9 minute read

SEPUTAR KAMPUS

Next Article
LAPORAN UTAMA

LAPORAN UTAMA

Usung Pelaksanaan Offline, Antusias dok. Komunikasi Pendaftar Volunter FUN #9 Cukup Tinggi

Sebagai seorang mahasiswa penerima biaya pendidikan, sudah sepatutnya kita juga memiliki kontribusi yang diberikan kepada negeri sebagai bentuk timbal balik. Salah satu kegiatan yang bisa dilakukan adalah melakukan pengabdian kepada masyarakat. Forum Mahasiswa Bidikmisi Universitas Negeri Malang (Formadiksi UM) menjadi salah satu pelopor untuk kegiatan ini yakni dengan melakukan kegiatan Formadiksi UM Untuk Negeri (FUN #9) yang dilaksanakan secara offline di dua dusun yaitu Kalisangkrah dan Panggung Waru, Desa Sumberoto, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang. Meskipun kegiatan ini dikemas secara offline, tetapi dalam pelaksanaannya tetap dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan.

Advertisement

Sebelum pelaksanaan kegiatan, terdapat beberapa rangkaian kegiatan pra acara yang dilakukan yakni open recruitment volunter yang dilakukan mulai 18–23 November 2021.

Reporter Formadiksi UM News berkesempatan untuk mewawancarai Diky Romadoni Saputra, selaku Ketua Pelaksana FUN #9 untuk mengulik lebih jauh terkait antusiasme peserta yang mendaftarkan diri sebagai volunter FUN #9.

“Antusiasme volunter terbilang sangat tinggi. Dari segi pendaftar kita menargetkan ada 40 pendaftar, tetapi di akhir jumlah keseluruhan pendaftar ternyata jauh lebih banyak dari target yang direncanakan, sehingga mengharuskan panitia untuk melakukan seleksi. Apalagi karena sekarang masih masa pandemi, kita juga harus membatasi jumlah volunter yang diterima,” ujar Diky.

Setelah open recruitment selesai, rangkaian pra acara dilanjutkan dengan wawancara kepada calon volunter yang dilaksanakan pada 23–25 November 2021 dan pengumuman seleksi volunter pada 1 Desember 2021. Pada malam harinya diadakan meet up bersama dengan panitia untuk membahas persiapan kegiatan FUN#9.

“Meet up ini dilaksanakan untuk menjelaskan teknis kegiatannya seperti apa dan apa saja yang harus ditaati selama kegiatan pengabdian. Selain itu, juga dilakukan sesi perkenalan volunter dengan panitia yang bertujuan untuk merekatkan tali silaturahmi antara panitia dan volunter FUN#9,” lanjut Diky.

Tidak hanya mewawancarai Diky, Reporter Formadiksi UM News juga mendapatkan kesempatan untuk berbagi tanggapan bersama Volunter FUN #9 yakni Dipa Halomoan Dinamik, Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UM angkatan 2020, serta Nailul Maghfiroh, Mahasiswa Fakultas Teknik UM angkatan 2020 untuk mencari tahu lebih dalam apa alasan yang membuat mereka tertarik untuk menjadi Volunter FUN #9.

“FUN itu Formadiksi (UM) Untuk Negeri. Kalau untuk negeri pasti ada pengabdian kepada masyarakat, apalagi kita sebagai mahasiswa yang sudah dibantu oleh pemerintah dan masyarakat. Karena itu, saya ingin memberikan sumbangsih saya kepada masyarakat melalui kegiatan ini,” ucap Dipa.

“Karena saya sebelumnya juga tidak pernah ikut organisasi sama sekali, jadi saya ingin mencari kegiatan lain di luar organisasi kampus. Sewaktu saya tahu pengumuman pembukaan pendaftaran ini, di situ saya berpikir untuk ikut dan menyalurkan ilmu yang saya dapat selama di pondok kepada masyarakat, sehingga sewaktu wawancara saya memilih untuk masuk dalam bidang keagamaan,” tutur Nailul.

Harapan sebagai volunter juga turut disampaikan oleh Dipa dan Nailul dalam sesi wawancara bersama Reporter Formadiksi UM

News.

“(Yang) pasti dengan ikut bergabung dalam kegiatan yang diadakan oleh Formadiksi UM, saya bisa mendapat pengalaman dan pengetahuan ketika mengabdi kepada masyarakat. Selain itu, pasti dari volunter ada yang dari fakultas lain, jadi kita bisa juga sharing dengan mereka,” harap Dipa.

“Harapannya saya bisa mengambil ilmu yang nanti diajarkan oleh masyarakat di sini. Selain itu, di sini saya juga mendapat banyak teman, relasi, dan banyak cerita juga dengan volunter yang lain,” tutup Nailul. Itu tadi liputan wawancara Reporter Formadiksi UM News dengan Diky dan dua volunter FUN #9. Teman-teman jangan lupa, ya, untuk terus ikuti kegiatan yang dilakukan oleh Formadiksi UM. Bidikmisi! Berprestasi Tiada Henti. KIP Kuliah! Generasi Muda Semangat Berprestasi! Agnes Tiara

Motivasi Berprestasi dan Pengembangan Potensi Jadi Topik Menarik SCDP 2021

Forum Mahasiswa Bidikmisi Universitas Negeri Malang (Formadiksi UM) baru saja melaksanakan kegiatan Students’ Capacity Development Program (SCDP) Tahun 2021. Kegiatan ini diselenggarakan pada 26–27 November 2021 dengan tema “Wujudkan Asa, Menuju Generasi Muda yang Berkarya”. Kegiatan ini merupakan salah satu program kerja yang dinaungi oleh Divisi Hubungan Internal Mahasiswa (HIM).

Reporter Formadiksi UM News berkesempatan mewawancarai Iin Fadilatus Sholicha selaku Ketua Pelaksana SCDP Tahun 2021 dan Wanda Luthfianita Sari selaku Koordinator Divisi HIM. Yuk, simak liputannya!

SCDP Tahun 2021 merupakan salah satu program kerja tahunan Formadiksi UM yang bertujuan sebagai ajang pengenalan lingkungan kampus dan kehidupan perkuliahan sekaligus pemberian informasi terkait kebidikmisian, KIP Kuliah, dan Formadiksi UM. Dalam SCDP tahun ini juga disampaikan materi mengenai Motivasi Berprestasi dan Pengembangan Potensi. Seperti yang disampaikan oleh Iin, bahwa mahasiswa baru merupakan masa peralihan dari SMA menuju bangku perkuliahan sehingga perlu adanya arahan maupun gambaran terkait aktivitas di lingkungan baru. Tidak hanya pengetahuan seputar akademik, tetapi juga mengenai peningkatan skill maupun minat bakat yang dimiliki oleh mahasiswa baru sehingga nantinya dapat memiliki ruang gerak yang lebih dalam berproses. Selain itu, mahasiswa baru diharapkan dapat mencari jati diri dan potensi yang dimiliki agar nantinya bisa menjadi mahasiswa yang unggul dengan menumbuhkan prestasi-prestasi yang membanggakan melalui karya maupun ide yang kreatif dan inovatif.

“Menurut saya sudah sesuai, di mana mahasiswa baru biasanya membutuhkan sebuah pemahaman lebih yang ranahnya berkaitan dengan jati diri dan perlunya adaptasi lebih untuk penyesuaian diri di lingkungan yang berbeda. Selain itu, mahasiswa baru juga merasakan kesesuaian materi yang dibuktikan dengan antusias peserta dalam mengikuti kegiatan ini melalui penugasan yang diberikan seperti resume, pelaksanaan kuis, dan antusiasme dalam sesi tanya jawab saat materi berlangsung,” ungkap Iin ketika ditanya mengenai kesesuaian materi yang diberikan dengan kebutuhan mahasiswa baru.

Hal serupa juga disampaikan oleh Wanda, “Menurut saya, materi-materi yang diberikan dalam SCDP sudah sesuai dan cukup dibutuhkan untuk mahasiswa baru penerima KIP Kuliah Merdeka. Terutama dengan adanya kebijakan baru KIP Kuliah Merdeka yang memiliki beberapa pembagian cluster. Dengan adanya materi KIP Kuliah Merdeka yang diberikan langsung oleh narasumber di bidangnya, sangat membantu mahasiswa baru dalam menerima informasi baru maupun menjawab pertanyaan-pertanyaan yang selama ini masih dibingungkan. Hal-hal lain seperti materi motivasi berprestasi dan pengembangan potensi juga sangat dibutuhkan sebagai tambahan motivasi serta semangat mahasiswa baru penerima KIP Kuliah Merdeka untuk terus berprestasi dan berkembang.”

Nah, itu tadi liputan seputar Students’ Capacity Development Program (SCDP) Tahun 2021. Menarik, bukan? Nantikan keseruankeseruan dari kegiatan Formadiksi UM lainnya yang tentu saja ada kebermanfaatan yang akan didapatkan! SCDP 2021! Wujudkan Asa, Generasi Muda Berkarya! KIP Kuliah! Generasi Muda Semangat Berprestasi! Formadiksi UM! Sukses!. Hernawati

Pribadi dok.

D

ibalik Insekuritas dan self blaming mampu raih segudang prestasi gemilang, Alfan Bramantya mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial angkatan 2018. Peria yang berasal dari kabupaten Malang ini berhasil menyabet berbagai prestasi dan pengalaman yang luar biasa. Ia meraih berbagai prestasi dan pengalaman di ajang-ajang bergengsi, seperti ia pernah menjadi sebagai presenter Workshop PKM di administrasi pendidikan UM tahun 2020, pernah meraih Best Presentation of National Paper Competition di jurusan Sosiologi UM tahun 202, menjadi top 7 most outstanding student di FIS UM tahun 2021, finalist of the 33 PIMNAS tahun 2020, honorable mention of world health organization on London School Model United Nation tahun 2020, Best paper di MUN tahun 2020, dan Saat ini ia menjadi ketua mahasiswa berprestasi FIS UM. Perjalanan Alfan tidak semulus yang dibayangkan karena ia selalu menemukan kerikil-kerikil kecil dalam meraih prestasi-prestasinya tapi ia tak putus asa, dibuktikan ia pada saat menjadi mahasiswa baru UM ia mulai mencoba mengikuti lomba debat di FIS tapi masih belum mendapatkan hasil yang memuaskan. Saat ia memasuki semester 2 ia coba mengikuti lomba debat konstitusi di jurusan saya dan dikirim untuk mengikuti debat mahkama konstitusi namun sayangnya terhenti sampai disini, “Saya ikut mendaftar karena perwakilan resmi dari universitas tapi karena pengalaman belum ada terkait debat konstitusi banyak kajian hukum yang harus dipelajari” ujar Alfan selaku narasumber

Selama mengikuti berbagai ajang-ajang nasional maupun internasional, Alfan terkadang keluar sisi insekuritas dengan pencapaiannya dan prestasinya tapi ia selalu mendapatkan dukungan oleh orang-orang disekitarnya yang membuat

Dibalik Insekuritas Raih Prestasi Gemilang

Pribadi dok.

Alfan terus maju. Ia juga sempat mengikuti ajang Pimnas yang menambah pengalaman terbesar dalam hidupnya, “Alhamdulillah, saya mendaftar mahasiswa berprestasi sebagai mapres utama dan diberi mandat sebagai ketua IMPRESS dan aktif di PKM Center sebagai anggota dan ketua pkm center di FIS dan juga saya sering jadi pemateri di beberapa event mulai dari tingkat fakultas jurusan” tambahnya.

Ia menceritakan secara rinci pengalamannya dan suka dukanya saat mengikuti ajang PIMNAS bersama kelompoknya. Ia memilih jenis PKM GT yang notabenenya prosedur dari belmawa masih belum jelas. “2019 saya mencoba mengajukan proposal PKM GT, PKM GT saya beserta tim saya menunjukan gagasan yang kami tawarkan kepada negara dan institusi untuk data pengolahan sampah yang terpadu dan sistematis menggunakan jalur bawah tanah dan sampah itu akan diolah menjadi sistem energi listrik SDGS 12” tambahnya. Di tengah perjalanannya, tanpa terduga proposal yang dikirimkan oleh Kak Alfan ternyata berhasil lolos ke tahap pendanaan. Seketika, ia senang dan bingung karena kelompoknya dari latar belakang pendidikan yang tidak cocok dengan judul PKM GT yang diangkat. Akhirnya, mereka memutuskan untuk mempelajari rumpun ilmu yang tidak linear dengan jurusannya untuk keberhasilan tim PKMnya. Lagi-lagi insekuritasnya muncul ketika diumumkan akan adanya pembinaan lebih lanjut karena pada saat bimbingan pertama di UM karena ia datang terlambat pada saat pertemuan pembinaan pertama ditambah lagi kelompoknya tidak adanya persiapan apapun saat mengikuti pembinaan PKM. Dulu ia juga mengalami berbagai kendala dan kegagalan tapi ia akan terus berjuang meraih prestasi dibalik rasa insekuritasnya, “saya dulu susah banget mencari info presentasi kegiatan kegiatan-kegiatan berbasis non akademik yang menunjang prestasi, susah banget dan tidak cocok lagi-lagi ia menyalahkan diri sendiri dan seiring berjalannya waktu tibatiba di model united nation (MUN) membuka proses seleksi jadi ketika dikirim ternyata hadirnya pandemi covid, kecewa terhadap hal tersebut dan saya coba ikuti MUN saya ikut kita mengikuti beberapa kesempatan karena saya juga sendiri terkendala biaya dsb, di waktu alhamdulillah saya bahkan saya tidak mengeluarkan uang sepeserpun yang saya ikut dan bukan dari jalur-jalur resmi, saya juga teman dari MUN yang membantu, saya sempat insecure dan self blaming tapi saya belajar banyak dari situ” rincinya.

Di Akhir perbincangan, ia menambahkan cara bagaimana mengatasi dan menghadapi tantang yang ia alami, “saya berpikir bahwa memang kalau memang kita menganggap ini untuk belajar maka hal-hal yang lain itu ikut dan usaha maksimal dan jika hasilnya kurang maksimal maka yasudah, kejuaraan itu semi objektif dan semi subjektif jika menang di kompetisi A dan kalah di kompetisi B, MAKA dari itu semenjak tahun 2020 tujuan saya mengikuti segala hal untuk memperbaiki diri dan menambah koneksi dan juara apapun itu bukan merupakan prioritas utama mungkin ada sisi lain yang bisa kita ambil, jadi setelah itu saya lebih bisa membuka pikirkan setelah itu ada kesempatan yang datang ketika saya dapat membuka mindset saya” tutupnya. Nurul

Pribadi dok.

This article is from: