Universitaria
3
UKDW Berpartisipasi dalam Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional 2020
T
iap tahun, pada tanggal 2 Mei, masyarakat Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional atau yang biasa disingkat dengan Hardiknas. Hari nasional yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia ini untuk memperingati hari kelahiran seorang tokoh pejuang pendidikan di Indonesia yaitu Ki Hadjar Dewantara. Oleh karena perjuangannya, Ki Hadjar Dewantara dihormati sebagai Bapak Pendidikan Nasional di Indonesia. Biasanya, Hardiknas dirayakan dengan pelaksanaan upacara bendera di berbagai sekolah dan perguruan tinggi, disertai dengan penyampaian pidato bertema pendidikan. Walaupun di tengah pandemi Covid-19, upacara Hardiknas tetap berjalan seperti biasa. Tahun ini, upacara Hardiknas dilaksanakan di lapangan Balairung Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. “Upacara tetap diadakan karena telah dilakukan persiapan secara matang sebelum ada instruksi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud) tentang arahan tidak melaksanakan upacara Hardiknas. Segala protokol kesehatan tetap dilaksanakan sejak latihan hingga pelaksanaan upacara,” ungkap E s t e r N u rh a n a K u s u m a w a t i , s e o ra n g mahasiswa Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta yang ikut berpartisipasi dalam upacara tersebut. Upacara Hardiknas dilakukan secara virtual, di mana Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., IPU., ASEAN Eng., sebagai pembina upacara bersama jajaran pimpinan universitas dan fakultas tergabung dalam aplikasi Webex dan upacara disiarkan melalui live streaming YouTube. Secara
foto:dok.Abigail
umum, jalannya upacara perayaan Hardiknas tahun ini sama seperti upacara pada beberapa tahun yang lalu, diiringi dengan pengibaran bendera merah putih, mengheningkan cipta, pembacaan Pancasila dan teks Undang-Undang Dasar Tahun 1945, serta amanat pembina upacara dengan penyampaian sambutan Mendikbud via Webex. Upacara Hardiknas dipimpin oleh Muhammad Khouirul Fadli mahasiswa Fakultas Hukum UGM dan Sitti Nurjanah mahasiswa Fakultas Geografi UGM sebagai Master of Ceremony (MC). Pembacaan UUD 1945 dilakukan oleh Abbiyyi Yahya Hakim mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya UGM. Ester ikut berpartisipasi sebagai petugas pengibar bendera merah putih, bersama Bernardius Putra Simbolon mahasiswa Fakultas Teknik UGM dan Dicky Ridho Ilahi seorang pemuda lokal. Keikutsertaan Ester sebagai satu-satunya mahasiswa UKDW yang berpartisipasi dalam upacara Hardiknas kemarin dikarenakan keikutsertaan Ester dalam Gerakan Pramuka di UGM. “Saya
sebagai salah satu anggota Gerakan Pramuka yang berpangkalan di UGM juga diberi kesempatan untuk diwawancarai, lalu dipilih menjadi petugas. Hanya saya yang dari UKDW, karena mahasiswa UKDW yang tergabung di pramuka baru saya. Petugas upacara Hardiknas tahun 2020 berasal dari Gerakan Pramuka yang berpangkalan di UGM, yang terdiri dari mahasiswa UGM, mahasiswa UKDW yang terhimpun dalam pangkalan UGM, dan pemuda lokal,” ungkapnya. Melansir berita di website resmi UGM, pada tahun ini Kemendikbud mengangkat tema “Belajar dari Covid-19”, berkaitan erat dengan situasi yang dihadapi oleh Indonesia saat ini. Berdasarkan tema tersebut, Rektor UGM telah menganggap tema ini sangat relevan karena pandemi Covid-19 merupakan sebuah situasi yang tidak terduga oleh masyarakat Indonesia dan warga dunia sehingga tidak dapat melakukan tindakan tanggap darurat secara sepenuhnya. Tapi Panut tetap mengajak para masyarakat Indonesia untuk selalu bersyukur setiap
keadaan apapun. “Marilah kita senantiasa bersyukur memperoleh kesehatan, kekuatan, dan kesempatan sehingga dapat menghadiri puncak peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2020 dalam suasana yang khidmat dan penuh rasa cinta pada tanah air, bangsa, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, walaupun saat ini kita melaksanakan upacara di tempat masingmasing dan mengikuti secara daring,”ungkapnya. Panut juga mengungkapkan bahwa saat ini Indonesia menghadapi tragedi kemanusiaan yang sangat serius. Sektor ekonomi, industri, dan pendidikan terkena dampak yang sangat besar dan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup masyarakat Indonesia. Dalam sambutannya, Panut berpesan kepada para peserta upacara Hardiknas agar tetap mematuhi himbauan untuk melakukan physical distancing dan menerapkan pola hidup yang sehat, serta terlibat dalam aksi edukasi kepada masyarakat sekitar. Panut menambahkan bahwa dengan adanya kebersamaan, persatuan, dan kesatuan seluruh elemen bangsa, ia yakin bahwa Indonesia mampu belajar bersama melalui situasi yang sulit ini dan menjadi manusia yang lebih baik dalam pembangunan bangsa yang lebih tangguh. “Mari kita terus bergandengan tangan demi kejayaan Tanah Air dalam semangat Hari Pendidikan Nasional memajukan bangsa dan negara Indonesia, belajar sepanjang hayat, melakukan inovasi tiada henti, dan meningkatkan kualitas diri untuk membangun negeri,” pungkasnya. [Abigail N. P. H.]
Pandemi Covid-19, KKN UKDW 2020 Dilaksanakan Secara Daring
P
andemi Covid-19 yang terjadi saat ini tidak menghambat Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta dalam melayani dan memberikan kontribusi pada masyarakat melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Kristen Duta Wacana, Yogyakarta (LPPM UKDW) yang akan mengadakan KKN alternatif berbasis daring telah membuka dan melaksanakan pembekalan KKN pada hari Sabtu, 16 Mei 2020. Kegiatan yang dilaksanakan melalui video conference ZOOM dan Youtube Live ini diikuti oleh 650 peserta yang terdiri dari 620 peserta KKN, dan 30 dosen serta tamu undangan. Seluruh peserta KKN dibagi menjadi 96 kelompok yang wajib memilih 1 dari 4 program KKN yang ditawarkan, yaitu Pemberdayaan Masyarakat, Kewirausahaan, Penerapan Teknologi, atau Karya Inovatif. Ketua LPPM UKDW, Dr. – Ing., Wiyatiningsih, ST., MT. menyampaikan, jika tahun sebelumnya LPPM mengadakan program KKN Reguler dan KKN Tematik luar Jawa, saat ini program KKN dijadikan satu dengan sebutan KKN UKDW 2020. “Tema
foto:dok.Penta
dari KKN UKDW 2020 ini adalah Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Teknologi, Kreativitas dan Inovasi. Program ini merupakan kombinasi dari program Pengabdian kepada Masyarakat dan Program Kreativitas Mahasiswa yang sudah ada sebelumnya,” ujar Wiyatiningsih. Dalam pelaksanaan program KKN UKDW 2020, LPPM UKDW bermitra dengan Kecamatan Sentolo dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Perlindungan Anak (DPMPPA) Kota Yogyakarta. Persiapan dan perancangan program dimulai bulan Mei 2020. Sedangkan implementasi program KKN dilaksanakan dari 1 Juli hingga 31 Juli 2020, seluruhnya dilaksanakan secara online
foto:dok.Penta
dari tempat tinggal masing-masing peserta. KKN UKDW 2020 resmi dibuka oleh Ir. Henry Feriadi, M.Sc., Ph.D selaku Rektor UKDW. Dalam sambutannya, Rektor UKDW menyampaikan agar mahasiswa selalu fokus pada pemberdayaan masyarakat, cara kita menggunakan teknologi dan juga cara kita untuk berfikir secara kreatif. “KKN ini merupakan proses dua arah. Mahasiswa nantinya akan belajar banyak hal dari masyarakat. Tentang bagaimana keuletan dan elastisitas masyarakat dalam menghadapi krisis, Tetapi melalui kegiatan KKN ini mahasiswa juga harus mampu membantu masyarakat untuk tetap produktif,” tambahnya.
Sesi pembekalan yang dimoderatori oleh ketua Dosen Pembimbing Lapangan, Yohanes Satyayoga Raniasta, S.T., M.Sc berlangsung cukup menarik dengan hadirnya beberapa pelaku usaha yang inspiratif dan kreatif. Singgih Susilo Kartono, founder dan desainer Spedagi Magno, David Y Elim, founder CV Pandanus Internusa, dan Ambar Yuda Saputra, founder Ayam GepreX Keju dan Warung Geblek Pari berpartisipasi sebagai narasumber dalam kegiatan ini. Mempertahankan usaha di tengah pandemi Covid-19 membutuhkan trik khusus. David Y. Elim mengatakan untuk tetap konsisten membuat produk baru dan aktif menawarkannya ke pelanggan. “Supaya usaha tetap berjalan baik kita harus keep in touch dengan buyers dan suppliers, membuka toko melalui marketplace online, mengatur cash flow dengan baik, melakukan efisiensi perusahaan, dan juga membuat diskon untuk menarik pelanggan,” pungkasnya. [Penta]
Centrino Mulai Rancang Mata Kuliah Kewirausahaan
C
enter of Entrepreneurship and Innovation Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta (Centrino UKDW) telah melakukan pergantian pengurus pada tengah tahun 2020. Posisi ketua yang sebelumnya diemban Laurentius Kuncoro Probo Saputra., S.T., M.Eng. (Dosen Program Studi Informatika) kini diteruskan oleh Winta T. Satwikasanti S., S.Ds., M.Sc (Dosen Program Studi Desain Produk). Posisi sekretaris yang sebelumnya diisi oleh Frista SH, SE, M.S.Ak (Dosen Program Studi Akuntansi) dilanjutkan oleh Dra. Agustini Dyah Respati, MBA (Dosen Program Studi Manajemen). Pergantian kepengurusan ini bertujuan untuk tetap menjalankan Centrino sebagai unit yang bertanggung jawab atas pengurusan pendaftaran ISBN dan HAKI untuk memfasilitasi karya cipta sivitas akademika UKDW. Selain itu, dengan kepengurusan yang baru ini Centrino memiliki
tugas baru yaitu merancang mata kuliah kewirausahaan yang akan dijalankan di setiap program studi di UKDW. Mata kuliah ini bertujuan untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan dan nantinya diharapkan dapat melahirkan calon-calon entrepreneur dari mahasiswa UKDW. Sebelumnya, Centrino sudah melakukan beberapa kegiatan yang mewadahi kreativitas mahasiswa seperti Sharing Session with CEO Sorabel, Forum Group Discussion Centrino Community, dan Seminar Nasional Riset Inovasi & HKI Desain Industri. Melalui kegiatan tersebut, mahasiswa memperoleh pengetahuan mengenai kewirausahaan dan juga diharapkan memiliki gambaran untuk mulai membuat startup. Selain itu, Centrino juga telah menjadi inkubasi bisnis sebuah startup yang didirikan oleh mahasiswa Informatika UKDW. Helipos, yang dikembangkan oleh Kevin Giovanni Evraldo, Albertus
Istora Pahala, Bryan Ramaputra Purnama, dan Setiawan ini merupakan sebuah startup software Point of Sales atau lebih dikenal dengan istilah kasir online. Kegiatan-kegiatan yang sebelumnya sudah diadakan oleh Centrino akan terus dikembangkan melalui pengurus yang baru. Centrino juga akan terus mewadahi ide kreatif mahasiswa. Namun, dikarenakan adanya ketentuan physical distancing yang diberlakukan saat ini, untuk sementara waktu pengurus dan volunteer tidak dapat datang ke kantor Centrino dan melakukan kegiatan seperti sharing session dan FGD secara langsung. Centrino te tap be rusaha me ncari cara melalui rapat online yang diadakan secara rutin oleh pengurus dan volunteer untuk membahas kegiatan-kegiatan yang bisa memfasilitasi mahasiswa dalam bidang kewirausahaan bahkan di saat terjadi pandemi seperti ini. [Denny]
foto:dok.Denny
Universitaria
4
Berbagi Kasih Persaudaraan Menyambut Idulfitri
D
alam rangka menyambut Hari Raya Idulfitri 1441 Hijriyah, di tahun 2020 ini unit Pendeta Universitas (PU) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta bekerja sama dengan unit Pusat Kerohanian Kampus (PKK) UKDW meneruskan tradisi tahunan mereka dengan membagikan paket bingkisan Lebaran kepada semua karyawan Muslim yang ada dan bekerja di lingkungan UKDW. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pembagian bingkisan Lebaran tahun ini dilakukan dengan mengikuti aturan dan anjuran pemerintah berkaitan dengan langkah-langkah penanggulangan penyebaran COVID-19. Rektorat UKDW juga menganjurkan untuk meniadakan segala jenis kegiatan yang bisa menimbulkan kerumunan orang banyak. Oleh karena itu pelaksanaan pembagian bingkisan ini dilakukan secara bertahap selama 4 hari, yakni tanggal 15 dan tanggal 18-20 Mei 2020 di Gedung Atrium Didaktos UKDW. Mereka diundang untuk datang mengambil bingkisan Lebaran secara bertahap, tidak membuat kerumunan, tetap menjaga jarak, dan setelah menerima bingkisan mereka diharapkan untuk meninggalkan Gedung Atrium Didaktos sesegera mungkin. Tradisi pembagian bingkisan Lebaran ini sendiri sebenarnya telah berjalan sejak tahun 2017. Saat itu pihak unit Pendeta Universitas membuat rincian data para pegawai kampus UKDW berdasarkan agama yang dianut. Didapatkan data sekitar 17 pegawai tetap
UKDW yang beragama Islam dan 86 orang tenaga cleaning service, juru parkir dan tukang taman yang beragama Islam. Jumlah ini ditambah karyawan Koperasi dan pekerja renovasi gedung sekitar 5 orang sehingga totalnya ada 108 orang karyawan UKDW yang beragama Islam. Hampir bisa dipastikan bahwa dalam setiap kegiatan retret karyawan kampus yang dipersiapkan menurut tradisi kristiani, para karyawan Muslim ini tidak pernah mengikutinya. Semangat pluralitas yang diemban dan dihayati oleh UKDW memberikan tantangan tersendiri kepada unit PU dan PKK untuk merancang program pengembangan spiritualitas bagi karyawan Muslim di UKDW. Pilihan yang tersedia adalah acara kerohanian Muslim yang diselenggarakan di setiap bulan Ramadhan. Acara kerohanian ini bentuknya adalah penguatan spiritualitas dengan mengundang seorang Ustadz sebagai penceramah. Acara ini biasanya diadakan seminggu sebelum Hari Raya Idulfitri. Tema yang disampaikan dalam acara kerohanian Muslim ini seiring sejalan dengan nilai-nilai kedutawacanaan yang menjadi dasar bagi pelayanan unit Pendeta Universitas UKDW. Acaranya dikemas dalam “Tausiah dan Buka Bersama” yang dilanjutkan dengan sholat Maghrib berjamaah di Kapel Bawah (yang sekarang berubah nama menjadi ‘prayer rooms’). Kegiatan ini mendapat dukungan dari pihak Wakil Rektor IV dan Yayasan, sebagai bentuk
perhatian Universitas terhadap kinerja mereka maka sekaligus dalam rangka Idulfitri diberikan bingkisan berupa sembako. Dengan demikian, tradisi yang diakhiri dengan memberikan sembako kepada karyawan Muslim di UKDW ini lebih dilihat sebagai bagian dari program Pengembangan Spiritualitas Karyawan Muslim di UKDW. Sampai dengan tahun 2020 program ini sudah berjalan 4 kali di setiap Ramadhan, dengan jumlah penerima bingkisan yang mengalami pertambahan setiap tahunnya (2017 sebanyak 98 karyawan, 2018 sebanyak 120 karyawan, 2019 sebanyak 130 karyawan, dan tahun 2020 sebanyak 146 karyawan). Penambahan jumlah penerima bingkisan ini tergantung pada jumlah pekerja yang direkrut melalui perusahaan outsourcing. Di tahun 2020 ini pembagian bingkisan Lebaran kembali diberikan kepada para karyawan Muslim yang bekerja di UKDW, baik yang berstatus pegawai tetap maupun yang kontrak, karyawan outsourcing dari CV. GEMILANG dan CV. ASRI, serta para karyawan asrama yang Muslim baik yang bekerja di Asrama Teologi di Seturan maupun di Asrama Omah Babadan. Pembagian bingkisan Lebaran ini merupakan bentuk perhatian UKDW terhadap kinerja karyawan Muslim di UKDW, sekaligus dalam rangka membangun budaya kampus merdeka di UKDW, yaitu budaya yang menghormati dan menghargai, serta memahami perbedaan iman dan menerimanya sebagai bagian keluarga besar
UKDW yang pada hakikatnya memang majemuk. Semangat yang mendasari UKDW mengadakan pembagian bingkisan Lebaran ini yaitu ingin menghargai keberagaman pilihan spiritualitas dan keber-agama-an setiap anggota keluarga besar UKDW. Di samping itu semangat mengembangkan budaya kampus merdeka yang menghargai kemajemukan (pluralitas), sebagaimana dituangkan dalam 4 (empat) nilai-nilai kedutawacanaan (Obedience, Integrity, Excellence, Service). Di atas semua itu semangat melayani berdasarkan kasih, di dunia yang majemuk, sebagaimana yang diidealkan UKDW memang sudah pada tempatnya jika dimulai dari dalam kampus UKDW sendiri. Galuh, salah seorang tenaga security di UKDW menuturkan bahwa dia masih belum lama bekerja di UKDW sebagai tenaga security dari CV Gemilang. Dia menyampaikan ungkapan terima kasihnya karena PKK UKDW berkenan menyelenggarakan acara pembagian bingkisan Lebaran. Bingkisan ini dinilainya sangat bermanfaat. Sebagai seorang Muslimah, Galuh juga merasa senang bekerja di UKDW karena dia merasa diterima oleh semua rekan kerja. Melalui acara pembagian bingkisan Lebaran, Galuh merasa senang karena dapat mempererat tali kekeluargaan dan silaturahmi dengan karyawan UKDW lainnya. [Adham]
HMPSM UKDW Berbagi Berkat
H
impunan Mahasiswa Program Studi Manajemen (HMPSM) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta bekerja sama dengan Komunitas Kerja Nyata Jogja (KKN) melakukan kegiatan Bagi Bagi Berkat (BBB) pada hari Sabtu tanggal 25 April 2020 kemarin. HMPSM dan KKN melakukan pembagian makanan kepada tukang becak, pemulung, dan masyarakat yang kurang mampu di perempatan Jl. Letkol Subadri dan di pasar Beringharjo Yogyakarta. HMPSM dan KKN melakukan aksi ini untuk membantu masyarakat yang kurang mampu dalam menjalankan ibadah puasa di masa pandemi COVID-19 saat ini. HMPSM juga berkolaborasi dengan Alumni Fakultas Ekonomi UKDW Lintas Angkatan dan masih menggandeng KKN Jogja untuk kembali melakukan aksi sosial kepada masyarakat dan mahasiswa seYogyakarta. BBB ini merupakan kegiatan BBB yang kedua kalinya dilakukan oleh HMPSM. Pada hari Selasa tanggal 5 Mei 2020 bertempat di teras gedung Agape UKDW
foto:dok.Bilgan
foto:dok.Bilgan
foto:dok.Bilgan
foto:dok.Bilgan
Yogyakarta, dilaksanakan pembagian sembako untuk mahasiswa rantau di Yogyakarta yang tidak bisa pulang ke kampung halamannya. Selain pembagian sembako ke mahasiswa rantau di Yogyakarta, pembagian juga dilakukan ke masyarakat yang tidak mampu di Yogyakarta di sekitar lingkungan UKDW. Sebelumnya HMPSM, Alumni FE UKDW, dan KKN melakukan survei atau pendataan masyarakat yang layak mendapatkan bantuan sembako. Pendataan atau survei masyarakat dilakukan satu minggu sebelum dilakukannya aksi ini. Selanjutnya, HMPSM akan berusaha untuk dapat melakukan aksi sosial kepada masyarakat sebagai bentuk kepedulian mahasiswa UKDW terhadap masyarakat Yogyakarta sesuai dengan nilai-nilai Duta Wacana dan dapat membangun relasi Lembaga Kemahasiswaan UKDW dengan komunitas-komunitas di Yogyakarta dan masyarakat Yogyakarta. “WORK HARD, GREAT RESULT”. [Bilgan]
Perayaan Paskah di Asrama Mahasiswa UKDW-Omah Babadan
M
ewabahnya virus Corona atau COVID-19 berakibat pada diterapkannya aturan physical distancing yang membuat semua orang harus menjaga jarak dengan orang lain sampai penerapan sistem lockdown di beberapa negara membuat perayaan Paskah kali ini terasa berbeda dengan hari raya Paskah sebelumnya bagi seluruh umat Kristen di belahan dunia khususnya bagi para mahasiswa Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta yang tinggal di asrama mahasiswa UKDW Omah Babadan. Para mahasiswa tersebut merupakan penerima beasiswa Bidikmisi dan Talenta UKDW yang memilih melakukan selfquarantine di asrama dan tidak pulang ke daerah asalnya. Steven Singging Setiawan, seorang mahasiswa program studi Sistem Informasi (SI) penerima beasiswa Bidikmisi bercerita “Banyak teman-teman yang memilih pulang tapi saya tidak. Saya takut dalam perjalan pulang, saya terpapar virus sehingga malah membawanya ke keluarga saya. Selain itu, saya merasa aman di sini. Saya juga bisa mengakses wifi gratis selama perkuliahan jarak jauh (PJJ) ini. Di sini, saya tidak akan bosan selama karantina ini karena punya banyak teman”. Rangkaian Paskah dirayakan dalam 2 (dua) hari berturut-turut. Dimulai dengan Sabtu Sunyi pada 11 April 2020 malam dan berlanjut dengan Minggu Paskah pada 12 April 2020 dini hari. Perayaan Sabtu Sunyi
sendiri terdiri dari puji-pujian, membakar lilin berbentuk salib, dan juga doa kelompok. Seperti Sabtu Sunyi pada umumnya setelah kegiatan doa selesai, para mahasiswa diberikan kesempatan untuk bermeditasi atau untuk merenungkan Sabtu Sunyi di tempat ibadah yang sudah disediakan atau kembali ke kamar untuk renungan pribadi. Adham Khrisna Satria, MA. selaku mentor mahasiswa di asrama UKDW-Omah Babadan, mengatakan bahwa seluruh rangkaian perayaan Paskah ini adalah bentuk wujud nyata dari salah satu nilai kedutawacanaan yaitu Obedience to God dengan merayakan hari keagamaan bersama dengan mahasiswa Omah Babadan. Menurutnya karena COVID-19 ini, perayaan tidak bisa dilakukan dengan besar-besaran tetapi esensi dari Paskah itu haruslah bisa direnungkan bersama, menghayati kesengsaraan Kristus dan juga menemukan inspirasi dari kebangkitan-Nya. Menurut Adham, banyak nilai dan pelajaran yang bisa diambil dari Paskah kali ini “Banyak hal yang bisa diambil dari Paskah tahun ini. Yang pertama keprihatinan. Kita diminta untuk memaknai kesengsaraan Kristus dengan keadaan kita sekarang ini, dengan tetap positif walaupun kita tidak bisa kemanamana, tidak bisa merayakan Paskah secara besar-besaran, tetapi kita masih bisa untuk merayakan sesuatu dari kesederhanaan yang kita punya dan mindset ini yang mau ditularkan kepada teman-teman di asrama
Omah Babadan. Kemudian nilai yang paling penting adalah sikap solider dengan korban Covid 19 dan juga solider terhadap masyarakat sekitar asrama dalam menjaga ketenangan, tidak membuat suatu perkumpulan. Lalu nilai yang lain adalah persaudaraan. Semua yang ada di asrama mengambil bagian dalam pelaksanaan perayaan paskah, turut berpartisipasi, mengorbankan tenaga, waktu dan juga melakukan tugas-tugas yang dibebankan”. Adham menambahkan bahwa Sabtu Sunyi kali ini sangat berkesan dan menyentuh hati. Pada malam itu, suasana asrama mahasiswa Omah Babadan teduh dan hening. Pada pukul 04:00 WIB dini hari, semua mahasiswa kembali untuk merayakan Minggu Paskah. Kobaran api unggun persis berada di tengah mereka yang duduk melingkar sembari menghangatkan tubuh yang dingin di pagi itu. Ibadah dimulai pada pukul 05:00 WIB dini hari yang terdiri dari nyanyian puji-pujian, p e mb e ri t aan f irman Tu han, d an ju g a pembakaran permohonan yang telah ditulis para mahasiswa pada sepotong kertas. Ibadah Paskah kemudian berakhir dengan jamuan kasih dan juga diadakan game seperti werewolf, ada pula nasi tumpeng berbentuk goa dengan pintu yang terbuka, melambangkan kubur Yesus yang sudah terbuka pertanda Ia sudah bangkit dari dunia orang mati, yang menjadi menu makan siang. Santapan makan siang itu sebagai penutup seluruh rangkaian perayaan Paskah di asrama
foto:dok.Rama
mahasiswa UKDW-Omah Babadan. Veronika Verasita Melani, mahasiswi program studi Sistem Informasi, penerima beasiswa Bidikmisi yang juga mengatakan bahwa perayaan Paskah kali ini meninggalkan kesan manis baginya. “Acara Paskah bersama di Omah Babadan meninggalkan kesan manis bagi saya. Mulai dari kepanitiaan kecil yang dibentuk dan pesertanya yang berasal dari kita sendiri sehingga dapat mempererat tali persaudaraan diantara kita. Walaupun jauh dari keluarga kita, tapi keluarga kecil ini memberikan perasaan hangat dan nyaman hingga rasanya perayaan paskah kali ini tetap bisa bersama keluarga”. Ia juga berharap semoga dengan pengalaman ini, mereka bisa menghargai kebersamaan dan kesederhanaan lewat hal-hal kecil. [Rama]
Program Studi
5
Fakultas Arsitektur dan Desain UKDW Rayakan HUT ke-10 via Online
A
danya pandemi COVID-19 saat ini mengharuskan seluruh kegiatan offline di Universitas Kristen Duta digantikan dengan kegiatan online untuk memaksimalkan himbauan social distancing. Oleh karena itu, perayaan hari ulang tahun (HUT) Fakultas Arsitektur dan Desain (FAD) UKDW kali ini pun dilakukan via online (video conference). Perayaan HUT ke-10 FAD UKDW merupakan perayaan keempat program studi (Prodi) yang bernaung di dalamnya yakni Prodi Arsitektur yang berusia 35 tahun, Prodi Desain Produk yang berusia 15 tahun, Prodi Magister Arsitektur yang berusia 5 tahun, dan Program Profesi Arsitek (PPAr) yang berusia 2 tahun. Acara yang diadakan pada hari Sabtu, 10 Mei 2020 ini diikuti oleh Rektor UKDW, dosen, karyawan, mahasiswa, dan alumni FAD. Rangkaian acara diawali dengan ibadah pengucapan syukur, pemotongan tumpeng, pemberian sertifikat kepada PPA dan laboran, kemudian diakhiri dengan pembagian doorprize lewat kuis-kuis jenaka untuk memeriahkan suasana. Ibadah ucapan syukur dengan tema “Membangun Semangat Kebersamaan sebagai Keluarga” dipimpin oleh Pdt. Nani
foto:dok.FS
Minarni, S.Si., M.Hum selaku Pendeta Universitas. Dalam renungan dan refleksi ibadah disampaikan bahwa perbedaan akan selalu ada dalam sebuah keluarga, tetapi sekali keluarga tetaplah keluarga. “Perayaan HUT FAD ini diharapkan mampu membentuk rasa solidaritas yang semakin kuat, lebih memiliki semangat cinta kasih kekeluargaan sehingga FAD dapat terus berperan nyata dalam masyarakat dan berkontribusi dalam pelayanannya bagi bangsa dan negara,” ungkap Ferdy Sabono,
S.T., M.Sc. selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama FAD UKDW. Selain itu diadakan pula beberapa rangkaian acara HUT FAD seperti Sambung Rasa Bersama Alumni dari Prodi S1 Arsitektur UKDW dan Magister Arsitektur UKDW pada hari Jumat, 8 Mei 2020. Alumni yang menjadi pembicara antara lain Cornelis F. Sarata.,S.T. yang saat ini menjabat sebagai Anggota DPRD Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur dan Yoseph Liem, S.T.,M.Ars. yang saat ini
foto:dok.FS
menjabat sebagai Wakil Rektor II Universitas Citra Bangsa (UCB) Kupang. Sementara itu pada hari Sabtu, 9 Mei 2020 dalam acara Sambung Rasa Prodi Desain Produk UKDW alumni yang diundang sebagai pembicara adalah Jefry.,S.Ds. yang saat ini menjabat sebagai Brand Officer Konimex (Sobisco) dan Syilvia M. Pelamonia, S.Ds. selaku Instruktur Furniture Balai Diklat Industri Yogyakarta Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. [FS]
Perayaan 35 Tahun Fakultas Bisnis UKDW Dibatalkan
P
ada tahun ini, Fakultas Bisnis (FBis) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta genap berusia 35 tahun. FBis yang berdiri pada tanggal 2 Mei 1985 ini memiliki tiga program studi diantaranya Manajemen, Akuntansi, dan Magister Manajemen. Akibat pandemi COVID-19 yang melanda dunia, pada tahun ini FBis tidak dapat merayakan Dies Natalisnya seperti tahun-tahun sebelumnya. Dies Natalis FBis biasanya dilaksanakan dengan rangkaian seminar-seminar serta pelatihan untuk sivitas akademika FBis serta acara seremonial sebagai penutup yang dilaksanakan pada tanggal 2 Mei setiap tahunnya. Rencana penunjukan dan penugasan kepanitiaan sudah dilakukan dan dirapatkan oleh jajaran Dekanat FBis, namun Surat Keputusan (SK) belum ada dikarenakan
adanya pandemi COVID-19. “Surat Keputusannya belum ada, tapi sudah ada pandangan rangkaian acaranya”, kata Drs. Purnawan Hardiyanto, M.Ec.Dev yang ditunjuk sebagai Ketua Panitia Dies Natalis FBis ke 35 tahun. Rangkaian acara Dies Natalis yang sudah dikonsep bersama panitia terpaksa harus dibatalkan, tidak hanya Dies Natalis FBis saja namun acara Dies Natalis Fakultas lain di UKDW pun ikut terdampak. Purnawan Hardiyanto menyampaikan bahwa segala macam persiapan untuk berbagai macam acara sudah sangat matang, salah satunya yaitu acara Konferensi Internasional yang bekerja sama dengan Presbyterian Church (PC) USA yang dikoordinir oleh Farsijana Adeney-Risakota, S.Th., M.Si., Ph.D dan Dr. Andreas Ari Sukoco, MM., M.Min. Peserta dan pembicara dari dalam maupun luar negeri sudah
mendaftarkan diri dan mengkonfirmasi akan hadir dalam konferensi tersebut, namun karena adanya pandemi COVID-19, acara tersebut ditunda dan belum tahu kapan akan dilaksanakan. “Tidak hanya konferensi internasional, kami juga sudah merencanakan untuk mengadakan seminar tingkat nasional berbasis online dengan menggunakan aplikasi Zoom atau semacamnya. Masih dibicarakan, rencana bulan Juni namun untuk tanggalnya belum ditentukan”, jelas Purnawan. Selain Dies Natalis FBis yang terdampak COVID-19, kegiatan perkuliahan program S1 dan S2 FBis ikut terkena imbasnya. Kegiatan perkuliahan yang biasanya dilakukan dengan tatap muka kini menjadi perkuliahan daring dengan menggunakan berbagai macam aplikasi. Tidak hanya dalam hal perkuliahan secara daring, hampir semua aspek
diwajibkan menggunakan sistem daring dari rapat Dekanat hingga Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Program Magister Manajemen (MM). MM UKDW melakukan penerimaan mahasiswa secara daring, dari pengumpulan berkas hingga tes wawancara. Tes wawancara MM UKDW dipimpin langsung oleh Ketua Program MM yaitu Dr. Singgih Santoso, MM. Berbagi pengetahuan juga dilakukan oleh dosen-dosen FBis secara daring, contohnya yang dilakukan oleh Frista, SH., SE., M.S.Ak dalam memberikan Pengajaran Daring di SMP dan SMA Sint Carolus Bengkulu mengenai Perpajakan. Walaupun Dies Natalis FBis batal dilaksanakan namun segenap sivitas akademika tetap menyambut dengan gembira Dies Natalis Fakultas Bisnis yang ke-35 dalam kesederhanaan di tengah pandemi COVID-19. [Firman]
Webinar Kriptografi Bersama PrivyID
P
andemi COVID-19 memaksa berbagai perusahaan dan instansi untuk mengubah strategi tentang jam dan lingkungan kerja. Dengan adanya himbauan untuk Work from Home (WFH) dan Study from Home (SFH), maka penting bagi semua institusi untuk memanfaatkan platform digital dalam melakukan aktivitas seharihari. Salah satu masalah yang muncul dengan adanya situasi semacam ini adalah memastikan keabsahan sebuah dokumen yang pada umumnya ditandai dengan sebuah tanda tangan pimpinan atau cap perusahaan. Menggunakan hasil scan dari sebuah tanda tangan sangat rawan untuk disalahgunakan dan juga rentan untuk dimodifikasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu, diperlukan sebuah penerapan bidang ilmu kriptografi dalam bentuk tanda tangan digital yang mampu memastikan keabsahan dan juga integritas dari dokumen.
foto:dok.Willy
Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Duta Wacana (FTI UKDW) bekerja sama dengan PrivyID, perusahaan yang bergerak di bidang digital signature pada dokumen elektronik mengadakan webinar tentang kriptografi dan penerapannya. Mengundang Krishna Chandra, Chief Information Officer PrivyID s e b ag ai naras u mbe r, ac ara i ni d i s e lenggarakan pada hari Rabu, 27 Mei 2020 pukul 15.30 – 17.00 WIB melalui Google Meet. Webinar diikuti oleh sekitar 90 mahasiswa FTI UKDW. Krishna menjelaskan konsep umum kriptografi, termasuk symmetric /asymmetric-key cryptography, hash functions, dan teknologi lain yang diterapkan pada produk-produk PrivyID. Di akhir sesi, pihak Human Resource PrivyID juga menyampaikan informasi bagi mahasiswa FTI UKDW yang tertarik mengikuti program magang di PrivyID. [FTI/Willy]
SELAMAT KEPADA
FERDY SABONO DOSEN PRODI ARSITEKTUR
sebagai pemenang pemenang Lomba Lomba Logogram Logogram UKDW UKDW sebagai
Prodi PBI
6
How I, as a Pre-service Teacher, Learn to Make a Lesson Plan
D
esigning a lesson plan will always be a challenging thing to do especially when I had to relate some theories that I have learned from the Classroom Management class. I used to make a lesson plan with activities that are interesting and fun to do in the classroom. However, now I have to make sure that the stages of the activities should scaffold and match with students’ zone of proximal development. In the process of designing the lesson plan, I was thinking about those theories yet I made no clarification for the appropriateness of the implementation. Once I finished making the lesson plan, I looked back on the theories of scaffolding by Vygotsky and other theories such as Kounin’s, Piaget’s, and Wright’s theories. First, when I reviewed Vygotsky’s scaffolding theory, I tried to identify the stages of the activities that I have designed. I tried to find which activities can be identified as the stages in scaffolding theory. When some stages were missing from an activity, I tried to revise it. After that, I check again whether or not the activity has been scaffolded. Next, I reviewed some other theories.
When I read Piaget’s preoperational period of cognitive theory, I remembered one of the stages in my lesson plan which is 2, 3, and 4 stages in pre-task. In those stages, students are watching the poster presentation from the teacher but not thinking about it deeply just yet. This activity matches with Piaget’s preoperational period in which the students look at some symbols or example but do not use the cognitive operation yet. When I reviewed Wright’s theory about managing engagement, I found that the activity in my lesson plan matched with this theory. In managing engagement theory, the roles of the teacher and the activity are to break down the barrier, create the learning atmosphere, and many others. This role also matches with the “side purpose” of the activity. Finally, in designing this lesson plan I was also inspired by the classroom management done by the lecturer in ICE classes. In those classes, they can warmly interact with the students and manage the class and all the teaching-learning process occurring in the classroom. [Eunike Putri C.] foto:Scaffolding Strategies for ELLs by Bernice Moro, Ph.D.
Applying Classroom Management Theories
C
lassroom Management is one of the courses I take this semester. Generally, this course equips us to be an effective pre-service teacher as well as the real teacher in the future. Hence, it provides us with a bunch of classroom management theories from several experts. Vygotsky's theory, scaffolding, was one of the theories I have learned in the classroom management class. It is also one of my favorite theories as well as the most frequent theory I applied for managing classrooms. I applied scaffolding theory in designing my lesson plan since to me personally, it is really useful for the teacher as well as for the students. By applying scaffolding theory, the work will be easier for the teachers and the
learning will be easier for the students. Moreover, since in this semester we are having most courses that equip us with skills to be a teacher, we have more opportunities to practice teaching. For instance, in Teaching English for Academic Purposes class, we had to teach an ESP class at UKDW and my group chose to teach English for Information System students. Before teaching the class, we had to meet the lecturer of that class and designed a lesson plan. In designing our lesson plan, we applied the scaffolding theory as we tried to build the students' comprehension by using our tool. Besides the scaffolding theories, the theory of Jones, the two-step model about input and output was also applied. Since I am also a student, I put
myself on the students' shoes when I teach. I realized that students have a habit of forgetting what they have learned, thus, having a two-step model is a good idea as what Jones has stated. It can keep the students' comprehension as well as their productive time. Moreover, the theory of classroom management from Harry Wong was also included in most of the strategies that we used. Wong stated that the opening of the class is the most crucial part to get the students' interest in learning. Thus, I usually design an interesting activity as a starter. According to Wong, the teacher plays a major role in classroom management, and what he/she does determines the success of the class. Therefore, in teaching, I often try my best to
follow Wong's theory like making eye contact with the students, give the students compliments when they can do the tasks well, etc. Relating to the classroom management theories with my learning experience when I was in high school, unfortunately, my past teachers did not apply the theories, thus, most of the learning process failed. One of the examples was giving the students a bunch of input without presenting any opportunity to practice what he/ she has taught. They did not let us learn by doing, instead, they let us study by remembering which is probably not good for the students if we see this phenomenon from Jones' point of view. [Ruth Eliana F.]
Reflection for My Future Teaching
I
n future, whether it is the near or distant future, I think there will be some aspects of my experiences and also some theories from the Classroom Management class that I could apply. Based on my own experiences of observing various classes and also teaching English for Information System class, I could say that teaching is not as easy as it looks like when I did the observation. Even though I already got some theories related to teaching from the previous semesters, in reality, the theories are really hard to implement.
Yet, in my future teaching, I would have more preparation in order to have a scaffolding class. Scaffolding theory itself comes from Vigotsky. In this theory, students’ cognitive development matters. There are six stages of scaffolding in Vigotsky’s theory that need to be taken into account by the teacher to build students’ understanding and have a good flow of teaching. Therefore, Vigotsky’s theory becomes an important thing to consider when I want to teach my class in the future. Moreover, Vigotsky’s theory also
suggests that teachers should not only focus on the goal of the lesson but also help the students to reach that goal by having the stepby-step cognitive development so they can follow the pace, grasp the knowledge and reach the goal at the same time. Other than including the theories in my future teaching, having more experience in the teaching itself is also important. The teaching would give a sensation about dealing with the unexpected situation and force the teacher to think fast to find the solution as well as have
control over the class. It is important to have in mind that, although most trends in teaching now are more student-centered, yet it does not mean that the role of the teacher is no longer needed. The teacher’s role is still very important in the classroom to control and guide the students. So, to prepare myself for my future teaching, I also need to recognize and understand my role as a teacher in the classroom. [Leonardho Jackly]
Learning New Things as a Pre-Service Teacher
B
eing a teacher is not easy. There are so many challenges that must be faced, especially environmental challenges, namely the state of students and class conditions. Joining the Classroom Management (CM) class is a pride for me. I learned a lot of things from this CM class. Even though I only spent half a semester in this class, but there were so many new things I learned. In this class, I learned how to manage classes during teaching and learning activities, and also, I learned about the scaffolding theory that was presented by
several experts. One of the scaffolding theories that I like is Vygotsky's. During this half-semester, I have observed classes twice. The first is at Tumbuh Elementary School, and the second is Budi Utama High School. From these two observations, I learned that managing a class with different types of students to make it more conducive is not easy. From both observations, I learned that as a future teacher, classroom management as well as applying scaffolding theories in learning activities are very important for creating conducive and good classes. In the
Technology for Language Learning (TLL) and Teaching English for Academic Purposes (TEAP) courses, there is an assignment to create lesson plans. Even in TEAP class, there was an opportunity to teach the English for Architecture class, but due to the circumstances, I did not have the chance to teach even though teaching was a golden thing for me. When making the lesson plan, I tried to apply the scaffolding theories learned in the CM class. I thought of any class activities that include scaffolding theories. This class also really helped me do other
VISION To be a distinctive and trustworthy Christian university that delivers a new breed of professionals for the pluralistic world based on love
MISSION Implementing education and contextual teaching based on Duta Wacana values Conducting studies in favor of humanity Conducting participatory community development programs Developing a distinctive and competitive institution Developing an academic community who embodies Duta Wacana values
course assignments because I had additional knowledge. My dream is to run my own English course with myself as the teacher. Of course, after I get a lot of knowledge from this class, I will apply it, especially in applying learning activities using scaffolding theories. By doing so, I will make learning activities in my class different but still conducive. Hopefully, in one and a half semesters in the future, I can get more knowledge in this class and implement it in my teaching. [Kezia Marcellova G.]
Pusat Pelatihan Bahasa Mengasah Keterampilan 4C Dalam Masa Transisi Menuju "The New Normal�
S
udah dua bulan lebih kita melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) karena pandemi COVID-19 yang masih berlangsung dan sampai saat artikel ini ditulis, belum ada kabar kapan pembelajaran akan kembali berlangsung normal, dimana dosen dan mahasiswa bertemu di kampus untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas dan melakukan aktivitas lain seperti praktikum, bimbingan, dan bekerja di studio. Mengacu pada pernyataan Presiden Joko Widodo yang disampaikan beberapa hari yang lalu di Istana Merdeka Jakarta, kita tahu bahwa pemerintah terus bekerja untuk mengatasi kondisi sulit ini dan mengatur supaya kehidupan masyarakat Indonesia dapat kembali normal dengan mempertimbangkan perkembangan di lapangan mengenai pandemi COVID-19. Yang menarik perhatian saya adalah tentang "The New Normal" atau kondisi tatanan kehidupan baru yang mau tidak mau harus dihadapi oleh masyarakat di tengah pandemi COVID-19 dimana masyarakat harus bersiap siaga untuk hidup normal dalam kondisi normal yang berbeda. Hal ini juga berkaitan dengan pernyataan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto atau yang akrab dipanggil Yuri. Dalam konferensi pers di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada hari Senin, 18 Mei 2020, Yuri menyampaikan bahwa saat ini kesadaran masyarakat untuk melakukan perubahan dan melakukan pola hidup sehat semakin tinggi seiring dengan meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap penyakit COVID-19 ini. Dengan demikian, meskipun kondisi sekarang adalah masa-masa sulit bagi banyak orang akan tetapi masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan supaya tidak tertular COVID-19 dengan mengikuti anjuran pemerintah dan melakukan protokol kesehatan. Sebagai sivitas akademika, kita juga dituntut untuk tetap produktif selama pandemi. Tumpukan tugas dan padatnya kuliah online selama PJJ tidak dapat dihindari namun kita juga harus segera mempersiapkan diri untuk memulai
foto:freepik.com/premium-vector
foto:freepik.com/premium-vector
foto:freepik.com/premium-vector
foto:freepik.com/premium-vector
kehidupan "The New Normal". Salah satu hal yang bisa kita lakukan untuk mempersiapkan diri adalah dengan mengasah keterampilan 4C yaitu: 1. Critical Thinking dan Problem Solving Kita dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan memecahkan masalah dengan keterampilan kita untuk memahami dan menganalisa informasi kemudian menghubungkan informasi dengan fakta yang ada supaya kita dapat menemukan solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah yang kita hadapi dalam menjalani masa transisi ini. Contohnya ketika tuntutan ekonomi makin tinggi, semakin banyak orang yang mencoba peruntungannya dengan berwirausaha dan memanfaatkan jejaring yang dimiliki sebagai pangsa pasarnya. 2. Creativity dan Innovation Tuntutan ekonomi juga dapat membuat orang untuk lebih gigih dalam mencari kesempatan dan meningkatkan kreativitas dalam mengembangkan ide-ide baru untuk menciptakan inovasi. Inovasi
teknologi misalnya, sekarang kita bisa dengan mudah memilih platform mana yang akan kita gunakan untuk teleconference/kelas online. Saat ini mudah sekali untuk memilih teknologi atau aplikasi apa yang bisa kita pakai untuk membuat bisnis kita semakin berkembang. Inovasi dalam bidang kuliner juga semakin berkembang. Anda tidak perlu punya restoran untuk dapat memulai bisnis. Masakan hasil kreativitas anda dapat dijual dengan memanfaatkan platform sosial media yang sebelumnya hanya berisi foto-foto selďŹ e. Dengan demikian saat ini media sosial dapat lebih dimaksimalkan fungsi dan manfaatnya. 3. Collaboration Sekarang sudah bukan jamannya kompetisi, tapi kolaborasi. Kita harus mampu bersinergi, berbagi tanggung jawab, mengapresiasi pekerjaan orang lain, dan berempati untuk meningkatkan produktivitas. Kemampuan beradaptasi dengan cepat juga dilatih di sini. Kolaborasi akan membantu kita untuk menggali potensi dan
keunggulan kita serta melatih eksibilitas kita untuk meningkatkan standar pencapaian dan meraih tujuan bersama. Misalnya ketika anda punya bisnis produk segar, kerjasama dengan teman yang memiliki sarana transportasi akan memudahkan anda untuk mengirimkan produk tersebut ke konsumen dengan mengikuti protokol kesehatan dan ajakan #stayathome atau di rumah saja. 4. Communication Keterampilan untuk mampu menyampaikan informasi dengan tepat secara virtual atau tanpa komunikasi secara langsung membutuhkan teknik komunikasi efektif supaya tidak menimbulkan kesalahpahaman. Ketika berkomunikasi secara virtual melalui chat misalnya, kita tidak bisa melihat bahasa tubuh dan ekspresi wajah lawan bicara sehingga kita harus memastikan bahwa dalam berkomunikasi informasi yang kita sampaikan jelas dan terperinci supaya tidak ada salah persepsi. Berikut beberapa teknik yang bisa anda lakukan: a. Pastikan ide disampaikan secara utuh dan tidak bermakna ganda dengan ucapan jelas, tegas, dan tidak berbelit-belit. b. Sampaikan informasi umum sebelum menyampaikan detail informasi c. Gunakan bahasa yang sopan d. Hindari candaan yang sensitif e. Apabila diperlukan untuk memastikan informasi yang disampaikan telah diterima dan dimengerti dengan baik, anda dapat bertanya atau meminta informasi tersebut diulangi kembali. "Life is a series of natural and spontaneous changes. Don't resist them; that only creates sorrow. Let reality be reality. Let things ow naturally forward in whatever way they like". Kutipan dari Lao Tzu ini sangatlah relevan dengan apa yang kita alami saat ini. Mari kobarkan semangat dan terus mengembangkan potensi serta keterampilan yang kita miliki untuk menyiapkan diri menghadapi "The New Normal". Stay safe, stay healthy, and stay happy. (ar)
Berkawan dengan Pandemi COVID-19 melalui Penerapan Online Learning
D
ua bulan sudah pembelajaran jarak jauh dilakukan. Seluruh sivitas Akademika Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta sudah mulai bisa beradaptasi dengan segala tantangan yang ada. Tantangantantangan ini tidak hanya dirasakan oleh mahasiswa, tetapi juga oleh dosen pada umumnya. Ada beberapa hal yang menjadi catatan dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh ini. Yang pertama berkaitan dengan materi pembelajaran. Selama ini UKDW sudah menerapkan online learning dalam proses pembelajaran sehari-hari, dalam bentuk blended learning. Namun, dikarenakan oleh adanya pandemi ini, proses pembelajaran yang harus dilaksanakan adalah distance learning atau pembelajaran jarak jauh. Perubahan yang mendadak ini tentunya membutuhkan ketangkasan para dosen untuk bisa mengubah atau memodiďŹ kasi materi pembelajaran tatap muka termasuk tugas-tugas dan evaluasi. Oleh karena itu, kemampuan dosen dalam mempresentasikan materi dan memfasilitasi proses pembelajaran menjadi kunci utama dalam keberhasilan pembelajaran jarak jauh. Kedua, kemampuan ini tentunya haruslah didukung dengan penguasaan teknologi berupa platform atau aplikasi tertentu yang mendukung proses pembelajaran. Di sinilah tantangantantangan baru bermunculan. Dengan begitu banyaknya platform dan aplikasi online learning, dosen harus mampu membuat berbagai perencanaan dan memilih platform dan aplikasi
foto:freepik.com/premium-photo
yang tepat agar bisa digunakan secara maksimal dan bisa merata untuk semua kalangan mahasiswa. Mahasiswa UKDW berasal dari Sabang sampai Merauke. Kendala kualitas koneksi internet yang tidak merata di beberapa daerah inilah yang perlu dipikirkan. Berdasarkan pengalaman pribadi saya, banyak mahasiswa yang mengeluhkan lemahnya koneksi internet di daerah mereka. Oleh karena itu, dosen harus mempertimbangkan pilihan platform dan aplikasi dalam melaksanakan kegiatan perkuliahan agar semua mahasiswa bisa mengikuti dengan baik dan tetap mendapatkan haknya untuk belajar sepenuhnya. Dalam hal pengumpulan tugas, dosen juga perlu mempertimbangkan kondisi mahasiswa yang memiliki koneksi internet yang lemah atau mengalami gangguan jaringan dengan memberikan waktu yang cukup dalam pengerjaan dan pengumpulan. Dengan demikian, diharapkan dapat mengurangi terjadinya ketimpangan sosial yang
foto:freepik.com/premium-Photo
berpengaruh pada kualitas pembelajaran mahasiswa. Ketiga, terwujudnya pembelajaran yang berkualitas tentulah menjadi hal yang diutamakan dalam perkuliahan. Oleh karena itu, dibutuhkan komunikasi dua arah yang baik antara dosen dan mahasiswa. Komunikasi ini akan terjalin dengan baik apabila pilihan platform yang digunakan tepat sasaran dan secara efektif mampu mendukung proses belajar yang interaktif sehingga setiap mahasiswa bisa terlibat secara aktif. Apabila mahasiswa tidak mampu mengikuti proses perkuliahan pada jam yang telah ditentukan karena adanya masalah teknis, mahasiswa harus berinisiatif untuk bertanya kepada dosen atau berdiskusi dengan teman. Demikian juga dengan dosen, sebaiknya dosen pun mau membuka diri untuk membantu para mahasiswa yang membutuhkan perhatian khusus. Keempat, untuk mendukung perkuliahan yang interaktif dan membuat siswa lebih terlibat
dalam proses pembelajaran, ada baiknya apabila materi perkuliahan disesuaikan dengan konteks keseharian mahasiswa dengan situasi dan kondisi saat ini. Hal ini ditujukan agar mahasiswa merasakan bahwa pembelajaran ini bermakna dan manfaatnya langsung bisa dirasakan dalam konteks situasi dan kondisi yang sedang berlangsung. Sebagai contoh, salah satu materi dalam Introduction to College English Level 1 adalah tentang plan/rencana. Materi ini bisa disesuaikan dengan kondisi pandemi saat ini dengan cara meminta mahasiswa untuk menjelaskan rencana-rencana mereka saat pandemi berakhir. Contoh lainnya, pada Introduction to College English Level 2 untuk materi DIY Projects, mahasiswa bisa diminta untuk membuat atau melakukan DIY Projects di rumah masing-masing dengan menggunakan alat dan bahan seadanya yang ada di rumah. Selain bisa langsung mempraktikkan materi yang dipelajari, mahasiswa juga bisa menggunakan materi ini sebagai salah satu kegiatan untuk tetap di rumah saja. Terlepas dari tantangan-tantangan yang ada, sikap optimis harus tetap dijaga. Mahasiswa bisa menggunakan kesempatan ini untuk melatih kemandirian, kedisiplinan dan ketangguhan. Pada akhirnya, akan ada keuntungan yang didapat dari pembelajaran jarak jauh ini, yaitu penguasaan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang lebih baik lagi baik bagi dosen maupun bagi mahasiswa. (apy)
7
Office of International Affairs
8
Studying and Winning a Scholarship to Taiwan
A
mid the COVID-19 Pandemic, people's mobility is restricted, schools are closed, and most of the physical meetings are shifted into online activities. As nations around the world close their border and limit flight from and to other countries, citizens must refrain from traveling abroad. Following the government's social distancing policy, higher educations across the globe are also canceling or at least suspending many inbound and outbound programs. This situation might look bleak especially for those who want to study overseas. However, one's dream to pursue higher education abroad should never cease. Enrolling in a university and winning a scholarship for studying in other countries is by no means an instant and easy process. Long preparation and numerous steps must be taken, but first of all, students need the right information. In this current state when a social gathering is prohibited and students could not meet directly, online-mode conferencing, such as webinars, emerges as an alternative. To provide information for the academic community of Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) who are interested to continue their study in Taiwan, UKDW's Office of International Affairs joining hands with Taiwan Education Center (TEC) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) organized a webinar titled "Studying and Winning a Scholarship to Taiwan" on Wednesday, May 27, 2020. Andi Rizal Ramadhan, the manager of TEC UMY began his presentation with a brief introduction of Taiwan which is also known as Formosa Country. The country whose capital is Taipei has a population of nearly 24 million,
competitively priced. Moreover, Taiwan is a paradise for food lovers. A variety of delicious street food at the local night markets will make your mouth water. Moving to the education topic, Rizal said that Taiwan education systems have a similarity with Indonesian education systems with four years study period for undergraduate, two years for a master's degree, and 4-5 years for a doctoral degree. He further talked about the requirements and steps for international students to apply to a university in Taiwan.
with 35 provinces, seven islands, and enjoys four seasons, he mentioned. According to Rizal, Taiwan has academic resources and quality, diverse culture, reasonable and affordable tuition, high standard living quality, better opportunity for further study, various scholarships, and opportunity for seeking jobs, making it a considerably desirable country for pursuing higher education. Easy public transport is another of its excellence. Taiwan has a great reputation for its public transportation. Expats, as well as locals, agree that it is safe, clean, reliable, and
International students need to meet a certain language requirement to study in Taiwan. TOCFL (The Test of Chinese as a Foreign Language) is a set of standardized language proficiency tests developed for nonnative speakers of Chinese. Prospective students need this to enroll in a program taught in Chinese. On the other hand, an international degree program or English-taught program does not require a TOCFL certificate. In this case, English language proficiency such as TOEFL, IELTS, or TOEIC is required. It is also important for those who want to study at a university abroad to plan for the financial aspect - is the study is self-funded or with scholarship. As Rizal pointed out, there are many scholarship opportunities for studying in Taiwan, among them are Taiwan MoE (Ministry of Education) Scholarships, Taiwan ICDF Scholarship, and Taiwan International Graduate Program (TIGP) Scholarship by Academia Sinica. Besides, most of the universities in Taiwan (private and public included) have scholarships offered to international students. The presentation session was then followed by the question and answer session. Besides questions related to scholarships, some participants also asked about the regulation regarding part-time jobs for international students and student support or community for Indonesian students in Taiwan. From this webinar, The Office of International Affairs UKDW hopes that despite the challenge we face during this pandemic, we can stay positive and motivated in achieving the dream of pursuing higher education abroad. [drr]
Program Studi Fakultas Kedokteran UKDW Selenggarakan Sumpah Dokter Secara Online
F
akultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana (FK UKDW) telah melantik dan melakukan pengambilan sumpah dokter pada Sabtu, 9 Mei 2020. Acara yang dilangsungkan dengan penuh rasa syukur tersebut dilaksanakan di Laboratorium Keterampilan Medik Lantai 7 Gedung Logos UKDW, dengan cara yang berbeda yaitu secara online menggunakan aplikasi Zoom. Sumpah Dokter dilaksanakan terhadap para mahasiswa yang telah dinyatakan lulus program profesi dokter melalui tahapan UKMPPD periode Februari 2020. Pada kesempatan kali ini, FK UKDW meluluskan sebanyak 26 dokter, dimana prosentase kelulusan sebesar 60,6%, dengan
nilai ujian tertinggi yang berhasil diraih oleh dr. Valentina Adinda Putri. Menurut dr. Haryo selaku Ketua Panitia, acara ini dilakukan secara online mengingat adanya pandemi Covid19 dan terkait anjuran pemerintah untuk melakukan physical distancing. Secara umum kegiatan tersebut sudah berjalan baik, meskipun ada beberapa kendala yaitu jaringan internet di tiap lokasi yang berbeda-beda. Rumah Sakit Bethesda sebagai Rumah Sakit Pendidikan selalu melakukan tanggung jawabnya dalam mendidik para profesional dokter dengan baik. dr. Purwoadi Sujatno, Sp.PD selaku Direktur RS Bethesda berpesan bahwa para dokter yang baru dilantik ini sudah
mendapat ilmu yang baik melalui proses pendidikan profesi dokter ini. "Maka dimanapun nantinya ditempatkan, jika dalam penyertaan Tuhan pasti mereka akan berhasil menjadi dokter yang baik dan bisa melayani masyarakat dengan baik pula, serta jangan pernah melupakan almamater yang telah mendidik." ungkap dr. Purwoadi. Dalam sambutannya, dr. The Maria Meiwati Widagdo, Ph.D selaku Dekan FK UKDW juga berpesan kepada para dokter untuk melayani pasien dengan baik, dan tetap menjalin komunikasi sehingga tetap terjalin silaturahmi sebagai keluarga besar FK UKDW. "Di masa pandemik Covid19 ini, tenaga kesehatan dihadapkan pada tantangan yang luar
biasa. Lulusan dokter FK UKDW diminta untuk tidak hanya bertumpu pada pengetahuan kesehatan dan teknologi saja, melainkan harus mampu bekerja berdasarkan iman, kasih dan pengharapan dalam melayani masyarakat, sehingga bisa melampaui kesulitan-kesulitan yang terjadi." pesan Rektor UKDW, Ir. Henry Feriadi, M.Sc.,Ph.D dalam sambutannya pada acara pelantikan dan pengambilan sumpah dokter FK UKDW. Selamat kepada para dokter, tetaplah untuk belajar dan menambah wawasan baru di dunia kesehatan, sehingga bisa memberikan pelayanan yang terbaik bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia. [ad]
SELAMAT KEPADA ALFADEO MELODY JEREMY BULIN PRODI SISTEM INFORMASI-FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
SELAMAT
sebagai pemenang lomba jingle UKDW
KEPADA HARY CHRISTIAN ANUGRAHNU PRODI ARSITEKTUR-FAKULTAS ARSITEKTUR DAN DESAIN
JINGLE
Bisa Belajar Bisa sebagai pemenang lomba maskot UKDW
Siraman Rohani Naik Untuk Kembali
M
aka kata Yesus: "Tinggal sedikit waktu saja Aku ada bersama kamu dan sesudah itu Aku akan pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku. Kamu akan mencari Aku, tetapi tidak akan bertemu dengan Aku, sebab kamu tidak dapat datang ke tempat di mana Aku berada." (Yohanes 7:33-34) Yesus berkata kepada para murid-Nya: "Hai anak-anak-Ku, hanya seketika saja lagi Aku ada bersama kamu. Kamu akan mencari Aku, dan seperti yang telah Kukatakan kepada orangorang Yahudi: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang, demikian pula Aku mengatakannya sekarang juga kepada kamu. (Yohanes 13:33) Pembaca yang budiman, Mari kita baca cuplikan dari lagu yang dinyanyikan oleh penyanyi Ebiet G. Ade di tahun '80-'90an dengan judul "Masih Ada Waktu": "(…) Kita mesti bersyukur bahwa kita masih diberi waktu. Entah sampai kapan tak ada yang bakal dapat menghitung. Hanya atas kasih-Nya, hanya atas kehendak-Nya. Kita masih bertemu matahari. Kepada rumpun ilalang, kepada bintang gemintang. Kita dapat mencoba meminjam catatan-Nya. Sampai kapankah gerangan. Waktu yang masih tersisa. Semuanya menggeleng, semuanya terdiam. Semuanya menjawab tak mengerti. Yang terbaik hanyalah segera bersujud. Mumpung kita masih diberi waktu.” Belakangan ini muncul versi terbaru lagu ini di media sosial. Aransemennya baru dan variasi instrumental yang disajikan memberi kesan segar dan meneduhkan. Ebiet tidak bernyanyi sendiri namun dia menggandeng dua putranya yang bernama Adera dan Segara untuk menyanyikan lagu ini secara trio. Perpaduan suara yang akan membawa Anda masuk ke dalam keteduhan lirik lagu-lagu Ebiet yang memang terkenal sangat reflektif itu. Lagu ini seakan mampu menggambarkan keprihatinan kita sekalian di masa pandemi COVID-19 ini. Lagu ini mengingatkan hakikat dasar kemanusiaan yang rapuh adanya dan bergantung sepenuhnya kepada Sang Maha Kuasa. Lirik lagu ini pun mengingatkan kita untuk segera ingat akan Tuhan Yang Maha Kuasa dan kembali bersujud kepada-Nya. Saat ini hampir semua negara di dunia berlomba-lomba dengan waktu untuk menaklukkan wabah COVID-19. Korban telah banyak berjatuhan dan akhir dari pandemi ini tak kunjung terbit di cakrawala. Tujuan utama mereka adalah agar kehidupan bisa secepat mungkin dinikmati kembali seperti sedia kala. Di waktu-waktu seperti ini seakan-akan kita membutuhkan uluran tangan Tuhan untuk membantu kita mencari jawab akan semua pertanyaan kita dan misteri dari COVID-19 ini. Siraman Rohani Koran Kampus kali ini ingin mengangkat peristiwa Kristus terangkat ke surga sebagai topik utama dan mencoba untuk menghubungkannya dengan konteks COVID-19 saat ini. Jika kita perhatikan dua bacaan Alkitab kita kali ini maka dimensi waktu menjadi titik perhatian yang tidak boleh dilewatkan begitu saja. Dimensi waktu ini membungkus perkataan Tuhan Yesus kepada para murid-Nya beberapa waktu sebelum Dia naik ke surga. "Tinggal sedikit waktu saja Aku ada bersama kamu dan sesudah itu Aku akan pergi kepada Dia yang
telah mengutus Aku." (ay.33) Salah satu tafsir membahasakan kalimat Kristus ini dengan kalimat 'Aku harus tetap di bumi sekejap lagi, dan di sepanjang waktu itu kamu tidak dapat membunuh-Ku, setelah waktu ini lewat kalian akan berhasil (membunuh-Ku), dan Aku akan pergi kepada Bapa-Ku. Ke sana kalian berharap untuk pergi, namun kalian tidak bisa masuk ke sana karena kalian tidak mengenal-Nya, dan orang seperti kalian tidak dapat masuk ke sana.’ Kalimat ini menggambarkan konfrontasi Yesus dengan lawan bicara-Nya. Dengan kalimat ini Kristus diingatkan kembali bahwa kematianNya sudah di ambang pintu. Injil juga mencatat bahwa untuk pertama kalinya Kristus, melalui kalimat ini, mengabarkan kematian-Nya sebagai sebuah 'perjalanan menuju kepada Sang Bapa'. Kalimat Kristus ini nantinya juga akan menjadi tembok pemisah antara Dia dan mereka yang berusaha membunuh-Nya dan penanda akan kedatangan 'awal dari sebuah akhir'. Akhir yang akan membawa Kristus ke dalam 'kekalahan sesaat' dan 'kemenangan abadi' dan bukan seperti lawan bicara-Nya yang seakan-akan terhisap dalam euforia 'kemenangan sesaat' namun sebenarnya mereka akan mengalami 'kekalahan abadi'. Kontradiksi antara dua hal ini terjadi dalam rangkulan dimensi waktu sebagaimana yang dikatakan oleh Tuhan Yesus bahwa 'Tinggal sedikit waktu saja Aku ada bersama kamu dan sesudah itu Aku akan pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku.' (Yoh. 7:33). Membaca kalimat Kristus ini dalam konteks pandemi COVID-19 yang saat ini terjadi seakan membuat kita tersadar dari keterlenaan kita bahwa ancaman penyakit ini begitu nyata, karena dalam waktu yang relatif singkat seseorang yang sehat bisa terjangkit COVID-19 dan dalam hitungan beberapa minggu saja dia wafat. Tidak cukup hanya disitu saja, saat kita mengikuti perkembangan berita di media massa tentang bagaimana masyarakat Indonesia menanggapi keputusan pelonggaran PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dari pemerintah dengan euforia 'kemenangan sesaat' tanpa menghiraukan
bayangan ancaman bencana 'kekalahan abadi'. Ini terbukti ketika masyarakat Indonesia di wilayah ibukota Jakarta dikabarkan mulai memadati bandara Soekarno-Hatta untuk beperjalanan dengan menggunakan pesawat, atau menjejali areaarea pasar dengan dalih membeli barang-barang kebutuhan Lebaran tanpa menggunakan masker penutup hidung dan mulut. Sekumpulan orang juga dikabarkan berkumpul di halaman restoran makanan cepat saji McDonald's di Jakarta Pusat dengan dalih ingin menyaksikan penutupan restoran pertama Amerika di Jakarta yang mereka lihat sebagai momen bersejarah. Mereka ingin mengabadikan momen tersebut tanpa mengindahkan aturan pemerintah untuk tidak berkerumun di satu tempat dan mereka mengabaikan penerapan protokol kesehatan penanggulangan COVID-19 dengan menjaga jarak fisik dengan orang lain. Berita kemunculan tanda pagar (tagar) #IndonesiaTerserah sejak beberapa hari belakangan ini juga disinyalir sebagai ungkapan kekecewaan para dokter, perawat, para tenaga medis dan segenap pendukungnya yang merasa bahwa perjuangan mereka untuk menekan laju penyebaran COVID-19 ini seakan-akan sia-sia belaka karena tidak didukung oleh ketegasan pemerintah dan kesadaran segenap lapisan masyarakat yang tinggi untuk menerapkan protokol kesehatan serta mengikuti anjuran untuk tetap tinggal di dalam rumah. Masyarakat yang dikritik oleh para profesional kesehatan ini seakan-akan tidak menghiraukan lagi keganasan COVID-19 dan seakan-akan memilih untuk tidak mau tahu akan semua protokol kesehatan yang sudah dianjurkan oleh pemerintah. Oleh karena itu tidak heran jika mereka menciptakan tagar #IndonesiaTerserah sebagai kritik sosial kepada masyarakat Indonesia secara umum. Jika berita kematian Tuhan Yesus mendukakan hati para murid-Nya dan kepergian-Nya ke surga diratapi oleh pengikut-Nya yang lain, maka kepergian COVID-19 dari muka bumi ini justru amat sangat diharapkan oleh hampir semua penduduk bumi ini. Namun reaksi bebal, acuh tak acuh, ketidakpedulian dan keengganan masyarakat
Indonesia mematuhi protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah seakan membuat harapan sirnanya COVID-19 dari Indonesia hanya akan sampai pada euforia kosong belaka. Oleh karena itu saya ingin mengajak para pembaca sekalian untuk merenungkan peristiwa kenaikan Tuhan Yesus ke surga sebagai sebuah peristiwa penanda harapan bahwa setelah 'kesengsaraan sesaat' karena COVID-19 ini akan diubahkan menjadi pelajaran berharga akan ketabahan bertahan di tengah pandemi dan kedisiplinan untuk menahan diri tidak keluar rumah di waktu yang Tuhan kehendaki dan ijinkan untuk terjadi. Ini semua didasarkan pada bacaan Injil kita hari ini yang menggarisbawahi pengakuan dan iman percaya kita bahwa Kristus adalah Tuhan dan yang memiliki kuasa atas segala sesuatu yang ada di bumi dan di surga. Pandemi COVID-19 ini menantang iman percaya kita kepada Tuhan Yesus yang kita imani sebagai Tuhan, Juruselamat dan Tabib yang ajaib (band. Luk. 5:27-32). Kita melihat kepada Kristus namun dalam Injil kita baca “Kamu akan mencari Aku, tetapi tidak akan bertemu dengan Aku, sebab kamu tidak dapat datang ke tempat di mana Aku berada." (Yoh. 7:34) Seakan kalimat Kristus ini berseberangan dengan undangan Kristus kepada para pengikut-Nya untuk 'carilah, maka kamu akan mendapat' (Mat. 7:7; Luk. 11:9). Walaupun tampak saling bertolak belakang namun konteks bacaan kita dalam Injil Yohanes menampilkan kebebalan kaum Yahudi yang berusaha mencari dan mendapatkan (baca: menangkap) Yesus namun menolak untuk mengakui asal-usul keilahian-Nya. Sebagaimana yang telah diserukan oleh penulis kitab Amsal, “Pada waktu itu mereka akan berseru kepadaku, tetapi tidak akan kujawab, mereka akan bertekun mencari aku, tetapi tidak akan menemukan aku. Oleh karena mereka benci kepada pengetahuan dan tidak memilih takut akan TUHAN, tidak mau menerima nasihatku, tetapi menolak segala teguranku, maka mereka akan memakan buah perbuatan mereka, dan menjadi kenyang oleh rencana mereka. Sebab orang yang tak berpengalaman akan dibunuh oleh keengganannya, dan orang bebal akan dibinasakan oleh kelalaiannya.” (Amsal 1: 28-32) Merayakan hari Kenaikan Tuhan Yesus ke Surga di tengah pandemi COVID-19 mengajak kita untuk menyadari bahwa kita harus berani mendisiplinkan diri untuk tabah menelan pil pahit yang diakibatkan oleh pandemi ini baik bagi kehidupan pribadi kita masing-masing maupun kehidupan kita bersama sebagai bagian dari bangsa dan negara Indonesia. Selain itu peringatan hari kenaikan Tuhan Yesus ini tidak kita rayakan dengan hingar-bingar di lingkungan UKDW karena memang hakikat dari peristiwa ini, untuk kita saat ini, adalah undangan untuk saling bahu-membahu melawan COVID-19 ini dengan menanggapi segenap keluhan dan ungkapan kekecewaan dalam tagar #IndonesiaTerserah dengan komitmen bersama melaksanakan protokol penanggulangan COVID-19 dengan penuh kedisiplinan. Semoga waktu yang Tuhan sudah percayakan kepada kita bisa kita gunakan untuk “berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian; bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.” Semoga ini tidak hanya menjadi euforia sesaat belaka saja....mumpung kita masih diberi waktu! Tetap semangat, tetap tabah dan tetap tinggal di rumah. Tuhan memberkati kita sekalian, Amin. (Adham)
9
Opini
10
Bumi Sedang Memulihkan Diri, Saatnya Ubah Pola Hidup
N
egara di berbagai belahan dunia merayakan Hari Bumi pada tanggal 22 April yang lalu. Hari Bumi adalah hari pengamatan tentang bumi. Hari Bumi ini digalakkan untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi manusia terhadap bumi sebagai tempat tinggal dan sumber kehidupan bagi manusia. Saat ini, bumi telah mengalami banyak perubahan. Perkembangan teknologi dan pertumbuhan jumlah penduduk telah memicu pemanasan global atau global warming. Global warming disebabkan oleh penumpukan atau terkumpulnya gas-gas seperti karbon dioksida dan metana pada lapisan atmosfer bumi, sehingga gas-gas ini menjebak energi panas dari matahari di permukaan bumi dan meningkatkan suhu yang ada di bumi. Pemanasan global ini memberikan dampak yang sangat besar terhadap ekosistem dan lingkungan, di antaranya kenaikan permukaan laut yang disebabkan oleh mencairnya es yang ada di Kutub Utara serta pengasaman laut akibat penyerapan karbon dioksida oleh air laut. Selain pemanasan global, dunia juga menghadapi masalah lain yang tak kalah besar, yaitu pandemi Virus Corona (Covid19). Wabah Covid-19 mulai terdeteksi di kota Wuhan, Tiongkok pada bulan Desember 2019 dan ditetapkan sebagai pandemi oleh WHO pada 11 Maret 2020. Dengan ditetapkannya Covid-19 sebagai pandemi, seluruh warga dunia dianjurkan untuk melakukan social distancing dan work from home dengan tujuan untk mencegah penyebaran virus ini. Di tengah hantaman pandemi Covid-19, ternyata ada dampak positif yang terjadi di dunia, salah satunya adalah pemulihan kondisi bumi sekarang ini. Pemulihan yang dimaksud adalah penurunan polusi udara. Sebelum pandemi terjadi, tingkat mobilitas masyarakat di kota besar cenderung tinggi, sehinga menimbulkan polusi udara, baik dari asap kendaraan maupun dari lahan industri. Semenjak pandemi Covid-19, aktivitas para pekerja dihentikan dan dilakukan di rumah, sehingga tingkat polusi mulai menurun. Selain itu, pandemi Covid-19 juga telah
foto:istockphoto.com/photos/healing-earth
menyadarkan masyarakat akan pola hidup yang bersih dan sehat untuk mencegah penularan Virus Corona. Pandemi Covid-19 seolah menjadi tombol reset bagi bumi untuk memulihkan kondisinya seperti semula, bersih dan bebas dari pencemaran. Sekarang saatnya bagi kita untuk ikut mengambil langkah pemulihan bumi yang kita tinggali, yang bias dimulai dengan melakukan langkah-langkah sederhana. Langkah pertama adalah membuang sampah pada tempatnya. Karena kurangnya edukasi dan kesadaran, masyarakat sekitar cenderung untuk membuang sampah sembarangan, seperti di sungai, hutan, pantai, dan tempat lainnya. Aktivitas ini tidak hanya mengotori lingkungan, tapi juga berdampak pada ekosistem dan makhluk hidup yang ada pada ekosistem tersebut. Langkah kedua bisa dilakukan dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Jenis sampah yang paling banyak tertumpuk adalah sampah jenis plastik. Plastik membutuhkan waktu yang lebih lama untuk terurai sepenuhnya. Hal ini disebabkan oleh struktur dan ikatan kimia yang
dimiliki lebih kompleks sehingga mkroorganisme kesulitan untuk mengurai plastik. Selain itu, komponen yang ada di dalam plastik cenderung bersifat toksik sehingga mengakibatkan banyak kasus kematian pada hewan laut. Oleh karena itu, perlu adanya pengurangan plastik sekali pakai dengan cara menggantikan pemakaian plastik sekali pakai dengan bahan yang lebih tahan lama. Misalnya, tas kresek diganti dengan tas dari pakaian bekas, botol plastik digantikan dengan botol minum, wadah stryfoam dengan wadah bekal, sedotan plastik dengan stainless straw. Langkah berikutnya adalah menghemat air dan listrik. Salah satu kampanye yang mengajak masyarakat untuk menghemat listrik adalah Earth Hour. Earth Hour merupakan kegiatan kampanye hemat listrik dengan memadamkan lampu dan alat-alat elektronik yang tidak digunakan. Mengapa harus hemat listrik? Faktanya, energi listrik berasal dari hasil pembakaran bahan bakar fosil. Semakin banyak energi listrik yang digunakan, maka semakin tinggi emisi karbon yang dihasilkan dari pembakaran dan mengakibatkan global warming. Selain hemat listrik, kita juga harus
hemat air. Hal ini disebabkan pasokan air bersih yang terbatas. Dari total jumlah air yang ada di bumi, jumlah air tawar bersih hanya mencapai 3% saja. Oleh karena itu, demi menjaga persediaan air bersih yang berkelanjutan, menghemat air itu perlu. Berikutnya adalah bersepeda, naik transportasi umum, atau jalan kaki. Hal ini perlu dilakukan untuk mengurangi emisi karbon yang berasal dari kendaraan pribadi yang mengakibatkan global warming. Selain itu, bersepeda dan jalan kaki juga bermanfaat bagi kesehatan tubuh dan mengurangi resiko penyakit. Hal lain yang bias dilakukan adalah belajar untuk membuat kebun sendiri. Memiliki kebun sendiri memiliki banyak manfaat bagi manusia dan lingkungan. Yang pertama, dapat membantu dalam memulihkan lingkungan, yakni dengan penghijauan kembali dan mengurangi polusi udara. Kita juga bisa belajar dan bereksperimen dalam kegiatan berkebun, seperti tata cara menanam tanaman yang benar, membuat pupuk organik dari sampah organik, serta membuat bio-pestisida. Manfaat lainnya adalah dapat menghemat biaya belanja dan mendapatkan bahan makanan dengan mudah. Kegiatan berkebun bahkan dapat menjadi sebuah peluang bisnis yang menjanjikan. Yang terakhir adalah ikut bergabung dengan komunitas peduli lingkungan. Dengan bergabung ke dalam komunitas yang peduli lingkungan, kita dapat berkolaborasi untuk menjaga lingkungan dengan memikirkan sebuah gagasan dan aktif di dalam kegiatan yang membawa dmpak baik bagi lingkungan. Selain itu, dengan bergabung ke dalam komunitas tersebut, kita akan selalu diingatkan untuk menjaga lingkungan. Bumi telah berjasa dan memberikan berbagai kontribusi bagi kita semua. Namun, kita malah membalasnya dengan berbagai kegiatan yang berpotensi merusak lingkungan dan mengancam setiap kehidupan yang ada di bumi. Demi menjaga keberlanjutan kehidupan, sudah saatnya bagi kita untuk mengubah kebiasaan dan gaya hidup kita menjadi lebih bersih, lebih sehat, dan lebih ramah lingkungan. [Abigail N.P.H]
Mengenali dan Mengendalikan Emosi Negatif di Masa Pandemi Covid-19
S
ituasi pandemi Covid-19 saat ini berdampak pada berbagai aspek kehidupan manusia, salah satunya adalah kondisi psikologis. Kebijakan physical distancing di masa pandemi ini membuat kita untuk tetap tinggal di rumah dan memiliki keterbatasan untuk menemui keluarga, saudara, atau rekan-rekan. Hal ini dapat menimbulkan perasaan kesepian. Berita yang beredar di televisi dan media sosial saat ini pun seringkali memicu kecemasan kita. Selain itu, ketidakpastian akan kapan berakhirnya pandemi ini juga kerap memicu kekhawatiran. Emosi negatif adalah perasaan tidak menyenangkan yang dialami manusia, bisa berupa kemarahan, kesedihan, kekhawatiran, perasaan bersalah dan lain sebagainya. Emosi negatif ini wajar dirasakan seseorang ketika menghadapi situasi yang tidak nyaman atau mengancam seperti masa pandemi ini. Banyak orang berpendapat bahwa emosi negatif ini tidak baik, harus ditutupi dan dilawan dengan hal positif, namun ternyata menurut para ahli dan penelitian yang sudah dilakukan, emosi negatif justru perlu untuk dikenali, dikeluarkan, dan dikendalikan. Penelitian terdahulu menyatakan bahwa orang-orang yang menekan dan menyembunyikan emosi negatif akan lebih rentan mengalami dampak negatif pada ďŹ sik maupun psikisnya. Mereka lebih mudah terserang penyakit dibandingkan populasi yang mampu mengeluarkan dan mengendalikan emosi negatifnya. Ketika seseorang menyembunyikan emosi negatif, hal ini justru akan membuatnya lebih terfokus dengan perasaan tidak nyaman
foto:freepik.com/free-photo/sad-man
tersebut dan ini akan meningkatkan intensitas emosi negatif yang dialami. Ketika emosi negatif meluap, tidak dikendalikan dengan baik, hal ini dapat memicu stress pada ďŹ sik, kemudian akan meningkatkan kortisol yang berperan dalam inamasi dan pada akhirnya menimbulkan penyakit ďŹ sik. Sehingga para ahli menyatakan bahwa emosi negatif tidak menyebabkan penyakit, tapi emosi negatif yang tidak mampu dikendalikan dengan baik lah yang akan menyebabkan penyakit. Untuk itu ada beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai upaya mengendalikan emosi negatif di masa pandemi ini. Tetap terhubung dengan keluarga dan rekan merupakan salah
satu upaya yang dapat kita lakukan. Di masa physical distancing ini kita dapat memanfaatkan teknologi dan media sosial untuk tetap terhubung dengan keluarga maupun rekan kita yang berjauhan. Rutinkan dan perbanyak intensitas menelepon atau melakukan video call dengan orang terkasih. Hal ini dapat membuat kita lebih bersemangat dan optimis dalam menjalani masamasa ini. Hal kedua yang dapat kita lakukan adalah bicarakan yang kita rasakan. Perasaan sedih, takut, marah, kecewa, dan emosi negatif lainnya yang kita rasakan perlu untuk dikeluarkan. Bicarakan dengan orang terdekat yang kita percaya, atau
konsultasikan dengan ahli/dokter bila perlu. Saat ini cukup banyak layanan konseling online atau via telepon yang dapat kita manfaatkan. Ketiga, kita perlu untuk terus update berita terkini tentang covid-19 dari sumber terpercaya seperti WHO, CDC atau rilis berita resmi dari pemerintah setempat. Di masa seperti ini banyak isu maupun berita hoax yang beredar yang dapat membuat kita semakin cemas dan khawatir. Hindari membaca berita dari sumber yang tidak terpercaya. Bila perlu blokir berita yang memicu kekhawatiran dan panik berlebih. Batasi dan buat jadwal rutin untuk membaca berita terkait covid-19 misal hanya 30 menit setiap pagi hari untuk mencegah khawatir berlebih. Keempat, susun dan lakukan aktivitas rutin di rumah. Tetap perlu bagi kita untuk membuat rutinitas walaupun hanya berada di rumah untuk jangka waktu yang lama. Buat jadwal aktivitas harian rutin seperti bangun tepat waktu setiap paginya, dilanjutkan berolahraga, bekerja dari rumah, melakukan hobi, memasak, dan lain sebagainya. Konsumsi makanan juga tetap perlu diperhatikan, makanan yang dikonsumsi harus bergizi seimbang dan sehat. Hal terakhir yang dapat kita lakukan adalah membuat list of gratitude harian. Buatlah catatan akan hal-hal yang membuat kita bersyukur setiap harinya. Selain mengenali emosi negatif, kita juga perlu mengenali hal-hal yang dapat meningkatkan emosi positif dan membuat kita merasa senang. (Geraldine)