Koran Kampus UKDW Edisi Juni 2018

Page 1

Universitas Kristen Duta Wacana

12

@onz1526y @duta_wacana

06

Kantor Humas UKDW

Alamat Redaksi: Kantor Biro 4 UKDW Jalan dr. Wahidin Sudirohusodo No. 5-25, Yogyakarta 55224 Koran Kampus UKDW

Juni 2018

korankampus@staff.ukdw.ac.id

Relasi Antaragama di Timur Tengah dan Indonesia

Michael Adi Pratama Layak Dapat “Bintang”

2 DOC. BIRO IV UKDW

M

United Board Event

8

Summer Program 2018

12

ispersepsi terhadap relasi antaragama di Timur Tengah yang berkembang di Indonesia memiliki dampak yang besar bagi relasi antaragama di Indonesia. Topik ini dibawakan oleh Dr. Sumanto Al Qurtuby, cendekiawan Muslim Indonesia yang saat ini menjadi pengajar di King Fahd University of Petroleum and Mineral, Saudi Arabia. Sebagai penggiat lintas agama, Dr. Sumanto Al Qurtuby memiliki cara sendiri untuk memberikan pendidikan lintas agama kepada masyarakat sesuai dengan cita rasa masa kini. Kuliah virtualnya melalui Facebook banyak digemari sekaligus dibenci, namun setiap respons atas statusnya di Facebook akan ditanggapi oleh Dr. Sumanto Al Qurtuby dengan jenaka dan bernas. Mispersepsi itu dibangun oleh informasi dan data yang tidak akurat sehingga memberikan gambaran bahwa Timur Tengah adalah area yang penuh konflik kekerasan dan faktor utamanya adalah soal agama. Timur Tengah, khususnya Arab Saudi, adalah kiblat pembelajaran agama bagi sebagian besar masyarakat Indonesia sehingga ia pun menjadi acuan untuk melihat masalah di Indonesia. Umat Islam maupun non Islam yang salah persepsi terhadap realitas relasi antaragama di Timur Tengah cenderung melihat konflik politik di Indonesia sebagai masalah agama. Persoalan geopolitik dan wawasan kultural, sosial, dan ekonomi kurang menjadi perhatian para

penceramah-penceramah agama. Dengan demikian persoalan keragaman intra-agama dan antaragama yang menjadi konteks penting bagi relasi yang damai dan penuh respek menjadi persoalan hari ini baik di Indonesia maupun di negara-negara lain. Melalui contoh-contoh situasi relasi antaragama di kampusnya Arab Saudi, hingga pengamatan sebagai akademisi terhadap situasi di negara-negara Timur Tengah, diharapkan akan membawa wawasan baru bagi masyarakat Indonesia. Bertepatan dengan kunjungan Dr. Sumanto Al Qurtuby ke tanah air, Pusat Studi dan Pengembangan Perdamaian (PSPP) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) bekerjasama dengan Srikandi Lintas Iman (SRILI) Yogyakarta memprakarsai dialog terbatas yang dihadiri oleh kalangan umum maupun peminat pengembangan dialog dan persahabatan antarpemeluk agama. Kegiatan dilaksanakan di Lecture Hall Pdt. Dr. Rudy Budiman UKDW pada tanggal 31 Mei 2018. Tujuan dari pelaksanaan dialog ini adalah memberikan pemantik semangat agar masyarakat belajar mengembangkan persepsi yang tidak keliru tentang relasi antaragama maupun interagama di Timur Tengah karena mispersepsi dalam isu-isu itu berdampak bagi relasi antaragama maupun interagama di Indonesia. Dari pemahaman yang objektif terhadap situasi relasi agamaagama di Timur Tengah diharapkan akan

melahirkan sikap bijak dalam merespons isu-isu politik, sosial, dan ekonomi yang kerap ditampilkan ke permukaan dengan menggunakan identitas agama. Dr. Sumanto Al Qurtuby memaparkan bahwa kasus-kasus intoleransi sebenarnya sudah ada sejak awal kemunculan peradaban manusia, jadi bukan hanya di Indonesia atau Asia saja. Intoleransi juga tidak hanya berlaku bagi Islam, namun juga agama lain. Konflik yang ada di Timur Tengah adalah persoalan geopolitik, bukan karena perbedaan ideologi dan agama. Namun orang-orang di Indonesia selalu mendengung-dengungkan bahwa konflik tersebut adalah perlakuan keji Zionis Yahudi dan Bangsa Israel, sehingga kampanye yang disebar adalah “Bela Al-Quds” – “Bela Palestina” karena berita di Indonesia yang diblow-up adalah perang antaragama. Di dalam agama apapun tidak mengajarkan kekerasan, tetapi semangat beragama bisa menimbulkan legitimasi untuk melakukan kekerasan karena teks atau ayat agama tidak bertulang sehingga bisa dibelokkan sesuai kepentingan. Diskusi ini ditutup oleh kesimpulan Prof. Dr. Machasin, Guru Besar UIN Sunan Kalijaga, bahwa terorisme dan intoleransi bisa dilakukan oleh orang-orang beragama dan pelaku bisa mengklaim perbuatan tersebut berasal dari ajaran agama, namun hal tersebut tidak bisa menggambarkan keseluruhan dari isi atau ajaran agama. [ES]

5 Pemakalah Raih Best Paper di NCAB 3rd

M

agister Manajemen (MM) Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta (UKDW) mengadakan National Conference on Applied Business 3rd (NCAB 3rd) pada hari Sabtu, 19 Mei 2018. Konferensi Nasional ini diinisiasi oleh program Magister Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (MM UMY), Universitas Islam Indonesia (UII), dan UKDW, serta didukung oleh Aliansi Program Magister Manajemen Indonesia (APMMI). Menurut Frista, SH., SE., MSAk., selaku Ketua Panitia NCAB 3rd, “Dalam penye-

lenggaraan NCAB 3rd ini, Magister Manajemen (MM) mendapatkan kehormatan sebagai tuan rumah penyelenggara, tingkat antusiasme peserta sangat menggembirakan. Ini terlihat dari jumlah peserta pemakalah yang jauh melebihi dari estimasi panitia. Selain itu, pemakalah bukan hanya berasal dari Yogyakarta, namun juga berasal dari kota Solo dan Semarang.” Dalam NCAB 3rd terpilih lima pemakalah terbaik (best paper) dari masing-masing kategori. Untuk kategori Manajemen

Keuangan diraih oleh Suryati, dengan judul makalah “Deteksi Bubble Economy dan Analisis Faktor pada Properti Residential dan Saham Indonesia”. Kategori Akuntansi dan Ekonomi diraih oleh Warih Sekarwati Rahsito, dengan judul makalah “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance terhadap Kebijakan Dividen (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur Indonesia)”. Kategori Manajemen Pemasaran diraih oleh Roy Alvian Mulyo Santosa, dengan judul makalah “Pengaruh Self-Congruity dan Key Fast-Food Cues terhadap Loyalty dengan

Gender sebagai Moderasi”. Untuk kategori Manajemen SDM diraih oleh Zandra Danita Widodo, dengan judul makalah ”Pengaruh Kepemimpinan Transformasional terhadap Kinerja Karyawan yang Dimediasi oleh Kepercayaan Organisasional dan Komitmen Afektif di PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk Cabang Jepara”. Sedangkan untuk kategori Manajemen Strategik diraih oleh Inthannia Elvaretha Wijaya, dengan judul makalah “Inovasi Bisnis Batik dan Implikasinya Bagi Pengembangan Start Up”. [FR]


Profil Bulan Ini

2

Michael Adi Pratama: Layak Dapat “Bintang”

M

ichael Adi Pratama merupakan sosok mahasiswa pendiam namun pekerja keras, lahir di Sleman, 8 Mei 1994 dan bergabung dengan Fakultas Bioteknologi tahun 2013. Ketertarikan dengan bidang bioteknologi sudah dimulai sejak kecil dan didukung dengan keikutsertaannya dalam berbagai kompetisi biologi semenjak SMP. Perkembangan ilmu bioteknologi yang sangat pesat dan up-to-date khususnya dalam aplikasi dibidang industri, lingkungan dan kesehatan, menjadi pertimbangan utama menjatuhkan pilihan bergabung dengan Fakultas Bioteknologi UKDW. Besarnya kecintaan pada bioteknologi serta ditunjang semangat belajar dan daya juang yang tinggi, Michael Adi Pratama dapat menyelesaikan program perkuliahan dengan cepat. Bahkan, sebelum wisuda pada November 2017, Michael telah diterima untuk bergabung dengan PT. Multi Bintang Indonesia sebagai Brewing Support Operator. Mendapat pekerjaan, bahkan sebelum lulus kuliah menjadi suatu pengalaman istimewa. Hal tersebut dapat diwujudkan dengan perjuangan dan kerja keras serta dukungan dari berbagai pihak, jadi bukan sebuah keberuntungan semata. Intuisi dan pilihan Michael untuk bergabung dengan Fakultas Bioteknologi UKDW dengan pertimbangan reputasi yang andal di bidang bioteknologi lingkungan, industri dan kesehatan, terakreditasi A serta mempunyai kurikulum yang mapan dan jejaring yang luas sangatlah tepat. Fakultas Bioteknologi secara matang dan terencana mempersiapkan mahasiswanya untuk mampu beradaptasi dengan cepat dalam dunia kerja sekaligus kompeten dibidangnya. Michael merasakan dan sungguh bersyukur dapat mengikuti keseluruhan program perkuliahan, praktikum, praktik kerja dan berbagai program pengembangan softskill yang diberikan oleh pihak kampus. Kemudian, Michael juga terlibat aktif dalam berbagai organisasi kemahasiswaan baik di tingkat fakultas maupun universitas. “Jejaring Fakultas Bioteknologi yang luas sungguh membawa keberuntungan bagi saya”, ujarnya. Pada saat itu Fakultas Bioteknologi sedang menyelenggarakan BioTECH EXPO dengan menghadirkan beberapa mitra kerja yang salah satunya adalah PT. Multi Bintang Indonesia. Selama keikutsertaan dalam BioTECH EXPO, tepatnya pada tanggal 12 September 2017, PT. Multi Bintang Indonesia memberikan kesempatan kepada mahasiswa atau lulusan Fakultas Bioteknologi untuk melakukan job interview di lokasi expo. Dengan penuh keraguan, karena saat itu Michael masih dalam proses penyelesaian skripsi, akhirnya Michael memberanikan diri untuk mengikuti job interview setelah didorong oleh dosen pembimbingnya. Hasilnya, ia mendapatkan panggilan untuk melakukan job interview lanjutan langsung di PT MBI di Mojokerto. Saat ini Michael Adi Pratama mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam persiapan substrat, ragi, fermenter dalam proses produksi bir di PT. MBI. Tanggung jawab besar yang diberikan oleh perusahaan dapat dikerjakan dengan baik berkat bekal ilmu, keterampilan serta etos kerja keras yang diperoleh selama kuliah di Fakultas Bioteknologi. Meski baru delapan bulan bergabung dengan PT. MBI, namun Michael Adi Pratama sangat yakin bahwa dengan modal yang dimilikinya (penguasaan ilmu, keterampilan, memiliki attitude dan motivasi yang tinggi) serta ditunjang dengan keinginan untuk improvement, dapat mengembangkan diri dan bekerja secara efektif dan efisien. Proses improvement yang diterapkan pada perusahaan dapat juga diterapkan pada perguruan tinggi, melalui sharing ilmu dan kerja sama antara kampus dan perusahaan, sehingga meningkatkan kompetensi dan kompetisi,

foto:dok.Pribadi

terciptanya link dan match antara perguruan tinggi dan dunia kerja. Semoga Fakultas Bioteknologi dapat terus mengembangkan jejaring dan kerja sama dengan berbagai pihak sehingga dapat terus terpacu untuk melakukan perbaikan, penyempurnaan baik kurikulum, fasilitas dan program-program lainnya. Jejaring dan kerja sama banyak memberikan manfaat dan feedback bagi pengembangan fakultas dan kompetensi lulusannya serta menjadi kunci sukses lulusan dalam mendapatkan pekerjaan. [DR]

REDAKSI KORAN KAMPUS PENANGGUNG JAWAB PIMPINAN REDAKSI WAKIL PIMPINAN REDAKSI KOORDINATOR

: : : :

Pdt. Robert Setio, Ph.D. Arida Susyetina, M.A Meilina Parwa Gloria Andida

WARTAWAN

EDITOR

SETTER

Dorty, Rully, Edu

Lia, Sam, Valian

Cella, Eva, Vinsen

Koran Kampus bisa Anda dapatkan secara GRATIS di Pick-up Point yang sudah terpasang di 11 area publik di seluruh UKDW. Redaksi menerima tulisan dari warga kampus berupa artikel, laporan kegiatan dan foto-foto yang membangun harapan. kirim ke alamat Redaksi atau melalui email : korankampus@staff.ukdw.ac.id




Program Studi

5

Bioekskursi 2018: A Journey to Get Knowledge

D

alam rangka meningkatkan wawasan, pengetahuan dan memberikan gambaran aplikasi bioteknologi dibidang industri, lingkungan dan kesehatan khususnya untuk mahasiswa angkatan 2017, BEM Fakultas Bioteknologi UKDW menyelenggarakan program BioEkskursi 2018 dengan tema "A Journey to Get Knowledge". Bioekskursi diselenggarakan pada tanggal 8 – 12 Juni 2018 di Pulau Bali dengan agenda program meliputi kunjungan perusahaan, temu alumni, studi banding dan pengembangan jejaring kerjasama. Program ini diikuti oleh 50 peserta yang terdiri dari mahasiswa angkatan 2016 dan 2017 serta tiga dosen pendamping. Kunjungan

perusahaan dilakukan di tiga lokasi yaitu Secret Garden, Brem Dewi Sri serta Hatten Wine. Menurut mahasiswa Bioteknologi Angelia Astria dan Ranti Joshua Christian, program bioeksursi kali ini sangat menyenangkan. Melalui kunjungan perusahaan, khususnya di Secret Garden Village, mahasiswa dapat menambah wawasannya, mendapatkan ilmu serta inspirasi dalam pemanfaatan potensi biodiversitas melalui proses produksi herborist, produk kosmetik serta "black eye" yang merupakan salah satu varian produk kopi yang memiliki berbagai macam rasa mewakili keragaman kopi dari seluruh pelosok Indonesia. Hal yang sama juga diperoleh saat

berkunjung di Brem Dewi Sri serta Hatten Wines Bali, mahasiswa dapat mengetahui secara langsung proses produksi brem cair asli dari Bali serta belajar proses produksi red wine asli. Pelaksanaan program bioekskursi selain memberikan bermanfaat bagi mahasiswa peserta, juga memberikan manfaat bagi fakultas khususnya dalam pengembangan jejaring kerja sama, baik dalam hal pelaksanaan magang, penelitian dan rekrutmen pegawai. Hal menarik dalam agenda bioekskursi adalah temu alumni, meski pada kesempatan ini tidak banyak alumni yang bisa hadir karena bersamaan dengan perayaan hari Galungan dan Kuningan, namun tetap tidak mengurangi esensi penyelenggaraan

foto:dok/Panitia

program terse but. Melalui temu alumni, mahasiswa banyak mendapatkan motivasi, kiat sukses dan profil kerja alumni bioteknologi yang berdomisili di Bali. [Meilani]

Prodi Desain Produk UKDW Selenggarakan Fashion Show Perdana bersama Mahasiswa Lintas Jurusan

P

rogram studi (Prodi) Desain Produk dari Fakultas Arsitektur dan Desain Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW), secara perdana membuka Mata Kuliah Pilihan Kelas Fashion Design. Mata kuliah ini menggandeng akademisi dan praktisi Fashion Design Embran Nawawi. Pada Selasa, 5 Juni 2018, di ruang A.5.1 UKDW berlangsung Fashion Show: When Batik Meet Sarong sebagai ujian akhir semester para mahasiswa yang mengambil mata kuliah Fashion Design. Fashion show ini tidak hanya diikuti oleh mahasiswa Desain Produk, tetapi juga mahasiswa Teknik Informatika dan Arsitektur. "Fashion show ini menampilkan keunikan perpaduan bahan kain batik dengan sarung untuk memperkenalkan taste yang berbeda kepada mahasiswa, harapannya adalah agar wawasan mahasiswa terbuka dan dapat terstimulus untuk mengembangkan fashion yang khas, kreatif, unik lainnya"

jelas Centaury Harjani, S.Ds., M.Sn. selaku Dosen Prodi Desain Produk. Beberapa mahasiswa dan dosen yang hadir turut berpartisipasi memilih dan menilai karya fashion yang dirasa paling menarik. Dari mata kuliah ini para mahasiswa memperoleh pengalaman pertama membuat pola dengan teknik spesial dari desainer Embran Nawawi, mendesain baju, dan juga memperoleh kesempatan memamerkan karya yang unik serta bisa memamerkan penampilan menarik mereka melenggang dalam fashion show. Saat ini fashion tidak lagi hanya diminati oleh kaum wanita karena fashion sudah menjadi bagian gaya hidup yang menjadi minat banyak orang. Untuk berpenampilan menarik setiap orang akan berusaha menampilkan ciri khas dan pembeda dari personalitinya melalui selera fashion. Jika dahulu keahlian dalam menata busana, merancang busana dan

foto:dok/Panitia

menciptakan karya-karya fashion hanya berdasarkan bakat dan keinginan, maka diera sekarang fashion sudah dapat dipelajari dan diterapkan dari sisi keilmuwan (akademis), sehingga tidak ada batasan latar belakang usia, gender maupun suku. "Untuk berpenampilan menarik tidak hanya menjadi diri sendiri tapi menjadi diri sendiri untuk

orang lain, dengan selera fashion yang personalize. Jika musik adalah bahasa universal pertama maka fashion adalah bahasa yang kedua" ungkap Embran Nawawi yang merupakan seorang Fashion Expert. Bagi yang tertarik untuk mengikuti kelas pilihan ini, nantikan di semester mendatang. [Centaury]

UKDW Kembali Berlaga dalam Ajang IDEAFUSE ACM ICPC

U

niversitas Kristen Duta Wacana (UKDW) kembali mengukir prestasi di bidang kompetisi pemrograman yang bertajuk IDEAFUSE 2018 untuk kategori ACM ICPC MultiProvincial. Pada acara yang diselenggarakan di kota Medan pada tanggal 28 Mei 2018, tim UKDW menempati peringkat 9 dari 70 peserta tim yang tergabung dalam programming contest tersebut. ACM ICPC sendiri merupakan sebuah kompetisi pemrograman yang dinaungi oleh ACM (Association for Computing Machinery). STMIK Mikroskil, pada tahun 2018 tetap dipercaya ACM untuk menyelenggarakan ACM ICPC tingkat multiprovincial untuk seluruh Indonesia. Pemenang dalam ACM ICPC tingkat multiprovincial akan mendapat tiket untuk melanjutkan ke ACM ICPC tingkat regional Asia Pasifik. Sebagai event tahunan yang bersifat nasional, event ini diharapkan mampu memunculkan kembali bakatbakat muda Indonesia dalam kompetisi pemrograman, terkhusus bagi tim UKDW sendiri. Untuk programming contest tahun ini, tim besutan Danny Sebastian, S.Kom., M.M., M.T (dosen pembina) yang terdiri dari Rexy Dwy Brundy dari Program Studi

Informatika Angkatan 2015, Joshua Gibeon Mulyana dari Program Studi Angkatan 2016, dan Nathania Saphira dari Program Studi Angkatan 2017 mampu menembus babak final. Dalam kompetisi ini mahasiswa secara beregu diuji kemampuan nalarnya dalam pemrograman melalui serangkaian soal-soal algoritma yang harus diselesaikan dalam waktu yang telah ditetapkan. Bahasa pemrograman yang digunakan di kompetisi ini adalah C/C++/Java/Python. Kompetisi ini terbagi menjadi dua tahapan yaitu: tahap penyisihan (online)dan tahap final (onsite) . Memulai perlombaan dari babak penyisihan yang dilaksanakan secara online dan yang diikuti oleh 70 tim dari seluruh Indonesia, tim dari UKDW ini masuk ke dalam 32 tim yang lolos ke babak final. Pada programming contest kali ini, hal tersebut tentunya menjadi sebuah pencapaian besar tersendiri. Apalagi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya tim UKDW menempati peringkat ke-15 di ACM ICPC 2017. “Ya pada dasarnya ini sudah sangat baik jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Untuk tahun berikutnya saya sangat berharap UKDW mampu menembus kelompok 5 besar agar

bisa masuk ke dalam tingkat Internasional khususnya Asia Pasifik”, ungkap Danny. Persiapan yang matang tentu akan sangat diharapkan oleh setiap tim yang akan berkompetisi pada event-event seperti programming contest ini. Kesulitan yang dihadapi oleh tim UKDW sendiri adalah kurangnya pengalaman dalam penggunaan struktur data yang tepat, kecepatan, dan ketepatan setiap jawaban untuk meminimalisir wrong answer pada tiap soal. Meskipun menghadapi kesulitan, tentunya Rexy serta tim mampu menyelesaikan setiap soal dengan sangat baik. Persiapan tim untuk programming contest tahun depan akan ditambah pelatih programming sendiri agar lebih dapat memantapkan posisi di ajang ACM ICPC 2019. Tentunya hal ini sangat diharapkan demi memberikan persiapan lebih kepada tiap anggota tim. Pelatih-pelatih yang akan direkrut tentunya adalah orang-orang yang kredibel di bidangnya dan yang paling membanggakan pelatih-pelatih tersebut ialah alumni-alumni dari Fakultas Teknologi Informasi (FTI) UKDW yang dulunya sudah sangat berpengalaman dalam mengikuti programming contest. Pada dasarnya jika kita melihat secara keseluruhan tim dari UKDW sendiri sudah

foto:dok/Panitia

terbilang sangat baik, apalagi dengan anggota yang masih muda mereka mampu menembus babak final pada kompetisi ini. “Pada awal perlombaan sebenarnya kami sangat kurang yakin bisa menembus babak final. Harapan kami diawal, ya setidaknya kami bisa masuk 30 besar, tetapi pencapaiannya lebih dari itu. Untuk hasil yang kami dapat kali ini tentu saya berharap tahun depan kami mampu lolos untuk region Asia Pasifik”, sambung Rexy selaku ketua tim. [edu]


Program Studi

6

Fakultas Bisnis Siapkan Lulusan Sadar Fintech

T

epat pada tanggal 15 Mei 2018 lalu adalah Dies Natalis Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana yang ke-33. Perayaan acara Dies Natalis Fakultas Bisnis dimeriahkan dengan berbagai kegiatan dari dimulai dari tanggal 18 Mei hingga 2 Juni 2018. Rentetan kegiatan dimulai dengan Seminar Digital Finance pada tanggal 18 Mei, kemudian 19 Mei dengan seminar serta lomba yang bertajuk National Conference on Applied Business 3 rd (NCAB 3rd) dengan tema to be a Business Leader in Digital Era, tanggal 23 Mei dengan Seminar Sumber Daya Manusia di Era Digital dan Data Besar, tanggal 25 Mei dengan Seminar Digital Marketing untuk bisnis start-up dan diakhiri dengan perayaan dan ibadah Dies Natalis Fakultas Bisnis UKDW pada tanggal 2 Juni. Seminar dan lomba yang dilaksanakan tanggal 19 Mei 2018 yakni NCAB 3rd dengan tema to be a Business

foto:dok/BIRO IV

Leader in Digital Era terlaksana atas kerja sama Magister Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Universitas Islam Indonesia (UII), dan Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW), serta didukung oleh Aliansi Program Magister Manajemen Indonesia (APMMI) dan UKDW sebagai tuan rumah. Kegiatan ini diawali dengan seminar kemudian setiap pemakalah mempresentasikan masing-masing hasil

foto:dok/BIRO IV

makalahnya. Makalah yang dipresentasikan terdiri dari lima kategori, yaitu Manajemen Keuangan, Akuntansi dan Ekonomi, Manajemen Pemasaran, Manajemen Sumber Daya Manusia, dan Manajemen Strategik. Setiap makalah yang sudah dipresentasikan akan dinilai dan dipilih makalah terbaik per kategori. Pemakalah NCAB 3 r d bukan hanya berasal dari Yogyakarta saja namun juga berasal dari Solo dan Semarang.

Seminar-seminar yang telah dilaksanakan dalam rangka menyambut Dies Natalis Fakultas Bisnis UKDW, Fakultas Bisnis semuanya mengangkat isu mengenai era digital. Hal ini tentu bukan tidak beralasan di mana perkembangan digital sudah tidak dapat dipungkiri lagi. Hampir seluruh kegiatan dan aktivitas pada zaman sekarang telah berbasis online dan mudah untuk diakses di mana pun dan kapan pun. Perkembangan digital ini harus dapat diimbangi dengan baik di bidang keuangan (finance), di bidang sumber daya manusia, dan di bidang pemasaran (marketing). Fakultas Bisnis UKDW berharap dengan dilaksanakannya seminar tersebut, mahasiswa memiliki bekal untuk menghadapi perkembangan digital dan dapat memanfaatkan era digital dengan baik. [Dorti]

Kuliah Umum "Standar Akuntansi Keuangan Syariah"

K

amis, 31 Mei 2018, Program Studi (Prodi) Akuntansi Fakultas Bisnis UKDW menyelenggarakan kuliah umum dengan topik Standar Akuntansi Syariah yang dilaksanakan di Lecture Hall Pdt. Dr. Rudy Budiman. Kuliah Umum dihadiri oleh mahasiswa Prodi Akuntansi, khususnya mahasiswa yang sedang mengambil Mata Kuliah Standar Akuntansi dan Akuntansi Keuangan Menengah 1. Narasumber yang diundang adalah Drs. Arief Bachtiar, MSA., Ak., CA., SAS,. dari Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, salah satu pakar di bidang akuntansi syariah. Indonesia memiliki lima Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yaitu SAK Umum, SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP), SAK Entitas Mikro Kecil dan Menengah (EMKM), SAK Syariah, dan Standar Akuntansi Pemerintah. SAK Syariah merupakan sebuah standar akuntansi keuangan yang menjadi pedoman bagi akuntan dalam pembuatan laporan keuangan untuk entitas yang memiliki transaksi syariah atau berbasis syariah. Narasumber menyampaikan bahwa syariah berarti hukum Islam, sehingga akuntansi syariah adalah akuntansi yang berkaitan dengan dasar

hukum Islam. Akuntansi syariah dalam basis akuntansi pada umumnya lebih berkaitan dengan akuntansi keuangan syariah. Di Indonesia, Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) memberikan jatah nomor di atas seratus untuk standar akuntansi syariah. Alasan perlunya sebuah standar akuntansi yang khusus berbasis syariah karena secara teoritis, akuntansi harusnya bukan sekedar dianggap sebagai sains dan teknologi universal yang bebas nilai, namun juga produk sejarah yang merefleksikan budaya di tempat akuntansi dilaksanakan. Dengan kata lain, akuntansi syariah adalah ilmu dan teknologi universal yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan perubahan yang terjadi di dalam lingkungan tempat akuntansi syariah diterapkan. Sedangkan secara praktis, berkembangnya entitas syariah di Indonesia memerlukan standar tersendiri yang sesuai dengan karakter entitas tersebut. Terdapat juga beberapa perbedaan pandangan antara akuntansi konvensional yang bersumber dari barat dengan akuntansi syariah. Salah satu contoh perbedaannya adalah pandangan material dari sebuah pencapaian kesuksesan menurut barat adalah ketika nilai saham yang ditawarkan ke investor

semakin naik dan perusahaan berhasil ketika profit semakin tinggi. Tujuan dari perusahaan tersebut adalah untuk menyenangkan investor selaku penanam modal di perusahaan yang memiliki kekuasaan terbesar di perusahaan. Sedangkan menurut pandangan Islam, kesuksesan terjadi ketika mampu memberi manfaat kepada orang lain dengan fokus stakeholder sebagai fokus utama, sehingga tidak hanya terpaku pada kepuasan investor saja tetapi juga kepada masyarakat, pegawai, pemerintah, dan sebagainya. Beberapa perbedaan lainnya yaitu seperti pandangan democracy, individualism, utilitarianism, liberalism and freedom, dan secularism/empiricism. Dasar dari pembuatan SAK Syariah sendiri adalah Al-Quran. Lembaga internasional yang mengembangkan standar akuntansi, audit, governance, dan etika terkait dengan kegiatan lembaga keuangan syariah adalah Accounting & Auditing Organization for Islamic Financial Institution (AAOIFI). Terdapat dua jenis kegiatan dalam entitas syariah yang menerapkan SAK Syariah yaitu kegiatan komersial dan kegiatan sosial. Dalam pelaporannya, kegiatan komersial dicerminkan dengan laporan keuangan Laporan Posisi Keuangan,

foto:dok/Panitia

Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain, Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Arus Kas. Sedangkan kegiatan sosial dicerminkan melalui Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat, Infaq dan Shodaqoh serta Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardh. Kegiatan komersial terbagi menjadi kegiatan jual beli, bagi hasil, sewa, dan imbalan, sedangkan kegiatan sosial adalah kegiatan tolong-menolong. Dengan terbitnya SAK Syariah yang terbaru yaitu SAK Syariah Efektif per 1 Januari 2017 diharapkan dapat digunakan oleh entitas-entitas syariah, seperti perbankan syariah, asuransi syariah, gadai syariah, LAZIH sebagai pedoman dalam penyampaian laporan keuangannya. [Dian Paramitha]

Naskah Gerakan Pita Biru Berdehem

D

ewasa ini, berbagai kecurangan akademik di berbagai institusi pendidikan marak terjadi. Ironisnya, fenomena ini dianggap sebagai hal yang wajar untuk menjaga "nama baik" institusi. Perlawanan dari berbagai pihak dan aliansi yang gerah dengan fenomena ini hanya berakhir dengan imbauan normatif tanpa aksi yang partisipatif, alhasil kecurangan akademik terus berulang dan kian sistematis. Mengacu pada habituation creates character, kecurangan akademik sangatlah berbahaya bagi masa depan pemberantasan korupsi karena di institusi pendidikan perilaku koruptif dibiarkan tumbuh subur. Dilatarbelakangi oleh keresahan tersebut, Institute for Integrity (IFI) yang diprakarsai oleh Zaka Akhmad dengan menggandeng beberapa komunitas anti korupsi DIY yaitu Komunitas Anti Korupsi (Komutasi) Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta (FH UAJY), Future

foto:dok/Panitia

Leader for Anti Corruption (FLAC Jogja) Universitas Islam Indonesia (UII) dan Kelompok Studi Audit (KSA) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) untuk membentuk gerakan untuk menggugah kesadaran publik akan bahaya dan pentingnya melawan kecurangan akademik. Gerakan tersebut yang diharapkan mampu menjadi wake up call untuk semua pihak, gerakan yang partisipatif, konkrit dan memiliki impact yang meluas serta dapat

foto:dok/Panitia

direplikasi oleh berbagai pihak. Gerakan yang dinamai Pita Biru Berdehem Melawan Kecurangan Akademik tersebut menjelang Ujian Nasional 2018 tingkat SMA beberapa bulan yang lalu. Tim Gerakan Pita Biru Berdehem dikoordinasi oleh Timothy Ivan Triyono (FH UAJY 2016) dan didukung beberapa komunitas anti korupsi DIY beserta enam SMA di Yogyakarta yang bersedia untuk terlibat dalam gerakan tersebut. Salah satu

sekolah yang turut serta dalam Gerakan Pita Biru Berdehem adalah SMA Piri 1 yang dikoordinasi oleh Kelompok Studi Audit (KSA) UKDW. KSA sebagai salah satu komunitas yang berfokus pada pencegahan perilaku koruptif di tingkat remaja antusias terhadap gerakan tersebut. Sebelumnya KSA telah mengadakan Training of Trainer Pendidikan Anti Korupsi untuk pelajar SMA di Yogyakarta, dimana salah satu pesertanya berasal dari SMA Piri 1. Gerakan yang dilaksanakan di SMA Piri 1 tersebut mendapatkan tanggapan positif dari Drs. M. Ali Arie Susanto selaku Kepala SMA Piri 1. Ia siap untuk menjadikan gerakan tersebut menjadi gerakan rutin saat Ujian Akhir Semester untuk siswa kelas X dan XI. Ia juga menyarankan agar gerakan tersebut dapat masuk melalui kegiatan OSIS. Gerakan ini diharapkan menjadi cikal bakal perlawanan terhadap kecurangan akademik yang berkesinambungan. [KSA]


Program Studi

7

Perayaan dan Sarasehan HUT FAD: The Spirit Re-Born!

P

ada Jumat, 25 Mei 2018 berlangsung sarasehan refleksi 33 tahun Program Studi (Prodi) Arsitektur dan 13 tahun Program Studi (Prodi) Desain Produk. Rentang waktu 33 tahun ini bisa dilalui oleh kedua prodi karena semangat yang tulus untuk memberi diri bagi kemajuan bangsa melalui penyiapan generasi barunya, yaitu mahasiswa. Dalam sarasehan tersebut, direfleksikan beberapa hal, mulai dari Ir. Jacobus Wiryawan, sebagai Dekan pertama saat itu, menuturkan bagaimana awalnya Prodi Arsitektur UKDW berdiri pada tahun 1985, beliau menceritakan bagaimana persiapan dan suka duka mengelola prodi baru saat itu dengan dana yang sangat minim dan juga sumber daya manusia yang sangat terbatas. Pada saat itu hanya ada tiga orang pengajar tetap yaitu Ir. Eddy Christianto, M.T., Ir. Sri Widowati dan Ir. Eko Prawoto, M.Arch. Eko mengajar mata kuliah mengenai arsitektural atau design, Eddy mengenai konstruksi, sedangkan Wati mengenai mekanika teknik dan sejenisnya. Refleksi dilanjutkan oleh Eko., seorang dosen FAD yang telah mengikuti perkembangan Fakultas Arsitek dan Desain (FAD) mulai awal didirikan hingga saat ini. Eko menuturkan tentang sepenggal perjalanan yang telah dimulai beberapa tahun yang lalu, tepatnya 33 tahun. Perjalanan yang cukup menyenangkan, dan sebetulnya juga sangat serius. Rentang yang cukup signifikan dalam bentangan pendek umur manusia. Walaupun dalam skala institusi atau budaya masih sangat pendek. Menurutnya, dalam bingkai kebudayaan dunia pendidikan adalah sangat sentral perannya. Ini adalah detak degup jantung yang memompa dan memastikan bahwa aliran darah senantiasa terjaga dan itulah menjadi tetap hidup. Kebudayaan juga bisa terlena, terkapar, terlindas bahkan sirna jika tidak lagi memiliki vitalitas atau daya hidupnya. Demikian juga institusi pendidikan bisa juga mengalami hal yang serupa. Bisa hanya menjadi sekedar raga tanpa nyawa tanpa daya walau tetap ada, atau sekedar ada, seolah ada. Di akhir refleksi Eko mempertanyakan kembali tentang tema refleksi HUT FAD pada tahun ini. "Pertanyaan mendasarnya adalah apakah kita bersungguh-sungguh dengan hal ini? Apakah kita memang sedang mencari? Dalam rentang panjang ini, sebetulnya ada beberapa hal baik yang bisa dimunculkan lagi. Semangat kebersamaan dan kepercayaan diri yang besar dalam naungan berkatNya agaknya merupakan aspek yang penting dan mendasar. Hanya cita-cita besarlah yang bisa menggerakkan

foto:dok/Panitia

foto:dok/Panitia

foto:dok/Panitia

foto:dok/Panitia

totalitas kolektif kita. Masih adakah semangat itu?"katanya. Pemikiran yang kreatif dan inovatif haruslah mendapat tempat yang penting, energi ini yang seharusnya menggerakkan dan menjadi alas semua aktivitas akademik. Berani tampil menjadi pelopor atau pioneer dalam pemikiran kedepan, gigih tangguh bukan sebatas kerja rutin mental follower yang sekedar cari aman sebagai pemenuhan syarat administrasi. Integritas diri yang terjaga (walk the talk) menjadi pribadi yang otentik, bukan manipulatif semua palsu seolah olah, cepat puas dan bangga untuk perkara yang remeh dan jangka pendek. Memberikan semangat dan peluang buat y a n g m u d a ( t hi n k bi g d rea m hi g h! ) . Keberpihakan sosial, kecintaan dan kepedulian pada lingkungan yang diwujudkan secara nyata, panggilan ini semakin relevan dan membutuhkan komitmen yang besar dan pengetahuan yang lengkap. Dulu ini yang disebut sebagai the new breed of professionals. Mungkin spiritnya belumlah hilang atau mati mungkin yang kita butuhkan hanyalah to reactivate! Bangunkanlah semangat itu lagi dan hidupilah semangat itu lagi. Di sesi selanjutnya pemikiran reflektif disampaikan oleh Dr. Heru Kristianto, seorang dosen senior dari Fakultas Bisnis UKDW yang juga mengikuti tentang perkembangan FAD. Beliau banyak mengungkapkan kesan-kesannya selama mengajar di Program Studi Arsitektur dan

Desain Produk selama ini. Refleksi dilanjutkan oleh Dra. Endah Setyowati, M.Si., M.A. yang juga banyak mengungkapkan kesan-kesannya selama mengajar mata kuliah Humaniora pada FAD. Beliau juga pernah menjabat sebagai Wakil Dekan III pada Fakultas Teknik (sebelum Program Studi Arsitektur masuk dalam FAD). Prof. Dr. J.B. Giyana Banawiratma memaparkan tentang bagaimana kaitan antara visi Kristen, visi UKDW dan visi FAD pada awalnya (tahun 1985) dan sekarang (2018) yang tentu saja dalam konteks dunia dan masyarakat plural dalam waktunya masing-masing. Beliau juga menyoroti bahwa saat ini ada gejala-gejala arsitektur yang menyedihkan, seperti seluruh tanah dipenuhi dengan bangunan yang mepet dengan jalan, jalan-jalan yang tidak ramah bagi pejalan kaki dan disabilitas, sawah-sawah berubah menjadi rumah tanpa 'perhitungan' yang matang, juga keinginan individu untuk lepas dari semangat sosial. Hal ini dibandingkannya dengan realita di Jepang bahwa orang kaya tetap menempati rumah sederhana dan tidak menghabiskan sawah. Prof. Banawiratma juga mengatakan bahwa sebagai komunitas akademis harus bersikap kritis dan kreatif. Hal ini demi pengembangan kaum intelektual atau cendekiawan itu sendiri. Beliau menegaskan bahwa kaum intelektual atau cendekiawan bukan sekedar bergelar akademis, tetapi harus berkepedulian sosial, mengem-bangkan peradaban, kebudayaan dan juga kemanusiaan.

Acara diakhiri dengan pemutaran slide kegiatan yang dilakukan mahasiswa dan dosen FAD dan ditutup dengan pemotongan tumpeng oleh Dekan FAD Dr.-Ing. Wiyatiningsih, S.T., M.T. dan makan siang bersama sebagai wujud ungkapan syukur atas HUT 33 tahun Program Studi Arsitektur dan 13 tahun Program Studi Desain Produk. Sedangkan dalam Perayaan HUT FAD yang bertempat di Atrium Didaktos, diikuti oleh seluruh mahasiswa, dosen dan karyawan FAD. Dalam sambutannya, Ketua Panitia HUT FAD, Linda Octavia, S.T., M.T. menyampaikan mengenai esensi dari perayaan HUT FAD "Pada hari ini kita mengadakan acara perayaan HUT FAD. Lalu apa sebenarnya yang kita rayakan? Yang kita rayakan tentu saja adalah spiritnya, pencarian dari spirit itu sendiri" ungkapnya. Dari pihak mahasiswa, semangat-semangat yang inovatif, kreatif, eksploratif harus dipegang dan dimiliki sampai kapanpun. Ini merupakan sebuah keniscayaan dalam setting dunia saat ini, tidak boleh menjadi hanya sebatas slogan saja. Tentu saja semangat ini tidak bisa tercapai dengan sendirinya kalau tidak diupayakan. Perlu upaya yang besar, tanggung jawab yang besar dari mahasiswa untuk memelihara spirit ini. Linda berpesan kepada mahasiswa FAD "Untuk itu, janganlah berhenti belajar dan cepat berpuas diri. Tantangan mahasiswa saat ini adalah bagaimana menjadi unik, otentik, punya integritas dan berwawasan luas. Namun, ini tidak hanya untuk dirinya sendiri saja, tapi untuk masyarakat dan kemanusiaan." Hal senada juga dikatakan oleh Rektor UKDW, Ir. Henry Feriadi, M.Sc., Ph.D. Beliau berpesan bahwa kita semua harus menghadapi masa depan dengan mempunyai spirit untuk terus berjuang dan maju. Acara dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng dari Dekan FAD yang diserahkan kepada Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa FAD, Kepala Prodi Arsitektur kepada Ketua Himpunan Mahasiswa Arsitektur dan Kepala Prodi Desain Produk kepada Ketua Himpunan Mahasiswa Desain Produk. Hiburan berupa tari-tarian, band atau nyanyian dari masing-masing group mahasiswa Arsitektur dan Desain tiap angkatan (2015, 2016 dan 2017) juga dari dosen-dosen FAD juga turut memeriahkan perayaan HUT FAD. Selamat merayakan HUT FAD, Dirgahayu FAD UKDW! [Linda]

Smart Choice, Smart Product: Waste Solution Design Competition

H

omo faber, sebuah istilah yang dikenakan kepada manusia atas penilaian terhadap sesuatu yang dihasilkan. Istilah ini membawa kemuliaan sekaligus bencana bagi ruang hidup manusia. Hampir seluruh kegiatan manusia terutama aktivitas produksi menempatkan banyak sisa produksi di ruang tinggal makhluk hidup, mulai dari aktivitas produksi yang privat seperti mandi dan buang air besar hingga proses manufaktur dan pembangkit energi. Usaha atas pengendalian sisa produksi terus menerus digulirkan dengan mengurangi, mendaur ulang, dan menggunakan kembali sisa p rod u ks i, namu n mas ih bany ak s is a produksi yang belum tertangani dengan baik. Satu hal yang harus disadari bahwa penyebab terbesar kedua munculnya sisa produksi adalah orang-orang yang menyatakan dirinya desainer dan engineer. Oleh karena itu, saat ini terdapat kesadaran kolektif dimana para engineer dan desainer saling bahu membahu untuk mengatasi persoalan ini, baik itu dengan model up the

foto:dok/Panitia

pipe dengan menciptakan sistem, produk serta bahan yang ramah lingkungan dan end the pipe yang mencoba mendaur ulang dan menggunakan kembali sisa produksi. Menyadari kondisi tersebut, maka Forum Tujuh Tiga (Fortuga) Institut Teknologi Bandung (ITB) sebagai inisiator menggandeng Aliansi Desainer Produk Industri Indonesia (ADPII) beserta seluruh afiliasi perguruan tinggi yang tergabung dalam ADPII untuk berperan serta terhadap permasalahan itu. Salah satu kegiatan yang kemudian diluncurkan untuk mendapatkan solusi adalah kompetisi desain yang bertajuk Waste Solution Design Competition.

Perhelatan tersebut berlangsung secara nasional, dan salah satu yang ditunjuk dalam rangka sosialisasi masalah serta pemecahannya adalah Program Studi (Prodi) Desain Produk Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW). Acara sosialisasi sudah berlangsung pada tanggal 24 Mei 2018 dan dihadiri oleh banyak kalangan, baik dari mahasiswa desain produk seluruh Yogyakarta, komunitas pemerhati lingkungan DIY-Jateng dan para akademisi perguruan tinggi di Yogyakarta. Hasil dari acara tersebut membuahkan beberapa hal yaitu penyelesaian sisa produksi merupakan masalah perilaku dan kebiasaan, dibutuhkan

produk-produk yang dapat merubah perilaku dan kebiasaan, sasaran produk bersifat rumah tangga, sehingga perubahan perilaku dan kebiasaan akan dimulai pada lingkungan terkecil, membiasakan anakanak untuk selalu tanggap terhadap permasalahan lingkungan. Kompetisi desain tersebut tidak terbatas untuk para desainer dan mahasiswa desain produk, namun terbuka juga untuk khalayak umum. Salah satu tugas yang diemban oleh Prodi Desain Produk UKDW adalah mendorong mahasiswa khususnya mahasiswa UKDW untuk dapat memberikan kontribusi terhadap permasalah sisa produksi dan masyarakat umum secara lebih meluas dengan mengikuti kompetisi desain tersebut. Sebagai catatan, bagi rancangan yang telah lolos seleksi dan dimungkinkan untuk diproduksi secara masal, akan mendapatkan stimulus dana dalam pembuatan purwarupa. [WAG] Dideskripsikan ulang oleh Winta Adhitia Guspara berdasarkan penyarian beberapa sumber.


Program Studi

8

Higher Education Being Responsive Towards Future Challenges

T

he fast changing of the world has revolutionalized many aspects of life, including in education. Challenges to prepare future generations to be key players in solving the world problems become more evident. This had encouraged United Board (UB) for Christian Higher Educations in Asia and Hong Kong Baptist University (HKBU) to hold a conference on Technology Assisted Teaching and Learning (TATL) for Whole Person Education: Opportunities and Challenges on 16-18 May 2018. Specifically, this conference aimed: To highlight creative ways of Asian colleges and universities leverage resources to increase accessibility to education across communities; To showcase methods through which technology is used as a means of promoting whole person education; To create a forum for sharing of innovation, best practices, and solutions with peers from Asia and globally. Two keynote speakers, Jaime Casap from Google and Prof. K.M. Cheng, an emeritus professor from university of Hong Kong, stated that the world gets more connected one of which due to technology disruption resulting in changes of our society. Jaime further illustrated that digitalization of economy has led to automatization of various jobs in the future. This two-side coin embodies consequence of disappearance or integration of some jobs in the future. On the other hand, creative economy industry will be nourished creating jobs that probably have

foto:dok/Panitia

neved existed before. Moreover, computer science is said to be the language of digitalization and social science will be the supporting and controlling disciplines for the whole system to work well. Accordingly, Prof Cheng elaborated that the presence and use of Big Data will bring our society towards a shared mode of life, which will create further challenges to education, and higher education in general. Technology is claimed to have existed since our ancient ancestors used simple tools for living. Therefore, catching up with technology advancement is not the only solution in response to this phenomena. Another keypoint is the initiative of higher education institutions develop effective pedagogy to educate generation Z, our students these days. They are said to be global, social, visual, and technologically literate. They think differently about learning that they could be more autonomous towards their own academic

foto:dok/Panitia

interests. Their perspective on job safety is also different from 90's generation. They don't mind changing jobs. The good news is that they believe in the need for quality higher education. The future requires problem solvers because those belong to generation Z have to contribute towards global problems, using technology that hasn't been invented, in roles that do not exist. They really have to develop intelligence and innovation to thrive, amid the challenges. Therefore, instead of asking " what do you want to be one day?" Jaime Casap suggested a question to ask for this generation is "what do you want to solve?" Apparently, he reckoned that to thrive this new era, our students should learn on how to learn, to solve problems, iterate, create, collaborate, communicate, and think critically. Education then supposedly elaborates culture innovation and iteration to build new learning models supported and enabled

by technology to foster student focused learning. Developing innovative pedagogy and curriculum that stimulates awareness of being a gobal citizen sharing responsibilities for future problems should be among priorities of higher education. Duta Wacana Christian University (DWCU) as one of leading Christian Higher Education in the region has been initiating such programs in partnership with United Board for the last two decades. Collaborating in various programs such as intereligious study, peace building, service learning, teacher training, faculty members' professional development, and instructional technology DWCU is consistently embracing its values to serve the pluralistic world. Moreover, UB grants and faculty members' scholarships for DWCU have been sustainably initiated to nurture academic excellence. DWCU participation in conference of Technology Assisted Teaching and Learning in HKBU shows its concern towards the future challenges and opportunities on this issue. DWCU keeps improving its innovative teaching and learning by developing its E-Learning System sponsored by UB Bamboo Grant. Managed by Institution of Academic Development and Learning Innovation of DWCU, this ten-month initiative elaborate both aspects of technology, pedagogy, and professional development of its faculty members, in the long run to nurture Whole-Person-Education. [Moko]

Improving English Competence of Villagers

E

nglish skill is undoubtedly a musthave-competence for everyone these days. It is one of the main subjects should be acquired by those who want to get a job. The AEC (Asean Economic Community) is widely opening opportunities for all people, including villagers, to get a better job. AEC also has several programs such as industrial development, and many more activities that villagers can take part. Moreover, the emergence of communitybased tourism in rural areas these days requires better English skills to deal with foreign visitors. The reasons why Indonesian villagers lack of English skills are (1) they come from various backgrounds and (2) their nature to be resistant to changes. The different background, especially dealing with first language interference, often causes problems of learning vocabulary and pronunciation. Related to their nature, villagers usually do not easily accept new ideas, including learning foreign language.

Based on these problems, approach aimed at improving English speaking and vocabularies is proposed. Language Learning Approach An approach to use for villagers to practice English is behaviorism. Malone (2017) stated that behaviorism is "a way of treating the entire subject matter of psychology as activity, or behavior." To apply this theory, intructors can use repetition as the activity to make word pronunciation easier. The use of repetition can be done by using games or technology to make it fun. Behaviorism approach could also be used to improve vocabulary competence. By using some practice such as repetition and drilling question, the villagers will develop their habitual in English vocabulary. The instructor can use the simple words first, the come to the intermediate words, then to the hardest one and do it every day. The drilling questions also can be used to make the villagers understand more. By doing so, the villagers will make less mistakes in

answering questions because they will have a feeling in choosing the right words. The second is constructivism. Constructivism is the way of "humans construct knowledge and meaning from their experiences" . This theory can also be one approach to improve the vocabulary competence of the villagers. Using this theory together with behaviorism theory will makes the villagers faster in acquiring the English vocabulary because when the villagers repeat all of the words from the easiest to the hardest it will construct their knowledge in acquiring the vocabulary that they have learned. To make them more confident in using the words, the instructor can use constructivism theory by asking the villagers to use the words they learn to make some sentences or a paragraph or to tell a story. Using body language or gestures is also important to make the villagers easier in constructing their knowledge, because they will get focused and involved directly to the learning process. So, using constructivism is one of the learning

methods that can be used to improve the villagers' vocabulary competence. The third theory that can be used to make the villagers excited and motivated in speaking English learning is humanism theory from Rogers (1959) and Maslow (1943) in McLeod (2015) which stated "personal growth and fulfillment in life as a basic human motive." By giving appreciation to the villagers using some compliments such as: "that's great", Ăżeah almost correct!", "wow, that's really good", and many more, the villagers will feel excited and appreciated. So, combining this approach with behaviorism and constructivism, the instructor can make the villagers more motivated in learning English. To improve villagers' English competence, the instructor can apply some learning theories as its foundation. Behaviorism, constructivism, and humanism or their combination appear to be relevant in response to the nature and challenges faced by villagers. [Nine]

An Adventurous Experience: Turtle Care Day

L

ifia Alex Sandra, Yuliana Putri Susanti, and Sarfita Br Sitepu, some of the English Education Department students joining Introduction to Adventure class held by Biology study program of Duta Wacana Christian University (DWCU) on even semester 2018, organized an event as their final assignment given by the lecturer, Tim Wherrett. This event, conducted on May 27, 2018, was entitled 'Aksi Nyata Peduli Penyu' (Turtle Care Day). This event invited the participants to experience conserving turtles and their ecosystem in Samas beach, southern of Yogyakarta. The participants were first explained about programs run by the conservation voulenteers. Deny Widyanto, S. Si., a DWCU alumni who had been being one of

the conservation activists for around 8 years, started the talk about how the turtle conservation called Reispirasi worked. He invited Rujito, a local activist as well as a member of Reispirasi who was once a sea turtle hunter himself, to share about how well he knows about sea turtles. The participants were amazed with some interesting local knowledge about sea turtles, such as how he could notice the coming laying season only by smelling the ocean air, how he could find the buried egg by seeing the pattern drawn on the coast sand, and how he could move the fragile eggs to the turtle conservatory. Having informed that sea turtles need mangroove to lay the eggs in it's shade, the participants were invited to plant more mangroove in the sea shore. More than 30 young mangroove was planted with a hope

foto:dok/Panitia

that sea turtles could still find place to lay her eggs, despite the fact that pollution had been disturbing the circumstance around the beach. Deny further told us some concerns they worked on to save the endangered sea turtles in Samas Beach. Besides dealing with the egg hatching, they also pay attention to the wounded sea turtles, local kids environment education, and coast cleaning. Reispirasi invites

foto:dok/Panitia

donations to BNI 0234364508 – Deny Widyanto or volunteers to work hand in hand to save the sea turtles or having conserving activities with some local kids on Sundays. "We are soon releasing hatclings. Anyone is invited to get involved in this event. The information will be uploaded in our Instagram @reispirasi," Deny remarked. [Mera]


Program Studi

9

Bedah Buku “Korban dan Pendamaian”

B

foto:dok. Google

uku dengan judul “Korban dan Pendamaian” karya Guru Besar Fakultas Teologi, Prof. Dr. Emanuel Gerrit Singgih Ph.D, atau yang kerap kali disapa dengan Pak EGS, diulas pada Seminar Bedah Buku oleh sivitas akademika Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW). Seminar bedah buku diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Teologi UKDW dan berlangsung pada Selasa, 05 Juni 2018, di Ruang Pdt. Dr. Rudy Budiman UKDW. Seminar bedah buku itu turut menghadirkan dua pembicara atau pembedah. Mereka ialah Pdt. Dr. A. A. Yewangoe, selaku mantan Ketua Persekutuan Gereja-gereja seIndonesia (PGI), dan Rm. Dr. V. Indra Sanjaya, Pr., selaku Dosen Fakultas Teologi Sanata Dharma, dengan moderator Pdt. Dr. Djoko Prasetyo Adi Wibowo Ginting selaku Dosen Fakultas Teologi UKDW. Dalam pembukaan seminar, penulis menjelaskan ulang dengan singkat rumusan yang terdapat di dalam bukunya, bahwa buku “Korban dan Pendamaian” merupakan sebuah studi lintas-ilmu, lintas-budaya, dan

lintas-agama, mengenai upaya manusia menghadapi tantangan terhadap kehidupan diluar kendalinya. Isi buku ini sebagian besar terinspirasi dari bahan-bahan kuliah “Korban dan Pendamaian” yang dilaksanakan di Fakultas Teologi UKDW pada semester gasal tahun 1993 atau dapat dikatakan sudah 24 tahun yang lalu. Para pembedah mengungkapkan bahwa buku ini ringan untuk dibaca, seperti yang telah diusahakan oleh penulisnya. Pdt. Dr. A. A. Yewangoe tidak membedah keseluruhan isi buku, melainkan lebih kepada mencermati dengan baik bagian 1 (satu) atau pendahuluan tentang makna “korban” serta bab 2 (dua) tentang korban dan pendamaian yang secara khusus dalam pandangan Rene Girard. Menurutnya, bagian-bagian ini merupakan intisari dan arah pemikiran penulis dalam bukunya dan masih relevan dengan konteks Indonesia. Berbeda dengan Rm. Dr. V. Indra Sanjaya, Pr., yang membedah buku secara keseluruhan dan memberikan pandangan atau pengalamannya dalam kebiasaan agama Katolik tentang korban.

Hal yang menarik adalah pemaparan mengenai tujuh alasan mengapa korban dipersembahkan. Penulis mengikuti alur pemikiran tokoh Godfrey Ashby dengan tetap melakukan pemikiran-pemikiran kritisnya. Adapun alasan-alasan tersebut yaitu: kesadaran akan dosa, persekutuan totemik dengan yang Ilahi, pertukaran dan pemberian hadiah, cara mempertahankan masyarakat, perjamuan yang sukacita, daur atau lingkaran kehidupan, mengatasi kekerasan dalam masyarakat. Usai pemaparan dari para pembedah, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Pada sesi itu, antusias peserta seminar sangat tinggi. Diantaranya isu makna “korban”, ritual pengorbanan dalam beberapa budaya dan agama di Indonesia, hingga peristiwa pengorbanan Yesus di Kayu salib. Sebagai penutup, Prof. Dr. Emanuel Gerrit Singgih mengajak semua peserta yang hadir untuk merefleksikan kembali tujuan pengorbanan atau persembahan yang akan kita lakukan. Jangan-jangan tindakan itu dilakukan untuk menuntut (pamrih) suatu hal (berkat) yang lebih lagi dari Sang Ilahi. [efn]

UKM ZONE

Jalan- Jalan Rohani KMK UKDW YOGYAKARTA – (20/05) Keluarga Mahasiswa Katolik (KMK) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) melaksanakan program kerja keduanya yaitu jalan-jalan rohani. Kegiatan jalan-jalan rohani ini dilaksanakan di Ganjuran dan Pantai Goa Cemara. Tujuan daripada kegiatan ini adalah untuk merayakan bulan Maria Ibu Yesus Kristus dan mempererat hubungan antar mahasiswa Katolik UKDW. Pada kegiatan ini, mahasiswa akan mengikuti serangkaian kegiatan yang terdiri dari doa bersama, rosario bersama, free time, dinamika kelompok, dan tentu saja foto bersama. Gereja Katolik Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran menjadi pilihan lokasi kegiatan dengan pertimbangan banyak mahasiswa Katolik UKDW, khususnya mahasiswa baru, yang belum pernah mengunjungi lokasi tersebut. Dengan begitu, kegiatan ini dapat menambah pengalaman peserta. Setelah diadakan survei oleh panitia, pengurus Gereja Katolik Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran menerima dengan baik rencana

KMK UKDW untuk melaksanakan kegiatan disana. Kegiatan jalan-jalan rohani KMK diawali dengan kumpul bersama di depan Gedung Agape UKDW dari pukul 07:30- 09:00 WIB dan dilanjutkan doa bersama. Tepat pukul 09:00 WIB, rombongan KMK UKDW berangkat ke Ganjuran menggunakan bus dan motor. Sesampainya di gereja, rombongan langsung menuju pendopo gereja. Acara di Ganjuran diawali dengan perkenalan diri oleh setiap peserta. Setelah perkenalan, acara dilanjutkan dengan doa rosario bersama. Kemudian dilanjutkan dengan sesi dinamika kelompok, lalu free time. Pada sesi ini rombongan bebas untuk mengunjungi tempat-tempat ibadat di Ganjuran, dan dilanjutkan makan siang. Setelah itu, rombongan melanjutkan perjalanan ke Pantai Goa Cemara. Di Pantai Goa Cemara, rombongan kembali membentuk kelompok untuk melaksanakan games yang telah disiapkan oleh panitia. Dari awal perjalanan sampai akhir, program kerja jalan-jalan rohani KMK UKDW berjalan sesuai

foto:dok. putri

rencana. Selain pengalaman baru, banyak keseruan serta pelajaran yang didapat selama acara berlangsung. Panitia dan peserta juga menjadi lebih akrab dan saling kenal satu dengan yang lain. [putri]

DWFC Berlaga di MUFT

M

izuno yang merupakan perusahaan peralatan dan pakaian olahraga asal Jepang kembali menyelenggarakan pertandingan futsal di tingkat universitas. Turnamen ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa universitas untuk mengasah kemampuan futsalnya, serta mencari bibit unggul. Selain itu, perusahaan ini juga ingin memperkenalkan produknya kepada masyarakat. Pertandingan yang bertajuk Mizuno University Futsal Tournament (MUFT) 2018 ini diselenggarakan di tiga kota di Indonesia yaitu Yogyakarta, Surabaya dan Bandung setelah tahun perdananya diselenggarakan di Jakarta. Pemilihan ketiga kota tersebut disebabkan oleh antusiasme yang besar untuk mengikuti turnamen ini dan dinilai sebagai barometer olahraga futsal Indonesia. MUFT dilaksanakan dalam bentuk kompetisi dengan menggunakan sistem gugur dan puncaknya, juara pertama dari setiap kota akan dipertemukan dalam pertandingan final. Seri Yogyakarta diselenggarakan pada bulan Mei, Surabaya pada bulan Agustus, dan Bandung pada bulan Oktober. Di Yogyakarta sendiri, kompetisi ini mempertandingkan 16 tim dari berbagai universitas daerah DIY dan

foto:dok. chandra

sekitarnya, yaitu Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY), Universitas Pembangunan Nasional (UPN), Universitas Mercu Buana (UMB), Sekolah Tinggi

Pembangunan Masyarakat Desa (APMD), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara (UNISNU), IST Akprind, Universitas Islam Indonesia (UII), Universitas Amikom, Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), STMIK Akakom, UIN Sunan Kalijaga, dan Institut Pertanian Stiper (INSTIPER). Seri Yogyakarta diselenggarakan pada tanggal 12 – 13 Mei 2018, bertempat di lapangan Planet Futsal. UKDW diwakili oleh UKM Duta Wacana Football Club (DWFC). Seleksi internal menghasilkan para pemain pilihan untuk bertanding dalam kompetisi tersebut. Hasil akhir yang berhasil dicapai adalah juara 4. Juara pertama berhasil diraih oleh UNY, juara kedua diraih oleh UMY, dan juara ketiga diraih oleh UAJY. Para pemain telah menunjukan kemampuan yang terbaik dan maksimal saat pertandingan berlangsung. Dukungan yang diperoleh baik secara moril dan materil dari pelatih, universitas, dan pihak lainnya sangat diapresiasi. Kedepannya, DWFC akan berusaha lebih baik lagi melalui ajang kompetisi futsal lainnya sehingga bisa meningkatkan lagi nama UKDW di kancah olahraga. [chandra]


Siraman Rohani

10

“Mewujudkan Kasih sebagai Bukti Melayani Kristus”

L

ebaran telah datang, ini merupakan momen yang di tunggu-tunggu oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, terkhusus umat Muslim yang merayakannya. Momen ini adalah momen yang sangat istimewa, karena dapat berkumpul dengan sanak saudara. Kita pun dapat melihat di TV maupun berita online terkait dengan laporan arus mudik yang menggambarkan antusiasme masyarakat untuk pulang ke kampung halamannya. Tak hanya tentang mudik, namun hidangan seperti kue-kue lebaran maupun ketupatketupat yang digantung pun menghiasi mall-mall maupun pasar tradisional untuk dijual. Hal ini tentu membuktikan bahwa kita hidup dalam masyarakat yang sangat bersemangat menyambut Lebaran sebagai bulan penuh berkah baik bagi yang merayakan maupun tidak. Kita sebagai umat Kristiani yang diharuskan hidup dalam perdamaian dengan semua orang, termasuk dengan sesama yang berbeda agama, terkhusus pada saat ini yang sedang merayakan

Ayat Bacaan :

Roma 12: 9-21 ilus by eva

Hari Lebaran, akan lebih baik jika bisa berkunjung dan mengucapkan selamat hari raya sebagai bentuk cinta kasih, kepedulian dan perdamaian kita sesama umat manusia. Hal ini pun di tegaskan dalam Roma 12:9 yang menjadi dasar Firman kita kali ini, dimana Rasul Paulus

mengingatkan jemaat yang ada di Roma dengan latar belakang yang berbeda yakni Kristen Yahudi dan Kristen non Yahudi, untuk saling mengasihi sehingga mempersatukan persaudaraan ditengah persekutuan. Melalui kasih yang tidak berpurapura inilah setiap orang dimampukan untuk hidup saling menghormati, tidak mencari kesenangan sendiri. Rasul Paulus menasihati semua orang yang percaya untuk tampil menjadi tubuh Kristus dengan mewujudkan damai sejahtera bagi semua orang. Begitupun kita sebagai masyarakat Indonesia yang hidup dalam keanekaragaman, diharuskan untuk mampu hidup bersama, saling menghargai dan menghormati. Melalui Hari Raya Idul Fitri kali ini pun menjadi kesempatan bagi kita sebagai umat Kristiani untuk mewujudkan kasih kepada sesama manusia dengan melakukan silahturahmi. Selain itu kita pun turut mewujudkan damai sejahtera sebagai wujud pelayanan kita terhadap Kristus dalam kehidupan nyata. Amin [nanda natalia]

OPINI

Gaya Hidup Bebas Plastik, Mungkinkah?

H

ari lingkungan hidup sedunia merupakan perayaan untuk mempromosikan kesadaran global dan tindakan untuk lingkungan, yang dirayakan setiap tanggal 5 Juni. Hari lingkungan hidup sedunia diinisiasi sejak tahun 1974 dan sekarang sudah semakin banyak negara di dunia yang ikut memperingati hari lingkungan hidup sedunia, tak terkecuali Indonesia. Tema besar yang diangkat dalam perayaan hari lingkungan hidup sedunia tahun 2018 adalah “Beat Plastic Pollution”, sebuah gerakan untuk bertindak, bersatu melawan pencemaran plastik yang sudah sangat mengancam kelangsungan kehidupan, khususnya organisme laut. Pencemaran plastik telah menjadi epidemi, setiap tahun kita membuang banyak plastik ke lingkungan, dan sebagian besar sampah plastik tersebut tidak masuk ke tempat pembuangan melainkan bermuara ke lautan. Meski berbagai upaya telah kita lakukan untuk membuang sampah plastik secara benar, fakta bahwa hampir sekitar 4 12 juta metrik ton sampah plastik masuk ke laut setiap tahun. Jumlah ini cukup untuk menutupi setiap kaki garis pantai di planet ini, jadi tidaklah mengherankan bila banyak kawasan pantai kita yang tertutup dengan timbunan sampah plastik. Dan jumlah ini

3

R foto:dok. Google. desain by eva

diperkirakan akan meningkat dua kali lipat dalam 10 tahun mendatang. Sampah plastik tidak terurai secara sempurna namun hanya berubah menjadi partikel-partikel kecil yang kita kenal dengan mikroplastik dan justru memudahkan dalam penyebaran sehingga menimbulkan dampak lingkungan lebih luas. Pandemi plastik sudah banyak memakan korban, dari berbagai penelitian dan publikasi media banyak dilaporkan bahwa pencemaran plastik di laut bertanggung jawab pada pembunuhan ikan, penyu, burung dan mamalia laut setiap tahun serta menimbulkan kerusakan terumbu karang dan habitat laut lainnya. Tumpukan sampah plastik secara langsung berdampak pada estetika, merusak keindahan pantai dan

berpotensi menurunkan aktivitas pariwisata. Semua pihak, pemerintah, swasta, individu, organisasi, tokoh masyarakat, pemuka agama, selebriti, dan lain sebagainya harus bahu membahu memanfaatkan momentum perayaan hari lingkungan untuk membangun kesadaran akan dampak lingkungan dari pencemaran plastik dan mengambil tindakan untuk mengubah gaya hidup yang meminimalkan penggunaan plastik. Setiap orang dapat melakukan tindakan untuk mengubah gaya hidupnya untuk berkontribusi pada upaya pengurangan sampah plastik. Mulai dari reduksi penggunaan plastik, khususnya plastik sekali pakai (kantong plastik, botol air, sedotan, cangkir, peralatan makan, kantong dry clean yang hanya sekali

pakai kemudian kita buang),menghindari penggunaan “microbeads”, partikel plastik kecil yang ditemukan di beberapa produk seperti scrub wajah, pasta gigi, dan bodywash dengan penanda "polythelene" dan "polypropylene" pada label bahan produk tersebut. Langkah berikutnya adalah melakukan daur ulang plastik yang kita gunakan (sekali pakai), dengan daur ulang dapat menghasilkan produk baru yang bernilai ekonomi. Langkah ini sangat membantu mengurangi praktik pembuangan sampah plastik ke lingkungan. Langkah lain yang dapat dilakukan baik secara individu maupun kelompok adalah terlibat secara aktif, berpartisipasi, dalam mendukung berbagai aktivitas bersih sungai, pantai, dan laut yang ada di lingkungan anda. Gerakan ini secara langsung dapat menurunkan jumlah sampah plastik sekaligus mampu menumbuhkan solidaritas dan sinergitas. Langkah strategis dan lebih fundamental adalah mendorong pemberlakuan pelarangan penggunaan plastik sekali pakai, dapat dimulai dari lingkungan rumah, kantor, kelurahan, kecamatan, maupun kota untuk menggalakkan gaya hidup bebas plastik. Demi keberlanjutan kehidupan, inilah saatnya untuk berpikir kembali bagaimana kita secara bijak menggunakan plastik, menumbuhkan gaya hidup bebas plastik. [DR]

UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA K


Serba - Serbi

11

Tradisi Unik Menyambut Lebaran di Indonesia

S

etelah sebulan berpuasa di bulan Ramadhan, saudara kita yang beragama Islam merayakan Idul Fitri atau Lebaran. Tidak hanya mereka yang merayakan kemenangan, kita pun turut berbahagia karena dapat berkumpul dengan sanak saudara yang sudah lama tidak kita jumpai. Ketupat, opor, serta hangatnya kebersamaan ketika saling memberi maaf dalam keluarga menjadi hal yang tak dapat dipisahkan dengan suasana lebaran. Tidak hanya tradisi sungkeman atau memohon maaf dan doa restu kepada anggota keluarga yang lebih tua, ternyata masih ada tradisi lain yang dilakukan sebagian masyarakat Indonesia ketika menyambut hari raya Idul Fitri.

3. Ronjok Sayak – Bengkulu

1. Festival Meriam Karbit - Kalimantan Barat

Masyarakat Kalimantan Barat, khususnya warga yang tinggal di pesisir Sungai Kapuas memiliki tradisi yang unik dan tak akan ditemui di daerah lain. Setelah menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh, tepatnya pada malam takbiran, para warga akan mengadakan Festival Meriam Karbit. Tenang, meriam yang digunakan bukanlah meriam perang, tetapi batang bambu yang telah dipotong dengan ukuran

Masyarakat Bengkulu memiliki caranya sendiri dalam menyambut Idul Fitri. Mereka yakin kalau api merupakan penghubung antara manusia yang masih melakukan ziarahnya di dunia dengan para leluhur di alam baka. Oleh karena foto:dok. Google itu, pada hari ketiga menjelang Idul Fitri atau pada malam takbiran t e r t e n t u s e h i n g g a b e r b e n t u k selepas sholat Isya, masyarakat layaknya meriam. Salah satu ujung Bengkulu khususnya suku Serawai meriam tersebut diisi dengan akan melakukan tradisi Ronjok minyak tanah, sementara api disulut pada sisi yang berlawanan sehingga Bedulang – Bangka bambu tersebut akan mengeluarkan dentuman yang cukup kencang. Walau sempat dilarang oleh pemerintah pada zaman Orde Baru, kini tradisi tersebut dapat kembali dilaksanakan oleh masyarakat setempat

Sayak. Dalam tradisi tersebut, para warga akan menyusun batok kelapa hingga menjulang, lalu membakarnya sambil melantunkan doa dan puji syukur kepada Sang Pencipta. Setelah itu, mereka saling bertukar makanan.

4.

2. Tumbilotohe - Gorontalo Berbeda dengan kota-kota lainnya di Indonesia, kota Gorontalo tampil semakin meriah dan bercahaya seiring datangnya hari raya Idul Fitri. Tradisi Tumbilotohe atau menghias rumah dengan cahaya dari lampu botol minyak ternyata sudah dilakukan masyarakat Gorontalo sejak abad ke-15 dan foto:dok. Google bertahan hingga saat ini. Hebat, bukan? Para warga muslim Gorontalo biasanya akan memasang Tak kalah uniknya, ternyata lampu lampu botol minyak sejak tiga hari hias tersebut akan dipasang sesuai sebelum Idul Fitri, sehingga rumah dengan jumlah anggota di dalam mereka tampak indah berkilauan. keluarga.

foto:dok. Google

foto:dok. Google

Selain berkunjung ke rumah tetangga untuk bersilaturahmi dan saling memberi maaf, makan bersama juga menjadi salah satu tradisi yang tak dapat dipisahkan dari suasana Lebaran. Di Bangka, tradisi makan bersama usai silaturahmi dan bermaafan disebut dengan Bedulang. Warga Bangka akan menyantap sajian khas Idul Fitri bersama dengan keluarga dan orang-orang terdekat. Bedulang mengandung arti ‘makan bersama’. Biasanya, makanan disajikan menggunakan tudung saji. Dalam

tradisi Bedulang, peraturan utama yang tak boleh dilanggar adalah keharusan untuk makan dengan menggunakan tangan. Jadi, Anda tak akan melihat sendok atau garpu selama tradisi ini berlangsung. Nah, apakah Anda pernah menyaksikan pelaksanaan upacara tersebut, atau bahkan pernah menjadi bagian di dalamnya? Kini, tugas kita selanjutnya adalah mempertahankan tradisi tersebut, supaya tetap lestari hingga generasi mendatang. Selamat Idul Fitri. [rap, dirangkum dari berbagai sumber]


Office of International Affairs DWCU to Hold Joint Summer Program 2018

D

uta Wacana Christian University (DWCU) will hold a Joint Summer Program with the theme “The Importance of Water Sustainability” from July 15 – 24, 2018. In this program, DWCU joins hand with STIKES Bethesda. Students from Chang Jung Christian University (Taiwan), St. Paul University (Philippines), Hanseo University (South Korea), Seoul National University of Science and Technology (South Korea), and Christ University (India) will participate in this program. The ten days program aims to provide international experience and develop a more global mindset, to foster better understanding of Indonesian culture and society that will help students in serving the community, and to expand students’ knowledge and awareness on global issues such as water sustainability, humanity, interreligious understanding and peace building, and preserving the nature.

During the program, participants will attend in class and out class activities. It mainly consists of Academic and Cultural Activities, Live in Program, Final Presentation, and Cultural Performance. In the Academic and Cultural Activities, participants will be attending Indonesian Language and Culture Class as well as lectures with different topics including “Water and Health”, “Interreligious Understanding and Peacebuilding”, “Community Empowerment”, and workshop on “Water Sustainability”. This program is also designed for the participants to experience the life of Indonesian family and society through the live in program. At the end of the program, there will be final presentation where the participants can share about their experience and what they have learned during the program. The participants will also get the chance to introduce their culture and arts during the Cultural Performance. [drr]

Selection Result for 2018 Hanseo GLC, SSLP and Summer Camp & CJCU

D

uta Wacana Christian University (DWCU) has received invitations from Hanseo Univesity, South Korea and Chang Jung Christian University (CJCU), Taiwan to participate in Global Leadership Camp (GLC) and Global Cultural Exchange Summer Camp respectively this summer. Hanseo GLC will be held from June 27 – July 3, 2018, meanwhile CJCU Global Cultural Exchange Summer Camp will be held from August 20 – 25, 2018. Following these invitations, DWCU conducted selection interview on Monday, April 30, 2018 and Tuesday, May 8, 2018. The selection was open for DWCU undergraduate students of all majors. The Office of International Affairs (OIA) joined hands with the Office of Student, Alumni Affairs, and Career Development in organizing this selection process.

At the end of the interview process, DWCU is pleased to announce Reginaldo Alvarez Dipholawa Pampang (Department of Accounting) and Aubrey Cornelia Rosalind Subagio (Department of Architecture) as the selected students to join Hanseo GLC program, while for CJCU Global Cultural Exchange Summer Camp, the selected students are Pedro Raymon Lapebesi (Department of Information System), Lolita Febriana Kusumastuti (Department of Architecture), and Bridget Annabelle Christanta (Department of Product Design). The selection criteria are comprised of the candidate’s English proficiency, knowledge about Indonesia and DWCU, motivation, as well as their commitment to join the program and assist DWCU international programs. DWCU delegation in Hanseo GLC will be

accompanied by Gloria Virginia, S.Kom., MAI., Ph.D., the Head of Department of Informatics, who will participate in this program and discuss other potential collaboration between DWCU and Hanseo University to strengthen the partnership between the two universities. Beside these two programs, DWCU will also send a student to participate in Scranton Scholars’ Leadership Program (SSLP) conducted by Scranton Women’s Leadership Center (SWLC) in South Korea. Scranton Scholarship recipients, who have leadership quality, actively participate in volunteer work and other creative activities on and off campus are eligible to apply for this program. DWCU nominee who has passed SWLC selection is Theresa Fridey Sihite (Department of Management). She will join other Scranton

scholars from different countries also with local and international students in Korea to learn about leadership, culture, and build a global network with women leaders around the world. By joining international program, students can learn about cross-cultural understanding among students from different parts of the world, develop their communication and leadership skills, make new friends from different countries, and many more. If you are interested in joining international program, prepare yourself for the next program by practicing your English, obtaining your passport, and checking the OIA official website regularly for more information about DWCU international programs! [drr]

CONGRATULATION FOR THE SELECTED STUDENTS

SSLP

HANSEO

SC RANTON SC HOLAR’S LEA DER SHIP PROGRAM

GLOBAL LEADERSHIP CAMP

Theresia Fridey S.

Reginaldo Alvarez Department of Accounting

Department of Management

Aubrey Cornelia R. Department of Architecture

CJCU GLOBA L C ULT URA L EXC HANGE

SUMMER CAMP

Pedro Raymon L. design by eva

Department of Information System

Lolita Febriana K.

Bridget Annabelle C.

Department of Architecture

Department of Product Design


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.