DAFTAR ISI Gelontorkan Puluhan Milyar untuk Pacu Publikasi
6
SALAM REDAKSI 4 SURAT PEMBACA 5 LAPORAN UTAMA
dok. Pribadi
Penelitian menjadi salah satu kewajiban yang dilakukan oleh tenaga pendidik terutama dosen di UM. Dana memiliki peranan penting dalam suatu penelitian. Dengan dana yang cukup, peneliti bisa mendapatkan data dan fasilitas yang memadai. PNBP menjadi salah satu dambaan bagi para peneliti. Bagaimana dana tersebut didistribusikan untuk penelitian? Simak liputannya di Rubrik Laporan Utama!
OPINI 10
21 24 24 Kehangatan Kawah Putih Ciwidey Bandung dengan segala keramahannya telah menyihir wisatawan untuk berkunjung. Salah satu destinasi wisata yang menjadi andalah adalah Kawah Putih Ciwideuy. Aroma belerang dan kabut tebal menghiasi kawah. dan berhasil menghipnotis pengunjung. Simak liputannya di Rubrik Wisata!
UP TO DATE 12 SEPUTAR KAMPUS 13
Menjadi mawapres adalah dambaan setiap mahasiswa. Untuk menyandang predikat itu tidaklah mudah. Berbagai rintangan harus dilalui. Bagaimana perjuangan Fadian hingga menjuarai Pilmapres UM? Penasaran? Yuk, simak kisahnya dalam Rubrik Profil!
PROFIL CERITA MEREKA CURHAT 26 INFO 27
Tiga Kartini Muda Merakit Prestasi Sejak Dini
LAPORAN KHUSUS 30 PUSTAKA 31 WISATA
Merintis sejak dini. Tiga mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan berjuang mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional. Menjadi perempuan tidak membuat mereka terlihat lemah. Dari kejuaran kabupaten hingga ASEAN games dilalap habis oleh mereka. Yuk, simak cerita selengkapnya di Rubrik Cerita Mereka!
RANCAK BUDAYA 34 KOMIK 38 LENSA UM 39
32
32
dok. Pribadi
dok. Pribadi
dok. Pribadi
Panjat Tebing Terjal Kibarkan Bendera UM
Tahun 41 Januari-Februari 2018|
3
Salam Redaksi
STT: SK Menpen No. 148/ STT: SK Menpen No. 148/ SK DITJEN PPG/STT/1978/ SK DITJEN tanggal 27PPG/STT/1978/ Oktober 1978 tanggal 27 Oktober 1978
oleh Tika Dwi Tama
R
iset sudah seharusnya menjadi kegiatan yang terinternalisasi dalam diri akademisi, bukan hanya sebagai prasyarat saja. “Tanpa riset, maka tidak ada temuan yang dihasilkan. Jika tidak ada temuan, maka inovasi pun tidak dapat dilakukan”, pernyataan ini merupakan formulasi dasar yang mengisyaratkan bahwa riset dan inovasi menjadi ujung tombak perkembangan kehidupan dan peradaban. Pengetahuan dan teknologi akan terus berkembang dengan terpublikasinya hasil penelitian tersebut sehingga dapat memberikan solusi bagi permasalahan yang ada di masyarakat. Publikasi ilmiah menjadi indikator penting yang menunjukkan kualitas perguruan tinggi. Aspek riset dan publikasi memiliki bobot penilaian terbesar dalam pemeringkatan klasterisasi perguruan tinggi yang dilakukan oleh Kemenristekdikti, yaitu 30%. Untuk memenuhi target naik ke peringkat 13 di tahun 2019, Universitas Negeri Malang (UM) terus memacu para civitas akademika, khususnya dosen untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas penelitian maupun pengabdian masyarakat. Dosen tidak hanya mengajar, tetapi wajib melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat seperti yang tertuang dalam Tridharma Perguruan Tinggi. UM menetapkan berbagai program dan kebijakan untuk mengakselerasi peningkatan kualitas dan kuantitas publikasi ilmiah. Salah satunya adalah dengan menambah dana riset. Dana hibah penelitian Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang digelontorkan UM di tahun 2019 mencapai puluhan miliar rupiah. Besarnya dana hibah yang disediakan UM diharapkan menjadi angin segar dan dapat memotivasi para dosen untuk melakukan riset yang mampu meningkatkan daya saing UM di level dunia. Dana hibah memiliki peran yang luar biasa dalam menciptakan atmosfer penelitian di perguruan tinggi, Hibah penelitian PNBP menjadi ajang pengembangan potensi para dosen atau peneliti muda UM di bidang keahlian masingmasing. Adanya persyaratan kerjasama dan kolaborasi dengan peneliti asing serta luaran wajib berupa publikasi ilmiah menjadi langkah strategis untuk memicu lahirnya berbagai karya yang bereputasi internasional. Dengan demikian, akan muncul ide-ide baru untuk melakukan riset yang berkelanjutan.
dok. Pribadi
Pacu Potensi untuk Terus Berkarya Hibah penelitian PNBP juga membuka peluang mahasiswa untuk berkontribusi dalam pelaksanaan penelitian maupun pengabdian masyarakat. Dosen dan mahasiswa dapat bersinergi sebagai pondasi yang menopang perkembangan keilmuan dalam ranah pendidikan tinggi. Mahasiswa dapat mengambil banyak sekali manfaat dengan masuk ke dalam payung penelitian dosen. Kemampuan berfikir kritis dan memecahkan masalah akan semakin terasah. Kemampuan ini merupakan soft skill yang sulit digantikan oleh teknologi sehingga harus dimiliki para generasi milenial dalam menghadapi tantangan di era revolusi industri 4.0. Dengan kemampuan ini, mahasiswa akan terpacu untuk terus mengembangkan potensi dirinya. Segala potensi yang dimiliki perlu dimaksimalkan untuk menghasilkan karya dan inovasi yang lebih bermanfaat bagi masyarakat. PNBP menjadi asa untuk membangun budaya riset di UM. Dengan segala potensi yang dimiliki oleh UM, diperlukan komitmen bersama untuk menjalankan perannya masing-masing dalam mewujudkan budaya penelitian. Semangat untuk mengungkap fakta demi mencari solusi dan memberikan manfaat perlu digelorakan. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UM harus menjadi motor penggerak untuk mendorong tertanamnya budaya penelitian. Budaya riset yang terbentuk dapat memacu munculnya gagasan-gagasan intelektual serta berbagai karya inovatif yang mengantarkan bangsa ini pada titik kemajuan. Semoga dengan semakin banyaknya dukungan pendanaan yang disediakan UM dapat menumbuhkan motivasi para tenaga pengajar untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penelitian maupun pengabdian masyarakat. Selain itu, akan muncul berbagai riset unggulan dan produk berhak paten maupun Hak Kekayaan Intelektuak (HaKI) yang menjadi ciri khas perguruan tinggi. Sebagai civitas akademika UM, mari kita berikan kontribusi terbaik untuk mewujudkan UM sebagai perguruan tinggi yang unggul dan rujukan, serta mengibarkan bendera UM di level internasional. Penulis adalah Dosen FIK dan Anggota Penyunting Majalah Komunikasi
KOMUNIKASI • Majalah Kampus Universitas Negeri Malang • Jalan Semarang No. 5 Graha Rektorat lantai 2 Telp. (0341) 551312 Psw. 354 • E-mail: komunikasi@um.ac.id • Website: http://komunikasi.um.ac.id • Instagram: @komunikasi_um KOMUNIKASI diterbitkan sebagai media informasi dan kajian masalah pendidikan, politik, ekonomi, agama, dan budaya. Berisi tulisan ilmiah populer, ringkasan hasil penelitian, dan gagasan orisinil yang segar. Redaksi menerima tulisan para akademisi dan praktisi yang ditulis secara bebas dan kreatif. Naskah dikirim dalam bentuk softdata dan print out, panjang tulisan 2 kwarto, spasi 1.5, font Times New Roman. Naskah yang dikirim belum pernah dimuat atau dipublikasikan pada media cetak manapun. Tulisan yang dimuat akan mendapatkan imbalan yang sepantasnya. Redaksi dapat menyunting tulisan yang akan dimuat tanpa mengubah artinya. Tulisan dalam Komunikasi tidak selalu mencerminkan pendapat redaksi. Isi di luar tanggung jawab percetakan PT Antar Surya Jaya Surabaya.
4 | Komunikasi Edisi 321
Pembina Rektor (AH. Rofi’uddin) Penanggung Jawab Wakil Rektor III (Mu’arifin) Ketua Pengarah Kadim Masjkur Anggota Ahmad Fahmi Ketua Penyunting A.J.E. Toenlioe Wakil Ketua Djajusman Hadi Anggota Zulkarnain Yusuf Hanafi Evi Susanti Nuruddin Zanky Dila Umnia Soraya Sukamto Tika Dwi Tama Septa Katmawanti Ike Dwiastuti Redaktur Pelaksana Nida Anisatus Sholihah Editor Azizatul Qolbi Layouter Fitrah Izul Falaq Desainer dan Ilustrator Krisnawa Adi Baskhara Reporter Amey Karimatul Fadhilah Fanisha Amelia Dessy Herawati Cintya Indah Sari Rosa Briliana Umi Nahdhiah Tanzilla Yulia Ageng Nur Nilam Ayu S. M. Irkhamin Azril Azi Famba Safira Putri H. Nikmatul Khoiriyah Administrasi Taat Setyohadi Ahmad Mu’am Rini Tri Rahayu Suhartono Ekowati Sudibyaningsih Oni Irawan Nur Cholisah Elok Kanthiasih Distributor Adi Santoso
Surat Pembaca
Rubrik untuk Alumni Assalamualaikum, Wr. Wb. Halo, Majalah Komunikasi!
Krisnawa Adi Baskhara
Saya ingin bertanya mengenai pemuatan rubrik yang ada di majalah ini, apakah alumni juga bisa turut serta mengirimkan hasil karya berupa cerpen untuk dimuat di majalah Komunikasi UM? Sekian pertanyaan dari saya, terima kasih. Semoga majalah Komunikasi UM sukses dan jaya selalu! Wassalamu'alaikum wr. Wb. Menyatukan jiwa dengan pengetahuan, ciptakan inovasi lintas generasi
Donna Novianto, S.Pd. Alumni Fakultas Ilmu Keolahragaan 2011 Waalaikumsalam Wr. Wb.
Cover Story
Bapak Donna yang kami hormati, terima kasih atas pertanyaannya. Kami sangat mengapresiasi kiriman berita maupun rubrik lain dari seluruh civitas akademika UM, termasuk dari alumni. Dengan demikian, kami mempersilahkan kepada para alumni untuk mengirimkan hasil karyanya sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku di majalah ini. Tentu akan kami apresiasi dan mendapat imbalan yang sesuai. Terima kasih
Repro Internet
Salam, Redaksi
Adakah yang lebih hina lagi selain bergantung kepada orang lain? R. A. Kartini
ilustrasi oleh : Krisnawa Adi Baskhara
Tahun 41 Januari-Februari 2019 |
5
dok. Panitia
Laporan Utama
Sosialisasi PNBP bersama LP2M
Gelontorkan Puluhan Miliar untuk Pacu Publikasi
6 | Komunikasi Edisi 321
M
enjadi perguruan tinggi yang hebat harus dapat menciptakan inovasiinovasi yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat. Salah satu cara untuk mendukung terciptanya hal tersebut adalah dengan penelitian. Penelitian merupakan salah satu peran perguruan tinggi yang telah termaktub di dalam Tridharma Perguruan Tinggi. Universitas Negeri Malang (UM) sebagai universitas yang memiliki visi Unggul dan Menjadi Rujukan ini senantiasa mengingkatkan kemampuan meneliti, produktivitas penelitian, dan publikasi hasil penelitian yang dilakukan. Dijelaskan pada pasal 60 Peraturan Akademik UM Tahun 2017/2018 lalu bahwa setiap mahasiswa lulusan diploma dan sarjana diwajibkan untuk menggunggah karya ilmiah yang belum terpublikasi ke URL Karya Ilmiah UM atau jurnal daring yang dikelola oleh masing-masing jurusan/program studi. Bukan hal itu saja, lulusan program magister juga diwajibkan untuk minimal memiliki satu publikasi ilmiah dalam jurnal internasional: atau satu publikasi ilmiah dalam jurnal nasional tidak terakreditasi dan satu prosiding nasional yang telah dipresentasikan pada sebuah seminar, konferensi nasional maupun pertemuan ilmiah lainnya. Selain dari riset yang dilakukan oleh mahasiswa berupa tugas akhir, terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan oleh UM untuk meningkatkan kemampuan meneliti dan produktivitas penelitian, salah satunya penelitian dari para dosen yang memperoleh hibah penelitian dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Tahun 2019 ini merupakan tahun kedua dana penelitian dari PNBP. Bagaimana asa di balik PNBP UM untuk meningkatkan produktivitas penelitian di UM, berikut ulasannya.
Laporan Utama
UM sudah memutuskan bahwa sejak tahun 2018 memberikan slot dana khusus untuk bidang penelitian dan pengabdian masyarakat kepada warga UM, khususnya bagi dosen. Latar belakang dan filosofi terkait hal ini sudah diputuskan pada tahun 2017. Terkait anggaran diputuskan pada 2018 dan 2019. Sesuai dengan peraturan akademik yang tertulis, dosen dan mahasiswa diwajibkan untuk publikasi tulisan yang berbasis penelitian. Publikasi bagi mahasiswa S-1 hanya wajib mengunggah di laman UM. Bagi jenjang S-2 harus melakukan publikasi pada jurnal nasional terakreditasi. Sedangkan untuk jenjang S-3 harus melakukan publikasi internasional. Dosen merupakan pendidik yang juga bertugas sebagai peneliti. Hanya saja, permasalahannya terletak pada dana penelitian tidak cukup untuk membiayai semua penelitian yang dilakukan oleh dosen di UM. Berbagai dana hibah penelitian pernah diterima oleh UM, salah satunya adalah dari Kementerian Riset dan Teknologi Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti) yang bernama Dewan Riset Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) sebesar Rp80 juta hingga Rp100 juta perjudul. Pada kenyataannya, jumlah dosen di UM mencapai 1200 lebih, namun yang dapat dibiayai hanya 80 sampai 100 judul, dananya mendapat sebesar 10 hingga14 miliar per tahun. Rapat Pimpinan (Rapim) UM memutuskan mulai tahun 2018 akan disiapkan anggaran untuk penelitian dan pengabdian. “Sebenarnya, penelitian dan pengabdian hanya sebagai sarana, yang menjadikan tujuan utama adalah untuk publikasi di UM sendiri. Di mana dampaknya, mahasiswa bisa cepat lulus dalam hal publikasinya, dosen naik pangkat cepat, dan peringkat UM harus naik menjadi peringkat 13," tutur Dr. Markus Diantoro, M.Si. selaku ketua LP2M. UM menyediakan banyak dana seperti PNBP UM. Pada 2018 menyediakan sebanyak 25 milyar yang terserap hanya 12,6 miliar, pada tahun 2019 ini disediakan dana yang sama seperti tahun 2018 sekitar 25 milyar, dengan judul penelitian sebanyak 254 judul. Apabila dilihat dari peringkat publikasi yang terindeks scopus, UM mengalami kenaikan secara dinamis. Sepanjang tahun 2018 sebanyak 345 judul berhasil dipublikasikan. Pada tahun 2019 ini ditargetkan sebanyak 500 judul yang terpublikasi, sedangkan yang terindeks internasional memiliki target sebanyak 1.053 judul. Tahun 2019 ini, di bawah periode kepemimpinan rektor baru, pemeringkatan UM ditambah lagi. Selain peringkat di Kemenristekdikti, ada pula pemeringkatan baru yang bernama Quacquerelli Symonds
(QS). Pemeringkatan di QS ini lebih ketat. Bukan pada publikasinya, tetapi pada sitasinya. Meskipun pihak UM sudah melakukan publikasi, apabila tidak disitasi maka penelitian tersebut dianggap tidak dihitung. Selain PNBP tingkat universitas, juga terdapat dana PNBP tingkat fakultas yang setiap tahun mengalami kenaikan. Namun, setiap penelitian dan pengabdian yang terdapat di fakultas anggarannnya berbeda-beda. Sedangkan dana PNBP UM sendiri rata-rata sebesar Rp100 juta, dengan tujuan memperbanyak publikasi, mempercepat skripsi, tesis, dan disertasi, serta adanya international conference. Selama kurun waktu tiga tahun terakhir, UM memiliki dana hibah lainnya yang berasal dari Islamic Development Bank (IsDB), DRPM, PNBP UM, PNBP Fakultas. Islamic Development Bank (IsDB) merupakan dana hibah yang berasal dari gabungan bank dari negara islam di dunia. Di mana negara-negara islam ini mempunyai asosiasi yang memberikan penghargaan kepada perguruan tinggi atau pemerintah daerah (pemda) yang mengajukan proposal dan memenangkannya. UM sejak tahun 2018 melalui Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan (LPTK) mengembangkan dan memperbaiki kurikulum baru yang dikenal dengan Sistem Pengelolaan Pembelajaran (sipejar). Selain itu terdapat pula satu unit center of excellent yang bernama Distructive Learning Inovation (DLI) yang sudah diberi sertifikat oleh Kemenristekdikti sebagai pusat unggulan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dalam bidang inovasi pembelajaran. Semua itu didanai oleh IsDB yang akan berakhir di tahun 2019. Pada tahun 2020 harus ada dana pendamping, yaitu PNBP UM. Sejak tahun lalu, UM menyiapkan anggaran untuk menyelanggarakan international conference. Tahun 2018 terdapat sebanyak 13 international conference, pada tahun 2019 ini disiapkan
ada 24 international conference. Harapan dengan adanya international conference ini adalah untuk mempercepat publikasi penelitian. Pada tahun 2019 ini pimpinan UM mengajukan usul untuk para peneliti agar mempunyai partner yang berasal dari peneliti asing. “Saat ini masih dianjurkan memiliki partner yang dekat dengan wilayah Indonesia seperti Malaysia karena untuk menghemat biaya bepergiannya juga,� ungkap pria yang saat itu ditemui di ruang kerjanya. Ia juga menambahkan bahwa ini merupakan hal yang menjadi masalah di UM sendiri. Para peneliti, baik dosen maupun mahasiswa bisa melakukan penelitian tetapi publikasinya yang masih susah, maka dengan peneliti memiliki partner asing ini harapannya bisa dibantu mempublikasikannya. Guna meningkatkan kualitas di bidang penelitian, pihak UM juga memiliki suatu tim khusus, diantaranya Tim Percepatan Publikasi (TPP), Tim Percepatan Jurnal dan Konferensi (TPJK) internasional, dan Tim Penanggulangan dan Pencegahan Plagiasi (TP3). Syarat Penelitian PNBP UM Adapun syarat penelitian yang bisa didanai oleh PNBP UM pada tahun 2019 berbeda dengan tahun 2018. Salah satunya terletak pada reviewernya. Jika tahun lalu reviewer berasal dari pihak internal dan eksternal UM, pada tahun 2019 ini semua reviewer berasal dari eksternal UM dan dijalankan menggunakan sistem online. Prosesnya dimulai dengan pengusul mengunggah penelitiannya ke sistem online yang bernama Litabmas.um.ac.id. Litabmas sendiri merupakan kepanjangan dari Penelitian Pengabdian Masyarakat yang menjadi pangkalan semua data penelitian UM untuk mengunggah proposal, laporan, surat pertanggungjawaban (SPJ), dan publikasi. “Alasan reviewer berasal dari eksternal adalah untuk menghindari hal-hal kepentingan yang ada di dalam UM, serta
dok. Panitia
dok. Panitia
Latar Belakang PNBP UM
Para peserta menyimak pemaparan pemateri
Tahun 41 Januari-Februari 2019 |
7
Laporan Utama dilakukan secara online agar para penilai dari luar tidak mengetahui satu sama lain,” terang pria yang lahir 43 tahun silam ini. Adapun langkah-langkah seleksi penelitian PNBP UM sebagai berikut, pertama, judul pengajuan disesuaikan dengan bidang, disortir administrasi, apabila tidak lengkap langsung dihapus. Kedua, dikelompokkan dengan bidangnya. Ketiga, dibuatkan surat resmi ke ketua LP2M, partner pada bidang penelitian maupun pengabdian, kemudian dimintakan informasi pribadi dosen untuk nantinya bisa menjadi reviewer external. Seorang reviewer external adalah dosen yang memiliki sertifikat, serta sebelumnya sudah mengikuti training dan diklat menjadi seorang reviewer. Semua kegiatan ini diselenggarakan oleh DRPM Kemenristekdikti. Syarat untuk mendapatkan dana PNBP UM lebih mudah apabila dibandingkan dengan DRPM yang harus memiliki publikasi, hak indeks, dan paten Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI). Perbedaan lainnya adalah pertama, adanya slot penelitian kerja sama dengan Malaysia, di mana UM mempunyai konsorsium yang bernama Indonesia Malaysia Research Consorsium (IMRC). Ada lima klaster penelitian di IMRC, dua di antaranya adalah state educate dan social humaniora. Kedua, slot untuk percepatan gelar profesor, yaitu syarat pengusul harus sudah golongan IV serta publikasinya bereputasi agar bisa digunakan untuk mengajukan pangkat menjadi profesor. “Mungkin akan ada perubahan pada tahun-tahun berikutnya, kalau tahun ini pengusulnya per individu dengan harapan memiliki kelompok penelitian yang kuat yang bernama KBK. Kelompok inilah yang mendapat hibah dari UM, biasanya satu kelompok terdiri dari lima orang dan sudah terbiasa publikasi,” tambahnya. Selain itu, syarat PNBP fakultas berbeda dengan PNBP UM. Di setiap fakultas ada penugasan, afirmasi, dan kerja sama yang berbeda. Dana PNBP fakultas yang dianggarkan berbeda tergantung kondisi pada fakultas dan disesuaikan berdasarkan jumlah jurusan, program studi (prodi), dan jumlah dosen. Selain itu, skema pada setiap fakultas pun juga berbeda. Bagi dosen yang tidak mendapatkan hibah penelitiannya dari PNBP UM akan didanai oleh PNBP fakultas ini, namun dananya terbatas, bergantung jumlah judul penelitian yang diajukan. Tantangan dan Target PNBP UM Tahun 2019 ini sudah terdapat sekitar 254 judul penelitian maupun pengabdian dengan skor 4,8 sudah di atas rata-rata (maksimum skor tujuh). Pemberian angka ini diberikan oleh reviewer external, satu
8 | Komunikasi Edisi 321
proposal dinilai oleh dua reviewer. Tiap penelitian yang didanai jumlahnya berbeda karena skemanya yang berbeda. Umumnya pada sembilan bidang didanai sebesar 100 juta dengan rata-rata yang didanai 80 sampai 85 juta. Sedangkan untuk kerja sama dengan pihak asing Malaysia pada IMRC dananya bisa mencapai 150 judul, rata-rata yang didanai 125 judul. Guna meningkatkan kualitas penelitian dan publikasi maka pada tahun ini satu orang peneliti diwajibkan memiliki partner asing. Peneliti asing harus sudah memiliki publikasi. Apabila peneliti di UM bisa
Tahun 2019 ini disediakan dana yang sama seperti tahun 2018, sekitar Rp25 miliar. Selain PNBP tingkat universitas, ada juga dana PNBP tingkat fakultas yang setiap tahun mengalami kenaikan. Namun, setiap penelitian dan pengabdian yang terdapat di fakultas anggarannnya berbeda-beda. Dana tersebut ditujukan untuk memperbanyak publikasi, mempercepat skripsi, tesis, disertasi, serta international conference.
menjalin kerja sama dengan peneliti asing, akan ada pemeringkatan kelembagaan di peneliti asing. Sudah banyak penelitian yang dilakukan dan rangking dosen di negara asing yang menjalin kerja sama dengan UM memiliki kualitas bagus, seperti halnya University Technology Malaysia, University Malaya, dan University Putra Malaysia. Kuliah tamu oleh peneliti asing juga bisa menjadi salah satu cara untuk meningkatkan publikasi. Pada tahun ini penelitian yang didanai adalah milik dosen, untuk tahun depan akan ada dana penelitian untuk tenaga akademik yang diwajibkan untuk meneliti dan publikasi. Selain itu, mahasiswa juga sudah melakukan penelitian dengan menulis skripsi, tesis, dan disertasi, di mana dosen juga ikut terlibat di dalamnya dengan menerapkan sistem Kelompok Bidang Keahlian (KBK). Dalam upaya meningkatkan jumlah penelitian dan publikasi, pihak UM
juga memiliki berbagai tantangan yang dihadapi. Pertama, distribusi kemampuan dari dosen tidak tersebar merata. Kedua, passion dosen yang berbeda. “Jika memungkinkan ingin menaikkan anggaran PNBP, yang jadi masalah kalau punya dana banyak tetapi kalau peneliti hanya sedikit tidak bisa berjalan sesuai yang diinginkan, seharusnya kedua hal tersebut harus berjalan beriringan,” tutur pria yang ditemui di ruang kerjanya ini. Selain itu, agar upaya dapat dicapai dengan maksimal, UM juga memiliki strategi untuk menghadapi tantangan dan memperbanyak jumlah peneliti dengan melakukan pelatihan dan workshop. Hal ini dilakukan agar yang belum biasa menulis proposal menjadi terbiasa menulis proposal, membuat penelitian, serta melakukan publikasi (menulis artikel di jurnal, red.). Kegiatan itu akan diprakarsai oleh tim publikasi (TPP, TPJK, TP3, red.) di bawah koordinator LP2M. Targetnya tidak lain untuk memperbanyak publikasi tingkat nasional. Selain itu, untuk meningkatkan kualitas penelitian perlu perbaikan sarana untuk mempermudah semua pihak di UM, baik mahasiswa, dosen, dan tenaga akademik. PNBP Fakultas Selain PNBP UM ada juga hibah lain yang diberikan UM, terutama ditujukan kepada para dosen muda yaitu hibah dari PNBP fakultas. Seperti yang diungkapkan Dr. Heny Kusdiyanti, S.Pd., M.M. salah satu dosen manajemen Fakultas Ekonomi (FE), PNBP fakultas diberikan sebagai tempat dan upaya penyemangat dosen muda dalam menulis sebuah penelitian. Penelitian yang ada di FE dilakukan secara berkelompok. Setiap kelompok diharuskan membuat penelitian atau pengabdian masyarakat dengan mengangkat tema tertentu. “Pengelompokan ditujukan untuk memberikan semangat kepada dosen untuk meneliti dan mengabdi, maka dari itu dibuatlah PNBP fakultas. PNBP ini sebagai wadah dosen-dosen muda untuk bisa dikader oleh senior, sedangkan yang senior melanjutkan jenjang kepangkatannya dengan melampirkan hasil penelitian dan pengabdian yang sudah dilakukannya,” ungkap Heny selaku ketua penelitian jabatan fungsional Lektor yang ada di FE. Setiap jurusan membentuk kelompokkelompok penelitian sendiri. Hal itu dikarenakan setiap jurusan memiliki Kelompok Bidang Keahlian (KBK). Misalnya Heny, ia adalah dosen program studi (prodi) administrasi perkantoran, maka anggota kelompoknya juga dosen yang berasal dari prodi yang sama. Namun, tidak menutup kemungkinan bisa membentuk kelompok dengan dosen yang berbeda prodi, seperti prodi tata niaga, asalkan tidak keluar dari jurusannya masing-masing.
Laporan Utama
Setiap penelitian yang didanai, ada target yang berbeda untuk dicapai. Seperti pada percepatan guru besar, dosen-dosen muda, dan jenjang lektor, semua nominalnya berbeda dan ditentukan oleh fakultas. Contohnya pengabdian dan penelitian seperti yang dilakukan oleh Heny didanai Rp10 juta dan Rp20 juta. “Tahun ini penelitian yang didanai PNBP fakultas tidak serumit dibandingkan PNBP UM. Kalau tingkat universitas dituntut untuk bermitra dengan peneliti asing, sedangkan untuk PNBP fakultas tidak. Sebab nominal yang ada pada PNBP fakultas berbeda dengan PNBP UM, di mana nominalnya lebih kecil dibandingkan tingkat universitas. Misalnya penelitian di fakultas perlu dana sebanyak Rp20 juta, kalau tingkat universitas bisa mencapai Rp100 juta,” terang Heny saat ditemui di ruang kerjanya. Setiap tahun fakultas menyediakan wadah bagi dosen yang aktif dan tidak aktif. Para dosen tersebut dikelompokkan dan nantinya akan menciptakan sebuah karya berupa penelitian dan pengabdian. Dari penelitan dan pengabdian tersebut tridharma pendidikan yang wajib dilakukan oleh dosen sudah terlakasana. Dosen juga diwajibkan untuk melakukan penelitian. Selain itu, setiap fakultas memiliki tim yang bekerja sama dengan LP2M untuk memeriksa hasil penelitian yang ditulis oleh dosen. Penentuan pemenang penulisan pun bergantung pada reviewer dari tim dan LP2M. “Tim penelitian PNBP fakultas pada tahun ini berbeda dengan tahun kemarin, kalau 2018 lalu tidak melibatkan tenaga kependidikan (tendik), 2019 melibatkan tendik. Terdiri dari tiga sampai empat orang dalam satu kelompok ditambah mahasiswa dua sampai lima orang. Karena tahun ini melibatkan tendik jadi anggotanya lebih banyak,” jelas dosen manajemen ini. Semua ini juga tidak lepas dari peran pihak universitas. Tanggapan Civitas Akademika Adanya dana PNBP UM menjadi semangat tersendiri bagi para penggiat akademik di UM ini. Untuk memperoleh dana tersebut dibutuhkan usaha dari masing-masing peneliti, baik mahasiswa atau pun dosen. Keberadaan dana hibah penelitian yang diberikan UM tersebut menuai berbagai tanggapan positif dari civitas akademika UM. Salah satunya dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Evi Susanti, S.Si., M.Si. Ia menyatakan bahwa penelitian itu seperti nafas yang telah menyatu dengan dirinya. Apabila seorang dosen dilepaskan dari penelitian, ia akan kehilangan ruh sebagai dosen. Penelitian sejatinya merupakan
dok. Panitia
PNBP Fakultas Wadah Berkarya Bagi Para Dosen
Sosialisasi dilakukan beberapa kali
sebagian kehidupan yang dimiliki oleh seorang dosen. Bagi Evi, penelitian adalah wadah untuk aktualisasi diri, karena dosen merupakan seorang pendidik sekaligus peneliti. Adanya dana PNBP UM ini mendorong para dosen untuk bisa mengaktualisasi diri melalui penelitian. Contohnya, penelitian bidang science memiliki keterbatasan pada laboratorium. Dengan adanya dana PNBP UM ini dapat menutup kekurangan sarana yang belum ada di laboratorium. Dana PNBP UM yang didapatkan oleh dosen FMIPA juga bisa dialokasikan untuk membantu mahasiswa yang skripsi, seperti menyediakan fasilitas penunjang penelitian. Pihak fakultas tentunya tidak hanya bergantung pada dana operasional laboratorium. Selain itu, dana tersebut juga dapat digunakan sebagai tambahan beasiswa mahasiswa jenjang S-2 dikarenakan di FMIPA jenjang studi S-2 masih tergolong baru. “Ada atau tidak adanya dana, dosen tetap melakukan penelitian. Kalau penelitian sudah didanai oleh PNBP UM seperti sekarang, kita lebih termotivasi untuk melakukan penelitian,” tutur dosen Jurusan Kimia ini. Dana PNBP UM yang tersampaikan kepada peneliti bisa mencapai Rp100 juta. Sehingga dalam satu judul penelitian dosen bisa mendanai skripsi untuk satu hingga lima orang. Mahasiswa yang melakukan penelitian skripsi tidak perlu
mengeluarkan biaya apa pun selama penelitian di laboratorium karena sudah dibantu dana PNBP UM ini. Hal ini sebagai salah satu motivasi pribadi seorang dosen untuk membantu para mahasiswanya. Tahun ini Evi melakukan kerja sama penelitian dengan peneliti asing dari University Technology Malaysia. Mereka sebagai providing artikel peneliti atau pihak asing yang datang ke Indonesia untuk memberikan pengembangan penelitian. Harapannya, PNBP UM tidak berhenti sampai di sini. Hal ini dikarenakan dana tersebut memiliki banyak manfaat, terutama dalam mempercepat kelulusan mahasiswa, pengembangan lembaga, serta dapat memperoleh data yang valid untuk menulis artikel agar bisa dimuat di jurnal internasional. Tanggapan positif juga diungkapkan oleh Khuswatul Kholifah, mahasiswa Jurusan Sastra Jerman. Ia menyambut baik adanya dana hibah yang dapat membantu penelitian. Di samping itu, dana hibah juga dapat memberikan motivasi dan membangun antusiasme mahasiswa maupun dosen. Sebagai wadah bagi mahasiswa, UM harus senantiasa memberi jalan, solusi, dan memberikan dukungan yang dibutuhkan untuk penelitian mahasiswa. “Tidak melulu soal uang, melainkan juga mengenai bimbingan intensif yang bisa mendukung penelitian mahasiswa," tutupnya. Fanisha/Tanzilla Tahun 41 Januari-Februari 2019 |
9
Opini
Optimisme Millennials Menyambut Industri 4.0 dan Peluang Bonus Demografi 2030 oleh Aditya Cahyadi Putra
ilustrasi oleh : Krisnawa Adi Baskhara
D 10 | Komunikasi Edisi 321
i masa lalu industri dipengaruhi oleh perubahan teknologi dan inovasi. Paradigma ini disebut revolusi industri. Revolusi-revolusi ini disebabkan oleh proses produksi yang sebelumnya didominasi oleh manusia menjadi bergeser didominasi penggunaan mesin. Seperti halnya mekanisasi (revolusi industri 1), penggunaan energi listrik (revolusi industrial 2) serta elektronik dan otomatisasi (revolusi industial 3). Semua revolusi industri ini tidak hanya mempengaruhi produksi itu sendiri, tetapi juga sistem pendidikan dan tenaga kerja. Sebagai hasil dari perubahan ini, beberapa pekerjaan
menghilang. Saat ini, karena perkembangan digitalisasi dan robotika kita menghadapi revolusi industri berikutnya atau yang dikenal dengan sebutan Industri 4.0. Hal itu memunculkan berbagai peluang profesi baru. Dalam hal tersebut, Indonesia berpeluang memiliki potensi tinggi dalam hal kesiapan menyambut revolusi industri 4.0. Menurut Global Competitiveness Index pada World Economic Forum 2017-2018, Indonesia menempati posisi ke-36 dari 137 negara. Naik lima peringkat dari tahun sebelumnya. Hal ini tentu sebuah kesempatan. Diperkirakan, pada
Opini
tahun 2030-2040 Indonesia mendapatkan jumlah penduduk yang berusia produktif lebih banyak dari pada jumlah penduduk berusia nonproduktif, fenomena ini biasa disebut sebagai bonus demografi. Data dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Indonesia tahun 2015 tercatat sebanyak 255,5 juta jiwa. Jumlah tersebut terdiri atas penduduk usia di bawah 15 tahun sekitar 69,9 juta jiwa (27,4%) dan penduduk yang berumur 65 tahun ke atas sekitar 13,7 juta jiwa (5,4%). Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa total penduduk usia nonproduktif kurang lebih sebanyak 33% dan penduduk produktif yang berusia 1564 tahun berjumlah sekitar 67%. Mengingat pengaruh revolusi industri 4.0 berdampak pada proses produksi dari berbagai sektor, seperti e-commerce, artificial intelegence (AI), big data, fintech, cryptocurrency, dsb. Hal ini memungkinkan inovasi-inovasi teknologi tersebut menggeser teknologi lama yang juga dijadikan profesi oleh generasi tua (nonproduktif). Apabila terjadi pergeseran profesi, generasi millennials (usia produktif) lebih adaptif dalam melakukan pekerjaan yang memanfaatkan teknologi tersebut dibanding generasi tua (usia nonproduktif). Banyaknya jumlah millennials tersebut tentu menjadi sebuah aset negara untuk bersaing di tingkat global. Dengan adanya bonus demografi 2030, tentunya ada aspek yang perlu ditingkatkan agar generasi millennials Indonesia menjadi aset SDM yang mampu bersaing di tingkat global dan dapat membawa Indonesia menjadi negara yang berdaulat, berdikari, dan berkepribadian. Aspek tersebut berpengaruh langsung dan erat kaitannya dengan isu millennials yaitu pendidikan dan ketenagakerjaan. Aspek pendidikan dan ketenaga kerjaan juga merupakan poin yang digaungkan PBB sebagai agenda dunia pembangunan untuk kemaslahatan manusia yang dituangkan dalam Sustainable Development Goals (SDGs) tujuan empat, yakni Quality Education dan tujuan delapan, Decent work and economic growth. Pendidikan merupakan aspek yang penting untuk dibangun agar dapat bersaing ditingkat global, karena sebelum melangkah dalam menggunakan teknologi perlu dibangun karakter SDM terlebih dahulu agar bijak dalam menggunakan teknologi. Langkah konkret yang perlu ditingkatkan dari aspek pendidikan yaitu menciptakan jaringan pengembangan
karakter dan keilmuan yang terintegrasi, mengembangkan potensi kreativitas dan inovasi agar millennials dapat berkarya sesuai dengan bidangnya. Langkah lain yaitu mengkolaborasikan berbagai kreativitas dan inovasi yang telah dikembangkan menjadi sebuah karya yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Pertama, menciptakan jaringan pengembangan karakter dan keilmuan yang terintegrasi. Hal itu dapat diterapkan dengan cara membuat wadah yang masif dan inklusif (creative hub) dalam hal sosialisasi latihan berbangsa dan bernegara, pelatihan soft skills, sosialisasi kepemudaan, dan lain-lain. Millenials tidak hanya dapat mengembangkan kemampuannya di tingkat sekolah, tetapi hingga tingkat kecamatan tempat tinggalnya. Dengan demikian, selain mendapatkan soft skills, millennials dapat sedikit demi sedikit mengikis sifat individual yang melekat pada diri millenials. Sekolah juga dapat menerapkan kurikulum pembelajaran langsung ke masyarakat agar millennials mengetahui isu sosial yang ada disekitarnya dan terpacu untuk memberikan solusinya.\ Kedua, pengembangkan potensi kreativitas dan inovasi agar millennials dapat berkarya sesuai dengan bidangnya. Hal ini dapat diterapkan dengan cara menghargai potensi millennials, tidak hanya dalam hal akademik. Mayoritas yang kita lihat, nilai akademik lebih dihargai dari pada nilai nonakademik. Selain itu, kreativitas dan inovasi sulit diterapkan ketika komunikasi terjadi hanya satu arah. Untuk menunjang hal itu, perlu adanya penjaringan bakat mulai dari tingkat sekolah dasar agar diberikan pembekalan sesuai bakat dan minatnya secara berkelanjutan. Dalam memacu kreativitas dan inovasi, millennials perlu diberikan ruang-ruang diskusi literasi. Ketiga, mengkolaborasikan berbagai kreativitas dan inovasi yang telah dikembangkan menjadi sebuah karya yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat dapat diterapkan dengan adanya sinergisitas antara pemerintah, pelaku industri, akademisi, komunitas, dan millennials. Pemerintah dapat memberikan regulasi kepada industri kreatif agar memberikan keterbukaan pelatihan terkait produk yang diproduksi oleh industri tersebut. Akademisi memberikan materi yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan industri agar output dari disiplin ilmu yang dipelajari millennials dapat diterima oleh industri. Komunitas sebagai wadah workshop dan sharing terkait materi yang
yang belum didapatkan millennials dari akademisi dan sebagai jembatan kolaborasi membuat karya. Ketika semua dapat bersinergi, hasil karya dari industri maupun millennials dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Selain aspek pendidikan, aspek yang juga menjadi isu penting ialah aspek ketenagakerjaan. Ketenagakerjaan merupakan aspek yang penting untuk dibangun agar dapat bersaing di tingkat global. Hal ini dikarenakan ketenagakerjaan saat ini tidak hanya bersaing di ranah nasional. Sebagai contoh, setelah dibukanya Asean Economic Community (AEC) tenaga kerja asing dapat lebih mudah bekerja di dalam negeri. Jika tenaga kerja dalam negeri tidak mempunyai skills yang mempuni untuk bersaing, tentu akan tergeser oleh tenaga kerja asing. Tenaga kerja dalam negeri hanya mendapatkan gaji lebih rendah dibanding tenaga kerja asing. Langkah konkret yang dapat dilakukan antara lain: pertama, memberikan kemudahan sekaligus memberikan pelatihan dalam hal sertifikasi pekerja, baik lintas sektor dan lintas bisnis, agar tenaga kerja dalam negeri terpercaya dalam penilaian profesional yang dibutuhkan industri. Kedua, pengembangan kemitraan yang luas dengan cara pemerintah menjalin kerjasama dan mengenalkan jaringan industri luar neger. Ketiga, meningkatkan fasilitas pengelolaan progam pelatihan kerja agar tenaga kerja dalam negeri memperoleh skill yang dibutuhkan industri. Keempat, penyebaran industri skala ekonomi makro ke arah sektor atau subsektor dengan output yang padat karya. Keempat hal tersebut dapat memberikan peluang lebih bagi tenaga kerja millenials dalam negeri untuk bersaing dengan tenaga kerja asing di era industri 4.0. Dari fakta yang dapat dicermati, Indonesia memiliki optimisme memaksimalkan peluang dalam industri 4.0 dengan adanya bonus demografi 2030. Jika generasi millennials dapat mewujudkan potensi mereka sebagai warga negara yang sehat dan produktif, mereka akan meningkatkan status ekonomi dan pembangunan negara. Investasi di masa muda seperti langkah konkret yang telah direncanakan harus dilakukan lebih awal untuk menciptakan peluang yang lebih besar dalam memenangkan persaingan global. Penulis adalah Juara Harapan 3 Kompetisi Penulisan Opini Majalah Komunikasi dan Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro UM
Tahun 41 Januari-Februari 2019 |
11
dok. Panitia
Up to Date
F
Dua keynote speaker bersama moderator
akultas Pendidikan Psikologi (FPPsi) melaksanakan kegiatan Seminar Nasional dengan tema Menjadi Siswa yang Efektif di Era Revolusi Industri 4.0 pada hari Sabtu tanggal 13 April 2019. Kegiatan tersebut dihadiri dari berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa S-1 hingga S-3, para guru, dan para dosen dari berbagai kota di Indonesia. Para peserta ada yang dari Lampung, Banjarmasin, Jakarta, Surabaya, Malang, Ternate hingga dari Makassar. Jumlah pendaftar peserta seminar nasional ada sekitar 110 orang. Kegiatan yang dibuka oleh Prof. Dr. Fattah Hanurawan, M.Si., M.Ed. tersebut menghadirkan dua keynote speaker, yaitu Dr. Nur Eva, S.Psi., M.Psi dari FPPsi UM dan T. Novi Poespita Candra, M.Si., Psikolog (Phd. Cand.) dari Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Setelah kegiatan seminar nasional, dilanjutkan presentasi call for paper. Jumlah judul artikel yang dipersentasikan ada sekitar 48. Tema ini diangkat karena saat ini adalah Era Revolusi Industri 4.0 (RI 4.0, red.) yang memberikan peluang dan tantangan yang berbeda dengan masa sebelumnya. Era RI 4.0 ditandai dengan penggunaan teknologi internet secara masif dalam
12 | Komunikasi Edisi 321
semua dimensi kehidupan, termasuk pada dunia pendidikan. Nur Eva menyampaikan bahwa seorang pembelajar akan efektif pada era ini apabila menerapkan proses pembelajaran terpadu, dengan mengembangkan seperangkat perilaku konstruktif untuk mempengaruhi aktivitas belajar seseorang. Perangkat perilaku konstruktif yang harus dikuasai siswa adalah self-direction, adaptability, flexibility, dan collaboration. Sedangkan Novi menjelaskan bahwa teknologi informasi itu hanya alat yang seharusnya membuat manusia lebih optimal dalam menjalani kehidupannya. Guna membekali para siswa agar tidak terperangkap menggunakan teknologi informasi dengan salah, maka pendidikan di Indonesia harus fokus pada pengembangan karakter siswa dan melatih cara berpikir Higher Order Thingking Skills (HOTS). Para peserta merasa puas dengan pemaparan materi dari para keynote speaker. Pemaparan pemateri menambah wawasan baru bagaimana berhadapan dengan teknologi yang berubah, cara belajar siswa yang berubah, dan lingkungan yang berubah. Peserta merasa sayang sekali apabila kegiatan bagus ini tidak dihadiri oleh banyak orang.Ike
Menjadi Siswa Efektif di Era Revolusi Industri 4.0
Seputar Kampus
Ajang Bergengsi Sarat Prestasi
A
Agar bisa menyandang gelar Mawapres Utama, para finalis masih diharuskan mengikuti beragam seleksi, mulai dari tes tulis bahasa Inggris, review Karya Tulis Ilmiah (KTI), tes prestasi, focus group discussion (FGD), serta tes aktif bahasa Inggris. Bertemakan "Sustainable Development Goals (SDGs)", panitia bekerja sama dengan tim mahasiswa juara Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas). Dengan digandengnya tim mahasiswa juara Pimnas, Anton berharap dapat mempertajam ide serta menyempurnakan proposal KTI para kontestan. Diungkapan pula oleh Anton bahwa tahun ini terdapat jenis tes baru. “Tes jenis baru namanya tes kepribadian, di dalam tes ini terdapat beberapa tes yang dilakukan antara lain wawancara prestasi, tes kepribadian melalui game dan FGD,” jelas Anton. Inovasi baru tersemat pula dalam tes bahasa Inggris aktif. Panitia
memberikan peserta sedikit preassure pada fase ini. Pada sesi ini kontestan diberikan topik berkaitan dengan SDGs maupun isu nasional. Hanya lima menit waktu yang diperbolehkan untuk menyusun argumen pada selembar kertas pemberian juri. Pada lima menit kedua kontestan dipersilakan mempresentasikan ide dan gagasan. Question and Answer (QnA) pada lima menit ketiga dihadirkan sebagai sesi akhir tes. Pada wawancara yang dilakukan oleh kru Komunikasi, Anton menegaskan bahwa seluruh rangkaian seleksi sangat berpengaruh terhadap penilaian. “Apabila ada satu seleksi yang tidak diikuti tanpa alasan, maka besar kemungkinan yang bersangkutan kecil peluang untuk menjadi Mawapres Utama UM,” sambungnya. Setiap peserta ditekankan harus all out dalam mengeluarkan kemampuan dan kualitasnya di setiap seleksi. “Namun tidak memungkiri kemungkinan, memiliki kemampuan bahasa Inggris aktif atau pasif akan menjadi nilai tambah bagi nominator,” tutup Anton.Irkhamin
dok. Panitia
jang bergengsi Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapres) kembali digelar oleh Universitas Negeri Malang (UM). Sederet seleksi mengiringi rangkaian acara Pilmapres UM 2019. Penjaringan tahap awal (14/01-15/02) dimulai pada tingkat fakultas. Sebanyak 26 mahasiswa terpilih sebagai finalis mahasiswa berprestasi (mawapres) pada tahap ini. Mewakili masingmasing fakultas, seluruh finalis bersaing merebut gelar Mawapres Utama UM 2019. Berbeda dari sebelumnya, nuansa inovasi mewarnai pelaksanaan Pilmapres UM tahun ini. Panitia berusaha agar pelaksanaan Pilmapres UM 2019 sesuai dengan standar seleksi Pilmapres Nasional. “Selain menyempurnakan pelaksanaan tahun kemarin yang sudah bagus, kita juga berusaha menyesuaikan dengan standar seleksi Pilmapres Nasional,” ujar Anton Agus Setiwan, Ketua Ikatan Mahasiswa Berprestasi (Imapres) UM.
Para nominator Mawapres Utama UM
Tahun 41 Januari-Februari 2019 |
13
Seputar Kampus
dok. Panitia
Gebyar Asrama UM 2019: Dari Tartil Hingga Fashion Show
Multikultural nampak pada malam AFS
A
srama mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) sukses menggelar acara Gebyar Asrama 2019. Acara yang berlangsung meriah pada (21/03--03/04) ini mengangkat tema "Semangat Berkarya dan Aksi Nyata dalam Mewujudkan Generasi Muda yang Cerdas, Kreatif, dan Peduli Sesama". Kendati acara tersebut diadakan setiap tahun, namun ada yang berbeda dalam gebyar asrama kali ini. Tahun ini, acara tersebut semakin semarak dengan digabungnya dua acara besar yang meliputi asrama festival (afes) dan bakti sosial dalam rangkaian Gebyar Asrama 2019. Acara yang bertujuan untuk mempersolid kekeluargaan anggota asrama UM ini juga dijadikan ajang untuk mengasah kemampuan mahasiswa, terbukti, dengan rangkaian lomba yang diadakan. Serankgian kegaitan tersebut tersebut dimulai dengan lomba tartil, cerdas cermat umum, kaligrafi, asrama mencari bakat (AMB), futsal, bazar asrama,
14 | Komunikasi Edisi 321
photo contest, donor darah, bakti sosial di desa Wiyurejo, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, dan ditutup dengan Asrama Fashion Show (AFS). Acara yang dibuka oleh pembina asrama, Agus Hartono, S.Pd. tersebut dipenuhi dengan antusias warga asrama yang luar biasa. Senada dengan hal tersebut, Ketua Pelaksana Gebyar Asrama, Al Karomah Sihafuddin atau akrab dipanggil Alka mengatakan bahwa antusisme warga asrama sangat terlihat saat acara puncak. Pada saat lomba Asrama Fashion Show, setiap warga asrama diharuskan memakai pakaian adar di Indonesia. Pada acara donor danar pun para pendonor sudah mengantri sebelum donor darah dibuka. Gebyar Asrama tidak hanya melibatkan warga asrama. Masyarakat umum dapat turut berpartisipasi dalam acara bakti sosial dan donor darah. Meskipun acara dipisahkan antara asrama putra dan putri, panitia berjumlah 77 orang yang berasal dari pengurus rumah tangga asrama dan
beberapa warga asrama yang mengikuti open recruitment mampu menghandle dengan baik hingga acara selesai. “Tidak ada kendala yang terlalu besar pada acara kali ini, hanya pada saat bakti sosial medan untuk masuk ke lokasi lumayan sulit,” ungkap Alka. Acara Gebyar asrama ditutup dengan pengumuman pemenang dan pembagian hadiah di Gedung Kuliah Bersama Fakultas Ilmu Pendidikan. Ditutup oleh Kepala Subdivisi Asrama, Drs. Suharmanto, M.Pd., acara penutupan dibarengi dengan AFS mulai pukul 08.00-14.00. “Kegiatannya sangat seru, apalagi pada saat bakti sosial, senang bisa saling berbagi,” ungkap Fitrah Listianing Rahayu, peserta Gebyar Asrama 2019. Diungkapkan Alka, dengan adanya gebyar seperti ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk mempererat hubungan antar anggota asrama yang notabenya hanya bertemu satu tahun sekali. "Semoga nantinya tali silaturahmi akan tetap terjaga," tutup Alka.Nikma
Seputar Kampus
dok. Panitia
PIOS Maba Tumbuhkan Bibit Mahasiswa Berprestasi
Serius: Salah satu pesertsa cabang lomba melukis terlihat bersungguh-sungguh
M
enjadi acara yang ditunggutunggu, Pekan Ilmiah, Olahraga, dan Seni Mahasiswa Baru (PIOS Maba) menarik perhatian civitas akademika UM. Dilaksanakan pada bulan Februari-Maret, kegiatan ini berlangsung meriah. Agenda tahunan yang memang dikhususkan untuk mahasiswa baru ini bertujuan untuk mewadahi kreativitas mahasiswa sekaligus mencari potensi dan bibit-bibit mahasiswa berprestasi di UM. Di bawah naungan delapan bendera fakultas UM, mahasiswa baru UM angkatan tahun 2018 mengikuti kegiatan ini dengan antusias. Terdapat tiga bidang yang dilombakan dalam agenda PIOS Maba. Pertama, bidang karya ilmiah yang dikoordinatori oleh Dr. Heny Kusdiyanti, S.Pd., M.M.. Tidak hanya PKM lima bidang dan PKM-KT, tahun ini PIOS Maba bidang ilmiah diwarnai dengan skim baru bernama PKM-GFK (Gagasan Futuristik Konstruktif ). PKM GFK ini memiliki luaran berupa video dan berfokus pada isu nasional serta 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Suistanable Development Goals/SDGs). Selain bidang ilmiah, bidang olahraga dan seni pun
menyuguhkan perlombaan-perlombaan yang tidak kalah seru. Bidang olahraga yang dikoordinatori oleh Nurul Riyad Fadhli, S.Pd., M.Or. mempertandingkan olahraga bola voli, bola basket, futsal, pencak silat, karate, catur, dan bulutangkis. Bidang seni yang dikoordinatori oleh Hartono, S.Sn, M.Sn. memiliki cabang lomba menyanyi keroncong, pop, dangdut, seriosa, tari tunggal tradisional, baca puisi, monolog, penulisan puisi, cerpen, lakon, melukis, fotografi berwarna, dan fotografi hitam putih. Salah satu hal yang menarik dalam kegiatan PIOS Maba 2019 adalah adanya penyebaran potensi yang merata di setiap fakultas. Sebagai contoh, Fakultas Sastra (FS) tidak selalu memenangkan bidang seni, mereka juga tidak kalah hebat di ranah olahraga dan karya ilmiah. “Keseimbangan prestasi ada di delapan fakultas, tidak didominasi fakultas tertentu," tutur Heny, ketua pelaksana PIOS Maba dan koordinator bidang ilmiah saat diwawancarai beberapa waktu lalu. Lebih dari itu, Heny mengungkapkan bahwa mahasiswa baru memiliki banyak potensi tak terduga yang
sangat bagus. Bahkan, tidak menutup kemungkinan mereka akan lebih baik dari para kakak tingkatnya. Diharapkan, setelah terselenggaranya kegiatan ini, akan ada kelanjutan prestasi dari para peserta PIOS Maba, baik ditingkat nasional maupun internasional. Meskipun PIOS Maba tahun ini dilaksanakan di semester kedua, namun semangat para maba tetap bergejolak; keseruan demi keseruan mereka rasakan dalam ajang penggalian potensi dan bakat ini. Selain itu, setiap fakultas juga memberikan dorongan kepada para maba agar bisa unjuk diri serta mendukung temantemannya yang sedang bertanding. Sebagai contoh, Fakultas Teknik (FT) memasukkan agenda PIOS ke dalam buku kendali sebagai kategori kegiatan yang wajib diikuti oleh maba. Lebih dari sekadar seru-seruan dan kompetisi di lapangan, PIOS Maba juga semakin mempererat hubungan mahasiswa antarprodi, jurusan, maupun fakultas. Mereka saling memotivasi satu sama lain, "Faktor terpenting di perlombaan itu bukan hanya skill, tapi dukungan," ujar Alfina Sahliya, Maba FT jurusan Teknologi Industri 2018.Nilam Tahun 41 Januari-Februari 2019 |
15
dok. Panitia
Seputar Kampus
Peserta kompak mengenakan kostum ala Tiongkok
The 18th Chinese Bridge: Satu Dunia, Satu keluarga
S
ebagai salah satu perguruan tinggi yang memiliki Jurusan Bahasa Mandarin, tahun ini Universitas Negeri Malang (UM) diberi kepercayaan untuk menyelenggarakan Chinese Bridge ke-18, khusus wilayah Jawa Timur. Chinese Bridge merupakan kompetisi bertaraf internasional yang merupakan wadah bagi mahasiswa di dunia yang tengah menempuh studi bahasa Mandarin untuk berkompetisi dalam pidato bahasa Mandarin serta adu pengetahuan dan ketrampilan budaya Tiongkok. Acara yang dinaungi oleh Lembaga Koordinasi Pendidikan Bahasa Tionghoa Jawa Timur ini digelar pada Minggu (7/4) di Aula Graha Rektorat UM. Tema yang diusung yakni "One World, One Family". Acara tersebut mempertemukan mahasiswa dari jurusan Bahasa Mandarin dari berbagai universitas di Jawa Timur untuk saling beradu keahlian, seperti pidato bahasa Mandarin, tes pengetahuan tentang Tiongkok, dan talent show yang berkaitan dengan budaya Tiongkok. Progam ini dipromosikan oleh Chinese National Hanban dengan tujuan memperkenalkan kebudayaan Tiongkok
16 | Komunikasi Edisi 321
pada dunia. Acara yang mulai digelar pada tahun 2002 ini telah diikuti lebih dari 50 negara di dunia setiap tahunnya. Tahun ini, UM kembali mendapat amanah untuk menyelenggarakan Chinese Bridge wilayah Jawa Timur setelah menjadi penyelenggara di tahun 2016 lalu. "Mulai kemarin, kami telah melakukan tes tulis mengenai pengetahuan peserta akan kebudayaan Tiongkok, dan hari ini adalah penyelenggaraan kompetisi pidato dan talent show,� ungkap Astina, salah satu panitia ketika ditemui kru Komunikasi di lokasi acara. Lebih lanjut, Astina mengatakan bahwa acara yang diikuti oleh 38 peserta dari tujuh universitas di Jawa Timur ini bertujuan mempererat persahabatan dan persaudaraan antarmahasiswa Jurusan Bahasa Mandarin di dunia. Rangkaian acara ini dimulai pada Rabu (6/3) pukul 16.00 WIB. Para peserta harus mengikuti briefing terlebih dahulu dan menyelesaikan tes tertulis mengenai pengetahuan seputar kebudayaan Tiongkok. Pada hari selanjutnya, diadakan kompetisi pidato dan talent show yang dimulai pukul 09.30 WIB. Dalam rangkaian acara tersebut, ada juga berbagai hiburan berupa penampilan kebudayaan Tiongkok dan juga kebudayaan Indonesia. Bahkan,
para dosen Jurusan Bahasa Mandarin juga turut tampil mengisi acara. Para peserta kompetisi pidato dan talent show juga tidak kalah menarik. Mereka berhasil memukau para peserta dan juri yang hadir. Dalam Chinese Bridge ini terdapat tiga kategori kompetisi, sehingga perolehan nilai pada masing-masing kategori diakumulasi untuk menetapkan peserta yang berhak membawa pulang gelar juara pertama, kedua, dan ketiga. Para peraih juara tersebut akan membawa pulang trofi, piagam penghargaan, dan hadiah senilai Rp2,5 juta untuk juara pertama, Rp1,5 juta untuk juara kedua, dan Rp1 juta untuk juara ketiga. Hasilnya, gelar Juara I berhasil disabet oleh Jesslyntan Calista dari Universitas Kristen Petra Surabaya. Gelar Juara II jatuh kepada Steven Wihono dari Universitas Ma Chung, sementara peraih Juara III adalah Marco Sihombing dari UM. “Para pemenang yang meraih juara pertama, kedua, dan ketiga ini akan mewakili wilayah Jawa Timur untuk berangkat ke Jakarta. Jika mereka berhasil memperoleh gelar juara di Jakarta, maka mereka akan berkesempatan untuk mengikuti puncak acara di Tiongkok," tutur Astina menutup wawancara yang dilakukan kru Komunikasi. Azril
Seputar Kampus
dok. Panitia
Inkubasi Kewirausahawan Melalui Enterpreneur Day
P
Para juara Entrepreneur Day 2019
rogram Mahasiswa Wirausaha (PMW) Universitas negeri Malang (UM) sukses menyelenggarakan Enterpreneur Day untuk kedua kalinya. Acara yang digelar pada (9/4) di lapangan Graha Cakrawala UM ini diikuti oleh 169 tim yang terdiri dari berbagai fakultas dengan keunikan usahanya masing-masing. Menurut Andreas Syah Pahlevi, S.Sn., M.Sn, Ketua Panitia Enterpreneur Day, tahun ini antusias mahasiswa UM sangat luar biasa. “Tahun ini sangat meningkat, ya. Saya juga tidak menyangka antusias mahasiswa akan luar biasa untuk acara ini, terbukti bahwa semangat mahasiswa UM dalam bidang wirausaha semakin meningkat setiap tahunnya,” ungkapnya. Tim yang terdaftar dalam Enterpreneur Day kali ini telah melalui proses seleksi tingkat fakultas. Terdapat persyaratan khusus yang harus dipenuhi oleh tim, misalnya tim wirausaha bukan reseller dan usaha sudah dijalankan minimal selama enam bulan. Dalam sambutannya, Wakil Rektor III UM, Dr. Mu’arifin, M.Pd. mengatakan, “Wirausaha yang baik adalah wirausaha yang peka dengan lingkungan.” Hal ini tentu sejalan dengan harapan dari panitia dan dosen pengembang PMW dalam Enterpreneur Day tahun ini. Juri dalam Enterprenuer Day kali ini diambil dari dosen pengembang PMW UM dan bekerja sama dengan Malang Creative Fusion. Penilaian yang dilakukan meliputi keunggulan produk, pengelolaan usaha, dan jaminan keberlanjutan usaha. Pemenang dari acara ini akan menjadi perwakilan UM untuk maju ke Kompetisi Bisnis Mahasiswa Indonesia (KBMI). Tidak hanya itu, Nominator 25-30 juga akan mendapatkan bantuan dana dari UM mulai dari Rp3 juta hingga Rp8 juta setiap tim. Selain penilaian dari dosen pengembang PMW dan Malang Creative Fusion, ada juga penilaian dari pengunjung dan vote via Instagram untuk kategori tertentu. Penilaian tersebut untuk mendapatkan juara kategori stan terfavorit, stand
terbaik, poster menarik, produk terunik, dan vlog terkeren. Antusias yang luar biasa tidak hanya datang dari peserta, tetapi juga dari pengunjung dan mahasiswa. Terbukti dari ramaianya pengunjung dari sore hingga malam hari. Panitia juga menyediakan hiburan bagi pengunjung dan peserta. Acara hiburan ini diisi oleh perwakilan dari setiap fakultas dan penampilan dari Stand Up Indo Malang. Penampilanpenampilan tersebut menambah keseruan acara pada hari itu. “Sebenarnya ekspektasi kami selaku panitia adalah mahasiswa mampu mempromosikan produk saja, tetapi ternyata pendapatan yang didapat mahasiswa lumayan banyak, malah ada stan yang bisa mencapai Rp3 juta hingga Rp4 juta dalam satu hari,” ungkap Andreas. Hal ini tentu sangat membanggakan. Terlebih, harapan dari panitia, peserta tidak hanya pandai dalam entrepreneur saja, tetapi juga edupreneur. Tujuannya adalah agar mahasiswa UM mampu menciptakan lapangan kerja dan menjaring tenaga kerja. Acara ini ditutup oleh penampilan Stand Up Indo Malang dan pengumuman juara setiap kategori. Katogori Poster Terbaik dimenangkan oleh Halter Coffe, Kerabat Tani, dan Uwu Rice Bowl. Kategori Produk Terunik dimenangkan oleh Bommi Watches Wood, Plucea, dan Erro Project. Kategori Stan Terbaik dimenangkan oleh Mosu.ed, Kids Movement Indonesia, dan Oke Dekor. Sedangkan untuk kategori vlog terkeren berdasarkan like via instagram dengan judul Keseruan!! Enterpreneur Day, PMW Dong Selalu Senyum, dan Art Costum and Pigura. Pemenag kategori terakhir adalah Stan Terfavorit dimenangkan oleh KadoAsik.co, Waraga Wear, dan Produk Inovasi Custom. "Usaha yang baik adalah usaha yang dimulai, dikembangkan dan terus dilakukan, karena banyak yang memulai usaha tetapi tidak dilanjutkan,” pesan Andreas kepada semua mahasiswa yang akan dan sedang berwirausaha. Safira Tahun 41 Januari-Februari 2019 |
17
Seputar Kampus
Pamerkan Ratusan Produk Olahan Susu
P
emandangan yang berbeda terlihat di Gedung Graha Cakrawala Universitas Negeri Malang (UM). Banyak makanan berjejer melingkar di atas meja dan terlihat sangat menggoda bagi penikmat kuliner. Mahasiswa Jurusan Tata Boga UM menciptakan produk kuliner kreatif dan inovatif dengan susu sebagai bahan dasar. Sebanyak 87 mahasiswa bebas mengreasikan bahan dasar tersebut untuk dijadikan berbagai olahan yang endeus. Hasil olahan tersebut dipamerkan dalam pameran produk makanan dan minuman yang diadakan mahasiswa Jurusan Tata Boga UM pada Sabtu (13/4). Acara bertajuk “Gelar Cipta Boga 2019” ini menampilkan berbagai produk kreativitas mahasiswa S-1 dan D-3 Tata Boga UM. Acara ini merupakan salah satu tugas akhir dari mata kuliah Cipta Boga bagi mahasiswa S-1 dan D-3 Jurusan Tata Boga UM. “Bahan susu dipilih karena umumnya di Indonesia, bahan tersebut sangat melimpah dan banyak jenisnya. Susu merupakan salah satu minuman pokok yang bergizi di Indonesia. Jadi, kami ingin mengembangkan bahan tersebut sehingga bisa menunjukkan kalau bahan itu ternyata bisa dolah menjadi sedemikian rupa,” ungkap Jati Setiawan, Ketua Pelaksana. Hidangan yang dipamerkan dibedakan menjadi dua jenis, yakni produk hidangan yang siap dimakan dan produk kemas industri. Terdapat 50 jenis produk kemas industri dan 90 jenis hidangan siap
dimakan.“Produk industri di sini yaitu produk yang awet. Jadi, makanan yang bisa tahan lama. Kita berlatih berwirausaha dengan adanya produk kemas industri tersebut,” tambah Jati. Acara ini membantu mahasiswa untuk membuat karya dan inovasi makanan serta berlatih untuk berwirausaha dalam bidang kuliner. Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa semua hidangan yang dipamerkan sudah diujicobakan serta mendapat penilaian terlebih dahulu dari dosen pembimbing. Acara yang diadakan setiap tahun ini menghadirkan Chef Muto yang dikenal dengan julukan Kungfu Chef. Ia memang sempat menarik perhatian penggemar program kuliner berkat atraksi yang selalu Ia sajikan saat meracik bahan masakan. Pada kesempatakan tersebut Chef Muto dapat menilai berbagai hasil masakan mahasiswa UM. Selain menilai, ia juga berbagi ilmu masakmemasak sesuai dengan takaran gizi yang dibutuhkan. Suatu hal yang membanggakan bagi UM ketika mahasiswanya dapat berinovasi dalam bidang ekonomi kreatif melalui profesi sebagai seorang chef. “Apa yang telah dihasilkan oleh mahasiswa Tata Boga ini menjadi kreasi dan inovasi baru yang disuguhkan untuk masyarakat Indonesia hingga internasional. Dalam dunia industri mahasiswa memang bisa diunggulkan dan mempunyai daya saing yang kuat. Hal ini bisa mendorong kemajuan Indonesia dalam bidang kuliner di kancah internasional,” ujar Prof. Dr. Marji, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Teknik UM. Amey.
18 | Komunikasi Edisi 321
dok. Panitia
Para peserta Gelar Cipta Boga memamerkan produk olahannya
Kuatkan Karakter Kebangsaan
dok. Panitia
Masdar: Indonesia Sedang Rapuh
L
antunan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dinyanyikan oleh peserta membuka kegiatan seminar nasional di Graha Cakrawa Universitas Negeri Malang (UM) pada Senin (8/4). Seminar yang diikuti oleh 1.700 mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) menghadirkan pemateri Prof. Dr. Hariyono, M.Pd. selaku Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila dan Prof. Masdar Hilmy, M.A., Ph.D. selaku Rektor Universitas Islam Sunan Ampel Surabaya. Dekan FIP UM, Prof. Dr. Bambang Budi Wiyono, M.Pd. mengatakan bahwa seminar nasional ini sangat penting untuk memberikan penguatan karakter bagi para mahasiwa yang berjiwa pancasila. Tidak hanya pada saat perkuliahan, tetapi juga pada seminar seperti ini. “Tentu saja dengan kegiatan tersebut akan menguatkan pendidikan karakter dengan lebih baik dan mengamalkannya dalam kehidupan berbangsa,” tandasnya. Hal tersebut diperkuat oleh Prof. Dr. AH. Rofi'uddin, M.Pd. selaku Rektor UM. Dalam sambutannya ia menyampaikan bahwa UM diamanahi sebagai pusat inovasi belajar. UM selalu mengembangkan dan memperbaharui sistem pembelajaran hingga sekarang, yaitu dengan adanya kurikulum berbasis kehidupan. “Adanya kurikulum kehidupan akan menjawab tantangan 4.0 dengan menerapkan pengetahuan wawasan kebangsaan dalam segala kiprah kita,” ujarnya. Pancasila harus menjadi landasan epistemologi pendidikan. Hal ini sangat diperlukan. Mengingat, sejak 1917 sejumlah
Moderator (kanan) bersama kedua pemateri
anak muda yang tergabung dalam Trikoro Dharma (yang kemudian menjadi Jong Java, red.) sudah berprinsip sakti, bukti, bakti. “Apalagi hakikat pendidikan itu untuk hidup. Maka menjadikan pendidikan tersebut bersifat nasional sehingga basis keilmuan sesuai dengan visi dan misi kebangsaan tidak bisa lepas dari karakter,” ungkap Hariyono. Penyampaian materi kedua dilanjutkan oleh Prof. Masdar Hilmy. Mahasiswa masih dengan khidmat menyimak. “Pancasila itu dengan agama dan negara. Di mana agama tidak boleh mendominasi negara,
demikian pula sebaliknya. Sehingga pola yang harus dipahami pada revolusi industri 4.0, kita tidak anti globalisasi, tetapi global tidak boleh mendominasi kepentingan nasional. Apalagi di UM sejak tahun 2016 mengembangkan kurikulum berbasis kehidupan, maka basis kehidupannya itu nilai-nilai Pancasila,” jelas Masdar. Pada akhir acara, moderator memimpin para peserta untuk menyanyikan lagu Indonesia Pusaka. “Indonesia sedang rapuh, mari perkuat jati diri bangsa dengan karakter kebangsaan yang tertanam dalam diri,” tutup Masdar. Amey. Tahun 41 Januari-Februari 2019 |
19
Seputar Kampus
dok. Panitia
Memukau. Seratus Penari Gandrung menutup acara Banyuwangi Festival
Rawat Budaya Agar Tak Salah Arah Tampilan seni dan budaya Banyuwangi begitu memukau penonton yang hadir di Graha Cakrawala Universitas Negeri Malang (UM). Jumat (29/03) Ikawatan Mahasiswa Banyuwangi (Ikawangi) Malang Raya menggelar Festival Seni dan Budaya Banyuwangi sebagai wadah bagi seniman Banyuwangi menunjukkan penampilannya. Acara yang dihadiri oleh ribuan penonton tersebut menyuguhkan beberapa tarian daerah, sinden, dan bintang tamu ternama, seperti Sahiba Syaufa, Vita Alvia, dan De Javas.
T
arian nusantara khas Banyuwangi yang ditampilkan antara lain tari rodat, tari sorote lintang, tari sri ganyong, tari diyu, tari jaripah, tari aji kembang, tari barong, dan yang paling fenomental adalah penampilan seratus penari gandrung yang menjadi penutup acara di malam hari. Tak ketinggalan, anakanak kecil pun ikut tampil menarikan tari capung semebyar yang juga merupakan salah satu tarian Banyuwangi. Mengusung tema "Amuke Satriya Minak Jinggo", Festival Seni dan Budaya Banyuwangi diharapkan dapat membangkitkan kembali semangat para pemuda, khususnya Ikawangi. Mengingat, lambat laun generasi muda kurang memerhatikan seni dan budaya. “Kita ingin mengembalikan semangatnya lagi, menumbuhkan kembali rasa cinta bangga dan semangatnya untuk seni dan budaya," ujar Nanang Tri Wahyudi, ketua pelaksana festival. Sejatinya, Festival Seni dan Budaya Banyuwangi bertujuan untuk mengenalkan budaya dan seni ke seluruh Indonesia, khususnya warga Malang. Selain menampilkan seni dan budaya Banyuwangi, Ikawangi Malang Raya juga mengundang organisasi lain untuk turut
20 | Komunikasi Edisi 321
mempersembahkan penampilan budaya, salah satunya adalah jaranan trenggalek. komunitas Gamelan dan Tari (Gatra) UM juga turut memeriahkan acara. Di luar gedung, pengunjung juga bisa menengok berbagai kreasi seni khas Banyuwangi. Acara yang terselenggara berkat kerja Ikawangi Malang Raya dengan UM, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, Pemerintah Kota Malang, dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Malang ini dihadirkan dalam rangak memeringati Hari Jadi Ikawangi Malang Raya yang ketiga pada 12 Februari. Hingga saat ini, Ikawangi Malang Raya menaungi Ikawangi di tujuh kampus di Kota Malang, meliputi Ikawangi UM, Ikawangi Universitas Brawijaya (UB), Ikawangi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (Uinma), Ikawangi Universitas Islam Malang (Unisma), Ikawangi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Ikawangi Politeknik Negeri Malang (Polinema), dan Ikawangi Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Malang. Banyuwangi Festival merupakan inovasi atraksi yang mengemas tradisi menjadi kunjungan wisata dan menjadi hal unik bagi mancanegara. Festival tahun
2019 ini merupakan gebyar kedua yang diadakan oleh Ikawangi. Sebelumnya, pada tahun 2016, Ikawangi Malang Raya telah menggelar gebyar pertama dengan nama Kampung Budaya Bumi Nusantara yang mengundang organisasi daerah (orda) seluruh nusantara. Acara tiga tahun silam di Taman Krida Budaya tersebut sekaligus menjadi momen dideklarasikannya Ikawangi Malang Raya. “Seni dan budaya adalah suatu sejarah, jangan pernah meninggalkan sejarah agar tidak salah arah,� pesan Nanang. Meskipun festival pada tahun ini mendapati sedikit kendala yang menyebabkan tidak dapat terlaksananya agenda pada hari pertama, Kamis (28/03). Namun, Festival Seni dan Budaya Banyuwangi yang telah dipersiapkan sejak tiga bulan sebelumnya ini sukses menarik minat pengunjung, terutama dengan tari gandrungnya. Sendratasik gandrung merupakan kesenian sakral menari dan menyanyi yang dipelajari sejak kecil oleh penarinya hingga akhirnya dapat diwisuda melalui ritual meras gandrung. Dalam festival ini, turut hadir temu misti, maestro tari gandrung yang merupakan generasi ketiga dari gandrung pertama di zaman belanda. Diah
Profil
Panjat Tebing Terjal, Kibarkan Bendera UM Meniti prestasi tangguhkan diri Uji coba pantang berhenti Meski jatuh ratusan kali Bangkit kembali tegapkan diri
dok. Pribadi
Yang menang harus bermental pemenang Unggul tak berarti mengalahkan lawan Berdiri di puncak memegang bintang Turun ke lembah merangkul kemanusiaan
Riwayat Pendidikan SD Negeri 1 Purwosari (2004-2010) SMP Negeri 1 Purwosari (2010-2013) SMK Negeri 1 Purwosari (2013-2016) S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Inggris Universitas Negeri Malang (2016-sekarang) Riwayat Organisasi 1. Valiant UM (2016-2019) 2. Model United Nation (MUN) UM (2016-sekarang)
Percaya diri: Fadian saat presentasi.
Tahun 41 Januari-Februari 2019 |
21
S
dok. Pribadi
Profil
eorang mahasiswa berprestasi harus mempunyai berbagai pengalaman dan prestasi yang luar biasa dibandingkan dengan mahasiswa lainnya. Laksamana Fadian yang biasa di panggil dengan Fadian berhasil menyabet gelar mahasiswa berprestasi (mawapres) satu Universitas Negeri Malang (UM) dengan bakat bakat yang dia miliki. Usaha dan kerja keras dia selama ini membawa hasil yang membanggakan untuk dirinya dan orang-orang tercintanya. Sebelumnya, Fadian juga pernah mengirimkan papernya ke tingkat Internasional. Wah luar biasa ya prestasinya? Kali ini salah satu kru Komunikasi memiliki kesempatan untuk berbincang-bincang dengan Fadian, yuk simak liputannya! Mengapa Anda ingin menjadi mawapres UM? Kampanye dan aktivisme sulit didengarkan saat individu tersebut tidak memiliki koneksi khusus dan identitas. Mawapres adalah salah satu channel untuk meresonansi suara saya. Saya sangat tertarik dengan gerakan menulis, literasi, dan pemikiran progresif. Dengan badge mawapres, saya akan lebih mudah didengar saat melakukan campaign dan menghindari skeptisme saat saya belum mengucap satu kata pun. Kedua, saya juga memiliki orang tua yang semakin tua. Di saat SMK dan awal karir akademik, saya tidak pernah mengikuti lomba prestisius dan tidak mengikuti organisasi UKM satu pun. Keseharian saya hanya menjual donat dan melakukan servis laptop dan HP. Dari kontemplasi panjang, saya mulai sadar bahwa kebahagian terbesar orang tua ialah saat anaknya diakui orang sekitar dan institusinya, yang salah satunya dapat muncul dari pemilihan mahasiswa berprestasi (pilmapres). Usaha Klinik_Gadget_Malang dan HM_Translation kemudian saya serahkan ke sahabat saya di saat saya berjuang mempersiapkan Pilmapres UM mulai 2018. Apa karya ilmiah yang Anda buat? Karya ilmiah saya berbentuk R&D media pelatihan bernama VRIDOM untuk Tenaga Kerja Indonesia (TKI)/Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang berbasis virtual reality. Virtualisasi environment kerja dan interaksi dengan artificial intelligence dijembatani voice recognition (pengenal suara) agar user dapat berinteraksi secara autentik dengan dunia VRIDOM. Virtualisasi interaksi ditujukan untuk mengurangi potensi culture shock (gegar budaya) dan language barrier (kendala bahasa). Mengapa Anda membuat karya itu? Saya melihat tenaga kerja yang mengalami eksploitasi, diskriminasi, kekerasan, dan memiliki daya tawar rendah berdasarkan laporan artikel dan studi pustaka selama ini. Setelah menganalisa referensi yang ada, sumber masalah yang mengakar sejak lama pada TKI bukan berasal dari rendahnya intervensi bilateral, karena Indonesia tidak mungkin memonitor masalah domestik di balik pintu. Masalah tersebut mengerucut pada gegar budaya
Genggam piala di tangan,
22 | Komunikasi Edisi 321
perbaiki masa depan
dok. Pribadi
Profil
Diikuti IIUM hingga University of Freiburg (Jerman), di sana saya berkesempatan menjadi pemakalah delegasi dari Indonesia. Kemudian saya mengikuti 4th International Conference on Education and Technology (ICET) yang bertugas sebagai Moderator Scopus AAA session utama bekerja sama dgn University of Malaya, dan masih ada beberapa penghargaan yang saya dapat. Harapan saya dengan saya menyebutkan dua penghargaan yang saya dapat menjadi motivasi bagi teman-teman. Selagi kita kerja keras dan berusaha, maka impianmu itu akan nyata di mata kamu. Dari mana alur perjalanan prestasi Anda dimulai? Prestasi saya pertama kali dimulai pada pertengah semester 3 dan 4, tepatnya pada lomba debat nasional pertanian dan pangan di Universitas negeri Jember (Unej). Kemudian, dari situ saya baru merasakan nikmatnya berkolaborasi bersama tim dalam beradu argumen dengan universitas se-Indonesia. Dari situ saya mengikuti beragam lomba debat seperti MTQ hingga debat bidikmisi nasional di Bangka Belitung. Sesekali mengikuti lomba speech, storytelling, hingga spelling bee. Salah satu cerita signifikan saya di karir debat adalah ketika saya lolos seleksi kopertis 7 untuk mewakili UM di ajang National Debating Championship (NUDC) yang diselenggarakan oleh Kemenristekdikti. Sayang sekali, saya hanya dapat mengantarkan UM hingga ke level 32 besar bersama Eka NurcahyaNingsih. Dari karir debat, saya mulai menyadari pentingnya pemikiran untuk dipreservasi dalam bentuk tulisan agar suara saya teresonansi hingga ke pucuk dunia. Saya mulai memfokuskan diri ke penulisan
essay ilmiah dan Alhamdulillah, saya diberi kemenangan pertama kali di kompetisi LEON UB setelah berhadapan dengan UGM hingga USU. Saya juga mengikuti beragam ajang internasional untuk memperkenalkan UM dan Indonesia di ajang YSEALI Impact yang diselenggarakan Amerika Serikat hingga conference ICEDU di Malaysia. Kolega dari negara lain hingga terheran saat cuaca panas tetapi saya tetap dengan bangga memakai almamater tebal UM. Dari beragam event yang saya ikuti, saya tidak dapat menentukan mana yang terbaik, karena di dalamnya terdapat pemikir bangsa yang masih memakai almamater hingga pengalaman pahit yang menempa saya hingga sampai saat ini. Motivasi apa yang ingin Anda sampaikan kepada mahasiswa UM? Setiap mahasiswa berpotensi menjadi mawapres dengan jalan dan bentuk apapun. Hanya dengan pencarian versi ideal kita lewat pengembangan diri yang tak pernah henti, kita akan mampu menghadapi dunia dengan sosio-kulturalteknologi yang sangat dinamis. Jadi saya berharap kepada semua mahasiswa UM, raih cita-citamu dengan apa yang kamu punya, dengan apa yang menjadi hobimu, dan jadikanlah itu prestasi yang luar biasa untuk dirimu dan orang lain. Cintya
dok. Pribadi
dok. Pribadi
dan kendala bahasa yang kurang teratasi dengan pelatihan konensional Balai Pelatihan (BNP2TKI). Karena culture shock, TKI dapat menerima perlakukan buruk karena friksi budaya dalam komunikasi dan perilaku. Sedangkan dengan language barrier, miskomunikasi dan mispersepsi dalam mematuhi pedoman SOP kerja juga dapat menghambat operasional kerja serta merugikan pemberi kerja. VRIDOM ditujukan untuk menyediakan virtualisasi protitipe mesin atau alat kerja menvisualisasi interaksi nyata dengan atasan hingga klien dengan beragam skenario yang dapat diakses 24 jam gratis. Di dalam ranah libertarianisme dan egalitarianisme, setiap nyawa sangatlah berharga dan setara. Kasus kontraktual yang mencapai 1051 kejadian dan lebih dari 11.000 kasus kekerasan terjadi antara 2008-2014 adalah perbudakan modern yang merusak hak universal. Walaupun VRIDOM tidak dapat menghentikan semua kasus eksploitasi hingga kekerasan dalam sekejap, setidaknya VRIDOM dapat menyelamatkan satu nyawa yang tidak dapat dibeli dengan uang seberapapun. Apakah sebelumnya Anda telah tergabung dalam Imapres? Saya baru mendaftar pilmapres tahun ini sehingga secara teknis saya belum pernah mengikuti ikatan mahasiswa berprestasi (imapres) sama sekali. Alhamdulillah, Allah memberikan amanat kepada saya di kesempatan akhir mendaftar. Prestasi apa saja yang sudah Anda peroleh selama ini? Alhamdulillah, saya pernah meraih prestasi di ICONAS UGM 2019, setingkat Internasional. Paper saya menggambarkan hegemoni China dengan narasi OBOR-nya.
Bangun kerja sama merebut predikat juara
Tahun 41 Januari-Februari 2019 | Mengharumkan nama UM untuk ke sekian kali
dok. Pribadi
Menjadi juara di MTQMR cabang debat ilmiah bahasa Inggris
Menjadi juara adalah impian setiap orang yang berlaga
23
Cerita Mereka
Bunga Arbelia dengan panah kebanggaannya
Tiga Kartini Muda Rakit Prestasi Sejak Dini
M
ereka masih terbilang muda. Mereka berjuang dan melawan segala keterbatasan. Mengarungi banyak daerah, mengharumkan nama bangsa. Meninggalkan hiruk pikuk kota dengan segala gemerlapnya. Berjarak ratusan kilo jauh dari ayah bunda. Mereka perjuangkan mimpi-mimpi anak bangsa dalam kancah internasional. Bagi mereka membawa nama Indonesia adalah tanggung jawab besar yang patut di banggakan. “Jangan bertanya apa yang negara berikan padamu tapi tanyakan apa yang telah kamu berikan untuk negaramu" kalimat inspiratif dalam dialog film Tanah Surga… Katanya karya Deddy Mizwar. Kisah berikut menjadi sebuah bukti bahwa masih ada generasi penerus di negara ini yang sadar mengabdi, yang mencintai negeri ini lebih dari sebuah janji. Seperti itulah yang layaknya dilakoni oleh tiga mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Malang (UM), Mutiara Ayuningtias, Siti Aminah, dan Bunga Arbela.
24 | Komunikasi Edisi 321
“Demi sebuah prestasi untuk saya dan Indonesia tentunya," hal itu yang melatarbelakangi Mutiara Ayuningtias, yang biasa disapa dengan Mutia terjun ke dunia olahraga cabang gulat. Menjadi perempuan tidak mengurungkan niatnya untuk terus berusaha meraih mimpinya menjadi atlet gulat professional. Banyak berteman dengan laki-laki membawa keuntungan tersendiri bagi Mutia. Ia dapat mengambil banyak pengalaman dan pelajaran dari teman-teman yang sudah profesional. Sejak 2013 gulat telah menjadi hobi yang dilakoni oleh Mutia, berawal dari mengikuti kejuaraan Pekan Olahraga Kabupaten (Porkab) dan mendapat Juara I, lantas ia termotivasi untuk terus mendalami gulat. Sempat mendapat tentangan dari orang tua, Mutia memberi pengertian bahwa gulat adalah olahraga yang tidak berbahaya. Lahir dari keluarga yang tidak memiliki latar belakang penyuka olahraga atau pun atlet, Mutia tidak kehabisan akal untuk mengasah skill gulatnya. Ia mengikuti pelatihan di KONI Kota Malang, hingga akhirnya menjadi perwakilan Jawa Timur di kejuaraan nasional (kejurnas) Jakarta 2017 dan mendapatkan Juara I. Tidak puas dengan kejurnas Jakarta, Mutia mengikuti seleksi untuk Asean Games 2018 di Indonesia. Keren bukan? Ia lolos dalam seleksi Asean Games dan berhasil mengikuti pelatihan nasional (platnas) untuk tim Indonesia dalam Asean Games 2018 di cabang olahraga gulat. Bersanding dengan banyak atlet gulat menjadi motivasi tersendiri untuk jadi yang terbaik. Bahkan ia menjadi satu tim dengan atlet gulat yang pernah mengalahkannya dalam Pekan Olahraga Nasional (PON). Hal itu menjadikan kebanggan tersendiri untuk Mutia. “Rasanya bangga sekali, Indonesia
menaruh harapan di saya untuk meraih emas. Meskipun gagal, tapi saya tidak akan menyerah,” ungkap Mutia. Setelah mendulang kesuksesan untuk Asean Games, perjuangan Mutia tidak berhenti disitu. Ia kembali mengikuti kejurnas di Grobokan Jawa Tengah dan meraih Juara I. Kejurnas di Grobokan adalah jembatan bagi Mutia untuk mewakili Indonesia di ranah Asia Tenggara. Ia berangkat ke Filiphina pada tahun 2018 untuk mengikuti kejuaraan, dan lagi-lagi ia meraih juara I di tingkat Asia Tenggara. Mengharumkan nama bangsa Indonesia adalah tujuannya, bahkan ia telah bertemu Ir. Joko Widodo selaku Presiden Indonesia untuk menerima penghargaan. Semua yang ia raih tak membuat ia sombong. Mutia tetaplah perempuan anggun dengan impian yang besar. Ia berharap dapat mengikuti Sea Games dan mendapat Juara I suatu saat nanti. Matahari masih sepenggalah. Sinarnya yang terik sedikit tak terasa lantaran derap angin dari pepohonan di sekitar gazebo FIK, gedung lama yang menyimpan jutaan sejarah UM. Riuh mahasiswa di sekitar memecah perbincangan kru Komunikasi dengan tiga perempuan tangguh yang bisa disebut sebagai Kartini era mileneal. Selain Muita, ada sosok Siti Aminah, perempuan berparas cantik dengan tubuh kecil namun terlihat kuat. Sempat mendapat cibiran dari banyak orang mengenai ketekunannya dalam cabang olahraga gulat tak mematahkan asanya untuk meraih mimpi. “Gulat membuat saya nyaman dan saya jatuh cinta, hingga saya sekolah di SMA berbasis olahraga untuk meraih cita-cita saya, sampai sekarang saya berada di FIK UM." Diawali dengan tentangan orang tua, perempuan yang biasa di panggil Aminah ini berusaha
dok. Pribadi
dok. Pribadi
Cerita Mereka
Siti Aminah ketika mengikuti kejurnas gulat di Grobokan
sunah rasul, dari keisengan diajak ayah sekarang menjadi olahraga favorit saya untuk meraih prestasi dan membanggakan keluarga beserta Indonesia,” tutur Bunga. Sempat merasa bosan kareka kekalahn dalam banyak pertandingan, ia mendapat motivasi dari sang ayah untuk tetap melanjutkan perjuangan. Pertandingan pertama yang ia lakoni adalah kejuaraan tingkat provinsi di Ponorogo tahun 2012 dan mendapat satu emas. Melihat lawan memiliki tembakan-tembakan yang bagus membuat ia terus berlatih untuk menjadi yang terbaik. Latihan setiap hari hingga menyita banyak waktu belajar di kampus, Bunga berhasil masuk dalam tim nasional PON pada tahun 2016 dan berhasil membawa pulang satu emas serta tiga perak. Bunga mengorbakan pendidikan selama satu tahun untuk mempersiapkan hari bersejarah di PON kala itu. Namun di sisi laina, kemenangan dalam PON membawa beban tersendiri bagi Bunga dalam mengikuti kejuaraan selanjutnya. “Ketika saya menjadi Juara di PON, saya bertekat akan terus menjadi juara tetap di setiap kejuaraan panahan yang ada”, tambah Bunga. Menjadi yang terkecil di
antara atlet lainnya, ia sempat mendapat bullying dari atlet senior. Satu tahun kemudian, pada tahun 2017 ia mengikuti Kejurnas di Aceh dan mengalahkan banyak pesaing dari berbagai provinsi, ia mendapat lima emas. Tak puas di situ ia mengikuti kejurnas di Jakarta pada tahun 2018 dan mendapat tiga emas serta dua perunggu. Berkat berbagai prestasi tersebut Bunga mendapat penghargaan dari Khofifah Indar Parawansa selaku Gubernur Jawa Timur dalam bentuk beasiswa kuliah selama empat tahun di UM. Keinginan Bunga tidak hanya sampai di sini. Ia masih bercita-cita lebih tinggi dengan mengikuti olimpiade panahan tingkat dunia, dan lolos seleksi masuk tim PON tahun 2020 di Papua. “Jangan lupa giat berolahraga, kalau mereka bisa kenapa kita tidak,” tutup Bunga dalam perbincangan pagi ini. Begitulaah cerita ketiga Kartini era milenial ini. Di balik ejekan orang lain yang merendahkan perempuan, ketiga perempuan ini hadir untuk menampiknya. Dari ketiga tokoh ini dapat membuktikan bahwa perempuan dapat menjadi kuat layaknya laki-laki dalam dunia olahraga. Muliakan dirimu dengan prestasimu! Amey.
dok. Pribadi
membuktikan bahwa gulat adalah passionnya. Bermula dari ketekunan dalam latihan, ia berhasil mendapat kesempatan mengikuti kejuaraan di Thailand pada tahun 2017 tingkat Asia Tenggara. Mahasiswa jurusan Ilmu Keolahragaan FIK UM ini sempat mengalami down ketika mendapat kekalahan melawan tim Kalimantan Barat dalam kejuaraan provinsi di Tuban tahun 2018. “Mental saya sudah tidak kuat saat itu, jadi saya kalah. Kurang tenang dan persiapan mental saja, dan itu membuat saya sangat menyesal,” tambah Aminah. Kekalahan tidak membuat ia berhenti berjuang, hingga akhirnya ia mewakili Jawa Timur untuk kejurnas di Grobokan, Jawa Tengah dan mendapat juara I. Kesuksesan yang ia raih tak semudah yang dibayangkan. Ia sering mengalami cedera dan itu membuat keluarga Aminah khawatir sehingga meminta Aminah untuk berhenti sebagai atlet gulat. Tak jarang, ia menyembunyikan kabar cedera yang ia alami demi bisa tetap diizinkan menggeluti passionnya. Hal yang masih menjadi harapan untuk Aminah adalah masuk dalam Pusat Latihan Daerah Jawa Timur dan menjadi Tim Kejurnas PON. Menurut Aminah, sebagai perempuan mileneal kita tidak boleh hanya berdiam diri di rumah ataupun sekadar hedonisme. Kita harus berani menggebrak dunia dengan prestasi agar kesetaraan gender terwujud di Indonesia. Semoga terwujud! Beralih ke sosok manis berhijab rapi yang biasa disapa Bunga, nama yang indah. Perempuan bernama lengkap Bunga Arbela menjadi atlet Panahan kancah nasional. Berawal dari keinginan ayah untuk menjadikannya atlet, hingga sekarang sudah terwujud dan menjadi kebanggaan keluarga hingga bangsa. “Panahan kan
Senyum bangga Mutiara (berkerudung) saat menjadi juara di Filipina
Tahun 41 Januari-Februari 2019 |
25
Curhat
Resolusi Konflik untuk Si Introvert Assalamulaikum Wr. Wb. Perkenalkan saya mahasiswi FE UM. Sejak kecil saya memiliki beberapa sahabat baik, mereka bilang saya adalah seorang introvert terutama bila dilihat bahwa saya hanya memiliki sedikit teman, kurang suka menghabiskan waktu ramai-ramai. Dulu saya pikir itu tak menjadi masalah, karena saya merasa cukup beruntung memiliki beberapa sahabat yang bisa mengerti saya. Di mulai pada tahun 2017, karena suatu masalah saya dan salah satu sahabat bertengkar hebat perihal kepercayaan. Dia adalah sahabat yang paling dekat bahkan sudah seperti keluarga, kecewa terasa berat sekali. Sejak saat itu saya lebih menjadi penyendiri dan selalu merasa semua orang mungkin tak suka dengan saya. Di tempat ramai pun terasa sepi. Saya memiliki ketakutan yang sangat untuk mempercayai orang lain. Terkait kondisi yang saya alami, apakah ada kritik, saran dan jalan keluar yang dapat diberikan sebagai solusi? Terima kasih untuk waktu dan kesempatan yang diberikan. Wassalamualaikum Wr. Wb.
ilustrasi oleh : Krisnawa Adi Baskhara
ilustrasi oleh : Krisnawa Adi Baskhara
atau kegiatan di balik layar. Sehingga Ananda tidak perlu merasa kurang percaya diri dengan kepribadian Ananda. Hal yang menjadi kelebihan dapat dipertahankan dan ditingkatkan, sedangkan hal yang menjadi kelemahan bisa dikembangkan agar dapat optimal dalam menjalani kehidupan. Sikap Ananda dalam menyelesaikan konflik ada hubungannya juga kepribadian, yaitu cenderung memikirkan masalah secara subjektif, memendam permasalahan, menyalahkan diri sendiri, dan tidak mengahadapi orang lain secara langsung. Strategi resolusi konflik ini disebut avoidance. Resolusi ini kurang efektif karena menekan konflik sehingga tidak bersifat terbuka, tetapi sebenarnya pihak yang berkonflik masih terasa. Untuk mengatasi hal ini, Ananda dapat memilih menggunakan resolusi kolaborasi (win-win solution). Pada awalnya akan terasa sulit, tetapi ini dapat dipelajari dan dibiasakan, sehingga ketika ada permasalahan baru, Ananda dapat menyelesaikannya dengan baik. Berikut langkah-langkah yang dapat Ananda lakukan: 1. Renungkan kembali pertengkaran dengan sahabat Ananda, cari sumber
masalahnya (apakah hanya karena salah persepsi? atau salah dalam berkomunikasi?), pikirkan cara-cara untuk menyelesaikan sumber masalah tersebut, jangan menyalahkan orang lain. 2. Bertemulah dengan sahabat Ananda, sampaikan bagaimana perasaan, pikiran dan harapan serta gagasan Ananda tentang cara menyelesaikan konflik. 3. Dengarkan dengan penuh perhatian dan kepala dingin apa yang disampaikan sahabat Ananda. Saling meminta maaf dan memaafkan. Mulailah hubungan persahabatan dengan lebih positif dan optimis. Pertengkaran adalah hal yang umum terjadi dalam suatu hubungan, tetapi jangan sampai merusak hubungan yang telah terjalin. Belajarlah untuk mengatasi masalah dengan efektif. Semoga bermanfaat. Wassalamualaikum Wr. Wb. Jawaban dari Ike Dwiastuti, S.Psi., M.Psi. Dosen Fakultas Pendidikan Psikologi UM
Mahasiswa UM dapat mengirimkan tulisan berupa curahan hati (curhat) pada rubrik ini dengan space halaman A4 via email komunikasi@um.ac.id selambat-lambatnya tanggal 25 Mei 2019. Apabila nama asli tidak ingin dicantumkan, diperbolehkan untuk menggunakan nama inisial. Curhat Anda akan kami kirim ke ahlinya (dosen Fakultas Pendidikan Psikologi UM untuk mendapatkan jawaban. Tulisan curhat akan mendapat imbalan atau penghargaan yang sepantasnya.
26 | Komunikasi Edisi 321
dok. Pribadi
Waalaikumsalam Wr. Wb. Berdasarkan cerita Ananda, meskipun memiliki kepribadian introvert dan memiliki sedikit sahabat, tetapi tetap merasa nyaman dan tidak ada masalah sebelumnya. Masalah baru dirasakan ketika ada pertengkaran dengan sahabat tentang kepercayaan. Kondisi ini terkait dengan kurangnya kemampuan Ananda (dan bisa juga sahabat Ananda) dalam penyelesaian konflik. Dan ketika Ananda mengembangkan rasa tidak percaya kepada semua orang, maka Ananda melakukan over generalisasi. Kepribadian introvert seringkali dianggap sebagai kepribadian yang kurang baik, padahal setiap tipe kepribadian memiliki kelebihan dan kelemahan yang membuat seseorang itu unik dan khas. Orang dengan kepribadian introvert memang cenderung suka menyendiri, memilih memiliki sedikit teman yang akrab daripada memiliki teman banyak, cenderung kurang asertif, kurang aktif mengikuti aktivitas yang melibatkan banyak orang atau yang menuntut tampil didepan umum. Namun, mereka biasanya merupakan orang yang suka dengan aktivitas yang menggunakan proses berpikir mendalam, wawasan luas karena suka membaca buku, mampu berkonsentrasi terhadap suatu aktivitas yang disukainya dan suka membuat konsep
dok. Pribadi
Info
Menambah saudara: berbaur dengan Pers Mahasiswa ITB
Neangan Elmu di Kampus Ganesha
dok. Pribadi
S
enyum ramah para mahasiswa yang mengenakan seragam berwarna hijau berjejer rapi menyambut kedatangan kru majalah Komunikasi Universitas Negeri Malang (UM). Sabtu (23/02) bertempat di Kantor Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Bandung, Jawa Barat, Kru Majalah Komunikasi UM melaksanakan agenda kunjungan tahunan jurnalistik. Tahun ini pers mahasiswa Institut Teknologi (ITB) menjadi tujuan kru Komunikasi untuk bertukar pikiran dan pengalaman. Kunjungan pada siang itu mendapat sambutan baik dari karyawan KPID maupun mahasiswa ITB. Dalam membuka acara tersebut, Ir. Irianto Edi Pramono selaku komisioner bidang kelembagaan menjelaskan bahwa KPID Bandung telah melakukan jalinan kerjas ama dengan Forum Komunikasi Pers Mahasiswa Bandung (FKPMB) yang di dalamnya ada 35 kampus dan salah satuya adalah ITB. Pers Mahasiswa ITB mempunyai tiga media pers, yaitu Majalah Ganesha, Majalah Boulevard, dan Ganeca Pos. Ketiganya merupakan Unit Kegiatan Mahasisiwa
(UKM) yang murni dikelola oleh mahasiswa, mulai dari pimpinan umum sampai staf. Ketiga media tersebut mempunyai tujuan serta fungsi yang berbeda-beda “Majalah Ganesha merupakan majalah yang mempunyai dua fungsi, yaitu sebagai lembaga media dan juga lembaga kajian. Majalah yang didirikan sejak tahun 1989 mempunyai tujuan untuk menyuarakan suara mahasiswa ITB,” pungkas Hanafi Kusuma Yuda selaku Pimpinan Umum Majalah Ganesha. Redaktur majalah tersebut memiliki dua agenda rutin yang berupa kajian dan studi yang bisa menyokong hasil pers mereka. Berbeda dengan majalah Ganesha, majalah Boulevard cenderung menggunakan gaya penulisan yang berimbang dan melakukan liputan lapangan secara langsung. ”Beda dengan majalah sebelumnya, kami tidak melakukan kajian mengenai isu-isu suatu masalah namun kami melakukan wawancara secara langsung kepada semua narasumber yang terkait,” ujar Hanin Khairunnisa selaku perwakilan majalah Boulevard. Selain majalah cetak, Boulevard juga memiliki majalah dan artikel online.
Sedangkan yang ketiga, Ganeca Pos merupakan sebuah lembaga pers mahasiswa ITB yang memuat pemberitaan tentang ITB dan kota Bandung. Produk ini berfokus pada riset yang dilakukan oleh anggota pers mahasiswa ITB dan dipublikasikan hingga ke luar kampus. Cakupan Ganeca Pos mulai didirikan pada 14 April 2001 dan pada tahun 2009-2010 majalah ini sempat vakum karena ada permasalahan dana dan sumber daya manusia. Pada tahun 2011 Ganeca Pos mulai berdiri kembali dengan branding yang baru. “Pada tahun 2012 ke 2013 majalah kami sedang melakukan migrasi produk cetak ke online agar lebih mudah dinikmati oleh orang banyak dan menekan biaya pengeluaran. Sedangkan produk yang pernah dikeluarkan dari awal berdirinya Ganeca Pos adalah koran dan majalah, cetak maupun online,” Ungkap Fawas selaku perwakilan pers mahasiswa Ganeca Pos ITB. Setelah mendengarkan pemaparan dari masing-masing media pers mahasiswa ITB, kru Komunikasi melakukan diskusi lebih mendalam dan dilanjutkan dengan sesi foto bersama. Dessy Tahun 41 Januari-Februari 2019 |
27
dok. Pribadi
Info
Peserta lomba badminton bersama para official
Taklukkan Persaingan, Tim Badminton UM Pertahankan Juara
S
etelah melalui proses panjang dan seleksi yang ketat, lima atlet badminton Universitas Negeri Malang (UM) membawa kabar menggembirakan dengan meraih Juara III kategori tim beregu putri pada Liga Mahasiswa Badminton Nasional. Kelima mahasiswa UM yang tergabung dalam tim beregu putri tersebut adalah Palupi Nur Afifah, mahasiswa Jurusan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Munada Choirunnisa, mahasiswa Jurusan Sastra Inggris, Ingeldy Vyola, mahasiswa Jurusan Ilmu Keolahragaan, Fitria Ayu Nawangwulan, mahasiswa Jurusan Manajemen, dan Yefi Anggraini, mahasiswa Jurusan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Dalam ajang bergengsi yang diselenggarakan di Graha Institut Pertanian Pertanian (1-9/04) tersebut, tim beregu putri UM berhadapan dengan beberapa tim dari perguruan tinggi di Indonesia. Pada fase grup lawan, Tim UM bertemu dengan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Pasuruan, Universitas Pelita Harapan (UPH), dan Universitas Sebelas Maret (UNS), serta melawan Universitas Trisakti Jakarta di babak semifinal. Pada babak final, Tim Beregu Putri UM meraih kemenangan atas Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA). Prestasi yang membanggakan tersebut tentu diraih tidak dengan sekejap mata. Manajer Tim Liga Mahasiswa Badminton UM, Dhiki Setia Kurniawan mengungkap, liku-liku dalam kompetisi terkait dana, panitia, hingga ketatnya peraturan amat menantangnya untuk dapat memanajemen segala keperluan dan data sebaik mungkin. Memang, sebelum dapat melaju ke tingkat nasional, tim
28 | Komunikasi Edisi 321
Badminton UM harus melewati seleksi di tingkat regional, yakni pada ajang East Java Conference. Dalam ajang East Java Conference inilah ditentukan dua juara teratas yang mewakili regional Jawa Timur ke tingkat nasional. Lebih lanjut, Dhiki mengatakan bahwa untuk mengikuti ajang ini segala persiapan telah dilakukan sejak Februari lalu. Meskipun begitu, ajang nasional ini benar-benar seru, menegangkan, dan membuat deg-degan karena begitu ketatnya kompetisi. “Semoga dengan prestasi ini bisa membawa nama UM lebih baik lagi,� harap Dhiki. Prestasi ini bukan merupakan kali pertama. Pada tahun sebelumnya, tim beregu putri UM juga meraih juara tiga di ajang yang sama. Mahasiswa Fakultas Teknik UM angkatan 2017 tersebut berharap prestasi UM di Liga Mahasiswa Badminton Nasional tahun depan bisa meningkat. Selain kategori beregu putri, ajang Liga Mahasiswa Badminton Nasional yang diselenggarakan oleh PT Bina Mahasiswa Indonesia terdiri dari beberapa kategori lain, yakni beregu putra, tunggal putra, tunggal putri, dan ganda campuran. PT Bina Mahasiswa atau Liga Mahasiswa (LIMA) merupakan organisasi indepen yang bermaksud dan bertujuan untuk menciptakan wadah yang mampu menjadi tempat berkarya bagi para mahasiswa di bidang olahraga. Organisasi yang didirikan pada 15 Mei 2012 ini berdiri di atas tiga pilar utama, yaitu athleticsm, education, dan social responsibility. Athleticism adalah pilar pertama LIMA yang menggambarkan salah satu tujuan LIMA sebagai organisasi, yaitu memberi kontribusi sebaik-baiknya dalam bidang olahraga.Diah
Info
Circinus SSÇ UM Getarkan Sasana Budaya
U
besar kepada anggota baru untuk menentukan jalan yang baik bagi SSÇ ke depan. Untuk kostum yang digunakan pada konser tersebut juga bernuansa langit malam dan bintang-bintang. Begitu pula dengan lagu yang dibawakan, maknanya juga berisi harapan dan langit. Tema tersebut diharapkan dapat menjadi sesuatu yang berkesan bagi anggota dan penonton yang menyaksikan. Open gate konser dibuka pukul 18.30 WIB disambut antusias penonton yang meriah. Sesi pertama dibuka dengan lagu mixed category yang di dalamnya terdapat lagulagu dari zaman renaissance hingga masa kini. Komposisi lagunya pun beragam, ada yang berasal dari Indonesia dan luar negeri. Setelah itu dilanjutkan dengan penampilan tim senior. Mereka membawakan lagulagu yang mengantarkan SSÇ menjadi pemenang dalam 9th Brawijaya Choir
Festival Februari lalu. Pada sesi kedua, penonton disuguhi lagu-lagi dari pop category yang dibawakan oleh vokalis anggota baru diklat 31. Dalam sesi ini, para vokalis menyanyikan lagu pop era 80-an hingga lagu disney yang menjadi soundtrack di beberapa film Disney. Selama persiapan konser, Anggy megungkapkan banyak anggotanya yang jatuh sakit. Namun, berkat semangat yang luar biasa serta kekompakkan mereka, konser malam itu berjalan lancar dan semua anggota dapat tampil secara maksimal. Anggy juga berharap jika konser kali ini bukanlah akhir dari perjalanan anggota baru diklat ke-31. Proses yang panjang masih menanti mereka di depan sana. "Banyak yang belum diisi, banyak celah yang masih harus dilengkapi, banyak prestasi yang harus dikejar ke depannya," tuturnya. Nikma
dok. Panitia
nit Kegiatan Paduan Suara Mahasiswa (UKPSM) Universitas Negeri Malang (UM), Swara Satata Çakti (SSÇ) sukses menggelar konser tahunan yang ke-31 bertajuk “Circinus”. Konser yang berlangsung di Sasana Budaya UM pada (11/4) menggandeng dua konduktor hebat, yakni Lucky Agus Saputra pada mixed category dan Dimas Raditya Bagaskara pada pop category. Konser yang diadakan untuk anggota baru UKPSM SSÇ ini bertujuan untuk melatih dan membiasakan anggota baru menampilkan lagu-lagu di hadapan para penonton. “Untuk melatih mereka anggota baru agar terbiasa,” ungkap Anggyansah, ketua UKPSM SSC UM. Tema Circinus sendiri memiliki cerita tersendiri. Circinus merupakan bintang kompas yang menggambarkan harapan
Tampil maksimal: anggota baru SSÇ UM unjuk diri di atas panggung
Tahun 41 Januari-Februari 2019 |
29
Laporan Khusus
Sosialisasi ke Penjuru Negeri Dengan Berbagai Aksi wilayah Malang, Blitar, dan Tulungagung. Kegiatan sosialisasi tersebut dilaksanakan di Ruang Sidang Senat, Graha Rektorat UM Lt. 9. Informasi yang disampaikan meliputi pola penerimaan dan kuota penerimaan mahasiswa baru UM tahun ajaran 2019/2020. UM tidak hanya melakukan sosialisasi yang berpusat di kampus, tetapi juga ke penjuru negeri. Destinasi yang dituju yaitu Pasuruan, Jepara, Medan, dan Makassar. Saat melakukan sosialisasi di Medan, para peserta mengaku bahwa UM merupakan satu-satunya PTN dari Jawa yang menyosialisasikan SNMPTN dan SBMPTN 2019 di sana. UM secara khusus membentuk tim yang dikirim untuk sosialisasi di daerah-daerah tersebut. Bukan hanya tim, materi yang akan disampaikan pada sosialisasi pun sudah dipersiapkan. Ada empat narasumber berkompeten di bidangnya, yakni Dr. Agus Hermawan, GradDipMgt., M.Si., M.Bus., Ketua jalur SBMPTN UM, Prof. Dr. Budi Eko Soetjipto, M.Ed., M.Si., Wakil Rektor I UM, Prof. Dr. Ibrahim Bafadhal, M.Pd., dan Wakil Rektor IV UM. Turut serta pula Ketua Jalur SNMPTN UM, Dr. Primardiana Hermilia W., M.Pd. dan Ketua Jalur Mandiri UM, Dr. Adi Atmoko, M.Si. “Di tim ini ada Ketua SNMPTN, Ketua SBMPTN, staf dari humas bagian kerja sama, staf akademik, dan staf dari PTIK,” ujar Ifa Nursanti, S.Ap. selaku
Kabag Humas UM. Selain kunjungan, UM juga melaksanakan kegiatan sosialisasi di Radio Republik Indonesia (RRI) Malang pada Senin (4/3). Dikemas dalam dialog interaktif. Dialog tersebut membahas lebih mendalam mengenai SNMPTN, SBMPTN, dan jalur mandiri. Tidak lupa, UM juga mengikutsertakan mahasiswa terpilih dalam kegiatan sosialisasi ini melalui program UM Back to School. “Kalau untuk mahasiswa lain lagi, intinya kami promosi. Kita mengirimkan mahasiswa ke daerah asal. Kita membuka open recruitment bagi mereka yang tertarik,” tutur Ifa. Program ini baru diperkenalkan pata tahun 2018. Melalui UM Back to School mahasiswa dapat ikut berperan dalam menyosialisasikan SNMPTN dan SBMPTN. Tahun ini ada 15 peserta yang lolos dan disebar ke 120 sekolah di empat provinsi, yakni Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sumatra Selatan, serta 6 kota atau kabupaten, yaitu Babubau, Kendari, Kutai Kartanegara, Muara Enim, dan Tana Toraja. Pada progam ini peserta akan terjun langsung ke sekolah yang menjadi sasaran . Peserta UM Back to School akan mendapatkan tiket perjalanan pulang-pergi, biaya transportasi, kaos polo, tas, topi, dispensasai kuliah, serta kebutuhan yang akan dibawa ketika proses sosialisasi. Rosa
dok. Panitia
Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) menjadi ajang bagi siswa sekolah menengah atas (SMA) untuk unjuk kemampuan dalam memperebutkan kursi di perguruan tinggi negeri (PTN). Ada beberapa hal baru dalam seleksi masuk PTN tahun 2019 ini. Salah satunya, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) membentuk lembaga khusus yang kredibel, proporsional, efisien, dan efektif untuk menyeleksi mahasiswa baru, yaitu Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT). Selain adanya LTMPT, tahun ini peserta harus melaksanakan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) terlebih dahulu untuk mendaftar di PTN. Persyaratan lain yaitu peserta diperbolehkan mengikuti UTBK kelompok sains dan teknologi (saintek) satu kali dan/atau kelompok sosial humaniora (soshum) satu kali, atau kelompok saintek dua kali dan soshum dua kali. Informasi tersebut disebarkan melalui sekolah, laman resmi pemerintah, dan sosialisasi yang dilaksanakan oleh masingmasing PTN. Tidak terkecuali dengan Universitas Negeri Malang (UM). Pada awal tahun ini (14/1), UM menggelar sosialisasi pertama dengan mengundang perwakilan tiap sekolah, meliputi kepala sekolah dan guru bimbingan konseling di
Tim sosialisasi UM usai bersosialisasi di Kabupaten Pasuruan
30 | Komunikasi Edisi 321
Pustaka
Wiro Sableng:
Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
B
eberapa waktu lalu, dunia perfilman mulai dibuat penasaran dengan diangkatnya sebuah kisah pendekar khas nusantara yang sempat melegenda pada era 80/90-an ke layar lebar. Hal ini dikarenakan sejak lebih dari satu dekade sudah, kisah superhero dari negara asing semakin menjadi buah bibir di kalangan masyarakat Indonesia. Tidak sedikit anak-anak zaman now yang tidak mengenal kisah pendekar-pedekar legendaris di negaranya sendiri. Tentu sangat miris ketika kisah superhero negara asing perlahan mulai memudarkan kisah pendekar yang sudah memasyarakat sejak dulu di Indonesia. Bermula dari kisah saat sekumpulan penjahat mulai merampok serta membantai habis penduduk suatu kampung. Di antaranya terdapat sepasang suami isteri, Ranaweleng (Marcell) serta Suci (Happy) yang tak luput menjadi korban kejahatan perampok tersebut. Namun ketika sang perampok bermaksud memusnahkan putra Ranaweleng ke perapian, hal tersebut justru digagalkan oleh Sinto Gendeng (Ruth). Sinto yang merawat dan mendidik anak tersebut yang telah ia beri nama Wiro Sableng (Vino). Hingga suatu hari, ketika dirasa sudah waktunya Sinto memberikan ijin kepada Wiro untuk berkelana mengetahui kehidupan yang sesungguhnya di luar sana. Ia ingin agar Wiro tidak seperti anak muridnya dahulu yang terlalu ambisius hingga saat ini menjadi penjahat yang terus meneror masyarakat di luar sana. Sinto memberikan kapak naga geni 212 dan batu hitam sebagai senjata Wiro. Sebelum ia pergi Wiro berjanji untuk membawa
Mahesa Birawa (Yayan) ke hadapan Sinto. Kepergian Wiro di iringi harapan kebaikan dan doa agar ia terus berpegang pada ajaran yang telah diberikan Sinto. Di tengah perjalanan ia bertemu dengan pendekar perempuan, Anggini (Sherina) yang akhirnya ikut bersamanya mencari Mahesa Birawa. Sementara itu, bermil-mil dari persembunyian Sinto terdapat kerajaan yang tengah bergejolak. Raja Kamandaka (Dwi) cemas karena Pangeran (Yusuf ) dan Rara Murni (Aghniny) belum pulang dari penyamarannya. Tujuan penyamaran mereka agar rakyat tidak mengetahui kedatangan mereka sehingga tidak berpura-pura terhadap suatu kondisi yang selama ini terus disembunyikan apabila kedatangan raja atau kalangan istana untuk melihat kondisi rakyat. Mereka menyamar agar dapat mengetahui kondisi yang sebenarnya. Namun raja tidak menyadari ada rencana pembunuhan pangeran serta kudeta untuk menggulingkan pemerintahan. Rencana tersebut ternyata melibatkan seseorang yang telah dicari oleh Wiro. Selain menceritakan bagaimana perjuangan dan kerja sama para pendekar dalam mewujudkan janjinya kepada sang guru, film ini juga menggambarkan bahwa nilai terpenting pada saat kita membantu orang lain adalah dengan keikhlasan tanpa mengharap apa pun. Menggambarkan sosok pendekar yang kukuh pada ajaran yang diyakininnya serta pendiriannya untuk terus mengamalkan kebaikan dengan menolong sesama. Film garapan sutrada Angga Dwimas Sasongko ini menggandeng sejumlah aktor dan aktris ternama Indonesia yang tidak diragukan lagi kemampuannya dalam beradu peran. Sejumlah artis tersebut ialah
repro internet
oleh Maqhrisa Rusma
Yayan Ruhian, Vino G. Bastian, Sherina Munaf, Ruth Marini, Marcell Siahaan, Happy Salma, serta Marsha Timothy. Film yang diproduseri oleh Sheila Timothy ini telah rilis pada 30 Agustus 2018 lalu. Film Wiro Sableng Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 merupakan cerita laga atau bergenre aksi petualangan. Ditampilkan dengan alur cerita yang mengalir bersamaan dengan pengenalan para tokoh yang dibuat secara alami dan menyatu dengan alur cerita. Dilengkapi dengan adegan-adegan silat yang diiringi dengan musik serta faktor CGI (Computer Graphic Image) menambah kesan ciamik yang menjadikan filmi ini tidak kalah dengan film aksi garapan negara asing. Film ini patut diapresiasi karena semua bagian, termasuk kostum, artistik, faktor efek visual, dan musik dibuat sesuai dengan karakter dan situasi dengan alur cerita. Dengan ditayangkannya film ini diharapkan dapat mengangkat kembali kisah-kisah superhero yang ada di Indonesia sebagai bagian dari warisan kekayaan nusantara dan kebanggaan rakyat Indonesia. Karena penting bagi generasi muda mengenali lebih dalam keragaman dan kekayaan nusantara melalui cerita rakyat Indonesia, salah satunya melalui tayangan film. Penulis adalah Juara III Kompetisi Penulisan Pustaka Majalah Komunikasi dan Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro UM. Tahun 41 Januari-Februari 2019 |
31
Wisata
Kehangatan Kawah Putih Ciwidey
M
embahas tempat wisata di Bandung memang takkan pernah ada habisnya. Pesona kota Kembang yang begitu memanjakan, seolah tak ada alasan untuk tidak mengagumi. Tak heran jika banyak orang menjadikan Bandung sebagai tujuan liburan keluarga maupun bersama pasangan. Suasana temaram dengan gerimis yang tak kunjung habis seolah menjadi pemandangan yang tak terelekakan untuk dinikmati. Mulai dari legenda yang terkenal yaitu Sangkuriang dengan gunung Tangkuban Prahunya hingga film Dilan 1991 yang ngehits di kalangan mileneal masa kini. Alternatif yang ditawarkan bisa dibilang cukup lengkap. Wisatawan bisa memilih destinasi alam, buatan, hingga memanjakan lidah dengan berwisata kuliner khas Bandung. Tak salah rasanya jika banyak orang menjuluki Bandung sebagai kota romantis. Ada banyak destinasi yang menawarkan atmosfer magis nan menghipnotis. Mengajak serta keluarga atau sosok terdekat bakal memberikan pengalaman liburan tak terlupakan. Salah satu destinasi yang ramai dikunjungi adalah Kawah Putih Ciwidey. Sesuai namanya, Kawah Putih berada di kawasan Ciwidey dan merupakan bagian dari wilayah Gunung Patuha. Warna putih berasal dari aliran air yang mengandung belerang, meski sebenarnya warna tersebut cenderung hijau dan bisa
32 | Komunikasi Edisi 321
berubah-ubah sesuai kondisi alam sekitar. Dengan diselimuti kabut, Kawah Putih tampak sangat cantik. Destinasi wisata indah ini berada di ketinggian 2.090 mdpl. Banyak wisatawan kerap memanfaatkannya untuk menambah koleksi foto indah atau bahkan melakukan sesi prewedding, karena Kawah Putih ini sangat instragamable. Terdapat jembatan menuju tengahtengah kawah yang asyik digunakan untuk berpose, bahkan akan lebih aesthetic lagi ketika wisatawan menemukan pohon-pohon tanpa daun yang tumbuh di sekeliling kawah. Eitss tunggu dulu, sebelum wisatawan menikmati Kawah Putih, disarankan untuk membeli masker dan membawa jaket. Selain karena bau belerang yang menyengat tidak baik untuk kesehatan, cuaca di Kawah Putih yang bisa mencapai delapan derajat celcius. Terlepas dari hal itu, udara dan pemandangan pagi hari akan lebih indah dibandingkan pada siang atau sore hari. Di pagi hari, biasanya tempat wisata ini belum terlalu ramai oleh pengunjung. Apalagi di kawasan ini pada siang hari sering tertutup kabut tebal yang akan mengurangi jarak pandang. Tak jarang juga tempat ini diguyur hujan lebat pada siang hari yang tentunya akan membuat liburan menjadi terganggu. Selain menikmati pemandangan alam wisata Kawah Putih yang menakjubkan, wisatawan juga bisa berelaksasi dengan
Tetap eksis di tengah panas yang menyengat.
berendam air panas. Wisatawan bisa menemukan beberapa pemandian air panas di sekitar lokasi. Panas bumi yang dimiliki oleh Gunung Patuha tak hanya bermanfaat sebagai energi listrik saja, tetapi juga menghasilkan sumber air panas. Sumber air panas ini juga merupakan salah satu daya tarik tersendiri. Setelah berkeliling dan puas menikmati pemandangan kawah, wisatawan bisa mampir ke pemandian air panas tersebut untuk sekadar merelaksasi pikiran. Selain itu, kandungan belearang dipercaya bermanfaat baik untuk kesehatan kulit, khususnya bagi perempuanperempuan yang ingin tampil lebih cantik tanpa jerawat. Menarik bukan? Setelah puas bersenang-senang di kawasan wisata Kawah Putih, jika merasa lelah dan lapar tak ada salahnya untuk mecoba makanan yang dijajakan di tempat ini. Selain makanan yang biasa kita temukan di tempat wisata pada umumnya, di sana
dok. Pribadi
Wisata
.
juga tersedia makanan khas Bandung yang wajib dicoba. Jika ingin menghangatkan badan karena cuaca yang cukup dingin, bisa mencoba wedang bandrek atau bajigur, minuman khas daerah Jawa Barat. Tertarik untuk mencoba? Karena telah dikembangkan sebagai kasawan wisata, Kawah Putih mempunyai fasilitas penunjang kenyamanan berwisata yang memadai. Terdapat area parkir yang luas, musala, transportasi dari gerbang depan hingga kawah, pusat informasi, restoran dan warung makanan, toilet, dan pusat perbelanjaan yang menjajakan oleh-oleh khas Bandung, stroberi, hingga souvenir bergambar Kawah Putih. Tentunya dengan harga yang terjangkau bagi wisatawan. Harga tiket masuk Kawah Putih pada hari biasa, hari libur, serta akhir pekan adalah sama, yaitu Rp15.000,00 per orang. Harga cukup ramah untuk kantong
wisatawan. Sebelum mengunjungi tempat wisata ini, ada baiknya mengetahui jam operasionalnya. Objek wisata alam ini memang beroperasi setiap hari, namun hanya mulai dari jam 07.00 hingga 17.00 WIB saja. Apakah jadi semakin tertarik untuk mengunjunginya? Kalau iya, sebelum pergi ke sana, ada baiknya membaca sekelumit tips berikut ini. Sebaiknya berangkatlah pagi-pagi sekali, karena kondisi lalu lintas menuju ke kawasan Kawah Putih akan sangat macet, apalagi pada saat hari libur. Alasan lain kenapa harus berangkat pagi adalah karena jarak tempuh dari pusat Kota Bandung sampai ke lokasi memerlukan waktu sekitar 1,5 jam jika perjalanan lancar. Kalau macet, waktu tempuh bisa mencapai lebih dari 3 jam. Pada waktu siang hari, kawasan ini biasanya akan tertutup kabut tebal. Tak jarang juga akan diguyur hujan lebat. Untuk itu, selalu siapkan payung dan
pakaian hangat untuk melindungimu dari cuaca yang tak terduga. Jika menggunakan kendaraan pribadi, parkirlah di area parkiran bawah dan naik ke lokasi menggunakan transportasi mini bus, karena itu akan lebih efektif dan murah. Pakailah sepatu yang nyaman agar perjalananmu terasa nyaman dan tidak mudah lelah. Bawalah masker saat mengunjungi kawasan ini, karena terkadang bau belerang dari kawah akan sangat menyengat hidung. Jangan lupa untuk selalu menjaga barang bawaan, karena kawasan ini selalu ramai oleh pengunjung, tak jarang ada beberapa oknum tidak bertanggung jawab yang tak segan mengambil barang-barang berharga wisatawan. Jadi, ingin merasakan liburan yang bernuansa seperti negeri dongeng serta menuangkan kenangan di kota Kembang? Datang saja ke objek wisata Kawah Putih Ciwidey! Amey.
Tahun 41 Januari-Februari 2019 |
33
Rancak Budaya
Hari-Hari yang Terik di Ciomas oleh Yunita Nana Afika
Tahukah kalian? Itu tak sepenuhnya salah kami. Siapa yang bisa menebak alam, heh? Kalian? Apa kalian Tuhan kami? Yang berhak menentukan hidup kami? -Mohammad Idris-
34 | Komunikasi Edisi 321
M
alam semakin larut. Sepi. Sesekali suara jangkrik yang mengerik terdengar dari sela-sela rerumputan kering layu akibat sengatan matahari. Jauh di dalam hutan, terkadang burung hantu pun ikut memecahkan keheningan malam. Daerah sekitar lereng Gunung Salak memang masih perawan. Banyak hewan buas berkeliaran di antara pohon-pohon kokoh yang sudah berusia puluhan
tahun ini. Kadang mereka mendatangi pemukiman di sekitar hutan untuk sekadar menyapa atau menunjukkan bahwa merekalah penguasa hutan yang sebenarnya. Satu dua kali, kuhembuskan asap rokok. Di hadapanku terhampar padi yang kurus kering seakan tak ingin berdiri tegak lagi. Apabila didengarkan dengan seksama, di antara gesekan padi yang tertiup angin terdengar cicitcicit kecil hewan pengerat.
Rancak Budaya
ilustrasi oleh : Krisnawa Adi Baskhara
Tapi semua pemandangan dan suara itu bukanlah fokusku pada saat ini. Entah mengapa pandanganku terasa kosong. Tapi di dalam kepala ini rasanya carut-marut, seperti ada untaian benang kusut yang berujung entah di mana. Kalut. Edan, pikirku. Apa kurangnya pengabdian yang selama ini kulakukan. Aku, Mohammad Idris, tidak pernah meninggalkan kerja wajib sekalipun. Semua tarikan dengan berbagai jenis nama itu juga sudah kulunasi. Hanya karena satu
kesalahan yang kurasa tak sepenuhnya bisa dilimpahkan kepadaku, hingga akhirnya berujung pada penyitaan akhir tahun lalu. Ya, kekeringan beberapa waktu yang lalu memang mengakibatkan banyak sawah harus gagal panen. Termasuk sawah yang tak seberapa luas ini. Mau tak mau aku dan beberapa petani yang juga bernasib sama menjadi tidak bisa menyerahkan pajak wajib kepada tuan tanah. Terpaksa aku harus berhutang dan menjanjikan akan menyerahkan hasil panenku selanjutnya. Namun, apa daya yang terjadi kemudian tidaklah bisa ditebak. Kekeringan masih berlanjut, bahkan semakin parah dengan dibarengi wabah hama tikus. Mungkin banyaknya padi yang rusak menyebabkan hewan yang satu ini kehilangan sumber makanan dan diserbulah padi-padi yang bahkan belum sepenuhnya merunduk. Malang nian. Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Itulah nasibku dan para petani gagal panen yang lain. Kami diharuskan terus berhutang hingga akhirnya tuan tanah tidak sabar lagi dan menyita sawah milik kami. Mereka akhirnya datang untuk meminta bayaran hutang. Menangis meminta belas kasihan pun jadi tidak berguna lagi begitu berhadapan dengan mereka. Ah! Semakin dipikir semakin membuat geram saja. Hati kecilku berkata aku harus melawan mereka. Benar, aku harus mencari jalan keluar dan balas dendam. Akan kurencanakan tindakan balasan atas apa yang telah mereka lakukan bersama dengan petani-petani yang lain. Oh, mungkin bisa kupertimbangkan rencana Djeding Ba Sa’iran untuk menyerang tuan tanah sialan itu di pesta sedekah bumi Kampung Tanam. Kubuang rokok yang tak lagi memiliki bara api itu dan melangkah mantap untuk pulang ke rumah dengan berbagai rencana di dalam kepala. Rabu pagi, 19 Mei 1886. Hari yang terik di suatu tanah lapang Para bujang yang akan ikut penyerangan ini sudah siap. Nampak juga beberapa perempuan yang ternyata turut serta. Kuperingatkan mereka untuk tidak perlu berpartisipasi. Akan tetapi, peringatanku ini tak indahkan oleh mereka. Jadi kubiarkan sajalah mereka ikut. Toh, itu juga menggenapkan pasukanku menjadi 40 tepat. Berangkat subuh sampai sana matahari sudah mulai naik. Saat pesta sudah dimulai. Penduduk sekitar yang kebanyakan bekerja
sebagai petani juga sudah mulai memadati lapangan tempat pesta sedekah bumi. Suasana lapangan mulai panas. Sisa-sisa kemarau panjang masih terasa bahkan ikut larut dalam pesta sedekah bumi ini. Matahari bersama dengan teriknya begitu bersemangat mengguyur kepala-kepala yang hadir di lapangan. Sekilas nampak beberapa pria yang bertelanjang dada karena sudah tidak kuat menahan peluh yang mengalir deras melewati kulit gosong mereka. Beberapa anak asyik bermain kejar-kejaran hingga menyebabkan debu berterbangan ke sana ke mari. Suasana begitu ricuh dan panas. Ditambah lagi dengan kerumunan orangorang yang berdesakan demi melihat hiburan yang disediakan oleh perangkat desa. Suasana ramai ini semakin memanas tatkala kami datang bergerombolan dan tentu saja menarik perhatian di tengah lautan manusia ini. Aku menengok ke segala penjuru lapangan, tetapi tak kutemui target yang kucari. Sial, runtukku. Ternyata perkiraan kami meleset jauh. Tak ada batang hidung tuan tanah itu. Begitu pun keluarganya. Hanya ada beberapa polisi desa komplotan tuan tanah itu. Malah mereka mendekat curiga ke pasukan ini gara-gara kehebohan ketika kemunculan kami. Tak bisa dipungkiri bahwa kakiku sempat gemetar menyaksikan mereka mendekat dengan senjata api di pundak mereka. “Ada apa ini? Apa maksud kalian? Kalian akan melakukan pemberontakan, hah?” ucap salah satu polisi desa yang kuduga merupakan pemimpin penjagaan di acara itu. “Kalau iya memangnya kenapa? Jangan pernah remehkan kami, petani yang selama ini kalian anggap sebagai budak saja. Sejujurnya kami sudah muak dengan tingkah laku kalian yang semena-mena,” teriakku. “Semua macam cuke dan pajeg sudah kami bayarkan, kerja wajib juga sudah dilaksanakan, tapi apa yang kami dapatkan? Cacian? Makian? Bahkan kadang kekerasan juga kami terima. Hanya karena kesalahan kecil, hukuman harus kami terima. Puncaknya, penyitaan sawah garagara gagal panen. Tahukah kalian? Itu tak sepenuhnya salah kami. Siapa yang bisa menebak alam, heh? Kalian? Apa kalian Tuhan kami? Yang berhak menentukan hidup kami? Bukan juga, kan?” gertak Djeding tak mau kalah. Para petani yang semula hanya berbisikbisik mulai terpancing dan berani bercuit. Beberapa di antara mereka mengucapkan
Tahun 41 Januari-Februari 2019 |
35
“Semua macam cuke dan pajeg sudah kami bayarkan, kerja wajib juga sudah dilaksanakan, tapi apa yang kami dapatkan? Cacian? Makian? Bahkan kadang kekerasan juga kami terima. Hanya karena kesalahan kecil, hukuman harus kami terima. Puncaknya, penyitaan sawah garagara gagal panen. Tahukah kalian? Itu tak sepenuhnya salah kami. Siapa yang bisa menebak alam, heh? Kalian? Apa kalian Tuhan kami? Yang berhak menentukan hidup kami? Bukan juga, kan?” gertak Djeding tak mau kalah.
kata-kata dukungan. “Benar, kita ini sudah terlalu lama tertindas seperti ini," “Kita harus bertidak," “Musnahkan saja dedemit itu," dan berbagai kalimat yang memojokkan para polisi desa. “Kalian lihat, kan? Betapa dendamnya kami terhadap tindakan kalian yang sewenang-wenang? Oh ya, satu lagi. Bila kalian berniat menyerang laskar ini, tapi lihat dulu di sekeliling kalian itu siapa. Mereka itu petani yang penuh dendam. Kalian hanya beberapa gelintir. Bandingkan jumlah kalian dengan kami dulu, haha.” Polisi-polisi desa itu saling pandang dan tampak cemas. Mungkin mereka mulai membenarkan ucapanku. Cari mati saja jika berniat melawan kami. Puas sudah kugertak polisi desa yang sok berkuasa itu. Mereka menciut dan dikomando untuk mundur. Kini pasukanku bisa bebas melanjutkan rencana kami yaitu menduduki perkebunan kopi Gadok sebelum kembali ke markas. Kamis pagi, 20 Mei 1886. Hari terik yang lain di markas besar Setelah peristiwa penyerangan kemarin, kami terus berusaha menjalankan rencana-rencana kami. Kami juga telah bersiap apabila pasukan pemerintah akan mengepung kami. Kusuruh mereka untuk bergantian berjaga.
36 | Komunikasi Edisi 321
Menjelang siang terdengar gemerisik dari arah kaki bukit. Aku segera waspada dan mengumpulkan semua pasukan untuk bersiap-siap terhadap serangan mendadak. Benar saja, tak lama muncul tentara berkulit putih dari balik daun-daun bersama dengan sosok-sosok yang tak kukenal. Kuduga mereka adalah anggota polisi desa karena di antaranya kulihat komandan polisi yang kemarin berhadapan dengan kami. “Tempat ini sudah kami kepung. Kumpulkan senjata kalian dan segeralah menyerahkan diri!” teriak pimpinan pasukan itu mengancam. Namun semua pengikutku bukannya takut tapi malah tertawa mengejek dan menyoraki ancaman itu. Bahkan diantara mereka ada yang melontarkan kata-kata mengejek. “Sekali lagi, aku peringatkan pada kalian untuk segera menyerah. Kalau tidak, akan kuobrak-abrik tempat ini!” teriak laki-laki kulit pucat itu dengan geram. Namun katakata ancaman itu malah semakin membuat para petani di belakangku mengencangkan tertawa mereka. Tak pernah kusangka, tiba-tiba terdengar suara keras yang memekakkan telinga. Disusul dengan teriakan dari beberapa orang di belakangku. Aku menoleh dan mendapati mereka sudah bersimbah darah. Sialan. Ternyata mereka menggunakan senjata api untuk menyerang kami. Pengecut.
Panik. Kulihat pasukan petani bersenjatakan ala kadarnya ini menjadi tercerai berai. Satu per satu dari kami roboh ke tanah dengan kondisi mengenaskan. Aku tidak bisa memastikan berapa jumlah mereka yang sudah tergeletak tak berdaya itu. Kuperkirakan ada sekitar 30 lebih korban dari kami. Ah, entahlah! Bau anyir darah ini membuatku mual dan pusing. “Munduuuuuuur!” aku berteriak sekuat tenaga dan kutinggalkan medan yang sudah penuh darah petani itu sambil berusaha menghindari serbuan peluru dari segala penjuru. Jauh di atas Bukit Pasir Gaok. Kupandangi orang-orang yang terlihat kelelahan di depanku ini. Beberapa di antara mereka ada yang meringis menahan kesakitan akibat terserempet peluru. “Kumaha, Dris? Pasukan kita semakin berkurang saja,” kata Djeding sayu. “Bagaimana lagi, Ding. Kita memang kalah persenjataan. Satu bedil itu bisa menghabisi lima bahkan sepuluh orang kita.” Kuhembuskan nafas terlebih dahulu sebelum melanjutkan, “Tapi, demi temanteman kita yang gugur di medan perang tadi, tak kuasa rasanya untuk…” belum sempat kuselesaikan kalimat ini, tibatiba muncul pasukan tentara dari balik rimbunan daun sambil menodongkan pistolnya kepada kami. “Menyerahlah. Kalau tidak, akan kuledakkan kepala kalian,” teriak salah satu tentara. Kuangkat kedua tanganku sebagai tanda menyerah. Begitupun dengan Djeding. Kupandangi Djeding yang sudah tertunduk lesu tanpa perlawanan. Terlintas pikiran, mungkinkah ini akhir dari perjuangan kami? Bagaimana nasib kami selanjutnya? Apakah kami juga akan dibuang seperti kebanyakan orang-orang bilang? Atau apakah kami akan dibunuh seperti kebanyakan nasib pembelot? Entahlah. Lututku ini sudah mulai lemas. Sekali hentakan dari tentara di dekatku, aku langsung jatuh terduduk tanda menyerah. Mungkin inilah akhir perjuangan kami, petani Ciomas. Mungkin esok hari statusku tak lagi sebagai petani. Mungkin sebagai tahanan, buangan, atau malah mungkin tinggal nama saja. Mungkin saja. Nasib orang siapa yang tahu. Tokoh di dalam cerita ini merupakan tokoh asli. Sedangkan penggambaran suasana dan pengembangan jalan cerita berdasarkan fakta-fakta sejarah dalam peristiwa perlawanan rakyat Ciomas terhadap pemerintah Hindia Belanda. Penulis adalah Juara III Kompetisi Penulisan Cerpen Majalah Komunikasi dan Mahasiswa Jurusan Sejarah UM.
Surat Cinta Sang Srikandi oleh Raisa Rahmawati Jika ada rindu diantara senyapnya malam Maka ada seutas cinta pada romeo disepertiga malamku Jika engkau romeo Maka aku tak ingin menjadi juliet Yang rela mati untukmu begitu saja, tidak Aku ingin menjadi jantungmu Menjadi detak diseluruh nafas duniamu Menjadi irama untuk denting langkahmu Dan hanya ingin menjadi alur Yang selalu menjadi tempatmu Menggoreskan tinta kisahmu Karena aku ingin menjadi sang srikandi Yang menjadi jalanmu kembali dan terlelap Penulis adalah Juara IV Kompetisi Penulisan Puisi Majalah Komunikasi dan Mahasiswa Jurusan Sejarah UM
ilustrasi oleh : Krisnawa Adi Baskhara
Tahun 41 Januari-Februari 2019 |
37
Sibuk Bekerja
Nama
: Intania Dellasari
Fak/Jur
: Ekonomi/Manajemen
Seluruh civitas akademika UM dapat mengirimkan karya berupa komik dengan tema bebas dalam bentuk soft file yang dikirim langsung ke Kantor Redaksi Majalah Komunikasi Graha Rektorat Lantai II atau via email: komunikasi@um.ac.id selambat-lambatnya tanggal 25 Mei 2019 disertai identitas diri (nama, fakultas, jurusan, dan nomor HP). Tahun 41 Januari-Februari 2019 |
38 | Komunikasi Edisi 321
35
Menyatukan para hati yang cidera, menyulapnya menjadi bahagia yang jumawa Nama : Yuditya Anta Taqwa Fak/Jur : Ilmu Sosial/Hukum dan Kewarganegaraan Lokasi : Tugu Jogjakarta
Pada air yang jernih kulihat dirimu yang ringkih. Lalu di mana sejatinya dirimu berdiri? Nama : Nur Aviatul Adaniya Fak/Jur : Sastra/Seni dan Desain Lokasi : Museum Panji, Tumpang
Menyanjung pencipta, merendah, merambah derajat tertinggi seorang hamba Nama : Agista Windanastiti Fak/Jur : Keolahragaan/Kesehatan Masyarakat Lokasi : Padang, Sumatra Barat
Senyum dan jernihnya pikir para belia meroketkan asa negara sejahtera Nama : Ahmat Solikin Fak/Jur : Ilmu Pendidikan/Pendidikan Luar Sekolah Lokasi : Tumpang, Malang
Seluruh civitas UM dapat mengirimkan karya fotografi dengan tema dan tempat bebas dalam bentuk soft file yang dikirim langsung ke Kantor Redaksi Majalah Komunikasi Graha Rektorat Lantai II UM atau via email: komunikasi@ um.ac.id selambat-lambatnya tanggal 25 Mei 2019 disertai lokasi foto dan identitas diri (nama, fakultas, jurusan, dan nomor HP). Foto yang dimuat mendapat imbalan atau penghargaan yang sesuai.
Redaksi menerima tulisan reportase dengan panjang tulisan 1 halaman A4 font Times New Roman ukuran 12 spasi 1,5 dikirim maksimal dua hari setelah pelaksanaan kegiatan ke email komunikasi@um.ac.id. Naskah yang layak akan dimuat di Komunikasi online dan mendapat imbalan atau penghargaan yang sesuai