Universitas Kristen Duta Wacana
12
@ukdwjogja @duta_wacana
10
UKDW Yogyakarta
Alamat Redaksi: Kantor Biro IV UKDW Gedung Hagios Lantai 1 Jl. dr. Wahidin Sudirohusodo 5-25, D.I Yogyakarta Koran Kampus UKDW
Oktober 2018
korankampus@staff.ukdw.ac.id
Berkomunikasi dengan Hati Mencipta Harmoni
Duta Wacana sebagai Inspirasi bagi Semua
Profil Bulan ini:
Laurentia Lisa Setiawan
2
Gelar Budaya UKDW
3
People Make Glasgow with University of Glasgow
9
UKDW - (31/10) “Kreatif dan Inovatif Mengembangkan Duta Wacana yang Inspiratif” menjadi tema yang diangkat dalam perayaan Dies Natalis ke-56 Duta Wacana. Ibadah dan Upacara Dies Natalis diselenggarakan pada tanggal 31 Oktober 2018 di Auditorium Koinonia Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) mulai pukul 07.30 hingga pukul 12.00. Acara ini menjadi perwujudan syukur serta momen untuk melihat perjalanan Duta Wacana selama satu tahun, sekaligus menyiapkan perjuangan untuk tahun-tahun selanjutnya. Ibadah syukur berjalan dengan meriah sekaligus khidmat, karena khotbah dibawakan oleh Pdt. Hariyanto, S.Pd., M.Div. dari Gereja Kristen Sumatera Bagian Selatan (GKSBS) dan diiringi alunan musik khas Sumatera Utara. Tak ketinggalan, dekorasi rumah adat Sumatera Utara yang berdiri megah di panggung auditorium, memperkuat suasana Sumatera yang ingin dihadirkan oleh Fakultas Arsitektur dan Desain (FAD) sebagai panitia utama Dies Natalis ke-56 Duta Wacana. Memasuki bagian Upacara, Ir. Henry Feriadi, M.Sc., Ph.D. menyampaikan laporan perkembangan UKDW dalam rentang waktu 1 November 2017 hingga 31 Oktober 2018. Sebanyak 1.244 mahasiswa baru yang terdiri dari 1.088 mahasiswa program sarjana, 101 mahasiswa program profesi dokter, dan 55 mahasiswa pascasarjana membuat jumlah mahasiswa aktif pada semester gasal 2018/2019 mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Kenaikan jumlah mahasiswa baru tersebut menunjukkan bahwa minat dan kepercayaan masyarakat terhadap kualitas akademik UKDW yang ditunjukkan oleh status akreditasi institusi yang pada tahun 2017 kemarin, UKDW berhasil meraih predikat terakreditasi A dan berbagai program studi yang menjadi lebih baik. Selanjutnya dalam hal penyediaan sarana dan prasarana, pembangunan Ruang Seminar Didaktos (sebelumya ruang kuliah D.3.2-D.3.3), pembangunan kantor Centrino (Centre of Entrepreneurship and Innovation), relokasi kantor Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) ke Gedung Agape lantai satu, serta sarana dan prasarana lainnya menjadi bukti penataan fisik di dalam kampus untuk meningkatkan kenyamanan mahasiswa dan dosen dalam menggunakan berbagai fasilitas di kampus UKDW. Mengakhiri laporan perkembangan yang disampaikannya, Henry berharap supaya seluruh dosen, karyawan, mahasiswa, serta alumni UKDW mampu menjaga komitmen dan panggilannya untuk menjadi “UTUSAN FIRMAN” bagi masyarakat sekitar bahkan bagi dunia. Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Dr. Ir. Bambang Supriyadi, CES., DEA. selaku Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah V Daerah Istimewa Yogyakarta. Beliau mengapresiasi UKDW pada sisi penerimaan mahasiswa baru yang memperhitungkan daya tampung. Dalam hal penerimaan mahasiswa baru, yang perlu diperhatikan adalah adanya peningkatan degree of competition atau peningkatan syarat masuk. Dengan demikian, terjadi peningkatan kualitas internal yang akan berdampak pada terjaganya mutu sebuah institusi pendidikan. Bambang berpesan supaya dalam mendidik mahasiswa, UKDW melaksanakan pendidikan yang “memanusiakan manusia”. Artinya, tidak hanya mendidik supaya mahasiswa menjadi pintar, tetapi juga menjadi pribadi yang memiliki karakter. Karakter yang diharapkan ada pada mahasiswa UKDW adalah
foto:dok./Endri
karakter moral berupa kejujuran, serta karakter kerja berupa semangat untuk berjuang serta semangat untuk bekerja keras sekaligus bekerja cerdas. Prof. Dr. Christantius Dwiatmadja, M.E., Ph.D. selaku Wakil Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Kristen (YPTK) Duta Wacana selanjutnya memberikan sambutan sekaligus penghargaan kepada dua pegawai berprestasi yaitu Ririn Safitri, S.E sebagai Pegawai Pendukung Akademik (PPA) Berprestasi dan Dr. dr. Rizaldy Taslim Pinzon, Sp.S, M.Kes sebagai Pegawai Akademik (PA) Berprestasi serta tiga belas pegawai UKDW dengan masa bakti 25 tahun. Selanjutnya, orasi ilmiah dengan topik “Kreatif dan Inovatif Mewujudkan Duta Wacana yang Inspiratif” dibawakan oleh A.C. Mahendra K. Datu, M.A., Ph.D. Beliau memberi paparan bahwa menjadi kreatif adalah sesuatu yang sudah ditanamkan Sang Pencipta dalam diri kita masing-masing. Sebagai institusi pendidikan yang kreatif dan inovatif, UKDW hendaknya mendidik setiap mahasiswa supaya memiliki “keunikan” masingmasing. “UKDW sudah 56 tahun membantu mendidik masyarakat tak hanya di Yogyakarta untuk bertumbuh menjadi para profesional di bidangnya. Bila ditilik ke belakang, selama 56 tahun ini, buah-buah baik apa saja yang sudah dihasilkan, dan benih-benih apa yang kedepan akan ditabur?” kata Mahendra. Menurutnya, menjadi inovatif sebenarnya hanya memerlukan tiga hal, yaitu rasa ingin tahu, imajinasi, dan yang paling penting adalah punya masalah yang besar sekali. Bermodalkan tiga hal tersebut, masalah-masalah yang ada di sekitar kita dapat terselesaikan melalui inovasi yang dibuat. Pada akhirnya, komitmen untuk setia menjaga api supaya tetap menyala diperlukan agar inovasi bukan hanya sesuatu yang ada karena dipaksakan, tetapi menjadi kebiasaan positif semua sivitas akademika. Seluruh rangkaian Ibadah dan Upacara Dies Natalis ke-56 Duta Wacana pada hari tersebut diakhiri dengan peresmian Ruang Seminar Didaktos yang berada di Gedung Didaktos lantai tiga. Ruang kuliah dengan kapasitas 165 tempat duduk tersebut nantinya akan digunakan untuk kuliah umum, seminar, dan kegiatan lain yang membutuhkan ruang dengan kapasitas besar. [rap]
Zumba Ramaikan Family Day 2018 UKDW – (21/10) Menyemarakkan rangkaian acara Dies Natalis ke-56 Duta Wacana, UKDW kembali menyelenggarakan Family Day. Acara yang berlangsung pada hari Minggu, 21 Oktober 2018 di Atrium Agape tersebut diikuti sekitar 440 orang, terdiri dari dosen dan karyawan di lingkungan UKDW beserta keluarga. Sejak pukul 06.30 WIB, Atrium Agape telah dipenuhi peserta Family Day yang melakukan registrasi. Tiga puluh menit berselang, Family Day dibuka dengan doa yang dipimpin oleh Pdt. Nani Minarni, serta sambutan yang dibawakan dengan kompak oleh jajaran Wakil Rektor yaitu Dr. Charis Amarantini, M.Si., Dra. Eti Istriani, M.M., Joko Purwadi, S.Kom., M.Kom., dan Pdt. Robert Setio, Ph.D. Berbeda dari tahun sebelumnya, pada Family Day tahun ini seluruh peserta diajak untuk mengikuti senam kebugaran yang dipimpin oleh Tim Vicky Zumba. Selepas berolahraga, peserta Family Day berlesehan sambil menikmati santap pagi bersama. Tidak hanya itu, peserta Family Day juga diberi kesempatan untuk melakukan pemeriksaan dan konsultasi kesehatan dengan mahasiswa dari Fakultas Kedokteran selama acara berlangsung. Melanjutkan kemeriahan acara Family Day, peserta dewasa ikut serta dalam pertandingan Voli Terpal. Sebanyak 10 tim dari
foto:dok./Rully
lintas unit dan fakultas bertanding dengan kompetitif sekaligus penuh gelak tawa. “Gayeng banget, karena kita tidak bisa memperkirakan arah bola dari lawan,” ujar salah seorang peserta lomba. Pertandingan Voli Terpal diakhiri dengan kemenangan Tim Kerak Telor sebagai juara pertama, Tim Ayam Geprek sebagai juara kedua, dan Tim Klepon sebagai juara ketiga. Masing-masing pemenang mendapatkan hadiah bingkisan istimewa yang telah disiapkan oleh panitia. “Tidak disangka, dosen dan karyawan UKDW ternyata memiliki bakat sebagai atlet voli,” ungkap Pdt. Nani Minarni yang turut menyaksikan pertandingan tersebut.
foto:dok./Rully
Selain pertandingan untuk orang dewasa, terdapat pula Lomba Menghias Tampah untuk anak-anak setingkat Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar. Dalam waktu satu jam, seluruh peserta yang berjumlah 57 anak dapat menghias tampah secara kreatif. Peserta diperbolehkan menghias tampah tidak hanya dengan aksesori yang telah disediakan panitia, tetapi juga menggunakan bahan lain seperti kertas origami, styrofoam, cat poster, bahkan biji-bijian. Tutun Seliari, S.T., M.Sc. dari Fakultas Arsitektur dan Desain yang bertindak sebagai salah satu juri lomba mengungkapkan, “Seluruh hasil karya peserta lomba sangat unik, sehingga dewan juri merasa kesulitan ketika harus memilih yang
terbaik. Akan tetapi, kreativitas, kerapian, dan kemandirian peserta menjadi kriteria utama penilaian.” Keseruan Family Day masih berlanjut dengan diadakannya lomba Finding Ribbon. Seluruh peserta berlomba untuk mencari pita di lingkungan Agape Lantai 1 hingga Gedung Didaktos lantai 1. Pita-pita yang telah dikumpulkan dapat ditukarkan dengan uang bernominal tertentu di meja registrasi. Semua peserta aktif dan bekerja sama dalam mencari pita di setiap sudut. Antusiasme peserta Family Day semakin memuncak saat pengundian doorprize yang berlangsung bersamaan dengan waktu makan siang. Selain dari fakultas dan unit di UKDW, doorprize juga berasal dari rekanan UKDW seperti Bank BNI, Bank BRI, Bank BPD DIY, Computa, Wadah Titian Harapan, CV. Aulia Jaya, CV. Indohorizon Tour, CV. Jireh Tour, dan Welhozz. Hadiah yang diundi pun beragam, antara lain 4 unit televisi LED, 1 unit kulkas, 1 unit mesin cuci, 5 unit sepeda gunung, portable air cooler, logam mulia, uang tunai, peralatan elektronik, kupon belanja, dan beragam hadiah lainnya. “Kami berharap, setiap lomba dan acara dalam Family Day dapat membawa keceriaan dan keakraban bagi anggota keluarga karyawan UKDW,” tutur Christmastuti Nur selaku koordinator Family Day. [Christmastuti]
Profil Bulan Ini
2
Berkomunikasi dengan Hati Mencipta Harmoni
Laurentia Lisa, Perempuan Pendiri Sekolah Robotik di Jogja Profil Singkat Nama : Laurentia Lisa Setiawan Tanggal Lahir : 29 Oktober 1986 Riwayat Pendidikan : Ÿ S1 – Universitas Kristen Duta Wacana, Indonesia (Sistem Informasi) Ÿ S2 – James Cook University, Singapura ( Mobile Apps & Games )
D
alam kamus Meriam-Webster robot adalah mesin yang terlihat seperti manusia dan melakukan berbagai tindakan yang kompleks dari manusia seperti berjalan atau berbicara, atau suatu peralatan yang bekerja secara otomatis. Di era kemajuan teknologi saat ini, teknologi dalam pembuatan robot semakin maju dengan pesat. Terbukti dengan semakin mudahnya kita menemukan robot di dalam kehidupan kita sehari-hari. Sebagai contoh pada industri mobil yang menggunakan robot berlengan untuk mempercepat proses merangkai bagian-bagian mobil. Melihat peluang dalam pengembangan robot di Indonesia, salah satu alumni Program Studi Sistem Informasi UKDW angkatan 2005 bernama Laurentia Lisa mendirikan sekolah bernama CROG (Cyber Robotics Games and Computing Learning Center). CROG merupakan sekolah robotika, games dan pusat pembelajaran komputer. Program robotika ini menggunakan media pembelajaran dan mengadaptasi kurikulum dari LEGO Education sedangkan untuk program games serta pembelajaran komputer menggunakan metode pembelajaran yang dirancang dan disesuaikan dengan usia perkembangan anak mulai dari prasekolah, pendidikan dasar dan pendidikan lanjut. Sekolah ini didirikan untuk membangun talenta muda yang kreatif, cerdas, berkarakter dan terus berkembang melalui pembelajaran berbasis teknologi yang menarik dan menyenangkan. Alasan Lisa mendirikan sekolah yang berlokasi di Jln. Walter Monginsidi No. 14 Yogyakarta ini adalah karena kegemarannya terhadap dunia robotik dan games. Awalnya sekolah berfokus pada robotik dan games saja karena melihat dari latar belakang pendidikan Lisa yang fokus pada bidang tersebut. Namun seiring berjalannya waktu, sekolah yang ia dirikan berkembang menjadi pusat pembelajaran komputer yang memberikan edukasi bagaimana membuat aplikasi games dan mengerti konsep dasar programming untuk membuat games tersebut. Menurut Lisa, rata-rata pengguna games hanya ingin menjadi pemakai games saja, bukan sebagai developer atau pengembang games tersebut. Perempuan lulusan James Cook University, Singapura ini juga sangat menyayangkan generasi sekarang yang hanya ingin sebagai games ethics. Padahal, banyak hal positif yang dapat diambil dari games misalnya games edukasi yang dapat menambah ilmu bagi siapa yang memainkan games tersebut. Tujuan didirikannya CROG adalah untuk memfasilitasi talenta muda yang berminat mengembangkan diri di bidang teknologi melalui robotika, komputer dan pembuatan games dengan kurikulum CROG yang terpadu. Selain itu dengan belajar di CROG, para murid bisa mengasah kemampuan imajinasi, motorik dan berpikir logis melalui media robot, games dan komputer. Kurikulum Robotika CROG terpadu diadaptasi dari LEGO Education mulai dari level anak usia pra sekolah, pendidikan dasar dan lanjutan melalui integrasi STEAM (science, technology, engineering, art and math) dan STEM (Science, Technology, Engineering and Math). CROG juga menyediakan layanan informasi proses dan hasil belajar talenta muda berbasis digital secara berkala, ruang kelas dan fasilitas belajar yang representatif serta mendukung pengembangan karakter positif talenta muda baik afeksi, tanggung jawab dan kolaborasi. Selain mengembangkan kreativitas, seorang developer games dapat berlatih bagaimana bekerja dalam sebuah tim karena mengembangkan sebuah games dapat melibatkan banyak orang dan membutuhkan kerja sama tim yang baik. Jika seseorang dapat menciptakan sebuah games yang dapat membantu masyarakat, terutama dalam segi pengenalan budaya serta edukasi yang dapat membantu meningkatkan pembelajaran maka hal ini dapat mengubah paradigma masyarakat tentang berbagai dampak buruk yang ditimbulkan oleh games padahal
foto:dok./Ivan
banyak juga dampak positif yang didapat dalam bermain games. Selain membuat games, CROG juga menyediakan tempat untuk olah jasmani seperti dancing class agar dapat menyeimbangkan antara pemikiran dan jasmani untuk pada murid yang belajar di tempat ini. Ia berharap tempat ini dapat menyediakan wahana yang dapat memfasilitasi banyak orang dalam hal mempelajari teknologi robotik dan games. Selain mendirikan sekolah robotik dan games, Lisa juga memiliki usaha di bidang IT Solution bernama Cyber Olympus untuk membuat berbagai branding desain, pengembang web serta pengembang aplikasi mobile. IT Solution yang ia dirikan saat ini berawal dari banyaknya permintaan pasar terkait IT Solution sampai saat ini bahkan ketika ia menjadi seorang freelancer saat berkuliah dulu. Setelah mendirikan Cyber Olympus, Lisa yang dahulu juga pernah menjadi seorang dosen di Program Studi Sistem Informasi ini juga membuat sebuah start-up bernama Furnizing yang bergerak dalam bidang home industry yang dapat diakses melalui halaman website Furnizing.com. Start-up Furnizing didirikan karena kebutuhan masyarakat dalam menemukan jasa yang berkaitan dengan mendirikan bangunan dimana saat ini cukup sulit ditemukan. Misal dalam hal renovasi rumah, Furnizing dapat memfasilitasi dalam pencarian arsitek untuk membangun rumah baru, hingga inspirasi rumah idaman yang diinginkan. Start-up ini dibuat untuk menjembatani antara pengguna dengan para profesional dalam bidang home industry. Dalam mendirikan sekolah robotik dan games, tentunya ia mengalami banyak tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya kurangnya tenaga pengajar, mengingat sumber daya manusia di Indonesia lebih memilih bekerja di perusahaan profit. Lisa berharap tenaga pengajar yang bekerja di CROG, harus mau belajar dan menguasai pengetahuan lain yang belum pernah dipelajari sebelumnya. Selain itu seorang tenaga pendidik juga harus produktif, itulah yang selalu ia tekankan kepada para pengajar di sana. Peran keluargalah yang menjadi dorongan terbesar dalam mendukung karir Lisa saat ini. Selain itu, tanggapan masyarakat juga mempengaruhi Lisa untuk terus maju melalui respon dan masukan yang banyak ia dapatkan dalam menjalani karirnya baik itu positif maupun negatif. Ia sangat berharap agar sekolah yang ia dirikan ini dapat terus maju dan berinovasi sehingga dapat menghasilkan generasi muda yang berpotensi. Ia sangat bangga jika melihat orang yang berada di sekolah tersebut dapat terus berkembang. Lisa juga berharap agar seluruh mahasiswa UKDW dapat terus meningkatkan minatnya dalam belajar. [Ivan]
. . REDAKSI KORAN KAMPUS PENANGGUNG JAWAB PIMPINAN REDAKSI WAKIL PIMPINAN REDAKSI KOORDINATOR PELAKSANA
: Pdt. Robert Setio, Ph.D. : Arida Susyetina, S.S, M.A. : Meilina Parwa : Marcella Steffi
WARTAWAN
EDITOR
SETTER
Ivan, Cindy, Krissanti, Vari, Putri, Mey, Dita, Hellen
Rully, Anti, Lia
Endri, Eva, Gracia
Koran Kampus bisa Anda dapatkan secara GRATIS di Pick-up Point yang sudah terpasang di 11 area publik di seluruh UKDW. Redaksi menerima tulisan dari warga kampus berupa artikel, laporan kegiatan dan foto-foto yang membangun harapan. kirim ke alamat Redaksi atau melalui email : korankampus@staff.ukdw.ac.id
Universitaria
3
Berkomunikasi dengan Hati Mencipta Harmoni
Pengolahan Kekayaan Intelektual untuk Mendorong Pengembangan Ekonomi UKDW – (18/10) Bertempat di Ruang Seminar Rudi Budiman, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Kristen Duta Wacana menyelenggarakan Seminar Nasional dalam rangka Dies Natalis ke56 Duta Wacana. Tema besar dari seminar nasional tersebut adalah “Inovasi Hasil Riset dan Strategi Pengolaan Kekayaan Intelektual”. Seminar dilaksanakan dalam tiga sesi dengan topik dan narasumber yang berbeda pada tiap sesinya. Pada sesi pertama topik yang dibahas adalah “Strategi Pengajuan dan Pengolaaan Kekayaan Intelektual” yang dibawakan oleh Dr. Dra. Erni Widhyastari. Beliau merupakan Direktur Hak Cipta dan Desain Industri, Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Sesi berikutnya mengenai “Penguatan Inovasi Perguruan Tinggi dalam Dunia Industri” dibawakan oleh Dr. Ir. Ophirtus Sumule, DEA. selaku Direktur Sistem Inovasi, Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia. Sementara itu, sesi terakhir membahas Peran Strategis Kekayaan Intelektual dalam Ekonomi Kreatif yang
foto:dok./LPAIP
dibawakan oleh Ari Juliano Gema, S.H. sebagai Deputi Fasilitas HKI dan Regulasi Badan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia. Ari Juliano menerangkan bahwa pengelolaan kekayaan intelektual dapat mendorong perkembangan sebuah ekonomi kreatif. Ekonomi kreatif merupakan perwujudan
nilai tambah dari produk yang sudah ada. Contoh sederhana dari penerapan ekonomi kreatif adalah pengelolaan penjualan buah pisang. Buah pisang yang dijual di pasar oleh beberapa pedagang akan menimbulkan persaingan harga, sehingga para pedagang berusaha memberi harga yang lebih murah supaya laku terjual. Sayangnya, cara
tersebut dapat menimbulkan kerugian bagi penjual. Sementara itu, jika buah pisang diolah menjadi jus pisang, harganya pergelasnya akan setara dengan harga seikat buah pisang. Selanjutnya, produk yang telah diciptakan sebaiknya memiliki perlindungan hukum. Hal tersebut diperlukan agar inovator suatu produk maupun karya tidak dirugikan melalui tindak plagiarisme. Kasus plagiarisme yang sering diperdebatkan adalah hak cipta suatu lagu atau film. Masyarakat sering mengadukan tindakan plagiarisme, tetapi saat diselidiki lebih lanjut ternyata karya yang dilaporkan belum memiliki Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI). Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) merupakan organisasi yang dapat membantu masyarakat untuk mendaftarkan karya maupun mengurus suatu kasus yang berkaitan dengan HaKI. Enam belas subsektor ekonomi kreatif yang dapat didaftarkan dalam HaKI adalah penerbitan, periklanan, kuliner, arsitektur, fashion, desain produk, aplikasi, film, musik, fotografi, seni pertunjukan, seni kriya, desain komunikasi visual, desain interior, seni rupa, serta pertelevisian dan radio. [Putri]
Gelar Budaya Universitas Kristen Duta Wacana UKDW – (1-3/10) Pada tanggal 1 hingga 3 Oktober 2018, UKDW kembali mengadakan Gelar Budaya di Atrium Agape. Gelar Budaya merupakan program kerja tahunan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UKDW yang bertujuan memberi ruang dan kesempatan bagi Unit Kegiatan Kebudayaan (UKKb) untuk menunjukkan adat, kebudayaan, serta keindahan alam masing-masing daerah. Tidak hanya diisi oleh UKKb, terdapat pula Unit Kegiatan Kerohanian (UKKr) yang menjadi peserta Gelar Budaya. Sepuluh UKKb yang ambil bagian dalam Gelar Budaya tahun ini ialah ETLDW (Timor Leste), FORMAPA (Papua), Salawaku (Maluku), Sandlewood (Sumba), Cendana (NTT), IMKA (Kalimantan), Kawanua (Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah), IMBADA (Batak Toba), Merga Silima (Batak Karo), Duta Toraya (Toraja) dan satu UKKr yaitu KMHD (Bali). Gelar Budaya tahun ini bertema “Adat Sama Dipikul, Budaya Sama Dijinjing”. Tema tersebut mengandung arti ‘kemana pun manusia melangkah atau merantau, adat akan selalu melekat pada pribadi masing-masing’. Selama tiga hari acara berlangsung, Gelar Budaya ramai dikunjungi para mahasiswa, baik dari UKDW maupun universitas lain. Gelar Budaya diawali dengan parade dari Auditorium Koinonia, melewati jalan raya depan UKDW, sebelum akhirnya tiba di Gedung Agape. Tidak hanya
foto:dok./Dwiky
menampilkan pakaian adat dengan berjalan kaki, peserta Gelar Budaya juga menyuguhkan tarian daerah di satu titik depan Gedung Didaktos. Memasuki Gedung Agape, parade dilanjutkan dengan peragaan baju daerah dari masing-masing UKKb dan UKKr. Upacara
pembukaan Gelar Budaya diawali dengan tarian pembuka, sambutan dari ketua panitia, ketua BEMU, dan sambutan dari rektor UKDW yang sekaligus membuka acara dengan memukul gong. Setelah resmi dibuka, acara dilanjutkan dengan penampilan-penampilan UKKb dan UKKr serta bintang tamu.
Terdapat tiga macam penampilan yang dilakukan oleh masing-masing UKKb dan UKKr, yaitu menampilkan nyanyian, tarian, dan eksplorasi. Peserta Gelar Budaya membawakan lagu dan tarian dengan tujuan memperkenalkan kesenian daerah masing-masing kepada khalayak luas, sekaligus untuk mengobati kerinduan para mahasiswa yang merantau dan menempuh pendidikan di Jogja. Sementara pada sesi eksplorasi, perwakilan dari tiap UKKb dan UKKr bercerita tentang daerah masingmasing dan membahas upacara adat, kebudayaan, pakaian adat, hingga makanan khas. Selama tiga hari, Gelar Budaya juga dimeriahkan beberapa band dari mahasiswa UKDW seperti DNA Band, Rooftop Band, Band Jawa, Selasa Siang Band, dan jathilan yang merupakan kesenian khas dari Jawa. Selain itu, ada pula ice breaking dan kuis kebudayaan yang juga berkaitan dengan Gelar Budaya. Pada sesi kuis, disajikan pertanyaan-pertanyaan seputar rumah adat, musik, dan senjata adat yang ada di Indonesia. Pada sesi penutupan di hari ketiga, diadakan “Joget Asyik” sebagai ajang bagi seluruh peserta dan pengunjung Gelar Budaya untuk menari bersama diiringi musik dan lagu dari masing-masing daerah. [Perempdita, Agnes Hellen]
Duta Wacana untuk Palu, Donggala, Sigi, dan Sekitarnya
B
encana alam gempa disusul tsunami menimpa beberapa wilayah di Sulawesi Tengah pada Jumat (28/9). Gempa pertama dengan kekuatan 5,4 Skala Richter tercatat oleh Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada pukul 14.00 WIB. Pada pukul 17.02 WIB getaran kembali terasa dengan kekuatan lebih besar, mencapai 7,7 Skala Richter, memicu peringatan tsunami. Bencana alam tersebut telah menelan ribuan korban. Hal tersebut tentunya sangat memilukan bagi masyarakat termasuk para mahasiswa asal Palu, Donggala, Sigi, dan sekitarnya yang sedang mengeyam pendidikan di Yogyakarta, khususnya Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW). Pada Selasa (4/10), UKDW menyelenggarakan ibadah penguatan keluarga bagi mahasiswa yang keluarganya terkena bencana alam di Palu dan sekitarnya. Kegiatan dihadiri oleh Rektor UKDW, Ir. Henry Feriadi M.Sc.,, Ph.D, Wakil Rektor III, Joko Purwadi S.Kom., M.Kom, Pendeta Universitas, Pdt. Nani Minarni,
foto:dok./Panitia
serta para mahasiswa. Ibadah ini mengangkat tema “Ia Mengasihimu”. Bertempat di Kapel Atas UKDW, ibadah dimulai pukul 18.00 WIB dan berlangsung dengan khidmat.
Tidak hanya berdoa bersama, ibadah penguatan keluarga ini juga memberi kesempatan bagi para mahasiswa untuk menyampaikan harapannya secara pribadi.
Dalam satu sesi khusus, Pendeta Nani mempersilahkan para mahasiswa satu persatu untuk maju ke altar. Di hadapan altar, para mahasiswa dipersilahkan untuk mengambil, menyalakan lilin, dan meletakkan lilin yang menyala. Setelah itu, mahasiswa yang berasal dari Palu dan sekitarnya dapat menyampaikan doa-doa pribadinya. Suara isak tangis terdengar begitu jelas dari beberapa mahasiswa yang membuat suasana terasa haru. Usai ibadah, Rektor UKDW menyampaikan sambutannya, “Senantiasa para mahasiswa yang keluarganya tekena bencana, dikuatkan hatinya, dan segera dipulihkan keadaannya.” Berbagai bantuan telah disiapkan, baik berupa dana, sandang, dan kebutuhan lainnya. “Bantuan tersebut akan disalurkan langsung ke Palu dan sekitarnya, juga dengan beberapa alumni yang menjadi relawan di daerah bencana,” beliau menambahkan. [Krissanti Dewi]
Universitaria
4
Berkomunikasi dengan Hati Mencipta Harmoni
Kontribusi UKDW dalam Peksiminas XIV Tahun 2018
R
angkaian acara Pekan Seni Mahasiswa Nasional (PEKSIMINAS) XIV Tahun 2018 telah berjalan mulai tanggal 16 Oktober 2018 sampai dengan penutupan pada tanggal 20 Oktober 2018 dengan tema Merajut Budaya Nasional. PEKSIMINAS XIV ini diselenggarakan oleh Badan Pembina Seni Mahasiswa Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (BPSMI DIY) yang memiliki sekretariat di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. BPSMI DIY dalam penyelenggaraan PEKSIMINAS XIV ini menggandeng delapan perguruan tinggi di Yogyakarta diantaranya Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Akademi Pembangunan Masyarakat Desa (APMD), Universitas Sanata Dharma (USD), Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW), dan Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Yogyakarta untuk bekerjasama dalam pelaksanaan lima belas tangkai lomba seni yang diperlombakan. “BPSMI DIY melakukan kegiatan PEKSIMINAS secara bersama-sama dengan Perguruan Tinggi di DIY karena budaya DIY yang selalu gotong royong.” ujar Titoes Libert, perwakilan BPSMI DIY. UKDW merupakan salah satu perguruan tinggi di lingkup DIY yang terpilih sebagai pelaksana tangkai lomba lukis pada kegiatan yang dibiayai Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi ini. Oleh sebab itu, UKDW kembali dipercaya menjadi salah satu pelaksana tangkai lomba pada event PEKSIMINAS XIV Tahun 2018 ini. Tangkai Lomba Lukis PEKSIMINAS XIV diadakan pada tanggal 18 Oktober 2018 selama dua puluh empat jam di Auditorium Koinonia UKDW. Wakil Rektor Bidang III UKDW, Joko Purwadi, S.Kom., M.Kom mengatakan UKDW berkomitmen penuh untuk menjadi perguruan tinggi yang senantiasa mendukung prestasi mahasiswa DIY melalui event Pekan Seni Mahasiswa Daerah (Peksimida) maupun Peksiminas. “UKDW sangat bersyukur menjadi salah satu penyelenggara tangkai lomba dalam Peksiminas sebagai salah satu kontribusi untuk mengembangkan prestasi bidang bakat minat di bidang seni bagi mahasiswa. Dimana UKDW juga memiliki beberapa UKM bidang seni,” jelas Joko dalam sambutannya.
foto:dok./Panitia
foto:dok./Panitia
Dalam pelaksanaannya, panitia lokal UKDW berusaha memberikan kenyamanan bagi peserta lomba lukis yang berasal dari segala provinsi di Indonesia. “Jumlah peserta lomba lukis di UKDW sebanyak 30 provinsi. Kami mencoba menyediakan lokasi lomba yang privat, fleksibel, dan memiliki fasilitas untuk kebutuhan melukis sehingga mereka dapat melukis dengan optimal.” ungkap Koordinator Lokal Tangkai Lomba Lukis UKDW, Patricia P. Noviandri, S.T., M.Eng. Peserta lomba melukis on the spot yang dimulai pada pukul 08.30 sampai dengan keesokan harinya pukul 08.30. Hasil lukisan peserta selanjutnya dipamerkan dalam acara Pameran Karya Lukis PEKSIMINAS XIV Tahun 2018 di Gedung Agape UKDW. Pameran dilaksanakan pada tanggal 19 Oktober 2018 sampai dengan 20 Oktober 2018. Untuk penjurian dilakukan secara tertutup dan hasilnya diumumkan pada saat penutupan PEKSIMINAS XIV di Universitas Sanata Dharma (USD) pada tanggal 20 Oktober 2018. Dewan juri lukis antara lain Prof. Dr. M. Dwi Marianto, MFA, Ph.D, Ipong Purnamasidhi, dan Eddy Soetriyono. “Para peserta beserta kontingennya mengunjungi pameran dan melihat karya-karya peserta lainnya selain perwakilan dari daerahnya sendiri. Ini adalah bentuk support mereka terhadap karya seni yang dihasilkan tiap daerah,” tambah Patricia. Pada kegiatan penutupan PEKSIMINAS XIV tanggal 20 Oktober 2018 di Universitas Sanata Dharma, diadakan pengumuman pemenang dari 15 tangkai lomba. Pada Tangkai Lomba Lukis, juara 1 diraih oleh Sabaruddin dari Aceh, Juara 2 diraih oleh Vivi Tanamal dari Sulawesi Utara, Juara 3 diraih oleh Fandi Darmawan dari Kalimantan Utara, Juara Harapan 1 diraih oleh Asmarurrahman dari Sulawesi Tenggara, dan Juara Harapan 2 diraih oleh Wahyu Adi Santoso dari D.I. Yogyakarta. Pada PEKSIMINAS XIV tahun 2018, DIY kembali mempertahankan predikatnya sebagai Juara Umum PEKSIMINAS. Pada dua tahun yang lalu DIY juga meraih gelar sebagai juara umum di PEKSIMINAS XIII di Kendari – Sulawesi Tenggara. Itu berarti dua kali berturutturut dalam kegiatan PEKSIMINAS, Duta Seni DIY membanggakan provinsi di kancah Nasional. [Petty]
foto:dok./Panitia
Kunjungan Studi Banding BEM UKDW ke Dua Universitas di Surabaya Surabaya - (19/ 10) Sebanyak lima belas mahasiswa perwakilan dari Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Kristen Duta Wacana (BEM-UKDW) melakukan kunjungan studi banding ke Universitas Ciputra dan Universitas Kristen Petra Surabaya pada hari Jumat (19/10) yang lalu. Alasan dipilihnya dua universitas terkemuka di Surabaya itu adalah kedua universitas tersebut juga memiliki organisasi kemahasiswaan dalam bentuk BEM di tingkat universitas. Tujuan dari kegiatan studi banding ini adalah untuk melihat dan belajar secara langsung serta sharing pengalaman dalam pengelolaan organisasi yang ada di kedua kampus tersebut. Di Universitas Ciputra (UC) BEM Universitas dikenal dengan nama Student Council. Student Council memiliki fungsi yang sama dengan BEM-UKDW yaitu organisasi kemahasiswaan dengan fungsi eksekutif. Dalam hal ini kedua organisasi baik BEM-UKDW maupun Student Council UC mengadaptasi eksekutif dalam pemerintahan yang bertanggung jawab untuk menerapkan hukum atau kebijakan lainnya yang berlaku pada suatu fakultas atau pun pada suatu perguruan tinggi. BEM-UKDW dan Student Council UC memiliki struktur organisasi yang didalamnya terdapat beberapa divisi yang berbeda namun masih saling berhubungan. Selama sesi forum group discussion, banyak hal dan pengetahuan baru yang saling dibagikan serta dapat menjadi pembelajaran baik bagi BEM-UKDW maupun Student Council UC. Banyak perubahan cukup
foto:dok./BEM-UKDW
foto:dok./BEM-UKDW
signifikan yang berhasil dilakukan oleh Student Council UC pada periode ini. Salah satunya adalah image branding terhadap Student
Council UC dimana usaha tersebut berhasil memberikan dampak pada kenaikan jumlah mahasiswa yang turut serta dalam pemilu raya di
UC. Beragam usaha image branding yang berbeda gencar dilakukan mulai dari media sosial hingga sosialisasi di setiap kelas. Kegiatan yang tidak jauh berbeda juga terjadi selama kunjungan studi banding di Universitas Kristen Petra (UK Petra) Surabaya. Selain sesi diskusi, BEM-UKDW juga diajak untuk campus tour termasuk mengunjungi satu gedung baru milik UK Petra. Semangat dan antusias mahasiswa UK Petra untuk berperan aktif dalam organisasi tingkat kampus seperti BEM-UK Petra sangat besar. Hal yang sebenarnya sama dengan keadaan yang ada di UC dan patut menjadi contoh positif bagi keberlangsungan dan regenerasi BEM-UKDW di masa mendatang. Banyak perbedaan mengenai wawasan, cara berpikir, serta proses birokrasi antara satu kampus dengan kampus lainnya. Meskipun demikian, perbedaan tersebut menjadi pembelajaran, evaluasi, dan motivasi bagi kinerja BEM-UKDW selanjutnya. BEM-UKDW sendiri memiliki visi organisasi yaitu mewujudkan Organisasi kemahasiswaan menjadi wadah yang kondusif bagi mahasiswa untuk semua softskill yang dibutuhkan sesuai bidang minat. Sedangkan untuk misi, BEM-UKDW memiliki dua misi yaitu mewujudkan organisasi kemahasiswaan menjadi wadah yang kondusif bagi mahasiswa untuk semua softskill yang dibutuhkan sesuai bidang minat dan meningkatkan kesadaran mahasiswa akan pentingnya berorganisasi. [Vari]
Program Studi
5
Berkomunikasi dengan Hati Mencipta Harmoni
Kuliah Umum Tokopedia: “Start Simple”
T
okopedia, melalui programnya “Tokopedia Tech A Break Goes to Campus” mengadakan kuliah umum di Lecture Hall Rudy Budiman, Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) pada hari Jumat, 19 Oktober 2018 dengan topik “How to Build a Simple Microservice”. Purnaresa Yuliartanto, yang merupakan Software Engineer Lead di Tokopedia sebagai pembicara pada kesempatan ini menjelaskan bagaimana caranya membangun sebuah microservice sederhana. “Kami sebagai seorang engineer memiliki tanggung jawab untuk membantu generasi berikutnya mempersiapkan diri untuk hal yang akan datang. Jarak antara
edukasi secara formal dan industri adalah sesuatu yang coba kita isi,” ujar Purnaresa dikutip dari LinkedIn. Purnaresa juga menjelaskan bagaimana Tokopedia menggunakan berbagai teknologi yang ada seperti docker hingga postman untuk membantu mempermudah pengerjaan berbagai project yang digunakan untuk mengembangkan produk Tokopedia. “Kami dapat melihat banyak mahasiswa brilian dan saya sering bertemu dengan engineers hebat dari UKDW,” ujar Purnaresa dikutip dari LinkedIn. Tjandrayana Setiawan, seorang Software Engineer bagian Fraud di Tokopedia yang juga
alumni Informatika UKDW angkatan 2012, melalui sesi Alumni Sharing menceritakan apa yang dilakukan seorang Software Engineer dan bagaimana ia bergabung menjadi bagian dari Tokopedia Pada sesi ketiga, Steffanie Patricia Siahaan melakukan sosialisasi mengenai Tokopedia Scholarship. Beasiswa ini merupakan salah satu program yang ditujukan untuk give back kepada masyarakat, serta mencakup biaya kuliah selama dua semester dimulai dari semester tujuh, uang saku senilai Rp 3.000.000,00 per bulan selama 1 tahun, uang buku senilai Rp 1.000.000,00 tiap semester, dan biaya wisuda. [cindy]
foto:dok.KK/Rully
Mahasiswa FTI UKDW Kunjungi Perusahaan E-commerce
F
akultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Duta Wacana (FTI UKDW) kembali menggelar kegiatan study tour yang dikenal dengan nama FTI+ setelah terakhir kali dilaksanakan pada tahun 2016. Pada FTI+ tahun ini, sebanyak lima belas mahasiswa Program Studi Informatika, sepuluh mahasiswa Program Studi Sistem Informasi, panitia, dan dosen pendamping mengunjungi kantor Tokopedia dan Blibli. FTI+ diadakan pada tanggal 18-21 Oktober 2018.m Ÿ Mengangkat tema explorEducation, panitia memiliki misi mengajak para peserta memperoleh ilmu pengetahuan dari perusahaan E-commerce di Jakarta sekaligus berwisata di Bandung. “Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memperkenalkan mahasiswa FTI kepada dunia kerja, khususnya di bidang TI,” ujar Sinung Purnama Aji selaku ketua FTI+ 2018. Antusiasme peserta terlihat ketika tiba di Kantor Blibli di Kawasan Thamrin, Jakarta. Di kantor
tersebut, para mahasiswa mengikuti talkshow yang dibawakan oleh salah satu alumni FTI UKDW. Usai mengunjungi kantor Blibli, mahasiswa melanjutkan kunjungan ke kantor Tokopedia yang berada di Tokopedia Tower. Serupa dengan kegiatan di Blibli, kunjungan di Tokopedia juga diisi dengan talkshow yang memperkenalkan dunia kerja bagi mahasiswa, khususnya di bidang teknologi informasi. Pada hari selanjutnya, seluruh peserta FTI+ melanjutkan perjalanan untuk berwisata di Bandung. Situ Patenggang dan Kawah Putih menjadi objek yang dikunjungi untuk berwisata, sekaligus menikmati dinginnya udara Bandung sembari berfoto bersama. Setelah dari Kawah Putih, rombongan mencari oleh-oleh di pusat perbelanjaan Cibaduyut. Kunjungan diakhiri dengan perjalanan kembali ke Yogyakarta hingga tiba di UKDW pada Minggu (21/10) pagi. [Krissanti Dewi] foto:dok.Krissanti
65 Dokter Baru Lulusan FK UKDW Ucapkan Sumpah Dokter UKDW - (27/10) “Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan,” itulah sepenggal lafal sumpah dokter Indonesia yang diikrarkan oleh para dokter baru lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana (FK UKDW). Suasana haru sekaligus bangga mewarnai setiap jengkal ruangan di Sahid Jaya Hotel & Convention, Babarsari, Sleman dalam momen Hari Pengangkatan Sumpah dan Pelantikan Dokter Periode X bagi 65 dokter baru pada tanggal 27 Oktober 2018. Dokter baru yang dilantik telah menyelesaikan seluruh kegiatan pendidikan kedokterannya yakni Pendidikan Dokter (S.Ked) dan Pendidikan Profesi Dokter yang ditempuh dalam waktu kurang lebih enam tahun. Para dokter baru tersebut telah melalui Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Pendidikan Dokter (UKMPPD) pada bulan Agustus lalu. Dalam sambutannya Prof. dr. Jonathan Willy Siagian, Sp. PA selaku Dekan Fakultas Kedokteran UKDW menyampaikan bahwa sudah sepatutnya seluruh sivitas akademika bersyukur atas dilantiknya ke 65 dokter baru lulusan FK UKDW. Prof. Siagian berharap para dokter lulusan fakultas Kedokteran UKDW dapat menjadi dokter yang mampu menjunjung tinggi nilai-nilai Duta Wacana dalam pengabdian profesi kepada masyarakat, yang sesuai dengan visi fakultas kedokteran UKDW yaitu menjadi generasi dokter yang berbudi luhur, profesional mandiri, dan terpercaya dalam bidang pelayanan kesehatan untuk masyarakat yang pluralistik berdasarkan kasih. Menjelang akhir tahun 2018, FK UKDW telah berhasil meluluskan 192 dokter, yang sudah mengabdi di berbagai daerah di Indonesia. Tingkat kelulusan UKMPPD juga cukup memuaskan mencapai diatas 92% setiap periodenya. FK UKDW berdiri pada tahun 2009 yang saat itu masih dalam bentuk Program Studi. FK UKDW terus berkomitmen untuk menyelenggarakan pendidikan dokter yang profesional, mandiri, terpercaya dan melayani masyarakat dalam pelayanan kesehatan primer dengan berdasar kasih. Pada tahun 2011,
foto:dok.FK
Program Studi Pendidikan Dokter diresmikan oleh Yayasan menjadi Fakultas Kedokteran. Fasilitas awal gedung yang digunakan oleh FK UKDW adalah gedung Agape lantai lima, namun sejak penghujung tahun 2013, fasilitas gedung yang digunakan adalah Gedung Logos yang berlantai tujuh. Di gedung inilah dikelola kegiatan administrasi Pimpinan, Administrasi Akademik dan Administrasi Keuangan. Fasilitas lainnya untuk kegiatan proses belajar mengajar yang dimiliki saat ini adalah Laboratorium Keterampilan Medik, Laboratorium Biomedik dan Laboratorium Preklinik dan Laboratorium Biostatistik, serta Perpustakaan baik cetak maupun elektronik. Fasilitas Rumah Sakit Pendidikan tempat mahasiswa tahap profesi melakukan proses Kepaniteraan Klinik adalah RS Bethesda sebagai Rumah Sakit Pendidikan Utama dan Rumah Sakit Jejaring lainnya di wilayah DI Yogyakarta dan Jawa Tengah. Pendidikan tahap profesi dikelola dengan Piagam Kerja Sama yang telah disepakati dan disetujui bersama. [Radha & Yunita]
Berikut adalah daftar nama 65 dokter yang dilantik pada Hari Pelantikan Dokter Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Periode X: 1. dr. Oktavianta Rizka Fachrudin 2. dr. Adhiyasa Primagupita 3. dr. Alfeus Grady Christnawan 4. dr. Amalia Yuniar 5. dr. Andryawan Wahyu Pradana 6. dr. Andyta Kartikawati 7. dr. Angela Rosalia Mete 8. dr. Aninditya Cahyarani Sunarso 9. dr. Anindya Rachma Isnawan 10. dr. Annisa Cintyaning Tohas 11. dr. Aprilia Vetricia Gandrung 12. dr. Billy Sitanggang 13. dr. Caroline Ferary Asthi 14. dr. Chindy Kristiawati 15. dr. Chinthia Liliany 16. dr. Debora Sharon Rory 17. dr. Dessy Gita Hepsari 18. dr. Devin Elsya Praditama 19. dr. Dika Christiyanti Pangarso 20. dr. Eddy Gunawan
21. dr. Emmanuel Chriswidiyanto Aryo Nugroho 22. dr. Erika Puspasari Bramantyo 23. dr. Faisal Shaldy 24. dr. Febrian Moris 25. dr. Fransiska Theresia Meivy Babang 26. dr. Gloria Karina 27. dr. Gusti Ayu Putu Ika B.S.A 28. dr. Heppi Vanadian 29. dr. I Dewa Gde Rainey Chrisananta P. 30. dr. Iratiara Murni Panjaitan 31. dr. Jesisca 32. dr. Jessica Natasya Tanjung 33. dr. Kadek Dewi Armitha Putri S. 34. dr. Larryan Mesak Meok 35. dr. Leonard Amanda Fendi Permana, 36. dr. Made Bayu Prasetia Mulia 37. dr. Marcella Anggatama 38. dr. Maria Anasthasya Tangkilisan 39. dr. Maria Chrisna Indrasari 40. dr. Meilianawati Limmawan 41. dr. Meilina 42. dr. Natanael Rhesa Santoso 43. dr. Novi Asiye 44. dr. Pindo Galih Prakoso 45. dr. Pingkan Naibaho 46. dr. Radha Govinda Padma 47. dr. Ratna Wulandari 48. dr. Rr. Ratna Sari Kusuma Dewi 49. dr. Ruth Fannie Wijaya 50. dr. Silvia Dewi 51. dr. Sostenia Violetta Tanto Tamzir 52. dr. Steven Ganda Wijaya 53. dr. Teresa Nadia Iriani 54. dr. Toni Salvatio Sidauruk 55. dr. Trivian Klesani 56. dr. Veronika Devi Irawan 57. dr. Vincent Exel Susanto 58. dr. Violensia Christianti 59. dr. Virgiana Rira Cassia 60. dr. Wa Ode Dessy Januar Yanti 61. dr. Wenly Susanto 62. dr. Yemima Chrisella Permatasari 63. dr. Yuliana Sintia 64. dr. Yunita Rappun 65. dr. Yusuf Handyliem Setiawan
Program Studi
6
Berkomunikasi dengan Hati Mencipta Harmoni
Harmonisasi Arsitektur Singapura
S
tudi ekskursi merupakan suatu program yang memberikan pengalaman meruang secara langsung, tahun ini Prodi Arsitektur UKDW angkatan 2016 kembali mengadakan studi ekskursi terutama bagi mahasiswa yang mengambil mata kuliah Arsitektur Perkotaan dan Permukiman, dengan salah satu tempat yang dituju adalah Singapura. Sebagai negara sekaligus kota yang memiliki perencanaan kota yang rapi dan terkomunikasikan dengan baik kepada masyarakatnya membuat Singapura dipilih menjadi tempat yang akan dituju untuk ekskursi. Kegiatan ekskursi ini bertujuan agar mahasiswa mampu mengamati dan mempelajari langsung bagaimana perencanaan kota yang baik dan teratur sampai mendapatkan pengalaman dan gambaran mengenai dunia kerja melalui diskusi dan juga mengunjungi karya-karya arsitektur yang telah terbangun di Singapura. Studi ekskursi berlangsung selama lima hari empat malam tepatnya pada tanggal 16 sampai dengan 20 Oktober 2018 dengan jumlah partisipan sebanyak sembilan belas mahasiswa dan dua dosen pembimbing. Selama berada di Singapura, rombongan disuguhi berbagai karya arsitektur yang menarik, seperti PARKROYAL karya WOHA Architects, Esplanade – Theatres on the Bay, dan masih banyak lagi. Rombongan juga menyempatkan diri untuk mampir ke Asian Civilisations Museum yang terletak di dekat Clarke Quay. Pada tujuan terakhir yaitu Merlion, rombongan melakukan diskusi ringan bersama Nia, salah satu alumni Arsitektur UKDW yang berkarir di Singapura selama sepuluh tahun.
Pada hari kedua, rombongan mengunjungi National University of Singapore (NUS). Bapak Abel selaku perwakilan dari NUS menerima rombongan dengan hangat, beliau memberikan kesempatan untuk mengunjungi studio arsitektur. Tempat kedua yang dikunjungi adalah Urban Redevelopment Authority (URA). URA adalah badan perencanaan nasional perkotaan Singapura, yang berada di bawah naungan Kementerian Pembangunan Nasional Pemerintah Singapura. Disana terdapat maket raksasa negara Singapura yang sangat menarik. Ada banyak tempat menarik yang dikunjungi oleh rombongan UKDW salah satunya adalah jembatan pedestrian yang bentuknya terinspirasi dari DNA, yaitu Helix Bridge. Helix Bridge merupakan jembatan pedestrian di area Marina Bay yang menghubungkan Marina Centre dengan Marina Bay. Kecanggihan jembatan ini adalah bentuk arsitekturnya yang mirip dengan model DNA manusia. Selanjutnya rombongan mengunjungi Wave Bridge yang memiliki bentuk jembatan pedestrian yang seperti pada umumnya, jembatan pedestrian ini memiliki bagian yang meliuk seperti namanya wave yang artinya gelombang dengan tempat duduk yang juga bergelombang yang menjadi keunikan dari jembatan ini. Singapura memang menyediakan fasilitas pedestrian yang sangat baik, bahkan terawat, sehingga siapapun bisa menikmati nya dengan baik. Bishan-Ang Mo Kio Park adalah sebuah public space dengan salah satu fasilitas olahraga yang mendukung, seperti alat latihan kaki, papan sit up, jogging track, bahkan sampai
foto:dok.Aubrey
lapangan untuk bermain sepakbola pun tersedia. Tidak hanya untuk keperluan olahraga saja, tempat ini juga bisa untuk bersantai sambil menikmati pemandangan hijau di sekitarnya. Saat di Plaza Singapura Orchard, rombongan bertemu dengan Eby dan Dedi yang merupakan dua alumni Arsitektur UKDW untuk berbagi pengalaman tentang perjalanan berkarir mereka di Singapura. Pada hari keempat, rombongan mengunjungi Kampung Admiralty. Rombongan disambut oleh Anton Siura yang merupakan seorang arsitek yang ikut andil dalam proyek ini, khususnya dalam hal landscape design bangunan. Kampung Admiralty karya WOHA Architects ini merupakan kompleks terintegrasi untuk mengakomodasi pelayanan kesehatan, sosial, dan komersial yang memaksimalkan penggunaan lahan dan berusaha memenuhi kebutuhan warga Singapura yang berusia lanjut. Anton menjelaskan bahwa bangunan ini sangat ramah terhadap pengguna dari segala usia. Salah satu yang menarik di Kampung Admiralty ini
foto:dok.Aubrey
adalah di lantai atas memiliki Community Farm dimana area ini bisa untuk bersantai karena memang udara yang dihasilkan cukup bersih dan segar karena banyaknya tanaman dan pepohonan. Tempat selanjutnya adalah Haji Lane. Tempat ini memiliki spot yang menjadi daya tarik orang-orang yaitu memiliki lorong jalan yang berisi butik-butik kecil yang menjual berbagai macam barang seperti tekstil, tas, baju, sepatu, café sampai restoran dengan berbagai jenis makanan tersedia disana. Selain itu, mural dan dinding warna-warni nya juga menjadi icon dan sasaran foto pengunjung yang melewatinya. Dengan adanya Studi Ekskursi di Singapura, para mahasiswa berharap semua pengalaman dan wawasan yang diperoleh dapat menjadi batu lompatan untuk selalu mengembangkan kualitas diri sehingga mampu menciptakan karya-karya arsitektur yang mampu bersaing secara global. [Aubrey]
Ekskursi Bandung oleh Mata Kuliah Arsitektur Perkotaan dan Permukiman
P
ada tanggal 16 - 19 Oktober 2018, Mata Kuliah Arsitektur Perkotaan dan Permukiman untuk angkatan 2016 mengadakan ekskursi mahasiswa ke Bandung. Ekskursi ini bertujuan untuk belajar mengenai kondisi suatu lingkup area serta perannya dalam skala kota. Bus berangkat dari UKDW pada tanggal 15 Oktober 2018 dan tiba di Bandung keesokan paginya. Selama hampir tiga hari di Bandung, mahasiswa mengunjungi beberapa kawasan yang menjadi lokasi pengamatan mereka. Beberapa lokasi tersebut antara lain; area sepanjang Jalan Cihampelas yang merupakan area komersial; area Alun-Alun Kota Bandung yang ramai dengan pengguna berbagai usia; Braga dan Jalan Asia Afrika yang memiliki banyak bangunan bersejarah dan kaya akan aktivitas; area Gedung Sate sebagai salah satu ikon kota Bandung dan Jalan Riau; serta area sepanjang Jalan Dago. Dekat dengan Jalan Dago, mahasiswa juga mengunjungi Institut Teknologi Bandung yang, sejak didirikan pada
foto:dok.Stefani
tahun 1959 dengan Bangunan Aula Barat dan Aula Timur-nya, merupakan salah satu faktor penggerak transformasi kawasan sekitarnya hingga menjadi seperti saat ini. Di setiap lokasi, mahasiswa memiliki waktu untuk mengeksplorasi setiap area dengan berjalan kaki dan, dengan begitu, menjadi lebih peka terhadap kondisi lingkungan yang dilewatinya. Di antara pengamatan terhadap kawasan tersebut, mahasiswa melewati beberapa ruang publik terdesain di tengah padatnya kota Bandung. Beberapa di antaranya adalah Taman Lansia, juga Taman Dago hingga Taman
Surapati dan Taman Film. Mahasiswa juga mencoba berjalan di Teras Cihampelas, skywalk yang dirancang untuk mewadahi pejalan kaki dan PKL. Ruang publik lain yang dikunjungi adalah Teras Cikapundung; ruang publik yang diresmikan pada tahun 2016 untuk merestorasi bantaran sungai dengan menjadikannya sarana sosial untuk masyarakat. Selain mengunjungi objek di kota Bandung, mahasiswa juga diajak untuk belajar dengan biro arsitektur yang juga melakukan desain pada skala urban. Rombongan dibagi dua untuk mengunjungi dua biro arsitektur yakni Urbane dan Labo the Mori. Presentasi oleh kedua biro diberikan untuk memberikan gambaran akan perancangan profesional baik dalam skala mikro maupun skala kawasan. Bapak Deddy Wahjudi, salah satu principle architect di Labo the Mori, menyampaikan bahwa keberhasilan Bandung sebagai kawasan kota yang menyenangkan dan kreatif bukan hanya berkat peran desain objekobjek dari pihak pemerintah, namun juga berkat peran semua unsur masyarakat yang bergerak
melalui kemampuan masing-masing. Setelah menyelesaikan kunjungan di kota Bandung, pada hari ketiga, rombongan ekskursi berangkat mengunjungi Kampung Naga. Dengan perjalanan yang jauh dari kota Bandung, rombongan tiba cukup sore di lokasi. Turun menyusuri lebih dari empat ratus anak tangga bersama tiga orang pemandu, rombongan tiba di Kampung Naga dan disambut oleh kepala adat di ruang pertemuan. Diterima dengan penuh keramahan, rombongan menikmati makan malam yang disuguhkan sebelum ditemani berkeliling dan mendengar penjelasan terkait tradisi berhuni di Kampung Naga serta bagaimana kampung adat ini dapat bertahan hingga saat ini. Malam itu, setelah berpamitan dari Kampung Naga, rombongan ekskursi bertolak kembali ke Yogyakarta dan tiba pada subuh tanggal 20 Oktober 2019, membawa informasi dan data yang telah mereka pelajari dari Ekskursi Bandung. [stefani]
Nia, Mahasiswa Bioteknologi UKDW Juara Indonesian Model Award 2018
A
donia Felma Mosse atau sering dipanggil Nia merupakan mahasiswa Fakultas Bioteknologi Universitas Kristen Duta wacana (UKDW) angkatan tahun 2016. Mahasiswa yang lahir di Ambon 19 tahun lalu ini berasal dari keluarga PNS, yakni ayah bekerja di Kantor Inspektorat Kabupaten Tiakur sedangkan ibu bekerja di Dinas Kesehatan Kabupaten Tiakur. Sejak kecil Nia telah menyukai dunia modeling dan semakin intens saat ia duduk di bangku SMA. Ketertarikan Nia di dunia modeling diawali ketika menonton Jakarta Fashion Week, Fashion Parade, Asia’s Next Top Model dan acara sejenis lainnya. Nia kecil suka berlenggak lenggok didepan kamera pun mulai termotivasi untuk untuk menjadi seorang model profesional. Keinginan Nia tersebut mendapatkan dukungan penuh dari kedua orang tuanya. Nia pun mulai banyak terjun di berbagai kegiatan modeling baik foto maupun catwalk. Seiring berjalannya waktu, Nia memberanikan diri untuk mengkuti berbagai lomba fashion show di kota kelahirannya, Ambon.
Pertama kali ikut lomba, Nia baru berhasil masuk 15 besar, namun hal tersebut tidak meruntuhkan semangatnya untuk tetap menggeluti dunia modeling. Selepas lulus SMA, sebenarnya Nia berniat untuk melanjutkan studi ke Jakarta dengan sebuah harapkan yaitu dapat dengan mudah mengembangkan potensi dia di dunia modeling. Akan tetapi orang tua bersikukuh agar Nia dapat melanjutkan studinya di kota Yogyakarta. Akhirnya Nia menjatuhkan p i l i h a n b e rg a b u n g d e n g a n F a ku l t a s Bioteknologi UKDW karena Nia selain menyenangi dunia modeling, Nia juga tertarik di bidang bioteknologi. Stigma mahasiswa Fakultas Bioteknologi yang disibukan oleh aktivitas kuliah, praktikum laboratorium, praktek lapang, dan rentetan pembuatan laporan tidak menyurutkan langkah Nia untuk terus menggeluti dunia modeling. Selain aktivitas perkuliahan yang padat, Nia juga tetap menekuni dunia modeling dengan bergabung di sekolah model Ilham Modelling School. Nia aktif mengikuti berbagai lomba modeling
seperti Queen of Mirabella 2016 (sebagai Top 10) dan Fashion Show by Anggraini Modelling 2018 (Best Talent). Pada bulan Juli 2018, saat liburan di kota kelahirannya “Ambon Manise”, Nia mengikuti ajang pemilihan model bertajuk Indonesian Model Award 2018 dan berhasil meraih juara 1 serta Best Catwalk. Keberhasilan tersebut membawa Nia untuk mewakili kota Ambon dalam kompetisi tingkat nasional, yaitu Grand Final Indonesian Model Award (IMA) 2018. Dalam gelaran Grand Final IMA 2018 di Jakarta, Nia berhasil membuat hattrik dengan mendapatkan tiga penghargaan sekaligus yaitu sebagai Juara 1, Best Costume II, dan Best Talent III. Nia sangat bersyukur dapat bergabung dengan Fakultas Bioteknologi karena kecintaannya di dunia modeling mendapatkan dukungan dari pihak kampus. Fakultas Bioteknologi UKDW selalu memfasilitasi dan mendukung setiap aktivitas mahasiswanya untuk mengembangkan potensi diri dan berani menunjukkan kemampuannya baik di bidang akademik maupun non akademik. Prinsip yang dijunjung oleh Fakultas Bioteknologi UKDW
dan selalu ditekankan kepada setiap mahasiswa adalah untuk dapat berprestasi pada bidang apapun dan menjadi pribadi yang bermanfaat bagi masyarakat, serta dapat menjadi garam dan lilin bagi lingkungannya. [Djoko Rahardjo]
foto:dok.Nia
Program Studi
7
Berkomunikasi dengan Hati Mencipta Harmoni
Seminar Pajak UMKM bersama Direktorat Jenderal Pajak DIY KOINONIA – (22/10) Pada hari Senin, 22 Oktober 2018, telah diadakan Seminar “Pajak UMKM 0,5%” di Auditorium Koinonia UKDW. Kegiatan tersebut diselenggarakan berkat kerjasama antara Tax Center UKDW dengan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak DIY. Kepala Kanwil DJP DIY, Dionysius Lucas Hendrawan menyampaikan ceramah utama dengan tema “Peranan Pajak dalam APBN dan Manfaat Pajak”. Sementara itu, narasumber dalam seminar ini adalah Sanityas Jukti Prawatyani selaku Kepala Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat. Materi seminar mengenai Pajak UMKM 0,5% disampaikan oleh Sanityas, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018. Selain seminar, diumumkan pula pemenang Lomba Fotografi Pajak UKDW yang rangkaian kegiatannya sudah dilaksanakan sejak bulan September. Sebanyak 120 foto telah mengikuti kompetisi dengan sistem penjurian yang objektif. Pemenang Lomba Fotografi Pajak
hasil kerjasama antara Kanwil DJP DIY dengan Tax Center Universitas Kristen Duta Wacana adalah sebagai berikut: Ÿ Juara 1: Muhana Syafiquddary. Teknik Pertanian/UGM. Judul foto: Jembatan Pundong. Ÿ Juara 2: Naufal Ilham Sutianto. Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Judul foto: Wajah Baru Titik Nol Kilometer. Ÿ Juara 3: Panji Arighi Imawan. Ilmu Komunikasi/Universitas AMIKOM Yogyakarta. Judul foto: Flyover Jombor. Ÿ Juara Harapan 1: Danny Alfiando. Teknologi Industri/UII. Judul foto: Toilet Gratis Titik 0 Km. Ÿ Juara Harapan 2: Muhamad Danial Hendrik Kaputra. Pendidikan Dokter/UII. Judul foto: Ikon Baru Yogyakarta: Grahatama Pustaka. Ÿ Juara Harapan 3: Very Ardianto. Fakultas Seni Media Rekam. Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Judul foto: Titik Nol Kilometer. [Frista]
foto:dok.Frista
Kupas Tuntas Blockchain Lewat Seminar Akuntansi RUDI BUDIMAN – (5/10) Himpunan Mahasiswa Program Studi Akuntansi (HMPSA) mengadakan seminar bertajuk “Digital Accounting”. Seminar akuntansi yang menjadi program tahunan HMPSA pada tahun ini dilaksanakan pada tanggal 5 Oktober 2018 di ruang seminar Rudi Budiman. Diikuti oleh sekitar 280 mahasiswa program studi akuntansi, seminar dibuka oleh Dr. Singgih Santoso, MM. selaku Dekan Fakultas Bisnis UKDW, sementara Christine Novita Dewi, S.E., M.Acc. berperan sebagai moderator. Seminar “Digital Accounting” tersebut menghadirkan Heriyono Sim yang merupakan Project Manager dan
Technical Associate pada Blockchain Zoo, sebuah perusahaan konsultasi teknologi informasi. Pengenalan blockchain kepada mahasiswa bertujuan agar mahasiswa mengetahui program apa saja yang dipelajari dalam dunia akuntansi selain System Application and Product in Data Processing (SAP) dan sistem pendukung lainnya. Dalam kesempatan tersebut, Heriyono memberi penjelasan seputar blockchain. Blockchain adalah salah satu teknologi yang tidak menggunakan pihak ketiga dalam suatu proses pertukaran data, dalam hal ini terjadi pada proses transaksi. Memang, blockchain masih kurang akrab bagi masyarakat yang awam dengan dunia
teknologi dan transaksi internasional, tetapi inovasi tersebut sudah digunakan oleh banyak pelaku transaksi antar negara. Sistem blockchain diklaim relatif lebih aman dan sudah digunakan di beberapa negara. Thailand menggunakan blockchain untuk proses jual beli tanah, sedangkan di Jepang cara tersebut digunakan untuk asuransi mobil. Sementara itu, blockchain diterapkan di Indonesia oleh Lippo Grup pada Mataharimall.com dan RS Siloam. Melalui seminar tersebut, mahasiswa khususnya dari Program Studi Akuntansi dapat menggali lebih dalam lagi atau mempelajari cara kerja serta pengoperasian blockchain. Selain itu,
foto:dok.Panitia
program blockchain diharapkan dapat masuk ke dalam salah satu mata kuliah wajib agar mahasiswa dapat mempelajari blockchain secara langsung. [mey]
Berbisnis Lewat HP, Mulai Sejak Saat Ini RUDI BUDIMAN – (6/10) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi sangat memengaruhi masyarakat dalam bertindak, termasuk perubahan pola belanja masyarakat. Generasi muda yang mengandalkan gawai mereka dalam berbelanja online bukan lagi pemandangan yang asing dilihat, karena berbelanja online memberikan kemudahan dan menghemat waktu. Menyadari hal tersebut, Himpunan Mahasiswa Program Studi Manajemen (HMPSM) UKDW mengangkat tema Digital Marketing pada seminar yang dilaksanakan tanggal 6 Oktober 2018 di ruang seminar Rudi Budiman. Seminar tersebut menghadirkan dua narasumber, Dimas Ragil Mumpuni, S.E. dari Gapura Digital Google dan Yosi Santoso, S.E. dari YDreamsWay. Dimas Ragil membahas gambaran umum digital marketing, sedangkan Yosi Santoso yang juga alumnus Program Studi Manajemen UKDW membahas “The Power of Social Media”. Bagi pebisnis muda, sangat penting untuk memahami serta mengoptimalkan peran media sosial dalam pemasaran produk, khususnya lewat aplikasi Instagram dan Facebook. Beberapa langkah yang dapat dilakukan ketika akan
foto:dok.Panitia
memasarkan produk antara lain memotret produk dengan resolusi yang baik, membuat keterangan produk yang mudah dipahami dan menarik, serta menggunakan tagar yang sesuai dengan produk yang ditawarkan. Selain itu, akun media sosial harus selalu aktif dan diperbarui, caranya
dengan mengunggah gambar produk minimal enam kali sehari. Ketika kita mengelola akun Instagram, waktu pengunggahan gambar memegang peran penting. Untuk dapat menjangkau lebih banyak calon pembeli, pemilik produk disarankan untuk mengunggah foto pada pagi hari sekitar pukul 07.00, siang hari
sekitar pukul 14.00, menjelang malam pada rentang 19.00-21.00, dan terakhir ketika lewat pukul 23.00. Walau terlihat sepele, tetapi cara-cara tersebut akan menghasilkan dampak yang besar terhadap hasil penjualan. Lain Instagram, lain pula cara mengelola akun Facebook. Untuk memperoleh hasil yang optimal, pemilik produk disarankan untuk bergabung di grup yang sesuai dengan target penjualan. Setelah bergabung, jangan lupa untuk membagikan foto produk yang ditawarkan sekaligus informasi mengenai produk secara lengkap. Ketika bergabung dan aktif di sebuah grup, pemilik produk juga dapat mempelajari harga dan strategi pemasaran dari pemilik produk serupa. Materi yang disampaikan begitu menggugah animo peserta seminar. Hal tersebut tampak dari peserta yang antusias mengajukan pertanyaan tentang cara memulai usaha dan cara mengelola bisnis yang telah dimiliki. Melalui seminar tersebut, diharapkan semangat para mahasiswa untuk berbisnis semakin bertambah. [mey]
Program Studi
8
Berkomunikasi dengan Hati Mencipta Harmoni
The Heart of the Matter is a Matter of the Heart: Two Hours with Willy Renandya
W
hat are the qualities of an effective teacher? This topic was discussed recently by Dr. Willy A. Renandya from National Institute of Education, Nanyang Technological University, Singapore in a public lecture held by the English Education Department of Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW). In his enchanting and inspiring talk to university lecturers, school teachers, and intraining teacher students of more than 80 people in Rudy Budiman Lecture Hall, Dr. Renandya himself gave a model of what he stated as the Three Hs of Effective Teaching: Head, Heart, and Hands. The Head of an effective teacher is the English language competence, relevant content knowledge, pedagogical content knowledge, and contextual knowledge that a teacher should possess. Research shows relationship between teachers’ proficiency and effective teaching. Not only can proficient teachers be encouraging and
foto:dok.Mega
inspiring models to their students, they can exploit target language resources, provide corrective feedack, use the target language to manage the class, provide accurate explanations, provide rich language input, and show ability to improvise. Covering the second H, Dr. Renandya intelligently introduced the statement of “the heart of the matter is a matter of the heart”, before he proceeded with characteristics of an
effective teacher from this perspective. The six words to describe the heart of a good teacher are caring, fair, humorous, engaging, inspiring, and likable. Since everything about the teacher can be a motivating or demotivating aspect for students, an effective teacher should realize that good rapport with the students is very important for they will not learn from people they do not like. Just as taking care of his/her heart is essential as an effective teacher, taking care of the students’ heart is his/her responsibility in making sure the students are kept motivated, and thus will keep learning. What about hands? The hands of an effective teacher is the skill to teach. Being knowledgable is not enough. You need to have skillful hands that make things click, that makes learners engaged. The skills of interpreting a curriculum, turning it into lesson plans, developing a lesson plan, setting up learning arrangements, as well as monitoring
and checking students’ understanding are crucial for a teacher. An effective teacher knows how to adjust the difficulty of the lesson on the fly so that it is challenging but not overwhelming for the students. And because teaching is a skill, practice is needed to build the expertise to teach. All in all, an effective teacher is the one who is professionally competent, caring and passionate, as well as skillful and engaging. Of the three Hs (Head, Heart, Hands) which one is the most important? Both Dr. Renandya and the participants of his public lecture agreed that the answes is the Heart. Your heart will lead you to the right path to reach the destination of becoming an effective teacher. Can we then become effective teachers? We can, if we develop a growth mindset, that is, if we always have desire to learn, give efforts, and persevere. [mega]
Experiencing “Whole Person Education” Training: A Personal Reflection
I
was instantly intrigued by the idea of “whole person education” when my colleague told me about it several years ago. Questions rushed to my mind, what is it like?, how is it applied?, does it involve other disciplines?, is it effective? and many more. I also wondered whether this perspective could enlighten me coping with complexity of teaching English as an additional language in Indonesia. Therefore, it just took me seconds to say yes to apply for WPEA 2018. To my suprise, as I was joining the program, I got the click even from the beginning of the program. I could easily recall the profound value of Jesuit schools (at my High School and University) namely “Ad Majorem Dei Gloriam” and “being men for others” as stated by some of the speakers. I think having Ateneo De Manila University (ADMU) as the host of WPEA has helped me a lot in connecting the dots between the ideal-basic philosophy of education with more practical endeavor of WPE instructions. From the sessions, I was certainly drawn into the idea of Whole Person Education. Shortly, it seeks for comprehensive development of
foto:dok.Moko
individuals intellectually, ethically, and spiritually. Indeed, it is relevant with UKDW core values; obedience to God, striving for excellence, walking in integrity, and service to the world. I am also interested in sessions on foundation of education, its philosophy, essentials of learning, facilitating gen Z learning, and the use of media/technology to facilitate instruction. Concerning my interests in instructional technology, this training offered comprehensively elaborated relevant and applicable pedagogy with the tools to use in the class for more effective instructions. This session
therefore could be easily connected with previous topics on pedagogy. I was also impressed with service learning (SL) topic and how it is incorporated in the curriculum at ADMU. I believe that this is the way how teaching should be integrated with research and community service. The academic policy and administration of SL in the university offer clear illustration on how higher education should contribute back for the community, offering solutions to their real problems. I believe this framework should strengthen training programs for teachers and faculty members on English
methodology, infusion of technology into instructions, and English for Specific Purposes in the English Education Department of UKDW. The scenario of WPEA which includes tenday training followed by echo program encourages participants to really disseminate the material with specific needs of our home institutions, community, and probably their own interests. Participants are requested to present their echo plan during the training and receive feedbacks from other participants and the mentors. For UKDW, the program will deal with mapping and integrating innovative pedagogy, especially on technology application to enhance Whole Person Education. It is going to be further documented, developed, and published as content material of teacher or faculty member professional development training. In the end, I can not be more thankful to United Board for selecting me as a participant of WPEA 2018. Again I will be reminding myself to continue my actions as a “whole person” who keep learning to nurture others to be “whole persons”. [Moko]
SMA Stella Duce 2 Won Two Governor Trophies at DWEC 2018
I
t was the third year for the English Education Department (EED) of Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) and HMPBI (the Student Association of EED) to carry out Duta Wacana English Competition (DWEC) 2018. It has been held successfully on Saturday, October 20, 2018. DWEC offered three kinds of contests: Speech Contest, Storytelling Competition, and Spelling Bee Competition under the theme Indonesian Local Wisdom: Fostering Creativity and Innovation in the 21st Century. There were 70 students came from Yogyakarta and Central Java to participate in this event. They competed to obtain the trophies from the Governor of Yogyakarta for the first places, Mayor of Yogyakarta for the second places, and UKDW Rector for the third places. In this event, Shabrina Fadhilah Warastri (SMAN 2 Klaten) obtained the first place in spelling bee competition. She got Governor's Trophy and one million rupiah as the present. Similar to Shabrina, Clara Shinta Vernanda and Mery Setiawaty Lenore (SMA Stella Duce 2 Yogyakarta) won the first rewards in Speech contest and Storytelling competition respectively. Shabrina, the first winner in spelling bee competition said that she did not expect she
could be the winner as it was the very first time for her to join an English competition. “As this is my first time to join an English contest, I did not expect too much. I did not know how spelling bee contest looks like and I just studied some words from the dictionary,” she acknowledged. She also said that she was nervous during the contest, but luckily, she could deal with it and became the first winner The Vice Governor of Yogyakarta, KGPAA Paku Alam X representing the Governor of Yogyakarta, accompanied by Rev. Robert Setio, Ph.D., Vice Rector IV of UKDW, Paulus Widiatmoko, M.A., the Head of EED, and Anesti Budi Ermerawati, M.Hum, the Head of DWEC Committee, officially opened DWEC at Rev. Dr. Harun Hadiwijono Seminar Room. Performances from Batak Student Association (IMBADA) in the opening ceremony and Duta Voice Choir in the closing ceremony also entertained the guests and participants. Apart from Governor of Yogyakarta and Mayor of Yogyakarta giving the trophies, there are a number of other sponsors supporting this event: The Rich Jogja Hotel, Lensa Jogja, Malioboro Mall, Happy Bee, the Office of Admission and Promotion of UKDW, Larissa Salon, and Logic Computer. [Ira Luik]
foto:dok.Panitia
foto:dok.Panitia
The complete list of the winners of 2018 DWEC: Speech contest: 1st: Clara Shinta Vernanda S (SMA Stella Duce 2 Yogyakarta), 2nd: Amadeus Mateo Wibowo, (SMA Tarakanita Magelang), 3rd: Aurelia Angelica Noviar (SMA Karangturi Semarang). Best speaker: Akmal Maarif A, (SMAN 7 Surakarta) Story Telling: 1st: Mery Setiawaty Lenore (SMA Stella Duce 2 Yogyakarta), 2nd: Raya Purusha (SMAN 3 Yogyakarta), 3rd Anselmus Rafael Davin Putra (SMA Krista Mitra). Honourable Mention: Agatha Harta Muliani (SMA Stella Duce 2 Yogyakarta) Spelling Bee: 1st: Shabrina Fadhilah Warastri (SMAN 2 Klaten), 2nd: Bikry Akiid Nasaka (SMA Islam Al Azhar 9), 3rd: Sintia Kartika Nur F (SMAN 7 Surakarta)
Office of International Affairs d
People Make Glasgow with University of Glasgow
U
nited Kingdom (UK) universities with their high quality of education and world-leading reputation for teaching and research, consistently rank at the top of global university ranking. This fact has attracted many people from all around the world to pursue their higher education in UK. According to Global Flow of TertiaryLevel Students published by UNESCO Institute for Statistics (UIS), UK is one of the top destination countries for Indonesian to study abroad. To provide information about studying in UK for its students as well as lecturers who are interested in continuing their education abroad, The Office of International Affairs of Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) in collaboration with IDP Education Ltd Yogyakarta and University of Glasgow organized Info Session on Studying in UK with the theme “People Make Glasgow with University of Glasgow - Scotland”. The event was conducted on Friday, October 19, 2018 at Classroom G.3.4 with around 35 participants in total. The speaker in this info session was Alfin Firdaus who serves as Indonesia International Officer University of Glasgow, and as the representative of IDP Education was Ida Ayu. Alfin who is responsible for recruitment, engagement, and partnership as well as the main contact for Indonesian students interested in studying at University of Glasgow, began his presentation, “University of Glasgow is located in Scotland, UK. It was established in 1451, and one of the oldest universities in the world, which is fourtholdest in English speaking country, and second-oldest in Scotland after St. Andrews University.” He further explained that University of Glasgow is a research university and a member of the Russell Group, which represents 24 leading UK universities committed to maintaining the very best research, an outstanding teaching and learning experience, and unrivalled links with business and the public sectors. “As an ancient university, it is allowed by the Royal Family that the title of Master of Arts is awarded to undergraduate degree in University of Glasgow. This is quite appealing for students from ASEAN countries such as Singapore, Malaysia, and Indonesia,“ Alfin stated. In its course of history, University of Glasgow has been associated with seven Noble laureates, namely Sir William Ramsay
foto:dok. KK (Nobel Prize in Chemistry in 1904), Frederick Soddy (Nobel Prize in Chemistry in 1921), John Boyd Orr (Nobel Peace Prize in 1949), Sir Alexander Robertus Todd (Nobel Prize in Chemistry in 1957), Sir Derek Barton (Nobel Prize in Chemistry in 1969), Sir James Black (Nobel Prize in Chemistry in 1988), and Professor Robert Edward (Nobel Prize for Medicine in 2010). “Adam Smith, the founder of modern economics, the author of “The Wealth of Nation” is one of Glasgow’s famous alumni. He started studying at Glasgow at the age of 14. During his career, he was once elected to serve as rector. In the field of engineering, you must be familiar with James Watt who improved steam power engines and was a key figure in Industrial Revolution. Probably the most well known in Indonesia is Joseph Lister, a pioneer of antiseptic surgery, whose name inspired a brand of antiseptic mouthwash,” Alfin added. In addition, Glasgow alumni can be found in world leading company such as Apple, Google, HSBC, JP Morgan, Rolls Royce, Facebook, Oxfam, British Council, and L’Oréal. Some of notable alumni currently hold the position as First Minister of Scotland, Chief Medical Officer for Scotland, Managing Director of Nokia (Australia/New Zealand), Executive Producer of BBC Wales Commissioning, and Trust Board Director of NHS.
Continuing his presentation, Alfin explain about the requirement to be enrolled in the University of Glasgow. “We accept students with at least GPA of 3.0 from university which is accredited A. If the university is accredited B, it is required to have GPA of 3.3 or higher,” he said. Meanwhile, the English language requirement is IELTS with minimum score of 6.5. For students who want to take PhD, research proposal is needed. There are around 2.500 active researchers in Glasgow. It means that the chance for Indonesian students to pursue PhD degree in Glasgow is widely opened. The University of Glasgow comprises of four colleges, i.e. College of Medical, Veterinary & Life Sciences, College of Science & Engineering, College of Social Sciences, and College of Arts. The Collage of Engineering is the oldest in UK, while the Collage of Social Science is the most popular. “In the College of Arts, students can learn about history, archeology, museum studies, heritage building, etc. It actually is needed in Indonesia since we have many historical building and heritage, unfortunately they are not well preserved,” he mentioned. Participants in this event who come from various department in UKDW also got information about scholarships available at University of Glasgow such as Undergraduate Excellence, Postgraduate Country Scholarship,
Postgraduate University Trust International Leadership, Commonwealth Scholarship, and Chevening Scholarship. To be eligible for University of Glasgow scholarship, students should meet the minimum GPA of 3.4. The amount varies from £5,000 to £10,000 of tuition discount. According to Alfin, Chevening Scholarship is quite “friendly”. It is a full scholarship that requires the applicants to have at least two years’ work experience. The good news is, the work experience can include students’ part time job. The selection process will review on how the program taken at University of Glasgow will benefit Indonesia. Talking about studying overseas, living expenses is another thing to be considered. In London, living expenses could be quite high around £1,250 to £1,500 per month. Alfin mention in his presentation that living expenses in Glasgow is approximately £950, but according to his students, the amount could be less, which is £700 per month. If Chevening Scholarship awards £1,050 then there will be £350 of margin. In other word, the scholarship is more than enough to cover the living expenses. However, it depends on one’s own lifestyle. PhD students can also work as examining partner to earning money for living cost. International Student Support at Glasgow University is available to help and provide information on working in the UK, finance, general welfare, health, immigration, and opportunity to socialize and visit the local area. Glasgow was recently named as the second world’s friendliest city according to Rough Guides (2017). The slogan of “People Make Glasgow” reflects the friendliness of the people in this city. It is a safe place to live with many parks and public gardens, music festivals every week, museums and galleries, sport events and other attractions. The participants were very enthusiastic to learn about studying in UK, especially University of Glasgow. Some of the questions asked during the question and answer session were about IELTS requirement, duration of study, choosing a suitable program, and understanding Scottish accent. The discussion has enriched participants knowledge about studying in UK. [drr]
AIESEC Global Volunteer Talk Show
T
aking place at Classroom G.3.4 Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) on Friday, October 26, 2018, AIESEC Global Volunteer Talkshow was conducted to introduce AIESEC program. AIESEC UPNVY joined hand with the Office of International Affairs (OIA) UKDW to organize the event. The talk show was the peak event of AIESEC Global Volunteer Winter Fairs at UKDW. The fairs consists of Open Booth on October 22-25, 2018 at Didaktos Building and Class to Class Presentation. Invited to speak in the talk show were three students who have joined AIESEC Global Volunteer Program, namely Sam Lie, Meryana Rizki A., and Valentina Asri R. The talk show was officially opened by Arida Susyetina, S.S., M.A. as the Director of the Office of Partnerships and Public Relations. In her opening remark, she said that the UKDW is very supportive and encourages students to join international program. To start the talk show, an introduction of AIESEC was delivered by the representative of AIESEC UPNVY. AIESEC was established in 1948 after World War II, where seven youth across seven countries had a dream of building cross-cultural understanding across nations. They hoped to change the world, one person and one internship at a time. AIESEC believes that youth are the key to shaping a better future. Through each and every experience provided, AIESEC strives to develop youth leaders with these following qualities: ability to empower others, solution oriented, world citizen, and self aware.
Currently, AIESEC has more than 38.000 members in more than 120 countries and territories. Following the introduction of AIESEC, Sam Lie, a student of UKDW majoring in Accounting who participate in Global Volunteer in 2016 shared her experience. “You will never know your limit until you push yourself to them is my favourite quote,” she began. She then explained about her project in Thailand. “The project was called Sawasdee. It is a six-week program in Ang Thong, a province in Thailand,” she said. Her role in this project was to provide cross-cultural English education for the youth in the rural area of Thailand. Friends, networks, and experiences are three things she got by joining this program. Moreover, after joining AIESEC program, she also got the opportunity to joint student exchange program for two semester in Kyungnam University, South Korea. “After participating in international program, I become more open-minded,” she concluded her session. Next, in the group space session, the participants were divided into two groups based on destination countries. They can choose Europe or Asia. Meryana who joined the program in Hongaria would shared her experience with group Europe, while Valentina who participate in the program in India would join group Asia. In this session, they can discuss about everything related to Global Volunteer Program, such as what should be prepared for the program, the topic of the project, program cost, etc.
foto:dok. KK
The last session was explanation of application process. Participants are welcomed to call AIESEC UPNVY if the need information and assistance regarding AIESEC program. UKDW hopes that this event will motivate students to come out of their comfort zone. UKDW believes that international experience will help its students to develop their skills and potentials to be able to compete globally as professionals. [drr]
9
Siraman Rohani
10
d
Siap Dipanggil Menjadi Pahlawan Masa Kini
S
oekarno pernah berkata "Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia". Dari perkataan Soekarno tersebut bisa dilihat bagaimana kekuatan seorang pemuda mengalahkan orang tua. Semangat orang muda sangat membara dan menggelora, serta masih mempunyai tenaga yang besar untuk melakukan tugas yang banyak sekalipun. Pemuda bisa menjadi aktif dan produktif ketika semangat dan antusiasmenya dapat tersalurkan dengan baik, akan tetapi berbahaya ketika hal yang sebaliknya terjadi. Di tengah kehidupan bangsa yang sedang menghadapi banyak godaan oleh karena isu-isu keberagaman yang ditolak, kita pemuda bangsa dipanggil untuk ikut ambil bagian dalam mengembangkan bangsa dan merawat kebhinekaan tersebut. Di dalam cerita Alkitab ada seorang muda yang dipanggil untuk melayani bangsa Israel ditengah situasi yang buruk, ya, dialah Samuel. Samuel adalah seorang pelayan di Bait Allah yang mendengar panggilan Tuhan saat berumur 12 tahun menurut para penafsir. Masih sangat muda untuk ukuran pelayan Tuhan di Bait Allah. Samuel bertugas menjaga tabut Allah, dan memelihara lampu rumah Allah, yaitu mengisinya dengan minyak setiap sore, supaya tetap menyala sepanjang malam, sangat sederhana. Ia hidup ditengah suasana di mana kondisi bangsa yang sangat bobrok sehingga dijelaskan di pasal tiga ayat yang pertama bahwa penglihatan sangat jarang. Ini berarti bahwa Tuhan memang sedang tidak berkenan kepada umat-Nya waktu itu. Pada masa Samuel hidup, Israel berada dalam kondisi yang menyedihkan. Mereka hidup berbalik dari Tuhan dan melakukan apa yang benar di mata mereka sendiri. Selain itu, Samuel juga hidup di tengah-tengah lingkungan yang melalaikan ketetapan Tuhan, seperti yang diperbuat oleh anak-anak imam Eli, Hofni, dan Pinehas. Sebagai imam, mereka hidup bercela dan tak bermoral. Selanjutnya kisah Samuel tidak hanya memotivasi dan menginspirasi kita belajar mendengar, tetapi juga belajar berbicara. Samuel kecil itu mendengar kebenaran yang pahit dari Tuhan, yaitu hukuman Tuhan kepada imam Eli yang membiarkan anak-anaknya (yang juga imam) mengkorupsi korban persembahan dan bermain seks di pelataran Bait Allah. Samuel belajar mengatakan kebenaran yang pahit itu kepada Eli, bapa rohani, guru yang sangat dihormatinya. (Mengharukan, seburuk-buruknya Eli, kita membaca bahwa imam tua itu mau mendengarkan kebenaran yang pahit yang disampaikan Samuel). Hal ini menyadarkan kita bahwa sama seperti Samuel kita disuruh mengatakan yang benar bukan hanya kepada orang asing dan jauh dan karena itu tidak berdampak apa-apa kepada hidup kita, tetapi justru kepada orang yang sangat dekat dengan kita, memiliki
ilus by eva pertalian darah dengan kita, kawan akrab kita, guru yang kita hormati, atasan, dan bahkan orangtua, atau kekasih kita sendiri. Samuel beruntung, sebab justru Eli yang mendesaknya mengatakan kebenaran. Namun kondisi kita bisa jadi lain. Orang yang kita hormati atau sayangi itu belum tentu suka atau ingin mendengar kebenaran. Namun Tuhan menyuruh kita tetap mengatakannya. Lantas bagaimana? Banyak diantara kita sangat kritis kepada orang lain, namun sebenarnya sangat tidak kritis kepada diri sendiri, keluarga atau teman sendiri. Mengkritik orang lain itu baik dan sah, tetapi mampu dan mau mengkritik diri sendiri atau orang yang telah menjadi bagian hidup kita, itu jauh lebih baik dan berguna. Banyak orang berani menasehati orang lain tetapi enggan menasehati diri sendiri. Terlebih sebagai mahasiswa kita sering mengkritik pemerintah yang tidak becus menjalankan tugasnya, padahal tanpa kita sadari kita pun juga melakukannya, misalnya saja kita tidak mengerjakan tugas perkuliahan kita dengan baik dan sungguh-sungguh. Pertanyaan selanjutnya, mengapa Tuhan memanggil Samuel? Karena Tuhan menghendaki Samuel menyampaikan firmanNya kepada bangsa Israel untuk menyatakan diri-Nya, kehendak dan kedaulatanNya di tengah-tengah mereka. Tuhan memiliki rancangan khusus bagi setiap orang yang dipanggil-Nya, rancangan itu bukan terlaksana atas prakarsa dirinya sendiri, tetapi Allah sendiri yang berkehendak untuk memilih serta mengutusnya untuk melakukan misi Allah ditengah-tengah dunia ini. Rancangan Tuhan itu harus terlaksana melalui hamba-hamba yang diutus-Nya. Manakala hamba itu kurang menghayati panggilannya, Tuhan akan memberi pengertian serta mengajarkan apa
yang harus dikatakan hamba itu. Jadi apa yang dilakukan hamba itu tidak terlepas dari prakarsa Tuhan. Dalam nas ini Samuel seorang pelayan di Bait Suci yang hidupnya tidak terlepas dari ajaran Firman Tuhan, ia seorang hamba yang terus menerus mau belajar dan senantiasa menghormati Eli. Ia ditempa di lingkungan bait suci yang kesehariannya melayani umat Tuhan. Panggilan Tuhan kepada Samuel bukan atas prakarsanya sendiri, walaupun pada awalnya dia berpikir panggilan itu bersumber dari Eli, namun pada akhirnya atas bimbingan Eli ia diberi pengertian bahwa yang memanggilnya adalah Tuhan Allah. Bagaimana dengan panggilan pada kita, apakah kita memperdulikannya atau tidak mau tahu atas panggilan itu? Panggilan Tuhan selalu bermakna untuk hidup yang lebih baik, sehingga mendengar dan melakukannya adalah bagian dari respon iman kita kepadaNya. Allah mengajar kita untuk senantiasa peka dan cermat men-dengarkan suara Tuhan. Namun kehidupan sekarang yang semakin egois mempersulit pendengaran untuk tidak mau mendengar dan melakukan suara Tuhan. Kehidupan yang selalu diterangi oleh FirmanNya dan hidup yang selalu bersekutu kepada Tuhan memberi kita kepekaan dan kekuatan untuk dapat mendengar dan melakukan panggilan itu. Hidup kita terus belajar untuk dapat mengaplikasikan panggilan itu, sebab melaluinya arah perjalanan hidup menjadi lebih terang dan jelas. Panggilan Tuhan itu mengarahkan kita untuk dapat memilih yang lebih baik, sehingga menghasilkan buah-buah yang baik. Panggilan Tuhan harus direspon dengan iman, dan setiap orang yang dipanggil, dapat memberikan arah hidup yang lebih baik serta mampu memberi terang kepada
sesamanya. Profesi atau pekerjaan kita masing-masing adalah bagian dari panggilan itu, sehingga perlu kita meresponnya dengan baik serta mengerjakannya dengan penuh tanggung jawab yang dapat berguna bagi kita dan bagi sesama. Sebagai hamba dosen karyawan dan seluruh mahasiswa perlu merenungkan serta menghayati panggilan itu dengan cara melakukan pelayanan yang baik serta mempererat kasih persaudaraan, dengan hal tersebut menjadi suatu cara mengembangkan panggilan itu sendiri. Lalu bagaimana sikap kita dalam menghayati panggilan Tuhan? Kita perlu melakukan perenungan sebab dengan merenung kita banyak menggumuli apa maksud dan kehendak Tuhan atas panggilan itu. Kemudian dilakukan secara praktik (praksis) yaitu mewujudkan buah dari hasil perenungan tersebut yang kemudian menghasilkan karya nyata (produktif). Panggilan bukan hanya mendengar tetapi melakukan dan akhirnya menghasilkan buah-buah yang baik. Kemampuan untuk mendengar adalah sesuatu yang perlu dipergumulkan, sebab dengan mendengar orang lebih mampu memahami dan memfokuskan diri. Namun terkadang kita lebih suka berbicara, daripada mendengar, kita lebih suka didengar daripada mendengar, lebih suka dipahami daripada memahami. Samuel berusaha menajamkan pendengarannya terhadap panggilan Tuhan daripada panggilan lainnya, dia menghayati panggilannya dengan mau belajar, membuka ruang dan waktu di dalam hatinya, dia sadar pada posisi seorang hamba yang senantiasa tunduk atas perintah tuanya. Ketika tuan berbicara seorang hamba haruslah mendengar dan memahami maksud dari perkataan tuan itu. Kita semua adalah hamba Tuhan, Dia adalah tuan atas seluruh hidup kita, Dia berkuasa atas semua yang ada pada kita. Jadi biarlah kita menjadi hamba yang taat pada Tuhan dengan mendengar dan melakukan perintah-Nya. Dalam panggilan Allah membuka ruang untuk hambaNya agar dapat bertumbuh dan mengembangkan dirinya melalui potensi yang ada padanya untuk kemuliaan Tuhan. Mari kita sebagai orangorang muda, mahasiswa generasi bangsa, siapkah kita dipanggil dan dipakai oleh Tuhan mewartakan kebenaran ditengah kondisi yang korup ini? [Bagus] Tuhan memanggil Samuel karena Ia menghendaki Samuel menyampaikan firmanNya kepada bangsa Israel untuk menyatakan diri-Nya, kehendak dan kedaulatan-Nya ditengah-tengah mereka. Kita dipanggil menyampaikan kebenaran ditengah bangsa Indonesia ini.
Seputar Jogja
11
d
Menikmati Senja dari Bukit Parang Endog
foto:dok. pribadi
B
ukit Parang Endong merupakan tempat yang menyenangkan jika ingin menikmati Pantai Parangtritis dari sudut pandangan yang benar-benar berbeda. Yogyakarta memang istimewa dan keberadaan Bukit Parang Endog melengkapi keistimewaannya. Bukit ini biasanya digunakan sebagai landasan olahraga paralayang dan lokasi penyelenggaraan Yogyakarta Air Show tiap tahun. Dikarenakan paralayang hanya dapat dilakukan pada musim-musim tertentu, bukit ini jarang digunakan. Meskipun demikian, Bukit Parang Endog tetap merupakan salah satu tempat terbaik untuk menyaksikan senja di Yogyakarta. Dari ketinggian bukit, kita ditawarkan dengan pemandangan jejeran Pantai Selatan mulai dari Pantai Parangtritis, Pantai Parangkusumo, Pantai Depok, dan sebagainya. Di puncak bukit Parang Endog juga terdapat sebuah batu datar yang biasa digunakan untuk landasan paralayang. Batu itu diberi julukan “watu meja” karena bentuknya yang datar seperti meja. Untuk menikmati pemandangan di Bukit Parang Endog, pengunjung cukup membayar retribusi masuk pantai dan tiket parkir. Tidak hanya pemandangan senja dan pantai, pengunjung juga dapat menikmati kuliner yang ditawarkan oleh warung di lokasi. Meski warungnya sederhana, makanan yang disuguhkan seperti pisang goreng, tempe goreng, kopi,
foto:dok. pribadi
teh hangat, dan kelapa muda cukup mendukung suasana untuk menikmati matahari tenggelam. Warung ini beroperasi mulai pukul 12.00 – 21.00 WIB dan harga yang ditetapkan cukup terjangkau dengan kisaran harga Rp 2.000,00 - Rp 10.000,00. Pantai Parang Endog sendiri berada di ujung timur Pantai Parangtritis. Sementara itu, Bukit Parang Endog tepat berada di sebelahnya. Jalanan ke Bukit Parang Endog memang cukup menanjak jika dilalui dengan kendaraan bermotor. Untuk sampai ke puncak, pengunjung masih harus menaiki beberapa anak tangga. Cukup melelahkan namum sepadan dengan pemandangan yang menanti di atas. Dari puncak bukit, hamparan lautan terlihat tidak ada batasnya, siluet rumah penduduk dan toko-toko di pinggir jalan terlihat mungil, dan pemandangan matahari tenggelam di ufuk barat nampak mempesona. Bagi kalian yang ingin menyaksikan pemandangan matahari tenggelam, disarankan datang ke bukit ini pada sore hari tepatnya setelah pukul 15.00 WIB. Bukit Parang Endong dibuka setiap hari dengan jam kunjung bebas. Meskipun begitu, para pengunjung harus berhati-hati jika berkunjung hingga malam hari dikarenakan jalan menuju Parang Endong masih minim pencahayaan dan masih mengandalkan lampu dari kendaraan bermotor saja. [Krissanti Dewi]
Manjakan Lidah di Go-Food Festival 2018
K
ota Yogyakarta tidak hanya terkenal dengan wisatanya, namun juga dengan kulinernya. Meski terkenal dengan sebutan “Kota Gudeg”, tentu saja tak melulu kuliner gudeg yang ditawarkan. Kuliner dari berbagai daerah di Indonesia dapat kita temui di kota ini. Festival kuliner pun tidak luput dirayakan setiap waktunya di Yogyakarta. Go-Food Festival merupakan salah satu contoh festival kuliner yang diselenggarakan untuk membantu UMKM kuliner agar bisa meningkatkan skala bisnisnya, khususnya di Yogyakarta. Tidak hanya menyuguhkan makanan dan minuman, hiburan menarik lainnya pun turut disuguhkan bagi para pengunjung yang datang. Penampilan musik dapat dinikmati dengan cuma-cuma sembari menikmati kuliner yang tersedia di lokasi. Berbagai macam kuliner yang ditawarkan meliputi ayam geprek, soto, bakso, Chinese food, gudeg, gule ikan, dan masih banyak lagi. Tentu saja tidak hanya kuliner lokal, kuliner dari daerah lainnya juga tersedia di sini. Jangan ragu untuk mencoba seluruh menu yang ditawarkan di festival ini. G0-Food Festival menyediakan promo bagi seluruh pengunjungnya berupa cashback 50% jika bertransaksi dengan menggunakan fitur Go-Pay melalui aplikasi Go-Jek. “Wah saya sebagai mahasiswa tentu saja diuntungkan denga promo menarik ini karena bisa berhemat,” ujar Ayu, salah satu pengunjung. Berlokasi di Kampoeng Tugu Yogyakarta, festival ini tidak sepi pengunjung. Berkumpul bersama teman dan bercanda-tawa sembari menikmati segelas Thai Tea dan menyantap makanan pendamping membuat suasana terasa semakin asyik. Alunan musik dari kelompok musik yang
foto:dok. dewi
tampil di panggung juga turut memeriahkan suasana. “Seru juga sih nongkrong sama temen-temen di sini. Suasanya nggak terlalu ramai dan yang pasti bisa makan sepuasnya tanpa menguras kantong,” jelas Pandu, mahasiswa salah satu universitas di Yogyakarta. Orang tua pun tak perlu ragu untuk mengajak putra-putrinya karena festival ini juga menyediakan area bermain untuk anak-anak. Pandu menambahkan bahwa selain menghadirkan merchant khas Yogyakarta, Go-Food Festival Yogyakarta juga menghadirkan beberapa merchant kuliner khas dari
foto:dok. dewi
kota-kota lain. "Yogyakarta adalah kota tujuan wisata utama bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Pemerintah juga menetapkan Yogyakata sebagai salah satu dari tiga wilayah prioritas pengembangan wisata kuliner Tanah Air," terangnya. Gelaran Go-Food Festival yang berlangsung di Kampoeng Tugu Yogyakarta hingga 2 Juli 2019 dapat menjadi salah satu tujuan wisata baru yang patut dikunjungi. [Krissanti Dewi]
“The Journey”, Media Edukatif yang Mempersatukan
U
sai sukses menggelar tur berjudul “PUNO: Letter to the Sky” di tiga negara Asia Tenggara termasuk Indonesia pada Agustus lalu, Papermoon Puppet Theatre kembali menggelar pentas di Yogyakarta setelah terakhir kali pada 2013. Masa penantian selama lima tahun terbayarkan dengan adanya Festival Pesta Boneka yang diadakan di Yogyakarta selama 3 hari pada tanggal 12-15 Oktober 2018. Menghadirkan 85 seniman dari 16 negara, gelaran tingkat internasional tersebut sungguh membanggakan Indonesia sebagai tuan rumah, karena menampilkan karyakarya yang menceritakan perjalanan para seniman dari berbagai belahan dunia. Rangkaian acara pesta boneka pada tahun ini diadakan di empat tempat berbeda, yakni Java Poetry, Institute Francais Indonesia (IFI), Sagan Huis, dan Desa Kepek, Timbulharjo, Bantul. Tidak hanya menyuguhkan hiburan bagi masyarakat Kota Yogyakarta, para seniman juga menghasilkan interaksi dan
eksplorasi tanpa batas, khususnya di Desa Kepek. Para seniman lokal dan mancanegara membawa suasana yang berbeda di Desa Kepek ketika membawakan sesi live cooking, workshop di rumah-rumah warga, hingga penampilan yang digelar di sepanjang jalan kampung menuju persawahan. “The Journey” adalah tema yang diangkat dalam pementasan Pesta Boneka keenam yang telah sukses digelar sejak tahun 2008. Penyelenggaraan tahun ini menampilkan kembali “catatan-catatan” para seniman yang dibuat dalam perjalanannya semasa berkarya dan mencari makna ketika menciptakan sebuah pementasan. Beberapa di antaranya bahkan berdasarkan fenomena nyata yang terjadi di Indonesia. Marine Midy salah satunya. Dalang asal Perancis tersebut memberi judul karya pementasannya “Aquavitae”. Mengambil latar cerita suasana laut yang disederhanakan menjadi sebuah akuarium, terjadilah percakapan antara anjing laut, beberapa ekor ubur-ubur, dan
Medusa sebagai penguasa laut. Medusa sebagai penguasa lautan melihat bahwa sampah-sampah plastik dari dunia manusia dibuang sembarangan hingga mencemari lautan. Medusa, dengan kemarahannya memperingatkan perbuatan yang tidak sepatutnya dilakukan itu karena mengancam ekosistem laut, hingga akhirnya ia berubah menjadi ubur-ubur raksasa. Ada pesan-pesan tersirat yang disampaikan ke penonton untuk kemudian menjadi pengetahuan baru dan disebarkan ke masyarakat luas mengenai bahaya membuang sampah plastik bagi satwa laut. Tidak hanya menampilkan pertunjukan tertutup, Pesta Boneka juga memberikan penampilan secara terbuka. Salah satu yang menarik banyak perhatian ialah pertunjukan dari kelompok ABC berjudul “Astaga Naga!!”. Astaga Naga!! menceritakan seekor naga kecil bernama Asta yang selalu tampak murung, berbanding terbalik dengan tubuhnya yang berwarna-warni sebagai lambang keceriaan.
Dengan iringan ukulele sang dalang atau ‘ibu’ Asta, para penonton diajak memberikan pelukan hangat lewat sebuah lagu berjudul “Astaga Naga”. Lagu tersebut bermaksud menghibur Asta dan memberinya pesan bahwa masih banyak hal yang bisa dilakukan sekalipun tidak sesuai dengan apa yang Asta inginkan. Pertunjukan kombinasi story telling, musik, dan boneka Asta yang terbuat dari kaos kaki sederhana buah tangan Cemprut, seorang crafter dan pembuat boneka kain ini berhasil meluapkan tawa di wajah penontonnya yang berasal dari berbagai kelompok usia. Festival Pesta Boneka yang dibangun secara independen oleh Papermoon Puppet Theatre ini tidak hanya menampilkan boneka secara visual, tetapi juga mengajak para penonton untuk berinteraksi baik dalam imajinasi maupun komunikasi terhadap jalan cerita di atas panggung. [eva]
Galeri Foto d
Family Day Dies Natalis ke-56 Duta Wacana Minggu, 21 Oktober 2018
Ibadah & Upacara Dies Natalis ke-56 Duta Wacana Rabu, 31 Oktober 2018