Universitaria
VOL.14/SEP 2020
3
UKDW Raih Juara Favorit IFCC 2020
T
idak ada batas dalam mencari inspirasi dan ide, serta berkreasi. Inspirasi dan ide bisa datang dari mana saja dan kapan saja. Bisa dari lingkungan alam yang beragam maupun dunia perkotaan yang modern. Siapa sangka bahwa suatu inspirasi dan ide menghasilkan suatu kreasi yang baik, menarik, dan memecahkan berbagai permasalahan. Pernyataan ini merupakan sebuah gambaran dari tema yang diambil untuk Indonesia Footwear Creative Competition (IFCC) tahun 2020 yaitu Tell Your Own Process. Setiap tahun, Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) dan Kementerian Industri menyelenggarakan IFCC, bersama dengan Footwear Forum Indonesia. Kompetisi dengan konsep 3-in-1, yakni design, photography, dan videography, mengenalkan para generasi muda bahwa alas kaki adalah bagian dari fashion, perkembangan industri, dan salah satu bisnis yang menjanjikan, serta mengajak para generasi muda untuk menggali potensi mereka dalam dunia bisnis dan desain. IFCC 2020 telah diikuti oleh lebih dari 100 peserta, termasuk Frans Loviga Surbakti, seorang alumni Program Studi (Prodi) Desain Produk Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta dan Matthew Christiadhi Pradipa, seorang mahasiswa angkatan 2018 Prodi Desain Produk UKDW Yogyakarta dan peraih Juara ke-2 dalam IFCC tahun 2019. Memiliki hobi dan citacita yang sama, mereka berdua tidak melewatkan kesempatan untuk ikut serta dalam IFCC 2020. Ini adalah kedua kalinya mereka mengikuti kompetisi design footwear. "Karena tahun ini temanya berbeda dan lebih mendalam, lebih detail makanya saya ingin mencoba, mencari pengalaman dan pengetahuan baru," ungkap Matthew. Mengangkat tema "Tell Your Own Process", IFCC tahun ini menantang para peserta untuk menjadi problem solver dari kondisi yang ada saat ini. Tema ini juga mengarahkan para peserta untuk membuat sebuah produk dengan pemikiran yang kritis dan analitis sehingga menghasilkan sesuatu yang memiliki nilai yang original. Frans dan Matthew mengambil permasalahan yang sama, yaitu kenyamanan saat memakai sepatu, namun pada bidang yang berbeda. Matthew membuat desain sepatu yang diberi nama "Uakarii", dengan konsep dari salah satu spesies katak beracun, Ranitomeya Uakarii. Mahasiswa kelahiran Cirebon ini mengaku alasannya mengambil inspirasi katak ini disebabkan oleh kemampuan seekor katak yang mudah beradaptasi terhadap lingkungannya, sehingga diaplikasikan ke dalam desain sepatu All Terrain dengan menambahkan warna dari katak tersebut dan dua garis berbentuk "U" menjadi ciri khas dari sepatu "Uakarii". Sedangkan, desain sepatu dari Frans yang merupakan alumni angkatan 2015, "Rebirth" mengangkat solusi untuk masalah kenyamanan para pemakai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Sales Promotion Boys (SPB) saat dan sesudah bekerja. Diberi nama "Rebirth" karena merupakan sepatu formal yang lahir kembali dengan desain yang modern dan trendy, dengan pilihan warna yang terinspirasi dari mobil Aston Martin Db11. Proses pengerjaan dan pengiriman desain dilakukan selama dua bulan, kemudian dilanjutkan dengan presentasi akhir pada bulan September. Berkat kematangan pada konsep awal mereka, kedua desain dari alumni dan mahasiswa UKDW Yogyakarta berhasil masuk ke dalam sepuluh besar sedangkan desain sepatu Matthew berhasil meraih Juara Favorit dalam ajang IFCC 2020. "Mungkin karena kematangan konsep awal dan detail-detail yang sudah kita buat, bisa mencapai prestasi ini," ungkap Frans. Matthew dan Frans pun mengungkapkan
Karya Frans foto:dok.pribadi
Karya Matthew
kesannya selama mengikuti IFCC, "Sebenarnya yang saya dapatkan bukan hanya prestasinya, tapi pengalaman selama mentoring. Karena di situ, kita dibimbing oleh para desainer sepatu Indonesia yang lebih berpengalaman, yang lebih jago soal desain sepatu apapun. Jadi, ilmu-ilmu yang didapatkan, saran dari mereka itu pengalaman yang lebih berharga dari IFCC tahun ini," ujar Matthew. "Sebenarnya bangga dan bersyukur juga karena dapat masuk sepuluh besar, banyak ilmu yang didapatkan setelah ikut kompetisi ini dan dimentoring oleh para desainer," tambah Frans. Segala pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh oleh Frans dan Matthew akan dijadikan sebagai bekal yang berguna pada saat mengembang skill desain mereka maupun saat bekerja di perusahaan sepatu. "Nantinya pengalaman yang
saya punya, mau saya bawa ke profesi footwear designer karena sudah menjadi cita-cita saya. Tentunya, masih banyak yang harus saya pelajari sebelum menjadi desainer yang matang, maka saya masih harus terus belajar. Saya berharap pengalaman yang saya dapatkan ini bisa membantu teman-teman untuk berjuang di dunia desain dan bisa mendorong teman-teman untuk memanfaatkan kesempatan yang ada dan mencoba bersaing dengan orang-orang di luar kampus," pesan Matthew. Frans, sebagai seorang alumni dari Prodi Desain Produk UKDW Yogyakarta juga menyampaikan sebuah pesan harapan kepada para mahasiswa yang masih berjuang di kampus. "Saya berharap untuk teman-teman semua bahwa dalam berkompetisi, kita dapat mengetahui potensi yang ada dalam diri dan dapat dijadikan motivasi untuk
foto:dok.pribadi
meningkatkan karya yang lebih baik lagi. Semangat terus, terutama untuk teman-teman dari Prodi Desain Produk UKDW, semangat terus dan tunjukkan kalau anak Prodi Desain Produk UKDW juga keren," pungkasnya. [Abigail N.P.H]
Menaati Allah (Obedience to God) Merupakan wujud ucapan syukur kepada Allah dengan melakukan pekerjaan baik yang dipercayakan kepada umat-Nya.
Melangkah dengan Integritas (Walking in Intergrity) Menunjukkan kesatuan antara hati, pikiran, kata dan tindakan.
Nilai-Nilai Universitas Kristen Duta Wacana
Melakukan yang terbaik (Straving to Excellence) Melaksanakan seluruh pekerjaan dengan sepenuh hati seperti untuk Allah, bukan untuk manusia.
Melayani Dunia (Service to the world) Meneladani Yesus Kristus dalam karya-Nya yang menyeluruh dan utuh.
Universitaria
4
VOL.14/SEP 2020
Collaboration for Creative: Kreatif dan Inovatif
K
egiatan Collaboration for Creative (CfC) merupakan kegiatan kolaborasi antara Himpunan Mahasiswa Program Studi Manajemen (HMPSM) dan Himpunan Mahasiswa Program Studi Akuntansi (HMPSA) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta, dimana kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa Fakultas Bisnis UKDW Yogyakarta dari berbagai angkatan. CfC diadakan dari tanggal 4 September 2020 sampai 6 September 2020 dan berlangsung selama tiga hari melalui media Zoom, Google Meet, dan Google Classroom. Pembukaan CfC dilaksanakan pada tanggal 4 September 2020 melalui media Zoom yang secara resmi dibuka oleh Dekan Fakultas Bisnis, Dr. Perminas Pangeran. M.Si. "Kegiatan Collaboration for Creative merupakan kegiatan yang sangat penting untuk menunjang skill mahasiswa Fakultas Bisnis dalam berpikir kreatif dan inovatif, dimana kegiatan ini sudah sejalan dengan visi dan misi Fakultas Bisnis,
foto:dok.panitia
mahasiswa dapat berlatih dalam membuat logo, poster, dan CV mereka dengan kreatif untuk menunjang karir mahasiswa Fakultas Bisnis
setelah lulus nantinya," kata Perminas. Selama tiga hari berturut-turut peserta diarahkan oleh Yehezkiel Novaldi seorang
mahasiswa Program Studi (Prodi) Desain Produk UKDW Angkatan 2017 yang bertugas sebagai tutor dan teknisi dalam melakukan desain melalui aplikasi Corel Draw dan Photoshop. Peserta lalu melakukan pembuatan desain melalui video tutorial yang telah dibuat oleh tutor, dan di akhir kegiatan peserta diminta untuk membuat desain poster yang bertajuk "New Normal". Pada kegiatan CfC ini diambil dua desain terbaik dari peserta. Terpilih sebagai desain terbaik adalah Kevin Hadi Priyono dari Prodi Manajemen Angkatan 2018 dan Danang Adi Yuandita dari Prodi Manajemen Angkatan 2019. Para pemenang berhak mendapatkan hadiah sebesar Rp 100.000,-. CfC diharapkan menjadi sebuah kegiatan yang terus dilakukan agar dapat mewujudkan visi dan misi Fakultas Bisnis untuk membentuk mahasiswa Fakultas Bisnis yang kreatif dan inovatif dalam segala bidang di kemajuan zaman dan teknologi. [Bilgan]
Mengenal Kehidupan Kampus Melalui OKA
P
ada hari Selasa, 8 Agustus 2020 pukul 08.00 Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta menyelenggarakan Orientasi Kehidupan Akademik (OKA) tahap pertama melalui platform Zoom dengan tema "Melibatkan Diri Dalam Pemulihan Keutuhan Ciptaan". Semua mahasiswa baru diwajibkan untuk mengikuti OKA dari tahap pertama sampai dengan ketiga. Acara ini dilakukan secara online dikarenakan adanya pandemi Covid-19, guna untuk membekali mahasiswa untuk siap melaksanakan kuliah secara daring di rumah masing-masing. Terdapat 653 mahasiswa yang bergabung dalam pembekalan ini, yang berasal dari tujuh fakultas yang ada di UKDW Yogyakarta. Ada tiga tahap OKA yang dikemas sedemikian eďŹ sien oleh Universitas untuk membantu mahasiswa baru dalam menghadapi perkuliahan. Untuk tahap pertama, mahasiswa akan menerima materi yang sangat dasar dan wajib diketahui
foto:dok.panitia
oleh mahasiswa pada umumnya. Adapun mahasiswa baru difasilitasi dengan adanya mapen (mahasiswa pendamping) jika terdapat kendala dalam melaksanakan OKA yang sedang berlangsung. Misalnya, kendala pada saat mengerjakan tugas OKA, sign up SSAT, dan lain sebagainya. Dikarenakan pada saat kuliah mulai berlangsung pada tanggal 14 September 2020, maka mahasiswa diharuskan sudah kenal betul e-class sampai dengan moodle yang akan menjadi teman baik mahasiswa
dalam kuliah di UKDW Yogyakarta. Pada pembukaan OKA, Rektor UKDW Yogyakarta Ir. Henry Feriadi, M.Sc., Ph.D. menjelaskan mengenai visi, misi dan nilai kedutawacanaan dilanjutkan dengan sejarah berdirinya UKDW Yogyakarta. Sesi kemudian dilanjutkan dengan penjelasan OKA yang dibawakan oleh Willy Sudiarto Raharjo, S.Kom., M.Cs tentang aturan pada masa OKA dan penjelasan OKA di UKDW Yogyakarta. Selanjutnya pada tanggal 9 September 2020, para peserta diberi materi Bela Negara yang dibawakan oleh Joko Purwadi, S.Kom., M.Kom. Joko Purwadi menjelaskan tentang aturan yang harus ditaati oleh mahasiswa misalnya dilarang untuk mengedarkan, membeli dan memakai narkotika di area kampus. Joko Purwadi juga menyampaikan bahwa sebagai mahasiswa Indonesia, kita harus menyalurkan kepintaran kita kepada bangsa untuk Indonesia yang maju. Sesi dilanjutkan dengan materi
Kampus Merdeka yang dibawakan oleh Dr. Charis Amarantini, M.Si. dimana Charis Amarantini menjelaskan mahasiswa nantinya pada Prodi A bisa mengambil mata kuliah di Prodi B untuk menambah wawasan akan hal yang sedang diminati. Pada kegiatan OKA Fakultas dan OKA Prodi dimana mahasiswa dikelompokkan terlebih dahulu per fakultas untuk dijelaskan secara singkat mengenai fakultas yang mereka pilih. Para peserta juga diberi motivasi bisa dicapai dari cerita Alumni yang sudah bekerja. Pada kegiatan OKA Prodi, mahasiswa baru dipertemukan dengan Ketua Prodi yang menjelaskan evaluasi mahasiswa, dan peran dosen wali, dimana dosen wali ini akan menjadi orang tua di kampus yang akan menemani mahasiswa baru dalam perkuliahan setiap hari. (Jeslyn)
Universitaria
VOL.14/SEP 2020
5
UKDW Terima Hibah PHP2D Kemdikbud
E
ra revolusi industri 4.0 memiliki peluang dan tantangan tersendiri dalam penerapannya di Indonesia. Teknologi informasi menjadi poin yang mendominasi. Tidak hanya dalam proses produksi tetapi tentang bagaimana masyarakat menguasai dan memanfaatkan teknologi informasi sehingga dapat memberikan kontribusi dalam proses produksi tersebut. Kolaborasi antara pemerintah, industri, institusi pendidikan, dan masyarakat menjadi penting agar Indonesia mampu bersaing dan bertahan di era ini. Hal inilah yang mendasari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) mengadakan Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D). PHP2D merupakan sebuah program yang mendorong perguruan tinggi di Indonesia untuk menumbuhkan rasa peduli dan kontribusi kepada masyarakat di desa, serta membantu desa untuk menemukan dan mengembangkan potensi yang sudah ada menjadi sebuah kegiatan nyata yang bermanfaat dan berkelanjutan. "Terwujudnya Mahasiswa Berdaya Saing Melalui Kolaborasi Dalam Pengembangan Masyarakat Desa di Era Industri 4.0" dipilih sebagai tema PHP2D tahun ini. Di tengah pandemi COVID-19, Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) ikut berpartisipasi dalam PHP2D ini dengan mengajukan dua proposal. Proposal pertama diajukan oleh Tim
Konservasi Ekowisata (GAPPALA UKDW). Proposal kedua dari Kelompok Studi Pembinaan dan Pemberdayaan Desa dengan Ester Nurhana Kusumawati sebagai ketua kelompok dan Drs. Djoko Rahardjo, M. Kes selaku dosen pembimbing. Kedua kelompok ini dibina oleh Winta Adhitia Guspara, S.T, M.Sn. selaku Kepala Biro Kemahasiswaan, Alumni, Dan Pengembangan Karir (Biro III). Setelah proses seleksi yang dilakukan sejak tanggal 11 Juli sampai 4 Agustus 2020, Kemendikbud mengumumkan 253 proposal yang berhasil lolos seleksi. Proposal yang diajukan oleh Kelompok Studi Pembinaan dan Pemberdayaan Desa UKDW, dengan judul "Peningkatan Produktivitas dan Keberlanjutan Kampung Sayur Bausasran Menuju Kampung Mandiri Pangan Berbasis Urban Farming pada Masa dan Pasca Pandemi" menjadi salah satu proposal yang lolos dan berhak menerima hibah. "Program ini akan dilaksanakan sejak 14 Agustus 2020 dan rencananya akan berakhir pada bulan November 2020. Melalui program ini, kami ingin warga kampung sayur Bausasran, terutama yang berada di RW 9 sampai RW 12 dapat mengembangkan dan meningkatkan produktivitas pertaniannya. Kami berharap kesejahteraan warga menjadi lebih baik," ujar Ester. Dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang berlaku saat ini, beberapa
foto:dok.pribadi
kegiatan seperti pelatihan, pembuatan mini kios untuk pemasaran, lokakarya, dan penyerahan serta implementasi masterplan ekowisata akan dilakukan secara luring dan daring. Aktivitas yang memang harus dilakukan di lapangan, akan dibagi ke dalam beberapa pertemuan dengan melibatkan sedikit orang dalam kelompok kecil. "Kami berharap program ini dapat berkelanjutan dan memberikan perubahan bagi masyarakat. Nantinya, keberhasilan program akan kami ukur dengan adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan bertani warga Kampung Bausasran, terbentuknya kelompok pemuda tani, adanya
perencanaan produksi oleh kelompok tani, meningkatnya jumlah produksi pertanian, terbukanya peluang kerja baru sebagai petani, dan terus terjalinnya kemitraan antara UKDW sebagai perguruan tinggi dengan Bausasran sebagai desa binaan. Kami juga menginginkan adanya diskusi para pimpinan perguruan tinggi tentang rencana konversi mata kuliah menjadi beberapa kegiatan pengabdian masyarakat sebagai implementasi program Kampus Merdeka," tambah Ester. [Abigail N.P.H].
Program Studi FK UKDW Beri Pelatihan Pembentukan Kader Remaja New Normal
P
enyebaran Covid-19 di Indonesia saat ini sudah mencapai angka 200.000 kasus dengan jumlah 34 provinsi terdampak. Hingga saat ini DIY memiliki 1.595 kasus dengan jumlah 527 kasus di Kabupaten Bantul dan 19 kasus ditemukan di Kecamatan Sanden. Pandemi Covid-19 ini sudah berlangsung sejak bulan Maret 2020 dan sampai saat ini masih ditemukan kasus baru. Oleh karena itu masyarakat harus disiapkan supaya dapat hidup dengan kondisi normal baru yang berbeda dengan keadaan sebelum pandemi. Melihat hal tersebut, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana (FK UKDW) bekerjasama dengan Puskesmas Sanden melakukan kegiatan pengabdian masyarakat berupa pelatihan "Pembentukan Kader Remaja New Normal" pada hari Rabu, 9 September 2020 di Gedung Pertemuan Balai Desa Murtigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul. Kegiatan ini juga dilakukan dalam rangka Dies Natalis ke11 FK UKDW. Acara dihadiri oleh Perangkat Desa, Babinsa Koramil dan Polsek Sanden, para pemuda remaja yang tergabung dalam wadah pemuda yakni KOMMPI (Komunitas Muda Mudi Piring 1) dan Komunitas Pemuda Wonoroto. Adapun pembawa materi dalam pelatihan ini adalah dr. Daniel Chriswinanto Adityo N, MPH (FK UKDW), dr. Yanti Ivana, M.Sc (FK UKDW), Dr. drg. MM Suryani Hutomo, MDSc (FK UKDW), dan Novika Kurniawati (Puskesmas Sanden). Kepala Puskesmas Sanden, drg. Suyatmi, MM, menyatakan bahwa kondisi Covid-19 di KIecamatan Sanden berjumlah 19 kasus. "Sampai saat ini vaksin belum ditemukan namun kegiatan tetap berjalan dengan melakukan protokol kesehatan. Kami harap masyarakat Bantul berupaya untuk meningkatkan imunitas tubuh," ungkapnya. Sambutan dari Fakultas Kedokteran UKDW yang diwakili oleh Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama, dr. Daniel CAN, MPH menyatakan bahwa penanganan Covid-19 di lini terdepan adalah masyarakat, bukan dokter. Salah satu tugas dokter dalam kasus ini adalah mencegah supaya tidak ada pasien yang meninggal. Manfaat dari Pembentukan Kader New Normal ini sendiri adalah dapat memberikan pemahaman tentang kebiasaan baru yang harus diterapkan, sehingga mampu mencegah penyebaran Covid-19 dan dapat mengetahui cara
foto:dok.fk
foto:dok.fk
foto:dok.fk
foto:dok.fk
foto:dok.fk
foto:dok.fk
pencegahan gejalanya, sehingga peserta mampu menginformasikan kegiatan ini ke masyarakat. Dalam materi yang disampaikan dengan judul "New Normal di Era Pandemi", dr. Daniel, MPH memaparkan tentang pembatasan kegiatan di Era New Normal yang harus diperhatikan penanganannya. "Covid-19 membawa dampak yang sangat besar terhadap semua aktivitas di dunia. Hampir semua kota di Indonesia sudah memiliki transmisi lokal, yaitu penularan tanpa bepergian ke luar kota. Di awal Mei Pemerintah mengajak untuk menghadapi tatanan dunia baru, yaitu tatanan, kebiasaan dan perilaku yang baru berbasis pada adaptasi untuk membiasakan perilaku hidup bersih," terangnya. Materi kedua disampaikan oleh dr. Yanti Ivana, M.Sc dengan judul "Pentingnya Menjaga Daya Tahan Tubuh". "Berdasarkan data per Mei 2020, pasien yang terkena Covid-19 banyak didominasi
oleh lansia, namun tidak menutup kemungkinan dapat menjangkit semua usia (batita, balita, anakanak, remaja, dewasa, dan orang tua). Daya tahan tubuh yang menurun dapat meningkatkan paparan virus atau bakteri untuk masuk ke dalam tubuh," tuturnya. Lebih lanjut Yanti menyebutkan bahwa setiap bagian tubuh manusia sudah memiliki benteng pertahanan untuk mencegah paparan virus/bakteri masuk ke dalam tubuh, namun jika daya tahan tubuh menurun maka tidak menutup kemungkinan ada paparan virus/bakteri yang masuk ke dalam tubuh. Cara memperoleh daya tahan tubuh yang optimal adalah mengelola stres dengan baik, melakukan aktivitas ďŹ sik/olahraga secara rutin, makan makanan sehat dengan slogan "isi piringku" (yaitu makanan yang mengandung 50 % buah dan sayur; 50 % lainnya terdiri dari karbohidrat dan protein), berjemur sinar matahari, dan istirahat yang
cukup (tidur yang berkualitas dapat dilakukan dengan cara menghindari kafein dan alkohol, matikan alat alat elektronik, serta mengikuti jadwal tidur harian). Materi ketiga dengan judul "Rumah Tangga Sehat" dibawakan oleh Dr. drg. MM Suryani Hutomo, MDSc. Dalam penjelasannya disebutkan perlunya menerapkan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) dalam menghadapi Covid-19 yaitu dengan memperhatikan pola hidup sehat dalam keluarga, contohnya adalah rajin mencuci tangan, memelihara kebersihan tubuh, memakan makanan sehat, serta tertib dalam penggunaan masker. Penerapan PHBS saat dalam pola adaptasi kebiasaan baru merupakan kondisi yang harus dipatuhi. Selanjutnya Novika Kurniawati menyampaikan materi yang keempat dengan judul "Aktivitas Fisik di Masa Pandemi Covid-19". Ia menyatakan bahwa individu yang kurang gerak akan mengalami penurunan imunitas tubuh, maka perlu dilakukannya aktivitas dalam intensitas sedang yang dapat dilakukan di rumah. Ia juga menyarankan untuk tidak melakukan olahraga dalam kondisi ďŹ sik yang sedang sakit dan menghindari latihan berat yang akan beresiko cedera. "Kita dapat melakukan latihan aerobik (disebut juga latihan jantung dan paru) dengan melakukan kegiatan jalan di sekitar rumah, senam aerobik, loncat tali, treadmill, serta latihan anaerobik yaitu melakukan gerakan push up, squat, dan crunches. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan aktivitas ďŹ sik adalah aktivitas itu dilakukan dengan baik yaitu sesuai dengan kemampuan dan tidak dilakukan di lingkungan yang berbahaya. Kemudian dilakukan dengan benar seperti melakukan pemanasan terlebih dahulu, latihan inti, dan pendinginan. Selanjutnya dilakukan secara terukur (tidak berlebihan) dan teratur (dilakukan 3-5 kali dalam seminggu)," terangnya. Kegiatan ditutup dengan pemberian bantuan secara simbolis berupa alat semprot disinfektan dan obat-obatan medis. Setelah mengikuti pelatihan ini, diharapkan para peserta bisa memberikan penyuluhan ke masyarakat sekitarnya yaitu di Pedukuhan Piring 1 dan Pedukuhan Wonoroto, supaya dapat mencegah penyebaran Covid-19. Selanjutnya, akan dilakukan pemantuan lebih lanjut oleh penyelenggara. (AD)
Universitaria
6
VOL.14/SEP 2020
Billy Sabet Dua Penghargaan di LENSA SCREEN 2020
L
awrence Billy Vasco Djama mahasiswa Bioteknologi angkatan 2017 Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta kembali memenangkan lomba penelitian esai yang kedua kalinya di tahun 2020 dalam ajang LENSA SCREEN 2020. Lomba Esai Nasional SCREEN 2020 atau yang disingkat LENSA SCREEN 2020 adalah ajang kompetisi penulisan esai yang diselenggarakan oleh Unit Kegiatan mahasiswa tingkat Fakultas (UMKF), yakni YKMF Penelitian SCREEN (Social Community of Research and Empowerment) Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta pada tahun 2020. LENSA SCREEN 2020 ditujukan untuk seluruh mahasiswa D3/D4/S1 sederajat dari seluruh Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta seluruh Indonesia dengan tema "Sinergitas Pemuda Melalui Kontribusi Gagasan Membangun Indonesia Maju 2030" yang terbagi ke dalam tujuh sub bab meliputi teknologi, sosial budaya, ekonomi, lingkungan, pariwisata, pendidikan, dan kesehatan. Sejumlah lima belas finalis LENSA SCREEN 2020 merupakan karya esai terbaik yang telah melalui seleksi tahap I berupa penilaian berkas esai, yang selanjutnya akan mengikuti serangkaian acara pada tahap final dengan melakukan presentasi esai secara virtual atau video. Dewan juri lalu akan memilih lima esai terbaik yang memperoleh nilai tertinggi berdasarkan akumulasi nilai karya esai dan presentasi esai. Lima besar esai terbaik diumumkan dalam acara Seminar Nasional online UKMF Penelitian SCREEN 2020 pada tanggal 13 September 2020. Adapun ke-15 finalis tersebut adalah UKDW Yogyakarta satu tim, Universitas Brawijaya dua tim, Universitas Airlangga dua tim, Universitas Negeri Yogyakarta tiga tim, Institut Pertanian
foto:dok.pribadi
Bogor satu tim, Universitas Gadjah Mada dua tim, Institut Teknologi Bandung dua tim, dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember dua tim. Yang membanggakan, Lawrence Billy sebagai perwakilan dari UKDW Yogyakarta berada pada urutan pertama dari lima belas finalis tersebut ditinjau dari originalitas ide dan gagasan serta dari manfaat dan urgensi penelitiannya. Hal menarik lainnya, UKDW Yogyakarta menjadi
satu-satunya peserta yang mengambil sub bidang lingkungan dari ke-15 finalis tersebut. Setelah melalui serangkaian tahapan, akhirnya tiga orang juri yang terdiri dari Hardika Dwi Hermawan, M.Sc, Sasiana Gilar Apriantika, S.Pd., MA, M.Sos., dan Benny Setiawan, S.Hi., M.Si. mengumumkan pemenang dari perlombaan tersebut pada Minggu (13/9) kemarin yang terbagi atas Juara I, Juara II, Juara III, Best Paper, dan Best Presentation. Lawrence Billy dari UKDW Yogyakarta dengan judul penelitian "APAV: Amicitiam Persona Anti-Virales" berhasil menyabet dua kategori sekaligus yakni Juara II dan Best Paper. Sementara itu Juara I diraih oleh Maulana Derifato Achmad dari Universitas Brawijaya dengan judul penelitian "SIC: Smart Integration Class" sub bidang Pendidikan, Juara III diraih oleh Oki Nur Aris Irfangu dari Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul penelitian "Optimalisasi Wisata Berbasis Digital Berbasis OVOP (One Village One Product) Plus Tourism dan Social Entrepreneurship di Ketingan DIY" sub bidang Ekonomi, dan Best Presentation diraih oleh Rachmat Krismono dari Universitas Gadjah Mada dengan judul penelitian "NIRBANA-Relief Reader: Perangkat Lunak Berbasis Sistem Identifikasi (SiRel) Sebagai Media Pengelolaan Candi di Indonesia" sub bidang Teknologi. Ditengah keikutsertaanya dalam kompetisi ini dengan melihat penelitian dan presentasi dari para peserta lain, Billy semakin diyakinkan bahwa Indonesia merupakan negara dengan Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang potensial. Sehingga, sangat wajar apabila pada tahun 2030, Indonesia diproyeksikan menjadi bangsa yang maju dan kuat. Pada tahun tersebut, Indonesia akan mengalami bonus
demografi usia produktif, artinya Indonesia berpeluang besar untuk meminimalkan beban ketergantungan atau dependency ratio. Dengan demikian, pada tahun 2030 merupakan tahun yang potensial karena proporsi penduduk usia produktif jauh lebih besar dibandingan dengan kelompok usia tidak produktif sehingga beban ketergantungan dapat berada di tingkat terendah. Oleh karena itu, apabila aset sumber daya Indonesia saat ini dikelola dengan maksimal maka Indonesia maju dan kuat tahun 2030 bukanlah kemustahilan. Sebaliknya, jika Indonesia tidak dapat memanfaatkan bonus demografi maka ancaman terhadap laju kemiskinan, kriminalitas, dan ketimpangan ekonomi akan semakin besar. Oleh sebab itu Billy berpesan agar pemuda mengambil peranan penting dalam mewujudkan Indonesia maju tahun 2030. Kontribusi pemuda baik secara gagasan maupun praktis menjadi kunci utama merealisasikan bonus demografi Indonesia. Pemuda yang berkualitas adalah ujung tombak dan agent of change yang dibutuhkan. Oleh karenanya, menjadi penting untuk mencetak pemuda yang peduli akan segala kompleksitas permasalah bangsa. Ia pun juga mendorong agar teman-teman mahasiswa untuk turut serta aktif dalam ajang-ajang seperti ini. "Jangan takut, ragu, bahkan minder untuk tampil dan bersaing dengan nama besar perguruan tinggi lain, karena nyatanya UKDW Yogyakarta memiliki potensi yang besar. Amalkan dan tunjukkan bahwa striving for excellent betul-betul menjadi nilai yang menghidupkan sivitas akademika UKDW untuk menjadi cerdas, kreatif, inovatif, dan solutif dalam mengoptimalkan Indonesia Maju 2030," pungkasnya. [Billy]
Melihat Kesempatan Kuliah dan Bekerja di Luar Negeri
H
idup di luar negeri saat ini masih menjadi mimpi yang ingin dicapai bagi banyak orang. Tidak sedikit Warga Negara Indonesia yang bermigrasi ke luar negeri untuk bekerja ataupun melanjutkan studi. Perjalanan ke luar negeri, apapun itu tujuannya akan memberikan banyak peluang dan tantangan. Hal inilah yang menjadi latar belakang Biro Kemahasiswaan, Alumni, dan Pengembangan Karir (Biro III) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta mengadakan Sharing Session dengan judul Crisis Creates New Opportunities: Study and Work Abroad secara live via zoom. Acara ini menampilkan Restyandito, S.Kom, MSIS, Ph.D selaku Dekan Fakultas Teknologi Informasi UKDW dan Saudaranta Tarigan J.D selaku Kepala Pusat Penasehat Hukum dan Bisnis Indonesia-Korea, Keumseong LLC, Korea Selatan sebagai narasumber. Melalui acara ini UKDW ingin berbagi informasi kepada mereka yang ingin pergi ke luar negeri untuk bekerja maupun melanjutkan pendidikan. Restyandito menceritakan pengalaman hidup di luar negeri untuk melanjutkan kuliah S2 di University of Pittsburgh, Pennsylvania dan S3 di Systems Engineering and Engineering ManagementCity University of Hong Kong. "Tujuan, biaya, proses kuliah, dan adaptasi sering menjadi hal-hal yang sangat dipertimbangkan bagi siapapun yang akan belajar ke luar negeri. Penting bagi kita untuk mencari banyak informasi tentang negara atau universitas yang akan kita tuju. Untuk urusan bahasa, kita harus punya effort lebih untuk belajar bahasa lain selain Bahasa Inggris. Hambatan lainnya yaitu soal biaya. Biaya memang menjadi masalah utama bagi kebanyakan orang. Jangan berkecil hati, karena kalau kita rajin mencari informasi, banyak tawaran beasiswa baik dari pemerintah maupun universitas tujuan kita," ujar Restandityo. Restyandito menyampaikan bahwa sebenarnya ada banyak hal yang dapat diperoleh dari belajar di luar negeri. Tidak hanya melulu soal ilmu dan pengetahuan, tapi juga hal-hal lain seperti pengalaman dan pemahaman baru mengenai budaya, pola pikir, pengenalan akan diri sendiri, dan yang tidak kalah penting adalah networking. Atmosfir akademik di luar negeri juga berbeda dengan atmosfir akademik di Indonesia. Tiga unsur yang sangat penting dan sangat terlihat
foto:dok.biroIV
dalam kegiatan perkuliahan di luar negeri adalah sharing knowledge, ask question, dan be critical. Saat sedang di dalam kelas maupun ketika mengikuti kegiatan lain seperti konferensi, seluruh mahasiswa terbiasa untuk saling berbagi ilmu, bertanya dan berpikir kritis. Kuliah di luar negeri juga memberi pengalaman baru yang membantu dalam proses pengenalan diri dan pemahaman akan budaya negara lain. Tidak dipungkiri banyak tantangan yang juga harus dihadapi ketika memutuskan untuk hidup di luar negeri. Ketakutan akan budaya, bahasa, kebiasaan dan makanan yang berbeda seringkali menjadi momok bagi mereka yang ingin melanjutkan studi di luar negeri. Melalui pengalamannya, Restyandito mengajak siapapun yang ingin melanjutkan studi atau bekerja di luar negeri untuk melakukan persiapan yang matang. "Dari sisi bahasa, setidaknya kita memahami dan mampu berkomunikasi dengan baik menggunakan Bahasa Inggris. Pengetahuan kita tentang negara tujuan juga penting. Selain itu jangan lupa untuk mencari informasi dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di negara tujuan. Banyak perbedaan yang akan kita jumpai di luar sana. Sikap mandiri, proaktif, berpikiran terbuka, adaptif, dan berintegritas penting untuk dimiliki mereka yang ingin melanjutkan pendidikan di luar negeri," ujarnya. Melanjutkan sesi pemaparan, Saudaranta menyampaikan data-data terkait Pekerja Migran Indonesia (PMI). Menurutnya saat ini belajar atau bekerja di luar negeri adalah hal yang biasa. "Sudah banyak orang yang melakukan perjalanan ke luar negeri untuk bekerja atau belajar. Mereka yang belajar atau bekerja di luar negeri tidak selalu lebih baik dari mereka yang belajar atau bekerja di dalam negeri. Ini tergantung goalnya, apa yang mau
foto:dok.biroIV
dicapai. Bagi teman-teman yang ingin mengeksplor kesempatan dan memaksimalkan potensi, bekerja atau kuliah di luar negeri menjadi sebuah tantangan dan kesempatan," ujar Saudaranta. Dalam paparannya, Saudaranta juga menyampaikan beberapa data statistika terkait PMI. Menurut data Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), PMI tersebar di beberapa negara seperti Malaysia, Hongkong, Taiwan, Korea, Singapura, dan Timur Tengah. Untuk jenis pekerjaan selain sektor domestik, perkebunan, dan manufaktur, industri minyak dan gas juga merupakan bidang yang didominasi PMI. Dari data tersebut, Saudaranta menekankan bahwa ada banyak kesempatan untuk bekerja di luar negeri, baik dari sisi negara tujuan maupun jenis pekerjaannya. Jalur penempatan juga harus diperhatikan bagi calon pekerja. Untuk bekerja di luar negeri, ada beberapa skema penempatan yang berlaku. Yang pertama adalah perorangan atau mandiri. Melalui skema ini calon pekerja mencari pekerjaannya sendiri. Calon pekerja tidak menggunakan jasa rekrutmen apapun untuk berhubungan dengan perusahaan atau tempat bekerja di luar negeri. Kedua, skema Private to Private yaitu adanya perusahaan (Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia/ P3MI) yang menjadi perantara antara calon pekerja dengan perusahaan di luar negeri. Skema yang ketiga adalah government to government yaitu skema yang diawali dengan adanya Memorandum of Understanding (MoU) antara pemerintah dua negara. Dalam skema ini BP2MI berperan untuk mempersiapkan keperluan terkait keberangkatan calon pekerja ke negara tujuan. Skema yang keempat adalah re-entry. Skema ini masuk ke dalam government to government dengan mengundang kembali pekerja
pekerja setelah masa kerja berakhir, Selain itu skema Untuk Kepentingan Perusahaan Sendiri (UKPS) juga berlaku dalam penempatan PMI. UKPS merupakan penempatan karyawan di cabang perusahaan Indonesia yang berada di luar negeri. Melihat banyaknya WNI yang bekerja di luar negeri dan banyaknya keuntungan bekerja di luar negeri, calon pekerja harus memiliki perhatian akan masalah yang mungkin dihadapi ketika hidup di luar negeri. Menurut data BP2MI tentang pengaduan pekerja migran Indonesia, masalah pertama yang dihadapi oleh para migran adalah gaji yang tidak dibayarkan. Hal lain yang menjadi masalah adalah kekerasan terhadap pekerja, pekerja yang meminta untuk dipulangkan, kecelakaan kerja, overstay, dan ketidaksesuaian isi kontrak dengan pekerjaan sesungguhnya. Untuk itu calon pekerja harus cermat memahami Undang-undang Ketenagakerjaan dan Keimigrasian yang berlaku di negara tujuan karena hukum kontrak dan hubungan kerja mengacu pada UU tersebut. "Calon pekerja juga harus menghadapi perbedaan bahasa dan budaya di negara tujuan. Sebagai contoh di Korea mengenal budaya palipali atau serba cepat. Calon pekerja harus bisa beradaptasi dengan ritme bekerja yang seperti ini. Ini challenge yang harus dihadapi. Selain itu biaya hidup dan kesempatan pendidikan atau membuat usaha juga bisa diperhatikan. Banyak orang yang sudah berencana untuk melanjutkan pendidikan atau membuka usahanya di luar negeri setelah beberapa tahun bekerja di luar negeri. Ini hal yang baik," tambah Saudaranta. Pergi ke luar negeri untuk belajar maupun bekerja bukanlah hal yang mustahil untuk dilakukan saat ini. Kemudahan mengakses informasi melalui media sosial sangat membantu dalam melakukan persiapan untuk pergi ke luar negeri. Kesempatan untuk meraih beasiswa dan pinjaman bagi mahasiswa dan kesempatan untuk mengikuti program magang di luar negeri sudah banyak tersedia. Ada banyak metode juga yang dapat dipilih calon mahasiswa atau calon pekerja untuk disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. (Natalie)