4 minute read

UP TO DATE

Next Article
PUSTAKA

PUSTAKA

Pribadi dok.

Tim Cakrawala Boyong Penghargaan Tertinggi di iWareBatik

Advertisement

Kabar baik datang dari Tim Cakrawala UM dalam ajang Hackaton iWareBatik (29/10), Tim Cakrawala yang beranggotakan Hawiki Renalia, Zelinda Istighfariani, Yoga Johan Ekaloka, Melinda Nur Hafida, Kristina Jala Gita berhasil mendapatkan penghargaan. First Supreme Diamond Award, penghargaan tertinggi yang bisa didapat oleh para kontestan Hackaton. Mereka membuat pengembangan aplikasi IWareBatik dengan menambahkan fiturfitur unik. “Kami mengira itu bohongan,” ucap Zelinda, selaku leader tim Cakrawala.

Lomba ini dimulai dari workshop yang diadakan oleh iWareBatik, yang sekaligus membuka pintu pertemuan bagi para anggota. Tim Cakrawala dipertemukan ketika mereka mengikuti lomba essay yang dilaksanakan iWareBatik. Berawal dari informasi yang didapat dari Pak Daya (Daya Negri Wijaya S.Pd, M.A), para mahasiswa jurusan Sejarah mengikuti lomba dari iWareBatik dengan menulis essay pribadi dengan ketentuan 450 kata. Kemudian terpilih lima essay terbaik dari kontestan, yang juga menjadi cikal bakal pembentukan Tim Cakrawala.

Setelah mereka dipertemukan, barulah mereka membahas ide apa saja yang akan digunakan dalam pengembangan aplikasi IwareBatik. Dalam aplikasi ini, mereka menambahkan dua fitur baru: Samudra dan satu motif baru, Danyang Rambut Monte. Fitur Samudra diciptakan untuk menambah jurnal-jurnal penelitian dan berbagai karya ilmiah. Danyang Rambut Monte terinspirasi dari folkor daerah Blitar.

Walau baru saja dibentuk, Tim Cakrawala mempunyai kerjasama tim yang cukup baik. “Semuanya serba mendadak, kami hanya punya waktu beberapa hari untuk mematangkan konsep,” keluh Zelinda ketika ditanya halangan dalam mempersiapkan lomba. “Koordinasi juga susah dan lambat” ujar Zelinda. “Tetapi karena kami semua sedang menempuh semester akhir dan hanya ada skripsi, kami bisa backup satu sama lain. “Kami juga sering berkonsultasi dengan dosen pembimbing kami, tentang masalah konsep, ide, sampai pendanaan,” tambah Hawiki, salah satu anggota Tim Cakrawala.

Ketika ditanya bagaimana rahasia sukses dalam mengikuti lomba yang bersamaan dengan waktu perkuliahan, kuncinya adalah saling menyokong satu sama lain. “Ditambah lagi dua dari kami disibukkan dengan PIMNAS 34, jadi kami benar-benar harus saling mem-back up” ujar Hawiki, “jadi kami saling membantu sesuai jobdesc dan kemampuan masing-masing”. “Presentasi juga menggunakan bahasa Inggris, yasudah kami mempersiapkan naskah dengan baik untuk meminimalisasi kesalahan-kesalahan” ucap Zelinda. “Yang penting kita paham konsep pekerjaan kita, kalau sudah paham mudah-mudahan kita akan lancar dalam menyampaikan ide kita” tambahnya.Ayu

Gelar Kuliah Hybrid, UM Padukan Daring dan Luring U

niversitas Negeri Malang (UM) menjadi perguruan tinggi negeri pertama di Malang yang menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas. Perkuliahan tatap muka yang tidak menyeluruh ini diselenggarakan mulai Senin (25/10). Staf Ahli Wakil Rektor I UM, Prof. Dr. Suyono, M.Pd., menuturkan bahwa mahasiswa yang mengikuti PTM adalah angkatan 2020 dan 2021. Sementara, mahasiswa di atas kedua angkatan tersebut masih mengikuti kuliah secara daring. Hal ini dikarenakan selama masa pandemi, kedua angkatan tersebut belum pernah melaksanakan pembelajaran secara luring. Mahasiswa menyambut dengan sukacita perkuliahan tatap muka terbatas.

Dalam panduan Pertemuan Tatap Muka (PTM) Terbatas UM terdapat tiga poin besar yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan PTM yaitu host atau alat pelindung diri, agent/virus yaitu tentang vaksinasi, dan lingkungan yang meliputi ventilasi, durasi, dan jarak. Untuk mencegah penularan virus, mahasiswa, dosen, dan tenaga pendidik wajib menggunakan alat pelindung diri berupa masker dan face shield serta mencuci tangan menggunakan sabun dan hand sanitizer. Oleh karenanya, UM telah menyediakan alat pengukur suhu badan, hand sanitizer, dan wastafel pada tiap gedung.

Perkuliahan tatap muka terbatas dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan dan kontrol secara ketat. Mahasiswa yang mengikuti perkuliahan tatap muka terbatas, wajib sudah melakukan vaksin minimal satu dosis sedangkan untuk dosen wajib dua dosis. Hal tersebut dikontrol dengan aplikasi pedulilindungi.id dan sertifikat vaksin. Seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan tatap muka terbatas harus memindai barcode di aplikasi pedulilindungi.id sebelum memasuki kelas. Sebelumnya, mahasiswa juga harus melakukan karantina mandiri selama dua minggu atau empat belas hari. Selama kegiatan pembelajaran, tidak boleh dilakukan kegiatan makan, minum maupun kegiatan lain yang mengharuskan membuka masker.

Sementara, ruangan yang digunakan untuk PTM wajib berjendela lebar dengan kapasitas maksimal ruangan adalah 25% dari kapasitas normal. Dalam pelaksanaan yang dibatasi selama dua jam tiap kegiatan, tiap orang yang terlibat wajib menerapkan jarak terdekat sejauh 1,5 meter. Ruangan juga dibersihkan tiap pergantian kelas secara manual maupun dengan lampu ultraviolet khusus.

Kegiatan PTM yang dihadiri oleh angkatan 2020 dan 2021 dilaksanakan di semua kampus UM, tak terkecuali kampus dua dan tiga. Untuk mengikuti perkuliahan tatap muka, mahasiswa angkatan 2020 dan 2021 wajib mengantongi izin dari orang tua. Mahasiswa leluasa memilih apakah akan mengikuti pembelajaran daring atau luring. Apabila tidak mendapatkan izin untuk kuliah luring maka mahasiswa mengikuti perkuliahan secara daring sehingga dalam pelaksanaan PTM, tidak semua mahasiswa angkatan 2020 dan 2021 di semua fakultas mengikuti perkuliahan secara luring.

Misalnya di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), perkuliahan tatap muka diikuti oleh 48% mahasiswa dari 1.976 mahasiswa angkatan 2020 dan 2021. Sisanya mengikuti perkuliahan secara daring sehingga perkuliahan masih dilakukan secara hybrid. Diah

This article is from: