UKDW Yogyakarta
@ukdwyogyakarta
UKDW Yogyakarta
Alamat Redaksi:
Kantor Biro IV UKDW
Gedung Hagios Lantai 1
Jl. dr. Wahidin Sudirohusodo 5-25, D I Yogyakarta
Koran Kampus UKDW korankampus@staff ukdw ac id
B E R I T A U T A M A
Berkomunikasi dengan Hati Mencipta Harmoni
Demokrasi dan Partisipasi: Pemilu di TPS 901 UKDW
Pemilihan Umum (Pemilu) adalah pilar penting dalam sistem
demokrasi di Indonesia. Setiap lima tahun sekali, warga negara berbondong-bondong ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk memilih pemimpin mereka. Namun, penting untuk mengakui bahwa proses ini tidak hanya tentang memilih pemimpin, tetapi juga tentang menyuarakan aspirasi, menghormati pluralitas, dan memperkuat keterlibatan politik di tingkat lokal maupun nasional. Di tengah-tengah kompleksitas ini, TPS 901 Universitas
Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta menyajikan sebuah cerminan unik tentang semangat demokrasi di kalangan warga kampus Dengan jumlah pemilih mencapai 184 orang, TPS 901 UKDW yang dibuka di Auditorium Koinonia menjadi arena vital dalam dinamika demokratisasi kampus Mahasiswa UKDW berbondong-bondong untuk menggunakan hak suaranya, menandakan komitmen mereka terhadap proses demokrasi dan partisipasi politik. Antusiasme yang kuat di TPS ini tidak hanya mencerminkan kesadaran politik yang tumbuh di kalangan warga kampus, tetapi juga semangat untuk turut andil dalam menentukan arah masa depan negara melalui suara mereka.
Partisipasi yang tinggi di TPS 901 UKDW juga menyoroti pentingnya peran institusi pendidikan dalam membentuk warga negara yang aktif. Melalui pendidikan demokrasi, mahasiswa tidak hanya diajarkan tentang proses politik, tetapi juga dilekatkan nilainilai seperti toleransi, pluralisme, dan penghargaan terhadap perbedaan pendapat. Oleh karena itu, TPS 901 UKDW bukan hanya
tempat untuk memilih, tetapi juga pusat pembelajaran bagi warga kampus tentang pentingnya partisipasi dalam membangun masyarakat yang inklusif dan demokratis Namun, keberhasilan Pemilu di TPS 901 UKDW tidak hanya terletak pada tingkat partisipasi yang tinggi Integritas dan keamanan proses pemilihan juga merupakan aspek penting dalam menilai keberhasilan sebuah Pemilu. Di TPS 901 UKDW, pemilihan berlangsung secara lancar dan tanpa gangguan yang signifikan Ini menunjukkan komitmen panitia pemilihan dan pengawas serta kesadaran kolektif warga kampus untuk menjaga integritas dan keamanan proses demokratisasi. Hasil akhir dari Pemilu di TPS 901 UKDW adalah cerminan dari preferensi mayoritas pemilih. Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa demokrasi juga tentang menghargai perbedaan pendapat dan mendengarkan suara minoritas. Dengan demikian, hasil Pemilu harus dilihat sebagai hasil dari proses demokratis yang adil dan inklusif, di mana setiap suara dihargai dan setiap pemilih memiliki peran yang sama dalam menentukan masa depan negara. Pemilu di TPS 901 UKDW tidak hanya merupakan acara politik biasa, tetapi juga merupakan peristiwa penting dalam perjalanan demokrasi Indonesia. Melalui partisipasi yang aktif, pengawasan yang cermat, dan penghargaan terhadap prinsip-prinsip demokrasi, UKDW telah memperkuat fondasi demokrasi di tingkat lokal. Semoga semangat demokratis yang ditunjukkan oleh warga kampus ini dapat menjadi contoh bagi masyarakat luas dan mendorong partisipasi yang lebih besar dalam proses demokratisasi di masa depan. [Vio]
Tim Taekwondo UKDW Sabet 4 Medali di Liga DKI Jakarta Series
Empat mahasiswa Universitas Kristen
Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Taekwondo UKDW menorehkan prestasi dalam ajang Kejuaraan Liga Taekwondo DKI Jakarta Series-6 yang diselenggarakan di markas komando Kopassus yaitu di GOR NANGGALA, Cijantung, Jakarta Timur. Liga Taekwondo DKI Jakarta adalah ajang pencarian bakat atlet-atlet muda Taekwondo yang rutin diselenggarakan oleh Pengurus Provinsi Taekwondo DKI Jakarta Liga Taekwondo
berlangsung pada tanggal 19-21 Januari 2024. Pada event pertama di tahun 2024 yang diikuti oleh tim dari UKM Taekwondo UKDW ini, mereka berhasil memborong 4 medali yakni 3 medali emas dan 1 medali perak. Para peraih medali emas tersebut adalah Justin Beltzasar Alfin Reza (Prodi Manajemen) di kelas Kyourugi U54kg Senior Putra, Steven Michael Arbyanto (Prodi Filsafat Keilahian) di kelas Poomsae Senior Putra, dan Bintang Holy Junior (Prodi Filsafat Keilahian) di kelas Poomsae Senior Putra. Sedangkan 1 medali perak diraih oleh Kherubima Estephanosa
Arun (Prodi Filsafat Kelahian) di kelas Poomsae Senior Putri. Bintang Holy Junior, salah satu peraih medali emas, mengatakan bahwa Kejuaraan Liga Taekwondo DKI Jakarta Series-6 merupakan kejuaraan yang berharga karena selain dapat meraih medali, ia juga menikmati proses berlatih bersama teman-teman di UKM Taekwondo “Tentu proses tersebut yang membuat saya pribadi lebih mengenal dunia o
kebersamaan di dalam lingkup UKM,” tutur Bintang.
Setelah pandemi, kejuaran ini merupakan pertandingan pertama yang digelar di luar DIY, yang diikuti oleh iim UKM Taekwondo UKDW Hal ini membuktikan tim UKM Taekwondo UKDW selalu menunjukkan kemajuan dalam menghadapi setiap kejuaraan yang ada Tim UKM Taekwondo UDKW juga berupaya untuk terus berpartisipasi dalam kejuaraan yang diselenggarakan oleh Pengurus Provinsi Taekwondo Indonesia di luar lingkup DIY pada bulanbulan mendatang. [sma]
02 FEBRUARI 2024 18
@UKDWJOGJA
Melangkah Bersama Bioteknologi, dari UKDW hingga Kebun Mahobi 2
9 Homelessness
Resensi Buku: Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
12
foto:dok./Panitia
l a h r a g a T a e k w o n d o d a n m e m i l i k i
foto:dok./Panitia
foto:dok./Pribadi
foto:dok./Pribadi
“Melangkah Bersama Bioteknologi: dari UKDW hingga Kebun Mahobi”
alam labirin ketidakpastian, kisah Dmenginspirasi seorang alumnus Fakultas Bioteknologi Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta bernama Tumpal Gultom muncul sebagai perjalanan pencarian dan penerapan ilmu bioteknologi dalam kehidupan sehari-hari. Awalnya, dia terperangkap dalam kebingungan, namun dengan tekad untuk menemukan sesuatu yang dapat diaplikasikan dan dekat dengan realitas, bioteknologi menjadi jawaban yang memenuhi kriterianya. Perjalanan studinya di UKDW menjadi panggung petualangan yang menyenangkan. Soft skill dan hard skill, yang diperolehnya dari kuliah, tidak hanya menjadi bekal akademis, tetapi juga memperkaya dimensinya sebagai individu Liku-liku perjalanan studinya menjadi bagian penting dari proses pembentukan karakter dan keterampilan yang membimbingnya.
Bukan hanya ilmu teknis yang dihargainya selama kuliah di UKDW Pengembangan keterampilan public speaking menjadi aspek berharga lainnya Keterampilan ini, yang jarang diasah di masa sekolah, membuatnya
lebih percaya diri dan terstruktur dalam berbicara, menjadi modal berharga di dunia kerja. Saat mengingat kembali masa kuliah di UKDW, dia merangkumnya sebagai pengalaman positif. Kampus yang disiplin dan bersih, dengan dosen, staf, dan mahasiswa yang ramah, memberikan semangat untuk menjalani perkuliahan. Harapannya, UKDW terus berkembang menjadi kampus yang lebih baik dan lebih jaya.
Gagal dalam percobaan pertanian menjadi pemicu perubahan fokus utama studi, membawanya pada kajian bioteknologi lingkungan Melihatnya sebagai pintu gerbang untuk memahami cara melestarikan lingkungan, menanam, dan aspek lainnya, skripsi dengan judul "Pengolahan Limbah Rumah Tangga dengan Sistem Hidroponik" menjadi langkah awal untuk mengarahkan karirnya sesuai dengan fokus utamanya di masa kuliah Melihat ke masa depan, keyakinannya pada keberlanjutan peran bioteknologi tetap tidak tergoyahkan Dia meyakini bahwa selama kehidupan masih ada, bioteknologi akan terus berkembang dan memberikan dampak positif Langkah
seorang Tumpal Gultom terus berlanjut Dalam usaha pribadinya, bersama istri yang juga alumnus Fakultas Bioteknologi UKDW, lahir “Kebun Mahobi” sebagai wujud kreativitas dan semangat beradaptasi di dunia bioteknologi Dari hobi menjadi usaha, keberhasilan mereka dalam pertanian modern didorong oleh pengetahuan bioteknologi yang diperoleh selama kuliah. Kini, Kebun Mahobi tidak hanya berfokus pada bisnis, tetapi juga memberikan pelatihan dan layanan untuk komunitas, membuktikan bahwa ilmu bioteknologi tidak hanya bermanfaat dalam konteks akademis, tetapi juga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan dunia usaha.
Tumpal mengungkapkan pandangannya terhadap peran bioteknologi dalam mengatasi masalah global diperkuat oleh pembelajaran di UKDW Ia memberikan contoh ketika pandemi COVID-19 menunjukkan kontribusi nyata bioteknologi melalui penemuan vaksin. Dengan keyakinan bahwa peran bioteknologi tidak akan menghilang selama makhluk hidup masih ada, mahasiswa ini membawa visi optimisnya menuju masa depan yang cerah.
Bukan hanya itu, Tumpal juga mengungkapkan pendapatnya terkait petani muda dan ketahanan pangan. Dari perspektif petani muda Indonesia, tergambar tantangan besar yang dihadapi. Dukungan yang diperlukan tidak hanya sebatas dana, tetapi juga pengakuan akan nilai pendidikan. Dia mendorong untuk mematahkan pandangan bahwa "kuliah untuk apa jika jadi petani", memberikan ruang bagi anak muda untuk bangga menjadi petani. Ketahanan pangan, menurutnya, bukan hanya sekadar skala nasional, tetapi juga bisa dimulai dari setiap rumah tangga Kemampuan untuk menyediakan pangan sendiri di rumah tidak hanya memenuhi kebutuhan makanan, tetapi juga mengasah keterampilan yang penting menghadapi krisis pangan yang mungkin datang. Melalui perjalanan ini, tergambarlah tentang bagaimana bioteknologi bukan sekadar disiplin ilmu, melainkan sebuah perjalanan yang melibatkan pemahaman mendalam, penerapan nyata, dan visi masa depan yang optimis. [vio]
VOL.18/ FEB 2024
PENANGGUNG JAWAB : Pdt. Wahju Satria Wibowo, Ph.D. PIMPINAN REDAKSI : Dr. Phil. Lucia Dwi Krisnawati, S.S., M.A. WAKIL PIMPINAN REDAKSI : Christina Angelina Puspitasari Anti, Mei, Iit Adhimas, Sifera, Igle, Gita REDAKSI KORAN KAMPUS EDITOR LAYOUTER KORAN KAMPUS BISAANDA DAPATKAN SECARA ONLINE MELALUI https://issuu.com/korankampus_ukdw Redaksi menerima tulisan dari warga kampus berupa artikel, laporan kegiatan dan foto-foto yang membangun harapan. kirim ke alamat Redaksi atau melalui email : korankampus@staff.ukdw.ac.id 2 Profil
Ini
Bulan
foto:dok./Pribadi
foto:dok./Pribadi
Rabu Abu merupakan awal tanda masa
Pra Paskah yang ditandai dengan
Ibadah Rabu Abu. Di tahun 2024 ini, pada hari yang sama terjadi sebuah peristiwa besar di Indonesia, yaitu PEMILU. Banyak gereja mengadakan Ibadah Rabu Abu di hari Selasa atau bahkan di hari Senin, seakan terkesan memelintir acuan dari kalender liturgi Gerejawi. Setelah berunding dengan Pendeta Universitas serta Pembawa Firman, Campus Ministry UKDW memutuskan untuk tetap melakukan Ibadah Rabu Abu di hari Rabu, tanggal 14 Februari 2024 Dalam
Ibadah Rabu Abu tersebut, juga dilakukan ritual penorehan abu sebagai simbol pertobatan. Saat abu ditorehkan di dahi tiap umat yang hadir mengucapkan, "Bertobatlah dan percayalah pada Injil" atau diktum "Ingatlah bahwa engkau adalah debu, dan engkau akan kembali menjadi debu."
Di awal khotbahnya, Pdt Daniel K Listijabudi, Ph D memaparkan beberapa peristiwa yang terjadi pada hari ini sebagaimana sempat disinggung dalam akhir khotbah Pembukaan Semester oleh Pdt. Prof Tabita Kartika Christiani Ph.D., yaitu Kasih Sayang, Kasih Abu, dan Kasih Suara (Three Junctions). Pdt Daniel juga menambahkan Kasih Ang Pao, karena masih dalam masa
Perayaan Imlek (Four Junctions). Nah, dari berbagai peristiwa seperti ini bisa menjadi realitas yang kreatif atau bisa menjadi bahaya bagi iman Bacaan Alkitab yang diambil
dalam Ibadah Rabu Abu ini adalah dari Yohanes 2:13-21. Bacaan ini mengantarkan kita untuk menemukan titik persilangan (junction) yaitu antara tradisi ritual bait Allah
dan upaya Tuhan Yesus untuk membidik bahwa dalam tradisi ritual ada percampuran yang menurut Tuhan Yesus tidak betul. Kita semua diajak untuk mengawali perenungan Pra Paskah ini untuk mengenali lapis demi lapis dalam diri kita, dan memiliki kemampuan self-transendence. Menurut bacaan ini, hidup rohani kita bisa meningkat jika kita menggarap apa yang ada dalam kelemahan kita. Maka kita diharapkan melakukan aksi pantang dengan hal yang kita anggap dalam diri kita paling lemah, dengan demikian selftransendence bisa terjadi dalam proses pertumbuhan spirituali.
Ibadah Rabu Abu ini bekerjasama dengan
Tim Doa dengan Nyanyian dari Taizé (DNTZ) UKDW yang berada di bawah naungan Campus Ministry UKDW. Keseluruh ibadah memang dikemas secara semi meditatif, yang menggunakan banyak nyanyian dari Taizé. Ibadah khusus ini diharapkan dapat membawa elemen-elemen yang bisa memberikan rasa semangat warga UKDW untuk hadir dan menghayati ibadah yang diselenggarakan oleh Campus Ministry UKDW. (Pedro)
Perayaan Keberagaman Untuk Mengawali Semester Baru
Tahun Baru Imlek merupakan tahun
baru menurut perhitungan per-edaran b u l a n ( L u n a r N e w Y e a r ) y a n g dirayakan oleh etnis Tionghoa. Perayaan tahun baru Imlek mengacu pada penyambutan datangnya musim semi. Musim semi, yang disambut dengan meriah, identik dengan munculnya harapan baru menggantikan hal buruk yang seringkali datang ketika musim dingin.
Tradisi Hokian menggunakan “Sin Cun Kiong Hie” sebagai ucapan perayaan tahun baru Imlek “Kion Hie” memiliki arti “Selamat”, sedangkan “Sin Cun” memiliki arti “musim yang baru”. Jadi ucapan “Sin Cun
Kiong Hie” memiliki arti “Selamat atas musim yang baru”. Para orang tua biasanya juga akan menambahkan “Tiam Hok’ dan “Tiam Siu” sebagai ucapan. Ucapan ini berisi doa dan harapan akan rejeki baik dan umur panjang.
Sebagai momen perayaan keberagaman, Tim Ibadah Kampus (TIK) Universitas
Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta bersama Unit Kegiatan Kebudayaan (UKKb)
Ikatan Mahasiswa Tionghoa (IMT) dan Persekutuan Mahasiswa Teologi Gereja
Kristen Indonesia (PMT GKI) mengadakan Ibadah pembukaan semester dan Perayaan Imlek UKDW pada tanggal 10 Februari 2024.
Mengangkat tema
“God Always Called Me by
Name” yang diambil dari Yesaya 43:1-3, ibadah ini menggunakan liturgi ekspresif yang tidak seperti ibadah kampus biasanya. Nuansa Imlek dihadirkan dengan keberadaan pohon angpao, lampion, dan kain-kain yang membalut beberapa sisi panggung Agar Budaya Tionghoa semakin terasa, varisai lagu dalam Bahasa Mandarin juga digunakan. Dalam firmannya, Pdt. Prof. Tabitha Kartika Christiani, Ph.D. menyampaikan bahwa tema “God Always Called Me by Name” sangat tepat digunakan dalam konteks Ibadah pembukaan semester bernuansa Imlek ini Bagi orang Tionghoa yang hidup di Indonesia, nama menjadi hal yang penting dan sensitif. Orang
Tionghoa di Indonesia terbiasa untuk tidak menggunakan nama Tionghoa mereka dalam keseharian Tetapi firman menekankan bahwa Allah memanggil setiap pribadi dengan nama. Hal ini menunjukkan relasi personal antara Allah dan umat manusia. Allah mengenali setiap pribadi. Walaupun umatnya berganti nama, memiliki nama alias ataupun nama beken, Allah akan tetap mengenal umatnya, pribadi demi pribadi. Ibadah ditutup dengan penampilan barongsai dan pengucapan syukur atas semester yang baru yang diwujudkan dengan pemberian angpao (Cia Angpao) kepada barongsai. [Pedro]
VOL.18/ FEB 2024 Repent & Return Universitaria
3
foto:dok./Panitia
foto:dok./Panitia
foto:dok./Panitia
UPUniversitaria
Universitaria
UKDW & SMA Bruderan Purwokerto Tandatangani MoU
Wiyatiningsih, S.T., M.T. dan Kepala Sekolah SMA Bruderan Purwokerto Dian Fitriana, M Pd secara resmi menandatangani
Memorandum of Understanding (MoU) yang bertujuan untuk meningkatkan kerjasama antara kedua institusi dalam bidang pendidikan Penandatanganan MoU ini merupakan langkah penting dalam memperkuat hubungan antara UKDW Yogyakarta dan SMA Bruderan Purwokerto serta memberikan manfaat yang signifikan bagi kedua belah pihak.
Dalam penandatanganan MoU tersebut, kedua belah pihak berkomitmen untuk menjalin kerja sama dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dalam kesempatan tersebut, juga dilakukan penandatanganan dokumen Implementation Arrangement (IA) dalam hal Penerimaan Mahasiswa Baru dan peningkatan kualitas sumber daya manusia di SMA Bruderan Purwokerto oleh Veronica Tiara selaku Kepala Admisi dan Promosi UKDW dan Dian Fitriana, M.Pd. selaku Kepala Sekolah SMA Bruderan Purwokerto. Bentuk kegiatan yang akan dilakukan seperti penerimaan mahasiswa baru dan penyelenggaraan kegiatan berupa seminar, workshop dari dosen UKDW untuk guru dan siswa SMA Bruderan
Purwokerto serta kegiatan campus visit d
a n mendapatkan pe-ngalaman berkuliah dari program studi yang ada di UKDW.
Dian Fitriana menyampaikan ucapan terimakasih atas respons baik dari UKDW atas kerja sama yang terjalin selama ini “Mohon maaf apabila nanti kami ngrepoti UKDW dalam hal kegiatan-kegiatan untuk mengembangkan kemampuan siswa dan g u r u k a m i , ” u j a r n y a D i s i s i l a i n ,
Wiyatiningsih menyambut baik kerja sama dengan sekolah dan melalui penandatanganan MoU ini akan ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan bersama sehingga bisa bermanfaat bagi kedua belah pihak. Dengan adanya penandatanganan MoU dan IA ini, diharapkan bahwa hubungan antara UKDW Yogyakarta dan SMA Bruderan Purwokerto dapat semakin erat. Kerja sama yang baik antara universitas dan sekolah sangat penting dalam memajukan pendidikan serta membantu siswa meraih kesuksesan akademik dan profesional. [Lia]
UKDW & ITDA Diskusikan Program Kerja Sama
niversitas Kristen Duta Wacana
(UKDW) dan Institut Teknologi Dirgantara Adisucipto (ITDA) b e r k o m i t m e n d a l a m m e n i n g k a t k a n digitalisasi dan pengembangan teknologi bersama untuk memajukan kualitas SDM dan Universitas Menindaklanjuti adanya Nota Kesepahaman antara UKDW dengan ITDA sebelumnya, kedua belah pihak sepakat untuk mendiskusikan terkait realisasi program kerja sama yang akan dilakukan kedepannya di Ruang Rapat Rektorat UKDW Yogyakarta, hari Selasa (30/1) yang lalu. Pertemuan tersebut dihadiri oleh Drs Suyoko, M.Si. selaku Wakil Rektor III ITDA, Hero Wintolo, S.T., M.Kom. selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri ITDA, Nurfi Ahmadi, S.T., M.Eng. selaku Dekan Fakultas Teknologi Kedirgantaraan ITDA bersama rombongan sedangkan dari UKDW turut hadir Dr Parmonangan Manurung, S T , M.T., IAI. selaku Wakil Rektor III, Dr. Phil Lucia Dwi Krisnawati selaku Kepala Biro IV, Restyandito, S Kom , MSIS , Ph D selaku Dekan Fakultas Teknologi Informasi, Matahari Bhakti Nendya, S.Kom., M.T. selaku
Wakil Dekan III Fakultas Teknologi Informasi.
Dalam pertemuan tersebut UKDW dan ITDA membahas kemungkinan kerja sama yang bisa dilakukan dalam waktu dekat diantaranya penyelenggaraan program International Conference, Magang, dan Pengelolaan Jurnal. Terkait penyelenggaraan International Conference, ITDA berniat menggandeng UKDW sebagai co-host dalam event tersebut Rencananya International Conference akan dilakukan secara online pada bulan Desember 2024 nanti Pengembangan aplikasi dan virtual reality kedirgantaraan, serta pembuatan proyek bersama antara UKDW dan ITDA juga menjadi bahan diskusi yang akan ditindak lanjuti oleh kedua belah pihak Fakultas Teknologi Informasi UKDW sangat terbuka akan penawaran kerja sama yang disampaikan oleh ITDA.
Parmonangan Manurung menyampaikan harapannya pertemuan ini bisa menjadi pintu awal perwujudan kegiatan kerja sama secara konkrit bidang teknologi informasi, selain itu tidak menutup kemungkinan ITDA juga bisa
berkolaborasi dengan Fakultas lain di UKDW. “Dari kerja sama real ini, Rektor ITDA berharap bisa menjalin silaturahmi yang baik dengan pihak UKDW dan kedepannya dapat
bekerja sama melalui kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi kedua belah pihak,” ucap Suyoko. [Rafa]
Sebanyak 137 siswa kelas XII SMA YSKI
Semarang yang didampingi oleh para guru, berkunjung ke Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta pada hari Kamis, 22 Februari 2024. Rombongan yang d i p i m p i n l a n g s u n g o l e h V e r o n i k a Mayangsari, S.Psi., M.Si. selaku Kepala Sekolah SMA YSKI Semarang ini, disambut hangat oleh Veronica Tiara, S.Kom. selaku Kepala Unit Admisi dan Promosi UKDW di Auditorium Koinonia Kunjungan yang dikemas dalam tajuk Belajar Bersama, merupakan kolaborasi antara Unit Admisi dan Promosi bersama Centre of Entrepreneurship and Innovation (Centrino) UKDW.
Tiara dalam sambutannya mengungkapkan “Kunjungan sekolah ke UKDW bukanlah hal yang baru, kegiatan ini sering dilakukan untuk memperkenalkan aktivitas baik akademik maupun yang terkait dengan kegiatan mahasiswa kepada para siswa-siswi SMA. Seperti halnya Belajar Bersama kali ini, kami menggandeng tiga kelompok usaha peraih hibah sebagai narasumber workshop,” imbuhnya.
mengikuti workshop yang dipandu langsung oleh tim Heal-G, Nyikatbuos, dan MaybeMay. Selama sesi workshop, tim Heal-G selaku penerima hibah P2MW 2022 dalam kategori makanan dan minuman berbasis riset, mendampingi siswa-siswi kelas IPA dalam pembuatan Kombucha Tea. Sedangkan siswasiswi kelas IPS dan Bahasa didampingi oleh tim dati Nyikatbuos dan MaybeMay.
Sebagai penerima hibah P2MW 2023, Nyikatbuos yang berfokus pada usaha jasa cuci sepatu, perawatan dan perbaikan sepatu, dengan konsep bisnis menjaga kualitas dalam hasil pekerjaan dengan harga terjangkau ini, memperkenalkan berbagai tools yang digunakan serta fungsinya, juga mengajak para siswa untuk berpraktik fast clean pada sepatu mereka masing-masing.
Selanjutnya, MaybeMay sebagai pemerima hibah MBKM Kewirausahaan UKDW 2023 dalam kategori industri kreatif, mengajak para siswa-siswi dalam perancangan desain yang kemudian diaplikasikan pada tote bag dengan metode sablon dtf.
usaha sekaligus studi. “Semoga workshop ini dapat memberi inspirasi kepada para siswa, dan kedepannya siswa-siswi dari kelas XI dapat mengikuti kegiatan yang sama, belajar
bersama antara SMA YSKI Semarang dan UKDW,” pungkas Veronika Mayangsari, S.Psi., M.Si. [Centrino/amp]
Para siswa XII SMA YSKI Semarang yang berasal dari
IPA, IPS, dan Bahasa
Selain praktik, sesi workshop ini dimanfaatkan para siswa untuk bertanya dan wawancara kepada para pelaku usaha terkait seluk-beluk dan effort selama menjalankan
VOL.18/ FEB 2024
4
e
k u n
u n
i m a n a s i s w a d a r i S M A B r u d e r a n P u r w o k e r t o b i s a b
r
j
g d
ada tanggal 23 Januari 2024, Rektor
Universitas Kristen Duta Wacana
(UKDW) Yogyakarta, Dr -Ing
3 Kelompok Usaha Mahasiswa UKDW Ajak Siswa SMA YSKI Semarang Kenali Dunia Usaha
kelas
foto:dok./Pribadi foto:dok./Pribadi
foto:dok./Pribadi
foto:dok./Pribadi
Langkah Menuju Pendidikan Berkualitas di UKDW
Universitas Kristen Duta Wacana
(UKDW) Yogyakarta menggelar acara sosialisasi yang penting bagi pengembangan kurikulumnya dengan
menghadirkan Panduan Penyusunan
Kurikulum Berorientasi KKNI dengan
Pendekatan Pendidikan Berbasis Capaian (Outcome-based Education/OBE) Acara yang diselenggarakan oleh Lembaga
Pengembangan Akademik dan Inovasi
Pembelajaran (LPAIP) ini berlangsung pada 19 Februari 2024 di Ruang Seminar Pdt. Dr. Harun Hadiwijono UKDW.
Hadir dalam acara ini Wakil Rektor I, para Dekan, Wakil Dekan I, para Kaprodi, Tim Kurikulum Prodi, Koordinator Mata Kuliah Humaniora (MKH), serta Kepala Pusat Pelatihan Bahasa (PPB). Kehadiran mereka menunjukkan komitmen yang kuat dari seluruh elemen universitas untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan yang diselenggarakan.
Buku panduan ini merupakan hasil dari
Tim AdHoc OBE Periode 1 yang mulai dibentuk pada 1 Juli 2023 dan Tim AdHoc OBE Periode 2 yang mulai dibentuk pada 14 November 2023, dengan penanggung jawab Dr. Rosa Delima, S.Kom., M.Kom. (Wakil Rektor 1), Ketua Dr Fransisca Endang Lestariningsih, M Hum , dan Sekretaris Lukas Chrisantyo A A , S Kom , M Eng Anggota tim adhoc ini terdiri dari berbagai disiplin ilmu dan latar belakang profesional, antara lain Pdt. Wahju Satria Wibowo, Ph.D., Antonius Rachmat C., S.Kom., M.Cs., Gloria Virginia, S Kom , MAI , Ph D , Kristian Oentoro, S Ds M Ds , Lemmuela Alvita Kurniawati, M.Hum., dr. Ida Ayu Triastuti, MHPE, Elok Pakaryaningsih, S.E., M.Si., dan Aristarkhus Dwiki Darmawan, S.Kom.
Dalam sambutannya, Dr Rosa Delima, S Kom , M Kom , menekankan komitmen universitas dalam mengadopsi pendekatan O B E s e c a r a m e n y e l u r u h “ S u d a h berkoordinasi awal dengan Puspindika dan
LPAIP untuk menyesuaikan fitur OBE di sistem eClass dan eRPS, tahun 2025/2026 semua prodi diharapkan OBE,” ungkapnya, memberikan gambaran jelas tentang langkah konkrit yang akan diambil oleh UKDW dalam menerapkan OBE di seluruh program studinya.
Buku panduan yang disusun ini bertujuan sebagai pedoman praktis bagi pengelola program studi, dosen, dan pihak terkait dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi kurikulum yang berorientasi pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dengan pendekatan OBE. Pendekatan ini dikenal memiliki fokus yang jelas pada pencapaian hasil belajar yang terukur dan
terkait langsung dengan kebutuhan dunia kerja dan masyarakat.
Sosialisasi ini tidak hanya menjadi ajang untuk memperkenalkan buku panduan, tetapi juga sebagai platform diskusi dan tukar pengalaman antara para peserta. Berbagai ide dan strategi diharapkan dapat tercipta, mengingat pentingnya kolaborasi lintas disiplin ilmu dalam merancang kurikulum yang relevan dan berdaya saing tinggi.
Dalam sesi tanya jawab, Pdt. Paulus Sugeng Widjaja, MAPS, Ph.D., Kepala Program Studi Doktor Teologi, menyuarakan pertanyaan mengenai penerapan OBE untuk tingkat S3. Dr. Fransisca Endang Lestariningsih, M.Hum., Ketua LPAIP, memberikan jawaban yang
foto:dok./Panitia
memuaskan, “Indikator CPL tetap bisa diterapkan, ada pengukuran tracer study untuk mengetahui impact di masyarakat dan akan ada pendampingan di setiap prodi ” Penjelasan ini menegaskan komitmen UKDW d a l a m m e m a s t i k a n k e b e r h a s i l a n implementasi OBE hingga tingkat pendidikan tertinggi.
Dengan semangat yang sama, UKDW bertekad untuk terus berinovasi dan bertransformasi demi memberikan pendidikan yang terbaik bagi mahasiswa, serta menjadi kontributor utama dalam mencetak lulusan yang berkualitas dan siap bersaing di era globalisasi saat ini. [LPAIP/Aris]
Pengangkatan Sumpah dan Pelantikan Dokter
Periode XXIX: “Jadilah Terang”
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen
Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta melaksanakan pengangkatan sumpah dan pelantikan dokter periode ke-XXIX pada Sabtu, 27 Januari 2024. Acara dilaksanakan di The Rich Jogja Hotel, dengan mengambil tema Fiat Lux yang artinya jadilah terang.
Pada periode ini, Fakultas Kedokteran UKDW meluluskan 69 dokter. Pengambilan sumpah para dokter terlantik dilakukan oleh Dekan Fakultas Kedokteran UKDW yang didampingi oleh para rohaniwan. Selanjutnya, sidang senat dibuka oleh Dr. dr. Rizaldy Taslim Pinzon, Sp. S., M.Kes., selaku Ketua Senat Fakultas Kedokteran UKDW. Salah satu dokter terlantik, dr. Bagus Made Arisudana Wisnawa Putra Selamet, menyampaikan
sambutan agar para dokter terlantik senantiasa menjadi cahaya di kegelapan dan penderitaan, serta memiliki komitmen untuk mengabdi pada kemanusiaan.
Fiat Lux bukan sekedar kata melainkan panggilan jiwa untuk menjadi penerang, membawa harapan dan kesembuhan bagi yang membutuhkan Jadilah terang dimanapun kita berada Sementara itu, perwakilan orangtua dokter terlantik yang disampaikan oleh dr Trijanto Agoeng Noegroho, M Kes, Sp KK, FINSDV menyampaikan harapan agar para dokter baru senantiasa menjaga ciri Kedutawacanaan dimanapun ditempatkan dan selalu melayani semua orang dengan kasih Beliau juga mengucapkan terima kasih kepada dekan dan
Dalam sambutannya, Direktur RS Bethesda Yogyakarta, dr Purwoadi Sujatno, Sp PD, FINASIM, MPH, mengingatkan para dokter terlantik untuk selalu ingat tugas panggilan, baik sebagai klinisi maupun dalam bidang lainnya, mengingat perkembangan teknologi informasi beserta tantangannya ke depan. Momen ini menjadi sebuah babak baru dengan tantangan yang juga baru dan beraneka ragam Menanggapi hal tersebut, dr Joko Murdiyanto, Sp.An., MPH., FISHQua, Ketua IDI Wilayah DIY, memberikan pesan kepada para dokter baru untuk mematuhi norma hukum, norma etik, dan norma disiplin saat menjalani profesi Dia juga menekankan jajarannya, yang telah mendidik para dokter terlantik hingga bisa ada di titik saat ini.
pentingnya berfikir kritis, menjadi kreatif, berkomunikasi dengan pasien, mengelola stres, mengelola waktu, dan bekerjasama dalam tim.
Dekan Fakultas Kedokteran UKDW, dr. The Maria Meiwati Widagdo, Ph.D, juga berpesan agar dokter terlantik menjadi terang bagi sesama dan menjalani prinsip life-long learning, terus belajar untuk menyumbangkan ilmu dalam kehidupan sehari-hari.
Sambutan ditutup oleh Rektor UKDW, Dr.Ing Wiyatiningsih, S T , M T , yang mendorong para dokter baru untuk terus mengembangkan diri, mengaplikasikan soft skill, dan menjalankan nilai Kedutawacanaan. “Tidak hanya menjadi dokter yang pinter, dokter yang bisa mengabdikan ilmu saja, tetapi dokter yang penuh empati serta dapat mengaplikasikannya ke dalam masyarakat,” ungkapnya.
Dalam acara ini juga dilakukan pemberian penghargaan kepada lulusan dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) Profesi Dokter Terbaik yaitu dr Nunki Puspita Utomo; lulusan dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) Gabungan Pendidikan Dokter dan Profesi Dokter Terbaik yang diraih oleh dr. Stefan Prayoga Yukari Ujan, dr. Ni Kadek Ayu Divia Pridayanthi, dan dr. Yofani Wahyu Perdana; serta lulusan UKMPPD Periode November 2023 Terbaik, yaitu dr Patrick Kurniawan Latumahina. Selamat mengabdikan diri dan melayani dunia dalam bidang kesehatan dengan senantiasa mengandalkan Tuhan Semoga ilmu yang telah diperoleh dapat menjadi saluran berkat dan perpanjangan tangan Tuhan bagi semua insan dimanapun berada. [cvp]
VOL.18/ FEB 2024 Universitaria 5
foto:dok./Panitia
Dengan berakhirnya masa bakti
pengurus Lembaga Kemahasiswaan dan Organisasi Kemahasiswaan (LK dan OK) Periode 2023/2024, Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta mengadakan pelantikan bagi Kepengurusan LK dan OK Periode 2024/2025 Acara tersebut dilaksanakan pada hari Sabtu, 24 Februari 2024 di Ruang Seminar Pdt. Dr. Rudy Budiman Sama seperti tahun lalu, pelantikan dilaksanakan secara luring dan daring yang dapat diikuti lewat kanal youtube UKDW Yogyakarta.
Acara yang diselenggarakan oleh Badan Perwakilan Mahasiswa Universitas dan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas ini dihadiri oleh Dr. Parmonangan Manurung, S.T., M.T., IAI. selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni, Informasi dan Inovasi (WR III), Mujiono, S.E., M.Sc. selaku Kepala Biro Kemahasiswaan, Alumni, dan Pengembangan Karir (Biro III), Pdt. Nani Minarni, S Th , M Hum selaku Ketua Lembaga Pelayanan Kerohanian, Konseling, dan Spiritualitas Kampus (LPKKSK), perwakilan Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Promosi (WD III) Fakultas, Ketua BPMU Periode 2023, dan Ketua BEMU Periode 2023.
Dalam sambutannya, Dr Parmonangan Manurung, S.T., M.T., IAI. menyampaikan terima kasih atas kinerja BPMU dan BEMU Periode 2023 serta ucapan selamat kepada seluruh pengurus baru yang telah terpilih. Dr. Parmonangan Manurung menyebutkan hal ini merupakan sebuah kesempatan belajar untuk berorganisasi bagi BPMU dan BEMU yang baru “Harapannya ada kaderisasi, regenerasi serta keberlanjutan program Prestasi mahasiswa didapat dari berbagai bidang Organisasi Kemahasiswaan dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Unit Kegiatan Kerohanian (UKKr), Unit Kegiatan Kebudayaan (UKKb), di tingkat Universitas ada BEMU dan BPMU, lalu pada tingkat fakultas ada BEM Fakultas dan BPM Fakultas serta Himpunan Mahasiswa,” tuturnya.
WR III UKDW ini berpesan agar tidak takut dalam bekerja dan berkarya. “Bagi mahasiswa sepatutnya bisa menyeimbangkan tugas di bidang 1 dan bidang 3 yaitu bidang akademik dan berorganisasi, sehingga kelak bisa
Universitaria
Universitaria
Pelantikan Pengurus Lembaga Kemahasiswaan dan Organisasi Kemahasiswaan Periode 2024/2025
menjadi alumni yang kaya di bidang ilmu dan soft skills-nya. Selama berorganisasi haruslah belajar dengan sukacita,” pesannya.
Dr Parmonangan Manurung juga berpesan supaya para pengurus baru ini menjunjung nilai-nilai kedutawacanaan, menaati aturan seperti Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), serta Ketentuan Umum Organisasi Kemahasiswaan (KUOK) sehingga menjadi pegangan dalam berorganisasi. “Tolong teman-teman menjaga nama baik Duta Wacana sehingga Duta Wacana selalu menjadi institusi pendidikan yang mempunyai citra baik,” tambahnya.
Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Mujiono, S E , M Sc yang memberikan sedikit informasi tentang adanya pembaruan sistem poin keaktifan mahasiswa yang telah ditingkatkan 2 hingga 4 kali lipat dari poin sebelumnya, terutama di bidang organisasi mahasiswa. Hal tersebut diresmikan melalui
SK Rektor yang telah beredar sebagai wujud perhatian dan akomodasi bagi mahasiswa yang telah bergabung dalam LK/OK “Informasi mengenai PKM dan PPK Ormawa telah dibuka bagi mahasiswa. Biro III selalu terbuka bagi mahasiswa yang ingin datang
foto:dok./Panitia
untuk bekerja sama dan meminta saran,” tuturnya.
Selanjutnya disampaikan renungan singkat oleh Pdt Nani Minarni, S Th , M Hum , dengan topik “Percaya Diri dan Berintegritas”. Firman diambil dari 2 Timotius 2:15 yang berbunyi, “Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu”. Semua orang memiliki potensi menjadi seorang leader, pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mempunyai konsep-visi-aksi. Sifat pemimpin pada abad 21 adalah:
Ÿ Pemimpin yang menyukai tantangan (challenge)
Ÿ Mempunyai rasa ingin tahu (curiosity)
Ÿ Membangun budaya kerja dan organisasi
Ÿ Tidak membatasi diri dengan membangun komunikasi antar lini
Ÿ Menjadi pribadi yang mau dan punya komitmen
Dengan prinsip Ora et Labora mengajarkan bahwa melayani bukan hanya berdoa namun diiringi dengan pekerjaannya Ayat dari 1 Timotius 4:12 yang berbunyi “Jangan sampai orang lain meremehkan engkau sebab engkau masih muda. Jadilah teladan mereka: biarlah
mereka mengikuti caramu mengajar dan caramu hidup. Jadilah pedoman bagi mereka dalam hal kasihmu, imanmu, dan pikiranmu yang bersih”, menjadi penutup dari renungan yang dibawakan. “Mari belajar jadi pemimpin yang tidak hanya percaya diri tetapi bisa dipercaya dan berintegritas,” pungkas Bu Nani.
Acara dilanjutkan dengan Laporan Pertanggungjawaban oleh BPMU 2023 yang disampaikan oleh Loverisa Michelle selaku Ketua BPMU 2023. Selain program kerja yang dilaksanakan, BPMU 2023 juga memaparkan evaluasi dari kinerja di tahun 2023 berupa aspirasi mahasiswa yang telah berjalan dengan semestinya.
Selanjutnya BEMU 2023 memaparkan
Laporan Pertanggungjawaban yang disampaikan oleh Gilbert Yeremia Kristian Mamesah selaku Presiden Mahasiswa 2023. BEMU 2023 juga memaparkan hasil program kerja mereka seperti Makrab BEMU, sosialisasi TPS khusus UKDW, Rector Cup, Gelar Budaya, dan studi banding yang sudah dilaksanakan sebaik mungkin.
Sesi berikutnya adalah pembacaan Pakta Integritas, Janji Ketua, serta SK Rektor terkait Pelantikan Kepengurusan Lembaga Kemahasiswaan dan Organisasi Kemahasiswaan 2024/20205 yang dipandu oleh Wakil Rektor III, BPMU, dan BEMU 2024. Setelah dilantik secara resmi, Angelina Maria Christien selaku ketua BPMU 2024 mengajak teman-teman dari bidang eksekutif dapat bekerja sama dengan BEM Universitas serta teman-teman dari Badan Perwakilan Mahasiswa dapat bekerja sama dengan BPMU di tahun 2024.
Sementara itu, Iglelasia Perangin Angin selaku Presiden Mahasiswa 2024 mengajak teman-teman untuk membawa resolusi jauh lebih paten daripada sebelumnya dan mewujudkan pergerakan mahasiswa. Dengan tagline BEMU 2024 yaitu "Rediscovery our Movement", dimana akan dikulik kembali apa yang terjadi pada tahun sebelumnya melalui saran dan evaluasi, yang baik akan dikembangkan serta tidak hanya menghapus yang buruk tetapi membenahi bersama untuk dikembangkan kembali. [love]
Pembukaan dan Pembekalan P3DM 2024: Sinergi dalam Keberagaman
foto:dok./Panitia
Program Pengembangan Potensi Diri
Mahasiswa (P3DM) merupakan salah satu kegiatan pembinaan soft skill bagi para mahasiswa Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta, agar mampu mengelola dan mengembangkan potensi diri dalam hal spiritualitas, kepribadian, emosi, komunikasi empatik, intelektual, dan interaksi dengan lingkungan Kegiatan ini resmi dibuka pada hari Sabtu, 17 Februari 2024 di Auditorium Koinonia UKDW.
Pembukaan dan Pembekalan P3DM 2024 dihadiri oleh Rektor, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni, Informasi, dan Inovasi (WR 3), Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Promosi (WD 3), para fasilitator, para mahasiswa pendamping, para mitra kerja sama untuk aksi sosial, dan lebih dari 600 mahasiswa dari berbagai program studi.
Keseluruhan kegiatan ini menjadi
momentum penting dalam upaya memperkuat pemahaman mahasiswa tentang inklusi serta persiapan menghadapi berbagai tantangan, termasuk bencana, dan stigma sosial sebelum terjun ke lapangan untuk melakukan aksi sosial. Kehadiran lebih dari 600 mahasiswa menandai antusiasme mereka dalam memperdalam pemahaman tentang isu-isu kritis seperti disabilitas, HIV & AIDS, serta kesiapsiagaan bencana. Tidak hanya itu, kehadiran Rektor, WR 3, dan WD 3 menunjukkan komitmen perguruan tinggi dalam mendukung acara-acara yang berorientasi pada pengembangan sosial dan inklusi masyarakat.
Pembukaan dan pembekalan P3DM 2024 ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang berharga kepada peserta dan menjadi bekal peserta ketika melakukan aksi sosial di beberapa tempat yang telah disiapkan oleh panitia, diantaranya Komunitas Kebaya,
Komunitas Pita Merah, Pondok Pesantren, Ngebong, SLB HKI Sedayu, Forum Keluarga Disabilitas Sedayu “Pinilih”, Susteran PpYK, BPSTW Budi Luhur Kasongan, BPSTW Abiyoso Pakem, BRTPD Kapanewon Pundong, Komunitas PRB Gajah Wong, Komunitas PRB Klitren, Komunitas PRB Prawirotaman, Pusat Rehabilitasi Yakkum, Panti Asuhan Sayap Ibu, Panti Wreda Hana, Pusat Pemberdayaan Disabilitas Mitra Sejahtera, GKJ Gondokusuman, GKI Wongsodirjan.
Sesi pembekalan yang pertama disampaikan oleh Maria Tri Suhartini, S.E. dari Forum Penyandang Disabilitas Sedayu “Pinilih” yang memberikan materi mengenai pengenalan terhadap disabilitas beserta cara-cara berinteraksi yang inklusif. Sesi ini tidak hanya memberikan pemahaman mendalam tentang tantangan yang dihadapi oleh penyandang disabilitas, tetapi juga memberikan solusi ketika berinteraksi dengan penyandang disabilitas.
Sesi kedua diisi oleh Ghanis Kristia, S.Si. dan Panduarti Prissabat, S E dari CD Bethesda yang membahas topik terkait HIV & AIDS serta stigma dan diskriminasi yang sering dialami oleh ODHIV. Diskusi ini memperkuat kesadaran akan pentingnya penerimaan dan dukungan bagi individu yang hidup dengan HIV & AIDS, serta peran penting masyarakat dalam mengatasi stigma yang masih melekat.
Sementara itu, sesi terakhir dipandu oleh David Pattinama, S.Kom., M.Th. dari Yakkum
Emergency Unit Beliau mengajak seluruh peserta yang hadir untuk mengupas kesiapsiagaan bencana yang inklusif, yang dipimpin oleh masyarakat itu sendiri. Dalam konteks ini, peserta diberi pemahaman tentang pentingnya keterlibatan masyarakat dalam upaya pencegahan dan penanggulangan bencana, serta strategi untuk memastikan bahwa rencana tanggap bencana mencakup semua lapisan masyarakat.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi forum untuk mendapatkan pengetahuan baru, tetapi juga menjadi panggung untuk membangun kesadaran dan keterlibatan dalam isu-isu kritis yang sering diabaikan oleh masyarakat umum Melalui diskusi dan dialog yang terbuka, peserta didorong untuk berpikir kritis, merangkul perbedaan, dan bertindak sebagai agen perubahan dalam masyarakat.
Selain itu, pembukaan dan pembekalan ini juga menandai langkah konkret dalam menggalang kerja sama antara perguruan tinggi, organisasi masyarakat sipil, dan lembaga swadaya masyarakat dalam mengatasi tantangan sosial bersama-sama Dengan membangun jaringan yang kuat dan kerja sama yang berkelanjutan, diharapkan bahwa upaya-upaya inklusi dan kesiapsiagaan masyarakat dapat diperkuat dan diperluas lebih jauh Pembukaan dan pembekalan P3DM 2024 telah menciptakan momentum yang kuat dalam memperkuat kesadaran masyarakat tentang isu-isu inklusi dan kesiapsiagaan dalam menghadapi tantangan sosial. [vio]
VOL.18/ FEB 2024
6
English Language Education Department Student Essay 7
The Effect of Language Anxiety on Emotion, Achievement, and Communication for Foreign Language Learners
Fo r e i g n l a n g u a g e l e a r n e r s a r e
significantly impacted by their emotional experiences, which are closely tied to their cognitive abilities (Yu, 2022). Zheng (2008) emphasizes that anxiety often centers around the mastery and performance of a second language, posing a high risk during testing The teaching approach employed by educators can also contribute to anxiety among students, with pressure from educators affecting both achievement and performance (Oteir & AlOtaibi, 2019). The level of foreign language anxiety is linked inversely to emotions, encompassing emotional intelligence and self-perception (Dewaele, 2007) Anxiety becomes a hindrance for some individuals in learning a foreign language, leading to difficulties in self-presentation and language teaching practices (Horwitz, 2022). The interaction between the learner and second language anxiety is a central aspect of the language anxiety phenomenon, beyond additional elements and central constructs (Zheng, 2008). This essay aims to elucidate the effects of language anxiety, exploring its impact on emotional activity, achievements, and communication skills among foreign language learners.
Foreign language learners experience a range of emotions during the learning process, with anxiety being a prominent negative factor (Horwitz, 2022) Anxiety, extensively researched in education and psychology, detrimentally affects logical language learning and overall academic performance (Yu, 2022). Negative emotions, particularly anxiety, can decrease language learning competence and hinder the optimal learning potential of foreign language learners (Zheng, 2008) Learners with negative emotions, according to Zheng (2008), may worry about their anxiety affecting memory capacity Studies have established a connection between language anxiety and language achievement (Horwitz, 2022) Anxious learners are prone to distractions, disrupting cognitive thresholds in foreign language learning and triggering defense mechanisms (Zheng, 2008) In summary, negative emotions, driven by fear and displeasure, act as obstacles to learning a foreign language, creating a reciprocal relationship between motivation and
language anxiety (Dewaele, 2007). A negative mindset generates fear, leading to anxiety, ultimately hindering students in the process of acquiring a foreign language.
In addition to negative emotions, positive emotional factors play a crucial role in foreign language learning. According to Jiang and Dewaele (2019), pleasure and anxiety, despite being separate experiential dimensions, exhibit a modest correlation. Macintyre and Gregersen (2012) highlight that the response to language anxiety aligns with individuals' anticipated situations, emphasizing the importance of a comfortable and relaxed learning environment The perception of emotion is identified as a strong predictor of cognition and behavior in foreign language learning (Oz et al., 2015). Positive emotions contribute to an open mindset, facilitating language absorption and broadening perspectives, ultimately serving as a motivational force for foreign language achievement (Macintyre & Gregesen, 2012). In summary, positive emotions not only enhance learning resources but also foster a positive attitude towards language acquisition.
Speech anxiety can significantly impact individual achievements, extending beyond the classroom to influence various language
skills such as listening, writing, reading, interpreting, and translating (Yu, 2022) Assessing student achievement requires considering motivation, as highlighted by Ozturk & Gurbuz (2012), who emphasized its crucial role in influencing learning outcomes. Teimouri et al (2019) found a correlation between anxiety scores and final grades in cross-language achievement, though consistency in the direction of the correlation was lacking. Affective factors like motivation and attitude, as argued by Oz et al. (2015), contribute to individual differences in language attainment. Despite differing views among researchers, there is consensus on the significant role of foreign language anxiety in language acquisition, emphasizing its impact on cognitive processes (Zheng, 2008) Macintyre and Gregersen's (2012) strategy underscores the importance of a positive mindset, linking higher positive motivation levels with increased prospects for achieving language learning goals. In conclusion, student motivation and attitude correlate with achievement, emphasizing the need for a positive mindset to support effective learning. Anxiety's influence extends to inter-social communication, impacting language achievement. Learning English, as highlighted by Ozturk and Gurbuz (2012), involves self-
development, particularly when exposed to different cultures abroad, enhancing communication skills with foreign people Horwitz (2022) suggests that the evaluation of i n d i v i d u a l s i n s e c o n d l a n g u a g e communication relies on linguistic abilities, and a non-spontaneous and complex mentality may lead to fear, reluctance, and panic, especially in verbal communication (Oteir & Al-Otaibi, 2019) Ghali (2016) e m p h a s i z e s t h a t c o m m u n i c a t i o n apprehension, linked to foreign language anxiety, directly influences the willingness to communicate. Dewaele (2007) notes that the younger generation may find joy in communicating in a foreign language, even if not fully mastered. Aghajani and Amanzadeh (2017) confirm a correlation between reluctance to speak and foreign language anxiety, attributing it to fear of evaluation by teachers and peers. Understanding the extent of anxiety is crucial, as highlighted by Aghajani and Amanzadeh (2017), as it affects how learners communicate, emphasizing that effective communication is the primary goal of language learning In summary, anxiety significantly influences communication processes among individuals.
Anxiety notably influences the foreign language learning process, with both negative and positive emotions contributing to its occurrence. Negative emotions, such as fear and reluctance, hinder student achievement and impact attitudes and motivation. Higher motivation enhances learning opportunities, but generating positive attitudes and motivation is challenging due to students' fears of not reaching their goals Consequently, social interactions become problematic as anxious learners hesitate to initiate communication, leading to superficial English proficiency among many. The primary goal of language learning is effective communication, but anxiety poses a considerable challenge. Understanding the extent of learners' anxiety is crucial, as it directly affects their communication performance In summary, anxiety presents a formidable obstacle in foreign language learning, impacting achievement, motivation, and effective communication. [Angeline Else Andarista]
Empowering Indonesia Through English Language Proficiency
In a n a g e o f g l o b a l i z a t i o n a n d
interconnectedness, the English language has emerged as a critical component in the quest for individual and national prosperity. Beyond its historic position as a means of communication, English has evolved into a gateway to global prospects, playing an important role in creating educational, professional, and economic landscapes. The acquisition of English competence is frequently associated with increased employment, access to information, and engagement in international society This essay will explain about learning English can improve employability and economic growth and act as a conduit for global information and communication However, it should be carefully pursued, considering concerns that prioritizing English could marginalize regional languages and cultures.
Firstly, learning English can assist Indonesian people in obtaining better jobs. Knowing the English language can help people to find a good job. Especially in Indonesia is difficult to find a job, but if people know English can help them to find more jobs and improve people's income. English is useful in recent works and events in the future. So, the English language is important to increase economic growth in Indonesia. Moreover, the immediate influence on employment and economic growth is one strong rationale for prioritizing the English language in Indonesia English fluency is typically a
critical qualification for many job prospects in a globalized society.
Moreover, English links Indonesia to the rest of the world. Using the English language can help Indonesia become better known to the world For example, we can promote Indonesian culture and heritage to people around the world or on the internet by using the English language, so people can easily understand Indonesia In this era where English is often the language of international business and trade, companies and multinational corporations seek employees who can effectively speak English This highlights the importance of English proficiency to boost Indonesia's workforce employability. Furthermore, English acts as a bridge to worldwide information and communication.
Some argue that emphasis on English may destroy local languages and cultures However, A. Lin Goodwin's perspectives on language instruction are balanced. While the English language is critical, real concerns have been raised regarding the potential neglect of local languages and cultures Goodwin argues for preserving and promoting local languages alongside English schooling. This balanced policy assures that Indonesia may preserve its rich cultural heritage while benefiting from globalization (Goodwin, 2010) When English is taught alongside local languages, it offers a bridge between cultures, enabling mutual respect
and distributing indigenous knowledge can give a global platform for local cultures, increasing their visibility and understanding on an international scale (McCarty, 2011) As a result, a balanced strategy that emphasizes the importance of both English proficiency and the preservation of local languages helps preserve the cohabitation and vibrancy of Indonesia's linguistic and cultural diversity.
In conclusion, the English language in Indonesia is more than just a convenience; it is a critical tool for personal and national growth. The ability to converse in English provides prospects for better jobs and global
communication. While responding to critics' concerns is critical, a balanced strategy can ensure that Indonesia maintains its unique cultural legacy while embracing the globalized world. As a result, maintaining the emphasis on the English language is a sensible investment in the nation's future. So, invest in your English language skills. The benefits of acquiring English are substantial, whether you are a student, a professional, or an individual seeking personal development Seize the opportunity to broaden your views, interact with the globe, and contribute to a global community where language variety coexists with shared understanding. Accept English as your friend on the path to a brighter and more integrated future. [Welki Marthen]
VOL.18/ FEB 2024
that can improve cultural diversity F u r t h e r m o r e , t h e u s e o f E n g l i s h i n
documenting
foto:dok./Freepik
foto:dok./Freepik
YPusat Pelatihan Bahasa
Universitaria
Memahami dan Mengatasi
Tantangan Komunikasi Multikultural di Kampus
ogyakarta merupakan kota pelajar,
sehingga banyak orang dari luar Yogyakarta datang untuk melanjutkan studi mereka di kota ini. Oleh karena itu, sering kali universitas-universitas di Yogyakarta menjadi seperti Indonesia mini, tak terkecuali Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW). Keberagaman individu dari berbagai daerah menyumbangkan berbagai kebudayaan yang terpancar dari bahasa, norma-norma sosial, dan juga perbedaan dalam komunikasi nonverbal.
Perbedaan kebudayaan tersebut memberikan warna dalam interaksi di kampus. Namun, hal tersebut juga memberikan tantangan tersendiri dalam dinamika seharihari Perbedaan bahasa kadang menjadi kendala dalam partisipasi di diskusi kelas ataupun pemahaman instruksi akademik Perbedaan norma sosial juga mempengaruhi cara menyampaikan pendapat dan menanggapi kritik Tidak hanya itu, ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan isyarat nonverbal lainnya memiliki makna yang berbeda di berbagai budaya.
Tantangan-tantangan tersebut membutuhkan kesadaran berbudaya dalam komunikasi kampus. Pemahaman perbedaan budaya, pemahaman akan komunikasi lintas budaya yang diimbangi dengan peningkatan kemampuan komunikasi yang inklusif sangatlah penting untuk menghadapi hambatan komunikasi.
Pentingnya komunikasi multikultural ini disadari oleh banyak institusi pendidikan yang melahirkan inisiatif untuk memfasilitasi komunikasi multikultural Kursus bahasa asing, lokakarya kebudayaan, dan pertemuan lintas budaya menjadi beberapa hal yang seringkali dilakukan di kampus. Gelar Budaya
menjadi acara tahunan di UKDW yang bertujuan untuk mempertunjukkan adat dan kebudayaan masing-masing daerah Acara seperti Gelar Budaya ini mampu memberikan pengenalan dan pengetahuan akan budaya yang berbeda dan menanamkan sikap saling menghargai. Pendidikan yang dikembangkan di kampus juga memainkan peran penting dalam memperkuat komunikasi lintas budaya ini. Pengenalan mata kuliah dan juga integrasi budaya di dalam kurikulum juga mendukung kesadaran budaya dan keberagaman. Yang tidak kalah penting adalah bagaimana setiap individu berinteraksi dengan sikap menghargai di dalam maupun di luar kelas dan kantor. Hal tersebut mampu menjadi sumber pembelajaran lintas budaya bagi sesama anggota komunitas kampus.
Seiring dengan meningkatnya peran teknologi dalam pendidikan, teknologi juga mampu memfasilitasi komunikasi lintas budaya Berbagai platform pembelajaran online mampu menjembatani komunikasi lintas budaya Forum diskusi virtual juga menjadi salah satu wadah bagi civitas akademia dalam peningkatan pengetahuan akan komunikasi multikultural. Tidak hanya itu, perbedaan bahasa yang menjadi salah satu cerminan dari perbedaan budaya juga mampu dijembatani oleh teknologi, contohnya dengan aplikasi penerjemah dan juga Artificial Intelligence (AI). Pengetahuan hanya berjarak satu klik saja, namun pemahaman membutuhkan usaha lebih. Di satu sisi, kolaborasi lintas budaya di kampus bukan hanya sekadar penting, tetapi juga menjadi kunci keberhasilan bagi pengalaman belajar yang beragam dan inklusif. Dengan memfasilitasi interaksi antar budaya, kampus menciptakan lingkungan yang memperkaya
Pernahkah anda berbohong demi kebaikan?
Apa sih istilahnya dalam bahasa Inggris? Ya, benar Istilah “white lie” sudah kerap digunakan dalam kehidupan sehari-hari White lie berarti tindakan berbohong demi kebaikan atau kesopanan agar tidak melukai perasaan orang lain. White lie adalah salah satu dari sekian banyak bahasa kiasan yang sering dipakai dalam percakapan sehari-hari. Warna putih dalam white lie melambangkan kemurnian, kesucian, dan kebaikan, yang kemudian dimaknai sebagai tindakan berbohong yang bersifat atau bertujuan baik.
Selain white lie, apa saja ya kosakata atau bahasa kiasan lain yang berkaitan dengan warna? Simak beberapa contoh berikut Manakah yang sudah familiar bagi anda?
Red flag
“Kamu harus berhati-hati dan waspada. Sepertinya dia red flag deh.” “He is really the red flag. I should have known. Now, I regret it.” Akhir-akhir ini, istilah red flag kerap kita jumpai saat scrolling di media sosial. Warna merah dalam red flag kerap dihubungkan dengan sesuatu yang bersifat bahaya. Pada dasarnya red flag bisa digunakan dalam konteks umum yang menunjukkan adanya s e s u a t u y a n g m e m b a h a y a k a n a t a u mencurigakan yang perlu untuk dihentikan. Namun, akhir-akhir ini banyak yang menggunakan istilah red flag dalam mendeskripsikan suatu hubungan. Seseorang disebut menunjukkan tanda-tanda red flag saat dia menunjukkan perilaku yang mencurigakan atau membahayakan.
Greenlight
“We have to be patient. The project is on hold until the leader gives it the green light to proceed.” “Good news. Dosen pembimbingku udah kasih green light buat skripsiku lho. Aku seneng banget deh.”
Bisa ditebak kan apa arti green light dalam kalimat-kalimat di atas? Awalnya, istilah green light mengacu pada rambu-rambu lalu lintas Dalam rambu-rambu lalu lintas, pengendara berhenti saat lampu merah, dan boleh melaju saat lampu menyala hijau Seiring berjalannya waktu, istilah ini
perspektif siswa dan staf, mempromosikan pemahaman yang lebih dalam tentang keberagaman budaya, dan mendorong kerjasama yang produktif. Dalam konteks ini, keragaman bukanlah hanya aspek tambahan, tetapi fondasi dari pertumbuhan intelektual dan sosial di kampus.
Dalam menghadapi masa depan, tak terelakkan akan muncul tantangan-tantangan baru dalam komunikasi multikultural di kampus Namun, hal ini tidak membuat semangat untuk meningkatkan pemahaman, inklusivitas, dan kerjasama lintas budaya di kampus surut. Sebaliknya, kampus akan terus
foto:dok./Panitia
berupaya memperkuat jaringan kesadaran budaya, mempromosikan saling pengertian, dan mengembangkan keterampilan kolaborasi yang memungkinkan setiap individu menghargai dan berkontribusi pada keberagaman yang menjadi kekuatan utama komunitas kampus Dengan demikian, tantangan-tantangan baru tersebut akan menjadi peluang untuk memperkaya pengalaman belajar dan menciptakan lingkungan yang semakin inklusif bagi seluruh anggota komunitas akademik. [Eli]
Bahasa dan Warna dalam Bahasa Kiasan
digunakan dalam berbagai konteks yang mengindikasikan pemberian izin, persetujuan, atau tanda untuk melanjutkan suatu rencana atau tindakan.
Out of the blue
“Out of the blue, my old friend called me and asked me to be her bridesmaid. I haven’t met her since elementary school.” “Aku kaget banget lho, out of the blue, dapat pekerjaan. Padahal aku enggak pernah apply ” Berdasarkan kalimat dan konteks di atas, bisa kita tebak makna dari out of the blue adalah tiba-tiba atau sekonyong-konyong Bahasa kiasan ini mendeskripsikan sesuatu yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga tanpa adanya peringatan atau tanda-tanda tertentu. Layaknya hujan yang tiba-tiba turun saat cuaca cerah dengan langit berwarna biru, out of the blue menunjukkan kejadian yang datang tiba-tiba dan mengejutkan.
Silver lining
“Every cloud has silver lining. We must keep our hopes up ” Losing her job was difficult, but the silver lining was that it gave her the opportunity to pursue a career she was truly passionate about.” Sama halnya dengan out of the blue, silver lining juga berkaitan dengan cuaca. Saat cuaca gelap dan matahari tertutup awan, kita selalu melihat ke arah awan dan berharap ada seberkas cahaya pada awan gelap tersebut Kita berharap cuaca segera berganti menjadi cerah Seberkas cahaya tersebutlah yang disebut dengan silver lining. Oleh karena itu, silver lining diartikan sebagai hal positif yang penuh pengharapan dalam situasi yang buruk atau sulit Silver lining juga diartikan sebagai hikmah dari suatu kejadian buruk atau kurang baik.
“Usia 1 hingga 5 tahun adalah masa-masa golden age. Jadi, kita harus membesarkan anak-anak dengan maksimal pada usia tersebut.” “He is in his golden age. I will optimize his potentials and growth ” Ada silver, tentu ada gold Saat kita melihat sesuatu yang berwarna keemasan, maka Golden age
pikiran kita langsung terarah pada suatu hal yang bersifat berharga, bernilai, hebat dan istimewa. Sedangkan age, selain berarti usia, juga memiliki arti masa. Oleh karena itu, golden age digunakan untuk mendeskripsikan suatu masa yang dianggap sebagai masa kejayaan atau kemakmuran. Golden age dapat juga berarti suatu waktu yang penuh dengan perkembangan dan kemajuan.
Grey area
“Sulit kalau di dalam grey area seperti ini. Mau maju susah, mundur juga bingung.” “The ethical implications of technology are in grey area. There are some debates whether those are morally acceptable.” Abu-abu dianggap sebagai warna yang tidak jelas. Warna antara hitam (salah) dan putih (benar). Oleh karena itu, warna abu-abu dalam grey area melambangkan situasi, hal, atau konsep yang tidak jelas, tidak pasti, atau sulit didefinisikan. Grey menunjukkan sesuatu yang ambigu dan membingungkan. Suatu hal yang tidak benar n a m u n t i d a k p u l a s a l a h G r e y a r e a melambangkan area yang tidak memilki batas yang jelas sehingga sulit untuk ditentukan.
Purple patch
"During the writing process, the author hit a purple patch, creating some of their best work." "After the promotion, she experienced a purple patch in her career, securing highprofile projects." Kira-kira apa ya arti purple patch? Berdasarkan konteks kalimat-kalimat
di atas, bisa disimpulkan bahwa purple patch memiliki makna suatu waktu atau masa ketika seseorang mengalami masa yang sukses, produktif, atau beruntung dalam hidupnya. Warna ungu cenderung berkaitan dengan kekayaan, kemewahan, kemegahan, dan kemahsyuran. Oleh karena itu, seseorang yang telah mendapatkan berbagai pen-capaian yang positif atau sedang dalam masa kejayaan sering disebut sebagai orang yang memasuki masa purple patch.
Pink elephant
“When discussing the budget, everyone seemed to ignore the pink elephant in the room — the significant financial challenges the company was facing.” “At the dinner table, the pink elephant was the strained relationship between the siblings, evident in the awkward silence ” Coba bayangkan seekor gajah yang berwarna merah muda. Besar dan mencolok sekali, bukan? Seperti itulah makna dari pink elephant Pink elephant digunakan untuk mengacu pada hal-hal yang nampak nyata dan jelas namun tidak dihiraukan atau diabaikan. Apabila ada suatu hal yang besar dan penting namun dihindari untuk dibahas atau diabaikan, maka hal itu disebut sebagai pink elephant.
Demikian beberapa contoh bahasa kiasan dan kosakata yang berkaitan dengan warna. Semoga semakin memberi warna dalam berbahasa ya. (Agatha)
VOL.18/ FEB 2024
8
foto:dok./Freepik
Siraman Rohani: HOMELESSNESS
Salah satu masalah kemanusiaan yang
dialami oleh hampir semua bangsa di dunia ini adalah masalah ‘tunawisma’, yang kedengarannya lebih halus dan sopan (pejoratif), atau ‘gelandangan’ yang dalam bahasa keseharian sering kita dengar, terkesan kasar, dan bahkan mungkin ada unsur hinaan (kolokial). Di Eropa Barat yang seringkali dikenal dengan negara-negara maju dan bertaraf kehidupan tinggi secara ekonomi juga tidak luput dari masalah tunawisma ini. Namun masalah tunawisma ini juga memiliki dimensi spiritual yang juga tidak hanya berada di dalam batasan geografis tertentu saja, melainkan telah merambah ke semua elemen masyarakat baik mereka yang berada di wilayah-wilayah negara maju atau negara-negara yang sedang berkembang
‘Tunawisma’ yang kami maksudkan di sini adalah tunawisma dalam artian seseorang yang mati-matian berjuang untuk menemukan kesejahteraan, keamanan, dan jaminan hidup rohani yang lebih pasti Akankah mungkin untuk mencari solusi bagi ‘tunawisma spiritual’ (spiritual homelessness) seperti ini?
Memasuki Masa Prapaskah pertama ini, kami ingin mengajak para pembaca sekalian untuk sejenak meresapi apa yang ditulis dalam Kitab Yesaya 58:6-8, dimana pada salah satu bagian kitabnya berbunyi demikian:
Ay.6. Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggubelenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, ay.7. supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri! Ay 8 Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; Yesaya 58:6-8 berbicara tentang bentuk ibadah yang benar di hadapan Allah, dalam hal ini perihal the do’s and don’ts jika pengikut Tuhan ingin menjalankan puasa sebagai bentuk laku spiritualnya Dalam konteks "tunawisma spiritual," (spiritual homelessness) ayat-ayat ini dapat dimaknai sebagai panggilan kepada umat Allah untuk mengasihi dan membantu orang-orang yang terpinggirkan, miskin, dan teraniaya Ini adalah panggilan untuk melakukan kebaikan dan keadilan sosial, memberi makan orang
Ketika Yesus ditanya apa hukum yang
terutama, Dia menjawab ada dua hukum yaitu mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama seperti diri sendiri (Mat 22:37-40 & Mrk 12:29-31). Hal ini menjadi dasar bagi kehidupan umat Kristen Sayangnya, ada bagian yang sering luput dari pandangan orang banyak Bagian yang sebenarnya sederhana, namun punya arti penting, yaitu mengasihi diri sendiri Mengasihi diri sendiri menjadi bagian penting dan perlu dalam rangka mengerjakan hukum kasih dengan sungguh-sungguh Mengapa demikian?
yang lapar, memberi tempat tinggal kepada orang yang tidak memiliki rumah (tunawisma), memberi pakaian kepada yang telanjang, dan tidak berpaling dari sesama manusia.
Prinsip-prinsip yang terdapat dalam bagian Yesaya 58:6-8 ini merupakan bahasa spiritual yang sangat universal sifatnya, seperti misalnya dorongan agar melakukan kebaikan, keadilan sosial, dan kasih kepada sesama manusia sebagai bagian dari ibadah spiritual yang benar. Prinsip-prinsip tersebut dapat kita temukan gaungnya dalam ajaranajaran tokoh utama agama-agama besar dunia. Buddha: Siddhartha Gautama, yang dikenal sebagai Buddha, mengajarkan ajaran tentang belas kasihan (karuna) dan kasih sayang (metta) kepada semua makhluk Beliau menekankan pentingnya mengurangi penderitaan dan memperjuangkan kesejahteraan semua makhluk. Tuhan Yesus Kristus: Dalam ajaran Injil-injil, Sang Kristus mengajarkan kasih kepada sesama manusia, memperhatikan yang lemah dan terpinggirkan, dan melakukan kebaikan sebagai ekspresi dari cinta kepada Allah. Dia menekankan pentingnya memberi makan yang lapar, memberi minum yang haus, mengunjungi yang sakit, dan melayani orangorang yang membutuhkan. Nabi Muhammad SAW: Nabi Muhammad dalam agama Islam mengajarkan pentingnya keadilan sosial, kepedulian terhadap yang miskin dan teraniaya, serta memberi bantuan kepada orang-orang yang membutuhkan Beliau menekankan pentingnya berbagi harta dengan orang-orang yang membutuhkan dan menuntut perlakuan adil terhadap semua orang. Mahatma Gandhi: Seorang pemimpin
foto:dok./Freepik
spiritual dan politik India, menganut prinsipprinsip non-kekerasan (ahimsa) dan keadilan sosial. Beliau memperjuangkan kemerdekaan India dari penjajahan Inggris dengan cara damai dan mengajarkan pentingnya melakukan kebaikan kepada semua orang Dalai Lama: Pemimpin spiritual Tibet ini menganjurkan belas kasihan, perdamaian, dan keadilan sosial sebagai bagian dari praktik spiritual Beliau menekankan pentingnya kasih sayang terhadap semua makhluk dan mengajarkan bahwa prinsip-prinsip ini merupakan inti dari ajaran Buddha.
Istilah "tunawisma spiritual" memang tidak begitu umum digunakan dalam literatur ilmiah atau dalam diskusi para ahli agama. Namun, jika kita mencoba untuk memahami konsep ini dengan cara yang lebih luas, bisa jadi merujuk pada keadaan di mana seseorang merasa terasing atau terputus dari dimensi spiritual dalam hidupnya, mirip dengan bagaimana seseorang yang menjadi tunawisma fisik merasa terasing dari rumah atau tempat tinggal. Tunawisma spiritual bisa dimaknai sebagai keadaan di mana seseorang kehilangan hubungan spiritualnya dengan Allah, merasa terasing atau terpinggirkan dari kehadiranNya.
Dalam konteks ini, Yesaya 58:6-8 mengajarkan bahwa untuk memperoleh kembali hubungan spiritual yang benar dengan Allah, seseorang harus mengasihi sesama, melakukan kebaikan, dan berjuang untuk keadilan sosial Dengan melakukan ini, seseorang akan menemukan terang spiritual, kesembuhan, dan kehadiran kemuliaan Tuhan dalam hidupnya. Di lain pihak, ada seruanseruan dari para kaum muda yang justru menantang kita untuk berpikir lebih jauh
tentang ‘tunawisma spiritual’ ini. Misalnya, ada salah seorang pemuda dari Eropa yang mengungkapkan, “Saat ini, masyarakat memahami tunawisma bukan lagi hanya sekedar permasalahan bangunan fisik dari sebuah rumah tinggal. Bagi sebagian besar orang, hal tersebut sesungguhnya terkait dengan sebuah kenyataan batin Namun, ternyata usaha pencarian untuk menemukan keamanan batin melalui proses panjang dan berliku serta justru menambah keruwetan yang justru menenggelamkannya dalam isolasi diri yang lebih dalam.” (Surat dari Taizé, 2024, p 2) Bukan tidak mungkin, pernyataan semacam ini dilontarkan oleh salah seorang mahasiswa UKDW yang sedang mengalami kegalauan hati. Artinya, ‘tunawisma spiritual’ bisa dialami siapa saja, tanpa pandang bulu.
Self-love: Langkah Awal Mengenal dan Menyadari Kasih Tuhan
Diri Sendiri adalah Ciptaan Tuhan yang Paling Dekat indah, bagaimanapun adanya kita.
Kita menunjukkan kasih kita kepada Tuhan lewat ciptaanNya, yang tampak dari indra kita. Baik itu alam, binatang, tumbuhan, juga sesama manusia, wajib kita kasihi sebagai wujud syukur kita akan kasih Allah. Tapi yang sering kali kita lupakan, kita pun juga ciptaan Allah. Bahkan, kita ciptaanNya yang paling dekat. Setiap hari kita bertemu, melihatnya melalui cermin, mendengar suaranya dan melakukan banyak hal lain. Sayangnya, kita luput memperhatikan diri sendiri. Kita terus bandingkan diri kita dengan orang-orang lain. Kita lupa bahwa diri kita juga ciptaanNya yang berharga, dengan merendahkan diri kita atau menganggap diri kita tidak berharga. Padahal, bagi Allah kita ini ciptaanNya yang
Mengasihi Diri Sendiri Sama dengan Mengenal Diri Sendiri.
Bagaimana caranya kita mulai mengasihi diri kita? Tentu dengan mengenalnya Mengenal seperti apa? Bisa dimulai dengan mengetahui kekurangan dan kelebihan kita. Hal itu kita lakukan sambil menyadari bahwa kekurangan yang kita punya bukan halangan apalagi penghambat Terlebih lagi, kekurangan tidak membuat kita tidak bernilai, apalagi di hadapan Tuhan Kita tetap berharga, karena Tuhan yang menciptakannya begitu.
Mengasihi Diri Sendiri Sama dengan Mengerti dan Mampu Mengasihi Sesama C
Dengan kita mengasihi dan mampu mengenal diri kita sendiri, perlahan-lahan kita jadi mampu mengasihi orang lain. Kita mampu lebih berempati juga melihat nilai dari setiap orang di sekitar, karena kita juga merasakan pentingnya merasa dikasihi Sebaliknya, jika merasa rendah diri, kita pun cenderung menilai orang lain rendah dan hanya fokus pada kekurangannya saja. Inilah mengapa pada hukum yang kedua, Kristus mengajak kita untuk “mengasihi sesama seperti dirimu sendiri” Dengan kita mengasihi diri sendiri, kita bisa mengasihi sesama kita dengan lebih baik.
i r i : Membedakan Cinta Diri dan Egoisme
Namun terkadang, orang salah memahami cinta diri dengan bersikap egois Kita mementingkan diri kita sendiri atas nama cinta diri, sampai-sampai menyakiti orang lain. Kita ikuti semua kemauan dan keinginan kita, tanpa bertanya apa kita benar-benar membutuhkannya Pertanyaan mengenai keinginan dan kebutuhan kita, bisa menjadi dasar refleksi bagi kita. Kadangkala, keegoisan muncul karena kita tidak sungguh-sungguh mengenali apa mau kita, apa kebutuhan kita, dan apa yang harus kita lakukan. Kita paksa diri kita menerima yang sebenarnya kita butuhkan, kita memaksa orang lain untuk menerima keinginan kita. Atau malah, kita memaksa orang lain untuk menyesuaikan keinginan kita tanpa memperdulikan keadaannya sendiri Satu hal yang membedakan keegoisan dan cinta diri adalah, dari motivasi kita berbuat sesuatu Ketika kita sungguh-sungguh mengasihi diri kita, dorongan kita berbuat sesuatu bukan lagi untuk mencari pengakuan orang lain, tetapi betul-betul karena kita sadar bahwa kita harus melakukannya. Memang orang yang egois pun berbuat sesuatu tanpa memikirkan kata orang lain, tapi itu dia lakukan karena memang dia tidak peduli sama sekali, bahkan juga tidak peduli pada apa yang dia butuhkan dan perlukan.
Contoh yang sering saya gunakan adalah soal
Terinspirasi oleh Kitab Yesaya, kami mengajak kita sekalian untuk mencari kemungkinan-kemungkinan yang bisa kita lakukan sehingga jalan buntu akibat pengalaman ‘tunawisma spiritual’ bisa kita upayakan agar menjadi jalan baru peziarahan iman di bumi. Salah satu upaya nyata kesana adalah untuk mengasah kembali kemampuan kita dalam mendengarkan dengan seksama. Mendengarkan sambil lalu, tentunya hanya akan membawa kita pada kekosongan relasi. Mendengarkan secara mindfull adalah sebuah tindakan kasih Mendengarkan menjadi inti dari sebuah relasi yang didasarkan pada rasa saling percaya (mutual trust). Tanpa mendengarkan dengan tulus, tidak akan ada yang bisa tumbuh atau berkembang. Ketika kita mendengarkan dengan tulus dan tanpa pamrih, kita memberi ruang yang cukup luas bagi rekan bicara kita untuk ber‘ada’ dalam arti yang sesungguhnya. Dengan cara demikian kita memampukan mereka untuk mengungkapkan apa yang mereka perlu ekspresikan. Termasuk ungkapan yang tidak dapat tercakup dalam kata-kata. Seperti kata sang pemazmur yang menulis, “Aku mau mendengar apa yang hendak difirmankan Allah, Tuhan. Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai kepada umatNya dan kepada orang-orang yang dikasihiNya, supaya jangan mereka kembali kepada kebodohan? (Mazmur 85:9). Mendengarkan secara tulus a p a b i l a d a l a m d i r i p e n d e n g a r a d a keheningan hati yang menjadi modal dasarnya. Semoga kita semua yang bekerja, mengajar, dan belajar di UKDW boleh berlatih untuk belajar mendengarkan dengan hati yang hening. Amin. (Adham, Campus Ministry UKDW) mandi. Ada orang yang motivasi mandinya adalah karena tidak ingin diomongin karena bau badannya. Ini tandanya orang tersebut masih terjebak untuk mencari pengakuan orang Kalau orang egois, tidak peduli dengan opini orang lain pun juga tidak peduli akan kondisi tubuhnya Dia hanya akan mandi ketika dia ingin. Berkebalikan dengan dua tipe itu, orang yang benar-benar mengasihi dirinya, mandi sesuai waktunya, karena dia sadar bahwa menjaga kebersihan diri itu penting dan hasilnya dialah yang paling merasakannya.
Refleksi: Semua Kasih Berasal dari Allah, dan untuk Allah, karena Allah adalah Kasih Pada akhirnya, hidup sebagai seorang yang percaya pada Tuhan adalah dengan menunjukkan kasih Kasih kepada Allah, kepada sesama (baik itu sesama manusia maupun sesama ciptaan), juga kepada diri sendiri. Tuhan sedari awal menciptakan kita dengan kasihNya, memelihara kita dengan kasihNya, dan menyelamatkan kita sehingga kita bisa sungguh-sungguh merasakan kasihNya dan membagikannya ke sebanyak mungkin orang. Hal itu bisa kita mulai dengan terlebih dahulu mengasihi diri kita dan mensyukuri apa adanya kita. [moshe]
VOL.18/ FEB 2024
Campus Ministry
9
a r a M e n g
s
h i D
a
i
i r i S e n d
Office of International Affairs
UKDW Expands the Partnerships through Visiting Scholars Program with CMU
Universitas Kristen Duta Wacana
(UKDW), Yogyakarta, Indonesia and Canadian Mennonite University (CMU), Winnipeg, Canada expressed their interest to expand the partnership through Visiting Scholars Program.
This program aims to promote sustainable, mutual, and equal partnership between the Faculty of Theology UKDW and the Mennonite seminaries in North America, and later the Mennonite seminaries worldwide. Supported by Mennonite Central Committee (MCC), Mennonite Mission Network (MMN), and Mennonite Church Canada International Witness (CW), two international visiting scholars from CMU, Wendy Kroeker and Gordon Zerbe, spend the whole even semester of 2023-2024 academic year at the Faculty of Theology UKDW.
Rev. Paulus Sugeng Widjaja, MAPS, Ph.D., as one of the program coordinators of UKDW said that through Wendy and Gordon's knowledge and experience in peacebuilding and theology, UKDW will gain new insights. "Wendy Kroeker is a professor at CMU for Peace and Conflict Transformation. She is also a peacebuilding scholar and practitioner who combines academic expertise and practical experience due to her decades of involvement in interfaith peacebuilding efforts in the Philippines Such interfaith peacebuilding expertise and experience is very relevant to the situation in Indonesia, the academic community of the Faculty of Theology UKDW can certainly learn from Wendy in that regard," Paulus said Completing his statement, Paulus also said that since the New Testament field in the Faculty of Theology has only been taught by Bible scholars from the
Reformed tradition, the presence of Gordon Zerbe, a New Testament expert who specializes in Paul's letters, especially those related to church, power, and state relations, in the perspective of Mennonite theology will certainly enlighten and inspire the entire academic community of the Faculty of Theology UKDW.
During this program, Wendy and Gordon involve at several activities at UKDW such as co-teaching in courses together with professors of the Faculty of Theology UKDW, joint course on Ethics and Peacebuilding, stadium general (public lectures), joint research with professors and/or students, establishment and promotion of international summer school, and the establishment and networking of the Centre of Mennonite Studies. On top of that, Wendy also delivers a joint course that attended by the students of the master study program of both the CMU and the Faculty of Theology UKDW.
"I have 4 students from UKDW and 18 students from CMU joining my Ethics and Peacebuilding online course This idea of
bringing Canadian students and UKDW students together is an interesting model. I feel i n t h i s c o u r s e t h e r e i s t r e m e n d o u s communication and interaction between the students They are interested in getting to know each other and learning about themselves and their countries. My colleagues at CMU also have a good impression of this program," Wendy said. Wendy also stated that from the questions asked by UKDW students, she thinks that currently UKDW is creating a place where students want to ask and think about various things. About what it means to be Indonesian and to be a better citizen. How to take what is traditional and what is new in a good integration. "UKDW has a vision to be a place for students to not only learn their own skills, but also look at bigger social questions. So, when they graduate, they are ready to face the world and the bigger questions. And that's what a university should do. I was impressed by the interaction. It was great," Wendy said.
Regarding the implementation of the Visiting Scholars program, Gordon expressed his gratitude to be involved in this program.
Emphasizing the friendly atmosphere on the UKDW campus, Gordon felt that he learned a lot. A lot of communication, discussion, and sharing of insights were established through activities with UKDW lecturers and students. "Everyone is very friendly and helpful. They had everything arranged for our house and office. I feel very privileged to be able to come here to do mostly learning I am really enjoying it, the exposure and the dialogue," Gordon said.
Both Wendy and Gordon hope that this program can continue in the future. Despite the challenges, the program is expected to develop into a two-way collaboration, which is an ideal concept. Starting a collaborative activity by building personal relationships is a very good thing to continue practicing. "We were assigned with the lecturers to work with them in the classroom. We realize that we have a language barrier. In practice, we have Indonesian professors to help us. I like the idea of this collaboration. The students can also see the mix of thoughts and get involved in the conversation. This approach is quite interesting," they said Emphasizing the importance of personal connections, Gordon state that the key to partnerships and collaborations is the relationship with individuals or personal connections. "So, the challenge is how to improve the personal c o n n e c t i o n R e m e m b e r t h a t g o o d collaboration starts with relationships. And a good relationship will build motivation to make the program successful," Gordon said. [ai]
VOL.18/ FEB 2024 Universitaria 10
foto:dok./Pribadi
5.400 000
foto:dok./Pribadi Rp
Dari Cinta Untuk Melayani, Sebuah Studi Kasus Peran Perempuan Dalam Komunikasi Pemasaran
Bisnis Varash Healing Oil
Mengutip sebuah ungkapan dari
Dietrich Bonhoeffer, seorang Teolog terkenal, mengingatkan bahwa "Kerelaan untuk melayani adalah salah satu tanda terbesar cinta". Melayani dalam konteks ini tidak hanya terbatas pada pelayanan di gereja atau komunitas rohani, namun juga bagaimana melayani sesama dalam kehidupan sehari-hari tanpa memandang keyakinan, suku agama dan ras. Ternyata kerelaan untuk melayani dengan cinta ini juga menjadi tagline salah satu produk herbal untuk kesehatan yang berasal dari Pulau Dewata dengan nama brand: Varash.
Varash merupakan sebuah produk
Indonesia yang didirikan oleh sebuah perusahaan dengan nama PT. Varash Saddan Nusantara yang mempunyai visi menjadi perusahaan obat tradisional terbesar dan terbaik di Indonesia yang berbasis pada kearifan lokal dan warisan luhur Nusantara (https://saddannusantara com/2020/11/2)
Varash menjual berbagai macam produk kesehatan yang berbasis herbal Strategi pemasaran yang dilakukan oleh Varash adalah menggunakan model Multi-Level Marketing (MLM) di mana, sebagian besar dari pelaku bisnis dan konsumennya adalah
kaum perempuan Selain itu, Varash juga menjual produknya melalui reseller. Sistem pemasaran dengan model MLM yang dilakukan oleh Varash memungkinkan setiap o r a n g u n t u k m e n j a d i r e s e l l e r d a n mendapatkan komisi atas penjualan yang dilakukan oleh dirinya sendiri dan jaringan downlinenya.
Sebagian besar agen pemasaran dan konsumen produk Varash ini merupakan perempuan Hal ini berkaitan dengan karakter perempuan yang cenderung mempunyai kesadaran (aware) dan kepedulian yang lebih dengan masalah kesehatan Sehingga wajar saja jika pemasaran produk ini juga dikuasai oleh perempuan yang sekaligus sebagai pengguna (user).
Pada era ini, peran perempuan baik sebagai pelaku bisnis maupun sebagai konsumen suatu produk sudah merupakan keniscayaan. Hal ini dikarenakan peran perempuan di bidang ekonomi relatif cukup berpengaruh baik sebagai pelaku usaha maupun sebagai konsumen.
Sementara itu, komunikasi pemasaran merupakan aspek penting dalam suatu entitas bisnis dan menjadi penentu suksesnya pemasaran yang dilakukan melalui berbagai model komunikasi Dalam sebuah bisnis, apapun modelnya, komunikasi mempunyai peran yang sangat penting Hal ini dikarenakan komunikasi merupakan darah kehidupan setiap organisasi bisnis dan tujuan utamanya adalah untuk melakukan perubahan guna mempengaruhi tindakan (Vikram and Priya, 2009: 13) Salah satu model komunikasi yang efektif dalam konteks bisnis adalah komunikasi pemasaran Komunikasi pemasaran merupakan sarana yang digunakan oleh perusahaan untuk memberikan pesan atau informasi, membujuk, dan mengingatkan konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung yang terkait dengan produk dan brand yang
dipasarkan oleh perusahaan Dalam arti tertentu, komunikasi pemasaran mewakili suara perusahaan dan sekaligus brand atau merek dalam membangun dialog dan hubungan antara pihak perusahaan dengan konsumen Bahkan melalui komunikasi pemasaran dapat memperkuat loyalitas pelanggan dan dapat berkontribusi terhadap ekuitas pelanggan (Kotler and Keller, 2012: 476).
Berdasarkan hasil studi ditemukan beberapa karakter perempuan sebagai konsumen produk Varash. Beberapa karakter tersebut antara lain: (1) Memiliki peran penting dalam pengambilan keputusan pembelian Para perempuan terutama ibu rumah tangga seringkali menjadi pengambil keputusan utama dalam pembelian produk atau jasa untuk keluarga. Hal ini dikarenakan para perempuan mempunyai peran penting dalam mengatur keuangan keluarga; (2) Perempuan terutama ibu rumah tangga cenderung lebih memperhatikan kualitas dan harga produk sebelum membeli. Mereka akan memilih produk yang memiliki kualitas baik meskipun dengan harga yang relatif mahal; (3) Ada kecenderungan para perempuan terutama ibu rumah tangga akan lebih memilih produk yang ramah lingkungan Terutama bagi para perempuan yang mempunyai tingkat pendidikan (well educated) yang relatif baik akan cenderung memilih produk yang ramah lingkungan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan keluarga; (4) Para perempuan terutama ibu rumah tangga akan lebih memilih produk yang direkomendasikan oleh teman dekat atau keluarga sebagai referensi utama berupa testimoni terkait manfaat dan khasiat dari produk Varash.
Berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara, kekuatan utama komunikasi pemasaran bisnis dari produk Varash ini adalah pada model komunikasi Word of Mouth Marketing yang dilakukan oleh para
perempuan terutama ibu-ibu rumah tangga yang menjadi pelaku bisnis produk Varash. Model komunikasi word of mouth sangat efektif untuk bisnis kecil, seperti bisnis UMKM dan MLM, yang memungkinkan pelanggan merasakan hubungan yang lebih pribadi (Kotler and Keller, 2012: 538). Hal ini dapat diartikan bahwa untuk konteks bisnis Varash yang menjual produk berupa ramuan berbahan herbal untuk kesehatan, model komunikasi pemasaran word of mouth relatif sangat efektif. Apalagi jika yang melakukan word of mouth marketing adalah para ibu rumah tangga yang berperan baik sebagai pembicara (talkers) atau story teller sekaligus influencer yang mampu mempengaruhi calon konsumen. Peran sebagai talkers, story teller, dan sekaligus sebagai influencer ini dapat menimbulkan dampak positif maupun negatif. Sebagai contoh kasus, perempuan yang menjadi pelaku bisnis MLM akan selalu berupaya menjadi talkers, story teller, dan influencer yang menceritakan manfaat dan keuntungan menggunakan produk Varash, baik berdasarkan pengalaman pribadinya atau keluarga dan sahabatnya. Hal ini dapat menimbulkan sentiment atau respon positif berupa pembelian produk dan dalam jangka panjang dapat memperkuat brand equity dari produk Varash. Namun sebaliknya jika ada calon konsumen atau calon pelaku bisnis yang mempunyai persepsi negatif terhadap bisnis dan produk Varash, mereka juga dapat menjadi talkers, story teller dan sekaligus influencer yang dapat menimbulkan respon atau sentiment negatif juga kepada caloncalon konsumen yang lain Karenanya, tagline Melayani dengan Cinta menjadi kekuatan utama untuk setiap pejuang Varash dalam bekerja, yang tidak semata-mata untuk mencari keuntungan dan keamanan finansial tetapi juga kepuasan batin karena sudah melakukan sesuatu untuk menolong sesama. [Widyaningtyas Virgo Kartika, S.Sos., MAPS., M.I.Kom (Alumni Prodi Ilmu Teologi UKDW)]
VOL.18/ FEB 2024
11
Pojok Alumni
foto:dok./Pribadi
Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
Dia bagai malaikat bagi keluarga kami.
Merengkuh aku, adikku, dan Ibu dari kehidupan jalanan yang miskin dan nestapa Memberikan makan, tempat berteduh, sekolah, dan janji masa depan yang lebih baik.
Dia sungguh bagai malaikat bagi kami Memberikan kasih sayang, perhatian, dan teladan tanpa mengharap budi sekali pun. Dan lihatlah, aku membalas itu semua dengan membiarkan mekar perasaan ini.
Ibu benar, tak layak aku mencintai malaikat keluarga kami. Tak pantas. Maafkan aku,Ibu. Perasaan kagum,terpesona, atau entahlah itu muncul tak tertahankan bahkan sejak rambutku masih dikepang dua.
Sekarang ketika aku tahu dia boleh jadi tidak pernah mengganggapku lebih dari s e o r a n g a d i k y a n g t i d a k t a h u d i r i , biarlah…Biarlah aku luruh ke bumi seperti sehelai daun daun yang tidak pernah
membenci angin meski harus terenggutkam dari tangkai pohonnya.
"Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin" merupakan karya sastra yang menggugah jiwa karya Tere Liye, seorang penulis ternama asal Indonesia Buku ini bukan hanya sekadar kumpulan kata-kata, melainkan sebuah karya yang merangkai emosi, pemikiran, dan kehidupan dalam setiap helai halamannya. Dengan cerita yang mendalam dan penuh makna, Tere Liye berhasil menciptakan sebuah karya yang mampu memikat hati pembaca.
"Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin" adalah sebuah novel yang mengisahkan perjalanan hidup Tania, seorang wanita yang harus menghadapi berbagai cobaan dan kehilangan dalam hidupnya Judul buku ini menjadi metafora indah yang menggambarkan keteguhan hati dalam menerima takdir dan memaafkan, sebagaimana daun yang jatuh namun tidak pernah membenci angin yang menjatuhkannya.
Cerita dimulai dengan Tania yang kehilangan sosok ayahnya akibat penyakit yang tak dapat dihindari. Karena itu ia, adik, dan ibunya hidup susah. Bahkan Tania dan Dede harus putus sekolah untuk membantu ibu mencari nafkah. Namun, dalam kesedihan itu, Tania menemukan kekuatan dan kebijaksanaan untuk menjalani hidupnya Seiring berjalannya waktu, Tania mengalami berbagai cobaan, termasuk kehilangan orangorang tercinta dan menghadapi tantangan hidup yang sulit.
Tania tidak hanya berduka dan meratapi kehilangan, tetapi ia juga belajar untuk memaafkan dan menerima takdirnya. Konflik batin yang dialaminya, ketidakadilan yang dihadapinya, dan pertemuan dengan berbagai tokoh memberikan dimensi yang kompleks Puncak cerita menawarkan kejutan dan ketegangan yang membuat pembaca sulit untuk melepaskan diri dari alur yang memikat.
Tema dalam novel ini sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari, seperti arti kehilangan, kekuatan maaf, dan bagaimana menjalani hidup dengan penuh semangat meski harus menghadapi cobaan berat. Pesan moral yang disampaikan oleh Tere Liye mengajak pembaca untuk merenung tentang makna kehidupan dan bagaimana menjalani perjalanan dengan kepala tegak meski angin tak selalu berpihak.
Plot novel yang dirancang dengan cermat dan terstruktur mampu membawa pembaca melalui perjalanan hidup Tania yang penuh liku-liku Pengembangan karakter menjadi salah satu aspek yang kuat dalam buku ini, di mana Tania tumbuh dan bertransformasi dari seorang wanita yang rapuh menjadi sosok yang tangguh dan bijaksana Flashback digunakan dengan bijak oleh penulis untuk memberikan pemahaman lebih dalam tentang latar belakang dan perjalanan emosional Tania.
Tere Liye juga menuliskan cerita ini dengan bahasa yang indah dan penuh imajinasi. Gaya penceritaannya yang khas mampu menghadirkan suasana yang begitu nyata, seakan pembaca dapat merasakan setiap emosi yang dirasakan oleh tokoh utama. Deskripsi yang begitu mendetail tentang latar dan karakter membuat pembaca terhanyut dalam alur cerita yang melankolis namun penuh harapan.
Keindahan bahasa yang digunakan oleh Tere Liye dalam setiap kalimatnya membuat "Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin" layak diapresiasi sebagai karya sastra yang berkualitas. Metafora dan simbolisme yang tersembunyi dalam kata-kata menjadikan setiap paragraf sebuah lukisan kata yang begitu indah. Pilihan kata-kata yang tepat mampu mengekspresikan emosi dan atmosfer cerita dengan sangat apik.
Buku ini juga memiliki daya tarik visual yang kuat melalui deskripsi latar dan peristiwa yang begitu jelas Pembaca seakan diajak untuk menyusuri setiap tempat dan momen yang digambarkan oleh penulis. Kejelian Tere
Liye dalam menyajikan detail-detail kecil membuat cerita semakin hidup dan menggugah imajinasi.
Secara keseluruhan, "Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin" adalah sebuah karya sastra yang menggugah, mendalam, dan penuh makna Dengan plot yang terstruktur baik, pengembangan karakter yang kuat, dan bahasa yang indah, novel ini berhasil menyampaikan pesan-pesan filosofis melalui kisah hidup Tania. Buku ini bukan hanya sekadar hiburan, melainkan juga ajakan untuk merenung dan memahami arti sejati dari kehidupan.
Kelebihan: Penulis menggunakan kata yang sangat menyentuh hati dan beberapa kali menggunakan metafora yang membantu membangkitkan nuansa melankolis pada setting cerita. Bukan hanya itu, buku ini juga sangat mengangkat nilai–nilai kehidupan seperti sabar saat kehilangan, tabah, dan kerja keras dalam mengejar mimpi.
Kekurangan: Umur dari tokoh Tania dan Danar yang lumayan terpaut jauh ini akan membuat segelintir pembaca merasa tidak nyaman mengingat buku ini merupakan buku bergenre fiksi remaja dan akan dibaca oleh kalangan remaja. Umur Tania, sebagai tokoh utama cerita, yang masih sangat muda, dan kisah hidup yang dialaminya menjadikan buku ini tidak cocok untuk semua umur. Selain itu juga terdapat beberapa istilah bahasa yang sulit dimengerti oleh pembaca. [Icha Patricia. N]
Identitas Buku:
Judul Buku: Daun Yang Jatuh
Tak Pernah Membenci Angin
Penulis: Tere Liye
Penerbit: Gramedia Pustaka
Utama
Jumlah Halaman: 264 halaman
Tahun Terbit: 2018
12
Buku VOL.18/ FEB 2024
Resensi
foto:dok./Google