Majalah Komunikasi UM | Edisi 318 Setember - October 2018

Page 1



DAFTAR ISI Memupuk Energi

23

dok. Panitia

6

SURAT PEMBACA 5 LAPORAN UTAMA LAPORAN KHUSUS 8

Mengenal Shadilahaleh:

OPINI 12

Mahasiswa Internasional Lancar Berbahasa Jawa

SEPUTAR KAMPUS 14

Dari Palestina terbang ke Indonesia demi sebuah misi. Selain mempelajari ilmu akuntansi, dirinya juga mempelajari bahasa Indonesia dan bahasa Jawa untuk dapat beradaptasi. Didaulat sebagai lulusan terbaik pascasarjana UM tak lantas membuat dirinya berpuas diri. Seperti apa sosoknya? Simak di Rubrik Profil!

PROFIL CERITA MEREKA INFO 28 UP TO DATE 30 dok. Pribadi

Populerkan Bahasa Indonesia ke Prancis dan AS Nissa Rahma Nur Aprillia, pegiat BIPA UM yang melalang buana hingga ke AS dan Prancis. Perempuan asli Malang ini survive ke luar negeri dengan misi menginternasionalkan bahasa Indonesia. Menjadi pengajar bahasa Indonesia di AS dan Prancis tentunya tidak mudah. Yuk simak cerita selengkapnya di Rubrik Cerita Mereka!

SALAM REDAKSI 4

Mengenal Shadilahaleh:A

dok. UM

PUSTAKA 31 CURHAT 32 WISATA

26

RANCAK BUDAYA 34 KOMIK 38 LENSA UM 39

Sensasi Wisata

di Goa Pindul

Goa Pindul akan memanjakan pengunjungnya dengan pesonanya yang memikat. Sebari menikmati pesona Goa Pindul, pengunjung juga dapat berwisata kuliner. Tiketnya juga terjangkau, lho. Penasaran seperti apa serunya? Baca selengkapnya di Rubrik Wisata!

33

dok. Pribadi

dok. Pribadi

UM membuat gebrakan baru untuk Laskar Dewantara Muda UM 2018. Diwajibkannya seluruh mahasiswa baru dari berbagai fakultas mengikuti pelatihan bela negara, menjadikan UM sebagai sorotan di antara universitas lain. Pasalnya, hal ini menjadi landasan bernegara mahasiswa UM untuk memupuk energi nasionalisme dan mendukung upaya terciptanya Indonesia aman, damai, dan sejahtera. Simak liputannya di Rubrik Liputan Utama!

dok. Panitia

Nasionalisme

Tahun 40 September-Oktober 2018|

3


Salam Redaksi

STT: SK Menpen No. 148/ STT: SK Menpen No. 148/ SK DITJEN PPG/STT/1978/ SK DITJEN tanggal 27PPG/STT/1978/ Oktober 1978 tanggal 27 Oktober 1978

oleh Sukamto

S

eiring dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan maka belanegara mendapatkan wujud yang beragam, tidak hanya dengan jalan memanggul senjata seperti TNI, tetapi dapat juga dilakukan dengan perjuangan dalam berebut medali dalam “Asian games” atau memenangkan ajang olimpiade oleh siswa maupun mahasiswa. Namun, beban dan tanggung jawab TNI dalam urusan bela negara tidak akan tergantikan oleh apa dan siapapun. Salah satu tugas TNI adalah menjaga keutuhan NKRI sekaligus melindungi semua warga negara yang tinggal di dalamnya. Mereka berada di pos paling depan tatkala negara dalam keadaan bahaya atau terancam oleh pihak luar, semua itu disebut bela negara. Namun, bela negara tidak hanya dapat dilakukan oleh TNI, melainkan oleh seluruh warga negara dengan berbagai talenta dan potensi yang dimiliki. Salah satu kelompok masyarakat yang mempunyai kewajiban sekaligus hak untuk membela negara adalah mahasiswa. Dahulu di era perjuangan dan pergerakan sebelum kemerdekaan, teriakan “Merdeka atau mati” merupakan salah satu bentuk ekspresi bela Negara. Dalam kondisi terjajah, kebebasan dan kemerdekaan menjadi harapan yang harus diwujudkan. Namun kini, perjuangan dan pergerakan untuk mewujudkan, mengekspresikan dan atau mengaktualisasikan bela negara di era Industri 4.0 mempunyai wajah yang beragam. Melawan berita bohong atau hoax, melawan radikalisme, tidak terbawa arus ideologi yang bertentangan dengan Pancasila, sampai dengan menangkal terorisme menjadi aksi penting dan nyata untuk dilakukan. Sejalan dengan itu, tahun 2018 ini Universitas Negeri Malang (UM) dan tim Politeknik Angkatan Darat (POLTEKAD) Pusat Pendidikan (PUSDIK) Arhanud Karangploso, Malang mengadakan Pelatihan Bela Negara dan Pembinaan Karakter bagi mahasiswa baru (maba) UM angkatan 2018. Selama 12 pekan (31/08-17/11) secara bergantian setiap akhir pekan maba UM dari 12 fakultas akan mendapat

dok. Pribadi

Ragam Wajah Belanegara Mahasiswa pendidikan di POLTEKAD. Hal ini harus diapresiasi secara positif. Di samping itu semua, masih banyak hal yang harus disiapkan dan dilatihkan kepada mahasiswa. Pertama-tama adalah berpikir kritis. Kritis terhadap berbagai hal yang terjadi, mulai dari lingkungan sekitar meluas sampai pada tingkat mondial. Tentu kritis saja tidaklah cukup, kritis hendaklah dibarengi dengan berpikir kreatif dan inovatif. Mahasiswa juga perlu disadarkan akan pentingnya basis kehidupan sebagai upaya untuk bekal kecakapan hidup di masa depan. Dalam K-18 (sebutan untuk kurikulum universitas tahun 2018) adalah Belajar Berbasis Kehidupan (BBK) yang merupakan padanan dari “Life Based Learning”. Hal ini sekaligus menjadi ciri utama kurikulum UM tahun 2018. Dengan konsep BBK ini, diharapkan dapat terbentuk kemandirian, kreativitas, adaptabilitas, dan agilitas dalam diri mahasiswa sebagai bentuk belanegara. Semua itu dilakukan untuk menggapai kapabilitas sebagai satu kesatuan dengan profesionalitas sebagaimana disyaratkan oleh Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Oleh karena itu, pemikiran kritis dan pembentukan sikap bela negara harus dilakukan sedini mungkin. Program bela negara adalah salah satu cara untuk memupuk kecintaan kepada tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, kesediaan rela berkorban demi bangsa dan negara, serta menghayati dan mengamalkan Pancasila. Setelah mengikuti progam itu, mahasiswa diharapkan dapat memiliki sikap mental yang menyadari hak, kewajiban, serta tanggung jawab sebagai warga negara. Mahasiswa diharapkan dapat turut menjaga tetap tegak dan utuhnya NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pendek kata mahasiswa harus sadar dan peduli (care) pada negara dan bangsa dari rongrongan ideologi lain. Semoga. Penulis adalah dosen Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Sosial dan Anggota Penyunting Majalah Komunikasi UM.

KOMUNIKASI • Majalah Kampus Universitas Negeri Malang • Jalan Semarang No. 5 Graha Rektorat lantai 2 Telp. (0341) 551312 Psw. 354 • E-mail: komunikasi@um.ac.id • Website: http://komunikasi.um.ac.id • Instagram: @komunikasi_um KOMUNIKASI diterbitkan sebagai media informasi dan kajian masalah pendidikan, politik, ekonomi, agama, dan budaya. Berisi tulisan ilmiah populer, ringkasan hasil penelitian, dan gagasan orisinil yang segar. Redaksi menerima tulisan para akademisi dan praktisi yang ditulis secara bebas dan kreatif. Naskah dikirim dalam bentuk softdata dan print out, panjang tulisan 2 kwarto, spasi 1.5, font Times New Roman. Naskah yang dikirim belum pernah dimuat atau dipublikasikan pada media cetak manapun. Tulisan yang dimuat akan mendapatkan imbalan yang sepantasnya. Redaksi dapat menyunting tulisan yang akan dimuat tanpa mengubah artinya. Tulisan dalam Komunikasi tidak selalu mencerminkan pendapat redaksi. Isi di luar tanggung jawab percetakan PT Antar Surya Jaya Surabaya.

4 | Komunikasi Edisi 318

Pembina Rektor (AH. Rofi’uddin) Penanggung Jawab Wakil Rektor III (Syamsul Hadi) Ketua Pengarah Kadim Masjkur Anggota Andoyo Ahmad Fahmi Ketua Penyunting A.J.E. Toenlioe Wakil Ketua Djajusman Hadi Anggota Zulkarnain Yusuf Hanafi Evi Susanti Nuruddin Zanky Dila Umnia Soraya Sukamto Septa Katmawanti Ike Dwiastuti Redaktur Pelaksana Nida Anisatus Sholihah Editor Azizatul Qolbi Layouter Fitrah Izul Falaq Desainer dan Ilustrator Krisnawa Adi Baskhara Reporter Arvendo Mahardika Amey Karimatul Fadhilah Fanisha Amelia Dessy Herawati Cintya Indah Sari Rosa Briliana Umi Nahdhiah Tanzilla Yulia Ageng Nur Nilam Ayu S. M. Irkhamin Azril Azi Famba Safira Putri H. Nikmatul Khoiriyah Administrasi Taat Setyohadi Ifa Nursanti Rini Tri Rahayu Suhartono Ekowati Sudibyaningsih Agus Hartono Astutik Elok Kanthiasih Distributor Adi Santoso


Surat Pembaca

Komunikasi Online Krisnawa Adi Baskhara

Halo, Salam redaksi! Saya Zidan Nur Maulana. Melihat antusias kemajuan Majalah Komunikasi yang kini merambah di online saya sangat mengapresiasi. Tetapi saya lihat konten yang termuat hanya berita-berita ter-up to date aja. Apakah majalah Komunikasi tidak ingin memuat rubrik cerita pendek atau opini di online? Terimakasih. Zidan Nur Maulana S-1 Pendidikan Luar Biasa Waalaikumsalam Wr. Wb. Dear Zidan, terima kasih atas pertanyaannya. Setiap mahasiswa diperbolehkan mengirim cerita pendek, namun untuk proses pemuatan di online akan melalui penyuntingan kru Komunikasi. Sekarang civitas UM juga bisa menulis berita dan rubrik lainnya sendiri dan mengirimnya kepada kami untuk dimuat secara online di website Komunikasi. Data atau berita tersebut bisa dikirim ke email komunikasi@um.ac.id. Terima kasih.

Bersama kobarkan energi kebhinekaan di atas gemuruh perbedaan Cover Story

Repro Internet

Salam, Redaksi

Jika anda ingin menaklukan ketakutan, bangunlah! Jangan termenung meratapinya Dale Carnegie

ilustrasi oleh : Krisnawa Adi Baskhara

Tahun 40 September-Oktober 2018|

5


dok. Panitia

Laporan Utama

Pelatih bersama peserta dari FMIPA UM

Memupuk Energi Nasionalisme

, Damai, dan Sejahtera

Selaraskan Misi Bela Negara, Ciptakan Indonesia Aman

M

emudarnya nasionalisme dan patriotisme disebabkan oleh tiadanya penghayatan atas arti perjuangan para pahlawan kemerdekaan. Salah satu solusi jangka panjang untuk menjaga keutuhan, keamanan, nasionalisme, patriotisme berbangsa dan bernegara adalah dengan adanya pendidikan kewarganegaraan melalui pendidikan bela negara. Universitas Negeri Malang (UM) bekerja sama dengan Tim Politeknik Angkatan Darat (POLTEKAD) Pusat Pendidikan (PUSDIK) Arhanud Karangploso Malang mengadakan Pelatihan Bela Negara dan Pembinaan Karakter bagi Mahasiswa Baru (maba) UM angkatan 2018. Selama 12 pekan (31/0817/11), secara bergantian setiap akhir pekan maba UM dari 12 fakultas akan mendapat pelatihan di POLTEKAD. Setiap fakultas mendapat kesempatan selama tiga hari untuk mengikuti pelatihan. Kegiatan hari pertama diawali dengan pemberangkatan peserta menuju tempat

6 | Komunikasi Edisi 318

kegiatan menggunakan truk tentara, setelah itu dilanjutkan dengan acara pembukaan di lokasi, pembekalan, dan apel malam. Pada hari kedua, kegiatan diisi dengan berbagai macam kegiatan yang cukup padat mulai dari senam pagi, apel pagi, pembekalan Pelatihan Baris Berbaris (PBB), materi nasionalisme, ketahanan nasional, dan wawasan kebangsaan bela negara. Diakhiri pada malam puncak dengan pertunjukan gelar talenta bertemakan unsur budaya lokal. Hari ketiga, kegiatan diisi dengan senam pagi, apel pagi, lomba PBB, dan outbond. Selama kegiatan berlangsung, jumlah peserta dibagi menjadi tiga kompi yang masing-masing kompi dibagi menjadi 12 pleton. Beberapa kegiatan seperti PBB, gelar talenta dan outbond dilombakan antarpleton dengan memperebutkan piala dari TNI AD yang akan diumumkan pada acara penutupan di hari ketiga. Hal tersebut sebagai motivasi agar maba mengikuti kegiatan dengan semangat dan

antusias. Meski menghabiskan banyak tenaga, namun nampaknya kegiatan bela negara ini tidaklah sia-sia. Hal itu dapat dilihat dari banyaknya peningkatan dari hari pertama hingga hari terakhir, terutama dalam sikap dan tindakan. Peserta tambah disiplin dan dapat mengikuti PBB dengan baik. Kreativitas peserta juga diasah dalam kegiatan ini melalui malam gelar talenta. Pada kegiatan gelar talenta, maba diberi wadah untuk menuangkan ide kreatif dan inovatif mereka. Dengan mengusung tema unsur budaya lokal, peserta berkreasi sedemikian rupa untuk menampilkan penampilan terbaiknya. “Saya dari pleton lima berencana menampilkan tari saman kolaborasi dengan tari modern, keren sekali di sini karena dibimbing oleh pelatih yang berkompeten dan baik hati,� ungkap Niken Andini peserta pelatihan dari jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Setiap pleton memberikan penampilan yang berbeda-beda. Segala bentuk seni pertunjukan dapat ditemukan di sini, mulai


dok. Panitia

dok. Panitia

Laporan Utama

Unjuk gigi dibawah sinar mentari

dok. Panitia

dok. Panitia

Tetap fokus dan tingkatkan kerja sama

Semangat peserta tak surut hingga malam hari

dari musikalisasi puisi, drama sejarah dan cerita rakyat, paduan suara lagu nasional, tari tradisional, dan masih banyak lagi. Kegiatan yang tak kalah seru adalah outbond. Tentunya, konsep outbond tidak terlepas dari konteks nasionalisme. Peserta diajak bermain games yang mengandung unsur kerjasama, pertahanan, saling menghargai, tenggang rasa, dan tanggap menghadapi permasalahan yang ada. Diharapkan setelah ini mereka dapat menerapkan sikap-sikap tersebut dalam berbela negara dan kehidupan sehari-hari. Banyak cerita menarik mengenai outbond, seperti yang dialami oleh Rega Saka Maulana, mahasiswa jurusan PGSD. Rega bercerita saat mengikuti outbond halang rintang ia dipasangkan dengan perempuan yang belum ia kenal. Awalnya ia merasa malu dan canggung, namun tanpa disangka, ia bersama pasangannya justru menjadi pemenang dan hingga sekarang mereka masih menjalin komunikasi. “Karena sasarannya maba, maka kami

ingin membentuk karakter mereka untuk memiliki rasa cinta tanah air, bangga menjadi bangsa Indonesia, memiliki kredibilitas sebagai bangsa yang berbudaya, dan menanamkan rasa nasionalisme. Saya juga menanamkan pengetahuan pada mereka perihal bahaya terorisme, radikalisme, dan narkoba agar mereka paham betul bahwa itu merupakan sebuah ancaman untuk Indonesia,” ungkap Letnan Kolonel Arhanud Kusnadi, M.T., salah satu pemateri. Kemerdekaan Indonesia tidaklah mudah diraih, maka dari itu sudah selayaknya mahasiswa sebagai penerus bangsa menjaga dan memupuk keutuhan bangsa. Salah satu cara untuk menjaga keutuhan bangsa dengan menumbuhkan rasa cinta tanah air dan menghargai jasa para pahlawan. Lebih lanjut, setelah pulang dari POLTEKAD, mahasiswa UM dengan pihak kampus selaras dalam pelaksanaan misi bela negara agar tercipta Indonesia yang aman, damai, dan sejahtera. Memudarnya

Peserta dari FIP UM

etika mahasiswa zaman milineal disertai dengan revolusi industri 4.0 menjadi motivasi atas diadakannya pelatihan bela negara tersebut. “Melakukan bela negara tidak harus menjadi TNI, siapapun wajib melakukan bela negara, termasuk mahasiswa. Dimulai dari hal kecil seperti beretika baik terhadap sumber ilmu mereka yaitu dosen di kampus beserta lingkungannya” tutur Letnan Kolonel Infantri Amin Taufiq, S.Sos. Antusias mahasiswa UM sangat luar biasa, mereka mengikuti kegiatan dengan baik, mudah menangkap serta mengaplikasikan materi yang telah didapat. “Saya disini menjadi tambah disiplin waktu dan mendapat pengalaman yang luar biasa have fun dan enjoy, etika dalam bertindak sangat diutamakan, jadi kira-kira sepulang dari sini saya akan menjadi lebih sopan, pokoknya yang tidak ikut rugi deh,” ungkap Zahwa Isnainingtyas, peserta pelatihan dari Fakultas Ilmu Pendidikan. Amey

Tahun 40 September-Oktober 2018|

7


dok. Panitia

Laporan Khusus

Keempat bakal calon rektor UM bersama panitia pilrek dan civitas akademika UM seusai pengundian nomor urut

Tiga Calon Rektor UM 2018-2022:

Sumbang Visi-Misi, Bukan Sekadar Kontestasi

P 8 | Komunikasi Edisi 318

agelaran demokrasi terbesar di Universitas Negeri Malang (UM), yakni pemilihan rektor (pilrek) periode 2018-2022 telah memasuki babak akhir. Tiga calon rektor telah ditentukan pada Senin (27/8) dan akan bersaing memperebutkan suara Senat Universitas dengan membawa visi, misi, dan program kerjanya masing-masing. Menariknya, ketiga calon rektor yang berhasil melaju ke tahap selanjutnya samasama berasal dari Fakultas Sastra (FS). Ketiga calon tersebut, yakni rektor petahana, Prof. Dr. Ahmad Rofi’uddin, M.Pd., mantan Dekan FS, Prof. Dr. Dawud M.Pd., dan Koordinator Prodi Keguruan Bahasa Arab Pascasarjana, Prof. Dr. Nurul Murtadho M.Pd. Masing-masing calon rektor ini pun telah memiliki strategi tersendiri. Berikut ulasannya.

Prof. Dr. Ahmad Rofi’uddin, M.Pd.: UM Guru Asia, Dikenal Dunia Calon rektor petahana, Prof. Dr. Ahmad Rofi’uddin, M.Pd. menyampaikan visinya yang merupakan visi lanjutan dari periode sebelumnya yakni ‘UM Guru Asia, Dikenal Dunia’. “Guru di sini merupakan akronim dari unggul dan menjadi rujukan,” kata dosen Sastra Indonesia tersebut. Sebelum memaparkan visi, misi, dan program kerjanya, ia menunjukkan sebuah buku. “Karena posisi saya incumbent, pasti ditanya, 4 tahun kemarin ngapain aja? Sudah saya siapkan jawabannya pada buku ini,” ujar Rofi’uddin sembari membawa buku ‘Guru Indonesia: Potret Kinerja UM 2015-2018’ yang berisi tentang apa saja yang dilakukan dan dihasilkan UM selama dirinya menjabat rektor.


Laporan Khusus Dosen Sastra Indonesia ini menunjukkan dasar pemikiran mengapa visi tersebut diambil. “Pertama, ada tantangan eksternal berupa revolusi industri 4.0, UM perlu mengembangkan literasi baru di jenjang pendidikan tinggi, yakni literasi data, literasi teknologi, dan literasi manusia,” paparnya. Kedua, terkait dengan internasionalisasi perguruan tinggi, menurutnya UM harus berkontribusi dalam peningkatan daya saing bangsa dan responsnya terhadap isu-isu global. “Wujudnya adalah dengan memacu berbagai inovasi dalam meningkatkan kualitas, relevansi, daya saing, akses, dan akuntabilitas,” kata dosen kelahiran Jombang, 3 Maret 1962 ini. Ketiga, yang tak kalah penting ialah literasi ideologi. “UM juga harus memperkuat ini agar mahasiswa memiliki wawasan ideologi kebangsaan dan keagamaan yang inklusif, toleran, dan berprinsip pada rahmat bagi seluruh umat,” terangnya. Kali ini, lanjutnya, bila ia terpilih, UM akan ‘dibawa’ ke tingkat Asia, dan mulai dikenal dunia. “Misi yang pertama ialah kita menyelenggarakan pembelajaran dengan mengoptimalkan teknologi informasi, serta melakukan internalisasi nilai-nilai karakter dan perdamaian guna mengantarkan mahasiswa menjadi insan penalar, pengabdi, dan pebelajar sehingga siap bersaing di revolusi industri 4.0,” papar Rofi’uddin. Kedua, misi yang diusungnya adalah UM akan menyelenggarakan penelitian ilmu pengetahuan, teknologi, dan bidang pendidikan guna menghasilkan temuantemuan bermanfaat bagi pengembangan ilmu, teknologi, kesejahteraan masyarakat, serta mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia di forum-forum Asia dan internasional. “Ketiga, yakni UM menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat yang berorientasi pada pemberdayaan masyarakat Indonesia melalui penerapan iptek dan bidang kependidikan guna mengantarkan mereka memiliki daya saing di kawasan nasional dan Asia,” katanya. Terakhir, UM menyelenggarakan tata pamong yang efektif, efisien, akuntabel, transparan, otonom berbasis jati diri UM sebagai institusi pebelajar (learning organization) dan didukung oleh jejaring nasional, Asia, dan internasional guna menjamin peningkatan kualitas penyelenggaraan perguruan tinggi yang berkelanjutan dan berstandar internasional. Program strategis yang ditawarkan

Rofi’uddin dalam bidang pendidikan jika ia nanti menjabat kembali ialah peningkatan kualitas pembelajaran berbasis kehidupan (life-based learning) yang memenuhi standar kualifikasi Asia dan internasional. “Dalam bidang penelitian, yakni peningkatan kualitas dan kuantitas riset yang dilakukan secara kolaboratif dengan peneliti luar negeri, peningkatan kualitas dan kuantitas publikasi artikel pada jurnal nasional terakreditasi dan jurnal internasional terindeks,” ujarnya. Selain itu, pihaknya juga mencanangkan peningkatan penerbitan buku dalam bahasa Internasional dan bersifat open access, meningkatkan karya teknologi tepat guna yang memperoleh rekognisi di tingkat Asia dan internasional, meningkatkan perolehan HaKI dan Paten, serta menstimulasi lahir dan berkembangnya pusat-pusat penelitian baru yang strategis. Dalam bidang pengabdian kepada masyarakat, ia berkomitmen untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil-hasil riset yang dimanfaatkan oleh masyarakat, meningkatkan jumlah produk inovasi dan protipe research and development yang berterima di kalangan dunia usaha dan industri (DUDI). “Tidak ketinggalan yakni, meningkatkan jumlah publikasi ilmiah hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat,” sambung Rofi’uddin. Sementara itu dalam bidang tata kelola universitas, ia memiliki komitmen untuk terus mewujudkan reformasi birokrasi secara lebih masif. “UM juga harus meningkatkan jejaring kelembagaan dengan mitra tingkat Asia dan dunia, sekaligus meningkatkan manajemen layanan berstandar internasional,” tutupnya. Prof. Dr. Dawud, M.Pd.: UM Unggul, Inovatif, dan Berkelanjutan Prof. Dr. Dawud, M.Pd. mengemukakan bahwa dorongan yang membuatnya maju menjadi calon rektor ialah ‘Menjadikan UM memiliki keunggulan inovatif dan berkelanjutan dan mewujudkan perubahan untuk kemajuan UM dengan akselerasi yang signifikan’. Kata dosen Sastra Indonesia ini, pengembangan tersebut dilandasi oleh konteks dan landasan-landasan, seperti sejarah UM mulai dari PTPG Malang hingga Rencana Strategis dan RIP (rencana induk pengembangan, red.) UM. “Berkelanjutan memiliki tiga makna, makna yang pertama bisa sebagai bantalan untuk landasan ke atas, menyamping untuk kelengkapan pada medan yang telah diperoleh, dan inti

kecil untuk menjadi semakin besar,” papar Dawud. Ia memiliki beberapa misi untuk pengembangan UM. “Pertama, menguatkan program studi sebagai ujung tombak penyelenggara akademik yang bermutu dan kredibel, di antaranya dengan menyelenggarakan pendidikan program magister dan program doktor bidang ilmu monodisipliner di jurusan yang memenuhi syarat,” urainya. Kedua, pihaknya akan berupaya untuk meningkatkan kualifikasi akademik dosen dengan studi lanjut S-3 ke perguruan tinggi yang kredibel, baik dalam maupun luar negeri dengan penyetaraan input. “Antara lain, kemampuan bahasa Inggris, karya akademik, kebutuhan riilkekinian program studi, dan kebutuhan pengembangan dan/atau pembukaan program studi dan fakultas baru,” tambah Dekan Fakultas Sastra periode 2010-2014 ini. Tentang peningkatan jumlah guru besar, Dawud juga akan senantiasa berupaya. “Kami berupaya untuk mengintensifkan capaian jenjang jabatan akademik guru besar bagi para doktor,” jelasnya. Lebih lanjut, dalam merespons aktivitas ekstrimisme dan radikalisme yang terjadi di kalangan akademisi kampus, ia memiliki misi khusus. “Menguatkan karakter ke-Indonesia-an, mengembangkan potensi multitalenta, dan menyalurkan ‘energi lebih’ mahasiswa pada kegiatan konstruktif,” terang dosen asli Tulungagung ini. Selain itu, ia juga berkomitmen untuk memperkuat dan mengembangkan sistem informasi terpadu berbasis teknologi informasi dan komunikasi. “Terutama untuk pengembangan landscape belajar baru di era cyber phisycal systems,” tandas Dawud. Terkait dengan mengemukanya wacana UM akan menjadi PTN Badan Hukum beberapa waktu lalu, dosen kelahiran 10 Juni 1959 ini menerangkan bahwa pada dasarnya, kewenangan perubahan PTN dengan status Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PTN PK-BLU) menjadi PTN Badan Hukum itu atas inisiatif atau mandat Menristekdikti. Jika sewaktu-waktu turun inisiatif atau mandat Menteri, lanjut Dawud, rektor harus siap untuk meralisasikannya. “Persoalan dasarnya adalah masih banyak hal yang perlu dipersiapkan, antara lain, sekurangkurangnya 80% program studi harus terakreditasi A dan sebanyak-banyaknya 20% terakreditasi B, dan tidak ada yang

Tahun 40 September-Oktober 2018|

9


Laporan Khusus

dok. Panitia

terakreditasi C,” urai pria yang sewaktu kuliah mengambil minor drama ini. Sementara itu, model kepemimpinan yang akan ia kembangkan jika terpilih menjadi rektor adalah kepemimpinan inspiratif dan inovatif yang dilaksanakan secara programatis-regulatif, kolaboratifkolegial, dan inklusif-profesional. “Programatis-regulatif, yakni menyusun program yang jelas, terukur, komprehensif, dan berkelanjutan dengan prosedur operasi baku yang diturunkan dari ketentuan peraturan perundang-undangan,” terangnya. “Kolaboratif-kolegial, yakni mengondisikan kerja bersama semua komponen UM dengan prinsip kesetaraan untuk meningkatkan partisipasi dan menguatkan rasa memiliki UM. Sedangkan inklusif-profesional, yakni menguatkan keyakinan bahwa UM milik kita semua yang karena itu, insan yang memiliki kapabilitas diberdayakan untuk kemajuan UM dan penempatan orang sesuai dengan kapasitas dan kapabilitasnya,” papar Dawud. Pria yang mengenyam seluruh pendidikan sarjana hingga doktoral di IKIP Malang/UM ini menyadari bahwa banyak permasalahan yang kesannya sepele, namun menjadi krusial ketika terus-menerus terjadi, permasalahan parkir contohnya. Ia memiliki beberapa langkah yang akan dilakukan jika terpilih. “Setiap pembangunan gedung baru, dibangun basement yang digunakan untuk tempat parkir, yang terpenting pendisiplinan pemilik kendaraan untuk parkir di tempat

10 | Komunikasi Edisi 318

yang telah disediakan,” katanya. Selain itu, terkait dengan Kampus II dan III, ia juga menaruh perhatian. “Perlu saya koreksi, UM memiliki tiga kampus, yakni kampus I di Jalan Semarang 5 Malang, kampus II di Jalan Ki Ageng Gribig 45 Malang; dan Kampus 3 di Jalan Ir. Soekarno 1 Blitar. Tidak ada kampus cabang,” tegasnya. Menurut Dawud, jantungnya kampus ada dua, yakni dosen yang memadai dan fasilitas sumber belajar. “Untuk itu, dosen program studi di 3 kampus itu harus terintegrasi, bukan dipisah-pisahkan,” terangnya. Artinya, lanjut guru besar Pembelajaran Bahasa ini, penugasan dosen program studi dalam ketiga kampus itu dibuat mobilitas cair tiap semester. “Sumber bacaan digital diperbanyak dengan aksesabilitas yang memadai,” kata Dawud. Dengan demikian, ketiga kampus itu memiliki sumber informasi yang sama dengan akses yang sama. Prof. Dr. Nurul Murtadho, M.Pd.: UM Kita untuk Dunia Prof. Dr. Nurul Murtadho, M.Pd., calon rektor dari jurusan Sastra Arab, menjelaskan bahwa ia akan membawa visi ‘UM Kita untuk Dunia’. “Kalau kita perhatikan RIP UM 2011-2030, ada tujuh poin arah pengembangan UM sebagai The Learning University,” papar Prof. Dr. Nurul Murtadho, M.Pd. Dosen Sastra Arab ini memaparkan bahwa poin pengembangan tersebut adalah manajemen, akademik, sarana, kemahasiswaan, kerjasama, dan sebagainya. Ia lalu melanjutkan pada

program kerja yang ia tawarkan ketika nanti menjabat rektor. “SPM (Satuan Penjamin Mutu, red.) harus menjadi kantor akreditasi,” katanya. Menurutnya, prodi-prodi harus menyiapkan akreditasi dengan asistensi SPM, untuk menjamin mutu akreditasinya. Saat ditemui di ruang kerjanya pada Senin (1/10), Nurul menyatakan alasannya mengajukan diri sebagai seorang calon rektor yakni semata-mata hanya ingin beramal demi kebaikan UM ke depan. Sebelum mengajukan diri, ia melakukan salat istikharah. “Apabila saya mencalonkan diri ini menjadi baik untuk diri saya, agama saya, dan untuk UM, maka kabulkan,” ujar Nurul mengulangi doanya. Berbekal dorongan tersebut, dosen yang menulis buku Bahasa Arab Jurnalistik ini pun memberanikan diri untuk melaju dan bersaing di pentas Pilrek UM 2018. Sesuai dengan visi dan misi yang telah dipaparkan dalam Sidang Senat Terbuka UM pada Kamis (23/8), program unggulan yang akan dilakukan adalah dengan meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di dalam UM, terutama terkait peningkatan jumlah guru besar. “Dalam mendukung hal ini akan berupaya untuk meningkatkan kebijakan di tingkat fakultas maupun universitas terkait pendanaan seminar internasional bagi para profesor, sehingga para profesor yang melakukan seminar tidak hanya dibatasi pendanaan sekali ke luar negeri, namun bisa lebih dari sekali,” paparnya. Selain program tersebut, diperlukan


suatu usaha untuk menyatukan kebijakan terkait penelitian yang akan dikontrol di bawah naungan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M). “Penelitian berkala juga akan dilakukan di setiap fakultas, misalnya setiap satu semester sekali,” tambah Nurul. Penelitian bukan hanya dilakukan oleh dosen namun juga seluruh mahasiswa, mulai dari mahasiswa tingkat sarjana hingga doktor. “Terkait tendik (tenaga kependidikan, red) juga dipaparkan, yaitu mempertahankan usia tenaga kependidikan yang harusnya menjabat,” ujar dosen kelahiran Malang 58 tahun silam ini. Dalam rangka mewujudkan world class university, jika ia terpilih, pihaknya akan memasifkan kesempatan bagi warga negara asing untuk kuliah di UM. “Selain itu, kita juga akan lebih meningkatkan penggunaan kuliah online,” terang Nurul. Terkait dengan wacana UM yang disebutsebut akan menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum, Nurul mengaku bahwa banyak manfaat dan banyak pula tantangan yang harus dihadapi UM untuk menuju ke arah sana. “Salah satu manfaat kalau UM jadi PTN Badan Hukum adalah membuka dan menutup program studi tanpa melalui Kemenristekdikti,” paparnya. Tentunya, adanya wacana tersebut juga memerlukan suatu kajian yang komprehensif serta kesiapan dari seluruh civitas akademika UM. Sebagai seorang calon pemimpin pastinya memiliki beberapa ciri atau karakter kepemimpinan. Doktor linguistik jebolan Universitas Indonesia ini mengungkapkan bagaimana gaya kepemimpinan yang akan diterapkannya kelak jika terpilih sebagai seorang rektor, yaitu dengan cara membuka komunikasi seluas-luasnya kepada semua unit kerja di UM. “Semua unsur diminta untuk mengutarakan mimpimimpi yang terindah bagi masing-masing unit tersebut, karena dalam memimpin juga diperlukan dukungan dari berbagai aspek,” terang Nurul. Ia akan berusaha semaksimal mungkin dalam menyambungkan atau mewujudkan mimpi-mimpi masing-masing unit. “Namanya pemimpin, ‘kan tidak tahu semuanya, harus mengayomi dan cara memajukannya adalah semuanya diajak berbicara, maunya apa,” ujar penyunting ahli pada Jurnal Al-Arabi ini. Terkait dengan permasalahan yang sedang mengemuka di UM, yakni soal parkir, Nurul menjawab bahwa calon rektor bukan hanya sekedar siap dalam memimpin, namun menjadi seorang pemimpin juga harus bisa mengatasi halhal yang kecil sekalipun, misalnya saja

dok. Panitia

Laporan Khusus

Suasana sidang senat UM beberapa waktu lalu

permasalahan parkir tersebut. “Strategi yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah sepele juga memerlukan pemikiran yang komprehensif, contohnya bisa dilakukan dengan menghitung jumlah mahasiswa di UM serta memperkirakan berapa jumlah kendaraan bermotor yang dibawa,” urai dosen yang telah mengabdi sejak 1986 tersebut. Setelah itu, lanjutnya, baru dapat dilakukan penempatan titik-titik parkiran sesuai dengan jumlah yang telah diperkirakan. Menristekdikti: Ada Money Politics, Laporkan! Menristekdikti, Prof. Drs. Mohamad Nasir, Ph.D., Ak. turut bersuara seputar pilrek kali ini. Tak main-main, ia mewantiwanti para calon rektor, bahwa pihaknya akan menindak tegas jika ada calon rektor yang terbukti melakukan money politics dalam pilrek. “Kalau ada permainan uang di Pilrek, laporkan Kemristekdikti, karena itu (money politics, red.) menjatuhkan marwah dunia perguruan tinggi,” tegasnya di sela-sela acara peletakan batu pertama pembangunan Gedung Kuliah Bersama UM, Senin (17/9). Oleh karena itu, Nasir meminta semua pihak yang terkait menjaga benar-benar agar pilrek tak diwarnai money politics. Ia berjanji tidak akan mentolerir calon rektor yang terbukti menggunakan politik uang. “Kalau ada bukti pasti kami tindak tegas, jangan cuma menyebarkan isu,” tutup guru besar Universitas Diponegoro ini. Manfaatkan Momen untuk Suarakan Aspirasi Civitas academica UM menjadikan momen pilrek ini sebagai sarana menyampaikan aspirasi mereka. Maya

Valentin, S.Kom., misalnya. Tendik pada Subag Tenaga Akademik ini mengutarakan harapannya untuk rektor yang akan terpilih nanti. Menurutnya, seorang pemimpin perlu tanggap dalam menangani berbagai persoalan di UM. “Di antaranya terkait dengan perbaikan fasilitas-fasilitas belajar mengajar maupun pada pelayanan kepada civitas akademika UM, serta dapat mengubah kesenjangan antara dosen dengan tendik, baik dalam perlakuan maupun reward-reward khususnya dalam hal keuangan,” ujar Maya. Lain halnya dengan Maya, Flavia Konstantia, mahasiswa Jurusan Sastra Jerman FS UM berharap agar ada inovasi program-program menarik yang dicanangkan untuk semakin memajukan UM. “Saya juga berharap agar rektor terpilih meningkatkan kesadaran diri untuk terus memerangi KKN di dalam lingkup paling kecil, baik prodi, jurusan, fakultas, maupun secara global, yakni universitas,” kata Flavia. Ia berharap pada rektor terpilih untuk mendorong civitas akademika untuk bersama melawan KKN dengan tindakan nyata, yaitu tidak melakukan hal-hal yang berindikasi pada korupsi, kolusi, dan nepotisme. Selain itu, lanjut Flavia, hal yang perlu diperbaiki adalah permasalahan pada Sistem Informasi Akademik (Siakad) UM yang acapkali muncul tiap pergantian semester. “Banyak keluhan mahasiswa bersumber pada masalah yang monoton, yaitu akses yang lama, semoga ada perbaikan,” tutupnya. Fanisha/Arvendo

Tahun 40 September-Oktober 2018|

11


Opini

Peran Mahasiswa sebagai Agen Percepatan Perwujudan SDG’s Di Indonesia oleh Nailul Insani

"Kebiasaan membaca dan menulis yang dimiliki mahasiswa dapat dikembangkan dalam membuat karya dan ide-ide kreatif dalam mewarnai setiap tujuan SDGs, khususnya dalam hal riset dan tulisan"

12 | Komunikasi Edisi 318

M

asih ingat sosok

dunia dalam 15 tahun terakhir, termasuk di

Soe Hok Gie?? Di

Indonesia. Dalam SDGs memuat 17 tujuan

jamannya Soe Hok

dengan 169 target yang terukur dengan

Gie

merupakan

tenggang waktu yang telah di tentukan.

semangat

Tujuan tersebut diantaranya (1) No poverty,

perubahan dan perbaikan dari kalangan

(2) Zero hunger, (3) Good health well-being,

generasi muda, khususnya mahasiswa

(4) Quality education, (5) Gender equality, (7)

yang

kediktatoran

Affordable and clean energy, (8) Decent work

kepemimpinan di masa itu. Saat mendengar

and economic growth, (9) Industry, innovation

kata mahasiswa, yang terbayang di benak

and infrastructure, (10) Reduce inequality,

kita adalah sekelompok generasi muda

(11) Sustainable cities and community, (12)

berilmu dengan semangat perbaikan dan

Response, consumption and production, (13)

perubahan. Semangat dan energi positif

Climate action, (14) Life below water, (15)

yang dimiliki generasi muda, khususnya

Life on land, (16) Peace, justice, and strong

mahasiswa adalah modal sosial (social

institutions, (17) Partnership for the goals.

berani

simbol

menentang

capital) yang dapat dimanfaatkan untuk

SDGs adalah agenda pembangunan

mewujudkan peningkatan kualitas dan

dunia yang bertujuan untuk mewujudkan

kesejahteraan sebuah bangsa.

kesejahteraan manusia dan planet bumi.

Pada era modern seperti sekarang, energi

Disepakati 193 negara anggota, saat

positif dan semangat perjuangan mahasiswa

pertemuan dunia Perserikatan Bangsa-

tidak lagi begitu elegan jika hanya dilakukan

Bangsa (PBB) September 2015. Agenda 2030

dengan aksi turun ke jalan, tetapi perlu

untuk Pembangunan Berkelanjutan (the

dengan inovasi gagasan dan karya nyata

2030 Agenda for Sustainable Development

baik dalam ilmu pengetahuan maupun

or

pengabdian masyarakat. Energi berlebih

dengan kerangka kerja yang utuh dalam

tersebut dapat menjadi social capital yang

membantu negara-negara di dunia menuju

luar biasa jika digunakan untuk mengisi

pembangunan berkelanjutan, melalui tiga

ruang-ruang pembangunan di negara ini.

pendekatan, yaitu pembangunan ekonomi,

Kita tidak boleh lupa bahwa masyarakat

keterbukaan dalam tatanan sosial, serta

Indonesia

keberlangsungan

merupakan

bagian

dari

SDGs)

mencakup

skala

universal,

lingkungan

hidup.

masyarakat dunia yang sama-sama memiliki

SDGs jangan dilihat sebagai wacana dunia

kewajiban untuk menjaga kesejahteraan dan

internasional semata, melainkan juga suatu

keberlanjutan pembangunan di dunia. Salah

langkah sistematis guna menjaga eksistensi

satu program pembangunan berkelanjutan

kehidupan manusia sebagai khalifah (kata

yang ada di dunia dan melibatkan berbagai

khalifah bisa juga di ganti pemimpin) di

negara adalah SDGs.

muka bumi. Tujuan utama SDG adalah

Program Pembangunan Berkelanjutan

kemaslahatan semua umat manusia tanpa

atau yang biasa kita kenal sebagai

melihat latar belakang agama, suku, bangsa

Sustainable Development Goals (SDGs)

ataupun budaya.

merupakan

agenda

global

lanjutan,

Jika

berbicara hanya

tentang bagian

kuantitas,

menggantikan Millennium Development

mahasiswa

kecil

dari

Goals (MDGs) yang sudah mengubah wajah

masyarakat dunia yang memiliki kewajiban


Opini

ilustrasi oleh : Krisnawa Adi Baskhara

mewujudkan tujuan SDGs. Walaupun secara

Dimulai dari lingkungan terkecil di kampus

dalam

kuantitas jumlahnya cukup kecil,

tetapi

seperti kelas, kelompok belajar, Unit Kegiatan

khususnya dalam hal riset dan tulisan.

merupakan

Mahasiswa (UKM), Himpunan Mahasiswa

Semangat

modal sosial yang dapat diperhitungkan

Jurusan

organisasi

yang dimiliki mahasiswa dapat menjadi

dan

dapat

kepemudaan di lingkungan rumah seperti

langkah awal yang baik untuk memulai

mewujudkan percepatan tujuan SDGs di

di Karang Taruna, remaja masjid dan lain-

mensosialisasikan

Indonesia. Mahasiswa harus mampu menjadi

lain.

kesadaran

“agen percepatan” perwujudan SDGs yang

dimiliki dari bangku kuliah dengan berbagai

sampai pada akhirnya dapat mempengaruhi

dapat menyentuh langsung lingkungan

latar belakang minat studi dan jurusan

lingkungan yang lebih besar. Semakin

disekitarnya.

merupakan kekayaan ilmu pengetahuan

banyak orang yang tahu dan paham tujuan

yang dapat memperkuat dan mempermudah

SDGs, semakin mudah tujuan SDGs itu dapat

perwujudan SDGs.

terwujud.

secara

kualitas, dapat

mahasiswa

“diandalkan”

untuk

Langkah-langkah yang dapat dilakukan mahasiswa

sebagai

agen

percepatan

(HMJ),

maupun

Berbekal ilmu pengetahuan yang

mewarnai dan

di

setiap energy

tujuan positif

SDGs, dapat

dan

membangun

lingkungan

terdekatnya

Penulis adalah Dosen Jurusan Geografi,

perwujudan SDGs diantaranya dapat dimulai

Kebiasaan membaca dan menulis yang

dari memberi pemahaman mengenai tujuan

dimiliki mahasiswa dapat dikembangkan

Fakultas Ilmu Sosial

SDGs kepada orang-orang di sekitarnya.

dalam membuat karya dan ide-ide kreatif

Universitas Negeri Malang

Tahun 40 September-Oktober 2018|

13


Seputar Kampus

#BuatNyatatujuanmu Jadi Sociopreneur Sejak Dini “Orang yang berhasil adalah orang yang lebih sering gagal daripada orang yang gagal. Yang terpenting, jangan pernah putus asa untuk mencoba kembali,” begitulah wejangan yang dilontarkan oleh Paulus Immanuel Nugroho, Direktur PT Santos Jaya Abadi (Kapal Api) pada penghujung seminar Socio Enterprise Sharing Forum di Gedung Graha Cakrawala Universitas Negeri Malang (UM) pada Kamis (20/9).

S

dok. Panitia

eminar yang dipandu oleh Darius Sinathrya ini bekerja sama dengan Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UM. Pemateri yang dihadirkan merupakan pemateri lokal dan nasional yang kompeten di bidang sociopreneurship. Selain acara seminar yang dimulai pukul 14.00 WIB, ada pula music performance serta bazaar makanan dan busana dari BEM UM. Pemateri pertama yang mengisi acara seminar adalah Ida dan Lila, dua bersaudara yang merupakan founder dari House of Diamonds. House of Diamonds adalah salah satu brand terkenal di Kota Malang yang memasarkan berbagai macam produk handmade dengan memberdayakan ibuibu dalam proses produksinya. Selanjutnya, seminar dimentori oleh Azaleya, co-founder Du Anyam yang produknya dipercaya oleh Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee (INASGOC) untuk menjadi official merchandise Asian Games pada bulan Agustus lalu. Kemudian, mentor seminar yang terakhir adalah Leonard Theosabrata, founder dari Indoestri Makerspace. Indoestri

(Dari kiri) Darius Sinatria, Ida, Lila, dan Azaleya

14 | Komunikasi Edisi 318

Makerspace sendiri merupakan sebuah studio yang diperuntukkan bagi para desainer independen dan para pebisnis kecil-kecilan untuk mengembangkan produk desain. “Acara ini merupakan rangkaian dari kegiatan #BuatNyataTujuanmu yang rencananya akan diselenggarakan di lima kota di Indonesia, yaitu Surabaya, Malang, Yogyakarta, Bandung, dan Jakarta,” ujar Yoga selaku Panitia Pelaksana. Selebihnya, Yoga mengungkapkan bahwa acara ini bertujuan untuk mengumpulkan ide-ide para mahasiswa dalam bentuk proposal yang akan diseleksi dan direalisasikan. Menariknya, kali ini Malang menjadi kota pertama berlangsungnya seminar Socio Enterprise Sharing Forum. Graha Cakrawala dipilih sebagai tempat pelaksanaan dikarenakan gedung tersebut mampu menampung kapasitas lebih dari 1000 peserta, sesuai dengan target panitia pelaksana. Sampai pada waktu dilaksanakannya seminar, sudah ada sekitar 3000-an proposal yang masuk ke website www. secangkir.semangat.com. Pada puncak

acara nanti, para peserta yang proposalnya mampu menembus 50 besar berhak mengikuti workshop. Setelah itu, akan diseleksi lagi hingga terpilih 20 besar untuk mempresentasikan proposal mereka. Pemenang pertama akan mendapatkan hadiah senilai Rp250 juta rupiah, pemenang kedua mendapatkan Rp100 juta rupiah, dan pemenang ketiga mendapatkan Rp50 juta rupiah. Animo peserta dalam mengikuti kegiatan ini cukup tinggi. Terbukti, banyak mahasiswa dari berbagai jurusan turut berpartisipasi. “Saya tertarik dan turut berpartisipasi dalam acara ini karena ingin menambah wawasan dan ilmu mengenai cara berwirausaha dengan baik. Bersama para pemateri yang kompeten, saya jadi semakin termotivasi untuk berwirausaha karena wirausaha itu luas. Untuk berwirausaha, tidak akan ada yang peduli kita berasal dari jurusan apa,” jelas Ade Ayu, salah satu peserta dari jurusan Kependidikan Sekolah Dasar dan Prasekolah (KSDP) Fakultas Ilmu Pendidikan UM. Azril.


dok. Panitia

Seputar Kampus

Career Days "Ajak Mahasiswa Berwirausaha"

Syamsu Dhuha, A.Md. saat menyampaikan materi

P

usat Pengembangan Bimbingan dan Konseling (P2BKM) Lembaga Pengembangan Pendidikan Pembelajaran (LP3) Universitas Negeri Malang (UM) kembali mengadaan progam konseling bagi mahasiswa UM. Kali ini P2BKM mengemas kegiatan dalam bentuk Pelatihan Career Days yang dilaksanakan selama 2 hari, Selasa-Rabu (25-26/9). Bertempat di Gedung H8 Lantai 2 Aula LP3 UM, kegiatan ini dihadiri oleh WR III dan 170 peserta. Dalam Pelatihan Career Days dihadirkan narasumber yang telah sukses di bidangnya, antara lain Didik Hariyanto, S.S. yang sukses dalam bidang jurnalistik, Inggit Rizka Prastiwi, S.Pd. bidang kuliner, Risa Rusi Shafar, S.Pd. di bidang pendidikan, dan Syamsu Dhuha, A.Md. di bidang sosial. Seluruh pemateri tersebut tidak lain adalah alumni UM. Selain pemateri di atas, pelatihan ini juga mendatangkan konselor yang merupakan dosen Bimbingan Konseling (BK) di UM, Yuliati Hotifah, M.Pd. dengan materi peran bakat dan minat dalam menentukan karir. “Career Days ini merupakan salah satu kegiatan yang diprogamkan dari sejumlah kegiatan yang lain dari P2BKM,” ungkap Dra. Ella Faridati Zen, M.Pd., Kepala P2BKM sekaligus Ketua Pelaksana. ”Kegiatan ini diselenggarakan dengan alasan bahwa mahasiswa saat ini setelah lulus tidak

bingung mau memasuki dunia kerja dalam bidang apapun. Oleh karena itu, pelatihan ini bertujuan agar mahasiswa mempunyai keterampilan yang lebih dan siap menghadapi dunia kerja,” tambah Ella. Kegiatan hari pertama diisi dengan materi karir bidang pendidikan khususnya dalam hal Bimbingan Belajar (Bimbel) AirLangga. Bimbel yang digeluti oleh Risa ini berdiri sejak tahun 2010. Pria yang lahir di Probolinggo ini sempat rugi di tahun 2013 karena ditipu pegawainya. Namun, ia bangkit lagi dan di tahun 2018 ini Risa sudah mempunyai 20 cabang Bimbel yang tersebar di Jawa. Karir bidang usaha kuliner juga tidak kalah melejit. Inggit yang menggeluti dunia kuliner seafood sejak di bangku kuliah sampai saat ini sudah bisa meraup keuntungan kurang lebih Rp100 juta per bulan. Sedangkan Didik yang sejak kuliah sudah menggeluti dunia jurnalistik, sekarang telah bekerja di Radar Malang sebagai editor. Selain itu, dia juga diamanahi menjadi manager di Nyoklat Klasik Malang. Hari kedua peserta kembali menerima materi dari Syamsu Dhuha. Dia menjelaskan mengenai usaha yang dia miliki, yaitu usaha merchandise dan paid promote di media sosial. Setelah mendapatkan materi di kelas, peserta melakukan kunjungan dan coaching clinic di lokasi usaha. Peserta

dibagi menjadi 2 bus dengan tujuan yang berbeda, yakni Bimbel Air-Langga dan Radar Malang. Sesampainya di sana, peserta dijelaskan kembali secara lebih detail mengenai keunggulan masingmasing usaha mereka. “Pelatihan ini sangat penting dan membantu saya, saya lebih paham megenai bakat yang saya miliki itu apa, dan semoga acara seperti ini rutin diselenggarakan setiap tahunnya,” ungkap Socha Meryana, salah satu peserta. Dessy

“Pelatihan ini bertujuan agar mahasiswa mempunyai keterampilan yang lebih dan siap menghadapi dunia kerja,". Tahun 40 September-Oktober 2018|

15


Seputar Kampus

One Day 6 dok. Panitia

Kondangan Sehari Warga Sedesa

Prosesi adat temu manten di pembukaan One Day 6

T

ehitung sejak pertama kalinya diselenggarakan Tak hanya sekadar untuk mengakrabkan diri dengan pada tahun 2012, tahun ini merupakan tahun ke-6 mahasiswa baru, acara ini juga untuk mengenalkan maba bagi perhelatan One Day oleh jurusan Seni dan Sedesa pada pameran seni sekaligus bisa mempelajari cara Desain (Sedesa) Universitas Negeri Malang (UM) mempersiapkannya. “Pameran ini dimaksudkan biar mabayang berlangsung pada Rabu (5/9). Pada dasarnya, One Day maba ini juga bisa mempelajari bagaimana sih bikin pameran merupakan momentum titik temu antara mahasiswa baru yang benar, terus bisa mancing maba agar tahu ternyata (maba) dengan mahasiswa lama Sedesa. Tujuan utamanya pameran nggak cuma lukisan, ada instalasi 3 dimensi misalnya,” untuk mengakrabkan satu dengan lain. Beberapa rangkaian papar Nisrina Aulia Hamizah, Ketua Pelaksana One Day 6. kegiatan pendukung turut Nisrina juga mengungkapkan memeriahkan acara ini. Pada “Pameran ini dimaksudkan biar maba-maba bahwa pameran ini juga siang hari dilaksanakan pameran ini juga bisa mempelajari bagaimana sih bikin sebagai pembeda dari One seni yang berlokasi di gedung D7 Day sebelumnya. Pameran ini Fakultas Sastra (FS) UM, sore hari pameran yang benar, terus bisa mancing maba dijadikan sebagai ruang apresiasi agar tahu ternyata pameran nggak cuma berlangsung sketch jamming dan untuk maba yang tidak ada kolaborasi mural. dalam pameran sebelumnya. lukisan, ada instalasi 3 dimensi misalnya,” engan mengusung Dibuktikan dengan banyaknya tema “Kondangan Lur!“ karya yang diikutsertakan dalam acara ini terasa begitu unik. Hal tersebut tampak pameran, maba sangat antusias dalam pameran One Day 6 pada malam hari saat pembukaan acara inti One ini. Timbul harapan pula dari Nisrina agar One Day tahun depan Day. Layaknya pada prosesi pernikahan adat Jawa, pembukaan bisa lebih bagus lagi. “Aslinya tema yang sederhana gitu malah itu One Day diawali dengan bertemunya sepasang pengantin yang lebih kena ke pengunjung dari pada yang njelimet-njelimet,” yang biasa disebut temu manten. Tak hanya itu, pengunjung ulas Nisrina. Nisrina menginginkan agar dengan tema-tema yang juga dapat menyaksikan performing art dari mahasiswa sederhana, orang lain yang bukan dari kalangan seniman juga Sedesa UM. Antusiasme pengunjung menambah kemeriahan bisa ikut merasakan makna dari pameran dan kegiatan tersebut. acara ini. Tertuju untuk kalangan umum dan tidak dikenakan Hal itu pula lah yang menurutnya mampu menimbulkan kesan tiket masuk membuat banyak orang berdatangan untuk mendalam bagi seluruh pengunjung yang datang. Irkhamin menyaksikan One Day ini.

D

16 | Komunikasi Edisi 318


dok. Panitia

Seputar Kampus

Terima Piala dari Najib Jauhari, S.Pd., M.Hum. dengan bahagia

Angkat Piala LKTIN Sejarah

Berkat Wayang Sri Tanjung

H

impunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Sejarah Universitas Negeri Malang (UM) menggelar Lomba Karya Tulis Nasional (LKTIN) bagi tingkat mahasiswa pada Minggu (16/9). Diadakannya lomba ini sebagai bentuk keprihatinan teman-teman Jurusan Sejarah terkait dengan banyaknya vandalisme atau perusakan situs sejarah yang dapat merusak keaslian situs tersebut. Dengan mengusung tema Sinergi Masyarakat dalam Melestarikan Nilai-nilai dan Situs Sejarah, panitia berharap mahasiswa dan masyarakat dapat bersamasama menjaga situs sejarah sebagai kekayaan dan warisan budaya. Empat kali menyelenggarakan event yang sama, tahun ini LKTIN Sejarah mendapatkan apresiasi yang baik dari mahasiswa jurusan Sejarah di Indonesia. Tercatat ada 44 tim yang mendaftarkkan diri dan mengirimkan abstrak. Pada seleksi tahap awal terdapat 90% peserta yang lolos. Sedangkan pada babak final hanya dipilih lima tim terbaik

dari, yaitu Universitas Padjajaran (Unpad), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Negeri Semarang (UNNES), dan Universitas Negeri Malang (UM). Tak hanya peserta, tim penilai juga berasal dari berbagai universitas di Indonesia, antara lain Ufi Saraswati, M.Hum. dari UNNES, Dr. Blasius Suprapta, M.Hum. dari UM, dan Kasijanto, S.S, M.Hum. dari Universitas Indonesia. KTI dengan judul Wayang Sri Tanjung Sebagai Sarana Peningkatan Kesadaran Masyarakat Akan Nilai Sejarah Dari Relief Pada Candi Surowono berhasil membawa tim dari UM keluar sebagai pemenang. Mereka menduduki posisi juara 1 LKTIN setelah mengalahkan tim dari UGM dan UNNES. Mengangkat topik yang yang menarik menjadi kunci kesuksesan tim yang digawangi oleh Fajar Santoso, Pepy Risma, dan Nur Elifianita ini. Penentuan topik berangkat dari keprihatinan mereka terhadap situs sejarah Candi Surowono,

Kediri. Mereka menilai infrastruktur di sana kurang terawat. Meskipun letaknya berada di dekat Kampung Inggris, Pare yang banyak dikunjungi, namun situs sejarah ini justru kurang mendapat apresiasi dari pengunjung dan masyarakat sekitar. Problematika tersebut yang menjadi sumber inspirasi mereka dalam membuat karya tulis ilmiah. Kemenangan salah satu tim UM di LKTIN ini diharapkan menjadi motivasi bagi teman-temannya. Menurut Najib Jauhari, S.Pd., M.Hum., Pembina HMJ Sejarah, untuk mengikuti kompetisi tingkat nasional dalam lingkup lintas universitas diperlukan berbagai strategi yang cukup matang. "Apalagi LKTIN ini diikuti oleh berbagai universitas ternama yang ada di Indonesia," ujarnya. Najib juga menuturkan, semakin sering mahasiswa mengikuti kompetisi dan bertemu dengan mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia, akan semakin mendalam analisisnya. Safira

Tahun 40 September-Oktober 2018|

17


Seputar Kampus

Civil Days 2018

Mantapkan Wawasan Green Buliding

P

emukulan gong menandai dibukanya serangkaian acara Civil Days 2018 di gedung H5 Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Malang (UM) pada Jumat (7/9). Pembukaan diawali dengan sambutan Hanny Paulus, Ketua Pelaksana Civil Days 2018 dan Drs. Sutrisno, S.T., M.Pd., Sekretaris Jurusan Teknik Sipil FT UM. "Inovasi Struktur Bangunan Tinggi dengan Konsep Ramah Lingkungan di Daerah Padat Penduduk" menjadi tema Civil Days tahun ini. Tema ini dipilih dengan mempertimbangkan perlunya wawasan baru dalam bidang green building agar dapat merancang bangunan dengan benar dan tetap ramah lingkungan. Civil Days 2018 merupakan salah satu kegiatan untuk menyambut ulang tahun FT ke-53. Acara yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Teknik Sipil ini memiliki dua acara inti, yaitu lomba tingkat nasional dan seminar nasional. Lomba tingkat nasional sendiri diikuti oleh siswa dan mahasiswa dengan jenis

(8/9) di gedung D9 FT UM. Sebelum itu diadakan technical meeting di gedung G3 FT UM seusai pembukaan dengan tujuan agar para finalis mengetahui teknis perlombaan yang akan dilaksanakan. Satu lagi yang menjadi serangkaian acara Civil Days 2018 ini adalah Seminar Nasional Teknik Sipil & Call For Paper 2018 yang diselenggarakan pada Kamis (13/9). Pemateri yang didatangkan, yaitu Ir. Jimmy Siswanto Juwana, MSAE, dosen dari FTSP Universitas Trisakti sekaligus Core Founder Green Building Council Indonesia (GBCI), Dr. Ir. H. Syarif Burhanuddin, M. Eng., IPU sebagai Dirjen Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, serta Tirta Mazli, S.T. seorang Green Offficer dari PT Pembangunan Perumahan, Tbk. Dalam seminar ini peserta lomba Call For Paper semua kategori diminta melakukan presentasi dan mempublikasi hasil penelitian mereka. Publikasi hasil penelitian ini dalam skala nasional dan akan dibukukan dalam prosiding ber-ISBN. Seminar Nasional ini juga sebagai acara puncak dari Civil Days 2018. “Civil Days 2018 bisa lebih sukses dari tahun kemarin, bisa menjadi manfaat untuk teman-teman peserta lomba dan teman-teman yang ikut berkontribusi dalam kegiatan Civil Days 2018,� ungkap Hanny di akhir sesi wawancara. Tanzilla

dok. Panitia

MC membuka kegiatan Cvili Days

lomba yang berbeda untuk tiap kategori. Pada kategori SMA/SMK/MA/sederajat ada The 2nd National Paper Competition dengan tema "Inovasi Green Building Guna Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia". Lomba tersebut merupakan lomba karya tulis dalam bentuk paper. Sedangkan pada kategori mahasiswa D3/D4/S1, ada The 3rd Construction Management Competition dengan tema "Value Engineering Innovation for Energy Saving in Building Construction" dan The 3rd Green Concrete Competition dengan tema "Inovasi Beton Serat Mutu Tinggi Ramah Lingkungan". Proses seleksi sudah dilakukan panitia sejak beberapa bulan lalu. Peserta yang berhasil lolos menjadi finalis akan bertanding di UM untuk menyelesaikan babak akhir. Acara pembukaan tersebut juga dihadiri oleh para peserta lomba Civil Days 2018, baik siswa maupun mahasiswa dari seluruh Indonesia. Setelah dibuka secara resmi, serangkaian lomba Civil Days 2018 dilaksanakan keesokan harinya pada Sabtu

18 | Komunikasi Edisi 318


dok. Panitia

Seputar Kampus

Taekwondo UM CUP IV Diharapkan Jadi Challenge

S

park Your Spirit, Break Your Limit! itulah tema yang diangkat dalam Kejuaraan Taekwondo Universitas Negeri Malang (UM) CUP IV se-Jawa Timur tahun ini. Bertempat di Graha Cakrawala UM, kejuaraan ini akan dilaksanakan pada tanggal 17-18 November mendatang. Kegiatan ini merupakan program kerja dua tahunan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Taekwondo (TKD) UM. Dirintis mulai tahun 2012 dengan kejuaraan tingkat kota Malang, kini UKM TKD telah menaikkan level kompetisi ke tingkat Jawa Timur. Para atlet poomsae (jurus) maupun kyorugi (tarung) dapat mengikuti pertandingan dengan kategori pemula ataupun prestasi. Kategori usia yang dipertandingkan dalam kejuaraan ini meliputi kelas atlet pra kadet, kadet, junior, dan senior. Melalui tema yang ada, Taekwondo UM CUP IV diharapkan menjadi challenge bagi para atlet untuk menggelorakan semangatnya. Bukan hanya untuk melawan musuh, namun juga untuk melawan batasan yang ada dalam diri mereka masingmasing. Atlet yang mengikuti kategori pemula menjadikan kejuaraan ini sebagai ajang untuk mendapatkan pengalaman baru di dunia TKD. Sedangkan untuk kategori prestasi yang sudah profesional, mereka dapat meningkatkan jam terbang bertanding dan meraih prestasi terbaik. Berada di bawah naungan Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) Provinsi Jawa Timur, kejuaraan ini melibatkan cukup banyak pihak. Sebanyak 48 wasit daerah akan diturunkan untuk mengatur jalannya pertandingan. Seluruh wasit didatangkan dari berbagai daerah di Jawa Timur. Di antara wasit-wasit tersebut terdapat beberapa wasit yang sudah bertaraf nasional. Dengan demikian, mereka dapat memberikan informasi terbaru dari pihak pusat mengenai pembaharuan

Pantang menyerah, kalahkan lawan

peraturan maupun teknis pertandingan. Selain wasit yang berkompeten, panitia dari pengurus UKM TKD UM juga telah mempersiapkan kompetisi bergengsi ini jauh-jauh hari. Di antara panitia, ada pula mahasiswa yang merangkap menjadi atlet TKD UM CUP IV. Ketua pelaksana, Burhanuddin Refananda Anwar, mahasiswa Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi menyatakan akan memberikan kelonggaran bagi mereka untuk fokus berlatih agar dapat bermain maksimal saat berada di atas matras, “Yang penting kerja sama antarpanitia lebih ditingkat lagi, agar tidak saling membebani,” tuturnya saat diwawancarai beberapa waktu lalu. Mochammad Dzulfiqar Fathul Ashari, Ketua Umum UKM TKD UM, mengakui bahwa pihak UM juga turut mendukung program kerja ini, mengingat bahwa kejuaraan ini tidak hanya mengangkat nama UKM Taekwondo, namun juga nama UM. Bentuk dukungan yang diberikan diantaranya berupa keringanan penyewaan gedung untuk pertandingan dan technical meeting, peminjaman matras dari Fakultas Ilmu Keolahragaan, maupun penyediaan Air mineral UM untuk dikonsumsi. Sejauh ini, persiapan secara administratif sudah baik. Proposal sudah tersebar ke seluruh dojang (tempat berlatih Taekwondo) di Jawa Timur. Animo dari para peserta cukup tinggi, bahkan terdapat beberapa dojang dari luar Jawa Timur yang mengatakan ingin mengikuti kejuaraan ini, seperti dojang dari Sumbawa, Siliwangi, Bali, dan Purwokerto. “Saya berharap dan yakin hasil dari penyelenggaraan tersebut akan sukses dan bagus,” ujar Dr. Sapto Adi, M. Kes., Pendamping UKM TKD UM. Sapto meyakinkan para atlet bahwa mereka dapat memberikan hasil maksimal jika mereka fokus dan serius saat latihan. Lebih lanjut, ia berharap TKD UM CUP dapat menembus tingkat nasional bahkan ASEAN.Nilam

Tahun 40 September-Oktober 2018|

19


Seputar Kampus

dok. Himafo

Belakang layar Ormawa Of The Year 2018

O

Proses penilaian Ormawa of The Year

rmawa Of The Year (OTY) akan melahirkan juara baru. Acara yang digelar sejak Mei hingga September ini akan berakhir dengan pengumuman juara untuk setiap kategori. Ada lima kategori yang akan dinilai oleh juri, yaitu kebersihan lingkungan, administrasi, pengelolaan website, prestasi, kreativitas, serta kerja sama. Penilaian yang dimulai sejak Juni hingga September melibatkan berbagai pihak yang ahli dalam bidangnya. Komposisi tim juri sendiri diisi oleh dosen dari setiap fakultas yang berkompeten. OTY termasuk salah satu ajang bergengsi di Universitas Negeri Malang (UM) yang wajib diikuti oleh seluruh organisasi mahasiswa (Ormawa). “Ya, semua Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Organisasi Pemerintahan Mahasiswa (OPM) wajib mengikuti OTY, tidak terkucuali UKM yang baru saja dibentuk. Semua harus turut berpartisipasi,� terang Najib Jauhari, M.Hum., Ketua Umum OTY. Setiap ormawa juga wajib mengikuti seluruh kategori yang sudah dicantumkan. Bagi UKM dan OPM

20 | Komunikasi Edisi 318

yang tidak mengikuti kegiatan ini akan dikenai sanksi khusus. Penilaian yang dilakukan oleh tim tidak hanya dilakukan di kampus pusat, tetapi juga kampus II di Sawojajar dan kampus III di Blitar. Untuk melakukan penilaian di sana, tim melakukan kunjungan langsung. Sama dengan penilaian di kampus pusat, penilaian di kampus II dan kampus III juga dilakukan secara bertahap. Seluruh kategori dalam kegiatan OTY memiliki kriteria yang berbeda-beda. Untuk kategori prestasi misalnya, setiap Ormawa harus menyerahkan prestasi apa saja yang sudah diperoeleh. Tingkat kemenangan juga harus dijelaskan, tingkat lokal, nasional, atau internasional. Sedangkan untuk penilaian administrasi, tim menilai kelengkapan berkas yang dimiliki oleh Ormawa. Berbeda dengan kategori lainnya, kategori kebersihan memiliki penilaian yang kompleks, tidak hanya memperhatikan kebersihan tetapi juga ketertiban di lingkungan Ormawa. Kategori ini melibatkan satuan pengamanan kampus untuk turut memberikan penilaian terkait ketertiban lingkungan Ormawa. Penilaian

kategori kebersihan ini difokuskan pada skoring agar hasil yang didapat benar-benar valid. “Penilaian dilakukan dua kali selama pelaksanaan OTY," jelas Dr. Desi Ariwinanti, M.PH., salah satu juri kategori kebersihan. Penilaian dilakukan secara bertahap tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Penilaian awal dilakukan dengan visitasi ke setiap Ormawa. Ada berbagai kendala yang harus dihadapi oleh tim juri terkait dengan penilaian di setiap kategorinya. Misalnya pada kategori kebersihan dan ketertiban, rentang penilaian dilakukan dalam waktu yang lama karena terkendala libur semester genap. Jadi, tim juri harus datang lebih dari dua kali untuk menilai seluruh Ormawa. Selain itu, dalam pelaksanaan penilaian ada beberapa Ormawa yang mendapatkan nilai minus, hal ini menyebabkan kesempatan Ormawa menjadi juara juga menurun. Najib mengatakan bahwa kegiatan OTY ini juga dapat digunakan untuk meningkatkan mutu setiap Ormawa. Selain itu, dapat dijadikan sebagai langkah untuk melakukan promosi kepada mahasiswa baru. Safira


dok. Panitia

Seputar Kampus

Foto bersama para juara PEKSIMIDA tangkai lomba keroncong

Keberhasilan Ganda di Peksimida

U

niversitas Negeri Malang (UM) dipercaya sebagai penyelenggara Pekan Seni Mahasiswa Daerah (Peksimida) Jawa Timur (Jatim) ke-XIV khusus tangkai keroncong, Rabu (5/9). Perhelatan yang akan berlanjut ke tingkat nasional tersebut diselenggarakan di aula gedung A3 UM dengan tema “Merajut Budaya Nusantara”. Pada Peksimida ke-XIV tangkai Keroncong ini, salah satu perwakilan UM berhasil menjadi jawara dan akan mewakili Provinsi Jawa Timur dalam Pekan Seni Mahasiswa Nasional (Peksiminas) yang akan diselenggarakan di Yogyakarta. “Kejuaraan di tingkat nasional tersebut setara dengan kejuaraan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas),” ujar Hartono, S.Sn., M.Sn., Dosen Fakultas Sastra selaku Ketua Panitia. Penyelenggaraan Peksimida ini bertujuan untuk menyeleksi mahasiswa-mahasiswa yang berkompeten di bidang seni, dan biasanya diselenggarakan setiap dua tahun sekali. Tahun 2014 lalu, Peksiminas diselenggarakan di Palangkaraya, sementara pada tahun 2016, tempat pelaksanaannya berada di Kendari. Dalam Peksiminas, terdapat 15 tangkai yang diperlombakan, diantaranya lomba melukis, desain poster, fotografi berwarna, fotografi hitam putih, cerpen, cipta dan baca puisi, monolog, seriosa, vocal group, pop, dangdut, keroncong, comic strip, penulisan lakon, dan seni tari. Penunjukan UM sebagai tuan rumah pada Peksimida

Jatim ke-XIV ini didasarkan pada kesepakatan Badan Pembina Seni Mahasiswa Jatim. Biasanya, penunjukan universitas penyelenggara Peksimida dilakukan secara bergiliran, contohnya pada Peksimida sebelumnya UM mendapatkan amanat untuk menyelenggarakan tangkai lomba desain poster. Meskipun ditunjuk sebagai penyelenggara tangkai lomba keroncong, UM juga turut mengirimkan delegasinya di 14 tangkai lomba yang lain. Khusus untuk tangkai keroncong, UM mengirimkan lima orang perwakilan, yaitu Yoga Septi Jiveko, Rizky’a Putri Dini, Iqbal Aditya Wardana, Kharisma Cahya Primadani, dan Eza Yayang Fiany yang seluruhnya merupakan mahasiswa Fakultas Sastra. Sebelum mengirimkan perwakilan ke Peksimida, pihak UM telah melakukan persiapan yang sangat matang. “Kami telah melakukan seleksi sebelum bulan puasa, karena proses seleksi akan sulit apabila sudah terbentur liburan. Untuk melakukan penjaringan, Kami melakukan kerja sama dengan berbagai Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Sanggar Minat dan UKM Sanggar Tari Karawitan Asri Kusuma (STKAK),” ujar Hartono saat diwawancarai di sela-sela perhelatan. Pada akhirnya, persiapan matang yang dilakukan oleh pihak UM tersebut berbuah manis karena UM berhasil meraih juara 1 kategori putra atas nama Yoga Septi Jiveko dan juara II kategori putri atas nama Rizky’a Putri Dini. Nantinya, Yoga akan melanjutkan langkah ke Peksiminas mewakili Jawa Timur. Azril

Persiapkan diri lebih dini matangkan kompetensi taklukkan ajang bergengsi

Tahun 40 September-Oktober 2018|

21


Seputar Kampus

dok. Panitia

Pekan Arabi Jaring Generasi Berprestasi

Mashrohiyah: menghayati peran semaksimal mungkin

P

ekan Arabi merupakan acara tahunan terbesar yang diselenggarakan oleh Jurusan Sastra Arab Universitas Negeri Malang (UM). Kegiatan dilaksanakan pada (12-18/9) dengan mengusung tema "Tingkatkan Prestasi diri, Menuju Generasi Berprestasi Melalui Pekan Arabi". Acara tersebut diprakarsai oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Sastra Arab UM, bekerja sama dengan dosen Sastra Arab dan mahasiswa Jurusan Sastra Arab tiga angkatan. Angkatan 2016 sebagai panitia inti, angkatan 2017, dan angkatan 2018 sebagai anggota panitia. Total ada sebanyak 150 panitia yang terlibat. “Lomba ini diadakan untuk memperkenalkan Jurusan Sastra Arab UM ke Indonesia, selain itu juga sebagai penjaringan generasi berprestasi di bidang bahasa Arab. Untuk selanjutnya, pemenang bisa mendaftar ke UM lewat jalur prestasi dengan dukungan sertifikat pemenang dalam Pekan Arabi,” jelas Ketua Pelaksana, Fathu Ilham. Tahun ini, Pekan Arabi sedikit berbeda dengan Pekan Arabi tahun lalu dengan ditambahkannya dua cabang lomba, yaitu Mashrahiyah (drama) dan

22 | Komunikasi Edisi 318

Qira’atul Akhbar (baca berita) dalam Bahasa Arab. Seluruhnya, ada 10 cabang lomba untuk siswa tingkat SMA se-Indonesia. Lomba-lomba tersebut meliputi: Khatabah (Pidato), Munadharah Ilmiyah (debat), Mashrahiyah (drama), Taqdimul Qishah (bercerita), Qira’atus Syi’ri (baca puisi), Qira’atul Akhbar (baca berita), Qira’atul Kutub (baca kitab), Alghaz (cerdas cermat), olimpiade Bahasa Arab, dan kaligrafi. Dari 10 cabang lomba, ada 491 peserta dari 73 sekolah di seluruh Indonesia yang berkompetisi memperebutkan juara umum. “Tahun ini peserta membludak, dari total 10 cabang lomba, 7 lomba diantaranya penuh kuotanya, sampai ada yang perlu kami seleksi lebih ketat lagi,” papar Fathu. Meski baru menambahkan dua cabang lomba, Fathu mengaku banyak yang tertarik dengan lomba tersebut. Selain perlombaan, rangkaian acara Pekan Arabi juga diisi dengan bazar makanan, bazar aksesori, pameran buku, kuliah tamu, dan malam puncak Laila Arabiyah di gedung Sasana Budaya dengan guest star Reza Pahlevi dan Laila Zumzumi. Selain untuk mengumumkan perolehan juara dan penobatan juara umum, Laila Arabiyah juga

sebagai ajang unjuk talenta mahasiswa Jurusan Sastra Arab dalam bidang albanjari, selawat, dan drama. “Alhamdulillah, perlombannya sportif, disiplin, dan sangat menarik,” ujar Handani, peserta dari MAN 4 Jombang. Menurutnya, dibanding dengan kompetisi Bahasa Arab di yang diadakan oleh instansi lain, Pekan Arabi menjadi salah satu perlombaan yang berlangsung dengan sangat sportif dan disiplin. Ditutup dengan meriah, juara umum Pekan Arabi Sastra Arab UM 2018 diraih oleh salah satu sekolah dari Pasuruan, MA Darullughoh Wadda’wah. Diiringi dengan sorak kemenangan mereka, penutupan Pekan Arabi diakhiri dengan penampilan grup nasyid Al Karomi Sastra Arab UM yang juga tak kalah memukau.Nikma

“Tahun ini peserta membludak, dari total 10 cabang lomba, 7 lomba diantaranya penuh kuotanya, sampai ada yang perlu kami seleksi lebih ketat lagi,”


dok. Pribadi

Profil

Mengenal Shadilahaleh:

Mahasiswa Internasional Lancar Berbahasa Jawa

Seorang putra dari tanah para nabi' Terbang ke sebuah negeri Mengaktualisasi diri Boyong berjuta prestasi Selagi langit masih berwarna biru Langkahnya takkan terhentikan waktu Terus berpacu Memburu kebermanfaatanw ilmu

Nama Tempat, tanggal lahir Negara asal

: Shadi Emad. A. Alhaleh : Hebron, 22 September 1994 : Palestina

Riwayat Pendidikan: 2015 BA, Finance and Accounting, Hebron University, Palestine, very good with honor degree. 2018 MA, Managerial Accounting, State University of Malang, Indonesia.

Bahasa yang Dikuasai: • Fluent spoken and Written English. • Fluent spoken Indonesian. • Fluent spoken Spanish. • Arabic as mother tongue.

Tahun 40 September-Oktober 2018|

23


Profil

Publikasi: • International Journal in “Understanding the Different and Teaching Systems at Schools in Palestine”. 3rd International conference on education and training (ICET 2017).

Certifications of Workshops and Conferences: 2016: Certificate from Airlangga University, a conference in “Airlangga International Students Competition & International Students Summit”, Surabaya, Indonesia.

D o k . google

M

dok. Pribadi

2016: Certificate from State of Malang University, a conference in “Indonesian Culture, History, and Civilization”, Malang and Surabaya, Indonesia.

Sadhilahaleh saat mengisi seminar di UNISMA

enjadi mahasiswa berprestasi di negeri orang bukanlah suatu perkara yang mudah. Banyak kendala yang harus dihadapi, seperti bahasa dalam berkomunikasi dan adat istiadat yang berbeda jauh. Namun, mahasiswa asal Palestina ini berhasil menjadi magister dengan predikat terbaik di Universitas Negeri Malang. Tentunya banyak pula cerita menarik yang telah dialami lelaki yang akrab dipanggil Shadilahaleh ini. Penasaran dengan kisahnya? mari kita simak wawancara kru majalah Komunikasi dengan Shadilahaleh berikut ini! What’s your motivation to be a smart student in international level? I want to improve my personality, I want to have a new experience, and I want to be useful for other people. I think my knowledge I could help other people who needed someone to helped them. And it’s important, I want to make my parents proud of me, because of

24 | Komunikasi Edisi 318

• International Journal in “Exploring the Phenomena of income Tax Justice and Tax Evasion Through Understanding the Basic relationship Between Income Tax Departments and Private Companies “. South East Asia Journal of Contemporary Business, Economic and Law, Vol. 16, Issue 5.

2017: Certificate from SMP Islam Malang, a conference in “Global Awareness and Understanding Other Culture”, Malang, Indonesia. 2017: Certificate of Achievement. “International conference on education and training”.

their support I could stand here. What’s your study carrier before you study in state university of malang? Before I study in state University of Malang I finished my study BA, Finance and Accounting, Hebron University, Palestine, very good with honor degree at 2015. When I graduated I had 3 scholarships, namely in South Korea, Indonesia, and England. The first time I received it was South Korea, Kyunghee University, but I still waited for college in Indonesia, and thank God, the Indonesian government accepted me to study at this poor state university. I did an interview with the Indonesian government via skype, every two weeks they contacted me and the finaly survived you have been accepted at a poor state university. Then I talked to my parents to get some of my parent’s opinions which suited me. Finally, my parents gave me their opinion to study in Indonesia, and I agreed that finally I went to Indonesia. After one semester I went to college here, England called me to tell me that I was in England, but I was already in Indonesia and I finished my master degree in here. What’s your daily activities? I joined a partnership program in developing countries which was directly supervised by the Indonesian government. I joined a partnership program in developing countries which was directly supervised by the Indonesian government. Can you speak bahasa Indonesia? Aku bisa berbahasa Indonesia dan berbahasa Jawa, namun untuk bahasa Indonesia yang formal, baik, dan benar aku tidak terlalu bisa, aku hanya bisa bahasa

Indonesia dan bahasa Jawa yang biasa digunakan sehari hari Bagaimana Anda belajar bahasa Indonesia pada awalnya? Awal aku datang dan berkuliah disini, aku benar-benar tidak tahu apa yang dijelaskan oleh para dosen, karena saya tidak tahu bahasanya. Aku benar benar pusing saat itu, karena saat itu aku duduk sendiri, dan kurang terbuka dengan teman-teman di kelas. Akhirnya aku memutuskan untuk pindah ke asrama lokal, bukan di asrama internasional lagi untuk belajar bahasa Jawa. Kenapa aku memilih belajar bahasa jawa terlebih dahulu? Karena aku ingin mengerti bahasa sehari-hari teman-teman di sini. Setelah belajar bahasa Jawa, aku baru memutuskan untuk belajar bahasa Indonesia untuk menyerap ilmu dari dosendosen. Setiap hari, di asrama lokal aku selalu mendapatkan kosa kata baru bahasa Jawa. “Sak ben dino aku dapat kata kata baru sing anyar tekan koncoku seng ono ndek kene.” Setelah aku bisa berbahasa jawa dan bahasa Indonesia aku menjadi seseorang yang paling dekat dengan teman dan para dosen. Ketika awal-awal aku berbicara bahasa Jawa kepada dosen dan temanteman, mereka menertawakanku. Apa saja pengalaman Anda selama belajar di UM? Aku ucapkan teirma kasih banyak kepada dosen-dosenku, karena mereka banyak memberi motivasi kepada, ilmu-ilmu, dan wawasan mereka sangat luas. Profesorprofesorku banyak sekali yang sudah meneliti di luar negeri dan jurnal jurnalnya sudah banyak diterbitkan oleh lembaga-


Profil petani di Batu berfikir aku ini orang-orang Eropa dan mereka berkata “Sorry Mr. No English, Engslish No,� lalu aku berbicara bahasa Jawa dengan mereka dan mereka semua tertawa, setengah tidak percaya.Kok bisa berbicara bahasa Jawa? Dari situlah aku mulai akrab dengan bapak ibu petani di Batu. Aku nyaman disini saat aku sudah bisa berbahasa Jawa dan bahasa Indonesia, karena saat aku kemana-mana aku tidak tersesat seperti kemarin-kemarin. Bagaimana kesan Anda terhadap budaya Indonesia? Aku sudah mengunjungi beberapa kota di Indonesia, yaitu di Semarang, Yogykarta Bali, Surabaya dan lainnya semata-mata itu hanya untuk menggali informasi tentang budaya Indonesia, kebiasaan masyarakat, dan kesenian antara kota satu dengan kota yang lain, itu yang sangat unik dari Indonesia. Aku banyak belajar budaya Indonesia selama di sini, dan budaya di Indonesia itu keren-keren sekali, seperti tari kecak di bali, tari topeng, lagu-lagunya dan lain sebagainya. Itu semua bagus sekali. selain bagus, budaya Indonesia sangat unik, dimana ada banyak perpaduan antara kebiasaan masyarakat Indonesia dengan keyakinannya yang akhirnya menimbulkan berbagai macam budaya yang katanya banyak mengandung filosofisnya. Tidak hanya budayanya saja yang bagus. Namun, keindahan alam Indonesia juga sangat bagus. Ilmu yang Anda dapat di Indonesia ingin dikembangkan seperti apa di Palestina? Setelah aku menyerap ilmu-ilmu dari dosenku aku bisa mempublikasikan beberapa jurnal internasional, aku akan lanjut berkuliah S-3, dan setelah aku menjadi doktor nanti aku akan mengajar

anak-anak di palestina seperti profesorprofesor di sini. Karena dengan cara-cara tersebut membuat mahasiswa lebih memahami ilmu yang diajarkan. Seperti aku yang belajar ilmu akuntasi di sini, aku bisa menguasi dengan cepat jika setiap hari banyak kegiatan-kegiatan seperti presentasi, seminar, dan sebaginya. Selain itu, hal tersebut bisa mengukur kemampuan mahasiswaku nanti. Cita Cita Anda? Aku ingin menjadi businessman dan dosen, karena aku banyak terinspirasi dari dosen-dosen di sini. Keinginan setelah lulus dari UM? Aku tidak akan pernah melupakan UM, dan aku sangat sedih karena sebentar lagi sudah harus meninggalkan Indonesia. Aku harus mengejar beasiswa S-3 di tempat lain. Insyaallah jika ada kesempatan, aku akan datang lagi ke sini setelah lulus S-3 untuk mengajar anak-anak di sini selama satu tahun, sebagai balas jasaku kepada dosen-dosenku yang sudah dengan tulus, ikhlas mengajariku. Insyaallah kalau ada kesempatan lagi, ketika aku sudah sukses nanti dan sudah mempunyai istri aku berkeinginan untuk tinggal di Malang, dan bermalam di Kota Batu. Kata Mereka tentang Shadilahaleh "Shadi termasuk orang yang sangat cerdas, dia supel, ramah, dan baik hati. Tak hanya cerdas secara akademik, namun dia juga cerdas secara sosial, selama kurang dia berkuliah di UM, dia sudah memiliki banyak teman. Tak hanya teman-teman sebaya di kampus saja, namun dia juga memiliki teman-teman di lingkungan masyarakat, karena dia pintar berbahasa jawa," ujar Obie, salah satu kawan dari shadilahaleh. Cintya

Bangga: seusai meraih gelar magister

dok. Pribadi

lembaga ternama di dunia. Selama kuliah di sini, aku merasakan atmosfer akademik yang berbeda. Dalam bayanganku, kuliah hanya datang, duduk, mengerjakan tugas, dan mendengarkan apa yang dikatakan dosen, lalu pulang. Kenyataannya, kuliah di UUM sangat asik sekali karena selalu ada kegiatan hampir setiap hari. Ada seminar-seminar, presentasi dan hal tersebut semakin menambah wawasanku, khususnya di bidang akuntasi. Profesorku juga memberikan banyak pengetahuan untuk penulisan karya ilmiah dan jurnal-jurnal ilmiah. Sehingga aku bisa menerbitkan Jurnal di International conference on education and training (ICET 2017) dengan judul Understanding the Different and Teaching Systems at Schools in Palestine dan judul Exploring the Phenomena of income Tax Justice and Tax Evasion Through Understanding the Basic relationship Between Income Tax Departments and Private Companies yang di terbitkan di South East Asia Journal of Contemporary Business, Economic and Law Mengapa memilih kuliah di Indonesia? Di Indonesia itu Unik, berbagai macam budaya, toleransinya antar sesama, dan orang-orang Indonesia yang ramah. Kebiasaan-kebiasaan di Indonesia, hampir sama dengan di Palestina, terutama di kalangan umat muslim. Apa kebiasaan di Indonesia yang berbeda dengan di Palestina? Acara pernikahan di Palestina dengan Indonesia itu sangat berbeda, apalagi saat menggelar resepsi pernikahan. Namun, yang berhubungan dengan agama Islam semuanya hampir sama. Aku pernah tinggal dengan orang-orang Indonesia di rumah mereka untuk mengetahui sosial masyarakat Indonesia, masyarakat Indonesia itu sangat humanly dan ramah. Mengapa Anda mencoba tinggal serumah dengan orang Indonesia? Aku ingin lebih mendalami budaya dan sejarah Indonesia. Aku menyukai budaya yang ada di Indonesia, aku sering ke Batu, ke petani-petani yang ada di sana. Aku tinggal bersama mereka karena aku ingin tahu tentang sejarah dan budaya Indonesia dari orang Indonesia sendiri. Karena ketika aku pulang ke Palestina, teman-temanku tidak mungkin tanya tentang jurusan akuntansi, mereka akan tanya bagaimana budaya di Indonesia? Bagaimana kebiasaan masyarakat Indonesia? Sosialnya dan lain sebagainya. Itulah yang ingin aku perdalam selama aku di Indonesia agar kwtika aku pulang ada yang bisa aku bagikan dan aku ceritakan kembali ke masyarakat Palestina. Waktu aku bermain ke Batu, petani-

Tahun 40 September-Oktober 2018|

25


dok. Pribadi

Cerita Mereka

Populerkan Bahasa Indonesia

di Prancis dan AS Nissa dengan penampilan sportynya saat berada di Kota Marseille, Prancis

“Passion-ku mengajar bahasa, dan bahasa erat banget kaitannya dengan budaya. Jadi, seperti berdiplomasi lewat bahasa. Ketika kita mempromosikan bahasa dan budaya, kita jadi belajar lebih banyak tentang diri sendiri, jadi bisa get to know ourselves better dari berbagai sudut pandang,� tutur salah satu pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA).

26 | Komunikasi Edisi 318

S

ejak tahun 2010 sampai sekarang, Nissa Rahma Nur Aprilia menjadi pengajar BIPA di Universitas Negeri Malang (UM). Memiliki motivasi yang kuat mengenai diplomasi bahasa dan budaya Indonesia, mengantarkan ia terbang ke Amerika Serikat (AS) dan Prancis dalam misi menginternasionalkan bahasa Indonesia sebagai kebudayaan Indonesia. Kecerdasan dan keberanian diri untuk meraih mimpi di BIPA, AS, dan Prancis ia dapatkan tidak dengan mudah seperti membalikkan telapak tangan. Perempuan yang biasa dipanggil Nissa ini mulai bercerita menembus waktu ke masa kecilnya. Berawal dari ayahnya yang berprofesi sebagi dosen Sastra Indonesia di UM sekaligus menjadi pegiat BIPA UM pada masanya. Ayah Nissa yang bernama Alm. Widodo HS. sering mengajak Nissa kecil yang terlihat mempunyai bakat terpendam dalam inteligensi bahasa bermain dengan mahasiswa asing yang menjadi mahasiswa di BIPA UM. Peran ayah dalam mengenalkan bahasa ke

Nissa sangat berarti hingga sekarang. Hal tersebut mengantarkan Nissa pada masa perjuangan meraih beasiswa. Ia pernah mencoba beasiswa untuk sekolah SMA di Singapura dan beasiswa AFS (pertukaran pelajar ke Amerika, red.). Meskipun itu gagal, tapi Nissa tidak menyerah. Lalu ia mencoba beasiswa Fullbright untuk S-2, tetapi gagal lagi. Nissa pun memutuskan untuk kuliah di jurusan Sastra Inggris UM pada tahun 2007. Di awal perkuliahan, ia merasa bosan dengan ritme perkuliah yang monoton. Lantas, ia mengambil keputusan untuk kuliah disambi dengan mengajar les bahasa Inggris. Setelah memasuki semester lima, Nissa membuat gebrakan baru untuk hidupnya dengan mengikuti BIPA di tahun 2010 sebagai peer tutor di progam Critical Language Scholarship (CLS) Amerika. Peserta CLS berasal dari berbagai universitas di Amerika yang sedang menempuh pendidikan S-1 sampai dengan S-3. Dimulai dengan hanya menjadi peer tutor atau rekan bicara mahasiswa asing, Nissa memulai karirnya. Berkat ketelatenan dan kesabarannya, tahun 2011 ia direkrut


dok. Pribadi

Seusai perhelatan Indonesian Night 2015 Indonesian Night 2016

UM. Setelah menuntaskan pendidikannya, Nissa kembali memperjuangkan bahasa Indonesia ke ranah internasional melalui progam Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan (PPSDK) dari Kemendikbud Indonesia untuk menjadi instruktur bahasa (2017-2018). Setelah melewati tahap seleksi, Nissa lolos dan ditempatkan di Prancis. Ini menjadi pengalaman kedua mengajarkan bahasa Indonesia kepada mahasiswa asing setelah di AS. Tidak tanggung-tanggung, di Prancis Nissa dipercayai mengajar di tiga tempat sekaligus. Ia ditugaskan di Aix Marseille Universite, Universite Nice Sophia Antipolis, dan Konsulat Jendral Republik Indonesia (KJRI) di Marseille, Prancis. Menjadi instruktur bahasa di tiga tempat sekaligus dalam satu minggu bukanlah hal mudah. Nissa harus bolak-balik menggunakan transportasi umum dengan jarak yang jauh. Perjuangan itu ia lakoni semata-mata demi tetap menjadikan bahasa Indonesia sebgai mata kuliah tetap di beberapa universitas di Prancis. Kemampuan berbahasa Inggris yang dimiliki tentu sangat membantu dirinya dalam beradaptasi di setiap negara, termasuk Prancis. Berbeda dengan mahasiswa di AS, menurut Nissa, karakteristik mahasiswa Prancis lebih tertutup. Selama dua semester Nissa menjadi instruktur bahasa Indonesia di Prancis, ia kembali mendapatkan pengalaman yang luar biasa. Terlebih, ia tidak hanya mengajari mahasiswa, tetapi juga para bapak/ibu warga asing yang sudah pensiun dari pekerjaan mereka. Latar belakang kehidupan mereka yang unik menambah cerita tersendiri dalam hidup Nissa. Nissa baru saja tiba dari Prancis pada bulan Juni lalu. Hubungan Nissa dengan mahasiswanya tidak berhenti sampai di sini. Perempuan

dok. Pribadi

secara tetap menjadi pengajar BIPA sampai sekarang. Kecintaan terhadap bahasa tidak berhenti di situ saja. Setelah menyelesaikan skripsi pada tahun 2012, Nissa melanjutkan pendidikan S-2 Sastra Inggris di UM. Pada tahap penyelesaian tesis, Nissa mendapat kabar bahagia bahwa ia diterima menjadi teaching assistant di Ohio University AS untuk mengajar Bahasa Indonesia bagi mahasiswa Ohio dalam berbagai level. Nissa memutuskan untuk cuti kuliah S-2 di UM dan mengambil kuliah S-2 di Ohio University. “Setelah itu saya diterima kuliah S-2 di Ohio University dengan jurusan Asian Studies pada 2014, disana saya antara belajar, mengajar dan survive. Saya menjadi teaching assistant dan mengajar bahasa Indonesia" tambah Nissa. Kegigihan Nissa dalam mengajar dan mengenalkan budaya Indonesia terhadap mahasiswa asing sangat tinggi. Di AS dan Prancis, ia mencari dan merekrut mahasiswa asing agar tertarik dan ikut kelas bahasa hingga membuat perangkat pembelajaran sendiri. Kegigihannya membuahkan hasil dengan didapatkannya penghargaan Center for International Studies Teaching Award pada tahun 2015. Perempuan yang mempunyai hobi menonton film dan mendengarkan musik ini juga sosok yang ramah. Ia bisa dengan mudah beradaptasi dengan lingkungan baru di AS. Di luar negeri, ia berusaha survive dengan bekerja sambilan di food court kampus untuk menambah penghasilan. Ketika ditanya tentang kesannya menjadi pengajar mahasiswa asing, perempuan asli Malang ini mengatakan bahwa mengajar mahasiswa asing mempunyai tantangan tersendiri. Salah satu tantangannya, yaitu menghadapi semangat belajar mahasiswa asing yang fluktuatif. Beberapa siswa terlihat antusias belajar dan beberapa siswa terlihat tidak merespons dengan baik. Akan tetapi, hal itu tidak menjadikan motivasi Nissa menurun. Ia berusaha menarik minat mahasiswanya dengan mengenalkan budaya dan indahnya wisata di Indonesia. Pengalaman menjadi teaching assistant dan mahasiswa ketika di Ohio University sangat berharga karena ia dapat memperkenalkan berbagai kebudayaan Indonesia. Setelah dua tahun berada di Amerika Serikat dan menyelesaikan final project di kampusnya, Nissa kembali ke Indonesia dengan membawa segudang pengalaman yang siap dibagikan kepada teman-temannya. Tidak cukup puas hati dengan kesuksesan yang ia raih di Amerika Serikat, tahun 2016 ia menyelesaikan tanggung jawabnya di pendidikan S-2 Sastra Inggris

dok. Pribadi

Cerita Mereka

Abadikan momen saat musim salju di Amerika Serikat

berkacamata dan berpenampilan sporty ini tetap menjalin komunikasi dengan mahasiswanya, bahkan terdapat beberapa mahasiswa asing yang akan mengunjungi Nissa ke Indonesia akhir tahun nanti. Pengalaman menarik tidak hanya ia dapatkan ketika berada di AS dan Prancis saja, ketika di Indonesia Nissa sangat antusias dengan mahasiswa asing yang mengikuti progam CLS. Ia mengajar di level pemula dengan materi awal seperti perkenalan, cara menyapa dan bertanya, menghafal angka, hingga lancar presentasi di depan kelas. Kebanggan tersendiri baginya adalah ketika ada salah satu mahasiswanya di kelas pemula yang bernama Bill Wang berani melakukan stand up comedy di kafe dengan menggunakan bahasa Indonesia. Menurut Nissa, hal tersebut bisa memotivasi mahasiswa lain untuk berani kooperatif dan proaktif mempraktikkan bahasa Indonesia dan mencoba hal baru di depan umum. “Kuncinya kerja keras, nggak gampang menyerah, dan tetap semangat,� tutup Nissa. Amey.

Tahun 40 September-Oktober 2018|

27


Info

“Act Your Self!”

Saatnya Mahasiswa Terjun Perangi Narkoba

T

dan meningkatkan kesadaran mahasiswa akan perannya dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba. Mendatangkan pemateri dari berbagai kalangan yang bergerak di anti kenapzaan membuat Semnas ini disambut antusias oleh para peserta. AKBP Ria Damayanti, S.H,. M.M. selaku Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNNP Jatim sebagai pemateri pertama menyampaikan, kampanye untuk upaya pencegahan penggunaan narkoba di kalangan masyarakat sangat perlu digerakkan. Pada awalnya, seseorang bisa terjerumus ke narkoba dari coba-coba dan karena pengaruh teman yang memakai obat terlarang, tetapi lama-kelamaan akan menjadi kebiasaan dan menjadi ketergantungan. "Jadikanlah BNN sebagai rumah kedua bagi kita yang peduli tentang masalah narkoba yang sedang terjadi," pesannya. Materi kedua disampaikan oleh Drs. Subekhi Hadi Purnomo, M. Pd., Penggagas Kampus Bebas Napza Politeknik Negeri Malang (Polinema). Ia menyampaikan materi tentang “Mahasiswa dan Dinamika Tantangan Masa Depan”. Dalam setiap kegiatan mahasiswa perlu ada pengayom untuk mengawasi dan

membimbing mahasiswa agar jauh dari pengaruh negatif pemakaian obat-obatan terlarang. “Act yourself! Mulailah bergerak melakukan pencegahan di masyarakat," pesannya. Menurutnya, di kalangan mahasiswa, kampanye “No Smoking” juga perlu dilakukan untuk menambah pengetahuan tentang bahaya rokok sebagai awal ketergantungan pada zat adiktif. Donny Andreas, seorang Aktivis Pencegahan Napza Fasilitator Adiksi dan HIV/AIDS hadir sebagai pemateri ketiga. Hadir pula Adicahya Wisnu P., Duta Anti Narkoba dari Gerakan Nasional Anti Narkotika (GRANAT) Jawa Timur 2018 sebagai moderator. “Diharapkan, setelah mengikuti semnas HANI mahasiswa turut berperan aktif dalam perjuangan bersama melawan penyalahgunaan narkoba,” ungkap Makin selaku Ketua Pelaksana Semnas HANI. Tanzilla

dok. MPIK

dok. Panitia

epat pada 26 Juni lalu diperingati sebagai Hari Anti Narkotika Internasional. Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Gerakan Mahasiswa Anti Napza (German) Universitas Negeri Malang (UM) memperingatinya dengan mengadakan Seminar Nasional Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) pada Sabtu (15/9). Bertempat di aula Gedung A3 UM, seminar nasional (Semnas) ini mengambil tema “Prepare Yourself to Fight Indonesian Emergency Drugs”. Pengambilan tema kegiatan dilatarbelakangi oleh isu yang berkembang sejak beberapa tahun terakhir bahwa Indonesia mengalami darurat narkoba, tetapi banyak mahasiswa masih belum mengetahui bahaya darurat narkoba yang sebenarnya. Penangananan yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) dan aparatur penegak hukum dalam mengatasi penyalahgunaan narkoba sudah maksimal, sekarang waktunya mahasiswa untuk ambil bagian agar barang berbahaya ini tidak sampai ke generasi muda. Semnas HANI ini memiliki tiga tujuan khusus, yaitu untuk memperingati HANI, memberikan edukasi kepada mahasiswa terkait bahaya penyalahgunaan narkoba,

Drs. Subekhi Hadi Purnomo, M.Pd. penuh semangat menyampaikan materi

28 | Komunikasi Edisi 318


Info

Di Balik Perolehan 5 Medali Pimnas 2018

G

bahwa persiapan Pimnas tidak spontan, tapi membutuhkan strategi dari awal. Penyeleksian secara ketat sudah dilakukan sejak tahap seleksi proposal, baik dari administrasi maupun pada konten. Seleksi dilakukan dua tahap, pertama di level fakultas, tahap kedua di level universitas. Hasil seleksi terbaik dikirim ke Belmawa dengan ukuran klaster 1 untuk UM. "Setelah dinyatakan lolos didanai, UM mulai mengadakan program pembinaan di level fakultas dan level universitas dengan melibatkan sejumlah pakar ilmu dan tim publikasi. Tim penalaran juga melakukan pemantauan dengan mengadakan monitoring dan evaluasi (Monev) internal hingga Monev eksternal yang dilakukan oleh Belmawa. Setelah muncul finalis yang lolos ke Pimnas, kami melakukan pembinaan dan karantina," jelas penggemar seafood ini. Di akhir wawancara, Hany mengucapkan terima kasih kepada civitas akademika UM. Peraih medali perak presentasi bidang PKM-K, Robby Wijaya mengaku sangat bahagia saat timnya dinobatkan sebagai juara. “Persiapan tim yang matang sejak awal dapat mendongkrak nilai saat presentasi,” ungkap mahasiswa asal Pakis, Malang ini. Mahasiswa jurusan Teknik Mesin tersebut mengaku bahwa kekompakan tim juga menjadi faktor penentu kemenangan mereka, “Akan mustahil rasanya bisa bekerja dengan baik kalau nggak kompak, karena pasti nggak akan nyaman dan menghambat produktivitas, Alhamdulillah, tim kami bisa kompak dan meraih medali di Pimnas tahun ini,” terang lelaki kelahiran 1995 ini.Nida

dok. MPIK

emuruh suara yel-yel dari masing-masing perguruan tinggi (PT) se-Indonesia meramaikan GOR Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) pada Minggu (1/9) saat acara Penutupan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-31 tahun 2018. Sejumlah 135 tim dari seluruh PT negeri dan swasta se-Indonesia telah selesai berkompetisi dalam ajang penalaran paling bergengsi ini. Volume yelyel semakin meninggi saat akan dibacakan pengumuman pemenang lomba poster. Universitas Negeri Malang (UM) disebutkan dua kali dalam kategori ini, tidak tanggung-tanggung, medali emas PKM-PE dan PKM-T berhasil dibawa pulang. Dalam kategori presentasi, UM berhasil memboyong 1 medali perak untuk PKM-K serta 2 medali perunggu PKM-KC dan PKM-K. Dari 8 tim yang lolos Pimnas, 5 medali dapat dibawa pulang. Wakil Rektor III UM, Dr. Syamsul hadi, M.Pd. mengaku bangga kepada seluruh pejuang Pimnas UM. Ketua Tim Penalaran, Dr. Heny Kusdiyanti, M.Pd. menyebutkan, pencapaian Pimnas tahun ini sudah baik tapi perlu kerja lebih keras lagi, “Perjuangan mahasiswa sudah betul-betul maksimal dan kerja kerasnya sudah luar biasa, jadi seharusnya bisa bawa 8 medali,” ungkap dosen FE ini. Ibu dua anak ini juga menuturkan bahwa capaian sosialisasi yang dilakukan tim penalaran UM juga luar biasa, terbukti sudah ada mahasiswa baru angkatan 2017 yang PKM-nya berhasil menembus Pimnas. Saat ditanya tentang persiapan menuju Pimnas, dosen yang hobi travelling ini mengaku

Kepalkan tangan siap hadapi lawan

Tahun 40 September-Oktober 2018|

29


Up to Date

KONSER 14 KONDUKTOR/ MASTERCLASS & NICOLAS FINK Goethe-Institut Indonesien: PSM SSÇ UM sangat berbakat

S

dok. Panitia

ebagai puncak acara sekaligus penutupan Conducting Masterclass bersama Nicolas Fink, 14 konduktor Indonesia memperlihatkan kemampuan mereka dalam dua konser bersama paduan suara universitas dan ansambel masing-masing di Sasana Budaya Universitas Negeri Malang (UM), Sabtu (29/9). Keempat belas konduktor yang telah terpilih bekerja sama dengan Paduan Suara Mahasiswa Satata Çakti

(PSM SSÇ) UM dan PSM Brawijaya. Konser pertama berlangsung pukul 15.00-17.00 WIB dan konser kedua pukul 19.00-21.00 WIB. Pada setiap konser, masing-masing konduktor membawakan dua lagu yang berbeda. Turut hadir Wakil Rektor III UM, Dr. Syamsul Hadi, M.Pd, M.Ed. dan Direktur Regional Goethe-Institut wilayah Asia Tenggara, Australia dan Selandia Baru, Dr. Heinrich Blömeke dalam perhelatan konser tersebut. Konser disajikan dengan gaya ala konser repertoar paduan suara Jerman, seperti karya-karya Schütz, Reger, Mahler, Johann Sebastian Bach, dan Brahms yang telah mereka pelajari di kelas master. Ditemui saat siaran pers pada Jumat (28/9), Elizabeth Soegiharto, Koordinator Program Budaya Goethe-Institut Indonesien mengungkapkan, kegiatan ini dilaksanakan karena pada sebelumnya Goethe-Institut Indonesien menyelenggarakan Jerman Fest pada 2015 bekerja sama Nicolas Fink. Saat Nicolas Fink melatih beberapa paduan suara di Jakarta, Bandung, dan Medan, Fink menemukan suatu fakta bahwa paduan suara Indonesia berkualitas bagus, namun masih harus dilatih. “Ide itu kemudian disampaikan kepada kami (Goethe-Institut Indonesien, red.) dan kami sebagai pusat

Penampilan gabungan dari PSM UM dan UB

30 | Komunikasi Edisi 318

kebudayaan Jerman, kita pikir itu ide yang menarik,” ulas wanita yang akrab disapa Caca Tersebut. Setelah adanya survei, Goethe-Institut Indonesien menilai PSM SSÇ UM sangat berbakat. Penilaian tersebut juga didasarkan pada video yang dikirim Goethe-Institut Indonesien. Penonton yang hadir turut antusias menikmati alunan konser, terbukti gemuruh suara tepuk tangan penonton mengapresiasi pembawaan lagu Ich bin der Welt Abhanden Gekommen oleh Daniel Ekasaputra Ongkowijoyo, Konduktor asal Jakarta dan Anggota PSM SSÇ UM. Maura Salmaa Amalia, penyanyi alto PPSM SSÇ UM menuturkan bahwa dirinya sangat senang bisa menjadi bagian dari kegiatan ini. “Ya senengnya banyak banget pelajaran yang didapatkan, tapi ya gitu capek karena biasanya sampai 8 jam sehari nyanyi,” ulas wanita kelahiran Sidoarjo tersebut. Selain belajar bernyanyi dari konduktor, Maura juga mengatakan bahwa selama latihan ia diajari untuk selalu berpikir positif dan berkata positif kepada siapapun. “Selain belajar dari nyanyi-nyayi, kita juga selalu diajari buat selalu positive thinking dan berkata positif pada siapapun, jadi ga boleh ngomong negatif,” tutup Maura. Irkhamin


Pustaka

Keberhasilan Pemimpin yang Mencintai Sejarah “Sungguh Konstatinopel akan ditaklukkan oleh kalian. Maka sebaik-baik pemimpin adalah pemimpinnya dan sebaik-baik pasukan adalah pasukannya� (HR. Ahmad).

B

egitulah sepenggal sabda Rasulullah Muhammad SAW yang dikutip Felix dalam bukunya Muhammad Al-Fatih 1453. Buku ini merupakan buku sejarah islam yang sama sekali jauh dari kata monoton. Gaya penulisan Felix yang mengalir mengajak pembaca untuk menikmati lembar demi lembar kisah sejarah Sang Penakluk yang penuh dengan suri teladan dan perjuangan. Tentu bukanlah perkara mudah menerobos pertahanan tembok kokoh yang tidak pernah jebol selama 1.123 tahun meski 23 serangan dialamatkan kepadanya. Namun itulah kenyataan yang berhasil dilakukan oleh Muhammad Al-Fatih (Sultan Mehmed II) dan pasukan terbaiknya setelah 54 hari pengepungan. Semua mungkin hanya akan menjadi mimpi belaka jika pemimpinnya tak seideal Sang Sultan. Beliaulah sosok pemimpin perang yang piawai sekaligus penguasa yang pandai, seorang yang ambisius sekaligus takwa kepada Tuhannya, seseorang yang berada di garis depan ketika perang, namun juga bangun di malam hari untuk bersimpuh rendah di hadapan-Nya. Sungguh sosok pemimpin yang dielu-elukan rakyat dan disegani lawan. Sultan Muhammad Al-Fatih sangat senang mempelajari sejarah dan bahasa. Sejarah memungkinkan seseorang untuk tidak mulai kembali dari titik nol, namun melanjutkan apa yang telah dibangun

oleh orang-orang sebelumnya sehingga jalan menuju keberhasilan lebih dekat. Dalam kasus Sultan Mehmed, Sejarah tidak menjadi masa lalu yang hanya befungsi sebagai nostalgia dan romantisme tanpa arah, namun menjadi perhitungan dan perencanaan untuk menentukan keputusan di masa depan. Dengan sejarah pula, Sultan Mehmed menjadi seseorang yang fleksibel, inovatif dan penuh dengan kejutan. Dalam buku ini, Felix mampu menuliskan jalan cerita yang mengalir dan diksi yang selaras sehingga membuat buku sejarah ini tidak membosankan untuk dibaca. Deskripsi dan gambaran suasana yang jelas membuat pembaca seolah-olah terlibat dalam rangkaian peristiwa yang ada. Selain itu, berbagai illustrasi berupa peta, lukisan, dan tanggal-tanggal setiap peristiwa yang dicantumkan mampu menghidupkan imajinasi pembaca sehingga mendapatkan gambaran tentang cerita yang sedang dikisahkan. Contohnya adalah pada halaman 176-191, di sana dikisahkan dengan hebatnya Sultan Mehmed dan pasukannya memindahkan 72 kapal dari Selat Bhosporus menuju Teluk Tanduk Emas hanya dalam waktu satu malam. llustrasi berupa peta jalur pemindahan kapal dan gambar yang melukiskan lautan prajurit bersama kapalkapal besar memberikan kesempatan kepada pembaca untuk seolah-olah dapat melihat kejadian tersebut berada

repro Internet

oleh Nur Nilam Ayu Saputri

Judul buku Pengarang Penerbit Tahun terbit Tebal buku

: Muhammad Al-Fatih 1453 : Felix Y. Siauw : Alfatih press : 2014 : 320 halaman

dihadapan mereka. Sikap Sultan Mehmed yang pemberani, tangguh, adil, menyukai keilmuan, menyayangi para ulama, cerdas, dan ikhlas serta sifat-sifat pemimpin yang lainnya bukanlah sifat yang muncul dari lahir, itu semua dibentuk di dalam diri Mehmed melalui sejarah para ksatria Islam. Leader are nurtured not only by nature. Dalam buku ini, Felix memilih untuk menggunakan alur maju untuk mengisahkan proses tersebut. Hal ini merupakan pilihan yang tepat, mengingat ini adalah buku yang penuh dengan rentetan cerita sejarah yang belum pernah dialami pembacanya. Dengan alur yang runtut, pembaca dapat dengan mudah memahami plot cerita. Felix mampu memainkan emosi pembaca melalui gaya penulisannya yang sangat natural. Ketegangan, kesakitan, kecemasan, maupun euforia kemenangan seolaholah berada dihadapan pembaca. Namun demikian, terdapat beberapa kekurangan yang dapat dijumpai dalam buku ini, salah satunya adalah mengenai tata letak gambar illustrasi. Susunan gambar illustrasi tidak begitu rapi, dan terdapat beberapa gambar yang terulang dan sebenarnya tidak perlu di lampirkan. Selain itu, pembaca dibuat agak bingung dengan istilah-istilah asing yang tidak disertai penjelasan yang dapat dimengerti secara umum. Penulis adalah mahasiswa Jurusan Sastra Inggris Fakultas Sastra UM

Tahun 40 September-Oktober 2018|

31


Curhat

Move On NOW!!! Dear Redaksi Majalah Komunikasi Saya mau curhat neh... Saya mahasiswa semester akhir, saya pacaran dengan mantan saya 2 tahun, setelah putus dengan mantan saya, saya sekarang pacaran lagi dan keluarga sudah saling mengenal dan akan melangkah ke pernikahan, calon suami saya yang sekarang sangat baik dan perhatian. Saya sayang sama pacar saya yang sekarang. Tapi saya tidak bisa move on dari mantan saya. Saya masih sering kepoin FB, IG, dan status WA mantan saya. Padahal dia juga sudah punya pacar yang baru. Saya masih sayang dan cinta sama mantan saya meski itu tidak terucap. Mungkin mantan saya juga tidak tahu kalau saya sangat mencintainya. Hal ini sangat menggangu konsentrasi kuliah saya, mengganggu kenyamanan hubungan saya dengan pacar saya yang sekarang dan mengganggu ibadah saya, karena lebih sering ingat dia daripada berdzikir. Saya inginnya hubungan dengan pacar saya yang sekarang baik-baik karena rencana ke depan kami akan membina rumah tangga. Mohon solusinya ya... Terimakasih...

ilustrasi oleh : Krisnawa Adi Baskhara

Sebelum saya membahas cara-cara move on, maka saya akan bahas dahulu beberapa faktor yang menyebabkan gagal move on. Gagal move on Ananda Penanya dapat dikarenakan memaknai cinta dengan mantan sebagai cinta romantis (yang biasanya sulit untuk dilupakan), mempunyai ingatan kuat tentang kenangan indah bersama mantan, mempunyai kebutuhan kelekatan yang dirasa dapat dipenuhi oleh sikap mantan sehingga merasa nyaman secara emosi. Ditambah pengaruh lingkungan saat ini, adanya teknologi yang memudahkan terkoneksi dengan mantan melalui sosial media. Ananda Penanya dapat mencoba beberapa cara berikut untuk dapat move on dari mantan, yaitu: (1) Menjadikan putus cinta sebagai momen untuk menjadi pribadi yang lebih matang, yaitu dengan cara mengevaluasi secara objektif hambatan apa saja yang membuat berakhirnya hubungan, sehingga belajar untuk mengatasi hambatan tersebut agar lebih harmonis ketika kelak menjalin hubungan dengan suami. (2) Menyadari dalam pikiran bahwa hubungan dengan mantan hanya cinta romantis yang labil dan sesaat, sedangkan cinta sejati membutuhkan adanya intimasi dan komitmen (mantan tidak melanjutkan ke jenjang pernikahan, artinya ia tidak bersungguh-sungguh, maka Ananda jangan menghabiskan waktu dan tenaga untuk memikirkan mantan, fokus pada orang yang akan memberikan cinta sejati). (3) Ingat kembali alasan dan penyebab-penyebab berakhirnya hubungan, terutama setiap kali teringat dengan kenangan-

kenangan indah bersama mantan. Pastinya ada alasan kuat dan penting sehingga Ananda tidak dapat lagi meneruskan hubungan tersebut (bila perlu buat list yang panjang tentang penyebab putus atau kekurangan mantan, lalu sering Ananda baca). (4) Membangun dan menciptakan kelekatan dengan calon suami, yaitu dengan cara saling menjadikan pasangan sebagai tempat yang aman untuk berbagi (kegembiraan ataupun permasalahan), saling memberikan dukungan dan semangat kepada pasangan, dan saling menciptakan momen-momen spesial. (5) Menyadari pengaruh negatif dari media sosial terhadap hubungan Ananda di masa depan, maka jangan lagi terkoneksi dengan mantan, unfollow semua media sosial yang berhubungan dengan mantan. (6) Terakhir, coba bayangkan apabila calon suami masih terbayang-bayang mantannya, apa Ananda rela? Apabila tidak rela, maka sebaiknya Ananda juga tidak lagi terbayang-bayang mantan. Demikian saran dari saya, semoga bermanfaat, dan semoga lancar bahagia rumah tangganya kelak.

dok. Pribadi

Jawaban:

Jawaban dari Ike Dwi Astuti, S.Psi., M.Psi. Dosen Fakultas Pendidikan Psikologi UM

Mahasiswa UM dapat mengirimkan tulisan berupa curahan hati (curhat) pada rubrik ini dengan space halaman A4 via email komunikasi@um.ac.id selambat-lambatnya tanggal 25 November 2018. Apabila nama asli tidak ingin dicantumkan, diperbolehkan untuk menggunakan nama inisial. Curhat Anda akan kami kirim ke ahlinya (dosen Fakultas Pendidikan Psikologi UM untuk mendapatkan jawaban. Tulisan curhat akan mendapat imbalan atau penghargaan yang sepantasnya.

32 | Komunikasi Edisi 318


Wisata

Sensasi Wisata

di Goa Pindul

dok. Pribadi

oleh Nida

Menyatu bersama aliran air di Goa Pindul

S

aat berkunjung ke Yogyakarta, Goa Pindul bisa dijadikan pilihan tempat wisata yang asyik dan menyenangkan. Goa yang terletak di Dusun Gelaran, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta ini memiliki sensasi yang luar biasa dengan panjang 350 meter dan lebar 5 meter. Konon, nama Pindul diambil dari cerita seorang bayi dari Kerajaan Mataram yang dimandikan dalam goa. Saat dimandikan, pipi sang bayi terbentur (kebendul dalam bahasa Jawa, red.) batu yang ada di dalamnya. Karena peristiwa tersebut, akhirnya goa itu dinamakan Goa Pindul. Seusai menuntaskan kompetisi dan menyabet lima medali, kontingen Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) Universitas Negeri Malang (UM) menyegarkan pikiran dengan berwisata ke Goa Pindul pada Minggu (1/9). Setelah menempuh perjalanan sekitar 1-1,5 jam dari hotel tempat menginap, sampailah kami di wisata Goa Pindul. Dengan membayar Rp60.000,00 per orang pengunjung sudah dapat menikmati panorama Goa Pindul. Namun, jika menambah jasa fotografer pengunjung akan dikenai biaya Rp150.000,00 per orang. Ada 3 zona dalam goa yang dapat dieksplorasi oleh pengunjung. Pertama ialah zona terang, zona ini merupakan start

memasuki area goa. Kedalaman goa di zona awal ini sekitar 5-6 meter. Sebelum memulai perjalanan memasuki goa, masing-masing orang diharuskan membawa ban yang dilengkapi dengan tali melintang di tengah dan di seputar ban. Dengan tali yang diletakkan melintang, ban itu dapat kami duduki dan berfungsi seperti rakit. Sesampainya di zona terang ini, ban yang kami bawa diletakkan di air, lalu pemandu wisata memberi instruksi pada kami untuk berbalik dan meletakkan bagian belakang badan ke ban yang telah terapung di air seperti orang yang sedang berbaring setengah duduk. Satu demi satu dari kami melakukan hal yang sama sesuai instruksi pemandu wisata dan saling memegang tali ban yang sudah terpasang kuat. Kami pun mulai menyusuri pesona Goa Pindul dengan menggunakan ban dan pelampung. Selanjutnya zona remang, zona ini berkedalaman 7-8 meter. Di zona ini, cahaya sudah mulai meredup, air dalam goa sangat tenang, ornamen-ornamen yang terdapat di dinding goa ditambah susunan batu kapur berbentuk kerucut yang disebut stalagmit, serta sinar matahari yang terpancar dari lobang goa membuat tempat ini semakin anggun. Bak lukisan yang indah dan mahal. Dari stalagmit tersebut keluar tetesan air. Zona ketiga adalah zona gelap. Di area ini petugas harus menyalakan senter karna tidak ada lagi cahaya yang masuk. Saat menatap ke atas, kami bisa menyaksikan

kelelawar-kelelawar yang menclok di langitlangit goa. Ada yang sendiri ada juga yang bergerombol. Pemandangan langka yang tentu tidak bisa didapat di setiap tempat. Setelah sekitar 30 menit menyusuri goa, sampailah kami di hilir. Kedalaman di zona ini sekitar 3 meter. Kami pun mengembalikan ban ke petugas. Namun, tidak berhenti di situ, kami menghabiskan waktu dengan berenang. Setelah puas menyusuri goa, rombongan kami menguji adrenalin dengan melakukan rafting dengan tambahan biaya Rp50.000,00 per orang. Tak lengkap rasanya jika mengunjungi tempat wisata tanpa mencoba suguhan kulinernya. Maka seusai rafting rombongan berjalan ke belakang tebing dan disana kami bisa mencicipi suguhan berbagai aneka makanan tradisional. Menu yang ditawarkan seperti kuah lodeh, ayam bakar, mujair, sambal mentah, dan lain-lain. Suasana bersantap makan semakin terasa endeus karena kami menikmatinya sembari duduk di gazebo yang terletak di atas 3 kolam besar yang berisi gurami. Di sekelilingnya tersaji deretan pohon kelapa dan pohon pisang yang menambah kesejukan suasana kala itu. Penasaran seperti apa sensasinya? Jangan lupa mampir ke Goa Pindul jika kalian berkunjung ke Jogja. Penulis adalah Staf MPIKA Universitas Negeri Malang dan Redaktur Pelaksana Majalah Komunikasi UM.

Tahun 40 September-Oktober 2018|

33


Rancak Budaya

Selendang Merah Lasmi oleh Riris Vita Sari

A

lunan suara gamelan mengiang mengalun irama-irama khas budaya Jawa. Raja beserta para petinggi dan abdi ndalem sangat menikmati gema suara yang keluar dari alat musik khas Jawa ini. Para penari bertubuh sintal menari dengan moleknya, mengiringi irama gamelan. Syahdu pada malam-malam pesta kerajaan di Keraton Mangkunegara. Raja Mangkunegara dan para petinggi lainnya terlihat anggun berwibawa menyaksikan tarian para penari molek. Pesta kerajaan tak luput dari kehadiran pemerintah Belanda yang sengaja diundang oleh Raja. Suguhan pesta kali ini begitu mewah, Raja tak segan-segan untuk menyuruh tamu-tamunya menikmati jamuan makan yang tersedia. Khusus dengan Residen dan Asistennya disajikan pada Rijstaffel 1) dengan menu khas Jawa. Kehangatan pesta semakin meriah dengan tampilnya penari berbakat di Keraton Mangkunegara. Wangi kembang melati melekat bercampur bau tubuh sang penari yang sintal, cantik dan anggun. Musik gamelan semula halus berubah menjadi sedikit lincah dan luwes. Sang penari dengan tubuhnya yang luwes menari memikat seluruh mata yang memandang. Irama gamelan sesuai dengan gerak tubuhnya, menari dan terus menari dengan anggunnya. Siapa gerangan

1)

Rijstaffel : Meja hidangan; meja nasi

34 | Komunikasi Edisi 318

penari itu, Raja? Residen dan Asistennya mulai tertarik oleh tarian sang penari, rupanya terkena jarring-jaring pesona penari itu. Apakah Anda ingin menari bersamanya, Tuan Residen? Raja menyuguhkan tawaran menarik bagi mereka. Seketika mereka bingung menerima atau menolak tawaran manis tersebut. Kebetulan sekali saya masih bujang dan mencari seorang gundik untuk menemani saya. Sepi rasanya kalau tak ada wanita di rumah. Van Dedrick semakin menikmati gerak tubuh penari, seolah ingin memiliki gadis itu. Sang asisten residen mengembangkan senyum manis sambil menatap wajah manis dan ayu sang penari. Silakan Tuan Residen, menarilah bersamanya. Raja menyuruh alunan gamelan berhenti, seketika penari itu berhenti. Van Dedrick maju dengan gagah mendekati sang penari yang bingung dengan kejadian tersebut. Respon gadis itu seolah-olah menolak untuk menari bersama laki-laki 30 tahun-an itu. Namun, sebagai seorang penari wajib bagi dirinya untuk melayani tamu undangan serta menghormati titah raja. Gamelan kembali berbunyi, sorak gembira dari tamu-tamu undangan meriuh melihat sang penari menari bersama residen. Residen sangat menikmati seluruh kejadian tersebut, tapi sang penari justru merasa segan melayani residen. Berakhirnya tarian itu, raja menawarkan

kembali kepada asisten residen yang dari tadi hanya duduk dan melihat-lihat suasana pesta yang riuh. Maaf tuan raja, saya harus kembali ke kantor segera. Tuan raja dan residen saya pamit dulu. Respon penolakan asisten residen Larry Hans membuat seluruhnya tertegun dan bertanya-tanya. Ada apa Larry, bukankah kita sedang berpesta saat ini? Van Dedrick langsung menyusul Hans, ia hanya tertuju pada wajah rekannya. Aku hanya mengagumi gadis itu dengan tatapanku, bukan untuk melayaniku menari, Dedrick. Van Dedrick tertawa dan menepuk pundak laki-laki 25 tahun-an itu. Mengapa kau menertawakanku? Apa yang lucu, Dedrick? Gelak tawa Van Dedrick menggema di telinga Hans. Kau mulai bijak sekarang, Larry. Bukakah dulu kau seorang pemikat wanita di sekolah? Ternyata gadis itu sangat mengubah pandanganmu tentang wanita. Hans mengingat kejadian dimana ia pernah memikat banyak gadis di sekolahnya, ternyata ia mulai melupakan tentang hal memalukan itu. Sudahlah, ayo kita pulang. Tiada gadis yang dikencani malam ini, Bujang. Malam semakin menebar angin dingin, tanda bahwa hari telah larut dan berganti menuju pagi. Kereta kuda berjalan menyusuri jalan sepi, suasana senyap merasuki mereka yang pulang kembali ke rumah. Pesta telah usai, para tamu undangan bergantian pamit dan pulang. Sang penari melucuti tata rias


Rancak Budaya

ilustrasi oleh : Krisnawa Adi Baskhara

yang menghiasinya selama ia menjamu tamu undangan. Ia merasa kesal dengan kejadian yang menimpanya. Lasmi, mengapa kau terlihat tak senang saat residen menari bersamamu? Nyonya Sumi menerawang pikiran Lasmi yang kalut. Namun, Lasmi tetap terdiam saja tanpa berniat ingin membalas pembicaraan guru tarinya itu. Malam itu menjadi kesakitan tersendiri bagi Lasmi. Ia melangkah pulang kembali ke rumah dengan kepahitan di hati. Pagi itu terlukis indah, embun daun segar, suara kicau burung kecil, matahari yang belum terlihat sempurna, namun hangatnya

terasa menyentuh lembut. Di ranjang kayu beralaskan tikar, terbaring Lasmi yang lelah akibat menari semalam. Ibunya paham betul jika Lasmi tidak bangun lebih awal, maka ibunya lah yang menggantikan posisi di dapur untuk sementara. Ayah Lasmi seorang pejuang rakyat kecil telah tiada semenjak Lasmi masih dalam gendongan ibunya. Kehidupan berubah total semenjak ayahnya menjadi boomerang bagi kehidupan Lasmi dan ibunya. Mereka diasingkan dan tidak diperbolehkan menikmati kehidupan yang layak. Bau masakan ibunya seketika membangunkan Lasmi. Ia sangat menikmati

bau itu dan lari menuju dapur. Ibu, apakah kau memasak makanan kesukaanku? Maafkan aku jika aku terlambat pulang kemarin. Lasmi tertunduk lesu memikirkan jawaban ibunya yang mungkin akan memarahinya lagi. Mengapa kau murung, Lasmi? Aku sudah memasak tumis daun singkong dan singkong rebus kesukaanmu. Bagaimana suasana pesta kemarin, Nduk? Ibunya hanya terfokus pada wajah ayu putri tunggalnya itu, seksama diperhatikannya raut wajah murung Lasmi. Tak usah dibahas, Ibu. Lasmi segera menyantap makanan dengan lahap, ibunya hanya memperhatikannya dari tadi.

Tahun 40 September-Oktober 2018|

35


Setelah ini, aku akan ke Pasar Kota membeli beberapa bahan makanan untuk kita. Aku janji akan pulang cepat, Bu. Lasmi beranjak pergi meninggalkan rumah bambunya yang kusam. Pasar menjadi ramai pagi ini, beberapa pedagang desa yang menjual bahan makanan murah. Tak mau kalah pedagang Cina dengan kain dan barang antik yang harganya lumayan miring. Terlihat di sudut gang pasar ada dua orang pemuda Belanda yang duduk sambil melihat aktivitas Pasar yang ramai. Larry, apakah nanti kita akan bertemu gadis itu disini? Pertanyaan Van Dedrick membuat Hans merasa terkejut. Ah, sudahlah Dedrick kau masih terus saja membicarakan gadis itu. Hans mulai bosan dengan topik pembicaraan rekannya. Kita bertaruh, kalau kau yang menemukan gadis itu duluan, maka kau yang akan berkenalan dengannya. Tapi jika aku yang duluan, sudah jelas aku yang akan memilikinya. Kau setuju Larry? Tantangan konyol bagi Hans, namun tidak berlaku untuk Van Dedrick. Terserah kau saja Dedrick. Mereka pun berpencar ke seluruh arah Pasar Kota. Lasmi melihat-lihat kain selendang di toko milik A Khiong seorang penjual kain yang harganya cukup murah. Memilah-milah kain membuatnya merasa senang dan ingin memiliki semua kain itu. Ia pun bingung harus memilih diantara kain-kain selendang yang cantik dan oriental. Boleh kah aku pilihkan satu untukmu? Seorang laki-laki tiba-tiba datang dan mengejutkan Lasmi. Lasmi terhenyak dari posisinya dan memandang aneh lakilaki itu. Silakan tuan pilihkan satu yang terbaik untukku. Lasmi kagum dengan kejadian itu dan memperhatikan wajah tampan Hans yang manis. Tapi ada satu syarat, aku ingin tahu siapa nama pemilik selendang yang aku pilihkan nanti? Lasmi tertegun lalu tertawa kecil mendengar persyaratan dari pemuda itu. Pemilik itu bernama Lasmi, tuan. Ya, saya sendiri pemiliknya. Hans tersenyum lembut menatap raut wajah Lasmi yang ayu. Baiklah, satu syarat sudah terpenuhi. Aku pilihkan satu yang terbaik untukmu. Namaku Larry Hans, kau bisa memanggilku Hans saja. Lasmi terpaku memandang Hans begitu lama, saat Hans memilah kain selendang yang cocok untuknya. Hans mengambil selendang putih bermotif oriental khas bunga-bunga kuning. Ia pun langsung memakaikannya di tubuh sang penari itu. Kau sangat manis, Lasmi. Seperti kau yang berada di Keraton kemarin malam. Raut muka Lasmi memerah manis mendengar pernyataan Hans. Aku akan mengambil pilihanmu, tuan Hans. Lasmi berusaha melepas kain selendang di lehernya. Jangan kau panggil dengan kata tuan, cukup Hans saja. Aku akan membelikan ini untukmu. Seusai dari toko, mereka berjalan mengitari Pasar yang mulai beranjak sepi.

36 | Komunikasi Edisi 318

Canda gurau mengisi perjalanan mereka, hingga tak sadar bahwa Pasar telah terlewati jauh dan ufuk matahari telah turun dan meredup. Hans, apakah kau pegawai asisten residen yang kemarin berkunjung ke pesta di Keraton? Lasmi memandang raut wajah Hans yang dingin. Aku tahu maksud pertanyaanmu, Lasmi. Kau mengira bahwa aku sama buruknya dengan mereka yang semena-mena padamu. Pemikiranku berbeda dengan pemikiran mereka, aku menaruh kasihan terhadap orangorang sepertimu. Ada kalanya aku hendak menolong, namun aku tersendat pada perintah atasan dan sistemku. Pada dasarnya kita sama-sama ingin hidup tenang, bukan? Lasmi benar-benar kagum akan sosok Hans yang bijak, tegas dan tenang. Aku antarkan kau ke rumahmu, Lasmi. Tak baik bila gadis manis pulang sendirian malam-malam. Tawaran Hans membuat Lasmi tak menolak mentahmentah penawaran pemuda tampan itu. Baiklah Hans, aku sangat berterimakasih padamu. Kuda pun melaju di jalanan kota menuju pedesaan, gemerlap lampu-lampu kota di jalan mengiringi derap kaki kuda yang terus melaju. Hujan turun tak diundang, awalnya hanya setitik semakin lama semakin deras. Mereka berhenti di perbatasan kota, mencari tempat berteduh dari derasnya air hujan. Akhirnya gubuk tua tak berpenghuni pun menjadi pilihan. Hujan tak dapat ditebak, Lasmi. Pakailah jas ini untuk menghangatkanmu, aku akan menyalakan api untuk menghangatkan kita. Kesekian kali Lasmi dibuat terpesona oleh sikap Hans padanya, tak sadar senyum manis menyungging di bibir gadis molek itu. Nyala api semakin menghangatkan, ditambah basa-basi mereka yang semakin akrab saja. Hujan tak kunjung berhenti, Lasmi teringat akan janji pada ibunya membuatnya semakin cemas. Menatap kecemasan Lasmi, membuat Hans menjadi gelisah. Sabarlah sayangku, hujan tak akan lama lagi reda. Lasmi, boleh ku katakan sesuatu padamu? Aku sangat mencintaimu sejak pertama bertemu. Lasmi menatap wajah lembut Hans dan terdiam memikirkan kata-kata cinta yang manis dari Hans. Aku juga sangat mencintaimu, Hans. Kau tahu aku hanya lah seorang penari biasa, tidak setara denganmu tuan asisten residen. Hans memeluk tubuh Lasmi dan memegang dagunya dengan lembut. Kau tak perlu mempermasalahkan status sosial kita, Lasmi. Kau hanya perlu bersamaku dan mencintaiku, itu sudah cukup bagiku. Kecupan lembut di kening Lasmi menghangatkan seluruh jiwanya. Ia tak bisa berpikir jernih dan mulai nyaman dengan situasi malam itu. Ia pun terbayang dalam buaian manis. Malam yang panjang dilalui dengan hujan yang masih turun. Malam yang indah menikmati kehangatan cinta dan hawa kedinginan.

Sejuk pagi di tengah-tengah hutan desa membuat hawa dingin tetap bertahan, meski sinar matahari mulai nampak tembus di balik dinding bambu. Lasmi dan Hans terbangun menengok satu sama lain, mengingat kejadian kemarin malam. Hans telah berjanji mengantarkan Lasmi sampai rumahnya. Sisasisa hujan berakhir pada tetesan embun di daun-daun pohon bambu menuju rumah Lasmi. Kau dari mana saja, Lasmi? Kau sudah berjanji tidak terlambat pulang. Dan ada apa tuan asisten residen kemari? Ibu Lasmi kaget melihat keberadaan Hans. Saya hanya mengantarkan Lasmi ke rumah, saya mohon maaf atas kejadian ini. Lasmi, lain kali jangan pulang terlambat lagi, Sayang. Aku akan kembali ke kantor untuk urusan penting. Kuda Hans melaju kencang meninggalkan halaman rumah Lasmi dan ibunya. Lasmi tersenyum bahagia melepas kepergian Hans. Ia dan ibunya masuk ke rumah, Lasmi menceritakan banyak hal atas kejadian yang dialaminya pada ibunya. Ia mengusap kain selendang putih pemberian Hans dan memakainya dengan anggun. Di Kantor, Hans menemukan hal yang tak terduga sebelumnya. Kau berkencan lama dengan gadis itu, Larry? Kau menikmatinya bukan? Kau tahu aku duluan yang mencintainya, kau bukan rekanku lagi, Larry Hans. Beberapa botol minuman keras dilempar ke arah Hans, Van Dedrick mengetahui kejadian kemarin dan tak waras akibat menenggak banyak minuman keras. Tolong tenanglah, Dedrick. Aku jelaskan semuanya, kau tenanglah. Suara pistol terdengar hingga luar ruangan, seorang babu berlari ke ruang kejadian. Hans menemukan dirinya tertembak peluru Dedrick, terjatuh di lantai. Aku sangat tulus mencintainya, bukan cinta nafsu sepertimu, Dedrick. Aku tahu kau sangat menginginkannya, kau tak akan bisa memilikinya, karena aku hidup didalam hatinya. Hans pergi tanpa berpamitan pada Lasmi. Ia yakin bahwa Lasmi akan menunggunya kembali. Hari-hari berlalu begitu cepat, Lasmi sedang menunggu seseorang di tengah keramaian. Ia sangat tak sabar menunggu cintanya, ia nekat ke kota. Lama mencari-cari dan berita itu terdengar olehnya. Jiwa Lasmi terhempas dari raganya, menangis. Kau tahu bahwa aku menunggumu begitu lama, Hans. Hans memeluk erat Lasmi. Maafkan aku Sayangku, aku membuatmu menunggu lama, Lasmi. Darah mengalir di selendang putih pemberian Hans, Lasmi terjatuh tertembak oleh keganasan Van Dedrick. Bukankah Kalian sudah damai selamanya di sana? Dedrick menyunggingkan senyum sinis meninggalkan semuanya. Penulis adalah Mahasiswa Jurus Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang


Mengeja Kenangan dalam Abstrak sebuah Realita oleh M. Asrofi Al Kindi

Masih terngiang ketika kau meninggalkan ku. Alam bersabda melalui katamu, Bahwa hidup terlalu singkat untuk ditangisi. Aku membisu dan diam-diam setuju. Jika kita memutar waktu, kita kan melihat, masa telah memperbudak kita, dalam keadaan duka dan cinta. Sebuah sandiwara tuk lupakan kita, akan nyata, bahwa hidup memang sementara, namun kita mudah terlupa. ilustrasi oleh : Krisnawa Adi Baskhara

Lama aku mengenangmu, dan ternyata inilah penjara yang kau kata, sudah tiba saat aku melupa, akan imajimu. Tunggu, aku rasa tidaklah tepat. Baiklah aku akan membingkaimu dalam kata, sebuah kalimat singkat dalam ucapan terimakasih, dalam tugas akhir yang kueja. Sekedar untuk bersua dan mengenang sekali lagi, waktu yang pakai, tuk bermelankolia. Malang, 2017 Penulis adalah mahasiswa Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang

ilustrasi oleh : Krisnawa Adi Baskhara

Tahun 40 September-Oktober 2018|

37


"Bermanfaat"

Nama : M. Yusuf Effendi Fak/Jur : Sastra : Seni dan Desain

Seluruh civitas UM dapat karya komik dalam bentuk file yang dikirim Seluruh civitas akademika UMmengirimkan dapat mengirimkan karyadengan berupa tema komikbebas dengan tema bebassoft dalam bentuk langsung ke Kantor Redaksi Majalah Komunikasi di Graha Rektorat Lantai II UM atau via email: komunikasi@ soft file yang dikirim langsung ke Kantor Redaksi Majalah Komunikasi Gedung A3 Lantai III UM atau via email: um.ac.id selambat-lambatnya tanggal tanggal 25 November 2018 disertai lokasi foto dan identitas diri fakultas, (nama, fakultas, komunikasi@um.ac.id selambat-lambatnya 25 November 2016 disertai identitas diri (nama, jurusan, dan nomor HP). HP). Komik yang dimuat mendapat imbalan atau penghargaan jurusan, dan nomor yang sesuai. Tahun 40 September-Oktober 2018|

38 | Komunikasi Edisi 318

35


Melalui gang-gang kecil budaya dipertontonkan demi hidup yang diperjuangkan. Nama : Mohammad Yusril Abidin Fak/Jur : Ilmu Sosial/Geografi Lokasi : Kauman RW.02, Malang

Tak ada kebahagiaan masa kecil yang sirna meski masa telah mengikis usia Nama : Amey Karimatul F. Fak/Jur : Ilmu Sosial/Sejarah Lokasi : Pantai Double Six, Bali

Sejauh manapun semesta membawa muaranya akan tetap sama, pada Ia.

langkah,

Nama : Chania M. Widyasari Fak/Jur : Sastra/Sastra Inggris Lokasi : Masjid Putrajaya, Malaysia

Kekultusan sebuah tradisi takkan terhegemoni oleh globalisasi Nama : Amey Karimatul F. Fak/Jur : Ilmu Sosial/Sejarah Lokasi : Bali, Indonesia

Seluruh civitas UM dapat mengirimkan karya fotografi dengan tema dan tempat bebas dalam bentuk soft file yang dikirim langsung ke Kantor Redaksi Majalah Komunikasi Graha Rektorat Lantai II UM atau via email: komunikasi@ um.ac.id selambat-lambatnya tanggal 25 November 2018 disertai lokasi foto dan identitas diri (nama, fakultas, jurusan, dan nomor HP). Foto yang dimuat mendapat imbalan atau penghargaan yang sesuai.


Redaksi menerima tulisan reportase dengan panjang tulisan 1 halaman A4 font Times New Roman ukuran 12 spasi 1,5 dikirim maksimal dua hari setelah pelaksanaan kegiatan ke email komunikasi@um.ac.id. Naskah yang layak akan dimuat di Komunikasi online dan mendapat imbalan atau penghargaan yang sesuai





Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.