8 minute read

WISATA

Next Article
CURHAT

CURHAT

Destinasi Wisata di Kota Patria

Selasa, (15/2) Kru Majalah Komunikasi UM melakukan destinasi wisata ke Kota Proklamator sekaligus Kota Patria, Yup, Blitar. Di kota ini kita dapat menemukan berbagai tempat wisata yang beraneka ragam dengan berbagai rasa yang berbeda, mulai dari rasa haru pada Sang Proklamator, rasa khusyu saat sholat, sampai sentuhan spirit kuat berwirausaha. Apa saja destinasi wisata yang menawan di kota Blitar ini? Yuk, simak selengkapnya di bawah ini.

Advertisement

Potret suasana kunjungan wisatawan di makam Bung Karno; Salah satu spot untuk mengenang Sang Bapak Proklamator

Wisata Makam Bung Karno, Mengenang Jasa Sang Proklamator Kemerdekaan

Blitar memang terkenal dengan sejuta wisata yang tak pernah habis untuk dibahas, mulai dari wisata alam sampai dengan wisata yang memiliki nilai-nilai sejarah. Seperti Makam Bung Karno, tempat peristirahatan terakhir sang proklamator kemerdekaan dan presiden pertama Republik Indonesia. Terletak di Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar atau berada di pusat Kota Blitar menjadi salah satu primadona utama yang wajib dikunjungi oleh setiap wisatawan.

Wisata Makam Bung Karno ini ternyata memiliki bangunan yang sangat unik sekali, ditandai dengan adanya Gapura Agung yang berbentuk Gapura Candi Bentar menjadi penanda masuk area makam kemudian terdapat joglo atau cungkup makam yang bernama Astana Mulya. Di dalam cungkup ini terdapat makam presiden pertama Republik Indonesia yaitu Ir. Sukarno dan keluarganya. Dulunya makam ini merupakan makam pahlawan kemudian dipindahkan dan diresmikan oleh Presiden kedua yaitu Bapak Suharto. Di kawasan Makam Bung Karno juga terdapat museum. Pengunjung dapat belajar banyak mengenai sejarah Sang Proklamator kita hingga sejarah Indonesia. Di dalamnya terdapat koleksi barang milik Bung Karno seperti baju beliau, koleksi mata uang, hingga koleksi foto, mulai dari aktivitas beliau yang sederhana sampai yang terkenal. Bahkan ada pula foto ekspresi beliau ketika senyum, sedih, dan marah. Bagian yang paling unik terdapat lukisan Bung Karno yang seolah-olah mengawasi para pengunjung yang bergerak dan terlihat berdegup seperti jantung manusia. Inilah yang menarik para wisatawan yang berkunjung di sini.

Selain itu terdapat perpustakaan bergaya moderen yang terdapat banyak sekali buku-buku mulai dari buku sejarah, majalah, buku umum, dan masih banyak lagi. Jika pengunjung beruntung, pengunjung bisa menyaksikan video dokumenter Bung Karno yang ditayangkan di saat-saat tertentu. Sangat menarik bukan! Saat pulang ke rumah, sempatkan untuk membeli souvenir dan oleh-oleh khas Blitar mulai dari wajik kletik, opak gambir, dan masih banyak lagi. Di sini harganya sangat murah meriah Lho, dijamin tidak menguras kantong anda!. Izam

Bagian dalam Masjid Ar Rahman yang megah

Pesona Masjid Ar Rahman Blitar Blitar masih tetap terlihat menarik, megah dan menawan apalagi dipadukan dengan menara dan desain pintu mewah warna kuning keemasan hingga jendela melengkung dengan warna garis-garis hijau tua dan putih.

Sebanyak 11 pintu masuk setinggi tiga meter dengan lebar dua meter terlihat mewah dan megah menyambut datangnya para jamaah yang hendak menunaikan ibadah salat. Seluruh pintu kayu jati di masjid ini dilapisi tembaga berukir dengan motif kaligrafi yang manis. Memasuki halaman masjid ini, kita disuguhi pemandangan menawan. Sebanyak 10 tiang penyangga payung de halaman masjid berdiri berjajar dengan megah. Bentuk payung ini sama seperti yang tampak di bagian luar Masjid Nabawi. Ornamen tembaga dengan warna emas melilit di bagian atas tiang yang dihiasi lampu indah dengan bentuk yangg mirip di Madinah. Dilansir dari detik.com, masjid ini dibangun di atas lahan seluas hampir 5.000 meter persegi oleh H. Hariyanto seorang pengusaha ternama di Kota Blitar. Menurut salah satu petugas, masjid ini dibagun dari pengalaman spiritual yang sangat mendalam di Masjid Nabawi H. Hariyanto ketika naik haji pertama kali, beliau ingin merasakan berada pada suasana khusyuk ketika beribadah setiap saat, sepulang ke Indonesia. Peletakan batu pertama pembangunan masjid di Jalan Ciliwung ini pada 24 Desember 2018. Dan selesai proses pembangunan pada 25 Desember 2019.

Tak hanya bangunannya yang menarik, pelayanan pegawai masjid yang sangat ramah dan santun, juga mampu membius pesona pengunjung. Di setiap sudut dan ruang masjid yang luas ini, kami disambut oleh pegawai masjid yang sopan dan mengarahkan letak tempat wudhu, toilet, lorong lemari tempat menaruh sandal dan sepatu, serta mempersiapkan kami memilih minuman yang

Masjid Ar-Rahman Blitar Berasa Masjid Nabawi Madinah

Jika punya rencana ke Blitar, sempatkanlah mengunjungi

Masjid Ar Rahman. Masjid ini bisa dijadikan sebagai destinasi wisata religi baru untuk melengkapi destinasi wisata yang sudah ada di Kota Blitar. Masjid yang terletak di Jalan Ciliwung,

Kepanjenkidul ini didesain layaknya prototype Masjid Nabawi,

Madinah. Kokohnya desain arsitektur ditambah keelokan lampulampu menambah suasana mirip masjid Nabawi yang semakin mengental.

Kemiripan ini dapat dilihat dari gaya arsitektur serta ornamenornamen bangunan yang dibuat semirip mungkin dengan Masjid Nabawi, yaitu payung raksasa berwarna putih yang hampir mencium langit, fungsinya untuk melindungi dari terik matahari dan hujan. Kemiripan kedua yaitu dua menara, meski hanya dua, namun terlihat sangat indah dan pas dengan sentuhan desain yang apik plus kubah. Kemiripan ketiga yakni bentuk kubah. Meski disebut prototype dan versi mininya masjid

Nabawi, namun pesona keindahan kubah Masjid Ar Rahman | Komunikasi Edisi 339

selalu tersedia di lorong masjid, yaitu teh, kopi, air putih, dan jahe anget. Ina, salah satu pengunjung mengaku terkesima dengan keindahan masjid Ar Rahman dan pelayanannya “Ini pertama kalinya saya ke masjid ini, habis dari makam Bung Karno, saya salat zuhur di sini, bagus banget masjidnya, menambah kekhusyukan saat sholat, terus pelayanan sangat baik,” ungkap wisatawan asal Kota Malang ini, “Keren, luar biasa lah pokoknya pegawai yang melayani pengunjung masjid ini,” imbuh perempuan 21 tahun ini. Mukenah sekali pakai yang bersih, suci, dan wangi juga nampak tertata rapi. Setiap jamaah perempuan dipersilahkan mengambil mukenah dan sajadah, seusai dipakai salat langsung diletakkan di kotak yang telah disediakan untuk diloundri. NAS

Suasana nyaman di Wisata Edukasi Kampung Coklat

Ingin Memulai Bisnis? Yuk Belajar dari Wisata Edukasi Kampung Coklat

Tak lengkap rasanya jika ke Blitar tak mampir dulu ke Wisata Edukasi Kampung Coklat, khususnya bagi anda yang ingin belajar bisnis dengan menikmati sensasi coklat yang sangat menggiurkan.

Kampung ini terletak di Jalan Banteng-Blorok No. 18, Desa Plosorejo RT. 01 RW 06, Kademangan, Plosorejo, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Memiliki konsep yang berbeda dari wisata edukasi lainnya membuat keberadaanya dilirik wisatawan dari berbagai kalangan baik keluarga maupun dari instansi pendidikan. Dengan berwisata kesini juga dapat memotivasi siapa saja untuk terjun menjadi entrepreneur mandiri sekaligus memberdayakan masyarakat lokal.

Berdirinya Wisata Edukasi Kampung Coklat dilatarbelakangi oleh kegagalan beternak ayam petelur di tahun 2004 yang disebabkan oleh mewabahnya virus flu burung. Kholid Mustofa selaku pendiri harus memutar otak dan mencoba untuk bangkit setelah kejadian itu. Dari ayam beliau berpindah merawat 120 pohon kakao milik keluarga. Itulah yang menjadi awal inspirasi Kholid untuk memulai usaha ini. Selain itu, faktor lain seperti tidak adanya pekerjaan, tuntutan ekonomi, dan banyaknya masyarakat yang masih menganggur di sekitar tempat tinggalnya menjadikan lebih fokus di kebun kakao keluarga sehingga diharapkan dapat membuka lapangan pekerjaan.

Harga biji kakao yang terbilang cukup tinggi ini mendorong untuk terus mengembangkan usahanya dengan mengikuti magang di berbagai tempat. Berangkat dari situ, mulai mensosialisasikan kakao pada masyarakat Blitar higga dibentuklah kelompok tani Guyub Santoso pada pertengahan 2005. Kelompok tani tersebut terdiri dari 21 anggota yang selanjutnya pada akhir 2005 kelompok tani itu berkembang menjadi gabungan kelompok tani.

Awalnya, usaha milik bapak Kholid ini menjadi pemasok biji kakao di pabrik olahan. Tidak puas sampai disitu, beliau memiliki ambisi untuk mengolah biji kakao menjadi coklat sendiri dan mendapat dukungan yang baik dari pemerintah yang membantu memberikan mesin pengolahan coklat. Namun, penjualan hasil olahan coklat belum memuaskan sehingga ditarik kembali.

Dari kegagalannya tersebut, mengubah orientasi usahanya dari produk menjadi wisata edukasi. Wisata Edukasi yang berdiri

sejak 17 Agustus 2014 ini memiliki harapan dengan adanya kampung wisata ini mampu memberikan pengetahuan tentang budidaya tanaman kakao hingga pengolahan coklat. Perjuangan Kholid tidak sia-sia, saat ini Kampung Coklat menjadi salah satu destinasi wisata di Kabupaten Blitar. Setiap harinya pada masa pandemi pengunjung Kampung Coklat mencapai 1000-2000 orang. Baik untuk berwisata edukasi ataupun menikmati olahan coklat. Kampung Coklat kini berada di bawah lembaga KSU Guyub Santoso, CV Guyub Santoso dan UD Guyub Santoso. Kampung Coklat saat ini memiliki tiga core business. Pertama, bisnis trading (jual beli) raw material cokelat. Kedua, memproduksi produk cokelat, mulai dari coklat bubuk, coklat bar, dan permen dengan berbagai varian rasa. Selain diolah menjadi coklat siap konsumsi, kakao yang dipanen dari Kampung Coklat Blitar juga diolah menjadi berbagai jenis makanan. Seperti brownies coklat, dodol coklat, dan lain sebagainya. Olahan makanan coklat itu merupakan hasil karya masyarakat sekitar kampung coklat. Kerjasama ini dilakukan untuk mendorong UMKM setempat dan menjadi usaha bersama. Selain masyarakat karyawan pun juga dapat menjalin kerjasama.

Tidak mudah mendirikan sebuah usaha apalagi sampai ke PT. Pernah mengalami bangkrut dan kembali bangkit bukanlah hal mudah. Belum lagi, di Indonesia produksi olahan coklat masih jarang dikarenakan pengolahannya yang terbilang sulit meskipun bahan melimpah. Sering menjadi hambatan dalam menjalankan usaha coklat.

“Dulu Kampung Coklat dikenal dari mulut ke mulut di area Blitar saja, turun ke jalan dengan membagikan brosur dan instansi pendidikan sebagai sasaran edukasinya,” ungkap Aufa selaku karyawan Wisata Edukasi Kampung Coklat.

Namun, berbekal kerja keras, pantang menyerah dan ulet mengantarkan Wisata Edukasi Kampung Coklat meraih berbagai penghargaan hingga tingkat nasional dan internasional. Hingga mampu memproduksi 3 ton per harinya.

Tak berhenti untuk terus melakukan Inovasi, optimis, adaptasi dengan perkembangan zaman seperti menggencarkan promosi lewat media sosial (IG) juga diterapkan. “Sebagai tempat wisata buatan tentunya harus ada pembaruan-pembaruan yang dinantikan pengunjung terutama fasilitas, uniknya berbekal optimis surga coklat di Blitar ini tidak memberhentikan satupun karyawan pada saat pandemi dan memanfaatkan lockdown dan PPKM sebagai kesempatan untuk terus berinovasi dan memperbaiki fasilitas,” sambungnya.

Kerja keras, pantang menyerah dan ulet menjadi kunci keberhasilan Kholid. Baginya kerja keras ini belumlah seberapa masih banyak hal yang perlu dilakukan untuk mewujudkan mimpinya yaitu menjadikan Indonesia sebagai kiblat cokelat dunia.

“Belajar dari bapak, jika ingin jadi pebisnis tidak boleh ragu harus optimis, harus bermodal semangat dan jangan malu, menghormati orang lain, jangan takut untuk memulai dan mengaplikasikan apa yang menjadi ide kita. Serta yang utama adalah berdoa dan beribadah,” jelasnya. Aufa berharap Wisata Edukasi Kampung Coklat semakin berjaya dan bermanfaat untuk warga sekitar. Erlina

Pengunjung dapat melihat pohon kakao secara langsung

This article is from: