11 minute read
CURHAT
Ilustrasi oleh : Alfan Khoirul Huda
Advertisement
Assalamualaikum Wr. Wb.
Terima kasih kepada Redaksi Komunikasi yang telah berkenan menerima naskah saya. Pada masa remaja, banyak perubahan yang terjadi pada diri seseorang. Salah satunya adalah munculnya rasa ketertarikan terhadap lawan jenis. Saya memiliki sahabat yang merupakan lawan jenis. Namun, persahabatan yang saya jalin tersebut sering kali dipertanyakan oleh temanteman saya karena mereka meragukan konsep ‘bersahabat dengan lawan jenis’. Awalnya, saya tidak peduli dengan hal itu. Akan tetapi, lama-lama saya merasa terganggu karena terus dipermasalahkan, terutama tentang perasaan saya terhadap sahabat saya (lawan jenis).
Oleh karena itu, saya ingin bertanya, apakah dari aspek psikologis, persahabatan di antara lawan jenis dapat bertahan tanpa adanya intervensi perasaan cinta (eros)? Lalu, bagaimana menghadapi mereka yang meragukan konsep persahabatan antara lawan jenis? Terima kasih.
SYS Mahasiswa Departemen Bahasa Indonesia
Waalaikumsalam wr. wb.
Terima kasih atas pertanyaan yang Ananda sampaikan lewat rubrik Curhat ini.
Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki kecenderungan untuk membangun hubungan dengan orang lain, salah satunya dalam bentuk persahabatan. Persahabatan merupakan bentuk hubungan antara dua orang atau lebih yang saling mendukung.
Pada umumnya, persahabatan ini terjadi di antara individu dengan jenis kelamin yang sama. Namun demikian, tidak sedikit persahabatan lawan jenis (laki-laki dengan perempuan). Hubungan semacam ini sering disebut dengan hubungan platonis. Istilah ini diambil dari nama filsuf Plato yang pertama kali mendeskripsikan jenis “cinta” antar-sahabat tanpa romansa dan hubungan seksual.
Persahabatan sesama jenis merupakan sesuatu yang sudah jamak terjadi, berbeda halnya dengan persahabatan lawan jenis. Meskipun banyak orang yang menjalaninya, persahabatan lawan jenis tidaklah sesederhana persahabatan sesama jenis. Hal ini terkait dengan kecenderungan ketertarikan cinta laki-laki dan perempuan. Oleh karena itu, bagi banyak orang, membangun persahabatan platonis dengan lawan jenis dapat dikatakan hampir mustahil terwujud. Kalaupun terwujud, persahabatan tersebut akan berubah menjadi hubungan asmara atau justru bubar, terutama ketika salah satu atau keduanya memiliki pasangan hidup.
Meski demikian, apakah hal tersebut berarti bahwa tidak mungkin menjalani persahabatan platonis dengan lawan jenis? Pada dasarnya, hal itu dapat dilakukan, asalkan tetap memperhatikan beberapa hal. Pertama, masing-masing pihak harus menyadari batasan-batasan hubungan persahabatan yang membedakannya dengan hubungan cinta. Dengan kesadaran demikian, keduanya akan mampu menjalani hubungan persahabatan tanpa mencederai ataupun melenceng dari prinsip persahabatan. Kedua, menyadari dan mengendalikan potensi munculnya ketertarikan dalam bentuk rasa cinta. Ketika perasaan cinta ini muncul, salah satu atau keduanya harus mampu mengambil keputusan yang terbaik, apakah mengesampingkannya -dan memilih hubungan persahabatan- atau mengubahnya menjadi hubungan cinta. Ketiga, mempertegas komitmen mengenai jenis hubungan yang dijalani, yaitu hubungan persahabatan, bukan hubungan cinta. Ketika kedua pihak memilih hubungan persahabatan, keduanya harus meyakinkan dirinya dan sahabatnya mengenai komitmen hubungan persahabatan.
Keraguan akan bisa langgengnya hubungan persahabatan platonis dengan lawan jenis sangatlah wajar, mengingat potensi putusnya atau berubahnya hubungan sebagai akibat munculnya perasaan cinta dalam persahabatan tersebut. Namun demikian, jika Ananda yakin mampu menjalaninya, maka bukanlah hal yang salah untuk membangun dan menjalaninya sesuai dengan koridorkoridor yang perlu menjadi perhatian seperti yang telah dijelaskan di atas. Buktikanlah bahwa persahabatan platonis dengan lawan jenis adalah sesuatu yang memang mungkin untuk dijalani, terlepas dari pandangan miring dari orang lain.
Semoga bermanfaat.
Mochammad Said, S.Psi., M.Si. Dosen FPPsi UM dan anggota penyunting Majalah Komunikasi
Seputar Kampus BEMFA MIPA UM Retas Stigma Negatif Perempuan Eks PSK
Pelaksanaan kelas tata boga
Potret masyarakat eks lokalisasi Girun bersama panitia
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang (BEMFA MIPA UM) mengadakan kegiatan untuk meretas stigma negatif perempuan eks PSK di kawasan eks lokalisasi Girun, Desa Gondanglegi Wetan. Kegiatan tersebut diberi nama Revitalisasi Kawasan Eks Lokalisasi Girun dalam Peningkatan Life Skill dan Budaya Religius Perempuan Desa Gondanglegi Wetan sebagai Knowledge Center Fungsi Keluarga. Tujuan khusus program ini adalah menginisiasi kemajuan wilayah desa atau kelurahan di Indonesia sesuai topik yang dipilih.
Program yang dilaksanakan di Desa Gondanglegi Wetan, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang ini berlangsung selama bulan Juli-Oktober 2022. Dalam program ini, BEMFA MIPA UM membuat beberapa kegiatan, seperti sosialisasi, pembentukan kelompok belajar, pelaksanaan kelas tata boga, pelaksanaan kelas kewirausahaan, pelaksanaan kelas budidaya tanaman obat keluarga (TOGA), pelaksanaan program konseling spiritual, dan juga pembuatan kelembagaan sekolah.
Kegiatan pertama yang dilaksanakan ialah kegiatan sosialisasi pada 13 Agustus 2022. Melalui kegiatan sosialisasi itu, BEMFA MIPA UM berusaha untuk memperkenalkan kegiatannya kepada masyarakat, terutama perempuan di kawasan eks lokalisasi Girun Desa Gondanglegi Wetan. “Dulu di sini adalah tempat bekerjanya PSK, setelah digusur banyak warga yang akhirnya menjadi pengangguran. Mencari pekerjaan zaman sekarang sulit, di sini juga banyak tanaman salak, tetapi tidak pernah diolah menjadi suatu produk,” ujar salah satu warga pada kegiatan sosialisasi. Oleh sebab itulah, BEMFA MIPA UM berupaya untuk lebih memanfaatkan sumber daya yang ada di daerah tersebut.
Setelah kegiatan sosialisasi sukses dilaksanakan, BEMFA MIPA UM melanjutkan kegiatannya dengan membentuk kelompok belajar. Kelompok Belajar ini dibentuk untuk membantu masyarakat dalam melaksanakan program selanjutnya. Kemudian, kegiatan diteruskan dengan pelaksanaan kelas tata boga. BEMFA MIPA UM mengundang Ibu Endang Tri Pujiastuti, S.Pd. yang merupakan Ketua Forum Komunikasi Industri Kecil dan Menengah Kabupaten Malang sebagai pemateri dalam kelas tata boga. Pada pelaksanaan kelas tata boga ini, warga terlihat sangat antusias dalam menjalankannya.
Salah satu agenda dalam kelas tata boga ini adalah mengolah buah salak menjadi suatu produk makanan yang memiliki nilai jual lebih. Olahan yang dibuat di antaranya, biji salak yang dijadikan kopi salak dan buah salak yang dijadikan dodol salak. Karena antusiasme warga sangat besar, BEMFA MIPA UM berencana untuk mengadakan kegiatan kelas tata boga lagi dengan mengajarkan mengolah kopi biji salak dan teh kulit salak. Kegiatan selanjutnya setelah kelas tata boga adalah kelas budidaya TOGA. Pada kelas budidaya TOGA ini, warga akan membudidayakan lengkuas merah, bunga telang, dan jeruk nipis. Warga diberikan bibit dari ketiga tanaman tersebut dan diajarkan bagaimana cara mengolah ketiga tanaman tersebut menjadi suatu produk minuman. Minuman yang diolah adalah Nutrofin, yakni produk inovasi minuman infused water yang dibuat oleh Mahasiswa Biologi UM di bawah nama Treefused. Pengolahan Nutrofin diajarkan kepada warga supaya mereka dapat mengenal bahwa lengkuas merah, bunga telang, dan jeruk nipis dapat diolah menjadi satu minuman berkhasiat. Tak hanya itu, BEMFA MIPA UM juga menyelenggarakan pelatihan untuk menjual produk-produk yang sudah dihasilkan melalui kelas kewirausahaan. Kelas tersebut diisi dengan materi penghasil uang dunia maya (PUDUMA) atau cara berjualan melalui e-commerce dan juga materi legalitas produk.
Setelah kegiatan-kegiatan tersebut selesai, diadakan kegiatan penutupan sebagai penanda berakhirnya program ini. Namun, meskipun seluruh rangkaian program ini telah selesai, BEMFA MIPA UM berharap kegiatan ini akan terus dilanjutkan oleh warga sekitar sebagai upaya meretas pengangguran dan stigma negatif di kawasan tersebut. “Harapannya dapat meretas stigma negatif perempuan eks PSK di kawasan eks lokalisasi Girun Desa Gondanglegi Wetan,” harap Daffa’ Rizal selaku Ketua Pelaksana.
Selain itu, saat diwawancarai Kru Majalah Komunikasi, Faiz Mujaddid selaku Koordinator Lapangan juga mengatakan bahwa program ini sudah cukup memberi manfaat bagi warga daerah tersebut. “Untuk ke depannya, segala sesuatu yang telah kita berikan kepada pihak terkait semoga bisa bermanfaat dan dapat diberdayakan guna mengoptimalkan fungsi keluarga dan menambah daya tarik wisatawan serta perekonomian warga sekitar,” tutur Faiz Mujaddid.
Manfaat program ini juga dirasakan langsung oleh warga. “Alhamdulillah, acara membuat kopi kemarin semua warga di sini senang banget, termasuk saya. Harapannya, pembuatan kopi ini bisa diteruskan sampai bisa dijual, saya juga ingin dapat membuat produk yang lain,” ucap salah satu warga kawasan eks lokalisasi Girun. Ravika
Potret Kru Majalah Komunikasi di depan Hotel UNY
Gali Ilmu Bersama Pewara Dinamika UNY M
ajalah Komunikasi Universitas Negeri Malang (UM) melakukan kunjungan jurnalistik ke Pewara Dinamika UNY pada Senin, 8 Agustus 2022. Kunjungan yang bertempat di Ballroom Hotel UNY ini dilaksanakan dalam rangka belajar bersama mengenai pengelolaan majalah dan publikasi media massa. Terdapat 16 kru beserta 2 dosen pembimbing dari Majalah Komunikasi UM yang mengikuti kunjungan ini.
Kunjungan tersebut diterima oleh pihak UNY yang diwakilkan oleh Prof. Dr. Siswantoyo, S.Pd., M.Kes. selaku Wakil Rektor Perencanaan dan Kerja Sama. Ada pula Kepala Biro AKK, Tim Humas, beserta Tim Majalah Pewara Dinamika UNY yang ikut menerima kunjungan dari Majalah Komunikasi UM itu. Acara kunjungan dimulai dengan pemberian sambutan oleh Dr. Siswantoyo, S.Pd., M.Kes. dan juga Kennis Rozana, S.Pd., M.Si. selaku dosen pembimbing Majalah Komunikasi UM. Kemudian, kegiatan itu dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Prof. Dr. Drs. Anwar Efendi, M.Si. selaku Pokja Humas, Komersialisasi, dan Promosi UNY.
Menurut paparan Prof. Dr. Drs. Anwar Efendi, M.Si., Pewara Dinamika UNY berada di bawah koordinasi bagian Humas UNY secara struktural. Sementara secara redaksional, susunan redaksi tidak melibatkan mahasiswa secara langsung sebagai pengelola, tetapi melibatkan pengarah, penasihat, pimpinan umum, pimpinan perusahaan, pimpinan redaksi, dan lainnya. Di samping itu, reporter majalah ini melibatkan dari Humas Fakultas. Mekanisme Humas Fakultas sebagai reporter ini dimulai dari Humas Fakultas yang akan mengirim berita pada Humas Pusat yang diunggah melalui laman BEM Fakultas. Setelah itu, berita-berita yang ada di laman tersebut akan diolah untuk menjadi berita pada Pewara Dinamika UNY. Pewara Dinamika UNY diterbitkan setiap 3 bulan sekali dengan ciri khas terdapat beberapa rubrik, di antaranya rubrik Laporan Utama, Andalan, Surat Pembaca, Kiat-Kita, Pena Redaksi, Opini, Resensi, Cerpen, Puisi, dan juga Bina Rohani.
“Rubrik Laporan Utama dalam Pewara Dinamika UNY ditulis oleh tim khusus. Sementara, untuk rubrik lain seperti Puisi, Cerpen, Kronik religi, Opini, dan Resensi dapat ditulis oleh penulis luar,” tutur Bapak Anwar dalam paparannya. Pewara Dinamika UNY biasanya juga melakukan forum media dengan wartawan-wartawan di seluruh Jogja. Pada saat forum tersebut dilakukan, pihak Pewara Dinamika UNY dan wartawan terkait akan berdiskusi mengenai kebijakankebijakan yang sedang berlaku saat ini.
Setelah pemaparan materi yang disampaikan Prof. Anwar selesai, kegiatan kunjungan dilanjutkan dengan diskusi serta tanya jawab dengan para kru Majalah Komunikasi UM. Sebagai penutup acara, baik dari pihak UNY maupun UM saling memberikan kenang-kenangan dan melakukan foto bersama. Ravika.
Penyampaian materi oleh pihak Pewara Dinamika UNY
Ruangan SAC Mandarin Corner
asasas Kurangnya pemahaman terhadap undang-undang dapat berdampak pada kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah kehidupan di lingkungan perguruan tinggi. Maraknya kasus kekerasan seksual di lingkungan perguruan tinggi merupakan hal yang harus mendapatkan perhatian lebih lagi. Oleh sebab itu, BEM UM bergerak untuk mengadakan diskusi publik mengenai bedah undangundang keperempuanan. Diskusi publik yang mengangkat tema “Membedah Permendikbud No. 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi” tersebut telah diadakan pada 27 April 2022.
Latih Kemampuan Berbahasa Mahasiswa UM Melalui SAC FS UM
Self-Access Center atau biasa disingkat SAC yang didirikan oleh Fakultas Sastra UM, siap mengasah serta meningkatkan kompetensi mahasiswa UM perihal berbahasa secara tulis maupun lisan. SAC FS UM dulu terletak di Gedung Fakultas Sastra UM, tetapi dikarenakan tingginya antusias mahasiswa, SAC dipindahkan ke lantai 8 Gedung Kuliah Bersama (GKB) A20 UM. SAC FS UM bukan hanya satu tempat saja, melainkan terdiri atas lima corner atau tempat yang berbeda dengan fokus penguasaan bahasa yang berbeda pula. Lima corner yang tersedia di SAC FS UM meliputi bahasa Indonesia, bahasa Inggris, bahasa Mandarin, bahasa Jerman, serta bahasa Arab. Setiap corner juga dilengkapi dengan ruang khusus untuk membaca, mendengarkan, serta berdiskusi. Selain itu, dalam satu lantai dengan SAC juga terdapat Co-Working Space yang sangat nyaman untuk dijadikan tempat mencari berbagai informasi dengan berselancar di internet. Ada pula Production Room yang dapat digunakan untuk membuat media-media pembelajaran mandiri bagi pengunjung, serta Recording Room untuk memproduksi media-media digital berbasis audiovisual, seperti program podcast.
SAC FS UM bukan sekadar tempat yang nyaman untuk meningkatkan kompetensi diri dalam berbahasa secara mandiri, tetapi juga memiliki dua tenaga magang yang ahli di bidangnya. Dua tenaga magang ini ialah self-assistant yang bertugas untuk membantu di masing-masing corner serta peer advisor atau biasa disebut tutor sebaya yang bertugas sebagai fasilitator dalam mengasah dan meningkatkan kompetensi mahasiswa UM dalam kemahiran berbahasa. Pada masing-masing corner, terdapat 2 tutor sebaya yang telah teruji kemahirannya.
SAC FS UM ini dapat diakses secara gratis oleh seluruh sivitas akademika UM. Jam operasional SAC FS UM ini dimulai pukul 08.0016.00 WIB atau sesuai jam kerja. English Corner menjadi rujukan untuk SAC di perguruan tinggi lain karena dalam memanajemen sarana maupun prasarana dinilai sudah terstruktur secara rapi. Hal tersebut menjadi salah satu bukti SAC FS UM sangat layak menjadi fasilitas unggulan yang ada di UM. SAC FS UM juga mengelola portal jurnal khusus yang mengulas tentang berbagai perspektif seputar self-access center. Setiap corner pada SAC FS UM memiliki penanggung jawab dari setiap program studi di FS UM. Penanggung jawab pada setiap corner di SAC FS UM antara lain: Dr. Dudy Syafruddin, S.S., M.A. (German Corner), Dr. Niamika El Khoiri, S.Pd., M.A. (English Corner), Moh. Fery Fauzi, S.Pd., M.Pd.I. (Arab Corner), Aiga Ventivani, S.Pd., M.Pd. (Mandarin Corner), dan Ary Fawzi, S.Pd., M.Pd. (Indonesian Corner).
Berbagai program telah dirancang pada setiap corner di SAC FS UM sebagai sarana promosi kepada mahasiswa UM. Program tersebut dimulai dengan mendesain setiap corner sesuai dengan kekhasan dari kelima negara, festival kuliner khas dari kelima negara, serta pemutaran film di Mini Theatre yang akan diselenggarakan setiap bulan. Dr. Dudy Syafruddin, S.S., M.A. selaku kepala SAC FS UM menyatakan bahwa SAC FS UM diharapkan dapat lebih berkembang ke depannya dan seluruh mahasiswa UM dapat memanfaatkan SAC FS UM ini sebagai sarana mengasah serta meningkatkan kompetensi dalam berbahasa dengan segala fasilitas yang telah tersedia. Naufal
Suasana di dalam ruangan SAC German Corner