Universitas Kristen Duta Wacana
12
@onz1526y @duta_wacana
03
Kantor Humas UKDW
Alamat Redaksi: Kantor Biro 4 UKDW Jalan dr. Wahidin Sudirohusodo No. 5-25, Yogyakarta 55224 Koran Kampus UKDW
Maret 2018
korankampus@staff.ukdw.ac.id
UKDW - Kanwil DJP DIY Tanda Tangani MoU Tax Center
F
Profil Bulan ini:
Titi Sunarni, S.Pd., M.IP
2
Fabulous Creativ’easter F.A.D UKDW
8
Information & Sharing Session on Students’ Life in Japan
12
akultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) bekerjasama dengan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Daerah Istimewa Yogyakarta (Kanwil DJP DIY) menyelenggarakan seminar “Kebijakan Pasca Tax Amnesty” di Auditorium Koinonia UKDW pada hari Jumat, 9 Februari 2018. Turut hadir dalam acara ini Dionysius Lucas Hendrawan, S.E., M.Si. selaku Kepala Kanwil DJP DIY, Dr. Singgih Santoso, MM. selaku Dekan Fakultas Bisnis, Dra. Putriana Kristanti, MM., Akt, CA. selaku Wakil Dekan I Akuntansi, Frista, S.H., S.E., M.S.Ak. selaku Ketua Tax Center UKDW 2018, Maharani Dhian Kusumawati, S.E., M.Sc. selaku dosen pembimbing, serta beberapa dosen Fakultas Bisnis. Pada kesempatan tersebut, dilakukan pula penandatanganan naskah kesepakatan bersama antara Kanwil DJP DIY dengan UKDW yang dilanjutkan dengan pelantikan pengurus Tax Center UKDW 2018 dan Kelompok Studi Pajak (KSP) Periode 2018-2019. Dalam sambutannya, Dr. Singgih Santoso, M.M mengatakan bahwa Tax Center dan KSP UKDW sudah berdiri selama lima tahun. Beberapa prestasi dan penghargaan juga telah diraih. “Pada tahun ini, anggota KSP berjumlah 41 orang yang terdiri dari beberapa dosen dan mahasiswa. Diharapkan dengan adanya beberapa mahasiswa yang ikut terlibat, kegiatan yang akan dilakukan nanti dapat mendorong mahasiswa sebagai pelopor dan relawan pajak muda Indonesia. Kelompok studi ini juga dapat menjadi media untuk belajar dan diskusi antara mahasiswa dengan dosen
foto:dok./BIRO IV
Penandatanganan MoU antara Kanwil DJP DIY dengan UKDW.
mengenai seluk beluk pajak,” paparnya. Adapun seminar “Kebijakan Pasca Tax Amnesty” disampaikan oleh Dionysius Lucas Hendrawan, S.E., M.Si. dan dimoderatori oleh Frista, S.H., S.E., M.S.Ak. Dalam seminar tersebut, Dionysius memaparkan kebijakan tax amnesty yang menjadi salah satu kebijakan pemerintah dalam mengupayakan pemasukan negara untuk membangun negara. Tindak lanjut kebijakan pemerintah pasca tax amnesty diantaranya adalah penyelengaraan penegakan hukum. Oleh karena itu penting bagi wajib pajak untuk mengetahui lebih jauh arah kebijakan perpajakan di Indonesia. “E-filling merupakan salah satu program yang sangat membantu masyarakat dalam melaporkan pajak. Segala informasi mengenai perpajakan pun dapat diakses dengan mudah. Saat ini, pemerintah sedang
berusaha mengkoordinasikan data-data yang akurat agar tidak ada lagi kecurangan. Tentunya kesadaran masyarakat dalam membayar pajak juga harus terus ditingkatkan,” jelasnya. Sebagai penutup, Dionysius memberikan semangat dan harapan bagi Tax Center serta KSP UKDW, agar dapat menghasilkan penelitian tentang pajak dari segi akademik dengan memanfaatkan kemajuan teknologi saat ini. Acara ini diharapkan dapat menjadi langkah awal kerjasama yang baik antara UKDW dengan Kanwil DJP DIY sehingga dapat membantu mahasiswa memahami seluk beluk pajak dan ke depannya dapat membantu masyarakat dalam mengakses berbagai informasi terkait dengan pelayanan pajak yang terpercaya. [sof]
Mahasiswa SI UKDW Menjuarai FIT Competition 2018
M
ahasiswa Program Studi Sistem Informasi (SI) Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Duta Wacana (FTI UKDW) kembali menorehkan prestasi dengan menjuarai FIT Competition 2018 yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika FTI Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) pada tanggal 13-15 Maret 2018 di Grand Semeru, Hotel Laras Asri, Salatiga, Jawa Tengah. FIT Competition merupakan kompetisi di bidang web dan mobile dimana para peserta dituntut untuk membuat aplikasi yang menjawab dan mengatasi permasalahan di Indonesia. Pada tahun ini, FIT Competition bertemakan “Let your Innovation Light the World” dan diikuti berbagai universitas di Indonesia, diantaranya adalah Universitas Katolik Soegijapranata, Universitas Kristen Petra Surabaya, dan Universitas Teknokrat Indonesia. Kompetisi ini terdiri dari dua tahap,
foto:dok./Panitia
Team Victory menerima piala FIT Competition 2018
yaitu tahapan seleksi proposal dari aplikasi yang akan dibuat dan dilanjutkan tahapan pembuatan aplikasi selama dua belas jam yang
diikuti delapan tim terbaik dari tahapan seleksi. Tim Victory terdiri dari tiga mahasiswa SI angkatan 2014 yaitu Azhalia Amesa, Josea
Valentino, dan Charoline Septa Ayu Sesarlia serta didampingi oleh Argo Wibowo, S.T., M.T. Tim Victory berhasil mendapatkan juara pertama pada kategori Web, sedangkan juara kedua diraih oleh Universitas Stikubank Semarang dan juara ketiga diraih oleh UKSW Salatiga. Aplikasi yang dibuat oleh tim Victory bernama Lolin dan merupakan aplikasi loak online yang berfokus pada proses jual-beli kertas bekas dengan cara lelang. Lolin dibuat dengan tujuan untuk mengurangi sampah dengan melakukan daur ulang kertas bekas Latar belakang dibuatnya Lolin adalah tingginya angka sampah sisa yang tidak terangkut setiap harinya, dimana sebagian sampah sisa tersebut merupakan sampah kertas sehingga dapat didaur ulang. Lolin diharapkan dapat membantu proses jual-beli kertas bekas sehingga dapat mengurangi sampah dan juga meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melakukan daur ulang. [wsr]
Selamat Hari Raya Paskah 2018 And this is the promise that He made to us - eternal life 1 John 2:25
Profil Bulan Ini
2
Titi Sunarni, S.Pd., M.IP:
Menuju Perpustakaan Ideal
foto:dok./KK
kesempatan tersebut tidak ia sia-siakan, Titi Sunarni lantas mengambil program S2 Manajemen Perpustakaan di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta. Waktu selama dua tahun ia gunakan untuk menambah pengetahuan mengenai cara mengatur dan mengelola buku-buku di perpustakaan. Selain itu, Titi Sunarni juga ditunjuk sebagai Pengurus Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (FPPTI) D.I Yogyakarta pada periode 2013 – 2016 dan periode 2016 – 2019. Bukan hanya itu, dirinya juga dipilih menjadi narasumber dalam Pelatihan Perpustakaan Khusus di Perpustakaan Kota Yogyakarta. Kerja keras dan konsistensi yang ia lakukan selama sepuluh tahun untuk mengembangkan Perpustakaan UKDW berbuah manis. Pada tanggal 1 April 2016, Titi Sunarni dipercaya untuk menjabat sebagai Kepala Perpustakaan UKDW. Menjadi seorang kepala perpustakaan merupakan hal baru bagi Titi Sunarni, apalagi kala itu bertepatan dengan proses akreditasi Perpustakaan UKDW. Tentu saja ia harus menyiapkan segala sesuatunya dengan sebaik mungkin untuk menunjukkan bahwa Perpustakaan UKDW telah menuju ke arah yang ideal. Persiapan proses akreditasi perpustakaan ini memakan waktu kurang lebih enam bulan lamanya. Setelah melewati proses yang panjang, di bawah komandonya, Perpustakaan UKDW berhasil meraih akreditasi A. Ia selalu meyakini bahwa pertolongan Tuhan dan kerja tim yang kompak adalah kunci dari keberhasilan tersebut. Pada saat ini, Perpustakaan UKDW masih termasuk dalam golongan hybrid library, yakni perpustakaan yang memadukan koleksi konvensional atau buku cetak dengan koleksi digital. Model ini masih dipandang lebih cocok untuk Perpustakaan UKDW supaya semua user dapat terlayani dengan baik. “Namun kami juga sudah menuju ke arah digital library, Perpustakaan UKDW sudah memiliki beberapa koleksi digital yang akan terus dikembangkan,” tambahnya. Pada saat ini jumlah koleksi yang ada di Perpustakaan UKDW sudah cukup banyak, namun masih membutuhkan lebih banyak lagi koleksi untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan program studi yang tersedia. “Kami juga menyeleksi koleksi yang kami punya secara rutin. Koleksi yang sudah terlalu lama dan tidak terpakai biasanya kami sumbangkan ke masyarakat desa, yang disalurkan melalui Perpustakaan Kota Yogyakarta. Koleksi yang telah disumbangkan akan diganti dengan koleksi terbaru,” tambahnya. Lebih lanjut Titi Sunarni menjelaskan bahwa perpustakaan yang ideal adalah perpustakaan yang bisa memberikan fasilitas dan kemudahan bagi user dalam mendapatkan sumber informasi dengan terus meningkatkan fasilitas dan layanannya, ia Perpustakaan berharap perpustakaan UKDW akan semakin berkembang dan berprestasi. Terlebih lagi Perpustakaan UKDW memiliki satu corner khusus yakni feminist corner. Di tempat ini tersedia buku-buku referensi seputar perjuangan perempuan untuk kesetaraan hak-hak perempuan dalam bidang politik, sosial, dan ekonomi. “Kedepannya Perpustakaan UKDW akan memfasilitasi seminar tentang perempuan dan pelatihan pemberdayaan perempuan.” paparnya. [ivan]
P
erpustakaan merupakan salah satu tempat yang menyediakan berbagai macam informasi. Bahkan perpustakaan bisa dianggap sebagai jantung dari sebuah institusi pendidikan, karena berkaitan erat dengan perkembangan serta kemajuan sivitas akademika di dalamnya. Perpustakaan seyogyanya menjadi tempat yang nyaman dan menyenangkan untuk menambah pengetahuan. Titi Sunarni, S.Pd., M.IP, Kepala Perpustakaan Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) mengatakan bahwa tujuan utama dari sebuah perpustakaan adalah turut membantu mencerdaskan kehidupan bangsa melalui penyediaan sumber informasi yang tepat dan akurat. Bagi Titi Sunarni, menjadi seorang kepala perpustakaan adalah tugas yang mulia karena bisa membantu banyak orang menjadi agen informasi, mendorong mereka untuk lebih pandai dalam menggali suatu pengetahuan. “Saya merasa menjadi saluran berkat untuk banyak orang karena bisa berbagi ilmu dan pengetahuan yang positif serta bermanfaat. Hal ini merupakan salah satu cara untuk membantu banyak orang yang mengalami kesulitan dalam menggali pengetahuan. Saya sangat mencintai pekerjaan saya sebagai seorang pustakawan, dan menjaga passion saya dalam bidang ini adalah kunci untuk mencintai pekerjaan yang telah dipercayakan,” terangnya. Nama Titi yang diberikan oleh kedua orang tuanya mengandung arti ‘meniti sinar’ dengan harapan dirinya akan selalu meniti ke sinar yang positif. Kerja keras dan kedisiplinan tak lepas dari prinsip hidupnya. Hal ini terlihat dari program double degree yang berhasil ia raih. Wanita kelahiran Yogyakarta ini berhasil menyelesaikan studi D3 Perpustakaan di Universitas Gadjah Mada (UGM) sekaligus S1 Pendidikan Administrasi di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dalam kurun waktu yang tepat. Kedisiplinan dalam mengatur jadwal kuliah yang padat menjadi kunci keberhasilannya. Pada tahun 2006, Titi Sunarni diterima sebagai staf perpustakaan di UKDW. Sebagai seorang pustakawan, ia bekerja dengan tekun untuk menunjukkan dedikasinya. Berbagai prestasi pun pernah ia raih. Pada tahun 2012, dirinya berhasil mendapatkan peringkat ke-2 sebagai pustakawan berprestasi di tingkat Kopertis Wilayah V Yogyakarta dan menjadi finalis pustakawan berprestasi dalam Pemilihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Diktendik) Berprestasi. Kemudian di tahun 2013, dirinya mendapat kesempatan berkuliah lagi untuk mendapatkan gelar master yang seluruh pembiayaannya ditanggung oleh UKDW. Tentu
foto:dok./Biro IV
REDAKSI KORAN KAMPUS PENANGGUNG JAWAB PIMPINAN REDAKSI WAKIL PIMPINAN REDAKSI KOORDINATOR PELAKSANA
: Pdt. Robert Setio, Ph.D. : Arida Susyetina, S.S, M.A. : Christina Angelina : Marcella Steffi
WARTAWAN
EDITOR
SETTER
Ivan, Sofia, Rachel Jojo, Clarence, Rully
Mei, Valiant, Dimas
Endri, Vinsen, Kevin
Koran Kampus bisa Anda dapatkan secara GRATIS di Pick-up Point yang sudah terpasang di 11 area publik di seluruh UKDW. Redaksi menerima tulisan dari warga kampus berupa artikel, laporan kegiatan dan foto-foto yang membangun harapan. kirim ke alamat Redaksi atau melalui email : korankampus@staff.ukdw.ac.id
Opini Mahasiswa Memaknai Toleransi di Lingkup UKDW
T
oleransi merupakan kunci dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara yang harmonis, terlebih di tanah air kita ini. Dengan adanya toleransi, a kesejukan dan kedamaian dapat tercipta dalam kehidupan masyarakat yang multikultural. Sebagai negara yang memiliki kultur beragam, kerap kali Indonesia dijadikan role model oleh dunia mengenai cara menghargai dan menghormati berbagai budaya, etnis, dan agama yang ada. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2017, Indonesia merupakan negara yang memiliki lebih dari 1.300 suku yang tersebar di 34 provinsi. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan keberagaman. Isu SARA Menjadi Senjata Utama demi Kepentingan Politik. Kebhinekaan bangsa Indonesia tidak lantas menjadikan Indonesia sebagai negara yang sepi pemberitaan akan isu-isu suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) serta primordialisme. Menjadi negara dengan masyarakat plural dan multikultural seakan tidak menjamin Indonesia bebas akan konflik maupun perpecahan. Sering kali perbedaan dijadikan sebuah alasan untuk memicu konflik antara satu dengan yang lainnya. Sebagai warga negara, tentunya kita sangat memahami bahwa isu-isu SARA dan primordialisme sering kali diangkat menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) dan Pemilihan Presiden (Pilpres). Bahkan agama dijadikan sebagai senjata utama karena bersentuhan langsung dengan kesadaran emosional manusia. Menurut data Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) pada tahun 2015, pemerintah kota adalah pihak yang paling banyak diadukan dengan dugaan pelanggaran hak atas kebebasan beragama dan berkeyakinan, meskipun tak semuanya melakukan hal tersebut. Konteks ini tak asing bagi telinga kita, terkadang memang kepentingan politik dan elektabilitas menjadi tujuan utama bagi sebagian besar elit politik demi mendapatkan sebuah kekuasaan. Hal tersebut berbanding terbalik dengan tujuan awal yang mereka sampaikan saat mencalonkan diri menjadi seorang kepala daerah, yang seharusnya mampu mengayomi dan menjadi pelopor akan sebuah toleransi. Jika menilik beberapa tahun belakangan ini, kerap kali masyarakat kita dibenturkan dengan isu SARA dan primordialisme yang menghiasi tataran trending topic pada media sosial kita. Terlebih saat Pilkada DKI Jakarta 2017, isu SARA dan primordialisme menjadi topik yang ramai diperbincangkan. Dimulai dari banyaknya banner yang berisi ujaran kebencian, berita palsu (hoax) mengenai calon gubernur yang satu dan lainnya, isu tentang kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI), dan masih banyak isu lainnya. Hal semacam ini tentu saja diharapkan terjadi saat Indonesia
foto:dok./OKA
foto:dok./Biro IV
akan melaksanakan pesta demokrasi pemilihan kepala daerah dan pemilihan presiden di tahun mendatang. Bentuk Toleransi di Lingkungan UKDW. Sebagai salah satu perguruan tinggi yang menganut asas Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika, Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) mengimplementasikannya melalui nilai-nilai kedutawacanaan yakni Obedience to God,
Walking in Integrity, Striving for Excellence dan Service to the World. Julukan “Indonesia Mini� yang disematkan pada UKDW seakan mengingatkan kita semua bahwa nilai-nilai kebhinnekaan akan selalu menjadi hal utama yang menunjang keberlangsungan keberagaman di lingkungan kampus UKDW. Bagaimana tidak, mahasiswa yang menempuh pendidikan di UKDW berasal dari seluruh penjuru Indonesia.
Keberagaman yang dimiliki saat ini tidak hanya tercermin dari banyaknya etnis yang menghiasi lingkup perkuliahan kampus. Keberagaman di UKDW juga tercermin melalui toleransi akan keragaman agama yang dianut. Menurut Arya Nusa, mahasiswa Program Studi Informatika angkatan 2016 yang tergabung dalam Unit Kegiatan Kerohanian (UKKr) Keluarga Mahasiswa Muslim (KMM), UKDW sangat menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dalam keberagaman. “Bagi saya, nilai toleransi yang terkandung di universitas kita pada saat ini sangat di junjung tinggi. Saya sangat merasakan sikap kampus dalam memberikan ruang publik terhadap perbedaan yang ada, mulai dari penggunaan kapel bawah sebagai wadah untuk melaksanakan ibadah, diberikannya waktu untuk sholat meskipun sedang menjalani waktu perkuliahan dan tentunya toleransi setiap perbedaan antar umat beragama,� papar Arya. Sebagai mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan, kita patut berbangga dan mengapresiasi akan toleransi yang telah ditunjukkan kampus UKDW kepada setiap sivitas akademika. Terlepas dari itu semua, keberagaman yang ada mengajarkan kita supaya lebih dewasa, lebih sabar, lebih terbuka dan lebih toleran akan perbedaan suku, agama, dan budaya yang ada di lingkungan kampus kita ini. Keberagaman Menjadi Tonggak Persatuan. Salah satu tokoh yang sangat fenomenal dalam kehidupan sosial maupun politik adalah Presiden keempat Republik Indonesia, Abdurrahman Wahid atau yang lebih dikenal dengan panggilan Gus Dur. Beliau bukan hanya ahli dalam masalah kenegaraan namun juga sangat kompeten dalam persoalan keagamaan. Bagi Gus Dur, untuk mewujudkan Indonesia yang penuh dengan kedamaian, maka setiap orang harus dihadapkan dengan beragam perbedaan, baik perbedaan paham maupun budaya. Masing-masing pihak dituntut supaya dapat menerima satu dengan yang lainnya. Perbedaan ada untuk mempersatukan, bukan untuk memecahkan. Negara Indonesia adalah negara yang berdiri dengan budaya yang sangat beragam. Dengan berasaskan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, niscaya kesejukan dan kedamaian di negeri ini dapat terwujud melalui toleransi yang selalu mewarnai perjalanan negeri ini. Masalah utama dalam hubungan antar umat beragama terletak pada rasa saling mengerti yang tulus. Meskipun di tengah ketegangan hiruk-pikuk politik yang terjadi di negara kita ini, alangkah baiknya kita sebagai warga negara dapat saling menghargai. Seperti yang telah diajarkan Gus Dur kepada kita, Indonesia tentu akan damai jika kita sebagai masyarakat mampu menerima perbedaan dan menghormati keberagaman. [edward]
3
Universitaria
4
Kunjungan P3M STPMD APMD Yogyakarta ke LPPM UKDW
L
embaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Kristen Duta Wacana (LPPM UKDW) menerima kunjungan Tim Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) STPMD APMD Yogyakarta pada hari Rabu, 7 Maret 2018. Kegiatan ini diadakan bermula dari adanya pembicaraan singkat mengenai penyelenggaran Kuliah Kerja Nyata (KKN) antara Dra. Widati, lic.rer.reg. dan Mujiono, S.E., M.Sc. sewaktu menghadiri undangan sosialisasi Penelitian Swakelola Tahun Anggaran 2019 oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Yogyakarta di Balai Kota Pemerintah Kota Yogyakarta. Dra. Widati, lic.rer.reg. selaku Kepala P3M STPMD APMD Yogyakarta menyampaikan keinginannya untuk berkunjung ke LPPM UKDW dengan tujuan berdiskusi lebih dalam terkait penyelenggaraan KKN Tematik Luar Jawa yang meliputi persiapan internal perguruan
tinggi yakni pendaftaran, seleksi dan pembekalan, serta komunikasi dengan pemerintah daerah yang dituju. Selain itu juga ingin mendalami cara mendapatkan dukungan dari pemerintah daerah setempat, pendanaan internal, pembuatan program kerja mahasiswa serta daya dukung dari masyarakat setempat. Kunjungan singkat yang diisi dengan diskusi berlangsung dengan baik, dimana Tim LPPM UKDW yang diwakili oleh dr. The Maria Meiwati Widagdo, Ph.D, Mujiono, S.E., M.Sc., dan Y. Totok Pramujito Wijayadi, S.Sos memberikan keterangan yang lengkap dan detail terkait rencana penyelenggaraan KKN Tematik Luar Jawa. Widati menyampaikan bahwa P3M STPMD APMD Yogyakarta mendapat tawaran untuk melaksanakan KKN di Kabupaten OKUT (Ogan Komering Ulu Timur-Sumatera Selatan), tetapi belum
mempunyai pengalaman dalam menyelenggarakan KKN Tematik Luar Jawa. “Kunjungan dan sharing di LPPM UKDW ini sangat bermanfaat bagi Tim P3M STPMD APMD Yogyakarta untuk mempersiapkan penyelenggaraan KKN Tematik Luar Jawa dengan lebih baik. Banyak hal yang dapat kami jadikan acuan dalam penyelenggaraan KKN Tematik Luar Jawa mendatang,” tambahnya. Di akhir pertemuan, dr. The Maria Meiwati Widagdo, Ph.D selaku Ketua LPPM UKDW mengatakan bahwa LPPM UKDW juga membuka kesempatan untuk kerjasama dalam hal penyelenggaraan KKN. Dengan adanya interaksi mahasiswa peserta KKN yang mempunyai latar belakang keahlian dari program studi yang berbeda diharapkan dapat memberi manfaat kepada masyarakat yang lebih baik sehingga mampu memberikan solusi yang komprehensif atas suatu permasalahan di tengah masyarakat. [mujiono] foto:dok./Panitia
Program Studi
Digital Literacy Training for High School Teachers held by EED of DWCU
T
he vast development of information and communication technology (ICT) has brought about changes in various aspects of human lives, including for instructional purposes. This situation surely entails consequences in part of teachers’ competence to use products of the technology. These educators, who mostly belong to the groups of “digital immigrant”, are called upon their duty to teach “digital natives” (Prensky, 2001). A digital immigrant has been associated with an individual who was born before the existence of digital technology and use it to some extent later in their life. On the other hand, digital natives are the ones who were born during or after the digital explosion as they are known to interact with digital technology from the get-go, they have an innate understanding of its concepts. Being educators these days, teachers’ roles have been extended to deal with responsibility of preparing students to be the future generations that are innovative, open minded, and capable of communicating and collaborating effectively with digital technology. Moreover, teachers are supposed to be role models for students to learn about serving the global world, the ones that these days could be done with the help of ICT. Therefore, improving
foto:dok./Panitia
teachers' Information and Communication Technology (ICT) skills is one of the solutions given that technology is able to transcend space and time by giving students the opportunities to broaden their horizons without having to go abroad. The English Education Department of DWCU has great concern for the application of technology in language teaching. In partnership with Pangudi Luhur Yogyakarta schools, the EED of DWCU held a two-day digital literacy training on March 9-10, 2018 at SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul Yogyakarta. Various cloud-computing-based programs and applications for learning which are user-friendly were taught. Followed by 56 teachers from SMA and SMP Pangudi Luhur Sedayu, along with SMP Pangudi Luhur Moyudan and SMP Pangudi Luhur Kalibawang Yogyakarta, this workshop aims to improve teachers' digital literacy to support learning, collaboration, communication, and information seeking for the benefits of teaching. As a follow-up, those teachers are also scheduled to get two-month mentoring on their classroom-implementation of the technology they have studied. [moko]
EED Pre-Service Teachers’ School Observations
I
foto:dok./Panitia
n a way to build English Education Department (EED) students’ concepts of how a foreign language is learnt, students are expected to be able to develop appreciation of process to learn English as a foreign language in Language Learning Acquisition (LLA) course mentored by Paulus Widiatmoko, M.A. and Anesti Budi Ermerawati, M. Hum. Furthermore, these fourth semester of EED students are going to be able to evaluate practices of language teaching and learning English in Indonesia critically in accordance with relevant theories of Second Language Acquisition (SLA)/ Foreign Language Learning (FLL). Getting to know the language learning process, students of LLA course are brought to experience both understanding language learning theories and observing some real English classes. The class obeservation which is regarded as the main activity of Magang I course is done in several different classes and levels. The first period of observation was done in Introduction of College English (ICE) classes in Duta Wacana Christian University (DWCU) on Feb 6 – 21, 2018. Not only observing adult language
learners, on Feb 27 – March 07, 2018 the students of LLA course also observed high school language learners. They sat in some high schools around the city like SMA Bopkri 1, SMA Bopkri 2, SMA Bopkri Banguntapan, SMA Budya Wacana, Homeschooling Primagama High School as well as SMA Budi Utama . As observing children’s language learning is also needed to understand the process more thoroughly, the LLA students are sent to sit in some English classes of SD Tarakanita Bumijo, Homeschooling Primagama Elemetary School, SD Budi Utama, and SD Bopkri Gondolayu on March 12 – April 04, 2018. Some interesting experiences of staying in both local-teachered and native-teachered classes as well as analysis and proposed solutions towards problems of teaching and learning English in those classes can be found in some students’ pages. Lifia, one of the LLA course pupil positively said, “It was nice to see how happy the kids were to have compliments on what they did in class. It was so nice that I also addressed my first compliment in my entire life to the kids for the great jobs they did!.” [mera]
Program Studi
5
Bioteknologi UKDW Kembangkan Budaya Riset Siswa dan Guru
T
antangan terbesar pembangunan pendidikan di Indonesia adalah tentang bagaimana dunia pendidikan dapat mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas. Untuk menjawab tantangan tersebut, dunia pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah diharapkan d a p a t m e m b i n a d a n mengembangkan minat dan prestasi siswa SMA melalui berbagai kegiatan kesiswaan. Siswa atau peserta didik adalah sasaran utama dari semua proses pembelajaran dan pendidikan yang harus diciptakan melalui dukungan berbagai kegiatan ekstrakulikuler dan ko-kulikuler yang komprehensif dan terpadu. Pola pembinaan kesiswaan harus dapat mendukung penyiapan generasi yang berkualitas yang dibentuk di atas landasan
kompetensi intelektual, keterampilan, dan sikap yang mumpuni. Agar hal itu dapat diwujudkan, maka diperlukan upaya pembinaan dan pengembangan bakat, minat dan kompetensi siswa dalam bidang sains. Fakultas Bioteknologi Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta menyadari pentingnya pembinaan dan pengembangan bakat, minat, dan kompetensi siswa tersebut. Oleh karena itu, secara reguler, setiap tahunnya Fakultas Bioteknologi UKDW menyelenggarakan workshop metode penelitian untuk siswa dan guru. Untuk tahun 2018 ini, tema yang diangkat adalah “Optimasi Pemanfaatan Sumberdaya Alam Hayati di Bidang Industri, Lingkungan dan Kesehatan serta Peningkatan Kualitas Pembelajaran Biologi”. Melalui
penyelenggaraan workshop ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan ketrampilan riset siswa dan guru, meningkatkan kemampuan siswa dan guru dalam peningkatan kualitas penelitian dan kualitas proses pembelajaran, serta membangun jejaring kerjasama antara pihak sekolah dengan perguruan tinggi. Peningkatan kualitas pembelajaran dapat tercermin melalui implementasi hasil riset siswa dan guru dalam proses pembelajaran tersebut. Workshop yang diselenggarakan pada hari Sabtu tanggal 24 Februari di Fakultas Bioteknologi UKDW, diikuti oleh 20 sekolah yang berasal dari lingkup DIY dan Jateng dengan total peserta 65 siswa dan guru. Setiap sekolah mengirimkan perwakilan tim peneliti yang terdiri dari tiga siswa
dan seorang guru pendamping. Pelaksanaan workshop dibagi dalam dua sesi, yang terdiri dari pembekalan dengan paparan materi “Menginspirasi Penelitian Siswa”, sharing pengalaman riset oleh siswa yang telah melakukan riset dan mendapatkan bimbingan dari Fakultas Bioteknologi, serta materi Metode Penelitian, Manajemen Riset dan Prospek Riset di Bidang Bioteknologi yang disampaikan oleh Tim Dosen Fakultas Bioteknologi UKDW yaitu Djohan, M.EM., P.hD., Dr. Charis Amarantini M.Si, dan Dra. Aniek Prasetyaningsih, M.Si. Sesi kedua dilanjutkan dengan Focus Grup Discusion yang dipandu oleh Drs. Djoko Rahardjo, M.Kes dengan fokus penyusunan proposal penelitian. Diharapkan setiap tim dari masing-masing sekolah mengasilkan rancangan
penelitian untuk dapat dilaksanakan pada tahun 2018 ini. Sebagai tindak lanjut dari kegiatan workshop ini, Fakultas Bioteknologi UKDW mengadakan Call For Proposal, untuk diseleksi dan mendapatkan bantuan fasilitas dana dan pendampingan pembimbing penelitian. Dari pelaksanaan p rog ram f as il it as i d ana d an pendampingan penelitian pada tahun 2017, berhasil meloloskan Stephanie Kristina siswa SMA Budi Utama Yogyakarta untuk mewakili Indonesia dalam International Conference of Young Scientists (ICYS) 2018 di Belgrade, Serbia pada tanggal 19 - 25 April, 2018. Hal ini sebagai bukti bahwa pelaksanaan kegiatan workshop dan pendampingan penelitian pada siswa dan guru dapat meningkatkan kualitas penelitian dan proses pembelajaran di sekolah. [dr]
Bioteknologi UKDW Menginspirasi Siswa Melalui Penelitian
S
ebagai tindak lanjut dari workshop metode penelitian untuk siswa dan guru yang diadakan pada Sabtu (24/2) lalu, Fakultas Bioteknologi Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) mencari bibit pelajar melalui penjaringan Karya Ilmiah Remaja (KIR) dengan mengadakan Call for Proposal untuk diseleksi dan mendapatkan bantuan fasilitas dana serta pendampingan oleh pembimbing penelitian. Drs. Djoko Rahardjo, M.Kes selaku Wakil Dekan III Fakultas Bioteknologi UKDW sekaligus Koordinator Program mengatakan bahwa kegiatan ini diadakan sebagai upaya mengembangkan minat dan aktivitas di kalangan generasi muda. Mereka diharapkan untuk dapat berpikir kritis, ilmiah, tekun dan reflektif melalui kegiatan penelitian sehingga nantinya mampu menjadi agent of change dalam masyarakat dan membawa kemajuan bangsa ke arah yang lebih baik. Djoko Rahardjo mengatakan, selama ini banyak kendala yang menghambat siswa dan guru dalam melakukan riset, namun hal ini dapat dihindari apabila mengetahui fungsi riset maupun peningkatan kualitas proses pembelajaran, pembentukan karakter siswa serta motivasi diri untuk selalu maju dan berkembang.
Oleh karena itu, Fakultas Bioteknologi UKDW telah bekerjsama dengan Asosiasi Guru Pembimbing Penelitian Indonesia (AGPPI) sejak tahun 2015. Keduanya berkomitmen untuk menyelenggarakan workshop metode penelitian secara rutin setiap tahunnya. Kegiatan ini ditujukan bagi siswa dan guru di lingkup Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah. “Setelah itu, dilanjutkan dengan Call for Proposal dengan tujuan memberikan kesempatan bagi siswa untuk menyalurkan minat meneliti dengan pembimbingan secara intens dan benar,” tuturnya. Pelaksanaan program workshop metode penelitian, fasilitasi dana serta pendampingan penelitian oleh Fakultas Bioteknologi UKDW tahun 2017 kemarin, berhasil meloloskan Stephanie Kristina siswa SMA Budi Utama Yogyakarta, untuk mewakili Indonesia dalam ajang International Conference for Young Scientists (ICYS) di Belgrade, Serbia pada 19 – 25 April 2018 mendatang. Tentu perjuangan Stephanie tidaklah singkat dan mudah. Djoko Rahardjo menyebutkan bahwa prestasi membanggakan ini tidak lepas dari adanya pola pembinaan yang terpadu, konsisten dan berkesinambungan.
Berawal dari mengikuti workshop “Bioprospeksi Kelautan” yang diselenggarakan oleh Fakultas Bioteknologi UKDW dengan Konsorsium Mitra Bahari Regional Center DIY pada tanggal 24-25 September 2016, Stephanie dan rekannya, Susan Buzaran, menemukan banyaknya mentimun laut yang belum dimanfaatkan oleh masyarakat. Pada saat keduanya melakukan observasi potensi biodiversitas laut, mereka terinspirasi untuk melakukan penelitian pemanfatan ekstrak mentimun laut guna meningkatkan kandungan kolagen pada mencit, yang nantinya dapat diaplikasikan ke manusia untuk menjaga kesehatan dan kecantikan. Kemudian pada tahun 2017, Stephanie mengikuti workshop metode penelitian yang diadakan oleh Fakultas Bioteknologi UKDW untuk mendapatkan bantuan fasilitas dana penelitian dan pembimbingan. Selain itu, Stephanie dapat menggunakan laboratorium Fakultas Bioteknologi UKDW untuk melakukan sebagian risetnya. Oleh karena kerja kerasnya, Stephanie dapat menyusun laporan penelitian tepat waktu dan mengikuti tahapan seleksi untuk ICYS dari tingkat regional Yogyakarta kemudian menuju tingkat nasional hingga akhirnya ditunjuk untuk mewakili Indonesia.
foto:dok./Panitia
Lebih lanjut, Djoko Rahardjo menjelaskan bahwa kegiatan KIR yang berkembang di berbagai sekolah dapat menjadi salah satu wadah bagi siswa untuk mengasah minat dan bakat siswa pada penelitian. Melalui kegiatan penelitian, siswa dapat mengembangkan dirinya sehingga lebih peduli terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat dan bangsa. Menurutnya, prestasi siswa Yogyakarta dapat diandalkan, karena dalam empat tahun
terakhir ini (2013 – 2017) selalu menjadi juara umum dalam Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) dengan memperoleh jumlah medali yang paling banyak. Sebaran prestasi dari DIY juga merata di setiap kabupaten dan kota, walaupun kontribusi terbesar masih diberikan oleh siswa dari Kota Yogyakarta dan diikuti oleh Kab. Bantul, Kab. Gunung Kidul, Kab. Sleman, dan Kab. Kulonprogo. [dr]
World Water Day: Nature for Water
P
ada setiap tanggal 22 Maret, dirayakan secara global sebagai hari air sedunia. Tujuan dari perayaan tersebut untuk meningkatkan kesadaran dan memberikan inspirasi terhadap penyelesaian dalam mengatasi masalah air dan sanitasi. Setiap tahun, UN-Water mengusulkan sebuah tema untuk Hari Air Sedunia yang sesuai dengan tantangan saat ini atau masa depan, dan untuk tahun 2018 ini diangkat tema Nature for Water : Nature-based Solutions for Water. Dengan pertimbangan bahwa krisis air, menurunnya pasokan air bersih menjadi tantangan besar setiap kota dan negara di seluruh dunia, sehingga perlu langkah nyata untuk mencari solusi pemecahannya yang komprehensif dan berkelanjutan. Upaya perlindungan sumber air baku merupakan langkah kritis untuk memastikan keberlanjuatan suplai air bersih untuk masa depan. Oleh karena itu, upaya perlindungan dan pemulihan infrastruktur sumberdaya air mendesak untuk segera dilakukan karena secara langsung akan
meningkatkan pasokan air. Banyak hal yang dapat dilakukan mulai dari secara masif melakukan konservasi sumber air baku, perlindungan hutan, reboisasi dan penggunaan tanaman penutup pada berbagai lahan pertanian dan perikanan, mencegah meningkatnya input nutrien dan sedimen dari daerah pertanian, perikanan dan pemukiman, serta restorasi sempadan sungai. Solusi berbasis alam dapat memperbaiki ekosistem yang kritis, meningkatkan suplai dan kualitas air, serta membangun masyarakat yang lebih sehat dan tangguh dalam menghadapi perubahan iklim. Sebagai bentuk kepedulian, keprihatinan dan keinginan untuk berkontribusi pada pemecahan permasalahan krisis air di DIY maka dalam perayaan hari air tahun 2018 ini Fakultas Bioteknologi UKDW menyelenggarakan kegiatan aksi bersih sungai dan konservasi sumber air di kawasan Sungai Winongo dan workshop multistakeholder pengelolan air untuk mendorong tersusunnya
multistakeholder platform dan kelembagaan pengelolaan sumber daya air di lingkup DIY. Aksi bersih sungai dan konservasi mata air akan diselenggarakan pada tanggal 24 Maret 2018 di Sungai Winongo yang diikuti lebih dari 200 peserta yang terdiri dari mahasiswa Fakultas Bioteknologi UKDW, Mahasiswa Fakultas Geologi UGM dan masyarakat sekitar. Sementara untuk workshop multistakeholder akan diselenggarakan pada tanggal 2 April 2018 di Fakultas Bioteknologi UKDW dengan menghadirkan narasumber dan fasilitator antara lain: Kepala Balai PSDA Dinas PUP-ESDM DIY, Ir. Bambang Sugiharto, M.T.; Ketua Groundwater Working Group Fakultas Teknik Geologi UGM, Dr. Heru Hendrayana; Fany Wedahudiutama dari Global Water Partership Southeast Asia serta Drs. Djoko Rahardjo, M.Kes. Kedua program tersebut diselenggarakan secara kolaboratif dengan berbagai mitra seperti Badan Lingkungan Hidup DIY, Dinas
Pekerjaan Umum DIY, Groundwater Working Group, Himpunan Mahasiswa Geologi UGM, PT. Danone, Global Water Partership Southeast Asia dan kelompok masyarakat pengguna dan pengelola kawasan sungai seperti Forum Komunitas Winongo Asri. Melalui perayaan hari air sedunia, kita gunakan sebagai momentum ini untuk meneguhkan komitmen semua pihak untuk meningkatkan kepedulian dengan semakin menurunnya kuantitas dan kualitas air yang tersedia, meningkatkan kesadaran akan
pentingnya efisiensi pemanfaatan air dan konservasi, serta upaya pelestarian dan perlindungan sumber-sumber air. Keberlanjutan sumberdaya air dan pembangunan hanya dapat kita jaga bila kita mampu menjaga keberlanjutan pemanfaatan sumber daya air melalui pengendalian pola hidup, perilaku hemat dan peduli serta menggalakan aksi konservasi air, meningkatkan kelentingan dan memulihkan kerusakan sumberdaya air di daerah aliran sungai (DAS). Selamat Hari Air Sedunia. [dr]
Program Studi
7
Kuliah Umum Big Data Bersama BCA
F
akultas Teknologi Informasi (FTI) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) memandang bahwa Big Data merupakan bidang area yang memiliki prospek masa depan yang bagus, mengingat sumber daya manusia yang menguasai Big Data masih terbatas sedangkan banyak bidang industri membutuhkan orang-orang yang berkompetensi di bidang ini. Hal ini tentu saja tidak lepas dari pertumbuhan jumlah data yang dihasilkan saat ini. Hampir setiap harinya terdapat lebih dari ratusan gigabite data yang dikumpulkan pada sebuah platform teknologi seperti Twitter maupun Facebook. Untuk meningkatkan motivasi mahasiswa FTI dalam mempelajari Big Data, FTI UKDW bekerjasama dengan PT Bank Central Asia (BCA) Tbk mengadakan kuliah umum Big Data. Kuliah umum tersebut diadakan pada hari Jumat, 9 Maret 2018 dengan narasumber Indrajanti, S.Kom., M.M, Senior IT Specialist di bidang Big Data. Pada acara tersebut, beliau memaparkan tentang konsep Big Data beserta
foto:dok./FTI
penerapannya di bidang industri, terutama di bidang industri perbankan. Indrajanti juga menjelaskan tentang teknologi dan arsitektur Hadoop, salah satu produk yang banyak digunakan oleh dunia industri untuk menangani data yang jumlahnya
sangat besar dan memiliki karakteristik tidak terstruktur. Beliau juga menambahkan kegunaan Big Data dalam berbagai sektor industri, terutama yang bergerak di bidang teknologi informasi. Di akhir presentasinya, beliau menjelaskan tentang sistem
perbankan di masa mendatang y a n g a k a n s e m a k i n terdesentralisasi, cashless, dan serba otomatis. Pada kesempatan yang sama, pihak IT Human Capital BCA yang diwakili oleh Indri Dewi memberikan sosialisasi tentang
proses magang di BCA kepada mahasiswa yang akan melakukan kerja praktek pada semester gasal 2018/2019. Tahun lalu, sepuluh orang mahasiswa FTI UKDW berkesempatan untuk magang di BCA. Tiga orang diantaranya telah mendapatkan rekomendasi untuk bekerja sebagai karyawan BCA yaitu Tinton El Yusela Putera (Prodi Informatika 2014), Beryl Valgian (Prodi Informatika 2014), dan Charoline Septa Ayu Sesarlia (Sistem Informasi 2014). Pada kesempatan ini pula mereka be rbagi p e ng alaman se lama magang di BCA. Selama enam bulan, mereka menerima perlakuan yang sama seperti karyawan lainnya, meskipun mereka berstatus sebagai pegawai magang. Walaupun ditempatkan di divisi yang berbeda dengan keinginan mereka saat mendaftar, mereka tetap dapat beradaptasi dengan adanya mentoring dari senior yang ada di sana. Di akhir acara, mereka berharap peserta yang hadir dalam seminar tersebut untuk ikut bergabung di kesempatan magang yang akan datang. [clarence]
Mahasiswa Teknologi Informasi Belajar IT Audit Bersama ARCS
P
emahaman tentang information technology audit (IT audit) sangat dibutuhkan oleh mahasiswa mengingat kebutuhan akan auditor yang terus meningkat. Auditor dibutuhkan seiring meningkatnya kebutuhan perbaikan kualitas, terutama di sektor-sektor industri yang memegang peranan penting dalam layanan publik. Pada hari Jumat, 2 Maret 2018, Fakultas Teknologi Informasi (FTI) mengadakan acara kuliah umum tentang IT audit dengan pembicara Martin Osaputra, Direktur PT Anugrah Rekatama Cipta Solusi (ARCS) bertempat di Auditorium
Koinonia. Acara tersebut diikuti oleh lebih dari 250 mahasiswa yang berasal dari Program Studi Informatika, Sistem Informasi, Akuntansi, dan Manajemen. Sebagian besar mahasiswa tersebut sedang mengambil matakuliah terkait IT audit yaitu Sistem Informasi Manajemen dan Manajemen & Tata Kelola Teknologi Informasi. Pada acara tersebut, Martin menjelaskan konsep dasar IT audit, perbedaan antara audit internal dan eksternal, perangkat lunak pendukung proses audit, komponenkomponen yang perlu dan dapat diaudit, proses audit dan metodologinya, jenjang karir di
bidang IT audit serta jenis-jenis sertifikasi dan standar yang digunakan. Martin menjelaskan tentang jenjang karir auditor yang dimulai dari Staf Auditor hingga Chief Audit Executive. Sertifikasi dibutuhkan untuk menjadi auditor. Beliau juga menjelaskan tentang beberapa organisasi yang memberikan sertifikasi untuk menjadi auditor seperti Information Systems Audit and Control Association (ISACA), The Institute of Internal Auditors (IIA), dan Association of Fraud Examiner (ACFE). Berkat pengalaman beliau menjadi IT auditor selama lebih
foto:dok./Clarence
dari 15 tahun, banyak studi kasus dan contoh nyata yang dibagikan kepada mahasiswa. Beliau juga menawarkan
kesempatan untuk melakukan magang di PT ARCS bagi mahasiswa UKDW. [clarence]
Berbagi Ilmu tentang SQA Bersama BliBli di UKDW
F
akultas Teknologi Informasi (FTI) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) bekerjasama dengan PT Global Digital Niaga atau yang lebih dikenal dengan BliBli, sebagai produk pertamanya, mengadakan kuliah tamu untuk memperkenalkan mata kuliah baru yang diberi nama Software Quality Assurance (SQA). Kegiatan ini diadakan di ruang seminar Pdt. Dr. Harun Hadiwijono pada hari Kamis, 15 Maret 2018 dengan mengundang Felicia Kartika selaku Product Quality Lead Blibli sebagai narasumber. Mata kuliah baru tersebut merupakan hasil dari perubahan kurikulum yang ada di Program
Studi Informatika UKDW berdasarkan masukan alumni dan mitra industri. SQA membahas berbagai macam teknik pengujian dalam sebuah fase pengembangan perangkat lunak dan memperkenalkan berbagai macam metodologi pengujian peserta dengan tools yang digunakan hingga nantinya mampu menghasilkan sebuah produk yang bebas dari kesalahan. Pada kesempatan ini Felicia membahas tentang peranan testing dalam Software Development Life Cycle (SDLC) terutama pada pengembangan model Agile. Felicia mendemokan beberapa perangkat lunak yang digunakan
di BliBli dan menceritakan pengalaman yang dia rasakan sejak bergabung dengan BliBli di Divisi Quality Assurance. Selain itu, Felicia juga membahas mitos mengenai posisi tester yang seringkali kurang menjadi perhatian banyak orang. Acara ini juga merupakan salah satu implementasi bentuk kerja sama antara FTI UKDW dengan BliBli yang sudah terjalin sejak tahun 2015. Di samping itu, BliBli mengadakan sosialisasi BliBli Future Program Batch 3 bersamaan dengan penyampaian materi soft skill tentang komunikasi bagi mahasiswa FTI UKDW yang diselenggarakan pada hari Jumat, 16 Maret 2018. [willy]
foto:dok./Willy
Program Studi
8
Fabulous Creativ’easter FAD UKDW
M
enjelang paskah, Fakultas Arsitektur dan Desain (FAD) UKDW bekerjasama dengan Hartono Mall Yogyakarta mengadakan pameran karya dengan tema “Fabulous Creativ’easter FAD”. Sesuai dengan tema yang diusung, acara tersebut bertujuan untuk mempublikasikan hasil kreativitas mahasiswa Program Studi (Prodi) Arsitektur dan Prodi Desain Produk UKDW kepada masyarakat umum, sekaligus sebagai ajang promosi kedua Prodi tersebut. Kegiatan yang diadakan pada tanggal 13 hingga 18 Maret 2018 tersebut dimeriahkan dengan berbagai lomba dan workshop seperti lomba musik akustik, lomba sketsa, lomba menghias telur, book binding workshop, demo 3D printing demo serta workshop ilustrasi fabel. Pameran yang bertempat di Lantai 2 Hartono Mall tersebut mendapatkan respon yang cukup baik dari para pengunjung mal, terlihat dari antusiasme pengunjung mal dalam menikmati pameran maupun bertanya terkait
dengan karya yang dipamerkan. Pengunjung juga diberikan katalog karya yang memuat keterangan maupun penjelasan dari setiap karya. Antusiasme juga terlihat pada demo 3D printing dan lomba menghias telur yang diakhiri dengan penyerahan hadiah dan voucher dari sponsor. Interaksi dengan pengunjung mall juga ditawarkan lewat kehadiran pojok desain yang merupakan tempat konsultasi gratis terkait dengan kebutuhan maupun permasalahan desain. Beberapa hasil karya alumni dari kedua Prodi pun turut dihadirkan di pojok alumni sebagai wujud keberhasilan dalam menghasilkan lulusan yang kompeten. Kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan kegiatan tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, baik dari pihak sponsor maupun dari organisasi kemahasiswaan di FAD. Kegiatan ini diharapkan mampu membuka ruang promosi yang seluasluasnya bagi FAD UKDW baik dalam menarik minat calon mahasiswa baru maupun memperkenalkan diri kepada masyarakat luas. [ferdy]
foto:dok./BIRO IV
foto:dok./BIRO IV
foto:dok./BIRO IV
foto:dok./BIRO IV
foto:dok./BIRO IV
Seputar Jogja Tahun Baru Imlek, Tahunnya Kebersamaan
P
erayaan Imlek sejatinya adalah perayaan tentang kebersamaan. Sebagai Negara yang menganut asas Pancasila, tentunya kita selalu didorong untuk saling menghargai dan menghormati antar keberagaman budaya yang ada di Indonesia. Pada perayaan Imlek 2018 kali ini, saya mendapatkan kesempatan berkunjung ke acara Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) yang berlangsung pada tanggal 24 Februari – 2 Maret 2018, tepatnya di Kampung Ketandan, Malioboro, Yogyakarta. Festival PBTY kali ini terselenggara berkat kerja sama JCACC (Jogja Chinese Art and Culture Centre) selaku panitia dengan Pemerintah Kota Yogyakarta yang didukung oleh Dinas Pariwisata dan Kementrian Pariwisata. JCACC sendiri adalah sebuah organisasi yang didirikan oleh masyarakat Tionghoa, tentunya bersama para tokoh, pemerhati budaya dan simpatisan yang peduli akan seni dan budaya Tionghoa di Yogyakarta. Tujuan awal didirikannya organisasi ini ialah untuk memperkenalkan budaya Tionghoa yang menjadi salah satu bagian dari budaya dan bangsa Indonesia. Tak hanya itu saja, organisasi yang berdiri sejak tahun 2008 ini juga berfungsi sebagai wadah bagi seluruh lapisan masyarakat untuk dapat mengapresiasi dan mengembangkan seni dan budaya Tionghoa.
foto:dok./Edward
Menganut tema “Harmoni Dalam Budaya”, PBTY seakan memberikan sebuah pesan kepada kita semua. Dalam pesan tersebut, sejatinya sebagai masyarakat yang hidup di kultur yang berbeda tentunya kita harus saling menghargai dan menghormati keberagaman yang ada di Indonesia. Apalagi dalam kurun waktu setahun belakangan ini kerap kali masyarakat kita dengan sengaja dibenturkan oleh sekelompok oknum yang tidak bertanggung jawab dengan isu-isu yang berbau etnis dan agama. Ketua Panitia Pelaksana PBTY 2018, Sugiarto menjelaskan, pengambilan tema “Harmoni Dalam Budaya” mempunyai makna tersendiri. Makna yang terkandung dalam tema tersebut ialah
foto:dok./Edward
bagaimana kita sebagai masyarakat Indonesia mampu memaknai apa arti sejati dari Bhinneka Tunggal Ika. Dalam konteks ini, beliau ingin menjelaskan bahwa dengan banyaknya perbedaan yang ada, janganlah hal tersebut dijadikan sebagai suatu masalah tetapi baiklah perbedaan tersebut dijadikan sebagai pemersatu. “Bukankah perbedaan itu ada memang untuk mempersatukan” sambungnya. PBTY sendiri adalah serangkaian acara yang terselenggara untuk memeriahkan perayaan Imlek yang jatuh tanggal pada 16 Februari 2018 kemarin. Dalam acara tersebut, banyak pementasan seni budaya Indonesia serta kuliner unik yang tentunya tidak boleh dilewatkan. Pada perayaannya yang
ke-13 kali ini, PBTY kembali dihiasi oleh pementasan dari Jogja Dragon Festival, Barongsai Kolosal, Naga LED dan Ondelondel Taiwan. Tak hanya itu saja, ajang pemilihan Koko Cici Jogja juga menjadi salah satu daya tarik masyarakat Yogyakarta untuk berkunjung ke perayaan tersebut. Koko Cici Jogja sendiri ialah sebuah ajang pemilihan duta pariwisata Tionghoa yang mempunyai kesamaan misi untuk memperkenalkan dan melestarikan budaya Tionghoa khususnya di wilayah Yogyakarta. Ajang tersebut diikuti oleh 24 finalis terbaik yang telah mengikuti karantina selama enam hari. Dalam ajang pemilihan Koko Cici Jogja, salah satu peserta merupakan mahasiswa Fakultas Bioteknologi UKDW, yaitu Karen Natasha Herman. Bagi mahasiswi kelahiran Bandung ini, ajang pemilihan Koko Cici Jogja tentunya memberikan banyak manfaat sosial yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. “Pada masa karantina tersebut, sebagai pribadi yang dulunya belum mampu mengatur waktu dengan baik, kita diajarkan untuk selalu disiplin, baik itu dalam tingkah laku, dalam memahami akan pentingnya waktu dan etos kerja sebagai duta pariwisata. Jadi impact yang saya dapatkan ketika mengikuti ajang Koko Cici Jogja sekiranya mampu saya terapkan dalam kehidupan sehari-hari.” sambung Karen. [edward]