5 minute read

LAPORAN UTAMA

Next Article
PUSTAKA

PUSTAKA

Pribadi dok.

Advertisement

Prestasi Gemilang UM Raih Posisi ke-5 Pimnas P

restasi gemilang berhasil diraih Universitas Negeri Malang (UM) pada tahun ini. Dalam ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-34 (2630/10), UM menyabet posisi ke-5 terbaik nasional. Keberhasilan UM menembus peringkat 5 besar dalam ajang bergengsi ini tak lepas dari perjuangan peserta dan tim sukses UM yang melalui proses panjang serta berbagai halang rintang.

Proses Seleksi dan Pembinaan Peserta PIMNAS

Masih dalam suasana pandemi, PIMNAS tahun ini terselenggara di wilayah masing-masing perguruan tinggi peserta dengan Universitas Sumatera Utara (USU) sebagai tuan rumah. UM sendiri memanfaatkan gedung Pendidikan Profesi Guru (PPG) sebagai tempat dilangsungkannya kegiatan-kegiatan terkait PIMNAS. Pada tahun ini, UM berhasil meloloskan 30 judul PKM dalam ajang PIMNAS, terdiri dari 1 judul PKM-GT (Gagasan Tertulis), 18 judul PKM-K (Kewirausahaan), 1 judul PKM-KC (Karsa Cipta), 1 judul PKM-PM (Pengabdian Masyarakat), 2 judul PKMRE (Riset Eksakta), dan 7 judul PKM-RSH (Riset Sosial Humaniora).

Salah satu gebrakan baru dalam pembinaan PIMNAS kali ini ialah dengan melibatkan para pakar atau ahli yang ada di UM untuk membina peserta secara langsung. Terdapat pula pola pembinaan dengan teman sejawat atau alumni yang sudah pernah terjun ke PIMNAS di PKM Center UM, baik di tingkat fakultas maupun universitas. Proses pembinaan yang semakin intensif juga ditegaskan oleh Robby Wijaya yang merupakan bagian dari PKM Center tingkat universitas. “Para peserta dikarantina selama 3-4 minggu di Asrama UM. Jadwal kegiatan mereka juga sangat padat, mereka mendapatkan pembinaan dari segi presentasi poster, pembuatan artikel, pembuatan PPT, brainstorming dengan metode FGD (Focused Group Discussion), pengejaran target luaran, dan lain sebagainya,” terang lelaki kelahiran tahun 1995 tersebut.

Dengan jadwal kegiatan yang begitu padat, stamina para peserta juga perlu mendapatkan perhatian khusus. “UM menyediakan konsumsi untuk mahasiswa supaya mereka tidak perlu memikirkan hal-hal selain PIMNAS. Selain itu UM juga menyediakan

suplemen atau vitamin untuk menjaga daya tahan tubuh para peserta,” jelas Heny. Selain memperhatikan kesehatan fisik, UM tidak lupa memberi dukungan emosional bagi para peserta PIMNAS. “Ada kegiatan penanaman mental juara dan motivasi di Graha Cakrawala yang dilakukan sekitar H-3 atau H-4 pelaksanaan PIMNAS, dan kegiatan tersebut benar-benar mengisi ulang semangat para peserta,” tutur Robby.

Faktor Kesuksesan UM dalam Ajang PIMNAS

Dengan tekad dan semangat yang kuat dari para peserta, bimbingan yang intensif, serta dengan dukungan para tim sukses, UM berhasil menyabet urutan ke-5 nasional dengan perolehan 5 medali setara emas, 1 medali setara perak, 2 medali setara perunggu, dan 2 juara favorit. Menurut Sopingi, S.Sos, M.Pd, pakar UM yang merupakan juri nasional PKM, kesuksesan yang diraih UM didasari oleh banyak faktor. “Judul-judul PKM yang diajukan untuk PIMNAS harus unik dan berkarakteristik kuat, analisisnya harus mendalam, dan tim harus menguasai materi yang dipresentasikan,” jelas dosen Fakultas Ilmu Pendidikan ini. Apabila dirinci, terdapat 3 kriteria yang dinilai oleh juri, yakni presentasi (65%), artikel ilmiah (25%), dan laporan akhir (15%). “Yang tidak kalah penting adalah faktor keberuntungan, karena terkadang juga banyak plot-twist. Tim yang kita prediksi menang bisa jadi belum beruntung, justru tim yang tidak kita sangka mendapat juara malah menang,” imbuh Sopingi.

Bagaikan berjuang di medan perang, dibutuhkan pasukan yang kuat, solid, serta kompak. UM membuktikan bahwa bala tentara yang bertempur di ajang PIMNAS ialah orang-orang pilihan yang mampu menghadapi berbagai halang rintang dalam tahap pelaksaannya. “Peserta yang berhasil lolos PIMNAS sudah memiliki jiwa pejuang karena dalam prosesnya penuh dengan tekanan. Butuh kekompakan, butuh meninggalkan ego, dan butuh kerja keras serta kerja cerdas,” kata Dr. Muslihati, S.Ag, M.Pd, salah satu dosen pembimbing yang berhasil mengantarkan anak-anak didiknya dalam memperoleh emas di ajang PIMNAS. “Tim sukses PKM UM sangat luar biasa, mulai dari Tim Penalaran, PKM Center, Pak Sopingi, semuanya mendampingi dalam proses PIMNAS sehingga kesuksesan dalam PIMNAS dapat diraih,” Imbuh Muslihati yang merupakan ahli dalam bidang Bimbingan dan Konseling. Koordinasi yang baik antara Tim Sukses PKM UM dan peserta juga sejalan dengan pernyataan Heny, “Selain sinergi tim PKM dan dosen pembimbing, Kemahasiswaan juga tidak henti-hentinya memberi support fasilitas. Pihak pejabat seperti Rektor, Wakil Rektor, dan Wakil Dekan pun turut memberi dukungan dalam keberhasilan PIMNAS,” ungkapnya. Dengan demikian, kejayaan UM dalam PIMNAS merupakan hasil kerja keras tim yang berlaga serta tim sukses UM, bukan kemenangan individu atau kelompok tertentu.

Peserta Berjiwa Pejuang

Salah satu peserta PIMNAS yang membuktikan semangat perjuangannya ialah Bunga Almia, mahasiswi prodi Pendidikan Bahasa Inggris UM. Bunga dan tim berhasil meraih medali emas dalam ajang PIMNAS ke-34 dengan PKM-K yang mereka usung. Mahasiswi yang akrab disapa Bunga ini mengungkapkan bahwa ini bukan pertama kalinya ia mengikuti PIMNAS. Bunga telah ikut serta dalam PIMNAS tahun lalu dan membawa pulang medali perunggu. Perbedaannya adalah pada tahun lalu Bunga ikut serta sebagai anggota, sedangkan pada tahun ini mahasiswi Fakultas Sastra tersebut menjadi ketua tim. Mengembangkan PKM hingga lolos seleksi PIMNAS tentu bukan merupakan hal yang mudah. “Lolos PIMNAS ini diperlukan pengorbanan, kerja keras, dan konsistensi,” ujar Bunga.

Karya yang diusung Bunga dan tim ialah Fun English Learning Activity (FELA) Playmat sebagai inovasi mainan edukasi interaktif pembelajaran bahasa Inggris. Bunga bercerita bahwa ia terinspirasi dengan permainan yang dulu pernah ia mainkan ketika di bangku sekolah dasar, yakni permainan edukasi interaktif berbasis teknologi tentang matematika. Dari sanalah mahasiswi ini mencetuskan sebuah ide cemerlang mengenai permainan serupa sebagai media pembelajaran bahasa Inggris untuk anak pra-sekolah. Karya tersebutlah yang berhasil membawa Bunga serta tim meraih medali emas pada bidang presentasi dalam PIMNAS ke-34.

Masa-masa menjdi mahasiswa adalah masa di mana seseorang bisa mencoba segala sesuatu sebelum dipusingkan dengan dunia pekerjaan atau dunia rumah tangga, sehingga Bunga berpesan agar mahasiswa lain tidak takut untuk memulai sesuatu yang baru. “Pesan saya untuk mahasiswa yang mengikuti lomba, jangan pernah minder, jangan pernah takut. Jika ada ide yang kreatif, langsung tulis dan cepat eksekusi, sebelum ide itu hilang,” imbuhnya.

Optimisme dan Harapan Menyambut PIMNAS Mendatang

PIMNAS memang baru saja berakhir, tetapi rupanya tidak ada kata rehat bagi tim PKM UM. Bibit-bibit unggul lain harus segera dicari agar setidaknya UM mampu mempertahankan posisi di ranah 5 besar nasional tahun depan. “Harus lebih baik lagi, tahun depan mungkin saja kita bisa mencapai peringkat 3 besar atau bahkan juara umum,” ujar Heny optimis. Ia berharap mahasiswa tertarik mengajukan proposal PKM karena banyak hal positif yang dapat diperoleh dari segi pengembangan IPTEK, pembelajaran mengenai kerjasama, juga penyelesaian masalah di masyarakat. “Saat mengikuti PIMNAS, kita dapat mengambil pelajaran bahwa ilmu pengetahuan terus berkembang dan terus membutuhkan peran mahasiswa. Keikutsertaan dalam PIMNAS adalah bukti bahwa permasalahan-permasalahan dalam masyarakat dapat terselesaikan melalui ajang tersebut,” papar Heny.

Harapan serupa juga diungkapkan Muslihati supaya semangat mahasiswa lebih terpacu untuk menuangkan ideide mereka dalam PKM. “Bagi yang sudah pernah mengusulkan PKM tetapi belum berhasil, jangan menyerah, karena mungkin saja ide yang sudah disusun tersebut tinggal disempurnakan. Bagi yang belum pernah mengajukan, inilah kesempatan untuk memacu mental juara dan menguji ketegaran kalian. Selain hadiah, ada kebanggaan serta pengalaman berharga yang tidak dapat ditukar dengan materi, dan kelak akan mewarnai perjalanan hidup sebagai sebuah kisah indah,” pungkas Muslihati.

This article is from: