3 minute read

PUSTAKA

Next Article
RANCAK BUDAYA

RANCAK BUDAYA

Film Sayap-Sayap Patah ini mengangkat kisah nyata seorang Densus yang gugur ketika peristiwa kerusuhan di Mako Brimob. Peristiwa mengerikan itu terjadi pada 8 Mei 2018 dan tercatat sebagai sejarah yang kelam nan menyedihkan. Dalam peristiwa tersebut ada 155 narapidana terorisme yang berusaha membobol rutan Mako Brimob sehingga 5 petugas densus gugur saat bertugas. Film produksi Maxima Pictures ini mengisahkan kerusuhan yang terjadi di Mako Brimob dengan berfokus pada kisah Iptu Yudi Rospuji (Aji) yang gugur. Peristiwa itu akhirnya diangkat menjadi film yang mampu menguras emosi dari para penontonnya. Hal ini ditunjukkan dengan suksesnya film Sayap-Sayap Patah yang menembus lebih dari satu juta penonton pada hari ke sepuluh penayangannya dan banyaknya reaksi penonton yang dibagikan dalam sosial medianya masing-masing.

Film bergenre drama laga ini mengisahkan tentang kehidupan rumah tangga Aji (Nicholas Saputra) yang berprofesi sebagai anggota Densus 88 dan Nani (Ariel Tatum) sebagai istri Aji. Profesi Aji yang selalu berkaitan dengan pemberantasan terorisme membuat Nani yang sedang hamil tua itu terus-menerus khawatir sehingga kandungannya pun bermasalah. Demi menjaga kesehatan kandungannya, Nani pun terpaksa meninggalkan Aji yang berada di Surabaya dan mengungsi ke rumah ibunya yang berada di Jakarta. Beberapa bulan kemudian, kabar bahagia pun datang. Aji

Advertisement

Sayap-Sayap Patah: Kisah Nyata Kerusuhan di Mako Brimob 2018

oleh Natasha Izza

Judul Film : Sayap-Sayap Patah Tahun : 2022 Penulis Naskah: Monty Tiwa, Eric Tiwa, Alim Sudio Sutradara : Rudi Soedjarwo Pemain : Nicholas Saputra, Ariel Tatum, Iwa K Rilis : 18 Agustus 2022

dipindahtugaskan ke Jakarta sehingga bisa kembali bersama dengan istrinya.

Namun, tepat pada hari pertama Aji bertugas, terjadi kerusuhan di Mako Brimob tempatnya bekerja. Penjara tahanan Mako Brimob dijebol oleh narapidana teroris. Mereka tak hanya menjebol tahanan, tapi juga menyandera beberapa petugas Densus 88 termasuk Aji. Pada kondisi mencekam itulah Nani juga sedang berjuang untuk kelahiran anak pertama mereka. Alur ketegangan pada bagian-bagian genting yang menimpa kedua tokoh tersebut membuat penonton menjadi ikut cemas dengan hal-hal yang menimpa Aji dan Nani.

Akting dari para pemain film juga patut diacungi jempol. Beberapa adegan seperti saat Aji bertugas melakukan investigasi dan penggerebekan teroris diperankan dengan sangat gagah berani oleh Nicholas Saputra. Begitu pula Ariel Tatum yang memerankan sosok istri yang sangat mencemaskan suaminya. Ia sangat emosional karena takut kandunganya keguguran dan sangat takut apabila suami yang dicintainya mendapat petaka saat menjalankan tugasnya. Kedua akting pemain film tersebut membuat para penonton ikut merasakan emosi yang mereka bawakan. Selain itu, akting Iwa K yang memerankan tokoh Leong yakni ketua teroris dalam terjadinya kerusuhan Mako Brimob sangatlah patut diapresiasi. Dalam proses mendalami perannya, Iwa K juga mengaku bertemu secara langsung dengan teroris. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri untuk penonton karena penonton dapat mengetahui motif-motif teroris dalam mempengaruhi seseorang sehingga bisa lebih berwaspada.

Namun, ada beberapa perbedaaan antara film Sayap-Sayap Patah dengan kisah nyata Iptu Yudi Rospuji. Aji dan Nani diceritakan sebagai pengantin baru yang sedang menanti kelahiran anak pertama sedangkan dalam kisah nyata, Iptu Yudi Rospuji sudah memiliki tiga anak dan sedang hamil anak keempat. Selain itu, akhir film yang mudah ditebak oleh penonton memunculkan pendapat bahwa alur yang dibawakan terlalu bertele-tele. Ada juga adegan yang tidak terlalu vulgar tetapi kurang pantas ditonton untuk usia remaja. Oleh sebab itu, hal ini tetap menjadi peringatan bagi penonton yang masih berusia remaja.

Dengan kehadiran film Sayap-Sayap Patah, penonton dapat melihat dan merasakan bagaimana beratnya tanggung jawab Densus 88 dalam menjaga keamanan negara dari segala jenis ancaman teroris. Film ini juga mempresentasikan cerita tentang sebuah kehilangan dan pengorbanan demi tanah air lewat balutan drama dan aksi yang cukup memikat. Diharapkan dengan menonton film ini, kita semua tetap mengingat tragedi tersebut sebagai sejarah, menjadi pribadi yang antiterorisme dan lebih cinta terhadap tanah air Indonesia.

Penulis adalah Kontributor Majalah Komunikasi UM

This article is from: