeri yang terakreditasi atau perguruan tinggi luar negeri yang diakui oleh Menteri dengan jabatan akademik paling rendah lektor kepala;

12. berusia paling tinggi 60 (enam puluh) tahun pada saat berakhirnya masa jabatan Rektor yang sedang menjabat;

13. memiliki pengalaman manajerial paling rendah sebagai ketua jurusan/ departemen atau sebutan lain yang setara;

14. bersedia menjadi Rektor yang dinyatakan secara tertulis;

15. tidak sedang menjalani tugas belajar atau izin belajar;

16. bagi calon yang berasal dari luar UM, wajib menyertakan surat persetujuan pencalonan Rektor dari pimpinan perguruan tinggi yang bersangkutan; dan

17. tidak pernah dipidana dengan pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.

Bakal Calon Rektor yang Lolos Seleksi SAU Hingga Tahap Tes Kesehatan

Bakal calon rektor yang lolos seleksi

Laporan Utama
Tahun 44 September - Oktober 2022 | 7

Utama

hingga tahap penyampaian visi misi guna menyaring bakal calon rektor oleh SAU pada tanggal 21 September, terdiri dari 3 kandidat yang berasal dari UM, yakni

1. Prof. Dr. Hariyono, M.Pd. (Guru besar FIS, mantan WR I UM)

2. Prof. Dr. Hardika, M.Pd., dosen Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) yang juga menjabat sebagai Sekretaris Lembaga Pengembangan, Pendidikan, dan Pembelajaran (LP3) UM

3. Prof. Ir. Arif Nur Afandi, S.T., M.T., MIA. Eng, MIEEE., Ph.D., yang menjabat sebagai Wakil Dekan I Fakultas Teknik UM

Dan satu orang bakal calon rektor yang berasal dari luar instansi UM, yakni

1. Prof. Dr. KRT. H. Sujito, S.H., M. Pd., yang berasal dari Universitas Islam Negeri Surakarta (UIN Surakarta), dengan jabatan yang disandang sampai saat ini yaitu Wakil Dekan I FAB UIN Surakarta.

Pilrek UM tahun ini memang dibuka untuk semua kandidat yang memenuhi persyaratan, baik dari dalam maupun luar UM. Hal ini juga sudah disampaikan melalui pengumuman resmi pilrek, termasuk pengumuman lewat laman resmi. Oleh karena itu, besar kemungkinan adanya

calon rektor yang berasal dari luar UM.

Setelah diberikan kesempatan untuk menyampaikan visi dan misi pada tanggal 21 September lalu, para calon rektor akan melalui proses penyaringan SAU dan nama-nama para calon rektor akan diserahkan kepada MWA. Rektor yang terpilih kelak akan dilantik pada tanggal 26 Oktober 2022. Sebagai panitia, Dr. Ahmad Munjin Nasih, S.Pd., M.Ag. berharap semua tahapan lancar, tidak ada kendala, dan berjalan sesuai dengan rencana yang telah dibuat oleh seluruh pihak terkait. Vania/ Izam

| Komunikasi Edisi 3428
Pelaksanaan Konferensi Pers Pemilihan Rektor UM 2022-2027
Laporan

4Prodi Baru Tingkatkan Jumlah Maba UM

Tahun ajaran baru telah dimulai. Kali ini, jumlah mahasiswa baru (maba) di Universitas Negeri Malang (UM) meningkat. “Tahun lalu maba UM jumlahnya 8.034, sekarang 10.072,” kata Dr. H. Imam Agus Basuki, M.Pd, Kepala Unit Pelaksana Teknis Satuan Penjamin Mutu (UPT SPM) UM.

Berdasarkan penuturan Bapak Imam Agus, kenaikan angka mahasiswa baru merupakan efek dari beberapa kebijakan yang diterapkan UM. Salah satu kebijakan tersebut adalah penetapan jumlah mahasiswa dalam satu kelas. “Standar kelas saat ini disamakan. Untuk satu kelas mahasiswa S1 berisi 40 mahasiswa, untuk mahasiswa S2 berisi 20 mahasiswa, dan S3 (berisi) 15 mahasiswa,” jelas Bapak Imam Agus.

Menurut Bapak Imam, standardisasi penentuan jumlah mahasiswa dalam satu kelas dilakukan supaya efektivitas kelas lebih jelas. “Dulu masing-masing prodi membuat aturan sendiri dalam penentuan jumlah mahasiswa pada satu kelas. Saat ini, angka dalam daftar daya tampung jadi berkelipatan 40, 20, atau 15 karena standarnya sudah jelas,” ungkap beliau. Implikasi dari kebijakan ini adalah kenaikan kuota di beberapa prodi yang sebelumnya memiliki jumlah mahasiswa kurang dari 40 pada setiap rombongan belajar. Kenaikan kuota ini juga memungkinkan peluang yang lebih luas bagi para calon mahasiswa yang ingin menempuh pendidikan di UM.

Selain karena standardisasi jumlah mahasiswa per kelas, bertambahnya jumlah mahasiswa baru juga merupakan implikasi dari pembukaan empat prodi baru di UM. Prodi-prodi tersebut ialah S1 Ilmu Komunikasi (3 kelas), S3 Teknik Elektronika dan Informasi (2 kelas), S1 Gizi (1 kelas), dan S1 Farmasi (1 kelas).

Untuk sementara, prodi S1 Gizi dan S1 Farmasi berada di bawah naungan Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Ke depannya, UM akan mendirikan Fakultas Kedokteran dan Kesehatan (FKK) untuk menaungi prodi-prodi terkait kesehatan, termasuk S1 Gizi dan S1 Farmasi. “Nantinya FKK juga akan membawahi Ilmu Kesehatan Masyarakat yang saat ini sementara bernaung di bawah Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK). Ada dua prodi lain yang sedang dipersiapkan di bawah naungan FKK, yaitu Kebidanan dan Keperawatan,” terang Ketua UPT SPM. Belum dapat dipastikan kapan UM akan secara resmi mendirikan FKK, akan tetapi prodi Kebidanan serta Keperawatan tengah digodok sedemikian rupa oleh UM sehingga nantinya dapat menjaring lebih banyak lagi mahasiswa yang memiliki potensi di bidang kesehatan.

Ke depannya, UM berharap mampu mempertahankan atau bahkan meningkatkan kuota mahasiswa yang masuk. “Kuota perguruan tinggi secara nasional tidak boleh turun, akan lebih bagus jika naik,” kata Bapak Imam Agus. Lebih lanjut, beliau menerangkan bahwa jumlah mahasiswa di UM berpengaruh terhadap Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi secara nasional. “Jika sampai turun, kinerja perguruan tinggi bisa dipertanyakan,” ujarnya. Tidak menutup kemungkinan bahwa beberapa prodi belum dapat mencapai target mahasiswa yang diinginkan, tetapi UM berupaya agar jumlah mahasiswa tetap stabil. “Misalnya minat terhadap prodi tertentu berkurang, maka harus ada prodi lain yang menambah kuota sehingga jumlah mahasiswa tetap konstan,” jelas Bapak Imam Agus. Zahirah

Laporan Khusus Tahun 44 September - Oktober 2022 | 9
Dr. H. Imam Agus Basuki, MPd., Kepala Unit Pelaksana Teknis Satuan Penjamin Mutu (UPT SPM)UM

Bulan Maulid: Sejarah, Tradisi, dan Keutamaannya

Bulan Rabiul Awal dalam kalender Hijriyah menjadi bulan yang begitu mulia dari 12 bulan lainnya. Dalam bulan ini, tepatnya pada 12 Rabiul Awal, umat Islam memperingati peristiwa yang agung, yaitu lahirnya baginda Rasulullah SAW atau dikenal dengan Maulid Nabi Muhammad SAW. Perayaan ini menjadi tradisi yang berkembang dalam masyarakat Islam jauh setelah Rasulullah SAW wafat dalam bentuk ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi SAW.

Setelah Rasulullah SAW wafat, pada masa Khulafaur Rasyidin dan Dinasti Umayyah, perayaan Maulid Nabi masih belum terealisasikan. Pada waktu itu, semua masih berfokus pada upaya-upaya penyebaran agama Islam dengan terus menerus berdakwah serta menjalin silaturahmi agar ikatan hubungan dengan sesama umat Islam dan pemeluk agama lain semakin luas.

Baru pada masa Dinasti Abbasiyah, Maulid Nabi dirayakan. Merujuk pada kitab Wafa’ul Wafa bi Akhbar Darul Mustafa karya Nuruddin Ali, awal peringatan maulud Nabi dipelopori oleh Khaizuran. Beliau merupakan ibu dari Amirul Mukminin Musa al-Hadi dan al-Rasyid dan sosok yang berpengaruh selama pemerintahan tiga khalifah Dinasti Abbasiyah (Khalifah al-Mahdi bin Mansur al-abbas, Khalifah al-Hadi, dan Khalifah alRasyid).

Awalnya, Khaizuran datang ke Madinah dan memerintahkan penduduk untuk mengadakan perayaan Maulid Nabi di Masjid Nabawi, kemudian ke Mekah dengan memerintahkan penduduk Makkah untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW di rumah-rumah mereka. Setelah Dinasti Abbasiyah dan Dinasti Fatimiyah runtuh, perayaan ini terus berlanjut sampai sekarang dan semakin pesat hingga ke penjuru dunia, termasuk di Indonesia.

Momen kelahiran Nabi Muhammad SAW ini dirayakan dengan tradisi yang berbeda-beda. Di Turki, momen Maulid Nabi dirayakan dengan berbondong-bondong ke masjid untuk berdoa dan membaca pujianpujian kepada Nabi Muhammad SAW. Turki juga memiliki tradisi perayaan yang khas dengan tarian Darwisnya. Di Mesir, perayaan Maulid Nabi dirayakan dengan membeli boneka permen yang berbentuk pengantin untuk perempuan dan penunggang kuda untuk laki-laki. Sementara itu, di

negara-negara lain, Maulid Nabi dirayakan dengan pengajian akbar, ajang silaturahmi antarumat Islam, dan lain-lain.

Di Indonesia, Maulid Nabi dirayakan dengan berbagai ekspresi. Misalnya di Jawa, perayaan Maulid Nabi dilakukan dengan membaca pujian-pujian pada Nabi SAW atau Manakib Nabi Muhammad SAW dalam kitab Diba’, Maulid Simtud Dhurar, Maulid Barzanji, Burdah, dan lain-lainnya. Biasanya, selesai membaca Manakib, masyarakat menyantap makanan bersama-sama.

Ada pula yang merayakan dengan Grebeg Maulud pada festival Sekaten seperti di Yogyakarta. Dalam perayaan ini, makanan dan hasil bumi dibentuk menjadi gunungan untuk dibawa di pundak masyarakat kemudian diarak dan dibagikan kepada masyarakat lainnya. Sementara di Sulawesi Selatan, perayaan Maulid atau Maudu Lompoa dirayakan lebih ramai daripada Idul Fitri. Dalam perayaan ini, warga mengarak replika perahu yang di dalamnya terdapat makanan dan dibagikan kepada masyarakat.

Kita tahu bahwa Nabi Muhammad SAW dilahirkan pada 12 Rabiul Awal tahun Gajah 570 M di Mekah. Namun, perayaan Maulid Nabi tidak hanya diperingati pada tanggal tersebut saja, tetapi para pencinta Nabi SAW memperingati setiap hari mulai dari awal sampai dengan akhir bulan. Bahkan, ada yang memperingati di luar bulan Rabiul Awal. Bulan Rabiul Awwal merupakan bulan mulia yang mendatangkan banyak pahala, dengan berkumpul, membagikan makanan, membacakan pujian-pujian Nabi Muhammad SAW, serta meluapkan kegembiraan dan rasa syukur atas kelahiran Rasullah SAW.

Sebagai umat Nabi Muhammad SAW, bulan Maulid memiliki banyak keutamaan yang harus kita ketahui, seperti memperbanyak bacaan ayat-ayat suci Al-Quran, zikir, tahlil, kalimat thayyibah, dan sebagainya. Bulan ini juga menjadi bulan efektif untuk menyebarkan dakwah keteladanan akhlak Rasulullah, mulai dari kehidupan di masyarakat, cara berbisnis atau berdagang, politik, kepemimpinan, dan cara ibadah Rasulullah SAW.

Penulis ialah kontributor Majalah Komunikasi UM

| Komunikasi Edisi 34210
Religi
Oleh: M. Izam Masroir

Euforia Kuliah Luring 100% dan Serba-Serbinya

Melonjaknya kasus Covid 19 pada semester genap tahun ajaran 2021/2022 mengakibatkan perkuliahan dilaksanakan 60% persen luring dan 40% daring. Berbeda dengan semester sebelumnya, mulai Senin (29/08/2022) perkuliahan luring semester ganjil tahun ajaran 2022/2023 resmi dilaksanakan 100% di Universitas Negeri Malang (UM). Peresmian perkuliahan luring ini dibuktikan dengan terbitnya surat keputusan Rektor untuk melaksanakan kuliah dengan pertemuan tatap muka (PTM).

Terbitnya surat keputusan tentang pelaksanaan kuliah luring tentu membuat para mahasiswa UM sangat antusias dan bersemangat untuk datang ke kampus. Bahkan sebelum perkuliahan luring dilaksanakan, kampus terlihat padat karena kehadiran mahasiswa baru yang juga melaksanakan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB). Selain itu, mahasiswa lama juga banyak yang sudah mempersiapkan dirinya untuk melaksanakan perkuliahan luring 100% ini.

“Untuk pelaksanaan kuliah luring ini tentunya aku siapin buku mata kuliah, alat tulis, dan pakaian yang rapi dan sopan. Tapi yang paling penting adalah sewa kos,” ujar Hanny Syafitri Gunawan, mahasiswa Psikologi. Euforia kuliah luring 100% ini juga memicu euforia mahasiswa dalam mencari kos yang menjadi rumah bagi mereka saat menempuh studinya. Banyaknya mahasiswa yang menyewa kos perlahan mampu memulihkan ekonomi para pemilik kos yang sudah 2 tahun sepi karena pelaksanaan kuliah daring. “Alhamdulillah, kuliah offline ini bikin kos saya ramai. Kos saya jadi penuh. Padahal sebelumnya sepi, paling mentok isi 1-3 orang saja. Semoga mereka betah dan lancar kuliah offline-nya,” tutur Bu Wulan, salah satu pemilik kos di Jalan Ambarawa.

Tidak hanya dari sisi kos, euforia kuliah luring 100% ini juga dapat dilihat dari padatnya mahasiswa di hari pertama kuliah (29/08/2022). Pada pagi hari, mahasiswa terlihat berbondongbondong menuju gedung perkuliahan masing-masing. Seluruh gedung bangunan kampus UM, mulai dari gedung kuliah di fakultas masing-masing, Gedung Kuliah Bersama (GKB), hingga

selasar tiap fakultas dipenuhi oleh mahasiswa. Bahkan, untuk menuju ruang kelas, mahasiswa harus antre saat akan menggunakan lift karena bergantian dengan mahasiswa lainnya. Banyaknya mahasiswa yang antusias dalam pelaksanaan kuliah luring ini juga dapat dilihat dari padatnya lahan parkir dan ramainya kantin-kantin fakultas pada jam istirahat.

Dari beberapa euforia yang terlihat tersebut, tentunya pelaksanaan kuliah luring 100% ini juga berpengaruh pada pemahaman mahasiswa terhadap materi yang diberikan oleh dosen. “Kuliah luring ini sangat menyenangkan dan membuat saya lebih memahami materi yang diberikan, karena saya dapat berinteraksi secara langsung dengan dosen dan teman-teman,” jelas Almas Bilah Izza Nafisah, mahasiswa Sastra Indonesia. Hal ini juga sejalan dengan pendapat Dinda Putri Abadi, mahasiswa Bimbingan dan Konseling, yang mengatakan bahwa dengan adanya kuliah luring membuat mahasiswa bisa mendapatkan layanan pembelajaran dari dosen yang sangat memfasilitasi dan mendapatkan bantuan dari teman-teman saat kurang memahami materi kuliah.

Euforia kuliah luring 100% tidak berhenti hanya pada kegiatan perkuliahan saja. Euforia ini juga terus berlanjut pada kegiatankegiatan di luar perkuliahan yang diselenggarakan di kampus, seperti kegiatan pengembangan diri melalui organisasi dan unit kegiatan mahasiswa (UKM). Dengan terlaksananya kuliah luring 100%, mahasiswa diharapkan dapat memanajemen waktunya dengan baik pula. “Semoga selalu semangat dalam menjalani kehidupan sebagai mahasiswa, manajemen waktunya diatur sebaik mungkin, dan jangan lupa jaga kesehatan, khususnya anak kos yang biasanya malas makan,” ujar Hanny Syafitri Gunawan. “Kuliah luring sangat menyenangkan, tapi jangan lupa untuk menjaga kesehatan secara fisik dan mental. Meskipun kuliah luring membutuhkan banyak tenaga, nikmati saja prosesnya dan semoga bisa memetik buah manisnya di kemudian hari,” pungkas Dinda Putri Abadi. NII

Tahun 44 September - Oktober 2022 | 11 Up to Date
Situasi pelaksanaan kuliah luring 100%

Dosen PLS UM: Teliti Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Kepemimpinan Adat di Minangkabau

Oleh: Zulkarnain

M.asyarakat Minangkabau memiliki sistem kemasyarakatan yang khas berdasarkan “kebersamaan” sesuai dengan fatwa adat Minangkabau, yakni “bajanjang naiak, ba tango turun”, artinya “atas dasar kekeluargaan satu dengan bersama, dari, oleh, dan untuk bersama”.

Sistem kemasyarakatan yang menjunjung tinggi rasa kebersamaan berdampak pada penyusunan program untuk kemandirian dan meningkatkan ekonomi melalui pemberdayaan masyarakat.

Pemberdayaan diartikan sebagai upaya memenuhi kebutuhan yang diinginkan individu, kelompok, dan masyarakat dalam mengontrol lingkungannya, termasuk aksesibilitas terhadap sumber daya dan

pengembangannya.

Pemberdayaan masyarakat dalam mengorganisasi, merintis, dan membangun Desa Wisata Adat Saribu Gonjong (rumah gadang) di Nagari (Desa) Kota Tinggi, tidak terlepas dari pengaruh tiga kepemimpinan adat yang dikenal dengan istilah tungku tigo sajarangan. Tiga kepemimpinan adat tersebut terdiri dari Tokoh Adat, Alim Ulama, dan Cerdik Pandai. Ninik Mamak atau yang dikenal dengan penghulu adalah pimpinan adat (fungsional adat) di Minangkabau. Jabatan Ninik Mamak adalah sebagai pemegang soko datuk (datuak) secara turun temurun menurut garis ibu dalam sistem matrilineal (mengikut garis keturunan ibu). Sebagai

pimpinan adat, Ninik Mamak berperan untuk memelihara, menjaga, mengawasi, mengurusi, dan menjalankan seluk beluk adat.

Kepemimpinan Alim Ulama juga sangat berperan dalam memutuskan pendirian dan pembangunan Nagari (desa) Wisata Adat. Hal ini karena Alim Ulama adalah pemuka agama atau pimpinan agama yang bertugas untuk mengayomi, membina, dan membimbing masyarakat di Nagari (Desa) Wisata Sarogo yang menganut agama Islam. Alim Ulama berperan memberikan pendapat dan petuah-petuah kepada para pemuda atau pengelola Pokdarwis, baik dari sisi keagamaan maupun sosial kemasyarakatan.

| Komunikasi Edisi 34212 Opini
Foto Bersama dengan Pengelola Pokdarwis dan Pemilik Homestay di Desa Wisata Adat Sarugo

Kepemimpinan Cerdik Pandai adalah kalangan orang yang berilmu pengetahuan dalam arti yang luas juga berkemampuan menggunakan akal dalam mengatasi keadaan yang rumit. Selain itu juga, Cerdik Pandai memiliki pengetahuan tentang seluk beluk hidup dan kehidupan dalam masyarakat demi tercapainya dengan cakap pemikiran yang sempurna lahir dan batin.

Proses terbentuknya Desa Wisata Adat tidak terlepas dari restu tokoh kepemimpinan adat tungku tigo sajarangan, yakni Ninik Mamak, Alim Ulama, dan Cerdik Pandai yang mendukung dan memberikan petuah-petuah kepada para pemuda sebagai pengelola Pokdarwis. Akan tetapi, penggalian potensi sumber daya alam dan sumber daya manusianya diawali saat adanya mahasiswa KKN dari UMSB dan didampingi oleh dosen yang intens berinteraksi dengan para pemuda dan tokoh-tokoh kepemimpinan di sana. Selain itu, peran melalui forum musyawarah Kerapatan Adat juga sangat memberikan kontribusi yang kuat dalam memberikan persetujuan dibentuknya Desa Wisata Adat ini. Di samping itu, ada pula dukungan dari Wali Nagari (kepala Desa) serta partisipasi masyarakat.

Pengorganisasian Pemberdayaan Masyarakat merupakan suatu proses di mana masyarakat dapat mengidentifikasikan kebutuhannya dan menentukan prioritas dari kebutuhan tersebut. Di samping itu, mereka juga dapat mengembangkan keyakinan untuk berusaha memenuhi kebutuhan sesuai dengan skala prioritas berdasarkan sumber yang ada di sekitarnya. Community Empowerment sebagai proses partisipatif memberi kepercayaan serta kesempatan kepada kelompok dan individu untuk menelaah tantangan utama pembangunan lokal pada masyarakat tersebut dengan mengajukan program kegiatan yang diputuskan secara bersama. Proses ini juga berguna untuk membangun dan menciptakan suasana dalam mengembangkan potensi masyarakat itu sendiri (enabling). Pemberdayaan sebagai proses pendidikan hakikatnya dilakukan untuk memperkuat daya (kemampuan dan posisi tawar) agar masyarakat menjadi mandiri; meningkatkan penguatan kapasitas dalam meningkatkan kemampuan individu, kelompok, dan kelembagaan untuk melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan; serta menumbuhkan partisipasi masyarakat karena adanya stimulus dari luar.

Desa Wisata Saribu Gonjang (Sarugo) Nagari Kota Tinggi, Kecamatan Gunung Omeh, Kabupaten Limapuluh Kota, Provinsi Sumatera Barat sendiri memiliki keunikan sebagai berikut: (a) desa wisata masih melestarikan nilai adat dan budaya, disiplin, ramah, dan religius pada setiap aktivitas kehidupan masyarakat, (b) salah satu dari 50 desa wisata terbaik yang ditetapkan oleh Menparekraf, (c) perkampungan adat dengan rumah gonjong sangat padat membentuk barisan rapi dan semuanya menghadap ke Masjid Raya, (d) memiliki 18 suku yang hidup berdampingan dan masih mempertahankan tradisi lokalnya, (e) adanya fenomena proses pemberdayaan melalui desa wisata yang digerakkan kepemimpinan lokal masih mempertahankan musyawarah tungku tigo sajarangan, meliputi: ninik mamak, alim ulama, dan cerdik pandai, serta (f) menjadi saksi sejarah bahwa pernah ditinggali Ketua Pemerintahan Darurat Republik Indonesia, Syafruddin Prawiranegara dan rombongan saat mempertahankan kemerdekaan.

Penulis adalah dosen Departemen PLS FIP UM dan ketua penyunting Majalah Komunikasi

Tahun 44 September - Oktober 2022 | 13 Opini
Suasana Rumah Adat Gonjong di Desa Wisata Adat Kampung Sarugo
| Komunikasi Edisi 34214 Profil Nama : Naufal Taufiqur Rochman Tempat, Tanggal Lahir: Malang, 30 Desember 2000 Fakultas: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Prodi: Pendidikan IPA Email: naufaltaufiqur18@gmail.com Riwayat Organisasi: • Ketua OSIS MAN 3 Jombang (2017–2018) • Ketua Umum HMP IPA Omega (2020–2021) • Presiden Mahasiswa Universitas Negeri Malang (2022) • Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (2019–sekarang) • Himpunan Mahasiswa Malang Alumni Bahrul Ulum Prestasi: • Juara 2 Olimpiade Biologi KSM Kabupaten Jombang (2018) • Juara 2 Korprodi Cup Pendidikan IPA (2019) • Finalis Lomba Essay Nasional PC PMII Kota Malang (2020) • Awardee Smart Scholarship YBM BRI • Awardee Bright Scholarship YBM BRI Naufal Taufiqur Rochman, Presiden Mahasiswa UM 2022 dengan Kabinet "Inovasi Berdikari" dan membawahi 7 Kementerian ini cukup menyita atensi sivitas UM, terutama sejak berakhirnya PKKMB UM 2022. Laki-laki kelahiran tahun 2000 itu tengah menempuh Program Studi Pendidikan IPA dan memasuki semester 7 pada tahun 2022 ini. Setelah terpilih menjadi Presiden Mahasiswa melalui Pemira pada akhir tahun 2021, Naufal resmi dilantik pada 28 Januari 2022 oleh WR III bagian kemahasiswaan dan alumni. Lantas, sudahkah kamu mengenal siapakah pemimpin dari organisasi mahasiswa nomor satu di kampus ini? Yuk, simak wawancara salah satu Kru Komunikasi dengan Naufal Taufiqur Rochman! Mengenal Sosok Presma UM 2022: Kekuatan Sebuah Keinginan untuk Masa Depan “Bukan di mana tempat kita berproses, tapi tentang bagaimana cara kita berproses.”Potret Naufal Taufiqur Rochman

Apakah pernah menyangka akan menjadi seorang Presma?

Saya adalah alumni dari Pondok Pesantren (Ponpes) Bahrul Ulum Tambak Beras, Jombang. Pada saat masa MPLS dahulu, ada suatu frasa yang saya peroleh, berbunyi ‘singa kampus’. Tak lama setelah itu, seorang guru memberi saya satu tugas menulis 100 harapan untuk masa depan. Kepalang bingung dan segera ingin menyelesaikan tugas, saya menulis apa pun yang bisa ditulis dan impian-impian random yang muncul di kepala. Beberapa di antaranya adalah menjadi ‘singa kampus’, berkuliah di Malang, dan menjadi lulusan terbaik di ponpes.

Saat itu, semua tulisan refleks yang saya torehkan, yang bahkan hanya menulis harapan untuk diri sendiri saja saya kebingungan, seolah tak akan berarti apaapa bagi kehidupan ke depan. Sampai satu saat, 100 list harapan itu mulai tercoret satu per satu. Dimulai dari menjadi lulusan terbaik ponpes, kuliah di Malang, hingga keyakinan tentang frasa ‘singa kampus’ yang mengantarkan pada kenyataan saya menjadi seorang presiden mahasiswa saat ini.

Sama seperti ketidaksangkaan terhadap terwujudnya tulisan-tulisan di daftar harapan tadi, hal yang sama saya rasakan ketika akhirnya terpilih menjadi seorang Presma UM 2022. Tidak pernah terpikirkan, tapi sudah pernah tertuliskan sebuah harapan dalam bentuk frasa ‘singa kampus’. Saya punya opini tersendiri mengenai frasa ini, singa kampus dalam opini saya adalah seseorang yang diperhitungkan dan dapat dilihat di lingkungan kampus.

Awal terpikirkan untuk mencalonkan diri sebagai presma seperti apa?

Saya saat itu menjabat sebagai Ketua Umum HMP IPA, mengenal Arya, yang saat ini menjadi wakil presma, sama-sama sebagai penerima beasiswa SMART Scholarship. Arya ini waktu itu adalah ketua HMJ Sastra Arab. Saat kami bertemu, muncul niat untuk menyebarluaskan kebermanfaatan, dari yang awalnya hanya di masing-masing program studi, menjadi untuk universitas, akhirnya mencalonkan diri, dan resmi menjadi Presma dan Wapresma UM 2022.

Bagaimana jenjang karier organisasi hingga terpilih menjadi seorang presma?

Dahulu saat saya masih maba, antara semester 2—3 ada OC HMP IPA, saya berada di bidang pengabdian masyarakat dan diamanahi memegang LKPPI (Ospek Jurusan Prodi Pendidikan IPA). Antara semester 4—5 diamanahi menjadi ketua HMP IPA, dan hingga saat ini, menjadi Presma.

Selain aktif di BEM UM sebagai presma, apakah ada kesibukan di bidang lainnya?

Di luar kampus, saya mencoba membangun dua jenis bisnis berbeda. Pertama adalah membuka bimbel untuk SD hingga SMA dan yang kedua adalah usaha servis laptop. Motivasi awalnya adalah keinginan untuk menambah uang saku dan tekanan biaya UKT yang tinggi, dalam posisi saya tidak dibolehkan mendaftar bidikmisi oleh orang tua. Sedikit rasa sungkan sebagai anak laki-laki pertama yang memiliki adik juga mendorong saya untuk itu (membangun bisnis, red.).

Awalnya, kedua bisnis itu tidak saya jalankan sendiri. Saya ikut lembaga bimbel dan menjadi makelar servis yang mempertemukan pelanggan dan tukang servis. Lambat laun, alhamdulillah saya tidak ikut suatu lembaga lagi dan berdiri sendiri, dua-duanya. Saya punya satu prinsip ketika berusaha mendaftar sesuatu. Jalani saja dulu. Prinsip ini saya terapkan dalam perjalanan saya mencari beasiswa selain bidikmisi. Berkali-kali tertolak, selagi ada kesempatan akan terus saya coba, toh daftarnya gratis. Prinsip itu tadi yang mengantarkan saya memperoleh beasiswa dari SMART Scholarship dan BRIGHT Scholarship, yang membiayai kuliah sampai semester 8, fasilitas asrama selama 2 tahun, dan uang saku bulanan. Ingat, selagi tidak membayar dan bisa diusahakan, coba aja dulu!

Apakah ada prinsip tersendiri mengenai manajemen waktu, prioritas, kehidupan sosial, dan pribadi?

Untuk mengatur skala prioritas dan membagi waktu, saya selalu mengandalkan tools yang mungkin sudah banyak orang tahu, yakni to-do list. Kegiatan dan tanggung jawab esok hari, harus selesai di malam hari sebelumnya. Perlakuan yang sama juga saya lakukan untuk target-target menengah dan jangka panjang.

Apa perbedaan signifikan dari sikap diri sebelum dan sesudah mengemban tanggung jawab sebagai seorang Presma?

Saya jadi lebih hati-hati. Menjadi orang yang ‘dilihat’ dan mungkin menjadi contoh juga, membuat saya menjadi lebih hati-hati dalam melakukan pemetaan konsekuensi dari keputusan/hal yang akan dilakukan. Ini bukan semena-mena karena takut menyesal nanti atau apa, lagi pula menurut saya, penyesalan itu bukan karena kita salah memilih, tapi hal itu ada dikarenakan kita nggak sanggup untuk menerima konsekuensinya. Sampai kapan pun, tidak ada pilihan benar dan salah, tinggal bagaimana kita bisa menerima konsekuensinya saja.

Selain masalah prioritas dan manajemen waktu, apakah ada kendala dan tantangan lain saat menjadi presma?

Ada satu masalah umum yang sering saya temui di setiap program kerja dan kegiatan yang saya lakukan, yakni masalah komunikasi, utamanya jika itu sebuah organisasi. Ini masalah yang sering muncul dan kita harus sadar mulai awal bahwa semua hal di dunia ini pasti bisa dikomunikasikan dahulu. Contohnya kemarin, ada satu program BEM UM, GEMA UM 2022, itu awalnya hanya program BEM, tapi bisa dikonversikan KKN. Awalnya tadi, apa sih yang tidak bisa dikomunikasikan? Kita tahu simpulnya di mana, diselesaikan di sana. Misal dalam ini, ada benang merah antara Kampus Merdeka, KKN, dan program kerja yang direncanakan tuh, nah kita komunikasikanlah ke yang mengurus KKN di kampus, yakni LP2M.

Bagaimana rasanya menjadi pemimpin untuk penyelenggara lapangan PKKMB setelah 2 tahun daring?

Ada sedikit tidak menyangka. Karena H-2 bulan, acara masih belum ada kepastiannya. Bahkan di H-1 ada perubahan konsep acara. Pressure datang dari berbagai sisi, tapi kuncinya harus tetap tenang, santai, dan berorientasi pada pemecahan masalah. Ternyata, apa yang sedikit tidak jelas beberapa bulan yang lalu pada akhirnya selesai juga, dengan berbagai macam kendalanya.

Apakah ada pesan untuk seluruh mahasiswa UM dari sisi seorang Presma UM?

Jalani apa yang harus dijalani, kita bukan lagi seorang siswa. Jangan hanya berpikir tentang diri sendiri, tapi juga pikirkan orangorang di sekitar kita, seperti yang tertuang di tridarma perguruan tinggi, terutama pada bagian pengabdian masyarakat. Banyak sekali bentuk pengabdian. Bermanfaatlah sesuai dengan apa yang kamu mampu untuk berikan, seperti contohnya ketika suatu masa ada kebijakan yang menekan masyarakat, kita sebagai yang tahu ilmunya, mendampingi masyarakat dalam menyikapi hal tersebut.

Apakah ada pesan untuk organisasiorganisasi yang ada di UM?

Jalani apa yang memang sudah diputuskan di rapat kerja organisasi. Jangan lari dari tanggung jawab. Jika ada masalah, dikomunikasikan. Tidak ada hal di dunia ini yang tidak bisa dikomunikasikan. Vania

Tahun
44
September
- Oktober 2022 | 15 Profil

Semarak Gemilang PKKMB UM 2022

Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru Universitas Negeri Malang (PKKMB UM) kembali digelar secara luring setelah 2 tahun dilaksanakan secara daring.

Peralihan dari PKKMB daring ke PKKMB luring ini menjadi tantangan tersendiri bagi panitia dan peserta yang mengikutinya.

Dengan tema ‘Abhipraya Abyakta Jagaddhita’, PKKMB UM 2022 diharuskan mengandung nilai semangat juang, menarik, dan menyenangkan, mulai dari skenario hingga konsep yang besar.

PKKMB 2022 Bertabur Bintang

PKKMB UM 2022 dilaksanakan selama 3 hari, yakni pada tanggal 17, 20, dan 22 Agustus 2022. Pada tanggal 17 Agustus, acara tahunan ini dibuka dengan upacara bendera di Stadion Cakrawala UM untuk memperingati Hari Kemerdekaan RI yang ke-77. Pelaksanaan upacara ini dipimpin langsung oleh Rektor Universitas Negeri Malang, Prof. Dr. AH. Rofi’uddin, M.Pd.

Kemudian, acara dilanjutkan dengan pembukaan Dies Natalis UM yang ke-68. Pembukaan Dies Natalis UM ini diisi dengan pelepasan 500 balon, aksi menyanyikan rap UM, serta tarian selebrasi yang dilakukan oleh beberapa perwakilan mahasiswa baru jurusan Pendidikan Seni Tari dan Musik (PSTM). Acara pembukaan Dies Natalis tersebut merupakan hasil kerja sama antara panitia internal PKKMB UM dengan Tim Branding UM. Setelah itu acara Dies Natalis tersebut, kegiatan dilanjutkan dengan acara puncak sekaligus penutupan PKKMB UM hari pertama dengan melakukan papermob

Keseruan serangkaian acara PKKMB UM tidak berakhir sampai di situ saja, pada tanggal 20 Agustus, PKKMB dilaksanakan di Graha Cakrawala dengan pemberian materi-materi nasionalisme. Materi tersebut memuat tentang wawasan kebangsaan, materi pembinaan keagamaan, dan juga materi mengenai lingkungan kampus. Sorotan kemeriahan pada tanggal 20 ini adalah didatangkannya pemateri yang sangat spesial, yakni Marsekal TNI (Purn.) Dr. (H.C.) Hadi Tjahjanto S.I.P. selaku Menteri Agraria dan Tata Ruang RI untuk menyampaikan materi wawasan kebangsaan dan bela negara.

Di samping itu, ada pula penyampaian materi lain dari

beberapa pemateri yang tidak kalah menarik. Salah satu yang menarik perhatian peserta adalah materi Pembinaan Karakter dan Revolusi Mental oleh Dr. Hj. Umi Dayati M.Pd. Penyampaian materi tersebut beliau lakukan dengan sangat meriah. Hal ini karena di sela-sela penyampaian materi, beliau mengajak para peserta PKKMB untuk bernyanyi bersama agar mereka tidak mengantuk dan tetap semangat mengikuti serangkaian acara PKKMB hingga selesai.

Papermob PKKMB UM 2022: Prestisius dan Membanggakan

Papermob merupakan salah satu rangkaian acara dari kegiatan PKKMB UM 2022 yang dibuat dengan tujuan untuk menumbuhkan solidaritas antar-mahasiswa. Selain untuk menumbuhkan solidaritas, kegiatan ini juga silaksanakan sebagai branding UM kepada masyarakat luas melalui karya konfigurasi papermob yang unik dan menarik. Dengan diikuti oleh sekitar 6300 mahasiswa baru, papermob PKKMB UM 2022 ini berhasil membuat 30 konfigurasi.

Seolah terbayar lunas akan kerja keras dan pantang menyerah dari seluruh panitia PKKMB UM 2022, kesuksesan papermob tahun ini berhasil mematahkan keraguan dari berbagai pihak yang sebelumnya sempat meragukan ide konsep ini. “Berat awalnya untuk membuat ide papermob dilaksanakan, karena banyak pihak termasuk panitianya sendiri, sempat ragu akan keberhasilan papermob PKKMB UM tahun ini,” ujar Yunus Bagus, Koordinator Tim Papermob. Namun, tidak hanya internal UM saja yang akhirnya bangga akan keberhasilan papermob PKKMB UM tahun ini. Banyak media dan kampus lain yang mengagumi keberhasilan kegiatan ini, bahkan ada panitia papermob UM yang diundang khusus untuk menjadi narasumber dalam perencanaan papermob di kampus lain.

Keberhasilan papermob tahun ini tidak luput dari kerja keras panitia di baliknya. Untuk mengumpulkan, mengelola, mengorganisasi, hingga melaksanakan kegiatan papermob tidaklah mudah. Agar kegiatan ini sukses, dibutuhkan kekuatan, kerja sama, dan solidaritas yang tinggi dari tiap panitianya. Kendati demikian, persiapan papermob hanya memakan waktu kurang lebih 1 bulan. Waktu persiapan yang sangat singkat untuk

Seputar Kampus
Keberlangsungan Kegiatan Enterpreneur Day Meriahnya suasana penutupan PKKMB UM 2022

sebuah kegiatan besar seperti papermob ini.

“Kesulitan terberat yang kami alami yaitu waktu pengumpulan kertas papermob yang sangat banyak dengan waktu yang singkat. Karena diperkirakan, kertas yang dikumpulkan hampir 9000 kertas, sehingga dibutuhkan kerja sama tim yang tinggi. Selain itu, juga banyak memakan waktu untuk memilih dan memilah kertas yang baik dan benar, agar dapat digunakan ketika eksekusi papermob pada saat hari H. Apalagi saat pengumpulan kertas papermob, hujan melanda Kota Malang dengan sangat deras. Jadi, ya, harus ekstra kerjanya,” jelas Ela Hutauruk, salah satu Koordinator pengumpulan kertas papermob

Secara teknis, pelaksanaan papermob PKKMB UM tahun ini berbeda dengan papermob tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini, mekanisme pelaksanaan papermob berubah, dari mekanisme manual menjadi digital. “Jika papermob tahun sebelumnya masih menggunakan kode dan konsep secara manual, maka tahun ini, kami membuatnya dengan menggunakan teknologi digital seperti program coding dan Corel Draw untuk menyusun kode dan konsep konfigurasi,” tutur Yunus Bagus, inisiator ide sekaligus koordinator tim papermob

Selain itu, spesifikasi kertas yang digunakan dalam Papermob PKKMB UM 2022 juga berbeda dengan tahun sebelumnya, yakni menggunakan 8 kertas Asturo dengan warna yang berbeda. Ukuran dan ketebalan kertas pun turut diperhitungkan, sehingga tercipta sebuah konfigurasi yang elok nantinya.

Konfigurasi papermob tahun ini memberikan pesan kepada masyarakat luas, terutama mahasiswa UM, untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Salah Satu konfigurasi papermob PKKMB UM tahun ini yang menarik adalah konfigurasi maskot Cakra dan siluet rektor UM saat ini, Prof. Dr. AH. Rofi’uddin. Hal tersebut dilakukan untuk memberikan apresiasi kepada beliau pada akhir masa jabatannya sebagai Rektor UM. Di samping itu,

bagian dari 30 konfigurasi papermob lainnya adalah siluet para presiden yang pernah menjabat di Indonesia, dari Soekarno hingga Jokowi.

“Seru banget kegiatan papermob-nya. Walaupun panas-panasan, harus tetap fokus supaya nggak salah kode. Tapi hasilnya bagus banget, nggak sia-sia kita panas-panasan. Dan semoga papermob di PKKMB UM tahun depan lebih keren lagi,” tutur Yaya, mahasiswi baru dari Fakultas Psikologi.

Kemeriahan Penutupan PKKMB UM 2022

Tak hanya para mahasiswa baru yang antusias mengikuti kegiatan PKKMB 2022 ini, para pimpinan, tenaga pendidik, dan sivitas akademika juga turut bergembira dalam memeriahkan seluruh rangkaian acara tersebut. Hal ini karena selama 2 tahun belakangan, PKKMB dilaksanakan secara daring akibat adanya pandemi Covid-19. Dengan demikian, adanya PKKMB UM 2022 yang dilaksanakan secara luring ini dapat membangkitkan lagi euforia PKKMB luring sebagaimana mestinya.

Pelaksanaan PKKMB luring ini diinisiasi oleh usulan para panitia yang telah disetujui oleh pimpinan universitas ketika rapim. “Kita belajar dari tahun lalu, ‘kan. Waktu itu saya sebagai wakil pelaksana. Kita mempelajari situasi lingkungan, perubahan lingkungan, terutama Covid-19. Akhirnya kita putuskan, karena sudah level 1, sudah diperbolehkan untuk berkumpul,” ujar Dr. Agus Hermawan, GradDipMgt., M.Si., M.Bus., selaku koordinator PKKMB 2022.

Sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Dikti dalam Buku Panduan Pelaksanaan PKKMB, bahwa materi yang wajib disampaikan ketika pelaksanaan PKKMB yakni materi nasional mengenai wawasan kebangsaan dan materi pembinaan keagamaan. Di samping itu, materi lainnya yang penting untuk disampaikan adalah materi mengenai pengenalan lingkungan kampus. Materi mengenai pengenalan kampus ini disebut sebagai

Seputar Kampus
Konfigurasi papermob Cakra UM

Kampus

materi lokal karena penyampaiannya menyesuaikan kampus masing-masing.

Materi nasional dan lokal sudah disampaikan sebelum penutupan PKKMB, sehingga materi yang tersisa di hari terakhir yaitu mengenai perguruan tinggi di era revolusi industri 5.0 dan kehidupan kampus di masa pandemi. Materi tersebut disampaikan oleh Prof. Dr. Ibrahim, M.Pd., materi UM Green Campus oleh Dr. Vivi Novianti, S.Si., M.Si., materi sistem pendidikan tinggi di Indonesia (subtema kurikulum dan kebijakan MBKM) oleh Prof. Dr. Suyono, M.Pd., serta materi terakhir mengenai sistem pendidikan tinggi di Indonesia (subtema pengenalan organisasi kemahasiswaan dan kegiatan kemahasiswaan) oleh masing-masing perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).

Setelah penyampaian seluruh materi selesai, acara dilanjutkan dengan sesi penutupan PKKMB oleh panitia. Sesi tersebut diawali dengan orasi dari Ketua dan Wakil Ketua BEM UM 2022, yakni Naufal dan Arya. Penyampaian orasi ini berlangsung dengan sangat khidmat. Bahkan, terdapat beberapa mahasiswa baru yang terharu hingga meneteskan air mata. Setelah penyampaian orasi selesai, para peserta PKKMB UM 2022 disuguhi penampilan menarik dari UKM Opus 275, yang merupakan UKM Band di UM. Seluruh peserta, panitia, dosen, dan tendik yang ada di Graha Cakrawala saat itu sangat menikmati dengan ikut serta bernyanyi bahkan berjoget untuk memeriahkan kegiatan penutupan PKKMB UM 2022.

Setelah berbagai kemeriahan acara tersebut, tentunya peran panitia dibaliknya perlu mendapatkan apresiasi karena peralihan PKKMB daring ke luring tidaklah mudah. Untuk menggelar acara besar ini dibutuhkan kerja sama tim yang kuat serta etos kerja yang tinggi agar PKKMB UM 2022 dapat terlaksana dengan baik dan berkesan.

Kepanitiaan PKKMB UM 2022 sendiri terdiri dari 3 elemen, yakni panitia dosen, panitia internal BEM UM, dan panitia relawan. “Tentunya tidak mudah untuk berkoordinasi dengan berbagai pihak yang berbeda, apalagi kita juga berasal dari elemen dosen dan mahasiswa, juga berkolaborasi dengan banyak pihak eksternal panitia, seperti BEM Fakultas, Tim Branding UM, dan Kumtala,” ujar Rendi Siswanto, Ketua Pelaksana PKKMB UM 2022 dari panitia mahasiswa.

“Harapannya untuk PKKMB UM tahun depan, semoga bisa ditambahkan kegiatan demo UKM dan lebih baik lagi tentunya dari

tahun ini, dan juga semoga makin meriah dan berkesan, terutama bagi mahasiswa baru Universitas Negeri Malang,” harap Soraya Aisyah selaku Koordinator 3 PKKMB UM dari panitia mahasiswa

Dengan adanya PKKMB UM 2022 secara luring, semua pihak berharap semoga tahun depan kegiatan PKKMB berjalan dengan baik, lebih baik dari sekarang. Selain itu, semoga tahun depan sudah bebas dari pandemi Covid-19 dan semua orang bisa bergerak bebas seperti semula. “Kita harus belajar dari kekurangan untuk menjadi lebih baik lagi. Mudah-mudahan Covid-nya bisa habis, orang-orang nggak harus pakai masker,” pungkas Dr. Agus Hermawan, GradDipMgt., M.Si., M.Bus. ketika diwawancarai oleh salah satu reporter Majalah Komunikasi UM. Refiana/Elsya

| Komunikasi Edisi 34218 Seputar
Konfigurasi papermob logo UM Konfigurasi siluet rektor UM, Prof. Dr. AH. Rofi’uddin

Pengembangan Sarana dan Prasarana E-Learning: Penunjang dan Pelengkap Kegiatan Pembelajaran

Universitas Negeri Malang (UM) mulai melaksanakan kegiatan akademik kembali pada akhir Agustus. Persiapan dilakukan seluruh sivitas akademika UM dengan maksimal. Sarana dan prasarana pun dikembangkan secara penuh supaya seluruh warga UM dapat melaksanakan pembelajaran dengan optimal, baik dosen maupun mahasiswa. Salah satu sarana dan prasarana yang terus dikembangkan adalah sistem pembelajaran e-learning dan fasilitas penunjang lainnya. Pembelajaran e-learning di UM menggunakan LMS berbasis Moodle yang dikenal dengan sebutan SIPEJAR (Sistem Pengelolaan Pembelajaran). Selain itu, fasilitas internet di sekitar kampus juga menjadi penunjang pembelajaran e-learning.

SIPEJAR (Sistem Pengelola Pembelajaran) menjadi salah satu sistem pembelajaran berbasis media digital (e-learning). Sistem ini mengintegrasikan informasi tentang pembelajaran, layanan administrasi, serta informasi akademik untuk mahasiswa dan dosen. Sistem SIPEJAR sudah terintegrasi dengan SIAKAD dan Sistem Informasi Kurikulum Universitas Negeri Malang. Ketua SISKOMTEK, Mahmuddin Yunus, mengatakan bahwa saat pandemi semua kegiatan pembelajaran dilaksanakan sepenuhnya menggunakan SIPEJAR secara daring. Pada kondisi normal, SIPEJAR merupakan penunjang dan pelengkap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan secara luring. Mahmuddin Yunus juga memaparkan bahwa sosialisasi pembelajaran e-learning menggunakan SIPEJAR telah diperkenalkan sejak PKKMB (Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru) sebelum perkuliahan dimulai. Hal tersebut dilakukan supaya seluruh mahasiswa paham tentang metode

pembelajaran yang digunakan. Sementara itu, rancangan pembelajaran e-learning disusun menyesuaikan dengan RPS mata kuliah yang diambil masing-masing mahasiswa. Selain menggunakan SIPEJAR, pengembangan terus dilakukan untuk menunjang aktivitas pembelajaran yang lebih optimal. Menurut Mahmuddin Yunus, penambahan fasilitas internet terus dilakukan dengan menambahkan bandwith internet di UM. Pada tahun 2021, bandwith internet di UM sebesar 3700 Mbps, kemudian ditingkatkan menjadi 5000 Mbps pada tahun 2022. Setiap tahun, pihak UM melakukan penambahan server untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran. Penambahan back-up server juga dilakukan untuk mengantisipasi server down. Selain itu, Mahmuddin Yunus menambahkan bahwa ada fitur baru di SIPEJAR, yakni interaktif konten. Selama melakukan pengembangan sarana dan prasarana pembelajaran e-learning, sivitas UM belum menemukan hambatan yang serius. Harapan mereka, dengan adanya SIPEJAR dan sarana penunjang lainnya semoga dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran di UM. Pramudya

Tahun 44 September - Oktober 2022 | 19 Seputar Kampus
Tampilan laman SIPEJAR UM Skema pengembangan pembelajaran berbasis media digital di UM

BEM UM Berdayakan Perempuan melalui Omah Wadon

Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Negeri Malang (BEM UM) Tahun 2022 membentuk komunitas belajar atau sekolah perempuan yang diberi nama Omah Wadon. Pembentukan Omah Wadon ini mengait warga di Desa Wringinsongo, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Komunitas yang diresmikan pada Sabtu, 30 Juli 2022 ini memiliki beberapa kegiatan seperti penyampaian materi keperempuanan yang meliputi materi kodrat perempuan, love yourself, kekerasan seksual, payung hukum bagi perempuan, dan lainnya. Selain itu, ada pula materi pembekalan lifeskill untuk meningkatkan keterampilan perempuan, seperti pelatihan membuat steak, pelatihan membuat snack, praktik srubing, dan pelatihan membatik. Kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan selama 5 bulan, dihitung sejak bulan Juli—November mendatang. Kegiatan yang diadakan setiap hari Sabtu dari pagi-siang ini diikuti oleh ibu-ibu PKK, Posyandu, dan Karang Taruna desa setempat.

Adanya komunitas ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas perempuan, khususnya peserta. Selain itu, komunitas ini diharapkan dapat mendukung kapasitas dan kemampuan organisasi kemahasiswaan (ormawa) menjadi lebih bermakna sebagai wadah mahasiswa dalam mengembangkan soft skill sebagai sumber daya manusia (SDM) unggul sesuai dengan harapan.

Ajie, Menteri Sosial Masyarakat BEM UM Tahun 2022 sekaligus Ketua Pelaksana kegiatan ini, menjelaskan jika komunitas ini dibentuk sebagai upaya untuk pemberdayaan perempuan. Hal ini pula dilakukan mengingat saat ini isu keperempuanan sedang gencar, salah satunya banyak perempuan yang mendapat perlakuan diskriminasi. Maka untuk menjawab permasalahan tersebut, BEM UM memberikan wadah kepada masyarakat dengan melakukan pemberdayaan perempuan melalui keikutsertaannya dalam ajang bergengsi tingkat nasional, yakni Program Peningkatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa).

“Tujuan dari dibentuknya Omah Wadon ini agar perempuan lebih berdaya, baik dari segi intelektual maupun keterampilan. Hak dan kewajiban mereka juga dapat terpenuhi tanpa dikurangi. Dengan demikian, bertambahnya kualitas perempuan akan mempengaruhi kualitas generasi penerus. Sederhananya, jika perempuan memiliki pola pikir dan skill berkualitas, maka akan mampu mendidik anaknya secara cerdas,” tutur Ajie.

Pada Sabtu, 17 September 2022, baru saja dilaksanakan Pelatihan Inovasi Memasak Steak dan Nugget dari Tempe. Kegiatan pelatihan ini dipandu oleh Hidayat Indro yang merupakan mahasiswa S1 Pendidikan Tata Boga Universitas Negeri Malang serta diikuti oleh lebih dari 20 ibu-ibu PKK dan Karang Taruna. Menurut Ajie, pemilihan tempe sebagai bahan baku adalah karena harganya yang murah dan mudah didapatkan. Pengolahan ini ditujukan agar dapat menambah nilai jual dari tempe itu sendiri. Pelatihan kali ini mendapatkan respons baik dari peserta. Hal tersebut dapat dilihat dari antusias peserta selama pelatihan dan mereka juga berharap untuk diberikan pelatihan-pelatihan yang baru lagi. Erlina

| Komunikasi Edisi 34220 Seputar Kampus
Pelaksanaan PPK Ormawa “Omah Wadon” Foto bersama para panitia kegiatan PPK Ormawa “Omah Wadon”

Kunjungan Jurnalistik Komunikasi UM ke Harian Jogja

Pada 8 Agustus 2022, Majalah Komunikasi Universitas Negeri Malang (UM) melakukan kunjungan jurnalistik ke kantor surat kabar Harian Jogja. Kunjungan jurnalistik tersebut diterima dan disambut dengan baik oleh Pimpinan Redaksi Harian Jogja, Bapak Anton Wahyu Prihartono. Dalam kunjungan tersebut, banyak sekali insight yang didapatkan Kru Majalah Komunikasi UM untuk pengembangan majalah mengenai pengelolaan serta publikasi media digital.

Harian Jogja atau yang kerap disapa Harjo merupakan salah satu surat kabar sukses dari grup Bisnis Indonesia yang pertama kali diterbitkan pada 20 Mei 2008. Selain memproduksi surat kabar, Harian Jogja juga memiliki beberapa cabang usaha lain, seperti JogjaPro (event organizer), LPJH (Lembaga Pelatihan Jurnalistik), percetakan PT Solo Grafika Utama, dan Jogja Service (layanan lainnya sesuai permintaan klien, seperti pembuatan majalah, branding, bahkan memproduksi film pendek). Yang menjadikan Harjo berbeda dengan media yang lain adalah konten yang disajikan merupakan berita membangun optimisme, mencerdaskan dan menginspirasi, serta hadir dengan informasi yang relevan dengan masyarakat setempat. Selain itu, dalam pengelolaan isu atau berita yang akan diliput, Harjo selalu mengawali dengan analisis kebutuhan para pembacanya.

Menurut Pak Anton, berkecimpung dalam dunia industri media cetak seperti ini merupakan suatu hal yang mengasyikkan. Walaupun memang banyak tantangan yang harus dilalui, tapi Harian Jogja tetap mengupayakan berbagai alternatif yang dapat mempertahankan namanya. Buktinya, pada saat pandemi Covid-19 sekitar dua tahun yang lalu, Harian Jogja tetap eksis

dalam menyajikan berbagai konten yang fresh dan menarik. Rupanya, kunci sukses Harian Jogja dapat bertahan secara konsisten pada saat pandemi yaitu menjadi industri yang adaptif, kreatif, dan solutif. Hal tersebut sesuai dengan tagline dari Harian Jogja, yaitu “dinamis dan senantiasa menyesuaikan diri dengan adanya perubahan”.

Banyak pelajaran juga informasi menarik yang didapat dari agenda kunjungan jurnalistik ke Harian Jogja. Mulai dari tips and trick menjadi seorang jurnalis yang meliput dan membuat berita bagus, pengelolaan media, pengembangan SDM untuk menjadi tim yang berkualitas, hingga proses pembuatan video berita di studio Harian Jogja. Sylvia

Tahun 44 September - Oktober 2022 | 21 Seputar Kampus
Potret Kru Majalah Komunikasi di depan kantor Harian Jogja Pelaksanaan kunjungan Kru Majalah Komunikasi ke kantor Harian Jogja

Di Tengah Keterbatasan: Anninda Maba UM Menginspirasi Ribuan Peserta PKKMB

Langkah kaki setiap manusia berbeda dan setiap manusia juga memiliki cerita kehidupan yang beragam. Sosok inspiratif Anninda Ningrum Safitri salah satu mahasiswa baru Universitas Negeri Malang (UM) angkatan 2022 yang menginspirasi ribuan mata peserta PKKMB. Pasalnya, di tengah keterbatasannya, ia sangat semangat mengikuti rangkaian PKKMB. Ia tidak malu mengakui keterbatasan yang dimilikinya dan dengan penuh keberanian, ia tunjukan kepada ribuan mata peserta PKKMB bahwa semua mahasiswa baru memiliki peran yang sama tanpa adanya perbedaan. Anninda merupakan mahasiswa baru jurusan Ilmu Keolahragaan yang asalnya Purwodadi kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Ia juga merupakan salah satu mahasiswa disabilitas tunarungu, meski di tengah keterbatasannya ia aktif menjadi seorang atlet tenis meja.

Perjalanan dan prosesnya sangat panjang untuk bisa mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi negeri (PTN) idamannya yakni UM,

“Pertama kali ketika saya buka buka situs perguruan tinggi negeri yang terima difabel kategori TRW ternyata saya temukan UM maka saya pertama kali langkah yang saya temui adalah datang temui pihak rektorat UM setelah ketemu minta saran dan penjelasan bagaimana cara masuk UM bagi difabel TRW setelah dapat penjelasan maka saya lakukan apa yang disampaikan petugas rektorat apa diapakan dan lengkapi syarat dan ketentuan yang dibutuhkan untuk bisa ikut tes di UM ini,” ujar Annida.

Di balik proses perjuangan yang sangat panjang, ia berhasil lolos menjadi salah satu mahasiswa UM. Motivasinya memilih UM sebagai tempat studi lanjutnya, yakni ia ingin berkuliah sesuai dengan minat dan bakatnya, ia juga ingin menunjukan kekurangan fisik tidak menjadi hambatan untuk terus melanjutkan studi ke perguruan tinggi, dan ia ingin mengejar berbagai torehan prestasi di masa depannya.

| Komunikasi Edisi 34222
Cerita Mereka
Anninda saat bertanding dalam kejuaraan tenis meja

Menurut Annnida lingkungan kampus UM sangat membantu dan memberikan fasilitas yang sangat luar biasa terhadap mahasiswa-mahasiswi difabel tanpa membedakan-bedakan, “Di UM ini ternyata sudah komplit mulai dari BEM yang bantu saya difabel. BEM organisasi mahasiswa di UM ini yang sangat membantu saya dan difabel yang lainnya. Sejak saya ingin masuk di UM BEM atau UM Fakultas FIK yang betul betul selalu ada di saat saya butuhkan dan memang terbukti mereka bantu saya dan teman difabel yang lain maka saya sangat ucapkan banyak terima kasih pada mereka,” tambahnya.

Dibalik keterbatasannya, ia merupakan mahasiswa berprestasi yang sering memborong piala dari berbagai ajang kompetisi mulai dari juara 1 tunggal putri tahun 2018 kabupaten Grobogan, juara 1 tunggal putri kategori TRW tahun 2019 Kejurprov khusus paralimpik Jateng, juara 3 tahun 2021 ajang Peparnas di Papua, juara 3 perunggu tahun 2022 kejuaran antar mahasiswa semester Jateng, juara 3 DIY di UNY, dan lolos 8 besar pesona UIN tahun 2022.

Dibalik keterbatasan yang ia miliki terdapat torehan segudang prestasi. Latar belakang Anninda menjadi seorang difabel atau berkebutuhan khusus sejak ia berusia 13 bulan akibat kejadian

Cerita Mereka

ia jatuh dari meja dan kepalanya membentur ke tanah sehingga sejak saat itu ia tidak bisa berkomunikasi dengan lancar. Perawatan dan pengobatan hingga terapi sudah ia coba jalani tapi belum membuahkan hasil maksimal. Meski begitu, ia sangat semangat dan pantang menyerah untuk mengikuti kegiatan perkuliahan setiap harinya. Ia mengenakan alat bantu dengar agar terus bisa mengikuti kelas perkuliahan setiap harinya.

Anninda juga mahasiswa yang gemar bersosialisasi agar ia mendapatkan berbagai relasi pertemanan dengan mengikuti berbagai organisasi dan kegiatan mahasiswa. Akan tetapi, saat ini ia belum bisa mengikuti kegiatan organisasi kampus karena ia masih berstatus mahasiswa baru dan kedepannya ia tertarik mengikuti BEM UM karena ia ingin mengetahui dan membantu seluruh mahasiswa difabel agar mereka nantinya memiliki keberanian untuk mengikuti berbagai organisasi kampus, seperti BEM. Di akhir perbincangan dengan Anninda, ia menyampaikan kata-kata yang memotivasinya, “Semangat terus pantang menyerah apapun hasilnya.” Nurul

Tahun
44 September
-
Oktober
2022 | 23
Yongki Beserta Para Juara Pilmapres 2022 Anninda memenangkan medali perunggu di ajang Peparnas XVI 2021

Pameran Teraphoria Samin Angkat Fenomena Pelabelan Masyarakat

UKM Samin kembali menggelar pameran Teraphoria dengan tema “no label” pada Agustus lalu. Tema ini mengangkat isu pelabelan atau pengotakan di masyarakat. Fikar selaku Ketua Panitia pameran ini menjelaskan bahwa pelabelan merupakan isu yang saat ini erat dengan masyarakat. Salah satu pelabelan antara lain anggapan generasi Z sebagai generasi lembek (generasi stroberi), asal men-judge orang lain, dan sebagainya. Melalui karya, UKM Samin berusaha merespons isu ini dengan mengungkapkan gagasan dari dua sudut pandang yang berbeda, pro maupun kontra.

Nama “TeraPhoria” diambil dari tera yang artinya stempel dan euphoria yang artinya perasaan bahagia yang dirayakan dengan pameran ini. Jadi, Tera itu merupakan sinonim dari sebuah kata stempel yang melambangkan pelabelan, sedangkan euforia merupakan keadaan suasana yang senang atau bahagia. Namun, euforia tidak serta-merta diartikan sebagai perasaan bahagia ketika dilabeli, tetapi lebih ke sesuatu yang digunakan untuk merayakan atau menandakan bahwa fenomena pelabelan adalah sesuatu yang ada dan harus dibahas oleh kita.

Pameran ini bukanlah kampanye untuk mengarahkan kita pada satu sisi saja, misalnya pro saja atau kontra saja terhadap pelabelan, tetapi lebih sebagai wadah generasi kita untuk melihat dan merespons fenomena pelabelan tersebut sesuai dengan persepsi masing-masing. Kita memang tidak bisa mengubah bagaimana orang lain melabeli atau menilai kita. Satu-satunya cara yang bisa dilakukan adalah bagaimana kita mengontrol diri sendiri agar tidak terpengaruh atau mengikuti label-label yang diberikan kepada kita dan fokus membuktikan bahwa kita tidak seperti apa yang mereka anggap.

Pameran ini merupakan salah satu agenda pameran yang diselenggarakan UKM Samin dengan anggota barunya. Pameran yang digelar di Semeru Art Gallery ini dilaksanakan sebagai bentuk pelaksanaan diklat ke-29. “Dalam pameran ini, terdapat banyak karya yang dipamerkan, di antaranya adalah karya 2D seperti lukisan dan gambar digital serta karya 3D seperti karya instalasi,” jelas Fikar selaku ketua panitia acara tersebut.

Selama tiga hari (26-28 Agustus 2022) dilaksanakannya pameran tersebut terdapat banyak pengunjung yang hadir. Pengunjung yang hadir pun beragam, mulai dari masyarakat umum, mahasiswa, organisasi dalam dan luar kampus, hingga seniman. Fikar menjelaskan bahwa pengunjung merasa antusias dengan karya-karya yang ada dalam pameran tersebut. Bahkan, pengunjung mengapresiasi karya-karya yang dipajang dalam pameran. Hal ini tentunya menjadi kepuasan tersendiri bagi para penyelenggara acara atas kesuksesan kegiatan yang telah dilakukan.

Hadirnya acara pameran tersebut merupakan bentuk wadah kreativitas mahasiswa UM yang tergabung dalam UKM Samin. Acara ini tentunya dapat menyalurkan apresiasi mahasiswa yang belum tersalurkan dalam dunia akademik perkuliahannya. Oleh karena itu, Fikar mengaku bahwa berharap besar UKM Samin dapat selalu berkembang ke arah yang lebih baik. Selain itu, dia juga berharap agar dapat selalu mengembangkan acara Samin baik dari segi kualitas manfaat maupun kuantitasnya. Nuriyatul

| Komunikasi Edisi 34224 Seputar Kampus
Suasana pelaksanaan Pameran Teraphoria

Seputar Kampus

Peduli Lingkungan melalui Kegiatan Green Action

ini dipandu dan diawasi langsung oleh pihak GPMC.

Dalam dunia perkuliahan, kita pasti sudah tidak asing lagi dengan yang namanya organisasi. Organisasi merupakan sekelompok orang yang memiliki satu tujuan dan cita-cita yang sama. Berdasarkan jenisnya, organisasi dibagi menjadi 2, yaitu organisasi intra kampus dan organisasi ekstra kampus. Organisasi intra kampus (OMIK) merupakan organisasi yang memiliki kedudukan resmi di dalam kampus yang berfungsi sebagai sarana pengembangan mahasiswa ke arah peningkatan wawasan dan integritas kepribadian untuk mencapai tujuan pendidikan perguruan tinggi. Sedangkan organisasi ekstra kampus (OMEK) merupakan organisasi mahasiswa yang bukan bagian dari kelengkapan non-struktural perguruan tinggi.

BEMFA (Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas) MIPA UM merupakan salah satu organisasi intra kampus, yang berada di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Malang. Pada kepengurusan tahun 2022, BEMFA MIPA UM memiliki 2 Biro dan 7 departemen. Sama halnya dengan organisasi-organisasi lain, tentunya BEMFA MIPA UM juga memiliki berbagai macam program kegiatan yang dinaungi oleh biro dan departemen yang berkaitan dengan program kegiatan yang akan dijalankan. Green Action merupakan salah satu program kegiatan BEMFA MIPA UM yang dinaungi oleh Departemen Sosial Lingkungan. Departemen Sosial Lingkungan bekerja dalam menjalankan fungsi pengabdian masyarakat serta menjadi penggerak dalam meningkatkan kepekaan sosial dan lingkungan mahasiswa FMIPA UM.

Green Action merupakan program kegiatan BEMFA MIPA UM 2022 yang dapat menumbuhkan rasa kepedulian terhadap lingkungan, khususnya pada ekosistem

laut. Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan negara maritim yang berarti sebagian besar wilayah di Indonesia berupa perairan. Hal ini tentu meningkatkan risiko terjadinya tsunami. Kerusakan dan korban jiwa akibat tsunami dapat dikatakan besar jika tidak ada penahan/ pemecah ombak di sekitar pantai. Oleh karena itu, dengan adanya Green Action, BEMFA MIPA UM 2022 berupaya untuk mengembalikan kembali fungsi hutan mangrove yang dapat mencegah abrasi pantai sehingga meminimalisasi terjadinya tsunami.

“Green Action dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Laut sedunia. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai upaya membantu pemerintah dalam kontribusi mewujudkan SDGs (Sustainable Development Goals) nomor 14, yaitu menjaga ekosistem laut,” ujar Akbar Montazeri Difa selaku ketua pelaksana Green Action. Kegiatan ini merupakan program kerja yang dilakukan oleh BEMFA MIPA UM pada setiap tahunnya. Pada tahun ini, program Green Action mengusung tema “Selamatkan Alam, Tanamkan Mangrove”.

Pelaksanaan kegiatan pelestarian lingkungan ini bekerja sama dengan GPMC (Gunung Pithing Mangrove Conservation) yang berlokasi di Pantai Tamban, Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang. Mekanisme dari kegiatan Green Action ini, yaitu peserta datang ke lokasi, kemudian dilanjutkan pembukaan acara terlebih dahulu oleh MC. Selanjutnya, dilakukan pemaparan materi oleh Bapak Edy Sulaksono selaku perwakilan dari pihak GPMC. Pada sesi pemaparan materi tersebut, pemateri menyampaikan mengenai ekosistem bakau, manfaat bakau, hingga tahapan penanaman bakau. Setelah sesi pemaparan materi dan istirahat, peserta dan panitia berangkat menuju lokasi penanaman bakau untuk bersama-sama menanam bakau. Kegiatan

Selama tahun 2022, program Green Action sudah dilakukan sebanyak dua kali dalam satu periode kepengurusan. Secara konsep, kedua program Green Action tersebut sebenarnya hampir sama, hanya saja pada Green Action 1 sasaran pesertanya adalah pengurus BEMFA MIPA yang bukan panitia. Sementara, pada Green Action 2 sasaran peserta kegiatannya adalah perwakilan dari Himpunan Mahasiswa Departemen (HMD), Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS), dan Sub Divisi dari BEMFA MIPA.

Mangrove yang sudah ditanam pada Green Action 1 nantinya akan diberi pestisida pada saat pelaksanaan Green Action 2. Terdapat jeda selama kurang lebih 2 bulan antara Green Action 1 dan Green Action 2. Pemberian pestisida tersebut harus dijeda selama 2 bulan karena daya tahan dari mangrove masih belum terlalu kuat untuk menerima pestisida secara langsung setelah ditanam.

Dengan adanya kegiatan Green Action ini, seluruh partisipan menjadi lebih tahu seputar ekosistem mangrove. Selain itu, mereka juga lebih memahami manfaat mangrove yang tidak hanya dapat mencegah abrasi pantai, melainkan juga bernilai ekonomis karena daun mangrove dapat diolah menjadi teh mangrove. “Harapan dari kegiatan Green Action ini semoga bisa bermanfaat (melalui) mangrove-mangrove yang sudah kita tanamkan di lokasi teman-teman pihak GPMC. Nantinya, mungkin tetap dikoordinasikan terkait keberlangsungan mangrove ini ke depannya. Melihat mangrove yang sudah tertanam di lokasi dengan lahan yang terbatas, serta lokasi kegiatan yang cukup jauh dan memerlukan waktu beberapa jam untuk sampai di lokasi, mungkin kegiatan Green Action selanjutnya bisa dilaksanakan dengan memperhatikan evaluasi dari Green Action saat ini. Kalau menanam mangrove sudah, mungkin dapat membuat inovasi baru. Entah itu mau menanam apel, atau menanam buah-buahan yang kiranya di Malang sangat men-support untuk tumbuhnya buah tersebut,” jawab Akbar selaku ketua pelaksana saat ditanya mengenai harapan Green Action ke depannya. Elsya

Tahun 44 September - Oktober 2022 | 25
Pemaparan materi oleh pihak GPMC

UKM DAY UM 2022 Kembali Luring

UKM Day akhirnya kembali diadakan secara luring pada 17 September 2022. UKM Day merupakan ajang yang diperuntukkan bagi seluruh UKM di UM untuk memperkenalkan UKM mereka kepada para mahasiswa UM, khususnya para mahasiswa baru. Pada kesempatan kali ini, pertunjukkan dan pameran dilakukan di Gedung Sekretariat Ormawa yang baru dan diikuti oleh kurang lebih 37 UKM.

Euforia UKM Day terasa sangat menyenangkan dan tertata dengan baik. Hadirnya euforia yang menyenangkan ini didukung oleh Gedung Sekretariat Ormawa yang baru dan layout yang rapi, serta kerja sama antar-UKM dalam mendesain kegiatan. Hal tersebut sangat cocok dengan jargon kegiatan ini, yakni “UKM DAY!! RAMEE!!”. Banyak mahasiswa yang berkunjung pada UKM Day untuk bergabung dengan UKM atau hanya sekadar melihat-lihat.

Kegiatan yang dilangsungkan sejak siang hingga malam hari ini cukup menarik banyak perhatian, khususnya pada saat sesi penampilan dari masing-masing UKM, mulai dari Marching Band Gita Wahana Bakti, Blero, OPUS 275, hingga MPA Jonggring Salaka yang melakukan atraksi vertical drop dari rooftop Gedung Sekretariat Ormawa. Banyak sekali atraksi dan penampilan yang ditunjukkan oleh para UKM pada saat itu. Keseruan malam itu sangat terlihat dari antusiasme mahasiswa yang memadati venue pertunjukkan UKM. Meskipun hanya beralaskan kertas papermob sisa PKKMB, mereka tetap asyik menyaksikan berbagai pertunjukkan yang dihadirkan oleh UKM.

Dari berbagai keseruan tersebut, terdapat beberapa hal lucu yang dialami para mahasiswa baru saat mengunjungi UKM Day, salah satunya adalah tersasar. “Tadi tuh aku nyasar, Kak. Pas aku cari di Google tuh sekretariat ormawa ada di Gedung sebelahnya FIS, tapi kok sepi banget kayak nggak

ada orang. Pas aku cek Instagram ternyata beda tempat, nyasar dong aku sampai FIS, padahal tempatnya ada di Ambarawa,” ujar salah satu mahasiswa baru yang sempat tersasar saat menuju ke acara UKM DAY ini.

Tidak hanya itu, banyak juga mahasiswa baru yang niat awalnya hanya ikut melihat-lihat dan menemani temannya, tetapi akhirnya ikut mendaftar juga karena bujukan dan promosi yang gencar dari anggota UKM. “Awalnya cuma ikutan liat, Kak. Tapi gara-gara Mbak UKM tadi kalau promosi menjanjikan banget benefit-nya, aku ikutan daftar,” tutur seorang mahasiswa FIP yang tidak ingin disebutkan namanya.

Tak hanya para mahasiswa baru, terdapat juga mahasiswa angkatan 2021 yang hadir pada saat UKM Day ini. “Rencananya mau gabung UKM tahun ini. Tahun lalu cuma fokus kuliah, kayaknya tahun ini perlu explore hal selain akademik, sih,” ucapnya. Rengga

Seputar Kampus | Komunikasi Edisi 34226
Suasana gedung ormawa yang dipenuhi dekorasi acara UKM Day 2022
Mahasiswa baru saat melihat-lihat pameran salah satu UKM

Simpada: Forum Komunikasi untuk Mendengar Aspirasi

Kehidupan kampus tersusun dari banyak elemen. Tak hanya masyarakat asli tempat kampus itu berada, tetapi juga dari luar daerah tempat kampus itu berdiri. Organisasi daerah (orda) merupakan salah satu elemen penting yang turut mewarnai kehidupan di dalam kampus. Organisasi daerah merupakan sebuah paguyuban mahasiswa yang dibentuk untuk menaungi dan menjalin komunikasi antara mahasiswa yang berasal dari suatu daerah tertentu di Indonesia.

Menyadari hal tersebut, pihak Universitas Negeri Malang (UM) menyambut dengan baik orda-orda yang berada di UM. Sambutan baik ini disalurkan melalui kegiatan yang mempertemukan pihak kampus dengan orda-orda yang ada di Kampus Cakrawala. Pertemuan antara pihak kampus dengan orda-orda yang ada di UM kali ini dilaksanakan pada tanggal 29 Juli 2022. Kegiatan itu dijembatani oleh Kementerian Luar Negeri Badan Eksekutif Mahasiswa (Kemenlu BEM) UM sebagai salah satu kegiatan resmi dari program kerja mereka.

Program kerja ini dilaksanakan dengan mengangkat tajuk Simpatisan Daerah (Simpada). Simpada adalah forum untuk membangun komunikasi antara orda dengan pihak kemahasiswaan. Terselenggaranya acara ini dilatarbelakangi oleh adanya beberapa keluhan dan aspirasi dari pihak orda. Dengan diselenggarakannya kegiatan tersebut, diharapkan semua orda yang ada di UM dapat didata oleh Kementerian Luar Negeri BEM UM. Hal tersebut dilakukan untuk merealisasikan luaran yang menjadi tujuan kegiatan ini, yaitu SOP penataan orda.

Simpada merupakan kegiatan diskusi untuk menyampaikan aspirasi orda-orda kepada pihak kampus.

Salah satu aspirasi orda adalah soal legalisasi orda sebagai organisasi resmi di UM. Akan tetapi, aspirasi tersebut belum dapat dikabulkan oleh Kampus Cakrawala. Hal tersebut dikarenakan tidak ada nomenklatur yang mengatur dan menyebut orda dalam Peraturan Rektor Universitas Negeri Malang. Selain legalisasi, pada kesempatan kali ini, berbagai orda turut menyampaikan aspirasi lain. Aspirasi lain tersebut di antaranya adalah prosedur peminjaman gedung dan lain sebagainya yang berkaitan dengan kegiatan orda.

Terlepas dari aspirasi yang disampaikan, pihak kampus menanggapi kegiatan ini dengan positif. Pihak kampus mendukung dan mengapresiasi kegiatan kali ini sebagai forum komunikasi antara orda, BEM, dan kampus. Pihak kemahasiswaan dan humas, sebagai perwakilan kampus, berharap agar kegiatan ini dapat diadakan kembali, tentunya dengan merangkul lebih banyak orda sebagai peserta. “Kegiatan ini perlu ditingkatkan kembali, tak hanya sebagai forum diskusi untuk saat ini saja, tetapi perlu ditindaklanjuti,” ujar Suudi, perwakilan kemahasiswaan UM.

Berdasarkan data dari Kemenlu BEM, orda yang terdaftar oleh pihak BEM adalah sekitar 25 orda. Namun, tak semuanya hadir dalam kegiatan kali ini. Menyikapi hal tersebut, Kemenlu BEM akan melakukan sosialisasi lebih agar semua orda yang berada di UM dapat bergabung dalam kegiatan ini. “Untuk solusi ke depan, kita akan menjelaskan mengenai keuntungan mereka ketika bergabung dengan Simpada ini,” ujar Riski, ketua pelaksana Simpada 2022. Selain orda yang tidak hadir, masalah lain yang terjadi adalah terdapat orda yang belum terjangkau. Hal ini terjadi karena Simpada baru pertama kali dilaksanakan. Akibatnya, sosialisasi kepada orda-orda yang ada di UM pun kurang maksimal. Rayhan

Tahun 44 September - Oktober 2022 | 27 Seputar Kampus
Pelaksanaan forum Simpatisan Daerah (Simpada)

Persahabatan Platonis dengan Lawan Jenis, Mungkinkah?

Assalamualaikum Wr. Wb.

Terima kasih kepada Redaksi Komunikasi yang telah berkenan menerima naskah saya. Pada masa remaja, banyak perubahan yang terjadi pada diri seseorang. Salah satunya adalah munculnya rasa ketertarikan terhadap lawan jenis. Saya memiliki sahabat yang merupakan lawan jenis. Namun, persahabatan yang saya jalin tersebut sering kali dipertanyakan oleh temanteman saya karena mereka meragukan konsep ‘bersahabat dengan lawan jenis’. Awalnya, saya tidak peduli dengan hal itu. Akan tetapi, lama-lama saya merasa terganggu karena terus dipermasalahkan, terutama tentang perasaan saya terhadap sahabat saya (lawan jenis).

Oleh karena itu, saya ingin bertanya, apakah dari aspek psikologis, persahabatan di antara lawan jenis dapat bertahan tanpa adanya intervensi perasaan cinta (eros)? Lalu, bagaimana menghadapi mereka yang meragukan konsep persahabatan antara lawan jenis? Terima kasih.

SYS

hubungan antara dua orang atau lebih yang saling mendukung.

Pada umumnya, persahabatan ini terjadi di antara individu dengan jenis kelamin yang sama. Namun demikian, tidak sedikit persahabatan lawan jenis (laki-laki dengan perempuan). Hubungan semacam ini sering disebut dengan hubungan platonis. Istilah ini diambil dari nama filsuf Plato yang pertama kali mendeskripsikan jenis “cinta” antar-sahabat tanpa romansa dan hubungan seksual.

Persahabatan sesama jenis merupakan sesuatu yang sudah jamak terjadi, berbeda halnya dengan persahabatan lawan jenis. Meskipun banyak orang yang menjalaninya, persahabatan lawan jenis tidaklah sesederhana persahabatan sesama jenis. Hal ini terkait dengan kecenderungan ketertarikan cinta laki-laki dan perempuan. Oleh karena itu, bagi banyak orang, membangun persahabatan platonis dengan lawan jenis dapat dikatakan hampir mustahil terwujud. Kalaupun terwujud, persahabatan tersebut akan berubah menjadi hubungan asmara atau justru bubar, terutama ketika salah satu atau keduanya memiliki pasangan hidup.

Waalaikumsalam wr. wb.

Terima kasih atas pertanyaan yang Ananda sampaikan lewat rubrik Curhat ini.

Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki kecenderungan untuk membangun hubungan dengan orang lain, salah satunya dalam bentuk persahabatan. Persahabatan merupakan bentuk

Meski demikian, apakah hal tersebut berarti bahwa tidak mungkin menjalani persahabatan platonis dengan lawan jenis? Pada dasarnya, hal itu dapat dilakukan, asalkan tetap memperhatikan beberapa hal. Pertama, masing-masing pihak harus menyadari batasan-batasan hubungan persahabatan yang membedakannya dengan hubungan cinta. Dengan kesadaran demikian, keduanya akan mampu menjalani hubungan persahabatan

tanpa mencederai ataupun melenceng dari prinsip persahabatan. Kedua, menyadari dan mengendalikan potensi munculnya ketertarikan dalam bentuk rasa cinta. Ketika perasaan cinta ini muncul, salah satu atau keduanya harus mampu mengambil keputusan yang terbaik, apakah mengesampingkannya -dan memilih hubungan persahabatan- atau mengubahnya menjadi hubungan cinta. Ketiga, mempertegas komitmen mengenai jenis hubungan yang dijalani, yaitu hubungan persahabatan, bukan hubungan cinta. Ketika kedua pihak memilih hubungan persahabatan, keduanya harus meyakinkan dirinya dan sahabatnya mengenai komitmen hubungan persahabatan.

Keraguan akan bisa langgengnya hubungan persahabatan platonis dengan lawan jenis sangatlah wajar, mengingat potensi putusnya atau berubahnya hubungan sebagai akibat munculnya perasaan cinta dalam persahabatan tersebut. Namun demikian, jika Ananda yakin mampu menjalaninya, maka bukanlah hal yang salah untuk membangun dan menjalaninya sesuai dengan koridorkoridor yang perlu menjadi perhatian seperti yang telah dijelaskan di atas. Buktikanlah bahwa persahabatan platonis dengan lawan jenis adalah sesuatu yang memang mungkin untuk dijalani, terlepas dari pandangan miring dari orang lain.

Semoga bermanfaat.

Mochammad Said, S.Psi., M.Si. Dosen FPPsi UM dan anggota penyunting Majalah Komunikasi

Mahasiswa Departemen Bahasa Indonesia
Curhat 28 | Komunikasi Edisi 342
Ilustrasi oleh :
Alfan
Khoirul Huda

Kampus

BEMFA MIPA UM Retas Stigma Negatif Perempuan Eks PSK

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang (BEMFA MIPA UM) mengadakan kegiatan untuk meretas stigma negatif perempuan eks PSK di kawasan eks lokalisasi Girun, Desa Gondanglegi Wetan. Kegiatan tersebut diberi nama Revitalisasi Kawasan Eks Lokalisasi Girun dalam Peningkatan Life Skill dan Budaya Religius Perempuan Desa Gondanglegi Wetan sebagai Knowledge Center Fungsi Keluarga. Tujuan khusus program ini adalah menginisiasi kemajuan wilayah desa atau kelurahan di Indonesia sesuai topik yang dipilih.

Program yang dilaksanakan di Desa Gondanglegi Wetan, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang ini berlangsung selama bulan Juli-Oktober 2022. Dalam program ini, BEMFA MIPA UM membuat beberapa kegiatan, seperti sosialisasi, pembentukan kelompok belajar, pelaksanaan kelas tata boga, pelaksanaan kelas kewirausahaan, pelaksanaan kelas budidaya tanaman obat keluarga (TOGA), pelaksanaan program konseling spiritual, dan juga pembuatan kelembagaan sekolah.

Kegiatan pertama yang dilaksanakan ialah kegiatan sosialisasi pada 13 Agustus 2022. Melalui kegiatan sosialisasi itu, BEMFA MIPA UM berusaha untuk memperkenalkan kegiatannya kepada masyarakat, terutama perempuan di kawasan eks lokalisasi Girun Desa Gondanglegi Wetan. “Dulu di sini adalah tempat bekerjanya PSK, setelah digusur banyak warga yang akhirnya menjadi pengangguran. Mencari pekerjaan zaman sekarang sulit, di sini juga banyak tanaman salak, tetapi tidak pernah diolah menjadi suatu produk,” ujar salah satu warga pada kegiatan sosialisasi. Oleh sebab itulah, BEMFA MIPA UM berupaya untuk lebih memanfaatkan sumber daya yang ada di daerah tersebut.

Setelah kegiatan sosialisasi sukses dilaksanakan, BEMFA MIPA UM melanjutkan kegiatannya dengan membentuk kelompok belajar. Kelompok Belajar ini dibentuk untuk membantu masyarakat dalam melaksanakan program selanjutnya. Kemudian, kegiatan diteruskan dengan pelaksanaan kelas tata boga. BEMFA MIPA UM mengundang Ibu Endang Tri Pujiastuti, S.Pd. yang merupakan Ketua Forum Komunikasi Industri Kecil dan Menengah Kabupaten Malang sebagai pemateri dalam kelas tata boga. Pada pelaksanaan kelas tata boga ini, warga terlihat sangat antusias dalam menjalankannya.

Salah satu agenda dalam kelas tata boga ini adalah mengolah buah salak menjadi suatu produk makanan yang memiliki nilai jual lebih. Olahan yang dibuat di antaranya, biji salak yang dijadikan kopi salak dan buah salak yang dijadikan dodol salak. Karena

antusiasme warga sangat besar, BEMFA MIPA UM berencana untuk mengadakan kegiatan kelas tata boga lagi dengan mengajarkan mengolah kopi biji salak dan teh kulit salak.

Kegiatan selanjutnya setelah kelas tata boga adalah kelas budidaya TOGA. Pada kelas budidaya TOGA ini, warga akan membudidayakan lengkuas merah, bunga telang, dan jeruk nipis. Warga diberikan bibit dari ketiga tanaman tersebut dan diajarkan bagaimana cara mengolah ketiga tanaman tersebut menjadi suatu produk minuman. Minuman yang diolah adalah Nutrofin, yakni produk inovasi minuman infused water yang dibuat oleh Mahasiswa Biologi UM di bawah nama Treefused. Pengolahan Nutrofin diajarkan kepada warga supaya mereka dapat mengenal bahwa lengkuas merah, bunga telang, dan jeruk nipis dapat diolah menjadi satu minuman berkhasiat. Tak hanya itu, BEMFA MIPA UM juga menyelenggarakan pelatihan untuk menjual produk-produk yang sudah dihasilkan melalui kelas kewirausahaan. Kelas tersebut diisi dengan materi penghasil uang dunia maya (PUDUMA) atau cara berjualan melalui e-commerce dan juga materi legalitas produk.

Setelah kegiatan-kegiatan tersebut selesai, diadakan kegiatan penutupan sebagai penanda berakhirnya program ini. Namun, meskipun seluruh rangkaian program ini telah selesai, BEMFA MIPA UM berharap kegiatan ini akan terus dilanjutkan oleh warga sekitar sebagai upaya meretas pengangguran dan stigma negatif di kawasan tersebut. “Harapannya dapat meretas stigma negatif perempuan eks PSK di kawasan eks lokalisasi Girun Desa Gondanglegi Wetan,” harap Daffa’ Rizal selaku Ketua Pelaksana.

Selain itu, saat diwawancarai Kru Majalah Komunikasi, Faiz Mujaddid selaku Koordinator Lapangan juga mengatakan bahwa program ini sudah cukup memberi manfaat bagi warga daerah tersebut. “Untuk ke depannya, segala sesuatu yang telah kita berikan kepada pihak terkait semoga bisa bermanfaat dan dapat diberdayakan guna mengoptimalkan fungsi keluarga dan menambah daya tarik wisatawan serta perekonomian warga sekitar,” tutur Faiz Mujaddid.

Manfaat program ini juga dirasakan langsung oleh warga. “Alhamdulillah, acara membuat kopi kemarin semua warga di sini senang banget, termasuk saya. Harapannya, pembuatan kopi ini bisa diteruskan sampai bisa dijual, saya juga ingin dapat membuat produk yang lain,” ucap salah satu warga kawasan eks lokalisasi Girun. Ravika

Tahun 44 September - Oktober 2022 | 29
Potret masyarakat eks lokalisasi Girun bersama panitia
Seputar
Pelaksanaan kelas tata boga

Gali Ilmu Bersama Pewara Dinamika UNY

Majalah Komunikasi Universitas Negeri Malang (UM) melakukan kunjungan jurnalistik ke Pewara Dinamika UNY pada Senin, 8 Agustus 2022. Kunjungan yang bertempat di Ballroom Hotel UNY ini dilaksanakan dalam rangka belajar bersama mengenai pengelolaan majalah dan publikasi media massa. Terdapat 16 kru beserta 2 dosen pembimbing dari Majalah Komunikasi UM yang mengikuti kunjungan ini. Kunjungan tersebut diterima oleh pihak UNY yang diwakilkan oleh Prof. Dr. Siswantoyo, S.Pd., M.Kes. selaku Wakil Rektor Perencanaan dan Kerja Sama. Ada pula Kepala Biro AKK, Tim Humas, beserta Tim Majalah Pewara Dinamika UNY yang ikut menerima kunjungan dari Majalah Komunikasi UM itu. Acara kunjungan dimulai dengan pemberian sambutan oleh Dr. Siswantoyo, S.Pd., M.Kes. dan juga Kennis Rozana, S.Pd., M.Si. selaku dosen pembimbing Majalah Komunikasi UM. Kemudian, kegiatan itu dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Prof. Dr. Drs. Anwar Efendi, M.Si. selaku Pokja Humas, Komersialisasi, dan Promosi UNY.

Menurut paparan Prof. Dr. Drs. Anwar Efendi, M.Si., Pewara Dinamika UNY berada di bawah koordinasi bagian Humas UNY secara struktural. Sementara secara redaksional, susunan redaksi tidak melibatkan mahasiswa secara langsung sebagai pengelola, tetapi melibatkan pengarah, penasihat, pimpinan umum, pimpinan perusahaan, pimpinan redaksi, dan lainnya. Di samping itu, reporter majalah ini melibatkan dari Humas Fakultas. Mekanisme Humas Fakultas sebagai reporter ini dimulai dari Humas Fakultas yang akan mengirim berita pada Humas Pusat yang diunggah melalui laman BEM Fakultas. Setelah itu, berita-berita yang ada di laman tersebut akan diolah untuk menjadi berita pada Pewara Dinamika UNY. Pewara Dinamika UNY diterbitkan setiap 3 bulan sekali dengan ciri khas terdapat beberapa rubrik, di antaranya rubrik Laporan Utama, Andalan, Surat Pembaca, Kiat-Kita, Pena Redaksi, Opini, Resensi, Cerpen, Puisi, dan juga Bina Rohani.

“Rubrik Laporan Utama dalam Pewara Dinamika UNY ditulis oleh tim khusus. Sementara, untuk rubrik lain seperti Puisi, Cerpen, Kronik religi, Opini, dan Resensi dapat ditulis oleh penulis luar,” tutur Bapak Anwar dalam paparannya. Pewara Dinamika UNY biasanya juga melakukan forum media dengan wartawan-wartawan di seluruh Jogja. Pada saat forum tersebut dilakukan, pihak Pewara Dinamika UNY dan wartawan terkait akan berdiskusi mengenai kebijakankebijakan yang sedang berlaku saat ini.

Setelah pemaparan materi yang disampaikan Prof. Anwar selesai, kegiatan kunjungan dilanjutkan dengan diskusi serta tanya jawab dengan para kru Majalah Komunikasi UM. Sebagai penutup acara, baik dari pihak UNY maupun UM saling memberikan kenang-kenangan dan melakukan foto bersama. Ravika

Seputar Kampus | Komunikasi Edisi 34230
Potret Kru Majalah Komunikasi di depan Hotel UNY Penyampaian materi oleh pihak Pewara Dinamika UNY

Seputar Kampus

asasas Kurangnya pemahaman terhadap undang-undang dapat berdampak pada kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah kehidupan di lingkungan perguruan tinggi. Maraknya kasus kekerasan seksual di lingkungan perguruan tinggi merupakan hal yang harus mendapatkan perhatian lebih lagi. Oleh sebab itu, BEM UM bergerak untuk mengadakan

Latih Kemampuan Berbahasa Mahasiswa UM Melalui SAC FS UM

Self-Access Center atau biasa disingkat SAC yang didirikan oleh Fakultas Sastra UM, siap mengasah serta meningkatkan kompetensi mahasiswa UM perihal berbahasa secara tulis maupun lisan. SAC FS UM dulu terletak di Gedung Fakultas Sastra UM, tetapi dikarenakan tingginya antusias mahasiswa, SAC dipindahkan ke lantai 8 Gedung Kuliah Bersama (GKB) A20 UM. SAC FS UM bukan hanya satu tempat saja, melainkan terdiri atas lima corner atau tempat yang berbeda dengan fokus penguasaan bahasa yang berbeda pula. Lima corner yang tersedia di SAC FS UM meliputi bahasa Indonesia, bahasa Inggris, bahasa Mandarin, bahasa Jerman, serta bahasa Arab. Setiap corner juga dilengkapi dengan ruang khusus untuk membaca, mendengarkan, serta berdiskusi. Selain itu, dalam satu lantai dengan SAC juga terdapat Co-Working Space yang sangat nyaman untuk dijadikan tempat mencari berbagai informasi dengan berselancar di internet. Ada pula Production Room yang dapat digunakan untuk membuat media-media pembelajaran mandiri bagi pengunjung, serta Recording Room untuk memproduksi media-media digital berbasis audiovisual, seperti program podcast

SAC FS UM bukan sekadar tempat yang nyaman untuk meningkatkan kompetensi diri dalam berbahasa secara mandiri, tetapi juga memiliki dua tenaga magang yang ahli di bidangnya. Dua tenaga magang ini ialah self-assistant yang bertugas untuk membantu di masing-masing corner serta peer advisor atau biasa disebut tutor sebaya yang bertugas sebagai fasilitator dalam mengasah dan meningkatkan kompetensi mahasiswa UM dalam kemahiran berbahasa. Pada masing-masing corner, terdapat 2 tutor sebaya yang telah teruji kemahirannya.

SAC FS UM ini dapat diakses secara gratis oleh seluruh sivitas akademika UM. Jam operasional SAC FS UM ini dimulai pukul 08.0016.00 WIB atau sesuai jam kerja. English Corner menjadi rujukan untuk SAC di perguruan tinggi lain karena dalam memanajemen sarana maupun prasarana dinilai sudah terstruktur secara rapi. Hal tersebut menjadi salah satu bukti SAC FS UM sangat layak menjadi fasilitas unggulan yang ada di UM. SAC FS UM juga mengelola portal jurnal khusus yang mengulas tentang berbagai perspektif seputar self-access center

Setiap corner pada SAC FS UM memiliki penanggung jawab dari setiap program studi di FS UM. Penanggung jawab pada setiap corner di SAC FS UM antara lain: Dr. Dudy Syafruddin, S.S., M.A. (German Corner), Dr. Niamika El Khoiri, S.Pd., M.A. (English Corner), Moh. Fery Fauzi, S.Pd., M.Pd.I. (Arab Corner), Aiga Ventivani, S.Pd., M.Pd. (Mandarin Corner), dan Ary Fawzi, S.Pd., M.Pd. (Indonesian Corner).

Berbagai program telah dirancang pada setiap corner di SAC FS UM sebagai sarana promosi kepada mahasiswa UM. Program tersebut dimulai dengan mendesain setiap corner sesuai dengan kekhasan dari kelima negara, festival kuliner khas dari kelima negara, serta pemutaran film di Mini Theatre yang akan diselenggarakan setiap bulan. Dr. Dudy Syafruddin, S.S., M.A. selaku kepala SAC FS UM menyatakan bahwa SAC FS UM diharapkan dapat lebih berkembang ke depannya dan seluruh mahasiswa UM dapat memanfaatkan SAC FS UM ini sebagai sarana mengasah serta meningkatkan kompetensi dalam berbahasa dengan segala fasilitas yang telah tersedia. Naufal

undang keperempuanan. Diskusi publik yang mengangkat tema “Membedah Permendikbud No. 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi” Tahun
44 September
- Oktober
2022 | 31
Suasana di dalam ruangan SAC German Corner Ruangan SAC Mandarin Corner

Umbulan Tanaka, Wisata Ala Jepang yang Instagramable

“Berbicara mengenai wisata alam, Malang memang tidak bisa diragukan lagi kalau berbicara mengenai destinasi favorit bagi para pelancong untuk liburan. Mempunyai panorama yang indah, sejumlah café yang instagramable, dan kuliner yang sangat lezat ini, menjadikan Malang dijuluki Paris van East Java atau surganya para wisatawan yang ingin merasakan sensasi sejuknya alam. Salah satunya yaitu wisata Umbulan Tanaka, wisata ini berada di Dusun Argomulyo, Desa Bangelan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang atau jika dari pusat kota jaraknya kira-kira sekitar 36 Km.”

Berada di lokasi yang sangat strategis, menjadikan wisata ini memiliki daya tarik tersendiri untuk dinikmati karena jaraknya mudah dijangkau. Wisata Umbulan Tanaka ini juga memiliki konsep nuansa ala-ala Jepang seperti terlihat dari nama wisatanya yaitu “Tanaka” yang memiliki arti sawah, memiliki bentuk jembatan, dan bangunan atau tulisan kanji yang berada di beberapa titik lokasi ini. Uniknya lagi di sekitar wisata ini juga terdapat replika bunga sakura yang membuat siapa yang menginjakkan kakinya di sini seolah-olah berada di negeri sakura Jepang. Sangat menarik bukan!

Selain memiliki kondisi alam yang asri dan sumber air yang jernih, wisata Umbulan Tanaka ini juga menyuguhkan 2 destinasi bagi

wisatawan yaitu wisata nongkrong sambil menikmati segarnya air di tepi sungai dan bermain air. Untuk bermain air terdapat fasilitas yang cukup keren seperti terdapat perosotan untuk anak-anak dan pelampung atau ban karet untuk berenang bahkan terdapat kolam yang terpenuhi ikan yang berwarna-warni. Cocok sekali bukan sebagai tempat berlibur bagi keluarga, sahabat, ataupun bagi kalian yang mempunyai pasangan.

Sementara bagi kalian yang tidak ingin basah-basahan atau tidak bisa berenang. Ada cara lain untuk menikmati wisata ini yaitu dengan cara duduk di tepi sungai sambil menikmati gemercik air dan indahnya pemandangan sawah hijau di sekitarnya. Bahkan jika kalian beruntung di sini, kalian bisa melihat secara langsung

Wisata | Komunikasi Edisi 34232
Panorama Umbulan Tanaka yang menyegarkan

panorama Gunung Kawi dari kejauhan. Anda juga bisa menikmati menu makanan dan minuman khas pedesaan yang tersedia di warung-warung yang berada di pinggir sungai ini. Tentunya dengan harga yang sangat murah sekali.

Tiket masuk di wisata Umbulan Tanaka ini, sangat ramah di kantong wisatawan yakni sebesar Rp.5.000 anda bisa menikmati sepuasnya pemandangan yang ada di dalamnya. Namun, ini belum termasuk makan dan minumnya. Untuk kalian yang ingin menyewa ban karet, hanya dengan Rp.5.000 anda bisa berenang sepuasnya. Jika kalian lelah dalam perjalanan dan pulang dengan jalan kaki, anda bisa menaiki ojek dengan ongkos Rp.5.000. Dengan harga yang relatif terjangkau, sehingga menjadikan liburan anda lengkap dan menyenangkan.

Wisata Umbulan Tanaka dibuka setiap hari mulai pagi pukul 08.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB. Untuk tips agar liburan anda menyenangkan, maka tentunya bila anda ingin menikmati semua fasilitas di wisata ini, sebaiknya anda datang di pagi hari. Jika anda ingin berenang, bawalah baju ganti dan perlengkapan mandi. Sebaiknya untuk menuju di wisata ini gunakanlah kendaraan pribadi, dikarenakan masih jarangnya kendaraan umum yang melintas. Yuk, segera tentukan tanggal berliburmu di sini. Dijamin menyenangkan.

Menurut cerita, dulunya wisata ini hanyalah sungai atau sumber air seperti pada umumnya. Selain untuk area persawahan dan irigasi sawah, wisata ini dulunya juga dimanfaatkan warga untuk keperluan sehari-hari seperti mencuci pakaian atau untuk mandi. Hingga kemudian ada insiatif masyarakat yang memanfaatkan sebagai tempat wisata air karena memiliki air yang sangat jernih dan berasal dari sumber alami. “Memang tak mudah untuk menjadikan wisata berkembang secara pesat seperti sekarang ini. Harus ada usaha yang mendukung wisata ini mulai dari pencarian modal dari dana BUMDes maupun dari pemerintah kabupaten,” ujar penduduk warga setempat ini.

Sementara itu, dalam mengembangkan wisata Umbulan Tanaka agar lebih terkenal lagi, pengelola wisata ini mengundang para fotografer untuk mempromosikan wisata ini di dunia maya atau media sosial. Tak hanya itu saja, kami juga mengundang Perguruan Tinggi di Malang untuk memajukan wisata Umbulan Tanaka. Hal asil penduduk setempat menciptakan peluang usaha dan menjadi kreatif dengan produk olahannya sendiri seperti gantungan kunci, olahan kopi rakyat dan lain-lain. Dengan adanya wisata ini, berdampak bagi penduduk setempat untuk menunjang kebutuhan sehari-hari dan memajukan desa. Izam

Wisata Tahun 44 September - Oktober 2022 | 33
Foto dengan latar relief Kekristenan Hagia Sophia Spot
favorit pengunjung untuk berfoto

Budaya

Api dan Nasib

oleh Naufal Yuan Nabila

Rintik sendu menghujani hati ibu Sakinah, seorang janda paruh baya yang hidup sebatang kara dengan segala kemuraman di masa lalu membuat hidupnya jauh dari kata layak untuk menjadi seorang manusia dari segi kelayakan hidup. Ia tinggal bersama suara-suara alam di tengah hutan belantara, seperti desiran tanah berpasir, siulan burung, dan suara-suara nyaring hewan hutan lainnya sebagai penghibur relungnya. Jarang sekali orang lalu lalang di sekitar kediaman ibu Sakinah, karena apa yang kini dialami oleh ibu Sakinah pasti ada sebab musabab bagaimana ibu Sakinah bisa hidup seperti ini yang mungkin hanya dialah yang bisa melewati fase kehidupan seperti ini di tengah gempuran kecanggihan teknologi.

Kesunyian belantara hutan sudah bersahabat dengannya, walaupun setidaknya hidup beliau jauh lebih tentram dari yang sebelumnya. Suara-suara alam sudah cukup mengobati rasa duka di masa lalunya, entah apa yang membuat ibu Sakinah berubah seratus delapan puluh derajat dari kehidupan masa lalunya hingga kini tak ada yang mengetahuinya.

Hingga suatu ketika datanglah tiga orang mahasiswa dari Universitas Kehidupan yang bernama Tuti ,Wuri, dan Yani menyambangi keberadaan ibu Sakinah setelah banyak mencari informasi tentang keberadaannya karena tertarik menyelisik kesanggupan beliau bertahan hidup di tengah belantarnya hutan, hingga akhirnya mereka menemukan kediaman ibu Sakinah. Mereka datang bukan tanpa tujuan, mereka datang karena rasa penasaran mereka dengan wanita tangguh seperti ibu Sakinah ini. Masyarakat yang pernah lalu lalang di depan rumah ibu Sakinah menganggapnya aneh dan diduga menjadi anggota salah satu ekstremis

Islam yang tinggal di tengah hutan hanya untuk kedok persembunyiannya karena penampilan Islam syar’i yang dipakainya, tetapi anggapan-anggapan itu sirna seiring awal pertemuan ketiga mahasiswa itu dengannya karena sambutan hangat ibu Sakinah sewaktu ketiga mahasiswa tersebut berdiri di depan gubuknya dan mengucap salam kepada ibu Sakinah.

“Assalamu’alaikum, apakah benar ini rumah Ibu Sakinah?” Tanya Tuti kepada ibu Sakinah tengah duduk bersandar di depan gubuk reyotnya sambil memandangi birunya bentangan langit terik cerah.

“Wa’alaikum salam ta’ala warahmatullahi wabarakatuh, iya Nak, benar dengan saya sendiri,” begitu lembut dan santun jawaban ibu paruh baya ini, seolah menandakan beliau sangat tulus menerima kedatangan ketiga mahasiswa yang tengah berkunjung.

“ Alhamdulillah, ternyata kami tidak salah menyapa dan Allah menuntun kami sampai di depan kediaman Ibu,” tandas Tuti dengan senyuman tipis dan penuh rasa gembira.

“Oh iya Nak, silakan masuk di gubuk Ibu. Yah...walaupun sederhana, tetapi Alhamdulillah Ibu nyaman tinggal di sini,” sambutan hangat ibu Sakinah kepada tamunya.

“Baik Ibu, terima kasih. Kami sangat berterima kasih Ibu mau menyilakan kami memasuki kediaman Ibu,” jawab Tuti mewakili teman-temannya.

Ibu Sakinah menyambut ketiga mahasiswa tersebut dengan ramah, sorot mata yang tulus, serta bahasanya pun sangat santun, membuat ketiga mahasiswa ini memiliki kesan pertama yang mengesankan. Di benak mereka mungkin ibu Sakinah seperti ini tidak hanya kepada mereka saja tetapi kepada semua orang yang pernah ia temui. Tiga

tamu mahasiswa itu lantas dipersilakan masuk ke dalam gubuk ibu Sakinah, sontak ketiga mahasiswa ini kaget dan merasa iba terhadap apa yang mereka lihat di depan mata mereka. Gubuk yang beralaskan tanah merah bata, beratapkan jerami, berdinding bilah-bilah bambu usang, dan berhiaskan tempelan koran. Tidak ada sofa mewah tetapi terdapat kursi yang terbuat dari kayu yang sudah mulai lapuk, tidak ada ranjang kasur yang empuk tetapi terdapat tempat merebahkan diri yang terbuat dari anyaman daun kelapa kering. Salutnya, semua perabotan yang ada di rumah ibu Sakinah dibuat sendiri. Walaupun tidak cukup nyaman bagi orang lain, tetapi membuat dirinya merasa tentram dengan kesederhanaan hidup saat ini. Ibu Sakinah lantas mempersilakan Tuti, Wuri, dan Yani untuk duduk di kursi reyot miliknya.

Dalam hati Wuri seolah bergejolak ingin menyampaikan maksud kedatangan mereka berkunjung ke kediaman ibu Sakinah, namun dirinya bimbang saat harus merangkai kata-kata yang sebisa mungkin tidak merusak suasana hati ibu Sakinah. Obrolan mereka cukup terbilang lama, hingga semua berubah ketika Yani yang terkadang terkenal sering ngomong ceplasceplos membuat ibu Sakinah mengusir ketiga tamunya dari kediamannya. Seolah ia tak ingin ada seorang pun yang mengusik masa lalunya.

“Pergi kalian semua! jangan kembali kesini lagi, Ibu sudah hidup tentram! Jadi Ibu mohon, jangan usik masa lalu Ibu lagi! “ tegas ibu Sakinah dengan suara keras mengguntur, mata

berkaca-kaca karena menahan tangis saat Yani keceplosan menanyakan bagaimana masa lalu ibu Sakinah dahulu yang membuat hatinya hancur berkepingkeping.

| Komunikasi Edisi 34234
Ilustrasi oleh : Alfan Khoirul Huda
Rancak

“Sebelumnya saya mohon maaf ya Ibu, kami tidak bermaksud untuk mengulik luka lama Ibu, tetapi kami ingin mengenal Ibu lebih jauh lagi,” lontaran ucap permintaan maaf Yani kepada ibu Sakinah dengan rasa canggung dan kecewa karena merusak suasana perbincangan ibu Sakinah dan teman-temannya yang sudah mulai menghangat. Yani dengan rasa bersalahnya meminta maaf kepada Tuti dan Wuri karena telah merusak rencana mereka dan berjanji akan lebih menjaga omongan serta mencari jalan keluar agar ibu Sakinah mau menerima kedatangan ketiga mahasiswa ini kembali. Tuti dan Wuri menerima maaf Yani tetapi dengan syarat apabila ia mengulangi kesalahan yang sama, atau kalau Yani melanggar syarat tersebut maka Yani tidak berhak melanjutkan ekspedisi bersama Tuti dan Wuri lagi. ***

Keesokan harinya, Tuti, Wuri, dan Yani pun berkumpul di rumah Yani dan siap untuk berdiskusi. Tak lama kemudian ayah Yani, Pak Rudi, datang dari kantor tempat beliau bekerja dan membawakan berbagai macam oleh-oleh sesuai pesanan Yani karena hari ini kediamannya akan didatangi tamu. Yani hanya tinggal serumah dengan ayahnya saja, ibunya telah pergi meninggalkan Yani sejak umurnya masih satu tahun. Yani hanya bercerita seperti itu saja kepada kedua temannya, ia pun juga tidak tahu alasan ibunya meninggalkan Yani dan ayahnya karena apa dan masih hidup atau sudah meninggal. Semakin Yani berusaha mencari tahu ibunya, semakin ia merasa sedih melihat ayahnya harus banting tulang dalam mengurus Yani. Oleh karena itu, Yani memutuskan untuk berhenti mencari ibunya dan membantu ayah dalam mengurus rumah mereka.

Pak Rudi pernah berkata kepada Yani bahwa dahulu, ibu Yani suka sekali dengan bunga mawar merah yang menurutnya bunga mawar merah itu sebagai perlambang cinta, kasih, dan sayang yang membara seperti rasa ibu Yani kepada keluarga kecilnya. Jadi, setiap Yani rindu kepada ibunya, Pak Rudi selalu memetikkan setangkai bunga mawar merah itu kepada Yani.

“Ibu ada di sini, Nak,” bisik ayah ke telinga Yani sembari menodongkan setangkai bunga mawar merah kepada Yani dan setiap Yani mendengar bersitan kata itu selalu memejamkan matanya, menggoreskan senyum manis di pipinya.

“Iya Ibu, Yani dan ayah sehat baik kok disini,” balas Yani lalu memeluk ayah sambil berbisik di telinga ayahnya.

“Terima kasih ya, Yah. Yani sayang Ayah,” tambah Yani masih tetap dalam pelukan ayahnya dan setiap Yani mengatakan

itu, air mata ayah tak dapat dibendung. Mereka selalu melakukan itu hampir setiap minggu.

Tiga dara tersebut mulai menyusun rencana yang dipikirkan secara matang dan terstruktur.

“Oke teman-teman, ayo kita mulai diskusi ini, siapa dulu yang ingin mengungkapkan idenya?” tanya Tuti membuka diskusi bersama dengan Wuri dan Yani.

“Menurut pendapatku, gimana kalau kita bawakan nasi goreng buatan ayahku dan seikat bunga mawar merah karena itu kesukaan ibuku, kali aja Ibu Sakinah juga menyukainya,” saran Yani kepada Tuti dan Wuri.

“Oke kita setuju Yan!” jawab kompak Tuti dan Wuri dengan senyum lebar dan semangat. “Nasi goreng ayahmu memang terbaik Yan, aku saja bisa nambah sampai lima piring

saat pesta ulang tahunmu kemarin hahaha,” tambah Wuri memuji masakan ayah Yani. ***

Mereka membulatkan tekad untuk berkunjung ke rumah ibu Sakinah dengan membawa satu ikat bunga mawar merah dan nasi goreng untuk dimakan bersamasama dengan ibu Sakinah. Akhirnya Tuti, Wuri, dan Yani sampai di depan rumah ibu Sakinah. Dengan rasa takut, Wuri mengetuk gubuk ibu Sakinah. Saat ibu Sakinah membukakan pintu, ternyata tidak sesuai ekspektasi karena beliau tidak mengingat kita. Beliau menyilakan kami untuk masuk dan duduk di kursi reyot yang masih sama seperti pertama kali mereka berkunjung di gubuk ibu Sakinah. Yani mulai memberikan satu ikat rangkaian bunga mawar merah dan menyuguhkan nasi goreng buatan ayah Rudi kepada ibu Sakinah. Saat satu suapan nasi goreng spesial sembari memandangi bunga mawar merah itu ibu Sakinah tak sadar mengungkapkan kisah masa lalunya kepada tiga mahasiswa dari Universitas Kehidupan tersebut.

“Saat Ibu melihat kalian membawa bunga mawar merah itu, Ibu tiba-tiba mengingat masa lalu bahagia Ibu bersama suami dan anak-anak Ibu. Menurut Ibu, bunga mawar merah itu melambangkan cinta, kasih, dan sayang yang membara kepada keluarga kita. Dan saat Ibu memakan satu suap nasi goreng ini, Ibu tiba-tiba ingat dulu suami Ibu suka memasakkan Ibu nasi goreng persis seperti ini ketika beliau libur dari pekerjaannya. Terima kasih ya, Nak, kalian bisa

mengobati rasa rindu Ibu kepada keluarga dahulu. Sebelum Ibu diculik oleh berandal-berandal laknat itu! Saat itu Ibu sedang berlibur bersama keluarga Ibu, sedang ada penjarahan di salah satu

Rancak Budaya

daerah di Madura. Yang mengakibatkan Ibu terpisah dengan suami dan anak Ibu. Ibu disiksa dan dilecehkan oleh brandal-brandal laknat, sampai akhirnya Ibu merusak wajah dan area kewanitaan dengan batu-batu tajam dan kasar sehingga berandal-berandal itu merasa jijik kepada Ibu.

Sampai akhirnya, Ibu dibuang di tengah hutan ini dan Ibu berusaha untuk bertahan hidup di tengah belantara hutan ini dan memaksa ibu untuk mengenakan cadar ini agar masyarakat tidak jijik melihat wajah Ibu yang sudah rusak seperti ini,“ ucap tulus ibu Sakinah dengan tatapan mata berkaca-kaca kala mengingat masa lalunya, mungkin sisa-sisa kenangan bersama keluarga kecilnya yang dapat beliau kenang sampai saat ini karena keluarga adalah segalanya bagi beliau.

Perjuangan ketiga dara ini berbuah manis karena telah mengetahui seluk beluk masa lalu ibu Sakinah tanpa ada paksaan. Setelah mendengar cerita ibu Sakinah, Yani sempat menanyakan nama lengkap suami Ibu Sakinah yang ternyata mirip sekali dengan nama lengkap suami dan anaknya yakni Rudi Budiani dan Yani Mawarni. Sekelompok mahasiswa sekali lagi memastikan apakah benar Ibu Sakinah ini adalah sosok seorang ibu yang Yani cari selama ini, Yani menunjukkan foto masa lalu ayah Yani saat ia masih dalam ayunan tangan ayahnya.

Ibu Sakinah mengaku bahwa ia mengalami traumatik ketika berada di tengah keramaian, yang mengingatkan beliau kepada gerombolan brandalbrandal biadab yang telah menyiksa bahkan melecehkan ibu Sakinah seperti binatang jalang. Berkaca dari kisah ibu Sakinah tentang masa lalunya yang kelam membuat Yani spontan memeluk ibu Sakinah yang ternyata adalah ibunya yang hilang sejak ia berusia satu tahun lalu dengan rasa syukur, tangis, haru, bahagia semua campur aduk dibenak si gadis manis tersebut. Kemudian Yani berusaha meminta izin kepada ibu Sakinah untuk membawanya kembali bersama ayah Rudi, tanpa berpikir berulangkali ibu Sakinah pun menyetujui permohonan Yani. Sampai akhirnya Yani memutuskan untuk membawa ibu Sakinah bertemu kembali dengan ayah Rudi, dan berharap agar mereka bisa hidup bahagia bersama kembali seperti sedia kala hingga maut memisahkan.

Selesai

Penulis adalah kontributor Majalah Komunikasi UM

Tahun 44 September - Oktober 2022 | 35

Sayap-Sayap Patah: Kisah Nyata Kerusuhandi Mako Brimob 2018

Film Sayap-Sayap Patah ini mengangkat kisah nyata seorang Densus yang gugur ketika peristiwa kerusuhan di Mako Brimob. Peristiwa mengerikan itu terjadi pada 8 Mei 2018 dan tercatat sebagai sejarah yang kelam nan menyedihkan. Dalam peristiwa tersebut ada 155 narapidana terorisme yang berusaha membobol rutan Mako Brimob sehingga 5 petugas densus gugur saat bertugas. Film produksi Maxima Pictures ini mengisahkan kerusuhan yang terjadi di Mako Brimob dengan berfokus pada kisah Iptu Yudi Rospuji (Aji) yang gugur. Peristiwa itu akhirnya diangkat menjadi film yang mampu menguras emosi dari para penontonnya. Hal ini ditunjukkan dengan suksesnya film Sayap-Sayap Patah yang menembus lebih dari satu juta penonton pada hari ke sepuluh penayangannya dan banyaknya reaksi penonton yang dibagikan dalam sosial medianya masing-masing.

Film bergenre drama laga ini mengisahkan tentang kehidupan rumah tangga Aji (Nicholas Saputra) yang berprofesi sebagai anggota Densus 88 dan Nani (Ariel Tatum) sebagai istri Aji. Profesi Aji yang selalu berkaitan dengan pemberantasan terorisme membuat Nani yang sedang hamil tua itu terus-menerus khawatir sehingga kandungannya pun bermasalah. Demi menjaga kesehatan kandungannya, Nani pun terpaksa meninggalkan Aji yang berada di Surabaya dan mengungsi ke rumah ibunya yang berada di Jakarta. Beberapa bulan kemudian, kabar bahagia pun datang. Aji

ke Jakarta sehingga bisa kembali bersama dengan istrinya.

Namun, tepat pada hari pertama Aji bertugas, terjadi kerusuhan di Mako Brimob tempatnya bekerja. Penjara tahanan Mako Brimob dijebol oleh narapidana teroris. Mereka tak hanya menjebol tahanan, tapi juga menyandera beberapa petugas Densus 88 termasuk Aji. Pada kondisi mencekam itulah Nani juga sedang berjuang untuk kelahiran anak pertama mereka. Alur ketegangan pada bagian-bagian genting yang menimpa kedua tokoh tersebut membuat penonton menjadi ikut cemas dengan hal-hal yang menimpa Aji dan Nani.

Akting dari para pemain film juga patut diacungi jempol. Beberapa adegan seperti saat Aji bertugas melakukan investigasi dan penggerebekan teroris diperankan dengan sangat gagah berani oleh Nicholas Saputra. Begitu pula Ariel Tatum yang memerankan sosok istri yang sangat mencemaskan suaminya. Ia sangat emosional karena takut kandunganya keguguran dan sangat takut apabila suami yang dicintainya mendapat petaka saat menjalankan tugasnya. Kedua akting pemain film tersebut membuat para penonton ikut merasakan emosi yang mereka bawakan. Selain itu, akting Iwa K yang memerankan tokoh Leong yakni ketua teroris dalam terjadinya kerusuhan Mako Brimob sangatlah patut diapresiasi. Dalam proses mendalami perannya, Iwa K juga mengaku bertemu secara langsung dengan teroris. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri untuk penonton karena

penonton dapat mengetahui motif-motif teroris dalam mempengaruhi seseorang sehingga bisa lebih berwaspada.

Namun, ada beberapa perbedaaan antara film Sayap-Sayap Patah dengan kisah nyata Iptu Yudi Rospuji. Aji dan Nani diceritakan sebagai pengantin baru yang sedang menanti kelahiran anak pertama sedangkan dalam kisah nyata, Iptu Yudi Rospuji sudah memiliki tiga anak dan sedang hamil anak keempat. Selain itu, akhir film yang mudah ditebak oleh penonton memunculkan pendapat bahwa alur yang dibawakan terlalu bertele-tele. Ada juga adegan yang tidak terlalu vulgar tetapi kurang pantas ditonton untuk usia remaja. Oleh sebab itu, hal ini tetap menjadi peringatan bagi penonton yang masih berusia remaja.

Dengan kehadiran film Sayap-Sayap Patah, penonton dapat melihat dan merasakan bagaimana beratnya tanggung jawab Densus 88 dalam menjaga keamanan negara dari segala jenis ancaman teroris. Film ini juga mempresentasikan cerita tentang sebuah kehilangan dan pengorbanan demi tanah air lewat balutan drama dan aksi yang cukup memikat. Diharapkan dengan menonton film ini, kita semua tetap mengingat tragedi tersebut sebagai sejarah, menjadi pribadi yang antiterorisme dan lebih cinta terhadap tanah air Indonesia.

Pustaka | Komunikasi Edisi 34236
oleh Natasha Izza Judul Film : Sayap-Sayap Patah Tahun : 2022 Penulis Naskah : Monty Tiwa, Eric Tiwa, Alim Sudio Sutradara : Rudi Soedjarwo Pemain : Nicholas Saputra, Ariel Tatum, Iwa K Rilis : 18 Agustus 2022 dipindahtugaskan
Penulis adalah Kontributor Majalah Komunikasi UM

Lusuhnya Petrichor

Oleh Dimas Bagus Firmandy

Seisi mulut tak akan pernah terucap sebuah kata

Manakala renjana tak mampu menahan batu karang menuju sukma

Topeng demi topeng yang kau gunakan sudah tak mempan Puspas kehidupan dan hancur berantakan

Semenjak bau hujan tak terasa

Kusadari barometer kehidupan abad 21 terlalu mencekal

Butuh A, B hingga X=Y layaknya rumus matematika

Kawan kau sudah berlebihan tahu kan.....

Lengkara sudah... perihal paradoks tali ini

Kau tahu peribahasa menyebut mulutmu harimaumu

Ya, dirimu sungguh arsenik hingga membuat dewa Odin datang padanya

Wahh lihatlah mana rasa sesalmu

Mana tangis seduh sedanmu

Mana raut muka sedihmu

Dan mana bunga lembayung itu Tidak pernah sampai juga kan

Perlukah kuberi kau cermin kaca seluas samudra dan setinggi menara pisa

Halah sudah cukup sudah Pergilah sesukamu

Pergi!!!

Jangan kembali

Menetaplah bersama beruang di kutub utara sana kawan

Dan jadilah cerpelai tanpa bau Kau tahu kita fana

Jadi segera tobat dan ingat karma di belakang bukan di depan

Rancak Budaya
Penulis adalah kontributor Majalah Komunikasi UM Ilustrasi
oleh :
Alfan
Khoirul Huda Tahun 44 September - Oktober 2022 | 37
| Komunikasi Edisi 336 35 Seluruh sivitas akademika UM dapat mengirimkan karya berupa komik dengan tema bebas dalam bentuk soft file yang dikirim langsung ke Kantor Redaksi Majalah Komunikasi Graha Rektorat Lantai II atau via email: komunikasi@um.ac.id selambat-lambatnya tanggal 25 Oktober 2022 disertai identitas diri (nama, fakultas, jurusan, dan nomor HP).
Nama
:
Muhammad Andra Bagus Saputro
Fak/Dept : FS/
Seni dan Desain

Lakukan

Nama : Abdillah Syah Putra Fak/Dept : Sastra/Seni dan Desain Tempat : Pasar Kertosono, Kab. Nganjuk

Nama : Muhammad Rizqy Pangestu Fak/Dept : MIPA/Biologi Tempat : Gunung Merbabu, Boyolali

Nama : Dimas Bagus Firmandy

Fak/Dept : Sastra/Sastra Indonesia

Tempat : Langit Thailand

Nama : Abdillah Syah Putra

Fak/Dept : Sastra/ Seni dan Desain Tempat : Waduk Sumberkepuh, Kab. Nganjuk

yang terbaik dan berikan yang paling baik.
Eksotisme Sang Kuasa
terletak pada bagaimana lanskap jiwa merasakannya.
Beribu kaki dari tanah sana beribu syukur pula kuucap untuk sang Maha Kuasa.
Mendayung
beribu
harapan
dari aku seorang
manusia
pencari dakwah Tuhan.

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.