3 minute read

CERITA MEREKA

Next Article
PUSTAKA

PUSTAKA

Pribadi dok.

Advertisement

Kontingen UM Berhasil Membawa Medali Emas di Ajang Internasional

D

Di penghujung 2021, Kontingen Universitas Negeri Malang (UM) berhasil memberikan persembahan yang luar biasa dengan membawa pulang medali emas di kategori IoT and Its Application pada perhelatan IA2SPO (Indonesia International Applied Science Project Olympiad) yang diselenggarakan oleh IYSA (Indonesian Young Scientist Association) di BG Junction Surabaya, Jawa Timur. Rangkaian perhelatan ini dimulai sepanjang Desember 2021 dengan acara puncaknya yakni judging session yang dilaksanakan pada 12 Desember 2021 lalu.

Perhelatan internasional ini diikuti dengan total sebanyak 280 peserta dari 14 negara. Terdapat enam kategori perlombaan yaitu Waste Treatment, IoT and Its Application, Functional Food, Energy, Research on Children with Special Needs, dan Entrepreneurship. Dalam perlombaan sendiri, peserta dituntut untuk membuat inovasi baru berdasarkan kategori yang ada dan kemudian dipresentasikan di depan juri. “Yang paling berkesan adalah menghadapi juri yang tidak hanya berasal dari Indonesia. Memang kami tidak mendapat penjelasan latar belakang dari juri tetapi jika dilihat dari komentar dan logatnya sepertinya sebagian besar dari beliau berasa dari Filipina,” Ujar Lailatul Nurjanah, mahasiswa S1 Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Sastra UM.

Kontingen UM yang diketuai oleh Lailatul Nurjanah ini membuat gagasan inovasi aplikasi yang bernama GAHARU (Jaga Alam dan Hutan sekitar Demuk). Aplikasi ini merupakan sebuah platform untuk melaporkan tindakan ilegal logging dan perusakan lingkungan dengan tujuan untuk mengatasi maraknya ilegal logging yang menyebabkan beberapa bencana lingkungan lainnya seperti banjir dan tanah longsor. Selama pengerjaan lomba, anggota tim kami memiliki background berbeda-beda. Mulai dari Sastra Inggris, Sejarah, HKN, dan Biologi. “Dengan keberagaman ini, tantangannya ada dalam hal menyamakan persepsi terhadap inovasi kami. Terlebih sebelumnya, sebagian besar dari kami belum pernah bertemu. Jadi, harus ada effort khusus untuk pendekatan guna kemudian bisa menjadi tim yang dapat bekerja sama dengan baik.” Ungkap mahasiswa yang biasa dipanggil Laila itu.

Terkait proses perlombaan, mereka mempersiapkannya kurang lebih selama satu bulan sebelum pendaftaran. Mulai dari pembuatan paper, penyamaan persepsi inovasi, translasi, dan persiapanpersiapan lainnya secara berkala. “Yang membuat kami tidak menyangka akan sampai sejauh ini adalah kami mempersiapkan lomba ini full online tanpa tatap muka sehingga pada awalnya kami tidak terlalu berharap akan menang,” Ujar Laila. Beliau juga berpesan bahwa “Jangan takut bekerja sama dengan orang baru karena dengan orang baru kita bisa menemukan hal baru yang bermanfaat.” Pesannya. Izam

Komunikasi dok.

Komunikasi UM: Kru Baru Dalami Prinsip Dasar Jurnalistik yang Benar K

amis, (23/12) Majalah Komunikasi Universitas Negeri Malang (UM) menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Jurnalistik bagi kru baru yang terdiri dari mahasiswa UM dan berasal dari berbagai jurusan dan fakultas di UM. Sejumlah 25 mahasiswa mengikuti acara yang bertempat di Graha Rektorat UM lantai ini. Acara yang berlangsung pukul 08.00–16.00 WIB ini dibuka langsung oleh Ketua Penyunting Majalah Komunikasi, Dr. Zulkarnain Nasution, M.Pd. Dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) ini menyatakan bahwa bergabungnya mahasiswa di Komunikasi merupakan hal yang harus disyukuri. “Banyak alumni Komunikasi yang sukses baik di bidang jurnalistik maupun bidang lain. Oleh karena itu, kesempatan untuk terlibat di Komunikasi harus dimanfaatkan semaksimal mungkin.” Ungkapnya. “Asah kemampuan kalian di Komunikasi ini.” Tambahnya.

Hadir sebagai pemateri jurnalistik kali ini, Amalia Hidayati Safitri, selaku eks Editor Radar Malang juga menyampaikan tanggapannya. “Seorang jurnalis harus menjadi autetifikator atau menyajikan hal yang benar kepada pembaca,” Ungkap mahasiswa S2 Ilmu Linguistik, Universitas Brawijaya Malang tersebut. “Selain itu, jurnalis juga harus menjadi sense maker, artinya jurnalis harus punya pengaruh terhadap pembaca dengan bahasa yang baik sesuai teknik penulisan dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).” Imbuh Amalia yang juga merupakan Alumni Majalah Komunikasi.

Redaktur Pelaksana Majalah Komunikasi, Nida Anisatus Sholihah, S.Pd. M.M., menyatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan pengetahuan jurnalistik kepada para kru yang baru direkrut pada bulan Desember ini. “Semoga Kru Komunikasi yang baru bisa memiliki pemahaman yang baik tentang jurnalistik dan saya juga mengharapkan dengan adanya kegiatan ini, ada output dari kru baru untuk berlatih membuat berita.” Ungkap perempuan yang hobi menulis dan membaca puisi tersebut. NAS

This article is from: