Edisi 311 Juli-Agustus 2017

Page 1



DAFTAR ISI

HATTRICK! MTQMN XV Sukses Kolaborasi, Sukses Prestasi

Keberhasilan UM menyabet kembali piala juara umum pada gelaran MTQ Mahasiswa Nasional juga diimbangi kesuksesan UM dan dan UB dalam menjadi tuan rumah pelaksanaan musabaqah. Jerih payah segenap tim dan peserta terbayar tuntas dengan kesemarakkan penyelanggaraan MTQMN tahun ini. Simak liputannya dalam rubrik Laporan Utama!

6

SALAM REDAKSI 4

6 Shovi Maryam, Sang Penjelajah Rimba Talenta Dua kali mengalami kegagalan di ajang Mawapres tidak membuatnya patah semangat. Di tahun 2017, ia kembali mengikuti Mawapres. Alhasil, dirinya berhasil menempati urutan kedua. Prestasi demi prestasi ia raih. Buah dari usaha yang ditekuni. Bagaimana kisah selengkapnya? Kru Komunikasi telah merangkumnya pada rubrik Profil!

19

LAPORAN UTAMA SEPUTAR KAMPUS 12 PROFIL CERITA MEREKA 22 OPINI 24 PUSTAKA 26 UP TO DATE 27 LAPORAN KHUSUS

PKM, Sarana Kembangkan Inovasi Mahasiswa

28 24

SURAT PEMBACA 5

26

UM patut berbangga mempunyai mahasiswa yang kreatif dan inovatif, termasuk dalam bidang Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Kali ini, Komunikasi akan menampilkan berbagai cerita dari mahasiswa tim PKM yang berhasil mendapatkan dana dan masuk Pimnas. Simak selengkapnya di Rubrik Laporan Khusus!

INFO 30 KOMIK 33 WISATA RANCAK BUDAYA 36 LENSA UM 39

Pacitan,

Surga Bahari Tersembunyi Indonesia memiliki keindahan pantai yang menawan, tetapi masih banyak pantai yang belum terekspos di kalangan traveller. Salah satunya adalah eksotika pantai di Kabupaten Pacitan. Kali ini Komunikasi menghadirkan pilihan pantai yang masih alami di Pacitan. Telusuri informasi selengkapnya di Rubrik Wisata!!

34 32

Tahun 39 Juli-Agustus 2017|

3


dok. Pribadi

Salam Redaksi

U

Melestarikan Tradisi Juara oleh Yusuf Hanafi

sai sudah gegap gempita hajatan akbar, Musabaqah Tilawatil Qur’an Mahasiswa Nasional (MTQMN) XV tahun 2017 yang diselenggarakan di Universitas Negeri Malang (UM) dan Universitas Brawijaya (UB) antara 28 Juli – 4 Agustus 2017. Event dua tahunan yang masuk dalam kalender resmi Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kemenristekdikti itu mencatatkan beberapa torehan spektakuler, antara lain diikuti oleh 281 perguruan tinggi, dengan total partisipan sebanyak 3.000 orang. UM Catatkan Tri Sukses MTQMN XV Tahun 2017 memiliki sejumlah makna penting bagi UM. Pertama, UM tertantang harus mampu berkolaborasi dengan kampus tetangganya (UB) untuk menyelenggarakan MTQMN XV tahun 2017 dengan sebaik-baiknya. Hal itu jelas tidak mudah. Egoisme dan primordialisme almamater seringkali menyeruak di sela-sela rapat koordinasi persiapan, di mana masing-masing tidak ingin diposisikan sebagai pihak yang inferior. Syukur alhamdulillah, pasang-surut hubungan UM – UB justru membuat kedua belah pihak berpacu untuk melakukan yang terbaik. Hasilnya, hampir semua kafilah takjub dengan penyelenggaraan MTQMN XV tahun 2017 yang dinilai sebagai perhelatan terbaik dalam kurun waktu tiga puluh tahun terakhir. Kedua, UM sebagai juara umum MTQ Mahasiswa Nasional di dua edisi terakhir (tahun 2013 di Padang, Sumatera Barat dan tahun 2015 di Depok, Jawa Barat) juga tertantang untuk mempertahankan predikat prestisius itu di kandang sendiri. Hal ini terasa sangat berat mengingat banyak perguruan tinggi (PT) besar yang juga mengincarnya, khususnya kafilah UB yang terus menebar sesumbar (psywar) di mass media akan menghentikan dominasi kafilah UM. Takdir tidak pernah mengingkari ikhtiar! Persiapan matang kafilah UM diganjar oleh Allah SWT dengan raihan juara umum MTQMN XV Tahun 2017. Itu artinya, kafilah UM mencetak hattrick juara umum MTQ Mahasiswa Nasional sebanyak tiga kali berturut-turut. Tidak tanggung-tanggung, raihan poin kafilah UM sungguh fantastis, yakni 33 poin (hampir dua kali lipat dari raihan poin kafilah UB yang menjadi runner up dengan 17 poin). Ketiga, selain sukses penyelenggaraan dan sukses prestasi, ada satu harapan sukses lain yang tidak kalah pentingnya, yakni sukses dampak sesudahnya. Banyak pihak meyakini bahwa ajang MTQMN XV tahun 2017 yang mengantarkan UM

sukses sebagai penyelenggara sekaligus juara umum telah memberikan energi positif yang luar biasa bagi sivitas UM untuk berbenah lebih baik di segala sektor dengan diiringi optimisme tinggi dan konfidensi besar. Intinya, jika kita mau, maka kita mampu. Unggul dan Menjadi Rujukan Sebagai diamanatkan dalam statuta, UM harus menjadi perguruan tinggi yang unggul dan menjadi rujukan (disingkat GuRu). Momentum kesuksesan UM di ajang MTQMN XV tahun 2017 dapat dimaknai sebagai salah satu ikhtiar strategis dalam mewujudkan amanat tersebut. Prestasi prestisius ini diharapkan dapat menular pada bidang-bidang kemahasiswaan lain, seperti penalaran, olahraga, dan seni. Tidak hanya bidang kemahasiswaan, bidang-bidang non-kemahasiswaan (akademik, sumber daya manusia, manajemen, dan tata kelola) juga diharapkan dapat segera melakukan akselerasi prestasi demi turut memberikan sumbangsih dalam mewujudkan impian luhur UM, yakni sebagai PT yang unggul dan menjadi rujukan. Untuk menuju ke arah itu, dibutuhkan perubahan kesadaran dan pola pikir (baca: mindset) atau meminjam istilah Rezim Jokowi-JK, kita membutuhkan revolusi mental. Harus terus ditanamkan secara masif dan berkesinambungan ke seluruh lapisan sivitas UM terkait mentalitas kerja keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlas. UM memiliki hampir semua prasyarat untuk menjadi lebih maju dan besar dari capaian saat ini. Hal yang dibutuhkan sekali lagi adalah perubahan mindset dan revolusi mental. Harus diyakini, kita adalah juara. Kafilah UM di ajang MTQMN XV tahun 2017 setidaknya telah membuktikannya!!! Demi membangun optimisme, konfidensi, sekaligus mentalitas unggul dan menjadi rujukan, Majalah Komunikasi edisi ini akan mengupas habis kesuksesan UM di ajang MTQMN XV tahun 2017 berikut segala serba-serbinya. Terlebih kru Majalah Komunikasi selama penyelenggaraan MTQMN XV tahun 2017 sukses menerbitkan newsletter yang terbit harian (sebanyak delapan edisi) dengan nama Kabare. Banyak sisi lain dari penyelenggaraan MTQMN XV tahun 2017 yang sayang untuk dilewatkan oleh pembaca. Oleh karena itu, saya ucapkan selamat menikmati sajian spesial Majalah Komunikasi edisi ini! Penulis adalah Wakil Ketua Panitia Pelaksana MTQMN XV tahun 2017, anggota Satgas Pemenangan Kafilah UM, dan Dewan Redaksi Majalah Komunikasi

KOMUNIKASI • Majalah Kampus Universitas Negeri Malang • Jl. Semarang No. 5 Gedung A3 Lt. 3 Telp. (0341) 551312 Psw. 354 • E-mail: komunikasi@um.ac.id • Website: http://komunikasi.um.ac.id KOMUNIKASI diterbitkan sebagai media informasi dan kajian masalah pendidikan, politik, ekonomi, agama, dan budaya. Berisi tulisan ilmiah populer, ringkasan hasil penelitian, dan gagasan orisinil yang segar. Redaksi menerima tulisan para akademisi dan praktisi yang ditulis secara bebas dan kreatif. Naskah dikirim dalam bentuk softdata dan print out, panjang tulisan 2 kwarto, spasi 1.5, font Times New Roman. Naskah yang dikirim belum pernah dimuat atau dipublikasikan pada media cetak manapun. Tulisan yang dimuat akan mendapatkan imbalan yang sepantasnya. Redaksi dapat menyunting tulisan yang akan dimuat tanpa mengubah artinya. Tulisan dalam Komunikasi tidak selalu mencerminkan pendapat redaksi. Isi diluar tanggung Jawab percetakan PT. Antar Surya Jaya Surabaya.

4 | Komunikasi Edisi 311

STT: SK Menpen No. 148/ STT: SK Menpen No. 148/ SK DITJEN PPG/STT/1978/ SK DITJEN27PPG/STT/1978/ tanggal Oktober 1978 tanggal 27 Oktober 1978

Pembina Rektor (AH. Rofi’uddin) Penanggung Jawab Wakil Rektor III (Syamsul Hadi) Ketua Pengarah Kadim Masjkur Anggota Andoyo Ahmad Fahmi Ketua Penyunting A.J.E. Toenlioe Wakil Ketua Djajusman Hadi Anggota Ali Imron Sri Rahayu Lestari Didik Dwi Prasetya Yusuf Hanafi Sukamto Ike Dwiastuti Teguh Prasetyo Redaktur Pelaksana Nida Anisatus Sholihah Editor Amalia Safitri Hidayati Layouter Fitrah Izul Falaq Monica Widyaswari Desainer dan Ilustrator Aji Setiawan Krisnawa Adi Baskhara Reporter Rodli Sulaiman Arni Nur Laila Shintiya Yulia Frantika Maria Ulfah Maulani Firul Khotimah Arvendo Mahardika Amey Karimatul Fadhilah Fanisha Amelia Dessy Herawati Cintya Indah Sari Rosa Briliana Moch. Adi Yulianto Administrasi Taat Setyohadi Ifa Nursanti Rini Tri Rahayu Suhartono Ekowati Sudibyaningsih Astutik Agus Hartono Badrus Zaman Habibie Distributor Jarmani


Surat Pembaca

Untuk selama ini sih bagus, dari segi konten, design dan makin ke sini, edisi majalah Komunikasi UM semakin bagus dan menarik. Untuk masukannya dari saya, mungkin Majalah Komunikasi yang sudah bagus itu jangan cuma ditaruh di Gedung A3 saja. Apalagi tempatnya di lantai 3. Karena tidak semua mahasiswa UM tahu dan mengenal Majalah Komunikasi. Terlebih lagi bagi mahasiswa yang dicap sebagai mahasiswa "kupu-kupu". Mereka mungkin juga jarang atau bahkan belum pernah berkunjung ke A3. Jadi untuk ke depannya sih Majalah Komunikasi UM ini bisa dikenalkan ke teman-teman mahasiswa UM dengan cara yg lebih dekat lagi. Mungkin bisa dititipkan ke BEM fakultas masing-masing. Jadi, mahasiswa yang kuliahnya jauh dari Gedung A3 tidak merasa malas untuk mengambil majalah ini. Untuk selebihnya sih sudah bagus. Pokoknya bikin bangga deh sama kampus UM ini. Iqbal Alkaustar Mahasiswa Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial

Aji Setiawan

Distribusi Komunikasi

Pertahanan kemenangan haqiqi dalam nilai qurani Cover Story

Waalaikumsalam Wr. Wb. Dear Iqbal, terima kasih atas kritik dan sarannya. Setiap terbit, Majalah Komunikasi selalu didistribusikan ke seluruh ormawa dan fakultas di UM. Jika ada mahasiswa yang tidak aktif di organisasi, bisa mengambil di Tata Usaha (TU) fakultas masing-masing. Selain itu, Komunikasi hanya menyediakan majalah dengan jumlah yang terbatas, yakni 3.500 eksemplar per terbit. Ke depan, kami berupaya memberikan imbauan kepada pihak fakultas untuk lebih meningkatkan sistem distribusi ke mahasiswa.

Repro Internet

Salam, Redaksi

Bukan yang paling kuat yang akan menang, tetapi yang menang akan jadi yang kuat. Franz Beckenbauer

ilustrasi oleh Krisnawa Adi Baskhara

Tahun 39 Juli-Agustus 2017|

5


Laporan Utama

H

attrick! Kiranya itulah kata yang pas untuk menggambarkan prestasi yang baru-baru ini diperoleh oleh Universitas Negeri Malang (UM). Keberhasilan UM dalam meraih gelar juara umum selama tiga kali berturut-turut dalam pergelaran Musabaqah Tilawatil Quran Mahasiswa Nasional (MTQMN) XIII di Padang, MTQMN XIV di Depok, serta yang terbaru di ajang MTQMN XV yang diselenggarakan bersama oleh UM dan Universitas Brawijaya (UB) merupakan suatu

6 | Komunikasi Edisi 311

kebanggaan yang patut diapresiasi sivitas akademik kampus pendidikan tercinta. Hal tersebut juga semakin memperkuat UM sebagai kampus qurani. Dalam sejarah MTQMN, belum ada satu perguruan tinggi manapun yang telah meraih gelar juara umum tiga kali berturut-turut seperti yang telah diperoleh The Learning University. Rektor UM, Prof. Dr. Ahmad Rofi’uddin, M.Pd. mengucapkan selamat kepada kafilah UM yang berhasil mempertahankan gelar juara umum. Rektor mengatakan bahwa gelar juara umum ini harus diimbangi


Laporan Utama

dok. Komunikasi

MTQMN XV Sukses Kolaborasi, Sukses Prestasi

Senyum sumringah kemenangan UM

Tahun 39 Juli-Agustus 2017|

7


dok. Komunikasi

Laporan Utama

Rektor UM dan UB melakukan konferensi pers

dengan tanggung jawab besar. Sebab, ia menilai Alquran bukan hanya sebatas untuk dibaca atau dipahami, melainkan juga harus dipelajari dan diterapkan dalam kehidupan. “Kemenangan ini harus diimbangi dengan menambah makna mempelajari Alquran dan mengimplementasikannya dalam dunia kampus,” kata rektor. Ia menambahkan bahwa kampus yang banyak berperan dalam dunia akademis seperti UM harus bisa lebih banyak mempelajari Alquran. Dalam Alquran, sambung rektor, banyak sumber ilmu yang bisa diperoleh. Perlu diketahui, ada perguruan tinggi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) lain yang masuk nominasi juara umum, yakni peringkat III yang diraih oleh Universitas Negeri Padang, sedangkan tuan rumah lain yakni UB mampu menggapai peringkat II. Rektor juga menjelaskan bahwa kemenangan UM ini tidak diperoleh dengan mudah. ”Ini tidaklah instan. Kami melakukan pembinaan secara tersistem,” kata pria asli Jombang ini. Memang, di UM terdapat unit kegiatan mahasiswa yang memfokuskan diri pada bidang-bidang yang menyangkut kajian Alquran, yakni Alquran Study Club (ASC). Dari tiga belas cabang musabaqah yang dipertandingkan, UM berhasil menyabet 4 emas, 4 perak, 1 perunggu, dan 3 juara harapan. Total akumulasi poin, UM memperoleh 33 poin. Poin tersebut juga merupakan poin tertinggi sepanjang sejarah perhelatan MTQMN. Keduabelas gelar tersebut berasal dari musabaqah Qiraah Sab’ah putra yang meraih juara 2, Qiraah Sab’ah putri yang berhasil mendapat juara harapan 2, Tartilil Quran putra yang memperoleh juara 2, Hifdzil Quran 10 juz putra yang mendapat juara

8 | Komunikasi Edisi 311

1, serta Hifdzil Quran 20 juz putri yang menyabet juara 2. Selain itu, juara juga diperoleh dari musabaqah Fahmil Quran yang menyabet juara 1, Syarhil Quran yang meraih juara harapan 3, Khattil Quran putra yang mendapat juara 3, Khattil Quran putri memperoleh juara harapan 3, Karya Tulis Ilmiah Alquran yang mendapat juara 2, Debat Ilmiah Kandungan Alquran dengan bahasa Arab juara 1 sekaligus best speaker, serta Desain Aplikasi Komputer Alquran yang meraih juara 1. M. Alifudin Ihsan, salah satu ofisial kafilah UM, menyatakan bahwa persiapan yang dilakukan telah dijalani selama satu tahun. “Diawali dengan menyiapkan kafilah tahun 2016 pada MTQ tingkat universitas bulan Oktober, yang selanjutnya dilaksanakan seleksi Tilawatil Qur’an tingkat universitas, sampai karantina selama empat bulan,” papar Alifuddin. “Mempertahankan juara umum menjadi tantangan bagi kami, apalagi kita sebagai tuan rumah,” pungkas Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) 1 Fakultas Ilmu Sosial 2016 ini. Sukses Kolaborasi Iringi Sukses Prestasi MTQMN XV merupakan yang terbesar sepanjang sejarah digelarnya MTQMN. Dilansir dari situs resmi MTQMN XV, sebanyak 2.447 mahasiswa dari 281 perguruan tinggi se-Indonesia mengambil bagian dalam event besar ini. Jumlah yang fantastis mendapat apresiasi berbagai pihak, yang menandakan bahwa Alquran semakin membumi di kampuskampus. Tentunya dengan jumlah peserta sebanyak ini merupakan tantangan bagi kedua perguruan tinggi penyelenggara. Para kafilah harus dijamin kenyamanan, akomodasi, dan kepuasannya selama berada di Bumi Arema.

Pada konferensi pers yang digelar pada malam penutupan, Kamis (03/08), rektor bersama Rektor UB, Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, M.S. membeberkan kepada awak media mengenai indikator kepuasan melalui standar pelayanan prima atas pelaksanaan MTQMN yang telah disurveikan kepada peserta, pendamping, dewan hakim, Kemristekdikti, dan pihak lain yang berkenaan langsung dengan MTQMN XV. “UB dan UM hanya sebagai panitia pelaksana, ini kan gawe-nya Dirjen Belmawa (Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, red.), kami hanya menjalankan amanah dengan menyiapkan prasarana agar MTQMN berjalan sukses,” jelas Rektor UB. Ada beberapa item yang menjadi indikator penilaian, baik sejak pra, penjemputan, akomodasi, pembukaan, pelaksanaan, pelayanan kesehatan, dan lainnya kepada peserta, ofisial, dewan hakim, dan lainnya. “Alhamdulillah, dari indikator standar pelayanan prima di website lebih dari 80 persen merasa puas dan sangat puas,” ujarnya. Tak hanya peserta, tetapi juga Menristekdikti, Prof. Drs. Mohamad Nasir, Ph.D., Ak., CA., para tamu undangan, pengisi acara, dan lainnya juga menyampaikan hal yang sama secara lisan. “Saya mengucapkan terima kasih kepada awak media yang memberitakan gelaran ini (MTQMN, red.) secara proposional,” tambah Bisri. Sependapat dengan Bisri, Rektor UM menyatakan bahwa pihaknya benar-benar maksimal dalam mengawal MTQMN XV. “Kita ingin memberikan yang terbaik, karena beberapa tahun lagi belum tentu terpilih,” ujarnya. Menurutnya, untuk penentuan juara merupakan domain dari dewan hakim. “Namun bagi kami, peserta yang tak lolos juga merasa puas (atas penyelenggaraan MTQMN, red.), itu juga sebuah kebanggaan,” tambah dosen Sastra Indonesia ini. Pihaknya, tambah rektor, telah berupaya maksimal agar MTQMN berjalan sukses, meski juga ia tidak memungkiri tidak sedikit biaya untuk mewujudkan hal itu. Menurut guru besar bidang pengajaran bahasa Indonesia ini, hal yang terpenting untuk selanjutnya adalah nilai-nilai Alquran mampu hadir dan terjaga dalam kehidupan kampus. Sementara itu, Wakil Ketua Pelaksana MTQMN XV, Dr. Yusuf Hanafi, S.Ag., M.Fil.I. merinci kunci sukses dalam penyelenggaraan musabaqah, yaitu kesungguhan, komitmen, dedikasi, dan kerja keras. Tanpa itu semua ia merasa tidak


Laporan Utama

Apresiasi Menteri hingga Bupati Menristekdikti, Mohamad Nasir berharap gelaran MTQMN XV mampu membumikan Alquran di kampus-kampus Indonesia. “MTQMN yang dilaksanakan saat ini menjadikan terwujudnya revolusi mental di kalangan mahasiswa, selain meningkatkan kemampuan membaca Alquran dengan baik,” ujar guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro ini. Revolusi mental tersebut, lanjut Nasir, ialah dalam kaitan meningkatkan peran mahasiswa untuk membangun negeri. Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kemristekdikti, Prof. Ainun Na’im, Ph.D., mengatakan bahwa akan ada apresiasi khusus untuk tuan rumah dan juara umum MTQMN XV. Gelar juara umum MTQMN XV ini bisa digunakan untuk melengkapi aplikasi pendaftaran beasiswa. “Reward untuk juara ini secara implisit juga sebagai usulan dalam evaluasi berbagai program, termasuk sebagai ‘tiket masuk’ jenjang yang lebih tinggi, magister (S-2) misalnya, baik di dalam maupun luar negeri,” kata Ainun. Dalam sambutan penutupan MTQMN XV, ia mengatakan dampak langsung maupun tidak langsung Alquran terhadap perkembangan peradaban dunia cukup nyata. “Isi Alquran yang terkandung soal ilmu dan teknologi dan ditemukan seperti sekarang ini, sudah disebutkan dan tertulis dalam Alquran,” ujarnya. Alquran, katanya,

mulai masuk dalam ranah kampus sudah hampir tiga puluh tahun lalu melalui penyelenggaraan MTQMN pertama di Universitas Jambi pada 1989. “Dengan hadirnya Alquran di kampus-kampus di Indonesia, diharapkan akan mampu membawa kampus bersangkutan dan negeri ini menjadi semakin baik,” kata profesor bidang akuntansi ini. Apresiasi serupa juga datang dari Walikota Malang Mochamad Anton. Ia menilai ajang MTQMN XV dapat memperkuat tali persaudaraan sesama muslim di Indonesia. Terlebih lagi, ajang ini diikuti para mahasiswa yang berasal dari Sabang sampai Merauke. “Kegiatan ini juga diharapkan mampu memberikan penguatan tentang pengamalan ajaran Islam yang rahmatan lil alamin,” ujar walikota yang akrab disapa Abah Anton tersebut pada jamuan makan malam di Balai Kota Malang, Kamis (27/07) malam. Jamuan makan tersebut digelar seusai pelantikan Dewan Hakim MTQMN XV oleh Ketua Dewan Hakim, Prof. Dr. KH. Said Agil Al Munawwar, M.A. Di sisi lain, Abah Anton menyebutkan, kegiatan keagamaan semacam MTQMN sangat selaras dengan program pemerintahannya. Program ‘Gerakan Salat Berjamaah di Awal Waktu’ sama-sama memiliki pesan moral dalam menyukseskan revolusi mental. Ia pun berharap dengan adanya kegiatan-kegiatan seperti ini, mampu membentengi hal negatif pada anak-anak bangsa. “Kegiatan-kegiatan tersebut sama-sama menguatkan ukhuwah islamiah,” ujarnya. Selain itu, wujud apresiasi Pemkot Malang ialah dengan menyediakan bus

Malang City Tour (Macyto) gratis bagi kafilah, ofisial, dan panitia selama tujuh hari penyelenggaraan dengan starting point berada di UM dan UB. Keberadaan bus wisata tersebut difungsikan untuk ajang promosi wisata Kota Malang, terutama pada titik-titik strategis yang bersejarah, seperti Museum Brawijaya, Stasiun Kota Baru, dan sebagainya. Sependapat dengan Anton, Bupati Malang, Dr. H. Rendra Kresna, menyebutkan bahwa pihaknya getol memanfaatkan momen dua tahunan ini sebagai sarana promosi pariwisata daerahnya. “Secara tidak langsung, meskipun para kafilah menginap di ma’had UIN (Maulana Malik Ibrahim, red.), tetap saja ofisial banyak menginap di hotel-hotel wilayah Malang Raya. Hal tersebut bisa menumbuhkan ekonomi masyarakat sekitar,” ujarnya pada kesempatan gala dinner bersama kafilah dan ofisial MTQMN XV di Pendopo Kabupaten Malang, Minggu (30/07). Ia juga menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten Malang melalui Dinas Pariwisata menyediakan transportasi gratis dan menggratiskan pula tiket masuk ke pantai-pantai yang berada di kawasan Malang selatan, khusus bagi kafilah dan ofisial yang sedang tidak bermusabaqah. “Tapi untuk makannya, ditanggung sendiri ya,” canda Rendra yang kemudian disambut tawa peserta gala dinner. Pada halaman selanjutnya, akan dibahas profil masing-masing tim musabaqah. Perjuangan, doa, dan dukungan dari sivitas akademik UM membawa mereka menjadi peraih juara umum MTQMN XV.Maulani/Arvendo dok. Komunikasi

akan meraih hasil yang maksimal. Dalam acara-acara besar seperti kali ini, lanjut Yusuf, koordinasi merupakan masalah yang paling utama. “Koordinasi antara bagianbagian kepanitiaan itu yang membutuhkan energi besar,” ujar dosen yang juga menjabat Kepala Pusat Pengembangan Kehidupan Beragama (P2KB) UM tersebut. Sejauh ini, meskipun banyak terjadi kendala, panitia dari kedua kampus penyelenggara dapat mengatasi masalah dengan baik. Dosen Sastra Arab tersebut menuturkan bahwa yang terpenting dalam penyelenggaraan MTQMN kali ini dinilai oleh banyak pihak yang paling sukses dibanding penyelenggaraan sebelumnya,” tutur dosen Sastra Arab UM ini. Menurut Yusuf, makna tersirat dari MTQMN XV ini ialah sebuah ajang untuk mendalami nilai-nilai qurani dalam karakter peserta didik, “Jadi ini bukan sekedar musabaqah semata, tapi lebih dari pada itu, ini adalah pendidikan karakter,” tutup pria yang juga anggota Dewan Penyunting Majalah Komunikasi tersebut.

Dari kiri: Perwakilan Dikti, WR III UM, Rektor UM, dan Rektor UB menjelang pengumuman

Tahun 39 Juli-Agustus 2017|

9


Laporan Utama

dok. Pribadi

Para Jawara

Makiatul Madaniah, Juara II Musabaqah Hifzhil Quran 20 Juz, Makiatul menceritakan bahwa capaian juara tak diraihnya secara instan. Ia telah mengikuti seleksi tingkat universitas dan karantina selama enam bulan. “Usaha juga harus didampingi doa. Dalam hal ini artinya tahajud tidak boleh terlewatkan,” jelas mahasiswi Sastra Arab itu. Ia juga menuturkan, selisih poin dengan Juara I hanya 0,25. Selain mengikuti pembinaan, Makia biasanya meminta teman-temannya untuk menyimak hafalannya atau memberi pertanyaan sambung ayat. Agar fokus, sejak H-10 MTQMN, ia menonaktifkan HP hingga lomba selesai. “Tujuan utama MTQ adalah agar lebih banyak yang termotivasi untuk membumikan Alquran. Juara atau prestasi itu hanya bonus,” tandasnya.

10 | Komunikasi Edisi 311

dok. Komunikasi dok. Komunikasi

dok. Komunikasi

Kafilah UM merayakan kemenangan

Tsania Nur Diyana dan Zuroidah Nurusshofa, Juara II Karya Tulis Ilmiah Alquran Persaingan yang cukup ketat rupanya tak membuat Tsania dan Zuroidah patah semangat. Terbukti mereka berhasil mendapatkan Juara II. Pada tahap pertama, lebih dari 120 paper diseleksi menjadi lima puluh judul yang selanjutnya berkesempatan untuk mempresentasikan karya. Setelah pengumuman lima puluh besar barulah mereka mempersiapkan perangkat presentasi. “Alhamdulillah, bahagia bisa bergabung dan belajar bersama para ahlul qur’an untuk syiar Alquran melalui MTQ. Mudah-mudahan proses ini bermanfaat untuk semuanya, membawa berkah untuk UM dan khususnya kami sendiri,” pungkasnya.

dok. Pribadi

dok. Komunikasi

dari Universitas Negeri Malang

Alfiyan Arief M., Juara III dan Dwi Ratnawati, Juara Harapan III Khatthil Quran Alfiyan mengatakan bahwa persaingan dalam lomba tersebut sangat ketat. “Peserta Khattil Quran putra ada 102,” katanya. Ia telah berlatih selama enam bulan, dimulai sejak Februari lalu. Bermodal pernah mengikuti event kaligrafi sejak kelas XI Madrasah Aliyah, ia masih merasa kurang dalam menguasai berbagai jenis kaligrafi. “Ada tujuh jenis kaligrafi yang harus dikuasai,” kata Alfiyan. Sementara Dwi sempat mengendur mengetahui potensi peserta lain. Ia pun sering meninggalkan pembinaan karena harus menjalani program pengabdian masyarakat yang diselenggarakan oleh Fakultas Sastra. “Kemenangan merupakan amanah, ujian, dan juga nikmat yang dititipkan oleh Allah,” ujar mahasiswi Seni dan Desain tersebut.

Ahmad Fausi Reza Pahlevi, Juara II Musabaqah Tartilil Quran Lain lagi dengan Ahmad Fausi Reza Pahlevi. Mahasiswa Fakultas Sastra yang mendapat gelar Runner Up dalam Musabaqah Tartilil Quran ini mengaku banyak peserta yang lebih baik darinya. “Saya tidak mengonsumsi makanan atau melakukan aktivitas yang mengganggu suara,” ujar Fausi. Selain latihan dan karantina bersama kafilah UM, lombalomba tartil tingkat regional juga merupakan tempatnya untuk mengasah kemampuan dalam mentartilkan Alquran. Selama lomba, ia juga tidak merasakan kendala yang berarti. “Insya Allah tidak ada (kendala, red.), karena UM selalu memberikan yang terbaik untuk kafilahnya,” ujarnya.


dok. Pribadi

Fazlur R. Rahawarin, Juara 1 Hifzhil Quran 10 Juz Menjadi bagian dari kafilah UM dalam MTQMN tentu menjadi kebanggaan Fazlur R. Rahawarin, terlebih saat ia berhasil menyabet juara 1. Seperti halnya dengan cabang lain, persaingan pun sangat ketat. Selisih yang terjadi hanya nol koma sekian antarperaih juara. Fazlur mengaku tidak mempunyai trik khusus untuk menang, namun metode menghafal berbeda dari teman-temannya. “Saya sangat bangga menjadi bagian dari kafilah UM karena saya berpartisipasi dan bertemu dengan orangorang hebat yaitu pembina kami, para dosen yang tawadu terhadap Alquran. Saya juga bahagia terhadap lingkungan yang mencintai Alquran,” kata Fazlur.

Juara 1 Debat Bahasa Arab, Fakhrur Rozi dan Nuriyatul Hidayah Tim Debat Ilmiah Kandungan Alquran dalam Bahasa Arab (DIA) telah mempersiapkan diri mulai Januari. Latihan yang variatif mengantarkan Rozi dan teman satu timnya, Nuriyatul Hidayah, menyabet gelar jawara. Persaingan cukup ketat, pasalnya pada babak penyisihan Rozi harus bertanding tiga kali untuk memperebutkan enam belas kursi di babak perempat final. Tim dari Universitas Islam Indonesia menjadi pesaing terkuat, karena pernah mengikuti DIA tingkat internasional di Qatar. “Semoga Allah tetap menjaga anugerah ini, sehingga UM mampu menjadi kampus yang selalu menggaungkan syiar Alquran,” harap peraih gelar Best Speaker ini.

dok. Pribadi

dok. Pribadi

dok. Pribadi

M. Ilham Nur Hakim, Rony Aldhea, dan Ellin Widayuk, Juara I Desain Aplikasi Komputer Alquran Berawal dari keresahan melihat anak difabel rungu yang masih terbata-bata dalam membaca Alquran. Kegigihannya dalam menciptakan sebuah alat bantu untuk anak-anak tunarungu dalam memahami Alquran berbuah manis. Ilham bersama Rony dan Ellin berhasil meraih Juara 1. Dalam prosesnya, Ilham menemui banyak kendala, di antaranya koordinasi tim, sakit, dan lain-lain. “Namun dua minggu sebelum hari-H aplikasi sudah bisa diselesaikan dan dikonsumsi publik,” jelasnya. Ilham sekarang sedang melengkapi aplikasi buatannya dengan fitur augmented reality.

dok. Pribadi

dok. Pribadi

Laporan Utama

Agus Salim, Dedek Handayani Nasution, dan Mulux Pahlefi Nafik Andari, Juara Harapan III Musabaqah Syarhil Quran Dedek menjelaskan bahwa dalam lomba ia membagi tugas dengan rekan setimnya. “Saya sebagai pensyarah (menjelaskan isi Alquran dan tafsirnya, red.), Agus sebagai tilawah Alquran, Mulux sebagai penerjemah ayat,” paparnya. Sebelum lomba, mereka harus menghafalkan lima teks syarhil. “Sehingga harus menyusun naskah, karena panitia hanya memberikan tema,” kata Dedek. Soal strategi, timnya menerapkan setiap latihan harus memiliki progres. Terdapat 122 PT mengirimkan kafilahnya pada cabang MSQ, dan tim UM berhasil meraih juara harapan III. “Jangan pernah merasa puas, karena mempertahankan itu jauh lebih sulit dari pada meraihnya,” tutupnya.

M. Ali Nahawand, Juara II dan Nurul Wildatir R., Juara Harapan II Qiraat Sab’ah M. Ali Nahawand mengaku selain rajin berlatih selama enam bulan, ia juga mempersiapkan diri dengan berbagai macam cara. “Minum jamu-jamu tradisional untuk menjaga stamina dan kualitas suara, istirahat yang cukup, dan banyak berdoa,” rincinya. Ali mengaku ini merupakan kali pertama ia mengikuti Musabaqah Qiraat Sab’ah. “Saya merasa bingung di awalnya, namun setelah mendapat bimbingan dari pembina, perlahan saya mulai paham,” ujar Ali. Nurul sering merasa jenuh ketika hendak latihan. Namun hal ini tentu tak menjadi penghalang baginya untuk menampilkan yang terbaik. “Saya pun sempat gemetar, badan saya terasa sakit saat nomor saya dipanggil panitia,” kenangnya.

Ahmad Sholihan, Zahrotul Muzdalifah, Sihhatul Mahbubah, Juara I Musabaqah Fahmil Quran Ahmad Sholihan, salah satu dari kafilah Musabaqah Fahmil Quran yang berhasil diwawancarai Komunikasi, menerangkan bahwa lomba yang ia ikuti diikuti juga oleh 108 tim. “Terbanyak sepanjang MTQMN yang pernah ada,” ujarnya. Namun, dengan pesaing sebanyak itu, ia dan timnya berlatih dengan cara sering mengikuti lomba-lomba tingkat regional. “Kendalanya susah meluangkan waktu dan perlu saling memahami antaranggota tim,” kata mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial ini. Usaha keras timnya tak sia-sia, mereka dinobatkan menjadi juara I setelah melibas lawan-lawannya dari berbagai perguruan tinggi di babak final.Maulani/Arvendo Tahun 39 Juli-Agustus 2017|

11


Seputar Kampus

Victory Journey Kafilah MTQMN XV UM

dok. Pribadi

oleh Muslihati

Pembinaan kafilah di Wisma Ringgit

T

ersohor sebagai juara umum selama dua kali berturut-turut tentu menjadikan kafilah UM dipandang sebagai tim yang tangguh. Sebutan baru muncul, kampus “gajah”, demikian kafilah lain menamainya. Sebutan yang membanggakan sekaligus mengandung beban yang tidak ringan. Sungguh kami tidak pernah merasa sedemikan besar, tapi bagaimana pun juga kemasyhuran sistem pembinaan dan perhatian kampus UM terhadap MTQ telah menjadi perbincangan jagat perguruan tinggi di nusantara. Terbukti beberapa kampus dari seluruh Indonesia tergerak untuk silaturahmi dan mempelajari sistem yang dipandegani oleh UKM ASC ini. Praktis perjalanan kegemilangan (victory journey) terus menerus disandang sejak momen MTQMN XIII di Padang. Kejayaan itu berlanjut ketika UM yang bertindak sebagai tuan rumah meraih Juara Umum dalam MTQ Mahasiswa Regional Jawa Timur ke XIV pada 2014. Kesuksesan kembali mewarnai kafilah UM ketika berlaga di Universitas Indonesia dalam MTQMN XIV 2015 dan kisah manis itu kembali diulang dalam MTQ Mahasiswa Regional (MTQMR) XV di Universitas Trunojoyo Madura (UTM) pada 2016. Tidak mau lengah, perhelatan reguler tahunan MTQ UM yang digelar di penghujung 2016 menjadi ajang seleksi awal guna mempersiapkan kafilah UM yang akan berlaga di MTQMN XV 2017. Persiapan terus dilakukan karena ajang ini menjadi pembuktian. Mampukah kafilah UM mempertahankan predikat juara ketika juga harus berjibaku menjadi penyelenggara? Terlebih hampir semua

12 | Komunikasi Edisi 311

pembina juga menjadi panitia dengan tugas yang tidak ringan tentunya. UM beruntung memiliki sinergi antara Kesejahteraan Masyarakat (Kesma), tim pembina dari unsur dosen, dan tim pembina dari alumni yang juga menjadi jawara MTQMN sebelumnya sekaligus praktisi MTQ Nasional. Tim inilah yang intens berjuang membentuk satuan tugas (satgas) pemenangan kafilah guna menggodok konsep pembinaan, proses seleksi, hingga penentuan kafilah. Tim ini juga yang bergelut dengan berbagai persoalan eksternal dan internal selama pembinaan. Dalam tim ini tenaga-tenaga andal para alumni—Alifuddin Ikhsan, Fery Fauzi, Irman Niami, Fitri Annisa, Rofiatul Muna, dan Vemy Latifah Hidayah—, menjadi tim kompak yang siap membantu para pembina dari unsur dosen. Sebagaimana biasa, ASC men-support dengan menugaskan lima orang khudama nya—Muna, Auli, Miftah, Didit dan Lutfi—yang selalu siap men-support pelaksanaan pembinaan. Sungguh sebuah sinergi yang sangat indah. Penentuan kafilah bukan tanpa dinamika, nama-nama yang akan dicantumkan dalam Surat Keterangan (SK) cukup menguras psikis. Betapa tidak, sejak pembinaan awal yang dilakukan di Wisma Ringgit, kompetisi sudah berjalan sangat ketat. Pada beberapa cabang sempat muncul perdebatan antarpembina. Di bulan Maret, kafilah mulai terlihat, walau kemudian disempurnakan atas saran berbagai pihak. Pada Juni 2017 pendaftaran dilakukan. Dengan niat kuat, kafilah “berangkat” dengan 29 peserta dari 13 cabang musabaqah. Mereka menjemput asa mempertahankan predikat juara.

Pembinaan intens kafilah terasa berbeda karena kehadiran para pembina tingkat regional Jawa Timur dan tingkat nasional yang diundang khusus untuk menempa kemampuan dan mental mereka. Secara psikologis, para pembina bersepakat untuk tidak menyinggung gelar juara sama sekali. Kami hanya memotivasi untuk meneguhkan niat cinta Alquran serta wujud syukur pada Allah dan UM dengan memberikan penampilan terbaik. Ketika ikhtiar telah cukup dirasa, maka kepasrahan pada yang Mahakuasa lewat munajat doa menjadi wasilah untuk meraih harapan. Selama Maret 2017, lebih dari lima kali pembinaan intens dilakukan. Dalam setiap pembinaan, kafilah menginap selama tiga hari di Wisma Ringgit. Menjelang musabaqah, kafilah dikarantina. Selama proses akhir ini, intensitas latihan mulai dikurangi, fokus kegiatan lebih pada pemantapan rohani dan evaluasi diri. Atas izin Allah dan perhatian yang berlimpah dari UM, kafilah menuntaskan amanah meraih juara umum untuk kali ketiga. Keberhasilan ini memberikan tiga pelajaran penting: (1) keberhasilan harus disiapkan melalui strategi yang sistemik dan holistik melalui pendekatan vertikal yang berbekal doa dan riyadloh yang menjadi pondasi pembinaan dan pelaksanaan musabaqah, (2) keberhasilan ini adalah keberhasilan sistem yang dibangun oleh UM, mulai dari penerimaan mahasiswa baru berprestasi hingga pembinaan berkala khusus kafilah yang dilakukan oleh Kesma UM, (3) keberhasilan memerlukan modal, khususnya dalam hal finansial. Pembinaan berkala, kehadiran pembina tingkat nasional, pengiriman anggota kafilah di berbagai lomba sejenis tentu memerlukan biaya. Memang Jer Basuki Mawa Bea. Ono Rego Ono Rupo, begitu orang Jawa menyebutnya. Selanjutnya, tantangan bagi seluruh sivitas akademika UM adalah menerapkan nilai-nilai qurani dalam kehidupan kampus guna memberi kontribusi pada negeri. Gema Musabaqah Tilawatil Qur’an, Pancaran Ilahi (Ilahi), Cinta Pada Allah Nabi dan Negara Wajib Bagi Kita Limpah Ruah Bumi Indonesia, Adil Makmur Sentosa, Baldatun Tayyibatun Warrabbun Ghafur, Pasti Terlaksana. Penulis adalah Ketua Satgas Pemenangan Kafilah UM, Dosen Jurusan BK, FIP, Universitas Negeri Malang


Seputar Kampus

dok. Humas

UM Tuan Rumah Deklarasi Bela Negara

Deklarasi segenap pimpinan bidang kemahasiswaan PTN/PTS se-Indonesia

M

TQMN XV tahun 2017 yang diselenggarakan di Universitas Brawijaya (UB) dan Universitas Negeri Malang (UM) sejak 28 Juli –4 Agustus 2017 ini dijadikan momen berkumpulnya para wakil rektor/pimpinan bidang kemahasiswaan dari Perguruan Tinggi Negari (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) seluruh Indonesia. Kegiatan yang diikuti oleh 237 orang perwakilan perguruan tinggi seluruh Indonesia ini sepakat untuk berkumpul mengadakan sarasehan bersama pada Sabtu (29/07) di Graha Cakrawala UM sejak pukul 07.00–13.00 WIB. Acara yang berlangsung meriah dan penuh keakraban ini menjadi ajang silaturahmi antarwakil rektor kemahasiswaan agar tetap memiliki visi yang sama. Direktur Kemahasiswaan Kemenristek Dikti, Dr. Didin Wahidin, M.Pd., dalam sambutannya menyampaikan bahwa sebagai seorang pendidik yang dekat dengan mahasiswa, sangatlah penting untuk menciptakan dan mengembangkan kesatuan visi dalam mendidik. “Saat ini kita sering melihat gradasi moral

yang terjadi pada mahasiswa, keadaan mahasiswa menjadi memprihatinkan dengan kurangnya tanggung jawab moral. Mudahnya disusupi ideologi radikal dan antipancasila. Oleh karenanya, kita harus menyamakan visi untuk berjuang bersama menangkal dan membentengi mahasiswa kita dari ideologi-ideologi yang dapat memecah belah persatuan bangsa,” ujarnya. Lanjutnya, Indonesia ini akan menjadi lebih maju bila setiap generasi muda, dalam hal ini mahasiswa, memiliki tanggung jawab dan kepedulian serta kesadaran untuk mengembangkan negara ke arah yang lebih baik. Mahasiswa telah menjadi agen perubahan bagi masyarakat Indonesia. "Melalui kegiatan sarasehan ini, saya mengajak seluruh wakil rektor bidang kemahasiswaan untuk dapat membuat format kegiatan mahasiswa yang bersifat kecintaan dan kebanggaan pada negaranya,” terangnya. Dalam sarasehan ini juga diadakan diskusi dan dengar pendapat mengenai skema dan teknis pelaksanaan MTQMN mendatang. Salah seorang peserta sarasehan, Cipto dari Sumatera Utara, mengusulkan agar semua yang hadir dapat bersepakat bahwa MTQ

dapat melibatkan seluruh PTN dan PTS di Indonesia. “Kita dapat membuat skema/teknis pelaksanaan lomba dengan memulai seleksi lombanya tingkat regional yang menjadi kreasi untuk sampai pada level nasional,” ungkapnya. Pendapat lain juga disampaikan Wijanarko, peserta dari Universitas Bung Hatta, Sumatera Barat, menyatakan bahwa ajang MTQ ini tidak hanya sekadar lomba atau ajang mencari juara, melainkan juga sebagai proses dalam memberikan semangat dan motivasi bagi mahasiswa untuk dapat berprestasi. "Dengan pelaksanaan MTQMN, kita dapat mempererat tali silaturahmi dan kebersamaan,” imbuhnya. Momen berkumpulnya para wakil rektor/pimpinan kemahasiswaan ini juga ditandai dengan deklarasi bersama seluruh peserta sarasehan yang dipimpin oleh Lurah Paguyuban. Deklarasi bela negara sangat penting dilakukan agar seluruh para punggawa memiliki semangat persatuan dan kesatuan, serta visi untuk mengembangkan pendidikan mahasiswa yang berkarakter.Fanisha

Tahun 39 Juli-Agustus 2017|

13


Seputar Kampus

dok. Panitia

Ratusan Panitia Turun Tangan dalam MTQMN XV

Ratusan panitia sukseskan penyelenggaraan MTQMN XV

M

usabaqah yang diselenggarakan di kota dingin ini siap menyambut ribuan kafilah dari seluruh penjuru Indonesia. Hampir seribu panitia dikerahkan untuk mempersiapkan MTQMN XV 2017. Panitia tidak hanya terdiri atas dosen, tetapi juga 416 mahasiswa UM dan 583 mahasiswa UB dikerahkan untuk menyukseskan

momentum dua tahunan ini. Panitia menyiapkan dari hal terkecil hingga bombastis. Belasan cabang musabaqah membutuhkan tenaga dan pikiran yang saling menyatu. Mulai dari venue yang berstandar internasional untuk memberi kenyamanan dan view epic bagi para kafilah. Konsumsi untuk ribuan peserta maupun panitia yang

Malam Lailatul Qiro’ah Menggema di Graca

R

pula Prof. Dr. Said Agil Husin Almunawar serta qari dan qariah lainnya. “Harlah Alquran termegah dan rapi sepanjang perhelatan MTQ,” kata Prof. Said kepada Ustaz Yusuf, Wakil Panitia MTQMN. Tidak heran pula jika bukan hanya kafilah dan ofisial yang datang, melainkan tamu undangan, para dewan hakim, masyarakat umum, serta dosen-dosen dari kampus UM dan UB. “Penyelenggaraan Lailatul Qiro’ah kali ini sangat spektakuler, sepanjang perjalanan mengumandangan ayat suci Alquran,” tutur Ustaz Yusuf dengan bersemangat meskipun dini hari telah menjelang. Terlihat antusiasme para hadirin dan takhdim mengiringi lantunan merdu para qari.Arni

dok. Komunikasi

ibuan manusia berbondong-bondong memenuhi Gedung Graha Cakrawala (Graca), mulai selasar hingga tribun teratas. Tepat Senin (01/08) mereka mengawali bulan yang baru dengan Harlah Qur’ani. Pesta membaca Alquran dengan balutan Lailatul Qiro’ah dalam serangkaian agenda MTQMN XV 2017. Tentunya bersama pembaca Alquran (qari) internasional yang dimiliki oleh Indonesia. Bintang tamu kali ini menghadirkan Ustaz Musthofa Yusuf, qari asal Ngawi dan Ustaz Dasrizal M. Nainin, qari terbaik MTQ internasional 2013 Kuala Lumpur, Malaysia dan qari terbaik Qiro’at Sab’ah tingkat nasional di Nusa Tenggara Barat (NTB). Dihadirkan

membutuhkan tenaga ekstra dan manajemen waktu yang baik ini pun selalu disiapkan untuk menyuplai gizi saat acara berlangsung. Tentu tidak lupa pula mengerahkan ratusan pasukan kesehatan baik dari UM dan UB. Di luar hal tersebut, tentunya masih banyak peran-peran yang dibutuhkan untuk menyukseskan ajang bergengsi ini. “Tentunya memerlukan koordinasi ekstra karena ratusan panitia berkumpul menjadi satu dengan waktu yang sangat singkat untuk mempersiapkan MTQMN XV UB UM 2017,” kata Zulfatus Sholihah, Ketua Panitia UM unsur mahasiswa. Bukan hanya musabaqah saja yang menjadi perhatian, melainkan beragam acara pendukung dikerahkan untuk memeriahkan ajang tersebut. Apalagi di dua kampus, UM dan UB, memiliki acara pendukung masingmasing yang tentunya masih memiliki nuansa religi yang kental.Arni

Para qari menggemakan lantunan Alquran dengan merdu

14 | Komunikasi Edisi 311


Seputar Kampus

PAWAI TAARUF DAN KEBANGGAAN MALANG dok. Komunikasi

A

Malang Flower Carnival turut memeriahkan Pawai Taaruf

telah memperoleh penghargaan tingkat nasional dan internasional. Dengan berciri khas kostum berhias bunga-bunga unik nan berwarna-warni, MFC ini turut mengiringi perjalanan para kafilah dari UM menuju UB untuk rangkaian acara selanjutnya. Kostum unik pun terlihat dari kafilah yang berasal dari berbagai pelosok nusantara. Tak tanggung-tanggung, 250 universitas mengikuti pawai taaruf ini. Mereka menggunakan atribut khas daerah masing-

masing, seperti ikat kepala, selendang, jarik, kain khas daerah, serta atribut khas lainnya. Acara ini dilepas langsung oleh Rektor UM, Prof. Dr. AH. Rofi’uddin, M.Pd., dan selanjutnya disambut langsung oleh pihak UB di panggung terbuka Lapangan Rektorat UB. “Saya berharap semoga hubungan ikatan silaturahmi kita semakin erat, khususnya antarsesama peserta kafilah se-nusantara,” harap Firman selaku Penanggung Jawab Pawai Taaruf.Rodli/Cintya

dok. Komunikasi

jang Musabaqoh Tilawatil Quran Mahasiswa Tingkat Nasional (MTQMN) XV 2017 telah resmi dibuka (28/07). Kemeriahan ajang dua tahunan ini sudah terasa sejak pra-acara utama yang dilaksanakan di kampus UB dan UM dengan diadakannya berbagai macam rangkaian acara pendukung. Rekor Muri, penyambutan kafilah, persiapan bazar, hingga Pawai Taaruf sebagai ajang perkenalan antarpeserta. Seperti yang dijelaskan Firman, selaku panitia, pawai taaruf merupakan ajang perkenalan sekaligus adaptasi dengan lingkungan kampus UB dan UM . Sedikit berbeda, ajang Pawai Taaruf kali ini dikemas dengan unik dan menarik. Dengan mengusung tema “Satukan langkah kaki, gemakan silaturrahmi, jadilah lentera Islami”, Pawai Taaruf ini turut dimeriahkan oleh bazar, iringan marching band Gita Wahana Bhakti UM, Tari Rodad Syir’an Ikawangi, Homeband FEB UB, Fanfiro Nasyid, Seni Religi UB, dan An Najah UIN Maulana Malik Ibrahim serta yang paling menonjol, Malang Flower Carnival (MFC). MFC merupakan salah satu andalan Kota Malang dalam bidang kepariwisataan yang

Peserta dari Sumbawa antusias mengikuti Pawai Taaruf

Tahun 39 Juli-Agustus 2017|

15


Seputar Kampus

FATIN BAWA EUFORIA KE GRACA M

Fatin juga mengucapkan selamat atas diraihnya juara umum yang ketiga kalinya bagi UM pada gelaran MTQMN. “Pertama aku mengucapkan selamat bagi Universitas Negeri Malang atas diraihnya juara umum MTQMN,” katanya yang langsung disambut tepuk tangan dan sorak sorai kafilah. “Entah aku juga merasakan euforia gembira karena kemenangan di sini,” ujar Fatin sebelum menyanyikan persembahan terakhirnya, lagu Grenade yang dipopulerkan Bruno Mars. Fatin mengaku juga bisa merasakan atmosfer kemenangan karena ia dulu pernah merasakannya, tepatnya di ajang pencarian bakat X-Factor Indonesia. Tak lama setelah ia menyanyikan Grenade, panitia muncul dari balik panggung dan menyanyikan Selamat Ulang Tahun karna Fatin berulang tahun ke-21 pada Minggu (30/7) lalu. Beberapa panitia juga memberikan bunga untuk Fatin yang membuat tepuk tangan semakin riuh. Kejutan tersebut diakhiri oleh bersama Fatin dengan puluhan panitia di atas panggung utama Graca.Rosa/Arvendo

dok. Komunikasi

TQMN XV 2017 diselenggarakan di Universitas Negeri Malang (UM) dan Universitas Brawijaya (UB). Dimulai dengan Pawai Taaruf dari UM ke UB pada hari Jumat (28/07) dan diakhiri dengan penutupan di UM pada hari Kamis (03/08). Jargon “Salam Pemuda Qurani” tak henti dilontarkan oleh para kafilah untuk membakar semangat mereka dalam acara penutupan yang diselenggarakan di Graha Cakrawala (Graca) ini. Suasana bertambah meriah ketika suara Fatin Shidqia Lubis terdengar. Penyanyi jebolan X-Factor ini muncul membawa lagu Proud of You Moslem dengan diikuti oleh para model yang menampilkan karya desainer. Wanita berhijab ini tampil dalam dua sesi. Di masingmasing sesi ia menampilkan tiga lagu. Ketika sesi 1, ia sempat tidak menduga jika Graca akan dipenuhi ribuan orang. ”Aku nggak nyangka kalau gedung ini bakalan penuh,” ujar Fatin sembari menyapa undangan yang ada di Graca. Pada kesempatan tersebut,

16 | Komunikasi Edisi 311

Penampilan Fatin saat membawakan lagu di Graca


Seputar Kampus

Albanjari Sedot Animo Masyarakat

F

beserta lantunan selawat ataupun munajat. Perlombaan yang digelar di Central Park Graha Cakrawala, Universitas Negeri Malang (UM), ini ditujukan bagi masyarakat umum. Sehingga berbagai grup Albanjari dari seluruh Jawa Timur dapat mengikuti acara ini. Para dewan juri yang dipilih merupakan dewan juri yang berkompeten di bidangnya. Di antaranya juri vokal Bachrin Nada dari Nganjuk, juri musik Ustaz Rizal Musabah dari Mojokerto, dan juri adab dan syair, Ustaz Ali dari Gresik.

Acara yang dimulai sejak pukul 09.00 WIB ini menyedot animo masyarakat. Berbagai grup Albanjari hadir dan mengikuti acara ini. Tanggal 31 Juli 2017 merupakan hari penentuan pemenang Festival Albanjari. Juara pertama diraih oleh As Salwa yang berasal dari Malang, juara kedua adalah Muhasabatul Qalbi dari Jombang, dan juara ketiga yaitu Ar Raudhah yang juga berasal dari Jombang. Bukan hanya itu saja, dalam Festival Albanjari juga memberikan trofi dan piagam penghargaan bagi vokal terbaik, musik terbaik, dan backing terbaik. Fanisha dok. Komunikasi

estival Albanjari merupakan salah satu acara pendukung yang turut memeriahkan Musabaqah Tilawatil Quran Mahasiswa Nasional (MTQMN) XV 2017. Acara yang digelar sejak tanggal 30 Juli sampai 31 Juli ini merupakan suatu ajang untuk syiar agama Islam dan adu kreativitas grupgrup banjari ataupun jamaah selawat dengan menggunakan alat musik Albanjari

Para peraih kemenangan dalam ajang Festival Albanjari

Ibu-ibu Semarakkan Albanjari dengan Semangat Menggebu

B

ini merupakan sekumpulan ibu-ibu yang telah berumur sekitar 40 tahun. Ibu-ibu ini memiliki semangat yang tinggi dalam mengikuti perlombaan Festival Albanjari yang diselenggarakan di UM. Meskipun mereka mengaku baru pertama kali mengikuti perlombaan, namun senantiasa berlatih Albanjari setiap malam Rabu. Sebelum perlombaan pun, ibu-ibu ini berlatih hingga jam 10 malam. Seperti yang diharapkan semua peserta pada umumnya, kemenangan merupakan harapan terbesar grup ini. Umur pun bukan menjadi penghalang bagi mereka untuk bersaing dengan para peserta lainnya yang jauh lebih muda. Dengan penuh semangat, grup ini melantunkan selawat di panggung perlombaan. “Adanya Festival Albanjari di MTQMN ini dapat membuat para grup-grup Albanjari memiliki kesempatan untuk menggemakan sholawat sambil berkompetisi,� ujar salah satu anggota.Fanisha

dok. Panitia

ertempat di Central Park Graha Cakrawala Universitas Negeri Malang (UM), salah satu acara pendukung Musabaqah Tilawatil Quran Mahasiswa Nasional (MTQMN) XV 2017, Festival Albanjari, menambah daftar panjang kesemarakkan acara bergengsi ini. Pasalnya, begitu banyak peserta yang mendaftarkan diri untuk ikut serta dalam perlombaan. Lomba yang dibuka untuk kategori umum ini mendapatkan respons dan antusias yang tinggi di masyarakat. Jumlah peserta yang mendaftar telah melebihi jumlah kuota yang ditentukan. Dari 150 peserta yang mendaftar, seratus peserta mendapatkan kesempatan untuk mengikuti perlombaan. Salah satunya adalah grup Albanjari yang bernama Khairun Nisa. Grup Albanjari yang berasal dari Kedungkandang, Kota Malang,

Usia bukan penghalang meraih prestasi

Tahun 39 Juli-Agustus 2017|

17


Seputar Kampus

LP2M UM dan Pemprov Jatim ‘Beri Kail’ Warga Miskin

U

mesin jahit, gerobak mi, kulkas, hingga peralatan servis lampu. Di Desa Glanggang, lanjut Agus, terdapat 40 RTSM, sedangkan di Jatikerto ada 52 RTSM sasaran. Sementara itu, Rektor UM mengatakan bahwa kemiskinan dapat ditanggulangi dengan kerja keras dan usaha, serta tidak lupa bersyukur atas rezeki yang telah didapat. “Saya harap program ini dapat mengubah RTSM menjadi RTSK, rumah tangga sangat kaya,” kata rektor seraya diamini oleh perwakilan RTSM yang hadir di Balai Desa Jatikerto. Selain usaha, ujar rektor, mata rantai kemiskinan dapat diputus dengan pendidikan. “Bapak ibu harus terus memotivasi dan memperhatikan anak-anaknya, terutama soal pendidikan,” tambah guru besar bidang pengajaran bahasa Indonesia ini. Pendidikan, sambungnya, dapat diperoleh secara gratis karena pemerintah telah membebaskan biaya sekolah, terutama bagi kalangan tidak mampu secara ekonomi namun mampu secara prestasi. “Terdapat program Bidikmisi yang dapat dimanfaatkan bapak ibu untuk menyekolahkan putra-putrinya hingga perguruan tinggi,” tukas rektor. Kasi Pemberdayaan Usaha Ekonomi Masyarakat DPMD Provinsi Jatim Dra. Susanti Widyastuti, M.T. yang turut serta dalam kunjungan tersebut memaparkan bahwa program Jalin Matra terselenggara atas kerjasama DPMD Provinsi Jatim dan tiga perguruan tinggi negeri. “Selain UM, juga ada UB (Universitas Brawijaya, red.) dan Unair (Universitas Airlangga, red.) yang kami gandeng untuk mendampingi pelaksanaan Jalin Matra,” ujarnya. Susanti juga menambahkan bahwa program

yang sudah berjalan selama empat tahun tersebut, tahun ini 7.720 RTSM yang tersebar di 96 desa dari 16 kabupaten seluruh Jawa Timur. “Target kami akhir Agustus sudah selesai seluruh penyalurannya,” pungkas Susanti. Dalam sambutannya di Aula Kantor Desa Jatikerto, Sekretaris Kecamatan Kromengan, Joanico Da Costa, S.Sos., M.M. mengucapkan terima kasih pada LP2M UM dan DPPM Provinsi Jatim atas kerjasamanya memajukan perekonomian masyarakat Kromengan, khususnya Jatikerto. “Mohon izin bapak rektor, kerja sama ini kalau bisa diperluas ke warga miskin di desa lain,” kata pria yang akrab disapa Nico ini. Sependapat dengan Nico, Kepala Desa Glanggang Budi Tamtomo B.Sc. melarang adanya pungutan bagi RTSM penerima bantuan Jalin Matra. “Jika ada pamong (pegawai desa, red.) yang menarik seribu rupiah saja dari panjenengan, maka sudah dipastikan orang tadi sudah kepingin leren (berhenti, red.) jadi pamong,” tegasnya di depan puluhan RTSM Desa Glanggang. Kegiatan monitoring diakhiri dengan kunjungan ke tempat tinggal RTSM penerima bantuan Jalin Matra, di antaranya Slamet Ismudi, buruh potong tebu, dan cari rumput yang mendapatkan sepeda motor untuk menunjang pekerjaannya mengangkut rumput. Selain itu, rektor beserta rombongan juga mengunjungi kediaman Sumadi yang berprofesi sebagai pencari ikan dan mendapat bantuan sepeda motor untuk mengangkut hasil tangkapannya yang biasanya ia bawa dengan berjalan kaki.Arvendo

dok. Humas

niversitas Negeri Malang (UM) sebagai salah satu perguruan tinggi negeri terkemuka di Indonesia senantiasa berupaya untuk menjalankan Tridarma Perguruan Tinggi. Salah satu darma yang disebutkan ialah pengabdian masyarakat. Untuk itu, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) UM bekerjasama dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Pemerintah Provinsi Jawa Timur melaksanakan program Jalan Lain Menuju Mandiri dan Sejahtera (Jalin Matra). Program yang menyasar rumah tangga sangat miskin (RTSM) tersebut bertujuan untuk menekan angka kemiskinan di Provinsi Jawa Timur. LP2M UM melaksanakan Jalin Matra di dua desa yang terletak di Kabupaten Malang, yakni Desa Glanggang, Pakisaji, serta Desa Jatikerto, Kromengan. Untuk memastikan program tersebut berjalan lancar dan menghindari penyelewengan dalam pelaksanaannya, Rektor UM Prof. Dr. Ahmad Rofi’uddin, M.Pd. didampingi Ketua LP2M UM Prof. Dr. Suyono, M.Pd. melaksanakan kegiatan monitoring ke kedua desa tersebut, Kamis (10/7). Kegiatan monitoring tersebut juga dibarengi dengan penyerahan secara simbolis bantuan kepada perwakilan RTSM. Ketua Pelaksana Pendampingan Jalin Matra dari UM, Drs. Agus Dharmawan, M.Si. mengatakan bahwa jenis bantuan merupakan barang yang dapat digunakan untuk mendukung usaha atau yang dapat membuat warga memulai usaha baru. “Secara tidak langsung ini dapat meningkatkan perekonomian warga,” ujarnya. Jenis bantuan yang diberikan memang beragam, mulai dari sepeda motor,

18 | Komunikasi Edisi 311

Rektor UM melakukan monitoring di Desa Glanggang. Pakisaji


Profil

dok. Pribadi

Shovi Maryam, Sang Penjelajah Rimba Talenta

| Nama Lengkap : Shovi Maryam | Tempat, Tanggal Lahir : Malang, 18 Januari 1997 | Alamat : Jalan Diponegoro No. 56 Gadungan, Karanganyar, Poncokusumo, Malang | Riwayat Pendidikan : • MI Nurul Ulum (2002-2008) • MTsN Malang III (2008-2011) • MAN 3 Malang (2011-2014) • S-1 Pendidikan Bahasa Arab, Universitas Negeri Malang (2014-sekarang) | Pengalaman Organisasi : • Konsultan Kreasi Seni OSIMA Al Qalam MAN 3 Malang (2015-2016) • Anggota TIK Jurnalistik HMJ Sastra Arab UM (2015-2016) • Konsultan Kesehatan dan Olahraga OSIMA Al Qalam MAN 3 Malang (2015-sekarang) • Co. Pemberdayaan Alumni HMJ Sastra Arab UM (2016) • Pengajar Mahad Al Qalam MAN 3 Malang (2014-sekarang)

"

Roda perjalanan melaju padu Berputar tata jiwa yang baru Menapak usaha tak sebatas asa Bekerja keras terselingi bulir doa Talenta bagai lembar-lembar terbuka Terisi sajak pengalaman tak terkira Terpampang jadi prestasi nan mulia Sembahkan buah cinta 'tuk Indonesia

Tahun 39 Juli-Agustus 2017|

19


Profil Prestasi : • Juara 1 Lomba Pidato Bahasa Arab Nasional, Universitas Negeri Jakarta 2014 • Juara 1 Musabaqah Syarhil Quran, Universitas Negeri Malang 2014 • MC Bahasa Arab IMLA Indonesia, Kedutaan Arab dan Indonesia 2014 • 10 besar Pesantren Syiar al-AKSI INDOSIAR 2014 • Juara 1 Tausiyah RRI Nasional, LPP RRI 2015 • Juara 1 Musabaqah Debat Alquran Alquran Bahasa Arab, Universitas Negeri Malang 2015 • Harapan 1 Musabaqah Syarhil Quran, se- Jawa, UIN Sunan Ampel 2015 • Juara 1 Tausiyah PTQ RRI se-Jawa Timur, LPP RRI Surabaya 2015 • Juara 1 Musabaqah Syarhil Quran, Pemerintah Kota Malang, Kota Malang 2015 • Juara 2 Pidato Bahasa Arab Nasional, UIN Maulana Malik Ibrahim 2015 • Juara 1 Lomba Pidato Bahasa Arab Mahasiswa Nasional, UIN

Sunan Gunung Djati Bandung 2016 • Pemakalah Seminar Nasional Pembelajaran Bahasa Arab dan Sastra, Universitas Negeri Malang 2016 • Juara 3 Lomba Karya Tulis Ilmiah Alquran Nasional, Universitas Negeri Malang 2016 • Juara 3 Lomba Debat Bahasa Arab Nasional, UIN Maulana Malik Ibrahim 2016 • Juara 3 Lomba Debat Bahasa Arab Nasional, UIN Sunan Gunung Djati 2017 • Juara 3 Lomba Karya Tulis Ilmiah Alquran Nasional , Universitas Sebelas Maret Surakarta 2017 • Pemakalah International Seminar on Islamic and Arabic Education in Southeast Asia, Universitas Muhammadiyah Malang 2017 • Dewan Hakim Tausiyah Pekan Tilawatil Quran, RRI Malang 2016 • Ketua Pelaksana MTQ Siswa Nasional, Universitas Negeri Malang 2016 • Semifinalis Lomba Esai Nasional, Universitas Negeri Diponegoro 2015

dok. Pribadi

Komunikasi dengan Shovi berikut! Bagaimana perasaan Anda ketika terpilih menjadi Mawapres 2 UM? Alhamdullilah, ya senang. Harus bersyukur yang pasti dan harus ditingkatkan lagi. Saya sempat shock. Karena apa ? mbak Tsania itu perkembangannya sangat bagus. Poin yang didapat langsung banyak setelah yang tahun lalu tidak lolos. Sedangkan di tahun ini saya hanya mengumpulkan poin pada juara ketiga. Selain itu karya tulis ilmiah yang dikumpulkan pada pemilihan Mawapres juga tidak linear. Memang banyak pertimbangan dan pasti ada hikmah di baliknya.

Shovi dan senyum manisnya

S

hovi Maryam mengatakan selalu ada hikmah di balik kegagalan. Mahasiwa Jurusan Sastra Arab ini mencoba terus menggeluti berbagai bidang. Sampai banyak yang mengatakan bahwa dirinya tidak fokus. Namun, baginya mencoba hal-hal baru adalah kesenangan tersendiri. Dua kali kegagalan ikut Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) tak membuatnya jera untuk mencoba dan mencoba lagi. Sejak semester dua ia telah mencoba mengikuti ajang Mawapres. Hingga di semester enam ia berhasil menempati urutan kedua dalam ajang Mahasiswa Berprestasi 2017. Simak wawancara kru

20 | Komunikasi Edisi 311

Apa yang membuat Anda berpikir untuk mengikuti ajang Mawapres? Awalnya disuruh, disuruh jurusan dan fakultas. Terus yang terakhir ini atas keinginan sendiri. Dulu ketika mahasiswa baru (maba) belum mempunyai bekal sertifikat apapun, tapi tetap disuruh. Pada waktu itu semester dua sampai tahap fakultas belum bisa lolos. Selanjutnya, ikut lagi pada semester empat. Padahal pendaftaran di fakultas sudah ditutup tapi tetap disuruh ikut. Di tahap fakultas saya juara dua dan ternyata sampai tahap universitas saya nggak menyangka kalau masuk lima besar dan saat itu saingannya banyak, jadi saya termotivasi dari sendiri untuk ikut lagi. Pengalaman apa yang bisa Anda ambil? Saya bisa kenal dengan teman- teman dari fakultas lain, saya bisa termotivasi dengan mereka juga, saya bisa mendapatkan ilmu dari mereka, mendapat ilmu dari para motivator dan para pembicara dan yang

pasti melatih mental saya untuk lebih kompetitif, lebih efektif, dan efisien. Di samping itu, saya belajar untuk menerima segala kehendak Allah untuk saya. Bekal apa yang Anda persiapkan? Untuk ke Mawapres saya tidak berpikir “Pokoknya harus menang”, ya sempat berpikir mudah-mudahan menang. Namun, di Mawapres yang kemarin saya tidak begitu menarget harus mengumpulkan poin banyak dan juara satu. Target saya justru saya ingin mencapai apa yang belum saya lakukan. Seperti lomba debat, lomba menulis, dan lomba karya tulis ilmiah. Sehingga untuk pencapaian tahun kemarin, saya memang sering juara meskipun juara tiga dan itu pun beregu akhirnya poin saya tidak begitu naik secara signifikan. Karya tulis yang Anda buat tentang apa? Karya tulis yang saya buat judulnya“1 Hour Q-Time: Gerakan Keharmonisan Keluarga sebagai Upaya Preventif Kenakalan Anak dan Remaja untuk Menyiapkan Generasi Indonesia Emas 2045”. Jadi karya tulis tersebut tentang pendidikan karakter di lingkungan keluarga. Saya menganggap hal itu sangat penting dan patut dipublikasikan karena memang saat ini kenakalan anak dan remaja semakin meningkat serta faktor utamanya ternyata dari keluarga. Dengan karya tulis tersebut saya berharap pemerintah bisa mengetahui ide dan gagasan tersebut atau bahkan saya juga ikut terlibat sehingga pendidikan di dalam keluarga semakin digalakkan. Harapannya, Indonesia memiliki generasi yang unggul sehingga mampu mewujudkan tujuan Indonesia Emas 2045.


Profil Apa fokus kegiatan saat ini? Kuliah, pengurus mahad, pengasuh mahad, pengajar mahad, ya ngajar ekskul. Jadi juri pidato, pildacil (pemilihan dai cilik, red.), nantinya mau jadi juri fashion show. Bayangkan, Mbak, saya tidak ahli di bidang itu ya jadi MC juga. Kegiatan lain yang sering saya lakukan adalah berceramah di berbagai lokasi, khusunya di Malang. Sebenarnya juga ada KPL (Kajian Praktik Lapangan, red.) tapi pendaftarannya sudah ditutup jadi saya ikut nanti di semester delapan. Di balik itu ada banyak hikmahnya, ternyata saya diterima jadi tutor CLS (Critical Language Scholarship).

Apa hal menarik saat berkompetisi yang tidak terlupakan sampai sekarang? Hal yang paling menarik adalah bisa menjadi juara, membahagiakan orang lain, dan hasilnya bisa untuk membantu menopang keluarga.

Lalu apa rencana ke depan? Ingin jadi orang yang bermanfaat apapun itu. Kalau soal cita-cita saya ingin jadi wisudawan terbaik, terus ke depannya lagi saya ingin jadi istri salihah, selanjutnya saya ingin jadi pengusaha dan punya yayasan di tempat saya serta saya ingin jadi penulis. Mungkin target berikutnya ingin keliling dunia. Apa pesan untuk mahasiswa UM? Sudah saatnya merenung mengapa Indonesia merdeka. Sudah saatnya membuktikan cinta tanah air kita dengan berbakti dan mengabdi pada Indonesia. Maka buktikan dengan nyata melalui prestasi. Jadi apapun kita, profesi apapun yang kita sandang, mari kita persembahkan untuk bangsa kita tercinta, Indonesia. Shintiya

dok. Pribadi

dok. Pribadi

Apakah pernah mengalami kegagalan terburuk ? Kegagalan terburuk saya adalah ketika saya terlalu ambisi dan saya gagal. Seperti

MTQMN XV tahun 2017 ini. Saya terlalu ambisi ikut debat bahasa Arab. Dari awal cita-cita saya ingin ikut debat sampai nasional dan menang. Saya tulis dan saya berangan-angan terlalu panjang bahwa bisa ikut MTQ terutama sampai tingkat nasional. Tapi ternyata Gusti Allah berkata lain, alias saya gugur di UM. Hal itu yang paling nyesek. Di balik itu ternyata beberapa abstrak dan paper saya diterima di berbagai konferensi internasional. Kemudian saya disuruh jadi MC pembukaan dan penutupan MTQMN XV 2017 ini.

Aksi Shovi saat tampil di Indosiar

dok. Pribadi

dok. Pribadi

Prestasi Shovi dalam ajang debat di UIN Malang

Shovi dan gelar kemenangan Mawapres 1 Fakultas Sastra

Shovi saat berkompetisi di ajang Mawapres

Tahun 39 Juli-Agustus 2017|

21


Cerita Mereka

Prof. Dr. Hariyono, M.Pd.: Pancasila dengan Beribu Karya Nilai pancasila dan Indonesia bisa diwujudkan dengan beragam karya, baik upaya langsung maupun melalui perantara media.

T

enang, ramah, dan humble kesan pertama ketika bertemu dengan sosok Hariyono. Terbuka dengan siapapun serta menjadi pribadi yang mengayomi. Dosen Sejarah sekaligus mantan Wakil Rektor I ini kami temui saat visitasi bersama jajaran rektor di MTQMN. Reporter Komunikasi pun berhasil menculik Deputi Bidang Advokasi Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) ini untuk memberi sedikit banyak cerita mengenai perjalanannya. Aktif menulis buku mengenai kebangsaan dan pancasila membawanya mengabdi pada Indonesia. Salah satu

22 | Komunikasi Edisi 311

bukunya yang memikat hati Yudi Latif selaku Ketua UKP sekaligus pembaca setianya, bertajuk nasionalisme dan kebangsaan. Putra UM yang kini juga diberi mandat oleh pemerintahan Jokowi ini dilantik pada awal Juli 2017 menjadi Unit Kerja Presiden Pancasila. Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial ini tentunya memiliki jam terbang yang sangat padat. Hal itu diakuinya saat berbincang hangat di dalam mobil dinas menuju venue-venue MTQ. Bolak-balik Jakarta-Malang merupakan hal yang biasa. “Kemarin ada acara UKP di masyarakat Jombang mengenai pancasila, kini meluncur ke UM karena

sedang ada hajatan besar, selaku WR I saya lebih baik datang,� kata alumni Ilmu Sejarah Universitas Indonesia (UI) tersebut. Sosok berkacamata tebal yang concern dengan kebhinekaan dan pancasila ini ternyata sangat lihai mengotak-ngatik daya kreatif masyarakat, khususnya anak muda. Tepat di bulan Agustus sebagai bagian dari sejarah bangsa dalam kemerdekaan, ia ingin mengundang seluruh masyarakat yang memiliki prestasi nasional maupun internasional dalam bidang teknologi, seni, sains, kesehatan, kemasyarakatan, dan sebagainya untuk diberi penghargaan. “Tepat di 17 Agustus


dok. Humas

Cerita Mereka

Prof. Hariyono (tengah) sedang diambil sumpah jabatan sebagai Deputi Bidang Advokasi UKP-PIP

ini saya akan mengundang masyarakat dari Sabang sampai Merauke yang berkompeten untuk diberi penghargaan,” tutur pria yang pernah aktif di Yayasan The Habibie Center tersebut. Hariyono mengakui bahwa saat ini untuk menumbuhkan nasionalisme bukan dengan perang fisik, melainkan melalui karya. Setiap butir-butir pancasila dihayati dan disemai menuju Indonesia yang permai. Ia menyinggung pula tentang intoleransi yang marak selama ini. “Sebenarnya banyak yang memiliki jiwa toleransi tinggi, namun mereka tidak terlihat. Media lebih tertarik mengekspos isu intoleran,” jelas pakar

pancasila tersebut. Pria yang gemar melakukan refleksi ini pun juga memberi secarik pesan segudang makna. "Nilai pancasila dan Indonesia bisa diwujudkan dengan beragam karya dan upaya baik langsung maupun melalui perantara media". Sosok Hariyono merupakan orang yang peduli dengan aktivitas pemuda. “Akan lebih baik anak muda yang bergerak aktif dengan jiwa toleran, pengabdian, dan karya yang tinggi,” jelas pria berkacamata tebal ini usai menerima telepon dalam penandatanganan program mendatang. Backsound peserta penghafal Alquran memberi ruang hangat saat percakapan berlangsung.

“Seperti saat ini, butir pancasila yang pertama telah tertanam salah satunya dengan MTQ ini,” kata Hariyono dengan tenang. Beragam program diemban di pemerintahan ataupun di kampus UM. “Saya sudah sowan pada Pak Rektor, posisi WR I semoga segera digantikan karena penting untuk kebaikan universitas,” tutur pria asli Malang tersebut. Ia juga menuturkan bahwa akan kembali ke UM setelah mandat dari pemerintahan selesai. “Karena yang membesarkan saya sampai saat ini adalah UM, saya akan beraktivitas seperti biasa usai beberapa tahun mendatang,” tegas Hariyono.Arni

Tahun 39 Juli-Agustus 2017|

23


Pustaka Opini

Urgensi Pendidikan Kejuruan bagi Indonesia oleh Setiawan Febriyanto

ilustrasi oleh Krisnawa Adi Baskhara

ngka pengangguran yang masih tinggi mengindikasi adanya kesalahan dalam sistem pendidikan. Menurut Menteri Ketenagakerjaan, M. Hanif, tingkat pengangguran terbuka per Februari 2016 sebesar 5,5% atau 7,02 juta orang. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan yang lulusannya diharapkan siap bekerja di dunia usaha dan industri. Namun, daya serap lulusan SMK ke pasar kerja masih rendah. Laporan dari Kepala Bidang SMA/SMK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Semarang lulusan SMK tahun 2014 baru 27% yang terserap lapangan kerja, sedangkan Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2015 melaporkan bahwa pengangguran

A

24 | Komunikasi Edisi 311

terbuka lulusan SMK mencapai 12,65% dari jumlah pengangguran yang ada. Kondisi ini menunjukkan perlunya perbaikan pada pandidikan kejuruan di Indonesia. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang menuntut sumber daya manusia untuk memiliki kemampuan dan kompetensi agar bisa masuk di pasar kerja. Sumber daya manusia di Indonesia akan bersaing dengan Sumber Daya Manusia (SDM) dari negara tetanggga di ASEAN. Sedangkan kondisi kualitas SDM di Indonesia masih rendah dilihat dari tingkat pendidikan. Berdasarkan rangking dari tes Programme Internationale for Student Assesment (PISA) 2015, Indonesia menduduki urutan 69 dari 76 negara yang ikut berpartisipasi. Oleh karena itu, perbaikan kualitas SDM di

Indonesia harus semakin ditingkatkan dari segi kualitas dan kuantitas. Tentu kita ingin Indonesia bisa menjadi negara maju berkat tangan terampil dari putra-putri bangsa sendiri, bukan campur tangan asing. Pemerintah sebagai pemegang kebijakan telah merespon permasalahan yang ada. Presiden Jokowi mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Sumber Daya Manusia Indonesia. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy (2016) mengatakan bahwa pemerintah membutuhkan empat ratus Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang diproyeksikan hingga 2020. Program revitalisasi SMK bertujuan agar Indonesia


Opini

mampu menyiapkan sumber daya manusia berkualitas, sehingga bisa melakukan lompatan kemajuan dan mengejar ketertinggalan dari negara-negara lain. Selain itu, sebagai bentuk usaha membalik piramida kualifikasi tenaga kerja yang saat ini mayoritas berpendidikan SD dan SMP menjadi tenaga kerja terdidik dan terampil. Kualitas dan Kuantitas Pemerintah dalam menjalankan program revitalisasi SMK sebaiknya memperhatikan aspek kualitas dan kuantitas secara terintegrasi. Percuma jika mengejar kuantitas tetapi kualitas diabaikan dan begitu sebaliknya. Jika aspek kuantitas yang menjadi prioritas maka lulusan SMK yang ada tidak memiliki kemampuan dan kompetensi sesuai dunia kerja yang

ada sehingga daya serapnya rendah. Jika aspek kualitas yang dikejar, maka lulusan SMK yang dihasilkan tidak bisa memenuhi jumlah kebutuhan dari dunia kerja sehingga kuota yang ada akan dimanfaatkan tenaga asing. Komponen dalam revitalisasi SMK yang perlu diperhatikan aspek kualitas dan kuantitasnya meliputi tenaga pendidik, fasilitas, dan kurikulum. Tenaga pendidik SMK berorientasi sebagai pendidik untuk mencetak lulusan siap kerja. Diperlukan kemampuan mengajar teori dan praktik secara komprehensif. Tenaga pendidik dituntut untuk bisa meramu model pembelajaran, strategi pembelajaran, pendekatan, dan mengembangkan bahan ajar (job sheet) sehingga peserta didik mampu membangun konstruksi pemikiran dalam kelas teori dan praktik. Penguasaan terhadap teknologi informasi (IT) dan teknologi modern di dunia kerja berguna untuk mendorong siswa tidak gagap teknologi ketika melakukan Praktik Kerja Industri (Prakerin). Selain itu, pendidik harus mampu merangsang dan menumbuhkan kreasi dan inovasi dari peserta didik sebagai modal dalam menghadapi kompetisi di pasar kerja. Bermodal kreasi dan inovasi, siswa SMK dapat merintis wirausaha sehingga bisa menciptakan lapangan kerja baru. Penyiapan tenaga pendidik berkualitas dan profesional menjadi tanggung jawab perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pendidikan kejuruan. Pendidik yang berkualitas perlu ditunjang fasilitas memadai dan kurikulum sesuai permintaan dunia usaha dan industri. SMK sebagai sekolah pencetak tenaga kerja yang memiliki kompetensi tentu membutuhkan fasilitas yang banyak. Penyediaan workshop atau bengkel kerja beserta peralatan dan bahan praktik tentu membutuhkan anggaran besar. Jika penyediaan fasilitas tersebut tidak memadai, maka lulusan SMK hanya mampu berteori tanpa kompetensi yang memadai. Workshop atau bengkel kerja dengan peralatan dan bahan praktik yang memadai mampu menghasilkan lulusan SMK dengan kompetensi yang andal karena siswa dapat melatih keterampilannya secara berkelanjutan. Seperti pepatah pisau yang sering diasah pasti akan tajam. Kurikulum yang dirancang sesuai kebutuhan dunia usaha dan industri menjadikan revitalisasi SMK tidak sia-sia. Sekarang banyak di antara lulusan SMK yang tidak dibutuhkan tetapi diminati oleh masyarakat, sedangkan lulusan

yang dibutuhkan justru berkurang. Pada akhirnya, lulusan akan banyak yang berpindah tempat mencari pekerjaan di daerah lain. Berdasarkan kondisi tersebut, kurikulum didesain dengan model work based learning dan sesuai potensi daerah yang dimiliki. Kurikulum work based learning dengan mengacu pada standar kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan industri yang ada di daerah tersebut. Tenaga pendidik diminta untuk bisa menerjemahkan kurikulum tersebut di dalam pembelajaran. Pemerintah daerah dapat membuat SMK unggulan sektor tertentu sesuai potensi daerah, misalnya SMK maritim untuk daerah pesisir. Harapannya potensi di daerah dapat dikembangkan dan menekan angka urbanisasi. Keterbukaan Lintas Sektoral Revitalisasi SMK dalam rangka peningkatan kualitas dan daya saing SDM Indonesia dapat terwujud dengan baik diperlukan keterbukaan lintas sektoral. Keterbukaan lintas sektoral oleh kementerian, pemerintah daerah, dan dunia usaha dan industri dilakukan melalui kemudahan akses bagi tenaga pendidik dan siswa SMK untuk melakukan prakerin, magang, dan penelitian. Selama ini keterbatasan lapangan untuk prakerin dan magang oleh siswa SMK menyebabkan kompetensi yang dimiliki tidak memadai. Biasanya siswa SMK melakukan prakerin dan magang di tempat yang tidak sesuai paket keahlian atau tugas yang diberikan oleh pihak tempat prakerin dan magang tidak sesuai paket keahlian. Oleh karena itu, perlu kerja sama lintas sektoral agar prakerin dan magang mampu mengasah kompetensi siswa SMK di dunia usaha dan industri sesuai paket keahlian mereka. Selain itu, penyerapan lulusan SMK yang masih rendah perlu diperbaiki. Selama ini dunia usaha dan industri masih memberikan porsi yang minim terhadap lulusan SMK. Dikhawatirkan dunia usaha dan industri masih meragukan kompetensi dan keahlian yang dimiliki oleh lulusan SMK. Adanya sertifikasi kompetensi bagi lulusan SMK diharapkan dapat meyakinkan dunia usaha dan industri untuk menyerapnya sebagai tenaga kerja. Harapannya, angka pengangguran semakin menurun dan pertumbuhuan ekonomi lebih baik dengan adanya program revitalisasi SMK. Penulis adalah mahasiswa S-1 Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang

Tahun 39 Juli-Agustus 2017|

25


Pustaka

IMAN DALAM PENGEMBARAAN, repro internet

BERTAHAN ATAU GOYAH? oleh Siti Faizatun Nisa' Judul buku Pengarang Penerbit Tahun terbit Tebal buku

H

abiburrahman El-Shirazy atau biasa dikenal dengan Kang Abik merupakan salah satu penulis novel kenamaan Indonesia. Karya-karya Kang Abik hampir seluruhnya masuk ke dalam deretan novel best seller. Ulasan tentang cinta yang dikemas dengan nuansa religi kental berhasil menempati ruang tersendiri di hati para penikmat novel Indonesia. Menilik beberapa karya sebelumnya (Ayat-ayat Cinta dan Ketika Cinta Bertasbih), novel Bumi Cinta ini terasa berbeda. Perbedaan yang cukup mencolok terletak pada alur cerita dan pemilihan latar. Bumi Cinta diterbitkan sebelum Ayat-ayat Cinta 2 yang juga mengambil latar di Eropa, sehingga di antara “kawan semasanya”, Bumi Cinta dapat dikatakan sebagai karya yang memiliki konsep baru. Bumi Cinta berlatar tempat di ibukota Rusia, Moskwa, tempat yang cukup “menantang” bagi para perantau muslim. Bagaimana tidak, jika flashback kepada sejarah panjang Rusia, negara ini pernah dikuasai oleh suatu rezim pencetus komunisme dunia, Lenin. Jalan cerita yang tersaji dalam Bumi Cinta terbilang baru dengan pengisahan tentang perjalanan panjang sang tokoh utama yang cukup menggoyahkan iman. Karya-karya Kang Abik sebelum Bumi Cinta justru menampilkan proses peneguhan iman melalui fasilitas-fasilitas keagamaan yang cukup memadahi sebab kebanyakan berlatar di Negara Timur Tengah. Novel ini berkisah tentang seorang pemuda bernama Ayas yang tengah melakukan penelitian di Moskwa untuk memenuhi tesis magisternya. Kota tersebut ternyata mengantarkan Ayas kepada pengalaman-pengalaman baru yang sangat berbeda dengan yang ia dapat selama menempuh S-1 di Timur Tengah. Salah satu pengalaman mengejutkan yang mengawali novel ini

26 | Komunikasi Edisi 311

: Bumi Cinta : Habiburrahman El-Shirazy : Santri Group : 2013 : 540 halaman

adalah hadirnya dua sosok perempuan bernama Linor dan Yelena. Dikisahkan bahwa dua orang wanita jelita tersebut ternyata merupakan teman seatap Ayas dalam sebuah apartemen. Yelena yang seorang pelacur terkenal adalah seorang Atheis alias tidak mengakui keberadaan Tuhan. Keterkejutan Ayas belum berhenti sampai di situ, Linor ternyata justru seorang agen zionis yang memiliki misi besar untuk menyebarkan dan memertahankan agamanya, Yahudi. Tidak hanya Linor dan Yelena, muncul pula tokoh bernama Anastasia Palazzo, gadis cerdas yang cantik dan baik serta seorang pemeluk Kristen yang taat. Anastasia terangterangan mengaku menaruh hati pada Ayas. Novel ini cukup tebal namun akan selalu menimbulkan rasa penasaran karena jalinan ceritanya yang kuat dan rapi. Karakter “malaikat” khas Kang Abik masih sangat mendominasi tokoh utama, meski berlatar di Eropa suasana religius mungkin masih tetap akan melekat di benak para pembaca. Akankah Ayas mampu bertahan di lingkungan yang sangat asing? Mampukah Ayas berdamai dengan keadaan yang dipenuhi dengan orang-orang yang tidak sepaham dengannya? Pembaca mungkin akan mengerutkan dahi ketika menjumpai ujung cerita. Akhir perjalanan para tokoh tidak dijelaskan secara gamblang di dalam novel. Akhir kata, menurut peresensi novel Bumi Cinta patut dibaca oleh para remaja dan pemuda. Khususnya mereka yang ingin mencari jati diri secara spiritual, sesuatu yang banyak dilakukan oleh kalangan remaja yang memasuki dunia perkuliahan. Juga mereka yang ingin menaklukan dunia baru demi meraih cita-cita dan mewujudkan idealisme. Penulis adalah mahasiswa S-1 Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang


dok. Humas

Up To Date

D

ekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang (FE UM), Prof. Dr. H. Budi Eko Soetjipto, M.Ed., M.Si. resmi dilantik menjadi Wakil Rektor Bidang Akademik (WR I) UM, Senin (07/08). Pelantikan dilaksanakan di Ruang Sidang Senat dan dilaksanakan oleh Rektor UM, Prof. Dr. Ahmad Rofi’uddin, M.Pd. Prof. Budi resmi menggantikan posisi Prof. Dr. Hariyono, M.Pd. sebagai WR I disebabkan Prof. Hariyono harus mengemban tugas sebagai Deputi bidang Advokasi Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) di Jakarta. Sebenarnya rektor telah memegang beberapa nama sebagai kandidat untuk menggantikan posisi yang ditinggalkan Prof. Hariyono. Dari beberapa kandidat itu, akhirnya terpilih Prof. Budi. “Bukan berarti kandidat lain itu tidak mampu. Namun, pejabat yang paling cocok adalah Prof. Budi,” ujar rektor. Perlu diketahui, Prof. Budi termasuk dalam sepuluh besar dosen dengan publikasi internasional terindeks Scopus terbanyak di UM. “Semoga beliau bisa mempercepat kemajuan UM di bidang akademik, di antaranya bidang publikasi ilmiah,” harapnya. Sementara itu, Prof. Hariyono menyampaikan terima kasih sekaligus permohonan maaf kepada berbagai pihak, khususnya untuk para juru warta

dok. Humas UM

Rektor UM Lantik WR I Baru

Rektor UM, WR 1 lama, dan WR 1 baru menandatangani berita acara pelantikan

yang telah membantu memublikasikan informasi terkait UM di media massa. “Pergantian jabatan merupakan hal yang biasa,” ujarnya. Tak lupa, Prof. Hariyono berharap pada WR I yang baru agar selalu amanah dalam mengemban tugas. “Tugas WR I salah satunya adalah membentuk mindset sivitas akademik untuk termotivasi menulis dengan harapan dimensi plagiasi bisa dihilangkan,” ujar Prof. Hariyono seusai menghadiri proses pelantikan. WR I baru, Prof. Budi mengatakan dalam mengemban jabatan sebagai WR 1 kelak, ia tetap menjalankan berbagai program lama yang belum tuntas. Program-program tersebut adalah penuntasan pembentukan program profesi pendidikan insinyur, percepatan publikasi karya tulis ilmiah mahasiswa dan dosen, serta melaksanakan kurikulum berbasis kehidupan (lifebased learning). “Motivasi untuk menulis dan memublikasikan karya akan terus digalakkan. Ini salah satu dari pekerjaan rumah saya,” kata pria asli Malang ini. Prof. Budi sehari-hari mengajar di Jurusan Manajemen FE UM. Guru Besar dalam Bidang Ilmu Manajemen Sumber

Daya Manusia ini mengawali karier menjadi dosen sejak tahun 1988. Ia juga pernah mengenyam pendidikan di Deakin University, Australia, hingga mendapat gelar Master of Education pada tahun 1997. Pria yang lahir di Malang pada 24 Oktober 1964 ini penah menjabat sebagai Ketua Jurusan Manajemen FE UM periode 2008-2012. Berbagai publikasi ilmiah telah dihasilkan Prof. Budi baik berskala nasional maupun internasional. Ia juga diamanahi sebagai Ketua II Forum Manajemen Indonesia, sebuah forum yang terdiri dari akademisi manajemen se-Indonesia dan berfokus pada pengembangan ilmu manajemen. Pelantikan WR I tersebut juga dibarengi dengan pelantikan beberapa koordinator program studi (koorprodi) dan jabatan struktural tenaga kependidikan di lingkungan UM. Setelah pelantikan itu, Prof. Budi pun harus melepas jabatannya sebagai Dekan FE UM. Untuk sementara waktu, Wakil Dekan I FE, Dr. H. Cipto Wardoyo, S.E., M.Pd., M.Si., Ak., CA. akan bertindak sebagai pelaksana tugas Dekan FE hingga dilantiknya pejabat baru.Arvendo Tahun 39 Juli-Agustus 2017|

27


PKM dok. Probadi

Laporan Khusus

Sarana Kembangkan Inovasi Mahasiswa

MARACO, Alternatif Baru Hadapi Hujan Akhir-akhir ini cuaca semakin tidak menentu. Alhasil setiap hari orang-orang kerepotan membawa jas hujan atau payung. Selain itu, jas hujan yang tersedia di pasar mudah sobek dan penggunaannya pun cukup repot. Hal tersebut menjadi ide awal bagi mahasiswa Jurusan Teknologi Industri,

Candra Widyawati, Amalia Rizda Choirunnisa, Niluh Nur Afandi, dan Elga Ayu Cahyaning Putri, dalam menulis Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). PKM yang berjudul Magic Rain Coat (MARACO) ini berhasil didanai oleh pemerintah untuk menghasilkan produk jas hujan yang multifungsi. Dengan pengerjaan dua bulan saja, selain digunakan ketika hujan tiba, juga dapat difungsikan menjadi tas yang dapat digunakan dengan mudah.

Kreasikan Kamus bagi Tunanetra

dok. Probadi

Kamus android hanya sering digunakan oleh masyarakat normal. Namun, melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), tim dari Imam Syafi’I (Bahasa dan Sastra Indonesia), Aftina (Bahasa dan Sastra Indonesia), Sekar Bitari (Bahasa dan Sastra Indonesia), Azzhan Shahrul (Teknik Elektro), dan Dwi Prasetyo Nugroho (Desain Komunikasi Visual) berhasil mengembangkan aplikasi

kamus yang dapat digunakan oleh tunanetra. Ide awal bermula dari pengalaman salah satu anggota yang memiliki teman tunanetra. Kelebihannya disesuaikan dengan keterbatasan dari tunanetra, pencarian dan hasil pencarian dibuat melalui audio, sehingga aplikasi ini mudah digunakan. Cara kerjanya memanfaatkan google talk back dan google speech to text, mengucapkan kata yang diinginkan kemudian memunculkan hasil pencarian dengan suara.

Produk Bioethanol

28 | Komunikasi Edisi 311

dok. Probadi

Jas hujan multifungsi

Antarmuka aplikasi kamus tunanetra

Buah Bintaro Kalahkan Singkong dan Kelapa Buah bintaro merupakan buah mangrove yang dapat hidup di daerah yang kurang nutrisi dan tersebar di beberapa provinsi di Indonesia. Namun tidak banyak orang mengetahui kelebihan zat yang terkandung di dalamnya. Hasil kreativitas dari Rangga Ega Santoso (Teknik Mesin), Nur Fitriana (Biologi), Maria Carolina Yuaniar (Teknik Sipil), dan Firda Chynthia (Kimia) berhasil membuktikan bahwa

kualitas bioetanol yang dihasilkan dari buah bintaro lebih baik dibandingkan dengan singkong dan kelapa. Tim ini memberi judul Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) mereka dengan nama “Biological and Chemical Process for Bioethanol Production (BIOACTION)". Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengolahan buah bintaro berhasil mendapatkan % yield etanol yang lebih tinggi. Hasil uji gas kromatografi menunjukkan bahwa kadar etanol mencapai 9,977%. Keunggulan dari penelitian Tim Bioaction terletak pada nilai efisiensinya.


Laporan Khusus

repro internet

Belajar Asyik di Museum dengan Android Adanya inovasi dari mahasiswa dan mahasiswi Teknologi Pendidikan yang dipelopori Ardhi Bimantoro, Irfani Syafi’udin, dan Elya Tri Nuraeni ini dapat menjadikan museum sebagai salah satu tempat belajar yang menyenangkan. Mereka memberikan sebuah inovasi baru untuk belajar di museum dengan aplikasi “Digital Guide of Museum”. Digital Guide of Museum merupakan sebuah

Rakai Langit, Kreasi Baru Nikmati Buku Adanya sebuah buku bertajuk “Rakai Langit” hasil inovasi dari Teguh Dewangga (Teknik Otomotif ), Aji Setiawan (Desain Komunikasi Visual), Monica Widyaswari (Pendidikan Luar Sekolah), Alfina Musfira (Pendidikan Akuntansi), dan Ekki Septian Putra (Pendidikan Akuntansi) ini mampu meningkatkan minat baca dengan gaya baru. Rakai yang berarti bulan purnama (Sansekerta) ini cocok

aplikasi yang digunakan sebagai kemudahan pembelajaran di museum dengan menggunakan bantuan android. Cara kerjanya, pengunjung akan diberikan aplikasi ini di pintu masuk museum, kemudian meng-install aplikasi di android, membuka aplikasi, mengarahkan pada marker atau barcode yang sudah tertera di benda-benda yang ada di dalam museum, kemudian aplikasi akan mengeluarkan audio yang menjelaskan mengenai informasi benda tersebut.

menjadi bacaan untuk kalangan siswa SMA ke atas. Kumpulan tulisan Teguh Dewangga yang ada dalam buku ini merupakan hasil dari tulisannya yang dimuat di media cetak, mulai dari juara tingkat kampus hingga juara nasional. Sehingga tak dapat dipungkiri buku tersebut memiliki diksi yang beragam. Buku ini juga memiliki sajian unik, bukan hanya dengan kertas, melainkan juga digital. Di desain dengan teknologi Augmented Reality (AR), membuatnya semakin menarik dengan ilustrasi gambar berwarna serta bersuara.Fanisha

Antarmuka aplikasi digital guide of museum

dok. Probadi

Tim Patriot Plasma bersama produknya

Tim Kunti Dhiwaniati Sudda (Teknik Mesin), Yusuf Mahesa (Teknik Mesin), Dani Prasetiyo (Teknik Mesin), Muhammad Andi (Teknik Mesin), dan Dwi Arini Mufarrichah (Teknik Elektro) melakukan sebuah inovasi baru untuk membantu pemerintah dalam mengurangi permasalahan sampah. Patriot Plasma ini menjadi

salah satu solusi efektif dan efisien guna mengoptimalkan pengurangan sampah di permukaan air. Cara kerja dari kapal ini yaitu menghidupkan radio control, kapal berpatroli, sensor mendeteksi adanya sampah, dan servo menggerakkan lengan untuk mengambil sampah. Kapal ini dilengkapi dengan sensor ultrasonic dan infrared proximity yang akan mendeteksi kehadiran sampah dengan tepat. Kapal ini juga dilengkapi dengan radio control, sehingga dapat dioperasikan baik secara manual maupun otomatis.

dok. Probadi

dok. Probadi

Patriot Plasma: Optimalkan Pengurangan Sampah Plastik

Produk Rakai Langit

Tahun 39 Juli-Agustus 2017|

29


Info

Kopma UM Berjaya di Ajang Bergengsi alam rangka memperingati Hari Koperasi Nasional yang jatuh pada tanggal 12 Juli, Dinas koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur mengadakan serangkaian lomba yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman arti pembangunan koperasi bagi anggota koperasi khususnya mahasiswa dan masyarakat. Selain itu, juga memberikan makna kepada masyarakat tentang arti penting koperasi sebagai dasar kekuatan ekonomi rakyat. Tema yang diambil yaitu "Koperasi menuju Pemerataan Kesejahteraan Masyarakat yang Berkeadilan untuk Memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia". Dalam acara tersebut, Dinas Provinsi Jawa Timur mengadakan tiga belas cabang lomba, diantaranya Koperasi Berprestasi Kelompok Koperasi Jasa, Kelompok Koperasi Konsumen, Kelompok Produsen, Kelompok Koperasi Simpan Pinjam, Kelompok Koperasi Pemasaran, Lomba Karya Tulis Perkoperasian kategori umum, Lomba Karya Tulis Perkoperasian kategori mahasiswa, Lomba Debat Koperasi kategori mahasiswa, Lomba Cerdas Cermat kategori

Kopma UM pun melesat di babak lima besar. UM berhasil menyabet juara 2 yang diraih oleh Renika Cristia Ningrum dari Jurusan Manajemen, juara 3 diraih oleh Rahayu Intan Nurjannah dari Jurusan Ekonomi Pembangunan, dan juara harapan 2 diraih oleh Asa’a Nur Fadhilah dari Jurusan Akuntansi. Penyerahan hadiah kepada pemenang bertempat di Hotel Narita Tulungagung pada Kamis, (20/07) pukul 14.00 WIB. Selain itu, peringatan puncak Hari Jadi Koperasi ke-70 dari Provinsi Jawa Timur juga dilaksanakan di Gelanggang Olahraga (GOR) Lembu Peteng, Tulungagung. Acara tersebut dihadiri oleh perwakilan penggiat koperasi se-Jawa Timur, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, serta Menteri Koperasi dan UKM Republik Indonesia, Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga. �Dengan adanya karya tulis mahasiswa tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran yang kritis, realistis, serta patut diberikan apresiasi dan penghargaan dari pemerintah. Kegiatan Lomba Karya Tulis Perkoperasian sangat efektif dan strategis untuk menampung aspirasi masyarakat di bidang pemberdayaan koperasi,“ tutup Soekarwo.Desi

dok. Panitia

dok. Probadi

D

Kopsis, dan masih banyak lagi. Lomba tersebut diikuti oleh mahasiswa maupun masyarakat umum. Unit Kegiatan Mahasiswa Koperasi Mahasiswa Universitas Negeri Malang (UKM Kopma UM) mengirimkan tiga delegasi untuk mengikuti salah satu lomba, yaitu Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) kategori mahasiswa yang diikuti oleh seluruh mahasiswa koperasi di Jawa Timur. Waktu dan jadwal pelaksanaan lomba tersebut mulai dari bulan Februari sampai Juli. Mulai dari proses penghimpunan karya tulis yang masuk, penyeleksian karya tulis terbaik, dan penyaringan sepuluh besar. Dalam penyaringan ini, ketiga delegasi mahasiswa Kopma UM melaju untuk presentasi ke Dinas Jawa Timur (18/04). Tim juri yang menilai presentasi tersebut dari Dinas Koperasi, UKM Provinsi Jawa Timur, dan tenaga ahli. Kriteria karya tulis dilihat dari bobot materi tulisan yang telah ditentukan, kekayaan informasi yang terkandung, kekuatan data dan fakta, kadar manfaat bagi si pembaca, serta teknik dalam penulisan. Setelah itu, dari sepuluh besar tersebut diseleksi lagi menjadi lima besar yang nantinya bakal memperebutkan juara. Ketiga delegasi

30

Tiga delegasi Kopma UM setelah penetapan juara

| Komunikasi Edisi 311


Info

Perang Lawan Narkoba Selamatkan Masa Depan Bangsa

dok. Panitia

N

arkoba merupakan topik hangat yang tengah diperbincangkan. Mulai dari masyarakat hingga pemerintah. Zat berbahaya ini mulai menyebar tidak hanya dari kalangan remaja dan dewasa saja, namun juga anak-anak. Banyak cara yang dilakukan oleh pengedar untuk memasukkan zat berbahaya ini dalam dunia anak-anak. Oleh karena itu, pemahaman narkoba sangat dibutuhkan di kalangan masyarakat awam. Salah satunya dengan penyuluhan. Bukan hanya untuk orang dewasa saja, tapi juga anak-anak. Jadi mulai dari kecil mereka bisa mengenal bahaya narkoba. Sebagai kalangan muda, harus senantiasa ikut serta dalam menyelamatkan masa depan bangsa Indonesia. Banyak komunitas anti narkoba di Indonesia yang mulai mengadakan penyuluhanpenyuluhan di tingkat sekolah. Salah satunya UKM Gerakan Anti Napza (German), UM. German melakukan penyuluhan-penyuluhan di tingkat SD, SMP, hingga SMA. Tahun ini mereka mulai melakukan penyuluhan ke sekolah-sekolah yang ada di Malang dengan mengusung program German Goes to School (GGS). Program ini bertujuan untuk sosialisasi mengenai dampak narkoba dan cara untuk menghindarinya. Skema program ini diawali dari pengiriman proposal ke sekolahsekolah. Kemudian menunggu respons kesediaan dari sekolah. Jika sekolah tersebut bersedia, maka akan dikirimkan tim untuk melakukan penyuluhan. Dari segi waktu penyuluhan, mereka menyesuaikan dengan pihak sekolah. Delegasi yang dikirimkan pun tergantung dari jumlah siswa. “Kalau siswanya cuma satu kelas atau seratus anak, biasanya kita kirim delegasi dua penyuluh dan satu observer. Tapi, kalau lebih dari dua kelas otomatis per kelasnya dua penyuluh dan satu observer,� ungkap Putri, anggota German. Target jumlah sekolah yang ingin dicapai oleh UKM ini ada 45 sekolah dan sekarang mereka sudah melakukan penyuluhan ke 40 sekolah, baik SD, SMP, maupun SMA yang ada di Malang. Terkadang ada beberapa sekolah yang menolak ketika UKM German ingin melakukan penyuluhan di sana. Hal ini disebabkan sekolah tersebut sudah menerima kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN). Sebelumnya, mereka belum mendapatkan penyuluhan mengenai narkoba.

German ketika melakukan penyuluhan narkoba di SD

Penyuluhan ini biasanya dilakukan ketika kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang diadakan ketika tahun ajaran baru. Kegiatan ini rutin diadakan setiap tahun. Ada sekolah yang tetap ingin melanjutkan kerja sama dengan German mengenai penyuluhan narkoba, namun ada pula yang tidak melanjutkannnya. “Kita buat pernyataan sekolah ini bersedia untuk melakukan kerja sama lagi, maka tahun depan kita akan langsung melakukan penyuluhan ke sekolah itu lagi,� ujar Putri. Fia, salah satu anggota, mengungkapkan bahwa melalui program kerja ini mereka memberikan pengetahuan mengenai bahaya narkoba, supaya anak-anak yang merupakan penerus bangsa tidak terpengaruh zat berbahaya ini. Ketika berhadapan dengan siswa SD yang masih kecil, seorang penyuluh harus mampu untuk mengendalikan situasi. Sehingga mereka mampu mendengar dan memperhatikan mengenai materi yang dijelaskan. Terkadang ada di antara mereka yang ramai sendiri karena jenuh dengan situasi yang sama. Trik yang diberikan oleh UKM German untuk mencairkan suasana adalah dengan melakukan ice breaking dan saling sapa antara siswa dengan penyuluh. Ice breaking adalah suatu kegiatan yang digunakan untuk membuat peserta nyaman dan tidak jenuh dengan lingkungan di sekitarnya. Kegiatan ini bisa berupa humor, kegiatan yang menyenangkan, pencerahan, dan dapat juga dengan permainan sederhana yang menyenangkan bagi anak-anak. Durasi penyuluhan tergantung dari pihak sekolah. Namun, biasanya sekitar satu jam. Penyuluhan ini dilakukan bukan hanya dari senior UKM German, melainkan bisa dari anggota yang sudah berpengalaman ataupun belum. Sehingga mereka mampu saling belajar. Penyuluhan narkoba ini juga mendapatkan respons positif dari pelajar SD, SMP, dan SMA. Lutvi, salah satu anggota, berharap dengan adanya penyuluhan ini, pelajar bisa mengerti mengenai bahaya narkoba. "Jangan sampai pelajar tersebut mendekati zat berbahaya karena masa depan mereka yang masih panjang!" tuturnya. Penyuluhan ini juga untuk mengantsipasi konsumsi narkoba di kalangan remaja serta mendukung pemerintah untuk perang melawan narkoba.Rosa

Tahun 39 Juli-Agustus 2017|

31


Info

Rekrutmen Alumni oleh PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. antara perusahaan PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (Perseroan) sebagai penyedia lapangan kerja dengan UM sebagai penyedia SDM. Dalam kegiatan ini, DSS Sinarmas Energy, Unit Pembangkit Listrik IPP Kendari, melakukan presentasi dan rekrutmen untuk Fresh Graduates (lulusan 3 tahun terakhir 2014-2017) dari D3 & S1 Teknik Mesin, Elektro, Fisika dan Kimia (termasuk MIPA) dengan posisi sebagai operator pembangkit listrik. Puluhan alumni mengikuti kegiatan presentasi company profile dan tes walk interview oleh DSS Sinarmas Energi.Nida

dok. Komunikasi

B

erbagai upaya dilakukan oleh Pengurus Pusat Ikatan Alumni (PP-IKA) Universitas Negeri Malang (UM) untuk menjembatani kebutuhan kerja alumni UM dengan perusahaan. Kali ini, Senin (12/06) bertempat di Gedung E5 Fakultas Ekonomi, rekrutmen alumni UM dilakukan oleh mitra PP-IKA UM, yakni PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (Perseroan). PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (Perseroan) merupakan IPP (Independent Power Producer) dengan lokasi site saat ini di Bayung Lencir-Sumatera Selatan, Tanjung Tiram, Kendari-Sulawesi Tenggara, dan Tumbang Jutuh, Palangkaraya-Kalimantan Tengah. PT DSSP Power Kendari didirikan pada tahun 2015 dan merupakan anak perusahaan dari PT Dian Swastatika Sentosa Tbk – pilar usaha grup Sinarmas di bidang energi dan infrastruktur. Menurut koordinator pemateri, Ahmad Fahmi, S.T., M.T., kerja sama ini bertujuan agar perusahaan bisa melakukan proses rekrutmen berupa psikotes dan interview secara langsung dan pelamar juga bisa mengetahui secara langsung profil perusahaan dan lowongan kerja yang ditawarkan dari perusahaan. “Dengan adanya kegiatan ini, lulusan UM dapat tersalur ke dunia kerja dalam waktu pendek,” terang Staf Ahli Wakil Rektor III tersebut. Selain itu, dosen Fakultas Teknik ini menambahkan, kerjasama ini juga untuk meningkatkan kemitraan

PT Dian Swastika Tbk.

dok. Probadi

Biasakan Kontingen dengan Suasana Pimnas

Presentasi peserta tim Monev Eksternal

U

M ditunjuk Belmawa untuk menggelar Pekan Ilmiah Mahasiswa (PIM) dan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) pada Rabu (12-13/07) di Sasana Krida UM. Dalam kegiatan ini ada monitoring dan evaluasi (monev) internal dari dosen lokal yang juga memberikan nilai, di samping monev eksternal dari Belmawa. PKM adalah suatu wadah mahasiswa Indonesia untuk mengkaji, mengembangkan, dan menerapkan ilmu dan teknologi yang telah dipelajarinya di perkuliahan kepada masyarakat luas. PKM memiliki lima skema, yaitu PKM-Penelitian (PKM-P), PKM-Penerapan Teknologi (PKM-T), PKM-Kewirausahaan (PKM-K), PKM-Pengabdian Masyarakatan (PKM-M),

32 | Komunikasi Edisi 311

dan PKM-Karsa Cipta (PKM-KC). Sejumlah 161 tim PKM mengikuti acara Monev Eksternal PKM. Mereka terdiri atas 80 tim PKM dari UM dan 81 tim PKM dari perguruan tinggi di Malang, Blitar, Tulungagung, dan Pasuruan. Delapan belas perguruan tinggi negeri maupun swasta unjuk gigi dalam Monev Eksternal PKM yang diadakan di UM. Di antaranya Akademi Farmasi Putera Indonesia Malang, IKIP Budi Utomo, Institut Teknologi Nasional Malang, STIE Asia Malang, Sekolah Tinggi Malang Kucecwara, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Maharani, STKIP PGRI Blitar, STIKIP Tulungagung, STIMIK PPKIA pradya Paramita, Universitas Gajayana, Universitas Islam Malang, Universitas Raden Rahmat, Universitas Merdeka Malang, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Tribuana Tungga Dewi, Universitas Wisnuwardhana, dan Universitas Yudharta Pasuruan. Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari sesuai dengan ketentuan Belmawa. Tanggal 12 Juli, 81 tim yang berasal dari luar UM mempresentasikan PKM-nya. Tanggal 13 Juli, 80 giliran tim UM yang melakukan presentasi. UM juga berupaya menciptakan suasana Pekan Ilmiah Nasional (Pimnas) versi UM,

dengan dilakukannya pameran poster yang diikuti peserta Monev. Di Sasana Krida, tim Monev Eksternal PKM menjelaskan perihal poster tersebut. Tujuan diadakannya pameran poster ini adalah untuk menyiapkan dan memotivasi mental peserta agar terbiasa dengan suasana Pimnas. Penilaian pameran dilakukan oleh pakar poster dari bidang TI, desain, serta komunikasi. Dalam pameran ini akan diambil yang terbaik versi UM dan akan diberikan penghargaan dari UM. Kegiatan ini tidak hanya kompetitif, namun juga sebagai salah satu bentuk stimulus kreativitas mahasiswa yang diharapkan dapat bermanfaat sebagai media aplikasi bidang teori yang dipelajari dan dikembangkan dalam kehidupan nyata. Prof. Dr. AH Rofi’uddin, Rektor UM, berharap UM bisa masuk lima besar dalam Pimnas di Makassar Agustus nanti. Sekaligus sebagai upaya sivitas akademik UM naik peringkat dari tiga belas PTN nasional. "Saya sangat senang karena karya mahasiswa dapat diapresiasi dengan baik. Di sini para tim dituntut untuk mempresentasikan produknya, memamerkan, dan mempertahankan produknya dengan baik untuk mencapai Pimnas," ujar Dr. Heny Kusdianti S.Pd. M.M., sivitas akademika UM.Cintya


Oleh : Fahmi Assiddiq

Seluruh sivitas akademika UM dapat mengirimkan karya komik dengan tema bebas dalam bentuk soft file yang dikirim langsung ke Kantor Redaksi Majalah Komunikasi Gedung A3 Lantai III UM atau via email: komunikasi@um.ac.id selambat-lambatnya tanggal 25 September 2017 disertai identitas diri (nama, fakultas, jurusan, dan nomor HP)

Tahun 39 Juli-Agustus 2017|

33


Wisata Budaya Rancak

Pacitan,

dok. Probadi

Surga Bahari Tersembunyi

Keindahan bibir Pantai Watu Karung

P

acitan, sebuah kabupaten kecil yang hanya memiliki dua belas kecamatan ini memang seolah dipandang sebelah mata oleh para traveller. Apalagi kota kelahiran mantan presiden ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono, ini seperti terisolasi bagi orang-orang yang ingin menghabiskan masa liburannya. Padahal Kabupaten Pacitan ini terkenal dengan sebutan Kota 1001 Goa dan Pantai. Karena letak geografisnya yang berada di pesisir, maka sangat banyak wisata bahari yang cantik di Pacitan. Bermacam-macam pantai tersedia di Pacitan beserta fasilitas bermain air yang lumayan memadai sesuai dengan jenis pantai. Seperti di Pantai Kasap, Watu Karung, Klayar, Pidakan, dan Soge. Mereka adalah beberapa pesona yang sedang booming di kalangan pecinta pantai. Sebagian besar pantai di Pacitan memiliki pasir putih dengan air laut yang jernih. Beberapa di antaranya juga memiliki ombak yang cukup tinggi dan cocok untuk surfing. Sebagian besar pantai di Pacitan berada jauh dari kota sehingga suasananya cenderung masih sepi. Pantai tersembunyi ini biasanya justru memiliki pesona yang luar biasa cantik. Salah satu pantai di Pacitan yang tergolong masih alami yaitu Pantai Kasap.

34 | Komunikasi Edisi 311

Pantai Kasap adalah salah satu pantai yang berada di Kabupaten Pacitan yang memiliki keindahan alam yang sangat menakjubkan. Pantai ini memiliki pemandangan yang mirip dengan salah satu pantai di Indonesia yang cukup populer, yaitu Pantai Raja Ampat yang terkenal lebih dahulu akan keindahan alam berupa pulau-pulau kecil yang tersebar di tengah laut. Dari kemiripan tersebut beberapa wisatawan yang datang ke Pantai Kasap menyebutnya dengan "Raja Ampatnya Pacitan". Untuk menuju pantai ini, wisatawan bisa melalui jalur arah ke Pantai Watu Karung, tepatnya setelah gerbang loket Pantai Watu Karung belok kiri. Wisatawan harus berhati-hati karena jalan lumayan sempit, selanjutnya ikuti terus jalan sampai menemukan papan info untuk menuju ke Pantai Kasap. Di sini wisatawan juga bisa menikmati Sungai Cokel dengan menyewa perahu nelayan yang sudah tersedia di lokasi. Pantai Kasap ini memiliki karakteristik yang khas, yaitu bebatuan karang serta pasir putih. Selain itu, Pantai Kasap termasuk pantai yang memiliki ombak laut yang cukup besar, sehingga jika bermain di tepian pantai diharapkan untuk selalu waspada akan datangnya ombak laut yang datang secara tiba-tiba. Untuk menikmati view yang mirip dengan Pantai Raja Ampat, wisatawan harus naik ke bukit di sebelah pantai ini dengan melewati jalan

setapak. Sesampainya di atas bukit, mata akan dimanjakan dengan pemandangan yang cukup keren, yaitu beberapa pulau kecil yang ada di tengah laut. Pantai ini berbatasan dengan Pantai Watu Karung dan Pantai Seruni. Ombak dengan tipe reef break dan dasar laut berupa batu karang menjadi daya tarik bagi peselancar internasional yang mulai berdatangan sejak 2007. Keindahannya tersebar lewat jejaring sosial antar peselancar lokal dan luar negeri. Sejak saat itu, Pantai Watu Karung kian populer di kalangan surfer luar negeri. Mereka datang dari Prancis, Amerika Serikat, Australia, dan Spanyol. Selain itu, Pantai Watu Karung memiliki hamparan pasir putih yang begitu cantik. Ditambah lagi air lautnya yang berwarna biru kehijauan. Pulau-pulau karang serta pohon pinus yang ada di kawasan pantai ini semakin mempercantik pemandangan pantai. Pantai Watu Karung juga pernah masuk majalah Surfing Waves dengan foto juara Rip Curl Pro Search 2008, Bruce Irons, asal Amerika Serikat pada cover-nya. Hal ini yang membuat pantai ini semakin diminati para peselancar. Selain selancar, ada banyak kegiatan menarik lainnya yang bisa dinikmati di pantai cantik ini, mulai dari berenang, menyusuri pinggiran pantai yang berpasir putih nan lembut, bermain volley pantai, dan tak ketinggalan berfotofoto. Meski ombak di pantai ini tergolong


dok. Probadi

Wisata

Kebersamaan keluarga wisatawan di Pantai Soge

Sebuah hal unik lainnya adalah patung yang menyerupai bentuk Sphinx sebagaimana yang ada di Mesir. Keunikan ini terbentuk akibat banyaknya tebingtebing tinggi di kawasan Pantai Klayar yang jika dilihat dari kejauhan menyuguhkan pemandangan laksana Patung Sphinx. Wisatawan tentu saja dapat menaiki tebing ini, tetapi sudah sepatutnya menjaga kehati-hatian untuk keselamatan. Mengingat tebing ini tergolong curam dan tinggi. Wisatawan juga dapat menyaksikan beberapa warga lokal memanjat pohon kelapa untuk mengambil air deresan. Air ini selanjutnya akan digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan gula jawa. Air yang memiliki rasa manis ini disebut legen. Wisatawan dapat mencicipinya di Pantai Klayar. Di kala senja tiba, sunset di Pantai Klayar Pacitan adalah salah satu yang menawan. Sejauh mata memandang horizon, akan mendapati suguhan panorama pantai yang indah dengan nuansa alami yang begitu kental. Jika pernah melakukan perjalanan darat

dok. Probadi

besar, namun aktivitas berenang masih aman dilakukan di sini. Pantai Klayar menyimpan sejumlah keindahan alam yang mengagumkan. Pesona dan keunikannya pada hamparan pasir yang putih, adanya karang raksasa laksana Sphinx, air mancur alami setinggi 10 meter, serta bebatuan karang dengan bentuk yang unik, dan suguhan seruling samudera. Pantai Klayar memiliki banyak tebing yang beberapa di antaranya bolong akibat terjangan ombak. Selain itu, juga memiliki jajaran pohon kepala yang berbaris rapi di garis pantai. Di pantai ini, pengunjung tidak diperbolehkan untuk berenang mengingat banyaknya tebing serta ombaknya yang tergolong besar. Pantai Klayar mempunyai keunikan yang disebut sebagai seruling samudra. Seruling samudera adalah sebutan untuk fenomena cekungan yang ada pada bagian bawah tebing di pantai. Saat cekungan ini diterjang ombak laut, maka air laut keluar menyembur ke permukaan melalui selasela berbatuan dan menghasilkan bunyi yang indah laksana bunyi seruling.

menyusuri jalur lintas selatan Kabupaten Pacitan, dapat dipastikan akan terhenti pada saat melintas di Pantai Soge. Melihat beberapa orang yang sedang bermain air tawar di muara pantainya. Letak pantai yang berada di pinggir jalan raya ini menjadi daya tarik utama Pantai Soge, ditambah adanya muara yang menambah keunikan pantai ini. Takjub, itu adalah kata pertama yang paling pas untuk menggambarkan betapa indahnya eksotika landscape Pantai Soge yang terbentang di kawasan Samudera Hindia. Alur muara sungainya pun berkelok-kelok sehingga wisatawan dapat mengitari pasir putih yang membentang luas di sekitaran pantai. Pasir putih ini dapat memberi ruang bagi para wisatawan yang ingin bermain apa saja sembari menikmati keindahan alami pantai. Sementara debur ombak terus bergulung dan memecah di tepian pantai. Masih di jalur lintas selatan, deburan ombak dipadukan dengan hamparan batu putih menyelimuti seluruh bibir pantai. Pantai ini bernama Pantai Pidakan. Sepanjang bibir pantai berhamparan batu putih membuatnya menjadi berbeda dan lebih istimewa. Pohon-pohon kelapa yang masih asri mempercantik area Pantai Pidakan. Sekilas pesona pantai ini terletak pada banyaknya pohon-pohon kelapa di tanah lapang. Untuk para pecinta fotografi, pantai ini sangat ideal sekali karena banyak pohon dan kerikil sebagai latar yang cantik. Selain itu, di pantai ini terdapat banyak bintang laut maupun biota laut lainnya, seperti bulu babi, landak laut, kepiting bakau, dan cangkang-cangkang kerang. Pemandangan yang sangat indah juga bisa dilihat ketika matahari terbenam. Nah, itulah sebagian pesona bahari Kabupaten Pacitan yang wajib dikunjungi oleh para pecinta pantai.Amey

Menikmati indahnya Pantai Kasap dari atas bukit

Tahun 39 Juli-Agustus 2017|

35


Rancak Budaya

Omkara

ilustrasi oleh Krisnawa Adi Baskhara

oleh Iven Ferina Kalimata

B

eraninya Chang menantang Awatara Wishnu, Sri Krisna. Sudah pasti Kepala Desa itu bukan seorang brahmana. Sedangkan Krisna saja lebih mementingkan sapi daripada mahluk lainnya termasuk brahmana. Begitulah kata bapak yang tak pernah menjamah bangku sekolah selain pelatihan desa yang bertopeng bantuan. Sayangnya aku berlaga juga di sana. “Sapinya dijual pada orang untuk keperluan kurban,” bapak selalu menyingung singkek penguasa desa. Mengeksploitasi pemberian khas desa untuk usaha tak terpuji melawan anutanya. Saat itu cakrawala masih benderang mengusik pandangan dalam kesiluan. Setelah bapak menyelesaikan salat ashar, ia langsung bersiap dengan setelan khas seragam kerja kebanggaanya, kaos berlengan panjang bertuliskan merek produk pupuk terkenal, celana panjang yang bagian bawahnya dimasukkan dalam sepatu boot abu-abu. Penutup kepala dari anyaman kayu berbentuk kerucut tak luput dikenakan. Kendaraan dinas miliknya pun bertengger di pekarangan rumah sedari

36 | Komunikasi Edisi 311

bertahun-tahun lalu. Maling saja enggan meliriknya apalagi seorang pembeli rongsokan pasti ogah memperdebatkan harga jika berminat membeli. “Waluyo, ojo lali melok pelatihan!” Pandanganku beralih pada sosok renta pemilik sawah yang digarap Bapak. Pak Mu’am mengingatkan untuk mengikuti pelatihan di kelurahan. Sudah menjadi kebiasaan setiap hari Sabtu dan Minggu kegiatan pengikisan buta huruf tersebut dilaksanakan. Bapak mengangguk sembari tersenyum maklum pada laki-laki tua itu lalu melihat ke arah emak, mengambil rantang berisi penyetan tahu kesukaanya. Entah itu kesukaanya atau alibi bapak menyenangkan emak. Tangannya cekatan meletakkan rantang di andhang yakni boncengan yang terdapat di sepeda dengan melilitkan karet berwarna hitam bekas ban dalam. “Assalamualaikum,” “Walaikumsalam,” Aku dan emak menjawab salam bapak bersamaan. Emak kembali ke dalam rumah setelah mengelus rambutku. Aku masih sibuk menyiapkan bahan untuk pelatihan nanti di kantor desa. Jujur sebenarnya aku sama sekali tidak menyangka dengan

janji bapak. Lamunanku mengusik secara tiba-tiba dan mendobrak kenangan lama atas tindakan bapak. Keresahanku mengembang lalu menyembul pemikiran laknat untuk menghujat tetangga sekitar rumah. Mengingat mulut mereka yang disalahgunakan untuk mencibir, menghardik, bahkan merendahkan ambisi bapak. Sekarang setimpal sudah, gundah yang kucengkeram kini terlepas bagai hembusan nafas. Pernah suatu kali aku ngedumel di hadapan bapak. Aku meminta sekolah hingga tinggi meskipun otakku tak mencukupi. Aku menghasut bapak dengan mengatasnamakan cita-cita diiringi janjijanji manis untuk menguatkan bukti. Alhasil bapak menyanggupi meski alasan yang kuberikan tak terlalu logis. Rasa bersalah kian bertumpuk ketika tujuanku telah tercapai dengan mengorbankan peluh bapak. Sampai jenjang perguruan tinggi aku tak terpisah dari perempuan yang aku dambakan hingga aku lulus dan mendapat pekerjaan tetap. “Bapakmu lebih sayang padamu daripada emak,” Aku terhenyak ketika suara emak terlintas begitu saja. Memang benar bapak terlalu


Rancak Budaya memanjakanku, membuatku selalu menuruti semua perkataanya tanpa berani membantah. Mengingat dulu bapak selalu mengantar menggunakan sepeda onthel untuk pergi sekolah lalu menjemput ketika pulang. Meninggalkan pekerjaanya yang berbuah pelototan Pak Mu’am. Didera terik sang surya sama sekali bukan halangan baginya. Teringat kala musim penghujan datang, mungkin karena kami hidup serba kekurangan. Bapak mengambil kresek besar bekas baju kotor, lalu dicucinya. Setelah bersih ia memotong setiap bagian dan digabungkan. Mantel bercorak merah putih pemberian bapak sampai sekarang masih kusimpan. Semestinya bapak tidak melakukan itu, emak sampai emosi karena harus dimarahi tetangga. Baju yang mereka cucikan pada emak harus kembali tanpa wadah. Itulah sebabnya bapak rela hujan-hujanan tanpa mantel hujan demi kelanjutan bisnis emak. Aku sudah seperti anak konglomerat diantar jemput dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Pertama. Dahinya yang berkerut dimakan usia tak pernah menegang karena marah atas kenakalanku. Nyaris aku menjadi anak yang kurang ajar kalau saja tak belajar dengan giat. Otakku memang pas-pasan tapi aku berusaha semampuku untuk terus belajar. Ketika menginjak Sekolah Menengah Atas aku meminta gantian membonceng, tapi bapak menolak dan beralasan masih kuat. Suatu kali aku pernah menyelinap pagi-pagi keluar rumah dengan seragam yang sudah lengkap setelah subuhan. Nyatanya bapak sudah siap di depan rumah tersenyum ke arahku. “Bapak antarkan Akram, nanti kalo bapak sudah tak kuat bisa kau pakai sepeda bapak,” Aku mengusap air yang turun di pipiku karena mengenang masa dahulu. Emak datang membawakan teh lalu memandang ke arahku penuh iba. Emak sangat tahu apa yang aku pikirkan sekarang. “Akram, kau ingat saat bapakmu mengantar ke masjid agung yang ada di kota?” Aku mengangguk mengiyakan, saat itu umurku masih sepuluh tahun. Pikiranku melayang pada 15 tahun silam. Kala itu bulan suci Ramadan, teman sebangkuku mengatakan ada makanan gratis di masjid agung Kota Blitar. Di sana terdapat takjil enak yang bahkan keluargaku tak sanggup membelinya. Aku merengek pada bapak agar mengantarku padahal jarak yang harus ditempuh adalah 30 kilometer dan bapak lagi-lagi menuruti kemauanku. Selepas asar bapak sudah bersiap dan mengantarku ke sana dengan menggunakan sepeda onthelnya. “Mak, untuk kali ini bapak pasti menuruti kemauanku lagi, kan?” selorohku pada

emak. Bukanya menjawab, wanita yang melahirkanku itu hanya tersenyum sembari mengusap punggung tanganku. Rautnya yang tak lagi muda melembut ke arahku dan menatap mataku dalam. Jika boleh aku mengartikan memberikan tanda merah tapi tak diungkapkan. Lalu ia menggeleng pertanda tidak tahu menahu akan jawaban bapak. Aku menepis anggapan emak, mengesampingkan pemikiranya untuk tak ingin lagi peduli. Setahuku bapak sangat menyayangiku dan menginginkan aku bahagia. Aku yakin bapak menyetujui keinginanku lagi. *** Tadi pagi tanpa sepengetahuan Akram, Umi mendatangi Waluyo, tidak biasanya ia mengendap-endap lalu bicara sambil berbisik. Umi menangis tersedu dalam diam hingga Waluyo tak tahu apa yang mau dikatakan istrinya. Umi tiba-tiba bercerita mengenai arti nama anak mereka, Akram Ziyad, yang penuh makna. Umi menjelaskan nama itu diambil dari ayat suci Alquran artinya laki-laki paling mulia yang diberi keistimewaan oleh Allah. “Pak, mereka berbeda,” Setelahnya ia terdiam pada kata berbeda lalu pergi meninggalkan Waluyo untuk menyiapkan sarapan. Burung-burung berarak menuju peraduanya, siluet kuning keemasan di langit berubah menggelap. Waluyo terus memikirkan perkataan istrinya. Setelah ia menyelesaikan urusan di sawah, lakilaki berambut ikal itu langsung bergegas mengayuh sepeda berlawanan arah dari rumahnya. Setibanya di balai desa, Waluyo berhenti mengayuh dan melihat plakat pada gerbang balai desa. Pelatihan warga Desa Pakisrejo, begitulah ia dapat membaca. Berkat Divya dan Akram anaknya yang kembali dari rantau untuk kuliah. Di era modern seperti sekarang masih ada saja orang-orang buta huruf yang rentan akan penipuan. Divya yang notabene anak kepala desa memiliki peluang untuk melakukan pelatihan di kantor papanya tanpa ribet mengurus perizinan. Apalagi sebentar lagi akan ada pemilihan kepala desa baru, maka kegiatan Divya adalah prospek bagus bagi Kades Chang. Mengingat singkek itu akan mencalonkan lagi membuat desa yang katanya akan semakin sejahtera jika dia terpilih. Waluyo tidak langsung bergabung dengan yang lainya. Ia membersihkan diri lalu mengganti pakaian bersih dan sarung yang selalu ia siapkan. Selanjutnya mengambil air wudu untuk salat dahulu. Akram menyalimi Waluyo, mereka bertemu saat Akram baru menyelesaikan kewajibanya. Selanjutnya Akram membagikan buku gratis pada warga yang

mengikuti pelatihan sembari menunggu bapaknya dan Divya beribadah. Gadis bermata sipit itu menghadap penciptanya sebanyak tiga kali, saat pagi, siang, dan sore. Kali ini Waluyo tidak terfokus pada pelatihan yang diberikan anaknya. Gelagat Akram pada Divya membuat Waluyo merasakan reruntuhan tebing yang terhantam tsunami dengan keras. Ingatanya kembali memutar pada perkataan istrinya pagi tadi. Sesak tiba-tiba datang menghambat nafasnya untuk bernafas normal. Wajahnya berubah merah padam menahan amarah yang sudah lama tak keluar darinya. Ia ingin meledak saat itu juga tapi Waluyo paham betul mengenai etika. Diam-diam ia mengundurkan diri dari kerumunan orang dan berjalan cepat ke arah sepeda miliknya lalu pergi dari sana tanpa sepengetahuan Akram. Waluyo ingin menanyakan perihal dugaanya pada Umi. Dia bukanlah tipe orang pengekang dan otoriter. Ia hanyalah lelaki tua yang ingin menghabiskan sisa hidupnya di desa. Kaki rentanya mengayuh pedal sepeda dengan brutal sesekali terpeleset karena tak tepat menekan pedal. Hatinya uring-uringan memikirkan kebenaran perkiraanya. Bahkan Ia mengesampingkan penglihatan mata tuanya yang tidak berfungsi secara baik ketika petang tiba. Apalagi sepeda onthelnya juga tak bersahabat mengingat sudah cukup baik jika dibuang saja. Umi mendengar suara keras barang yang digeletakkan asal. Pendengaranya menangkap langkah kaki tergesa menuju pintu dengan cepat ia membukanya. Matanya melihat Waluyo terengah dengan bulir keringat membasahi kening. Nafasnya yang tidak beraturan membuat tanda tanya besar bagi Umi. Waluyo melangkah masuk ke rumah lalu mendudukkan dirinya di kursi ruang tamu dan melihatnya tajam. Umi hanya bisa menelan ludah karena tenggorokannya terasa mengering. “Kalung omkara, aku melihat dia memakainya. Apa Akram buta?” Umi berjingkat kaget, Ia baru menyadari arah pembicaraan Waluyo. Omkara yang dibicarakan suaminya adalah simbol suci agama Hindu. Umi sangat mengerti ketidaksukaan Waluyo pada Kades Chang. Karena tingkahnya yang arogan dan menjual sapi untuk orang-orang Islam dan di kurban. “Akram memang buta pak, tak tahukah bapak selama ini aku menyukai Divya lebih dari segalanya,” tiba-tiba Akram berada di tengah ketegangan orangtuanya. “Beraninya kau menantang Allah, Nak, kau ingin seperti singkek yang melawan Hyang Widhinya?” Penulis adalah alumni mahasiswa Probis Jurusan Public Relations dan Komunikasi Bisnis, Universitas Negeri Malang Tahun 39 Juli-Agustus 2017|

37


Mereka oleh Kholifatul Novita N.

Mereka menyendiri di tengah keramaian Mereka teraniaya di dalam kemerdekaan Mereka terikat di lembah kebebasan Dan, siapa mereka teman? Mereka saudara kita Namun memiliki kekurangan Bahkan ada yang tega menyebutnya kutukan Entahlah ... Mereka sama seperti kita Butuh oksigen untuk bernafas Butuh kursi untuk duduk Butuh minum saat dahaga Butuh makan saat lapar Karna sejatinya mereka memang saudara Apa yang mereka butuhkan? Mereka butuh dihargai Mereka ingin eksistensinya diakui sebagai manusia selayaknya Coba renungkan! Siapa yang ingin lahir tak sama? Terhina, terasing dari kehidupan manusia yang mengaku sempurna Sejatinya sempurna hanya milik-Nya Kita sok jadi hakim yang menghakimi mereka dengan kata diskriminasi Sejatinya, diskriminasi adalah kata yang terkutuk! Ia bagai pestisida paling mematikan di dunia. Diskriminasi adalah penindasan di era kemerdekaan Yang lebih kejam dari pembodohan Mereka tidak butuh itu, mereka hanya butuh kesetaraan Mereka butuh pemberdayaan Bukan belas kasihan. Penulis adalah mahasiswa S-1 Jurusan Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Malang

ilustrasi oleh Krisnawa Adi Baskhara

38 | Komunikasi Edisi 311


Berpegang pada kepercayaan Sang Maha Tinggi, memanjat harapan dalam dasar diri Fotografer : Rizky Andriana Fak/Jur : FE/Akutansi Lokasi : Wall MPA Jonggring Salaka, UM

Mengepal tangan di muka, bersatu dalam genggam ideologi pancasila Fotografer : Fitrah Izul Falaq Fak/Jur : FIP/Teknologi Pendidikan Lokasi : IPB International Convention Center

Berdiri tegak pada abdi janji setia, siap sedia emban tridarma mulia Fotografer : Humas UM Lokasi : Graha Cakrawala UM

Dalam luang, komunikasi sembari berkatarsis diri Fotografer : Krisnawa Adi Baskhara Fak/Jur : FS/Seni dan Desain Lokasi : Pantai Ungapan, Malang

Seluruh sivitas akademika UM dapat mengirimkan karya komik dengan tema bebas dalam bentuk soft file yang dikirim langsung ke Kantor Redaksi Majalah Komunikasi Gedung A3 Lantai III UM atau via email: komunikasi@um.ac.id selambatlambatnya tanggal 25 September 2017 disertai lokasi foto dan identitas diri (nama, fakultas, jurusan, dan nomor HP)



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.