2 minute read

UP TO DATE

Next Article
SEPUTAR KAMPUS

SEPUTAR KAMPUS

Euforia Kuliah Luring 100% dan

Serba-Serbinya Situasi pelaksanaan kuliah luring 100%

Advertisement

Melonjaknya kasus Covid 19 pada semester genap tahun ajaran 2021/2022 mengakibatkan perkuliahan dilaksanakan 60% persen luring dan 40% daring. Berbeda dengan semester sebelumnya, mulai Senin (29/08/2022) perkuliahan luring semester ganjil tahun ajaran 2022/2023 resmi dilaksanakan 100% di Universitas Negeri Malang (UM). Peresmian perkuliahan luring ini dibuktikan dengan terbitnya surat keputusan Rektor untuk melaksanakan kuliah dengan pertemuan tatap muka (PTM).

Terbitnya surat keputusan tentang pelaksanaan kuliah luring tentu membuat para mahasiswa UM sangat antusias dan bersemangat untuk datang ke kampus. Bahkan sebelum perkuliahan luring dilaksanakan, kampus terlihat padat karena kehadiran mahasiswa baru yang juga melaksanakan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB). Selain itu, mahasiswa lama juga banyak yang sudah mempersiapkan dirinya untuk melaksanakan perkuliahan luring 100% ini.

“Untuk pelaksanaan kuliah luring ini tentunya aku siapin buku mata kuliah, alat tulis, dan pakaian yang rapi dan sopan. Tapi yang paling penting adalah sewa kos,” ujar Hanny Syafitri Gunawan, mahasiswa Psikologi. Euforia kuliah luring 100% ini juga memicu euforia mahasiswa dalam mencari kos yang menjadi rumah bagi mereka saat menempuh studinya. Banyaknya mahasiswa yang menyewa kos perlahan mampu memulihkan ekonomi para pemilik kos yang sudah 2 tahun sepi karena pelaksanaan kuliah daring. “Alhamdulillah, kuliah offline ini bikin kos saya ramai. Kos saya jadi penuh. Padahal sebelumnya sepi, paling mentok isi 1-3 orang saja. Semoga mereka betah dan lancar kuliah offline-nya,” tutur Bu Wulan, salah satu pemilik kos di Jalan Ambarawa.

Tidak hanya dari sisi kos, euforia kuliah luring 100% ini juga dapat dilihat dari padatnya mahasiswa di hari pertama kuliah (29/08/2022). Pada pagi hari, mahasiswa terlihat berbondongbondong menuju gedung perkuliahan masing-masing. Seluruh gedung bangunan kampus UM, mulai dari gedung kuliah di fakultas masing-masing, Gedung Kuliah Bersama (GKB), hingga selasar tiap fakultas dipenuhi oleh mahasiswa. Bahkan, untuk menuju ruang kelas, mahasiswa harus antre saat akan menggunakan lift karena bergantian dengan mahasiswa lainnya. Banyaknya mahasiswa yang antusias dalam pelaksanaan kuliah luring ini juga dapat dilihat dari padatnya lahan parkir dan ramainya kantin-kantin fakultas pada jam istirahat.

Dari beberapa euforia yang terlihat tersebut, tentunya pelaksanaan kuliah luring 100% ini juga berpengaruh pada pemahaman mahasiswa terhadap materi yang diberikan oleh dosen. “Kuliah luring ini sangat menyenangkan dan membuat saya lebih memahami materi yang diberikan, karena saya dapat berinteraksi secara langsung dengan dosen dan teman-teman,” jelas Almas Bilah Izza Nafisah, mahasiswa Sastra Indonesia. Hal ini juga sejalan dengan pendapat Dinda Putri Abadi, mahasiswa Bimbingan dan Konseling, yang mengatakan bahwa dengan adanya kuliah luring membuat mahasiswa bisa mendapatkan layanan pembelajaran dari dosen yang sangat memfasilitasi dan mendapatkan bantuan dari teman-teman saat kurang memahami materi kuliah.

Euforia kuliah luring 100% tidak berhenti hanya pada kegiatan perkuliahan saja. Euforia ini juga terus berlanjut pada kegiatankegiatan di luar perkuliahan yang diselenggarakan di kampus, seperti kegiatan pengembangan diri melalui organisasi dan unit kegiatan mahasiswa (UKM). Dengan terlaksananya kuliah luring 100%, mahasiswa diharapkan dapat memanajemen waktunya dengan baik pula. “Semoga selalu semangat dalam menjalani kehidupan sebagai mahasiswa, manajemen waktunya diatur sebaik mungkin, dan jangan lupa jaga kesehatan, khususnya anak kos yang biasanya malas makan,” ujar Hanny Syafitri Gunawan. “Kuliah luring sangat menyenangkan, tapi jangan lupa untuk menjaga kesehatan secara fisik dan mental. Meskipun kuliah luring membutuhkan banyak tenaga, nikmati saja prosesnya dan semoga bisa memetik buah manisnya di kemudian hari,” pungkas Dinda Putri Abadi. NII

This article is from: