2 minute read
LAPORAN KHUSUS
Menutup Akhir Tahun: Pesta Demokrasi UM
ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah
Advertisement
P
raktek demokrasi merupakan hal yang penting untuk diajarkan sejak muda, salah satu melalui pelaksanaan pemira di perguruan tinggi yang berlangsung akhir tahun ini. Pelaksanaan pemira akan memilih ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Dewan perwakilan mahasiswa (DPM) baik pada tingkat universitas maupun fakultas (01/12). Pagelaran pemira disambut oleh mahasiswa dari tingkat awal hingga mahasiswa tingkat akhir.
Bapak Mu’arifin Wakil Rektor 3 Universitas Negeri Malang mengungkapkan bahwa pemira sebuah media untuk belajar dan mempraktekan demokrasi pada skala mikro atau perguruan tinggi, sehingga semua mahasiswa bisa memahami lebih dalam mengenai pemira seperti tujuan, asas, prinsip dan proses penyelenggaraannya. Dari pemahaman tersebut mahasiswa mampu mengikuti serangkaian pesta demokrasi dengan lancar, “Pemira merupakan media untuk “belajar” dan mempraktekkan demokrasi pada skala mikro di Perguruan Tinggi. siapapun yg terlibat secara aktif dalam pemira perlu memahami secara menyeluruh hakikat pemira, apa maknanya, apa tujuannya, prinsip/asa dan bagaimana proses penyelenggaraannya”,ujarnya.
Pesta demokrasi yang seharusnya menjadi semarak bagi semua mahasiswa UM, akan tetapi semarak itu tidak hadir pada mahasiswa baru angkatan 2021. Mahasiswa muda tersebut belum paham mengenai pemira yang berjalan, sehingga belum mengikuti secara maksimal dan keseluruhan. Hal tersebut sama dengan yang dirasakan Naufal Rafi mahasiswa angkatan 21 yang mengatakan bahwa belum paham mengenai pemira, “Saya pribadi tidak terlalu paham mengenai pemira, yang saya paham pasti sama dengan di masyarakat ikut pemungutan suara tetapi belum tahu calonnya”. ungkapannya
Padahal himbauan kesadaran akan pemira terus digalakan oleh wakil rektor 3, dalam penjelasnya kepada jurnalis komunikasi mengungkapan bahwa kesadaran seluruh mahasiswa harus terus digalakkan karena akan menjadi aktor dalam penyelenggaraan pemira secara jujur dan adil, serta kesadaran yang muncul dalam memilih calon,”Adanya perhatian khusus pada pemira di UM adalah kesadaran penuh dan menyeluruh para aktor yang terlibat di dalamnya. kesadaran utk menyelenggarakan pemira secara jujur dan adil, kesadaran untuk memperjuangkan ide, pendapat dan keyakinan secara etis dan argumentatif, dan keterbukaan, kedewasaan, serta sikap ksatria dalam menerima hasil pemira. Kesadaran akan pemira yang terus digalakan oleh UM melalui bidang 3, akan tetapi kesadaran tersebut belum muncul kepada semua mahasiswa UM, menurut Yuan mahasiswa angkatan 20 menyatakan bahwa tidak tahu mengenai pelaksanaan pemira yang berjalan di kampus UM, ”Pemira memang ajang yang penting, mungkin karena saya tidak update terbaru jadi saya tidak tahu pelaksanaan permira dan siapa saja calon yang akan maju”ujarnya.
Diakhir wawancara bapak Mu’arifin menyatakan kesiapan UM dalam memotivasi dan memfasilitasi penyelenggaraan pemira yang bermartabat, objektif, adil serta dilandaskan pada prinsip demokrasi yaitu dari, oleh, dan untuk mahasiswa sesuai dengan aturan yang berlaku. Selain itu bapak Mu’arifin juga memberikan peringatan bahwa demokrasi menjamin kebebasan berpendapat dan kebebasan memilih dan dipilih, tetapi yang perlu diingat, demokrasi bukan kebebasan absolut.
Mari kita sukseskan pemira 2021, mari kita tunjukkan bahwa mahasiswa UM adalah pribadipribadi yang cerdas dan unggul secara utuh. Berlian