DAFTAR ISI dok. Panitia
Menuju UM #1 Pergelaran demokrasi akbar di UM telah bergema. Pemilihan rektor (pilrek) di depan mata. Keluarnya Statuta UM 2018 memunculkan beberapa perbedaan dalam pilrek kali ini. Apa saja perbedaan tersebut? Siapa sajakah yang telah memantapkan diri mendaftar sebagai Rektor UM selanjutnya? Simak liputannya di Rubrik Liputan Utama!
SALAM REDAKSI 4
6
SURAT PEMBACA 5 LAPORAN UTAMA
"Mr. Culun" Pembawa Hoki I Can See Your Voice, I Can See Your Story
Pria asal Pacitan ini tidak pernah menduga bahwa namanya akan muncul di ajang menyanyi nasional. Berbekal semangat dan suara khas yang dimiliki, ia mampu meraih gelar The Winner I Can See Your Voice. Di balik kesuksesannya itu, cerita hidupnya juga sangat menginspirasi. Seperti apa cerita perjalanan hidupnya? Selengkapnya di Rubrik Cerita Mereka!
Telusuri Jejak di
Pulau Surga Wisata Pulau dengan sejuta pesona wisata alamnya ini menjadi destinasi wisata yang paling diminati di Indonesia. Ada Pantai Balangan yang memiliki sebagai spot sunset terbaik, dan masih ada banyak lagi wisata alam yang menarik. Yuk simak kelanjutannya di Rubrik Wisata!
OPINI 10
Kebanggaan Ibu Pertiwi
SEPUTAR KAMPUS 12
Selain dikenal sebagai dosen terbaik UM dengan nilai sitasi tertinggi, sosoknya juga dikenal hingga mancanegara. Meski dilirik oleh banyak perguruan tinggi di luar negeri, dirinya tetap memilih UM sebagai tempatnya berbagi ilmu. Seperti apa sosoknya? Bagaimana kiprahnya di dunia pendidikan? Simak liputannya di Rubrik Profil!
PROFIL CERITA MEREKA INFO 24 AGAMA 26 CURHAT 28 PUSTAKA 29
22 32 32
LAPORAN KHUSUS 30 WISATA RANCAK BUDAYA 34 KOMIK 38 LENSA UM 39
dok. Pribadi
19
Ahli Kristalografi
dok. Pribadi
dok. UM
UP TO DATE 9
Tahun 40 Juli-Agustus 2018|
3
Salam Redaksi
STT: SK Menpen No. 148/ STT: SK Menpen No. 148/ SK DITJEN PPG/STT/1978/ SK DITJEN tanggal 27PPG/STT/1978/ Oktober 1978 tanggal 27 Oktober 1978
SEMANGAT MAHASISWA, dok. Pribadi
TINGKATKAN KUALITAS DAN AKSEPTABILITAS oleh Dila Umnia Soraya
“Education is the most powerful weapon which you can use to change the word”
Q
uote yang pernah disampaikan oleh Nelson Mandela tersebut bisa menjadi cambuk bagi generasi muda untuk terus belajar dan mengembangkan potensi diri melalui pendidikan. Nelson Rolihlahla Mandela adalah seorang guru yang mengajarkan bagaimana memuliakan manusia berlandaskan pendidikan. Nelson menjadi orang pertama di keluarganya yang mengenyam pendidikan untuk meraih masa depan cerah. Sebuah pelajaran berharga yang dapat kita teladani, utamanya bagi mahasiswa. Universitas Negeri Malang (UM) sebagai salah satu universitas kependidikan di Kota Malang telah melahirkan pendidik yang tersebar di sekolah bahkan perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia. Unggul dan menjadi rujukan merupakan visi UM yang harus dipahami dan diwujudkan oleh seluruh civitas academica. Mewujudkan visi tersebut bukan perkara mudah karena harus diimbangi dengan semangat meningkatkan kualitas dan mengembangkan potensi diri. Kedua hal tersebut mampu diwujudkan jika kita fokus mendongkrak kompetensi, kapabilitas, akseptabilitas, dan elektabilitas diri. Kompetensi adalah kemampuan, keterampilan atau skill yang dimiliki seseorang. Sedangkan pemaknaan kapabilitas tidak sebatas memiliki keterampilan, tetapi juga memahami kelemahan dan cara mengatasinya. Akseptabilitas merupakan kepantasan seseorang, sedangkan elektabilitas adalah tingkat keterpilihan seseorang di masyarakat. Salah satu upaya meningkatkan kompetensi diri yaitu dengan selalu berada di atas standar. Belajar lebih giat, berusaha lebih keras, dan berdoa lebih sering agar kemampuan kita di atas rata-rata. Jika orang lain berlari sejauh seratus meter, maka kita harus berlari lebih dari seratus meter. Sama halnya jika orang lain belajar
lima jam sehari, maka kita harus lebih dari itu. Lalu bagaimana cara meningkatkan kapabilitas diri? Kenali diri sendiri dan tentukan tujuan hidup. Apa yang ingin kita raih? Apa kelebihan dan kekurangan kita? Mahasiswa harus tahu itu. Lalu, rencanakan tujuan jangka pendek dan jangka panjang serta bagaimana mencapainya. Sebagai generasi muda, perbanyaklah membaca, melihat, merasakan, dan bertanya kepada orang lain. Tidak ada salahnya mengikuti salah satu atau dua Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang ada di kampus atau organisasi lainnya. Organisasi dapat melatih jiwa kepemimpinan, membentuk emotional intelligent, menambah wawasan, dan mengembangkan kemampuan public speaking yang sangat bermanfaat di dalam kehidupan sosial. Demi peningkatan akseptabilitas diri, jangan lupa, selalu memantaskan diri di berbagai situasi positif. Perhatikan lingkungan karena baik buruknya perilaku, salah satunya berawal dari pengaruh lingkungan. Upaya-upaya tersebut secara tidak langsung akan berdampak pada peningkatan elektabilitas diri. Kita akan mudah diterima di lingkungan sosial kita, baik lingkungan internal maupun eksternal kampus. Jika mahasiswa mampu meningkatkan kualitas dan mengembangkan potensi diri, bukan tidak mungkin akan terlahir lulusan-lulusan profesional UM yang siap memenangkan persaingan global. Dengan begitu, visi UM akan terwujud dan tidak hanya menjadi formalitas belaka. Kepada mahasiswa baru, kami ucapkan selamat bergabung di keluarga besar UM, semoga dapat menjadi generasi yang mumpuni secara kualitas dan akseptabilitas agar dapat turut memajukan kampus UM tercinta. Penulis adalah dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik dan anggota Penyunting Majalah Komunikasi UM
KOMUNIKASI • Majalah Kampus Universitas Negeri Malang • Jalan Semarang No. 5 Graha Rektorat lantai 2 Telp. (0341) 551312 Psw. 354 • E-mail: komunikasi@um.ac.id • Website: http://komunikasi.um.ac.id • Instagram: @komunikasi_um KOMUNIKASI diterbitkan sebagai media informasi dan kajian masalah pendidikan, politik, ekonomi, agama, dan budaya. Berisi tulisan ilmiah populer, ringkasan hasil penelitian, dan gagasan orisinil yang segar. Redaksi menerima tulisan para akademisi dan praktisi yang ditulis secara bebas dan kreatif. Naskah dikirim dalam bentuk softdata dan print out, panjang tulisan 2 kwarto, spasi 1.5, font Times New Roman. Naskah yang dikirim belum pernah dimuat atau dipublikasikan pada media cetak manapun. Tulisan yang dimuat akan mendapatkan imbalan yang sepantasnya. Redaksi dapat menyunting tulisan yang akan dimuat tanpa mengubah artinya. Tulisan dalam Komunikasi tidak selalu mencerminkan pendapat redaksi. Isi di luar tanggung jawab percetakan PT Antar Surya Jaya Surabaya.
4 | Komunikasi Edisi 317
Pembina Rektor (AH. Rofi’uddin) Penanggung Jawab Wakil Rektor III (Syamsul Hadi) Ketua Pengarah Kadim Masjkur Anggota Andoyo Ahmad Fahmi Ketua Penyunting A.J.E. Toenlioe Wakil Ketua Djajusman Hadi Anggota Zulkarnain Yusuf Hanafi Evi Susanti Nuruddin Zanky Dila Umnia Soraya Sukamto Septa Katmawanti Ike Dwiastuti Redaktur Pelaksana Nida Anisatus Sholihah Editor Azizatul Qolbi Layouter Fitrah Izul Falaq Desainer dan Ilustrator Krisnawa Adi Baskhara Reporter Arni Nur Laila Shintiya Yulia Frantika Maulani Firul Khotimah Arvendo Mahardika Amey Karimatul Fadhilah Fanisha Amelia Dessy Herawati Cintya Indah Sari Rosa Briliana Umi Nahdhiah Tanzilla Yulia Ageng Nur Nilam Ayu S. M. Irkhamin Azril Azi Famba Safira Putri H. Nikmatul Khoiriyah Administrasi Taat Setyohadi Ifa Nursanti Rini Tri Rahayu Suhartono Ekowati Sudibyaningsih Agus Hartono Astutik Elok Kanthiasih Distributor Adi Santoso
Surat Pembaca
Pembaca Mengirim Berita Krisnawa Adi Baskhara
Halo, Salam redaksi! Saya Fikri Haikal, mahasiswa PGSD UM. Saya sering membaca berita yang dimuat di majalah Komunikasi. Berita yang disuguhkan sangat menarik dan menggugah hati saya untuk bisa ikut berpartisipasi menulis berita di dalamnya. Apakah bisa mahasiswa yang bukan merupakan kru Komunikasi mengirim berita untuk dimuat di majalah Komunikasi? Terima kasih. Fikri Haikal S-1 Pendidikan Guru dan Sekolah Dasar Waalaikumsalam Wr. Wb. Dear Fikri, terima kasih atas pertanyaannya. Setiap mahasiswa diperbolehkan mengirim berita, namun cukup datanya saja dan kru Komunikasi yang akan mengolahnya lebih lanjut. Namun, sekarang civitas UM juga bisa menulis berita sendiri dan mengirimnya kepada kami untuk dimuat secara online di website Komunikasi. Data atau berita tersebut bisa dikirim ke email komunikasi@um.ac.id. Terima kasih.
Pencarian pemimpin sejati untuk menerbangkan UM lebih tinggi Cover Story
Repro Internet
Salam, Redaksi
Yang lebih penting dari politik adalah kemanusiaan K.H. Abdurrahman Wahid
ilustrasi oleh : Krisnawa Adi Baskhara
Tahun 40 Juli-Agustus 2018|
5
Laporan Utama
Menuju UM #1 "Memanggil Putra-Putri Terbaik Bangsa untuk Turut Membangun Universitas Negeri Malang.”
ilustrasi oleh : Krisnawa Adi Baskhara
M
asa bakti Rektor Universitas Negeri Malang (UM) Prof. Dr. Ahmad Rofi’uddin, M.Pd. akan selesai pada Rabu (28/11) tahun ini, setelah sebelumnya dilantik sebagai rektor sejak 2014. Artinya, nuansa pergelaran demokrasi terakbar di UM telah bergema. Panitia yang bertugas menjalankan hajatan pemilihan rektor (pilrek) telah dibentuk oleh Senat UM. Namun, banyak hal yang berbeda pada pilrek kali ini dibanding pilrek-pilrek sebelumnya. Hal ini disebabkan Statuta UM yang berubah, yang sebelumnya diatur dalam Permendikbud Nomor 71 Tahun 2012, kini diperbarui oleh Permenristekdikti Nomor 12 Tahun 2018.
6 | Komunikasi Edisi 317
Komposisi Senat yang Berbeda Salah satu perubahan yang mendasar ialah jumlah dan komposisi anggota senat yang berbeda. Hal tersebut menarik untuk dibahas karena Pilrek UM akan dilakukan oleh Senat UM. Berdasarkan Pasal 32 Statuta UM, anggota senat kini terdiri atas wakil dosen dari setiap fakultas, rektor, wakil rektor, dekan, direktur pascasarjana, serta ketua lembaga. Penentuan jumlah perwakilan dosen dari fakultas pun mengikuti jumlah dosen di fakultas tersebut. Fakultas dengan jumlah dosen sampai dengan 25 orang diwakili 1 orang, sedangkan fakultas dengan jumlah dosen 26 orang sampai dengan 50 orang diwakili 2 orang, dan seterusnya.
Oleh karena itu, Ketua Senat UM Prof. Dr. Sukowiyono, S.H., M.Hum. mengatakan bahwa ada sekitar 60an anggota senat baru. “Karena, tidak semua guru besar jadi anggota senat, beda dengan sebelumnya,” kata Suko sebagaimana dilansir dari Harian Surya. Pada senat sebelum terbit Statuta UM 2018, semua guru besar menjadi anggota senat. “Anggota senat ada sekitar 90-an saat itu (sebelum perubahan statuta, red),” lanjut guru besar Fakultas Ilmu Sosial (FIS) ini. Jaring Calon Rektor, Surati 200 Lembaga Selain perubahan komposisi senat, tahun ini juga terdapat perbedaan yang cukup drastis
dari pilrek sebelumnya. Tahun ini, bakal calon rektor dapat berasal dari luar civitas academica UM. Hal tersebut mengacu ke pengumuman penjaringan bakal calon rektor UM yang diterbitkan panitia pilrek. Ketua panitia pilrek UM, Prof. Dr. Ibrahim Bafadal M.Pd. mengatakan bahwa ini adalah pilrek pertama yang terbuka untuk calon dari seluruh Indonesia. “Terbuka untuk semua PNS yang memiliki pengalaman sebagai dosen dengan jabatan minimal lektor kepala dan bergelar doktor,” kata Ibrahim saat konferensi pers pada Senin (23/7) di Graha Rektorat UM. Publikasi dilakukan panitia semaksimal mungkin untuk memberi kesempatan seluas-luasnya bagi pendaftar yang memenuhi syarat dari daerah manapun. Selain publikasi internal dengan sosialisasi Statuta UM baru sekaligus pilrek di kalangan dosen setiap fakultas pada Jumat (20/7), pihaknya juga melakukan berbagai macam sosialisasi eksternal. “Kami menyiapkan tiga baliho besar di Gerbang UM Jalan Veteran, Jalan Semarang, dan Jalan Surabaya, serta videotron dekat Masjid Al Hikmah,” urai dosen yang pernah menjabat Direktur Pembinaan Sekolah Dasar di Kementerian Pendidikan Nasional ini. Selain baliho dan videotron, panitia juga mengirimkan surat fisik maupun elektronik ke 189 PTN dan 12 Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL-Dikti, sebelumnya dikenal dengan Koordinatorat Perguruan Tinggi Swasta atau Kopertis, red) seluruh Indonesia, termasuk Politeknik dan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN). Hal ini dilakukan untuk menjaring seluas-luasnya bakal calon rektor UM. “Mengapa ke UIN juga? Karena UIN juga membuka fakultas umum seperti FMIPA (Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, red) dan FE (Fakultas Ekonomi, red),” ujar Sekertaris Pilrek UM, Dr. Cipto Wardoyo, S.E., M.Pd., M.Si., Ak., CA. Sehingga, lanjut Dekan FE ini, mereka memiliki kesetaraan dalam pengelolaan PTN dan memiliki peluang yang sama untuk ikut berkompetisi. Terbit Peraturan Baru, Sempat ada Revisi Perubahan tak berhenti sampai di sini saja. Jumat (27/7) lalu, panitia pilrek mengadakan konferensi pers kedua di Unit Layanan Terpadu (ULT). Masa pendaftaran bakal calon rektor UM diperpanjang sampai Jumat (10/8). Perpanjangan ini dilakukan karena ada koreksi dari Biro Hukum dan Organisasi Kemenristekdikti mengenai tata cara Pilrek UM tentang dasar acuannya. “Kami menggunakan acuan Permenristekdikti 19/2017 tentang
dok. Pribadi
Laporan Utama
Dari kiri: Ketua panitia pilrek, ketua senat, dan sekretaris panitia pilrek UM saat melakukan press rilis
Pengangkatan dan Pemberhentian Pemimpin PTN, ternyata ada aturan baru, yaitu Permenristekdikti 21/2018 yang merupakan revisi dari permen tersebut,” urai Ibrahim. Sehingga pihaknya melakukan perubahan peraturan senat UM lewat rapat pada paginya. Dalam Peraturan Senat UM Nomor 3 Tahun 2018 (sebelum direvisi), bakal calon melengkapi enam berkas pendaftaran terlebih dahulu pada pekan pertama pendaftaran. Jika lolos penjaringan, maka bakal calon harus melengkapi sebelas berkas lainnya. Namun, dalam Peraturan Senat Nomor 4 Tahun 2018 yang merupakan hasil revisi atas peraturan senat sebelumnya, bakal calon wajib melengkapi langsung tujuh belas berkas. “Karena mengacu pada Permenristekdikti baru, harus melengkapi langsung tujuh belas berkas,” terang guru besar Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) ini. Karena perubahan tersebut, para pendaftar yang sudah terlanjur mengumpulkan enam berkas harus melengkapi sisa berkas lain. “Sedangkan calon yang masih akan mendaftar hingga batas akhir pendaftaran harus membawa tujuh belas berkas sekaligus saat mendaftar,” kata Ibrahim. Termasuk Petahana, Sudah Ada Empat Bakal Calon Hingga berita ini diturunkan, sudah ada empat bakal calon rektor yang mengambil berkas sekaligus mengembalikan. Keempat bakal calon tersebut ialah dosen Fakultas Teknik (FT) UM yang juga Direktur Politeknik Kota Malang, Dr. Isnandar, M.T.; Sekretaris Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran (LP3) UM, Dr. Eddy Sutaji, M.Pd.; Dekan Fakultas Sastra (FS) UM 20102014, Prof. Dr. Dawud, M.Pd.; serta petahana Rektor UM saat ini, Prof. Dr. Ahmad
Rofi’uddin, M.Pd. “Namun, diperkirakan masih akan ada yang mendaftar lagi, karena beberapa hari ini banyak yang berkonsultasi tentang kelengkapan berkas,” tambah Ibrahim. Pengiriman berkas dapat dilakukan dengan tiga cara. Selain mengumpulkan langsung ke sekretariat pilrek di Bagian Kepegawaian, Graha Rektorat UM Lantai 4, panitia juga menerima pengiriman berkas melalui pos di alamat tersebut. Selain itu, untuk mempermudah pendaftar yang berasal dari seluruh Indonesia, panitia juga mengizinkan pengiriman berkas dalam bentuk PDF melalui surat elektronik pilrek@ um.ac.id, asal ketika pemaparan visi dan misi bakal calon tersebut membawa berkas hard file-nya. Akan Ada ‘Debat’ Calon Rektor Dilansir dari pilrek.um.ac.id, setelah pendaftaran ditutup pada Jumat (10/8) nanti, panitia akan melanjutkan tahapan pilrek dengan melakukan verifikasi administrasi pada Senin (13/8) dan mengumumkan calon yang lolos verifikasi administrasi keesokan harinya. Lalu pada pekan setelahnya, Senin-Kamis (20-23/8) akan diadakan pemaparan visi, misi, dan program kerja bakal calon rektor. Penyampaian visi, misi, dan program kerja tersebut dilaksanakan di hadapan rapat senat terbuka yang dihadiri oleh perwakilan Kemenristekdikti, civitas academica, dan tenaga kependidikan UM. Disinggung tentang konsep pemaparan visi misi, Ibrahim menjawab pihaknya akan mengundang berbagai lapisan civitas academica UM di rapat senat terbuka yang dikonsep mirip debat calon pada pemilihan presiden itu. Selain itu, ‘debat’ tersebut juga akan dihadiri pemimpin perguruan tinggi Tahun 40 Juli-Agustus 2018|
7
Laporan Utama
ilustrasi oleh : Panitia Pemilihan Rektor UM
Jadwal terbaru pemilihan rektor UM se-Malang Raya dan para wartawan. “Nanti ada kuotanya untuk dosen satu orang per jurusan, terus tendik yang kami undang kabag dan kasubag se-UM, serta mahasiswa dari BEM, UKM, dan DPM,” ujarnya. Pria murah senyum ini menambahkan bahwa rencana awal ‘debat’ calon rektor tersebut akan bertempat di Graha Cakrawala (Graca). “Tapi kita lihat lagi, yang diundang berapa dan Graca ruangannya terlalu besar, sehingga kami putuskan lokasinya di Aula Utama UM di Gedung A-3,” papar dosen Administrasi Pendidikan ini. Saat ini, pihaknya masih mencari moderator yang tepat untuk acara yang ditunggu-tunggu tersebut. “Yang jelas, kriterianya guru besar, dan yang bisa menyelipkan guyonan, agar acaranya meski serius tidak panas dan tetap cair, he-he-he, namun tetap, keilmuannya harus dapat dipertanggungjawabkan,” kata Ibrahim. Untuk civitas yang berada di luar UM, pihaknya sudah menyiapkan rencana agar tetap dapat menyaksikan debat tersebut. “Nanti acara tersebut juga akan disiarkan melalui channel YouTube UM,” ujar pria kelahiran Sumenep 54 tahun silam ini. Setelah itu, panitia akan melakukan penilaian (fit and proper test) terhadap para
8 | Komunikasi Edisi 317
bakal calon pada Jumat-Senin (24-27/08). Penilaian tersebut dibarengi dengan penetapan tiga calon rektor dalam rapat senat tertutup yang juga dihadiri oleh perwakilan Kemenristekdikti. Namun, perwakilan tersebut tidak memiliki hak suara untuk ikut menetapkan calon rektor. Kemudian, tahapan pemungutan suara pilrek dilakukan dalam rapat senat tertutup yang dilaksanakan oleh Senat UM bersama Menristekdikti, yang waktunya akan dilaksanakan antara Senin hingga Jumat (15/10). Terakhir, penetapan dan pelantikan rektor terpilih dilaksanakan sekitar 9 Oktober hingga 28 November 2018. “Yang jelas, tanggal 28 November nanti harus sudah dilaksanakan pelantikan rektor hasil pilrek ini,” kata Ibrahim menegaskan. Inginkan Pilrek Kompetitif, Namun Tetap Damai Ibrahim juga menjelaskan bahwa pihaknya tidak memfasilitasi untuk pembiayaan medical check-up masingmasing bakal calon rektor. “Tidak kami siapkan anggarannya, karena itu kewajiban masing-masing pendaftar,” kata Ibrahim. Namun, pihaknya bersedia membantu memfasilitasi untuk pengantaran ke rumah
sakit. “Calon presiden saja sudah bisa dapat ajudan meskipun statusnya masih calon. Nah, rektor ini ‘kan kira-kira setara dengan gubernur', jadi kami fasilitasi untuk sekadar mengantar saja, kan tidak apa-apa,” urainya. Sebenarnya, ada tujuan lain dari panitia terkait memfasilitasi pengantaran ke rumah sakit tersebut. “Maksud sebenarnya untuk kami potret juga, dipublikasikan, oh ini lho, tetap guyub rukun meskipun saling berkompetisi,” ujarnya. Hal tersebut dirasa perlu karena banyak yang memanfaatkan momen pilrek ini untuk ‘mengacau’ keadaan, seperti mengaitkan pilrek dengan persoalan lain sehingga menjadi panas. “Namun sayang sekali, terdapat dua calon yang kebetulan tidak bisa bersama melaksanakan medical check-up karena kepentingan dinas,” sesalnya. Tetapi, hal tersebut bukan halangan untuk menjaga suasana UM tetap dingin selama proses pilrek berlangsung. “Intinya kami berupaya pilrek ini harus kompetitif, namun tetap damai dan dalam persaudaraan untuk bersama-sama membangun UM menjadi lebih baik,” pungkas pria yang sudah menjadi dosen selama 31 tahun ini.Arni/ Arvendo
Up ToUp Date To Date
UM Perlebar Sayap Kerja Sama dengan Saudi Arabia
U
niversitas Negeri Malang (UM) memberi anugerah gelar Doktor Honoris Causa kepada Sekretaris Jenderal Pusat Internasional Pelayanan Bahasa Arab Raja Abdullah bin Abdul Aziz (PIPBARA) pada Selasa (10/7). Penganugerahan gelar tersebut diberikan kepada Dr. Abdullah Saleh Alwashmi dari Universitas Imam Muhammad Ibnu Saud Riyadh dalam bidang Pendidikan Bahasa Arab dan perencanaan bahasa. Acara yang bertempat di aula utama Graha Rektorat UM ini dihadiri oleh anggota delegasi PIPBARA, Riyadh Saudi Arabia, para rektor perguruan tinggi di Malang, ketua dan anggota senat, anggota rapim serta civitas academica UM. Dr. Abdullah Saleh Alwashmi sendiri adalah seorang sastrawan dengan karya-karyanya dalam bidang sastra yang sangat menarik untuk ditelaah. Banyak penghargaan yang pernah diraih, antara lain penghargaan Pangeran Faisal bin Fahd dalam bidang kreativitas puisi, penghargaan Kementerian Budaya dan Informasi, dan penghargaan dari komunitas sastra di Provinsi Al-Ihsa. Di samping itu, ia juga memiliki banyak kontribusi dalam bidang pengajaran bahasa Arab dan perencanaan bahasa, sehingga dirasa layak untuk mendapatkan gelar tersebut. Penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa ini merupakan yang pertama kalinya dilakukan oleh UM setelah setahun yang lalu, tepatnya (29/8/17) menganugerahkan gelar Adjunt Professor kepada Prof. Dr. Hadi Nur. “Dalam rangka meningkatkan
dok. Komunikasi
Rektor dan jajaran pimpinan UM bersama delegasi PIPBARA
“Dalam rangka meningkatkan kualitas tridharma perguruan tinggi, UM terus menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi dari berbagai negara, termasuk dalam penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa dan Adjunt Professor” kualitas tridharma perguruan tinggi, UM terus menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi dari berbagai negara, termasuk dalam penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa dan Adjunt Professor,” ujar Prof. Dr. H. Ah. Rofi'uddin, M.Pd., Rektor UM. Rofi'uddin juga memaparkan bahwa khusus pengajaran Bahasa Arab dan Pendidikan Agama Islam, UM menjalin kerja sama dengan berbagai negara, antara lain Kerajaan Saudi Arabia, Brunei Darussalam, Malaysia, dan Mesir. Dalam kerja samanya, Kerajaan Saudi Arabia memberikan bantuan berupa buku dan mushaf Alquran, seminar internasional, pelatihan bahasa Arab, penelitian, dan penyelenggaraan bulan bahasa. Rencananya, pertengahan September nanti, UM akan menjadi tuan rumah penandatanganan MoU antara Saudi Electronic University dengan tiga puluh perguruan tinggi di Indonesia dalam rangka pemanfaatan tes bahasa Arab berstandar. Pada tahun ajaran baru nanti, UM akan mendapatkan pengajar seorang penutur asli bahasa Arab yang akan dibiayai oleh PIPBARA. “Secara khusus, ucapan terima kasih saya sampaikan kepada rektor, civitas academica, dan panitia seleksi. Mereka adalah figur-figur yang telah mempersembahkan peran keilmuan baik dalam negeri maupun internasional,” tutur Dr. Abdullah Saleh Alwashmi dalam sambutannya.Dessy.
Tahun 40 Juli-Agustus 2018|
9
Opini
Buatkan Saja Film Gemar Membaca Oleh Nurul Aini
T
iap September, kita selalu dihantui isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI). Kita terus saja digiring dalam perdebatan masalah PKI. Kali ini yang jadi pro dan kontra adalah rencana pemutaran kembali film G30S/ PKI. Saya tidak akan membahas film G30S/ PKI. Tapi saya ingin menanggapi pernyataan Presiden Jokowi yang meminta agar film tersebut diproduksi dalam versi yang lebih kekinian agar bisa lebih diterima generasi milenial. Saya kira, daripada memproduksi film G30S/PKI versi baru yang kemungkinan malah akan memperpanjang masalah PKI ini, lebih baik pemerintah merencanakan membuat film propaganda tentang gemar membaca untuk generasi muda. Pemerintah harusnya lebih risau lantaran sampai saat ini minat baca masyarakat kita masih rendah. Di tengah melubernya arus informasi justru minat baca masyarakat kita masih memprihatinkan. Bagaimana bisa Indonesia menjadi negara yang maju, bila masyarakatnya kurang gemar membaca? Beberapa studi menyatakan tingkat minat baca masyarakat Indonesia masih rendah. Central Connecticut State University
10 | Komunikasi Edisi 317
pada Maret 2016 menyebutkan bahwa bangsa Indonesia menempati urutan ke56 dari 60 negara dalam hal minat baca. Studi terkait minat baca yang dilakukan Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2015 juga masih menempatkan Indonesia di urutan ke-69 dari 76 negara yang disurvei. Pun hasil survei Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan BangsaBangsa (UNESCO), tingkat minat baca bangsa Indonesia menempati posisi kedua terendah dari 61 negara yang disurvei. Hasil studi tersebut menunjukkan harus ada upaya keras dan cerdas dalam membangun minat dan kebiasaan membaca masyarakat Indonesia. Nah, di sinilah pentingnya memproduksi film tentang gemar membaca yang diharapkan bisa mengubah minat baca masyarakat kita. Saya jadi teringat mengenai film kartun Kapten Tsubasa. Singkat cerita, film ini dibuat menjelang perhelatan sepak bola dunia tahun 2002 dengan maksud untuk mengampanyekan sepak bola pada anak-anak di Jepang, dan terbukti ampuh. Sekarang anak-anak di Jepang tumbuh menjadi generasi yang menyukai sepak
bola berkat tokoh rekaan tersebut. Bisakah pemerintah kita mengadopsi cara Jepang itu? Menjadikan film kartun sebagai media kampanye gemar membaca. Pemerintah menggandeng berbagai kalangan seperti pakar pendidikan, sineas, animator dan sebagainya untuk membuat film kartun tentang budaya gemar membaca sejak dini. Jika film ini digarap, saya yakin akan keberhasilan film ini dalam mengubah minat baca masyarakat kita. Seperti keberhasilan Jepang. Mari kita dorong pemerintah menciptakan film fiksional tentang gemar membaca. Saya bayangkan nantinya anak-anak menonton film yang tokohnya sukses berkat gemar membaca. Setelah menonton film ini, anak-anak “terbius� oleh si tokoh utama yang hebat dan gemar membaca. Mereka membayangkan bernasib sama dengan tokoh utamanya. Lalu dalam benak anak muncul keinginan kuat jadi orang yang suka membaca. Tiap hari kemudian ia selalu membaca hingga jadi kebiasaan. Ia selalu kecanduan yang namanya buku. Tanpa membaca sehari saja, ia serasa bingung. Agar kecanduannya
Opini
ilustrasi oleh : Krisnawa Adi Baskhara
terobati, anak minta disediakan perpustakaan mini di rumah. Anak juga akan sering meminta untuk diantarkan ke perpustakaan. Hingga seperti apa yang dikatakan Ernest Hemingway (1899-1961), “Tidak ada teman setia sebagaimana buku�. Hal itu bukan tidak mungkin terjadi. Sebab film kartun sesungguhnya mampu menggiring perilaku anak. Sebuah penelitian yang dilakukan M. Arsita (2014) tentang pengaruh film kartun terhadap perilaku anak. Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa anak-anak cenderung meniru adegan-adegan tokoh dalam film kartun. Jadi, ketika anak-anak sering menonton film yang ceritanya tentang gemar membaca, tidak menutup kemungkinan perilaku dan sikap anak tesebut akan mengikuti tayangan film kartun yang dia tonton. Maka dari itu, membuat film propaganda gemar membaca merupakan pilihan yang masuk akal. Lewat film bisa ditanamkan pada anak-anak, alasan kenapa perlu mengembangkan kebiasaan membaca. Misalnya, dengan membaca kita akan memiliki pengalaman yang lebih kaya dibanding dengan orang-orang yang tidak
suka membaca. Kita memperkaya wawasan yang diserap dari bacaan. Kita terus belajar dan menjadikan diri kita lebih berwawasan dalam menjalani hidup. Membaca membuat kita mengenal pemikiran-pemikiran orang lain, dan cerita-cerita menarik tentang berbagai topik dalam kehidupan kita. Dengan demikian kita akan meningkatkan kualitas pemikiran. Kita mampu berpikir lebih baik karena kita memiliki cukup sumberdaya pengetahuan untuk melakukan kemampuan analitis, mampu mengatasi masalah dan pengambilan keputusan yang tepat. Tentunya masih banyak lagi bujuk rayu yang bisa diselipkan dalam film kartun untuk memengaruhi anak-anak agar gemar membaca. Sekiranya itu dijalankan, generasi mendatang jadi bangsa pembaca. Yakni bangsa yang masyarakatnya menjadikan kegiatan membaca sebagai bagian dari kehidupannya. Dengan kata lain, membaca sudah menjadi kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi. Jika kita sudah menjadi bangsa pembaca, maka kita tidak mudah diombangambingkan oleh berbagai isu, seperti isu kebangkitan PKI yang terus dijejalkan
pada pikiran kita. Sebab kita mampu memilih dan memilah mana informasi fakta dan kebohongan. Kita juga mampu membedakan kebenaran isi yang dibacanya, dan tidak mudah menyebarluaskan hasil bacaannya sebelum meneliti kebenarannya. Sehingga kita tidak mudah percaya dengan berita atau informasi yang belum diketahui kebenarannya (hoax), apalagi menyebarluaskannya. Selain itu, bangsa pembaca mampu menggunakan apa yang dibacanya untuk meningkatkan taraf kehidupannya. Ia memiliki jiwa kreatif dan inovatif berdasarkan pengetahuan atau hasil bacaan yang dimilikinya. Ia dapat secara bijak memanfaatkan pengetahuan hasil bacaannya untuk kehidupan sekitar menjadi lebih baik. Dengan begitu, akan mampu membangun peradaban berdasarkan pengetahuan yang diperoleh lewat membaca. Sejarah membuktikan hanya bangsa pembaca yang bisa jadi bangsa maju dan memiliki peradaban yang dapat dibanggakan. Penulis adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan UM
Tahun 40 Juli-Agustus 2018|
11
Seputar Kampus
Vortrag Halten Ramaikan
Kongres Nasional Bahasa Jerman
I
katan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Jerman Indonesia (IMBSJI) merupakan sebuah wadah komunikasi bagi mahasiswa Bahasa dan Sastra Jerman di Indonesia. Setiap tahunnya, IMBSJI mengadakan kegiatan rutin bertajuk Kongres IMBSJI. Tahun ini, Jurusan Sastra Jerman (Sasjer) Universitas Negeri Malang (UM) menerima kesempatan untuk maju menjadi tuan rumah penyelenggaraan Kongres IMBSJI XII. Kongres tersebut dilaksanakan selama empat hari (30/072/08) bertempat di aula AVA Fakultas Sastra (FS) UM. Pelaksanaan Kongres IMBSJI XII hari pertama diisi dengan acara penyambutan para peserta Kongres IMBSJI XII oleh pihak Jurusan Sasjer UM. Ada 43 peserta dari sepuluh kampus yang bertolak dari kampus masing-masing untuk datang menghadiri Kongres IMBSJI XII tersebut. Seusai penyambutan, acara dilanjutkan dengan Focus Grup Discussion (FGD). Dalam sesi ini setiap peserta Kongres IMBSJI XII dibagi menjadi beberapa kelompok diskusi. Disuguhkan lima tema untuk
menjadi bahan diskusi kelompok, yaitu Bahasa Jerman dalam Dunia Kerja, Kegiatan Kejermanan di Dalam Kampus, Kegiatan Kejermanan di Luar Kampus, Tokoh Inspiratif dalam Bidang Bahasa Jerman, dan Kerja Sama Kampus dengan Institusi Jerman. Seminar nasional dengan tema Bahasa Jerman dan Media Sosial dipilih untuk mengisi hari kedua (31/7) pelaksanaan kongres. Dalam seminar nasional ini, Jurusan Sasjer UM menghadirkan Dr. Phil. Dian Ekawati, M. A. dari Universitas Padjajaran (Unpad) dan tim Zitronenkuchen dari UM. Tim Zitronenkuchen merupakan sebuah tim dari Jurusan Sasjer UM yang memenangkan lomba video dengan hadiah terbang gratis ke Jerman. Usai jeda, kegiatan disambung dengan lomba Vortrag halten atau lomba berpidato dengan bahasa Jerman. Keunikan dari lomba ini, peserta tidak harus dari Jurusan Bahasa dan Sastra Jerman, namun mahasiswa umum juga boleh mengikutinya. “Karena ini umum, jadi kalau misalnya dari SMA sudah ada teman yang belajar bahasa Jerman tapi ternyata dia kuliahnya nggak meneruskan ke bahasa Jerman, nah itu bisa diajak,“ papar Faizah Azmi selaku Ketua Panitia Kongres IMBSJI XII .
Pada hari ketiga (1/8) Kongres IMBSJI XII, dilangsungkan sidang untuk membahas konstitusi yang ada di IMBSJI sekaligus pemilihan ketua umum baru IMBSJI dan mendemisionerkan pengurus IMBSJI yang lama. Kegiatan sidang berlangsung sampai sore hari dan disambung dengan pentas seni yang menampilkan kreativitas dari perwakilan masing-masing kampus. Hari terakhir (2/8) dalam pelaksanaan Kongres IMBSJI XII, panitia bekerja sama dengan Auxploration, komunitas susur kampung di Kota Malang. Panitia mengajak seluruh peserta berwisata menyusuri daerah Kayu Tangan dan kawasan sekitar Jalan Ijen. Sebagai pionir dalam pelaksanaan Seminar Nasional dan Vortrag halten dalam Kongres IMBSJI, Sasjer UM berharap acara tersebut bisa menjadi variasi baru dalam pelaksanaan Kongres IMBSJI setiap tahunnya.“Harapannya, untuk kongres-kongres selanjutnya kegiatan yang seperti ini tuh dapat diteruskan, dapat dikembangkan lagi. Sehingga IMBSJI itu tidak hanya sebagai ajang kumpul-kumpul dan sidang, tapi juga bisa menjadi ajang perlombaan akademik secara sehat untuk para mahasiswa,“ tutup Faizah.Irkhamin
dok. Komunikasi
Kongres IMBSJI XII satukan berbagai elemen
12 | Komunikasi Edisi 317
Seputar Kampus
ERA KEKINIAN, PPG-DJ GUNAKAN SISTEM DARING
E
DJ. PPG-DJ baru diselenggarakan di tahun 2018. Sebelumnya, perekrutan guru tersertifikasi dilakukan melalui program PLPG (Pendidikan dan Latihan Profesi Guru). Namun, program PLPG tersebut durasinya lebih singkat daripada PPGDJ, yakni hanya diselenggarakan selama 11 hari. Selanjutnya, Dr. Makbul Muksar, S.Pd., M.Si. menjelaskan bahwa dalam proses perekrutan, awalnya informasi mengenai PPG-DJ ini diumumkan melalui Dinas Pendidikan setempat. Kemudian, para pendaftar akan diseleksi secara administratif untuk kemudian mengikuti serangkaian tes. Pendalaman materi dalam PPG-DJ memang dilakukan dengan sistem daring. Namun, untuk tahapan selanjutnya dilakukan secara tatap muka. Tahapan setelah pendalaman materi diantaranya peserta harus mengikuti workshop penyusunan lokakarya selama lima minggu dan PPL di sekolah selama tiga minggu. Setelah workshop dan PPL dilaksanakan,
dok. Komunikasi
ra kekinian yang ditandai dengan kemajuan teknologi faktanya terus memberikan berbagai kemudahan. Terhitung sejak Kamis (31/5), Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan (PPG-DJ) telah dilakukan dengan sistem dalam jaringan (daring) pada bagian proses pendalaman materi. Dalam PPG-DJ tahap pertama, Universitas Negeri Malang (UM) membuka sepuluh program studi bagi para guru yang telah mempunyai jam mengajar dan ingin memperoleh sertifikat profesi guru. Sementara dalam tahap kedua yang dibuka sejak Senin (9/7), terdapat tujuh belas program studi yang dapat diikuti. “Para peserta PPG-DJ harus menyelesaikan 24 SKS. Dengan demikian, PPG-DJ ini durasinya lebih singkat apabila dibandingkan dengan PPG Prajabatan yang pesertanya harus menyelesaikan 36-38 SKS untuk lulus,� tutur Dr. Makbul Muksar, S.Pd., M.Si. yang merupakan kepala LP3 UM sekaligus instruktur PPG-
kemudian diadakan ujian kompetensi. Sebagai kampus yang menyandang tagline The Learning University, UM memiliki 32 program studi yang telah disetujui untuk menyelenggarakan program PPG-DJ. Pada tahap pertama, jumlah peserta PPG-DJ sebanyak 656 yang tersebar dalam sepuluh program studi. Sementara itu, pada tahap kedua terdapat tujuh belas program studi dengan jumlah peserta sebanyak 763. Sampai saat ini, UM telah menjadi kampus dengan jumlah peserta PPG-DJ terbanyak kedua setelah Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Menanggapi perkembangan pendalaman materi PPG-DJ tahap pertama yang telah berjalan, Dr. Makbul Muksar, S.Pd., M.Si. mengatakan bahwa sejauh ini perkembangannya cukup bagus. Dalam website yang digunakan sebagai media pendalaman materi PPG-DJ sudah ada berbagai modul daring dan tes-tes formatif. Untuk mengaksesnya, para peserta tinggal membuka situs web http://ppgspada. brightspace.com dan memasukkan username serta password yang telah dimiliki. Meskipun demikian, Makbul menerangkan bahwa masih terdapat beberapa kendala dalam PPG-DJ ini, salah satunya sulitnya akses internet di tempat. Di samping itu, beberapa peserta masih belum mahir mengakses internet untuk mengikuti kelas daring. Namun, para instruktur dari UM tetap melakukan pemantauan demi memaksimalkan PPG-DJ. Sebelum proses pendalaman materi, pihak UM juga telah mengadakan bimbingan teknis mengenai sistem daring yang hendak digunakan. Untuk proses pendalaman materi PPG-DJ tahap kedua, bimbingan teknis tersebut diselenggarakan pada Kamis (12/7).Azril
Dr. Makbul Muksar, S.Pd., M.Si. saat ditemui di kantor LP3 UM
Tahun 40 Juli-Agustus 2018|
13
Seputar Kampus
dok. Komunikasi
Dekatkan Wayang, ‘Panjang Umurkan’ Budaya
Sudjiwo Tejo saat menyampaikan materi
“T
erdapat seratus lebih jenis wayang yang berkembang di Indonesia,” tutur Sumari, Sekretaris Umum Sekretaris Nasional Wayang Indonesia (Sena Wangi) sabtu (07/07) pada acara seminar wayang. Seminar dengan tema “Wayang dalam Buku, Tak Kenal maka Tak Wayang” tersebut bertempat di aula AVA Lantai 2 Gedung E6 Fakultas Sastra (FS) Universitas Negeri Malang (UM). Seminar tersebut menghadirkan tiga narasumber, yakni Sumari, Sudjiwo Tejo (budayawan), dan Pitoyo Amrih (novelis wayang). Sumari menjelaskan bahwa pada tanggal 7 November Tahun 2003, UNESCO telah menobatkan wayang sebagai masterpiece karya agung budaya dunia. Namun, hingga saat ini, usaha untuk mewujudkan tanggal 7 November sebagai Hari Wayang Nasional masih belum tercapai. Sena Wangi telah melakukan beberapa upaya
14 | Komunikasi Edisi 317
untuk melestarikan wayang, antara lain dengan menerbitkan buku-buku wayang, membuka peluang dengan perguruan tinggi pada fakultas filsafat, dan lain-lain. Sementara itu, Sudjiwo Tejo yang dikenal sebagai Presiden Jancukers mengaku menulis novel wayang bukan untuk pecinta wayang, namun justru untuk yang tidak menyukai wayang. “Tanpa mengenal wayang kita tidak mungkin bisa beragama dengan tersenyum,” kata Sujiwo. Menurutnya, perlu ada inovasi berupa perpaduan wayang dengan ilmu pengetahuan dan hal-hal yang menyangkut hari ini dalam menulis novel wayang. Senada dengan Sudjiwo, Pitoyo Amrih biasa merekonstruksi cerita wayang dengan membangun kembali ceritanya lalu menyampaikan dalam bentuk novel. “Pakem mengikat pertunjukan tradisional. Di luar itu, bebas. Namun, yang membatasi adalah moral,” jelas Pitoyo ketika diwawancarai oleh kru Komunikasi.
Seminar yang dihadiri oleh seratus lebih peserta dari kalangan UM maupun non UM tersebut terselenggara berkat kerja sama Asia Wangi dengan beberapa pihak, antara lain Bhakti Bank Central Asia (BCA), Rumah Wayang, dan FS UM. Asia Wangi sendiri merupakan Paguyuban Karyawan BCA Pecinta Wayang Indonesia. Seminar diadakan dalam rangka launching kegiatan Gerakan Buku Wayang Untuk Indonesia. Kegiatan tersebut bertujuan mengajak masyarakat mengenal budaya, mendekatkan wayang dengan generasi muda, meningkatkan minat baca, dan memberi acuan bagi pendidik untuk mengajarkan materi wayang dengan baik dan benar. Acara seminar yang dimulai dengan penyerahan secara simbolis buku wayang kepada Dekan FS tersebut berakhir pukul 12 siang. “Mari kita cintai wayang, kembali ke wayang. Entah melalui perhelatan, melalui digital maupun cetak,” ajak Sudjiwo di penghujung acara.Diah
CLS Buat Mahasiswa Asing Ketagihan
dok. Komunikasi
Seputar Kampus
Suasana pembelajaran mahasiswa CLS di dalam kelas
M
embantu menyukseskan perdamaian dunia lewat pembelajaran bahasa, itulah tujuan utama dari Critical Language Scholarship (CLS) program BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) Fakultas Sastra (FS). CLS merupakan program tahunan Hubungan Internasional (HI) Universitas Negeri Malang (UM). Program ini merupakan program dari Depertemen Luar Negeri Amerika yang bekerjasama dengan 18 negara di dunia yang dianggap penting oleh Amerika. Negara tersebut diantaranya India, Maroko, Indonesia, Jepang, Turki, Cina, Korea, dll. Mahasisiswa Amerika yang terpilih mengikuti program ini dikirim ke negara tersebut untuk mempelajari bahasa dari masing-masing negara yang mereka pilih. Tidak hanya belajar bahasa saja, mereka juga mempelajari budaya dan kehidupan di sana. Di Indonesia, UM adalah satu-satunya universitas yang menjadi tempat pembelajaran CLS. Pada tahun 2018 ini, sebanyak 28 mahasiswa Amerika datang ke UM dan siap mempelajari bahasa serta
budaya Indonesia. Program ini dilaksanakan selama dua bulan sejak (17/06) hingga (17/08). UM selaku penyelenggara CLS di Indonesia mendapat apresiasi yang sangat tingi dari pihak Amerika. Menurut pihaknya, UM merupakan penyelenggara terbaik, “Kita berharap CLS tetep jalan dengan prestasi yang ada, karena UM merupakan penyelenggara CLS terbaik seantero dunia,� tutur Prof. Dr. Yazid Basthomi, M.A. selaku direktur HI UM. Hal ini didukung oleh pernyataan Dr. Gatut Susanto, M.M., M.Pd. direktur BIPA UM yang menyelengarakan CLS ini. Menurut Gatut, program CLS yang rutin diselenggarakan setiap tahun mulai 2010 tidak pernah mengalami kendala yang terlalu berarti. Hanya saja, pada minggu-minggu awal kedatangan mahasiswa Amerika ke Indonesia, mereka membutuhkan penyesuaian budaya. Namun, itu adalah hal yang lumrah terjadi. Seluruh mahasiswa mengikuti program CLS dengan antusias. Salah satu peraturan di CLS adalah mewajibkan pesertanya untuk menggunakan bahasa Indonesia setiap harinya. Tentunya tetap dengan bimbingan para tutor CLS. Mahasiswa dari
Amerika ini tidak tinggal di asrama maupun hotel, melainkan tinggal dengan keluarga asuh, yakni di rumah masyarakat sekitar. Dengan demikian, mereka bisa turut merasakan kehidupan orang Indonesia. Dengan cara seperti itu pula, mereka dapat belajar bahasa Indonesia 24 jam, baik saat di kelas maupun saat berada di tengahtengah keluarga asuh mereka. “Saya sangat menikmati Malang dan belajar bahasa Indonesia, jadi saya putuskan kembali ke sini lagi," tutur Adam Inglis Strathearn, mahasiswa asal Texas saat diwawancarai beberapa waktu lalu. Tahun ini adalah kali kedua Adam mengkuti program CLS. Ia mengaku bahwa belajar bahasa Indonesia gampang-gampang susah, namun ia menikmati proses itu. Tujuan khusus Adam mengikuti program ini adalah untuk menguasai satu bahasa asing sebagai salah syarat kelulusannya sebagai mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional di kampusnya. Namun, lebih dari itu, setelah program ini berakhir, ia mengutarakan bahwa ingin sekali kembali ke Indonesia, menetap di sini dan mencari pekerjaan di sini.Nilam
Tahun 40 Juli-Agustus 2018|
15
dok. Komunikasi
Seputar Kampus
Wakil Rektor III dan IV UM saat meninjau pameran poster di GKB FIP
Perluas Peluang Menyabet Emas di Pimnas
M
onitoring dan Evaluasi (monev) eksternal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dimulai. Kegiatan ini dilaksanakan di Gedung Kuliah Bersama (GKB) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP). Diikuti oleh 144 tim dari 14 Perguruan Tinggi, Universitas Negeri Malang (UM) ditunjuk sebagai host pada monev eksternal kali ini. Perguruan tinggi selain UM yang mengikuti kegiatan ini antara lain Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Institut Teknik Negeri (ITN) Malang, Politeknik Negeri Malang (Polinema), Universitas Gajayana, Universitas Tribuana Tungga Dewi, IKIP Budi Utomo, Universitas Yudharta Pasuruan, Universitas Wisnuwardhana, Akademi Farmasi Putera Indonesia Malang, STIKES Widyagama Husada Malang, Universitas Islam Raden Rahmad Kabupaten Malang, STKIP PGRI Blitar, dan Universitas NU Blitar. Monev dilaksanakan selama tiga hari (18-20/07) dengan empat pemonev yang berasal dari empat perguruan tinggi, yaitu Prima Vidya Asteria, S.Pd, M.Pd. dari Universitas Negeri Surabaya, Drs. Andang Subaharianto, M.Hum. dari Univesitas Negeri Jember, Dr. Hayatul Cholsy, S.S., M.Hum. dari Universitas Gajah Mada (UGM), dan Nurtanio Agus Purwanto, S.Pd., M.Pd. dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Tahun ini UM mengalami perkembangan pada jumlah proposal PKM yang didanai. Sebanyak 84 proposal PKM dari tim UM akan dipresentasikan dalam monev kali ini. UM memiliki peluang yang lebih besar apabila dilihat dari jumlah proposal yang didanai. Dr. Heny Kusdiyanti, S.Pd., M.M. selaku Ketua
16 | Komunikasi Edisi 317
Tim Penalaran Mahasiswa UM mengungkapkan bahwa dengan banyaknya proposal yang terkumpul diharapkan UM mampu meloloskan 21 tim ke PIMNAS yang akan diadakan di UNY tahun ini. Pada PIMNAS sebelumnya yang diselenggarakan di Makassar, UM mengirimkan 14 tim. Hal tersebut tidak lepas dari persiapan yang dilaksanakan oleh mahasiswa maupun pihak UM. “Kami bergerak dari dua sisi. Yang pertama dari universitas dan sisi yang kedua dari tingkat fakultas. Kami mengadakan pelatihan seperti penyusunan laporan, pembuatan poster, dan presentasi poster yang baik. Selanjutnya kami melaksanakan dua kali monev internal untuk mengetahui perkembangan masing-masing tim,� tutur Heny. Pembinaan dan publikasi dilaksanakan lebih awal daripada tahun sebelumnya untuk mencapai target mengirim 21 tim UM ke PIMNAS. Pameran poster turut memeriahkan monev eksternal kali ini. Dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor III UM, Dr. Syamsul Hadi, M.Pd., M.Ed. poster-poster tersebut terpajang rapi di aula D2 GKB FIP. Poster yang dipajang merupakan hasil penelitian yang meliputi teknologi, pengabdian masyarakat maupun penemuan baru. Mahasiswa UM, mahasiswa dari kampus lain maupun peserta monev menyempatkan diri untuk melihat poster yang dipamerkan. Tak lupa, antar peserta saling memberikan dukungan satu sama lain. Melihat pameran poster ini menjadi salah satu pengisi waktu ketika menunggu urutan presentasi. Rosa
Seputar Kampus
Jelajah Kotagede: Perkaya Wawasan dan Persaudaraan
dok. Komunikasi
H
impunan Mahasiswa Fotografi (Himafo) Universitas Negeri Malang (UM) baru saja melaksanakan kegiatan hunting besar Jelajah Kotagede di Yogyakarta pada Kamis-Minggu (12-15/7). Hunting besar merupakan salah satu program kerja yang dijalankan Himafo tiap tahunnya, pesertanya adalah anggota Himafo angkatan pertama hingga anggota aktif terbarunya. Kegiatan ini juga sebagai sarana menyambung silaturahmi antaranggota Himafo. Hunting besar tahun ini mengambil tema “Jelajah Kotagede” yang diartikan para anggota Himafo sebagai pelancong yang datang ke Kotagede ingin menggali informasi yang mendalam tentang Kotagede. Sejarah, bangunan, dan kehidupan masyarakat setempat menjadi isu yang harus digali pada saat melakukan hunting. Objek foto yang diambil meliputi arsitektur, penduduk, Pasar Legi Kotagede, masjid, dan pengrajin perak yang ada di Kotagede. Memilih Kotagede sebagai destinasi sebagai lokasi hunting besarnya bukan tanpa tujuan. Selain untuk untuk mengangkat budaya yang ada di Kotagede agar lebih dikenal orang, tujuan lainnya untuk menjalin ikatan persaudaraan dengan para alumni Himafo yang ada di sana. Fokus lokasi hunting besar Himafo ini terbagi di tujuh titik yaitu, di Salim Silver, HS Silver, Bandiono Silver, Pasar Legi Kotagede, Rumah Kantil, Peninggalan Mataram (makam, masjid, dan abdi dalem), serta Sumeidi Silver. Ketujuh titik ini dianggap sudah mewakili gambaran Kotagede secara umum. Selain mengunjungi tujuh titik tersebut, para peserta hunting besar juga mengunjungi pameran foto para alumni Himafo di Kotagede.
Salah satu pengrajin perak di Kotagede
Sebelumnya, Himafo telah melakukan riset terlebih dahulu untuk mendapatkan cukup informasi tentang Kotagede. Salah satu fakta tentang Kotagede yaitu daerah tersebut sudah lama dikenal sebagai tempat pengrajin perak, bahkan di setiap rumah seorang pengrajin perak. Namun, seiring berjalannya waktu hal tersebut mulai mengalami pergeseran “Saat kami ada di lapangan, banyak sekali hal yang telah berubah, bahkan pengrajin perak di sana sudah mulai habis, tergantikan oleh pengrajin tembaga, kuningan, batik, dan bahkan ada yang tidak menjadi pengrajin sama sekali,” ungkap Rama selaku ketua panitia. Para peserta mengikuti kegiatan ini dengan sangat antusias.
Masih ada kegiatan lanjutan dari hunting besar, yakni pameran pasca hunting besar untuk memamerkan hasil foto yang didapat selama di Kotagede. Pameran ini bertujuan untuk memperkenalkan Kotagede kepada masyarakat Malang pada umumnya, dan mahasiswa UM pada khususnya. Rama berpesan kepada anggota Himafo agar tetap semangat untuk menyiapkan pameran. Output dan tujuan dari hunting besar tersebut bisa terlihat saat pameran berlangsung. “Adanya program kerja Himafo seperti ini bisa membuat hubungan keluarga Himafo semakin raket, serta bisa meningkatkan kualitas memotret para anggota Himafo sendiri,” tambah Rama. Tanzilla
Tahun 40 Juli-Agustus 2018|
17
dok. Panitia
Seputar Kampus
KKN UM di Kucur proker penghijauan bekerja sama dengan Perhutani
UM Pecahkan Masalah Desa Melalui KKN
U
niversitas Negeri Malang (UM) melakukan inovasi dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) untuk turut membantu mengatasi berbagai permasalahan sosial. Dalam buku petunjuk teknis KKN disebutkan ada lima ragam KKN yang dapat diikuti oleh mahasiswa, yaitu KKN Reguler, KKN Tematik, KKN Mandiri, KKN Pulang Kampung, dan KKN Integrasi. Salah satu yang menarik untuk dibahas adalah KKN UM yang bekerja sama dengan Kementerian Sosial (Kemensos). UM merupakan satu dari 22 perguruan tinggi yang melakukan kerja sama ini. Tahun ini merupakan tahun keempat kerja sama UM dengan Kemensos. Desa Sejahtera Mandiri (DSM) adalah tema yang diusung tahun ini. Sepuluh desa binaan UM melalui kerja sama ini terdapat di Kecamatan Dau sebanyak enam desa, Kecamatan Kasembon dengan dua desa,
18 | Komunikasi Edisi 317
serta Kecamatan Gedangan sebanyak dua desa. Pemilihan sepuluh desa ini berdasarkan kriteria khusus, “Setiap desa memiliki permasalahan yang berbeda-beda, misalnya masalah kemiskinan. Setiap desa juga memiliki potensi yang berbeda-beda yang dapat dioptimalkan oleh perguruan tinggi melalui KKN,” ujar Dr. Agung Winarno, M.M. selaku Kepala Pusat Pelaksanaan KKN. Program yang dilakukan terhadap desadesa sangat bervariasi sesuai dengan tujuan untuk menyejahterakan masyarakat. Sejauh ini, program yang telah dilakukukan adalah penyuluhan bagi Tenaga Kerja Indonesia. Penyuluhan ini bekerja sama dengan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI). Selain itu, juga ada kerjasama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Kerjasama dengan BKKBN ini dikhususkan untuk penyuluhan tentang Keluarga Berencana (KB). Tentunya, sebelum beraksi di lapangan peserta KKN
dibekali dengan berbagai pengetahuan yang diberikan oleh ahlinya. Beberapa waktu lalu, pihak dari Kemensos juga turut memberikan pembekalan kepada peserta KKN. Selain DSM, KKN UM juga mengusung tema Pengembangan Masyarakat Desa Terpadu. KKN dengan tema ini termasuk dalam KKN Reguler karena menangani berbagai permasalahan umum yang ada di masyarakat. Menurut Agung, apa yang diinginkan masyarakat, maka itulah yang akan dikerjakan oleh mahasiswa KKN. “Jadi berbeda dengan DSM, karena DSM difokuskan pada kesejahteraan masyarakat,” lanjutnya. Sebelum mengakhir penjelasan, beliau berpesan bahwa kompetensi KKN adalah kompetensi yang tidak terdapat dalam mata kuliah lain. Kompetensi KKN adalah melakukan interaksi dengan masyarakat untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang tersebar di berbagai wilayah.Safira
dok. UM
Profil
Ahli Kristalografi Kebanggaan Ibu Pertiwi Nama : Prof. Drs. Effendy, M.Pd., Ph.D. TTL : Malang, 29 September 1956 Alamat : Jalan Sidodadi II No. 12A Wandanpuro, Bululawang, Malang 65171 Hobi : Menulis Motto hidup : "Hidup itu singkat, maka harus digunakan secara optimal untuk beramal dengan penuh keikhlasan"
Pendidikan • Sekolah Dasar Negeri Wandanpuro 2, Bululawang (1962-1968) • Sekolah Teknik Negeri 4 Malang (1968 – 1971) • SMA Muhammadiyah Pagi Malang (1971 -1974) • S1, Pendidikan Kimia IKIP Malang (1974 – 1981) • S2, Pendidikan Kimia IKIP Jakarta (1981 – 1985) • S3, Physical Inorganic Chemistry The University of Western Australia, Crawley, Perth, Australia 1994 Riwayat Pekerjaan • Asisten Dosen FMIPA IKIP Malang (1980 - 1985) • Dosen FMIPA dan Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang Guru Besar (1985-sekarang)
Publikasi pada Jurnal Internasional • Oligo-nuclear silver thiocyanate complexes with monodentate tertiary phosphine ligands, including novel ‘cubane’ and ‘step’ tetramer forms of AgSCN : PR3 (1 : 1 )4, Dalton Transactions, 2013, 42, 277-291. • True and quasi-isomorphism in tetrakis(acetonitrile)coinage metal(I) salts. Crystal Engineering Communication, 2013, 15, 1125-1138.
"Menjadi seorang ahli tak membuatnya lupa diri Tulus mengabdi membangun negeri Besarkan nama ibu pertiwi tanpa persoalkan materi"
Penghargaan • Penerima “Learning University Award” untuk Bidang Sains dan Teknologi. Universitas Negeri Malang 2012 • Penerima “Habibie Award” untuk Bidang Ilmu Dasar. Yayasan SDM IPTEK 2012 • Terdaftar dalam “CSD Statistics, Cambridge Crystallography Data Center, Cambridge, United Kingdom” yang merupakan daftar ilmuwan yang telah mempublikasi minimal 500 struktur senyawa baru dalam jurnal-jurnal internasional terindeks
Tahun 40 Juli-Agustus 2018|
19
dok. Pribadi
Profil
Effendy saat menjadi keynote speaker
B
dok. Pribadi
eberapa penelitiannya digunakan untuk aplikasi pembuatan antikanker, antijamur dan antibakteri oleh ilmuwan di Australia. Dengan keilmuan yang dia kuasai, dirinya mendapat banyak penawaran mengabdi secara tetap di institusi pendidikan di luar negeri, misalnya The University of Western Australia, maupun sebuah universitas di Kanada. Beberapa perguruan tinggi di dalam negeri, sebut saja ITB, UGM, dan UI, juga pernah menawarinya untuk pindah meneliti. Namun, semua tawaran itu dia tolak. Hingga kini dia masih bertahan sebagai peneliti dan dosen Kimia UM. Untuk tawaran luar negeri,
dia lebih memilih menjadi visiting researcher (peneliti tamu). Baginya, menjadi manusia bermanfaat jauh lebih daripada mengejar materi. Untuk menjadi manusia bermanfaat bagi banyak orang, haruslah memilih wilayah yang banyak terdapat masalah. Menurutnya, Indonesia masih punya segudang masalah yang bisa diselesaikan dengan keilmuan yang dia miliki. Ialah Effendy, seseorang predikat Dosen Terbaik UM. Berikut hasil wawancara langsung dengan Effendy. Apa saja yang dinilai saat melakukan tes sebagai dosen terbaik? Tergantung penelitian dan publikasinya. Terutama dalam hal publikasi, di dunia penilaian terhadap perguruan tinggi, khususnya untuk dosen dinilai dari publikasi dan jurnal internasional, itu yang nomor satu, yang kedua dari text book yang dia tulis, terutama yang berbahasa asing, yang ketiga yaitu dari penghargaan yang dia dapat. sama halnya dengan universitas luar negeri menjadi top kalau dosennya banyak menghasilkan produk-produk akademik, termasuk penghasilan paten. Jadi, kalau di luar negeri dosennya banyak menghasilkan text book, jurnal intenasional, jurnal top dunia terutama penghargaan dan penghasilan paten, maka itu nanti ratingnya akan terus meningkat. Di samping jumlah mahasiswa asingnya. Intinya di situ saja. Apakah hingga saat ini masih menjadi peneliti tetap di Australia? Saya menjadi peneliti di sana mulai tahun 1994 sampai tahun 2007, hingga saya lelah harus bolak balik Indonesia-Australia selama 14 tahun. Namun dalam hal kerja sama penelitian, saya masih menjalinnya. Apa tips untuk dosen-dosen yang lain? Setiap dosen harus menjalin network dengan peneliti-peneliti di luar negeri, maka dari itu persyaratan baru dosen UM saat ini adalah mereka harus berkuliah di luar negeri agar kemampuan penelitiannya diasah dan ditingkatkan, lalu sebelum pulang dia
Effendy sang pencipta beberapa unsur senyawa baru
20 | Komunikasi Edisi 317
menjalin network, jaringan kerja sama penelitian. Nah, itu yang diinginkan. Karena kalau kita hanya mengandalkan peralatan di Indonesia, tidak mungkin bisa melakukan penelitian. Seandainya saya hanya mengandalkan peralatan di Indonesia, tidak mungkin saya bisa melakukan penelitian, itulah sebabnya mengapa saya bekerja sama dengan peneliti di Australia, dan dari dulu saya berusaha agar di Indonesia ada peralatannya. Untuk bidang saya, Indonesia masih belum mempunyai peralatannya, single cristal digfragtometer namanya. Indonesia masih belum mempunyai itu, padahal negara-negara lain sudah mempunyai semua. Penelitian di bidang kimia sangat akan ditunjang menggunakan peralatan itu. Apa harapan untuk UM agar lebih baik lagi? Sudah dari dulu, saya mengusulkan di UM namun masih belum ada tanggapan dari pimpinan. Hingga saya bertemu khusus dengan rektor untuk membicarakan hal tersebut. “Kita sekarang personilnya sudah cukup, dan kita bisa membuka kristalografi center yang berguna untuk analisis struktur,� ujar saya ke rektor. Kebetulan publikasi saya di bidang tersebut sangat banyak lebih dari delapan di internasional, dan guru besarnya di Indonesia hanya saya. Maka dari itu, ITB dari dulu sebenarnya merestui bahwa kristalografi center ada di Malang, namun masih belum ada respon serius dari Pimpinan UM. Saya sangat berharap bahwa kristalografi center itu ada, karena jika kristalografi center itu ada, maka publikasi UM akan sangat banyak di dunia internasional dan khususnya junal-jurnal top dunia dan itu akan membawa nama baik UM. Saya ingin sebelum saya pensiun, kristalografi center itu sudah mapan di sini, agar generasi penerus nanti sudah dipersiapkan. Nah, itu perguruan tinggi harus melihat fasilitas-
Profil
dok. Pribadi
mineral, penentuan morfologi, komposisi dan sifat-sifat fisiknya. Dengan kristalografi pula struktur-struktrur suatu unsur tersebut dapat diketahui dengan mantap. Melalui kristalografi, kita dapat mengetahui berbagai macam bahan-bahan dasar pembentuk bumi ini, dari yang ada di sekitar kita hingga yang jauh di dasar bumi. Selain itu, dengan ilmu kristalografi kita dapat mengetahui jenis-jenis mineral berharga yang ekonomis untuk ditambang dari bentuk-bentuk kristalnya.Cintya
dok. Komunikasi
penelitian kristalografi ini biayanya kurang lebih sekitar dua puluh juta, bayangkan saja jika kita tidak melakukan kerja sama dengan peneliti-peneliti lain, hal ini akan semakin banyak kendalanya, terlebih di Indonesia sendiri masih belum memiliki alat yang digunakan untuk melakukan penelitian terhadap kristalografi sendiri. Maka dari itu, saya menggandeng beberapa peneliti asing dari luar negeri untuk kerjasama. Apa keuntungan mempelajari kristalografi? Hampir semua mineral di alam berbentuk kristalin. Kristalin di sini artinya mineral itu mempunyai susunan atom yang padat dan teratur. Hal ini telah dibuktikan dengan scanning electron microscope dan secara mineralogi. Dengan mempelajari kristalografi kita bisa mengidentifikasi
Salah satu karangan Effendy yang best seller
Bersama peneliti dari Australia
dok. Pribadi
fasilitas yang ada agar kata visi unggul yang ada di UM tersebut siap untuk diprioritaskan. Sebenarnya peralatan itu tidak mahal jika dibandingkan biaya wi-fi kampus UM tiap tahunnya. Apalagi harga itu sekarang terus turun, karena teknologi yang berkembang pesat. Jika kristalografi center itu ada di UM ini, maka kita bisa bekerja sama dengan berbagai perguruan tinggi yang ada di Indonesia. Apakah Anda sudah menyiapkan text book untuk bidang kristalografi? Saya sudah menyiapkan beberapa text book untuk bidang ini yang saya khususkan untuk guru dan dosen, dan sudah banyak yang memakai text book saya. Karena untuk mengembangkan bidang kristalografi ini kita harus punya beberapa buku juga untuk paduan. Kristalografi ini merupakan laboratorium khusus kimia, kita hanya membutuhkan personil dan peralatan, personil kita sudah punya, hanya tinggal peralatan saja yang kita belum punya, oleh karena itu saya menginginkan adanya tanggapan dari pimpinan untuk membuat kristalografi center itu. Kita sudah memiliki tiga doktor di bidang tersebut, lalu adalagi satu doktor mau pulang dari Manchester. Jadi, sebetulnya kita sudah sangat siap. Apakah kristalografi center tersebut nantinya hanya untuk mahasiswa di Indonesia saja? Tidak, kristalografi center ini bukan hanya ditujukan untuk mahasiswa dalam negeri saja, melainkan juga untuk mahasiswamahasiwa luar negeri yang ingin belajar kristalografi di Indonesia. Karena saat ini yang diinginkan oleh peneliti di dunia ini adalah dalam bentuk struktur, dan hanya bisa dengan kristalografi, “single cristal�. Jadi molekul itu jika ingin diketahui strukturnya dengan bagus harus memakai single cristal. Sayangnya negara kita belum punya. Semua dosen kimia jika sudah bisa membuat suatu single cristal akan bangga sekali, karena nanti strukturnya sudah diketahui dengan mantap Apa keuntungan kerja sama penelitian di bidang kristalografi? Seperti yang kita tahu bahwa penelitian di bidang kristalografi membutuhkan banyak peralatan dan biaya yang cukup besar, melalui berbagai macam kerja sama yang dilakukan, hal ini akan semakin meringankan penelitian yang sedang kita lakukan. Misalnya dalam suatu penelitian membutuhkan dana sekitar 50 juta, jika kerja sama yang kita jalin banyak, ini 50 juta ini bisa dibagi sama rata dengan sesama peneliti. Satu struktur saja untuk bidang
Bersama keluarganya di malam Penganugerahan Habibie Habibie Awward
Tahun 40 Juli-Agustus 2018|
21
Cerita Mereka
"Mr. Culun" Pembawa Hoki I Can See Your Voice, I Can See Your Story
M
dok. Pribadi
alam itu, lagu berjudul “Kamu yang Kutunggu� yang dinyanyikan oleh Afgan dan Rosa sontak memiliki warna yang berbeda dari biasanya. Hasil duet antara Dito dan Maria Simorangkir berhasil membuat tercengang para juri dan seluruh penonton di dalam studio MNCTV. Richard Dito Arianto, peraih gelar the winner dalam kompetisi I Can See Your Voice Indonesia asal pacitan tersebut merupakan mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM). Berasal dari keluarga pecinta musik, pria yang hobi menyanyi ini pun mulai bercerita kepada penulis di selasela waktu senggangnya. Dito, begitulah sapaan akrabnya sejak kecil. Kehilangan sosok ayah ketika masih kecil menjadi suplemen bagi Dito untuk terus berjuang demi keluarganya. Telah tertanam jiwa pantang menyerah dan pribadi yang tegar dalam dirinya. Dito kecil mulai diajarkan memainkan alat musik, salah satunya adalah drum. “Pertama kali bisa main alat musik yaitu drum, setelah itu jadi lebih tertantang mendalami musik,“ ujar Dito. Kemampuan dalam bidang tarik suara yang telah diturunkan oleh ibunya juga mampu menghantarkan Dito ke berbagai ajang menyanyi nasional. Dengan bakat yang dimiliki ia telah disaksikan oleh jutaan pasang mata. Sejak kecil, pria kelahiran 16 Januari 1999 ini memang telah memiliki segudang prestasi di bidang menyanyi, ia sempat memiliki sebuah grup band ketika duduk dibangku Sekolah Dasar (SD). Berawal dari terbentuknya sebuah grup band kecil di masa SD nya, Dito menjadi pribadi yang lebih percaya diri untuk bernyanyi di hadapan publik. Dito pernah
22 | Komunikasi Edisi 317
dok. Pribadi
meraih Juara 1 lomba menyanyi nasional, Juara 1 Duta Wisata Kethuk-Kenang Pacitan, dan juga Duta Batik Nusantara. Adanya pengalaman-pengalaman tersebut membuat dirinya semakin ingin terus melaju meraih keinginannya, salah satunya mengembangkan bakatnya dalam bidang tarik suara. Bukan hanya dalam kompetisi tarik suara, ia juga terjun dalam dunia permodelan dan mengikuti Duta Wisata Raka-Raki Jawa Timur. Muda dan berbakat, itulah karakter yang tergambar dari sosoknya. Dito yang terlahir sebagai satu-satunya anak lelaki dalam keluarganya secara otomatis mengemban amanat besar untuk menjadi tulang punggung keluarganya. Mahasiswa yang sempat mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Swara Satata Çakti (SSÇ) ini harus rela meninggalkan kegiatannya dan memilih bekerja. Ia tidak ingin membebani keluarga, terutama ibunya. Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia angkatan 2017 ini juga bekerja sebagai salah satu presenter dan news anchor stasiun televisi lokal. Kesuksesan yang telah diraih Dito ini tak lepas dari berbagai kegagalan yang ia alami, seperti kegagalannya di ajang Indonesian Idol 2018. “Saat itu sempat ikut Indonesian Idol 2018, namun tidak sampai babak specta,” tuturnya. Bagi pria yang sangat mencintai ibunya ini kegagalan merupakan hal yang sudah biasa terjadi dalam sebuah kompetisi. “Kalau rasa minder sih tidak, karena saya yakin setiap penyanyi memiliki ciri khas suara masingmasing,” ujarnya dengan percaya diri. Dito menuturkan bahwa permasalahan juara atau tidaknya tergantung pada selera
Tiada henti membuat sang ibu bangga
juri. Semua kesuksesan yang diraihnya saat ini tidak luput dari dukungan ibu dan kakaknya yang selalu menyemangati ketika jatuh dan mengarahkannya ketika berhasil. Kesuksesan Dito bagai suatu peribahasa “yang tak diarah dapat, yang diarah kena”. Meskipun ia mengalami kegagalan di ajang Indonesian Idol, namun tak disangkasangka akhirnya ia mendapatkan rezeki di ajang lain dan berhasil duet dengan Maria yang merupakan the winner Indonesian Idol 2018. “Akhirnya bisa duet dengan Maria, seperti dreams come true,” tambahnya. Keberhasilan Dito untuk tampil di I Can see Your Voice tersebut juga tidak disangka. Ia yang biasa mencover lagu tiba-tiba dihubungi oleh salah seorang tim kreatif MNCTV. Pihak kreatif mengirim sebuah pesan melalui akun Instagram dan mengajaknya untuk ikut serta dalam ajang menyanyi. Dito harus mengirimkan rekaman suara akapela yang diseleksi kembali oleh pihak MNCTV. Kegigihan berbuah manis, ia dihubungi kembali dan dinyatakan telah lolos tahap seleksi, melajulah Dito ke Jakarta. Dukungan demi dukungan ia peroleh dari orang-orang di sekelilingnya, terutama ibunya. “Ibu itu suatu hal yang penting yang harus selalu ada buat saya,” ungkapnya. Teman-teman dan masyarakat kabupaten Pacitan juga ikut memberikan segala bentuk dukungan untuk Dito. Sesampainya di Jakarta ia harus menjalani proses karantina terlebih dahulu selama empat hari. Saat di hotel, ia mulai melakukan berbagai aktivitas guna persiapan sebelum tampil diatas panggung, seperti recording dengan couch Bang Indra Aziz dan vocal couch Kak Raina, fitting baju, geladi resik hingga proses syuting. Malam yang dinanti-nantikan oleh Dito pun tiba. Ia memilih nama Mr. Culun sebagai nama panggungnnya di ajang I Can See Your Voice Indonesia. Nama tersebut dipilihnya karena program ini merupakan salah satu program ajang menyanyi namun semi game show, sehingga ia harus bisa mengecoh para juri dan penonton. “Sebelumnya memilih nama Mr. Cool, namun kata tim kreatif wajahku kelihatan kalau bisa nyanyi. Akhirnya pilih nama Mr. Culun saja biar mengecoh para juri,” jelasnya. Pada malam final stage, Dito tampak gagah dengan setelan jas hitam ditambah dengan dasi kupu-kupu berwarna merah. Ia mulai berjalan keatas panggung dengan membawa microphone. Maria Simorangkir yang saat itu menjadi bintang tamu dalam program tersebut harus memilih dari
dok. Pribadi
Cerita Mereka
Dito bersama Maria Simorangkir setelah berduet
beberapa peserta untuk menjadi pasangan duetnya. Alhasil ia menyebutkan nama Mr. Culun sebagai pasangan duetnya. Wajah penasaran dan perasaan berdebar-debar dirasakan oleh para juri dan penonton, mereka ingin melihat apakah Mr. Culun memang memiliki suara indah atau bahkan sebaliknya. Musik mulai dimainkan, seluruh mata tertuju pada Maria dan Mr. Culun yang berdiri diatas panggung final. Lagu dilantunkan dengan lembutnya oleh Maria, namun hal itu sontak membuat penonton dan seluruh juri terkejut ketika Mr. Culun mulai membuka mulutnya dan mengeluarkan suaranya. Riuh gemuruh suara tepuk tangan menghiasi studio, mereka terpaku pada suara lembut dari Mr. Culun. Dito yang saat itu bernyanyi dengan percaya dirinya semakin menunjukkan bakat bernyanyi yang dimilikinya. Ia merasa bangga atas apa yang ia lakukan. Saat itulah Dito dinyatakan sebagai the winner I Can See Your Voice Indonesia. Tak tanggung-tanggung ia juga mendapatkan special privilege bersama Maria. Hal itu lantas membuat Dito tak percaya, gerbang kesuksesan terbuka baginya. Kesuksesan ini khusus ia persembahkan untuk ibunya dan keluarganya. Ibunyalah yang selama ini selalu menemani Dito dan selalu memberikan nasihat agar ia memiliki mental baja. Apapun kompetisi yang hendak ia ikuti, ia tak lupa selalu meminta saran dari ibunya. Kini ibunya juga berperan sebagai manager pribadi Dito, karena tidak ada orang lain lagi yang ia percaya untuk menggantikan posisi ibunya. “Patuhi orang tua, insya Allah jalan menuju kesuksesan akan segera terbuka,” tuturnya. Fanisha
Tahun 40 Juli-Agustus 2018|
23
Info
Ajak Guru Penjaskes Lebih Perhatikan Kesehatan Anak
I
24 | Komunikasi Edisi 317
lmu pengetahuan dapat diakses melalui banyak cara, baik media cetak maupun digital. Namun dalam pelaksanaannya, proses memperoleh ilmu tak boleh lepas dari adanya guru. Sebab dari guru siswa tak hanya belajar tentang ilmu, namun juga bagaimana bertindak dan berperilaku. Hal inilah yang membuat para penggerak di bidang pendidikan terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kemampuan guru. Sabtu (21/7) Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Malang (UM) mengadakan Seminar Nasional dengan tema “Implementasi Olahraga Kesehatan dan Pendidikan Jasmani terhadap Upaya Peningkatan Karakter Anak Bangsa”. Kegiatan ini diadakan di Aula Gedung A3 yang dihadiri Prof. Dr. Dr. Oktia Woro KH., M.Kes., Prof. Dr. Syahrial Bakhtiar, M.Pd., dan Paulus Pasurnay sebagai pemateri. “Karakter anak bangsa saat ini menjadi problematikan bersama, untuk itu adanya seminar ini diharapkan peserta dapat lebih mengupayakan yang terbaik bagi anak didiknya,” jelas Dr. Ari Wibowo Kurniawan, S.Pd., M.Pd. selaku ketua pelaksana. Acara dihadiri oleh 150 peserta dengan 7 pemakalah, 22 diantaranya adalah guru. “Seminar kali ini cukup membahagiakan bagi saya. Sebab peserta yang mendaftar lebih dari 21 wilayah di Indonesia” terang Prof. Dr. M.E. Winarno, M.Pd. yang merupakan Dekan FIK. Materi pertama disampaikan oleh Prof. Dr. Syahrial Bakhtiar, M.Pd.. Wakil Rektor IV Universitas Negeri Padang (UNP) tersebut mengatakan bahwa jika guru hanya disibukkan dengan pusat ilmu pengetahuan saja maka akan kurang. Dalam hal ini penting bagi guru Penjaskes untuk memperhatikan karakter anak bangsa. Guru Penjaskes seharusnya juga menjadi orang pertama yang sadar akan kesehatan anak di sekolah. Maka dari itu, tugas guru adalah mengharuskan anak-anak melakukan berbagai aktivitas fisik agar kesehatan tetap terjaga. “Knowledge is power, but character is more. Menjadikan orang pintar cukup dengan
membaca buku tapi belum tentu orang tersebut berkarakter yang baik,” tambah Guru Besar PJK FIK UNP tersebut. Paulus Pasurnay yang merupakan Teknokrat Kepelatihan Olahraga Indonesia mengatakan bahwa guru pendidikan jasmani harus memiliki strategi dalam mengajari peserta didik bahwa setiap kegiatan harus dibarengi dengan pembentukan karakter. Prof. Dr. dr. Oktio Woro KH., M.Kes. menambahkan bahwa karakter merupakan keadaan interaksi internal individu dengan lingkungan. Sehingga dalam hal ini juga perlu memerhatikan status kesehatan, yaitu gizi. “Alhamdulillah acaranya luar biasa, menambah pengalaman kami yang masih butuh banyak ilmu ini. Pematerinya juga tidak membosankan sehingga banyak ilmu yang kami peroleh,” cetus Dinda, mahasiswa Jurusan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan angkatan 2016, salah satu peserta dalam seminar. Maul
“Karakter anak bangsa saat ini menjadi problematika bersama, untuk itu adanya seminar ini diharapkan peserta dapat lebih mengupayakan yang terbaik bagi anak didiknya,”
Info
Teguhkan Komitmen Milenial
dok. Komunikasi
di Hari Lahirnya Pancasila
Peserta storytelling menunjukkan penampilan terbaiknya
D
alam rangka memperingati hari lahirnya Pancasila, UPT Pusat Pengkajian Pancasila (P2P) Universitas Negeri Malang (UM) menggelar serangkaian event bertajuk Bulan Pancasila. Bulan Pancasila dimaknai sebagai hari lahirnya pancasila pada 1 Juni sampai 18 Agustus, sebuah momentum dikukuhkannya Pancasila sebagai dasar negara. Bertema “Memperteguh Komitmen Pancasila Generasi Milenial” UPT P2P menyelenggarakan lomba deklamasi pancasila untuk sekolah dasar (SD) dan storytelling Pancasila tingkat sekolah menengah pertama (SMP) pada Rabu (25/07). Lomba tersebut bertempat di Aula Ki Hadjar Dewantara dan di Aula H.O.S Tjokroaminoto Gedung I-1 Lantai 7 Fakultas Ilmu Sosial. “Kegiatan ini selain untuk memperingati hari lahirnya Pancasila, juga untuk mengenalkan, menanamkan
nilai-nilai Pancasila sejak usia dini,” ungkap Desinta Dwi Rapita, S.Pd., S.H., M.H. selaku ketua pelaksana. Meski baru pertama kali digelar, Desinta mengaku sudah melebihi target. “Tantangan di kegiatan ini, (publikasinya, red) pas bersamaan dengan puasa dan libur sekolah, jadi anakanak banyak yang mempersiapkan masuk sekolah,” ujar dosen Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan (HKn) tersebut. Pada event Bulan Pancasila tersebut, terdapat serangkaian lomba yang menyasar anak usia dini hingga mahasiswa. Selain lomba deklamasi puisi Pancasila dan lomba storytelling Pancasila, ada pula lomba mewarnai lambang negara untuk taman kanak-kanak (TK), lomba film pendek Pancasila tingkat sekolah menengah atas (SMA), serta ada kemah pancasila untuk tingkat perguruan tinggi. Di akhir lomba storytelling, diputuskan
lima terbaik yang berhak menuju final, yakni Bungaran C.D.T. (SMP Katholik Cor Jesu Malang), Sava Nur F. (SMPI Sabilillah Malang), M. Dzaki A (SMP Laboratorium UM), Carissa Vania C.A (SMPN 1 Malang), dan Firda Rizqia A. (SMPN 4 Malang). Pada lomba deklamasi puisi, yang berkesempatan menuju final yakni Shaskia Yolanda (SDN Bandulan 2 Malang), Hida Izzatul Ulya (SD Insan Amanah), M Sebyan Aydin Alpasha (SD Insan Amanah), Latifatul Laili (SD Gedongan Mojokerto), dan Ahmida Nabyla (SDN Gedongan Mojokerto). Lanjut Desinta, tahun depan kegiatan ini akan diadakan kembali. “Adanya kegiatan tersebut, UPT P2P UM menjadi benar-benar Pusat Pengkajian Pancasila dan bisa lebih dekat dengan masyarakat untuk mengenalkan, menanamkan komitmen kepada generasi milenial,” pungkas ibu berkacamata ini. Shintiya
Tahun 40 Juli-Agustus 2018|
25
Agama
FIKIH JABATAN: ETIKA KONTESTASI POLITIK oleh Yusuf Hanafi
T
ak berlebihan jika ada yang mengatakan 2018 adalah tahun politik. Kian lama suhu perpolitikan nasional semakin hangat. Belum lama ini, Komisi Pemilihan Umum (KPU) membuka pendaftaran calon anggota legislatif (caleg). Sesaat lagi, KPU juga akan membuka keran pendaftaran calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres). Tak heran, pada pekanpekan terakhir ini suguhan pemberitaan teraktual di mass media dan perbincangan paling marak di social media adalah seputar manuver-manuver elite partai politik untuk menggalang koalisi demi melempangkan jalan menuju kekuasaan. Seolah berbanding terbalik dengan antusiasme elite, mayoritas kaum alit justru bersikap skeptis bahkan apatis (untuk tidak mengatakan “acuh”) terhadap konstalasi perpolitikan nasional. Di mata publik, siapapun figur yang duduk di kursi legislatif maupun eksekutif, mereka tetap tidak dapat diharapkan untuk melakukan perubahan. Penyebab utamanya adalah pola rekrutmen politik yang jelek dan bobrok, serta jauh menyimpang dari nilai dan norma agama. Mereka yang direkrut sebagai caleg, capres,
26 | Komunikasi Edisi 317
dan cawapres umumnya adalah figur-figur yang notabene lebih menonjolkan modal kapitalnya, serta sekadar mengedepankan ketenaran dan popularitas yang dimilikinya. Ambisi Jabatan dalam Kacamata Agama Sebelum berbicara lebih jauh, terlebih dahulu penulis perlu mendefinisikan perihal rekrutmen politik. Rekrutmen politik adalah proses penjaringan, pengusungan, dan pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik. Terkait dengan persoalan rekrutmen politik, Rasulullah SAW dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud pernah menyatakan: “Wahai Abdurrahman bin Samurah, janganlah Kau meminta jabatan! Karena, jika Kau diberi jabatan dengan cara memintanya, maka jabatan itu akan dibebankan padamu sepenuhnya (tiada pertolongan dari Allah). Namun, jika jabatan itu diserahkan kepadamu bukan karena permintaanmu, niscaya Kau akan ditolong (oleh Allah) dalam mengembannya” (HR. Abu Dawud). Kenapa penulis mengangkat hadis ini? Karena telah menjadi fenomena yang jamak dewasa ini, jabatan tidak hanya diharapkan dan diminta, bahkan juga diperebutkan. Jabatan bukan lagi menjadi amanah yang
harus dilaksanakan dengan penuh keikhlasan dan tanggung-jawab, tetapi telah berubah menjadi tujuan untuk merengkuh kekuasaan dan menimbun kekayaan. Apa yang bisa kita petik dari hadis di atas? Al-Muhallab dalam Syarh al-Bukhari li Ibn Baththal menjelaskan bahwa orang yang memperebutkan jabatan itu sesungguhnya didorong oleh ambisinya, dimana ia merasa memiliki kemampuan untuk memimpin. Padahal, Allah SWT tidak akan memberikan pertolongan kepada orang yang meminta jabatan itu. Dalam kaitan ini, Rasul SAW bersabda: “Barangsiapa yang merendahkan diri karena Allah, maka Allah akan mengangkat derajatnya.” Logika sebaliknya adalah seseorang yang mengunggulkan dirinya, maka Allah akan menghinakannya. Ambisi seseorang untuk mendapatkan jabatan seringkali mengantarkannya untuk melakukan apapun guna mewujudkannya. Dia akan memobilisasi dana dari manapun sumbernya untuk memperoleh dukungan. Akibatnya, setelah berhasil menduduki jabatan, ia akan melakukan segala cara untuk mengembalikan modal yang telah diinvestasikannya selama kampanye. Inilah salah satu biang korupsi yang menggurita dewasa ini.
Agama
ilustrasi oleh : Krisnawa Adi Baskhara
Terkait dengan persoalan ambisi jabatan ini, Rasul SAW dalam hadis lain yang diriwayatkan al-Bukhari memprediksikan: “Sesungguhnya kalian semua akan berambisi terhadap jabatan kepemimpinan, padahal jabatan itu kelak akan menimbulkan penyesalan.” Namun, Nabi SAW memberikan pengecualian: “Kecuali jika jabatan itu diambil oleh orang yang layak memangkunya, dan dia mampu melaksanakan jabatan tersebut dengan penuh tanggung jawab.” Figur Pejabat yang Layak Dipilih Pertanyaan sekarang, figur seperti apakah yang selayaknya dipilih? Menurut Ibn Taimiyah, pengangkatan seseorang untuk menduduki jabatan publik haruslah didasarkan kepada alasan bahwa yang bersangkutan adalah figur yang paling layak dan pantas (aslah). Sebab, ia nantinya akan bertugas menangani persoalan masyarakat luas. Kesalahan dalam penyerahan jabatan akan berakibat penderitaan rakyat. Oleh karena itu, berdasarkan hadis riwayat Abu Dawud di atas, tidak sepatutnya rakyat menyerahkan kekuasaan publik kepada seseorang yang ambisius merebutnya. Berkaitan dengan ini, Abu Musa al-Asy’ari meriwayatkan hadis yang menceritakan orang yang meminta jabatan kepada
Rasulullah SAW, lantas beliau menolaknya: “Abu Musa al-Asy’ari berkata: Saya dan dua orang dari kaumku menghadap Rasulullah SAW. Lantas salah seorang dari kami berujar kepada beliau: Wahai Rasulullah, jadikanlah kami ini pemimpin (amir). Sementara yang lain juga mengatakan hal yang sama. Lalu Rasul SAW bersabda: Sesungguhnya kami tidak menyerahkan tongkat kepemimpinan kepada orang yang meminta dan yang berambisi untuk memperolehnya.” Rasulullah SAW sadar betul, seseorang yang meminta jabatan, apalagi memperebutkannya, menandakan bahwa yang bersangkutan itu memiliki sifat rakus dan tamak. Ini jelas sangat berbahaya. Lebih jauh, Rasulullah SAW menggambarkan kerakusan terhadap jabatan itu lebih negatif efeknya daripada dua ekor serigala kelaparan yang dilepas di tengah gerombolan kambing: “Dua ekor serigala lapar yang dilepas di tengah segerombolan kambing tidaklah lebih berbahaya dibanding bahaya yang ditimbulkan oleh orang yang berambisi mendapatkan harta dan kekuasaan jabatan” (HR. Turmudzi). Menurut Ibn Taimiyah, seorang pemimpin setidaknya harus memiliki dua aspek pokok, yaitu kompetensi dan moral.
Hal ini didasarkan para rekomendasi puteri Nabi Syuaib kepada ayahandanya tatkala memintanya agar memilih Musa AS sebagai pegawainya: “Sesungguhnya sebaik-baik orang yang Kau pekerjakan adalah pemuda yang kuat (kompeten) dan jujur (bermoral)” (Q.S. al-Qashash:26). Imam al-Qurtubi menyebutkan beberapa kriteria sifat pemimpin ketika menafsirkan Q.S. AlBaqarah: 124. Menurutnya, seorang pemimpin itu harus memenuhi beberapa pra-syarat, yakni: (1) adil, (2) memiliki integritas moral, dan (3) mempunyai kapasitas untuk menunaikan tugas kepemimpinannya itu. Karenanya, Rasulullah SAW melarang orang yang tidak cakap untuk memangku jabatan: “Apabila amanah telah disia-siakan, maka nantikanlah tibanya hari kiamat. Ada yang bertanya: Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan menyia-nyiakan amanat itu? Beliau menjawab: Apabila perkara itu diserahkan kepada selain ahlinya, maka nantikanlah tibanya hari kiamat” (HR. AlBukhari). Akhirnya, mari memilih dengan hati dan nurani. Jauhi calon-calon ambisius yang meminta jabatan dengan tidak memilihnya! Penulis adalah dosen Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra dan anggota Penyunting Majalah UM Tahun 40 Juli-Agustus 2018|
27
Curhat
Malu Bertanya, Enggan Menjawab, Tak Dapat Apa-Apa Assalamualaikum Wr. Wb. Perkenalkan, saya mahasiswa semester 5 di UM. Saya rasa, saya memiliki masalah dengan rasa kepercayaan diri saya ketika berada di dalam kelas. Dalam mengikuti perkuliahan, saya seringkali merasa tidak percaya diri untuk menjawab pertanyaan maupun bertanya kepada dosen yang sedang mengajar. Terkadang, ketika saya tahu jawaban dari pertanyaan dosen tersebut, saya hanya menjawab dengan lirih dan tidak berani angkat tangan untuk
menjawab, padahal jawaban saya benar. Saya juga tidak berani mengangkat tangan untuk bertanya ketika saya tidak mengerti, saya seringkali menyuruh teman saya untuk menanyakan hal itu kepada dosen. Saya ingin meminta solusi untuk mengatasi kondisi tersebut. Terima kasih untuk jawabannya. Wassalamualaikum Wr. Wb.
Jawaban: Waalaikumsalam Wr. Wb. Permasalahan kepercayaan diri yang Saudara alami terjadi di ruang kelas atau terjadi juga di berbagai situasi? Dengan mengetahui kapan terjadinya penurunan kepercayaan diri, pada situasi apa, serta ketika berhadapan dengan siapa, merupakan langkah awal dalam mencari solusi yang sesuai. Kehilangan kepercayaan diri pada situasi tertentu dan ketika berhadapan dengan orang tertentu, biasanya bersifat sementara. Ketika orang tersebut dapat mempersiapkan diri dan sedikit berlatih, maka kepercayaan dirinya mudah kembali ia dapatkan. Memiliki rasa malu tidaklah salah, ketika Saudara merasa malu ketika berperilaku tidak sesuai norma atau aturan yang berlaku, maka Saudara memiliki rasa malu yang sehat. Tetapi apabila malu untuk hal-hal yang netral dan hal-hal yang benar, maka Saudara perlu melakukan upaya pengembangan diri agar tidak pemalu dan lebih percaya diri. Tidak percaya diri dapat disebabkan oleh faktor dalam diri sendiri maupun dari luar diri. Faktor dari dalam diri sendiri yaitu cara berpikir yang salah dan kondisi emosi yang pesimis dari individu. Misalnya Saudara berpikir bahwa dosen itu killer, bila salah menjawab akan dihukum atau dipermalukan, maka Saudara menumbuhkan rasa tidak percaya diri. Faktor dari luar diri yaitu pengalaman-pengalaman hidup masa lalu dan sikap lingkungan saat ini. Bila Saudara tumbuh dalam keluarga yang jarang
melibatkan anak-anak untuk berpendapat atau Saudara pernah dimarahi oleh guru ketika menjawab pertanyaan, maka Saudara akan mengembangkan rasa tidak percaya diri. Upaya untuk mengembangkan rasa percaya diri antara lain: Mengubah pemikiran, yaitu Saudara jangan berpikir bahwa ada dosen killer, yang ada adalah dosen unik dengan karakternya masing-masing. Mengembangkan emosi optimis, beranikan diri untuk bertanya bila tidak paham dan menjawab pertanyaan ketika diskusi untuk menguji pemahaman. Menetapkan personal goal (tujuan pribadi), dengan cara memilih satu mata kuliah yang memiliki kesulitan moderat (sedang) dengan dosen yang cukup bersahabat dengan mahasiswa. Pada mata kuliah tersebut, Saudara memaksakan diri untuk aktif bertanya dan aktif menjawab. Pelajari materi sebelum perkuliahan, siapkan kalimat-kalimat pertanyaan untuk dosen dan berusaha menjawab pertanyaan dosen dari pengetahuan/materi yang telah Saudara pelajari sebelumnya. Secara umum, Saudara dapat mengembangkan kepercayaan diri dalam berkomunikasi, yaitu dengan mengikuti kegiatan organisasi kampus. Saudara aktif berpendapat, bertanya, berdiskusi dan memberikan pengarahan kepada anggota lainnya. Demikian saran pengembangan dari saya, selamat mencoba dan semoga bermanfaat. Jawaban dari Ike Dwi Astuti, S.Psi., M.Psi. Dosen Fakultas Pendidikan Psikologi UM
28 | Komunikasi Edisi 317
Marni, nama disamarkan
Mahasiswa UM dapat mengirimkan tulisan berupa curahan hati (curhat) pada rubrik ini dengan space halaman A4 via email komunikasi@um.ac.id selambat-lambatnya tanggal 25 Juli 2018. Apabila nama asli tidak ingin dicantumkan, diperbolehkan untuk menggunakan nama inisial. Curhat Anda akan kami kirim ke ahlinya (dosen Fakultas Pendidikan Psikologi UM) untuk mendapatkan jawaban. Tulisan curhat akan mendapat imbalan atau penghargaan yang sepantasnya.
Pustaka
Judul buku Penulis Penerbit Tahun terbit Tebal
â€œâ€Śbuku yang wajib dibaca
semua orang, terutama yang jarang meluangkan waktu bersama orang tua, khususnya ibu,� begitulah testimoni salah satu
pembaca di halaman pertama. Benar saja, di halaman persembahan, Alicia memang mengkhususkan buku ini untuk mereka yang menyimpan beribu maaf, juga untuk mereka yang tidak sempat mengucapkannya. Unspoken Words mengisahkan tentang Kemuning yang memimpikan ibunya setelah sepuluh tahun ibunya meninggal. Jika hubungan keduanya baik-baik saja mungkin cerita ini tak akan membuat pembaca terenyuh, sayangnya tidak demikian. Dibesarkan oleh single parent, membuat Ning -panggilan untuk Kemuning- harus berbesar hati hidup pas-pasan. Tak banyak kasih sayang yang Ning dapatkan ketika ia masih kecil, lantaran ibunya harus sibuk bekerja. Ditambah lingkungan ia bersekolah dipenuhi dengan anak-anak berstrata tinggi. Ning kecil mulai merasakan tersisihkan. Alicia dengan baik mengambarkan kesepian yang dirasakan Ning. Perasaan itu perlahan mengubah sifatnya.
Disuguhkan dengan narasi sudut pandang orang pertama, Ning berkisah jika hubungannya dengan bunda mulai tak akrab sejak SMP. Ibunya yang tak pandai memasak, memaksa membawakan Ning bekal ke sekolah. Walaupun, acap kali bekal itu malah dibuang oleh Ning. Komunikasi antara keduanya pun sangat minim. Hal itu terus berlanjut. Ibunya tidak menyukai calon suami Ning bernama Samudra yang perokok. Bunda hanya ingin memastikan kamu bahagia, rupanya hal tersebut dianggap Ning sebagai pertanda tidak merestui pernikahannya. Meski begitu Ning tetap menikah dengan Samudra. Jarak yang tercipta diantara mereka berdua terus melebar. Klimaksnya saat Ning meluapkan amarahnya pada bunda yang kerap mencampuri urusan rumah tangganya dan Samudra. Mereka tak berkomunikasi lagi setelahnya. Tak lama setelahnya, bunda Ning meninggal. Kemuning yang semula membenci bundanya menyesal dan merasa kehilangan. Berlatar tahun 1991 hingga 2017, buku ini beralur maju-mundur sehingga pembaca tak merasa bosan membacanya. Berkali-kali Ning memimpikan ibunya. Ia dan Samudra pun mencari tahu mengapa bundanya datang ke dalam mimpi Ning setelah sekian
: Unspoken Words : Alicia Lidwina : Gramedia Pustaka Utama : 2018 : 312 halaman
lama. Pembaca pun dibuat bertanya-tanya, apa pesan yang ingin disampaikan bunda kepada Ning? Pemilihan sudut pandang ‘aku’ menguntungkan Alicia dalam menuliskan perasaan tokoh dengan gamblang. Pembaca pun bisa larut ke dalam latar suasana cerita. Seperti perasaan sesal Ning setelah ibunya telah pergi selamanya, begitu pun perasaan bundanya yang tak sempat mengajari putrinya mencari kebahagiannya sendiri. Namun, jika dicermati lebih lanjut untuk 312 halaman Unspoken Words terasa terlalu panjang. Mengingat premis ceritanya sederhana dan minim konfik antar tokoh. Berbeda dengan karyanya sebelumnya, 3 (Tiga) yang kaya akan pergolakan antar tokoh. Beberapa tokoh dalam Unspoken Words terasa seperti tempelan. Meski samasama bertema keluarga, buku ini memang memiliki cita rasa tersendiri. Dalam balutan sampul berwarna sendu, kisah dalam buku ini memang kelabu. Pembaca akan dibuat terseduh-seduh saat membacanya. Buku ini juga mengajarkan pembaca untuk memaafkan dan berdamai dengan masa lalu. Penulis adalah mahasiswa S-1 Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Negeri Malang
Tahun 40 Juli-Agustus 2018|
29
Laporan Khusus
dok. Komunikasi
Gedung Baru FIK Sarana Penunjang Prestasi
Maket gedung baru FIK
G
edung kuliah megah dengan fasilitas lengkap yang selama ini diimpikan mahasiwa Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Malang (UM) akan segara terwujud. Pasalnya, kontrak pengerjaan gedung FIK telah ditandatangani oleh Pejabat Pemegang Komitmen UM, Drs. Yusuf Ikhwanto dan General Manager Divisi Regional 3 PT Brantas, Ir. Herman Dwi Haryanto, M.M., Senin (14/05) di ruang sidang rektor Gedung Rektorat lantai delapan. “Kebutuhan FIK atas beberapa gedung seperti pusat perkantoran, dekanat, dan pusat layanan administratif menjadikan perencanaan pembangunan gedung FIK tujuh lantai dilakukan,” ungkap Dr. I Wayan Dasna, M.Si., M.Ed., Wakil Rektor IV UM. Fasilitas gedung yang berada di Jalan Veteran tersebut dirasa kurang memadai, seperti laboratorium ilmu kesehatan dan ruang kelas yang tidak cukup untuk menampung keseluruhan mahasiswa FIK. Gedung tersebut ditargetkan akan selesai 80% tahun ini. “Sebenarnya UM dapat menyelesaikan penuh tahun ini, akan tetapi terbentur waktu yang pendek untuk melakukan lelang, kontrak, dan sebagainya maka pembangunan tersebut tidak bisa selesai 100%. Tetapi, secara bertahap akan selesai hingga tahun 2019 nanti,” tambah Dr. I Wayan Dasna M.Si., M.Ed., Total pembiayaan gedung tersebut menghabiskan dana sekitar Rp130 Milyar. Pembangunan
30 | Komunikasi Edisi 317
fisik bukanlah visi UM, akan tetapi merupakan strategi untuk mewujudkan visi misi UM, sehingga dosen, mahasiswa, dan alumni bisa produktif bersaing di tingkat nasional maupun internasional. Dibangunnya gedung FIK baru ini akan menjadi faktor pendukung status akreditasi FIK. Paradigma pendidikan dimulai dari fasilitas penunjang, sehingga akan dihasilkan kualitas lulusan yang kompeten. “Selama ini, baru prodi pendidikan jasmani yang memiliki akreditasi A, sementara prodi lainnya masih B. Hal inilah yang terus menjadi pendorong fakultas untuk meningkatkan kualitasnya,” tutur Prof. Dr. Wahjoedi, M.E., M.Pd. Wakil Rektor II UM. Peletakan batu pertama, Jumat (6/7) oleh Prof. Dr. AH. Rofi’uddin, M.Pd. selaku rektor UM menandai dimulainya pembangunan gedung baru FIK dan pembangunan asrama. Gedung yang akan dibangun tepat di sebelah timur kolam renang UM membuat kawasan tersebut menjadi kompleks fasilitas mahasiswa FIK. Dengan dibangunnya gedung FIK, kegiatan perkuliahan dipindah dan menyisakan gedung lama yang rencananya akan dialihfungsikan menjadi pusat bisnis yang menghasilkan income terhadap UM. “Saya harap fasilitas akademik FIK menjadi lebih baik dan terpenuhi secara sarana fisik dan akademik, dan kami akan berusaha sebaik mungkin untuk proses penyempurnaan gedung FIK,” tutup Wahjoedi. Amey
Laporan Khusus
Siap Jadi Tuan Rumah, Bertekad Raih Sukses Ganda Panitia telah melakukan berbagai rapat koordinasi awal, memberikan informasi melalui website, pembentukan liaison officer (LO) yang akan bertanggung jawab untuk setiap tim, menyusun rundown, hingga menyiapkan penampilan tambahan yang akan disuguhkan nanti. NUDC akan diselengggarakan di Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) dan KDMI di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Selain itu, panitia telah mempersiapkan penginapan di Hotel Swiss Berlin Malang bagi para peserta. Saat ini panitia juga tengah menyiapkan photo booth dan desain venue perlombaan. Pembukaan (15/08) dan penutupan (21/08) akan dilaksanakan di Graha Cakrawala. NUDC tahun lalu yang diselenggarakan di Universitas PGRI Semarang menelurkan empat juara terbaik, yakni Universitas Indonesia sebagai Juara 1, UM sebagai Juara 2, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) sebagai Juara 3, dan Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai Juara 4. Tahun ini UM kembali mengirimkan tim terbaiknya. NUDC akan diwakili oleh Eka Nurcahyaningsih dan Laksamana Fadian dari Sastra Inggris sebagai debater dan Tamima Rubama
dari Sastra Inggris sebagai N1 adjudicator. “Kalau debaternya sudah sangat siap karena mereka sudah mengikuti beberapa lomba sebelumnya,” ujar Feri Kurniawan selaku salah satu pelatih tim debat bahasa Inggris UM. Pemenang NUDC nantinya akan mewakili Indonesia dalam kompetisi debat dunia World University Debate Competition (WUDC) yang akan diadakan di Afrika Selatan. Tahun lalu UM berhasil mengirimkan delegasi dalam WUDC di Meksiko. Nabhan, Koordinator acara NUDC dan KDMI 2018 mengatakan jika tidak ada kendala yang terlalu berat dalam persiapan kali ini. “Semoga UM dapat berjaya lagi di event ini seperti tahun lalu dan dapat kembali mengirimkan kandidatnya ke kompetisi dunia (WUDC, red.),” tambahnya. Nikma
dok. Komunikasi
N
ational University Debating Championship (NUDC) dan Kompetisi Debat Mahasiswa Indonesia (KDMI) merupakan ajang perlombaan bergengsi bagi mahasiswa program sarjana atau diploma di seluruh Indonesia. Tahun 2018 ini UM dipercaya menjadi tuan rumah NUDC dan KDMI untuk pertama kalinya. “Dari prestasi UM mengadakan event besar setingkat nasional seperti MTQMN menjadi salah satu alasan Belmawa memilih UM sebagai tuan rumah, selain itu UM juga kerap berjaya di acara ini,” ujar Dr. Dedi Kuswandi, M.Pd. selaku Ketua Pelaksana NUDC dan KDMI 2018. NUDC akan diikuti oleh 112 tim dari seluruh PTN/ PTS se-Indonesia yang telah lolos seleksi regional di wilayahnya masing masing, sedangkan untuk KDMI akan mempertemukan 14 tim. Panitia persiapan kegiatan NUDC dan KDMI terdiri dari sepuluh orang dari Kemenristekdikti, gabungan dosen (berjumlah empat puluh), komunitas debat bahasa Inggris UM (Valiant), UKM Ikatan Mahasiswa Pecinta Retorika (IPRI), dan sebagian lagi panitia hasil open recruitment pada tanggal (8-30/06) yang berjumlah sekitar tujuh puluh mahasiswa.
Kru Komunikasi melakukan wawancara dengan Nabhan
Tahun 40 Juli-Agustus 2018|
31
dok. Pribadi
Wisata
Telusuri Jejak di Pulau Surga Wisata Eksotisme Air Terjun Tegenungan, Bali
T
ujuan wisata terpopuler di Indonesia yang terkenal hingga mancanegara salah satunya adalah Pulau Bali, tentunya hal inilah yang menjadikan Pulau Bali sebagai ikon pariwisata Indonesia. Bagi para wisatawan ,Pulau Bali adalah surga wisata yang tiada duanya. Bali memiliki resort terbaik di dunia berpadu dengan pantai-pantai yang sangat terkenal keindahannya dengan segala aktivitas dan gemerlap kehidupan malam yang meriah serta pesona alamnya yang tiada tara. Berbicara mengenai wisata pantai, Pulau Bali memiliki banyak pantai dengan keindahan yang berbeda-beda tetapi dengan ciri khas yang sama, yaitu surfing dan sunset. Beberapa pilihan pantai jika wisawatan menginginkan suasana tenang dengan pemandangan sunset di atas bukit yang menawan, wisatawan dapat berkunjung ke Pantai Balangan. Pantai Balangan bisa dibilang sebagai surga tersembunyi karena keindahan
32 | Komunikasi Edisi 317
dan kealamian panorama lautnya sangat memukau serta aksesnya jauh dari keramaian kota. Keindahan pantai ini tidak kalah dengan keindahan pantai lainnya, seperti Pantai Kuta, Pantai Sanur, Pantai Jimbaran, ataupun Pantai Nusa Dua. Berlatar belakang deretan pohon kelapa yang berjejer rapi, pasir pantainya yang bersih namun cukup kasar, dan dikelilingi bukit-bukit. Jika wisatawan menginjakkan kaki di Pantai Balangan yang berpasir putih ini, pasir putihnya tidak akan menempel di kaki. Ombak di sini cukup tinggi dan memanjang, sehingga menjadi tempat yang ideal untuk pecinta olah raga surfing. Selain bersantai, bermain pasir dan berenang, para wisatawan singgah di sini untuk berjemur dan menyaksikan keindahan sunset di atas bukit. Bahkan karena keindahan yang disuguhkan, view di pantai ini bisa juga dijadikan tempat foto prewedding. Sebagai objek wisata, Pantai Balangan sudah memiliki fasilitas toilet, warung makan dan minuman, kafe, kursi panjang,
payung pantai, dan tempat parkir yang memadai. Di sini juga terdapat beberapa penginapan yang menawarkan nuansa alam yang tenang dan jauh dari keramaian kota. Akses menuju Pantai Balangan ini cukup mudah karena berdekatan dengan Pantai Dreamland, dari bandara hanya membutuhkan waktu 15 menit dengan menggunakan kendaraan bermotor. Kemudahan akses memang membuat tempat ini banyak didatangi oleh para wisatawan. Pilihan pantai lainnya adalah Pantai Double Six yang terletak sekitar dua kilometer dari Pantai Kuta untuk menikmati senja di Bali. Pantai ini tidak terlalu ramai dibandingkan Pantai Kuta yang tersohor bagi para wisatawan. Senja dapat dinikmati langsung dari pantai maupun di bawah payung-payung milik kafe yang berjajar di pinggir pantai. Pantai Double Six berada di daerah Legian dengan akses yang sangat mudah ditempuh, ini sangat cocok bagi wisatawan yang enggan bepergian jauh untuk menikmati sunset. Wisata alam lain di Pulau Bali yang jarang
semakin mengukuhkan Bali sebagai salah satu daerah tujuan pariwisata Internasional. Setelah puas menikmati wisata alam, Pulau Bali juga memiliki wisata budaya, salah satunya yaitu Desa Adat Penglipuran. Desa ini terletak sejauh 45 km dari Denpasar, tepatnya berada di Kelurahan Kubu, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Bali. Desa Penglipuran merupakan salah satu desa adat yang telah berkembang menjadi desa wisata yang sangat ramai dikunjungi para wisatawan, lokal maupun mancanegara. Bahkan pada awal penetapan desa ini sebagai desa wisata, wisatawan asinglah yang sering memadati desa. Desa Penglipuran berasal dari akronim kata pengeling dan pura yang berarti mengingat tempat suci. Untuk tata ruang desa, setiap rumah memiliki sebuah pintu gerbang yang disebut angkulangkul. Semua rumah di desa ini seragam tapi tak sama, sementara untuk ukuran, memang sama persis. Desa yang berada di ketinggian 700 mdpl ini tercatat memiliki 985 jiwa dalam 234 keluarga pada catatan sensus. Mereka tersebar di 76 pekarangan yang terbagi rata di setiap sisinya dari total 112 hektare. Bagi wisatawan yang sudah bosan dengan hingar bingar keramaian kota di Pulau Bali, wisata tersebut sangat cocok untuk dikunjungi, happy travelling! Amey
dok. Pribadi
diketahui adalah Air Terjun Tegenungan. Air terjun yang berada di Banjar Tegenungan, Desa Kemenuh, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali ini memiliki ketinggian 15 meter. Tidak terlalu tinggi, namun pemandangan yang disajikan air terjun ini sanggup menarik perhatian para wisatawan. Suasana sejuk dan menenangkan akan wisatawan dapatkan ketika berwisata ke Air Terjun Tegenungan Gianyar. Air yang mengalir dari atas seolah membawa pergi semua penat dan stres setelah bekerja seminggu. Di sekitar lokasi air terjun, pemandangan dengan pepohonan yang menghijau menjadi daya tarik utama selain guyuran air terjun yang menghujam ke bawah. Wisata alam berupa air terjun ini banyak menarik minat wisatawan untuk berkunjung, bukan hanya wisatawan domestik yang datang, wisatawan asing pun turut bersuka cita berlibur di Air Terjun Tegenungan. Dengan harga tiket Rp 10.000 wisatawan dapat menikmati air terjun beserta keindahan alam lainnya, terdapat sumber mata air beserta aliran sungai dan pura yang masih digunakan untuk beribadah. Selain terkenal dengan wisata alamnya, Pulau Bali juga terkenal dengan wisata Budaya seperti seni musik, seni tari, dan ritual upacara adat Bali. Hal ini semakin menambah kekayaan pariwisata di Bali dan
dok. Pribadi
Wisata
Tujuan wisata Desa Adat Panglipuran, Bali
dok. Pribadi
dok. Pribadi
Menikmati sunset di Pantai Balangan, Bali
Riang bersama sunset di Pantai Double Six Mengabadikan momen di Desa Adat Panglipuran, Bali
Tahun 40 Juli-Agustus 2018|
33
Rancak Budaya
ilustrasi oleh : Krisnawa Adi Baskhara
Perempuan Kantil
oleh Amalia Safira Hidayat
M
atahari terkapar sepagi itu. Dihadang kerumunan kabut hingga lahirkan embun di lembar-lembar daun perdu, kelopak-kelopak kembang, serta kuncupkuncup yang malu. Di lereng pegunungan yang landai, embun telah menguasai Mangunjiwo, mencakar langit-langit beserta matahari, serta memandikan bebatuan vulkanik yang asimetris. Kedinginan tak serta-merta memerangkapkan Mangunjiwo pada diam. Sepagi itu, orang-orang telah bergegas mengais rupiah masing-masing. Tanpa menggubris lagi keganjilan yang telah tersemat akhir-akhir ini. Keganjilan yang mulai dirasakan sejak triwulan lalu, orang-orang menjadi mafhum pada bau tanah basah bercampur harum semerbak kantil yang kerapkali mampir. Harumnya telah menyeruak ke seluruh Mangunjiwo. Desas-desusnya terus berhembus diterpa angin, perempuan-perempuan pencari kayu bakar dan para lelaki penghimpun getah kerapkali diam-diam membicarakan perihal harum tak lazim. Lambat laun, desas-desus itu melebar ke daun telinga seluruh warga, termasuk tetua kampung Mangunjiwo. Mendengar keganjilan gila ini, tetua
34 | Komunikasi Edisi 317
kampung tak tinggal diam dan mulai ambil kuasa. Ia mengerahkan kemampuanya membaca situasi supaya menghalang para warga untuk berprasangka sendiri. Ia banyak mengindikasi bahwasanya semerbak kantil bisa jadi pertanda akan datangnya hal-hal buruk. Hal-hal yang tak boleh disepelekan, katanya. “Kita terus menghirup kantil tiap harinya. Tanpa kita tahu bahaya apa yang akan menghampiri kampung ini,” ujarnya seraya menghembuskan asap rokoknya sesekali. Sorot matanya menerawang jauh ke depan. Warga selalu tunduk kuasa dan percaya perihal apa saja pada tetua kampung. Tanpa ada kontra, mereka selalu meng-iya-kan kata-katanya. Desas-desus itu sampai menembus ke gubuk bambuku. Lantas menggaunggaung ke daun telingaku dan sehabis itu selalu saja kudapati kata-kata yang tak mengenakkan dari suamiku, Kang Parno. “Kalau kau masih ingin di Mangunjiwo. Buanglah semua kantil-kantilmu itu, Rum. Berhentilah percaya,” ujarnya kerap kali. Kadangkala hanya kubalas dengan gelengan kepala, kadang pula aku hanya diam tanpa menuntaskan pembicaraan. Lantas kerap kali pada puncak malam kudapati dia
membuang semua kantil-kantilku yang tercecer pada kasur, dapur, lemari, kursi-kursi dan meja kayu, juga di seluruh sudut gubuk kami. Namun, aku tahu bahwasanya ketika matahari kembali menyingsing, kantil itu akan kembali tergeletak di tiap sudut rumahku. Aku selalu percaya bahwasanya ada pertautan antara aku, janinku, serta kembang-kembang itu. Maka dari itu, mereka selalu kembali pada tuannya. “Apa kau sudah berhenti percaya?” tanyaku pada Kang Parno sembari membasahi kantil-kantil dengan air dalam baskom. Lantas ia selalu membuang muka tatkala pertanyaan itu kuulangi terus menerus. Pikiranku sedang kalut-kalutnya. Aku mulai meragukan kesetiaan Kang Parno. Ia terlalu percaya pada desas-desus, ia terlalu takut untuk mengakui usahaku. Namun penghakiman-penghakiman dari warga tak meluruhkan kepercayaanku. Sejak triwulan yang lalu aku telah banyak kehilangan. Buah hati yang kunanti-nanti sejak satu dasawarsa yang lalu telah hilang tanpa bekas. Aku percaya ini bukanlah kejadian lumrah. “Wah, jangan-jangan janinmu dibawa hantu, Rum,” kata-kata itu meluncur dari bibir Bi Sanah yang tinggal di samping gubukku.
Rancak Budaya Awalnya aku tak mau mempercayainya. Percaya pada hal itu tentu berarti aku telah menduakan Tuhan letak segala kuasa. Namun, kata-kata itu terus menggelayuti kepalaku. Di samping isak tangisku yang tiap malam memecah keheningan, aku selalu percaya bahwa janinku bisa kembali lagi. Segala upaya telah aku tempuh, namun kepercayaan ini tak kunjung luruh. Diam-diam aku menyimak setiap perkataan Bi Sanah. Perempuan paruh baya itu selalu berhasil membuatku menuruti segala apa yang ia katakan. “Rum, bisa jadi hantu yang menculik anakmu itu tinggal di pohon kantil seberang hutan. Barangkali kau harus mengumpulkan kantil-kantilnya agar ia mau mengembalikan janin itu ke rahimmu,” katanya dengan air muka serius. Setelah mendengar penuturan Bi Sanah, pada pagi-pagi buta disaksikan bulan yang memendar, aku bergegas melangkahkan kakiku ke seberang hutan selagi Kang Parno sedang menghimpun getah. Kaki telanjangku membalak rerumputan dan semak belukar. “Ini kesempatan yang baik. Kalau tak sesegera mungkin, bisa jadi janinku tak akan pernah kembali,” desisku dalam hati. Dengan tergopohgopoh, bermandi cahaya matahari yang mulai menyelinap, aku telah sampai di sana. Di hadapannya, aku tercengang dan hanya bisa menganga. “Inikah tempat hantu yang mengambil janinku itu?” Tak bisa menerimanya, aku menyemburkan sumpah serapah sembari berkacak pinggang menantang duel satu lawan satu. “Kau tak bisa mengambil janin pemberian Tuhan! Kau bukan manusia, pergilah ke neraka! Setaaaaan!” ujarku setengah berteriak menantang. Gerigiku gemetar. Aku masih mendongakkan pandanganku pada pohon kayu setinggi tiga puluh meter itu. Tanpa babi-bu, hampir sebagian besar kembangnya telah masuk dalam kuasaku. Telah aku himpun dalam keranjang bambu yang kubawa dari gubuk. Tak peduli sedang kuncup atau mekar-mekanya, aku segera memasukkan sebanyak mungkin. Harumnya menyeruak, hampir ke seluruh tubuhku. * “Rum, tunduklah pada kuasa-Nya," berulang kali Kang Parno menasihatiku demikian. Aku tetap keukeuh pada pendirian. “Kau tetap saja tak mau usaha, Kang. Apa kau akan berkhianat pada usahaku? Apa sudah tak ada cinta di hatimu? Apa kau sudah tak menginginkan buah hati kita yang telah raib secara tiba-tiba?” tanpa kusadari pelupuk mataku telah basah menyelami kesedihan yang mendalam. “Bukan perihal itu, Rum. Aku bersumpah atas Sang Maha Cinta. Cintaku tak berubah
meskipun seluruh rambutku akan beruban. Perkaranya, kau tahu sendiri bahwa warga sudah tak senang. Kantil-kantil ini telah menyerbak baunya ke seluruh Mangunjiwo. Mereka takut, Rum dan kau tahu, kau sudah dijuluki Perempuan Kantil di luar sana!” mata Kang Parno nanar dan memerah. Aku bisa merasakan kegeraman lelaki paruh baya yang sudah menemaniku hampir satu dasawarsa lebih ini. “Aku masih percaya janin itu ada, Kang,” ucapku sembari menyeka air mata. “Bukan begini caranya. Kau telah berputus asa pada rahmat-Nya.” Kali ini nada Kang Parno kembali melembut setelah di puncak amarahnya. Ia mengelus rambutku beberapa kali. Aku didekapnya, menyelami badai air mata bersama. Semalaman suntuk, aku dan Kang Parno hanya membisu dan menangis sebadaibadainya. Hingga esok paginya aku tak kuasa membuka kelopak mataku yang terlalu berat karena banyak menangisi kesedihan. Namun, daun telingaku sudah menangkap suara-suara ganjil di luar sana. Mataku masih berat, tetapi telingaku mendengar tetua kampung sedang berbicara lantang di luar sana diiringi sorak sorai para warga. “Keluarlah kau perempuan kantil! Kau tak lebih dari kuntilanak desa!” kata-kata yang kudengar itu sontak membangunkan tubuhku dari dipan. Mataku membelalak, aku bergegas serampangan menuju depan gubuk. Kudapati Kang Parno terisak sambil bertekuk lutut pada warga. “Kalian tak punya hati nurani ya?! Mengapa tega sekali mengusir kaum papa yang hendak mendapatkan anak ini?” ucapku berteriak sambil lelehan air mata mengucur deras. “Kalau kau masih ingin kami terima, buanglah kantil-kantilmu, perempuan jalang! Kau tak sadar, bau kantilmu sudah jadi virus ketakutan di Mangunjiwo,” ucapan ini disertai sorak sorai warga. Aku tetap tak mau bertekuk lutut seperti yang Kang Parno lakukan. Itu lemah bagiku. Aku menatap mereka tajam dengan nyali yang tengah berceceran. “Kami masih mengasihimu, Rum. Pilihlah dua kemungkinan ini. Kau pergi dari Mangunjiwo atau kami buang seluruh kantilmu,”ujar tetua kampung yang kemudian diikuti keheningan seluruh warga. Aku tak hendak berpikir panjang. Kudapati Kang Parno tak kunjung membantu situasi. Aku melangkah menghadap muka tetua kampung. “Aku bisa hidup tanpa Mangunjiwo,” ucapku tanpa ragu. “Kemasi barangmu dan jauhi Mangunjiwo, Rum”. Instruksi tetua kampung itu pun langsung kuindahkan. Aku pergi dari Mangunjiwo bersama kembang-kembang
kantilku. Tanpa diiringi Kang Parno yang enggan meninggalkan Mangunjiwo. * Mangunjiwo kembali tenteram seusai penghabisan kantil-kantil seminggu yang lalu. Tak ada lagi desas-desus yang memberangus bersama bau tak lazim. Bulan separuh kembali tertuang di langitlangit temaram bersama siulan jangkrik penuntas malam. Di puncak malam, selagi orang-orang masih menelusuri mimpi, tetua kampung sedang tak jenak tidur. Ia beberapa kali membolak-balikan badannya yang kurus kering di dipan beralaskan tikar bambu. Matanya enggan terpejam. Telinganya kembali terngiang-ngiang. “Sri, kau dengar itu?” suaranya membangunkan istrinya yang tengah pulas di sampingnya. “Ah, kau mengagetkanku saja. Pasti hanya ngigau. Aku tak dengar apapun,” “Ada tangis bayi meraung-raung, Sri,” aduan itu tak ditanggapi oleh sang istri yang justru memejamkan matanya kembali. Ia menggigil ketakutan semalam suntuk. Matahari belum sempurna beranjak, tetua kampung sudah menuntaskan sesumbar ke warga desa. Matanya merah bekas berjaga semalaman. Ia banyak bercakap tentang raungan bayi yang ia dengar di puncakpuncak malam. Setengah percaya, warga desa bergidik dibuatnya, mengingat tak ada bayi dan orang hamil di kampung ini. Ketakutan warga terpecah kala Bi Sanah datang sembari tengah-engah. Ia mengaku juga mendengar suara bayi itu lantas melihanya sendiri bahwa Rumy, sang perempuan kantil, telah kembali bersama janinnya. “Aku baru saja melihatnya di pinggir sungai sedang memandikan bayinya,” Ucapan Bi Sanah disambut bisik-bisik dari warga. Mereka setengah tak percaya pada Bi Sanah yang sudah mengidap penyakit menahun ‘setengah waras’ itu. Tapi kalau benar Bi Sanah berbohong, akankah tetua kampung juga berdusta? Tentu ini mustahil. Para warga pun berbondong-bondong melangkahkan kaki menuju sungai. Parno pun ikut dalam rombongan itu. Ia ingin menuntaskan keingintahuannya. Lantas mereka mendapati bau kantil yang kembali menyerbak bersama seorang perempuan dan bayi merah di tangannya. Parno terbelalak dibuatnya. “Rumy tak pernah mengandung anak,” ujar Parno memecah keheningan. Kemudian Bi Sanah berbisik pada tetua kampung, “Ada warga seberang desa yang telah kehilangan bayi. Penulis adalah Juara harapan III Kompetisi Penulisan Cerpen Majalah Komunikasi 2017 Tahun 40 Juli-Agustus 2018|
35
Pesta Hujan Demokrasi oleh Rica Filasari
Sebuah pilihan menjadi jembatan demokrasi Antara janji dan realisasi Janji-janji manis menjadi menu pembuka Realisasinya nanti bisa dilupa Kapan negeriku bisa makmur? Kalau rakyatnya begitu terhibur dengan jembatan demokrasi Uang seakan menjadi dewa Membawa anugerah sekaligus musibah Tak ada yang salah dengannya Pesta hujan demokrasi yang bersulang air mata Tangis dan tawa menjadi haru biru Hingar bingar terdengar kelabu Sorak-sorak kampanye menjadi candu sekaligus sendu Kaos-kaos menghiasi pertiwi dengan berwarna-warni Meskipun mereka tidak sehati dan berbeda ideologi Pesta hujan demokrasi tetap menghiasi negeri ini Setiap lima tahun sekali Penulis adalah mahasiswa Jurusan Sejarah Universitas negeri Malang
ilustrasi oleh : Krisnawa Adi Baskhara
ilustrasi oleh : Krisnawa Adi Baskhara
36 | Komunikasi Edisi 317
Pagi Adu Kelahi, Sore Main Bareng Lagi
oleh Mochammad S
Begitu gelanggang pemilihan dibuka Hampir semua dibikin tegang seketika Sementara harga di tukang sayur tumbuh meninggi Kita lihat para elite ayem-ayem merapatkan koalisi Kelak, aliansi partai tuhan akan bertemu persekutuan partai setan di medan laga Kecil kemungkinan bakal muncul pihak ketiga: partai manusia
Jangan dibayangkan bagaimana kedua kubu akan saling menjatuhkan Tentu indra manusiawi kita mustahil menangkap strategi kerja yang syarat kemagisan
Lagi pula membicarakan kepelikan kekuasaan bukan pelipur hutang yang baik Lawongw, manuver intrik politik itu nyaris selugu bocah cilik Pagi adu kelahi sore main bareng lagi Juli 2018 Penulis adalah mahasiswa Jurusan Geografi Universitas Negeri Malang
ilustrasi oleh : Krisnawa Adi Baskhara
Tahun 40 Juli-Agustus 2018|
37
PAMIT
oleh Mohammad Irkhamin
Seluruh civitas UM dapat karya komik dalam bentuk file yang dikirim Seluruh civitas akademika UMmengirimkan dapat mengirimkan karyadengan berupa tema komikbebas dengan tema bebassoft dalam bentuk langsung ke Kantor Redaksi Majalah Komunikasi di Graha Rektorat Lantai II UM atau via email: komunikasi@ soft file yang dikirim langsung ke Kantor Redaksi Majalah Komunikasi Gedung A3 Lantai III UM atau via email: um.ac.id selambat-lambatnya tanggal tanggal 25 September 2018 disertai lokasi foto dan identitas dirifakultas, (nama, komunikasi@um.ac.id selambat-lambatnya 25 November 2016 disertai identitas diri (nama, jurusan, dan nomor HP). fakultas, jurusan, dan nomor HP). Komik yang dimuat mendapat imbalan atau penghargaan yang sesuai. Tahun 40 Juli-Agustus 2018|
38 | Komunikasi Edisi 317
35
Jejak kebesaran penguasa akan selalu megah meski telah menjadi sejarah Nama : Ramasyah Putra Fak/Jur : Ekonomi/Manajemen Lokasi : Candi Plaosan, DIY
Bersama papan surfing kutamatkan senja dan kusapa surya Nama : Amey Karimatul Fadhilah Fak/Jur : Ilmu Sosial/Sejarah Lokasi : Pantai Balangan Bali
Keindahan alam menghibur hati, kesetiaan teman mengisi sepi Nama : Amey Karimatul Fadhilah Fak/Jur : Ilmu Sosial/Sejarah Lokasi : Pantai Balangan Bali Kemacetan tak selalu merusak esensi keindahan sebuah kota, tetapi menggeser nilainya di mata manusia Nama : Alif Rahmat Yuliawan Fak/Jur : Sastra/Seni dan Desain Lokasi : Jakarta, Indonesia
Seluruh civitas UM dapat mengirimkan karya fotografi dengan tema dan tempat bebas dalam bentuk soft file yang dikirim langsung ke Kantor Redaksi Majalah Komunikasi Graha Rektorat Lantai II UM atau via email: komunikasi@ um.ac.id selambat-lambatnya tanggal 25 September 2018 disertai lokasi foto dan identitas diri (nama, fakultas, jurusan, dan nomor HP). Foto yang dimuat mendapat imbalan atau penghargaan yang sesuai.
Redaksi menerima tulisan reportase dengan panjang tulisan 1 halaman A4 font Times New Roman ukuran 12 spasi 1,5 dikirim maksimal dua hari setelah pelaksanaan kegiatan ke email komunikasi@um.ac.id. Naskah yang layak akan dimuat di Komunikasi online.