Majalah Komunikasi UM Edisi 337 | November - Desember 2021

Page 1


ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah


DAFTAR ISI PIMNAS menjadi salah satu ajang bergengsi yang ditunggu-tunggu. Terbukti, antusiasme mahasiswa UM untuk memberikan yang terbaik di ajang PIMNAS telah menghantarkan UM menduduki posisi ke-5 nasional! Bagaimana kisah perjuangannya? Simak di Laporan Utama!

dok. Komunikasi

Prestasi Gemilang UM Raih Posisi ke-5 Pimnas

SALAM REDAKSI 4

6

SURAT PEMBACA 5 LAPORAN UTAMA 6 UP TO DATE 8

dok. Pribadi

Inilah Mereka, Jawara Duta Kampus UM 2021!

12

0PINI 10

Ssst… Sobat Komunikan, kali ini kita ada tamu spesial, loh! Nggak tanggung-tanggung, kita kedatangan dua Paduka sekaligus! Yap, mereka adalah Jawara Duta Kampus UM yang sekarang adalah member Paduka (Paguyuban Duta Kampus) UM! Kak Anwar dan Kak Maria, dua duta dengan cerita yang luar biasa, yuk simak di Rubrik Profil!

PROFIL 12 SEPUTAR KAMPUS 14 CERITA MEREKA 24

24

Gemilang

LAPORAN KHUSUS 30

Alfan, Dibalik insekuritasnya mahasiswa berprestasi Fakultas Ilmu Sosial (FIS) ini raih segudang prestasinya yang gemilang. Dia membuktikan meski ia sering insecure tapi ia dengan mudah raih berbagai prestasinya. Penasaran bagaimana kisah Alfan mahasiswa yang sering insecure tapi semangat berprestasinya luar biasa. Yuk,simak selengkapnya hanya di Rubrik Cerita Mereka!

CURHAT 31 WISATA 32 RANCAK BUDAYA 34 PUSTAKA 36 PUISI 37

Taman Edelweis Wonokitri, Wisata Kekinian Berbasis Edukasi

Apa yang pertama kali bayangkan ketika anda mendengar Taman Bunga Edelweis? Bunga abadi? atau gunung? Mungkin saat ini kalian masih asing mendengar mengenai Taman Edelweis. Ternyata Taman Edelweis ini sangat viral di berbagai media sosial dan sekarang ini menjadi incaran para penggiat wisata. Suasana yang asri membuat anda betah berlama-lama di sana. Penasarankan! Yukk? Baca selengkapnya di Rubrik Wisata!

SEPUTAR KAMPUS 26

KOMIK 38 LENSA UM 39

32

dok. Komunikasi

dok. Pribadi

Dibalik Insekuritas Raih Prestasi

Tahun 42 November - Desember 2021 |

3


Salam Redaksi

oleh Zulkarnain

P

restasi gemilang berhasil diraih Universitas Negeri Malang (UM) tahun ini. Pada ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-34 tahun 2021, UM menyabet posisi ke-5 terbaik nasional. Keberhasilan UM menembus peringkat lima besar dalam ajang bergengsi tersebut, tidak lepas dari perjuangan para peserta dan tim sukses UM yang melalui proses panjang serta berbagai halang rintang. Salah satu gebrakan baru dalam pembinaan PIMNAS kali ini melibatkan para pakar yang ada di UM untuk membina peserta secara langsung, salah satunya juga dilakukan pola pembinaan dengan teman sejawat atau alumni yang sudah pernah terjun ke PIMNAS di Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Center UM, baik di tingkat fakultas maupun universitas. Proses pembinaan yang berlangsung intensif di PKM Center tingkat universitas. Para peserta dikarantina selama 3–4 minggu di Asrama UM. Jadwal kegiatan mereka juga sangat padat, mereka mendapatkan pembinaan dari segi presentasi poster, pembuatan artikel, pembuatan Power Point, brainstorming dengan metode FGD (Focused Group Discussion), pengejaran target luaran, kegiatan penanaman mental juara dan motivasi serta lain sebagainya. Tekad dan semangat yang kuat dari para peserta, bimbingan yang intensif serta dukungan dari tim sukses untuk berjuang di medan perang dapat membentuk pasukan yang kuat, solid, dan kompak. UM membuktikan bahwa bala tentara yang bertempur di ajang PIMNAS merupakan orang-orang pilihan yang mampu menghadapi

berbagai halang rintang dalam tahap pelaksanaan PIMNAS. Peserta yang berhasil lolos PIMNAS sudah memiliki jiwa pejuang karena dalam prosesnya penuh dengan tekanan, butuh kekompakan, butuh meninggalkan ego, dan butuh kerja keras serta kerja cerdas, UM berhasil menyabet urutan ke-5 nasional dengan perolehan lima medali setara emas, satu medali setara perak, dua medali setara perunggu, dan dua juara favorit.

Pembina Rektor (AH. Rofi’uddin) Penanggung Jawab Wakil Rektor III (Mu’arifin) Wakil Penanggung Jawab Hendra Susanto Ketua Pengarah Sucipto

Ketua Penyunting Zulkarnain Wakil Ketua Djajusman Hadi Anggota PIMNAS memang baru saja berakhir tetapi Yusuf Hanafi tidak ada kata rehat bagi tim PKM UM. BibitMuslihati bibit unggul lain harus segera dicari agar Dila Umnia Soraya setidaknya UM mampu mempertahankan posisi Kun Sila Ananda di ranah lima besar nasional pada tahun depan. Tika Dwi Tama Di tahun depan, mungkin saja kita bisa mencapai Mochammad Sa’id peringkat tiga besar atau bahkan juara umum. Redaktur Pelaksana Nida Anisatus Sholihah Optimisme dan harapan menyambut PIMNAS Editor mendatang, membuat mahasiswa semakin Fitriyanti Bunga tertarik untuk mengajukan proposal PKM karena Syani Yemima banyak hal positif yang dapat diperoleh dari segi Layouter pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nadifah Adya Ilham (Iptek), pembelajaran mengenai kerja sama, Desainer dan Ilustrator dan penyelesaian masalah di masyarakat. Ketika Nur Aviatul Adaniyah mengikuti PIMNAS, kita dapat mengambil pelajaran Reporter bahwa ilmu pengetahuan terus berkembang Umi Nahdhiah Nur Nilam Ayu S. dan terus membutuhkan peran mahasiswa. M. Irkhamin Keikutsertaan dalam PIMNAS adalah bukti bahwa Erlina Febrianti berbagai permasalahan dalam masyarakat dapat Nuriyatul M. terselesaikan melalui ajang tersebut. Zakaria Kreswantono Nurul Laili Rohmatin Zahira Alfiani Niken Puspitsari M. Izam Masroir Penulis adalah Dosen Jurusan PLS FIP UM dan Agustin Rahayu Intan Ketua Penyunting Majalah Komunikasi Waviq azizah

KOMUNIKASI • Majalah Kampus Universitas Negeri Malang • Jalan Semarang No. 5 Graha Rektorat lantai 2 Telp. (0341) 551312 Psw. 354 • E-mail: komunikasi@um.ac.id • Website: http://komunikasi.um.ac.id • Instagram: @komunikasi_um KOMUNIKASI diterbitkan sebagai media informasi dan kajian masalah pendidikan, politik, ekonomi, agama, dan budaya. Berisi tulisan ilmiah populer, ringkasan hasil penelitian, dan gagasan orisinil yang segar. Redaksi menerima tulisan para akademisi dan praktisi yang ditulis secara bebas dan kreatif. Naskah dikirim dalam bentuk softdata dan print out, panjang tulisan 2 kwarto, spasi 1.5, font Times New Roman. Naskah yang dikirim belum pernah dimuat atau dipublikasikan pada media cetak manapun. Tulisan yang dimuat akan mendapatkan imbalan yang sepantasnya. Redaksi dapat menyunting tulisan yang akan dimuat tanpa mengubah artinya. Tulisan dalam Komunikasi tidak selalu mencerminkan pendapat redaksi. Isi di luar tanggung jawab percetakan PT Antar Surya Jaya Surabaya.

4 | Komunikasi Edisi 336

dok. Pribadi

Sukses UM dalam Ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional

STT: SK Menpen No. 148/ STT:DITJEN SK Menpen No. 148/ SK PPG/STT/1978/ SK DITJEN tanggal 27PPG/STT/1978/ Oktober 1978 tanggal 27 Oktober 1978

Administrasi Taat Setyohadi Su’udi Suhartono Ekowati Sudibyaningsih Oni Irawan Nur Cholisah Elok Kanthiasih Hadi Mulyono Distributor Adi Santoso


Surat Pembaca

Bagaimana Cara Menjadi Media Partner? Salam, Sebagai salah satu mahasiswa yang terlibat aktif di dalam sebuah organisasi, saya tahu ada banyak acara yang diselenggarakan untuk memenuhi target program kerja organisasi. Apakah bisa jika saya ingin mempublikasikan acara kampus/program kerja organisasi di Instagram Komunikasi? Jika bisa, apa saja syarat yang diminta oleh pihak Instagram Komunikasi sebagai media partner?

Nur Aviatul Adaniyah

Mohon jawabannya, terima kasih. Dear Erlangga, Untuk mempublikasikan acara di Instagram Komunikasi, ada beberapa syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi, yakni sebagai berikut: 1. Mengikuti akun IG Majalah Komunikasi UM, minimal 15 akun dibuktikan dengan memberikan list akun yang sudah follow. 2. Mencantumkan logo Majalah Komunikasi UM di poster acara (logo dapat diunduh di laman web). 3. Publikasi dilakukan sebanyak 2 kali story dan 1 kali feed.

Berprestasi tiada henti, wujud sumbangsih untuk negeri. Cover Story

4. Waktu publikasi ditentukan oleh pihak Majalah Komunikasi UM. Adapun alur untuk users adalah sebagai berikut: -

Melengkapi persyaratan media partner.

-

Mengunduh logo Majalah Komunikasi UM.

-

Menaruh logo di poster acara yang akan dibagikan

-

Menghubungi narahubung media partner.

Salam,

Repro Internet

Redaksi

"Cara menulis yang mudah adalah menceritakan tentang apa yang kita alami dengan sudut pandang yang berbeda." Raditya Dika

ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah

Tahun 42 November - Desember 2021 | |

5


Prestasi Gemilang UM Raih Posisi ke-5 Pimnas

P

restasi gemilang berhasil diraih Universitas Negeri Malang (UM) pada tahun ini. Dalam ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-34 (2630/10), UM menyabet posisi ke-5 terbaik nasional. Keberhasilan UM menembus peringkat 5 besar dalam ajang bergengsi ini tak lepas dari perjuangan peserta dan tim sukses UM yang melalui proses panjang serta berbagai halang rintang. Proses Seleksi dan Pembinaan Peserta PIMNAS Masih dalam suasana pandemi, PIMNAS tahun ini terselenggara di wilayah masing-masing perguruan tinggi peserta dengan Universitas Sumatera Utara (USU) sebagai tuan rumah. UM sendiri memanfaatkan gedung Pendidikan Profesi Guru (PPG) sebagai tempat dilangsungkannya kegiatan-kegiatan terkait PIMNAS. Pada tahun ini, UM berhasil meloloskan 30 judul PKM dalam ajang PIMNAS, terdiri dari 1 judul PKM-GT (Gagasan Tertulis), 18 judul PKM-K (Kewirausahaan), 1 judul PKM-KC (Karsa Cipta), 1 judul PKM-PM (Pengabdian Masyarakat), 2 judul PKMRE (Riset Eksakta), dan 7 judul PKM-RSH (Riset Sosial Humaniora).

6 | Komunikasi Edisi 336

dok. Pribadi

dok. Pribadi

dok. Pribadi

Laporan Utama

Salah satu gebrakan baru dalam pembinaan PIMNAS kali ini ialah dengan melibatkan para pakar atau ahli yang ada di UM untuk membina peserta secara langsung. Terdapat pula pola pembinaan dengan teman sejawat atau alumni yang sudah pernah terjun ke PIMNAS di PKM Center UM, baik di tingkat fakultas maupun universitas. Proses pembinaan yang semakin intensif juga ditegaskan oleh Robby Wijaya yang merupakan bagian dari PKM Center tingkat universitas. “Para peserta dikarantina selama 3-4 minggu di Asrama UM. Jadwal kegiatan mereka juga sangat padat, mereka mendapatkan pembinaan dari segi presentasi poster, pembuatan artikel, pembuatan PPT, brainstorming dengan metode FGD (Focused Group Discussion), pengejaran target luaran, dan lain sebagainya,” terang lelaki kelahiran tahun 1995 tersebut. Dengan jadwal kegiatan yang begitu padat, stamina para peserta juga perlu mendapatkan perhatian khusus. “UM menyediakan konsumsi untuk mahasiswa supaya mereka tidak perlu memikirkan hal-hal selain PIMNAS. Selain itu UM juga menyediakan


Laporan Utama suplemen atau vitamin untuk menjaga daya tahan tubuh para peserta,” jelas Heny. Selain memperhatikan kesehatan fisik, UM tidak lupa memberi dukungan emosional bagi para peserta PIMNAS. “Ada kegiatan penanaman mental juara dan motivasi di Graha Cakrawala yang dilakukan sekitar H-3 atau H-4 pelaksanaan PIMNAS, dan kegiatan tersebut benar-benar mengisi ulang semangat para peserta,” tutur Robby. Faktor Kesuksesan UM dalam Ajang PIMNAS Dengan tekad dan semangat yang kuat dari para peserta, bimbingan yang intensif, serta dengan dukungan para tim sukses, UM berhasil menyabet urutan ke-5 nasional dengan perolehan 5 medali setara emas, 1 medali setara perak, 2 medali setara perunggu, dan 2 juara favorit. Menurut Sopingi, S.Sos, M.Pd, pakar UM yang merupakan juri nasional PKM, kesuksesan yang diraih UM didasari oleh banyak faktor. “Judul-judul PKM yang diajukan untuk PIMNAS harus unik dan berkarakteristik kuat, analisisnya harus mendalam, dan tim harus menguasai materi yang dipresentasikan,” jelas dosen Fakultas Ilmu Pendidikan ini. Apabila dirinci, terdapat 3 kriteria yang dinilai oleh juri, yakni presentasi (65%), artikel ilmiah (25%), dan laporan akhir (15%). “Yang tidak kalah penting adalah faktor keberuntungan, karena terkadang juga banyak plot-twist. Tim yang kita prediksi menang bisa jadi belum beruntung, justru tim yang tidak kita sangka mendapat juara malah menang,” imbuh Sopingi. Bagaikan berjuang di medan perang, dibutuhkan pasukan yang kuat, solid, serta kompak. UM membuktikan bahwa bala tentara yang bertempur di ajang PIMNAS ialah orang-orang pilihan yang mampu menghadapi berbagai halang rintang dalam tahap pelaksaannya. “Peserta yang berhasil lolos PIMNAS sudah memiliki jiwa pejuang karena dalam prosesnya penuh dengan tekanan. Butuh kekompakan, butuh meninggalkan ego, dan butuh kerja keras serta kerja cerdas,” kata Dr. Muslihati, S.Ag, M.Pd, salah satu dosen pembimbing yang berhasil mengantarkan anak-anak didiknya dalam memperoleh emas di ajang PIMNAS. “Tim sukses PKM UM sangat luar biasa, mulai dari Tim Penalaran, PKM Center, Pak Sopingi,

semuanya mendampingi dalam proses PIMNAS sehingga kesuksesan dalam PIMNAS dapat diraih,” Imbuh Muslihati yang merupakan ahli dalam bidang Bimbingan dan Konseling. Koordinasi yang baik antara Tim Sukses PKM UM dan peserta juga sejalan dengan pernyataan Heny, “Selain sinergi tim PKM dan dosen pembimbing, Kemahasiswaan juga tidak henti-hentinya memberi support fasilitas. Pihak pejabat seperti Rektor, Wakil Rektor, dan Wakil Dekan pun turut memberi dukungan dalam keberhasilan PIMNAS,” ungkapnya. Dengan demikian, kejayaan UM dalam PIMNAS merupakan hasil kerja keras tim yang berlaga serta tim sukses UM, bukan kemenangan individu atau kelompok tertentu. Peserta Berjiwa Pejuang Salah satu peserta PIMNAS yang membuktikan semangat perjuangannya ialah Bunga Almia, mahasiswi prodi Pendidikan Bahasa Inggris UM. Bunga dan tim berhasil meraih medali emas dalam ajang PIMNAS ke-34 dengan PKM-K yang mereka usung. Mahasiswi yang akrab disapa Bunga ini mengungkapkan bahwa ini bukan pertama kalinya ia mengikuti PIMNAS. Bunga telah ikut serta dalam PIMNAS tahun lalu dan membawa pulang medali perunggu. Perbedaannya adalah pada tahun lalu Bunga ikut serta sebagai anggota, sedangkan pada tahun ini mahasiswi Fakultas Sastra tersebut menjadi ketua tim. Mengembangkan PKM hingga lolos seleksi PIMNAS tentu bukan merupakan hal yang mudah. “Lolos PIMNAS ini diperlukan pengorbanan, kerja keras, dan konsistensi,” ujar Bunga. Karya yang diusung Bunga dan tim ialah Fun English Learning Activity (FELA) Playmat sebagai inovasi mainan edukasi interaktif pembelajaran bahasa Inggris. Bunga bercerita bahwa ia terinspirasi dengan permainan yang dulu pernah ia mainkan ketika di bangku sekolah dasar, yakni permainan edukasi interaktif berbasis teknologi tentang matematika. Dari sanalah mahasiswi ini mencetuskan sebuah ide cemerlang mengenai permainan serupa sebagai media pembelajaran bahasa Inggris untuk anak pra-sekolah. Karya tersebutlah yang berhasil membawa Bunga serta tim meraih medali emas pada bidang presentasi

dalam PIMNAS ke-34. Masa-masa menjdi mahasiswa adalah masa di mana seseorang bisa mencoba segala sesuatu sebelum dipusingkan dengan dunia pekerjaan atau dunia rumah tangga, sehingga Bunga berpesan agar mahasiswa lain tidak takut untuk memulai sesuatu yang baru. “Pesan saya untuk mahasiswa yang mengikuti lomba, jangan pernah minder, jangan pernah takut. Jika ada ide yang kreatif, langsung tulis dan cepat eksekusi, sebelum ide itu hilang,” imbuhnya. Optimisme dan Harapan Menyambut PIMNAS Mendatang PIMNAS memang baru saja berakhir, tetapi rupanya tidak ada kata rehat bagi tim PKM UM. Bibit-bibit unggul lain harus segera dicari agar setidaknya UM mampu mempertahankan posisi di ranah 5 besar nasional tahun depan. “Harus lebih baik lagi, tahun depan mungkin saja kita bisa mencapai peringkat 3 besar atau bahkan juara umum,” ujar Heny optimis. Ia berharap mahasiswa tertarik mengajukan proposal PKM karena banyak hal positif yang dapat diperoleh dari segi pengembangan IPTEK, pembelajaran mengenai kerjasama, juga penyelesaian masalah di masyarakat. “Saat mengikuti PIMNAS, kita dapat mengambil pelajaran bahwa ilmu pengetahuan terus berkembang dan terus membutuhkan peran mahasiswa. Keikutsertaan dalam PIMNAS adalah bukti bahwa permasalahan-permasalahan dalam masyarakat dapat terselesaikan melalui ajang tersebut,” papar Heny. Harapan serupa juga diungkapkan Muslihati supaya semangat mahasiswa lebih terpacu untuk menuangkan ideide mereka dalam PKM. “Bagi yang sudah pernah mengusulkan PKM tetapi belum berhasil, jangan menyerah, karena mungkin saja ide yang sudah disusun tersebut tinggal disempurnakan. Bagi yang belum pernah mengajukan, inilah kesempatan untuk memacu mental juara dan menguji ketegaran kalian. Selain hadiah, ada kebanggaan serta pengalaman berharga yang tidak dapat ditukar dengan materi, dan kelak akan mewarnai perjalanan hidup sebagai sebuah kisah indah,” pungkas Muslihati.

Tahun 42 November - Desember 2021 | |

7


dok. Pribadi

Laporan Khusus

Tim Cakrawala Boyong Penghargaan Tertinggi di iWareBatik

K

abar baik datang dari Tim Cakrawala UM dalam ajang Hackaton iWareBatik (29/10), Tim Cakrawala yang beranggotakan Hawiki Renalia, Zelinda Istighfariani, Yoga Johan Ekaloka, Melinda Nur Hafida, Kristina Jala Gita berhasil mendapatkan penghargaan. First Supreme Diamond Award, penghargaan tertinggi yang bisa didapat oleh para kontestan Hackaton. Mereka membuat pengembangan aplikasi IWareBatik dengan menambahkan fiturfitur unik. “Kami mengira itu bohongan,” ucap Zelinda, selaku leader tim Cakrawala. Lomba ini dimulai dari workshop yang diadakan oleh iWareBatik, yang sekaligus membuka pintu pertemuan bagi para anggota. Tim Cakrawala dipertemukan ketika mereka mengikuti lomba essay yang dilaksanakan iWareBatik. Berawal dari informasi yang didapat dari Pak Daya (Daya Negri Wijaya S.Pd, M.A), para mahasiswa jurusan Sejarah mengikuti lomba dari iWareBatik dengan menulis essay pribadi dengan ketentuan 450 kata. Kemudian terpilih lima essay terbaik dari kontestan, yang juga menjadi cikal bakal pembentukan Tim Cakrawala. Setelah mereka dipertemukan, barulah mereka membahas ide apa saja yang akan digunakan dalam pengembangan aplikasi IwareBatik. Dalam aplikasi ini, mereka menambahkan dua fitur baru: Samudra dan satu motif baru, Danyang Rambut

8 | Komunikasi Edisi 336

Monte. Fitur Samudra diciptakan untuk menambah jurnal-jurnal penelitian dan berbagai karya ilmiah. Danyang Rambut Monte terinspirasi dari folkor daerah Blitar. Walau baru saja dibentuk, Tim Cakrawala mempunyai kerjasama tim yang cukup baik. “Semuanya serba mendadak, kami hanya punya waktu beberapa hari untuk mematangkan konsep,” keluh Zelinda ketika ditanya halangan dalam mempersiapkan lomba. “Koordinasi juga susah dan lambat” ujar Zelinda. “Tetapi karena kami semua sedang menempuh semester akhir dan hanya ada skripsi, kami bisa backup satu sama lain. “Kami juga sering berkonsultasi dengan dosen pembimbing kami, tentang masalah konsep, ide, sampai pendanaan,” tambah Hawiki, salah satu anggota Tim Cakrawala. Ketika ditanya bagaimana rahasia sukses dalam mengikuti lomba yang bersamaan dengan waktu perkuliahan, kuncinya adalah saling menyokong satu sama lain. “Ditambah lagi dua dari kami disibukkan dengan PIMNAS 34, jadi kami benar-benar harus saling mem-back up” ujar Hawiki, “jadi kami saling membantu sesuai jobdesc dan kemampuan masing-masing”. “Presentasi juga menggunakan bahasa Inggris, yasudah kami mempersiapkan naskah dengan baik untuk meminimalisasi kesalahan-kesalahan” ucap Zelinda. “Yang penting kita paham konsep pekerjaan kita, kalau sudah paham mudah-mudahan kita akan lancar dalam menyampaikan ide kita” tambahnya.Ayu


dok. Komunikasi

Up to Date

Gelar Kuliah Hybrid, UM Padukan Daring dan Luring

U

niversitas Negeri Malang (UM) menjadi perguruan tinggi negeri pertama di Malang yang menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas. Perkuliahan tatap muka yang tidak menyeluruh ini diselenggarakan mulai Senin (25/10). Staf Ahli Wakil Rektor I UM, Prof. Dr. Suyono, M.Pd., menuturkan bahwa mahasiswa yang mengikuti PTM adalah angkatan 2020 dan 2021. Sementara, mahasiswa di atas kedua angkatan tersebut masih mengikuti kuliah secara daring. Hal ini dikarenakan selama masa pandemi, kedua angkatan tersebut belum pernah melaksanakan pembelajaran secara luring. Mahasiswa menyambut dengan sukacita perkuliahan tatap muka terbatas. Dalam panduan Pertemuan Tatap Muka (PTM) Terbatas UM terdapat tiga poin besar yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan PTM yaitu host atau alat pelindung diri, agent/virus yaitu tentang vaksinasi, dan lingkungan yang meliputi ventilasi, durasi, dan jarak. Untuk mencegah penularan virus, mahasiswa, dosen, dan tenaga pendidik wajib menggunakan alat pelindung diri berupa masker dan face shield serta mencuci tangan menggunakan sabun dan hand sanitizer. Oleh karenanya, UM telah menyediakan alat pengukur suhu badan, hand sanitizer, dan wastafel pada tiap gedung. Perkuliahan tatap muka terbatas dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan dan kontrol secara ketat. Mahasiswa yang mengikuti perkuliahan tatap muka terbatas, wajib sudah melakukan vaksin minimal satu dosis sedangkan untuk dosen wajib dua dosis. Hal tersebut dikontrol dengan aplikasi pedulilindungi.id dan sertifikat vaksin. Seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan tatap muka terbatas

harus memindai barcode di aplikasi pedulilindungi.id sebelum memasuki kelas. Sebelumnya, mahasiswa juga harus melakukan karantina mandiri selama dua minggu atau empat belas hari. Selama kegiatan pembelajaran, tidak boleh dilakukan kegiatan makan, minum maupun kegiatan lain yang mengharuskan membuka masker. Sementara, ruangan yang digunakan untuk PTM wajib berjendela lebar dengan kapasitas maksimal ruangan adalah 25% dari kapasitas normal. Dalam pelaksanaan yang dibatasi selama dua jam tiap kegiatan, tiap orang yang terlibat wajib menerapkan jarak terdekat sejauh 1,5 meter. Ruangan juga dibersihkan tiap pergantian kelas secara manual maupun dengan lampu ultraviolet khusus. Kegiatan PTM yang dihadiri oleh angkatan 2020 dan 2021 dilaksanakan di semua kampus UM, tak terkecuali kampus dua dan tiga. Untuk mengikuti perkuliahan tatap muka, mahasiswa angkatan 2020 dan 2021 wajib mengantongi izin dari orang tua. Mahasiswa leluasa memilih apakah akan mengikuti pembelajaran daring atau luring. Apabila tidak mendapatkan izin untuk kuliah luring maka mahasiswa mengikuti perkuliahan secara daring sehingga dalam pelaksanaan PTM, tidak semua mahasiswa angkatan 2020 dan 2021 di semua fakultas mengikuti perkuliahan secara luring. Misalnya di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), perkuliahan tatap muka diikuti oleh 48% mahasiswa dari 1.976 mahasiswa angkatan 2020 dan 2021. Sisanya mengikuti perkuliahan secara daring sehingga perkuliahan masih dilakukan secara hybrid. Diah Tahun 42 November - Desember 2021 | |

9


Opini

ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah

SERBA SERBI PROGRAM KAMPUS MERDEKA: TEROBOSAN MODEL PERKULIAHAN YANG INOVATIF SELAMA PANDEMI

K

oleh Refaf Maulidiyah eterbatasan segala aktivitas akibat pandemi memang tidak dapat dipungkiri dampak yang ditimbulkan. Berbagai macam rancang kegiatan yang pada awalnya berjalan seperti biasa dalam dimensi ruang yang saling bertemu, kini berbalik 180 derajat hanya sebatas tatap layar. Paket kuota dan gadget menjadi teman akrab yang menemani, alih-alih bertemu sesama yang kini saling menjaga diri. Hal ini tak lepas tentunya dari atmosfer kegiatan dunia perkuliahan beserta elemen-elemen didalamnya. Unsur roda pendidikan kini sedang diuji keadaptifannya. Dinamika ilmu dan kompetensi yang terus berubah seiring zaman, terutama transformasi yang kentara selama pandemi dimanfaatkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk meluncurkan salah satu program yang menyiasati segala keterbatasan. Program tersebut bertajuk Kampus Merdeka, sebuah konsep kemerdekaan belajar bagi mahasiswa untuk mampu fleksibel dan adaptif terhadap segala perubahan. Tidak terbatas ruang dan waktu, lintas budaya dan perguruan tinggi dari Sabang hingga Merauke serta pengenalan basis

10 | Komunikasi Edisi 336

teknologi yang mendominasi selama pelaksanaan program Kampus Merdeka menjadi keunggulan dari keberlanjutan konsep sebelumnya, yakni Merdeka Belajar. Implementasi visi dan misi yang diusung dari program ini harapannya mampu melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang lebih unggul di tengah arus globalisasi dan revolusi industri 4.0 yang semakin menggeliat. Program Kampus Merdeka ini diluncurkan dan diresmikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo pada tanggal 13 November 2020. Dilansir dari www.sevima.com (2021), ada empat kebijakan Kampus Merdeka menurut Nadiem Makarim selaku menteri pendidikan. Pertama, mengubah PTN (Perguruan Tinggi Negeri) satuan kerja menjadi PTN dengan badan hukum. Tujuan dari pengubahan status PTN ini diharapkan nantinya semua kampus mampu berkompetisi di dunia kerja. Mengantarkan mahasiswa tidak hanya sampai jenjang kelulusan, namun bisa memberikan referensi pekerjaan yang berpeluang melalui kerjasama mitra dengan beberapa industri yang relevan. Selain itu, keleluasaan pihak kampus


Opini untuk melakukan kegiatan komersial dapat diaudit secara terbuka nantinya. Kedua, adanya penyederhanaan akreditasi bagi perguruan tinggi. Kebijakan ini bersifat otomatis dan sukarela untuk setiap perguruan tinggi dan prodi yang siap lanjut ke peringkat lebih tinggi. Ketiga, peluang membuka prodi baru. Filosofi merdeka dari kebijakan yang ketiga ini menunjukkan tak hanya berlaku bagi mahasiswa, namun diperuntukkan pula bagi PTN atau PTS melalui otonomi ilustrasi oleh : membuka sebuah program studi baru. TracerNurstudy tentunya Aviatul Adaniyah diperlukan untuk menjamin keberlangsungan prodi yang akan dibuka nantinya, misalnya PTN dan PTS tersebut telah berakreditas A ataupun B dan telah melakukan kerjasama dengan organisasi atau universitas yang masuk QS Top 100 World Universities. Oleh karenanya, kedepannya akan bermunculan prodi-prodi baru yang terkesan asing namun sangat dibutuhkan keberadaannya. Terakhir, kesempatan untuk belajar di luar kampus selama dua semester. Menurut Susilawati (2021), tujuan dari dilaksanakannya program Kampus Merdeka ini ialah menyelaraskan frekuensi antara revolusi industri 4.0 dengan pembelajaran di tingkat perguruan tinggi. Sebagai jenjang pendidikan yang dinilai siap memasuki dunia kerja, maka dibutuhkan peningkatan kompetensi lulusan yang mampu mengikuti irama perkembangan zaman yang paling mutakhir. Baik berupa soft skill atau hard skill, harapan dari output pelaksanaan program Kampus Merdeka adalah mencetak mahasiswa yang siap link and match dengan dunia kerja dan dunia industri. Terlebih semua aspek lapangan pekerjaan saat ini serba lihai dan gawai, maka perlu adanya kemampuan mengoperasikan produk teknologi kekinian yang tidak lagi gaptek. Berdasarkan Permendikbud No. 3 Tahun 2020 Pasal 15 Ayat 1 menyatakan bahwa terdapat beberapa bentuk program Kampus Merdeka diantaranya adalah pertukaran pelajar, magang atau praktik kerja, asistensi mengajar di satuan pendidikan, penelitian, proyek kemanusiaan, kegiatan wirausaha, studi atau proyek independen serta membangun desa atau Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT). Kemudian, dari delapan bentuk program Kampus Merdeka ini dikemas berbagai macam agenda atau desain pembelajaran oleh Kemendikbud yang setara dengan hak belajar dua semester di luar prodi. Misalnya, program Kampus Mengajar untuk membantu di satuan SD dan SMP, program Bangkit yang berkolaborasi dengan Google, program Indonesia International Student Mobility Award (IISMA) untuk belajar di luar negeri selama satu semester serta program Pertukaran Mahasiswa Merdeka untuk bisa merasakan kegiatan pembelajaran di perguruan tinggi lain di Indonesia. Beragam inovasi produk pembelajaran program Kampus Merdeka ini rasanya mendobrak stigma pendidikan yang hanya berfokus pada satu sumber, menetap pada satu tempat dan terpaku pada guru yang sama. Kemudahan akses teknologi yang saling terhubung satu sama lain membuka jalan dan networking semakin meluas. Pembelajaran yang

awalnya hanya mempelajari satu bidang keilmuan, kini bisa menikmati bidang keilmuan lain tanpa perlu dibebani biaya, rules dan kontrak yang sangat lama. Bahkan upaya untuk menarik minat dan atensi mahasiswa untuk mengikuti program Kampus Merdeka ini justru diberikan fasilitas dan benefit yang bermanfaat. Belajar lintas minat, lintas budaya dan lintas tempat tentunya memberikan pengalaman tersendiri yang berharga, terlebih di tengah kondisi pandemi saat ini yang sangat terbantu dengan adanya teknologi. Meskipun kebijakan kampus tidak memaksa setiap mahasiswa untuk mengikuti program ini, rasanya sangat sayang sekali apabila dilewatkan. Mengutip dari penelitian yang dilakukan Siregar N, dkk (2021), konsep belajar ‘diluar’ dari program Kampus Merdeka secara garis besar adalah mengajak generasi mahasiswa untuk keluar dari zona nyaman. Tidak takut mencoba hal-hal baru yang akan dipelajari dan berani mempelajari skill profesi yang tidak ditemukan di dalam kampus. Hal ini juga dilatarbelakangi dari segi penemuan jati diri mahasiswa yang masih banyak sekali dijumpai bahwa mereka merasa salah jurusan. Melalui berbagai program yang ditawarkan siapa tahu mereka pada akhirnya menemukan skill dan passion yang dikuasai. Ibarat laut yang tidak dapat dipastikan secara akurat sepak terjangnya, maka peluang masalah yang akan bermunculan juga tidak dapat diprediksi ketepatannya. Proses pembelajaran Kampus Merdeka bercermin dari analogi tersebut, yakni melatih mahasiswa untuk siap terjun di samudra yang tentunya lebih luas lagi dari laut. Adaptif, pemecahan masalah dan kerjasama menjadi modal dasar dari keberlangsungan bertahan hidup di masa depan. Oleh karena itu, selain mengajarkan perbedaan latar belakang ketika bergabung di program Kampus Merdeka, konsep pembelajaran yang diberikan juga lebih banyak berkutat pada problem solving, kolaborasi dan berpikir kritis. Lika-liku implementasi program kampus Merdeka yang berusia belum genap setahun tentunya masih banyak ditemui kekurangan dan hambatan. Konsep yang diusung memang sangat baik dengan ide-ide baru yang relevan dengan kebutuhan saat ini, sehingga kontinu dan dukungan dari berbagai macam pihak terkait sangat diharapkan demi terselenggaranya program Kampus Merdeka yang semakin inovatif. Tidak sempurna dalam waktu dekat, namun setidaknya mampu mengatasi kemonotonan pembelajaran saat ini, bahkan merealisasikan bentuk belajar baru di tengah pandemi. Oleh karena itu, sosialisasi program Kampus Merdeka sangat diharapkan terus digalakkan dengan sokongan support yang banyak agar kedepannya mahasiswa mampu melahirkan inovasi-inovasi baru yang kelak bermanfaat bagi masyarakat Indonesia. Penulis adalah kontributor Majalah Komunikasi UM sekaligus pemenang Kompetisi Penulisan Majalah Komunikasi UM

Tahun 42 November - Desember 2021 | |

11


dok. Pribadi

dok. Pribadi

Profil

Maria: Tak Ada yang Tak Mungkin, Kejarlah, dan Terus Berprestasi Nama Lengkap

Fakultas/Jurusan

: Maria Yuliana Simanjuntak : Sastra/Sastra Inggris

Hobi : Menyanyi

Riwayat Prestasi yang Pernah Diraih:

• Juara 1 kompetisi Akustik dalam Chinese Paradise 7th oleh Chinese Literature Departure, Universitas Brawijaya(2019)

Akun IG :@mariaylianas

• Partisipan di konferensi “Mahakarya Pemuda untuk Negeri”

Riwayat Pendidikan:

• Juara 2 Kompetisi Menyanyi Solo oleh HIMKRIS Institut

Motto hidup "You’re precious no matter who you are" • SMA Negeri Kotagajah(2016-2019) • Universitas Negeri Malang (2019-sekarang)

12 | Komunikasi Edisi 336

oleh TMM Learning Centre(2020) Informatika dan Bisnis Darmajaya Lampung(2021 • Juara 1 Duta Kampus Universitas Negeri Malang(2021)


Profil

Awalnya saya memandang Duta Kampus Universitas Negeri Malang (UM) sebagai komunitas yang sangat bergengsi. Saya berpikir bahwa ajang ini adalah peluang yang bagus kalau bisa bergabung dengan Duta Kampus UM, menambah pengalaman yang luar biasa, mendapat relasi, channel, ilmu yang banyak, dan memperbaiki Curriculum Vitae (CV). Namun, waktu pertama mengetahui tentang Duta Kampus UM, saya masih belum berniat untuk mendaftar. Saat itu, saya merasa insecure karena sebelumnya tidak pernah mengikuti kompetisi pemilihan duta yang serupa. Kemudian, saya diajak teman sekelas hingga akhirnya saya mendaftar Duta Kampus UM. Apa saja yang harus dipersiapkan untuk mengikuti seleksi Duta Kampus UM? Terkait persiapan, tentu kita harus mengetahui seluk beluk tentang UM karena ada tes tulis tentang pengetahuan seputar UM. Peserta juga dituntut memiliki kemampuan public speaking karena di tahap satu nanti akan ada interview. Di tahap dua, kita perlu mempersiapkan berbagai inovasi untuk UM. Di tahap tiga, para peserta perlu mempersiapkan bakat yang dimiliki untuk ditampilkan saat sesi Talent Show. Waktu itu saya menampilkan dramatic monolog di mana saya mencoba memadukan antara menyanyi dan membaca puisi berbahasa Inggris yang bernuansakan cinta. Kita harus bisa menampilkan sesuatu yang berbeda sekreatif mungkin. Terakhir, di tahap grand final, kita harus mempersiapkan komitmen untuk diri sendiri dan berusaha untuk sungguh-sungguh belajar karena tidak sedikit dari peserta yang kemungkinan mengeluh ketika berada di tahap ini. Apa saja tantangan dan rintangan yang Anda hadapi dalam melewati berbagai tahap seleksi? Banyak tantangan dan rintangan yang harus dihadapi. Awalnya saya merasa terbebani karena harus belajar dari nol di bidang kedutaan. Setelah pengumuman tahap tiga, dua minggu sebelum babak final, ada latihan catwalk untuk basic modelling, opening dance, dll. Jujur, saya tidak pernah ikut agency modelling sebelumnya sedangkan temanteman yang lain sebanyak 80% sudah memiliki pengalaman modelling. Beruntungnya, banyak teman-teman dan kakakkakak yang selalu mendukung dan membantu saya untuk belajar manner sebagai duta selama karantina. Mereka selalu support dan meyakinkan saya untuk bisa mengejar ketertinggalan. Siapa yang berperan dalam keberhasilan Anda menjadi Duta Kampus UM? Semua pihak sangat berperan dalam keberhasilan saya, terutama orang tua dan kerabat terdekat yang sering saya

dok. Pribadi

Apa motivasi Anda mengikuti Duta Kampus UM?

buat repot. Terlebih, saya berasal dari Lampung, bukan asli Malang. Sebenarnya dari awal saya tidak bilang ke keluarga dan teman kalau mengikuti seleksi Duta Kampus UM. Bahkan, teman-teman sekelas juga tidak tahu kalau saya ikut Duta Kampus UM. Mereka baru tahu saat saya meminta voting sesaat sebelum tahap tiga. Beruntung, teman-teman dan keluarga benar-benar memberikan dukungan. Bahkan, saat grand final, keluarga saya di Lampung nonton bareng di rumah. Apa harapan Anda setelah menjadi Duta Kampus UM? Harapan dari saya pribadi, pengalaman menjadi Duta Kampus UM bisa membantu saya ketika sudah lulus nanti. Saya banyak bertemu dengan kakak-kakak yang sangat hebat di Paguyuban Duta Kampus UM yang memiliki prestasi hingga ke tingkat nasional. Hal tersebut sangat berguna bagi saya untuk memperoleh relasi dan koneksi di kemudian hari. Duta Kampus UM juga mempermudah saya untuk bisa meng-upgrade diri agar bisa lebih berprestasi lagi. Apa pesan Anda untuk civitas akademika UM? Saya berpesan kepada teman-teman untuk tetap menjadi mahasiwa dan mahasiswi berprestasi. Berprestasi itu bisa di banyak bidang dan tidak harus menjadi juara satu. Ketika kamu bisa mengasah dirimu, aktif di organisasi, terlibat kegiatan sosial atau apapun itu, hal tersebut sudah menjadi sebuah prestasi bagi diri kita. Jangan pernah menjadi mahasiswa yang biasa-biasa saja. Harus berdampak untuk orang lain, harus menjadi luar biasa, di manapun, di berbagai bidang. Nilam

Tahun 42 November - Desember 2021 |

13


dok. Komunikasi

dok. Pribadi

Seputar Kampus

UM Memperoleh PTN-BH 2021

S

ebuah penghargaan luar biasa yang dicapai Universitas Negeri Malang (UM) di penghujung tahun 2021 yakni, perubahan status Perguruan Tinggi Negeri Layanan Hukum (PTN-BLU) menjadi Perguruan Tinggi Badan Hukum (PTN-BH). Penghargaan ini ditetapkan oleh Presiden Republik Indonesia, Jokowi pada 25 November 2021. Penetapan tersebut tertuang dalam Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 115 Tahun 2021 tentang Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum Universitas Negeri Malang. Hal ini disampaikan pada Konferensi Pers terkait dengan Capaian Universitas Negeri Malang (UM) menjadi Perguruan Tinggi Badan Hukum (PTN-BH) yang diselenggarakan Aula Graha Rektorat Lantai 9 (6/12). Disampaikan Rektor UM, Prof. Dr. AH. Rofi’uddin, M.Pd bahwa UM itu mempunyai misi yang sangat luar biasa yaitu menjadi rujukan Asia dan dikenal di dunia. Untuk mewujudkannya itu tidak seperti

14 | Komunikasi Edisi 336

membalikkan telapak tangan saja, akan tetapi UM itu harus mempunyai otonomi tinggi yang fleksibilitas. Dengan UM ditetapkan sebagai PTN-BH, maka semakin mudah untuk menjalankan otonomi yang lebih luas dalam pengelolaan perguruan tinggi yang memiliki daya saing nasional maupun global. “Nah, ini merupakan kesempatan yang tidak dipunyai oleh Perguruan Tinggi Non Badan Hukum mulai dari buka tutup program studi, jurusan ataupun departemen lainya, bukan hanya sekedar nama saja akan tetapi terdapat sistem mekanisme seterusnya”. Ujar Rektor UM. Selain itu Ketua Senat UM, Prof. Dr. H Sukowiyono, SH. M.Hum menambahkan bahwa PTNBH ini merupakan cita-cita semua perguruan tinggi di Indonesia. UM ini menjadi PTN-BH ke 15. “Alhamdulillah dengan UM mendapatkan predikat PTN-BH,

maka semakin leluasa UM dalam mengatur otonomi yang luas. sehingga bisa mempercepat UM menjadi Perguruan Tinggi yang modern, unggul, dan bermartabat”. Ungkapnya. Dengan demikian UM dapat mengatur sistem akademik, keuangan, maupun kepegawaian. Seperti buka tutup fakultas, program jurusan, maupun pascasarjana. Terkait dengan uang kuliah tunggal (UKT) atau biaya pendidikan mahasiswa, tidak akan ada kenaikan hal tersebut.UM akan mengalihkan ke badan usaha seperti CV, PT atau semua badan hukum. UM juga akan membuat holding company yang dirancang bersebelahan dengan Gedung Sasana Krida yang difungsikan sebagai tempat bisnis maupun diklat. Dengan menjadi PTN-BH, pemilihan rektor dan lain-lainya juga akan mengalami perubahan, yang awalnya dipilih oleh senat digantikan dengan Majelis Wali Amanah (WMA). izam


dok. Pribadi

Seputar Kampus

Generasi Muda UM Berhasil Kuatkan Literasi melalui Batur Aksara

K

aum muda Indonesia adalah generasi penerus masa depan bangsa kita. Sebagai generasi muda, mahasiswa diharapkan mampu mengkaji dan mendalami berbagai permasalahan dalam menghadapi pandemik COVID-19 yang sedang melanda negara kita tercinta ini. Hal ini berhasil dicerminkan oleh sosok Aurila Putri Marhaeni, Selly Pramuswari, Novita Nur, dan Sang Aji dosen pembimbing yaitu ibu Yuniawatika. Mereka mampu mengukir prestasi dengan memboyong kejuaraan di ajang bergengsi tingkat Nasional dalam perhelatan Kompetisi Nasional Penulisan Artikel Ilmiah dan Penulisan Karya Inovasi Pendidikan dan Pembelajaran pada November 2021 lalu (6/11) Kompetisi ini diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang (UM). Dengan tujuan untuk menumbuh kembangkan karya kreatif dan inovatif dalam Ilmu Pendidkan dan Teknologi (IPTEK) yang mampu menghasilkan karya inovasi pendidikan dan pembelajaran yang dapat diterapkan dalam mendukung pembelajaran dimasa pandemik COVID-19. Dalam kompetisi ini terdapat dua macam katagori lomba yakni kompetisi artikel ilmiah dan kompetisi karya inovasi pendidikan dan pembelajaran (Inopenbel). Perwakilan UM yang di ketuai oleh Aurila, berhasil mendapatkan penghargaan Juara 1 dalam katagori Artikel Ilmiah dengan karya yang berjudul

Batur Aksara, Strategi Gemilang dalam Penguatan Kemampuan Literasi Siswa SDN Parang 4 Kediri. Menurut Aurila Putri Marhaeni bahwa proses kompetisi ini sangatlah ketat sekali karena kita harus bersaing dengan seluruh Perguruan Tinggi ternama di Indonesia. Awalnya kami sangat ragu dan down dengan karya ilmiah yang kami buat, akan tetapi dengan dukungan dari teman-teman dan masyarakat, kami mampu bangkit dengan tekad memberikan perubahan kepada siswa khususnya di bidang literasi. Budaya literasi memang sangat penting dimiliki oleh setiap anak sejak dini. Salah satu cara untuk menambuhkan minat membaca pada siswa adalah adanya suatu inovasi yang menarik. “Jadi, tidak mudah membangun budaya literasi pada anak” Ungkapnya. Awalnya kami melaksanakan pengabdian masyarakat di salah satu SD pedalaman yang tergolong masih kurang dalam segi fasilitas maupun tenaga pendidik. “Alhamdulillah kami berhasil mencetuskan bersama mitra kami yaitu Program Batur Aksara terkait dengan strategi gemilang dalam menguatkan kemampuan literasi dasar siswa”. Ujarnya. Kami berpesan kepada mahasiswa UM bahwa “Mumpung masih muda, ayo manfaatkan kesempatan ini dengan semaksimal mungkin. Jangan takut gagal, karena kegagalan adalah kunci sukses kalian” Pesan Aurila. izam Tahun 42 November - Desember 2021 |

15


dok. Komunikasi

Seputar Kampus

Posko Visual DKV UM 2021 Angkat Tema Habit(At)

Tema Posko Visual yang diangkat tahun ini, adalah Habit(At) yang merupakan akronim dari Habit (singkatan dari rutinitas) dan At (singkatan dari tempet). Tema tersebut terinspirasi dari tatanan masyarakat yang berubah dengan cepat dan membangun berbagai perubahan serta transisi tidak hanya dalam kehidupan sehari-hari tetapi juga dalam kebiasaan masyarakat. Kebiasaan disini, diartikan sebagai suatu pola yang dilakukan oleh individu atau kelompok pada waktu dan tempat tertentu. Sehingga, dalam beberapa keadaan individu dan kelompok tersebut menghasilkan tradisi khas

16 | Komunikasi Edisi 336

yang membuat mereka berbeda satu sama lain. Target peserta dalam pameran Posko Visual terbagi menjadi 2 khalayak yang berbeda, pertama pada tanggal 15 Oktober – 7 November ditujukan kepada mahasiswa DKV UM angkatan 2018 untuk menunjukkan hasil proses berkarya pada perkuliahan semester ini, yang mengulik keseharian mahasiswa DKV UM 2018. Sedangkan, yang kedua dalam International Exhibtion pada tanggal 8 November – 31 Desember ditujukan untuk masyarakat umum, desainer, akademisi dari 22 negara yang berbeda, juga mengulik tentang Habit(At) atau kebiasaan keseharian mereka untuk berpartisipasi dalam Posko Visual 2021. Renaldy selaku ketua pelaksana, memiliki harapan besar untuk Posko Visual kedepannya, “Harapan saya kedepannya Posko Visual menjadi pembuka mata untuk kampus UM terhadap prodi DKV, karena membuktikan bahwa mahasiswa DKV UM mampu untuk menjadi mahasiswa yang berprestasi dan dapat membanggakan nama kampus. semoga dengan adanya posko visual dapat menjadi tempat untuk merangkul teman-teman DKV UMantar angkatan sehingga tercipta komunitas yang baik antara mahasiswa dan alumnus. Pula, semoga dengan adanya posko visual, masyarakat umum semakin aware terhadap jurusan Desain Komunikasi Visual, dan tidak lagi dipandang sebelah mata sebagai jurusan yang tidak memiliki masa depan,” jelasnya. Waviq

dok. Komunikasi

M

ahasiswa prodi Desain Komunikasi Visual (DKV) Fakultas Sastra (FS) Universitas Negeri Malang (UM) gelar Posko Visual 2021 dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Portofolio dan Pameran. Posko Visual dibuka setiap hari selama pameran diselenggarakan yaitu mulai dari tanggal 15 Oktober 2021 sampai 31 Desember 2021 secara daring melalui website poskovisual.com. Tujuan diselenggarakan Posko Visual adalah sebagai wadah semua insan kreatif untuk menciptakan kolaborasi inovatif di industi kreatif, serta menyediakan kompetisi, lokakarya, dan kolaborasi cerdik lainnya. Posko Visual juga diharapkan dapat menjangkau lebih luas orang asing dan menjadi wadah yang dapat diandalkan bagi semua insan yang kreatif untuk mempressentasikan kontribusi terbaiknya.


dok. Komunikasi

Seputar Kampus

Kenali Toxic Relationship, Edukasi Dini Lewat Webinar IFESTOPSIUM

I

slamic Family of Psychologi (IFoP) Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Malang ( FPPsi UM) dalam webinarnya IFESTOPSIUM yang ke dua dengan tema Tips For Healing in a Toxic Family Relationship pada Sabtu (13/11/2021) secara virtual dengan zoom meeting. Dalam acara webinar kali ini dihadiri oleh Ibu Sinta Yudisia S.Psi., M.Psi. yang merupakan seorang psikolog profesi Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, founder Komunitas Ruang Pelita dan seorang penulis berbagai buku tentang psikologi. “ Webinar ini mengangkat tema ini dikarenakan keluarga adalah organisasi primer yang sangat berperan penting dalam tumbuh dan berkembangnya seorang manusia sehingga keluarga menjadi faktor utama dalam menetukan kualita karekter seseorang sebagai generasi penerus bangsa ini” Ungkap Ketua Pelaksana, Ira Rizki Alfatnur. “Oleh karenanya webinar ini sesuai dengan kehidupan kita, sehingga menjadi pembelajaran dalam mengetahui jalan keluar khususnya dalam toxic relationship” tambah Ketua Umum IFoP Fathandiaz Emirsya Nurwanto. Pada acara webinar ini dihadiri tidak hanya kalangan dari mahasiswa UM saja melainkan dari kalangan umum dengan peserta yang hadir sekitar 100 orang. Materi Toxic relationship merupakan pembahasan pada hubungan yang memengaruhi kesehatan fisik sehingga dapat saling meracuni atau dengan kata lain berdampak secara negatif. Toxic Relationship terjadi dalam sebuah pandangan agama bahwasanya seseorang bertindak dalam menerima sebuah ujian dari Tuhan baik itu yang datang dari peristiwa dan manusia. Sebuah toxic relationship dalam pasangan dikarenakan oleh adanya ketergantungan yang berlebihan antar manusia, sehingga tidak menemukan jalan keluar dalam penyelesainnya, tidak sanggup hidup mandiri dan hancurnya rasa kepercayaan diri. Selain itu, keluarga menjadi utama dalam sebuah Toxic Relationship yan anak yang dapat terjadi oleh hubungan seorang anak dan orangtua di mana terkadang seorang anak salah mengartikan makna berbakti kepada orangtua, tidak adanya atau berkurangnya komunikasi secara terbuka

sehingga membiarkan permasalahan tersebut berjalan, hilang sendirinya tanpa penyelesaian. Dalam webinar ini juga dijelaskan bahwasanya mengenali sebuah toxic relationship yang terjadi sekitar manusia dengan melihat dari adanya sebuah konflik atau permasalahan yang tidak berkesudahan sehingga terjadi tanpa adanya solusi di dalamnya, adanya sebuah kompetisi atau persaingan yang tidak berhenti dan ingin menang sendiri dan adanya control atau sikap yang over possesive sehingga berlebihan untuk menjaga seseorang. Oleh karenanya Toxic relationship menimbulkan seperti kekerasan fisik, kecemburuan, menyalahkan orang lain selalu tanpa melihat diri sendiri, pengasingan diri kepada dunia luar, membuat pertengkaran yang tiada henti, tidak jujur, gaslighting, dan memberikan segalanya untuk mempertahankan sebuah hubungan. “Penyelesainnya dalam toxic relationship dapat dilakukan dengan belajar asertif, tinjau hubungan dengan jelas, mengasah skill kemampuan, bertambah ilmu dan diskusi dengan yang ahli, cari pertolongan di luar, diskusi dengan saudara, memperbaik hubungan mencari tenaga ahli dalam pembahasan yang terkait, menggali bakat dan minat yang kita miliki dan berdoa kepada Tuhan yang Maha Esa, hal ini dapat menjauhkan dari adanya Toxic Relationship” Jelas Ibu Sinta Yudisia S.Psi., M.Psi dalam paparannya. Tambahnya lagi dalam sesi penutupan berpesan bahwasanya semua perjalanan kehidupan, pengalaman berharga tidak untuk menyerah dan menjelekkan diri kita tetapi untuk mencari jalan keluar. Webinar semakin meriah di mana dalam akhir sesi diumumkan juara-juara dalam perlombaan yang diadakan sebelumnya. Diketahui sebelum webinar ini diadakan, penyelenggara IFoP mengadakan perlombaan yang diadakan secara virtual antara lain cover music islami, podcast dan design poster yang dapat diikuti tidak hanya dari kalangan mahasiswa tetapi juga dari SMA/SMK sederajat. Selanjutnya acara IFESTOPSIUM selalu diadakan setiap tahunnya dengan kemeriahan acara dan tema yang berbeda dari tahuntahun sebelumnya. Niken Tahun 42 November - Desember 2021 |

17


Seputar Kampus

Intip Cerita Mahasiswa KM 2 di SDN Mergosono 1 Malang

D

iresmikan pada tanggal 30 Juli 2021 yang sekaligus sebagai puncak pembekalan kini Kampus Mengajar Angkatan 2 telah memasukki akhir dari jadwal pelaksanaannya, yakni 2 Agustus 2021 – 17 Desember 2021. Kampus Mengajar sendiri merupakan bagian dari program Kampus Merdeka yang melibatkan mahasiswa di setiap kampus dari berbagai latar belakang pendidikan untuk membantu proses belajar mengajar di sekolah, khususnya pada jenjang SD dan memberikan kesempatan kepada mereka belajar dan mengembangkan diri melalui aktivitas di luar kelas perkuliahan. Hal ini dilatarbelakangi oleh kondisi Indonesia sedang membutuhkan bantuan berbagai pihak untuk bergerak secara sinergis menyukseskan pendidikan nasional. Gerakan ini dapat dilakukan oleh siapapun termasuk mahasiswa untuk membantu sekolah, khususnya jenjang SD untuk memberikan kesempatan belajar optimal kepada semua peserta didik dalam kondisi terbatas dan kritis selama pandemi. Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh mahasiswa Universitas Negeri Malang yang di tahun 2021 ini melibatkan 898 mahasiswanya dan ini merupakan capaian yang mengatarkan UM masuk 3 besar Perguruan Tinggi dengan mahasiswa terbanyak lolos seleksi Kampus Mengajar Angkatan 2 Tahun 2021 Kemdikbud RI. Salah satu mahasiswa UM yang turut andil dalam program ini adalah Aisyah Nur Rohmawati yang ditempatkan di SDN Mergosono 1 Malang. Bagaimana kesehariannya di sekolah? Simak liputan berikut ini! Aisyah menjelaskan, motivasinya mengikuti program ini karena ingin mencari pengalaman mengajar dimana ia juga merupakan mahasiswa jurusan PGSD. Selain itu, dipicu oleh rasa bosan dalam perkulihan online, dan konversi SKS sebesar 20 SKS. Terdapat beberapa program kerja yang dilaksanakan oleh Aisyah dkk antara lain Mengajar, membantu Administrasi Sekolah, Perpustakaan, pembuatan Media Pembelajaran, dan Jelajah Virtual Indonesia. Proker ini sudah berjalan 90%. Untuk kegiatan sehari-hari pagi kami melakukan pengecekan suhu badan peserta didik sebelum memasukki lingkungan sekolah, kemudian membantu mangajar apabila ada guru yang berhalangan atau melanjutkan pengerjaan program kerja di Perpustakaan. Kegiatan di sini dilakukan pada pukul 07.00-14.00 WIB. Adapun kesulitan-kesulitan yang dihadapi sangat bermacam, mulai dari penyesuaian program kerja pada saat online dan offline dan kegiatan pembelajaran yang singkat dan dilaksanakan secara daring sehingga partisipasinya sangat rendah.

18 | Komunikasi Edisi 336

“Saya merasa kurang maksimal memberikan materi kepada peserta didik khusunya kelas 5 pada waktu bimbingan AKM (Asesmen Kompetensi Minimum) karena disini saya memberikan bimbingan secara daring padahal materi yang saya sampaikan tentang numerasi. Selain itu, dengan keterbatasan alat yang kami miliki, cuma bisa mengandalkan PPT dan coretan-coretan di kertas yang nantinya kami zoom. Bukan itu saja, bimbingan yang bersifat tidak wajib ini seringkali disepelekan oleh peserta didik dimana dapat kami lihat dari jumlah peserta yang tergabung di Google Meet setiap harinya. Berbeda hal dengan saat offline, lebih banyak lagi kesulitan yang kami hadapi tapi alhamdulillah dapat teratasi.” ungkapnya. “Terlepas dari itu semua, tentunya lebih banyak pengalaman-pengalaman baru yang didapatkan. Kami dituntun untuk bisa segala hal. Menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, bisa mengenali karakteristik peserta yang berbeda, mendata buku Perpustakaan, administrasi, dan lain-lain. Dimana itu semua nanti akan menjadi bekal kami kedepannya.”tambahnya. Kegiatan ini mendapatkan respon baik dari peserta didik dan guru-guru di sini. “suka sama guru-guru dari kampus mengajar baik-baik dan cantik-cantik. Pembelajarannya juga seru banget dan ingin tetap ada guru-guru seperti ini” ucap Keenan siswa kelas 2B. Selasa (23/11) Sementara itu dari perawakilan guru menuturkan manfaat yang diterima dari adanya kampus mengajar ini. “Dengan adanya program ini sangat membantu, khusunya bagi kelas saya. Dan dengan adanya kerjasamanya dengan sekolah baik pembuatan media pembelajaran maupun ilmu-ilmu bapak ibu guru yang sudah usang bisa terupdate kembali”tutur ibu Dewi selaku wali kelas 6A. Senin (22/11) Dengan banyaknya keuntungan yang diterima dari program kerja ini bapak Kepala SDN Mergosono 1 Malang menuturkan harapannya pada Selasa (7/12). Beliau berharap program ini dapat berlanjut ditahun-tahun berikutnya. “Kami pribadi maupun lembaga merasa bersyukur, artinya dengan kehadiran mahasiswa dapat membantu kami dalam beberapa hal seperti di Perpustakaan yang sempat terbengkalai dan lain-lain karena teman-teman harus merangkap tugas. Jadi, intinya kami bersyukur dan berterima kasih kepada Kemdikbud dan adik-adik mahasiswa. Harapannya semoga program semacam ini tetap ada dan berjalan karena bagaimanapun juga namanya lembaga pasti akan terus berkembang sehingga membutuhkan bantuan dari luar baik ilmu maupun fisik dan ini sangat membantu kami.” tutup bapak Eko Wahyudi, S.Pd.Erlina


dok. Komunikasi

Seputar Kampus

P

Kajian Ilmu Islam untuk Umum(KALIUM)

ada minggu (14/11/2021), Chemistry Islamic Study (CIS), Sub Divisi Himpunan Mahasiswa Jurusan Kimia “Oksigen” 2021 mengadakan serangkaian acara Kajian Ilmu Islam untuk Umum (KALIUM) dengan tema “Muhasabah dan Mempersiapakan Diri dalam Menghadapi Masa Pasca Pandemi”. Kegiatan ini dilaksanakan melalui aplikasi Google meet yang dilaksanakan pukul 09.00 sampai dengan selesai. Selain itu, kegiatan ini mengundang pembicara yaitu Ustadz Titis Thoriquttyas M.Pd.I sebagai seorang salah satu dosen di Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang kaligus pembina UKM BDM Alhikmah UM. Dikemas melalui diskusi ringan terkait dengan konteks agama tetapi tetap mengedepankan analisa kritis, kegiatan ini berjalan lancar. Rangkaian acara ini dibuat teratur dan memberi audience kesempatan untuk berdiskusi dengan pemateri sehingga dapat memberi pemahaman lebih kepada mereka. Selain itu, sesi tanya jawab yang diberikan dalam rangkaian acara ini dapat menjadi ajang konsultasi mahasiswa dalam menghadapi pandemic Covid-19 dalam perspektif islam. Sehingga, mahasiswa dapat memahami bagaimana cara menerapkan hal – hal yang positif dalam menghadapi pandemic covid-19. Acara yang bertema Muhasabah dan Mempersiapkan Diri dalam Masa Pasca Pandemi ini merangkum dua hal yang perlu dikaji, antaranya adalah Maqasid Syariah dan Teologi kesunyian. Maqasid Syariah sendiri merupakan tujuan-tujuan syariah yang mengandung nilai maslahat untuk dilakukan atau mudarat untuk dihindari. Dalam mengahadapi pandemic covid-19 ini Maqasid Syariah sebagai titik tumpu beragama islam di masa Pandemi. Sedangkan, teologi kesunyian ini merupakan muhasabah bagi kita semua untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT selama pandemic Covid-19 ini.

Dalam penerapan kedua kajian tersebut perlu memahami konteks makro dan mikro pandemic Covid-19. Konteks yang perlu dipahami dalam makro dan mikro pandemic Covid-19 diantaranya adalah memahami peta penyebaran pandemic Covid -19 didunia, memahami tren terbaru pandemic Covid-19 di Indonesia, dan memahami bahwa sepertiga manusia di dunia beragama islam. Selain itu dalam acara ini juga diberi tips menghadapi masa pandemic dan pasca pandemic dalam pandangan kerangka akademik dan mengedepankan kajian islami melalui langkah sitasi sabar, ikhtiar, tawakal, syukur dan ikhlas. Setelah rangkaian materi yang diberikan, dalam acara kajian islami ini diberikan waktu untuk sesi tanya jawab dari para audience yang berjalan dengan baik. Terdapat beberapa penanya kritis yang menanyakan seputar bagaimana cara menangani pandemic covid-19 sesuai dengan apa yang mereka alami, mulai lingkungan pertemanan hingga menghadapi dunia maya secara daring. Selain itu, audience menanyakan terkait beberapa hal lainnya yang mereka hadapi selama pandemic covid-19, seperti tips dan trik serta muhasabah diri. Antusiasme audience dan penjelasan mendetail serta mudah dipahami dari pemateri menjadikan sesi tanya jawab ini berjalan lancar sesuai dengan harapan. Dalam serangkaian acara kajian islam yang diselenggarakan ini merupakan salah satu bentuk muhasabah diri secara islami yang disampaikan secara ringan, tetapi tetap mengedepankan Analisa kritis audience sebagai mahasiswa, terutama mahasiswa jurusan kimia Universitas Negeri Malang. Acara pengembangan diri selama weekend pada masa pandemic covid-19 ini selain sebagai refleksi diri juga memberikan ilmu yang bermaanfaat bagi seluruh audience. Diharapkan selanjutnya dapat dilakukan kembali kajian – kajian keislaman yang ringan seperti ini sebagai bentuk refleksi diri mahasiswa ditengah tekanan pandemic Covid-19.

Tahun 42 November - Desember 2021 |

19


“Harus berani, jangan takut, jangan insecure, dicoba aja dulu, siapa tahu berhasil”

dok. Pribadi

dok. Pribadi

Profil

ANWAR: MABA + DUTA = WHY NOT? Nama Lengkap

Fakultas/Jurusan Hobi

Akun IG

: Muh. Anwar Rasyid : FMIPA/Biologi

Riwayat Prestasi yang Pernah Diraih:

: Mendaki gunung, fotografi, membaca puisi : @anwar_rasyidd

Motto hidup " Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin"

Riwayat Pendidikan:

• SMA Negeri 8 Malang(2017-2020) • Universitas Negeri Malang (2020-sekarang)

20 | Komunikasi Edisi 336

• Penampil terbaik Marching Band Adhika Band Kota Malang(2016) • Duta Lingkungan Hidup SMP(2017) • Juara 3 peraih nilai UNBK murni tertinggi se-SMP(2018) • Finalis National Bussiness Plan Competition UNESA(2021) • Juara 1 pemilihan Duta Kampus UM(2021)


dok. Pribadi

Profil

Apa yang memotivasi Anda untuk mengikuti seleksi Duta Kampus UM?

Siapa yang paling berperan dalam keberhasilan Anda menjadi Duta Kampus?

Dulu, saat SMP, saya pernah memiliki pengalaman menjadi Duta Lingkungan sekolah. Mulai dari situ, saya memiliki keinginan untuk memperluas lagi ilmu dan pengalaman di bidang kedutaan. Kemudian, ketika PKKMB, saya melihat tayangan dari Duta Kampus dan tergerak untuk ikut. Sebenarnya saya hanya ingin mencoba-coba saja, karena fokus utama saya adalah di bidang Biologi, sehingga tidak terlalu berkeinginan untuk bisa menjadi Duta Kampus. Namun, sebagai pemuda, saya sadar bahwa harus mengeksplor banyak hal. Sehingga, itulah motivasi awal saya mengikuti Duta Kampus.

Yang pertama adalah keluarga yang selalu mendukung dan membantu saya untuk memersiapkan diri menjadi Duta Kampus. Yang kedua adalah teman-teman saya yang banyak memberikan saya ilmu. Kemudian yang ketiga adalah diri saya sendiri yang berhasil mengatasi rasa malas dan bisa berjuang hingga menjadi winner. Saya bersyukur karena tubuh saya masih bisa mendukung saya untuk melakukan ini semua. Alhamdulillah. Saya juga berterima kasih kepada teman-temas kelas yang telah membuat saya terharu dengan insiatif mereka membuat pamphlet saat saya dinobatkan menjadi juara Duta Kampus UM.

Tantangan apa saja yang Anda hadapi selama proses seleksi hingga menjadi Jawara Duta Kampus?

Apa target Anda ke depannya setelah resmi dinobatkan menjadi Duta Kampus?

Tantangan bagi saya ada dua, yakni internal dan eksternal. Tantangan internal yang saya rasakan adalah proses untuk beradaptasi dari masa SMA menjadi Mahasiswa Baru (Maba). Kemudian, saya harus mengorbankan banyak waktu, tenaga, dan pikiran untuk memantaskan diri menjadi Duta Kampus. Prinsip saya adalah jika sudah apply, maka lakukanlah yang terbaik. Kemudian, untuk tantangan eksternal bagi saya lebih ke masalah minder. Saya sempat insecure karena saya adalah Maba dan hanya memiliki pengalaman Duta Lingkungan saat SMA. Sedangkan, peserta yang lain sudah memiliki basic di dunia agent, seperti modelling. Duta Bahasa, Duta Wisata, dan lain-Selain itu, tantangan eksternal yang lain adalah dalam bidang akademik. Di jurusan Biologi, SKS yang harus diambil adalah nya banyak, ada 26 SKS, karena ada pembelajaran lebih untuk anak-anak FMIPA.

Saya memiliki dua target, yakni eksternal dan internal. Untuk target eksternal, saya ingin bisa merangkul semua Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), dan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ). Saya ingin bisa merekatkan hubungan dan berkolaborasi dengan menjadikan mereka sebagai media partner, pembicara dalam sebuah interview, dll. Karena kita di organisasi tidak bisa berjalan sendiri, pasti membutuhkan organisasi lain. Kemudian, untuk target internal, saya ingin Duta Kampus ini tetap berdua puluh hingga akhir jabatan. Selain itu, saya juga ingin bisa mem-branding UM bahwa UM is the only one, caranya adalah saat kami bertugas sebagai Duta, kami bisa melakukan sosialisasi dengan lebih baik dan juga bisa memaksimalkan penjulan merchandise UM yang ada saat ini.

Bagaimana cara Anda mengatasi berbagai tantangan tersebut?

Pesan saya untuk civitas akademika UM, setiap kita memiliki karakter masing-masing. Ini bukan tentang bagaimana cara kita meniru orang lain, tapi bagaimana kita menemukan itu. Berusahalah sekuat tenaga untuk memunculkan karakter kita. Jangan takut untuk mencoba, mungkin saja di sana jalan dan rezeki kita. Kalau dari awal kita sudah menolak rezeki, kita tidak akan mendapatkan rezeki sama sekali. Oleh karena itu, beranilah untuk mencoba, menang-kalah adalah masalah nomer sekian. Yang penting kita berani untuk mencoba dan menjadi diri sendiri. Tetap terus semangat dan jangan bermalas-malasan. Jangan lupa kuliah, kuliah tetap nomer satu! Nilam

Untuk menghadapi tantangan internal, cara mengatasinya adalah jangan males! Ikutilah webinar, karantina, dan info-info lain dengan baik. Kemudian, untuk mengatasi tantangan eksternal adalah dengan beradaptasi, walaupun sampai sekarang pun, saya masih tetap dalam proses penyesuaian. Kemudian, saya juga harus bisa memanajemen waktu untuk bisa menyesuaikan diri dengan waktu, lingkungan, dan budaya di dunia perkuliahan yang berbeda.

Apa pesan Anda untuk teman-teman civitas akademika UM?

Tahun 42 November - Desember 2021 |

21


dok. Komunikasi

Seputar Kampus

GKM FORTUNATE : KONSER VIRTUAL DI TENGAH PANDEMI COVID – 19

P

ada Sabtu (13/11/2021) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi sukses menggelar konser virtual bertajuk Gebyar Kreativitas Mahasiswa (GKM) Fortunate. Konser ini merupakan salah satu agenda wajib BEM Fakultas Ekonomi yang telah lama diselenggarakan setiap tahunnya. Oleh karena itu, pandemic tidak menghalangi berjalannya acara ini agar tetap berjalan sukses seperti tahun – tahun sebelumnya. Dengan penonton virtual melebihi 3.300 orang, acara ini berhasil menghibur mahasiswa dengan penampilan bintang tamunya. Sebagai salah satu program kerja BEM, acara ini juga sebagai salah satu rangkaian acara penyambutan mahasiswa baru Fakultas Eknomi Universitas Negeri Malang. Walaupun tidak dilaksankan secara virtual, tetapi konser yang mengundang berbagai bintang yang cukup popular di dunia music, seperti Steffani BPM, beeswax, Morisade Music, Trant Music, Dian Amanda, dan GKM Dance Crew. Kegiatan ini disponsori oleh beberapa pihak, diantaranya adalah Museum Angkut Movie Star Studio, BBO, Roemah Legenda Malang, Proteloon dan banyak media partner lainnya. Selain itu, acara ini dimulai dengan beberapa sambutan dari ketua pelaksana kegiatan (Alfian Bagus Sadewa), Ketua Umum BEM (Fikri Insanul I), dan yang terakhir adalah sambutan dari Bapak Hadi Sumarsono, S.T., M,SI., sebagai Wakil Dekan III FEB UM. Kemudian, acara ini dilanjutkan dengan menampilkan karya film pendek sebagai pembuka acara sebelum memasuki sesi acara utama dimulai. Acara yang dimulai pukul 19.00 ini menyajikan pembukaan film pendek yang memukau. Konser virtual ini dimulai dengan penampilan dari Band Tirant Music yang menyanyikan lagi berjudul eksistensi. Dilanjutkan dengan beberapa penampilan dari band lainnya seperti Morisade, Dian Amanda P dengan cover lagu Let Her Go dari Passanger. Tidak kalah memukau dalam konser virtual ini juga ditampilkan beberapa kelompok berbakat FEB UM seperti GKM Dan Crew dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, kegiatan konser ini bukan hanya menampilkan hiburan

22 | Komunikasi Edisi 337

dari berbagai grup band dan penyanyi terkenal, tetapi juga menyalurkan bakat mahasiswa FEB UM ditengah pandemic Covid-19. Terdapat beberapa hal yang menarik dalam pertunjukkan konser ini diantaranya adalah pengemasan penampilan dari bintang tamu tersbeut dikemas dalam bentuk yang menarik. Sehingga, kreatifitas ini menarik bagi para penonton dan tidak membuat bosan walaupun berlama – lama ditonton secara virtual. Ditutup dengan penampilan dari Guest Star yang memukau yakni, Besswax acara yang berdurasi kurang lebih selama 2 jam ini berhasil memberi hiburan yang memuaskan ditengah pandemi bagi para penonton terutama mahasiswa FEB UM. Ditengah pandemic Covid-19 yang masih belum berakhir, BEM FEB UM berhasil membuktikan dengan kreatifitasnya dapat tetapi menghibur mahasiswa dalam acara tahunan tersebut. Namun, tentunya masih menjadi harapan dari seluruh pihak bahwa pandemic Covid-19 ini segera berakhir. Sehingga tahun depan banyak sekali pihak yang mengharapkan konser ini dapat dilaksanakan secara offline. Konser offline ini tentunya akan lebih meriah dibandingkan dengan dilaksanakan secara virtual. Dimana konser dilaksanakan di Graha Cakrawala serta terdapat banyak hiburan lainnya seperti bazar dan masih banyak lagi. Hal ini tentunya masih menjadi kerinduan bagi setiap orang, mengingat pandemic masih belum berakhir juga hingga saat ini. Terutama mahasiswa yang masih melaksanakan kuliah secara daring, sehingga mengalami tahap kebosanan. Pelaksanaan GKM secara virtual ini tentunya memberikan banyak pelajaran bagi setiap orang untuk dapat memaksimalkan setiap hal walaupun ditengah keterbatasan seperti pandemic Covid-19 ini. Sehingga, melalui kreatifitas ini memberikan peluang baru dimana banyak orang tidak memikirkan hal tersebut. Dengan demikian, BEM FE UM telah membuktikan bahwa keterbatasan itu bukan hal yang akan menghalagi setiap langkah, melainkan menjadi peluang baru yang akan memberi nilai lebih kepada kita. Nuriyatul


dok. Komunikasi

Seputar Kampus

C

Creativity Talk 2021 Menggugah Kreatifitas Mahasiswa UM

reativity talk adalah merupakan salah satu program yang dimiliki oleh BEM FT UM untuk membantu mahasiswa menemukan dan menggapai ide menjadi sebuah kenyataan. Seperti yang diketahui bahwa BEM adalah Badan Eksekutif Mahasiswa di tingkat fakultas yang mengkoordinasi seluruh ormwa yang ada di duatu fakultas. Creativity Talk menyuguhkan suatu hal yang berbeda tentang bagaimana mahasiswa merealisasikan ide yang ada di kepala mereka dengan tema “Catch Your Creativity And Give Your Spirit For a Better Future Engineering To PIMNAS 35”. Adanya tema yang begitu menggugah ini mampu memicu mahasiswa tentang bagaimana sebaiknya mewujudkan ide yang ada menjadi bukan sekadar ide melainkan sebuah terobosan untuk masa depan melalui PIMNAS 35. Dirasa perlu adanya pemicu dan dorongan dari pemateri yang berpengalaman dengean menyediakan tip dan trik untuk mengerjakan PKM menjadi Rajanya PKM. Pelaksanaan kegaiatan dilaksanakan secara daring melalui Zoom pada hari Sabtu, 06 Desember 2021, pukul 08.00 WIB. Creativity Talk menghadirkan 3 pemateri yang berpengalaman di bidang PKM dengan latar belakang yang hebat. Dengan adanya materi yang berkesinambungan ini diharapkan mampu memicu dan mengajak mahasiswa untuk mengikuti PIMNAS dengan ideide kreatifnya. Materi terakhir membahas tentang PMW atau Program Mahasiswa Wirausaha namun masih berakaitan dengan memunculkan ide-ide kreatif dan menjadikannya nyata. Pemateri dengan masing-masing tema yang dihadirkan dalam Creativity diantaranya adalah: Bpk. Sopingi, S.Sos., M.Pd “Mengenal dan Belajar Dasar PKM serta Menemukan Ide Yang Menarik Untuk Lolos Pendanaan PIMNAS Ke-35”, Robby Wijaya, S.Pd., M.Pd “Tips and Trik Menulis PKM Yang Menarik, Kreativ, dan Visioner”, Andreas Syah Pahlevi, S.Sn., M.Sn “Pentingnya berwirausaha dan mekanisme serta format dan struktur dalam penulisan PMW”.

PIMNAS untuk merekayasa ide yang masih mentah menjadi sebuah ide yang berlian dengan bantuan bagaimana seharusnya mahasiswa melangkah di PKM untuk menuju PIMNAS. “Banyak ide-ide kreatif yang bisa dikembangkan dan terus berkoordiniasi dengan dosen pendamping. Diharapkan banyak muncul ide-ide kreatif dari mahasiswa UM. Kita harus tetap semangat dan optimis untuk hasil yang akan kita raih kedepannya.” Ujar Bapak Sopingi, S.Sos., M.Pd menutup materi yang telah beluai sampaikan. PKM mengajarkan peserta untuk teliti, tertib, dan disiplin. Untuk meraih kemenangan dan menunjang ide yang ada adalah dengan mematuhi format PKM yang sudah ditentukan sepenuhnya. Kebanyakan lebih daru 60.2 % yang tidak lolos PKM karena kurang sesuai dengan administrasi yang ditentukan. “Jangan kebanyakan mikir, take action and make it happen. Wujudkan cita cita dan harapan teman-teman untuk bisa perjuang di pimnas. PIMNAS adalah sebuah wadah yang menjanjikan untuk sinergi mahasiswa kedepannya dengan adanya banyak keuntungan yang akan diraih di dalamnya.” Ujar Bapak Robby Wijaya, S.Pd., M.Pd. Dalam kegiatan PMW di materi ketiga yang disampaikan oleh Bapak Andreas Syah Pahlevi, S.Sn., M.Sn mengisyarakatkan bahwa dalam pelaksanaan PMW ini hampir sama dengan PKM hanya saja yang dikhususkan dalam PMW adalah tentang kewirausahaan dan bagaimana mengembangkan serta merealisasikan gagasan usaha yang dimiliki seseorang. Hanya perlu memulai dan sempurnakan kemudian. Banyak sekali langkah-langkah dan trik yang akan diberikan oleh pembimbing. Ide-ide mahasiswa tentunya merupakan ide yang kretaif dan adaptif sesuai perkembangan zaman. “Kreatif dan inovatif dimiliki oleh semua orang, yang berbeda hanya bagaimana seseorang mampu mewujudkan kreatifitas dan inovasinya.” Ujar Bapak Andreas Syah Pahlevi, S.Sn., M.Sn Kegiatan Creativity Talk 2021 diakhiri dengan do’a bersama dan foto bersama melalui Zoom meeting. Zakaria

Dari ketiga pemateri yang dihadirkan dalam kegiatan Creatifity Talk 2021 ini saling berkaitan di mana jika dihubungkan keseluruhan materi yang diberikan mendukung adanya kegiatan Tahun 42 November - Desember 2021 |

23


dok. Pribadi

Seputar Kampus

Kontingen UM Berhasil Membawa Medali Emas di Ajang Internasional

D

Di penghujung 2021, Kontingen Universitas Negeri Malang (UM) berhasil memberikan persembahan yang luar biasa dengan membawa pulang medali emas di kategori IoT and Its Application pada perhelatan IA2SPO (Indonesia International Applied Science Project Olympiad) yang diselenggarakan oleh IYSA (Indonesian Young Scientist Association) di BG Junction Surabaya, Jawa Timur. Rangkaian perhelatan ini dimulai sepanjang Desember 2021 dengan acara puncaknya yakni judging session yang dilaksanakan pada 12 Desember 2021 lalu. Perhelatan internasional ini diikuti dengan total sebanyak 280 peserta dari 14 negara. Terdapat enam kategori perlombaan yaitu Waste Treatment, IoT and Its Application, Functional Food, Energy, Research on Children with Special Needs, dan Entrepreneurship. Dalam perlombaan sendiri, peserta dituntut untuk membuat inovasi baru berdasarkan kategori yang ada dan kemudian dipresentasikan di depan juri. “Yang paling berkesan adalah menghadapi juri yang tidak hanya berasal dari Indonesia. Memang kami tidak mendapat penjelasan latar belakang dari juri tetapi jika dilihat dari komentar dan logatnya sepertinya sebagian besar dari beliau berasa dari Filipina,” Ujar Lailatul Nurjanah, mahasiswa S1 Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Sastra UM. Kontingen UM yang diketuai oleh Lailatul Nurjanah ini membuat gagasan inovasi aplikasi yang bernama

24 | Komunikasi Edisi 336

GAHARU (Jaga Alam dan Hutan sekitar Demuk). Aplikasi ini merupakan sebuah platform untuk melaporkan tindakan ilegal logging dan perusakan lingkungan dengan tujuan untuk mengatasi maraknya ilegal logging yang menyebabkan beberapa bencana lingkungan lainnya seperti banjir dan tanah longsor. Selama pengerjaan lomba, anggota tim kami memiliki background berbeda-beda. Mulai dari Sastra Inggris, Sejarah, HKN, dan Biologi. “Dengan keberagaman ini, tantangannya ada dalam hal menyamakan persepsi terhadap inovasi kami. Terlebih sebelumnya, sebagian besar dari kami belum pernah bertemu. Jadi, harus ada effort khusus untuk pendekatan guna kemudian bisa menjadi tim yang dapat bekerja sama dengan baik.” Ungkap mahasiswa yang biasa dipanggil Laila itu. Terkait proses perlombaan, mereka mempersiapkannya kurang lebih selama satu bulan sebelum pendaftaran. Mulai dari pembuatan paper, penyamaan persepsi inovasi, translasi, dan persiapanpersiapan lainnya secara berkala. “Yang membuat kami tidak menyangka akan sampai sejauh ini adalah kami mempersiapkan lomba ini full online tanpa tatap muka sehingga pada awalnya kami tidak terlalu berharap akan menang,” Ujar Laila. Beliau juga berpesan bahwa “Jangan takut bekerja sama dengan orang baru karena dengan orang baru kita bisa menemukan hal baru yang bermanfaat.” Pesannya. Izam


dok. Komunikasi

Seputar Kampus

Komunikasi UM: Kru Baru Dalami Prinsip Dasar Jurnalistik yang Benar

K

amis, (23/12) Majalah Komunikasi Universitas Negeri Malang (UM) menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Jurnalistik bagi kru baru yang terdiri dari mahasiswa UM dan berasal dari berbagai jurusan dan fakultas di UM. Sejumlah 25 mahasiswa mengikuti acara yang bertempat di Graha Rektorat UM lantai ini. Acara yang berlangsung pukul 08.00–16.00 WIB ini dibuka langsung oleh Ketua Penyunting Majalah Komunikasi, Dr. Zulkarnain Nasution, M.Pd. Dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) ini menyatakan bahwa bergabungnya mahasiswa di Komunikasi merupakan hal yang harus disyukuri. “Banyak alumni Komunikasi yang sukses baik di bidang jurnalistik maupun bidang lain. Oleh karena itu, kesempatan untuk terlibat di Komunikasi harus dimanfaatkan semaksimal mungkin.” Ungkapnya. “Asah kemampuan kalian di Komunikasi ini.” Tambahnya. Hadir sebagai pemateri jurnalistik kali ini, Amalia Hidayati Safitri, selaku eks Editor Radar Malang juga

menyampaikan tanggapannya. “Seorang jurnalis harus menjadi autetifikator atau menyajikan hal yang benar kepada pembaca,” Ungkap mahasiswa S2 Ilmu Linguistik, Universitas Brawijaya Malang tersebut. “Selain itu, jurnalis juga harus menjadi sense maker, artinya jurnalis harus punya pengaruh terhadap pembaca dengan bahasa yang baik sesuai teknik penulisan dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).” Imbuh Amalia yang juga merupakan Alumni Majalah Komunikasi. Redaktur Pelaksana Majalah Komunikasi, Nida Anisatus Sholihah, S.Pd. M.M., menyatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan pengetahuan jurnalistik kepada para kru yang baru direkrut pada bulan Desember ini. “Semoga Kru Komunikasi yang baru bisa memiliki pemahaman yang baik tentang jurnalistik dan saya juga mengharapkan dengan adanya kegiatan ini, ada output dari kru baru untuk berlatih membuat berita.” Ungkap perempuan yang hobi menulis dan membaca puisi tersebut. NAS

Tahun 42 November - Desember 2021 |

25


Usung Pelaksanaan Offline, Antusias Pendaftar Volunter FUN #9 Cukup Tinggi

S

dok. Komunikasi

Seputar Kampus

ebagai seorang mahasiswa penerima biaya pendidikan, sudah sepatutnya kita juga memiliki kontribusi yang diberikan kepada negeri sebagai bentuk timbal balik. Salah satu kegiatan yang bisa dilakukan adalah melakukan pengabdian kepada masyarakat. Forum Mahasiswa Bidikmisi Universitas Negeri Malang (Formadiksi UM) menjadi salah satu pelopor untuk kegiatan ini yakni dengan melakukan kegiatan Formadiksi UM Untuk Negeri (FUN #9) yang dilaksanakan secara offline di dua dusun yaitu Kalisangkrah dan Panggung Waru, Desa Sumberoto, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang. Meskipun kegiatan ini dikemas secara offline, tetapi dalam pelaksanaannya tetap dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan.

Tidak hanya mewawancarai Diky, Reporter Formadiksi UM News juga mendapatkan kesempatan untuk berbagi tanggapan bersama Volunter FUN #9 yakni Dipa Halomoan Dinamik, Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UM angkatan 2020, serta Nailul Maghfiroh, Mahasiswa Fakultas Teknik UM angkatan 2020 untuk mencari tahu lebih dalam apa alasan yang membuat mereka tertarik untuk menjadi Volunter FUN #9.

Sebelum pelaksanaan kegiatan, terdapat beberapa rangkaian kegiatan pra acara yang dilakukan yakni open recruitment volunter yang dilakukan mulai 18–23 November 2021.

“Karena saya sebelumnya juga tidak pernah ikut organisasi sama sekali, jadi saya ingin mencari kegiatan lain di luar organisasi kampus. Sewaktu saya tahu pengumuman pembukaan pendaftaran ini, di situ saya berpikir untuk ikut dan menyalurkan ilmu yang saya dapat selama di pondok kepada masyarakat, sehingga sewaktu wawancara saya memilih untuk masuk dalam bidang keagamaan,” tutur Nailul.

Reporter Formadiksi UM News berkesempatan untuk mewawancarai Diky Romadoni Saputra, selaku Ketua Pelaksana FUN #9 untuk mengulik lebih jauh terkait antusiasme peserta yang mendaftarkan diri sebagai volunter FUN #9. “Antusiasme volunter terbilang sangat tinggi. Dari segi pendaftar kita menargetkan ada 40 pendaftar, tetapi di akhir jumlah keseluruhan pendaftar ternyata jauh lebih banyak dari target yang direncanakan, sehingga mengharuskan panitia untuk melakukan seleksi. Apalagi karena sekarang masih masa pandemi, kita juga harus membatasi jumlah volunter yang diterima,” ujar Diky. Setelah open recruitment selesai, rangkaian pra acara dilanjutkan dengan wawancara kepada calon volunter yang dilaksanakan pada 23–25 November 2021 dan pengumuman seleksi volunter pada 1 Desember 2021. Pada malam harinya diadakan meet up bersama dengan panitia untuk membahas persiapan kegiatan FUN#9. “Meet up ini dilaksanakan untuk menjelaskan teknis kegiatannya seperti apa dan apa saja yang harus ditaati selama kegiatan pengabdian. Selain itu, juga dilakukan sesi perkenalan volunter dengan panitia yang bertujuan untuk merekatkan tali silaturahmi antara panitia dan volunter FUN#9,” lanjut Diky.

26 | Komunikasi Edisi 336

“FUN itu Formadiksi (UM) Untuk Negeri. Kalau untuk negeri pasti ada pengabdian kepada masyarakat, apalagi kita sebagai mahasiswa yang sudah dibantu oleh pemerintah dan masyarakat. Karena itu, saya ingin memberikan sumbangsih saya kepada masyarakat melalui kegiatan ini,” ucap Dipa.

Harapan sebagai volunter juga turut disampaikan oleh Dipa dan Nailul dalam sesi wawancara bersama Reporter Formadiksi UM News. “(Yang) pasti dengan ikut bergabung dalam kegiatan yang diadakan oleh Formadiksi UM, saya bisa mendapat pengalaman dan pengetahuan ketika mengabdi kepada masyarakat. Selain itu, pasti dari volunter ada yang dari fakultas lain, jadi kita bisa juga sharing dengan mereka,” harap Dipa. “Harapannya saya bisa mengambil ilmu yang nanti diajarkan oleh masyarakat di sini. Selain itu, di sini saya juga mendapat banyak teman, relasi, dan banyak cerita juga dengan volunter yang lain,” tutup Nailul. Itu tadi liputan wawancara Reporter Formadiksi UM News dengan Diky dan dua volunter FUN #9. Teman-teman jangan lupa, ya, untuk terus ikuti kegiatan yang dilakukan oleh Formadiksi UM. Bidikmisi! Berprestasi Tiada Henti. KIP Kuliah! Generasi Muda Semangat Berprestasi! Agnes Tiara


dok. Komunikasi

Seputar Kampus

Motivasi Berprestasi dan Pengembangan Potensi Jadi Topik Menarik SCDP 2021

F

orum Mahasiswa Bidikmisi Universitas Negeri Malang (Formadiksi UM) baru saja melaksanakan kegiatan Students’ Capacity Development Program (SCDP) Tahun 2021. Kegiatan ini diselenggarakan pada 26–27 November 2021 dengan tema “Wujudkan Asa, Menuju Generasi Muda yang Berkarya”. Kegiatan ini merupakan salah satu program kerja yang dinaungi oleh Divisi Hubungan Internal Mahasiswa (HIM). Reporter Formadiksi UM News berkesempatan mewawancarai Iin Fadilatus Sholicha selaku Ketua Pelaksana SCDP Tahun 2021 dan Wanda Luthfianita Sari selaku Koordinator Divisi HIM. Yuk, simak liputannya! SCDP Tahun 2021 merupakan salah satu program kerja tahunan Formadiksi UM yang bertujuan sebagai ajang pengenalan lingkungan kampus dan kehidupan perkuliahan sekaligus pemberian informasi terkait kebidikmisian, KIP Kuliah, dan Formadiksi UM. Dalam SCDP tahun ini juga disampaikan materi mengenai Motivasi Berprestasi dan Pengembangan Potensi. Seperti yang disampaikan oleh Iin, bahwa mahasiswa baru merupakan masa peralihan dari SMA menuju bangku perkuliahan sehingga perlu adanya arahan maupun gambaran terkait aktivitas di lingkungan baru. Tidak hanya pengetahuan seputar akademik, tetapi juga mengenai peningkatan skill maupun minat bakat yang dimiliki oleh mahasiswa baru sehingga nantinya dapat memiliki ruang gerak yang lebih dalam berproses. Selain itu, mahasiswa baru diharapkan dapat mencari jati diri dan potensi yang dimiliki agar nantinya bisa menjadi mahasiswa yang unggul dengan menumbuhkan prestasi-prestasi yang membanggakan melalui karya maupun ide yang kreatif dan inovatif.

“Menurut saya sudah sesuai, di mana mahasiswa baru biasanya membutuhkan sebuah pemahaman lebih yang ranahnya berkaitan dengan jati diri dan perlunya adaptasi lebih untuk penyesuaian diri di lingkungan yang berbeda. Selain itu, mahasiswa baru juga merasakan kesesuaian materi yang dibuktikan dengan antusias peserta dalam mengikuti kegiatan ini melalui penugasan yang diberikan seperti resume, pelaksanaan kuis, dan antusiasme dalam sesi tanya jawab saat materi berlangsung,” ungkap Iin ketika ditanya mengenai kesesuaian materi yang diberikan dengan kebutuhan mahasiswa baru. Hal serupa juga disampaikan oleh Wanda, “Menurut saya, materi-materi yang diberikan dalam SCDP sudah sesuai dan cukup dibutuhkan untuk mahasiswa baru penerima KIP Kuliah Merdeka. Terutama dengan adanya kebijakan baru KIP Kuliah Merdeka yang memiliki beberapa pembagian cluster. Dengan adanya materi KIP Kuliah Merdeka yang diberikan langsung oleh narasumber di bidangnya, sangat membantu mahasiswa baru dalam menerima informasi baru maupun menjawab pertanyaan-pertanyaan yang selama ini masih dibingungkan. Hal-hal lain seperti materi motivasi berprestasi dan pengembangan potensi juga sangat dibutuhkan sebagai tambahan motivasi serta semangat mahasiswa baru penerima KIP Kuliah Merdeka untuk terus berprestasi dan berkembang.” Nah, itu tadi liputan seputar Students’ Capacity Development Program (SCDP) Tahun 2021. Menarik, bukan? Nantikan keseruankeseruan dari kegiatan Formadiksi UM lainnya yang tentu saja ada kebermanfaatan yang akan didapatkan! SCDP 2021! Wujudkan Asa, Generasi Muda Berkarya! KIP Kuliah! Generasi Muda Semangat Berprestasi! Formadiksi UM! Sukses!. Hernawati

Tahun 42 November - Desember 2021 |

27


dok. Pribadi

Cerita Mereka

D 28 | Komunikasi Edisi 336

Dibalik Insekuritas Raih Prestasi Gemilang ibalik Insekuritas dan self blaming mampu raih segudang prestasi gemilang, Alfan Bramantya mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial angkatan 2018. Peria yang berasal dari kabupaten Malang ini berhasil menyabet berbagai prestasi dan pengalaman yang luar biasa. Ia meraih berbagai prestasi dan pengalaman di ajang-ajang bergengsi, seperti ia pernah menjadi sebagai presenter Workshop PKM di administrasi pendidikan UM tahun 2020, pernah meraih Best Presentation of National Paper Competition di jurusan Sosiologi UM tahun 202, menjadi top 7

most outstanding student di FIS UM tahun 2021, finalist of the 33 PIMNAS tahun 2020, honorable mention of world health organization on London School Model United Nation tahun 2020, Best paper di MUN tahun 2020, dan Saat ini ia menjadi ketua mahasiswa berprestasi FIS UM. Perjalanan Alfan tidak semulus yang dibayangkan karena ia selalu menemukan kerikil-kerikil kecil dalam meraih prestasi-prestasinya tapi ia tak putus asa, dibuktikan ia pada saat menjadi mahasiswa baru UM ia mulai mencoba mengikuti lomba debat di FIS tapi masih belum mendapatkan hasil yang memuaskan. Saat ia memasuki

semester 2 ia coba mengikuti lomba debat konstitusi di jurusan saya dan dikirim untuk mengikuti debat mahkama konstitusi namun sayangnya terhenti sampai disini, “Saya ikut mendaftar karena perwakilan resmi dari universitas tapi karena pengalaman belum ada terkait debat konstitusi banyak kajian hukum yang harus dipelajari” ujar Alfan selaku narasumber Selama mengikuti berbagai ajang-ajang nasional maupun internasional, Alfan terkadang keluar sisi insekuritas dengan pencapaiannya dan prestasinya tapi ia selalu mendapatkan dukungan oleh orang-orang disekitarnya yang membuat


dok. Pribadi

Cerita Mereka

Alfan terus maju. Ia juga sempat mengikuti ajang Pimnas yang menambah pengalaman terbesar dalam hidupnya, “Alhamdulillah, saya mendaftar mahasiswa berprestasi sebagai mapres utama dan diberi mandat sebagai ketua IMPRESS dan aktif di PKM Center sebagai anggota dan ketua pkm center di FIS dan juga saya sering jadi pemateri di beberapa event mulai dari tingkat fakultas jurusan” tambahnya.

kita mengikuti beberapa kesempatan karena saya juga sendiri terkendala biaya dsb, di waktu alhamdulillah saya bahkan saya tidak mengeluarkan uang sepeserpun yang saya ikut dan bukan dari jalur-jalur resmi, saya juga teman dari MUN yang membantu, saya sempat insecure dan self blaming tapi saya belajar banyak dari situ” rincinya. Di Akhir perbincangan, ia menambahkan cara bagaimana mengatasi dan menghadapi tantang yang ia alami, “saya berpikir bahwa memang kalau memang kita menganggap ini untuk belajar maka hal-hal yang lain itu ikut dan usaha maksimal dan jika hasilnya kurang maksimal maka yasudah, kejuaraan itu semi objektif dan semi subjektif jika menang di kompetisi A dan kalah di kompetisi B, MAKA dari itu semenjak tahun 2020 tujuan saya mengikuti segala hal untuk memperbaiki diri dan menambah koneksi dan juara apapun itu bukan merupakan prioritas utama mungkin ada sisi lain yang bisa kita ambil, jadi setelah itu saya lebih bisa membuka pikirkan setelah itu ada kesempatan yang datang ketika saya dapat membuka mindset saya” tutupnya. Nurul

dok. Pribadi

Ia menceritakan secara rinci pengalamannya dan suka dukanya saat mengikuti ajang PIMNAS bersama kelompoknya. Ia memilih jenis PKM GT yang notabenenya prosedur dari belmawa masih belum jelas. “2019 saya mencoba mengajukan proposal PKM GT, PKM GT saya beserta tim saya menunjukan gagasan yang kami tawarkan kepada negara dan institusi untuk data pengolahan sampah yang terpadu dan sistematis menggunakan jalur bawah tanah dan sampah itu akan diolah menjadi sistem energi listrik SDGS 12” tambahnya. Di tengah perjalanannya, tanpa terduga proposal yang dikirimkan oleh Kak Alfan ternyata berhasil lolos ke tahap pendanaan. Seketika, ia senang dan

bingung karena kelompoknya dari latar belakang pendidikan yang tidak cocok dengan judul PKM GT yang diangkat. Akhirnya, mereka memutuskan untuk mempelajari rumpun ilmu yang tidak linear dengan jurusannya untuk keberhasilan tim PKMnya. Lagi-lagi insekuritasnya muncul ketika diumumkan akan adanya pembinaan lebih lanjut karena pada saat bimbingan pertama di UM karena ia datang terlambat pada saat pertemuan pembinaan pertama ditambah lagi kelompoknya tidak adanya persiapan apapun saat mengikuti pembinaan PKM. Dulu ia juga mengalami berbagai kendala dan kegagalan tapi ia akan terus berjuang meraih prestasi dibalik rasa insekuritasnya, “saya dulu susah banget mencari info presentasi kegiatan kegiatan-kegiatan berbasis non akademik yang menunjang prestasi, susah banget dan tidak cocok lagi-lagi ia menyalahkan diri sendiri dan seiring berjalannya waktu tibatiba di model united nation (MUN) membuka proses seleksi jadi ketika dikirim ternyata hadirnya pandemi covid, kecewa terhadap hal tersebut dan saya coba ikuti MUN saya ikut

Tahun 42 November - Desember 2021 |

29


Info

ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah

Menutup Akhir Tahun:

Pesta Demokrasi UM

P

raktek demokrasi merupakan hal yang penting untuk diajarkan sejak muda, salah satu melalui pelaksanaan pemira di perguruan tinggi yang berlangsung akhir tahun ini. Pelaksanaan pemira akan memilih ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Dewan perwakilan mahasiswa (DPM) baik pada tingkat universitas maupun fakultas (01/12). Pagelaran pemira disambut oleh mahasiswa dari tingkat awal hingga mahasiswa tingkat akhir. Bapak Mu’arifin Wakil Rektor 3 Universitas Negeri Malang mengungkapkan bahwa pemira sebuah media untuk belajar dan mempraktekan demokrasi pada skala mikro atau perguruan tinggi, sehingga semua mahasiswa bisa memahami lebih dalam mengenai pemira seperti tujuan, asas, prinsip dan proses penyelenggaraannya. Dari pemahaman tersebut mahasiswa mampu mengikuti serangkaian pesta demokrasi dengan lancar, “Pemira merupakan media untuk “belajar” dan mempraktekkan demokrasi pada skala mikro di Perguruan Tinggi. siapapun yg terlibat secara aktif dalam pemira perlu memahami secara menyeluruh hakikat pemira, apa maknanya, apa tujuannya, prinsip/asa dan bagaimana proses penyelenggaraannya”,ujarnya. Pesta demokrasi yang seharusnya menjadi semarak bagi semua mahasiswa UM, akan tetapi semarak itu tidak hadir pada mahasiswa baru angkatan 2021. Mahasiswa muda tersebut belum paham mengenai pemira yang berjalan, sehingga belum mengikuti secara maksimal dan keseluruhan. Hal tersebut sama dengan yang dirasakan Naufal Rafi mahasiswa angkatan 21 yang mengatakan bahwa belum paham mengenai pemira, “Saya pribadi tidak terlalu paham mengenai pemira, yang saya paham pasti sama dengan di masyarakat ikut pemungutan suara tetapi belum tahu calonnya”. ungkapannya

30 | Komunikasi Edisi 336

Padahal himbauan kesadaran akan pemira terus digalakan oleh wakil rektor 3, dalam penjelasnya kepada jurnalis komunikasi mengungkapan bahwa kesadaran seluruh mahasiswa harus terus digalakkan karena akan menjadi aktor dalam penyelenggaraan pemira secara jujur dan adil, serta kesadaran yang muncul dalam memilih calon,”Adanya perhatian khusus pada pemira di UM adalah kesadaran penuh dan menyeluruh para aktor yang terlibat di dalamnya. kesadaran utk menyelenggarakan pemira secara jujur dan adil, kesadaran untuk memperjuangkan ide, pendapat dan keyakinan secara etis dan argumentatif, dan keterbukaan, kedewasaan, serta sikap ksatria dalam menerima hasil pemira. Kesadaran akan pemira yang terus digalakan oleh UM melalui bidang 3, akan tetapi kesadaran tersebut belum muncul kepada semua mahasiswa UM, menurut Yuan mahasiswa angkatan 20 menyatakan bahwa tidak tahu mengenai pelaksanaan pemira yang berjalan di kampus UM, ”Pemira memang ajang yang penting, mungkin karena saya tidak update terbaru jadi saya tidak tahu pelaksanaan permira dan siapa saja calon yang akan maju”ujarnya. Diakhir wawancara bapak Mu’arifin menyatakan kesiapan UM dalam memotivasi dan memfasilitasi penyelenggaraan pemira yang bermartabat, objektif, adil serta dilandaskan pada prinsip demokrasi yaitu dari, oleh, dan untuk mahasiswa sesuai dengan aturan yang berlaku. Selain itu bapak Mu’arifin juga memberikan peringatan bahwa demokrasi menjamin kebebasan berpendapat dan kebebasan memilih dan dipilih, tetapi yang perlu diingat, demokrasi bukan kebebasan absolut. Mari kita sukseskan pemira 2021, mari kita tunjukkan bahwa mahasiswa UM adalah pribadipribadi yang cerdas dan unggul secara utuh. Berlian


Curhat

ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah

Berteman dengan Mereka yang Berkepribadian Ganda Berteman dengan siapa saja tampak mustahil ketika menemukan fakta bahwa salah satu teman saya memiliki kepribadian ganda. Saya seringkali dibuat bingung terkait ‘dengan siapa’ saya berinteraksi atau apa yang harus saya lakukan ketika kepribadiannya berganti-ganti dalam kurun waktu satu hari. Mohon jawabannya dari ahli, terima kasih. Syani Yemima Syahrul Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia

T

erima kasih atas pertanyaan Ananda. Kepribadian ganda atau gangguan identitas disosiatif merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi seseorang yang tampaknya memiliki dua atau lebih kepribadian. Kondisi ini muncul biasanya disebabkan oleh adanya pengalaman atau peristiwa traumatis dan berulang, terutama di masa kecil. Kepribadian ganda merupakan salah satu jenis gangguan psikologis yang memerlukan penanganan oleh profesional seperti psikolog atau psikiater. Oleh karena itu, ketika Ananda menemukan tanda-tanda pada diri teman Ananda yang mengarah pada kepribadian ganda, Ananda perlu memastikan hal tersebut kepada profesional yang ahli, yaitu psikolog atau psikiater. Selanjutnya, atau sebagai alternatifnya, Ananda dapat memberitahukan dan mendiskusikan mengenai hal tersebut dengan orang tua atau keluarganya. Dari obrolan dan diskusi tersebut, harapannya teman Ananda dapat segera diperiksakan ke psikolog atau psikiater yang memang benar-benar memahami permasalahan tersebut. Dengan

Jawaban oleh: Mochammad Sa'id , S.Psi,M.Si Dosen Fakultas Pendidikan Psikologi UM

mendapatkan penanganan yang tepat, jika memang teman Ananda menderita kepribadian ganda, permasalahan yang dialami olehnya dapat teratasi sehingga dia dapat sembuh. Adapun dalam interaksi sehari-hari, Ananda perlu berusaha untuk bersikap seperti biasa dan jangan menghindar. Hal ini dikarenakan orang yang menderita gangguan kepribadian ganda justru membutuhkan dukungan sosial dari orang-orang di sekitarnya, termasuk Ananda sebagai temannya. Dukungan sosial ini sangat penting bagi setiap orang yang sedang mengalami sakit fisik ataupun gangguan mental, termasuk mereka yang mengalami gangguan kepribadian ganda. Sebagai salah satu orang yang dekat dengannya, Ananda dapat berperan sebagai teman bergaul dan berbagi cerita baginya. Kenalilah dan bangunlah hubungan yang baik dengan teman Ananda, termasuk berbagai karakter yang muncul darinya ketika berinteraksi. Dengan demikian, Ananda dapat memahami dan menyesuaikan diri ketika berinteraksi dengannya dan berbagai karakternya. Semoga bermanfaat.

Mahasiswa UM dapat mengirimkan tulisan berupa curahan hati (curhat) pada rubrik ini dengan space halaman A4 via email komunikasi@um.ac.id selambat-lambatnya tanggal 25 Januaari 2022. Apabila nama asli tidak ingin dicantumkan, diperbolehkan untuk menggunakan nama inisial. Curhat Anda akan kami kirim ke ahlinya (dosen Fakultas Pendidikan Psikologi UM untuk mendapatkan jawaban. Tulisan curhat akan mendapat imbalan atau penghargaan yang sepantasnya.

31


dok. Komunikasi

dok. Komunikasi

dok. Komunikasi

Wisata

32 | Komunikasi Edisi 336


Wisata

TAMAN EDELWEIS WONOKITRI, WISATA KEKINIAN BERBASIS EDUKASI

A

pa yang pertama kali bayangkan ketika anda mendengar Taman Bunga Edelweis? Bunga abadi? atau gunung? Mungkin saat ini kalian masih asing mendengar mengenai Taman Edelweis. Ternyata Taman Edelweis ini sangat viral di berbagai media sosial dan sekarang ini menjadi incaran para penggiat wisata. Lokasinya berada di Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur atau berada di dekat kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Membuat siapa saja yang berkunjung disini terpesona. Pemandangan alam yang menakjubkan dan suasana yang asri membuat anda betah berlama-lama di sana. Menurut warga setempat, wisata Taman Edelweis ini dulunya yang meresmikan adalah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. Tujuan diresmikan wisata ini agar menjadikan desa edelweis sebagai icon atau label khusus bagi Desa Wonokitri sekaligus melestarikan kebudayaan masyarakat. Pada zaman dulu edelweis banyak dijumpai di pinggir jalan, ladang warga sampai di wilayah pegunungan. Masyarakat setempat biasanya menggunakan bunga edelwais ini sebagai sesaji. Bunga Edelweis bagi suku tengger merupakan salah satu tumbuhan sakral yang tidak tergantikan oleh tanaman lainnya, bila edelweis punah maka budaya adat tengger juga akan punah. Selain itu Desa Wonokitri merupakan wilayah yang paling banyak dihuni oleh masyarakat Suku Tengger. Desa cagar budaya ini memang sangat erat dengan sejarah Tengger. Kisah masa lalu sangat melekat dengan desa ini. Namun, dengan adanya kebijakan larangan memetik bunga edelwais yang dapat mengancam kepunahan bunga edelwais. Maka berdasarkan keputusan Bupati Pasuruan Tahun 2018 menyatakan bahwa Desa Wonokitri dinobatkan sebagai desa wisata Edelweis dan menjadi solusi bagi wisatawan karena di dalam wisata ini terdapat penangkaran dan penanaman dalam rangka upaya konservasi bunga edelwais. Makanya kita tak heran, jika kita berada di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) sering menjumpai pedagang yang menjual bunga edelweiss, ternyata tempat konservasinya berada di Taman Edelweis. Taman Edelweis ini sangat cocok sekali sebagai tempat melepas penat bagi keluarga, teman kerja, atau kalian yang mempunyai pasangan. Karena di tempat ini wisatawan disuguhkan pemandangan alam khas pegunungan yang luar biasa kece dan tentunya terdapat hamparan bunga abadi yakni Bunga Edelwais yang siap memanjakan wisata anda. Wisatawan juga bisa berfoto ditengah hamparan bunga

edelweis lho. Yang menarik dari Taman Edelweis ini, tidak hanya sekedar adanya bunga-bunga yang indah saja, tetapi juga dilengkapi dengan spot foto yang instagramable. Seperti papan ikonik bertulisan “Taman Edelweis”, adanya gardu pandang, gazebo, frame love, dan lain sebagainya. Sehingga ketika cuaca sedang bagus dan kabut turun wisatawan dapat mengambil kesempatan untuk mengabadikan momen yang jarang anda temui. Selain bisa menikmati keindahan Taman Edelweis. Wisatawan juga akan mendapatkan edukasi terkait proses budidaya Bunga Edelwais, mulai dari penyemaian benih, pembibitan, penyapihan, penanaman, hingga perawatan. Kita tahu ya, tumbuhan ini hanya tumbuh berbunga selama 5 tahun sekali. Jadi anda sangat beruntung sekali berada di taman ini, karena bisa setiap hari melihat Bunga Edelweis. Terdapat tiga jenis Bunga Edelwais yang ditaman disini, salah satu jenisnya adalah Anaphalis Javanica. Wisatawan juga bisa memetik bunganya, membeli suvenir dan bibitnya langsung lho. Harganya juga terjangkau kok, mulai dari Rp. 20.000 – Rp.50.000. Sangat lengkap sekali bukan. Jika anda lelah berkeliling Taman Edelweis, wisatawan juga bisa menikmati café yang berada di kawasan Taman Edelweis. Café ini memiliki view pegunungan yang sejuk sekali. Dengan spot foto yang Intagramable, membuat alternatif wisata yang bisa dicoba anda selepas dari Bromo. Tempatnya tidak terlalu besar dan tempat duduknya terbatas. Apalagi kalau weekend, café ini bakalan ramai sekali. Jadi wisatawan harus sabar mengantri agar dapat kebagian tempat duduk. Jika tidak kebagian tempat duduk, wisatawan bisa duduk disekitar Taman Edelweis atau warung-warung warga yang menyediakan makanan ringan atau minuman hangat. Harganya sangat terjangkau kok. Tak perlu mengeluarkan biaya mahal untuk masuk wisata ini, Karena harga Tiket masuk juga ramah dikantong yakni dengan harga Rp.10.000 per orang. Wisatawan sudah mendapatkan teh atau kopi hangat dengan menukarkan tiketnya. Jam buka Taman Edelwesi ini dimulai pukul 08.00 – 18.00 WIB. Akses jalanya juga sangat mudah dilalui dan tak sulit untuk menemukan lokasi Taman Edelweis ini karena terletak tak jauh dari gerbang pintu masuk Bromo via Pasuruan. Oh ya, jika kamu ingin berkungjung ke Taman Edelweis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan mengingat tempatnya berada di dataran tinggi yakni bawalah jaket yang tebal agar kalian tidak kedinginan, kemudian datanglah pada saat hari cerah karena jika kalian datang pada saat hujan, kemungkinan besar akan ada kabut dan anda tidak bisa menikmati pemandangan yang indah karena terhalang oleh kabut. Izam Tahun 42 November - Desember 2021 |

33


Rancak Budaya

ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah

ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah

Makam yang Aku Ingin Kauziarahi oleh Hidayatul Ulum

A

ku akan menuntunmu hingga kau melihat sendiri makam itu. Makam yang akan kuceritakan hanya agar kau percaya bahwa dahulu pernah hidup di kota asalku, seorang perampok yang berhasil mencuri hati rakyat jelata yang papa sebab kepada merekalah ia mendermakan harta curiannya. Apakah kau tahu seseorang itu? Apakah namanya pernah mampir pada indra pendengaranmu? Sebelum aku berkisah lebih jauh tentangnya, kau mesti tahu bahwa cerita ini tak berakhir bahagia, persis seperti nasib karakter kesukaanmu dalam La Casa de Papel pada musim kelima volume pertama yang tayang perdana awal September lalu. Kau mungkin akan terkejut dan terperangah atau mungkin akan menangis sepertiku, menangisi karakter fiksi yang bahkan tak pernah mengenalku. Namun, perampok yang hendak kuceritakan bukanlah tokoh fiksi. Bukan sama sekali. Ia pernah ada, hidup jauh sebelum kita terlahir ke dunia, melakukan perlawanan terhadap kolonial Belanda dengan caranya sendiri, cara yang tidak akan kusarankan kepadamu untuk berbuat hal sama di masa kini. Ia memang pencuri, tetapi bukan untuk dirinya semata-mata, malainkan demi rakyat jelata yang miskin dan sengsara. Pertama kali aku mendengar nama perampok

34 | Komunikasi Edisi 336

itu yaitu ketika aku duduk di bangku SMA. Teman sebangkuku teramat menggebu-gebu bertutur tentangnya. Aku ingat betul bahwa benakku pada saat itu merekamnya sebagai kisah heroik yang berujung tragis. Perampok itu telah menciptakan kejengkelan dan kedongkolan bagi para orang kaya pada masa kolonial Belanda. Ia akhirnya diburu untuk dihabisi nyawanya, tetapi sungguh, ia bukan orang biasa. Ia adalah orang sakti mandraguna. Aku tak pernah mempelajari ilmu hitam seumur hidupku. Kau mungkin juga tidak pernah mencoba mempelajarinya, bukan? Namun, tentu kau pernah mendengar orang-orang yang kebal terhadap senjata. Nah, itulah kesaktian perampok yang sejak tadi kuceritakan kepadamu. Ia tidak bisa disakiti atau dibunuh dengan mudah. Dari cerita-cerita yang pernah kubaca dan kudengar, ilmunya memiliki nama: Ajian Pancasona. Akan tetapi, ada pula sumber-sumber cerita yang menyebut ilmu itu dengan nama berbeda, yaitu Rawa Rontek. Intinya, ilmu itu membuat pemiliknya kebal terhadap senjata apa pun dan konon katanya tidak bisa mati. Bisakah kau bayangkan seorang manusia bisa hidup abadi di dunia ini? Orang-orang kolonial Belanda merasa kewalahan oleh kesaktian Si Perampok Dermawan. Disakiti


Rancak Budaya

tidak mempan, dibunuh pun hidup kembali. Iya, hidup kembali. Jangan bertanya kepadaku bagaimana caranya itu terjadi, sebab aku pun tidak tahu. Menurutku, ia tidak akan hidup kembali dari kematian dalam wujud mengerikan seperti monster ciptaan Victor Frankenstein. Sekali lagi—mungkin kau akan bosan mendengar ini, tapi cerita sejarah selalu beredar dari mulut ke mulut—dari ceritacerita yang kudengar, disebutkan bahwa apabila Si Perampok Dermawan itu terbunuh, semisal tubuhnya terpotong, maka semua anggota tubuhnya akan menyatu utuh sehingga ia kembali hidup seperti sedia kala. Keanehan itu memang sangat membingungkan. Bahkan dalam sains, tidak ada penjelasan yang tepat untuk menerangkannya. Namun, itu sungguh terjadi, begitulah sejarah berkata. Siasat pun tersusun. Rencana-rencana disiapkan dengan matang oleh kolonial Belanda untuk melenyapkan Si Perampok Dermawan dari muka bumi. Mereka telah tahu kelemahannya. Ia harus dibunuh dengan cara tidak manusiawi agar ia tidak hidup lagi. Kepalanya mesti dipenggal. Kepala terpisah dari badan, bahkan ketika dimakamkan. Akhirnya, eksekusi mengerikan dilaksanakan. Kepala Si Perampok Dermawan dimakamkan di bawah pohon beringin, beberapa kilometer jauhnya dari penguburan badannya. Tidak hanya itu, masing-masing makam itu juga dipisahkan oleh sungai besar yang membelah daratan kota asalku menjadi bagian barat dan bagian timur. Sungai itu bisa kau ingat dengan nama Sungai Brantas. Aku tidak pernah mengunjungi lokasi pemakaman kepala Si Perampok Dermawan, tetapi aku pernah mendaki ratusan tangga demi mengunjungi persemayaman bagian tubuhnya yang lain. Lokasinya tidak jauh dari sekolahku. Aku hanya perlu berjalan kaki mengelilingi bukit hingga tiba di ujung paling bawah anak tangga menuju puncak, lalu mulai menapaki ratusan anak tangga itu. Jika kau datang berziarah saat musim penghujan, maka sebaiknya kau berhati-hati agar tidak tergelincir. Hawa lembap dan basah akan menemanimu sepanjang perjalanan. Kau akan menyaksikan pohon-pohon seragam dalam hijau yang menyegarkan mata. Mungkin kau akan menyukai aroma khas dedaunan tanaman gunung yang tumbuh menyemak di sepanjang kiri dan kanan anak tangga yang menanjak dan sesekali menurun. Aku masih mengingat dengan jelas aromanya. Sangat mendamaikan. Apabila kau datang saat musim kemarau, pegangilah topimu. Udara panas dan angin kencang pegunungan bisa menerbangkannya tanpa kau sadari. Rerumputan di kanan kiri anak tangga kemungkinan besar akan mengering pada waktuwaktu itu. Dedaunan pohon-pohon jati akan meranggas. Kau akan melihat suasana sekitarmu begitu kering dan gersang. Namun, jangan khawatir, bawalah persediaan air minum yang cukup agar

kau tidak dehidrasi selama perjalanan menuju puncak. Andai kau tahu, Bukit Maskumambang, sering kali menjejali pikiranku dengan menggemakan suara bahwa ia adalah gunung, tetapi ia tidak tinggi semenjulang Gunung Klotok. Namun, satu hal yang kuketahui pasti, Maskumambang merupakan terusan jajaran perbukitan Gunung Wilis, gunung yang bisa kau lihat dari jendela kereta api jika kau menuju Kota Malang dan kebetulan berada di kursi bagian barat dalam gerbong. Di puncak Maskumambang nanti, kau tidak hanya melihat tempat peristirahatan terakhir bagi jasad Si Perampok Dermawan yang bernama asli Bontjolono, tetapi juga tempat peristirahatan bagi Tumenggung Pontjolono dan Tumenggung Mojoroto. Mereka bertiga merupakan saudara seperguruan selama masih hidup. Mereka telah berjuang bersama-sama tanpa takut atau gentar. Kisah tentang makam-makam itu perlu kauketahui sejarahnya karena tongkat estafet untuk menjaga kelestarian persemayaman itu telah kuserahkan kepadamu. Mbah Bontjolono—semua sumber cerita menyematkan “Mbah” di depan namanya—beserta Tumenggung Pontjolono dan Tumenggung Mojoroto adalah pahlawan bagi leluhur kita jauh di masa lampau. Mereka bertiga dengan kerelaan hati telah membantu rakyat miskin dan sengsara mendapatkan keadilan dalam hidup mereka. Adilkah bagi mereka jika kita sengaja melupakan jejak keberadaan mereka? Tentu tidak, bukan? Aku bukan bermaksud ingin mengguruimu atau menuntutmu untuk melakukan sesuatu di luar kemampuanmu. Sebagai orang yang telah kuberi tongkat estafet kepercayaan besar ini, aku meletakkan harapan kepadamu. Sebuah harapan sederhana bahwa kelak di masa depan tidak aka nada yang melupakan tempat-tempat bersejarah seperti makam yang telah kuceritakan kepadamu. Anak cucu kita di masa yang akan datang sangat mungkin mempertanyakan sejarah leluhurnya. Apabila kita tidak berkisah tentang sejarah leluhur kita, lantas siapa lagi? Di tanganmu, Kawan, ada tongkat estafet yang bisa kau ulurkan kepada orang lain, mengajak mereka untuk mengenang leluhur dan pahlawan kita. Kita bisa mengambil pelajaran yang baik-baik saja dari kisah-kisah mereka, sedangkan untuk hal-hal yang buruk bisa kita tinggalkan bersama kenangan yang akan berlalu seiring berjalannya waktu. Kota asalku akan menjadi kota yang kautuju suatu hari nanti, bukan? Datanglah. Berkunjunglah. Berziarahlah. Aku berharap memiliki kesempatan untuk menyambutmu dan ikut dalam ziarah itu. Kita akan bersama-sama memikul tanggung jawab besar. Ya, kita bersama. Penulis adalah pemenang Kompetisi Penulisan Majalah Komunikasi UM

Tahun 42 November - Desember 2021 |

35


Pustaka ia ingin menutup mata karena takut dengan risiko dipecat apabila ia melaporkan hal tersebut. Namun, di sisi lain apabila ia bungkam akan hal itu, maka kerusakan yang ditimbulkan akan semakin besar. Rasa dilema yang dirasakan tokoh tersebut merepresentasikan perasaan yang akan kita hadapi di dunia kerja nantinya. Apabila tempat kerja kita menimbulkan permasalahan yang besar, akankah kita menutup mata? Atau berusaha mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut?

Menilik Dunia Kerja Melalui Film Samjin Company English Class oleh Richa Amalia Judul Film Genre Sutradara Pemain Film Tanggal Rilis Durasi

: Samjin Company English Class : Drama, Komedi : Lee-Jong Pil : Ko Ah Sung, Esom, Park Hye Soo : 21 Oktober 2020 : 110 Menit

Apa yang ada di pikiran kalian saat mendengar judul film di atas? Film yang membahas tentang kelas untuk les Bahasa Inggris? Atau tentang kelas Bahasa Inggris untuk karyawan? Well, pemikiran-pemikiran itu tidak sepenuhnya salah. Namun, inti dari film tersebut bukanlah hal itu.

Dengan latar belakang pendidikan SMA, tak jarang ke-3 tokoh utama film ini mengalami diskriminasi. Mereka sering diremehkan rekan-rekan kerja lainnya. Padahal mereka berkompeten dalam bidangnya masing-masing, Jayoung dengan analisis penelitiannya yang tinggi, Boram yang ahli matematika, dan Yoona yang memiliki pengetahuan luas serta ide-ide cemerlang. Tak jarang mereka juga mengalami diskriminasi dikarenakan mereka bergender perempuan. Hal itu tergambarkan saat adegan karyawan senior perempuan mereka yang sudah menikah dan hamil dianggap sudah tidak berkompeten. Stigma yang memandang perempuan dengan sebelah mata itu masih bisa kita temukan di kehidupan sehari-hari. Tidak hanya itu, film yang mendapatkan penghargaan sebagai Best Film di ajang Baeksang Arts Awards 2021 ini juga menggambarkan bagaimana relasi rekan kerja. Tidak seindah masa-masa di sekolah, pertemanan di dunia kerja justru penuh dengan persaingan antar karyawan, entah ingin terlihat lebih menonjol di depan atasan ataupun ingin memiliki prestasi kerja yang tinggi. Atmosfer persaingan antar rekan kerja itu akan kita rasakan nantinya. Meskipun begitu, dukungan dan pertemanan yang sehat juga tetap kita butuhkan di dunia kerja. Hal ini terlihat pada tiga tokoh utama yang menjalin persahabatan dan saling mendukung satu sama lain. Dukungan yang datang dari rekan kerja tersebut terbukti bisa meningkatkan kepercayaan diri Jayoung untuk mencari tahu dan melaporkan dalang dari permasalahan di perusahaannya.

Berlatar pada tahun 1995, Lee Jayoung (Ko Ah Sung), Jung Yoona (Esom), dan Sim Boram (Park Hye Soo) bekerja di Samjin, perusahaan yang bergerak di industri elektronik. Layaknya karyawan kantoran pada umumnya, mereka melakukan pekerjaan dengan sebaik mungkin dan bertahan di perusahaan tersebut selama bertahun-tahun lamanya. Ya, mereka sudah bekerja selama 8 tahun di sana. Namun, dikarenakan latar belakang pendidikan terakhir SMA, mereka berada di level pekerja yang rendah dan sulit untuk mendapatkan kenaikan jabatan.

Terakhir, yang tak kalah penting dari film ini adalah kita akan diajak melihat bagaimana pentingnya Bahasa Inggris di kehidupan kita. Jika ke-3 tokoh utama ini tidak belajar Bahasa Inggris, maka mereka tidak akan bisa memecahkan kasus tersebut dikarenakan dokumen-dokumen yang terkait kasus tersebut berbahasa Inggris. Di zaman sekarang, Bahasa Inggris menjadi bahasa internasional dan sudah menjadi bahasa sehari-hari yang harus kita kuasai. Jika kita sebagai pekerja tidak menguasai bahasa tersebut, maka kita akan kesulitan berkomunikasi dengan klien kita yang mungkin datang dari luar Indonesia.

Suatu hari, perusahaan mengumumkan bahwa karyawan yang bisa mendapatkan skor 600 dalam tes TOEIC (Test of English for Internasional Communication) akan mendapatkan promosi jabatan. Dengan semangat yang tinggi, Lee Jayoung, Jung Yoona, Sim Boram, dan karyawan lainnya bergabung ke kelas Bahasa Inggris dengan harapan bisa mendapatkan kenaikan jabatan.

Dengan kehadiran film Samjin Company English Class ini, kita sebagai calon pekerja akan dapat melihat bagaimana gambaran dunia kerja, sehingga kita tidak kaget apabila sudah terjun dalam dunia tersebut. Meskipun nantinya terdapat banyak permasalahan yang akan kita hadapi, seperti kata Lee Jayoung, “ I can do it, you can do it, we can do it!”.

Di tengah kesibukan bekerja dan menghadiri kelas Bahasa Inggris, Lee Jayoung tidak sengaja melihat kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh limbah pabrik perusahaannya. Pada saat itulah rasa dilema menghampiri Lee Jayoung. Di satu sisi

36 | Komunikasi Edisi 336

Penulis adalah pemenang Kompetisi Penulisan Majalah Komunikasi UM


Rancak Budaya

ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah

Selesai

ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah

olehOleh Imanuella Anastanisa Novia Anggraini Kau datang hari ini, setelah ribuan malam aku menanti hadirmu untuk kembali memenuhi janji.

nang ke tengah samudra kasih sayang lalu menenggelamkan dalam kepedihan.

Kau datang bersama angan yang mengingatkan hawa angin kemarin, saat kita melangkah bersama menuju singgasana bahagia.

Cukup bagiku menelan kenyataan, bahwa ada hati lain yang membuatmu nyaman hingga menghempaskan segenap perasaan.

Kau datang dengan cerita panjang yang dirajut dalam kisah penyesalan setelah sekian lama meninggalkan.

Benih luka yang kau taburkan telah tumbuh menjadi bunga kecewa, tak mudah dilupa, tak mampu diraba, tak sanggup dikira; aku jera.

Ya, kau memang datang dengan tujuan melanjutkan cinta yang kau jeda dengan sengaja. Tapi itu bukan sekedar jeda, melainkan akhir cerita kita. Kau memintaku mengulang kenangan, memohon sebuah kesempatan, serta mengharapkan satu pengampunan.

Untuk apa tatap sendu, bukankah sejak itu kau sudah tidak menjadikanku candu? Kau sendiri yang sejajarkan aku diantara dua dan tiga.

Maka tanpa basa-basi, aku tegaskan bahwa cinta untukmu baru saja pudar sekalipun telah lama kamu menghindar.

Tak perlu berandai kalau kita masih betah, nyatanya dawai yang dimainkan sudah patah.

Bagaimana bisa aku memelukmu lagi, sedang tanganku terikat diatas ketakutan akan kehilangan untuk kesekian kali?

Kita telah usai, rindunya juga sudah selesai.

Bagaimana bisa aku terbang bersamamu, sedang sayapku terjerat kesakitan akan penghianatan? Bukankah ucapan sayang yang kau katakan sudah sedemikian rusak, lalu untuk apa lagi kau mengira keindahan itu masih begitu mutlak? Seperti gelas kaca yang kau pecahkan semalam; berantakan.

Tapi tak apa jika kau masih mengingat saat bahagia. Biar aku yang menyimpan alasan mengapa kau dan aku tak lagi menjadi kita. Kenang saja aku sebagai mantan kekasih, jangan berharap bisa membasuh bekas luka yang tak pernah pulih. Penulis adalah pemenang Kompetisi Penulisan Majalah Komunikasi UM

Kau adalah laki-laki pertama yang mampu mengajakku bere-

Tahun 42 November - Desember 2021 |

37


Nama

: Nisrina Nur Yazida

Seluruh civitas akademika UM dapat mengirimkan karya berupa komik dengan tema bebas dalam bentuk soft file yang dikirim langsung ke Kantor Redaksi Majalah Komunikasi Graha Rektorat Lantai II atau via email: komunikasi@um.ac.id selambat-lambatnya tanggal 25 Januari 2022 disertai identitas diri (nama, fakultas, jurusan, dan nomor HP).

38 | Komunikasi Edisi 336

35


Langit bumi bersaksi bahwa Engkau Sang Penguasa, Engkau Sang Pemelihara, Engkau Sang Pencipta.

Langit bumi bersaksi bahwa Engkau Sang Penguasa, Engkau Sang Pemelihara, Engkau Sang Pencipta.

Elegi Senja Kintamani

Nyanyian Sang Fajar.

Nama: Nailul Insani Fak/Jur: FIS/Geografi Lokasi: Kintamani, Bali

Nama Fak/Jur Lokasi

: Nailul Insani : FIS/Geografi : Banyuwangi, Jawa Timur


Redaksi menerima tulisan reportase dengan panjang tulisan 1 halaman A4 font Times New Roman ukuran 12 spasi 1,5 dikirim maksimal dua hari setelah pelaksanaan kegiatan ke email komunikasi@um.ac.id. Naskah yang layak akan dimuat di Komunikasi online dan mendapat imbalan atau penghargaan yang sesuai


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.