Koran Kampus UKDW Edisi November 2018

Page 1

Universitas Kristen Duta Wacana

12

@ukdwjogja @duta_wacana

11

UKDW Yogyakarta

Alamat Redaksi: Kantor Biro IV UKDW Gedung Hagios Lantai 1 Jl. dr. Wahidin Sudirohusodo 5-25, D.I Yogyakarta Koran Kampus UKDW

November 2018

korankampus@staff.ukdw.ac.id

Berkomunikasi dengan Hati Mencipta Harmoni

SMART #3 – Local Geniuses

Profil Bulan ini:

Ririn Safitri, S.E

2 foto:dok./Panitia

P

EXPORIVM 2018: Global Cultury

Siraman Rohani: Menyimpan Segala Perkara Mulia dalam Hati

8

10

rogram Studi Arsitektur, Fakultas Arsitektur dan Desain Universitas Kristen Duta Wacana (FAD UKDW) menyelenggarakan SMART#3, International Seminar on Architecture Research and Technology, pada 14 – 18 November 2018, dengan Tema “Local Geniuses – Generate Future Design”. Gelaran ini adalah yang ketiga kalinya, dimana sebelumnya sudah diselenggarakan pada tahun 2016 dan 2017. Rangkaian acara diawali dengan Workshop pada tanggal 14-15 November dengan topik Urban Infill Design, bersama Mr. Howard Raggatt dari ARM Architect, Melbourne dan Dr.-Ing. Greg Wuryanto sebagai mentor, serta diikuti puluhan oleh mahasiswa asitektur dari berbagai perguruan tinggi dan juga praktisi arsitektur. Lokasi studi kasus mengambil kawasan Kampung Klitren yang terletak berdekatan dengan kampus UKDW, dengan kurang lebih 40 orang peserta. Para peserta diajak untuk menggali potensi-potensi lokal geniuses Kampung Klitren sebagai landasan penataan kawasan ke depan. Pada gelaran acara SMART#3 tahun ini, terdapat pula pameran karya Arsitektur yang merupakan hasil kerjasama antara FAD dengan Lembaga Indonesia Perancis (LIP) serta Yogyakarta Young Architect Forum (YYAF), yang berlangsung pada 15–17 November 2018 di Atrium Gedung Agape UKDW, yang menampilkan karyakarya arsitek muda dari Perancis serta karya-karya arsitek muda dari Yogyakarta. Turut mendukung pula dalam acara ini adalah asosiasi Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), FuturArc Magazine, serta SunSyr Ltd, Thailnad. Acara inti rangkaian SMART#3 adalah seminar internasional yang diselenggarakan pada 16 – 17 November 2018, mengambil tempat di Lecture Hall Rudi Budiman, Ruang Seminar Pdt. Tasdik, serta Ruang Seminar Pdt. Harun sekaligus. Pembicara yang diundang berasal dari berbagai negara antara lain Thailand, Singapura, Australia, Perancis, serta Indonesia. Ketua Panitia SMART#3, Yohanes Satyayoga, S.T., M.Sc., menjelaskan bahwa melalui

rangkaian acara SMART#3 di tahun 2018 ini, Prodi Arsitektur UKDW mengajak para akademisi, praktisi, birokrat, mahasiswa, atau siapa saja yang memiliki ketertarikan terkait tema seminar. Hal ini dilaksanakan untuk kembali menggali lebih dalam serta membingkai potensi kejeniusan lokal dari masing-masing daerah, dalam upaya memberikan sumbangsih luhur pada proses perancangan arsitektur dan lingkungan binaan untuk masa yang akan datang. Baik dosen, peneliti, pemerintah, maupun mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia, serta belasan mahasiswa dan dosen dari Kasetsart University, Thailand pun turut hadir. Sebagai pendamping dari plenary session, terdapat paralel session dimana pemakalah seminar diberikan kesempatan untuk membagikan gagasan dan pemikirannya dalam rangka mendukung tema besar rangakian acara seminar secara keseluruhan. Dekan FAD UKDW, Dr.-Ing Wiyatiningsih, S.T.,M.T. menyatakan bahwa, kegiatan SMART#3 ini sebagai wujud konsistensi FAD UKDW dalam kepeduliannya terhadap pengembangan potensi lokal dalam menyambut kemajuan perkembangan dunia global. Mindset kebanggaan terhadap kekayaan lokal harus ditanamkan sejak dini terutama terhadap segenap civitas akademia di UKDW. Penyelenggaraan SMART#3 tahun 2018 ini diakhiri dengan Heritage Bike Tour, yaitu kegiatan wisata bersepeda untuk mengunjungi pedesaan serta situs arsitektur bersejarah yang diselenggarakan pada Minggu (18/11). Acara tersebut diikuti oleh sekitar 40 orang, termasuk pembicara, peserta dan panitia seminar, dengan mengambil rute Candi Mendut – Candi Pawon – dan Candi Borobudur, dan tak lupa mengunjungi desa-desa yang memiliki berbagai usaha rumah tangga kecil. Pada setiap titik pemberhentian, peserta diajak untuk sejenak berdiskusi sejarah arsitektur yang dipandu oleh Ir. Mahatmanto, M.T., pakar sejarah arsitektur, dan Ir. Eko Prawoto, M.Arch., pakar kearifan lokal dalam berarsitektur. [Satyayoga]

Selamat Hari Natal 2018 & Tahun Baru 2019


Profil Bulan Ini

2

Berkomunikasi dengan Hati Mencipta Harmoni

Belajar tentang Pasar Modal Melalui Pojok BEI UKDW

foto:dok./Koran Kampus

R

irin Safitri, S.E. atau yang akrab disapa Ririn adalah salah satu dari sekian banyak wanita kuat dan berprestasi di UKDW. Wanita kelahiran Sleman, 30 Juni 1984 yang kesehariannya berada di Pojok Bursa Efek Indonesia (BEI) UKDW ini bertugas untuk membantu BEI mensosialisasikan pasar modal baik bagi sivitas akademika UKDW maupun masyarakat umum. Bersama Pojok BEI, ia juga membantu mahasiswa dan dosen baik dari dalam maupun luar UKDW dalam rangka penelitian mengenai pasar modal. Menginjak tahun kesembilan, sudah banyak program dan kegiatan yang dilakukan Ririn sebagai langkah untuk memberikan kemajuan bagi Galeri Investasi yang ada di UKDW terkait sosialisasi edukasi pasar modal, antara lain Program Galeri Investasi Goes To School, seminar-seminar, sekolah pasar modal, dan beragam kegiatan lainnya. Mahasiswa Program Magister Manajemen UKDW yang saat ini sedang menulis tesis mengenai manajemen risiko ini juga dibantu oleh Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM) dan beberapa mahasiswa volunteer teknis pelaksanaan program-program Pojok BEI. “Dukanya adalah saat handle investor atau nasabah karena melihat saham nasabah turun. Saya ikut merasakan. Tetapi sukanya lebih banyak, saya senang ketika mensosialisasikan pasar modal, dan berinteraksi dengan orang. Kemudian juga ketika mensosialisasikan dan bermanfaat bagi orang lain itu menjadi kepuasan tersendiri,” ungkap Ririn menjelaskan suka dan duka bekerja di Pojok BEI. Tidak hanya ahli dalam mencermati pergerakan harga saham, Ririn juga memiliki serangkaian prestasi yang sangat membanggakan. Melalui Pojok BEI, Ririn berhasil menorehkan prestasi sebagai Juara 2 Laboran Berprestasi yang diselenggarakan oleh Kopertis. Prestasi yang diperolehnya tersebut berhasil mengantarkannya sebagai salah satu PPA berprestasi dari DIKTI. Tak ketinggalan, KSPM yang menjadi anak binaannya pun telah

foto:dok./Endri

banyak mengikuti lomba hingga berhasil menjadi juara dalam kompetisi pengetahuan pasar modal se-Jawa serta meraih juara ketiga pada lomba tingkat nasional di Universitas Widya Mandala. Pojok BEI UKDW juga berhasil menjadi galeri investasi terbaik di Indonesia selama tiga tahun berturut-turut. Saat ditanya mengenai kiat dan rahasia di balik berbagai pencapaiannya, Ririn mengungkapkan bahwa mungkin rahasianya karena ia rajin mengikuti lomba-lomba karena lebih banyak kesempatan menjadi terbuka. Memiliki serangkaian tanggungjawab dan peran tidak membuat Ririn memiliki beban ketika ia mengerjakan tugasnya di Pojok BEI. “Passion saya ada di sini, saya bekerja tidak punya beban karena saya merasa suka. Jadi saya bisa punya kesempatan untuk meng-explore talenta yang saya miliki. Saya tidak punya beban dalam menjalankan pekerjaan sehari-hari di sini. Ya mungkin itu yang membuat pekerjaan jadi maksimal,” jelasnya. Menjelang natal, alumni S1 Manajemen UKDW ini mengungkapkan kecintaannya pada pekerjaan serta keluarganya. Natal dimaknainya sebagai kesempatan berkumpul bersama keluarga karena ada sukacita baru ketika bisa berkumpul bersama suami dan anak-anak. Serangkaian harapan dan doa bagi Pojok BEI maupun UKDW menjelang akhir tahun pun turut diutarakan oleh wanita berkacamata ini. “Harapan untuk Pojok BEI di masa yang akan datang adalah semoga kami bisa berusaha lebih baik dan meraih prestasi lebih banyak lagi. Kami juga berharap, masyarakat dan mahasiswa akan semakin banyak teredukasi mengenai pasar modal dan terlibat menjadi bagian atau investor di Bursa Efek Indonesia. Untuk UKDW, semoga semakin baik dan berkualitas sehingga bisa menghasilkan lulusan atau mahasiswa yang memiliki kualitas,” pungkas Ririn. [Vari]

REDAKSI KORAN KAMPUS PENANGGUNG JAWAB PIMPINAN REDAKSI WAKIL PIMPINAN REDAKSI KOORDINATOR PELAKSANA

: Pdt. Robert Setio, Ph.D. : Arida Susyetina, S.S, M.A. : Christina Angelina : Eva Angelina

WARTAWAN

EDITOR

SETTER

Devari, Rully, Putri, Vanesha, Dita

Mei, Dianti, Santi

Endri, Marcella, Tata

Koran Kampus bisa Anda dapatkan secara GRATIS di Pick-up Point yang sudah terpasang di 11 area publik di seluruh UKDW. Redaksi menerima tulisan dari warga kampus berupa artikel, laporan kegiatan dan foto-foto yang membangun harapan. kirim ke alamat Redaksi atau melalui email : korankampus@staff.ukdw.ac.id



Universitaria

4

Berkomunikasi dengan Hati Mencipta Harmoni

Memahami Strategi Fundraising Bersama UKDW dan United Board

S

eberapa penting fundraising bagi institusi? Pertanyaan ini menjadi premis dalam Seminar “Sustainable Planning Resource Development” yang diselenggarakan oleh Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) bekerjasama dengan United Board for Christian Higher Education in Asia pada Senin, 5 November 2018. Seminar yang berlangsung di Ruang Seminar Pdt. Dr. Harun Hadiwijono ini dihadiri oleh perwakilan dari yayasan pendidikan Kristen di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan sekitarnya, antara lain Yayasan Tarakanita Kantor Wilayah (Kanwil) Yogyakarta, Yayasan Bopkri Yogyakarta, Yayasan Pendidikan dan Pengajaran nasional (YPPN) Budya Wacana, Yayasan Pendidikan Kristen Indonesia (YPKI) Bentara Wacana Muntilan, Sekolah Kristen Tritunggal Semarang, STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta, Direktorat Sekolah-sekolah Sanjaya - Yayasan Bernadus, Yayasan Marsudirini Perwakilan Yogyakarta, Yayasan Sekolah Kristen Widya Wacana Surakarta, serta Yayasan Pendidikan Kristen Klaten. Turut hadir dalam seminar ini para alumni United Board Fellows Program (UBFP) dari UKDW. Rektor UKDW Ir. Henry Feriadi, M.Sc., Ph.D. dalam sambutannya, mengapresiasi United Board atas kepeduliannya terhadap berbagai issue di perguruan tinggi serta komitmennya untuk membantu institusi pendidikan di Asia dalam mencapai whole person education maupun penguatan institusi. UKDW yang merupakan salah satu universitas dalam jaringan mitra United Board, dalam kesempatan ini berkolaborasi dengan NGO yang bermarkas di New York dan Hong Kong tersebut untuk meningkatkan kesadaran institusi tentang institutional advancement serta strategi dalam melakukan fundraising. Bertindak sebagai moderator dalam seminar ini adalah Andreas Winardi, M.A., yang saat ini menjabat sebagai Kepala Pusat Pelatihan Bahasa (PPB) serta merupakan salah satu alumni UBFP dari UKDW. Seminar diawali dengan pembacaan profil singkat pembicara oleh moderator, “Mr. Ricky Cheng

foto:dok./Endri

selaku Executive Vice-President di United Board. Sebelumnya beliau menjabat sebagai VicePresident for Development sejak 2010.“ Mengawali seminar ini, Ricky mengungkapkan bahwa fundraising sangat penting sehingga ia ingin berbagi tentang konsep serta cara menerapkan strategi penggalangan dana di institusi pendidikan. “Istilah institutional advancement di US mengacu pada fundraising. Lalu mengapa tidak disebut fundraising saja? Karena institutional advancement lebih dari sekedar menggalang dana, banyak hal-hal yang harus diperhatikan dan dilakukan sebelumnya,” ungkap Ricky. Ia menambahkan bahwa institutional advancement memiliki empat elemen, yaitu fundraising, alumni relations, marketing and communications, dan advancement services. “Ingat, ketika kita menerima donasi, misalnya untuk beasiswa, kita harus memastikan bahwa dana tersebut benarbenar digunakan sebagaimana mestinya, siapa siswa yang menerima beasiswa tersebut, dan bagaimana hal ini dikomunikasikan kembali kepada donor. Ini merupakan salah satu contoh advancement services,” jelas Ricky. Lebih jauh Ricky menjelaskan bahwa institutional advancement adalah tentang membangun reputasi, membangun hubungan, dan

selanjutnya menggalang dana. Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi siapa calon penyumbang. Bagi institusi pendidikan, alumni merupakan salah satu calon penyumbang potensial. Langkah kedua adalah menjalin atau memelihara hubungan, dan langkah ketiga yang tak kalah penting adalah “meminta”. Salah satu tantangan terbesar fundraising di Asia adalah kurangnya budaya meminta. Orang-orang di Asia cenderung sungkan untuk meminta. Ricky menyampaikan satu ungkapan yang mesti dipegang dalam fundraising, “Jika Anda tidak meminta, maka Anda tidak akan mendapatkan.” Langkah keempat adalah stewardship, yakni apa yang dilakukan setelah memperoleh donasi. Saat kita meminta dana, harus dipastikan bahwa apa yang kita janjikan harus ditepati. Pengelolaan dana serta manfaat yang diperoleh melalui donasi tersebut perlu didokumentasikan dan dikomunikasikan kepada penyumbang. Dengan demikian, penyumbang akan menjadi lebih yakin untuk kembali memberikan donasi. Mengapa institutional advancement diperlukan? Menjawab pertanyaan ini, Ricky menyatakan bahwa kita jangan puas menjadi institusi yang biasa-biasa saja, namun kita harus menjadi institusi yang hebat. Untuk

mewujudkannya tentu diperlukan biaya, sehingga institusi perlu melakukan penggalangan dana. Bertolak belakang dengan nilai yang sering kita dengar di masyarakat, Ricky menyatakan bahwa ketika berbicara tentang fundraising, tamak itu baik. Hal ini dikarenakan dana yang diminta adalah untuk kemajuan institusi. Mantan Director of Institutional Advancement di Chinese University of Hong Kong ini menyatakan bahwa dalam melakukan penggalangan dana, kuncinya adalah meminta dengan hati. Untuk mengoptimalkan penggalangan dana, institusi perlu membentuk kantor atau divisi khusus yang menangani fundraising. Hal ini lah yang saat ini menjadi tantangan bagi banyak institusi pendidikan di Indonesia. Dalam sesi tanya jawab dibahas lebih dalam tentang tips untuk membentuk divisi tersebut, antara lain kriteria dan jumlah personel yang diperlukan, serta apa saja yang menjadi tugas pokok kantor ini. Pada sesi ini, Ricky juga memberikan masukan pada peserta tentang cara menyampaikan pesan dalam meminta dukungan dari penyumbang, yakni kita harus mampu menunjukkan bahwa institusi yang kita kelola memiliki performa yang baik serta bisa menjadi lebih baik lagi. “Jangan menunjukkan kekurangan institusi kita, dengan harapan donatur mau memberikan donasi kepada kita karena iba. Sebaliknya kita harus menunjukkan keunggulan institusi kita, sehingga donatur percaya bahwa donasi yang akan diberikan kepada kita akan meningkatkan performa institusi kita,” katanya. Dengan diselenggarakannya seminar ini, diharapkan institusi pendidikan di Indonesia, khususnya di wilayah DIY dan sekitarnya mau dan mampu memberikan perhatian dalam pengelolaan fundraising di institusi masingmasing. Seminar ini bisa menjadi titik awal bagi institusi untuk mulai membentuk divisi fundraising dalam rangka meningkatkan kualitas institusi. Hal ini juga yang menjadi perhatian UKDW sesuai dengan salah satu core values-nya striving for excellence. [drr]

Penerapan Tanda Tangan Digital Permudah Layanan Izin Belajar Mahasiswa Asing

P

erkembangan jumlah mahasiswa asing di perguruan tinggi merupakan salah satu aspek yang digunakan untuk mengukur kesiapan perguruan tinggi dalam menghadapi persaingan global pendidikan tinggi. Perguruan tinggi di Indonesia saat ini mulai banyak dilirik mahasiswa asing untuk melanjutkan studinya. Menurut data dari Direktorat Pembinaan Kelembagaan Perguruan Tinggi Direktorat Jenderal Kelembagaan IPTEK-DIKTI, jumlah permohonan izin belajar bagi mahasiswa asing semakin meningkat, dengan kisaran 150 sampai dengan 500 permohonan setiap pekan. Sepanjang tahun 2016, sebanyak 6.967 surat izin belajar bagi mahasiswa asing telah diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Kelembagaan Perguruan Tinggi. Sedangkpan pada tahun 2017, meningkat menjadi 7.748 surat izin belajar. Hal ini diungkapkan oleh Adhrial Refaddin, S.IP., Kepala Seksi Kerja Sama Luar Negeri Subdirektorat Kerja Sama Perguruan Tinggi pada saat Sosialisasi Uji Coba Penggunaan Tanda Tangan Digital pada Layanan Izin Belajar Mahasiswa Asing yang digelar pada Kamis (01/11) bertempat di Ruang Seminar Pdt. Dr. Harun Hadiwijono Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW). Penerbitan surat izin belajar merupakan layanan rutin yang dikelola oleh Direktorat Pembinaan Kelembagaan Perguruan Tinggi melalui Subdirektorat Kerja Sama Perguruan Tinggi. Surat izin belajar merupakan salah satu dokumen yang diperlukan oleh warga negara asing yang hendak menjalankan aktivitas di perguruan tinggi Indonesia. Disamping itu, surat izin ini juga dipergunakan untuk memperoleh dokumen keimigrasian berupa visa pelajar dan Izin Tinggal Terbatas (ITAS) yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Imigrasi, Kementerian Hukum dan HAM. Mengingat pentingnya layanan ini, maka perlu disediakan layanan penerbitan izin belajar mahasiswa asing yang lebih efektif, cepat, akuntabel, dan efisien. Menurut R. Purwanto Subroto, Ph.D selaku Kepala Subdirektorat Kerja Sama Perguruan Tinggi, proses pendaftaran hingga mendapatkan visa studi, saat ini bisa dilayani melalui proses digital. “Aplikasi izin belajar bagi mahasiswa asing ini mengintegrasikan sistem antara layanan penerbitan izin belajar mahasiswa asing yang

foto:dok./Endri

dikelola Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) dengan layanan penerbitan student visa yang dikelola Direktorat Jenderal Imigrasi. Penggunaan aplikasi ini tentunya semakin mempermudah proses izin belajar mahasiswa asing ke perguruan tinggiperguruan tinggi di Indonesia,” paparnya. Pengembangan layanan digital ini merupakan bentuk nyata dari komitmen pemerintah untuk terus meningkatkan layanan terhadap masyarakat khususnya perguruan tinggi. “Selain berintegrasi dengan perguruan tinggi dan Kantor Imigrasi, Kemenristekdikti juga bekerjasama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) pengamanan pada informasi publik untuk memberikan jaminan otentikasi data, integritas, dan anti penyangkalan,” jelas Purwanto. Purwanto menambahkan, Kemenristekdikti sengaja memulai sosialisasi ini di Yogyakarta, selain terkenal dengan julukannya sebagai Kota Pendidikan, permohonan izin belajar bagi mahasiswa asing ke Yogyakarta lebih banyak dibandingkan dengan kota lain. Kedepannya layanan ini akan diterapkan di seluruh Indonesia. Sehingga selain menghemat waktu, juga sangat menghemat biaya. Sebab mahasiswa tidak perlu lagi mengirim hardcopy dokumen asli ke perguruan tinggi yang tersebar di seluruh Indonesia.

Pengelolaan izin belajar dan student visa ini merupakan sebuah terobosan yang memudahkan koordinasi apabila terjadi kendala dalam penyampaian informasi. “Dengan sistem digital yang telah terintegrasi dengan Kantor imigrasi, jelas akan banyak sekali waktu yang bisa kami hemat untuk memrosesnya. Layanan penerbitan izin belajar mahasiswa asing akan lebih cepat dan transparan. Jika dokumen yang dikumpulkan telah memenuhi persyaratan, izin belajar dan student visa dapat diperoleh dalam waktu satu pekan. Ini jauh singkat dibandingkan sebelumnya, yang bisa memakan waktu hingga dua bulan,” ungkap Sutrisno, Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Yogyakarta. Masa penerbitan dokumen tersebut rata-rata enam hari kerja, terhitung sejak data lengkap dan disampaikan melalui aplikasi hingga perubahan status permohonan menjadi usulan diterima. Berkas-berkas yang diterima oleh Kemenristekdikti selanjutnya diperiksa oleh tim clearing house. Tim ini bertugas memeriksa dan memastikan bahwa mahasiswa yang bersangkutan tidak pernah tersangkut kasus kriminal. Jika lolos, berkas diserahkan ke Kantor Imigrasi untuk dibuatkan surat izinnya. Kemenristekdikti juga melakukan visitasi keberadaan mahasiswa asing di daerah lokasi perguruan tinggi secara rutin untuk pengawasan. Hal ini dimaksudkan untuk

mengurangi kecurangan dan masalah yang biasa dilakukan mahasiswa asing, seperti penyalahgunaan izin tinggal atau habis masa izin tinggal. Eko Yon Handri, Kepala Seksi Pemenuhan Teknis Balai Sertifikasi Elektronik BSSN menjelaskan bahwa layanan sertifikat elektronik yang diselenggarakan oleh BSSN dalam memenuhi aplikasi izin belajar mahasiswa asing akan mempermudah dan mempercepat proses perizinan. “Implementasi sertifikat elektronik merupakan perwujudan dari perlindungan data dan informasi dari aspek otentikasi, integritas, dan anti penyangkalan bagi mahasiswa asing yang ingin belajar di perguruan tinggi Indonesia. Hal ini akan menciptakan pelayanan pemerintah yang mudah diakses, cepat, dan tidak berbelit,” terangnya. Lebih lanjut, Eko mengungkapkan bahwa selain terjadi percepatan waktu pemrosesan data, jaminan otentikasi data, integritas, dan anti penyangkalan, pemanfaatan sertifikat elektronik mampu mendorong tersedianya data yang akurat demi peningkatan kepercayaan masyarakat sebagai pengguna layanan. Eko meyakinkan bahwa tanda tangan digital yang digunakan dalam layanan izin belajar khusus mahasiswa asing ini benar-benar aman dan sangat sulit dipalsukan. Sekilas orang akan berpikir bahwa tanda tangan digital ini adalah tanda tangan basah yang di atas kertas lalu diubah menjadi dokumen dengan menggunakan scan atau foto, padahal bukan itu maksudnya. Justru model tanda tangan seperti itu sangat mudah dipalsukan," papar Eko. Eko menerangkan, tanda tangan digital itu adalah rekaman pengguna yang dienkripsi dalam kode-kode. Dalam ilmu Matematika dan komputer disebut Kriptografi, yaitu ilmu yang mempelajari teknik-teknik matematika yang berhubungan dengan aspek keamanan informasi, seperti kerahasiaan, keabsahan, integritas, serta autentikasi data. "Tentunya tidak hanya berisikan nama, tapi juga biodata dan rekaman lainnya. Jika terjadi pemalsuan data, komputer langsung mengetahui bagian yang palsu tanpa harus mengecek per satu kata atau per kalimat, bahkan langsung bisa melakukan penolakan terhadap dokumen yang tidak sah," tandasnya. [mei]


Universitaria

5

d

Charity Concert “Senandungku untuk Palu”

B

encana alam yang terjadi di Palu, Sulawesi Selatan membawa keprihatinan mendalam bagi seluruh masyarakat Indonesia. Berbagai pihak turut melakukan penggalangan dana untuk masyarakat Palu. Charity Concert yang diselenggarakan pada Senin, 05 November 2018, di Gedung Koinonia Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW), merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh kaum muda Katolik untuk mengumpulkan dana bagi masyarakat Palu. Konser amal dengan tema “Senandungku untuk Palu” merupakan kerjasama antara Choir Jogja, OMK Palma Jetis, KMK Duta Wacana, dan OMK Kategorial. Ide untuk menggelar acara ini berasal dari Franciscus Xaverius Hudson Prananjaya Jr. (Hudson),

penyanyi Indonesia yang mampu bernyanyi dengan dua tipe suara yaitu suara pria dan suara wanita. Hudson memberi tantangan kepada Eustacius Evaristo Guido dari Choir Jogja atau yang lebih akrab disapa Risto untuk mengadakan konser dalam waktu satu bulan. Tujuan dari konser tersebut adalah mengumpulkan dana untuk korban bencana Palu. Hudson menyatakan bahwa jika tantangannya tersebut disanggupi, ia bersedia menjadi guest star dalam acara tersebut tanpa bayaran. Menyanggupi permintaan Hudson, Risto mengajak Franciscus Krismono Wibowo (Ketua OMK Palma Jetis) dan Dennis Pratama (Ketua KMK UKDW, 2018-2019) untuk mengadakan konser amal tersebut.

Waktu persiapan yang singkat menjadi tantangan besar bagi panitia. Namun berkat kegigihan dan kerjasama yang solid, masalahmasalah yang dihadapi tersebut dapat teratasi. Panitia mengundang bintang tamu melalui relasi yang dimiliki. Konser ini menghadirkan Andrea & Gabriel, Trio TAP, The Dissonance, Deska Bayu & Adit, serta Hudson. Choir Jogja juga ikut tampil dalam acara tersebut. Bertempat di Gedung Koinonia UKDW, acara dimulai pukul 19.00 WIB, dibuka dengan penampilan dari Choir Jogja yang menyanyikan lagu berjudul “Posisani”. Dukungan para bintang tamu yang tampil tanpa bayaran ini menunjukkan bentuk kepedulian generasi muda Indonesia pada

para korban bencana di Palu. Konser amal kali ini sangat berkesan bagi panitia maupun bintang tamu. “Kita hidup di dunia membutuhkan relasi sebanyak mungkin dan kita harus percaya kepada Tuhan di segala kondisi karena Tuhan akan membantu melalui perantara relasi yang sudah kita bangun. Ini tentang the power of relationship,” kata Dennis. Hudson juga mengapresiasi panitia yang berhasil menyelenggarakan konser amal untuk Palu dengan persiapan hanya dalam waktu satu bulan. Ia mengaku sangat senang bekerjasama dengan para panitia konser amal ini. “Teman-teman luar biasa,” kata Hudson melalui telepon usai acara.[Putri]

Malam Keakraban Mahasiswa Penerima Beasiswa UKDW

B

ertempat di Asrama Mahasiswa UKDW Omah Babadan yang terletak di Jl. Kaliurang KM 12,5 Klidon, Sleman, mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi dan Talenta Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) mengikuti kegiatan malam keakraban (makrab) pada Sabtu (27/10) hingga Minggu (28/10). Acara ini diikuti oleh 52 mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi dan 18 mahasiswa penerima beasiswa Talenta UKDW. Mahasiswa-mahasiwa tersebut berasal dari Fakultas Arsitektur dan Desain (FAD), Fakultas Teknologi Informasi (FTI), Fakultas Bisnis, Fakultas Teologi, Fakultas Bioteknologi, dan Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Inggris (PBI). “Tujuan utama diadakan kegiatan ini adalah untuk mengakrabkan dan mendekatkan hubungan para mahasiswa penerima beasiswa antar prodi dan juga angkatan demi menjalin relasi yang lebih baik,” ujar Crisna Julius selaku Kepala Unit Biro Kemahasiswaan, Alumni, dan Pengembangan Karir (Biro 3). Dalam kegiatan ini juga diagendakan penyerahan Surat Keputusan (SK) Rektor kepada penerima beasiswa angkatan 2018 oleh Joko Purwadi, S.Kom., M.Kom. selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Informasi.

foto:dok. Panitia

Setelah penyerahan SK Rektor, diadakan sesi sharing dan diskusi dari para tamu undangan. Seperti penyampaian informasi tentang pelaksanaan kegiatan promosi dan proses penerimaan mahasiswa baru yang dijelaskan oleh Kepala Unit Admisi dan Promosi, Hangudi Widya Hutama, S.Kom atau yang akrab disapa Pak Wiwid. Selain itu, para peserta makrab juga mendapat sesi motivasi yang diberikan oleh Andreas

Winardi, M.A. selaku Kepala Unit Pusat Pelatihan Bahasa (PPB). Selain itu, kegiatan yang pertama kali diselenggarakan ini juga bermaksud untuk membentuk kepengurusan organisasi Ikatan Mahasiswa Bidikmisi UKDW (IMBU) dengan harapan organisasi ini nantinya dapat menaungi aspirasi-aspirasi dari para mahasiswa penerima beasiswa. Terdapat beberapa kandidat dari FTI dan Fakultas

Bisnis dalam pemilihan Ketua IMBU 2018/2019 ini. Mahasiswa yang menjadi kandidatnya adalah Beni Mulia Tabarus dari Prodi Sistem Informasi (SI) Angkatan 2017, Albie Ferdiantara dari Prodi Informatika Angkatan 2016, dan Randy Saluman dari Prodi Manajemen Angkatan 2017. Pada kesempatan yang diberikan, ketiga calon tersebut menyampaikan orasinya berupa visi dan misi untuk IMBU kedepannya. Setelah melewati masa orasi dan pemilihan, terpilihlah Beni Mulia Tabarus sebagai Ketua IMBU dan Randy Saluman sebagai Wakil Ketua IMBU. “Harapan kami adalah melalui organisasi baru ini, kami dapat memperkenalkan kehidupan internal kampus pada masyarakat luas serta mendorong para penerima beasiswa untuk terus meningkatkan prestasi di bidang akademik maupun non akademik,” ujar Beni selaku ketua IMBU. Di akhir acara, Crisna Julius menyampaikan harapannya supaya makrab ini menjadi kegiatan yang rutin dilaksanakan setiap tahun. Sehingga penerima beasiswa dari angkatan yang terbaru sudah mulai saling mengenal dan memiliki teman yang bisa saling mendukung untuk terus berprestasi. [Krissanti Dewi]

“Lumos Maxima” Duta Wacana Project 2018

L

umos Maxima merupakan sebuah mantra sihir dalam serial film Harry Potter, dimana mantra tersebut dapat menciptakan terang dalam kegelapan. Duta Wacana Project (DWPro) 2018 mengambil tema Lumos Maxima untuk menyemarakkan acara Dies Natalis ke-56 Duta Wacana. Melalui tema Lumos Maxima yang mengandung makna terang, diharapkan semua partisipan DwPro 2018 dapat menjadi dampak yang baik untuk sesama. Acara yang berlangsung pada hari Sabtu, 17 November 2018 di Auditorium Koinonia Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) ini terselenggara atas kerja sama Badan Eksekutif Mahasiswa UKDW (BEMU) dengan Pusat Rehabilitasi YAKKUM Yogyakarta. Beberapa bulan sebelum acara ini berlangsung, panitia membuka ruang untuk berdonasi bagi yayasan tersebut dengan menjual kupon charity seharga sepuluh ribu rupiah. Kupon tersebut dapat ditukarkan dengan merchandise pada hari pelaksanaan acara DWPro 2018. Acara gagasan BEMU ini sangat diminati, terbukti dari banyaknya kupon yang terjual sebanyak 400 kupon. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, dekorasi DWPro tahun ini mengangkat tema outer space. Pengunjung diajak untuk

merasakan sensasi seperti berada di ruang angkasa, selain itu panitia juga menyediakan photo booth untuk para pengunjung. Rangkaian acara DWPro 2018 diawali dengan workshop yang diisi oleh creative tenant yakni Selimuti Kaki dan Cupable Coffe. Pada saat sesi yang dibawakan oleh pihak dari Selimuti Kaki, peserta diberikan tutorial mengenai teknik shibori dengan kaos kaki. Para peserta sangat antusias ketika diberi kesempatan untuk mencoba mempraktikkan teknik tersebut. Sementara itu, workshop yang dibawakan oleh pihak dari Cupable Coffee mengangkat semangat berkarya penyandang disabilitas. Cupable Coffee merupakan sebuah coffee shop yang bernaung di Pusat Rehabilitasi YAKKUM. Nama coffee shop yang terletak di Jalan Kaliurang Km. 13, Sleman, Yogyakarta ini mengandung makna cups for empowering diffable people. Melalui workshop, salah seorang barista Cupable Coffee yang difabel meskipun dengan memiliki keterbatasan fisik, semangat untuk terus berkarya dapat menjadikannya sebagai seorang barista profesional. Selama acara berlangsung, terdapat food tenant yang berjajar di depan Auditorium Koinonia sehingga pengunjung dan peserta workshop bisa menikmati acara sembari

makan dan minum. Selain itu, DWPro juga bekerja sama dengan beberapa creative tenant yang menjual produk mereka diantaranya Messenjah Clothing, Alive Jewelry, Kaktusto, Thirteen Craft, Twin Monkey, Cupable Coffee, Little Fairness, Selimuti Kaki, dan Kalani Wood. Sebagai bentuk donasi, 10% dari hasil penjualan diberikan kepada Pusat Rehabilitasi YAKKUM Yogyakarta. DWPro 2018 juga dimeriahkan dengan konser musik oleh beberapa band lokal seperti Esensi Musik, Saxxyogya TM#158, dan Selasa Siang. Acara dilanjutkan dengan penampilan musikalisasi puisi yang mampu membuat mata pengunjung tertuju pada penampilan mereka. Keseruan DWPro makin bertambah ketika band bernama Illona and The Soul Project menampilkan lagu-lagu mereka yang asik sehingga membuat para pengunjung, panitia, serta creative tenant berjoget bersama. Kemeriahan semakin terasa dengan adanya penampilan dari band Tashoora yang membawakan lagu-lagu hits mereka. Di akhir acara, Elsa Indriany selaku Ketua Panitia DWPro 2018 menyerahkan plakat kepada para creative tenant dan hasil charity kepada perwakilan dari Pusat Rehabilitasi YAKKUM Yogyakarta. Elsa mengungkapkan bahwa DWPro tahun ini cukup mengesankan,

foto:dok. Panitia

karena bisa memberikan makna bagi masyarakat melalui charity dan mewadahi komunitas-komunitas seni di Yogyakarta untuk mengekspresikan karya-karya mereka. “Semoga tahun depan Duta Wacana Project tetap bisa bermakna dan tentunya semakin berwarna serta menjadi terang bagi seluruh masyarakat,” pungkasnya. Keberhasilan acara DWPro 2018 ini juga didukung oleh Lensa Jogja, Apotek K24, Dirty Chicks, Movie Box, Happy Puppy, dan Alnect Center. [vanesha]


Universitaria

6

d

BIOMUSIK : FRINDIE ‘Speak Through Music’

B

ertempat di Gedung Koinonia Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW), tahun ini kembali digelar salah satu event unggulan Fakultas Bioteknologi UKDW, BIOMUSIK. Acara yang digelar pada 2 – 3 November 2018 ini juga merupakan salah satu rangkaian perayaan Dies Natalis Fakultas Bioteknologi. Di samping itu, BIOMUSIK juga merupakan wadah bagi mahasiswa-mahasiswi Bioteknologi yang berminat dalam bidang seni, baik seni musik maupun seni tari. Tema yang diangkat untuk BIOMUSIK tahun ini bertajuk ‘FRINDIE’ yang menggambarkan kebebasan. FRINDIE terdiri atas free dan indie yang melambangkan sebuah kebebasan atau tidak terikat apapun serta identik dengan jiwa muda. Menariknya, BIOMUSIK tidak hanya dihadiri dan diminati oleh mahasiswa Bioteknologi UKDW, tetapi juga diminati oleh kalangan umum.

foto:dok. Panitia

foto:dok. Panitia

Pada hari pertama dilaksanakan lomba band yang terbuka bagi mahasiswa baik dalam maupun luar UKDW dengan bertemakan musik indie. Peserta lomba menyanyikan dua lagu dimana satu lagu dipilih dari ketentuan panitia dan satu lagu lagi bebas dipilih oleh peserta sendiri. Antusiasme para peserta dan penonton begitu tinggi, hal tersebut dapat

dilihat dari banyaknya jumlah peserta lomba serta ramainya penonton ketika acara berlangsung. Lomba band indie ini pada posisi Juara 1 dimenangkan oleh Salusein band, juara 2 dimenangkan oleh Septime band, dan juara 3 dimenangkan oleh Just Today band. Selain lomba band, dilanjutkan oleh tarian dari SBS “Sister Blood Share” yang merupakan dance

dari mahasiswa bioteknologi dan juga DNA band yang beranggotakan mahasiswamahasiswa Bioteknologi. Puncak acara dilaksanakan pada hari terakhir dengan menghadirkan guest star “Dialog Senja”, salah satu band Indie yang sedang naik daun. Biomusik hari terakhir juga diramaikan oleh penampilan Radio Tua Band, para pemenang lomba band Juara 1 dan 3, serta Biodance yang juga berasal dari UKF Bioteknologi dan Duta Dance. Para pengunjung yang datang juga dapat memanjakan lidahnya dengan membeli aneka macam makanan dan minuman yang dijual oleh food tenant yang terdapat di area depan Gedung Koinonia. Tidak hanya menikmati penampilan dari bintang tamu, para penonton yang hadir juga dapat membawa pulang merchandise guest star yang dijual di area depan Gedung Koinonia. [Dita]

Anak Muda yang Berkarya

foto:dok. Panitia

foto:dok. Panitia

D

alam rangka mendukung Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) menjadi An Entrepreneurial Research University, yang mengintegrasikan pengembangan riset dengan kewirausahaan, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Bisnis UKDW secara rutin menyelenggarakan Business Festival, yang lebih dikenal dengan istilah B-Fest UKDW. Menurut Adriel Yermia Andrianto selaku Ketua Panitia B-Fest 2018, tema yang

diangkat pada tahun ini adalah “Modern Life: The Spirit of Youngers.”. “Dengan kemajuan teknologi di zaman modern ini diharapkan semakin memacu semangat juang anak muda untuk terus berkarya, terlebih melalui acara B-Fest UKDW ini. Kita perlu menyadari bahwa kewirausahaan merupakan hal yang penting untuk diupayakan dan dipersiapkan sedini mungkin,” ungkapnya. B-Fest UKDW 2018 terdiri dari beberapa rangkaian acara yakni lomba

fotografi, singing competition, dan K-Pop dance competition. Lomba fotografi dengan tema Architecture UKDW dibuka untuk umum, dengan harapan banyak orang yang semakin mengenal filosofi dari bangunan UKDW. Sedangkan untuk lomba menyanyi dibagi menjadi dua kategori yakni lomba menyanyi solo dan duet. Sementara itu KPop dance competition ini diikuti oleh K-Pop Indonesia yang terkenal dengan julukan COiN.

Selain serangkaian lomba, dalam B-Fest UKDW 2018 juga terdapat festival food yang diikuti oleh 38 tenant makanan, minuman, fashion, dan toko buku. Acara ini juga dimeriahkan dengan penampilan dari beberapa band dan Duta Voice Choir. Panitia B-Fest UKDW 2018 juga bekerja sama dengan Himpunan Mahasiswa Program Studi Manajemen (HMPSM) dalam menyelenggarakan donor darah. [AYE]

Pulang ke Indonesia, Duta Voice Bawa Emas

P

aduan Suara Mahasiswa Universitas Kristen Duta Wacana (PSM UKDW) Duta Voice kembali bawakan prestasi dalam ajang lomba Paduan Suara. Kali ini, Duta Voice beranikan diri untuk mengambil langkah maju ke Tingkat Internasional. The 16th Malaysian Choral Eisteddfod menjadi langkah awal Duta Voice dalam Ajang Lomba Paduan Suara tingkat Internasional. Selama 15 tahun belakangan, event Malaysian Choral Eisteddfod yang dibawahi oleh salah satu organisasi besar Paduan Suara Internasional Young Choral Academy ini hanya diperuntukkan kepada Tim Paduan Suara Malaysia saja atau Lomba Tingkat nasional di Malaysia. Namun pada gelaran yang ke-16, Malaysian Choral Eisteddfod (MCE) membuka peluang bagi seluruh Tim Paduan Suara dunia yang ingin bergabung dalam event ini dengan menyandang gelar International Choral Festival. PSM Duta Voice berangkat ke Malaysia pada tanggal 7 November 2018 bersama 29 penyanyi Sopran, Alto, Tenor dan Bass kemudian 2 orang Official, serta Pelatih (Irene Vista Kusumastuti) dan Music Director (Marsius Tinambunan). Para

foto:dok./Duta Voice

peserta dan pengunjung sangat antusias mengambil bagian dalam Lomba yang diadakan di The Kuala Lumpur Peforming Art Center dimana acara ini diikuti oleh kurang lebih 8 negara, yaitu Indonesia, Philipina, Thailand, Singapore, Korea Selatan, United Kingdom, Taiwan dan tuan rumah, Malaysia. Pada ajang ini terdapat 10 kategori yang ditawarkan, yakni kategori Children, Teenage, Mixed Youth, Equal Voices (male), equal Voices (Female), Mixed Voices, Senior, Show Choir, Vocal

Ensembel, dan Folklore. Duta Voice ikut berpartisipasi dengan mengambil 2 kategori yaitu Mixed Voices dan Folklore (Daerah). Dari dua kategori tersebut, Duta Voice membawakan tiga buah lagu, dan 2 buah lagu untuk Grand Prix. PSM Duta Voice berhasil menggugah para dewan juri dengan menampilkan lagu diiringi koreografi yang luar biasa. Pada ajang ini, Duta Voice berhasil menyabet prestasi baru yang dimana masing-masing kategori Duta Voice berhasil merebut Medali

Emas dengan total score Mixed Voices 87.00 (2nd Place of all teams & 1st Place from the Indonesian Teams). Meski dalam menampilkan kategori Mixed Voices (dua lagu), PSM Duta Voice mendapatkan pengurangan point, beruntungnya masih bisa mempertahankan prestasinya dengan gelar 4th Place of all teams & 1st Place from the Indonesian Teams. Pada kategori Folklore Duta Voice membawakan lagu dari daerah Biak Papua, berjudul Diru Diru Dina dan berhasil meraih gelar 6th Place of all teams, & 3th place from the Indonesian Teams. Sedangkan Champion untuk kategori Folklore berhasil ditempati oleh Tim Paduan Suara dari Indonesia, yakni Biak Faiman Indo Choir dari Papua. Grand Champion dalam ajang ini, ditempati oleh Tuan Rumah, UiTM Chamber Choir. Duta Voice sangat bersyukur dengan langkah yang luar biasa ini. melalui proses yang tidak mudah, akhirnya semua terbayarkan oleh prestasi yang dicapai. Hal ini diharapkan bisa menjadi awal yang baik untuk Duta Voice agar bisa melangkah lebih jauh lagi dengan membawa nama baik almamater tercinta UKDW serta Indonesia. Sing From Your Heart, Sorbum...!!! [Yoga]


Program Studi

7

d

IDEAFEST Menginspirasi Kaum Millenial

P

enyelenggaraan IDEAFEST 2018 ini merupakan salah satu bukti kebangkitan kreativitas anak bangsa. IDEAFEST adalah kegiatan untuk menyatukan dan memberikan inspirasi kepada anak muda supaya terus mengembangkan ide-ide kreatif yang mereka miliki. Selain itu, kegiatan ini merupakan wadah bertemunya generasi kreatif untuk menghadirkan kerja nyata berupa terobosan-terobosan baru, khususnya dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi. Mengusung tajuk "THENEXTDEV", IDEAFEST 2018 yang diselenggarakan pada 26-27 Oktober 2018 di Jakarta Convention Center bertujuan untuk menyatukan generasi muda kreatif dalam beberapa kegiatan seperti conference, Ideatalks, dan konsep IdeaExperience yang diramaikan oleh Blibli O2O Market, DBS Lyfe Fest, The Nextdev, serta acara Satu Indonesia Awards. Beberapa mahasiswa Program Studi (Prodi) Desain Produk Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) beserta Centaury Harjani, S.Ds., M.Ds., selaku dosen pendamping turut hadir dalam gelaran acara tersebut. Lebih lanjut Centaury menjelaskan bahwa melalui festival kreatif ini diharapkan dapat memberi inspirasi

foto:dok. Panitia

kepada para mahasiswa untuk terus berkreasi dan menghasilkan inovasi baru. Banyaknya pembicara dari dalam maupun luar negeri dapat menginspirasi generasi muda untuk terus berkarya. Acara yang mempertemukan berbagai profil kenamaan dalam dan luar negeri ini, semakin istimewa dengan kehadiran Presiden Joko Widodo, yang lebih akrab disapa dengan nama Jokowi, membawakan topik “Becoming a Millennials Leader in the Age of Innovation”. Presiden Jokowi menyatakan keterkejutannya atas banyak ‘lompatan’ yang muncul dari anak muda kaum millennial. Selanjutnya Presiden

Jokowi berpesan agar anak-anak muda berpikir out of the box, menyusun ide-ide yang muncul untuk diwujudkan menjadi kenyataan. “Smart ideas need smart execution. Ide brilian perlu eksekusi yang brilian, ide-ide hanya akan menjadi ide saja jika tanpa semangat mewujudkannya. Perlu kolaborasi antara perencana, pemikir, pencipta, industri, dan pemerintah. Kolaborasi diperlukan untuk memenangkan sebuah kompetisi,” papar Presiden Jokowi. Presiden Jokowi menyatakan kebanggaannya akan produk anakanak muda Indonesia dan berpesan untuk terus menjaga kualitas yang baik, melihat kebutuhan pasar, mengemas dengan packaging yang baik,

selalu mengikuti trend, dan memperhatikan competitive price. IDEAFEST 2018 juga menghadirkan pembicara-pembicara yang membagikan pengalamannya untuk menginspirasi anak muda Indonesia seperti Zinnia Nizar, Sandy Karma, Mayumi Haryoto, Arief Yahya, dan Ririk Adriansyah. Arief Yahya selaku Menteri Pariwisata Indonesia mengatakan bahwa dalam bisnis atau industri, persaingan ditunjukkan dengan seberapa cepat bisnis itu tumbuh dan berkembang. Diperlukan pesaing untuk memacu suatu bisnis supaya terus berkembang. Jika tidak ada pesaing, bisnis cenderung berjalan dengan lambat. Sementara itu Ririek Adriansyah selaku CEO Telkomsel menjelaskan bahwa sebuah bisnis pasti dimulai dari sesuatu yang kecil. Pada awal berdiri, Telkomsel membuka bisnisnya di sebuah kota kecil. Namun dengan usaha dan perjuangan yang keras, saat ini Telkomsel memiliki satu juta pelanggan di Indonesia. Selain itu, Telkomsel menjadi operator seluler terbesar nomor enam di dunia. “Teruslah menimba ilmu, temukan ide kreatif, terus bangun jaringan maupun komunitas, dan berkaryalah!” pungkasnya. [Centaury]

Climate Change Debate Competition Kembangkan Daya Kritis Siswa

I

su perubahan iklim beberapa tahun belakangan menjadi sebuah isu paling menarik perhatian dunia. Hal tersebut beralasan bahwa eskalasi dampak telah terjadi diberbagai belahan dunia termasuk Indonesia. Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) harus menjadi fokus perhatian dalam mengembangkan strategi adaptasi perubahan iklim. Kedepannya, dibutuhkan SDM yang tidak hanya memiliki keahlian dalam knowledge, hard skill, dan soft skill, namun juga dibutuhkan kepekaan dan kepedulian lingkungan yang tinggi. Mempertimbangkan hal tersebut upaya sosialisasi perubahan iklim serta sebagai bentuk pembinaan pada generasi muda khususnya siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). Fakultas Bioteknologi Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) bekerjasama dengan Balai Konservasi Sumberdaya Alam DIY, The Nature Concervancy menyelenggarakan Climate Change Debate Competition 2018. Penyelenggaraan kompetisi debat bertujuan meningkatkan pemahaman siswa, daya kritis dan kepedulian terhadap lingkungan. Di sisi lain supaya dapat meningkatkan pemahaman siswa dan penguasaan bahasa secara baik dan benar sehingga mampu bersaing ditingkat nasional maupun international. Serta meningkatkan apresiasi dan minat siswa untuk mendalami ilmu

bioteknologi. Climate Change Debate Competition 2018 diselenggarakan pada 10 – 11 November 2018, diikuti oleh 20 tim debat yang berasal dari SMA sekitar Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah. Diantaranya terdapat SMA Taruna Nusantara, SMA Seminari Magelang, SMAN 8, SMAN 1, SMAN 1 Wates, SMA Stella Duce, SMA Kolose De Britto, dan masih banyak lagi. Kompetisi berlangsung sangat ketat, dapat diketahui dari babak penyisihan bahwa hanya 8 yang lolos ke 8 besar yaitu tim debat dari SMAN 8, SMA Taruna Nusantara, SMAN 1 Bantul, SMAN 1 Kasihan, SMA Seminari, dan SMA De Britto. Kompetisi dirasa makin sengit ketika pada babak final mempertemukan tim debat SMAN 8 Tim A dan Tim B. Hingga pada akhirnya tim debat SMAN 8 Tim B berhasil menjadi juara dalam Climate Change Debate Competition 2018 kemudian diikuti tim debat SMAN 8 Tim A serta SMA Taruna Nusantara. Dalam kompetisi ini, terpilihlan saudari Isabella Kusumawardani siswi dari SMAN 8 Yogyakarta sebagai best speaker. Penyelenggaraan Climate Change Debate Competition mendapatkan respon positif dari sekolah, guru pendamping, maupun peserta dan berharap acara ini menjadi agenda regular tahunan untuk menumbuhkan kepedulian lingkungan dan daya kritis siswa.

foto:dok. Djoko

Menurut Hasnata Shiva Nabila peserta dari SMAN 1 Pajangan menuturkan bahwa kompetisi ini sangat menarik dan menjadikan siswa menjadi peduli terhadap lingkungan, dan isu perubahan iklim. Hal yang sama juga disampaikan oleh Anargia Aristwidya, siswi SMA Stella Duce, bahwa isu perubahan iklim dan bioteknologi menjadi tema menarik sehingga peserta sangat antusias belajar, berdiskusi dan melalui kompetisi ini siswa

terbuka wawasannya tentang isu-isu terbaru tentang perubhan iklim dan bioteknologi. Melalui Climate Change Debate Competition 2018 diharapkan siswa dapat memahami, menguasai, melakukan analisa, dan membuat kesimpulan berdasarkan yang sedang terjadi serta meyakinkan kepada publik terkait isu perubahan iklim dan strategi mitigasinya. Sorbum! [Djoko]

FAD UKDW Membangun Indonesia Melalui Pendidikan dan Desa

F

akultas Arsitektur dan Desain Universitas Kristen Duta Wacana (FAD UKDW) menggelar Pameran dan Forum Diskusi Hasil Pengabdian Masyarakat pada tanggal 15-16 November 2018. Pembukaan pameran ini diawali dengan persembahan tari Kataga khas Sumba Tengah dari Klub Sandlewood. Selanjutnya, pameran dibuka secara resmi oleh Dekan FAD, Dr. –Ing. Wiyatiningsih dan Sarah Camara dari perwakilan Lembaga Indonesia Perancis (LIP/IFI). Pameran yang berlangsung di Atrium Agape ini menampilkan karya-karya hasil pengabdian masyarakat yang telah dilaksanakan dosen-dosen FAD. Dalam pameran ini, terdapat komunitas atau mitra FAD yang turut terlibat antara lain Kelompok Perajin Tenun Inaduta Sumba Tengah, Wisata Edukasi Gerabah Bojonegoro, Koperasi Griya Jati Rasa, Paguyuban Batik Tulis Langensari dengan karya batik tulis pewarna

alami, Pengembangan Ekonomi Jemaat GKJ Pakem dengan karya ecoprint, dan Gereja Keluarga Kudus Banteng dengan karya shibori. Menariknya, dalam pameran ini pengunjung juga dapat melihat secara langsung proses pembuatan kain tenun adat yang dikerjakan oleh dua orang perajin tenun asal Sumba Tengah yaitu Ibu Yakoba Weru Niga dan Bapak Dominggus Runga Kosi. Meski hanya berlangsung selama dua hari, namun pameran ini mendapat antusiasme yang cukup tinggi, baik dari mahasiswa, pegawai UKDW, maupun tamu dari luar negeri yang hadir dalam penyelenggaraan Seminar Internasional SMART. Berbagai produk seperti kain tenun, celengan gerabah, aneka snack, kopi, tas tangan, pakaian motif shibori pun terjual laris dalam pameran ini. “Selain pameran, dalam acara ini diselenggarakan pula forum diskusi di Le c t u re H al l Ru d y Bu d i man d e ng an

mendatangkan narasumber yang berasal dari desa-desa mitra FAD UKDW.” demikian pemaparan dari panitia acara, Christmastuti Nur, M.Ds. Narasumber yang dimaksud adalah Wahyudi Anggoro Hadi, S.Farm, Apt. selaku Kepala Desa Panggungharjo, Bantul, Muslih, S.T. Kepala Desa Rendeng, Bojonegoro, dan Apolos Dewa Praingu, S.Pd. selaku Kepala Desa Anajiaka, Sumba Tengah. Lebih lanjut dipaparkan bahwa diskusi ini merupakan forum yang difasilitasi oleh FAD UKDW agar desa-desa yang menjadi mitra FAD dapat saling berbagi pengalaman dalam menggali potensi desa, mengelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), maupun mengatasi kendala dan permasalahan yang timbul dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. “FAD UKDW sebagai bagian dari institusi akademik memiliki tanggung jawab dalam mendukung desa-desa di seluruh Indonesia

untuk menggali dan mengembangkan potensi desa demi kemajuan perekonomian masyarakat desa.” ujar Kristian Oentoro, M.Ds selaku ketua panitia. Rektor UKDW, Ir. Henry Feriadi, M.Sc. dalam sambutannya mengungkapkan bahwa tidak banyak universitas di Indonesia yang memasukkan Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebagai bagian dari kurikulum pendidikannya. Akan tetapi, UKDW masih mempertahankan program KKN karena kegiatan ini memiliki tujuan bukan hanya untuk melatih kemandirian mahasiswa, namun juga melatih kepekaan mahasiswa terhadap permasalahan sosial budaya yang ditemui di desa. Acara ini diakhiri dengan penandatanganan kerjasama (MoU) antara FAD UKDW dengan TK Taman Indria Ibu Pawiyatan Taman Siswa, Desa Anajiaka Sumba Tengah, Desa Rendeng Bojonegoro, dan Desa Panggungharjo Bantul. [Christmas]


Program Studi

8

d

EXPORIVM 2018: Global Cultury

E

XPORIVM (baca: Exporium) yang berarti eksposisinya ATRIVM merupakan salah satu program kerja terakhir dan terbesar yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Arsitektur (HMA) ATRIVM dan Program Studi (Prodi) Arsitektur Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) dalam beberapa tahun terakhir. Kali ini, EXPORIVM 2018 mengusung tema Global Cultury. Budaya arsitektural yang kini kian tergeser dengan budaya-budaya modern, di mana para arsitek lebih memilih untuk meninggalkan kebudayaan asli daerah kita sendiri. Melalui EXPORIVM 2018, diharapkan dapat mengembalikan ingatan-ingatan akan kebudayaan asli kita tanpa meninggalkan perkembangan zaman sesuai dengan ungkapan Think Globally Act Locally. Rangkaian acara EXPORIVM 2018 dimulai sejak bulan Juni dan berakhir pada tanggal 10 November 2018, diantaranya lomba desain arsitektur dengan tema Spacetacular, lomba desain poster mahasiswa dan se-SMA sederajat dengan tema Shape, seminar, talk show dan workshop arsitektur, gelar karya, serta mini konser. Lomba desain arsitektur dan lomba desain poster ini bertujuan memberikan kesempatan bagi partisipan untuk menyalurkan dan meningkatkan ilmu arsitektur maupun non-arsitekturnya serta membangun jiwa kompetitif yang sportif. Lomba desain arsitektur Spacetacular ditujukan bagi mahasiswa aktif jenjang D3 atau S1 Arsitektur dari perguruan tinggi seIndonesia. Juri yang terlibat dalam penilaian desain yaitu Parmonangan Manurung, S.T., M.T. selaku Wakil Dekan III Fakultas Arsitektur dan Desain (FAD)

foto:dok. Panitia

foto:dok. Panitia

foto:dok. Panitia

foto:dok. Panitia

UKDW, Dr. Ir. Djoko Wijono M.Arch selaku dosen Prodi Arsitektur Universitas Gadjah Mada (UGM), Ir. Ahmad Saifudin Mutaqi, IAI, AA selaku Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) DIY, dan Denny Setiawan, S.T., M.T., IAI. selaku pemilik Studio Denny Setiawan. Dari 77 tim yang mendaftarkan diri dan 54 tim yang mengumpulkan karyanya, peserta dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta berhasil meraih Juara I, peserta dari UNIKA Soegijapranata meraih Juara II, dan peserta dari UK. PETRA Surabaya meraih Juara III. Selain piagam, pemenang lomba mendapatkan hadiah uang tunai sebesar Rp 5.000.000,- untuk Juara I, Rp 3.000.000,- untuk Juara II, dan Rp 2.000.000,- untuk Juara III. Sementara itu lomba desain poster Shape dibagi menjadi dua kategori yakni kategori siswa SMA dan kategori mahasiswa. Tema yang diangkat dalam lomba desain poster ini adalah kebudayaan, untuk kategori mahasiswa lebih difokuskan ke cultural tourism sedangkan kategori siswa SMA lebih difokuskan ke eksplorasi budaya. Proses penjurian lomba desain poster ini dibagi menjadi dua tahap. Penjurian tahap pertama yang berlangsung pada tanggal 29 Oktober 2018 di ruang D.2.1-2, Gedung Didaktos UKDW dilakukan oleh Parmonangan Manurung, S.T., M.T., Ferdy Sabono, S.T., M.T., dan Stefani Sabatini, S.T., M.T. Ketiganya adalah dosen Prodi Arsitektur UKDW. Sedangkan penjurian tahap kedua dilakukan di Jogja Gallery pada tanggal 5 November 2018, bersamaan dengan pembukaan gelar karya. Juri yang terlibat dalam penilaian tahap ini adalah Muhammad Zamzam F, S.Ant., M.A selaku dosen Antropologi UGM, Hendra

Sigalingging, S.S., M.Hum., dan Endah Setyowati, M.Si, M.A selaku dosen MKH UKDW. Selain piagam, Juara I kategori mahasiswa mendapatkan uang tunai sebesar Rp 1.500.000,-, Juara II sebesar Rp 1.000.000,-, Juara III sebesar Rp 750.000,-. Sedangkan untuk kategori siswa SMA mendapatkan piagam serta uang tunai sebesar Rp 1.000.000,- untuk Juara I, sebesar Rp 750.000,- untuk Juara II, dan sebesar Rp 500.000,- untuk Juara III. Jumlah peserta yang mendaftar sebanyak 44 orang untuk kedua kategori, dan karya yang masuk proses penjurian sebanyak 19 karya. Gelar karya merupakan pameran karya arsitektur yang bertujuan untuk memberikan sarana kepada seluruh pihak di bidang arsitektur (mahasiswa, ahli profesi, maupun masyarakat umum) untuk meningkatkan wawasan dan ilmu arsitekturnya. Selain itu, acara ini diharapkan dapat menjadi ajang bagi mahasiswa arsitektur, khususnya mahasiswa UKDW, untuk memamerkan karya terbaiknya serta mempererat tali persahabatan antarmahasiswa arsitektur seIndonesia melalui sebuah pameran. Gelar karya yang mengembangkan tema utama yaitu Global Cultury ini menampilkan beberapa karya terbaik dari studio-studio perkuliahan Prodi Arsitektur UKDW dan juga karya tugas akhir mahasiswa. Tidak hanya dari UKDW, beberapa karya yang berasal dari mahasiswa arsitektur se-DIY turut dipamerkan dalam acara ini. Selain itu, gelar karya juga menampilkan 15 karya terbaik lomba desain poster dan 10 karya terbaik lomba desain arsitektur. Gelar karya ini diselenggarakan di Jogja Gallery pada tanggal 5-9 November 2018 pukul 09.00-21.00 WIB. Dekorasi ruang pameran

dibentuk seperti memiliki sequence sehingga pengunjung dapat merasakan pengalaman meruang yang berbeda. Instalasi-instalasi unik hasil karya panitia menghiasi setiap sudut pameran dan membuat pameran menjadi lebih instagramable. Gelar karya yang berlangsung selama lima hari ini dikunjungi oleh kurang lebih 400 orang dari berbagai kalangan masyarakat. Panitia EXPORIVM 2018 membuat inovasi dengan membuat rangkaian acara baru yakni Talkshow dan Workshop Arsitektur dengan tujuan menarik minat pengunjung untuk berkunjung ke gelar karya yang diadakan pada tanggal 7-8 November 2018 di Jogja Gallery. Selain itu, HMA ATRIVM menyisipkan program kerja seminar arsitektur yang mengangkat tema “From Limitation to the Opportunity” yang dilaksanakan pada tanggal 7 November 2018 dengan pembicara Denny Setiawan dan Paulus Setyabudi. Rangkaian acara EXPORIVM 2018 ditutup dengan mini konser pada tanggal 10 November 2018 di Auditorium Koinonia UKDW yang menghadirkan FOURTWNTY sebagai bintang tamu. Acara ini semakin meriah dengan adanya food festival yang diisi oleh 21 stand makanan dan minuman. Acara yang berlangsung mulai pukul 17.0022.00 WIB ini dihadiri oleh sekitar 900 pengunjung dari berbagai kalangan masyarakat umum. Rangkaian acara EXPORIVM 2018 “GLOBAL CULTURY” ini merupakan program kerja terakhir HMA ATRIVM 2018/2019. Salam Atrivm! [Disa]


Program Studi

9

Good Experience in ELTI

A

s the process of becoming a future teacher, it is necessary for English Education Department (EED) students of Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) to know about teaching methodologies. In order to achieve that goal, the students are asked to visit and observe the teaching method and media used by the teachers in English Language Training International (ELTI). ELTI is famously known as a private school that helps students to understand English easily. Not only that, it has rich teaching media. Spending three hours in a row on Wednesday (26/09) Mr. Aris and Ms. Erni gave the EED students more knowledge about the world of teaching. The talk was started with explaining about the teaching method by Mr. Aris. ELTI teachers have used presentation, practice, and production (PPP) method for a long time to teach their students. PPP method focuses on the form of English language such as grammar, vocabulary, and accuracy. For instance, when the topic is about physical appearance, then the teacher should start with elicitation. As the topic is about physical appearance, the teachers in ELTI tend to bring some colorful pictures and ask the students to describe about the person in those pictures. Actually, this kind of activity is like a pre-task where the teacher has to open the lesson using that technique in order to know what the students have known and they do not know yet. Also, it can attract the students' attention. Then, elicitation is followed by 'presentation' where the teachers have to introduce the form of English language. It can be grammar or vocabulary. After knowing the language forms, the students are asked to 'practice' what they have learned. As an example, the students have to describe the physical

foto:dok/Pantia

appearance of the person in a picture. Then the students have to say the correct grammar form, like she has brown hair. If the students are incorrect, the teacher can still assist them. Yet, when it comes to 'production', the students have to do the exercise by themselves without the help of the teacher. Moreover, immersing EED students in ELTI makes them learn a lot about PPP method deeply. The second talk was delivered by Ms. Erni who is one of the teachers in ELTI. She did not talk too much about the media, but she asked the students to see the conventional media that the ELTI teachers always use to teach their students. EED students were very impressed when they first came into the media room. There are thousands of media there. How lucky they are to get Task and Media Design class which is taught by Ms. Pipit. EED students not only learn the theory of conventional media in the classroom, but also had a chance to see and

Dare to Try!

N

ovember 10th is known as the Hero's day. The moment we commemorate the Battle of Surabaya when our brave young soldiers fought against the British Army. I imagine that some sceptics of that day would have said something like, ”It's no need to try to fight them, they are too powerful for us, we have zero chance to win.” Fortunately, our heroes didn't listen to them, they kept fighting despite their limited resources and weapons. Now, we proudly remember in awe how the courageous spirit and willingness to try were able to defeat the more powerful, stronger British Army. Probably, most of us will not face an army in our life, but we still have to fight the enemy within the little voice in our mind that tell us that we are incapable, inexperience, and too small to do certain projects or assignments; therefore, don't even bother to try because it will be a very painful experience if we fail. It is up to us to choose whether to listen to that intimidating voice or we decide to feel the fear and do it anyway. Last month, in October 2018, the English Education Department held a big event – Duta Wacana English Competition (DWEC). The lecturers agreed to involve the students to become a committee for this event. Some students especially the 2018 batch seemed quite worry because this would be their first experience to take part in an important event. Despite their anxiety, all of the students decided to take a risk and try their best. It turned out that although there were some limitations here and there, based on the participants' feedback we could say that the event was successful. It was successful, partly because the students were willing to take action, they dare to try.

touch them directly. Surprisingly, most the media are very simple but very useful. Even, Ms. Erny also taught the students about how to create their own media using cards in general. Basically, in Task and Media Design class, Ms. Pipit has taught EED students about it. Additionally, she usually reminds her students to always give clear instructions in designing a task. It is the same with what they learned in ELTI. Ms. Erni also said that if you want to give a game that uses conventional media, you must give clear instructions. Even though there are some students who already know about game or activity, as a teacher you cannot assume that the students have understood without listening to the teachers' instructions. Learning about those teaching methods and the media that the ELTI teachers use, it may give the suggestions for the students who want be a future teacher. First, as the processes to become a teacher, indeed we have to really know and understand the

pedagogical knowledge. It means that teachers have to create effective teaching and learning environments for all students. Particularly, when we are going to teach children. If you are a teacher later on, you must try to find and create your teaching media by yourself. Ms. Erni said, “Everything can be media as long as you use it creatively.” It depends on the teacher him/herself. The second suggestion is you can use PPP method to teach primary school students. Most of the Indonesian students learn English as their foreign language. Therefore, it is your responsibility to introduce the language forms of English even though some of them have known about it. Through that three-hour observation that EED students have got in ELTI, there was a quote from Ms. Erni's talk. She said “fun but also useful activities”. It is obviously stated that fun activities are needed in the teaching and learning processes. Thus, as a future teacher, you have to consider whether the students really understand the lesson through my media or not. To conclude all of the things which have explained above, there are three important things to be restated. First, Mr. Aris has shared a lot about PPP method. It aims to let the students really understand the form of English language itself. Then it is followed by Ms. Erni's talk. She taught about the teaching media which ELTI teachers always use in the classroom. Another thing you have to note from her lesson is that media come from the surrounding. We can create our own media as our teaching tools by ourselves. [Ira Luik]

Simple Things You Can Do to Achieve Your Dreams

H

sumber: https://www.google.com/

On other occasions, the English Education Department sent its students to join debate, speech and writing competition. For most of the students, it was their first time joining a competition. At first, they were doubtful and not confident enough to take part, but after being encouraged and motivated by the lecturers and the coach, all of them decided to give it a try. The results were not bad, even beyond our expectation; the students who joined the writing competition became the 1st, 2nd and 3rd winner; one of the students taking part in the speech competition was able to become the semifinalist, and our debate team got the middle position. All of this happened because the students dare to try. In conclusion, dare to try will give you a lot of benefits. First, you can maximize your potentials, you will never know what you can or cannot do if you don't try. Second, if you keep trying, eventually, you will be an expert in a certain field, and last but not least, dare to try will open up a lot of opportunities for your personal and professional development. Hence, don't just stay at your comfort zone, keep trying new things, exploring new possibilities, and developing your talents. Be the best version of yourself, be daring to try. See you at the top! [AW]

ello readers! I am sure that when you read this title, you will stop for a while and ask yourself the question: “what is my biggest dream in life?” Well, we all have our own dreams to achieve and everyone can become what they want to be. It is not easy to achieve your dream, but I have some simple tips that can help you to achieve your dream. 1. Know your potential. Potential is something that can develop or become actual. Basically, everyone has their own potential. In life, you can think of what potential you have. You can do a reflection on yourself, ask yourself what is your potential and believe it. It is very important to know your potential because you can decide what you are going to be. If you already know your potential, it will make you become confident to choose what you want to be. You can also be motivated to achieve your dreams in life. Remember, you know yourself better than anyone else. So, when you know your potential, you have to develop it. Do not be doubtful about choosing your way. Just believe in yourself and do your best. 2. Think out of the box. Think out of the box is when you think out of the limits of the problem with a new point of view. Some people fear to go out of their comfort zones. They tend to stay on their comfort zones instead of trying a new experience out there. Being afraid to fail is one of the reasons why people keep staying on their comfort zones. If you can think out of the box, you will push yourself to think with a new paradigm. You will see the problems around you with a new viewpoint

sumber: https://www.google.com/

and you know the best solution to solve them. Do not be afraid when you go out of your comfort and you fail, the failures will always give you something to learn. To achieve your dreams, do not give up easily. Just do your best, think out of the box and go out of your comfort zone. 3. Be grateful and keep learning. The problems that you face in your journey of life are chances that God gives to you. Many people spend too much energy on regretting things that they cannot get instead of focusing on their dreams. Being grateful is easy. It is not something that hard to do. By doing so, you will get more positivity to achieve your dreams. Think positively and let yourself learn from every problem in your life. You will then be stronger to reach your dreams. Well, do you think those tips helpful? Don't just sit there! Achieve your dreams! [Maximeliana Masela]


10

Siraman Rohani Menyimpan Segala Perkara Mulia dalam Hati (Refleksi Lukas 2:1-20) Natal Merupakan Penziarahan Hidup Keluarga Inti Jika hidup dimaknai sebagai perjuangan, maka segala sesuatu yang akan dicapai dan dialami sudah semestinya diperjuangkan terus menerus. Meskipun, kadang situasi dan kendala dalam hidup ini membuat diri menjadi letih, lelah, cemas, tegang, berharap-harap cemas, dan seolah merasa paling berat menanggung beban. Akibatnya dapat membuat kita menjadi pribadi yang acuh pada keadaan keluarga yang lain, bahkan mungkin mengalami sikap tak berpengharapan. Perjuangan keluarga terasa gagal ketika terjadi keretakan hubungan suami-istri, apalagi perceraian akhirnya dipilih menjadi jalan satu-satunya yang dapat ditempuh. Sehingga, tidak jarang keluarga lalu diibaratkan sebagai perahu yang kandas dan tidak sampai kepada tujuan. Situasi demikian juga bukan tidak mungkin dialami oleh beberapa dari kita sebagai bagian dari keluarga besar UKDW. Pilihan kebanyakan dari kita ketika persoalan itu menyangkut urusan keluarga, maka lebih suka untuk menyimpan segala perkara itu dalam hati. Seolah membenarkan pemahaman bahwa masalah keluarga adalah ranah privat dan menjadi rahasia yang tidak perlu semua orang tahu. Memang fenomena hidup berkeluarga tidak seluruhnya berjalan mulus dan luput dari pergumulan, demikian juga dinamika hidup bersama dengan anak-anak. Tidak jarang ketika suami-istri tidak seia sekata, satu hati, satu tujuan, maka yang menjadi korban pada akhirnya anak-anak. Entah dalam konsep, maupun sikap dan keputusan, seringkali anak-anak kurang dilibatkan berproses bersama dalam pergumulan hidup. Jika hidup berkeluarga adalah penziarahan bersama keluarga, maka baik suka maupun duka, persoalan hidup yang berat akan menjadi ringan ketika ditanggung bersama-sama dengan hati yang tertuju pada pencapaian misi menghadirkan damai sejahtera Allah dalam keluarga. Sebagaimana ziarah dimengerti sebagai sebuah perjalanan mengunjungi tempat yang dianggap suci atau keramat, maka penziarahan merupakan proses untuk mencapai kepada tempat yang suci atau keramat itu. Hidup dalam Kerajaan Allah itulah tujuan penziarahan hidup kita. Ketika suasana bahagia, damai, menerima segala perkara hidup itu adalah hal-hal yang menolong kita sampai pada makna kebahagiaan dan damai sejahtera, maka kita sedang berproses dalam penziarahan itu. Keluarga yang mengalami suasana Kerajaan Allah menjadi tujuan dari kebanyakan orang yang membangun rumah tangga. Bagaimana untuk mencapainya? Inspirasi Keluarga Yusuf dan Maria Berangkat dari pengandaian keluarga adalah perjuangan dan penziarahan hidup,

maka sebagai refleksi akhir tahun 2018, dipilih satu tema refleksi bagi keluarga pegawai UKDW bertolak dari inspirasi Yusuf dan Maria (Lukas 2:1-20), yakni: “Menyimpan Segala Perkara Mulia dalam Hati”. Adapun inspirasi keluarga Yusuf dan Maria yang penting untuk diperhatikan sebagai butir-butir pembelajaran hidup, antara lain: a. Berkomunikasi mendalam dengan Allah di saat galau mengambil keputusan (Yusuf ketika bimbang dan bermaksud menceraikan Maria, tetapi malaikat Tuhan datang menguatkan bahwa ada misi Allah dalam hidup Yusuf. Demikian juga Maria ketika kepadanya disampaikan akan mengandung karena Roh Kudus, galau dengan sanksi sosial keagamaan, tetapi malaikat Tuhan menguatkan bahwa Allah memiliki misi dalam hidup Maria). Komunikasi mendalam dengan Allah menolong kita sampai pada pengambilan keputusan yang tepat dan benar dalam kehendak Allah. b. R e l a b e r p r o s e s b e r s a m a d a l a m penziarahan hidup suami-istri (Yusuf dan Maria, memaknai bahwa mereka dipersatukan oleh Allah untuk misi yang sama yakni menjadi jalan bagi datangnya Sang Imanuel). Jika dimaknai, dalam proses penziarahan batin, maka suami-istri menjadi satu untuk membawa situasi damai sejahtera bagi anak-anak yang tinggal bersamanya. c. Menjumpai dan mengalami tantangan bersama-sama dalam penyertaan Allah (Yusuf dan Maria, sedia menempuh perjalanan, berpindah kota untuk pemenuhan misi Allah, tanpa mengeluh satu sama lain, bahkan ketika harus ditolak di rumah-rumah penginapan, dan akhirnya hanya sebuah kandang bagi mereka tinggal, di mana istrinya melahirkan. Sungguh bayi Yesus lahir seperti anak yang terlantar, kekurangan fasilitas yang layak, dan jauh dari kerumunan sanak saudara). Keutamaan hidup keluarga bukan pada aspek material semata, tetapi kebersamaan menanggung segala keadaan hidup yang serba terbatas. d. Kesediaan menerima kunjungan dan berdialog dengan orang baru (Yusuf dan Maria, sebagai pendatang di Betlehem dalam situasi serba minimalis, pada akhirnya merasakan penyertaan Allah itu baik, manakala datang rombongan gembala yang turut memberi selamat dan bahagia atas kelahiran Yesus dalam keluarga mereka). Betapa silaturahmi yang diterima dengan baik, pada akhirnya mampu membawa suasana kegembiraan, ada percakapan istimewa, dan kesan mendalam yang patut dicatat. Itulah para gembala yang atas arahan para malaikat surga memberikan gambaran bayi Yesus yang lahir dalam keluarga Yusuf-Maria. Pada akhirnya dalam perjumpaan dengan orangorang baru selalu mendatangkan suasana dan harapan baru.

http://www.modafinilsale.com/jesus-christmas-wallpaper.html

e. Memaknai perjalanan hidup dalam penyertaan Allah sebagai perkara mulia yang patut direnungkan (Maria pada akhirnya makin bersyukur dan menyelami misteri Allah dalam perjalanan hidupnya sebagai pribadi, bersama dengan Yusuf pendamping setia yang dipilihkan oleh Allah. Maria mengamini segala perkara yang terjadi dalam hidupnya sebagai jalan kemuliaan Allah dan merenungkannya). Sikap reflektif mendalam akhirnya terlahir dalam hati setelah mampu memaknai arti pergumulan hidup dan kehadiran Allah yang terus menyertainya. Pengalaman Yusuf dan Maria menerima segala kehendak Allah dengan segala dinamika hidup mereka, pada akhirnya menolong kita untuk melakukan koreksi pribadi. Sebagai seorang suami dan sebagai seorang istri, menyambut kehadiran anak kecil dalam rumah kita seperti Yesus, mungkin terasa merepotkan ketika kanakkanak dan memerlukan perhatian ekstra dari orang tua. Akan tetapi itulah cinta yang sudah dihadirkan dalam keluarga. Yesus adalah cinta yang hadir di tengah keluarga Yusuf dan Maria. Yesus Kristus Hikmat Bagi Kita (1 Korintus 1:30a) Pengalaman penziarahan yang tidak mudah bagi Yusuf dan Maria, juga menguatkan perjalanan hidup kita bersama sebagai keluarga, maupun keluarga besar UKDW. Setiap pengalaman perjumpaan dengan kenyataan menjadi sebuah sarana diri mendapati hikmat/pengajaran mulia bagi kita. Ketika dalam kebingungan dan gundah, Yesus hadir menginspirasi kita untuk tidak takut, sebab Allah menyertai. Ketika kecemasan menghampiri kita karena sanksi sosial yang menjadi bayangan menakutkan akan menghancurkan nama baik UKDW, kita terinspirasi oleh Maria dengan sikap rendah

hatinya jadilah padaku seperti yang Tuhan kehendaki. Ketika sebagai keluarga besar kita mengalami selisih paham dan sulit menerima perbedaan cara pandang, pengambilan keputusan bersama, kita teringat para gembala yang rela mendengar kata para malaikat: “Hari ini telah lahir bagimu Kristus Tuhan”. Setiap ungkapan para malaikat menyadarkan kita untuk senantiasa memandang hanya pada satu fase kebahagiaan besar bagi seluruh bumi. Peristiwa kelahiran Yesus yang menyadarkan kita akan orientasi hidup ini dan hakikatnya membangun kehidupan dalam kebersamaan keluarga, demikian juga adeg kita sebagai UKDW. Semua hal yang terjadi bukan sebuah kebetulan, melainkan kenyataan yang digunakan Allah untuk memproses kita, menjadi pribadi-pribadi istimewa yang makin dewasa dan memiliki hikmat pada Yesus. Yesus Kristus hikmat bagi kita, setidaknya hal ini mendorong kita mengakhiri tahun 2018 dengan syukur dan menyiapkan diri kita menyongsong tahun 2019 dengan harapan serta perutusan yang diperbaharui. Memulai dari diri sendiri untuk rela berproses bersama Yesus, mulai dari keluarga kita masing-masing menghadirkan damai sejahtera, dan akhirnya bersama keluarga besar UKDW melakukan yang terbaik menjadi “duta wacana” Kristus. Sama seperti Yusuf dan Maria, seperti para gembala yang mau mendengar suara Allah melalui para malaikatNya. Selamat menjalani penziarahan hidup dan memaknainya dengan hikmat yang bersumber pada Yesus Kristus, Tuhan dan sumber inspirasi hidup kita. Semoga semakin berkenan untuk mengadakan latihan berziarah dalam hidup dan menyimpan segala perkara yang mulia dalam hati kita. Selamat Natal 2018 dan menyongsong Tahun Baru 2019. Tentrem rahayu ingkang pinanggih. [NM]


Office of International Affairs

11

Experiencing ACUCA Student Camp 2018 in Thailand

U

niversitas Kristen Duta Wacana (UKDW) sent its representatives to join ACUCA Student Camp. This year, this program was held at Christian University of Thailand (CUT) in Nakhon Pathom, Thailand from October 10 - 14, 2018. More than 50 students participated in this camp. They came from eight Asian countries, i.e. Philippines, Thailand, Korea, Japan, India, Hong Kong, and Taiwan. UKDW sent two students, namely Ira Luik and Maximeliana Masela, both from English Education Department. These students were led by Joko Purwadi, S.Kom., M.Kom. who serves as the Vice President for Student Affairs, Alumni, and Information. On the very first day, all of the participants arrived at CUT and did the registration while being informed their roommate. Then, it was followed by the opening ceremony at the Auditorium of CUT. During this camp, the students stayed in the CUT dormitory. On the second day, Rev. James E Wilder, Ph.D. as the keynote speaker talked about the theme of ACUCA Student Camp 2018 “The

foto:dok/Ira Luik

foto:dok/Ira Luik

Internet's Impact on Identity and Character Development of Students in Asian Christian Higher Education: Issues and Solutions”. He shared a lot about how the internet dramatically changes students' mind, and he also gave the solutions to deal with it. Afterward, the session was continued with the students' turn to present their video, poster, and paper that they have prepared before. The next activity was the cultural performance. The students were asked to perform one of the traditional dances from

each country. Twenty five students who came from Indonesia performed Maumere Dance. The Conference of ACUCA was conducted on the third day. It was officially opened by ACUCA President Dr. Rux Prompalit, then followed by the first discussion time in order to respond the keynote talks on the first day. The students were divided into groups of six people from different countries and were asked to summarize the key ideas with the mind-mapping method. In the next activity, the students were arranged to work in a group

based on their country so they could prepare a country group presentation in front of the conference attendees. They had to share their ideas about applying the theme of ACUCA in their country. When the night came, every country taught its traditional dance or game to one another. During that time, Indonesian students chose to teach Dangdut dance to the other participants. The day before all of the participants left CUT, they visited two famous places in Thailand which were Nativity of Our Lady Cathedral and Amphawa Floating Market. On the way to the first destination, the participants stopped for lunch at a restaurant in Bangkok. After more than two hours journey, they arrived and joined the worship. There was also a welcome speech from the pastor. Amphawa Floating Market offers various kinds of merchandise for the visitors to buy. As the last activity, it was the time of reflection. All of the participants reflected about how these five days brought unforgettable memories in their life. That was such a good experience to join ACUCA Student Camp 2018. [Ira Luik]

UKDW Signs MoU with Shu-Te University and I-Shou University - Taiwan

U

niversitas Kristen Duta wacana (UKDW) has broadened its network in Taiwan by collaborating with more Taiwanese University, i.e. Shu-Te University and I-Shou University. The MoU signing was conducted during the visit of the President of UKDW Dr. Henry Feriadi to Shu-Te University and I-Shou University on October 25 and 26, 2018 respectively. Shu-Te University is a private university located in Kaohsiung, Taiwan. It was established in 1986 as Shu-Te Institute of Technology, then became Shu-Te University in 2000 after obtaining accreditation from the Ministry of Education. Shu-Te University's institutional motto is being Academic, Intellectual, Happy, and Hopeful. The university states its commitment in

UKM Zone

M

alam keakraban Keluarga Mahasiswa Katolik Universitas Kristen Duta Wacana (KMK UKDW) dilaksanakan dengan tujuan agar mahasiswa katolik UKDW dapat saling mengenal dan akrab. Demi tercapainya tujuan ini, pengurus KMK membuka kesempatan bagi mahasiswa seluruh angkatan yang dilaksanakan pada 3 – 4 November 2018. Acara diawali dengan berkumpulnya para mahasiswa di Gedung Agape pada pukul 08:00 WIB. Kegiatan dimulai dengan absen peserta dilanjutkan games. Pada pukul 11:30 WIB rombongn berangkat menuju wisma Duta Wacana. Sesampainya di Wisma Duta Wacana, panitia mengadakan ice breaking. Selanjutnya pembagian empat kelompok untuk KMK Idol, sesi ini merupakan sesi dimana para peserta makrab menunjukkan kebolehannya dengan kategori yang sudah ditentukan oleh panitia. Dua kategori yang ditawarkan diantaranya Drama Musical dan Dance. Setelah penentuan performance, peserta melakukan dinamika kelompok untuk mempersiapkan performance. Dalam kegiatannya di wisma, para mahasiswa juga

developing students with skills and knowledge not only in the humanities and sciences but also in organizational leadership and problem-solving. This university currently consists of five colleges (College of Management, College of Informatics, College of Design, College of Applied Social Science, and College of Liberal Education) with a total of nineteen departments, nine graduate schools, a doctoral program, continuing education division, and the two-year continuing education vocational school. Formerly known as Kaohsiung Polytechnic Institute, I-Shou University is also a private university in Kaohsiung, Taiwan. I-Shou University was established in 1986 by Chairman I-Shou Lin of E United

Group to commemorate his mother as well as to benefit the villages and towns where he started his business. It was also Mr. Lin's way of giving back to the society and accomplishing his lifelong mission of nurturing highly educated professionals for the country. I-Shou University currently has nine colleges: College of Electrical & Information Engineering, College of Science & Engineering, College of Management, International College, College of Language Arts, College of Tourism & Hospitality, College of Communication & Design, College of Medicine, and College of Indigenous Studies, and it works toward becoming an international comprehensive university w h i c h e qu a l l y va l u e s h u m a n i t i e s a n d technology as well as cultivates professionals

to serve the current and future needs of the industry. These new partnerships will open more opportunities for student and faculty exchange, joint research, joint academic as well as cultural activities, and exchange of information, publications, and materials for academic purposes. “One of the interesting programs we talked during my visit to Taiwan was 3+1+1 program. It's a three years of classes at UKDW with the fourth year taken at partner university in Taiwan to finish bachelor's degree, then followed by one year of master's degree also in Taiwan,” Dr. Feriadi said. [drr]

Makrab Keluarga Mahasiswa Katolik UKDW mendapatkan kesempatan untuk mengenal keadaan wisma lebih dekat, khususnya bagi para mahasiswa yang belum pernah menyambangi wisma ini. Penampilan kelompok-kelompok dalam KMK Idol cukup menarik perhatian para peserta maupun panitia makrab. Suasanya begitu pecah dengan suara tawa dari menonton penampilan yang disuguhkan. Usai penampilan dari KMK Idol, para peserta dan panitia mengadakan sesi barbeque untuk semakin mengakrabkan satu sama lain. Kegiatan pada hari pertama makrab KMK bertujuan untuk mempererat hubungan serta menumbuhkan kreativitas mahasiswa KMK UKDW. Pada hari kedua acara dimulai dengan senam bersama pada pukul 06:00 WIB. Setelah senam bersama, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok yang berbeda dengan kelompok KMK Idol. Pada sesi outbond, peserta akan melaksanakan lima tantangan diantaranya estafet tali, karet berjalan, hafal ayat alkitab, doris boris, dan barisan perkenalan. Setelah sesi outbond, masuk pada sesi MCK. Panitia menentukan juara setiap game dan mengumumkan pemenang, lalu

foto:dok/Pantia

acara terakhir adalah kesan dan pesan dari perwakilan peserta dan panitia serta reward

untuk panitia. Kegiatan makrab KMK UKDW ditutup dengan foto bersama. [Krisjayanti]


Serba UKM - Serbi Zone

12

Mengenal Empat Tempat Bersejarah di Yerusalem

S

ebagai salah satu kota tertua di dunia, Yerusalem memiliki banyak tempat bersejarah yang sayang untuk dilewatkan ketika mengunjungi kota ini. Kali ini Koran Kampus merangkum beberapa tempat bersejarah yang paling terkenal di Yerusalem.

Tembok Ratapan West Wall

The Garden Tom The Garden Tomb adalah salah satu dari beberapa situs bersejarah yang diklaim sebagai lokasi pemakaman Yesus. Makam ini ditemukan pada tahun 1861 dan di dalamnya terdapat ruang ganda dimana pengunjung dapat mengamati setiap hal yang ada. Kini situs ini tidak pernah sepi pengunjung.

Gereja Makam Kudus Gereja Makam Kudus menjadi tempat yang sangat bersejarah bagi umat Kristiani karena tempat ini diyakini sebagai Calvary atau Golgota, yaitu tempat dimana Tuhan Yesus disalib dan dikubur. Gereja ini berada di kota tua Yerusalem yang selalu dikunjungi oleh ratusan ribu wisatawan setiap tahunnya.

Tembok ini adalah lokasi suci bagi umat Yahudi dan sebagian Nasrani. Seraya berdoa mereka biasanya akan menyelipkan kertas permohonan pada dinding ratapan tersebut.

Di tempat ini akan dijumpai banyaknya orang-orang yang berdoa bahkan ada yang sampai menangis dan histeris karena teringat akan dosa-dosa yang pernah diperbuatnya. Tembok ini dijadikan sebagai tembok paling suci oleh orang Yahudi. Di tembok ini kaum Yahudi banyak yang menghadap ke tembok kemudian berdoa. Hal itu sudah terjadi sejak jaman dahulu, sejak bait Allah dihancurkan pada abad ke70 bangsa Roma. Tembok ratapan ini dekat dengan Western Wall Tunnel di mana peziarah bisa melihat tembok dipenuhi dengan lorong seperti rumah sakit. Tembok tersebut dipenuhi dengan celah celah yang bisa digunakan untuk berjalan pengunjung.

Via Dolorosa Via Dolorosa yang memiliki arti jalan kesengsaraan merupakan tempat yang diyakini sebagai jalur yang dilewati Tuhan Yesus saat memikul salib. Lokasi ini sudah ditetapkan sejak abad ke-18. Jalur tersebut ditandai dengan sembilan tanda salib, di mana lima tanda lainnya berada di Gereja Makam Kudus. [Santi, dirangkum dari berbagai sumber]

Rayakan Keberagaman, Wujudkan Perdamaian

D

alam rangka menyambut Hari Perdamaian Internasional dan peringatan Hari Sumpah Pemuda, Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) menyelenggarakan kegiatan “Pameran Religius Nusantara dan Kebhinekaan�. Acara yang diadakan di Auditorium Koinonia pada hari Sabtu, 27 Oktober 2018 tersebut mengusung tema “The Right to Peace�, sesuai tema International Peace Day 2018. Rangkaian acara diawali di halaman Auditorium Koinonia dengan sambutan yang dibawakan oleh Joko Purwadi, S.Kom., M.Kom, selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Informasi, dilanjutkan dengan pelepasan burung merpati sebagai simbol perdamaian dan semangat kebhinekaan Indonesia bersama para tokoh agama. Pada kesempatan tersebut, hadir para tokoh yang mewakili agama Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Buddha, Kong Hu Cu, serta penghayat kepercayaan. Pameran sehari tersebut memiliki tujuan untuk memperkenalkan keragaman keagamaan di Indonesia termasuk kekhasan yang dimiliki. Selain itu, relasi antar mahasiswa lintas agama dan universitas juga turut dijalin melalui acara tersebut, sehingga kebersamaan, kemajemukan, dan kedamaian antar pemeluk agama tetap

Galeri Foto

terjaga. Tidak hanya itu, acara yang dihadiri oleh kurang lebih 150 mahasiswa dan tokoh lintas agama tersebut bertujuan memperingati Hari Perdamaian Internasional dan Hari Sumpah Pemuda secara bersama-sama dengan komponen keagamaan masyarakat, sekaligus mengikrarkan kebhinekaan Indonesia sebagai bentuk semangat dalam mencintai bangsa Indonesia. Pada kesempatan tersebut, dibacakan ayat-ayat tentang perdamaian yang diambil dari Kitab Suci dari masing-masing agama. Tidak hanya menghadirkan para tokoh agama dan penghayat kepercayaan, acara tersebut juga diisi dengan sesi refleksi dan diskusi bersama para tokoh. Sesi yang dipandu oleh Pdt. Wahju Satria Wibowo, MA, Ph.D tersebut membahas dan mengupas ajaran dari masing-masing agama untuk mewujudkan perdamaian. Pada akhir diskusi, disimpulkan bahwa tujuan luhur setiap manusia dan semua agama pada dasarnya adalah menghendaki adanya perdamaian, karena setiap agama memiliki falsafah yang serupa yakni mewujudkan cinta kasih melalui perdamaian. Diperlukan sinergi antara masyarakat, instansi, dan pemerintah untuk mewujudkan hal tersebut. Masyarakat melalui organisasi dan komunitas, khususnya pemuda, dapat menjadi motor penggerak

foto:dok/KK.Biro IV

foto:dok/KK.Biro IV

untuk menanamkan nilai perdamaian pada semua kalangan. Acara menjadi semakin meriah ketika berbagai macam kesenian ditampilkan. Salah satunya ialah hadrah yang merupakan pembacaan sholawat nabi yang diiringi rebana sebagai wujud rasa cinta umat Islam kepada nabinya. Tak ketinggalan, beberapa kelompok paduan suara turut memeriahkan acara tersebut lewat lagu-lagu yang dibawakan. Mereka adalah kelompok paduan

foto:dok/KK.Biro IV

suara Imanuel Choir (UKRIM), PSM Marturia (Sekolah Tinggi Agama Kristen Marturia Yogyakarta), Talitakum Choir (Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta), White Angel Choir (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bethesda Yakkum Yogyakarta), dan kolaborasi paduan suara Gita Shavana (Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta) dengan Sorbum Choir (Fakultas Teologi UKDW). [rap]

WISUDA SARJANA & PASCASARJANA UKDW PERIODE 24 NOVEMBER 2018


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.