ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah
DAFTAR ISI Mendekati penghujung tahun 2020, Pandemi Covid-19 belum juga menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Sehubungan dengan kondisi tersebut, UM menyelenggarakan wisuda secara daring untuk pertama kalinya. Bagaimana proses persiapan serta pelaksanaan agenda penting ini? Bagaimana pula tanggapan wisudawan akan penyelenggaraan wisuda secara daring? Simak informasinya di Rubrik Laporan Utama!
dok. Pribadi
Wisuda Daring: Gayeng atau Garing ? SALAM REDAKSI 4
6
SURAT PEMBACA 5 LAPORAN UTAMA OPINI 10
dok. Pribadi
Sofia Ari Murti: Debater Berprestasi Penebar Inspirasi
20
INFO 12 PROFIL
“Debate is the part of my life�, inilah ungkapan dari tokoh profil kita edisi ini. Sebagai mahasiswa berprestasi yang bergerak di bidang pendidikan, dia sangat mencintai debat dan tidak pelit menceritakan pengalaman hingga tips dan trik untuk menjadi seorang mahasiswa berprestasi. Penasaran? Yuk, baca liputan lengkap bersama Sofia Ari Murti di Rubrik Profil !
LAPORAN KHUSUS 22 CERITA MEREKA SEPUTAR KAMPUS 26 CURHAT 31
24
WISATA RANCAK BUDAYA 34
Berawal dari cita-citanya sejak kecil ingin memiliki komik dengan hasil karyanya sendiri, Meidito berhasil mewujudkan mimpinya hingga hasil karya komiknya dikenal dari segala usia. Komikus rendah hati dan selalu berani menuangkan bakat-bakat mengarungi dunia desain. Penasaran bagaimana ceritanya? Yuk, simak cerita selengkapnya di Rubrik Cerita Mereka!
PUSTAKA 36 PUISI 37 KOMIK 38
Air Terjun Kapas Biru: Surga Di Balik Kaki Gunung Semeru Ingin menjadikan pertualangan Anda menyenangkan dan jarang bisa Anda temui? Air Terjun Kapas Biru menjadi pilihannya. Tempat untuk menikmati menikmati keindahan air terjun, ditambah lagi dengan perpaduan tebing-tebing tinggi yang berwarna coklat dan lumut hijau yang menempel di sebagian lembah dinding air terjun, membuat mata kembali segar. Penasaran seperti apa serunya? Baca selengkapnya di Rubrik Wisata!
LENSA UM 39
32
dok. Komunikasi
dok. Pribadi
Meidito, Sang Komikus Eksis yang Berkarya di Dunia Webtoon
Tahun 41 November - Desember 2020 |
3
Salam Redaksi
oleh Yusuf Hanafi
W
isuda Universitas Negeri Malang (UM) ke-102, ke-103, dan ke-104 dilaksanakan secara daring pada tanggal 6, 12, dan 13 Desember 2020. Keputusan sulit ini diambil dengan berat hati, dan didasarkan pada pertimbangan yang kompleks dan matang. Tak dipungkiri, wisuda bagi banyak orang merupakan momentum sakral dan spesial, yang mungkin hanya diikuti sekali seumur hidup, setelah menyelesaikan studi di jenjang pendidikan tinggi. Namun, di sisi lain, pandemi Covid-19 sampai saat ini masih belum jelas ujung akhirnya. Dengan pertimbangan kesehatan dan keselamatan bersama, wisuda UM di penghujung tahun 2020 diselenggarakan secara daring. Tentunya, semua pihak, terutama para wisudawan dan keluarga, diharapkan dapat memahami dan memakluminya. Tarik Ulur Pelaksanaan Wisuda Daring Sejak Pemerintah Republik Indonesia (RI) menetapkan wabah Covid-19 sebagai bencana nasional melalui Keputusan Presiden (KEPPRES) RI Nomor 12 Tahun 2020, UM sebagai salah satu perguruan tinggi negeri (milik Pemerintah) meniadakan kegiatan-kegiatan temu fisik dan tatap muka (luring) yang melibatkan massa dalam jumlah besar. Hal itu dilakukan sebagai bagian dari ikhtiar pencegahan transmisi penularan Covid-19. Salah satu agenda reguler yang terdampak kebijakan tersebut adalah wisuda. Angin segar sesungguhnya sempat berembus saat Walikota Malang, Sutiaji, mengizinkan wisuda secara luring di perguruan tinggi, dengan catatan dilaksanakan secara bertahap dan sesuai protokol kesehatan pencegahan transmisi Covid-19 dilansir dari Surya Malang-TribunNews.com. Namun, izin tersebut lantas dianulir dan dicabut dengan Surat Edaran Wali Kota Malang Nomor 30 Tahun 2020 yang ditandatangani pada 10 Desember 2020, tentang larangan pelaksanaan wisuda tatap muka di seluruh universitas atau perguruan tinggi di Kota Malang. Dinamika kebijakan publik mutakhir di atas seolah menjustifikasi pilihan UM untuk menggelar Wisuda ke-102, ke-103, dan ke104 secara daring sebagai kebijakan yang tepat dan realistis. Amanah Rektor untuk Peserta Wisuda Daring Dalam pidatonya, Rektor UM berpesan kepada
para wisudawan agar segera bersiap untuk menapaki kemandirian dan menjejak kehidupan baru di luar kampus, baik pada ranah keluarga, profesi maupun masyarakat. Tantangan yang dihadapi para wisudawan tentunya sangat berbeda, jika dibandingkan dengan tantangan generasi sebelumnya. Sebagai generasi digital yang hidup pada Era Revolusi Industri 4.0 di abad ke-21 ini, lulusan perguruan tinggi dituntut memiliki keterampilan literasi dan kompetensi yang memadai. Dalam hal literasi, para wisudawan tidak lagi cukup bergantung pada literasi lama yang mengandalkan baca, tulis, dan matematika. Namun wisudawan juga harus mengembangkan literasi baru, seperti Literasi Data, Literasi Teknologi, dan Literasi Manusia. Dalam hal kompetensi, National Education Association (NEA) telah mengidentifikasi keterampilan yang harus dimiliki di abad ke-21, yang disebut dengan “The 4C”, yaitu: critical thinking (atau problem solving), creativity, collaboration, dan communication. “Penguasaan terhadap literasi dan kompetensi tersebut akan membantu para wisudawan dalam mengoptimalkan dan menggunakan potensi yang dimiliki, untuk memecahkan suatu permasalahan yang semakin kompleks di era sekarang ini. Oleh karena itu, lulusan UM harus terus meningkatkan kualitas, kompetensi, dan kapabilitasnya, terutama pada aspek kepemimpinan dan kerja sama tim, kemampuan beradaptasi dengan teknologi baru dan tantangan global, serta kemampuan entrepreneurship (kewirausahaan). Singkatnya, peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan pilar utama yang tidak dapat diabaikan, dan menjadi suatu keniscayaan yang harus digarap oleh para wisudawan,” tandas Prof. Ahmad Rofi’uddin, M.Pd. Last but not least, selamat untuk peserta wisuda daring UM tahun 2020. Saat ini, kita memang berjarak secara fisik, sehingga para wisudawan tidak dapat hadir di kampus UM karena wabah Covid-19. Namun, hati kita insya Allah bertaut erat, disertai panjatan doa tulus dan ikhlas untuk kesuksesan para wisudawan UM di masa depan. Amin. Penulis adalah wakil dekan III Fakultas Sastra, dan Anggota Penyunting Majalah Komunikasi UM
KOMUNIKASI • Majalah Kampus Universitas Negeri Malang • Jalan Semarang No. 5 Graha Rektorat lantai 2 Telp. (0341) 551312 Psw. 354 • E-mail: komunikasi@um.ac.id • Website: http://komunikasi.um.ac.id • Instagram: @komunikasi_um KOMUNIKASI diterbitkan sebagai media informasi dan kajian masalah pendidikan, politik, ekonomi, agama, dan budaya. Berisi tulisan ilmiah populer, ringkasan hasil penelitian, dan gagasan orisinil yang segar. Redaksi menerima tulisan para akademisi dan praktisi yang ditulis secara bebas dan kreatif. Naskah dikirim dalam bentuk softdata dan print out, panjang tulisan 2 kwarto, spasi 1.5, font Times New Roman. Naskah yang dikirim belum pernah dimuat atau dipublikasikan pada media cetak manapun. Tulisan yang dimuat akan mendapatkan imbalan yang sepantasnya. Redaksi dapat menyunting tulisan yang akan dimuat tanpa mengubah artinya. Tulisan dalam Komunikasi tidak selalu mencerminkan pendapat redaksi. Isi di luar tanggung jawab percetakan PT Antar Surya Jaya Surabaya.
4 | Komunikasi Edisi 331
dok. Pribadi
Wisuda Daring: Pilihan Sulit yang Bijak
STT: SK Menpen No. 148/ STT:DITJEN SK Menpen No. 148/ SK PPG/STT/1978/ SK DITJEN tanggal 27PPG/STT/1978/ Oktober 1978 tanggal 27 Oktober 1978
Pembina Rektor (AH. Rofi’uddin) Penanggung Jawab Wakil Rektor III (Mu’arifin) Wakil Penanggung Jawab Hendra Susanto Ketua Pengarah Sucipto Ketua Penyunting Zulkarnain Wakil Ketua Djajusman Hadi Anggota Yusuf Hanafi Muslihati Evi Susanti M. Nuruddin Zanky Dila Umnia Soraya Kun Sila Ananda Tika Dwi Tama Ike Dwiastuti Redaktur Pelaksana Nida Anisatus Sholihah Editor Azizatul Qolbi Fitriyanti Bunga Syani Yemima Layouter Nadifah Adya Ilham Desainer dan Ilustrator Nur Aviatul Adaniyah Reporter Umi Nahdhiah Nur Nilam Ayu S. M. Irkhamin Erlina Febrianti Nuriyatul M. Zakaria Kreswantono Nurul Laili Rohmatin Zahira Alfiani Niken Puspitsari M. Izam Masroir Administrasi Taat Setyohadi Su’udi Suhartono Ekowati Sudibyaningsih Oni Irawan Nur Cholisah Elok Kanthiasih Hadi Mulyono Distributor Adi Santoso
Surat Pembaca
Surat Pembaca
Nur Aviatul Adaniyah
Hai Kak! Namaku Zyan. Hendak bertanya, untuk Majalah Komunikasi ini terbit berapa kali dalam setahun dan apa sih kriteria suatu berita/informasi dapat diunggah di instagram Komunikasi? Terima kasih Salam Azyan Qatrunnada Islam S1 PGPAUD
"Kelulusan adalah pencapaian, tetapi bukan berarti perjuangannya usai. Ini adalah awal untuk mewujudkan banyak mimpi. Semangat!" Cover Story
Repro Internet
Dear Zyan, Terima kasih atas suratnya. Majalah Komunikasi terbit enam kali dalam satu tahun. Kriteria Informasi yang diunggah di IG Komunikasi adalah baru, menarik, informatif, punya nilai, dan kebermanfaatan bagi banyak orang. Terus ikuti berita terbaru dari laman resmi maupun media sosial Majalah Komunikasi UM, Ya! Salam Redaksi
Melalui firasat kita belajar menerima diri, dan berdamai dengan hidup ini Dewi Lestari
ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah
Tahun 41 November - Desember 2020 |
5
dok. Komunikasi
Laporan Utama
Pengukuhan wisudawan
Wisuda Daring: Gayeng atau Garing ?
M
enuju penghujung tahun 2020, Pandemi Covid-19 belum juga menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Sehubungan dengan kondisi tersebut, Universitas Negeri Malang (UM) menyelenggarakan Wisuda Periode 102, 103, dan 104 secara daring untuk pertama kalinya (06/12, 12/12, 13/12). Berikut ulasan mengenai persiapan dan pelaksanaannya. Latar Belakang Diselenggarakannya Wisuda Daring Sebagai akademisi, perlu dilakukan prediksi untuk menghadapi sesuatu yang akan terjadi di masa yang akan datang. UM pun berupaya menerapkan hal tersebut dalam pelaksanaan wisuda tahun ini. “Awalnya semua memprediksi bahwa pandemi akan selesai pada ujung tahun, oleh sebab itu para pimpinan sepakat untuk menahan prosesi wisuda hingga akhir 2020, siapa tahu bisa dilaksanakan secara luring,” Dr. Mu’arifin, M.Pd. selaku Wakil Rektor (WR) III UM menerangkan awal mula dilaksanakannya wisuda secara daring ini. Nyatanya, keadaan pandemi Covid-19 di Indonesia masih berlanjut akibat ketidakdisiplinan masyarakat dalam menerapkan
6 | Komunikasi Edisi 331
protokol kesehatan. Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya jumlah pasien terjangkit, jumlah lulusan pun kian bertambah. “Kita sampai menumpuk tiga periode untuk wisuda kali ini,” imbuhnya. Selain akibat tingginya angka pasien Covid-19, keputusan wali kota mengenai kegiatan yang melibatkan massa pun menjadi pertimbangan dalam melaksanakan wisuda secara daring. “Walaupun wali kota Malang sudah memperbolehkan pelaksanaan kegiatan secara luring, jumlah massa dibatasi sebanyak 200 orang saja, sedangkan ada sekitar 1200 lulusan pada tiap periode wisuda,” terang dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) ini. Hal tersebut juga dibenarkan oleh Hendra Susanto, staf ahli WR III UM. “Tidak mungin jika kita mengadakan wisuda luring puluhan kali, oleh karena itu opsi daring dipilih untuk menghindari bertambahnya klaster Covid-19,” ungkapnya. Pandemi yang sifatnya force majeure atau di luar kendali, tentu menjadi tantangan bagi UM untuk memberikan yang terbaik bagi civitasnya. Kendati
dok. Komunikasi
Laporan Utama
Pembacaan ikrar wisudawan
demikian, UM sebagai perguruan tinggi yang bermartabat telah berupaya sekuat tenaga untuk memberikan layanan yang maksimal, termasuk kepada para mahasiswa yang telah berhasil menempuh studi. “Semua hak wisudawan seperti pembagian toga, ijazah, dan legalisir sudah terpenuhi. Tinggal prosesi wisudanya saja yang belum terlaksana,” terang WR III UM ini. Hal tersebutlah yang menjadi alasan terakhir dilangsungkannya wisuda secara daring, yakni supaya wisudawan tidak menanti terlalu lama untuk prosesi pengukuhan atas selesainya studi mereka. Persiapan Wisuda Daring Ketika ditanya mengenai persiapan wisuda daring, WR III dengan percaya diri mengungkapkan bahwa pihak kampus siap menyelenggarakan wisuda baik daring maupun luring. “Rapat telah berkali-kali dilakukan dan panitia ready dengan segala kemungkinan pelaksanaan wisuda, baik daring maupun luring. Sayangnya keadaan saat ini memaksa kita untuk melakukan wisuda secara daring,” ungkap lelaki paruh baya tersebut. Lebih lanjut, Mu’arifin menerangkan bahwa perwakilan wisudawan akan dihadirkan on site ketika pelaksanaan wisuda, sehingga ada perpaduan antara wisuda daring dan luring. Perwakilan yang hadir, yakni wisudawan yang berdomisili di kota Malang dan berjumlah sepasang dari tiap fakultas (termasuk pascasarjana), sehingga terdapat total 18 orang perwakilan. Tentu saja protokol kesehatan seperti social distancing serta penggunaan masker dan face shield diterapkan di lokasi wisuda. “Biar anak-anak Malang yang mewakili teman-temannya untuk wisuda. Karena situasi pandemi, kita tidak mendatangkan peserta dari luar daerah ataupun memilih lulusan terbaik untuk dihadirkan. Masing-masing wisudawan ‘kan sudah yang terbaik bagi keluarga mereka,” imbuh bapak empat anak ini sambil
bercanda. Perpaduan antara wisuda daring dan luring untuk pertama kalinya tentu menjadi tantangan bagi UM. Pemanfaatan teknologi diimplementasikan dalam skenario wisuda dan masing-masing seksi mengambil peran untuk menyukseskan skenario yang telah dibuat, seperti Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK) UM yang akan menyokong jaringan dan Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran (LP3) UM yang menyalurkan prosesi wisuda ke kanal Youtube. Pada pelaksanaan wisuda daring perdana ini, WR III juga menjanjikan hadirnya sesuatu yang baru. “Tampilan lagu Indonesia Raya, hymne. dan mars UM, semuanya diperbarui sebagai bentuk kompensasi karena kita tidak bisa menyelenggaraan wisuda secara luring. Aji mumpung juga karena ada waktu untuk memperbaiki ya kita perbaiki sekalian,” jelasnya. Namun ketika ditanya mengenai detail pelaksanaan, ia menolak untuk menjabarkannya secara rinci. “Nanti nggak surprise,” guraunya. Untuk pelaksanaan wisuda daring ini, Surat Edaran WR III telah diluncurkan sehingga wisudawan tahu apa yang harus mereka siapkan terlebih dahulu. Dalam surat edaran tersebut, terdapat jadwal serta tata cara pelaksanaan wisuda. Wisudawan harus mengisi form konfirmasi secara lengkap dan benar di pranala yang disediakan, selanjutnya mereka akan mendapat undangan dan link untuk Zoom Meeting melalui email sehari sebelum pelaksanaan wisuda. Wisudawan juga harus mengirim foto ketika memakai toga supaya nama dan foto mereka muncul di display ketika prosesi wisuda berlangsung. Fasilitas toga sekaligus gordon dan samir telah disediakan oleh fakultas masing-masing dan diambil pada hari yang ditentukan. Para wisudawan juga diwajibkan mengikuti prosesi dari awal hingga akhir dengan memakai toga dan didampingi orangtua/wali.
Tahun 41 November - Desember 2020 |
7
Laporan Utama Mu’arifin mengatakan bahwa sebenarnya persiapan wisuda secara daring terbilang lebih ribet dibandingkan secara luring. Hal yang paling dikhawatirkan ialah listrik dan sinyal. “Kalau wisuda secara luring, kita sudah bisa memprediksi kendalanya, misalnya bagaimana mengendalikan massa ketika acara. Untuk wisuda luring banyak yang dikhawatirkan, seperti bagaimana bila listriknya mati, bagaimana bila ada gangguan sinyal, bagaimana mengatur display dan kamera...mirip-mirip membuat film lah,” ulas pria yang humoris ini. Tidak jauh berbeda dengan respons Mu’arifin, Staf Ahli WR III, yakni Hendra Susanto pun mengatakan bahwa hal paling ditakutkan ialah kendala dalam jaringan dan display foto untuk wisudawan. “Wisudwan tentu menginginkan foto yang terbaik karena ini pengalaman sekali seumur hidup mereka,” tambah Hendra. Penyelenggaraan wisuda secara daring merupakan pengalaman yang baru untuk UM dan Mu’arifin memahami bahwa pasti ada plus dan minus baik untuk wisuda daring maupun luring. Jika diminta memilih, Mu’arifin lebih senang untuk menyelenggarakan wisuda secara luring. “Feel-nya jelas berbeda, selain wisudawan dan keluarga yang merasa berbahagia, para pedagang dan tukang foto pun diuntungkan,” katanya. Berbeda dengan tanggapan WR III, Hendra justru berpendapat bahwa penyelenggaraan wisuda online lebih praktis dan simpel. “Pemanggilan wisudawan tidak begitu lama seperti wisuda luring, sehingga lebih hemat waktu,” ujarnya. Pelaksanaan Wisuda Daring Wisuda daring pertama untuk periode ke-102 dilaksanakan pada Minggu (6/12). Lokasi utama diadakannya prosesi wisuda tetap berada di gedung kebanggaan UM, Graha Cakrawala. Bersamaan degan berlangsungnya prosesi wisuda di lokasi utama, wisudawan dari luar daerah tetap dapat merasakan khidmat dan megahnya prosesi wisuda melalui Zoom Meeting. Prosesi wisuda ini juga disiarkan secara langsung di kanal Youtube UM Channel. Twibbon khusus untuk pelaksanaan wisuda dapat digunakan supaya suasana wisuda lebih terasa, dan display untuk wisudawan pada platform Zoom Meeting sudah diatur sedemikian rupa sehingga suasana acara secara daring dan luring telihat secara bersamaan. Susunan acara wisuda daring tidak jauh berbeda dengan wisuda luring. Upacara dibuka dengan menampilkan video profil UM yang telah diperbarui. Sesuai janji Mu’arifin, video untuk lagulagu seperti Indonesia Raya, Mars UM, serta Hymne UM juga turut diperbarui dengan menampilkan suasana kampus UM bersamaan dengan lirik lagu sehingga tidak terkesan membosankan. Ketua Senat UM, Prof. Dr. Sukowiyono, S.H., M.Hum., membuka jalannya acara dengan sambutan dilanjut dengan Rektor UM, Prof. Dr. AH. Rofi’uddin, M.Pd., yang menjelaskan secara singkat latar belakang dilaksanakannya wisuda secara daring. Rofi’udin juga membacakan statistik jumlah kumulatif wisudawan UM pada wisuda ke-102 tahun ini. Terdapat sebanyak 1221 calon wisudawan terdaftar pada wisuda periode ini, sehingga UM berhasil meluluskan 133.914 mahasiswa secara keseluruhan. Pada prosesi pengukuhan wisudawan, sepasang wisudawan
8 | Komunikasi Edisi 331
dari masing-masing fakultas dihadirkan di lokasi utama untuk mewakili rekan-rekan mereka dalam prosesi wisuda sesuai rencana. Seluruh peserta wisuda mematuhi protokol kesehatan dengan menggunakan masker dan face shield serta menjaga jarak sosial. Saat pemanggilan nama wisudawan berlangsung, foto wisudawan beserta orangtua atau wali mereka diletakkan di tengah-tengah dan berukuran lebih besar dibanding foto rektor dan dekan yang mengapit di kanan-kirinya. “Hal ini merupakan bentuk apresiasi UM kepada mahasiswa yang berhasil sampai ke tahap wisuda,” terang WR III UM. Dalam kesempatan wisuda daring ini, dilakukan beberapa penyederhanaan dalam prosesi tanpa mengurangi esensi dan khidmatnya acara. Buku wisuda tidak lagi dicetak, melainkan dihadirkan dalam bentuk softcopy yang bisa diunduh. “Kita kan juga harus mengikuti perkembangan zaman, tidak perlu harus membawa hardcopy buku,” ujar WR III UM. Selain itu, beberapa penampilan yang disuguhkan dalam acara seperti paduan suara dan tarian daerah direkam terlebih dahulu sebelum kemudan disiarkan. “Hal tersebut dilakukan untuk menghemat waktu dan mengurangi resiko terjadinya kesalahan atau gangguan di tengah-tengah acara,” terangnya. Perpaduan nuansa daring dan luring dalam wisuda kali ini berusaha dibuat semenarik mungkin oleh panitia sehingga wisudawan tidak merasa suntuk untuk mengikuti acara yang lamanya kurang lebih tiga jam ini. Tanggapan Wisudawan Terkait Wisuda Daring Mohammad Fatkhul Ulum ialah salah satu lulusan dari Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan yang mengikuti wisuda secara daring. Lelaki asal Wajak ini merasa lega atas dilaksanakannya acara pengukuhan akhir masa studi ini. “Kalau ditanya perasaan, tentunya saya senang karena akhirnya sudah wisuda, tetapi kali ini kesannya sepertinya kurang,” ulas Fatkhul. Bagi Fatkhul, wisuda secara luring tentu terasa lebih asyik karena ia dapat bersua dengan kawan-kawan yang lain dan merayakan kelulusan bersama-sama. “Kurang greget aja gitu,” imbuh Fatkhul. Hal tersebut juga disetujui oleh Dhimas Ardiansyah Hidayat, lulusan Jurusan Sejarah. “Sedikit kecewa ya, karena sejak dulu memang berharap diwisuda secara luring,” tutur Dhimas. Menurutnya, wisuda luring terkesan lebih sakral dibanding wisuda daring. “Karena dulu awal menjadi mahasiswa disambut di Graha Cakrawala, ya kalau bisa mengakhiri studi pun di Graha Cakrawala juga,” ungkapnya. Sama seperti kegiatan belajar daring, yang ditakutkan para wisudawan pun ialah kendala pada jaringan. Dhimas mengkhawatirkan bermasalahnya server seperti ketika menggunakan Sistem Informasi Akademik (Siakad) atau Sistem Informasi Kemahasiswaan (Simawa). Begiu pula Fatkhul, ia menyayangkan seandainya kawan-kawan di daerah yang kurang terjangkau jaringan internet tidak bisa mengikuti acara dengan lancar. Keduanya berharap semoga pandemi segera berakhir sehingga segala kegiatan bisa dilangsungkan secara luring seperti sedia kala. “Semoga ke depannya ada persiapan yang lebih matang jika terjadi situasi darurat seperti saat ini, sehingga wisudawan juga tidak menunggu kepastian terlalu lama,” harap Dimas.
dok. Komunikasi
Laporan Utama
dok. Komunikasi
Penayangan wisudawan dalam wisuda daring
Sambutan rektor
Harapan dan Pesan Terkait Penyeleggaraan Wisuda Daring Pro dan kontra terkait wisuda daring tentu muncul dan WR III memaklumi bahwa pasti ada yang kecewa dengan keputusan akhir diadakannya wisuda secara daring. “Banyak yang menghendaki dilaksanakannya wisuda secara luring, tetapi keinginan tersebut tidak dapat kami penuhi karena kondisi pandemi,” ungkap Mu’arifin. Hendra menambahkan, resiko munculnya klaster Covid-19 yang baru menjadi pertimbangan utama panitia. “Keselamatan dan kesehatan adalah yang paling penting. Jika wisuda dilakukan secara luring, ditakutkan adanya pelanggar protokol kesehatan, tentunya hal tersebut beresiko sangat tinggi,” jelasnya. Baik WR III maupun Staf Ahli berharap bahwa prosesi wisuda berjalan dengan khidmat dan lancar serta dilakukan dengan penuh kesadaran bahwa situasi saat ini benar-benar tidak memungkinkan untuk mengadakan wisuda secara luring. “Kami harap wisudawan legowo dengan situasi dan kondisi saat ini. Nuansa wisuda kali ini memang berbeda, tetapi semoga hal ini bisa memotivasi wisudawan untuk menempuh jenjang pendidikan yang lebih tingggi sehingga selanjutnya mereka bisa merasakan prosesi wisuda yang lebih baik,” harap wakil rektor yang punya hobi bermain tenis ini. Harapan agar wisudawan dapat menempuh studi lebih lanjut tersebut sesuai dengan indikator kinerja utama Bidang Kemahasiswaan yang sedang gencar-gencarnya digalakkan.
Perguruan tinggi dianggap berhasil menjalankan tugasnya apabila (1) lulusannya melanjutkan studi; (2) lulusannya mendapat pekerjaan dengan gaji minimum 1,2 kali UMR tempatnya bekerja; atau (3) lulusannya berwirausaha. “Hal tersebut merupakan tantangan bagi kita, apalagi kita adalah mantan IKIP. Oleh karena itu, semoga wisuda daring ini juga menggugah semangat wisudawan dalam mencapai tiga indikator tersebut,” katanya. Sebelum memberikan pesannya kepada wisudawan dan mahasiswa, Mu’arifin membandingkan penyelenggaraan wisuda dengan acara pengukuhan guru besar yang seharusnya sama megahnya. “Pengukuhan guru besar yang dilaksanakan secara luring pun tidak melibatkan banyak orang dan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Penyelenggaraan wisuda juga diselenggarakan dengan menerapkan ketentuan serupa.” Berdasarkan penjelasan tersebut, Mu’arifin berpesan agar event ini menjadi pelajaran untuk para akademisi supaya berpikir terlebih dahulu sebelum bersikap dan bertindak di setiap situasi. “Sebagai seorang akademisi, kita harus berpikir dahulu supaya mendapatkan pemahaman. Bila meghendaki pelaksanaan wisuda luring seperti acara pengukuhan guru besar, sebenarnya hal tersebut sudah kami usahakan dengan memadukan suasana daring dan luring disertai penerapan protokol kesehatan. Semoga semua bisa memahami bahwa kondisi pandemi seperti saat ini tidak memungkinan untuk mengadakan acara yang melibatkan banyak massa,” pungkas WR III UM. (Izam & Zahira)
Tahun 41 November - Desember 2020 |
9
Opini
ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah
Bangun Mental Curiosity di Era Digital
C
oleh Refah Maulidiyah uriosity atau dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai rasa ingin tahu merupakan salah satu bentuk emosi atau perasaan terhadap sesuatu yang belum ditemukan penjelasan atau jawabannya. Kemunculan rasa ingin tahu sangat wajar terjadi karena pengaruh dari fenomena alam. Fenomena alam adalah bagian dari alam semesta dan masih banyak menyimpan sesuatu yang belum terdapat jawabannya. Curiosity berusaha untuk mengubah nothing (sesuatu yang tidak ada) menjadi know a lot of things (mengetahui banyak sesuatu), mengubah suatu pertanyaan menjadi simpul jawaban, serta mengubah “Why it happen?� menjadi “I know that!�. Bentuk emosi psikologi inilah yang diawali dengan ketertarikan atau rasa penasaran terhadap sesuatu yang terjadi di sekitarnya. Hal ini kemudian memunculkan sebuah dugaan (hipotesis) untuk dijawab dengan validasi/bukti sementara sehingga pada akhirnya akan terjawab secara konkrit apabila seseorang tersebut mau mencari jawabannya. Berbicara tentang era digitalisasi saat ini, tentunya telah membuat banyak masyarakat memiliki rasa
10 | Komunikasi Edisi 331
ingin tahu yang beragam. Bahkan masyarakat Indonesia sendiri telah dikenal mempunyai curiosity yang sangat tinggi dari dulu. Hal ini ditandai dengan pertanyaan bersifat personal yang mereka ajukan saat bertemu pertama kali. Beberapa pertanyaan seperti status hubungan, bekerja di mana, atau berapa anaknya, bukan hal asing lagi jika ditanyakan kepada orang yang baru pertama kali ditemui saat itu. Tanpa ada maksud buruk atau tidak sopan, tapi memang begitulah pada umumnya masyarakat di Indonesia saling berusaha akrab atau ramah kepada orang yang baru dikenal. Di era digital yang serba mudah saat ini, tingkat rasa ingin tahu yang dimiliki setiap individu justru bertambah seiring waktu. Menurut Jejen Musfah (2016) kemasan baru yang dibawa era saat ini nyatanya lebih banyak menjangkau masyarakat. Informasi yang pada awalnya hanya termuat di media cetak, sekarang bisa diakses dengan cepat dan gratis hanya melalui laman web di gawai pribadi. Berbagai pertanyaan yang menjadi curiosity masyarakat pada akhirnya
Opini
mudah terjawab dari beberapa sumber elektronik yang tersedia. Oleh karena itu, semakin banyak curiosity yang terjawab, maka akan semakin banyak pula lahir curiosity baru di benak masyarakat. Tak hanya di bidang ilmu pengetahuan, nampaknya kini rasa ingin tahu masyarakat tak sedikit yang lebih condong ke arah yang berbau privasi orang lain. Selain artis dan selebgram yang semakin terkenal dan dikenal lewat media sosial, teruntuk orang di sekitar yang sering ditemui rupanya menimbulkan rasa ingin tahu bagi sebagian yang lain. Berbagai macam aktivitas kerja, liburan, bisnis, hangout, dan seabrek kegiatan lain dengan mudahnya dipublikasikan di akun media sosial dan menimbulkan berbagai curiosity masyarakat yang berbeda. Seperti muncul rasa ingin tahu terhadap apa kebiaasannya, kesukaan, lingkar pertemanan, asmara, gaya hidup sekaligus berpakaian, dan lain sebagainya. Lebih jauh lagi, rasa ingin tahu yang berlebihan terhadap urusan orang lain ternyata bisa menimbulkan istilah baru, seperti kepo dan narsistik. Hal ini berdasarkan data penelitian kuantitatif di tahun 2018 dari 115 responden, bahwa didapat lebih dari separuh responden sebesar 79% setuju jika mereka suka membuka profil seseorang di salah satu media sosial dan sebesar 78% dari responden berjenis kelamin perempuan. Sehingga pada dewasa ini, privasi seseorang bisa bersifat umum dan mudah diakses secara gamblang, terutama di kalangan kaum hawa. Adalah sesuatu yang normal ketika dorongan penasaran yang kuat akan meminta manusia untuk mencari tahu, baik disadari atau tidak. Sebagaimana pendapat Nursid Sumaatmaja dalam Effendi (2010), dorongan rasa ingin tahu (sense of curiosity) merupakan salah salah satu potensi dasar mental yang berkembang dan dapat dikembangkan secara alamiah. Potensi ini akan berkembang apabila terdapat ransangan, wadah, dan suasana kondusif. Hal ini berlaku pula dengan
hadirnya keragaman curiosity pada fenomena sosial. Hasil interaksi antara fisik dan psikis sejak lahir dengan serangkaian kondisi lingkungan yang ditemui setiap orang tentunya tidak sama. Kasus seperti ini tak jauh berbeda dengan yang para ilmuwan atau peneliti lakukan dalam mengerjakan proyek ilmiah dan justru membawa manfaat berabad-abad silam. Berawal dari rasa ingin tahu dan kepekaan dengan permasalahan yang ada di lingkungan sekitar, membawa peneliti tersebut berupaya mencari solusi terbaik melalui berbagai uji pratikum berulang kali. Begitupun bentuk curiosity yang seharusnya dibentuk dalam pola pikir masyarakat Indonesia. Sangat disayangkan apabila objek yang dituju sebagai rasa ingin tahu masyarakat hanya berpusat pada topik kehidupan atau privasi individua lain. Ketimpangan rasa ingin tahu yang cukup bertolak belakang membuat masyarakat lebih mudah terpancing perhatiannya dengan gosip rumah tangga artis dari pada menelisik bagaimana perkembangan nilai rupiah atau metode pengobatan terbaru apa yang baru diciptakan anak bangsa. Ditambah arus media yang turut mengikuti selera curiosity masyarakat tampaknya lebih banyak menghadirkan informasi entertainment ketimbang informasi yang mendidik. Mengutip dari hasil penelitian Ilham G, dkk (2017) mengenai tayangan pertelevisian di Indonesia yang belum mampu menghadirkan tayangan berkualitas dan memuat esensi pendidikan, informatif, dan hiburan secara proporsional. Data pemantauan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) turut menambahkan bahwa hanya ada 27% yang aman dari kekerasan, seksualitas, dan mistis, sementara sisanya masih mengandung salah satu dari ketiga unsur tersebut. Dari hasil data inilah yang kemudian mengaitkan antara rasa ingin tahu masyarakat berujung kepada hasil implementasi budaya, pola pikir, dan konsumsi masyarakat Indonesia.
Karakter rasa ingin tahu bagi setiap individu sangat dianjurkan untuk mulai ditanamkan sejak dini. Rasa ingin tahu yang diarahkan dan dibimbing dengan baik akan berdampak dengan munculnya karakter baru yang lebih positif, seperti kritis dan peka terhadap lingkungan sekitar. Selain itu, orang yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi cenderung mudah adaptif dan tampil baik dalam menyesuaikan diri di lingkungan yang baru ditemuinya. Kepekaan sosial terhadap fenomena di sekitarnya juga dinilai cukup bagus. Mempunyai curiosity yang tinggi akan membuat pengetahuan individu tersebut lebih luas dan memahami lebih banyak orang-orang di sekelilingnya sehingga mampu menerima perbedaan pandangan atau pendapat secara luwes. Rasa ingin tahu terhadap arus teknologi dan informasi juga diharapkan demikian. Tidak hanya menuntut media digital bisa menjawab semua rasa ingin tahunya, masyarakat tentunya juga bisa mengiringi dengan keterbukaan dan etika yang bernilai positif. Bentuk etika yang dimaksud ialah mampu mengolah dan memilah informasi, tidak menyinggung privasi orang lain secara berlebihan, menjawab curiosity dengan informasi yang akurat, dan tidak mudah termakan berita hoaks. Era digital yang serba ada terhadap informasi di berbagai aspek apapun pada akhirnya akan berjalan selaras dengan berkembangnya mental positif masyarakat Indonesia, salah satunya mental curiosity atau rasa ingin tahu. Oleh karena itu, harapan baik akan kembali lagi pada sinergi antara masyarakat dan media digital. Dari sisi masyarakat, mereka mampu membangun mental curiosity secara positif dan bijak. Sementara dari sisi media digital, mereka mampu menghadirkan konten yang tak hanya menghibur, juga informatif dengan takaran durasi yang seimbang. Penulis adalah mahasiswa Jurusan Matematika sekaligus Juara 2 Lomba Penulisan Opini majalah Komunikasi Tahun 41 November - Desember 2020 |
11
Info
M
Mahasiswa UM Raih Duta Santri Pelajar Majapahit Terbaik
inggu (1/11) Nawal Yahdillah berhasil meraih Juara 1 Putri dalam Kompetisi Duta Santri Pelajar Majapahit 2020 yang diselenggarakan di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Nawal Yahdillah merupakan Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang (FMIPA UM), Program Studi Pendidikan Matematika, angkatan 2017. Kompetisi Duta Santri Pelajar Majapahit 2020 yang rutin dilaksanakan setiap dua tahun sekali oleh Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kabupaten Mojokerto tersebut, diikuti oleh hampir seluruh pelajar, mahasiswa, dan santri se-Kabupaten Mojokerto. Aprillia Sela Audry selaku Wakil Ketua II PC IPPNU Kabupaten Mojokerto memaparkan bahwa agenda acara merupakan bentuk apresiasi PC IPNU-IPPNU Kabupaten Mojokerto kepada seluruh kader IPNU-IPPNU yang memiliki kemampuan secara akademik maupun nonakademik. Selain sebagai bentuk apresiasi, peserta yang terpilih diharapkan mampu menjadi Duta Santri dan Pelajar Majapahit yang dapat mempromosikan IPNU-IPPNU di Kabupaten Mojokerto. Secara otomatis mereka juga dinobatkan sebagai brand ambassador IPNU-IPPNU Kabupaten Mojokerto.
Penganugerahan Nawal juara I Putri Duta Santri Pelajar Majapahit 2020
12 | Komunikasi Edisi 331
dok. Pribadi
Tercatat, sebanyak dua ratus peserta ikut mendaftarkan diri dalam kompetisi tersebut. Acara berlangsung selama beberapa hari, dimulai sejak awal pendaftaran pada (3/10) hingga acara grand final yang jatuh pada (1/11). Beberapa tahapan penilaian antara lain adalah tahap audisi yang bertujuan untuk menjaring peserta pada posisi empat puluh besar. Tahap audisi ini terdiri dari tes tulis, tes public speaking, dan tes minat bakat. Selanjutnya, empat puluh peserta tersebut akan mengikuti masa karantina yang berlangsung selama tiga hari, dua malam. Pada masa karantina tersebut, para peserta yang merupakan calon duta diberikan berbagai macam materi, mulai dari keagamaan, personality, public speaking, serta pengetahuan umum. Nawal menjadi salah satu yang berhasil masuk ke babak selanjutnya untuk mengikuti masa karantina selama tiga hari dua malam. Ketika diwawancarai oleh kru majalah Komunikasi, Nawal mengaku bahwa dia merasa tidak percaya telah meraih juara sekaligus gelar sebagai Duta Santri Pelajar Majapahit 2020. “Meskipun saya belajar di pondok pesantren, awalnya saya tetap merasa ragu karena tidak begitu paham dengan ilmuilmu pesantren. Jadi, motivasi saya mengikuti kompetisi ini hanya berawal dari keinginan untuk menambah ilmu dan pengalaman saja,� tutur Nawal. Namun, dia tidak menampik bahwa dirinya memang telah mempersiapkan diri untuk ajang tersebut. Dia terus menggali dan mencari berbagai sumber referensi sebagai bekal dalam berlomba. Nawal berharap, dengan mengikuti ajang tersebut dirinya dapat meningkatkan dan menggali potensi diri sebagai langkah awal dalam pengembangan minat dan bakat bagi generasi muda, khususnya di wilayah Kabupaten Mojokerto. Niken
dok. Komunikasi
Info
Proses Berliku Pemira Hendra Susanto, S.Pd., M.Kes, Ph. D., Staf Ahli WR III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni.
G
ema pesta demokrasi Universitas Negeri Malang (UM) mulai terdengar. Rektor UM menginstruksikan agar Pemilihan Umum Raya (Pemira) tetap digelar walau di tengah masa pandemi. Targetnya, Pemira dilaksanakan serempak pada Selasa (15/12), mencakup agenda pemilihan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEMFA), Ketua Dewan Mahasiswa Fakultas (DMF), dan Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) atau Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS). Menilik dari hasil mediasi antara Bidang Kemahasiswaan dan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) UM, UM siap menggelar Pemira dengan sistem e-vote. Menurut informasi yang diperoleh dari akun Instagram @dpm.um, penjaringan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan panitia pengawas dimulai sejak (8/10) lalu, dengan hasil seleksi yang diumumkan pada (16/11). Jadwal tersebut sedikit mundur dari jadwal awal yang sudah ditentukan. “Harusnya bulan Oktober sudah terbentuk,” kata Hendra Susanto, S.Pd., M.Kes., Ph.D. selaku Staf Ahli Wakil Rektor (WR) III. Hendra mengatakan bahwa DPM UM berjanji untuk melaksanakan pelantikan KPU pada Kamis (26/11). “Tidak terjadi, karena ditunggu sampai pukul 20.00 WIB yang hadir hanya empat atau lima orang dari total tujuh belas orang yang seharusnya hadir, sehingga tidak terbentuk pengurus KPU beserta ketua KPU,” imbuh Hendra. Kru majalah Komunikasi UM juga sempat menghubungi pihak DPM UM, tetapi nihil tanggapan. Sementara itu, Drs. Taat Setyohadi selaku Kepala Bagian Kemahasiswaan juga belum bisa memberikan komentar. Dia menuturkan bahwa pihak DPM UM dan KPU belum menemuinya. Hendra menegaskan, Bidang Kemahasiswaan tidak bisa mengintervensi. Namun, pihaknya akan berusaha memfasilitasi. “Sekarang masih ada DPM dan DMF, jadi kita tidak bisa mengintervensi,” ucap Hendra. Staf Ahli WR III itu menyampaikan bahwa semua hak diserahkan kepada pihak legislatif. Pembentukan KPU Universitas sepenuhnya menjadi hak DPM UM. Dari kacamatanya, Hendra menginformasikan terkait persiapan Pemira yang sejauh ini tidak lebih dari 40%. Hasil tersebut didasarkan pada
baru terbentuknya KPU sementara. “Tanggal 15 Desember 2020, Pemira serempak dilaksanakan di tingkat universitas dan fakultas, ternyata yang mbulet adalah yang di universitas,” kata Hendra. Dirinya mengimbau agar DMF membentuk KPU Fakultas tanpa menunggu KPU Universitas. “Kalau KPU Universitas tidak benar, nanti semuanya tidak akan berjalan. Justru akan tambah berbahaya,” jelasnya. Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) itu menuturkan kemungkinan terburuk di tahun depan tentang tidak adanya organisasi mahasiswa (ormawa). Akan tetapi, tidak ada bukan berarti masalah. Hendra menyampaikan bahwa tidak ada konsekuensi hukum apabila UM tidak memiliki BEM dan DPM. “Apakah program tidak akan berjalan? Tentu tetap bisa berjalan. Kita bisa merekrut mahasiswa yang tidak harus berasal dari ormawa, yang penting Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) tetap berjalan,” tutur Hendra. Di samping itu, tingkat partisipasi pemilik hak suara juga menjadi persoalan. Pasalnya, tidak ada separuh suara dari 36.000 mahasiswa UM di Pemira lalu. “Target suara masuk berdasarkan fakta tahun sebelumnya, sebanyak 20% sudah paling banyak suara aktif yang masuk,” kata Hendra. Dia meminta agar itu menjadi refleksi diri untuk ormawa. Pimpinan memberi catatan besar pada kinerja ormawa lantaran banyak mahasiswa berprestasi justru tidak masuk dalam kategori ormawa. “Selama puluhan tahun, yang namanya ormawa itu apa pekerjaannya? Sumbangsihnya apa kepada lembaga? Prestasinya apa? Ini yang menjadi catatan besar dari pimpinan,” tutur Hendra. UM berharap agar Pemira bisa diselenggarakan, karena itu akan menjadi contoh yang baik untuk seluruh mahasiswa. Bahwasanya dalam kondisi apa pun, legislatif mahasiswa harus tetap berusaha menghasilkan kinerja yang baik dan berkomitmen. “Saya berharap, Pemira ini dapat berjalan, mereka yang diamanahi juga amanah. Nanti keberlanjutan tersebut dipikirkan, jangan hanya memberikan kepentingan politik mereka lewat omeknya masing-masing,” tutur Hendra. Jika regenerasi terjadi, tongkat estafet pun berjalan. Dengan begitu, bukan hanya kampus, melainkan para pelaku ormawa juga akan menikmatinya. Irkhamin
Tahun 41 November - Desember 2020 |
13
dok. Komunikasi
dok. Komunikasi
Seputar Kampus
Penyampaian materi dan tanya jawab oleh Dra. Hj. Umi Dayati, M.Pd.
SCDP 2020: Ajang Keakraban Mahasiswa Baru Penerima KIP Kuliah
D
alam rangka menyambut mahasiswa penerima bantuan Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP) Universitas Negeri Malang (UM), Forum Mahasiswa Bidikmisi (Formadiksi) UM telah menyelenggarakan program kerja tahunan, yakni Students’ Capacity Development Program (SCDP) pada (2829/11). Program kerja yang sudah terlaksana untuk kelima kalinya ini berlangsung berbeda dikarenakan adanya Pandemi Covid-19 yang mengharuskan terselenggaranya acara secara daring. Rangkaian kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini mengundang dua pembicara utama. Pada hari pertama kegiatan, penyampaian informasi mengenai KIP Kuliah disampaikan oleh Dr. Abdul Kahar, M.Pd., Kepala Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sedangkan pada hari kedua kegiatan, penyampaian motivasi mahasiswa berprestasi disampaikan oleh Dra. Hj. Umi Dayati, M.Pd. Tujuan terselenggaranya program kerja akbar ini adalah sebagai pembekalan awal untuk mahasiswa baru penerima KIP Kuliah agar dapat memahami tugas, hak, dan kewajiban yang harus dilakukan oleh mahasiswa penerima KIP Kuliah. “Kegiatan SCDP 2020 diselenggarakan secara virtual dengan rangkaian kegiatan mulai dari meet up fakultas hingga hari pelaksanaan. SCDP 2020 dilaksanakan dengan mengusung tema Kita Muda, Kita Berkarya, Kita Generasi Emas Indonesia,” ungkap ketua pelaksana kegiatan, Elsa Fatmasari. SCDP 2020 dikemas secara berbeda dan tak
14 | Komunikasi Edisi 331
kalah menarik dari tahun-tahun sebelumnya. “Perbedaan yang pertama, kegiatan dilaksanakan secara daring. Kedua, terdapat tugas untuk para peserta SCDP, yaitu membuat artikel berkelompok lintas jurusan. Tugas ini nantinya diharapkan bisa membuat para peserta SCDP satu sama lain saling mengenal dan lomba menulis kesan pesan tentang meet up yang telah dilaksanakan secara daring. Semua rangkaian kegiatan benar-benar dilaksanakan daring dari awal hingga akhir,” tutur ketua Formadiksi UM, Muhamad Fiqran Nurfan Pamungkas. Kegiatan meet up dilaksanakan secara daring melalui Google Meet dan Grup WhatsApp yang dikoordinir oleh Liaison Officer (LO) dari masing-masing fakultas. Kegiatan pada meet up fakultas difokuskan pada persiapan pelaksanaan SCDP. Selain itu, dengan adanya interaksi yang konsisten selama meet up fakultas berlangsung juga dimanfaatkan sebagai ajang pengakraban sekaligus menjalin silahturahmi dengan sesama mahasiswa penerima KIP Kuliah baik tingkat prodi, jurusan, fakultas, dan universitas. “Harapannya, mahasiswa baru penerima KIP Kuliah dapat memahami dan mengerti apa yang mereka terima dan menjalankan hak serta kewajibannya sebagai penerima KIP Kuliah UM. Selain itu diharapkan pula mereka bisa turut andil menyumbangkan berbagai torehan prestasi di bidang akademik dan nonakademik,” tandas Fiqran. Erlina
dok. Komunikasi
Seputar Kampus
Kegiatan Perekaman Musik Gamelan
Pembelajaran Sekaligus Pelestarian Budaya
P
ara dosen dan civitas akademik UM memiliki banyak cara yang kreatif untuk melakukan pembelajaran yang menarik bagi mahasiswanya. Salah satunya program studi (prodi) Pendidikan Bahasa, Sastra, Indonesia, dan Daerah Fakultas Sastra yang dikenal dengan S1 PBSID di UM ini, memiliki kegiatan pembelajaran yang dikemas dengan asyik dan menarik. Di akhir semester tujuh, mahasiswa S1 PBSID dilibatkan dalam salah satu pertunjukan sebagai syarat memenuhi tugas akhir mereka dengan mempertontonkan keahlian mereka dalam bermain gamelan (10/12). Prodi S1 PBSID memiliki konsentrasi studi atau paket pembelajaran yang harus mereka pilih sejak semester kelima. Mahasiswa PBSID diharuskan memilih satu dari tiga paket yang ditawarkan, yakni paket Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA), paket Bahasa Jawa, dan paket pembelajaran Drama dan Pementasan. Mahasiswa yang mengambil konsentrasi atau paket pembelajaran Bahasa Jawa-lah yang diharuskan untuk menggelar pertunjukan tersebut. Dua dosen pengampu paket ini adalah Teguh Tri Wahyudi, S.S., M.A dan Dr. Karkono, S.S., M.A. Pembelajaran menggunakan media gamelan ini memang menjadi salah satu yang menarik dari paket Bahasa Jawa. Gamelan yang merupakan salah satu jenis alat musik tradisional dibuat berbeda dari gamelan biasanya. Gamelan yang digunakan dalam pembelajaran paket Bahasa Jawa ini disebut Dolgambes (Dolanan Gamelan Besi). Ukurannya sendiri lebih kecil dan mudah dibawa ke mana-mana jika dibandingkan dengan gamelan pada umumnya. Tiara Advenia Utoyo, salah satu mahasiswa yang sedang menempuh perkuliahan paket Bahasa Jawa mengutarakan bahwa kegiatan bermain gamelan ini merupakan program perkuliahan wajib yang baru pada paket Bahasa Jawa karena pada angkatan sebelumnya tidak ada. “Untuk semester 7 ini, kegiatan bermain gamelan merupakan kegiatan rutin yang nantinya ditujukan untuk menjadi tugas akhir perkuliahan,” tuturnya saat diwawancarai salah satu kru majalah Komunikasi. Pada paket Bahasa Jawa, dibagi menjadi dua kelas yang masingmasing kelas diikuti oleh 25 mahasiswa. Ada tiga kelompok yang dibagi berdasarkan nama gamelan yang dimainkannya, yakni kelompok gamelan Slendro, kelompok gamelan Pelog, dan kelompok gamelan Banyuwangi. Sebelum menyelesaikan tugas akhir pertunjukan gamelan, mahasiswa ini secara rutin melakukan
latihan pada hari Senin sampai Jumat di lab drama Fakultas Sastra yang ada di UM secara bergantian dan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Kegiatan ini berlangsung mulai pukul 12.00 WIB sampai selesai, kadang kala mereka juga melakukan latihan sampai pukul 21.00 WIB. “Kalau bisa ya hadir semua, agar semua bisa saling belajar nantinya,” ujar Teguh Tri Wahyudi, salah satu dosen pengampu paket Bahasa Jawa. Pada kegiatan ini mahasiswa diharapkan bisa mempraktikkan cara bermain gamelan dengan baik. Konsep pembelajaran dengan menggunakan gamelan ini sebenarnya adalah salah satu contoh pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan otak dan bahasa. Mahasiswa secara tidak langsung juga bisa mengerti beberapa bahasa Jawa yang ada pada lagu yang dimainkan. Selama pembelajaran berlangsung, sepenuhnya menggunakan bahasa Jawa, agar mahasiswa bisa langsung mempraktikan apa yang selama ini didapatkan. Lagu yang dimainkan pada kegiatan ini adalah lagu Tandur Pari, Memala Raga, Panen Pari, Dolgambes, Ruwat Jagat, dan Manohara. Kegiatan ini juga dibantu dari mahasiswa yang lebih menguasai pada bidang ini, mereka akrab disapa Mas Fandi, Mas Lutfi, dan Mas Risal. Mas Risal salah satu mahasiswa yang turut membantu dalam kegiatan gamelan sebagai vokal mengutarakan ketertarikannya pada musik gamelan. Ia menyebutkan bahwa musik gamelan memiliki suara yang menenangkan, merdu, dan tentram. Lagulagu dalam musik gamelan juga banyak mengajarkan filsafat kehidupan, salah satunya pada lagu Sambel Kemangi yang pada salah satu liriknya “aja lali ning Gustine” yang bisa mengingatkan pendengarnya bahwa manusia harus sadar tentang posisinya sebagai manusia. Kegiatan ini juga bertujuan untuk melestarikan budaya atau uri-uri budaya Indonesia khususnya pada budaya Jawa. Budaya Jawa harus terus dilestarikan dan harus mampu menyesuaikan perkembangan zaman supaya eksistensinya tidak kalah dengan budaya lain. Kegiatan bermain gamelan ini sudah mencapai tahap rekaman yang nantinya dapat dipublikasikan secara luas. Selain untuk memenuhi tugas akhir, kegiatan ini juga untuk melestarikan budaya Indonesia khususnya budaya Jawa. “Ke depannya semoga bisa mengamalkan ilmu yang sudah didapatkan. Salah satunya ilmu cara bermain gamelan, ya semoga saja nantinya akan menjadi guru yang dapat mentransfer ilmunnya kepada murid-muridnya kelak,” ujar Mas Risal. Zakaria Tahun 41 November - Desember 2020 |
15
Melenggang di KBKM, Amogasakti Curi Perhatian Juri
P
restasi gemilang berhasil ditorehkan oleh tim Amogasakti di ajang Kemah Budaya Kaum Muda (KBKM) (15/11). Game luring dengan teknologi augmented reality (AR) yang mengambil tokoh wayang sebagai karakter utama ini berhasil menyabet juara satu kategori aplikasi. Pengambilan tokoh wayang sebagai karakter di game ini dengan pertimbangan bahwa jumlah pertunjukkan wayang yang ada di masyarakat sudah jarang ditampilkan sehingga dikhawatirkan generasi muda tidak ada yang memiliki ketertarikan dengan pertunjukkan wayang ini. Padahal, wayang merupakan kesenian yang sarat akan nilai filosofis dan adilihung dan bisa menjadi salah satu penguat identitas bangsa Indonesia. Selain itu, game ini dibuat sebagai media pengenalan wayang kepada generasi muda. “Karena kalau seseorang bermain game, mereka akan ingat seluruh seluk beluk karakternya,” ujar Rifki Fajar Fitrianto, ketua dari tim Amogasakti.
Game Amogasakti merupakan board game offline dengan teknologi AR. Untuk memainkan game ini, pemain harus memiliki kartu fisik untuk discan dan dijadikkan karakter dalam battle one vs one atau pertarungan satu lawan satu. Untuk perkembangan tahap sekarang, masih sampai dalam tingkatan battle one vs one, ke depannya akan ada level yang ditawarkan. Fitur-fitur yang ada dalam game ini tidak kalah menarik. Untuk mengetahui seluk beluk karakter yang akan dimainkan, pemain dapat menilik asal usul dan latar belakang melalui fitur komik. Untuk menggunakan karakter, pemain harus memiliki kartu fisik dan dalam kartu terdapat informasi tentang kekuatan pewayangan dan pusaka. Kekuatan masing-masing wayang juga dibuat mirip dengan kekuatan wayang aslinya. Dengan teknologi AR, pemain dapat memainkan kartu dalam pertarungan satu lawan satu. Untuk mengoleksi karakter, pemain dapat melakukannya dengan mengoleksi kartu fisik, Rancangan ide ini dimulai sejak dibukanya pendaftaran KBKM pada pertengahan tahun 2020. Proses pengembangan aplikasi ini meliputi: riset, ilustrasi, aplikasi, base, dan gameplay. Dengan
16 | Komunikasi Edisi 331
Senyum gembira tim Amongsakti saat menerima pengharagaan
dok. Pribadi
Seputar Kampus
teamwork yang solid, tim Amogasakti berhasil lolos di babak regional. Namun, di sinilah mulai permasalahan yang dihadapi tim. “Karena pandemi ini, semua serba online. Kalau tahun lalu bisa ada camp offline, tahun ini semua diselenggarakan online sehingga fasilitator kurang memahami produk yang kita buat. Namun, saat final diselenggarakan secara offline, ada camp lagi selama lima hari, sehingga kita bisa mengenalkan produk kita dengan lebih baik,” jelas Rifki Fajar Fitrianto. Gesekan dalam tim pernah dialami oleh Nilna Almana, desainer karakter di Amogasakti. “Pernah ada perbedaan fokus dengan ilustrasi saya dan Alif Hanifati. Lalu kita berunding tentang konsep dan riset yang sudah kita jalankan. Karena kami sering bekerja sama, Alhamdullilah semua terselesaikan dengan baik. Revisi juga pernah, banyak revisi yang harus dikerjakan tetapi yang minor saja,” papar Nilna Almana. Menurut Rifki, salah satu keberhasilan dalam timnya adalah pembagian jadwal pekerjaan yang jelas. “Kita sudah berkomitmen untuk menjalankan proyek ini, sehingga mematuhi jadwal adalah sesuatu yang harus kita lakukan,” ujarnya. Walaupun jadwal pelaksanaan KBKM kerap simpang siur, timnya tetap berkomitmen untuk mengerjakan sesuai waktunya. Selain itu, presentasi juga merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan. “Kalau kita presentasi, harus ada alur yang jelas, serta menonjolkan keunggulan produk kita. Memang pasti akan ada kekurangan, tetapi kita harus bisa lebih menonjolkan keunggulan produk. Lalu kita juga harus bisa memasarkan produk kita dengan baik, target pasar jelas, dan prospek ke depannya juga jelas,” papar Rifki. Untuk rencana ke depannya, tim Amogasakti mengutamakan pengembangan gameplay terlebih dahulu untuk menghasilkan pengalaman bermain yang mulus dan bebas hambatan. Untuk melakukan hal ini, mereka menjalin kerja sama dengan komunitas boardgame Jatim. Tidak hanya menguatkan gameplay saja, mereka juga menguatkan aplikasi dan teknologi AR yang lebih mengesankan. Selain itu, mereka juga akan mengembangkan kartu fisik yang akan digunakan dalam permainan. Ayu
Seputar Kampus
dok. Komunikasi
dok. Komunikasi
dok. Komunikasi
PIOS Virtual, Jaring Talenta Unggul Maba 2020
PIOS MABA Tahun 2020 menghadirkan tiga kategori lomba yaitu ilmiah, olahraga, dan seni. Kategori ilmiah yakni poster ilmiah dengan tema Covid-19, adaptasi kebiasaan baru, narkoba, green campus, cyber bullying, anti sexual harrasment, serta business plan. Kategori olahraga, yakni membuat video seni gerakan cabang olahraga pencak silat dan karate, sedangkan kategori seni
dok. Komunikasi
P
andemi bukan alasan meniadakan penyelenggaraan ajang bergengsi bagi mahasiswa baru Universitas Negeri Malang (UM), yakni Pekan Ilmiah Olahraga dan Seni Mahasiswa Baru (PIOS MABA) UM yang digelar secara virtual untuk pertama kalinya (13/10-16/11). Perlombaan yang ditujukan untuk mahasiswa S1 maupun diploma angkatan 2020 ini, sepenuhnya dilakukan secara daring. Peserta mengirimkan karya berupa file dan video ke alamat email PIOS Maba UM dan melakukan konfirmasi pada panitia. Penilaian dilakukan di Minggu pertama bulan November, yakni pada hari Selasa hingga Kamis (3-5/11). Dari masing-masing lomba dipilih empat pemenang yakni juara 1, juara 2, juara 3, dan juara harapan yang diumumkan pada hari Senin (16/11).
dok. Komunikasi
Karya yang dikirim oleh peserta PIOS
Peserta cabang lomba puisi
terdiri dari cabang lomba baca puisi, menyanyi pop dan dangdut, serta stand up comedy. Tentunya terdapat perbedaan pada cabang seni menyanyi yakni kategori putra dan putri. Materi lagu yang dinyanyikan dan puisi yang dibacakan telah ditentukan oleh panitia dan dipilih oleh peserta. Begitu juga dengan kategori olahraga, terdapat ketentuan khusus yang harus dipenuhi peserta dalam mengirimkan karya. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang dilaksanakan secara langsung, pelaksanaan secara virtual PIOS Maba UM 2020 diikuti oleh 302 peserta dengan peserta terbanyak pada kategori poster ilmiah. Ketua Pelaksana Kegiatan, Drs. Taat Setyohadi menuturkan antusias peserta tahun ini agak berkurang jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. “Seperti olahraga contohnya, yang daftar kurang maksimal,� jelasnya. Lebih lanjut, Kepala Bagian Kemahasiswaan UM ini berharap melalui PIOS MABA dapat diketahui mahasiswa baru yang memiliki talenta atau prestasi tertentu. Nantinya akan dilakukan pembinaan sesuai bidang masing-masing bersama dengan mahasiswa yang masuk melalui jalur prestasi. Diah
Tahun 41 November - Desember 2020 |
17
dok. Pribadi
Seputar Kampus
Lomba debat bahasa Arab
repro internet
Tim UM Juarai Ajang Suka Arabic Fest 2020
K
eterbatasan yang disebabkan pandemi bukanlah halangan agar tetap mengukir prestasi. Begitulah motivasi yang menjadi semangat produktif oleh Muhammad Ahsan Thoriq, Achmad Fahmi Alwan, dan Arya Wahyu Pratama yang berhasil mengukir prestasi di masa pandemi. Ketiganya keluar sebagai juara dalam kompetisi debat Bahasa Arab tingkat nasional lewat Suka Arabic Fest 2020 yang diselenggarakan oleh Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (1525/10). Suka Arabic Fest adalah salah satu ajang debat Bahasa Arab tingkat nasional yang berhasil diselenggarakan oleh mahasiswa Jurusan Sastra Arab UIN Sunan Kalijaga. Berlangsung selama sepuluh hari, kompetisi ini dilaksanakan secara virtual karena terkendala pandemi Covid-19. Banyak hambatan dan kesulitan selama berlangsungnya persiapan dan berjalannya lomba. Salah satunya adalah perbedaan teknis acara yang dilaksanakan menimbulkan kesulitan tersendiri bagi para peserta. Menurut Ahsan, kendala yang paling utama adalah kehilangan ‘emosi’ aura perdebatan yang sesungguhnya karena seakan peserta hanya berdebat sendiri di tempat yang berbeda meski hakikatnya berada di satu ruangan daring yang sama. Namun, kesulitan tersebut dapat diatasi secara luar biasa dengan kejuaraan yang mereka raih. Persiapan yang matang dan tekad yang kuat mampu mempertahankan eksistensi mereka dalam kompetisi. Kemenangan ini bukanlah pencapaian pertama yang berhasil mengharumkan nama Universitas Negeri
18 | Komunikasi Edisi 331
Malang (UM) dalam kancah debat Bahasa Arab tingkat nasional. Di tahun sebelumnya, Akhsan dan tim telah berhasil menyabet juara 3 dalam dalam ajang MTQMN di Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Ketiganya juga pernah menjuarai kompetisi yang sama dalam Festival Zuhkruf di UIN Surabaya. Prestasi tersebut dicetak bukan dalam waktu sebentar, Akhsan mengaku selama ini ia telah aktif dalam komunitas debat Bahasa Arab MANABIR (red. Majlis Munadzarah Al Arabiyah). “Untuk latihan, kami mengikuti kompetisi debat bahasa arab. Dengan demikian, dapat terus mengasah kemampuan yang dimiliki agar tetap mengukir prestasi yang membanggakan,” tutur mahasiswa Jurusan Sastra Arab ini. Akhsan dan timnya telah membuktikan bahwa usaha yang bersungguh-sungguh tidak akan mengkhianati hasil. Selain telah mengukir prestasi saat ini, Ahsan tengah disibukkan dengan mengikuti Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-33, jabatannya sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), dan keikutsertaannya dalam Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) tahun ini. Kesibukan yang dimilikinya tidak serta merta mengganggunya dalam menjalankan berbagai kegiatan lainnya. Kutipan favoritnya yakni ‘Di setiap pilihan, ada peluang dan resiko. Jangan ragu untuk memilih peluang dalam keadaan apapun’. Hal ini yang selalu menjadi motivasinya untuk selalu mengukir prestasi. Harapannya kutipan tersebut juga bisa membangkitkan gairah mahasiswa UM lainnya untuk terus berprestasi dalam keadaan apapun. Nuriyatul
dok. Komunikasi
Seputar Kampus
dok. Komunikasi
Pagelaran Wayang Kulit Kridha Manggala Laras
Lestarikan Wayang Melalui Generasi Muda: Dunia Saja Mengakui, Kenapa Kita Tidak?
K
ridha Manggala Laras adalah tempat berkumpulnya para pecinta seni khususnya seni karawitan dan pedalangan. Tahun ini, mereka kembali mengadakan pagelaran wayang untuk yang kedua kalinya sebagai ajang memeringati Hari Wayang Nasional (7/11). Sebelum ditetapkannya Hari Wayang Nasional oleh Presiden Joko Widodo pada 7 November 2018, United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) telah menetapkan Wayang sebagai salah satu warisan budaya Indonesia pada tahun 2004 yang dihadiri oleh Ki Manteb Sudarsono sebagai perwakilan Indonesia ke UNESCO di Perancis. Peringatan hari besar tersebut terus berjalan sampai saat ini. Yang istimewa dari pertunjukan Wayang oleh Krida Manggala Laras yakni dalang sebagai komponen utama pagelaran seni tersebut masih sangat muda. Ia adalah mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM), Fakultas Sastra, Jurusan Sastra Indonesia, Prodi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah tahun 2018 yang bernama Lutfi Zibhanul Aziz. “Aku mengenal wayang mulai TK dan sudah tertarik dengan wayang. Kemudian belajar wayang mulai kelas 5 SD dan sebelumnya juga senang membuat wayang dari kertas,” ucap lutfi saat diwawancarai oleh kru majalah Komunikasi. Keluarganya sendiri adalah keluarga tani, dari leluhur Ayah tidak ada keturunan seni, sedangkan dari leluhur ibu ada yang menjadi seniman ludruk. Mulai kelas 5 SD ia bergabung dalam sanggar Kridha Manggala Laras dan aktif dalam ekstrakuler karawitan di SMP, SMA, dan sampai sekarang. “Pedalangan dan karawitan ini adalah tunggal yang keduanya saling menguatkan,” ungkap Lutfi. Peringatan Hari Wayang tahun ini terdiri dari tiga rangkaian kegiatan, yakni bakti sosial kepada para seniman yang terdampak Covid-19, sarasehan budaya untuk mengumpulkan aspirasi seniman yang ada di Kota Batu, dan puncak dari kegiatan yaitu pagelaran wayang yang dilaksanakan di Gedung Graha Wangsa, Kelurahan
Sisir. Kegiatan ini juga dibantu perangkat Kelurahan Sisir yang memberikan fasilitas Gedung untuk menyelenggarakan pagelaran wayang. Pagelaran Wayang Kulit ini mengundang Dinas Pariwisata Kota Batu, sesepuh Dalang, dan seniman se-Malang Raya yang hadir untuk mengapresiasi Hari Wayang Nasional. Dinas Pariwisata Kota Batu cukup mengapresiasi kegiatan ini karena sanggar Kridha Manggala Laras yang mampu mengadakan pagelaran wayang kulit dengan tetap mematuhi protokol kesehatan Covid-19. Kegiatan pagelaran wayang ini menjadi sarana mengenalkan wayang kepada generasi muda. Tidak memungkiri bahwa setiap hari generasi muda sangat mudah terpengaruh oleh budaya luar sehingga budaya karawitan yang satu ini tidak jarang mulai dilupakan oleh generasi muda. Pagelaran wayang dapat mengenalkan dan meyakinkan lagi bahwa budaya wayang adalah budaya asli Indonesia, bukan berasal dari india. “Dunia saja mengakui kenapa kita sebagai bangsa Indonesia tidak mau mengakui dan melestarikannya,” ujar Lutfi. Dalam kegiatan ini seluruh keluarga sanggar Kridha Manggala Laras sangat bangga menjadi pelopor kegiatan peringatan Hari Wayang Nasional dan sudah dua kali mengadakan kegiatan tersebut. “Untuk tahun depan ada kabar yang bahagia bahwa Hari Wayang Nasional akan dibantu sepenuhnya dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batu, serta sanggar Kridha Manggala Laras sebagai promotor dalam kegiatan tersebut,” tandasnya. Sebagai generasi muda masa kini, kita bersama sama melestarikan dan mengenalkan wayang karena jika bukan generasi muda Indonesia sendiri, siapa lagi yang bisa melakukan hal tersebut. Jika hanya mengandalkan para penggerak seni, tentu hal tersebut kurang selaras, maka baiknya seluruh pemuda bisa bersinergi dalam masyarakat. Zakaria
Tahun 41 November - Desember 2020 |
19
Profil
Sofia Ari Murti: Debater Berprestasi Penebar Inspirasi
H
ai hai, Sobat Komunikan! Tidak terasa kita sudah berada di penghujung tahun 2020. Bagaimana target-target di tahun ini, sudah tercapai semua? Sudah siap dengan perencanaan di awal tahun 2021 atau masih bingung dan belum berani menentukan target? Nah, Jangan khawatir. Kali ini, Sofia Ari Murti, Mahasiswa berprestasi dari Fakultas Sastra akan berbagi cerita luar biasanya sebagai seorang Mawapres, salah satunya adalah tentang inspirasi untuk menentukan target dan perencanaan timeline. Yuk simak dan tentukan target mu! Apa kesibukan Anda saat ini? Kesibukan saya saat ini adalah mengerjakan skripsi karena saya sudah berada di semester 7 dan ingin lulus tepat waktu. Selain itu, saya juga masih mengikuti kelas untuk beberapa mata kuliah. Di samping itu, selama pandemi ini, saya juga mengajar homescooling untuk mengisi waktu saya. Apa target jangka pendek dan jangka panjang yang Anda rencanakan? Target jangka pendek saya, lulus kuliah maksimal di tahun 2021. Saya juga ingin pergi ke luar negeri dan berangkat umroh. Kemudian untuk jangka panjang, dalam lima tahun ke depan, saya memiliki target untuk bisa kuliah di luar negeri melalui program beasiswa. Ada dua negara yang menjadi pilihan saya, yaitu United Kingdom (UK) dan Australia. Namun, untuk saat ini saya lebih condong ke Australia. Langkah-langkah apa yang Anda siapkan untuk mencapai taget-target tersebut? Untuk mencapai target jangka pendek karena ini urgent, maka saya membuat timeline, khususnya untuk skripsi. Saya juga rajin berkonsultasi dengan dosen pembimbing dan juga teman. Setiap akhir pekan, saya selalu menyempatkan berangkat ke kampus untuk keluar dari zona nyaman dan mengerjakan skripsi saya karena lingkungan akan sangat memengaruhi. Untuk target jangka panjang, saya mempersiapkan berbagai portofolio dan mengumpulkan informasi dari mahasiswa yang menerima beasiswa luar negeri, serta menyiapkan skor TOEFL/IELTS. Saya juga membaca profil universitasuniversitas yang cocok dengan saya karena tiap universitas memiliki spesifikasi yang berbeda-beda.
Sofia saat menjadi Finalis Duta Gapai Indonesia tahun 2019
dok. Pribadii
Apakah pernah terkendala dengan pengaturan timeline? Jika ada, apa solusinya?
Nama Lengkap : Sofia Ari Murti TTL : Malang, 07 November 1998 Fakultas/ Jurusan : Sastra/Sastra Inggris Akun IG/FB : @sofiaarimurti/Sofia Ari Murti Hobi : Membaca, jalan-jalan, memasak, dan menonton film Motto Hidup : Hidup adalah pilihan, jika sudah menentukan pilihan, lakukan 100%
20 | Komunikasi Edisi 331
Yap, untuk kendala pasti ada. Oleh karena itu, saya selalu membuat timeline cadangan. Sehingga, jika ada sesuatu yang terjadi di luar prediksi, saya tidak akan terlalu menyesal maupun kecewa karena saya tahu apa yang akan saya dapatkan. I have known what will I get in the future. Cara lain adalah dengan memperpanjang timeline, misalkan membutuhkan waktu 2 minggu, maka akan saya perpanjang menjadi 4 mingggu untuk mengantisipasi kemoloran itu. Kalau saya bisa mengerjakan sebelum deadline, that’s good. Namun, kalaupun melewati tanggal deadline, setidaknya tidak akan terlalu jauh dari tanggal yang saya tetapkan. Saya juga selalu berkonsultasi dengan kakak tingkat agar memiliki gambaran. Saya juga mengikuti tips dari Bu Utami, terutama dalam mengerjakan skripsi, yakni dengan memberikan progres sekecil apapun setiap harinya, walau hanya memperbaiki tanda baca. Saya juga melakukan saran dari senior Mawapres untuk membuat jurnal harian. Walau awalnya merasa malas. Namun setelah saya coba, jurnal itu sangat berguna
Profil sekali sebagai alarm bagi saya jika memiliki jeda atau tidak mengisi jurnal tersebut setiap hari. Pencapaian apa yang menurut Anda paling berkesan di antara prestasi-prestasi Anda sejauh ini? Menarik sekali. Menurut saya, pencapaian yang paling berkesan adalah ketika saya menjadi juara 2 Kompetisi Debat Mahasiswa Indonesia (KDMI) Nasional 2019. Saya merasa sangat lega karena perjalanan kompetisi debat saya selama ini memang saya persiapkan untuk menjadi pengantar agar bisa mencapai tujuan akhir saya berlaga dalam lomba ini. Lomba ini berada di strata tertinggi lomba debat Indonesia yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan (Kemenristekdikti). Persiapan dan langkah-langkah apa yang Anda lakukan sebagai pengantar menjadi Juara KDMI Nasional? Untuk bisa maju ke tingkat nasional, terdapat beberapa tahapan seleksi yang harus dilewati oleh tim debat KDMI. Di tingkat universitas, UM bekerja sama dengan UKM IPRI untuk menjaring mahasiswa-mahasiswa yang benar-benar kompeten untuk menjadi perwakilan UM di tingkat wilayah. Dalam hal ini, Jawa Timur berada di bawah LLDIKTI (Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi) wilayah VII. Di tingkat wilayah, tim yang terpilih harus melawan seluruh tim debat yang ada di wilayah tersebut. Para debaters di karantina secara ketat untuk bisa mempersiapkan penilaian yang terdisi dari manner (cara bersikap) 20%, method (metode) 20%, dan matter (materi) 60%. Kami juga sempat sowan ke dekan masing-masing sebelum berjuang di tingkat nasional. Dengan jumlah preliminary yang lebih banyak dan lawan yang lebih sulit, Qodarullah, Allah memudahkan kami hingga akhirnya bisa masuk ke babak penyisihan sampai dengan bertemu dengan IPB di babak final. Apa kesulitan yang Anda hadapi dan pengalaman apa yang menurut Anda paling berkesan? Sebenarnya banyak sekali cobaan yang saya dan tim hadapi. Contohnya, saat penyisihan nasional, di hari pertama, kami hanya dapat mengumpulkan 1 poin. Sehingga kami berada di range paling bawah. Saat itu saya hanya bisa menangis dan pesimis karena kemungkinan menang sangatlah kecil. Namun, Pak Aji, selaku Pembina kami, benar-benar menguatkan kami. Kemudian, Pak Aji memberikan pengalaman kepada kami dengan mengajak ke panti asuhan. Di sana kami semakin dikuatkan oleh Allah bahwa ternyata kami punya kesempatan lebih. MasyaAllah, besoknya, kami diberi kelancaran. Kami seperti mendapat keajaiban. Saya lebih percaya dengan diri sendiri, lebih yakin, dan percaya dengan tim kami juga. Apa motivasi Anda mengikuti debat? Motivasi utama saya untuk mengikuti debat adalah untuk bisa mejadi seorang Mawapres. Semua portofolio yang saya kumpulkan memang saya kerucutkan agar saya bisa mengikuti Mawapres. Kenapa saya ingin menjadi mawapres? Karena saya pernah melihat ajang pemilihan Mawapres di Graha Cakrawala, orang tuanya juga diundang, rasanya senang sekali. Jadi, ya, niat saya benarbenar untuk menyenangkan ibu. Ketika giliran saya yang menjadi kandidat Mawapres dan ibu diundang, ibu terlihat senang sekali. Itu adalah hal yang tidak bisa tergantikan. Saya sendiri mengikuti debat sudah sejak SMA. Namun waktu itu saya lebih fokus di debat
bahasa Inggris. Ketika kuliah ini, saya mengikuti debat bahasa Indonesia. Tapi untuk sekarang, mau debat bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris menurut saya sama saja. I think debate is the part of my life. Siapa yang paling berperan dalam perjalanan prestasi Anda hingga saat ini? Saya bisa berada di titik ini tidak lain dan tidak bukan adalah karena adanya doa restu dari ibu saya. Ibu sangat berperan dalam kehidupan saya selama ini. Seperti misalnya, ketika saya harus begadang atau mengerjakan sesuatu sampai pagi, ibu tibatiba bangun tengah malam untuk membuatkan saya kopi atau minuman sereal. Support kecil seperti itu membuat saya semakin semangat. Ibu selalu suportif dan mendukung semua yang saya pilih dan lakukan. Beliau percaya 100% kepada saya. Kemudian, yang kedua adalah pembina KDMI, Bapak Aji Bagus Priyambodo, S.Psi., M.Psi. Saya mengenal beliau sejak Maba. Saya menemukan sosok seorang Ayah dalam diri beliau. Belau sangat berdedikasi dalam membina saya dan teman-teman baik waktu, biaya, maupun pikiran. Selain itu, dalam dunia debat ada tim mate dan tim sparring sebagai support system karena kita tidak bisa bekerja sendiri tanpa adanya mereka. Apa tips dan trik untuk bisa menjadi Mahasiswa Berprestasi? First of all yang paling pertama adalah menentukan target. Awal sekali, saat masih Maba, sebelum saya menentukan target akademik, saya sudah menentukan goals untuk menjadi Mawapres. Sehingga, sejak semester 1, saya sangat bersemangat untuk mengikuti berbagai kompetisi karena tujuan akhir saya memang adalah untuk menjadi Mawapres dan Qodarullah, saya mendapat kesempatan dari Allah. Yang kedua adalah dukungan dari lingkungan. Orang dulu sering mengatakan ‘wong kang soleh kumpulono’ dalam hal ini, orang-orang soleh adalah orang-orang yang expert di bidangnya. Misalkan, berkumpullah dengan orangorang yang sefrekuensi, yang mendukung apa yang kamu mau. Contohnya, karena saya suka debat, maka saya berkumpul dengan komunitas debat, ikut Valliant, mengikuti kompetisi debat, dan kompetisi lain yang menunjang passion-ku. Setelah itu, jangan lupa untuk ikhtiar dan minta doa karena semua akan percuma jika tidak diiringi dengan doa. Kemudian, menurutku, yang terpenting, jangan lupa untuk berbagi, karena tumbuh dan menumbuhkan itu sangat penting. Ketika seseorang ‘tumbuh’, terkadang lupa untuk ‘menumbuhkan’ orang lain. Mengader seseorang itu sangat penting. Guru saya pernah berkata, “Orang yang berprestasi adalah ketika dia juga bisa melahirkan orang lain yang berprestasi.” Apa pesan Anda untuk teman-teman mahasiswa UM? Menurut saya, berprestasilah sesuai dengan apa yang kamu miliki. Berprestasi tidak harus dengan menjadi Mawapres. Berprestasi bisa dengan bidang teman-teman sendiri. Berilah apresiasi kepada diri sendiri, sekecil apapun progres yang kita miliki. Jadi, jangan lupa niat rencana, dan usaha juga dikuatkan. Moto hidupku adalah life is choice, hidup adalah plihan dan ketika kita sudah menentukan suatu pilihan, lakukan itu sengan maksimal, do it 100%. Sebuah pesawat jika tangkinya tidak diisi penuh dengan avtur, dia tidak akan bisa pergi ke kota tujuan dengan baik, dia akan jatuh di tengah jalan. Isilah tangki avtur mu 100% agar kamu bisa terbang ketempat tujuan yang kamu inginkan. Nilam Tahun 41 November - Desember 2020 |
21
Laporan Khusus
Pemateri acara Karakter Building
dok. Komunikasi
dok. Komunikasi
Prof Muhadjir Effendi, Menko PMK hadir dalam character building
Character Building FS, Bantu Kembangkan Soft Skill Mahasiswa
K
Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang (FS UM) sukses menyelenggarakan Character Building bagi mahasiswa baru tahun 2020. Walaupun pandemi Covid-19 masih berlangsung, Character Building FS UM tetap dapat dilaksanakan dalam jaringan (daring), melalui platform Zoom Meeting pada Jumat (6/11). Meskipun pelaksanaannya cukup berbeda dari tahuntahun sebelumnya karena tidak dapat bertemu secara langsung, hal tersebut tidak menyurutkan antusias yang luar biasa dari para peserta dalam mengikuti kegiatan ini. Character Building sendiri merupakan suatu program yang bertujuan untuk membangun karakter peserta agar menjadi sosok pribadi yang diharapkan bersama. Diawali dengan pembukaan yang dilakukan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Prof. Utami Widiati, M.A., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Sastra. Utami memberikan ucapan selamat datang kepada seluruh mahasiswa baru Fakultas Sastra, sekaligus membuka kegiatan Character Building FS 2020. “Orang yang berhasil adalah orang yang memiliki karakter unggul,� pesan Utami kepada seluruh mahasiswa Fakultas Sastra tahun 2020. Pemateri yang hadir pada kegiatan Character Building ini juga tak kalah menarik. Materi pertama yang berjudul General Anti Narkoba, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) dan Radikalisme, disampaikan langsung oleh Drs. Tri Arif Praharanto, S.Kom., MM. selaku Pemberdaya Masyarakat Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP), Jawa Timur. Tri menyampaikan pesan penting kepada mahasiswa
22 | Komunikasi Edisi 331
baru Fakultas Sastra agar bersama-sama membangun karakter yang Anti NAPZA dan Radikalisme, sehingga pemahaman dan informasi yang keliru terkait materi yang telah disampaikan, dapat diluruskan serta disimak dengan benar oleh mahasiswa, terutama di zaman milenial seperti sekarang ini. Berlanjut ke pemateri kedua, yakni Haniva Hasna, M. Krim. selaku Praktisi Konselor Anak dan Remaja, dengan materi yang berjudul Pencegahan Cyber Bullying dan Sexual Harrasment. Haniya menyampaikan bahwa mahasiswa perlu untuk lebih cerdas dan pintar dalam menjaga diri serta senantiasa mengajak lingkungan sekitar untuk menghindari cyber bullying dan sexual harrasment karena kejahatan tersebut dapat dipelajari dari relasi yang sangat erat. Haniya juga berpesan agar mahasiswa dapat berhati-hati dalam menjalin relasi dengan sekitar karena relasi itu dapat membawa kita kepada hal yang baik ataupun buruk. Materi terakhir yang berjudul Adaptasi Kebiasaan Baru pada New Normal Era in Educational Life, disampaikan langsung oleh Prof. Dr. Muhajir Effendy, M.A.P. selaku Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia. Dia menyampaikan tiga domain yang sangat penting untuk dimiliki oleh mahasiswa, yakni pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Ketiga domain tersebut dapat menjadi bekal bagi mahasiswa untuk mencapai Indonesia Emas 2045. “Mumpung masih muda, manfaatkan kesempatan saat ini untuk meraih peluang sebanyak-banyaknya. Jangan takut gagal karena semakin banyak kegagalan, tentu akan semakin mematangkan kalian,� pesan Muhajir. Izam
“Prospek”: Percepat Adaptasi dan Akselerasi Prestasi Maba UM
U
dok. Komunikasi
Laporan Khusus
Dr. Mu’arifin, M.Pd. selaku Wakil Rektor III UM saat diwawancarai
sai Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB), Cakramania yang merupakan sebutan untuk mahasiswa baru Universitas Negeri Malang (UM) mengikuti kegiatan lanjutan, yakni Program Orientasi dan Sosialisasi Pembinaan Kemahasiswaan (Prospek). Kegiatan ini dilaksanakan selama empat pekan berturutturut pada 24—25 Oktober 2020, 31 Oktober—1 November 2020, 7—8 November 2020, dan 14—15 November 2020. Berbeda dengan PKKMB yang mengutamakan pengenalan Tri Dharma Perguruan Tinggi kepada mahasiswa, Prospek dilakukan sebagai upaya dalam membantu mahasiswa untuk beradaptasi dengan berbagai kegiatan kemahasiswaan yang ada di kampus. Pada kegiatan ini, mahasiswa dikenalkan dengan Organisasi Kemahasiswaan (Ormawa), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), dan organisasi yang bersifat pemerintahan seperti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Dewan Mahasiswa Fakultas (DMF), dan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ). Harapan dari dilaksanakannya Prospek ini adalah percepatan adaptasi, akselerasi prestasi, dan persiapan dunia profesi bagi peserta. Kegiatan Prospek merupakan salah satu strategi UM untuk mengamankan peringkat ke-7 dalam bidang kemahasiswaan di tingkat nasional, sekaligus usaha UM untuk meningkatkan peringkat tersebut. “Seperti yang dijelaskan pada saat kegiatan Prospek, ada tiga jenis strategi yakni input, proses, dan output,” terang Dr. Mu’arifin, M.Pd. selaku Wakil Rektor III UM. Input dilakukan dengan mencari mahasiswa lulusan setara Sekolah Menengah Atas (SMA) yang potensial, melalui jalur prestasi yang dibuka pada saat penerimaan mahasiswa baru. Nantinya, para lulusan ini akan diproses lewat bidang akademik dan pembinaan kemahasiswaan. “Dalam bidang kemahasiswaan sendiri, terdapat tiga tahapan yang terdiri dari adaptasi, aktualisasi prestasi, dan profesi,” tambah Dr. Mu’arifin, M.Pd. Kegiatan Prospek ini merupakan bagian dari usaha adaptasi khusus untuk bidang kemahasiswaan, dengan harapan bahwa mahasiswa dapat memiliki minat dan aktif untuk mengikuti kegiatan kemahasiswaan yang ada di UM. Teruntuk aktualisasi prestasi, UM
telah menyediakan pelatihan, workshop, dan pembinaan agar prestasi baru terus ditorehkan oleh para mahasiswa. Mengutip pernyataan Dr. Mu’arifin, M.Pd dalam wawancara untuk majalah Komunikasi, berbagai kemenangan pada kompetisi yang diikuti UM merupakan salah satu faktor penunjang terbesar yang mendorong naiknya peringkat UM di dalam bidang kemahasiswaan. Selain itu, Prospek juga mengenalkan sistem identifikasi potensi bagi mahasiswa baru, yang sekiranya merasa belum memiliki potensi. Ini merupakan survei yang dilakukan oleh UM untuk mendata kecenderungan minat dan bakat mahasiswa baru. Melalui data tersebut, UM memiliki harapan untuk bisa membantu mahasiswa baru dalam menyalurkan bakat dan minat mereka menjadi sebuah prestasi. Survei tersebut juga dilakukan untuk menjaga potensi yang ada pada mahasiswa agar tidak hilang. Salah satu yang menjadi tumpuan untuk mengukir prestasi di UM adalah hasil input mahasiswa melalui jalur prestasi. Oleh karena itu, mahasiswa yang mendaftar dengan jalur prestasi dapat melanjutkan dan meningkatkan prestasi yang telah dimilikinya, selama menempuh pendidikan di UM. Terkait pendataan minat, mahasiswa UM tentu tidak asing lagi dengan Sistem Informasi Kemahasiswaan (Simawa), di mana salah satu tujuannya adalah untuk mendata kegiatan kemahasiswaan yang diikuti oleh para mahasiswa. Kegiatan Prospek tidak hanya terbatas pada tingkat universitas saja, melainkan turut pula menggandeng fakultas. Kerja sama dengan fakultas-fakultas yang ada di UM, diharapkan mampu melibatkan fakultas untuk aktif dalam mengumpulkan “berlian kasar yang perlu dipoles”. Memang segala sesuatu yang serba dilakukan secara online membuat beberapa mahasiswa enggan untuk mengikuti kegiatan kemahasiswaan. Namun, UM tetap menjamin bahwa kegiatan kemahasiswaan yang ditawarkan tidak akan berkurang kualitasnya, jika dibandingkan dengan kegiatan yang bersifat di luar jaringan. “Banyak sisi positif yang bisa diambil ketika berbagai kegiatan dilaksanakan secara online,” ujar Dr. Mu’arifin, M.Pd. Terakhir, Mu’arifin menyampaikan harapannya agar majalah Komunikasi dapat menjadi media untuk memberitakan prestasi yang dicapai oleh civitas akademika UM. Ayu Tahun 41 November - Desember 2020 |
23
dok. Komunikasi
Cerita Mereka
Meidito menunjukan hasil semua karyanya
K
Meidito, Sang Komikus Eksis yang Berkarya di Dunia Webtoon Pandemi Korona tidak menyurutkan semangat salah satu kru majalah Komunikasi untuk tetap mengulik dan meliput cerita terkait kisah perjalanan Meidito. Meidito adalah seorang komikus yang eksis berkarya di dunia WebToon. Meidito Dian Pramudya merupakan salah satu mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM), Jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) sekaligus merupakan alumni dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 4 Malang, Jurusan Animasi yang membuat kemampuannya semakin mantap dalam menggambar, baik secara manual maupun digital.
dok. Pribadi
Komikus menjadi cita-cita Meidito sedari kecil. Berawal dari kegemarannya dalam membaca komik, hingga ingin memiliki komik karyanya sendiri. Rupanya, lambat laun cita-cita itu terwujud ketika Meidito mulai membagikan hasil karyanya, lewat akun Instagram dan akun Twitter miliknya. Selain itu, dia juga memanfaatkan aplikasi TikTok sebagai media tempatnya berkarya. Di sana, konten video yang berisi hasil gambarannya sering diunggahnya. Hal tersebut disambut baik oleh para pengguna TikTok yang lain karena video pertama yang menampilkan hasil karyanya telah berhasil menarik penonton di TikTok, dengan total followers sebanyak
24 | Komunikasi Edisi 331
dua puluh ribu. Bahkan, kini akun Instagram pribadinya telah berhasil menarik minat akun populer lain seperti akun Instagram @dagelan dan @awreceh.id yang merepost hasil karyanya. Setelah itu, hasil karyanya pun mulai dikenal oleh banyak orang. Debut Meidito di dunia WebToon dimulai sejak Juli 2020. Awalnya, Meidito mengaku hanya iseng karena dia harus menunggu cukup lama untuk memasuki perkuliahan semester lima. Di samping itu, banyak pihak yang menyarankan dan mendukungnya agar membuat komik di WebToon. Walaupun sempat mengadopsi genre romantis di masa awal berkarya, pada akhirnya Meidito memutuskan untuk membuat komik dengan cerita yang agak menyeramkan diselingi unsur komedi di dalamnya. “Memang Indonesia itu pasarnya komik bergenre drama-romance. Oleh karena itu, akhirnya saya mengambil genre komedi yang pasti akan dilirik oleh mayoritas pembaca, meskipun hanya untuk selingan pada saat membaca komik lain,� ujar Meidito. Pilihan finalnya jatuh kepada genre horor-komedi karena alur dan karakter humoris di dalam ceritanya yang dapat diterima dan dinikmati oleh semua kalangan usia. Banyak respon positif dari para pembaca WebToon
Cerita Mereka yang membuat nama Meidito eksis di dunia WebToon. Komiknya yang berjudul ”Hantu +62” awalnya hanya sebanyak 6 episode. “Sebenarnya, tujuan awal saya membuat komik Hantu +62 adalah untuk memenuhi tugas portofolio. Hanya sekadar ingin punya komik saja, tetapi tidak sampai berpikir untuk menghasilkan uang dari komik,” ujar Meidito. Namun, tindakan coba-cobanya justru menghasilkan keuntungan besar. Pasalnya, komik karya Meidito yang berjudul “Hantu +62” diangkat oleh pihak Line WebToon menjadi salah satu komik official di WebToon di mana akhirnya beralih menjadi lahan kerja Meidito. Saat ini, komik karya Meidito berjudul “Hantu +62” telah menuai tiga ratus ribu likes di WebToon. Bahkan, ketika WebToon Challenge diselenggarakan, Hantu +62 berhasil mengumpulkan tujuh puluh ribu likes dan satu juta viewers. Berkat konsistensi Meidito yang mengunggah karyanya setiap satu minggu sekali, tanggal 19 Oktober 2020 menjadi hari di mana komik berjudul “Hantu +62” diangkat menjadi komik official di WebToon. Kini, Hantu +62 sudah mencapai enam belas episode dengan sembilan episode yang telah diunggah di WebToon. Hantu +62 sendiri menceritakan tentang kehidupan para hantu yang berfokus pada karakter utama bernama Pow Pow. Dikisahkan bahwa semasa hidup, Pow Pow memiliki wajah yang biasa-biasa saja, tetapi setelah Pow Pow meninggal dunia, dia memiliki wajah yang rupawan sehingga manusia di dunia nyata pun menyukai hantu ini. Ide dalam mendesain karakter komik datang dari berbagai film dan buku bergenre horor yang dijadikan sumber referensi oleh Meidito. Sedangkan untuk gambarnya, lebih mengarah pada karakter manusia dengan paras yang rupawan. Meidito mengembangkan idenya dengan mengombinasikan hal-hal berbau horor yang dibubuhi komedi, serta memodifikasi karakter dengan tampilan rupawan. Teruntuk sistem pengiriman karya di WebToon, setiap kreator mengirimkan komiknya melalui email masing-masing. Setelah itu, editor komik akan mengambil alih karya yang diterimanya untuk dipublikasikan ke WebToon. Masing-masing author mempunyai deadline waktu pengiriman yang berbeda-beda.
Jangan tanya berapa banyak pengikut Meidito di Instagram karena saat ini jumlahnya telah mencapai 44.031 followers dan komiknya yang berjudul “Hantu +62” masuk dalam nominasi Most Interesting Comic pada ajang WebToon Awards 2020. Di akhir ceritanya, Meidito mengutarakan bahwa dia menyukai pekerjaannya sebagai komikus karena berkaitan erat dengan hobinya dalam menggambar. “Saya sangat senang menjadi seorang komikus di WebToon karena apa yang saya jalani sekarang merupakan cita-cita saya sejak kecil,” ujarnya. Selain itu, pada akhir wawancara, Meidito juga menyampaikan harapannya kepada para pembaca untuk tetap semangat dalam menjalankan apa yang saat ini sedang dikerjakan. “Tetap semangat dalam menjalani apa yang saat ini sedang dikerjakan dan jangan sia-siakan bakat yang kalian miliki, apapun itu. Terus asah bakat kalian dan jangan berputus asa karena kita tidak akan pernah tahu apa yang menanti kita di depan,” tutup Meidito. Nurul.
dok. Komunikasi
dok. Komunikasi
Lebih lanjut, Meidito menyatakan bahwa keuntungan menjadi seorang komikus di WebToon adalah mendapatkan gaji atau
upah dari pihak WebToon, lebih banyak pembaca yang mengenali komiknya melalui platform yang disediakan oleh WebToon, serta berkesempatan untuk berkenalan dan berteman dengan author komik yang lain seperti Clluna, author dari komik berjudul “Just Friends” dan Zbonbon, author dari komik berjudul “Terlambat Jatuh Cinta’. “Dari awal saya memang mengidolakan dua author dari komik favorit saya. Tak disangka, sekarang saya bisa menjadi teman mereka,” ungkap Meidito. Di samping itu, Meidito akhirnya memahami bagaimana cara mengatur waktu dengan baik antara berkuliah dan bekerja. Pengalamannya pun semakin bertambah ketika dirinya berkesempatan untuk mendesain fan art Doraemon serta Upin dan Ipin versi dewasa karena pada saat itu gambar atau fan art bertema “Glow Up Karakter” sedang viral di dunia maya. Meidito juga aktif mengikuti beberapa kompetisi, di antaranya kompetisi Kreavi, di mana pada saat itu Meidito berhasil menyabet juara 2 dalam lomba ilustrasi poster film Milly dan Mamet dan ikut serta dalam kompetisi ilustrasi Asus. Selain bekerja sebagai komikus, Meidito juga aktif bekerja sebagai freelancer illustrator beberapa brand seperti Indomie, JD.ID, Faber Castle, Good Day, dan TikTok. Brand-brand tersebut akan menggunakan jasa Meidito dalam menggambar untuk mempromosikan produk mereka di sosial media.
Meidito menunjukan hasil desain Hantu +62 Meidito mendesain salah satu karyanya
Tahun 41 November - Desember 2020 |
25
Webinar Enterpreneurship 2020 hadirkan Sandiaga Uno
dok. Komunikasi
Seputar Kampus
Sandi Dorong Mahasiswa UM Jadi Enterpreneur
M
engusung tema “Preparing Young Generation for Creative and Innovative Enterpreneurship”, Himpunan Mahasiswa Jurusan Kimia “Oksigen” Universitas Negeri Malang (HMJ Kimia “Oksigen” UM) sukses menyelenggarakan Webinar Entrepreneurship 2020 bagi peserta dari kalangan mahasiswa di seluruh Indonesia. Webinar tersebut diselenggarakan secara onlinE melalui platform Zoom Meeting dan live streaming di kanal YouTube HMJ Kimia “Oksigen”, Selasa (17/11) lalu. Meskipun dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19, kondisi tersebut tidak meluruhkan antusias para peserta dalam mengikuti kegiatan ini. Tercatat, peserta yang mendaftar berjumlah 885 orang. Webinar Enterpreneurship 2020 merupakan suatu program yang bertujuan untuk menyiapkan generasi muda dalam berkreativitas dan berinovasi untuk berwirausaha. Diawali dengan pembukaan yang dilaksanakan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, dilanjutkan dengan sambutan dari Dr. rer. nat Ubed Sonai Fahruddin Arrozi, S.Pd., M.Si. selaku Pembina HMJ Kimia “Oksigen” 2020, Dr. Sumari M.Si. selaku Ketua Jurusan Kimia UM, dan Dr. Sentot Kusairi, M.Si. selaku Wakil Dekan III Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UM. Mereka memberikan ucapan selamat datang kepada para peserta sekaligus membuka kegiatan Webinar Enterpreneurship 2020. “Dengan adanya kegiatan ini, semoga para peserta dapat menggugah semangatnya untuk mengolaborasikan ilmu saintek dan kewirausahaan agar nantinya dapat tampil sebagai pengusaha yang sukses,” ujar Sentot selaku Wakil Dekan III FMIPA UM. Menariknya lagi, dalam penyelenggaraan Webinar Enterpreneurship 2020 ini, pemateri yang hadir merupakan pemateri tingkat nasional. Mulai dari Ir. Kamrussamad selaku Komisi XI Dewan Perwakilan
26 | Komunikasi Edisi 331
Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Dewi Sriana Rihantyasni selaku Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jawa Timur, dan H. Sandiaga Salahuddin Uno selaku tokoh enterpreneurship nasional. Materi pertama berjudul “Merintis Ekonomi Kreatif pada Masa Pandemi” yang disampaikan oleh Sandiaga Uno. Dia memberikan pesan penting kepada para peserta untuk dapat membangkitkan semangat dalam merintis ekonomi kreatif pada masa pandemi. Acara semakin meriah ketika Sandiaga Uno memberikan doorprize berupa dua buah buku karya beliau, baju, dan sepatu kepada peserta yang beruntung. Tak lupa, Sandiaga Uno juga berpesan kepada para peserta. “Jangan takut gagal, wujudkan dengan kerja nyata karena badai pasti berlalu,” ujarnya. Pemateri kedua disampaikan oleh Ir. Kamrussamad selaku Komisi XI DPR RI. Materi yang disampaikan berjudul “Peran Pengusaha Muda dalam Pertumbuhan Ekonomi Indonesia”. Dia memberikan pesan kepada para peserta agar melakukan kegiatan konsumsi dengan bijak, mengelola keuangan dengan baik, dan mengoptimalkan kemampuan serta mencari sumber pemasukan tambahan agar dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa pandemi seperti sekarang ini. “Berkolaborasilah! Karena kolaborasi bisa membangun sinergi,” tuturnya. Terakhir, materi berjudul “Urgensi Pemahaman Saham Bagi Milenial” disampaikan oleh Dewi Sriana Rihantyasni selaku Kepala Kantor Perwakilan BEI Jawa Timur. Dia berpesan kepada para peserta untuk mempelajari pasar modal karena keberadaan pasar modal untuk meningkatkan kesejahteraan Indonesia, termasuk para generasi milenial. “Jangan kalah dengan yang lain. Anda harus belajar, belajar, dan mulailah berinvestasi,” jelasnya. Izam
Seputar Kampus
dok. Komunikasi
dok. Komunikasi
Posko Visual DKV UM 2020
Webinar Posko Visual DKV UM 2020
Posko Visual DKV Wadah Koalisi Ganti Rupa
D
emi mematuhi protokol kesehatan Covid-19 di era new normal, mahasiswa angkatan 2017 Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) Fakultas Sastra (FS) Universitas Negeri Malang (UM) menyelenggarakan Posko Visual secara online. Selain dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Portofolio dan Pameran, Posko Visual sejatinya merupakan pameran desain tahunan yang telah diselenggarakan sejak 2013. Pameran yang dilaksanakan mulai dari (16/11—31/12) ini menampilkan karya-karya desain dari berbagai kategori seperti branding, editorial, ilustrasi, fotografi, videografi, dan lainlain. Berbagai karya yang ditampikan tidak hanya berasal dari civitas akademika Program Studi DKV UM, tetapi juga berasal dari teman-teman yang sedang menempuh pendidikan pada disiplin ilmu yang sama di Kota Malang dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Tujuan utama Posko Visual adalah sebagai wadah untuk berlatih menyelenggarakan pameran dan menunjukkan potensi terbaik, terutama dari kalangan mahasiswa DKV UM. Posko Visual terdiri dari tiga rangkai acara yakni pameran portofolio, pameran Submisi DKV Nasional, dan webinar. Webinar berbayar dan diselenggarakan melalui platform Zoom Meeting. Tak kalah menarik, Webinar Posko Visual turut pula menghadirkan para pemateri yang andal dalam bidangnya, khususnya dalam hal desain. Mereka adalah Eric Widjaja dari Thinkingroom, Ardhira Putra selaku motion designer/illustrator, M. Iqbal Firdaus dari Tegamitype, Walid Rusdianto dan Beny Setyawan dari UX
Illustrator Gojek, serta Mr. Kinun dan Harwiansyah dari Froyonion. Masih termasuk ke dalam rangkaian kegiatan, pada awal Desember Posko Visual DKV UM berencana mengadakan Pameran Packaging Jenama Lokal yang merupakan project dari mahasiswa DKV UM angkatan 2018. Project tersebut menjalin kerja sama dengan Indonesia Creative City Network (ICCN). Rangkaian acara disusul dengan pembukaan pameran “Koalisi Ganti Rupa” yang bekerja sama dengan tujuh bisnis lokal di Malang. Rencananya, pameran “Koalisi Ganti Rupa” akan diadakan secara offline, tetapi belum memasuki pembahasan lebih lanjut. “Posko Visual kali ini juga menyediakan merchandise dan Katalog Posko Visual yang ber-ISBN,” jelas Muhammad Alfandy Aswad selaku Ketua Pelaksana Posko Visual DKV UM 2020. Keberhasilan Posko Visual tahun ini tentu menjadi buah kerja keras bagi berbagai pihak yang terlibat. Avia, salah satu peserta sekaligus panitia dari Posko Visual mengungkapkan harapannya. Dia berharap, berbagai kegiatan yang diselenggarakan di dalam Posko Visual dapat semakin baik dan aktif berkolaborasi di tahun depan. “Saya berharap, semoga Posko Visual tahun depan dapat lebih baik dari tahun ini. Lebih kompak lagi dalam hal kerja sama tim dan semoga tahun depan pandemi sudah berlalu. Karena ketika pameran dilaksanakan secara online, karya tentu tidak dapat dinikmati secara langsung. Semoga pemateri yang hadir juga lebih keren lagi, bahkan bisa berkolaborasi dengan pemateri internasional karena tahun ini pematerinya sudah tingkat nasional,” tutur Avia saat diwawancarai oleh kru majalah Komunikasi. Waviq Tahun 41 November - Desember 2020 |
27
Kerjasama Tim Panitia saat Awarding
T
dok. Pribadi
dok. Komunikasi
dok. Komunikasi
dok. Komunikasi
Seputar Kampus
Peserta Spectamorphosis 2020 saat Awarding via Zoom Meeting
Berkarya Lewat Spectamorphosis ahun 2020 menjadi tahun istimewa bagi Himpunan Anggota Bio Jurusan Team Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah (HMJ PLS) Universitas Negeri Malang (UM). Meskipun pandemi Covid-19 masih berlanjut, HMJ PLS tetap berhasil menggelar acara Spectamorphosis yang dimulai pada (26/10—4/11). Menyesuaikan situasi dan kondisi, Spectamorphosis kali ini diselenggarakan secara online dengan waktu persiapan yang cukup singkat. Hal tersebut dikarenakan HMJ PLS tidak ingin meninggalkan tradisi dari Spectamorphosis yang rutin diselenggarakan setiap tahun. Spectamorphosis memiliki beberapa tujuan, di antaranya untuk mengenalkan Jurusan PLS ke ranah nasional, menjalin silaturahmi antarmahasiswa Jurusan PLS, dan agar mahasiswa tetap produktif dalam berkarya.
baik di perlombaan esai maupun video TikTok. Mereka semua kreatif,” tutur Carolina selaku Ketua Pelaksana Spectamorphosis.
Spectamorphosis tahun ini bertema “DIY’our Activity (Daur Ulang Kebiasaan di Era Kebiasaan Baru)” yang terdiri dari perlombaan menulis esai dan membuat video TikTok. Esai dipilih sebagai salah satu mata lomba karena dengan adanya esai, mahasiswa diharapkan dapat menuangkan berbagai ide yang dimilikinya ke dalam tulisan yang inovatif, kreatif, dan bermanfaat bagi publik. Sementara itu, TikTok yang sedang populer pada masa pandemi seperti sekarang ini, tidak hanya digunakan sebagai sarana hiburan semata, tetapi juga dapat digunakan sebagai media belajar di luar keformalan dalam perkuliahan, sehingga dipilihlah Tittok sebagai salah satu mata lomba dalam DIY’our Activity. Perlombaan tersebut ditujukan bagi mahasiswa Jurusan PLS se-Jawa dan terbuka untuk umum dengan teknis kegiatan yang dimulai dari pendaftaran, pengumpulan karya, penilaian, serta pengumuman pemenang lomba. “Antusiasme peserta yang mengikuti perlombaan ini sangat tidak terduga. Peserta yang berasal dari kalangan mahasiswa memiliki banyak ide yang keren,
Riris Dwi Puji Rahayu sebagai salah satu pemenang dari lomba esai Spectamorphosis berbagi cerita perjuangannya dalam mengikuti perlombaan kali ini. Intinya, perjuangan yang Riris lalui tidak dilakukan dalam waktu singkat, melainkan dimulai dari rutin mengikuti pelatihan kepenulisan esai secara online. Dia pun menerapkan ilmu yang diperoleh dari pelatihan ke dalam esai yang berjudul Metode Self Healing dengan Berbasis Rumahan Demi Mengurangi Overthinking yang Terjadi di Masyarakat Akibat Pandemi Covid-19.
28 | Komunikasi Edisi 331
Para pemenang lomba Spectamorphosis diumumkan secara virtual melalui platform Zoom Meeting yang turut pula dihadiri oleh Ketua Jurusan PLS UM yakni Dr. Zulkarnain, M.Pd., M.Si. Pemenang lomba esai diambil tiga terbaik. Juara 1 atas nama Riris Dwi Puji Rahayu dari UM, juara 2 atas nama Nurmala Arfany Arista dari UM, dan juara 3 atas nama Nurotul Wafiroh dari Universitas Negeri Jember (Unej). Adapun pemenang lomba TikTok terdiri dari juara 1 atas nama Eka Putri dari UM, juara 2 atas nama Satya Bayu dari Universitas Sebelas Maret (UNS), dan juara 3 atas nama Sasmita Vicho dari UM.
“Dengan adanya perlombaan esai pada situasi pandemi seperti ini saya dapat tetap produktif dalam berkarya meskipun banyak tantangan karena semua harus dilakukan secara online,” terangnya. Eka Puri yang menyabet juara 1 pada mata lomba TikTok juga menyampaikan harapannya. “Teruntuk perlombaan Spectamorphosis kali ini semoga dapat selalu memberikan wadah atau ruang bagi temanteman dalam berkarya dengan memanfaatkan berbagai media sosial yang ada,” harapnya. Wafiq
dok. Komunikasi
dok. Komunikasi
Seputar Kampus
Orang-orang di balik RAP UM Penyampaian materi oleh Profesor Yayoi Kodama
Peserta seminar internasional di zoom meeting dok. Pribadi
FPPSi UM Bangun Kesehatan Mental di Tengah Pandemi
D
i tengah pandemi Covid-19 Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Malang (FPPsi UM) sukses menggelar seminar internasional yang dilaksanakan dalam jaringan (daring) melalui aplikasi Zoom Meeting. International Conference of Psychology 2020 (ICoPsy 2020) digelar selama dua hari berturut-turut, yakni pada (7–8/11). Acara yang memang diagendakan setiap tahun ini mengangkat tema “Applying Psychology, Economic, Education, and Social Sciences to Promote Mental Health in Pandemic Covid-19 Era.” Tidak tanggung-tanggung, FPPsi UM menghadirkan para pemateri sekaligus pakar yang berasal dari empat negara berbeda, yakni Dr. Ika Andrini Farida, M.Psi. selaku perwakilan dari FPPsi UM (Indonesia), Profesor Yayoi Kodama selaku perwakilan dari University of Kitakyushu (Jepang), Dr. Hasina Binti Muhammad selaku perwakilan dari Universiti Malaya (Malaysia), Dr. Mohd Shukri Hanapi selaku perwakilan dari Universiti Sains Malaysia, dan Dr. Marek Tesar, PhD., MA, TTC selaku
perwakilan dari University of Auckland, New Zealand (Selandia Baru). Seminar tersebut dihadiri oleh kurang lebih 66 peserta baik dari kalangan akademisi maupun praktisi. Melalui acara tersebut, FPPsi UM ingin mengajak semua akademisi dan praktisi dari berbagai bidang untuk ikut serta dalam mengembangkan serta menerapkan kajian ekonomi, pendidikan, psikologi, dan ilmu sosial dalam membangun maupun meningkatkan kesehatan mental di tengah pandemi Covid-19. “Pandemi Covid-19 berdampak ke seluruh aspek kehidupan di dunia. Misalnya ekonomi yang melambat, model pembelajaran pendidikan yang berubah, dan perilaku sosial masyarakat yang dibatasi, sehingga berdampak pada sisi psikologis seperti timbulnya rasa cemas, trauma, dan depresi,” papar Dr. Nur Eva, S.Psi, M.Psi. selaku Ketua Jurusan Psikologi UM sekaligus ketua pelaksana seminar internasional. Dampak pandemi Covid-19 menjadi sebuah permasalahan yang harus ditangani bersama sebagai bentuk kerja sama. “Masalahnya, perang melawan virus mematikan ini tidak akan
dimenangkan tanpa adanya pemahaman penyebab, dampak, dan cara melawannya. Oleh karena itu, seminar dapat digunakan sebagai alternatif dalam menemukan dan menganalisis permasalahan yang muncul,” imbuhnya. Seminar ini tidak hanya merupakan sebuah konferensi berskala internasional, tetapi juga menjadi pembuka kesempatan bagi banyak pihak untuk dapat mempublikasikan artikelnya dalam ajang call for paper. “Penelitian dan pengabdian masyarakat membutuhkan forum sebagai sarana publikasi, salah satunya melalui seminar internasional kali ini, sehingga urgensi kepentingannya bukan hanya pada kalangan peneliti di perguruan tinggi saja, tetapi juga sebagai ajang bertemunya para praktisi dengan para profesional di level internasional,” tambahnya. Dalam ajang call for paper, sekitar 84 karya turut berpartisipasi. Beberapa makalah yang terpilih akan dipresentasikan dan yang lolos seleksi akan dipublikasikan dalam e-Proceedings dengan pemberian International Standard Book Number (ISBN), indexed by Google Scholar, dan Web of Science (WoS) Indexing. Niken Tahun 41 November - Desember 2020 |
29
Agama
Lawan Rasa Takut Lewat Harapan Natal di Masa Pandemi
ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah
oleh Ayu Saraswati
T
erdapat satu kalimat yang sekiranya bisa merangkum tahun ini, “segala-galanya kacau�. Jika Pandora memang benar-benar membuka si kotak misterius yang penuh kutukan maka tahun ini merupakan sebuah reka ulang dari cerita tersebut. Segala yang tidak diharapkan terjadi tahun ini. Segala rencana yang sudah disusun sedemikian rupa, harus dirombak bahkan dibatalkan karena himbauan untuk tetap berada di rumah, demi menekan angka penyebaran virus Korona. Kegiatan perkuliahan, pekerjaan, dan silaturahmi harus dilakukan secara online. Pandemi Covid-19 menciptakan suatu kesadaran bersama bahwa manusia adalah makhluk yang rapuh. Rasa takut dan khawatir mendominasi seluruh jiwa. Tidak ada yang benar-benar tahu kapan semuanya akan berjalan dengan normal. Rasa takut menyelimuti hati dan pikiran. Dengan kondisi yang tidak pernah stabil, manusia hanya bisa berharap sambil mengusahakan yang terbaik. Natal merupakan sebuah peristiwa yang mengabarkan berita sukacita, berita damai, dan sekaligus menekankan kebersamaan antarmanusia. Natal merupakan suatu pernyataan tentang penyertaan Tuhan yang akan selalu ada, sehingga manusia tidak perlu takut dan khawatir akan segala sesuatu. Keengganan manusia untuk berubah dimulai dengan rasa takut. Takut akan gagal, takut hasilnya tidak sesuai yang
30 | Komunikasi Edisi 331
diinginkan, takut kalau akan kehilangan sesuatu dalam proses. Rasa takut menjadi tali kekang yang mengikat manusia agar tetap berada dalam posisi ternyamannya, tanpa mengetahui bahwa masih ada yang lebih baik di luar sana. Tanpa sadar, manusia hanya dapat melihat dunia yang lebih luas, tanpa bergerak dari tempatnya. Dalam bingkai pandemi, natal berusaha mengajak seluruh manusia untuk melawan rasa takutnya dalam beradaptasi dan mencoba hal-hal baru yang harus dilakukan. Pembelajaran yang awalnya hanya dapat dilakukan melalui tatap muka, berubah menjadi online dengan segala risiko yang berusaha diminimalisir. Semua pertemuan dan acara harus dilaksanakan secara virtual. Semua pihak harus mempelajari tentang bagaimana caranya menggunakan teknologi yang ada agar berbagai aspek kehidupan tetap berjalan. Berita sukacita natal juga merupakan pewartaan cinta untuk membantu manusia berjalan dalam masa sulit. Pewartaan untuk mengingatkan, memampukan, dan menumbuhkan rasa setia kawan. Seperti hari raya keagamaan yang lain, natal juga sarat dengan nilai silaturahmi. Namun sayang, himbauan untuk melaksanakan aktivitas di rumah dan larangan bepergian membuat orang mempertimbangkan opsi lain dalam bersilaturahmi, yaitu menggunakan fasilitas teleconference. Memang bertemu secara online berarti tidak dapat menyampaikan pesan secara utuh, tidak bisa menyalurkan emosi
kepada orang lain, tetapi bukan berarti bersilaturahmi secara online adalah hal yang buruk, manusia tetap bisa memanfaatkan apa yang ada. Setia kawan tidak saja dalam lingkup keluarga, tetapi juga dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan langkah kecil dalam bentuk kepatuhan terhadap protokol kesehatan, kita turut menjaga keamanan diri sendiri dan orang lain. Tidak hanya diperuntukkan bagi kesehatan, himbauan tersebut juga merupakan bentuk penghargaan atas hidup orang lain. Terdapat suatu kutipan dalam novel berjudul Kafka on the Shore, “Ketika seseorang berjalan melewati badai, ia keluar menjadi orang yang berbeda�. Manusia, dengan segala keterbatasannya, selalu dapat mengusahakan yang terbaik. Kelak apabila pandemi ini berakhir, akan ada semangat dan perubahan baru, serta rasa bangga karena bisa melalui ini semua dengan baik. Kisah Pandora dan kotak misterius berakhir ketika Pandora panik dan buru-buru mengunci kotak terkutuk. Di dalam kotak itu terdapat seorang peri. Peri tersebut membujuk Pandora untuk membuka kotak dan melepaskannya, dengan janji akan menyelesaikan segala kutukan yang berkeliaran di muka bumi. Pandora membuka kotak itu dan sang peri terbang melayanglayang, menyelesaikan segala masalah, menyembuhkan yang sakit, dan melipur yang lara hati. Nama peri itu adalah Harapan, dan harapan tinggal bersama manusia.
Curhat
The Optimistic Frame of Mind Salam, Mungkin saya hanya salah satu dari sekian banyak mahasiswa yang pernah merasa tertekan dan ingin menangis sepanjang hari. Terkadang, saya merasa dunia ini penuh dengan tuntutan. Saya harus bisa melakukan ini dan itu, sedangkan kemampuan saya sangat terbatas. Maksud hati memeluk gunung, tapi apalah daya tangan tak sampai. Peribahasa tersebut sangat menggambarkan keadaan saya saat ini. Rasanya ingin membelah diri, sesekali juga merasa malu pada diri sendiri dengan bertanya-tanya, “Pantaskah saya?�. Di sisi lain, saya merasa lebih malu saat melihat teman-teman yang dapat melakukan banyak hal walaupun tanggung jawab mereka lebih besar. Bagaimana mengatasi semua itu dan bagaimana caranya menyusun skala prioritas? Sementara, semua tanggung jawab minta untuk diprioritaskan, dengan posisi saya yang tentunya tidak boleh pilih kasih kepada berbagai tanggung jawab tersebut. Lalu, apa yang harus saya lakukan? Terima kasih atas sarannya.
ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah
AS. - Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan
Jawaban oleh: Ike Dwiastuti, M.Psi., Dosen Fakultas Pendidikan Psikologi UM Hai AS, semoga dalam keadaan sehat wal afiat. Berdasarkan surat Anda, sumber utama yang mendasari kegundahan hati AS adalah pola pikir Anda kepada diri sendiri, orang lain, dan dunia. Anda mempersepsikan dunia yang penuh tuntutan, menganggap diri tidak mampu memenuhi tuntutan tersebut, dan berpikir bahwa orang lain lebih hebat dari diri Anda sendiri. Pola pikir tersebut cenderung memandang berbagai hal dari kacamata negatif, sehingga mempengaruhi perasaan Anda (merasa tertekan) dan juga mempengaruhi perilaku (ingin menangis sepanjang hari). Cara berpikir, perasaan, dan perilaku itu saling berkaitan, artinya satu aspek dapat mempengaruhi aspek lainnya. Dalam upaya mengatasi permasalahan Anda, perlu ada perubahan dalam pola berpikir. Berangkat dari pola pikir dengan kecenderungan negatif, menjadi pola pikir optimistik. Kunci dalam berpikir positif agar tidak terjebak dalam toxic positivity adalah berpikir rasional, objektif, realistis, dan proporsional. Cara untuk mengubah pola pikir adalah dengan berpikir lewat perspektif yang berbeda dari yang biasanya Anda lakukan. 1. Anda merasa dunia ini penuh tuntutan. Coba berpikir lebih objektif dalam memandang tuntutan tersebut. Pada dasarnya tuntutan dalam dunia pendidikan adalah media untuk berlatih agar pembelajar memiliki kemampuan
dan keterampilan dalam menghadapi dunia nyata (dunia kerja) kelak. Anggaplah tuntutan sebagai sarana untuk mengembangkan diri, bukan sebagai beban. 2. Anda merasa harus bisa melakukan ini dan itu, dan menganggap kemampuan Anda sangat terbatas. Coba berpikir proporsional terhadap kemampuan Anda. Milikilah salah satu keterampilan yang membuat Anda menonjol, sehingga Anda dianggap ahli pada bidang itu. 3. Anda merasa lebih malu saat melihat teman-teman bisa melakukan banyak hal walaupun tanggung jawab mereka lebih besar. Coba Anda ubah pemikiran Anda, bahwa teman bukan saingan Anda, tapi teman adalah tempat untuk belajar juga (belajar bukan hanya dengan guru, dosen, dan buku). 4. Anda menganggap semua tanggung jawab minta untuk diprioritaskan. Anda harus mencoba untuk realistis dalam menyusun prioritas. Sulit sekali mengatur waktu apabila semua harus menjadi prioritas utama. Ada dua kategori dalam menentukan prioritas: terkait kepentingan tugas (penting, kurang penting) dan terkait waktu (mendesak atau segera, kurang mendesak atau bisa dilakukan nanti). Anda harus percaya diri. Selama ini tentu saja Anda sudah mencapai berbagai keberhasilan. Misalnya, Anda berhasil lulus dan masuk ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN), lulus mata kuliah dengan nilai yang baik, mempunyai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang bagus, terlibat dalam kepanitiaan, atau ikut dalam suatu kompetisi ilmiah. Jangan berkecil hati, dan jangan meragukan kemampuan diri. Semoga bermanfaat!
Mahasiswa UM dapat mengirimkan tulisan berupa curahan hati (curhat) pada rubrik ini dengan space halaman A4 via email komunikasi@um.ac.id selambat-lambatnya tanggal 25 Januari 2021. Apabila nama asli tidak ingin dicantumkan, diperbolehkan untuk menggunakan nama inisial. Curhat Anda akan kami kirim ke ahlinya (dosen Fakultas Pendidikan Psikologi UM untuk mendapatkan jawaban. Tulisan curhat akan mendapat imbalan atau penghargaan yang sepantasnya.
31
Wisata berbeda dari air terjun lain, sehingga jika kamu mulai jenuh dengan keramaian dan menginginkan tempat wisata yang anti mainstream, Air Terjun Kapas Biru menjadi tujuan yang tepat.
T
Pemandangan air terjun yang ciamik
idak ada yang meragukan keindahan alam Jawa Timur, khususnya di Kabupaten Lumajang. Terkenal dengan sebutan Oostenrijk Van Java, dapat membuat siapa saja yang berkunjung ke Jawa Timur menjadi terpesona. Kabupaten Lumajang memang memiliki banyak kekayaan alam yang indah. Salah satu keindahannya adalah Air Terjun Kapas Biru yang terletak di kaki Gunung Semeru, tepatnya di Dusun
32 | Komunikasi Edisi 331
dok. Komunikasi
AIr Terjun Kapas BIru: Surga DI balIk KakI Gunung Semeru
Dikisahkan bahwa penamaan air terjun berawal pada suatu hari yang cerah. Mengalirlah air jernih seperti susu yang ditempa cahaya matahari. Di bagianbagian sisinya muncul warna biru. Jika dilihat dari kejauhan, aliran air akan terlihat seperti tumpukan kapas berwarna biru yang jatuh dari ketinggian, sehingga tersematlah nama Air Terjun Kapas Biru. Informasi tambahan, Air Terjun Kapas Biru diperkirakan memiliki tinggi sekitar 100 meter. Air terjun ini juga memiliki bentuk yang unik dengan dua bentuk tingkatan yang berbeda. Tingkatan pertama memiliki tinggi sekitar 90 meter dan tingkatan kedua memiliki tinggi sekitar 10 meter, sehingga menjadikannya sebagai salah satu air terjun tertinggi di Pulau Jawa sekaligus di Indonesia. Sebenarnya, Air Terjun Kapas Biru termasuk air terjun yang relatif baru. Sebab, air terjun ini baru mulai dibuka untuk umum pada 2015 lalu. Awalnya, tempat wisata ini dikelola oleh warga setempat. Kesadaran masyarakat untuk mengelola air terjun dengan lebih serius kini menjadikan Air Terjun Kapas Biru sebagai objek wisata yang sangat layak untuk dikunjungi oleh wisatawan. Akhirnya, pemerintah pun menjadikan air terjun ini sebagai salah satu objek wisata andalan di Kabupaten Lumajang.
Mulyoharjo, Desa Pronojiwo, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang. Air terjun ini berasal dari aliran anak Sungai Besukbang dan Sungai Lengkong yang berhulu di lereng Gunung Semeru. Air Terjun Kapas Biru atau biasa disebut dengan Coban Kapas Biru adalah salah satu air terjun yang memiliki daya tarik bagi para wisatawan. Kamu akan disuguhi keindahan air terjun dengan berbagai tawaran suasana yang menarik. Ukurannya memang tidak begitu luas, tapi dijamin keindahan dan sensasinya
Perjalanan menyusuri Air Terjun Kapas Biru sangatlah menyenangkan. Walaupun harus ditempuh dengan berjalan kaki selama kurang lebih 45 menit, nuansa alam yang hadir sepanjang perjalanan seolah menepis rasa lelah. Keasrian yang dibalut sejuknya udara sangatlah terasa. Dimulai dengan melintasi area parkir hingga melintasi jalan setapak yang membelah kebun salak milik warga setempat. Jika kamu beruntung, kamu bisa bertemu dan berinteraksi dengan penduduk sekitar serta mencicipi buah salak yang dipetik langsung dari pohonnya. Bagaimana, sangat seru bukan? Jalan setapak akan berlanjut melewati sisi perbukitan. Dari situ, kamu akan melewati jembatan bambu yang melintang di atas aliran air sungai perbukitan. Kamu juga akan melewati barisan anak tangga yang permukaannya
Wisata
Selanjutnya kamu akan melewati persawahan dan hutan yang rindang. Kamu juga akan menyusuri sungai dengan aliran air yang jernih, tentu saja alirannya berasal dari Air Terjun kapas Biru. Semakin kamu mendekati kawasan air terjun, semakin terdengar pula deru aliran air yang jatuh dari ketinggian, sehingga menjadikan petualanganmu semakin menyenangkan. Di ujung perjalanan, kamu akan disambut dengan pemandangan air terjun yang indah. Tebing-tebing berbatu tampak mengapit sisi kanan dan kiri air terjun, seolah-olah menjadi gapura alam yang membuat air terjun ini semakin spektakuler dan recommended untuk dikunjungi. Potensi wisata di tempat ini memang menjanjikan karena pemandangan alamnya yang masih tergolong asri. Hal tersebut didukung dengan banyaknya pohon rindang di lembah sungai, ditambah perpaduan tebing-tebing tinggi berwarna coklat, serta lumut hijau yang menempel pada dinding lembah, yang sudah pasti menyuguhkan pemandangan segar bagi penglihatan para wisatawan. Oleh karena itu, banyak pula di antara mereka yang menyempatkan waktunya untuk mengabadikan momen wisata di Air Terjun Kapas Biru. Air Terjun Kapas Biru memang terkenal sebagai salah satu air terjun yang instagramable. Kamera menjadi salah satu benda yang wajib dibawa jika kamu berkunjung ke sini. Namun, ingatlah untuk tetap mengutamakan keselamatanmu apabila hendak mengambil beberapa foto. Debit Air Terjun Kapas Biru memang sangat deras. Bahkan, dari jarak yang cukup jauh pun kamu bisa merasakan percikan air terjun yang terbawa hembusan angin. Oleh karena itu, para wisatawan dihimbau untuk tidak berada terlalu dekat dengan lokasi jatuhnya air. Jangan khawatir, wisatawan tetap bisa bermain air atau mandi di sungai yang mengalir dekat air terjun, sehingga wisatawan bisa leluasa untuk menikmati sensasi air pegunungan, merasakan kesegaran, dan menyatu dengan alam. Banyak hal menarik yang
dok. Komunikasi
menjadi sangat licin ketika musim hujan tiba. Namun, jangan khawatir karena sekeliling tangga dibekali dengan besi penyangga sebagai pengamannya. Akan tetapi, kamu tetap harus berhati-hati saat melangkah agar tidak terpeleset ketika menyusuri anak tangga.
Pemandangan indah air terjun dari kejauhan
disuguhkan. Selain keindahan alam dari Air Terjun Kapas Biru, kamu dapat menikmati fasilitas yang disediakan oleh pengelola wisata seperti tempat duduk, gazebo, dan kamar mandi. Kamu juga bisa beristirahat atau mendirikan camping ground yang berada di sekitar lahan terbuka, tak jauh dari lokasi air terjun. Para wisatawan disarankan untuk membawa bekal makanan masingmasing karena di sana tidak ada tempat yang menjajakan makanan atau minuman. Air Terjun Kapas Biru terbuka untuk kunjungan wisata, setiap hari mulai pukul 05.00—17.00 WIB. Tiket masuk Air Terjun Kapas Biru terbilang ramah di kantong karena hanya dengan membayar Rp15.000,kamu sudah bisa bermain sepuasnya di
area wisata. Namun, biaya tersebut belum termasuk biaya parkir ya. Tenang saja, tarif parkir di sana juga terbilang murah. Cukup dengan membayar Rp5.000,-. Harga yang sangat terjangkau bukan? Sekadar tips agar liburanmu semakin menyenangkan, di antaranya adalah dengan berkunjung pada pagi hari karena mempertimbangan risiko medan curam yang harus dilalui untuk menuju air terjun. Gunakan sepatu atau sandal gunung agar kamu tidak terpeleset sewaktu berjalan, bawalah baju salin jika ingin bermain air, dan siapkan kantong plastik untuk menampung sampahmu. Selamat berlibur dan semoga liburanmu menyenangkan! Izam. Tahun 41 November - Desember 2020 |
33
Rancak Budaya
ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah
NAFSU MERAH AMURWABHUMI
P
oleh Atiris Silmi agi ini langit begitu cerah, dan aku masih bisa menghirup udara di atas tanah para Dewa. Aku bersyukur karena ternyata aku sanggup melewati banyak tantangan hidup dan bertahan di antara raja-raja yang gila akan takhta. Tidak hanya mereka, bahkan hulubalang sekalipun berani membunuh rajanya demi memperistri sang permaisuri. Hidup macam apa ini? Terkadang aku bimbang, di mana aku harus berpihak. Ketika aku mendengar tutur Akuwu Tunggul Ametung, aku merasa dia adalah orang bijaksana yang pantas memimpin kami. Namun, ketika mendengar suara hati putra Gajah Para yang terbuang, Ken Arok titisan Sang Brahma, aku merasa dia juga benar. Raja-raja itu berucap padaku bahwa Ken Arok bukan raja yang tepat untuk Singasari. “Pencuri tidak bisa menjadi raja,” itu kata mereka. Bagaimana pun, aku merindukan Ken Arok. Sosok Amurwabhumi itu adalah orang paling tidak sabaran yang pernah kutemui. Sosok pemarah yang jenius, penuh siasat, dan kadang bejat. ___ “Pesonanya membuatku tak nyenyak tidur,” katanya. “Kita baru saja kenal, tapi aku ingin memperingatkanmu. Lupakan dia! Dia tidak berhak kau miliki,” jawabku. “Akuwu Tunggul Ametung adalah orang yang
34 | Komunikasi Edisi 331
beruntung. Namun, aku yakin aku jauh lebih beruntung dari dia,” “Ya, tentu,” sahutku. “Kau bisa mendapat gadis yang kecantikannya melebihi sang permaisuri,” “Tidak ada wanita di dunia ini yang menandingi pesonanya. Bahkan, dewi-dewi di kahyangan tidak bercahaya seperti dirinya,” “Dia putri Mpu Purwa, seorang pendeta Buddha Mahayana. Dia tak mungkin mau pada dirimu, anak pungut seorang pejudi yang kini menjadi hulubalang istana,” “Seorang Brahmana telah meramalkan bahwa wanita dengan sejuta pesona ini akan menurunkan raja tanah Jawa dari singgasananya. Jika memang ramalan itu benar maka aku akan menjadi raja selanjutnya. Hahaha,” dia tertawa terbahak-bahak. “Tahan nafsu merahmu! Sang Brahma tak akan rela kau merebut hak orang lain,” “Kau akan menjadi saksi betapa besar keinginanku memperistri dirinya. Aku, orang yang dipandang sebelah mata ini, akan mengukir sejarah yang tak akan pernah dilupakan ribuan tahun lamanya!” Aku bergeming beberapa saat. Kemudian tubuhku
Rancak Budaya bergetar hebat. Ken Arok benar-benar gila! Sungguh aku melihat dua sisi pada dirinya. Sisi iblis dan malaikat yang sama kuatnya. Perpaduan sempurna yang diciptakan Tuhan dengan tangan-Nya yang agung. Aku yakin Tuhan pun bingung dengan makhluk-Nya yang satu ini. Benar-benar mulus sesuai rencana. Sang Akuwu mati terkapar, terhunus di atas ranjangnya sendiri. Wanita penuh pesona itu pun menjadi miliknya, Sri Rajasa Sang Amurwabhumi. “Apa kubilang? Aku akan menjadi seorang raja!” ucapnya. “Kau telah menumpahkan darah maka suatu saat nanti darahmu akan tumpah,” bentakku. “Aku tidak takut pada siapa pun. Sekarang permaisuriku sedang mengandung. Aku akan punya banyak keturunan dan seluruh keturunanku akan menguasai tanah Jawa,” “Dewa tidak pernah tidur. Suatu saat nanti kerajaan ini akan hancur karena ketamakkan pendahulu dan raja-rajanya,” “Tidak seorang pun bisa mematahkan langkahku. Tidak pula kau!” Dia mencekik leherku. Suatu malam aku melihat Sang Raja duduk di samping istana. Sesekali dia mengawinkan alisnya dan sesekali menggeleng. Aku tahu dia sedang berpikir keras. Talam kecil berisi manggis dan pisang di atas meja berukir kembang, tak disentuhnya sama sekali. Dia benar-benar bimbang. “Aku harus membunuh seorang lagi,” katanya mulai berbicara. “Sudah, sudah. Aku tidak ingin menyaksikanmu membunuh untuk ke sekian kalinya. Darah Mpu Gandring dan Tunggul Ametung masih anyir terbawa angin, tapi tanganmu rupanya sudah gatal,” aku berusaha menasihatinya. “Putra Sang Akuwu yang telah kubantai mulai tumbuh remaja. Anusapati. Mulai tampak kalau dia benar-benar mewarisi sifat ayahnya,” “Dia begitu tampan dan manis. Dia memanggilmu ayah. Dia bukan lagi putra Ametung, dia putramu!” “Dia bukan darah dagingku meski aku menyayanginya. Suatu saat nanti mungkin dia akan tahu bahwa aku yang telah membunuh ayahnya, memperistri ibunya, dan menyembunyikan rahasia ini darinya,” “Anusapati akan menjadi kesatria yang tangguh. Dia besar di bawah namamu, dia tumbuh di bawah didikanmu. Dia akan berterima kasih padamu,” “Aku tidak boleh salah membuat keputusan. Aku harus membunuhnya lebih dulu sebelum dia membalaskan dendam ayahnya padaku,” “Tidak! Bagaimana pun, dia adalah pewaris kerajaan ini. Seluruh rakyat meyakini bahwa dia putra sulungmu. Suatu saat nanti, dia akan menggantikanmu menjadi Raja Singasari.” “Setelah kupikir lagi, bagaimana mungkin aku tega membunuhnya? Dia masih belia dan bakatnya luar biasa. Sudah banyak kuwariskan ilmuku padanya. Bahkan, kegemarannya menyabung ayam tidak jauh dariku. Aku menyayanginya,”
Beberapa tahun berlalu dan semuanya tidak lagi seperti dulu. Ken Arok berubah. Sikapnya pada Anusapati tidak lagi mesra. Terlebih setelah putra-putra kandungnya tumbuh besar dan tampak lebih hebat dari Anusapati. Suatu sore, Anusapati menemuiku. “Aku sudah tahu,” tuturnya. “Kau adalah putra sulung yang selalu dibanggakan Sang Amurwabhumi,” sahutku. “Ibu telah mengatakan semuanya padaku. Pantas saja sikapnya padaku tidak sama dengan putranya yang lain. Kau harus ikut denganku!” dia mencekikku. “Tak sepatah kata pun keluar dari ujung lidahmu yang tajam, padahal kaulah awal petaka bagi ayahku!” Dia membawaku pergi ke meja makan, tempat Ken Arok menikmati hidangannya. Belum sempat Ken Arok menoleh, dia menghunuskanku ke punggung Ken Arok. Kutukan Mpu Gandring telah nyata. Aku akan menikam tujuh orang raja tanah Jawa dan Sang Amurwabhumi masih yang kedua. Siapakah selanjutnya? ___ Kian hari, musim silih berganti dan aku masih berada di genggaman Anusapati. Kerajaan ini sungguh agung, berbagai penaklukkan telah dilakukan, bahkan berhasil menjadi Kerajaan Maritim terbesar di Asia yang diakui dunia. Namun sayang, perebutan takhta tak dapat terelakkan, darah-darah segar bercucuran di antara jajaran petinggi istana. Lagi-lagi aku yang jadi kambing hitam meski aku tak berniat untuk melakukannya. Sang Hyang Maha Esa, batinku menjerit! Sampai kapan kutukan ini akan berakhir? Aku tak sanggup lagi melihat orang-orang baik yang tumbang karena tajamnya lidahku. Tiba-tiba sosok Ki Alim Sakti mendatangiku. “Oh, jadi selama ini kamu penyebab semuanya? Aku takkan membiarkan darah saudaraku kembali membasahi tubuhmu,” tuturnya. “Benar tuan, inilah aku. Selamatkan aku tuan, aku akan setia hingga akhir hayatmu,” kataku. Ki Alim Sakti membawaku pergi jauh dari istana bersama kuda perangnya, hari mulai kelam berselimut awan hitam. “Tuan, aku takut!” jeritku. Tuanku Ki Alim Sakti, tak sedikit pun menghiraukanku. Seketika aku dihempaskan bersamaan dengan lantunan doanya yang merdu. Aku terpental jauh, tubuhku menancap kuat di lereng Gunung Kidul dan takkan ada seorang pun yang dapat menjamahku. Puji syukur kupanjatkan, Sang Hyang Maha Esa masih mengasihi raja-raja tanah Jawa. TAMAT Penulis adalah mahasiswa Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan, Juara 2 Kompetisi Penulisan Cerpen majalah Komunikasi
Tahun 41 November - Desember 2020 |
35
Pustaka
ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah
S
Series Extracurricular Ungkap Kenakalan Remaja di Sekolah
eries Extracurricular merupakan sebuah series produksi original Netflix yang masih segar karena baru ditayangkan tepat pada akhir April lalu. Series ini mengangkat cerita dari latar belakang para pelajar SMA di Korea Selatan yang memiliki “sisi gelap” tetapi masih sedikit masyarakat yang mengetahuinya. Mengusung genre drama remaja, kejahatan, dan kriminalitas, series Extracurricular menawarkan serangkaian cerita yang mungkin tidak menargetkan selera penonton secara keseluruhan. Namun, series ini cukup sukses merangkum keseluruhan episode dengan plot yang cukup menegangkan dan tidak mudah ditebak.
Berangkat dari kisah seorang anak broken home, diceritakan bahwa tokoh utama yang bernama Oh Ji Soo (diperankan oleh Kim Dong Hae) tinggal sendiri di sebuah apartemen. Ji Soo menjadi salah satu siswa yang terbilang pintar di kelasnya. Selain itu, dia dikenal sebagai pribadi yang pendiam dan tidak neko-neko. Hal tersebut membuat orang lain tidak menyadari bahwa Oh Ji Soo memiliki sebuah bisnis ilegal berupa penyedia jasa keamanan pelaku prostitusi.
36 | Komunikasi Edisi 331
Judul Extracurricular/ Human Class Sutradara Kim Jin-min; Produser Yoon Shin-ae; Tanggal rilis 29 April 2020.
oleh Refah Maulidiyah
Bisnis tersebut dijalankannya bersama seseorang yang dipanggilnya “Paman”. Tak selamanya bisnis berjalan mulus, kendala mulai muncul ketika salah satu siswa perempuan yang juga populer di sekolah Oh Ji Soo yakni Bae Gyu Ri (diperankan oleh Park Joo Hyun), menaruh curiga dan berhasil mengetahui bisnis tersebut. Lika-liku permasalahan yang dihadapi setiap tokoh memberikan pesan moral tersendiri. Hal yang paling menonjol ditunjukkan lewat kisah Oh Ji Soo dan Bae Gyu Ri, di mana mereka memiliki permasalahan di dalam keluarganya masing-masing. Oh Ji Soo memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan keluarganya, sementara Bae Gyu Ri bagaikan burung di dalam sangkar emas. Alur cerita tersebut berkaitan erat dengan fakta bahwa kedekatan emosi dan kasih sayang antara orang tua dan anak menjadi kebutuhan utama, dibanding tercukupinya materi dan fasilitas. Series ini layak bagi penonton yang menginginkan sedikitnya jumlah episode tetapi tetap padat dan sarat makna. Extracurricular menjadi alternatif series asal Negeri Ginseng yang tidak melulu soal romantisme, melainkan tentang persoalan
pendidikan yang belum banyak diangkat dan digali lebih jauh. Beberapa scene sangat mampu mengaduk emosi para penonton. Sedih, marah, iba, terkejut, dan sebagainya, bercampur jadi satu dan sukses memberikan sensasi tersendiri. Di antara banyaknya emosi, terselip perasaan simpati terhadap tokoh utama karena terhimpitnya dua peran yang saling kontradiksi. Miris. Satu lagi yang membuat series Extracurricular ini mampu meninggalkan kesan terbaiknya, yakni sebuah pesan yang diberikan oleh pihak produksi di setiap akhir episode. “Jika kenal remaja yang kesulitan, beri tahu bahwa mereka tidak sendiri” adalah bunyi seuntai pesan beserta info kontak dari pihak terkait, sebagai himbauan kepada pihak lain yang mengetahui adanya kenakalan remaja. Mereka dapat melaporkan persoalan tersebut sesegera mungkin. “Aku ingin sekolah, kuliah, dan menjalani hidup normal. Aku ingin menjalani hidup seperti kalian.” (Oh Ji Soo). Penulis adalah mahasiswa Jurusan Matematika dan Juara 2 Kompetisi Penulisan Pustaka majalah Komunikasi
Rancak Budaya
KU TITIK DAN KAU KOMA.
oleh Sinyo Marcellino
Berjuang cukup lelah hanya menuai lara, Tidak sama sekali kau menyentuh titik, Hatimu sudah putus asa, Padahal kusudah mencapai titik, Bahwa kau adalah yang paling akhir, Entah menunda atau masih meragu, Tetapi kau memilih menjadi koma, Kalau begini untuk apa kita membuat paragraf? Apabila menyelesaikan kalimat pun, Kau meragu. Padahal sudah lama, ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah
Kita menulis cerita-cerita seru, Dengan dua pemeran, Tetapi hanya diriku, Yang berusaha menyelesaikan sebuah rangkaian cerita. Atau rengkuh halaman dalam paragraf kita harus lebih panjang, Agar ada kata tambahan untuk mimpi, Untuk bangun dan berharap, Bahwa semua realita luka hanya mimpi belaka. Penulis adalah mahasiswa Jurusan Teknik Elektro dan Juara 2 Kompetisi Penulisan Puisi majalah Komunikasi Tahun 41 November - Desember 2020 |
37
Nama
: Dwiyana Putra Santoso
Fak/Jur
: Sastra/ Seni dan Desain
Seluruh civitas akademika UM dapat mengirimkan karya berupa komik dengan tema bebas dalam bentuk soft file yang dikirim langsung ke Kantor Redaksi Majalah Komunikasi Graha Rektorat Lantai II atau via email: komunikasi@um.ac.id selambat-lambatnya tanggal 25 Januari 2021 disertai identitas diri (nama, fakultas, jurusan, dan nomor HP).
38 | Komunikasi Edisi 331
35
Cukup kue putu yang manis. Ucapan, jangan. Jangan berucap selamat pagi atau selamat tidur juga jangan bertanya sudah makan atau belum. Bertemanlah tanpa memancing perasaan.
Nama : Fairuz Tsuroya Fak/Jur : Sastra / Seni dan Desain Lokasi : Jl. Dieng,Malang
Dalam hening maupun hiruk pikuk dunia, badanmu masih setia bergeming. Perlahan-lahan manusia dan dunia yang telah dikenal sebelumnya mulai berubah. Nama : Fairuz Tsuroya Fak/Jur : Sastra / Seni dan Desain Lokasi : UM, gerbang jl.veteran
Mari pergi ke laut biru yang kita kenal. Laut biru di mana kita bisa tinggali, laut biru di mana awan putih cepat berlalu. Nama : Fitriyanti Bunga Fak/Jur : Sastra/Sastra Indonesia Lokasi : Pantai Parangdowo
Banyak yang terpesona dengan ciptaan-Nya namun terkadang lupa akan Penciptanya. Semoga Ia berkenan mengampuni dosa-dosa yang bersemayan di dalam jiwa. Nama : Atiris Silmi Fak/Jur : Ilmu Sosial/Hukum dan Kewarganegaraan Lokasi : Tambak Aeng Sareh, Sampang
Seluruh civitas academica UM dapat mengirimkan karya fotografi dengan tema dan tempat bebas dalam bentuk soft file yang dikirim langsung ke Kantor Redaksi Majalah Komunikasi Gedung Graha Rektorat Lantai II UM atau via email: komunikasi@um.ac.id selambatlambatnya tanggal 25 Januari 2021 disertai lokasi foto dan identitas diri (nama, fakultas, jurusan, dan nomor HP). Foto yang dimuat mendapat imbalan atau penghargaan yang sesuai.
Redaksi menerima tulisan reportase dengan panjang tulisan 1 halaman A4 font Times New Roman ukuran 12 spasi 1,5 dikirim maksimal dua hari setelah pelaksanaan kegiatan ke email komunikasi@um.ac.id. Naskah yang layak akan dimuat di Komunikasi online dan mendapat imbalan atau penghargaan yang sesuai