Majalah Komunikasi UM | Edisi 319 November - Desember 2018

Page 1



DAFTAR ISI dok. Panitia

UM "GURU" Asia, Dikenal Dunia

dok. Panitia

dok. Panitia

Terpilihnya kembali Prof. Dr. AH. Rofi‘uddin, M.Pd menuntut dirinya untuk menetapkan target-target dan inovasi UM untuk lebih maju. Bukan hal yang mudah untuk membawa sebuah institusi maju melesat secara drastis. Pria asal Jombang ini memiliki strategi tersendiri untuk memajukan UM menjadi universitas unggul. Bagaimana strategistrategi yang akan dilakukannya? Simak liputannya di Rubrik Liputan Utama!

6

SURAT PEMBACA 5 LAPORAN UTAMA OPINI 10

Lebih Dekat dengan

SEPUTAR KAMPUS 12

The Winner Duta Kampus UM 2018

PROFIL

Kepedulian terhadap kehidupan orang lain menjadi pendobrak dalam hati Nahla dan Pramjana untuk terus melakukan inovasi-inovasi terbaru. Nahla memberikan inovasi UM Positif Card sedangkan Pramjana menginginkan adanya fakultas bari di UM. Penasaran kisah mereka? Yuk simak perjalanannya dalam Rubrik Profil!

dok. Internet

18 "Yowis Ben Aku Lulus Tanpa Tugas Akhir!"

SALAM REDAKSI 4

Yang muda yang berkarya! slogan ini nampak pada Bayu Eko Moektito. Alumnus DKV UM ini berhasil membuat karya yang mengguncang dunia. Mengedepankan budaya ia berhasil mendapat apresiasi dari Presiden Jokowi dengan sebuah karya film yeng berjudul Yowes Ben. Yuk, simak cerita selengkapnya di Rubrik Cerita Mereka!

CERITA MEREKA CURHAT 24 UP TO DATE 25 INFO 26

22

LAPORAN KHUSUS 29 PUSTAKA 30 AGAMA 31 WISATA RANCAK BUDAYA 34 KOMIK 38

Bersua di Kota Tua

32

dok. Pribadi

Mau berwisata sambil belajar? Kota Tua Jakarta sangat cocok untuk Anda kunjungi. Dengan ornamen-ornamen Belanda yang masih khas, wisatawan bisa merepresentasikan masa lalu untuk pembelajaran. Banyaknya museum tentu menambah daya tarik wisata. Penasaran seperti apa serunya? Baca selengkapnya di Rubrik Wisata!

LENSA UM 39

Tahun 41 November-Desember 2018|

3


Salam Redaksi

STT: SK Menpen No. 148/ STT: SK Menpen No. 148/ SK DITJEN PPG/STT/1978/ SK DITJEN tanggal 27PPG/STT/1978/ Oktober 1978 tanggal 27 Oktober 1978

Perguruan Tinggi Unggul dan Rujukan oleh Zulkarnain

S

alam sejahtera dan hangat kami sampaikan kepada para pembaca setia majalah Komunikasi. Pegelaran demokrasi pemilihan Rektor (Pilrek) Universtas Negeri Malang (UM) telah usai dengan terpilihnya kembali Prof. Dr. Ah. Rofi’uddin, M.Pd. sebagai Rektor UM periode 2018-2022. Setelah dilantiknya Rektor UM oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Prof. Mohamad Natsir, Ph.D. di Ruang Auditorium Gedung D2 Lantai 2 Kemenristekdikti Jakarta pada (26/10), dibutuhkan kerja keras lebih untuk memenuhi target membawa UM sesuai dengan visinya, yakni “menjadi perguruan tinggi yang unggul dan menjadi rujukan dalam penyelengaraan Tridharma Perguruan Tinggi”. Terpilih sebagai Rektor UM di periode kedua merupakan tugas berat yang harus dituntaskan, ia harus bisa meningkatkan performa kinerja UM secara keseluruhan. Ada dua strategi yang dilakukan untuk meningkatkan UM menjadi universitas unggul dan rujukan, yakni pertama, menaikkan rating UM pada tahun 2019, kedua, menyelaraskan visi-misi dengan Tridharma Perguruan Tinggi. Setiap universitas tentu menginginkan adanya perubahan yang lebih baik dari sebelumnya. Namun, perubahan tidak dapat dilakukan secara drastis, melainkan hal tersebut dapat dilakukan secara bertahap. Usaha pengembangan UM menjadi yang lebih baik tersebut juga harus dikaitkan dengan Tridharma Perguruan Tinggi agar mendapatkan hasil yang maksimal. Sesuai dengan Tridharma yang telah dituliskan di dalam statuta, yaitu berkaitan dengan pendidikan, penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat. Tentunya, UM harus bisa memenuhi ketiga hal tersebut untuk lebih maju. Dharma pertama adalah pendidikan. Hal pertama yang harus diperhatikan adalah produk yang keluar dari UM haruslah lulusan yang dapat terserap di kehidupan bermasyarakat sebagai pelaku pembaharuan, hal ini dimaksudkan bahwa lulusan UM harus dapat menjadi inovator serta agen perubahan di dalam kehidupan masyarakat. Dharma kedua, penelitian. Peran dharma

dok. Komunikasi

Membawa UM sebagai penelitian sangat luar biasa untuk membawa sebuah universitas agar bisa hadir sebagai world class university. Pada Dharma Kedua ini, lebih difokuskan kepada penelitian dan publikasi. Sesuai dengan visi-misi yang telah dipaparkan oleh Rofi’uddin bahwa saat ini publikasi sangat ditekankan untuk pengakuan Hak Paten, yaitu Hak Kekayaan Intelektual (HaKI) dari karya-karya atau produk dosen dan mahasiswa dari penelitian yang telah dilakukan. Publikasi dari penelitian ini mengalami peningkatan secara siginifikan sejak ia menjadi Rektor tahun 2014 sampai sekarang. Dharma ketiga adalah pengabdian kepada masyarakat. UM terus berupaya memberikan jawaban dari problematika yang terjadi di masyarakat, salah satunya adalah dengan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Adapun hal lain adalah dengan dilakukannya advokasi, bantuan, serta bekerja sama dengan pemerintah Provinsi Jawa Timur sebagai jalan pintas menuju masyarakat sejahtera (Jalin Matra). Hal ini dilakukan dengan tujuan membantu orang-orang miskin dalam menggerakkan roda perekonomian, sekaligus sebagai wujud nyata bahwa UM ada untuk membantu masyarakat di sekitarnya. Ada pula Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang ditujukan untuk sosialisasi inovasi di sekolahsekolah agar memperoleh manfaat dari temuan dosen di bidang pendidikan. UM juga memberikan banyak bantuan dengan mitra kerja sama dari Pemerintah Daerah (Pemda) yang akan berupaya meningkatkan kualitas dunia pendidikan agar merata di Indonesia. Inilah pentingnya sinergitas civitas akademika UM dalam meningkatkan kualitas penyelenggaraan perguruan tinggi yang berdaya saing tinggi. Akhir kata, kami mengucapkan selamat kepada Rektor UM, para Wakil Rektor, serta seluruh pimpinan UM. Semoga dapat membawa UM ke arah yang lebih baik. Selamat menikmati sajiansajian tulisan yang kami kemas dalam berbagai rubrik. Semoga UM semakin jaya. Penulis adalah dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah dan Anggota Penyunting Majalah Komunikasi

KOMUNIKASI • Majalah Kampus Universitas Negeri Malang • Jalan Semarang No. 5 Graha Rektorat lantai 2 Telp. (0341) 551312 Psw. 354 • E-mail: komunikasi@um.ac.id • Website: http://komunikasi.um.ac.id • Instagram: @komunikasi_um KOMUNIKASI diterbitkan sebagai media informasi dan kajian masalah pendidikan, politik, ekonomi, agama, dan budaya. Berisi tulisan ilmiah populer, ringkasan hasil penelitian, dan gagasan orisinil yang segar. Redaksi menerima tulisan para akademisi dan praktisi yang ditulis secara bebas dan kreatif. Naskah dikirim dalam bentuk softdata dan print out, panjang tulisan 2 kwarto, spasi 1.5, font Times New Roman. Naskah yang dikirim belum pernah dimuat atau dipublikasikan pada media cetak manapun. Tulisan yang dimuat akan mendapatkan imbalan yang sepantasnya. Redaksi dapat menyunting tulisan yang akan dimuat tanpa mengubah artinya. Tulisan dalam Komunikasi tidak selalu mencerminkan pendapat redaksi. Isi di luar tanggung jawab percetakan PT Antar Surya Jaya Surabaya.

4 | Komunikasi Edisi 319

Pembina Rektor (AH. Rofi’uddin) Penanggung Jawab Wakil Rektor III (Mu’arifin) Ketua Pengarah Kadim Masjkur Anggota Ahmad Fahmi Ketua Penyunting A.J.E. Toenlioe Wakil Ketua Djajusman Hadi Anggota Zulkarnain Yusuf Hanafi Evi Susanti Nuruddin Zanky Dila Umnia Soraya Sukamto Septa Katmawanti Ike Dwiastuti Redaktur Pelaksana Nida Anisatus Sholihah Editor Azizatul Qolbi Layouter Fitrah Izul Falaq Desainer dan Ilustrator Krisnawa Adi Baskhara Reporter Arvendo Mahardika Amey Karimatul Fadhilah Fanisha Amelia Dessy Herawati Cintya Indah Sari Rosa Briliana Umi Nahdhiah Tanzilla Yulia Ageng Nur Nilam Ayu S. M. Irkhamin Azril Azi Famba Safira Putri H. Nikmatul Khoiriyah Administrasi Taat Setyohadi Ifa Nursanti Rini Tri Rahayu Suhartono Ekowati Sudibyaningsih Agus Hartono Astutik Elok Kanthiasih Distributor Adi Santoso


Surat Pembaca

KRITERIA BERITA KOMUNIKASI ONLINE Krisnawa Adi Baskhara

Assalamualaikum Wr.Wb., Saya Anita Lestari Hadi. Saya sangat senang karena komunikasi kini sering update secara online, sehingga berita-berita yang disajikan masih fresh. Tetapi bagaimana kriteria-kriteria berita yang dapat dimuat di majalah Komunikasi Online? Anita Lestari Hadi S-1 Pendidikan Bahasa Jerman Waalaikumsalam Wr. Wb. Dear Anita, terima kasih atas pertanyaannya. Terdapat beberapa kriteria berita yang dapat dimuat di majalah Komunikasi Online, yaitu: 1. Berita netral, tidak boleh memuat sudut pandang pertama. 2. Panjang tulisan 300-350 kata. 3. Dikirim paling lambat H+2 setelah kegiatan berlangsung. 4. Tulis identitas penulis lengkap beserta nomor HP.

Merancang strategi impovisasi diri sebagai wahana edukasi Cover Story

Data atau berita tersebut bisa dikirim ke email komunikasi@um.ac.id. Terima kasih.

Repro Internet

Salam, Redaksi

yang teratur dibuat oleh manajemen. Perubahan yang berguna dibuat oleh kepemimpinan. John P. kotter

ilustrasi oleh : Krisnawa Adi Baskhara

Tahun 41 November-Desember 2018|

5


Laporan Utama

UM "GURU" ASIA, DIKENAL DUNIA dok. Panitia

Terpiilih kembali, Prof. Dr. AH. Rofi’uddin, M.Pd. Mantap Kembangkan Visi-Misi

Resmi terpilih, Prof. Dr. AH. Ahmad Rofi'uddin, M.Pd. dilantik pada 26 Oktober 2018 Kemenristekdikti.

P 6 | Komunikasi Edisi 319

agelaran demokrasi pemilihan rektor (pilrek) Universitas Negeri Malang (UM) periode 2018-2022 telah usai, persaingan ketiga calon rektor pun telah berakhir. Terpilihnya Prof. Dr. AH. Rofi’uddin, M.Pd. kembali sebagai rektor UM menjadikannya harus melakukan berbagai target dan inovasi untuk membawa UM lebih maju. Bukan hal yang mudah untuk membawa suatu institusi maju melesat secara drastis, Pria asal Jombang ini memiliki strategi tersendiri untuk memajukan UM menjadi universitas unggul, berikut ulasannya: Prof. Rofi'uddin: Naikkan Rating UM di Tahun 2019 Arah pengembangan UM merujuk pada garis yang sudah ditentukan oleh kementerian dalam statuta serta berdasarkan rambu-rambu yang telah ditetapkan. Rektor yang berasal

dari Fakultas Sastra ini menyatakan bahwa untuk saat ini ia lebih fokus pada pengembangan UM di tahun 2019. Ia tidak ingin terlalu berlebihan dalam hal pengembangan walaupun pengembangan jangka panjang telah tertulis dalam Statuta. Kini UM menduduki peringkat ke14 universitas terbaik di Indonesia sesuai dengan rating di Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Kemenristekdikti). Peringkat ke-14 merupakan peringkat paling akhir pada cluster satu. Akan tetapi, untuk mendapatkan peringkat di cluster satu sendiri merupakan dambaan semua perguruan tinggi. Ditargetkan, tahun 2019 UM bisa naik satu peringkat menjadi urutan ke-13. “Hanya satu peringkat tetapi kerja yang harus dilakukan di program


Laporan Utama nilai-nilai karakter dan perdamaian guna mengantarkan mahasiswa menjadi lulusan dengan jati diri sebagai insan penalar, pengabdi, dan pebelajar, sehingga siap memasuki era Revolusi Industri 4.0 dan bersaing di level Asia dan internasional; (2) Menyelenggarakan penelitian ilmu pengetahuan, teknologi, dan bidang pendidikan guna menghasilkan temuantemuan bermanfaat bagi pengembangan ilmu teknologi, kesejahteraan masyarakat, serta mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia di forum-forum Asia dan internasional; (3) Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat yang berorientasi pada pemberdayaan masyarakat Indonesia melalui penerapan ilmu pengetahuan, teknologi, dan bidang kependidikan guna mengantarkan mereka memiliki daya saing di kawasan nasional dan Asia; (4) Menyelenggarakan tata pamong yang efektif, efisien, akuntabel, transparan, otonom berbasis jati diri UM sebagai institusi pebelajar dan didukung oleh jejaring nasional, Asia, dan internasional guna menjamin peningkatan kualitas penyelenggaraan perguruan tinggi yang berkelanjutan dan berstandar internasional. Dharma Pertama: Pendidikan Hal pertama yang harus diperhatikan adalah produk keluaran dari UM. Lulusan UM harus dapat menjadi inovator serta agen perubahan dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam ranah pendidikan, mahasiswa serta alumnus sejatinya adalah agent of change, mereka harus memberikan perubahan nyata dalam kehidupan. Hal kedua, tahap yang kini sedang dalam proses adalah mendorong bidang kemahasiswaan dalam bidang akademik, seperti mendorong mahasiswa untuk

membuat Progam Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang bisa menembus Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS). “Tahun lalu PKM UM masih kisaran 10 besar, jumlahnya harus diperbaiki dan hasilnya dibawa ke PIMNAS, serta medali yang didapat harus lebih banyak lagi," papar Rofi’uddin. Hal ketiga yang perlu diperhatikan adalah pihak UM akan berusaha mengirim lebih banyak mahasiswa untuk overseas agar memiliki pengalaman, seperti praktik kerja, studi banding, Praktik Kerja Lapangan (PKL), dan Program Pengalaman Lapangan (PPL). “Seperti yang sudah terjadi sebelumnya, sudah ada mahasiswa yang ke Mesir, Thailand, Malaysia, dan Cina. Thailand dan Malaysia jumlahnya cukup signifikan, sedangkan ke Cina masih terhambat budget, tetapi yang berhasil berangkat ke Cina semua biaya gratis, termasuk SPP. Selain itu, kuliah saat di sana kreditnya bisa diakui di UM,” terang Rofi’uddin. Pengiriman mahasiswa ke luar negeri saat ini masih terbilang minim. Ke depan, akan ada peningkatan yang lebih signifikan. Pihak UM pun juga berusaha untuk meningkatkan jumlah mahasiswa asing yang datang ke UM. Salah satunya dengan diadakannya program UM i-Camp. Program ini merupakan upaya untuk menjaring mahasiswa asing yang berasal dari berbagai negara agar dapat hadir dan belajar di Indonesia, khususnya di UM. Berbagai usaha tersebut harus dilakukan apabila ingin meningkatkan rating UM di kementerian. Apabila rating di kementerian meningkat, selanjutnya UM harus menyiapkan diri untuk masuk ke dalam Quacquarelli Symonds (QS) World University Rankings yang merupakan rating universitas di seluruh dunia. “Kalau rating di dalam negeri bagus, insya Allah rating di dok. Panitia

2019 sangat luar biasa,” ujar Rofi’uddin saat ditemui di ruang kerjanya. “Tentu untuk mencapai peningkatan ini tidak bisa dilakukan secara langsung, karena yang dihadapi adalah perguruan tinggi top di Indonesia, seperti UGM, ITB, UI, Unair, ITS, UNPAD, dan perguruan tinggi besar lainnya,” imbuhnya. Jalan untuk menjadikan UM sebagai kampus rujukan dihadapkan oleh beberapa tantangan eksternal, yaitu Revolusi Industri 4.0, Internasiolisasi Perguruan Tinggi, dan Literasi Ideologi. Pertama, menghadapi Revolusi Industri 4.0 UM perlu mengembangkan literasi baru di tingkat Pendidikan Tinggi seperti pada literasi data, literasi teknologi, dan literasi manusia. Kedua, pada Internasiolisasi Perguruan Tinggi UM harus berkontribusi dalam peningkatan daya saing bangsa dan responnya terhadap isu-isu global. Wujudnya adalah memacu berbagai inovasi dalam meningkatkan kualitas, relevansi, daya saing, akses, dan akuntabilitasnya. Ketiga, UM perlu memperkuat Literasi Ideologi agar mahasiswa memiliki wawasan ideologi kebangsaan dan keagamaan yang inklusif, toleran, dan berprinsip pada rahmat bagi seluruh umat. Selaraskan Visi-Misi dengan Tridharma Perguruan Tinggi Adapun Visi dan Misi Sukses 2022 ini merupakan ekstensi dari periode sebelumnya yang kini menjadi "UM GURU Asia, Dikenal Dunia“. Terma “GURU” tersebut merupakan sebuah akronim dari “unggul” dan menjadi “rujukan”. Hal tersebut mengacu pada visi UM sebagai perguruan tinggi yang unggul dan menjadi rujukan. Bukan hanya sebagai akronim, kata “GURU“ juga memiliki makna yang sangat mendalam dan strategis, baik ditinjau dari perluasan mandat dari institut keguruan dan ilmu pendidikan menjadi universitas, simbol verbal UM sebagai The Learning University, maupun dari visi dan arah pengembangan UM secara keseluruhan. Visi ini didukung pula oleh misi yang berkaitan dengan Tridharma Perguruan Tinggi, maka diperlukan suatu usaha pengembangan UM menjadi yang universitas lebih baik agar mendapatkan hasil yang maksimal. Sesuai dengan Tridharma yang telah dituliskan di dalam statuta, yaitu berkaitan dengan pendidikan, penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat. Terdapat empat Misi UM yang akan dicapai pada tahun 2018-2022, yaitu: (1) menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran berparadigma Belajar Berbasis Kehidupan (BBK), memanfaatkan Teknologi Informasi (TI), internalisasi

Prof. Rofi' berpose bersama wakil rektor periode 2018-2022.

Tahun 41 November-Desember 2018|

7


Laporan Utama luar negeri juga bagus,” tuturnya. Di sisi lain, pihak kampus akan berusaha untuk melakukan peningkatan atau upgrading bagi para dosen, baik degree (jalur gelar) maupun non-degree. “Mengirim dosen dan tendik yang degree maupun non-degree untuk pelatihan dan short courses di dalam dan luar negeri, didukung oleh universitas karena dengan cara inilah Tri Dharma Pengajaran bisa menjadi lebih baik lagi,” tambahnya. Dharma Kedua: Penelitian Peran dharma penelitian sangat luar biasa untuk membawa sebuah universitas agar bisa hadir sebagai world class university. Dharma kedua ini lebih difokuskan kepada penelitian dan publikasi. Sesuai dengan visi-misi yang telah dipaparkan oleh Rofi’uddin, bahwa saat ini publikasi sangat ditekankan untuk pengakuan hak paten, yaitu Hak Kekayaan Intelektual (HaKI) atas produk dosen dan mahasiswa dari penelitian yang telah dilakukan. Publikasi hasil penelitian mengalami peningkatan secara siginifikan sejak ia menjadi rektor di tahun 2014 sampai sekarang. Target saat ini adalah meningkatkan publikasi di jurnal internasional yang terindeks scopus, khususnya bagi mahasiswa S-3 dan dosen. Publishing artikel di jurnal internasional sekaligus menjadi syarat kelulusan bagi mahasiswa S-3. Pada tahun 2018 sudah ada 500 karya yang dipublikasikan. Tahun depan, rektor menargetkan publikasi di jurnal akan bertambah jumlahnya menjadi 600 artikel. Peningkatan jumlah publikasi tentu akan meningkatkan jumlah penelitian serta anggaran penelitian. “Termasuk menfasilitasi international conference, maupun konferensi nasional lain yang diselenggarakan, juga merupakan bagian yang dikerjakan UM saat ini,” sambungnya. Pada jurnal internasional terdapat jurnal yang berbayar dan jurnal gratis, pembiayaan publikasi pun dibiayai oleh UM, termasuk untuk mahasiswa S-3. “Artinya, untuk dharma penelitian itu hebat dosennya, hebat mahasiswa, dana yang dibutuhkan juga cukup, dengan cara itu akan terjadi peningkatan-peningkatan di bidang publikasi,” tambah pria kelahiran 54 tahun silam. Terdapat 13 konferensi internasional yang dilakukan oleh masing-masing fakultas di UM pada tahun ini. Tahun depan pihak kampus berharap konferensi tersebut bisa meningkat hingga 15 atau 17 konferensi, bahkan lebih banyak lagi. Peserta konferensi internasional ini berasal dari berbagai negara yang hasil researchnya akan di share bersama-sama. Hal tersebut

8 | Komunikasi Edisi 319

"

Terma “GURU” tersebut merupakan sebuah akronim dari “unggul” dan menjadi “rujukan”. Hal tersebut mengacu pada visi UM sebagai perguruan tinggi yang unggul dan menjadi rujukan. Bukan hanya sebagai akronim, kata “GURU“ juga memiliki makna yang sangat mendalam dan strategis, baik ditinjau dari perluasan mandat dari institut keguruan dan ilmu pendidikan menjadi universitas, simbol verbal UM sebagai The Learning University, maupun dari visi dan arah pengembangan UM secara keseluruhan. berbeda dengan konferensi nasional, konferensi nasional diadakan minimal satu kali dalam setahun oleh setiap jurusan dan program studi. Saat ini pihak kampus telah melakukan perbaikan dari segi jurnal. Terdapat satu jurnal internasioanl yang telah terindeks scopus, selain itu terdapat sekitar lima jurnal nasional yang terakreditasi. Namun, untuk jurnal yang masih dalam proses sebanyak 43. Saat ini jurnal harus terbit secara rutin, minimal dua kali dalam satu tahun. Bagi jurnal yang belum banyak terbit, maka pengelolaannya harus disiapkan dengan baik. Jurnal yang belum terbit atau terakreditasi ini juga berasal dari mahasiswa dan dosen. Beberapa usaha sudah ditingkatkan sejak sekarang seperti adanya workshop, diklat, serta pelatihan pengelola jurnal. “Garapan ini juga cukup kompleks karena target-target yang harus dicapai untuk menuju jurnal internasional sebanyak 600 tadi, maka juga harus difasilitasi sebaik mungkin,” imbuhnya. UM berusaha untuk selalu memberikan penghargaan kepada para penulis yang artikelnya dimuat sesuai dengan tingkatan jurnalnya. Adapun indeks jurnal internasional, yaitu mulai dari tingkat Q1 (paling tinggi), Q2, Q3, dan Q4 (paling rendah). “Di kelas Q1 kelas yang researchnya hebat-hebat, lembaga memberikan apresiasi kepada dosen atau mahasiswa

yang mampu memasukkan tulisannya di ranking satu itu. Kalau nasional masuk di kategori empat. Di sini UM memberikan motivasi dan dorongan kepada mahasiswa dan dosen,” tutupnya. Selain publikasi, kampus ini dituntut untuk melahirkan produk-produk inovatif yang bermanfaat di dunia usaha dari hasil penelitian-penelitian yang membutuhkan hak paten, seperti HaKI (Hak Kekayaan Intelektual). Diharapkan suatu produk yang dihasilkan dapat masuk dalam dunia industri. Dharma Ketiga: Pengabdian kepada Masyarakat UM terus berupaya memberikan jawaban dari problematika yang terjadi di masyarakat, salah satunya adalah dengan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Adapun hal lain adalah dengan dilakukannya advokasi, bantuan, serta bekerja sama dengan pemerintah provinsi Jawa Timur untuk kaitan jalan pintas menuju masyarakat sejahtera (Jalin Matra) yang menjangkau hingga tujuh kota/kabupaten di provinsi. Hal ini dilakukan dengan tujuan membantu orang-orang miskin dalam menggerakkan roda perekonomian, sekaligus merupakan upaya membuktikan bahwa UM ada untuk membantu masyarakat di sekitarnya. Ada pula Program Pengalaman Lapangan (PPL). UM juga memberikan banyak bantuan bersama pemerintah daerah (pemda) untuk mengupayakan pendidikan yang merata di Indonesia. Ketiga Dharma tersebut menjadi target saat ini yang harus ditingkatkan dan diperbaiki menuju 2019 agar bisa lebih baik. “Saya tidak terlalu muluk-muluk membuat targetnya,” terang Rofi’uddin. Kini kurikulum sudah diperbaharui, metodelogi sudah dikembangkan, dan sistem pembelajaran berbasis online mulai diterapkan dengan Sistem Pengelelolaan Pembelajaran (Sipejar). Sepertiga matakuliah di UM sudah bisa dijalankan dengan model online serta diharapkan dapat memanfaatkan informasi dan teknologi untuk perkuliahan. UM juga merancang mata kuliah yang dapat diambil di seluruh dunia pada tahun 2019, ditargetkan paling tidak terdapat 20 matakuliah. Siapapun dan dari mananapun di seluruh dunia dapat mengambil matakuliah dengan program yang disebut Massive Open Online Course (MOOC). Apabila mahasiswa sudah selesai menempuh mata kuliah dengan sistem tersebut, maka UM akan memberikan keterangan bahwa ia sudah menempuh matakuliah dengan kemampuan tertentu. Hal tersebut dapat dijalankan dengan sistem online yang diawali dengan registrasi terlebih dahulu pada standar yang dipakai


Laporan Utama MOOC. Apabila mahasiswa tersebut sudah mengambil matakuliah di MOOC, maka ia tinggal pergi ke jurusan menunjukkan hasil belajarnya. Setelah itu akan diberikan sertifikat atau pengakuan bahwa ia sudah menempuh mata kuliah tersebut. “Kalau mahasiswa dari luar menempuh mata kuliah di UM menggunakan MOOC, ia harus menunjukkan bukti surat pengakuan telah menempuh matakuliah tersebut di UM dan dibawa ke jurusan di universitasnya," jelasnya. UM juga telah bekerja sama dengan beberapa perguruan tinggi negeri di Indonesia untuk mempermudah mahasiswa dalam menempuh pendidikan. Salah sattunya dengan adanya pertukaran mahasiswa dari UM ke UGM yang dilakukan selama satu semester. Untuk Uang Kuliah Tunggal (UKT) tetap membayar di universitas masing-masing, di kampus tujuan pertukaran sudah free. “Siapa saja bisa belajar di mana saja," tambah Rofi’uddin. Merespons Revolusi Industri 4.0 Menyambut revolusi industri 4.0, UM sudah memanfaatkan teknologi sebaik mungkin, seperti halnya MOOC. “Revolusi industri terjadi sangat dinamis dan tidak terduga," tutur pria yang telah menjadi dosen di UM sejak 1985 ini. Pihak kampus akan berusaha untuk menyiapkan mindset mahasiswa dengan cara merancang setiap matakuliah agar mahasiswa dapat berinovasi, serta akan memberikan tuntutan yang berbeda. Era saat ini penuh dengan perubahan yang tidak terduga, sekarang arahnya bagaimana bisa berinovasi serta berkreasi untuk bisa mengantarkan mahasiswa hidup di revolusi industri. “Kalau mahasiswa tidak bisa memiliki kapabilitas untuk berkreasi berinovasi tentu tidak bisa kompetitif,” katanya. Ia juga menambahkan bahwa makna dari revolusi industri 4.0 sendiri merupakan “aktivitas perkuliahan”, menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi lainnya bahkan sampai ke luar negeri. Membuka cakrawala mahasiswa agar mellihat dunia luar dan melakukan overseas agar terbuka wawasan, cara pandang, dan cara berpikir mahasiswa. Jadi, manusia tidak mudah putus asa untuk meraih hal yang diinginkan, jatuh bangun dalam kehidupan pun harus dihadapi. Hal ini yang bisa membuat mental mahasiswa tangguh. “Indeks Prestasi (IP) perlu tapi tidak terlalu dibutuhkan untuk kehidupan seperti era sekarang, yang dibutuhkan adalah keuletan dan kejujuran. Modal utama untuk bisa survive dan sukses adalah kejujuran," ujar pria yang sempat menjadi guru besar Fakultas Sastra ini. Modal yang dibutuhkan

di revolusi industri 4.0 adalah ketiga faktor tersebut, keuletan, ketangguhan, dan kejujuran. Masuknya Organisasi Mahasiswa Ekstra Kampus (OMEK) Menanggapi Peraturan Menteri (Permen) 55, menurutnya hal tersebut merupakan upaya yang bagus dari kementerian. Para mahasiswa sebagai kader bangsa jangan tersusupi paham-paham radikal, baik kiri maupun kanan yang sama-sama tidak benar. Oleh karena itu, mahasiswa perlu memiliki karakter yang bagus dan kuat, serta wawasan kebangsaan harus dikokohkan. Sebagai mahasiswa perlu mengokohkan 4 pilar kebangsaan, yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Bhineka Tunggal Ika, serta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Selama ini OMEK tidak mendapatkan ruang gerak sama sekali bahkan nyaris tidak diizinkan. “Silahkan dibentuk wadah untuk menyemaikan bentuk cinta tanah air dan kebangsaan dengan mengundang dan mengajak OMEK untuk bergabung di dalamnya,” ujarnya. UM sendiri juga menunggu dibuatkan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis dari Kementeriaan agar tidak terjadi kegaduhan saat implementasinya berlangsung. “Sebagai kampus negeri, tentu support dengan adanya peraturan ini, untuk pelaksanaannya menunggu keputusan dari Kementerian," tutupnya. Tanggapan dan Harapan Civitas Akademika Selama Rofi’uddin menjadi Rektor UM banyak kesan yang didapatkan oleh berbagai civitas academica di UM. Salah satunya yaitu Sri Handayani, dosen jurusan ekonomi pembangunan ini menyampaikan kesan bahwa rektor terpilih tinggal melanjutkan dan memperbaiki program kerja di periode pertama. Seperti Tridharma yang dijalankan di UM bagi seorang dosen, selain mengajar, penelitian, dan pengabdian, maka reward yang didapatkan oleh tenaga pendidik perlu adanya suatu kejelasan. Program kerja yang belum tuntas dilakukan pada periode sebelumnya bisa diperbaiki di periode kedua ini. “Sekarang UM lebih bagus dibanding jaman dulu. Fasilitas sudah sangat bagus seperti wi-fi dan kelas-kelas yang sedang dibangun. Tinggal kejelasan reward dan punishment, kebijakan-kebijakan lebih dipertegas lagi,” ungkap Yani ketika ditemui di ruang kerjanya. Selama ini, dosen didorong pula untuk menulis jurnal. Tagihan setiap kali pada Beban Kinerja Dosen (BKD)

salah satunya adalah publikasi. Dosen dituntut mempunyai banyak tulisan setiap tahun, hasil dari melakukan penulisan itu perlu mendapatkan reward. UM sudah menjadi salah satu kampus rujukan untuk Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan (LPTK). “Masalahnya hanya pada akses yang terkendala, terkadang kita dituntut untuk tinggi kinerjanya, tetapi ketika kita mengajukan untuk ke luar negeri masih terkendala dana yang tidak ada,” imbuhnya. Berkaitan dengan kewajiban seorang mahasiswa dalam membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT), Yani berpendapat bahwa kompensasi yang didapatkan mahasiswa setelah membayar UKT juga harus jelas. “Misalnya, kuliah ditinggal terus oleh dosennya dalam artian tidak diisi, maka itu termasuk kompensasi atau tidak yang didapatkan mahasiswa,” jelasnya. Proses pembelajaran online dan offline pun juga diharapkan proporsional di lapangan, misalnya untuk online learning sebanyak 70%. Hal tersebut perlu adanya penjelasan lebih lanjut dari pihak universitas. Selama periode sebelumnya, perbaikan fasilitas telah ditingkatkan, salah satunya di FE kini mempunyai selasar untuk area Wireless Fidelity (wi-fi) yang baru diresmikan selain itu terdapat juga wi-fi yang open access di tiap-tiap gedung. Adanya periode baru, maka sudah pasti dibentuk suatu kabinet baru. “Harapan dengan kabinet yang baru, rektor yang sudah tau berbagai macam kondisi yang ada di UM tidak perlu belajar lagi karena sudah terbiasa dengan kontur, kebiasaan, dan budaya yang seperti ini di UM, otomatis tinggal melakukan saja yang belum, kemudian lebih ditingkatkan kinerjanya,” papar Yani. Ia juga menambahkan bahwa dengan tetapnya rektor terpilih menjadikan universitas tidak terlalu mengalami banyak perubahan. Rektor terpilih memiliki lebih banyak waktu dibandingkan periode kemarin untuk menambah, mengimprovisasi, serta harus mengembangkan inovasi-inovasi dari tahun sebelumnya. Sejalan dengan pendapat yang disampaikan oleh Sri Wahyuni, salah satu mahasiswa Sastra Jerman juga mendukung segala program yang akan dilakukan oleh rektor terpilih. “Harapan saya dengan terpilihnya Rak Rofi’uddin kembali beliau dapat menjadikan UM sebagai contoh bagi universitas-universitas lainnya di Indonesia, harus menginspirasi universitas lain serta berharap agar program-program ke depan dapat menjadikan mahasiswa lebih aktif," harap Gandes Pangesti.Fanisha/Tanzilla

Tahun 41 November-Desember 2018|

9


Opini

Membudayakan Siaga Bencana Guna Membangun Ketangguhan Bangsa oleh Ade Setyawan Pratama

K

epulauan Indonesia secara geografis terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik dan lempeng Australia. Letak geografis yang demikian ini, menjadikan Indonesia rentan terhadap bencana. Setidaknya terdapat 12 ancaman bencana yang dikelompokkan dalam bencana geologi, seperti gempa bumi, tsunami, gunung api, gerakan tanah/tanah longsor, bencana hidrometeorologi (banjir, banjir bandang, kekeringan, cuaca ekstrim, kebakaran hutan dan lahan), dan bencana antropogenik yaitu epidemik wabah penyakit dan gagal teknologi. Berdasarkan hasil kajian risiko bencana tahun 2015, jumlah jiwa yang terpapar risiko bencana kategori sedang-tinggi mencapai 254.154.398 jiwa tersebar di Indonesia. Setelah terjadinya gempa bumi 9,2 skala richter di Aceh pada tahun 2004, aktivitas tektonik di Indonesia cenderung meningkat (BNPB, 2017). Hal tersebut ditunjukkan dengan berbagai fenomena geologi berupa gempa bumi besar, seperti gempa Nias 2005, gempa Jogjakarta 2006, gempa bumi Pangandaran yang diikuti tsunami 2006, dan yang baru saja terjadi yaitu gempa bumi di Sulawesi Tengah yang menyebabkan 2073 korban meninggal dunia, rusaknya sarana pendidikan, putusnya jaringan listrik, telekomunikasi, serta sarana infrastruktur lainnya. Belum

10 | Komunikasi Edisi 319

lagi dampak kerugian lain, yakni pada sisi psikologis masyarakat serta aspek-aspek kehidupan lainnya seperti sosial dan ekonomi. Dalam aspek regulasi dan anggaran, Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya. Pemerintah Indonesia bersama dengan DPR RI telah menetapkan Undang-Undang (UU) Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, hal ini merupakan komitmen nyata Pemerintah dalam mengurangi risiko bencana di Indonesia. UU Penanggulangan Bencana dan turunannya menjadi panduan atau landasan yuridis dalam kerja-kerja penanggulangan bencana di Indonesia. Dalam hal penganggaran, dukungan DPR RI ditunjukkan dengan terus meningkatnya alokasi anggaran BNPB dan tersedianya alokasi anggaran dana cadangan penanggulangan bencana, yang dapat dimanfaatkan tidak saja oleh BNPB tetapi juga dimanfaatkan/ diakses oleh kementerian/lembaga, yang dalam pengusulannya difasilitasi oleh Kementerian Keuangan. Namun tak cukup berhenti sampai di situ, dampak besar dari rangkaian bencana di Indonesia akhir-akhir ini memperlihatkan bahwa nyatanya masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan oleh berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan stake holder lainnya, untuk mengurangi risiko dan dampak bencana. Salah satu

hal penting yang perlu dilakukan adalah membangun masyarakat Indonesia “siaga bencana�. Penulis mencoba membahas terkait bagaimana membangun budaya siaga bencana sebagai upaya mengurangi risiko dan dampak, serta tangguh dalam menghadapi bencana. Membangun Budaya Siaga Bencana Berbasis Sekolah dan Perguruan Tinggi Kegiatan-kegiatan peningkatan pengetahuan dan kesiapsiagaan sekolah dalam mengantisipasi bencana mulai dilakukan diantaranya karena risiko sekolah yang tinggi (secara kuantitatif sebanyak 75% sekolah di Indonesia berada pada risiko sedang hingga tinggi dari bencana). Hal ini didukung dengan hasil kajian LIPI yang menggambarkan bahwa komunitas sekolah masih kurang siap dalam mengantisipasi bencana khususnya gempa bumi dan tsunami. Dari fakta tersebut, maka pengupayaan kesiapsiagaan bencana di sekolah menjadi agenda penting bersama yang merupakan upaya dan tanggung jawab dari warga sekolah dan para pemangku kepentingan sekolah. Kegiatan pendidikan kebencanaan di sekolah menjadi strategi efektif, dinamis, dan berkesinambungan dalam upaya penyebarluasan pendidikan kebencanaan. Sekolah Siaga Bencana merupakan sekolah yang memiliki kemampuan untuk mengelola risiko bencana di lingkungannya. Kemampuan tersebut diukur dengan


Opini

ilustrasi oleh : Krisnawa Adi Baskhara

telah atau belum dimilikinya perencanaan penanggulangan bencana (sebelum, saat, dan sesudah bencana), ketersediaan logistik, keamanan dan kenyamanan di lingkungan pendidikan, infrastruktur, serta sistem kedaruratan, yang didukung oleh adanya pengetahuan dan kemampuan kesiapsiagaan, prosedur tetap, dan sistem peringatan dini. Dalam mengembangkan sekolah siaga bencana, dibutuhkan upaya bersama dari berbagai pihak sesuai dengan ketersediaan, kapasitas, pengetahuan, dan keterampilan yang dimiliki. Berikut adalah hal-hal dasar yang mungkin dapat dilakukan oleh masing-masing pihak. Pertama, Pelajar dapat mengambil manfaat dari kegiatan pelatihan siaga bencana yang diberikan oleh lembaga/organisasi pemeintah maupun non-pemerintah. Kedua, orang tua dapat menanyakan keamanan sekolah pada saat rapat dewan sekolah. Mereka juga dapat melakukan lobby kepada pejabat pemerintah mengenai sumberdaya yang diperlukan untuk keamanan sekolah. Ketiga, para pendidik dan profesional dapat memperkaya pengetahuan mereka mengenai bahaya, risiko serta tata cara pengurangan risiko bencana, para pendidik juga dapat berinisitatif memberikan pengajaran tentang bencana dan pengurangan risiko bencana, dan membawa anak-anak ke luar kelas untuk mengenal, menandai zona-zona rawan dan menggambarkan peta risiko yang ada di

lingkungan sekolah mereka. Dalam upaya membangun budaya siaga bencana, perguruan tinggi juga berperan penting untuk ikut serta. Sinergi antara pemerintah, perguruan tinggi, dan masyarakat dalam pengurangan risiko bencana menempatkan pemerintah sebagai regulator dan narasumber untuk kegiatan pelatihan maupun penyuluhan pembentukan desa tangguh bencana, perguruan tinggi baik mahasiswa maupun dosen sebagai pendamping masyarakat, dan masyarakat sebagai subyek yang akan dibangun kesadaran, pemahaman, kesiapsiagaan, dan kemandiriannya untuk pengelolaan dan penanganan bencana alam sesuai dengan tingkat kerawanan masing-masing daerahnya. Perguruan tinggi dapat melakukan pendampingan pembentukan Desa Siaga Bencana melalui kegiatan kuliah kerja nyata atau KKN, pelatihan dan sosialisasi, serta penelitian dalam pendayagunaan sains dan tekonologi. Dengan pemahaman dan kesadaran akan bahaya, kerentanan, kapasitas dan upayaupaya mitigasi yang dibekalkan kepadanya, masyarakat diharapkan mengenali peta rawan bencana di wilayahnya. Sehingga masyarakat dapat mengenali jalur-jalur evakuasi penyelamatan yang aman. Masyarakat yang rentan bencana perlu diberdayakan agar dapat melaksanakan upaya-upaya kesiapsiagaan dan pengurangan risiko/dampak bencana

secara mandiri. Sebagai akhir dari tulisan ini, penulis mengajak kepada seluruh elemen negeri ini untuk terus memberikan perhatian dan dukungan yang lebih konkret dalam penyelenggaraan pembangunan yang berwawasan siaga terhadap bencana. Sebagai negeri yang dikenal gemah ripah loh jinawi dengan keindahan alam dan tanah yang subur, hal tersebut merupakan sebuah anugerah Tuhan. Namun di sisi lain dari waktu ke waktu bencana terus mengancam. Sudah sepatutnya kita selalu bersiaga, untuk memetakan ancaman yang tidak terkira. Bencana alam memang tidak bisa dihentikan, tapi kita bisa meminimalisir potensi kerusakan. Termasuk dalam menghadapi bencana kita harus bisa mengubahnya menjadi kekuatan dan kearifan, dan ini hanya bisa terjadi jika kita semua mempunyai optimisme dan rasa kebersamaan. Mari kita sikapi dengan pikiran yang positif, semakin sadar, semakin siaga, dan semakin kita membangun segala instrumen untuk meminimalkan dampak bencana. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu meridai usaha dan membimbing kita semua. Jayalah Indonesiaku! Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan dan Juara 1 Kompetisi Penulisan Opini Majalah Komunikasi 2018

Tahun 41 November-Desember 2018|

11


Seputar Kampus

International Student Summit (ISS) Duduk Bersama Mengenal Indonesia, Hilangkan Stigma dan Prasangka

E

Gedung Graha Cakrawala Universitas Negeri Malang (UM), Rabu (28/11). Dalam kompetisi yang diselenggarakan mulai pukul 13.00-16.00 WIB, para peserta berlomba menyanyikan lagulagu Indonesia, pidato bahasa daerah, dan mempresentasikan hasil karya mereka yang berupa poster bertema Unity in Diversity. Salah satunya peserta yang berasal dari Sudan yang sangat totalitas menampilkan produk posternya. Selama di Indonesia, dia tidak hanya belajar bahasa, namun juga mempelajari sejarah Indonesia. “Dia bahkan tahu tanggal pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia,” ujar Ima Kusumawati Hidayat, salah satu juri kompetisi poster. Setelah kompetisi selesai, Opening Ceremony ISS tahun 2018 dibuka secara resmi oleh Ir. H. Sofyan Edi Jarwoko, Wakil Walikota Malang pada pukul 18.00 WIB. Setelah itu dilanjutkan dengan pemilihan ketua IISA tahun 2018. Keenam kandidat ketua IISA berorasi dan dilanjutkan pengambilan voting dari para peserta. Nama Abdullah Al Maqtari yang berasal dari Yaman dan

dok. Panitia

quality, Unity, and Diversity: Together We Put and End to Intolerance. Sebuah tema yang diusung dalam International Student Summit (ISS) tahun 2018 ini menggambarkan betapa pentingnya persatuan dan toleransi dalam keberagaman. Acara ini diikuti oleh mahasiswa asing yang mendapatkan beasiswa untuk menempuh studi di Indonesia. “Dalam ISS ini, mereka akan duduk bersama, commit bersama, bertukar pengalaman dan belajar, serta menghilangkan stigma dan prasangka. Dengan demikian, mereka akan lebih saling mengenal dan toleransi,” ungkap Rani Prita Prabawangi, S.Hub. Int., M.Si., staff Office of International Affairs (OIA) UM sekaligus panitia ISS 2018. Antusias para mahasiswa asing dalam mengikuti ISS tahun 2018 ini sangat tinggi. Tercatat, ada 144 peserta dari 45 negara yang turut meramaikan kegiatan ini. Salah satu rangkaian acara ISS kali ini adalah kompetisi karaoke, poster, dan pidato serta pemilihan ketua Indonesia Internation Student Association (IISA) yang digelar di

Para pemenang kompetisi ISS bersama Direktur OIA UM.

12 | Komunikasi Edisi 319

tengah menempuh studi di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) akhirnya muncul sebagai pemenang dan diresmikan menjadi ketua IISA periode 2018-2019. Penampilan dari Perguruan Pencak Silat Nur Harias, karawitan UM, paduan suara UM, dan pertunjukan angklung dengan lagu You Raise Me Up, Suwe Ora Jamu, dan Cublak- Cublak Suweng yang dipimpin oleh Hartono, S.Sn., M.Sn., dosen Fakultas Sastra turut meramaikan acara. Ketika pertunjukan angklung berlangsung, seluruh peserta dan penonton yang berada di gedung Graha Cakrawala UM turut memainkan alat musik angklung yang dibagikan oleh panitia. Penampilan-penampilan tersebut tidak lain bertujuan memperkenalkan budaya Indonesia. Tentunya, goal utama pelaksanaan ISS kali ini adalah persahabatan dari seluruh dunia demi terciptanya perdamaian di tengah keberagaman. "Melalui ISS, kita dapat membuktikan bahwa stigma terhadap orang-orang luar yang melekat dalam diri masyarakat Indonesia dan juga stigma Indonesia di hadapan masyarakat luar itu tidak semuanya benar,” tutur Rani menutup wawancara yang dilakukan oleh Komunikasi.Azril


dok. Panitia

Seputar Kampus

Ikon Deutschen Tage bersama para pemenang lomba

Nuansa Olahraga pada Lomba Bahasa Jerman

M

engusung tema sport, Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Sastra Jerman (Sasjer) Universitas Negeri Malang (UM), gelar pelombaan bahasa Jerman tingkat SMA/ sederajat se-Jawa Bali bertajuk Die 18. Deutschen Tage. Selama tiga hari (15-17/11), lokal D Fakutas Sastra (FS) UM dihiasi dengan pernak-pernik olahraga. Tema tersebut dipilih seiring dengan ditetpkannya Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018. “Saya pribadi ingin membawa nuansa olahraga yang ada di Asian Games dan Para Games ke Deutsche Tage,” ujar Khoirotul Ummah, Ketua Pelaksana Die 18. Deutschen Tage. Pada hari pertama, layaknya pembukaan pada perayaan pesta olahraga, Die 18. Deutschen Tage dibuka dengan estafet penyerahan obor. Berawal dari perwakilan panitia Deutsche Tage periode sebelumnya, hingga berakhir pada Dr. Rizman Usman, M.Pd, ketua jurusan Sasjer UM. Usai pembukaan, kegiatan disambung dengan lomba olahraga tradisional seperti balap bangkiak, gobak sodor, dan tarik tambak yang diperuntukkan panitia. Bertempat di Aula E6 FS UM, seminar “Talk-active: Be a Great Student and Confident” oleh Frana Zwei dipilih sebagai kegiatan berikutnya. Siang hari, karnaval Volkswagen turut memeriahkan acara. Di hari terakhir kegiatan Die 18. Deutschen Tage, kegiatan diisi dengan lomba-lomba bahasa Jerman tingkat SMA/ sederajat yang diikuti oleh 335 peserta dari 33 sekolah di Indonesia. Sebelumnya, perlombaan ini memang ditujukan bagi pelajar SMA sederajat se-Jawa Bali, namun sebagai upaya

mengenalkan bahasa Jerman, sekolah di luar Jawa dan Bali turut diundang. “Awalnya kan cuma se- Jawa Bali, tapi kami mencoba mengirim undangan ke beberapa sekolah yang ada di Sumatera dan Kalimantan, alhamdulillaah mereka datang,” tutur Ummah. Terhitung ada 9 cabang lomba dalam perhelatan Die 18. Deutschen Tage kali ini, antara lain Rollenspiel (bermain peran), Gedicht mit musikalischer, Untermalung (musikalisasi puisi), Märchen Erzählen (menceritakan dongeng), Akustische Musik (musik akustik), T-Shirt Bemalen (melukis kaus), Fotografie (fotografi), Nachricht Vorlesen (membaca berita), Deutscholympiade (olimpiade bahasa Jerman), dan Deutschwandzeitung (mading bahasa Jerman). Tidak hanya untuk kalangan warga Sasjer, panitia juga membuka bazar dan pameran untuk umum selama tiga hari. Pengunjung bisa mencicipi kuliner khas Jerman di bazar tersebut. Sedangkan di pameran, pengunjung bisa melihat-lihat poster dan buku mengenai Jerman. Di pameran, pengunjung juga bisa membuat kerajinan, seperti menghias kue jahe dan melukis telur. Kedepannya Ummah berpesan agar Deutsche Tage tahun berikutnya bisa lebih baik lagi. Di samping itu ia juga berharap agar lomba bahasa Jerman yang diadakan bisa naik menjadi tingkat nasional. “Semoga Deustche Tage semakin sukses, tidak hanya se-Jawa Bali, karena tahun ini sudah ada peserta dari Kalimantan dan Sumatera,” ulas wanita berpostur mungil tersebut.Irkhamin

Tahun 41 November-Desember 2018|

13


Seputar Kampus

dok. Panitia

Pengunjung sedang menikmati karya di pameran.

Ajak Pengunjung Jadi Omnivora Cerdas

“K

etika pengetahuan dan teknologi tak bisa mewujudkan imaji manusia, seni bisa mewujudkannya (ketakterbatasan itu, red.),” tutur Wilujeng Dyah Putri, mahasiswa semester 7 Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Malang (UM). Kamis (29/11) hingga Rabu (5/12) Unit Kegiatan Mahasiswa Sanggar Minat (UKM SAMIN) UM menyelenggarakan pameran yang bertajuk Omnivora. Pameran yang terbuka untuk umum tersebut dibuka sekitar pukul 10 pagi hingga 11 malam. Ketua Pelaksana Pameran, Friski Jayantoro menyampaikan bahwa Omnivora merupakan pemakan segala. "Segalanya harus pintar memilah,” tambahnya. Menurutnya, meskipun manusia juga omnivora, namun manusia berbeda dengan hewan karena manusia dapat menfilter yang positif dan negatif. Itulah yang ingin disampaikan kepada khalayak melalui pameran ini. Pameran bertajuk Omnivora yang bertempat di Dewan Kesenian Malang tersebut diikuti lebih dari 100 peserta dan dibuka oleh beberapa seniman, salah satunya Dadang Rukmana. Beberapa komunitas turut memeriahkan pembukaan acara dengan performance art dan musik, di antaranya adalah Komunitas Seni Universitas Merdeka Malang dan Jurusan Seni dan Desain (Sedesa) UM. Dalam pameran ini ditampilkan 32 karya, meliputi lukisan dan instalasi dari 16 perupa yang merupakan anggota Samin sekaligus mahasiswa UM angkatan 2013-2015. Pameran kali ini merupakan pameran keempat yang diselenggarakan oleh UKM Samin. Friski menjelaskan, dalam UKM Samin terdapat kegiatan mentoring perkembangan karya

14 | Komunikasi Edisi 319

dengan cara mengkritisi dan memberi masukan terhadap karya anggota yang dilakukan oleh Anggota Luar Biasa (ALB), yakni alumni UKM Samin yang telah berkecimpung di dunia seni. Bedah buku pada Jumat (28/11) menambah kemeriahan rangkaian acara pameran. Menghadirkan narasumber ahli, Zuhkhriyan Zakaria atau Bang Jack, buku ‘Seni Nirmanusia’ karangan Yongky Gigih Prasisko menjadi pilihan buku yang dibedah. Hal ini dikarenakan Seni Nirmanusia berhubungan dengan tema pameran. Secara umum, buku tersebut merupakan kajian pustaka dari teori Jean-Franois Lyotard mengenai seluk estetika posmodern. Bang Jack menjelaskan, seni nirmanusia menurut Jean-Franois Lyotard adalah seni yang agung yang sudah terlepas dari ego manusia. Pada dasarnya, seni merupakan wadah untuk ketakterbatasan. Nirmanusia merupakan seni yang melebihi batas-batas itu dan melebihi manusia itu sendiri yang mampu mengungkapkan ketakterbatasan. “Ketika jejaring komunikasi linguistik manusia sudah tidak terbentuk lewat sastra atau bahasa verbal, maka bisa diungkapkan lewat bahasa visual,” tutur Wilujeng, moderator pada bedah buku Nirmanusia. “Ketika keduanya tidak bisa menampung menurutku ada satu lagi bahasa, yaitu bahasa performatif,” lanjut Wilujeng. Seni nirmanusia memiliki pengetahuan dan imajinasi. Tidak hanya memiliki fisik berupa bentuk objek seni, namun juga memiliki wacana di dalamnya serta landasan di balik keberanian seniman membuat karya semacam itu.Diah


Seputar Kampus

Mengedukasi Tanpa Tebang Pilih

B

peserta memberikan pelatihan membuat kerajinan tas rajut dari tali kur kepada para Ibu di lingkungan sekitar Dusun Dawuhan. Sementara itu, sebagian lainnya mengajar mengaji di Taman Pendidikan Alquran (TPQ) Al Hikmah dan Darul Huda di dusun yang sama. Saat malam tiba, mahasiswa mengajak masyarakat sekitar untuk menonton film bersama. “Karena masih dalam momen hari pahlawan, kami memutarkan film Sang Kiai untuk memberi edukasi sejarah dan membangkitkan semangat nasionalisme,” jelas Afrizal Zuhri Zahrowi, Ketua Pelaksana Kegiatan. Minggu (18/11) merupakan hari kedua sekaligus hari terakhir dari rangkaian kegiatan pengabdian. Mahasiswa mengadakan tiga lomba, yakni lomba hafalan doa sehari-hari, hafalan surat pendek, dan membaca Alquran di TPQ. Selain itu, para mahasiswa juga turut membantu di kegiatan pengajian dan peringatan Maulid Nabi yang diadakan

oleh masyarakat sekitar. Sejatinya, Kampus 3 Mengabdi adalah bentuk aplikasi dari Triharma Perguruan Tinggi. Pengabdian biasa dilakukan di desa terpencil yang kurang maju atau seusai terkena musibah. Sebelumnya, KKM kampus 3 telah mengadakan kegiatan yang sama di tempat dan waktu yang berbeda, yakni pada akhir Tahun 2017 di Pacitan seusai terjadi banjir bandang dan Tahun 2016 di Kabupaten Blitar. “Kita melatih mahasiswa untuk membaur dengan masyarakat. Kita (mahasiswa, red.) merupakan bagian dari masyarakat dan nantinya akan terjun ke masyarakat,” tutur Zahrowi. “Saya jadi lebih bersyukur hidup di tempat yang mudah aksesnya,” ungkapnya ketika ditanya mengenai hikmah dari kegiatan pengabdian ini. Kegiatan Kampus 3 Mengabdi diharapkan dapat melatih mahasiswa untuk berinteraksi dengan masyarakat luas sekaligus belajar untuk menjadi pengajar.Diah

dok. Panitia

erpusat di Dusun Dawuhan, Desa Gadungan, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, Koordinator Kegiatan Mahasiswa (KKM) Kampus 3 Universitas Negeri Malang (UM) mengadakan kegiatan Kampus 3 Mengabdi. Selama dua hari satu malam, tepatnya pada Sabtu-Minggu (17-18/11) sebanyak 50 mahasiswa yang terdiri dari anggota KKM dan relawan mahasiswa mengikuti kegiatan pengabdian ini. Kampus 3 Mengabdi Tahun 2018 di Desa Gadungan merupakan kegiatan pengabdian ketiga yang diadakan oleh KKM. Di Hari pertama, peserta Kampus 3 Mengabdi dibagi menjadi tiga kelompok dan mengajar di lembaga pendidikan setempat dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Sekolah Dasar (SD), diantaranya PAUD PKK Sejahtera Dusun Dawuhan, TK Kartikasari Dusun Ngaringan, SDN Ngaringan 2, dan SDN Gadungan 3. Sore harinya, sebagian

Belajar sambil bersenang-senang.

Tahun 41 November-Desember 2018|

15


dok. Panitia

Seputar Kampus

Penyerahan hadiah kepada pemenang

FE UM Peduli Bola Voli, Peserta Membludak!

E

conomy Volley Ball (EVB) Cup merupakan kompetisi pertama yang diadakan oleh subbidang bola voli Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Negeri Malang (UM). berkerjasama dengan pihak luar UM, EVB mengangkat tema “Show your talent with sportivity and solidarity to be a champion”. Kompetisi tersebut dilaksanakan guna memberi pelatihan event organizer kepada anggota subbidang bola voli UM. Selain itu untuk memperkenalkan FE UM kepada khalayak luar. Kegiatan ini berlangsung selama 4 hari, (11-14/11) di Gedung Kuliah Bersama (GKB), Fakultas Ilmu Pendidikan UM. Tak disangka, jumlah peserta dalam kegiatan yang diperuntukkan bagi siswa SMA/sederajat se-Malang raya ini melebihi target panitia. Hal ini diungkapkan oleh Ketua Pelaksana EVB CUP, Agung Nugroho. “Untuk setara kompetisi yang baru saja diadakan ini diluar target kami,” ungkapnya. Tercatata, ada 17 tim yang terdaftar sebagai peserta, yakni dari SMAN 1 Turen Tim A, SMK Islam Kalipare, SMA Nasional Malang, SMAN 1 Singosari, SMK PGRI Gedangan, SMK Muhammadiyah 6 Donomulyo, MAN 3 Malang, MA Sunan Ampel, SMK Brantas Karangkates, SMK 10 Malang, SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen, SMK NU Sunan Ampel, MA Al Ma'arif Malang, SMAN 1 Turen Tim B, SMA Islam Malang, MA Miftahush Shibyan, dan

16 | Komunikasi Edisi 319

MAN 1 Kabupaten Malang. Tim yang bertanding tersebut memperebutkan trofi EVB dan hadiah uang tunai sejumlah Rp3 juta. Open tenant juga dilakukan guna memeriahkan acara. Kompetisi berlangsung meriah sejak pertandingan hari pertama yang dibuka oleh SMAN 1 Turen vs SMK Islam. Sedangkan di hari terakhir, pertandingan final antara SMK Muhammadiyah Kepanjen vs SMA Nasional Malang berlangsung sengit. Pada akhirnya, SMAN 1 Turen keluar sebagai Juara 3, SMA Nasional Malang sebagai Juara 2, dan SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen keluar sebagai Juara 1. Sedangkan kategori Best Player sendiri diraih oleh Dewa dari SMK Kepanjen, dan kategori Best Supporter disabet oleh SMA Nasional. “Sangat seru dan kompetitif, dapat memacu semangat saya untuk belajar lebih baik lagi,” ujar Trio Junaidi salah satu peserta EVB Cup dari SMAN 1. Acara ini didukung penuh oleh pihak fakultas dan anggota panitia diambil dari seluruh anggota aktif EVB UM berjumlah 90 mahasiswa. Agung Nugroho berharap, kompetisi semacam ini dapat menjadi progam kerja tahunan subbidang bola voli FE.Nikma


dok. Panitia

Seputar Kampus

Adegan Suryaksa menyamar menjadi Raksasa untuk menguji rajanya

Transformasi Konsep Jaranan: Dari Mistis ke Akademis

P

agelaran tahunan dengan konsep Jaranan sukses digelar oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Sanggar Tari Karawitan Asri Kusuma (STK-AK) Universitas Negeri Malang (UM). Pagelaran Tari yang bertajuk Suryaksa ini dikemas dengan bentuk cerita beralur untuk menambah antusiasme pentonton. “Jaranan sebagai kesenian masih dipandang sebelah mata oleh beberapa kalangan di zaman sekarang,� jelas Jihan, Ketua Pelaksana ketika ditanya mengenai alasan di balik pengusungan konsep tersebut. Selain itu, STK-AK ingin membuktikan bahwa kesenian Jaranan mampu menembus kalangan akademisi. Hal ini untuk menepis stigma yang melekat di masyarakat yang berpendapat bahwa tarian Jaranan mengandung unsur mistis dan anarkis, misalnya memakan pecahan kaca dan kesurupan. Suryaksa merupakan puncak program kerja kepengurusan tahun 2018. Sejak September, panitia sudah gencar mempromosikan kegiatan yang berlangsung di Gedung Sasana Budaya (Sasbud) pada (14/11) ini. Maka tidak

mengherankan jika pada hari H, gedung Sasbud dipenuhi oleh penonton yang berasal dari mahasiswa dan masyarakat. Pagelaran ini diawali dengan persembahan tari Remo Asri Kusuma. Persembahan ini digawangi oleh Ika Pratiwi, Richa Ayu, Dilla Ayuningtyas, Aditya Danar, dan Yesintha Octavianti. Setelah Tari Remo Asri Kusuma, penonton disuguhi tarian dengan judul Suryaksa. Penyajian tari ini adalah inti dari pagelaran yang yang diselenggarakan oleh STK-AK. Dalam pegelaran ini, Suryaksa diceritakan sebagai tombak yang menjadi benda kesayangan seorang Raja bernama Surya Kusuma. Tombak yang digambarkan memiliki kekuatan yang sakti sebesar matahari ini menjadikan Raja lupa pada pencipta-Nya dan rakyatnya. Masalah dalam cerita dimulai ketika tombak andalan raja tersebut menghilang secara misterius dan raja menjadi tidak berdaya. Dengan hilangnya tombak tersebut menjadi peringatan bagi raja atas kekhilafan dirinya selama ini. Ketika raja sadar dan kembali ke jalan yang benar, tombak itu pun kembali ke

tangan raja. Di samping cerita tentang Suryaksa, masuknya tokoh pasukan berkuda dan tarian jaranan menambah keunikan dalam pagelaran ini. Pagelaran Suryaksa ini mengandung nilai moral bahwa secinta-cintanya seseorang pemimpin kepada benda, jangan sampai membuat seorang pemimpin lalai hingga melupakan Sang Pencipta dan juga tanggung jawab kepada rakyatnya. Sudah selayaknya pagelaran ini mendapatkan apresiasi yang luar biasa. Pasalnya, di era modernisasi yang didominasi oleh teknologi, STK-AK justru menghadirkan persembahan yang bernuansa tradisional. Manampilkan karya tari dengan alur cerita dan konsep Jaranan tentu bukan sesuatu yang mudah. Menariknya lagi, gerak tari, musik, dan lirik dalam ditampilkan adalah karya anggota STK-AK. “Bagus sekali, seringsering saja mengadakan acara seperti ini. Sekalian saya memperkenalkan pada anak saya kalau tarian tradisional seperti ini juga perlu dilestarikan,� jelas salah satu penonton yang datang bersama anak dan istrinya. Safira

Tahun 41 November-Desember 2018|

17


Profil

NAMA Program Studi TTL

dok. Panitia

Sosok Scientist dan Seniman

: Naraya Pramjaya Mahardhikka : S-1 Fisika : Jakarta, 27 Januari 1998

Riwayat Pendidikan • SDN GUNUNG 05 PAGI JAKARTA (2004-2010) • SMPN 177 JAKARTA (2010-2013) • SMAN 82 JAKARTA (2013-2016) Pramjana saat menjadi The Winner Duta Kampus UM

Riwayat Organisasi • Tata laksana upacara SMAN 82 jakarta sebagai wakil ketua (2014) • Purna Paskibraka Indonesia Jakarta Selatan (PPI JS) (2015) • KPU FMIPA UM sebagai staff penghitungan suara (2017) • Imakris UM sebagai co persekutuan doa (2018) • Paguyuban duta kampus UM sebagai sie penugasan (2018)

"

Melalang buana tinggalkan ibu kota Sadari potensi rekahkan kepercayaan diri Tak ada kata "lawan" dalam kamusnya Semua orang adalah amunisi untuk berpestasi Gelar bukan ambisi tunggal Bangga pada diri sendiri sebagai bekal Berusaha hingga tak kuasa Persilahkan Tuhan mengerjakan sisanya

18 | Komunikasi Edisi 319

Riwayat penghargaan • Juara Danton Terbaik Ninety Paskibra Competion (2015) • Juara Pengibaran Terbaik Ninety Paskibra Competion (2015 ) • Juara PBB Terbaik Ninety Paskibra Competion (2015) • Juara 1 Ninety Paskibra Competion (2015) • Juara 1 Dance Dekan FMIPA Cup Komipa Um (2018) • The Winner Duta Kampus Universitas Negeri Malang (UM) 2018

S

ebagai The winner duta kampus Universitas Negeri Malang (UM) 2018, dirinya dituntut untuk memberikan invoasi-inovasi terbarunya demi kemajuan UM, Pramjana atau yang biasa dipanggil dengan sebutan Pram menawarkan sebuah inovasi pendirian fakultas baru yang mampu menjawab tantangan teknologi di era industri 4.0. Fakultas apa yang ia ada dalam konsep inovasinya itu? Lalu bagaimana dia menjalani proses selama proses seleksi duta kampus? Simak kisah selengkapnya di bawah ini! Bagaimana cara Anda meraih predikat The Winner Duta Kampus UM 2018? Sebenarnya tidak ada cara yang pasti menuju kesuksesan, tapi yang pertama, saya menerapkan mindset “I’ll do my best and let God do the rest". Jadi, tujuan saya mencoba ajang ini adalah memberikan usaha saya yang terbaik tanpa mengharapkan selempang atau gelar apapun. Memberikan usaha terbaik dan menyerahkan hasil

akhirnya kepada Tuhan. Puji Tuhan pada akhirnya Tuhan tetap memberikan kesuksesan kepada saya. Kedua, adalah saya tetap menjadi diri sendiri, saya tidak melihat peserta lain sebagai saingan melainkan teman belajar dan teman seperjuangan. Ketiga, dan yang paling penting adalah kemauan untuk diproses, mengikuti segala tahapan seleksi yang ada tanpa mengeluh dan tetap memberikan yang terbaik. Bakat apa yang Anda unggulkan pada saat seleksi duta kampus? Bakat yang saya unggulkan waktu seleksi tahap 3 adalah membaca puisi dan dance. Saya memilih dance karena saya memang sudah memulainya dari SMP, walaupun tidak secara konstan. Sedangkan bakat membaca puisi karena setelah lulus SMA saya mulai tertarik dengan literasi, seperti puisi dan juga memiliki teman untuk berdiskusi tentang puisi. Mengapa mengambil tema cinta tak sampai pada penampilan Anda? Saya mengambil tema cinta tak sampai karena tema tersebut dapat memadukan


Profil Akan tetapi, semuanya berubah ketika kemunculan start up armada ojek online yang sudah terintegrasi dengan aplikasi (teknologi smartphone, red.). These start ups simply made our transportation became safer, affordable and comfortable. Itu semua berkat kedua starts up itu yang memanfaatkan teknologi dan kemajuan jaman dengan baik, sehingga dapat mematahkan dominasi yang sudah ada. Dari fenomena itu, jelas terlihat bagaimana kelompok yang gagal mengikuti perkembangan zaman akan kalah dan digerus oleh kelompok yang dapat mengikutinya dengan baik. Oleh karena itu, saya menawarkan Fasilkom sebagai inovasi saya, karena saya yakin UM sanggup mempersiapkan generasi muda Indonesia yang dapat menjawab tantangan revolusi industri 4.0. Apa yang ingin Anda dapatkan dari duta kampus? Hal yang ingin saya dapatkan dari duta kampus adalah relasi dan ilmu atau keahlian, baik itu hard skill maupun soft skill. Saya yakin bisa mendapatkan itu semua karena duta kampus adalah kumpulan mahasiswa terbaik di UM yang terpilih dari berbagi tahapan seleksi. Tidak hanya itu, saya juga ingin memberikan waktu, tenaga, dan pikiran saya sebagai duta kampus untuk mempromosikan UM lebih baik lagi ke masyarakat. Saya ingin membuktikan bahwa UM bisa bersaing dengan PTN lainnya dan dapat menjadi rujukan dunia sesuai dengan visi kita. Apakah Anda sudah pernah mengikuti seleksi duta? Sebelumnya, saya sama sekali belum mengikuti ajang pageant seperti ini, tapi saya sudah pernah mengikuti dan lolos seleksi PASKIBRAKA tingkat kota Jakarta Selatan. Menurut saya, kedua seleksi ini mirip karena sama-sama menitikberatkan pada 3B yaitu Brain, Beauty and Behaviour.

Tips dan trik untuk mendapatkan kemenangan? Seperti yang sudah saya sampaikan, lakukanlah yang terbaik dan biarkan Tuhan melakukan sisanya. Jadilah dirimu sendiri, jangan lihat orang lain sebagai saingan melainkan sebagai teman belajar. Lalu bersedialah diproses walaupun proses yang dilalui tidak pernah mudah. Terakhir dan yang paling penting, milikilah behaviour atau tingkah laku yang baik. Dari 3B, brain atau kognitif sesorang itu bisa diajarkan, untuk beauty seseorang bisa memakai make up, intinya baik brain maupun beauty mudah diubah. Lain dari itu semua, behavior adalah yang paling sulit diubah dan terpancar asli dari dalam kita. Progress yang dibawa? Di kepengurusan kali ini saya dan teman-teman berusaha mengembangkan program kerja sebelumnya dengan cakupan yang lebih luas dan inovasi baru. Sayangnya, proker-proker tersebut masih rahasia. Jadi, kepoin terus ya! Harapan untuk mahasiswa UM? Harapan saya untuk mahasiswa UM adalah agar mahasiswa UM memiliki rasa cinta almamater dan kebanggaan menjadi bagian dari UM. Alasannya, karena UM memiliki SDM dengan berdaya saing tinggi menurut Kemenristekdikti yang menempatkan UM di peringkat 14 dari seluruh PTN di Indonesia. Tapi sayangnya, hal itu seperti tidak berarti apabila kita sebagai mahasiswa UM tidak menyadari potensi diri kita sendiri. Oleh karena itu, saya yakin, apabila kita sebagai mahasiswa UM bangga menjadi bagian dari UM, cinta almamater dan sadar akan kualiatas yang kita miliki, UM bisa menjadi salah satu PTN terbaik di Indonesia, bahkan akan benarbenar menjadi rujukan dunia sesuai visi UM.Cintya

dok. Panitia

dua bakat saya dengan baik. Saya membacakan puisi tentang cinta tak sampai dari seorang perempuan kepada seorang laki-laki dan dance dengan iringan lagu Friends yang dinyanyikan oleh Marshmello dan Anne-Marie. Alasan lainnya adalah karena cinta tak sampai adalah fenomena yang umum di kalangan anak muda sekarang, sehingga mudah dimengerti oleh penonton. Mengapa Anda mengikuti seleksi duta kampus? Alasan saya mengikuti duta kampus karena saya ingin mengetahui sejauh mana pengetahuan saya tentang UM dan sebaik apa kemampuan atau softskill yang saya miliki. Alasan lainnya adalah saya ingin menjalin relasi dan belajar, baik dari dutaduta senior maupun peserta lain. Saya yakin orang-orang yang telah mengikuti tahapan seleksi duta kampus adalah orangorang yang luar biasa . Bagaimana Perasaan Anda saat masuk grand final? Perasaan saya berdebar-debar pastinya. Walapupun kami sudah melalui berbagai tahapan karantina dan latihan yang mempersiapkan kami untuk tampil di grand final, tapi saat hari H tetap saja berdebar. Puji Tuhan perasaan berdebar itu tidak menggangu fokus saya untuk menampilkan yang terbaik seperti pada saat latihan dan geladi bersih. Tak hanya itu, saya juga merasakan perasaan campur aduk saat mendengarkan pengumuman peserta yang lolos ke tahap selanjutnya. Puncaknya, pada saat pengumuman pemenang. Setelah saya didorong maju dan dipasangi selempang, saya masih merasa seperti mimpi. Saya sangat senang, merasa bangga, dan dibalik semua perasaan itu, saya merasa sangat bersyukur pada Tuhan Yesus Kristus atas kesuksesan yang diberikan kepada saya. Apa inovasi yang Anda bawa? Inovasi yang saya bawakan pada saat tes tahap 2 atau open presentation adalah saya ingin UM memiliki fakultas baru, fakultas baru yang saya maksud adalah fakultas yang dapat menjawab tantangan pada era masa kini, yaitu era revolusi industri 4.0. Maka dari itu, fakultas yang saya tawarkan adalah Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom). Apa Alasan anda membawa inovasi tersebut? Alasan saya membawa Fasilkom sebagai inovasi saya adalah berdasarkan hasil studi kasus saya terhadap sebuah kasus dalam bidang transportasi di Indonesia, terutama di kota asal saya, Jakarta. Kita tahu sendiri bagaimana sebuah armada taksi biru yang sudah mendominasi bidang tranportasi Indonesia selama jangka waktu yang cukup lama. Selama dominasinya, mereka terlihat sulit dikalahkan atau bahkan disaingi, walaupun mereka masih menggunakan metode yang tergolong konvensional.

Pramjana (sebelah kanan) dengan beberapa finalis Duta Kampus UM

Tahun 41 November-Desember 2018|

19


dok. Panitia

"

Profil

Tebarkan Energi Positif dengan UM Positive Card Kecantikannya perindah dunia Kebaikannya perkaya cita dan asa Kepandaiannya mengubah dunia Kepeduliannya memanusiakan manusia

"

peduli sesama adalah karakternya tak peduli siapa atau dari mana hidup bertenggang rasa merangkul semua

M Kebahagiaan Nahla saat terpilih menjadi The Winner Duta Kampus

Nama TTL Jur/Fak Email Instagram

: Nakhlah Vadaq (Nahla) : Yogyakarta, 7 Maret 2000 : Psikologi/ Pendidikan Psikologi : nakhlahvadaq@gmail.com : @nahlavdq

Riwayat Pendidikan • SDN Muhammadiyah Condongcatur (2005-2011) • SMP Negeri 8 Yogyakarta (2011-2014) • SMA Negeri 11 Yogyakarta (2014-2017) • Universitas Negeri Malang (2017- sekarang)

20 | Komunikasi Edisi 319

enjadi seorang duta kampus berarti harus menjadi figur yang patutu diteladani oleh seluruh civitas akademika di kampusnya. Tak cukup hanya berbekal kecantikan, sikap peduli dan tenggang rasa juga menjadi pertimbangan. Gadis cantik The Winner Duta Kampus UM 2018 ini memiliki inovasi unik yang siap ia bagikan kepada para civitas akademika. Apa inovasi tersebut? bagaimana perjalannya hingga muncul sebagai pemenang Duta Kampus? Simak wawancara salah satu kru dengan Nahla berikut ini! Apa motivasi Anda mengikuti pemilihan duta kampus? Aku ingin cari pengalaman baru, bertemu orang-orang baru dan membuat relasi pertemanan seluas mungkin. Dengan terjun ke pengalaman baru, aku selalu bisa belajar sesuatu yang mungkin selama ini belum aku dapatkan di kelas. As we know experience is the best teacher. Apakah sebelumnya pernah mengikuti seleksi duta? Sebelumnya aku gak pernah ikut duta atau pageant seperti ini. Meski baru pertama kali, alhamdulillah diamanahi mendapat atribut The Winner.

Bagaimana proses awal Anda mengikuti kompetisi duta Kampus ini? Awalnya saat proses pemilihan duta kampus itu kami melalui 3 tahap sampai akhirnya menjadi finalis, yang pertama yaitu tahap tes tulis dan wawancara, setelah itu terpilih lagi 60 orang untuk mengikut tes tahap dua, yaitu open presentation, ditahap dua ini kami diminta untuk mempresentasikan inovasi kami untuk UM. Setelah itu, terpilih 40 orang untuk mengikuti Ttes tahap tiga, yaitu talent show. Apa Inovasi yang Anda bawa saat mengikuti itu? Inovasi yang saya bawa pada saat itu yaitu UM Positive Card. Apa UM Positive Card itu dan bagaimana implementasinya? UM Positive Card adalah sekumpulan kartu yang berisi katakata positif berupa pujian, pendapat, semangat, motivasi, dan kata-kata positif lainnya yang ditujukan kepada civitas akademika UM dengan syarat "siapapun yang menerima kartu ini harus meneruskan ke warga UM lainnya", baik itu mahasiswa, dosen, satpam, OB, penjaga kantin, maupun warga UM lainnya. Misalnya, hari ini saya melihat teman saya yang


Profil pawon?; Why are you pursuing higher education when you know youre just going to end up in the kitchen?” Nah, tahukah mereka bahwa kita, sebagai perempuan juga memiliki mimpi dan cita-cita dan Kita berhak untuk mengusahakan itu. Seorang insinyur? Chef? Politika? Presiden? Desainer? Guru? Ibu rumah tangga? Pilot? Atlet? Apapun itu, lets go and fight for it together. Be what we want to be. Selain itu, Kita sebagai perempuan nantinya juga akan menjadi seorang ibu, dan ibu itu merupakan sekolah pertama buat anak-anaknya. Nah, Kalo seorang perempuan tidak belajar, bagaimana bisa mengajari generasi-generasi selanjutnya? Yang aku tekankan di sini bukan hanya belajar di dalam lingkup formal atau akademik saja, namun juga belajar di lingkup yang nonformal dan non akademik. Saya percaya bahwa ilmu merupakan satusatunya hal yang orang tidak akan pernah bisa ambil dari kita. Apa tips agar bisa menjadi The Winner Duta Kampus? Tidak ada tips dan trik khusus sih, Berusaha dan berdoa. Tetap menjadi dirimu sendiri ya, don’t try so hard to be something that you are not. Satu lagi yaitu tebar kebaikan kepada orangorang di sekitar kita. Be kind, be kind, be kind, karena kindness makes you the most beautiful person in the world no matter what you look like. Kebaikan itu membuat kita menjadi orang orang yang paling indah di dunia ini bagaimanapun bentuk rupa kita. Terakhir, jangan jadikan finalis lainnya sebagai kompetitormu, tapi jadikan mereka teman seperjuanganmu. Keep Support each other! Selama mengikuti seleksi duta kampus ini apakah ada kesibukan lain? Kebetulan kemarin selain mengikuti proses pemilihan duta kampus, secara bersamaan aku juga menjadi panitia CB atau character building buat mahasiswa baru, rangkaian Psychoweek dalam

memperingati hari kesehatan mental. Aku juga tergabung dalam sebuah tim yang hebat. Tim yang diamanahi Kemenristekdikti untuk mengelola Program Hibah Bina Desa 2018, Tim PHBD Fakultas Pendidikan Psikologi (FPPsi) UM. Desa sasaran program kami adalah Desa Wonorejo, Singosari, Kabupaten Malang. Sebuah desa yang 35 warganya terindikasi memiliki gangguan jiwa. Di program ini kami berupaya untuk mengembalikan produktivitas orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di desa itu dengan memberikan pelatihan dalam membuat sandal spons. Selain itu, kami juga membina dan meningkatkan kesadaran para warga pendamping dan keluarga ODGJ tersebut tentang kesehatan mental dan bagaimana memperlakukan ODGJ dengan semestinya. Karena ODGJ memiliki hak-hak yang sama dengan kita. Mereka adalah kita. Memberi Pembinaan seperti itu pasti mengalami banyak kesulitan, bagaimana cara Anda dan tim Anda memberi pembinaan kepada mereka? Awalnya kami hanya bersepuluh, namun kami sadar kami butuh lebih banyak tangan, pikiran, jiwa, dan hati lagi agar program ini bisa terealisasikan dengan baik. Akhirnya, bersama dengan seluruh anggota BEM FPPsi dan temanteman volunteer kita menjadi sebuah tim dalam setiap kegiatan yang kita lakukan. Selain itu, kami bekerja sama dengan pihak universitas, Fakultas, desa, puskesmas, produsen sandal spons, dan RSJ Lawang dalam program ini. Harapan untuk teman-teman mahasiswa UM? Harapannya, semoga saya dan kamu, kita, bisa berproses untuk menjadi lebih baik bersama, terus tebar kebaikan, dan bisa membanggakan almamater tercinta. Have a good day, semua! Salam hangat, Nahla. Cintya

dok. Pribadi

terlihat sedang muram dan sedih, lalu saya beri dia kartu yang berisi tulisan “Hey, I want to you to know that your smile makes me happy” selanjutnya teman saya yang menerima kartu tersebut harus meneruskannya ke orang yang ia rasa pantas mendapatkannya. Harapan saya adalah kartu-kartu ini bisa meningkatkan rasa percaya diri warga UM, to make people feel good about themselves, dan membuat hari seseorang menjadi lebih baik. Karena menurut saya “kata-kata” itu sangat powerful, melalui kata-kata kita bisa membangun seseorang dan melalui kata-kata juga kita bisa meruntuhkan seseorang. So lets be careful on what we say, Mentemen! Mungkin ide saya terdengar kecil dan sepele, tapi saya percaya kalau kartukartu ini bisa menebarkan positivitas dan kebaikan di UM. Siapa yang pertama kali berhak menyebarkan UM Positive Card ini? Semua orang bisa kok! Kebetulan waktu aku mengenalkan tentang UM Positive Card di open presentation tahap dua kemarin, aku langsung merealisasikan inovasi ini. Jadi, aku membawa sepuluh kartu yang berisi tulisan-tulisan, diantaranya seperti “You Inspire me to be a better person”, “Saya suka cara Anda berpenampilan”, dan “Awakmu Mbois, Lur”. Kartu-kartu ini bisa ditulis dalam bahasa apapun kok asalkan si penerima mengerti bahasa tersebut, sehingga pesannya tersampaikan. Semoga saja orang-orang yang sudah saya berikan UM Positive Card kemarin sudah menyebarkan kartu-kartu ini kepada orang lain. Siapa yang bisa menjadi agen UM positive card ini? Kita. Saya, kamu, dan semua warga UM. Kita bisa mulai membuat kartu kita sendiri dan mulai memberikannya kepada orang sekitar kita. Yuk coba hari ini. Kita lihat responnya! Selain Positif Card, keterampilan apa yang Anda unggulkan? Saat talent show saya menampilkan speech atau pidato bahasa inggris bertema Women Empowerment: Education For Women. Awalnya sempat bingung ingin menampilkan apa karena saya nggak se-talented teman-teman semifinalis lainnya yang menampilkan bakat-bakat luar biasa, dari mulai menari, puisi, mendongeng, melukis, teater, sulap, dance, hingga nyanyi. Mengapa Anda mengangkat tema tersebut? Saya mencoba untuk menginspirasi dan menguatkan perempuan-perempuan di luar sana. Saya yakin banget deh kita pasti pernah mendapatkan pertanyaan seperti “Ngapain sekolah tinggi-tinggi kalau pada akhirnya kamu cuma berakhir di dapur?; Arapa’a asakola? akabbin bei; Ngopo kuliah nduk, ngko yo gawene ning

Nahla (sebelah kanan) dengan salah satu ODGJ saat tergabung dalam tim PHBD UM

Tahun 41 November-Desember 2018|

21


dok. Internet

Cerita Mereka

Lega. Berpose setelah mengikuti prosesi wisuda.

"Yowis Ben Aku Lulus Tanpa Tugas Akhir!"

dok. Internet

Diwisuda Lewat Kebijakan Rekognisi Pembelajaran Lampau

Bayu dan piala kebanggaannya.

22 | Komunikasi Edisi 319

S

iapa bilang tidak bisa lulus tanpa mengerjakan tugas akhir? Selain dengan artikel yang dapat menembus jurnal internasional, mahasiswa juga bisa lulus dengan merujuk pada pemberlakuan kebijakan Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) dalam paradigma Belajar Berbasis Kehidupan (BBK), yang didasari oleh Permenristekdikti No. 26 Tahun 2016. UM mengakui pencapaian mahasiswa dalam hal berkarya melalui jalur formal, nonformal, informal, dan pengalaman kerja ke dalam bentuk pengakuan kredit mata kuliah tertentu melalui proses asesmen. Salah satu contoh penerapan kebijakan ini nampak pada kelulusan youtuber asli Kota Apel. Sempat cuti hingga akhirnya molor tujuh tahun, Bayu Eko Moektito dinyatakan lulus dengan prestasi yang membanggakan

pada tahun 2018. Proses kelulusan Bayu juga mendapat apresiasi dari banyak orang, karena meskipun tidak mengerjakan tugas akhir, Bayu mampu menciptakan karya film yang spektakuler. Bahkan, Presiden Jokowi pun bersedia meluangkan waktunya untuk menonton film karya Bayu saat berkunjung ke Malang. Jika menengok pada kurikulum yang lama, Bayu belum menyelesaikan sistem kredit semester dan belum diperbolehkan lulus, namun karya-karya kreatif yang ia hasilkan dinilai setara dengan sejumlah kredit matakuliah. Sehingga, ia dinyatakan lulus dengan gelar Ahli Madya (A.Md.). Suatu prestasi yang membanggakan, bukan? Nampak dari luar bangunan berwarna hijau, sosok muda bersahaja sedang beradu action dengan pemain lain, ia adalah Bayu Eko Moektito atau akrab dipanggil Bayu Skak. Bayu


Cerita Mereka Indonesia. Karena di masa kini semakin jarang anak muda yang mau menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa percakapan sehari-hari. Dialog pun terus berlanjut. Sisi lain yang ada di Bayu dan dapat menginspirasi orang lain ialah ia berani keluar dari zona nyaman dan memutuskan untuk cuti kuliah lantas menyalurkan hobinya dalam sebuah karya. Tentangan orang tua dan cercaan lingkungan sekitar ia lewati dengan pembuktian kesuksesan dalam berkarya. Film garapan Bayu yang berjudul Yowis Ben itu memperoleh penghargaan Khusus Film Remaja yang bermuatan kearifan lokal. Lewat penghargaan yang diraih, seperti menjadi pembuktian buat Bayu bahwa film berbahasa daerah tidak kalah dari film lainnya. Sebab, menurutnya yang terpenting dalam sebuah film adalah alur cerita. Bayu berharap dengan penghargaan yang diperoleh film Yowis Ben bisa memotivasi para sineas muda untuk dapat membuat karya bernuansa kearifan lokal. “Jangan pernah malu untuk menggunakan bahasa daerah masing masing, sehingga nanti ke depan bermunculan film dari Ambon atau Sunda mungkin dan bermunculan bahasa daerah lainnya” tutur Bayu saat ditemui di Elfara radio. Penghargaan yang diperoleh film Yowes Ben dalam Festival Film Bandung 2018, memotivasi bayu untuk menggarap sekuel film tersebut denga judul Yowis Ben 2. “Yang kedua ini pemainnya baru lagi. Ada Anggika Bolsterli, Devina Aurel, dan Anya Geraldine gitu, untuk pemain yang bandnya tetap,” jelas Bayu. Dalam usia 25 tahun, ia mampu menciptakan lapangan kerja yang kreatif dan menjadi inspirasi bagi kaum muda. Awalnya, ia tidak tahu dari youtube bisa menghasilkan uang. Hingga Akhir 2011, subscriber Bayu sudah mencapai 20.000, baru ia mendapat tawaran dari youtube. Menurut Bayu, berkarya tidak melulu memikirkan uang atau pendapatan terlebih dahulu. “Yang dimaksud penghasilan

itu dari iklan di goggle adsense. Bersedia video ditempeli iklan. Ya, berawal dari situ. Akhirnya mau dan dapat uang. Pertama kali dapat 300 dollar AS (sekitar Rp 3,9 juta) sebulan. Bisa nyelengi membeli kamera buat terus berkarya,” tambah Bayu. Sekarang ia bisa menikmati hasil kerja kerasnya dengan mudah, ia berhasil mendapatkan pendapatan 5000 hingga 6000 dollar AS setiap bulan. UM mengapresiasi kerja keras Bayu dalam merealisasikan film Yowis Ben, mereka melihat bahwa ini adalah prestasi yang gemilang. Seorang mahasiswa UM yang sering bolos dan bahkan cuti agar bisa merealisasikan karyanya, tapi bolos dan cuti itu tidak digunakan untuk hal-hal negatif melainkan digunakan untuk menyelesaikan sebuah karya anak bangsa. Terlepas dari itu, ia harus mengumpulkan paper untuk syarat kelulusannya. Suasana temaram menjelang malam terasa syahdu. Rintik gerimis menumbuhkan kesejukan. Membuat enggan berdiri dari sofa yang terletak di sebuah ruangan tepi jalan. Ruang segi empat dengan lampulampu menggantung di atasnya. Property shooting yang berserakan beserta celoteh kru memecah dialog bersama Bayu. Alunan musik melantun memenuhi ruangan. Terlihat sebuah layar segi empat berwarna hitam menampilkan gadis-gadis cantik yang menari mengikuti dentuman musik. “Jadi mahasiswa harus berani mencoba dan berani berkarya. Temukan passion dan keluarlah dari zona nyaman untuk menggebrak dunia,” tutup Bayu diakhir perbincangan. Pastinya, sosok Bayu Skak menjadi salah satu contoh anak muda daerah yang berhasil menyalurkan ide-ide kreatif dan unik menjadi suatu kegiatan yang positif dan bermanfaat bagi banyak orang. Sekarang gak perlu stres dengan hal-hal yang tidak perlu, karena semua bisa ketawa bersama dengan nonton video dan film seru ala Bayu Skak. Be Inspired guys! Amey

dok. Internet

adalah pribadi yang humble, humoris, cerdas, dan kreatif. Sikap itu yang selalu ia cerminkan dalam konten-konten youtubenya. Nama Skak berasal dari singkatan kata Sekumpulan Arek Kesel yang merupakan grup band Bayu saat bersekolah di SMKN 4 Malang. Saat ditemui, pria dengan style khasnya menggunakan kaos dan jas hitam dengan sepatu sporty inibercerita bahwa sejak kecil ia sudah menyukai dunia hiburan. Saat berumur delapan tahun ia sudah senang bernyanyi dan berpidato dihadapan teman-temannya. Disela-sela kesibukannya, ia menyempatkan untuk berbagi cerita kepada kru Komunikasi. Dengan perawakan friendly ia mencoba menembus waktu dimana ia mulai merintis awal dari sebuah kesuksesan. Bayu awalnya hanya seorang pelajar yang biasa-biasa saja dan getol menjalankan hobi ngeband. Setelah berkenalan dengan teknologi youtube, Bayu mulai memiliki ide untuk mengunggah sejumlah video monolog humor di youtube. Meskipun awalnya hanya terlibat di balik layar serta proses editing video, namun akhirnya Bayu mulai ketagihan untuk merekam sendiri kegilaankegilaannya dan diunggah ke youtube. Dengan duduk santai di sofa, Bayu memutar ingatan awal memulai karirnya. Hanya dengan bermodalkan handycam dan tripod, Bayu memiliki misi untuk menghibur para pengguna youtube Indonesia melalui beragam video humor kreasinya sendiri. Konsep lawak yang diusung oleh Bayu tergolong sebagai stand up comedy yang unik dan kreatif. Beberapa video humor Bayu Skak menggunakan bahasa khas Jawa Timur yang terkesan unik dengan nada suara yang agak tinggi. Video-video berbahasa Jawa Timur tersebut, antara lain video berjudul Ngentut Iku Sehat, Tipikal Bapak-bapak, SMS Singkatan dan Mesoh. “Aku pengen ngangkat culture daerah kelahiranku, makane video karo filmku gae boso Jowo,” tegas pria kelahiran Malang tersebut. Bukan cuma membuat video youtube berbahasa Jawa Timur, beberapa video dengan versi bahasa Inggris milik Bayu juga sukses mengocok perut seperti video yang berjudul Poor Boy, How To Be Rock Star, Rock For Your Love Problem dan beberapa judul video lainnya. Karier yang melejit tentunya tidak diraih dengan mudah. Bermula dari hobi yang ditekuni hingga akhirnya membuahkan hasil. Alumnus Desain Komunikasi Visual (DKV) UM ini berhasil membuat karya film yang berhasil mendapat apresiasi oleh Presiden Jokowi. Ia juga menulis sendiri naskah film yang ia beri judul Yowis Ben. Proses kreatif penggunaan bahasa Jawa Timur tersebut dimaksudkan untuk melestarikan budaya tradisional khas

Bersama Presiden Joko Widodo seusai menonton bersama film Yowis Ben.

Tahun 41 November-Desember 2018|

23


Curhat

ilustrasi oleh : Krisnawa Adi Baskhara

Don't Worry!

Harus Berani Memberi Solusi

Assalamualaikum Wr. Wb. Perkenalkan, saya mahasiswi FS UM. Sejak awal tahun 2018, saya merasa semakin banyak orang yang menceritakan masalah pribadinya kepada saya. Seringkali saya merasa beruntung, namun di sisi lain saya merasa ada perasaan yang mengganjal. Saya semakin takut untuk memberi bantuan kepada mereka. Dalam arti, saya takut apabila saya memberi solusi yang salah, perkataan yang tidak sesuai harapan mereka, atau bahkan saran yang terkesan memaksa. Ketakutan saya semakin memburuk saat melihat ekspresi orang tersebut. Ekspresi yang bagi saya menyiratkan keraguan, seringkali

kemudian membuat saya down untuk membantu mereka lagi. Pada akhirnya, saya hanya berakhir dengan mendengarkan cerita saja tanpa memberi solusi. Terkait kondisi yang saya alami, apakah ada jalan keluar yang kiranya bisa membantu saya menghadapi ketakutan saya sendiri? Terima kasih banyak atas jawaban yang diberikan. Wassalamualaikum Wr.Wb Salam, W.

Assalamualaikum Wr. Wb. Sebagai seseorang yang sering menjadi tempat curhat, memang terkadang mendengarkan permasalahan orang lain dapat membuat kelelahan secara metal, karena kegiatan tersebut membutuhkan konsentrasi dan membuat Ananda berpikir analisis-sintesis tentang permasalahan-permasalahan orang lain, serta berpikir keras juga tentang problem solving yang sesuai untuk teman-teman Ananda. Aktivitas curhat dalam psikologi disebut katarsis. Apabila seseorang menceritakan kisah dan permasalahannya dan ada orang yang mendengarkan dengan aktif dan perhatian, maka secara psikologis sebenarnya orang tersebut sudah merasa terbantu. Jadi, untuk mengatasi persoalan yang Ananda hadapi, dapat mencoba beberapa tips berikut, yaitu: (1) membekali diri dengan menambah pengetahuan bagaimana cara mendengarkan aktif yang benar, agar ketika teman curhat dapat merasa diperhatikan, dan lega perasaannya; (2) membantu teman dengan ikhlas dan tulus, sehingga tidak ada keinginan menonjolkan diri bahwa memiliki pengetahuan yang luas dan kemampuan problem solving yang bagus; (3) menyampaikan kepada teman

yang curhat bahwa Ananda ingin membantu sesuai dengan kemampuan, dan apabila tidak mengetahui solusi, maka katakan dengan jujur, jangan memaksakan diri memberikan solusi yang tidak Ananda kuasai, agar tidak menjadi tertekan; (4) ketika curhat sudah hampir selesai, maka Ananda dapat mengajaknya berdialog, yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menstimulasi teman berpikir akan solusi. Contoh: kamu sudah pernah berbuat apa untuk masalah tersebut? Apakah yang kamu lakukan berhasil? Kenapa ya belum berhasil mengatasi masalahmu? Kirakira apalagi ya yang bisa kamu lakukan? Dan seterusnya. Demikian jawaban dan saran pengembangan dari saya, semoga Ananda W dapat terus membantu teman-teman yang mempunyai masalah, namun tidak ikutan tertekan. Semoga berhasil. Wassalamualaikum Wr. Wb. Jawaban dari Ike Dwi Astuti, S.Psi., M.Psi. Dosen Fakultas Pendidikan Psikologi UM

dok. Pribadi

Jawaban:

Mahasiswa UM dapat mengirimkan tulisan berupa curahan hati (curhat) pada rubrik ini dengan space halaman A4 via email komunikasi@um.ac.id selambat-lambatnya tanggal 25 Januari 2019. Apabila nama asli tidak ingin dicantumkan, diperbolehkan untuk menggunakan nama inisial. Curhat Anda akan kami kirim ke ahlinya (dosen Fakultas Pendidikan Psikologi UM untuk mendapatkan jawaban. Tulisan curhat akan mendapat imbalan atau penghargaan yang sepantasnya.

24 | Komunikasi Edisi 319


dok. Panitia

Up to Date

Ngastina Binangun Inspirasi UM Menjadi Unggul dan Rujukan

D

alang wayang kulit ternama di Indonesia, Ki Manteb Soedharsono tampil di Universitas Negeri Malang (UM) pada (30/11). Di atas set panggung yang mewah, Ki Manteb memainkan cerita Ngastina Binangun. Dengan ditemani para sinden dan limbukan, Ki Manteb berhasil menampilkan pagelaran budaya yang indah serta sarat akan kebudayaan Jawa. Pertunjukan wayang ini menyedot penonton dari berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa hingga masyarakat sekitar. Digelar semalam suntuk di halaman Graha Rektorat UM, diiringi nyaring suara gamelan dan suasana gerimis menambah khidmat pagelaran wayang tersebut. Menurut Prof. Dr. Wahjoedi, M.E. sebagai penanggung jawab, tujuan dilaksanakan pagelaran tersebut adalah sebagai bentuk rasa syukur karena 64 tahun sudah UM mengabdi di bidang pendidikan. Selain itu, untuk membagikan semarak kebahagiaan karena telah mempunyai Graha Rektorat baru, suksesnya proses demokrasi pemilihan Rektor UM periode 2018-2022, dan berbagai prestasi lain yang berhasil diraih oleh civitas akademika UM. Dibuka dengan Bahasa Jawa, Prof. Dr. AH. Rofi’udin, M.Pd sebagai rektor baru UM menyampaikan sambutannya. “Matur nuwun Bapak/Ibu lan sedaya mawon, UM minangka universitas bakal tansah siap lan terus ngawula negara kasebut liwat pembangunan sumber daya manusia kanthi ngatur pendidikan engkang berkualitas,” dengan sambutan tersebut Rofi’udin mengucapkan terima kasih kepada

Ki Manteb Soedharsono saat mendalang di UM.

berbagai pihak yang terlibat dan Ki Manteb Soedharsono yang berkenan hadir di UM. Pagelaran wayang kulit mengangkat lakon dan cerita “Ngastina Binangun”. Dikutip dari sinopsis yang dibagikan saat acara berlangsung, dikisahkan di Marcapada (dunia, red.) ada sebuah hutan yang sangat angker dan diduduki oleh para bajubarat (jin, setan bekasaan, gandaruwo dll, red.) dengan ratunya Bethari Dhurga. Karena hutan yang sangat berbahaya itu akan dijadikan sebuah kerajaan besar dan sangat indah, maka Bathara Guru mengumpulkan sayembara barang siapa yang dapat membuka hutan Ingas sampai selesai akan diganjar dengan dinuatkan negara besar yang sangat indah. Kemudian, Bathara Ganesya putra Bathara Guru dan Bharata anak Ganesya (dewa ilmu pengetahuan/pendidikan, red.), menyanggupi untuk mbabad hutan Ingas. Dengan kecerdikannya dan kecerdasan ilmu yang dimiliki Bathara Ganesya, maka kedua anak dan bapak tersebut ternyata dapan membabat hutan tersebut. Setelah hutan Ingas terbabat, lantas Bathara Guru menyanggupi janjinya dan Bethari Durga dialihkan tempatnya di Kredhawahana. Bathara Guru menyabda sebuah kerajaan besar dan sangat indah. Kerajaan itu

diberi nama Hastinapura dan rajanya Pabu Hastimurti dan Prabu Bharata. Kelak dikemudian hari kerajaan inilah simbol pertarungan antara kebaikan dan kebatilan, kejujuran dan kecurangan, kesucian dan keangkaramurkaan; simbol dari sifat dan tabiat hidup manuasia di dunia fana ini. Serat akan makna, pesan yang ingin disampaikan dari Ngastina Binangun ini adalah agar UM sebagai perguruan tinggi berbasis pendidikan selalu membangun diri, baik dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) maupun perangkat pembelajaran, dan sistemnya untuk mencapai visi misinya sebagai perguruan tinggi unggul dan menjadi rujukan dunia. Meski gerimis mengguyur, tetapi hal itu tidak menyurutkan antusias para penonton. Semakin malam semakin banyak masyarakat sekitar yang berdatangan. Di samping itu, pihak panitia menyediakan camilan berupa jajan pasar dan kacangkacangan. “Saya berterima kasih kepada UM telah memberikan hiburan kepada masyarakat sekitar, pagelarannya bagus dengan dalang terkenal. Tahun depan bisa diadakan lagi pagelaran wayangnya,” ungkap Suwarno, salah satu penonton. Amey

Tahun 41 November-Desember 2018|

25


Info

dok. Humas UM

Museum Pembelajaran UM: Bukti Nyata The Learning University

Salah satu sudut di Museum Pembelajaran UM

M

ulai saat ini, civitas akademika Universitas Negeri Malang (UM) dapat melihat perkembangan UM dari waktu ke waktu dengan mengunjungi Museum Pembelajaran UM. Museum ini telah diresmikan oleh Rektor UM, Prof. Dr. AH. Rofiuddin, M. Pd., pada Kamis (18/10). Pendirian museum ini merupakan salah satu ide dari Rektor UM periode 2010-2014, Prof. Dr. H. Suparno. Tempat ini berisi sejarah kampus sejak masih bernama Pendidikan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) disebut Universitas Negeri Malang. Di sana, terdapat barang-barang yang sudah berumur puluhan tahun, diantaranya foto rektor sejak tahun 1954-2018, barang elektronik, dan barang yang berkaitan dengan kegiatan administratif, media pembelajaran, foto tokoh yang berpengaruh dalam sejarah perkembangan kampus, hingga karya mahasiswa. Tak lupa, jas almamater yang sempat berubah warna sebanyak tiga. Bukan hanya itu, untuk menarik pengunjung, pihak pengelola juga

26 | Komunikasi Edisi 319

memutar slide show yang berisi foto-foto kegiatan yang bernafaskan sejarah. Dari luar, tempat ini memang terlihat kecil, namun jika sudah masuk akan terasa luas. Ada lebih dari tiga ruangan yang ada di sana. Setiap ruangan memiliki cerita dan fungsi masing-masing. Ada ruangan khusus untuk memamerkan foto para rektor UM, ruangan yang berisi karya mahasiswa, ruangan yang berisi hasil penelitian, ruangan para tokoh berpengaruh dalam sejarah UM, hingga ruangan yang berisikan benderabendera negara sahabat yang bekerja sama dengan UM. Pengunjung museum tidak perlu bingung karena di dalam museum sudah dipersiapkan narasi yang bisa dibaca melalui layar komputer serta kurator yang siap mendampingi. Sebelum didirikan, sekitar satu tahun pihak-pihak yang ditunjuk sebagai pengelola museum melakukan research ke beberapa perguruan tinggi, antara lain di Museum Pendidikan Nasional di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan Museum Pendidikan Indonesia di Yogayakarta. Berdasarkan penuturan

Dosen Sejarah sekaligus pengelola museum ini, Dr. Blasius Suprapta, M. Hum., untuk sementara ini museum lebih fokus pada pameran barang-barang bersejarah yang berkaitan dengan inovasi Pendidikan. Kedepannya, akan ada pengadaan barang-barang bersejarah yang berkaitan dengan masa prasejarah, Hindhu-Buddha, Islam, kolonial, dan lainlain. Pendirian museum ini memiliki beberapa tujuan. “Tujuannya yang pertama lebih memudahkan dalam mengenalkan UM dengan hanya menunjukkan museum ini sudah bisa memperlihatkan sejarah UM, kedua untuk sumber pembelajaran yang sudah disediakan dalam museum ini. Museum ini merupakan satu-satunya museum pembelajaran yang bisa menjadi sumber pembelajaran,� tutur Blasius. Museum yang nantinya akan diwujudkan menjadi museum berbasis digital ini telah dipromosikan oleh berbagai pihak, mulai dari Humas UM, Subbag Rumah Tangga, tim ahli, hingga mahasiswa UM. Rosa


Menjadi yang Tercepat, Tim Semeru UM Raih Dua Medali

S

Mobil Akasa Urban Concept saat berlaga

Semeru menggunakan ethanol dengan pesaing berat dari ITB . Dengan semangat yang menggebu-gebu, kemenangan ini sekaligus menjadi tiket menuju Shell Eco Marathon Asia 2020, terlebih pencapaian tersebut menjadi pembuktian kepada UM dan FT bahwa Tim Semeru mampu berlaga di ajang internasional. Menurut Bagas Eko Laksono, Ketua Devisi Engine, mesin prototype ethanol yang telah dibuat saat ini masih memiliki bobot yang sangat berat. Saat ini, pihaknya tengah mengupayakan untuk memperingan bobot mesin, namun tetap dengan kualitas tinggi. Kegembiraan juga tidak terlepas dari tim dua. Pembimbing Tim Semeru dua yang membawa mobil Akasa, Dr. Sukarni, S.T., M.T. mengungkapkan, kompetisi ini merupakan kompetisi kedua yang diikuti oleh mobil yang mengusung urban concept itu. Saat kontes di ITS mendapatkan juara dua, namun belum mampu memperoleh sertifikat juara lantaran kategorinya dicampur antara diesel dan bensin. “Kontes ini perpaduan antara teknologi dan skill, sehingga dibutuhkan strategi merekayasa mesin agar sesuai dengan bahan bakar ethanol. Konstruksi kendaraan juga didesain sedemikian rupa agar bisa capaian kilometer per liternya semakin tinggi,� tutup Sukarni. Amey

dok. Pribadi

orak gembira nampak pada dua Tim Semeru Universitas Negeri Malang (UM) yang berlaga di Universitas Negeri Padang (29/11-1/12). Berlaga dalam Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE) 2018 tim Semeru berhasil meraih dua medali sekaligus, yaitu emas dan perak. Beranggotakan 71 mahasiswa dan dosen, Tim Semeru ini dibagi menjadi dua, yaitu Kumbolo dan Akasa. Tim Semeru satu dengan nama mobil Kumbolo Evo2 meraih medali emas pada kategori Prototype Ethanol, sedangkan Tim

Semeru dua dengan nama mobil Akasa Urban Concept meraih medali perak di kategori Urban Ethanol. Mahasiswa-mahasiswa yang berlatar belakang pendidikan Fakultas Teknik (FT) tersebut berhasil menjadi tim tercepat dan mengalahkan juara bertahan. Dua mobil kebanggaan ini masing-masing mampu mencetak skor dengan jarak tempuh 543,47 km/liter dan 185 km/liter. Salah satu tips kemenangan Tim Semeru satu ialah, untuk mampu menempuh 543,47 km/liter dibutuhkan strategi yang pas, khususnya pada lintasan menanjak dan berbelok. Sebelum mengendarai, driver harus mengamati jalur yang akan dilalui minimal tiga kali. Misalnya ketika track lurus bisa sedikit akselerasi, namun apabila lintasan berbelok harus ada strategi berbeloknya dimana agar kendaraan tidak terguling. Pembimbing Tim Semeru satu kategori Prototype, Avita Ayu Permanasari, S.T., M.T. mengungkapkan bahwa ini merupakan keikutsertaan tim yang ketiga kali. Tahun 2016 tidak memboyong medali tetapi masuk di juara tiga dan empat, begitupun di tahun 2017. “Alhamdulilah, tahun ini Tim Semeru kategori Prototype mampu mengungguli Tim Rakata dari ITB yang sudah bertahun-tahun mencetak juara satu,� ujar Afita. Afita bersama tim mengambil peluang pada kategori bahan bakar yang diklasifikasikan bensin, ethanol, dan listrik. Tanpa ragu, Tim

dok. Pribadi

Info

Nampak Mobil Kumbolo Evo2 sedang berlaga di UNP

Tahun 41 November-Desember 2018|

27


dok. Panitia

Info

Anggota Dharma Wanita UM bersama dr. H. Agus Ali Fauzi, PGD, Pall., Med.

Semarak Peringatan Hari Ibu dan HUT Dharma Wanita UM

M

enjadi ibu yang cerdas itu tidak mudah. Begitulah pernyataan dari dr. H. Agus Ali Fauzi, PGD, Pall., Med. (ECU). Ia merupakan narasumber yang didatangkan khusus untuk Peringatan Hari Ibu dan Ulang Tahun Dharma Wanita ke-19 Universitas Negeri Malang (UM). Seminar tersebut merupakan salah satu rangkaian acara dari peringatan yang mengangkat tema “Peran Ibu dalam Menjaga Kesehatan Keluarga”. Kegiatan ini dilaksanakan di Gedung Sasana Budaya Universitas Negeri Malang (11/12) dan diikuti oleh kurang lebih 300 ibu dosen dan tenaga pendidik dari seluruh fakultas, juga ibu-ibu dari kantor pusat rektorat UM. Dibuka dengan penampilan Albanjari dan penampilan Kulintang, peringatan ini berlangsung meriah dan lancar hingga akhir acara. Dalam seminar kesehatan yang ada, dokter Agus menjelaskan peran sebagai seorang ibu yang begitu berat. Diantaranya adalah harus melahirkan, mengasuh dan mendidik anak, mendampingi dan mengarahkan anak-anaknya, serta membesarkan mereka dengan gizi yang baik. Selain itu, seorang ibu juga dituntut sebagai penjaga kesehatan keluarga. Tidak hanya

28 | Komunikasi Edisi 319

kesehatan fisik, namun juga kesehatan hati. Kesehatan fisik akan muncul hanya ketika hati kita sudah sehat. “Obat dari luar, obat yang diminum, itu hanyalah ikhtiar secara medis, tapi yang utama adalah obat dari hati dan minta pertolongan kepada Allah SWT,” ujar Drs. Faridah Hayati Rofi’uddin, istri dari Rektor UM. Tidak hanya seminar kesehatan, ada perlombaan dan pembagian doorprize di akhir acara. Terdapat tiga kategori perlombaan, diantaranya adalah lomba wiru jarik, lomba yel-yel, dan dana pembinaan. Lomba yang pertama adalah lomba wiru jarik. Wiru jarik merupakan teknik melipat-lipat pinggiran kain yang vertikal sepanjang pinggul hingga kaki. Lomba ini cukup unik karena salah satu persyaratannya adalah peserta yang ingin mendaftar harus berusia di bawah 40 tahun dan wajib memperlihatkan KTP terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan agar peserta yang mengikuti lomba tersebut adalah dari generasi muda. Dengan demikian, budaya wiru jarik yang sudah mulai pudar dikalangan kawula muda bisa tetap lestari. Lomba yang kedua adalah lomba yel-yel yang diikuti oleh ibu dosen dari setiap fakultas dan ibu-ibu dari kantor pusat rektorat. Dengan gerakan

yang lincah, lagu-lagu yang kreatif, serta properti yang menarik, seluruh peserta lomba berusaha untuk menampilkan yel-yel mereka dengan sebaik mungkin. Seluruh penonton dibuat heboh oleh penampilan dari Ibu-Ibu tersebut. Tidak berhenti di situ, lomba yang terakhir merupakan lomba yang berkaitan dengan kinerja ibu-ibu Dharma Wanita UM selama satu tahun. Terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dan wajib dilaporkan pada pihak Dharma Wanita pusat. Dharma wanita terbaik yang dipilih menjadi pemenang mendapatkan uang pembinaan mulai dari Rp1.250.000,00—500.000,00. “Kegiatan ini sangat bermanfaat. Kita belajar untuk hidup kembali,” tutur Dewanti Laksmi, M.Pd., M.A., Ph.D., Dosen Fakultas Sastra saat diwawancarai. Di akhir acara, doa dan harapan dihaturkan oleh Faridah. Ia mengharapkan agar kita dapat lebih menghormati orang tua, khususnya ibu kita. Kemudian untuk Dharma Wanita UM ia berharap agar kualitasnya dapat ditingkatkan kembali, “Jangan sampai Dharma Wanita kesannya tidak ada manfaatnya, hanya sebagai sarana untuk ngumpul-ngumpul, rasan-rasan. Jadi harus benar-benar bermanfaat,” pungkasnya.Nilam


Laporan Khusus

Pemira 2018: UM Kembali Terapkan E-Vote Ruja, S.U., Wakil Dekan III FIS. Mengenai persiapan teknis, KPU UM sudah menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan, karena dari beberapa Fakultas masih ada yang terkendala terkait fasilitas. “Sebenarnya dari beberapa fakultas sudah memiliki fasilitas laptop atau komputer, namun ada yang kurang memenuhi standar yang dibutuhkan, akhirnya kami turun langsung untuk membantu menyediakan fasilitasnya,” jelas Nizar Velayati Difa, Ketua KPU UM. Sejalan dengan teknis, ”Untuk prosedur penggunaan E-vote cukup mudah, yaitu dengan cara datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) kemudian ambil nomor antrian, selanjutnya menuju ke operator untuk presensi, karena presensi tahun ini sudah tidak menggunakan kertas lagi dan oleh operator akan langsung diarahkan ke bilik suara,” tambah Nizar. Nizar juga menjelaskan mengenai tantangan E-vote tahun ini, diantaranya waktu yang singkat untuk mengupayakan adanya perubahan.

Selain itu, E-vote tahun ini juga tidak memakai tim pengembang, namun langsung ditangani oleh Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK) UM. Terkait keamanan, pihak PTIK juga bisa menjamin, selain itu PTIK juga sudah mempuyai solusi apabila nanti ada hacker dari pihak luar yang tidak bertanggung jawab. Kendala lain, dalam menggunakan hak suaranya, mahasiswa disabilitas memperoleh pendampingan secara langsung. Hal ini dikarenakan dari pihak KPU masih belum memiliki aplikasi secara khusus untuk mereka. “Semoga pemilu tahun 2019 nanti Pemira bisa memandang rata semua mahasiswa dan tidak mengesampingan mahasiswa minoritas, seperti mahasiswa disabilitas,” harap Nizar. Dessy

dok. Panitia

D

engung demokrasi mahasiswa dalam Pemilu Raya (Pemira) mulai terdengar lagi. Saatnya mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) kembali menggunakan hak suaranya untuk menentukan pemimpin dikalangan mahasiswa. Tepatnya pada (29/11) Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) beserta jajaran Rektorat telah menetapkan sebagai hari pelaksanaan pemilu serentak yang berasaskan langsung, umum, bebas, rahasia jujur, dan adil (Luberjurdil). Selain itu, pemilu tahun 2018 ini kembali menggunakan sistem electronic vote (E-vote) setelah sebelumnya tahun 2017 menggunakan sistem konvensional atau mencoblos, meskipun ada beberapa fakultas, salah satunya Fakultas Ilmu Sosial (FIS) yang tetap melanjutkan menggunakan sistem e-vote di tahun 2017. ”FIS sudah menerapkan sistem E-vote sejak 2016 dan di tahun 2017 kita tetap menggunakan sistem E-vote karena lebih mudah dan menghemat biaya,” ujar Dr. I Nyoman

Bersabar mengantri sebelum memberikan hak pilih

Tahun 41 November-Desember 2018|

29


Pustaka

SEARCHING:

JEJAK DIGITAL KELUARGA, DARI EKSLUSIF SAMPAI TREN VIRAL

S

etiap manusia pasti meninggalkan jejak. Jejak adalah tanda bahwa seseorang pernah hidup, tinggal, dan melakukan sesuatu di suatu tempat. Sama seperti halnya Margot dalam film Searching garapan Aneesh Chaganty. Jejak digital berupa akun-akun media sosial yang ia tinggalkan adalah adalah bukti bahwa sebelum hilang, Margot melakukan sesuatu di baliknya. Inilah yang coba dikuak oleh David Kim dalam film Searching sebelum semua menjadi viral. Sebagai sineas berdarah India, Aneesh berhasil meroketkan namanya lewat film Searching yang ia garap dengan sangat apik, menegangkan, dan penuh dengan twist. Film yang tayang pada Agustus 2018 ini membuktikan kejeniusan David Kim (John Cho) sebagai seorang Ayah dalam menguak misteri hilangnya Margot (Michelle La), putri sulung yang dia cintai. Semenjak Kim ditinggal mendiang istrinya, keluarga mereka diuji dengan sebuah hubungan yang tak lagi terbuka dan lekat seperti biasa. Film ini boleh dibilang thriller tanpa darah yang tetap menegangkan. Aneesh patut mendapat apresiasi tinggi atas pencapaiannya ini. Searching mengabarkan pada kita lewat sinematografi yang anti mainstream, bahwa perkembangan teknologi informasi telah membawa sebuah perubahan yang signifikan dalam masyarakat. Lahirnya ruang digital sebagai bentuk penemuan manusia menjadikan pola perilaku masyarakat mengalami pergeseran, baik secara budaya, etika, dan norma. Film ini mencoba menarik pembaca pada sebuah kesimpulan, bahwa keterbukaan dalam sebuah keluarga sangatlah penting. Teknologi dalam Siklus Keluarga Teknologi menjadi sangat dibutuhkan,

30 | Komunikasi Edisi 319

repro Internet

oleh Ahmad Junaidi

apalagi di zaman yang serba praktis dan dikepung berbagai kepentingan ini. Dalam keluarga saja, jangankan keluarga jauh, untuk menghimpun keluarga serumah saja perlu melibatkan Whatsapp untuk saling mempertahankan komunikasi, dikarenakan semuanya sibuk dan memiliki aktivitas padat di luar rumah. Kadang, seseorang introvert secara sosial menjadi terbuka di dunia maya. Ini bisa terjadi karena tidak adanya dukungan dari lingkungan keluarga maupun teman. Tidak ada ruang yang memberinya celah untuk berekspresi. Akhirnya, mereka menjauhi dunia nyata (lingkungannya) dan mencari dunia yang baru, yaitu dunia digital. Ia dapat meluapkan ekspresinya dengan bebas. Bahkan bisa membohongi publik dengan menciptakan identitas palsu. Ini terjadi pada kasus pencarian Margot yang hilang. Margot banyak meninggalkan jejak digital berupa percakapan-percakapan dengan orang asing di akun medsos yang ternyata tidak diketahui oleh ayahnya sendiri. Lagi-lagi, David Kim patut diberi apresiasi sebagai Ayah yang smart dan jenius dalam menangani kasus yang rumit dan tidak terduga ini. Sebagai seorang Ayah dengan kecakapan teknologi yang mumpuni, Kim menguak misteri hilangnya Margot lewat Macbook putri sulungnya itu. Kim patut dijadikan teladan sebagai orang tua yang melek teknologi. Anak zaman now memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, sehingga membuat mereka semakin lincah mencoba sesuatu, salah satunya mengoperasikan gadget dengan autodidak. Bagi orang tua yang tidak mengikuti perkembangan, hal seperti ini akhirnya menjadi fenomena yang sering lepas dari pemantauan. Mereka –para orang tua- tidak tahu bahwa anaknya sudah memiliki dunia baru, teman baru, dan karakter baru di dunia digital.

Stranger di Lingkaran Netizen Hampir semua orang saat ini memiliki smartphone. Media sosial telah melampaui batas-batas sosial kehidupan. Tidak ada lagi batasan ruang dan waktu. Mereka dapat berkomunikasi kapanpun dan dimanapun. Semua dapat diakses cuma-cuma. Tidak dapat dipungkiri bahwa media sosial mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan seseorang. Tidak ada yang sulit di zaman sekarang. Yang sulit adalah bijaksana dalam menggunakan. Meneroka lebih jauh film Searching, kita dapat belajar satu hal, yakni menghadapi stranger. Ini adalah fakta yang sangat penting untuk kita pahami. Bahwa di lingkaran netizen yang sangat kompleks dan absurd itu telah menjadi arena bermain yang luas bagi para stranger, terutama yang memiliki maksud-maksud terselubung. Karena dunia digital adalah tempat persembunyian dan penyamaran yang worth it. Mereka beroperasi, mencari mangsa dengan menutup-nutupi identitasnya, bahkan menggunakan identitas palsu mulai dari nama, domisili, bahkan foto profil. Butuh keluasan berpikir serta kebiksanaan untuk menghadapi orang-orang asing ini. Kadang kita menyangka bahwa orangorang yang ada di dekat kita –dalam hal ini keluarga, mereka baik-baik saja. Padahal bisa jadi kita tidak benar-benar mengerti siapa mereka. Maka, bicaralah dari mata ke mata. Dari hati ke hati. Lakukan quality time bersama keluarga. Keluarga adalah inti dan akar dari sebuah kehidupan. Keluarga yang akan menentukan arah kita kelak ketika kita telah beranjak keluar. Selama keluarga masih ada, selama itulah kebahagiaan tersedia. Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia dan Juara 1 Kompetisi Penulisan Pustaka Majalah Komunikasi


Agama

Natal Tahun Ini: Adakah Janji Perbaikan Diri Pada Natal Tahun Lalu? oleh A.J.E. Toenlioe

W

aktu berjalan begitu cepat. Tak terasa, Natal sudah di depan mata. Apakah yang sudah kita lakukan dalam memaknai Natal? Adakah perbaikan kualitas hidup dari hari ke hari? Atau kita hanya berjalan di tempat? Bahkan berjalan mundur, sehingga Natal tak lebih dari sekadar pesta pora tanpa makna. Sesungguhnya waktu itu netral. Kitalah yang memberi makna. Natal bertepatan dengan akhir tahun. Akhir tahun, seperti halnya akhir dari setiap kegiatan pada umumnya, identik dengan evaluasi. Evaluasi adalah sebuah keniscayaan. Persoalannya, adakah program kerja diri yang telah kita tetapkan pada Natal tahun sebelumnya? Pemazmur menulis: “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, sehingga kami beroleh hati yang bijaksana�, (Mazmur 90:12). Mari kita berefleksi tentang Natal yang telah lewat, agar Natal kali ini menjadi semakin bermakna, bagi perbaikan hidup di masa yang akan datang. Hakikat Natal Kehadiran Yesus adalah simbol kasih Tuhan kepada manusia. Karena kasihNya, Tuhan hadir dalam wujud manusia. Kehadiran-Nya untuk memberikan teladan tentang bagaimana seharusnya manusia mengelola hidupnya. Dalam perjalanan hidup-Nya, khususnya dalam interaksi dengan para murid-Nya,

Yesus memberikan sejumlah contoh tentang bagaimana seharusnya manusia mengelola kehidupan bersama. Ia sering menyapa mereka secara khusus ketika mereka mengalami kesulitan saat mencari nafkah, menguatkan mereka ketika mereka takut dan khawatir, menasehati mereka agar tidak melakukan hal-hal yang tidak benar, membela mereka ketika mereka diperlakukan secara tidak adil, memberi penghargaan ketika mereka melakukan hal benar, dan memaafkan mereka yang meminta maaf. Bahkan sepanjang hidup-Nya di bumi, Yesus terus menerus memberikan contoh dan mengajari mereka tentang nilai-nilai kebenaran hakiki. Contoh pemberian teladan dalam sejarah akhir kehidupan Yesus sebagai manusia ditunjukan ketika Ia berada di atas kayu salib. Dalam kondisi amat menderita di atas kayu salib, Yesus masih menyempatkan diri memaafkan penjahat yang disalibkan bersama-Nya. Apa yang dipraktikkan Yesus, dirangkum dalam ucapan-ucapan selama masa keberadaan-Nya di dunia. Terdapat dua ungkapan inti, di antaranya: pertama, kasihilah musuhmu, berbuat baiklah kepada orang yang membenci kamu. Kedua, sebagaimana kamu menghendaki orang berbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka. Singkatnya, inti ajaran Yesus adalah mengasihi Tuhan

dengan hati dan akal budi, serta mengasihi sesama manusia, seperti diri sendiri. Siapa pun yang melakukan kasih, sebagaimana dicontohkan Yesus, ia adalah murid Yesus. Natal yang Bermakna Hidup ini memerlukan momentum sebagai area simbol untuk meningkatkan mutu kehidupan. Perayaan Natal dapat dimaknai berada dalam konteks momentum itu. Inti pesan tentang teladan Yesus yang telah dikemukakan di atas sesungguhnya sudah dikemukakan berulang-ulang ratusan tahun lalu dalam setiap perayaan Natal. Tak terkecuali, telah menjadi bagian dari ritual Natal setiap tahunnya. Adakah di antara kita yang telah membuat daftar kekurangan diri pada Natal tahun lalu, kemudian berusaha memperbaikinya selama satu tahun ini? Jika ada bersyukurlah! karena Natal tahun lalu telah memberi makna. Bila belum, Natal tahun ini semoga menjadi momentum membuat janji pada Tuhan untuk memperbaiki diri hari demi hari, sampai Natal tahun depan. Selamat Natal 25 Desember 2018. Semoga menjadi lebih baik pada Natal 25 Desember 2019. Tuhan memberkati. Penulis adalah dosen Jurusan Tekonolgi Pendidikan dan Ketua Penyunting Majalah Komunikasi

Tahun 41 November-Desember 2018|

31


dok. Pribadi

Wisata

Bersua di Kota Tua

Saatnya yang Muda Sambangi Wisata Sejarah

S

Tetaplah tampil menawan pada setiap kesempatan

32 | Komunikasi Edisi 319

elain taman hiburan dan destinasi wisata alam, tak ada salahnya jika sesekali mengunjungi tempat wisata yang sarat akan nilai sejarah. Salah satunya adalah kawasan wisata Kota Tua Jakarta. Meskipun berada di tengah hiruk pikuk kota metropolitan, tempat ini masih kental dengan nuansa Jakarta tempo dulu. Kawasan ini selalu dipadati wisatawan setiap harinya, baik itu wisatawan lokal maupun mancanegara. Mengenai tiket masuk, jangan khawatir! Seluruh tujuan wisata yang berada di Kota Tua merupakan wisata murah meriah dengan kisaran harga Rp2.500-4.000 saja. Daya tarik Kota Tua Jakarta yang utama terletak pada bangunan peninggalan kolonial Belanda yang masih terjaga dengan baik. Dengan menyusuri setiap sudut Kota Tua akan membuat pengunjung seolah kembali ke masa lalu. Dihiasi dengan sepeda onthel, jendelajendela kuno, genting bangunan dengan menara kecil di ujungnya semakin menambah kesan tempo dulu. Berfoto dengan latar belakang gedung bersejarah dan museum yang berjejer, tentu saja akan tampak cantik dengan tambahan kesan vintage. Pagi, siang, dan sore Kota Tua selalu menawarkan pesona indah yang berbeda. Jangan lupa untuk menyewa sepeda dengan harga Rp20.000 lantas berkeliling di Kota Tua dan pengunjung bisa bebas menggunakan topi cantik khas Belanda. Sekalipun wisata sejarah, tempat ini tidak hanya dapat dinikmati oleh pegiat sejarah. Ada banyak destinasi menarik yang bisa dukunjungi masyarakat dari berbagai kalangan. Ingin bersantai di kawasan Kota Tua dan mencicipi makanan mewah? wisatawan bisa mengunjungi Cafe Batavia. Cafe Batavia sudah berdiri sejak 1991 di kawasan Kota Tua Jakarta, tepatnya di area Taman Fatahillah. Ketika didirikan pada 1850, bangunan ini digunakan sebagai kantor administrasi VOC. Cafe Batavia menjual berbagai macam makanan dari seperti masakan western dan asia. Tidak hanya menikmati makanannya, wisatawan juga bisa menikmati suasana kafe yang klasik dan mewah. Cafe Batavia merupakan salah satu spot yang instragamable. Menurut salah satu pengunjung kafe berkebangsaan Inggris, this restaurant has a really nice concept. They combine the design between classy and elegant style. The food was nice and the ambience is so excellent.


mendapat pengetahuan tambahan mengenai sejarah terbentuknya bank sentral yang ada di negara kita ini. Ketika memasuki lobi museum, akan terlihat sebuah kaca patri yang sangat indah. Selain itu, di dalamnya juga terdapat 324 kaca patri lain yang semuanya dibuat di Atelier Jan Schouten, Delft, Belanda pada periode 1922–1935. Ada juga sebuah lukisan wanita dengan lambang Kota Batavia dan Surabaya serta beberapa lukisan unik dan antik lainnya. Di dalamnya juga terdapat ruangan teater dengan kapasitas tempat duduk untuk 40 orang. Teater tersebut memutar film yang berisi seputar sejarah perbankan dan peran Bank Indonesia. Tapi, jangan datang di hari Senin atau hari libur nasional, karena di hari tersebut Museum Bank Indonesia tutup. Setelah puas menjelajah sejarah Indonesia, ingin merasakan suasana ala Tiongkok? Wisatawan bisa datang ke Petak Sembilan, atau biasa disebut Pecinan Glodok. Daerah Petak Sembilan memang banyak dihuni oleh etnis Tionghoa, belum lagi kehadiran sejumlah vihara yang membuat suasana kian mirip di Tiongkok. Kalau ingin lebih seru, datanglah ke Petak Sembilan di saat perayaan tahun baru Imlek atau perayaan agama Buddha lainnya. Masyarakat Petak Sembilan mengedepankan culture budaya mereka. Mereka berdagang banyak pernik-pernik yang menarik untuk oleh-oleh wisatawan yang berkunjung, jadi Petak Sembilan bisa menjadi alternative untuk berbelanja dan berwisata budaya. Kalau ingin berjalan-jalan di kawasan wisata Kota Tua Jakarta, ada beberapa tips yang mungkin di butuhkan. Kalau tidak ingin terlalu ramai, datanglah ketika hari

Siap mengelilingi Kota Tua dengan sepeda onthel

kerja, karena pada akhir pekan jumlah pengunjung akan membludak. Jika datang di akhir pekan, datanglah lebih pagi supaya bisa mengambil foto dengan leluasa, karena saat pagi kawasan ini lebih sepi daripada waktu siang hari. Hati-hati dengan barang bawaan dan jangan sampai lengah, karena kawasan ini selalu ramai, maka kesempatan untuk melakukan tindak kriminal pun sangat tinggi. Pakailah baju yang nyaman dan hindari memakai baju berwarna gelap, karena daerah ini terkenal sangat panas. Kalau perlu bawa kipas atau kipas angin kecil yang bisa dibawa kemana-mana agar tidak kegerahan, dan jangan lupa pakai tabir surya untuk melindungi kulit tubuh dari sengatan sinar matahari secara langsung. Jadi, kata siapa berwisata sejarah itu membosankan? Happy Travelling! Amey

dok. Pribadi

Bagi penikmat museum, wisatawan akan sangat dimanjakan dengan berbagai museum yang tertata rapi di dalam komplek Kota Tua Jakarta. Mulai dari Museum Wayang, Museum Keramik, Museum Seni Rupa, Museum Fatahillah, Museum Bahari, dan Museum Bank Indonesia. Wisatawan dapat berjalan santai di dalam museum dan dipandu oleh edukator museum sambil menikmati sajian desain yang menarik, namun tidak meninggalkan ciri khas bangunan bersejarah. Ketika mengunjungi Kota Tua, jangan sampai lupa untuk singgah di Museum Fatahillah. Museum ini merupakan salah satu destinasi yang paling recommended. Pada masa penjajahan Belanda, gedung ini difungsikan sebagai balai kota yang pada waktu itu dikenal dengan nama Stadhius. Museum Fatahillah menyimpan sekitar 23.500 koleksi barang bersejarah berupa benda asli maupun replika. Di museum ini, wisatawan bisa melihat beberapa koleksi, seperti replika peninggalan masa Tarumanegara dan Pajajaran, hasil penggalian arkeologi di Kota Jakarta, furnitur-furnitur antik, koleksi keramik, gerabah, prasasti, dan deretan benda bersejarah lainnya. Selain itu, di dalam museum juga terdapat bekas penjara bawah tanah yang menjadi saksi bisu penderitaan para tawanan di masa lalu. Dengan berkunjung ke wisata bersejarah, akan muncul rasa empati terhadap pejuang-pejuang kemerdekaan Indonesia. Pernah terfikir berasal dari mana uang yang setiap hari digunakan untuk bertransaksi? Untuk bisa mengetahui lebih jelas tentang hal itu, wisatawan wajib mengunjungi Museum Bank Indonesia. Saat berkunjung ke sini, wisatawan akan

dok. Pribadi

Wisata

Wajah bahagia setelah puas berwisata di Kota Tua

Tahun 41 November-Desember 2018|

33


Rancak Budaya

Semilir Rindu di Tepian Hoenderpasarbrug oleh Dina Choirotul Ramadhani

“Will… William Jensen… Aku bicara padamu!” teriak Emina ke hamparan langit yang membentang luas tak bertepi. Kepergiannya telah menyulam kerinduan perih yang menyayat hati, mengikis segenap jiwa hingga lapuk dan rapuh, menebas seluruh rasa, meninggalkan getirnya hidup tanpa senandung cinta. Batavia, menyisakan semilir rindu dan kesedihan tajam yang menusuk di ujung hidupnya. ***

D

ia membungkuk dan menepuk bahuku, “Aku akan kembali.” Kemudian dia berbalik, berlari meraih tangan yang sedari tadi terulur mengisyaratkan untuk bergegas. “Wacht op mij!”— Tunggu aku! serunya dari kejauhan sambil tersenyum. Sementara diriku—si cengeng— tetap berjongkok mendekap kedua lututku dengan air mata yang masih mengalir bercampur ingus. Satu tarikan napas tajam dan dia terbangun. Matanya terbelalak, jantungnya berdebar-debar dan tangannya yang basah oleh keringat mencengkeram seprai. Tenanglah, pikirnya. Ia menghela napas gemetar, sekali, dua kali. Ditariknya tubuhnya ke posisi duduk, mendongak memandang dinding jarum jam berdenting tepat pukul dua. Dunia masih gelap di luar sana. Namun tidak cukup gelap untuk tidur dengan tenang di tengah riuhnya penindasan. Dia mengusap wajah dan tertegun merasakan pipinya yang basah. Aku menangis, batinnya. Tak terhitung lagi momen itu telah singgah di mimpinya sejak

sepuluh tahun terakhir. Rupanya senyum itu memang benar-benar tak akan pernah ia lihat lagi. “Dasar Bodoh!” desahnya. Satu hari yang berat lagi akan segera dimulai. Ruangan masih sangat sunyi sebelum terdengar gema ketukan yang membuyarkan lamunannya dalam sekejap. “Ssstt... Emina, Marni, Baini... Bangun! Ini mendesak!” suara Djohan berdesis di balik pintu. Tak ada hal yang benar-benar genting hingga harus membangunkan mereka saat dini hari selain mengenai rencana pemberontakkan. Emina terkesiap, Marni dan Baini pun langsung terlonjak dari tidurnya. Cepat-cepat ia buka pintu, “Cepat turun!” kata Djohan dengan raut wajah yang sontak membuat ketiga perempuan itu merasa cemas. “Kita berkumpul sekarang.” lanjutnya tanpa jeda. Tanpa pikir panjang mereka langsung bergegas. “… sesuai informasi dari para golongan tua, Nippon telah menaklukkan beberapa negara di Asia Pasifik. Saat ini posisi mereka sudah di Fillipina. Lewat tengah malam tadi, Suwarso, pegawai di kantor pemerintahan menyampaikan kabar

ilustrasi oleh : Krisnawa Adi Baskhara

34 | Komunikasi Edisi 319


Rancak Budaya

bahwa sudah lebih dari seminggu pemerintahan kosong. Sirkulasi informasi di sana sangat dijaga ketat, dia bahkan baru bisa menyampaikannya hari ini pada kita.” Kata Nasir, pemimpin pergerakan mereka. Atmosfir ruangan itu sangat tegang. Sekitar enam belas orang sudah berkumpul di sana. “Itu berarti kita harus memanfaatkan kesempatan ini untuk menahan kondisi pemerintahan Belanda tetap lemah sebelum momentumnya tiba.” tambah Sanusi. “Benar! Sekalipun kompeni—gubernur jenderal—baru itu tiba, ia tak akan mampu membenahi keadaan saat ini. Kita benarbenar harus mengoyak stabilitas mereka dari segi pertahanan.” Sahut Djahyono dari sudut kiri dengan menggebu-gebu. “Kalau memang begitu,” Timpal Marni di sampingnya, “Sebaiknya kita segera mengirim berita ke tiap daerah untuk mempersiapkan pasukan melawan Belanda dalam waktu dekat.” “Setuju!!” jawab mereka semua dengan serempak. Keinginan merdeka telah membakar semangat dan menjadikan

mereka sekelompok amatiran. Meskipun begitu, sedikit pun tak terlintas ketakutan akan mati, sebab mati di medan pertempuran adalah suatu kebanggaan. Mereka telah dibiuskan oleh angan-angan kepahlawanan, karena cinta pada tanah air adalah candu paling nikmat yang pernah ada. *** Menjelang tengah hari, Emina yang hendak menuju kamp PPPI (Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia)—organisasi bentukan para aktivis guna menggalang persatuan dan kesatuan pemuda Indonesia—tiba-tiba mendengar suara bentakan prajurit Belanda di ujung persimpangan jalan. Hey! Wat ben je aan het doen? Stomme basis!—Hei! Apa yang kau lakukan? Dasar tolol! Dengan terhuyunghuyung ia berlari ke sana. Seorang anak laki-laki sekitar tiga belas tahun dalam keadaan tersungkur sudah ditodong senapan kaliber oleh salah satu prajurit Belanda yang geram. “Stoppen! Stop alsjeblieft!”—Berhenti! Tolong hentikan! teriak Emina seraya

menerjang ke depan prajurit itu. Dengan sigap prajurit itu pun berganti menodongkan senapan ke lehernya, “Vergeef haar. Dit incident zal niet opnieuw gebeuren.”—Ampuni dia. Kejadian ini tak akan terulang lagi. “Onzin!”—Sampah! umpatnya. Tak hanya sekali atau dua kali mereka menyumpahserapahi dan memukuli Emina sebagai balasan kesalahan anak itu pada mereka. Sementara itu, lelaki di dalam mobil mewah—Will—hanya menatap ke arah Emina. Masih lekat dalam ingatannya tentang perempuan itu, sekalipun Emina yang ia kenal dulu telah menjadi wanita yang kuat dan berani. Dipandanginya Emina dari ujung kepala hingga ujung kaki. Kini dia tampak sangat kurus di tubuhnya yang kecil. Wajahnya terlihat lebih tua untuk usia pertengahan dua puluhan, namun tetap terlihat menawan sekaligus berhasil menuai buah cinta lelaki itu lagi setelah sekian lama. Hatinya perlahan mulai berdesir. “Hidupnya sungguh keras, dia pasti sangat menderita,” gumamnya.

Tahun 41 November-Desember 2018|

35


Ia menyadari bagaimana ulah bangsanya yang telah mengukir derita pada wanita dicintainya selama ini. Tak lama berselang, dia pun keluar dari mobil itu dan berseru “Genoeg!” Cukup! kepada para prajuritnya. Satu kata yang menyelamatkan Emina saat itu. Kemudian mereka pun beranjak pergi. *** “Kau cukup edan, Em!” ujar Baini pada Emina, tapi dia tidak membalas ungkapan kawannya itu. Dirinya sendiri juga menyadari bahwa tingkahnya tadi memang edan, hampir saja dia mati konyol. Daripada itu, ada hal lain yang mengusik pikirannya pria itu. Dia terasa tak asing baginya, namun ia tidak begitu yakin. “Tampaknya gubernur jenderal kali ini sedikit lebih murah hati," kata Baini lagi. Memang benar, tak biasanya kompeni memaafkan kesalahan rakyat pribumi dengan mudah sekalipun hanya perkara sepele. *** Malam itu pikiran Emina sedang kalut. Seperti yang biasa dilakukannya, ia pergi ke Hoenderpasarbrug—jembatan beton yang melintasi terusan kanal—di ujung selatan daerah Kali Besar. Sekalipun pemerintah Belanda telah melarang penduduk pribumi berkeliaran di malam hari, hal itu bukanlah suatu pantangannya baginya. Memandangi bintang-bintang di kegelapan malam terasa benar-benar melegakan seakan mampu melengangkan beban yang mengekang hidupnya. Di kanal yang airnya mengalir tenang itu dapat ia lihat bayangan langit malam yang begitu indah. Sungguh tempat yang sempurna untuk melayangkan angannya sejauh mungkin. “Welterusten, Dame.”—Selamat malam, Nona. Dia sontak kaget ketika tiba-tiba ada suara dari belakangnya. Makin terkejutnya dirinya ketika melihat sang gubernur jenderal baru itu di depan matanya. “Go.. Goede nacht, Commandant Jensen," balasnya terbata-bata. Lelaki itu tampak lebih jangkung ketika dilihat jarak yang cukup dekat. Tanpa sadar Emina mengamatinya lekat-lekat. Rahangnya tegas, menyiratkan bahwa dia orang yang keras. Tetapi tatapan matanya yang teduh memberikan kesan rapuh tersendiri. “Perang menimbulkan rasa sepi, bukan begitu?”ucapnya dalam Bahasa Indonesia— yang nyaris sempurna—memecah keheningan sekaligus menyadarkan Emina dari lamunannya. “Kita semua berusaha menjalaninya sebaik mungkin, Commandant," sahutnya tanpa berpikir. Dia masih tercengang mengetahui sang gubernur jenderal mengerti bahasa negerinya, padahal belum lama berada di tempat itu. “Apa kau sungguh mengira ada di antara kami yang punya pilihan?” suaranya semakin terdengar parau, “Memilih hidup seperti ini—di tengah kehancuran? Dan

36 | Komunikasi Edisi 319

yang terburuk, menjadi pelakunya?” Tentu saja kau punya pilihan! pikir Emina, namun ia hanya terdiam. “Bisakah kita mengadakan gencatan senjata?” lanjutnya. “Kau akan melupakan bahwa aku adalah penjajah bangsamu, aku akan melupakan bahwa kau perempuan yang menentang penjajah itu, dan kita hanya akan menjadi dua orang biasa yang sudah lama tak bertemu, hmm?” “Apa?” Dia tersenyum kecil melihat ekspresi Emina. “Apakah kau semudah itu melupakan aku, Emina?” Emina diam terpaku. “Maaf kita harus bertemu dalam keadaan seperti ini, aku sungguh menyesal meninggalkanmu waktu itu.” Hening. “Aku, Will yang mencintaimu Emina!” lanjutnya. Deraian air mata di kedua matanya sudah tak sanggup lagi ia bendung. Hatinya serasa diaduk-aduk, bahagia, bingung, marah, kecewa larut menjadi perasaan yang tak terungkapkan. Emina masih tak percaya dengan apa yang ia alami itu. Will yang ia rindukan benar-benar ada di hadapannya, merengkuhnya erat di bawah sinar rembulan malam itu tanpa kata. *** Keesokan harinya, Emina menemui ibunya—seorang budak kompeni—yang sedang menemani lady elite—belanda dan mestizo—beribadah di Kruiskerk—gereja salib. Dia menceritakan semua kegundahan hati pada ibunya. Tak dapat dipungkiri, dia pun mencintai Will. Tetapi lelaki itu saat ini berada di pihak koloni. Bagaimana bisa dia menyambut hangat cinta yang selama ini ia eluh-eluhkan, sekaligus harus mengkhianati negerinya. Atau bagaimana bisa dia berjuang berdarah-darah demi negerinya, sekaligus harus mendustai perasaannya. “Nak, cinta tak pernah mengenal kata siapa. Bukan hanya hatimu, hati kalian samasama hancur. Dia telah menghancurkan hatimu dengan menjadi bagian dari mereka, dan kau telah menghancurkan hatinya dengan membuatnya dibayangi rasa bersalah melakukan hal-hal di luar kuasanya. Di balik itu semua, banyak hal yang jauh lebih penting dalam hidup ini dibandingkan menjadi pihak yang menang. Lakukan apa yang hatimu katakan," tutur ibunya. Emina lagi-lagi tak kuat menahan air matanya. Akal sehatnya seakan lumpuh tak mampu menahan nestapa jiwa. *** Ibunya memang tidak memberinya jawaban yang pasti, tapi setelah mendengar kata-kata itu dari mulut ibunya, hatinya kini semakin mantap. Emina memutuskan untuk menemui Will lagi di tempat yang sama. “Kami akan menyerang kalian bersamaan dengan invasi Jepang kemari," ucapnya tanpa sekalipun menatap mata Will. Lelaki itu masih terdiam sejenak. “Itukah yang benar-benar ingin kau katakan padaku?” kata-kata itu membuat

hati Emina berdesir. Suasananya hening, sebelum perempuan itu berkata lagi, “Tolong jangan mati, kembalilah padaku. Kumohon...” suaranya bergetar. “Aku tak akan mati!” sahutnya dengan cepat. “Tunggu aku,” tambahnya. *** Penyerangan telah berjalan sesuai rencana. Seluruh pasukan Belanda mati dalam pertempuran, termasuk Will. Tidak selayaknya kemenangan seharusnya, Emina tak kuasa tersenyum sementara batinnya menahan remuk redam kepedihan. Hatinya terasa hampa. Laki-laki yang dicintainya takkan pernah ia lihat lagi. Dia bahkan belum sekalipun menyatakan cintanya pada Will. Kau benar-benar seorang pecundang, Em! batinnya pada diri sendiri. Lalu ia meraih lukisan yang Will diberikan padanya. Itu lukisan dirinya berdiri di pinggiran Hoenderpasarbrug. Wanita di lukisan itu sangat menawan—tubuhnya indah dan wajahnya bahagia dengan senyuman kecil yang membuatnya tampak bijak dan berani. Tatapan matanya yang tajam seakan menghina Emina. “Apakah aku sungguh terlihat seperti ini di mata Will?” katanya lirih. Di balik lukisan itu— bagian bawah—tertulis: ‘Degene van wie je houdt zal niet echt in staat zijn om te gaan.’—Orang yang kamu cintai tidak akan mungkin benar-benar pergi. Tangisnya pun pecah. *** Emina menatap ke arah yang tak berujung dari tepian Hoenderpasarbrug, menikmati keindahan fajar tanah airnya yang baru saja terlepas dari belenggu. Masih terngiang bayangan kenangan yang mendalam dalam pikirannya, merontaronta, memaksa keluar bagai sesuatu yang tak sanggup lagi ia tahan hingga memecah kesedihan, meremukkan perasaan dan meluapkan air mata dari kedua pelupuk matanya, saat hidup benar-benar tak memberinya ruang antara perasaan dan loyalitas. Membuat dirinya berada di batas seorang pecundang dan pengkhianat. Batavia, 23 September Untukmu, yang benar-benar tak akan pergi Kini, serambi hatiku kelam wdan sepi. Tiada lagi dentang gugup jantungku saat menatapmu. Tiada lagi desir rasa ingin bertemu. Tak mampu lagi lengan ini merengkuhmu. Tak sanggup lagi angan ini merangkai bayangmu. Bisu dan debu telah mengisi lorong hatiku. Hanya tinggal semilir rindu yang kian menderu. Merindu diam merengkuh pilu, inikah takdir cintaku? Dari perempuan bodoh yang sungguh percaya kau takkan pergi—Emina. Penulis adalah mahasiswa Jurusan Matematika dan Juara 1 Kompetisi Penulisan Cerpen Majalah Komunikasi


Dalam pandangan mataku Kau adalah tempat terindah Tuk menghabiskan setiap hariku

Diam Karena Cinta oleh Bety Nur Achadiyah

Dalam besit pikiranku, Kau adalah tempat yang kemanapun aku menuju Kau selalu menempati relung rinduku Dalam sadar dan tidak sadarku Kau adalah potret terapik Yang selalu muncul dimata tidur maupun terjagaku Ingin kumengenang dan mengabadikanmu, hingga tua kan datang menyapaku Sebagai sumber cerita bagi anak cucu Tentang bagaimana indah dan nyaman negeri tempat tinggalku Namun kini, Betapa sedih hatiku Betapa porak poranda jiwaku Karena harus menyaksikanmu Terombang ambing karena nafsu dan keserakahan penghunimu

Dulu mereka berjanji akan bersatu menjunjungmu Meski mereka dari berbagai suku Dulu mereka bertekad akan membelamu Meski mereka dari berbagai kubu Dulu mereka bersumpah akan melindungimu Meski mereka sedang didera dan ditinju oleh musuh yang seribu Oh negeri tercintaku Sungguh kemarin aku telah menyaksikan Mereka yang dulu berjanji akan bersatu demi menjagamu Kini telah bercerai berai karena keangkuhan Kini telah mati rasa karena keegoisan Kini telah semena-mena karena keserakahan

Sungguh, masih ada cinta dihati ini untuk mereka Melawan mereka hanya akan merusak jatidirimu Yang terkenal bersahaja meski beraneka

Apa yang bisa aku lakukan duhai negeri tercintaku Yang kini kejam, dulu mereka adalah teman sepermainan Yang kini murka, dulu mereka adalah teman seperjuangan Yang kini musuh, dulu mereka adalah teman seperguruan

Sungguh, masih ada sayang dihati ini untuk mereka Melawan mereka hanya akan menjatuhkan nama baikmu Yang terkenal megah merekah di khatulistiwa Aku akan diam demi cinta Aku rela menjadi tumbal bagi persatuan bangsa Aku tidak akan memusuhi saudara sendiri Aku tidak akan membalas hujatan tak bertuan Aku tidak akan terpancing oleh hasutan Aku akan lebih banyak diam dan mendoakan Sungguh Demi cinta Aku akan diam

ilustrasi oleh : Krisnawa Adi Baskhara

Penulis adalah Dosen Fakultas Ekonomi dan Juara 1 Kompetisi Penulisan Puisi Majalah Komunikasi 2018

Tahun 41 November-Desember 2018|

37


Nama : Dwiyana Putra Fak/Jur : Sastra/Seni dan Desain

Seluruh civitas akademika UM dapat mengirimkan karya berupa komik dengan tema bebas dalam bentuk soft file yang dikirim langsung ke Kantor Redaksi Majalah Komunikasi Gedung A3 Lantai III UM atau via email: komunikasi@um.ac.id selambat-lambatnya tanggal 25 Januari 2019 disertai identitas diri (nama, fakultas, jurusan, dan nomor HP). Tahun 41 November-Desember 2018|

38 | Komunikasi Edisi 319

35


Jiwa yang tak menyatu dengan alamnya akan pergi dengan rindu yang tak tau kemana pulangnya. Nama : Bela Mulia W Fak/Jur : MIPA/ Pendidikan Biologi Lokasi : Kampung Atas Air, Balikpapan

Sesuap nasi di tangan ibu penyambung hidup puluhan anak cucu. Nama : Desy Bariyyatul Qibtiyah Fak/Jur : Ekonomi/Manajemen Lokasi : Desa Ngadas, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

A city where humans save hopes and dreams. Nama : Nailul Insani, S.Pd, M.Sc Fak/Jur : Ilmu Sosial/Geografi Lokasi : Kuala Lumpur, Malaysia

Manusia-manusia kuat, alas kakinya adalah tekad, terus mendaki mencapai kulminasi abadi. Nama : Fanisha Amelia Fak/Jur : Sastra/ Sastra Jerman Lokasi : Kawah Ijen, Banyuwangi

Seluruh civitas UM dapat mengirimkan karya fotografi dengan tema dan tempat bebas dalam bentuk soft file yang dikirim langsung ke Kantor Redaksi Majalah Komunikasi Graha Rektorat Lantai II UM atau via email: komunikasi@um.ac.id selambat-lambatnya tanggal 25 Januari 2019 disertai lokasi foto dan identitas diri (nama, fakultas, jurusan, dan nomor HP). Foto yang dimuat mendapat imbalan atau penghargaan yang sesuai.


Redaksi menerima tulisan reportase dengan panjang tulisan 1 halaman A4 font Times New Roman ukuran 12 spasi 1,5 dikirim maksimal dua hari setelah pelaksanaan kegiatan ke email komunikasi@um.ac.id. Naskah yang layak akan dimuat di Komunikasi online dan mendapat imbalan atau penghargaan yang sesuai


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.