Koran Kampus UKDW Edisi September 2019

Page 1

Universitas Kristen Duta Wacana

13

@UKDW JOGJA @duta_wacana

09

UKDW Yogyakarta

Alamat Redaksi: Kantor Biro 4 UKDW Jalan dr. Wahidin Sudirohusodo No. 5-25, Yogyakarta 55224 Koran Kampus UKDW

September 2019

korankampus@staff.ukdw.ac.id

Selamat Melayani, Dekanat Baru UKDW

Profil Bulan Ini: Dr. Andreas Ari Sukoco, M.M., M.Min.

2

foto:dok.panitia

D

Peresmian Regional Center of Entrepreneurship in South East Asia

3

World Friends Korea Program 2019

9

ekanat baru tujuh fakultas Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta periode tahun 2019-2023 telah dilantik pada hari Senin tanggal 30 September 2019 yang lalu di Auditorium Koinonia UKDW. Pelantikan ini dihadiri oleh seluruh dosen dan karyawan UKDW serta tamu undangan rekanan UKDW. Rektor UKDW, Ir. Henry Feriadi, M.Sc., Ph.D., melantik para dekanat dari tujuh Fakultas diantaranya Fakultas Teologi, Fakultas Bisnis, Fakultas Bioteknologi, Fakultas Teknologi Informasi, Fakultas Bioteknologi, Fakultas Kedokteran, dan fakultas yang baru saja berdiri Fakultas Kependidikan dan Humaniora. Upacara pelantikan ini diawali dengan ibadah yang dipimpin oleh Pendeta Universitas Pdt. Nani Minarni, S.Si., M.Hum dan dosen Fakultas Teologi Pdt. Stefanus Christian Haryono, MACF, Ph.D. Dalam khotbahnya, Pdt. Stefanus menyampaikan bahwa banyak orang memahami profesionalitas sebagai sebuah tuntutan, dimana ada penekanan tentang kompetensi, standar yang tinggi, etika pelayanan, pengorbanan pribadi, dan lain-lain. Saat ini, profesional menurut akar katanya diartikan sebagai orang yang mengklaim dirinya atas kualitas yang diyakini. Ketika seseorang mengatakan bahwa dirinya profesional, itu bukan semata-semata karena tuntutan standar

yang dikenakan pada pribadi orang yang menjalani suatu profesi tersebut, akan tetapi bermula dari sebuah klaim atau pernyataan akan standar kualitas yang dijalani dan diyakini oleh orang tersebut. Di akhir khotbahnya Pdt. Stefanus berpesan kepada para dekanat baru, “Biarlah melalui kepemimpinan Bapak Ibu sekalian, kami keluarga besar UKDW akan Bapak Ibu bawa kepada sebuah petualangan untuk berkarya kasih melalui UKDW.� Pelantikan dekanat periode ini juga merupakan momentum yang berharga karena baru sekarang dilakukan pelantikan secara bersama-sama tujuh dekanat untuk tujuh fakultas di UKDW. Periode tahun 2019-2023 merupakan periode yang krusial karena ada tantangan ke depan pada periode tersebut untuk menentukan perkembangan UKDW. Setiap prodi akan melakukan re-akreditasi demikian juga dengan UKDW sebagai institusi yang akan melakukan re-akreditasi di tahun 2022. Pada acara tersebut, Rektor UKDW sekaligus memperkenalkan fakultas ke-7 UKDW yaitu Fakultas Kependidikan dan Humaniora (FKHum). FKHum baru memiliki satu program studi (prodi) yaitu Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) dan berencana akan membuka prodi baru yang berbasis pada humaniora di tahun 2020 nanti. Dalam rangka pengembangan Fakultas Bioteknologi, Rektor UKDW berpesan agar di

foto:dok.panitia

tahun depan Fakultas Bioteknologi juga dapat membuka prodi baru yang didirikan atas dasar tantangan yang berkaitan dengan permasalahan dan isu lingkungan. Pada kesempatan tersebut, Prof. Dr. Nindyo Pramono, S.H., M.S. selaku Ketua Yayasan Pendidikan Kristen (YPK) Duta Wacana juga menyampaikan harapannya bagi seluruh sivitas akademika khususnya bagi para dekanat yang baru. Melihat kondisi bangsa yang sedang riuh tentang demo mahasiswa terkait pembahasan rancangan undang-undang yang sedang berproses di DPR, Prof. Nindyo berpesan agar situasi ini menjadi perhatian bagi seluruh sivitas akademika UKDW. Para mahasiswa diharapkan dapat bersikap bijaksana dan cermat dalam hal menentukan sikap. Memahami permasalahan yang terjadi dan membuka ruang dialog perlu dikedepankan antara pemerintah dan mahasiswa. Para mahasiswa berperan dalam hal melakukan pengawasan atas kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang menyangkut kehidupan bangsa dan negara. Kritik yang disampaikan haruslah melalui prosedur atau koridor yang berlaku dan hendaknya para mahasiswa dalam melakukan aksinya tidak terprovokasi oleh pihak-pihak yang ingin mengacaukan situasi di Indonesia. [Lia]

foto:dok.panitia

foto:dok.panitia

foto:dok.panitia

foto:dok.panitia

foto:dok.panitia

foto:dok.panitia


Profil Bulan Ini

2

VOL.13/SEP 2019

Beradaptasi, Berubah, Bertumbuh Mendukung Keutuhan Ciptaan

D

osen Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta, Dr. Andreas Ari Sukoco, M.M., M.Min yang tahun ini terpilih sebagai Ketua Panitia Dies Natalis ke-57 Duta Wacana memiliki segudang pengalaman dalam perjalanan pelayanannya di UKDW sejak Oktober 1990. Perjalanan pelayanan dan kehidupan menggereja telah mewarnai kehidupannya hingga pada tahun 2015 ia ditahbiskan menjadi pendeta di Sinode Jemaat Kristen Indonesia (JKI). Selain aktif dalam komunitas Kristen, Andreas juga merupakan seorang pecinta alam dan olahraga seperti sepak bola dan bulutangkis. Melalui salah satu hobinya, ia pernah terlibat dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Gappala UKDW sejak tahun 1992 sampai 1997. Suami dari Relly Dwi Treliana ini juga turut berpartisipasi dalam ekspedisi Gunung Merbabu serta Gua Cerme bersama UKM Gappala pada periode tersebut. Tumbuh dan dibesarkan di komunitas Kristen membuat Andreas menjadi peka dan kritis khususnya terkait perkembangan gereja dari waktu ke waktu. “Saya prihatin dengan gereja yang terpecah karena pengajaran dogmatika mereka. Kebanyakan para pemimpin gereja menganggap bahwa aliran gereja mereka itu adalah yang paling benar dan cenderung beropini bahwa pengajaran gereja lain yang berbeda adalah salah,” ungkap Andreas. Lebih lanjut lagi, Andreas menjelaskan bahwa ia juga prihatin dengan apa yang terjadi di kehidupan bergereja saat ini. Seharusnya para pemimpin gereja dapat belajar disiplin ilmu lain agar mampu menerima perbedaan dan perkembangan pengetahuan secara damai. Selain gemar melakukan kegiatan yang berhubungan langsung dengan alam serta olah raga, Ayah dari Janitra Emmanuella ini pun telah belajar tentang bisnis sejak masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Anak kedua dari tiga bersaudara ini pun belajar banyak dari kedua orang tuanya. Ayahnya seorang guru sekaligus pengusaha di bidang peternakan dan perikanan, sedangkan ibunya adalah seorang pengusaha yang bergerak di bidang konveksi dan ritel. Meski dalam dunia bisnis tak selamanya untung, Andreas mengakui bahwa dunia bisnis mengajarkan banyak hal kepada dirinya termasuk untuk tidak pernah ragu untuk bangkit dan terus mencoba. “Bahwa hidup adalah proses”, inilah yang menjadi motto dan pegangan hidupnya sampai saat ini. Baginya, segala sesuatu itu membutuhkan tahapan dan proses. Hal bekerja dan menjadi saksi bagi Tuhan itupun juga proses. “Proses ini harus diawali dari diri sendiri, bagaimana kita perlu berproses menjadi terang untuk akhirnya bisa menerangi, bagaimana kita berproses menjadi air untuk akhirnya mampu memberi kesejukan dalam kehidupan,” jelasnya. Berbicara mengenai kiprahnya di UKDW, setelah selesai menempuh program doktoral di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Andreas yang pernah menjabat sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Bidang Akademik pada Fakultas Bisnis, kini aktif mengajar sebagai dosen mata kuliah pada rumpun Pemasaran. Terpilih sebagai Ketua Panitia, Andreas mengangkat tema “Beradaptasi, Berubah, Bertumbuh Mendukung Keutuhan Ciptaan” untuk kegiatan Dies Natalis ke-57 Duta Wacana. “Tema ini mengajak seluruh sivitas akademika UKDW untuk bisa introspeksi diri dan beradaptasi dengan lingkungan dan tantangan zaman yang terus berubah. Pergerakan pertumbuhan ini tetap harus dalam koridor keutuhan ciptaan. Jangan sampai proses kita bertumbuh justru menjadikan kita sebagai manusia yang tidak utuh sebagai makhluk individu maupun sosial yang memiliki etika dan spiritualitas,” ungkapnya.

foto:dok pribadi

Rangkaian kegiatan Dies Natalis ke-57 Duta Wacana kali ini yang terdiri dari Gelar Budaya, Rector Cup, Family Gathering, jalan sehat bersama warga lingkungan sekitar, dan juga kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh unit seperti seminar dan orasi ilmiah yang sifatnya ke arah edukasi dan lokakarya bertujuan agar Duta Wacana mampu untuk melakukan introspeksi dan juga mampu melihat apa yang terjadi di luar sehingga diharapkan setiap hal yang menjadi evaluasi bisa digunakan sebagai materi yang membantu warga UKDW untuk beradaptasi dan berubah ke arah yang lebih baik seperti hidup yang terus berproses. “Panitia Dies Natalis ke-57 ada untuk memberikan payung bagi setiap unit maupun mahasiswa agar dapat turut menghayati eksistensi UKDW hingga saat ini,” tambahnya. Andreas juga mengungkapkan harapan dan cita-citanya yakni setiap warga UKDW mampu melihat ke dalam dirinya sendiri dan mampu melihat ke luar lalu dapat berubah dan bertumbuh untuk memberikan sumbangsih kepada bangsa dan negara ini yang dapat diwujudkan lewat beragam cara. [Vari]

REDAKSI KORAN KAMPUS PENANGGUNG JAWAB PIMPINAN REDAKSI WAKIL PIMPINAN REDAKSI

: Pdt. Handi Hadiwitanto, Ph.D. : Arida Susyetina, M.A. : Meilina Parwa K.

WARTAWAN

EDITOR

SETTER

Anti, Vari, Santi

Lia, Iit, Tiyok

Eva, Rully

Koran Kampus bisa Anda dapatkan secara GRATIS di Pick-up Point yang sudah terpasang di 11 area publik di seluruh UKDW. Redaksi menerima tulisan dari warga kampus berupa artikel, laporan kegiatan dan foto-foto yang membangun harapan. Silahkan kirim ke alamat Redaksi atau melalui email: korankampus@staff.ukdw.ac.id


Universitaria

VOL.13/SEP 2019

3

UKDW Tuan Rumah Forkom PPTKI 2019

F

orum komunikasi Perpustakaan Perguruan Tinggi Kristen Indonesia (PPTKI) merupakan sebuah wadah bagi perpustakaan-perpustakaan PTK seluruh Indonesia untuk menyusun program kerja, sharing, dan berbagi ilmu. Forum ini merupakan bagian dari Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Kristen Indonesia (BKPTKI). Tahun ini, Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta mendapatkan kesempatan untuk menjadi tuan rumah Forkom PPTKI yang diselenggarakan pada tanggal 12-13 September 2019. Titi Sunarni, S.Pd., MIP selaku Kepala Unit Perpustakaan UKDW Yogyakarta sekaligus Ketua Panitia Forkom PPTKI 2019 menyampaikan rangkaian acara yang disusun selain pertemuan dan rapat kerja meliputi seminar nasional, workshop, library tour, dan literasi budaya. Mengawali Forkom PPTKI 2019, diselenggarakan seminar nasional dan workshop bertajuk “Profesionalisme, Lifestyle, Personal Branding Pustakawan Menghadapi

Tantangan Society 5.0” di Lecture Hall Pdt. Dr. Rudy Budiman UKDW pada tanggal 12 September 2019. Narasumber yang hadir dalam seminar dan workshop ini adalah Dr. Rahma Sugihartati, M.Si dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Drs. Ida Fajar P, MA., PhD dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Centaury Harjani, S.Ds., M.Sn dari UKDW Yogyakarta, dan Chefira Lisanias, S.Psi, Pembimbing Praktik Kerja Profesi Bidang Psikologis Klinis.

“Tema tersebut kami ambil dengan melihat fenomena yang terjadi pada generasi milenial saat ini. Pustakawan harus memiliki bekal dan pemahaman bagaimana menjadi seorang profesional dengan memperhatikan lifestyle untuk meningkatkan personal branding sehingga siap menghadapi tantangan society 5.0,” tutur Titi Sunarni. Pada kesempatan tersebut, Rahma Sugihartati menyoroti perilaku generasi milenial dan memberi masukan pada para

pustakawan dalam menghadapi generasi Z pada era disrupsi ini melalui inovasi dan pengembangan layanan perpustakaan. Sedangkan Ida Fajar membahas strategi pustakawan agar tetap eksis di era 4.0 menuju era 5.0. Sementara itu Centaury Harjani mengulas tentang fashion dan lifestyle seorang pustakawan agar tetap menarik dan mengikuti trend yang berkembang. Di akhir sesi, Chefira Lisanias menyampaikan materi mengenai self improvement supaya siap menghadapi tantangan generasi milenial tanpa tekanan stres. Di akhir acara, peserta diajak untuk menikmati jamuan tradisional yang dibalut dengan suasana nusantara yang kental. Pertemuan dan rapat kerja Forkom PPTKI yang diadakan pada tanggal 13 September 2019 di Ruang Seminar Pdt. Dr. Harun Hadiwidjono UKDW membahas mengenai permasalahan yang dihadapi oleh para pustakawan. Acara ditutup dengan literasi budaya dimana para anggota diajak untuk mengunjungi Museum Ullen Sentalu dan Museum Merapi. [Titi]

Festival Perdamaian 2019 Ajak Generasi Muda Cintai Lingkungan

P

usat Studi dan Pengembangan Perdamaian (PSPP) Fakultas Teologi dan Pusat Kerohanian Kampus (PKK) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta kembali memperingati Hari Perdamaian Internasional melalui Festival Perdamaian dan Refleksi Bersama. Kegiatan tahunan tersebut digelar di Auditorium Koinonia pada Sabtu, 28 September 2019. Pada peringatan tahun ini, tema yang diusung ialah “Climate Action for Peace”. Selain menyuarakan perdamaian, seluruh partisipan juga diajak berefleksi mengenai dampak perubahan iklim global dan menanamkan kesadaran pada generasi muda untuk melakukan aksi sebagai penjaga Bumi di masa mendatang. Melalui acara tersebut, para peserta yang berasal dari generasi muda didorong untuk menciptakan komitmen bersama dalam menjaga alam semesta dan memerangi segala bentuk kerusakan alam. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan menjalin relasi antar mahasiswa lintas agama dan lintas sekolah dalam rangka mendukung gerakan perdamaian melalui pemeliharaan lingkungan. Dibuka dengan tarian oleh Unit Kegiatan Kebudayaan (UKKb) Ikatan Mahasiswa Batak Duta Wacana (IMBADA), Pdt. Nani Minarni memandu sesi refleksi yang menghadirkan Pdt. Yahya Wijaya, Ph.D., (Fakultas Teologi UKDW; tokoh agama Kristen), I Nyoman Santiawan (Dosen Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten; tokoh agama Hindu), Frater Aluisius Dian Permana, SJ, S.S. (tokoh agama Katolik),

Ahmad Rofiq, Ph.D. (tokoh agama Islam), dan Deny Widyanto (Reispirasi Community Yogyakarta). Para tokoh membahas pentingnya perdamaian dan kerukunan antar umat beragama, sekaligus mengajak seluruh peserta festival untuk mencintai alam melalui cara masing-masing. Deny yang bergerak melalui kelompok Reispirasi, aktif mengajak

masyarakat untuk melestarikan kawasan Pantai Samas, berikut ekosistem pantainya. Selain penanaman pohon bakau, Deny juga terlibat dalam pelestarian penyu dan tukik yang juga didukung oleh warga sekitar Pantai Samas. Berbeda dengan Deny, Frater Aluisius yang biasa dipanggil Frater Ale ambil bagian dalam pelestarian lingkungan melalui daur ulang sampah plastik menjadi lukisan.

Frater Ale mengumpulkan sampah plastik kemasan yang ia temui di berbagai tempat, dan dengan ketekunan serta jiwa seninya, ia modifikasi sampah tersebut menjadi kolase yang menghasilkan gambar tertentu. Beberapa gambar yang Frater Ale bawa dan tunjukkan ketika festival ialah wajah dari tokoh terkenal seperti Ir. Soekarno, Widji Thukul, Marsinah, dan John Lennon. Setali tiga uang dengan Frater Ale, Ahmad Rofiq yang merupakan pengajar melakukan daur ulang dengan cara menggunakan kertas secara optimal. Ketika memberi tugas pada mahasiswa, Ahmad mengharuskan mahasiswanya untuk menggunakan lembar kertas yang telah terpakai dan mengerjakan tugas di halaman yang belum digunakan. Refleksi yang diadakan bersamaan dengan Festival Kantata pada tahun ini melibatkan paduan suara dan kelompok musik dari beberapa sekolah menengah, yakni SMA BOPKRI 1, SMA Stella Duce 1, SMA BOPKRI 2, SMK PIRI 1, dan paduan suara mahasiswa White Angel dari STIKES Bethesda YAKKUM serta Duta Voice dari UKDW. Bermacam lagu, mulai dari lagu nasional dan lagu yang bertema alam dibawakan dengan sangat merdu dan disambut dengan meriah oleh seluruh peserta acara. Sebagai penutup, seluruh peserta dan pengisi acara bersama-sama menyanyikan lagu “Heal The World” sebagai bentuk komitmen untuk menjaga perdamaian dunia dan cinta lingkungan. [rap]

Peresmian Regional Center of Entrepreneurship in South East Asia

P

ada hari Jumat, 20 September 2019 digelar peresmian Regional Center of Entrepreneurship in South East Asia atau Kantor Pusat Kewirausahaan Regional Asia Tenggara yang merupakan hasil kerja sama antara Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta dengan Handong Global University, Korea Selatan. Handong Global University adalah sebuah perguruan tinggi yang berasal dari Pohang, Korea Selatan. Kerja sama antara kedua institusi sudah terjalin cukup lama dan semakin intensif sejak sukses menyelenggarakan Global Entrepreneurship Workshop 2018–2019 yang didukung oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia (Kemendesa), United Nations Office for South-South Cooperation (UNOSSC), serta Kementerian Sains dan ICT (MSIT) Republik Korea. Acara dibuka dengan persembahan tari dari Unit Kegiatan Kebudayaan (UKKb) Mahasiswa Sumba “Sandlewood”. Selanjutnya prosesi peresmian Regional

foto:dok.BIRO IV

Center of Entrepreneurship in South East Asia ditandai dengan pembukaan selubung nama oleh Rektor UKDW, Ir Henry Feriadi, M.Sc, Ph.D dan Prof. George Kim, Director Institute for Entrepreneurship and Innovation, Handong Global University, Korea Selatan. Kantor Pusat Kewirausahaan Regional Asia Tenggara tidak terlepas dari keberadaan unit Centre of Entrepreneurship

and Innovation (Centrino) yang berdiri sejak tahun 2018. Centrino sendiri adalah salah satu wadah untuk menyiapkan mahasiswa menghadapi Revolusi Industri 4.0 yaitu dengan melakukan pendampingan inkubasi bisnis StartUp. Keberadaan unit ini semakin menguatkan visi UKDW menuju Entrepreneurial Research University (ERU) yang melebarkan

foto:dok.BIRO IV

jejaringnya ditandai dengan penguatan kemitraan internasional, salah satunya mitra universitas dari Korea Selatan. Kedepannya diharapkan akan terjadi kolaborasi antara bisnis UMKM dengan Startup teknologi informasi sehingga dapat memperluas jejaring pemasaran untuk ekspor keluar negeri. [fr]


Universitaria

4

VOL.13/SEP 2019

Partnerships Gathering UKDW 2019

U

niversitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta sebagai sebuah perguruan tinggi menyadari akan semakin pentingnya peningkatan kapasitas institusi dalam menghadapi persaingan di tingkat regional dan internasional. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 14 Tahun 2014, kerja sama perguruan tinggi bertujuan untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, produktivitas, kreativitas, inovasi, mutu, dan relevansi pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi untuk meningkatkan daya saing bangsa. Terkait hal itu, UKDW membutuhkan penambahan mitra serta peningkatan kuantitas dan kualitas bentukbentuk kemitraan. Kemitraan yang sudah terjalin juga perlu untuk dipelihara agar jalinan tersebut tetap langgeng dan memberi manfaat bagi kedua b e l ah p i h ak. S al ah s at u ny a d e ng an mengumpulkan para mitra melalui kegiatan Partnerships Gathering. Untuk pertama kalinya, UKDW menggelar Partnerships Gathering dengan tema “Fostering Effective Partnerships to Advance Whole Person Education” pada tanggal 25 September 2019 di Auditorium Koinonia UKDW. Sebanyak 75 mitra UKDW yang terdiri dari institusi pendidikan baik dari SMA maupun perguruan tinggi, instansi pemerintah, dunia usaha, media massa, dan organisasi hadir dalam acara tersebut. Hasil karya dari mahasiswa Desain Produk UKDW juga turut

dipamerkan dalam acara tersebut. Rektor UKDW, Ir. Henry Feriadi, M.Sc., Ph.D dalam sambutannya menyampaikan UKDW mempunyai visi untuk menjadi Entreprenurial Research University (ERU) di tahun 2023. Oleh sebab itu, di tahun 2018 dibentuklah unit yang diberi nama Centre of Entrepreneurship and Innovation (Centrino). Centrino memiliki tugas untuk menyiapkan mahasiswa menghadapi Revolusi Industri 4.0 yaitu dengan melakukan pendampingan inkubasi bisnis start up. Peran serta dan dukungan dari para mitra juga merupakan hal penting yang dibutuhkan untuk tercapainya visi tersebut. Dukungan yang diberikan dari mitra bisa dalam bentuk sharing knowledge, dukungan pendanaan, penyediaan fasilitas, dan lainlain. Harapan lain juga disampaikan oleh

Wakil Rektor Bidang Pengembangan Kapasitas SDM dan Jejaring (WR 4) Pdt. Dr. Handi Hadiwitanto, M.Th., “Kami berharap kemitraan yang terjalin ini dapat membawa UKDW menjadi sebuah institusi yang selalu meningkatkan kualitas di bidang pendidikan.” Di tahun 2019, persentase kerjasama UKDW yang terjalin yaitu 40% dengan sesama perguruan tinggi dan SMA, 25% dengan dunia usaha seperti bank, rumah sakit, perusahaan startup, 20% dengan organisasi seperti lembaga non profit, dan 15% dengan instansi pemerintah. Ada berbagai bentuk kegiatan kerja sama yang telah dilakukan dengan para mitra di antaranya penelitian bersama, pengembangan kualitas sumber daya manusia, pengabdian kepada masyarakat, dan penyelenggaraan event-event khususnya di bidang pendidikan.

Joko Purwadi, S.Kom., M.Kom. selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Informasi (WR 3) dalam kesempatan tersebut juga memberikan paparan mengenai beasiswa bagi mahasiswa UKDW dan kegiatan kemahasiswaan yang ada di UKDW. Dalam pemaparannya, Joko menyampaikan bahwa mahasiswa UKDW masih membutuhkan dukungan dari para mitra untuk meningkatkan kualitas pembelajaran mereka. “Dalam setahun UKDW bisa memberikan pinjaman biaya pendidikan tanpa bunga sebesar 3 milyar kepada mahasiswa.” papar Joko. Dana ini cukup besar guna membantu para mahasiswa khususnya yang berasal dari luar daerah yang belum bisa membayar biaya studinya karena kendala ekonomi atau keterlambatan pengiriman orang tua. Pinjaman tersebut nantinya bisa dicicil selama satu semester oleh para mahasiswa. Melihat realita tersebut, diharapkan ada dukungan dari para mitra UKDW untuk membantu para mahasiswa yang mengalami kesulitan ekonomi melalui skema pemberian beasiswa. Di akhir acara, sebagai bentuk apresiasi kepada para mitra, UKDW memberikan Certificate of Appreciation yang diberikan langsung oleh Rektor dan Wakil Rektor UKDW kepada perwakilan mitra-mitra yang hadir. Acara kemudian dilanjutkan dengan ramah tamah antar para tamu undangan. [Lia]

Mahasiswa UKDW Ikuti Workshop Literasi dan Moderasi Agama

K

ementerian Agama melalui Balai Penelitian dan Pengembangan Agama (BLA) Semarang mengadakan pelatihan yang bertajuk “Workshop Literasi dan Moderasi Agama di Kalangan Milenial”. Kegiatan yang berlangsung pada hari KamisJumat, 3-4 Oktober 2019 tersebut berlangsung di Hotel Crystal Lotus. Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta mengirim tiga mahasiswa untuk mengikuti kegiatan tersebut. Mahasiswa yang dikirim adalah Verina Devari dari Program Studi Akuntansi, Mey Krisherina dari Program Studi Manajemen, dan Rully Adhi dari Program Studi Informatika. Mereka menjadi peserta bersama dengan 22 partisipan dari perguruan tinggi negeri maupun swasta serta sekolah menengah di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada hari pertama, peserta diajak untuk mengenal media sosial lebih dalam, khususnya aspek etika dan UU Informasi dan Transaksi Elektronik. Dr. Iman Fadhilah selaku narasumber yang merupakan dosen di Universitas Wahid Hasyim Semarang memaparkan dua sisi media sosial saat ini. Selain dapat menyampaikan informasi secara cepat, media sosial juga menyebabkan interaksi interpersonal menjadi berkurang.

foto:dok.KK/rap

Adanya sarana komunikasi melalui internet membuat pertemuan secara langsung dirasa kurang praktis. Oleh karena itu, generasi muda perlu bijak dan etis dalam menggunakan media sosial, karena apa yang diunggah ke situs jejaring sosial akan dikonsumsi oleh publik. Pada materi selanjutnya, H. Joko Tri Haryanto, M.S.I dari BLA Semarang membagikan pengetahuannya mengenai “Mengembangkan Moderasi Beragama Melalui Media Sosial”. Joko Tri menjelaskan pentingnya bersikap moderat, seimbang, dan tidak ekstrem dalam beragama. “Moderasi beragama berarti sikap dan perilaku keberagamaan yang menyeimbangkan diri

foto:dok.KK/rap

atas berbagai kepentingan hidup, seperti berimbang memperhatikan antara kepentingan dunia dan akhirat, antara kepentingan individu dengan kepentingan umum,” paparnya. Joko Tri juga menyampaikan prinsip-prinsip moderasi beragama dan dampak dari adanya sikap moderat dalam menjalankan agama. Beberapa sisi positif dari sikap moderat dalam beragama adalah menghindarkan manusia dari paham radikalisme dan membuat manusia memiliki sikap kritis terhadap semua berita atau informasi yang datang. Di hari kedua, seluruh peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok dan diberi tugas untuk membuat video yang menceritakan

pentingnya memiliki sikap moderat dalam beragama. M. Dafi Yusuf yang menjadi mentor pada materi tersebut menjelaskan seluk beluk pembuatan video termasuk mengenai pembuatan ide cerita, penyusunan naskah, teknik pengambilan gambar, sudut pengambilan gambar yang tepat untuk setiap adegan, hingga proses editing setelah pengambilan gambar. Setiap peserta tampak bersemangat ketika melakukan pengambilan gambar hingga menjelaskan video yang telah dibuat dalam sesi presentasi. Lima video yang berhasil diproduksi oleh peserta mendapat sambutan meriah dari peserta lain maupun panitia penyelenggara. Mengutip laman situs BLA, Kepala BLA Semarang Dr. Samidi, M.S.I. mengatakan bahwa anak-anak muda sekarang ini lebih menguasai gadget. Karakteristik konten yang disukai dan diakses anak muda dengan gadget adalah video. “Harapannya para pelajar mampu berkreasi mengaktualisasikan pikiran untuk menciptakan konten video dengan tema kehidupan agama yang moderat,” kata Samidi. [rap]

Prestasi Keluarga yang Produktif Menulis & Menyunting Buku

L

embaga Prestasi Indonesia Dunia (LEPRID) yang didirikan dan dipimpin Paulus Pangka, SH telah menganugerahkan penghargaan kepada Budi Sutedjo Dharma Oetomo, Maria Herjani Sanusi dan Albert Steven Sutedjo. Penghargaan berupa piagam dan medali diberikan atas prestasi Keluarga (Ayah, Ibu dan Anak) Pertama di Indonesia yang Produktif Menulis dan Menyunting Buku, Minggu (22/9) bertempat di Agatha Studio Yogyakarta. Paulus mengungkapkan bahwa di tengah usaha negara untuk memajukan literasi masyarakat dewasa ini, terdapat keluarga yang tidak hanya sadar literasi, tetapi seluruh anggota keluarga ini secara produktif menulis dan menyunting buku. Budi Sutedjo, dosen Fakultas Teknologi Informasi (FTI) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta, yang mempelopori Lokakarya Indonesia Menulis telah menulis 216 buku dan menyunting 198 buku sejak tahun 1997. Sementara itu, Maria Herjani Sanusi telah menulis 17 buku dan menyunting 73 buku sejak tahun 2009. Sedangkan Albert Steven Sutedjo yang mulai

menulis buku saat kelas V di SD Tarakanita, yang dilanjutkan waktu di SMP Stella Duce, SMA Kolese de Britto, dan sekarang kuliah di Prodi Arsitektur UKDW saat ini telah menulis 13 buku dan menyunting 25 buku. Penulisan dan penyuntingan buku itu dilakukan baik secara mandiri maupun bersama-sama seluruh anggota keluarga maupun bersama dengan penulis-penulis lain dalam bentuk buku bunga rampai. Semboyan “Jangan biarkan waktu berlalu tanpa menulis buku” dan “Jadilah guru bangsa melalui pustaka” telah menginspirasi keluarga tersebut untuk terus menulis dan membantu penyuntingan tulisan dari penulis-penulis lainnya. Oleh karena itu, menurut Paulus, LEPRID merasa perlu memberikan penghargaan dengan harapan keluarga ini dapat menjadi inspirasi bagi keluargakeluarga di Indonesia untuk meningkatkan kemampuan literasinya. “Kami tidak menyangka, bila kegiatan literasi bersama dalam keluarga ini mendapat perhatian bahkan dinilai sebagai prestasi unik di Indonesia dan dunia oleh LEPRID,” ungkap Budi Sutedjo. [Steven]

foto:dok.pribadi


Program Studi

VOL.13/SEP 2019

5

Arsitektur UKDW Ikuti Workshop Ketahanan Bencana di Thailand

U

niversitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta bekerjasama dengan Universitas Kasetsart Bangkok kembali mengadakan workshop bertemakan Resilience Architecture and Community Design (RAC-D) pada tanggal 14-17 September 2019 di Bangkok, Thailand. Sebagai tuan rumah, Universitas Kasetsart mengajak 27 mahasiswa tahun ke-2 dan dua dosen pendamping untuk turut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Sedangkan UKDW mengirimkan delapan mahasiswa dari Prodi Arsitektur yang didampingi oleh tiga dosen pembimbing yaitu Dr. – Ing., Wiyatiningsih, ST., MT, Dr.-Ing.Gregorius S. Wuryanto, M.Arch, dan Christian Nindyaputra Octarino, S.T., M.Sc. Selain UKDW, Universitas Pelita Harapan juga ikut bergabung dengan mengirimkan satu mahasiswa dan satu dosen pembimbing sebagai peserta. Workshop dimulai pada hari Sabtu, 14 September dengan site visit menuju kawasan Tha Chalom yang berada di Distrik Samut Sakhon dan berjarak satu jam dari Bangkok. Perjalanan menggunakan bus diawali dengan perkenalan oleh tiap mahasiswa yang bergabung dalam workshop. Selanjutnya observasi mulai dilakukan secara bertahap dengan mengunjungi Stasiun Kereta Api Ban Laem dan Baan Tha Chalom yang menjadi pusat informasi serta museum yang merepresentasikan kota lama Tha Chalom. Kota tersebut dahulu dikenal sebagai distrik sanitasi pertama di Thailand melalui pembangunan jalan dari pajak bersama masyarakatnya sebagai akses publik demi

foto:dok.panitia

terciptanya kota yang bersih dan rapi. Namun pada perkembangannya, Tha Chalom didominasi oleh imigran Cina yang bekerja menjadi nelayan hingga mendirikan dermaga-dermaga individu di belakang rumahnya. Sampai saat ini aktivitas ini jelas terlihat dari ikan-ikan hasil tangkapan yang banyak dijual di rumah-rumah warga dalam bentuk ikan kering siap makan. Tha Chalom yang merupakan kawasan bercurah hujan cukup tinggi dan dikelilingi sungai Tha Chin, memiliki potensi bencana yang cukup besar. Hal ini membuat kepercayaan akan agama dan budaya tumbuh sangat lekat di masyarakat. Kuil-kuil Budha berciri khas arsitektur Thailand-Cina banyak

dijumpai di wilayah Tha Chalom. Berbicara tentang perkembangan dunia pariwisata dan perekonomian, kekayaan budaya Tha Chalom ternyata belum menjadi daya tarik bagi para wisatawan. Pada dasarnya para wisatawan datang ke kota Tha Chalom untuk pergi ke Maeklong Market atau yang lebih dikenal dengan sebutan Umbrella Market. Untuk sampai di Maeklong Market, wisatawan akan menggunakan kapal shuttle dari Pelabuhan Mahachai ke Pelabuhan Tha Chalom yang hanya membutuhkan waktu 10-15 menit. Sesampainya di Tha Chalom, wisatawan dapat berjalan atau menggunakan transportasi yang ada seperti trishaw (becak tradisional Cina), ojek atau sepeda menuju Stasiun Kereta Api

Ban Laem. Berfungsi sebagai area transit membuat potensi-potensi pariwisata di Tha Chalom sepi wisatawan akibat kurangnya informasi dan tidak terekspos secara maksimal. Permasalahan inilah yang kemudian menjadi tantangan dan diangkat sebagai materi workshop yang harus diselesaikan melalui perancangan desain yang berkelanjutan. Workshop yang berlangsung selama tiga hari di Fakultas Arsitektur Universitas Kasetsart memberikan kesempatan bagi para peserta yang dibagi dalam beberapa kelompok untuk mengemukakan pendapat mengenai rumusan permasalahan yang diangkat dan ide solusi melalui prototype perancangan berskala urban dalam bentuk grafis. Sebagai hasil akhir, kelompok dua dinilai sangat baik dalam menyikapi isu pariwisata di Tha Chalom. Kelompok ini berhasil menggunakan pendekatan fenomenologi, membentuk suatu sequence yang menghubungkan landmark-landmark kawasan sekitar untuk dieksplorasi secara inderawi (sense of architecture) dan mengimplementasikan desain amphibious architecture untuk menghadapi risiko bencana dan mengembangkan area pariwisata Tha Chalom. Sekalipun singkat, kegiatan ini berlangsung menarik karena keterbatasan bahasa baik ketika berdiskusi maupun pemaparan materi presentasi justru menjadi tantangan dalam kerjasama tiap kelompok. Acara workshop ini ditutup dengan penyerahan ucapan terimakasih dari ketiga belah pihak dan sesi foto bersama. [eva]

Sosialisasi Perkembangan dan Penerapan Bioteknologi lewat Media

D

alam rangka memperingati Dies Natalis ke-32 Fakultas Bioteknologi Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta sekaligus sebagai sarana untuk mensosialisasikan perkembangan ilmu bioteknologi dan aplikasinya di berbagai bidang serta prospek pengembangannya, Fakultas Bioteknologi UKDW bekerja sama dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi Tanaman Hutan Sleman, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoar Penyakit Salatiga, PT ITS Science Indonesia, dan SMA Budi Utama menggelar “Biotech Expo 2019” pada tanggal 13 – 15 September di Atrium Gedung Agape UKDW Yogyakarta. Acara yang diawali dengan penyampaian laporan pelaksanaan oleh Ketua Panitia Stenly Jonathan dilanjutkan dengan sambutan serta pembukaan resmi oleh Dekan Fakultas Bioteknologi Drs. Kisworo M.Sc. Setelah pembukaan, acara dilanjutkan dengan talkshow bertajuk ”Biorepository: Create a New Golden Age with Biodiversity and Biotechnology for a Healthier World Future” yang disampaikan oleh Evi Sulistyarini, SKM., M.Si dan Sidiq Setyo Nugroho, S.Si dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Vektor dan Reservoir Penyakit, Salatiga. Drs. Djoko Rahardjo, M.Kes selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerja Sama (WD III) Fakultas Bioteknologi UKDW menyampaikan bahwa melalui

foto:dok.panitia

kegiatan ini peserta diajak untuk melihat cabang ilmu bioteknologi dan pengembangannya sebagai upaya pemanfaatan keanekaragaman hayati yang diharapkan dapat semakin berkembang tanpa mengesampingkan risiko kerusakan lingkungan. Drs. Djoko Rahardjo, M.Kes juga menekankan bahwa aplikasi industri bioteknologi di Indonesia dapat difokuskan dalam berbagai bidang seperti rekayasa genetik, pengembangan sintesis senyawa untuk industri farmasi dan kosmetik,

industri berbasis sumber daya hayati laut, bioenergi, pengembangan teknologi untuk perlindungan dan perbaikan lingkungan, dan penemuan bahan-bahan mentah baru yang berasal dari kekayaan biodiversitas. “Dengan mengembangkan aplikasi bioteknologi dalam bidang rekayasa genetik, kita dapat memperoleh bibit unggul untuk peningkatan produktivitas dan pelestarian usaha budidaya komoditas berbasis keanekaragaman hayati yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Aplikasi bioteknologi juga

dapat digunakan secara maksimal untuk menghasilkan senyawa-senyawa penting dalam industri farmasi dan kosmetik seperti anti inflamasi, anti kanker, antibiotik, dan fungisida. Kekayaan biodiversitas di Indonesia juga dapat dimanfaatkan untuk pengembangan aplikasi bioteknologi ini untuk penemuan bahan mentah baru seperti biopolimer dan enzim,” ujarnya. Kekayaan sumber daya alam atau biodiversitas yang ada akan menjadi sangat bermanfaat apabila didukung dengan sumber daya manusia yang berpengalaman, terdidik, dan terlatih. Kegiatan seperti “Biotech Expo 2019” ini merupakan salah satu upaya awal untuk menghasilkan sumber daya manusia yang mumpuni. Melalui kegiatan sosialisasi dan diseminasi perkembangan dunia bioteknologi kepada siswa, mahasiswa, dan masyarakat luas diharapkan informasi tentang perkembangan, kontribusi, dan nilai penting bioteknologi dapat tersampaikan sehingga peserta dapat semakin tertarik untuk menekuni bioteknologi dan aktif melakukan riset inovatif di bidang bioteknologi. Selain talkshow, berbagai kegiatan workshop untuk siswa SMA, lomba cerdas cermat dan lomba biologi fashion show untuk siswa-siswi SMA di lingkup Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) juga diadakan untuk memeriahkan acara “Biotech Expo 2019”. [Djoko Rahardjo]

Kuliah Umum Pemaparan Wikidata oleh Wikipedia Indonesia

P

ertumbuhan data digital yang bersifat eksponensial memungkinkan banyak penelitian bisa dilakukan melalui berbagai sumber data. Salah satu sumber data yang paling umum digunakan adalah melalui Wikidata milik Wikipedia, sebuah ensiklopedia digital yang memiliki jutaan artikel yang tersebar dalam beberapa bahasa, termasuk bahasa Indonesia. Wikidata merupakan sebuah repositori basis pengetahuan yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan sentral atas data-data yang ada di proyek Wikipedia. Dengan adanya sistem lisensi bebas yang digunakan, data-data ini bisa digunakan untuk berbagai macam proyek atau penelitian mahasiswa, termasuk untuk pengerjaan skripsi. Untuk memperkenalkan data terstruktur dalam proyek wikidata kepada mahasiswa,

Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Duta Wacana bekerjasama dengan tim Wikipedia Indonesia mengadakan kuliah umum pada hari Jumat, 6 September 2019 di Ruang Seminar Pdt. Dr. Harun Hadiwijono pada pukul 10.00 – 13.00 WIB dengan mengundang Ibu Raisa Abdillah, salah seorang staff teknis dari tim Wikimedia Indonesia sebagai pembicara. Pada acara ini tim Wikipedia menyampaikan paparan tentang antarmuka Wikidata, pengaksesan dan penambahan data pada Wikidata, serta pemanfaatan data di Wikidata untuk berbagai keperluan. Acara ini dihadiri oleh lebih dari 150 orang mahasiswa yang berasal dari Program Studi (Prodi) Informatika dan Sistem Informasi. Sebagian peserta yang hadir merupakan mahasiswa Prodi Informatika

foto:dok.KK/rap

yang mengambil mata kuliah digital humanities dan supervised learning yang diampu oleh Dr. Phil. Lucia Dwi Krisnawati, S.S., M.A. yang juga tengah mengerjakan proyek penelitian bersama dengan Wikipedia Indonesia sejak tahun 2018 yang lalu.

foto:dok.KK/rap

Dengan adanya pemaparan tentang Wikidata, diharapkan semakin banyak mahasiswa yang akan memanfaatkan ketersediaan data digital untuk keperluan tugas perkuliahan maupun tugas akhir yang berkaitan dengan pengolahan data. [Willy]


Program Studi

6

VOL.13/SEP 2019

Bincang Audit dan Pajak bersama Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

K

eberadaan organisasi, kelompok studi, dan kepanitiaan di kampus menjadi media utama untuk pengembangan bakat dan minat mahasiswa. Mahasiswa yang terlibat di dalamnya akan mendapatkan banyak pengalaman dan kesempatan untuk mengembangkan pengetahuan dan kemampuan diri untuk bekerja sama dengan orang lain dan belajar bertanggung jawab. Hal ini akan menjadi pilar pendukung bagi mahasiswa untuk persiapan menghadapi dunia kerja. Seperti halnya yang dilakukan oleh kelompok studi Audit Club dan Tax Club Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) yang mengunjungi Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) untuk mengenal, belajar bersama dan menggali pengetahuan untuk pengembangan kelompok studi yang mereka miliki. Kunjungan studi yang dilaksanakan pada hari Kamis 5 September 2019 dibuka dengan doa bersama pada pukul 13.00 WIB di Ruang Video Conference UKDW. Frista, S.H., S.E., M.S.Ak, selaku dosen pembimbing kelompok studi pajak UKDW, mewakili Wakil Dekan Bidang Akademik Program Studi Akuntansi dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih dan selamat datang kepada mahasiswa UST. Adia Adi Prabowo, S.E.,

M.Acc., Ak., CA selaku dosen pembimbing Audit Club dan Tax Club UST juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak UKDW karena berkenan menerima kunjungan dari UST. “Semoga melalui kegiatan bincang santai ini, masing-masing kelompok studi dapat memperoleh pengetahuan baru tentang audit dan pajak yang dapat digunakan untuk pengembangan kelompoknya masing-masing,” ujarnya. Pada kesempatan ini, sesi perkenalan diawali oleh Leddy Teresa Kristianthy selaku ketua Kelompok Studi Pajak (KSP) UKDW. KSP yang pernah meraih juara 3 di Java Tax Competition 2013, pada tahun 2019 menjalankan beberapa kegiatan antara lain forum diskusi, seminar pajak, dan juga program relawan pajak. Verina Devari selaku ketua Kelompok Studi Audit (KSA) UKDW juga menyampaikan perkenalan singkat tentang KSA. Untuk tahun 2019, KSA menjalankan beberapa kegiatan atau program antara lain Rilis Buku “Korupsi adalah Kita”, penyusunan buku tentang korupsi, dan juga pelaksanaan kegiatan “Ngopi Asik” untuk membahas permasalahan terkait moneter yang sedang hangat diperbincangkan. Setelah perkenalan singkat, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi

foto:dok.panitia

santai bersama KSA dan KSP UKDW. Banyak pengalaman yang disampaikan dalam sesi diskusi yang dapat dijadikan sebagai pilar pendukung bagi mahasiswa seperti pengalaman masuk KSA, pengalaman mengaudit di sekolah-sekolah, pembuatan laporan keuangan yang baik dan benar dan hal-hal lainnya.

Acara yang ditutup dengan penyerahan kenang-kenangan oleh UKDW kepada KSA dan KSP UST serta foto bersama ini diharapkan dapat menjadi ruang bagi mahasiswa untuk saling berbagi pengalaman dan mendapatkan pengetahuan baru untuk pengembangan masing-masing kelompok studi. [Anna Maria]

Business Camping 2019: Persaudaraan dalam Keberagaman

P

egang erat tanganku dan jangan pernah kau lepaskan, lelah penat kita kan jalani, yakinlah pada hati, yang menuntun langkah kaki, kita mulai bersama di Business Camp. Itulah penggalan lirik dalam lagu yang dinyanyikan oleh peserta Business Camping 2019. Business Camping merupakan salah satu program kerja dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta. Business Camping diselenggarakan untuk menyambut mahasiswa baru dari Program Studi (Prodi) Akuntansi dan Manajemen tahun 2019. Business Camping tahun ini mengangkat tema persaudaraan dalam keberagaman. Rangkaian acara Business Camping 2019 diawali dengan acara pengenalan Fakultas dan Prodi pada tanggal 31 Agustus 2019 yang dibawakan oleh Dekan, para Wakil Dekan, para Ketua Program Studi, Lembaga Kemahasiswaan, Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) Bisnis, BFA dan sesi sharing dari alumni.

foto:dok.panitia

Pada tanggal 7-8 September 2019, bersama 120 orang panitia, para peserta mengikuti rangkaian kegiatan camp di Memorial Camp Kulon Progo, mulai dari kegiatan outbound, malam inagurasi, games berantai serta closing ceremony. Untuk kegiatan outbound, peserta yang berjumlah

299 orang dibagi menjadi tiga puluh kelompok, dimana setiap kelompoknya terdapat peserta, mahasiswa pendamping, serta pendamping dari divisi perlengkapan dan keamanan. Tiap kelompoknya akan melewati delapan pos. Peserta juga diberi kesempatan menampilkan kemampuan dan

kreativitas melalui malam inagurasi dimana masing-masing panitia setiap divisi juga tampil dengan kemampuan dan kreativitasnya. Hari kedua kegiatan diawali dengan ibadah pagi dan dilanjutkan dengan senam pagi. Acara dilanjutkan dengan games berantai “berani kotor itu baik” yaitu tarik tambang di area berlumpur. Rangkaian kegiatan camp ditutup dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Fakultas Bisnis. Kegiatan ini diikuti oleh peserta dengan antusias dan semangat yang luar biasa. “Business Camping mengajarkan kami yang biasanya memegang gadget setiap waktu akhirnya tidak memegang gadget dan full menikmati kegiatan berlangsung.” ungkap peserta. Business Camping tahun ini berhasil membuat para mahasiswa baru Fakultas Bisnis UKDW merasakan tali persaudaraan dan dipertemukan dengan berbagai keberagaman di lingkungan baru. [wahyuni]

International Guest Lecturer Handong Global University, Korea Selatan

B

ertempat di Lecture Hall Pdt. Dr. Rudy Budiman, Program Magister Manajemen Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta menggelar seminar internasional dengan tema “Being an Entrepreneur in the Digital Era” pada hari Kamis, 19 September 2019. Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan Dies Natalis UKDW dimana Fakultas Bisnis yang ditunjuk sebagai pengampu acara. Hadir sebagai narasumber yaitu Prof. George Kim dari School of Global Entrepreneurship and ICT, Director Institute for Entrepreneurship and Innovation, Handong Global University, Korea Selatan. Dalam kesempatan ini Prof. Kim memberikan kuliah umum tentang kewirausahaan dan kegiatan ini bukanlah yang pertama kalinya dilakukan dengan Handong Global University karena kedua universitas telah menjalin kerjasama yang cukup lama terutama melalui penyelenggaraan Global Entrepreneurship Workshop 2018–2019 yang didukung oleh

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia (Kemendesa), United Nations Office for South-South Cooperation (UNOSSC), serta Kementerian Sains dan ICT (MSIT) Republik Korea. Kegiatan ini masih masuk dalam rangkaian kegiatan Dies Natalis ke-57 Duta Wacana dimana pada tahun ini Fakultas Bisnis yang ditunjuk sebagai pengampu acara. Selain memberikan kuliah umum, kehadiran Prof. Kim ke Indonesia juga untuk membuka Kantor Pusat Kewirausahaan Regional Asia Tenggara. Hal ini semakin menguatkan visi UKDW menuju Entrepreneurial Research University (ERU) yang semakin melebarkan jejaringnya ditandai dengan penguatan kemitraan internasional, salah satunya mitra universitas dari Korea Selatan. Dipilihnya UKDW tidak terlepas dari keberadaannya sebagai salah satu kampus terkemuka di

Yogyakarta. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan pusat dari aktivitas usaha kecil dan menengah (UMKM) yang memproduksi berbagai produk kerajinan tangan, perak, dan batik. Hal ini yang memberikan daya tarik kepada mitra-mitra dari Korea Selatan untuk memberikan pendampingan terhadap keberadaan UMKM. Selain itu, mitra – mitra dari Korea Selatan sekaligus ingin membagikan pengalaman kesuksesan menjadi negara industri melalui

program pembangunan yang berbasis dari desa, yang dikenal dengan prinsip “Saemaul Undong”. Semangat inilah yang nantinya akan ditularkan kepada Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) yang ada di sekitar DIY. Untuk kedepannya, Fakultas Bisnis UKDW berusaha untuk menjalin kerjasama dengan Handong Global University terkait kegiatan seminar dan workshop internasional sekaligus mempersiapkan lulusannya untuk mampu berkiprah di dunia global. [fr]


Program Studi

VOL.13/SEPT 2019

7

Future Professions: What Matter Most

E

nglish is an international language that is mostly used in this world. Nowadays, English and jobs become two important things in the working places where the company needs the employer who are able to speak English. In relation to that topic, English Language Education Department (ELED) held a public lecture on 22 August 2019 at Harun Seminar Hall. This lecture was held by “Profesi Kependidikan” subject which is taught by Dra. Mega Wati, M.Pd. In this lecture, the speaker was Dr. Itje Chodidjah, MA., an education specialist in Indonesia. The purpose of this lecture is to build the ELED students’ understanding about the future professions. There are some important points that was explained by Dr. Itje Chodidjah, MA., First, English as language strategy. Before explaining in details, Dr. Itje Chodidjah, MA., provided a video about how English takes place in jobs. She asked the ELED students to watch the video and tried to find the important things mentioned in that video. Based on that video, it showed the reasons why English becomes a

foto:dok. Panitia

language strategy in the jobs. For instance, the use of English is needed to connect people from different backgrounds, and it eases other people to learn from one another. Therefore, in relation with job, speaking is one of the English skills that plays important role in the job because the company needs people who are able to speak English and also to work with other people. Hence, English is really important because it helps the employers in their jobs.

foto:dok. Panitia

Besides, there are certain skills competencies that should be mastered before applying job in this 21st century. Those skills are critical thinking and problem solving, collaboration and communication, creativity and imagination, citizenship, digital literacy, students’ leadership, and personal development. Furthermore, Dr. Itje Chodidjah, MA., stated that those skills are needed to teach the students in this era and it can be done by the teachers when they give

instruction to the students. The teachers can include those skills in their teaching. For instance, the teacher can prepare a group discussion activity and the students are expected to discuss an issue. In this case, the students might develop their critical thinking to solve the problem. Thus, in order to prepare the future students in their future jobs, the students need to acquire some skills to support them in working. Last but not least, having this public lecture was a very good opportunity for the students to learn more from Dr. Itje Chodidjah, MA., as she has a lot of experiences as an education specialist. Yet, the public lecturer was very useful for me because I got additional knowledge from her that can help me to be better in preparing myself for my future job. As the closing remark, Dr. Itje Chodidjah, MA., gave an inspiring quote “No matter what profession you are going to take in the future, you are in the right place now, as long as you are serious”. [Liana]

Public Lecture “Effective Collaboration” with Dr. Robby I Chandra

E

nglish Language Education Department (ELED) UKDW held a public lecture with the theme “Effective Collaboration” on Tuesday (3/9) at Harun Seminar Room UKDW. The public lecture was delivered by Dr. Robby I Chandra and attended by all of ELED students and lecturers. Ira Luik from ELED batch 2016 as the Master of Ceremony of the program briefly shared an introduction that Dr. Robby I Chandra used to be a college teacher in Universitas Indonesia (1981), Sekolah Tinggi Manajemen Prasetya Mulya (1990), Universitas Kristen Duta Wacana (1994), and University of Oregon (1998). Dr. Robby I Chandra shared that collaboration can be found everywhere, workplaces, schools and even home. Human as social creature cannot live by themselves. Human needs and has to work with the others, and that is when collaboration skill is essential. He mentioned about the expectation and reality in collaboration. Sometimes the

reality in collaboration with other people is not the same with our expectation. For example, in a group work, one person wants to use a kind of method but the other person cannot work with that method and force another method. In this kind of situation, a person will have to deal with broken dream or unfulfilled expectation. Dr. Robby explained that one can change the reality instead, by accepting it and changing the approach. Dr. Robby also told to the students how to handle differences in collaboration, they are: take a step back, acknowledge, respond, and reinitiate dialogue. The most important thing he wants the students to remember is about healthy communication in collaboration: “Don’t use but, replace with and” Dr. Robby hopes that the students or young people will have the effective collaboration skill in this modern era where teamwork is needed in almost all kind of field [Siaga]

foto:dok. Panitia

Unity in Diversity: Capacity Building of ELED Students

O

n the 14th and 15th of September 2019, English Language Education Department (ELED) students held an event called Capacity Building (CB) or also known as ‘Malam keakraban’ (Makrab). Unity in Diversity is the theme that was chosen for this event due to the thought of the diversity that always exists in our society that may lead us to disunity. Thus, the committees hoped that unity could be existed in the diversity of new ELED students who come from different places, have different thought or ideas, and have different personalities. On the first day, 14th of September 2019, most of the committees and new students of ELED were gathering inside Didaktos building around 12 PM. They headed to Kulon Progo, particularly Dolan Deso Boro, the place that was chosen for CB of ELED. Around 1 PM the coaches departed. After about one hour trip, the students arrived at Dolan Deso Boro. They put their belongings to the rooms provided there and then gathered at gazebo. The event later was opened by the MCs, Harvesto and Irene, and followed by opening speeches from the chairperson of the CB, Ruth Eliana, then Mr. Paulus Widiatmoko as the Head of English Language Education Department. The new students were excited since the real event would start soon. They played some games in a group related to UKDW and ELED. In addition, the lecturers of ELED were also participating in the groups. They came along to the place to enjoy the event together with the committees and new students. The cooperation’s between

foto:dok. Panitia

one new student with others and the new students with the lecturers were clearly shown. The smiles on their faces were the proof that they enjoyed the session. Time went fast, the sun almost went down, the students then prepared themselves for the next sessions. In the evening, the new students including the committees and lecturers were working in a group for the reflection session. In that session, the students were sharing and asking some questions to the lecturers about anything they were curious of. The committees gave signal when the time was up and the students had to move to the next group beside them, yet the lecturers should stay at their place so that other students would come to them and would do the same things. After the session finished, students, committees, and lecturers had dinner together. The sky went darker and the temperature got colder. The next session was the bonfire, yet, before that, the lecturers were performing what they have prepared before. They sang some Nusantara songs in pairs. While the lecturers were singing, the

committees had prepared a surprise for Ms. Arida Susyetina, one of the lecturers in ELED. Just after they finished performing, all people in the gazebo sang a happy birthday song for her and brought a cake with some candles on the top of it. That was hillarious! After the lecturers left the place for other occasion, the bonfire was started. The bonfire made the situation warmer and merrier. The students were performing what they had prepared some days before the Dday. The performances they prepared were dramas, advertisement parody, and dances. There were three groups performing different per-formances apart from two groups that got the same things to perform; drama and dances. The activity went well, entertaining, and strengthened the bond among the participants. The next day, the students gathered at gazebo early in the morning and had a worship session before having breakfast. After that, the outbound committees came, the outbound time was started. First, the CB committees and

new students who were the outbound participants gathered in the field and played some games. They were given some instructions and formed a group for the next games. In addition, the games were divided into two types, land games and water games. The land games were done in the first session while the water games was played in the second session. The first water game was relay balling game. Here, the participants came into a pool in pairs with a balloon wheel, then they should go to the other side to take as many balls as they can. The group who collected the most balls would be the winner. The second water game was called ‘Dolan Deso Black Hole’. In this game, the participants must wear a special suit since they will play on a stream that has a pretty strong drift. Although it was pretty challenging, many participants enjoyed it a lot. After around 45 minutes playing the Dolan Deso Black Hole, they then came back to the lodge for cleaning and packing. The closing ceremony was held at the gazebo. The chairperson of CB delivered her gratefulness of being the part of the event. She then thanked the committees who have been working hard for organizing the event and told the new students that they were happy to have the new students as the new family members of ELED. Moreover, to know the feeling of the new students, the chairperson of CB asked two of them to come in front to share their feeling during the event. The activity was ended with a closing prayer. [Ruth Eliana]


Info Kegiatan

8

VOL.13/SEPT 2019

DWEC 2019: Celebrating Diversity

E

nglish Language Education Department (ELED) holds Duta Wacana English Competition (DWEC) as one of the annual events in celebrating the 57th anniversary of Duta Wacana. ELED has started this event since 2017 and invites the senior high school students around DI Yogyakarta and Central Java. On October, 26th 2019 the next DWEC will be held with three different kinds of competition namely, Speech Contest, Spelling Bee Competition, and Storytelling Competition. Since ELED of Duta Wacana Christian University has 180 school partners, the target participants of DWEC are more than 50 senior high school students. The registration time is divided into two periods, early bird and regular. The early bird registration is on 16 - 30 September with the registration fees: IDR 150.000 per

participant for Speech Contest and Storytelling Competition and IDR 100.000 per participant for Spelling Bee Competition. Furthermore, the regular period is on 1 - 20 October with the registration fees for Storytelling Competition and Speech Contest, the prices are IDR 200.000 and for the Spelling Bee Competition is IDR 150.000 per participant. This year’s theme “Celebrating Diversity” is chosen because everyone who participates in this DWEC is hoped to respect and appreciate the diversity around them. Moreover, the 1st place winner will receive the Yogyakarta’s Governor’s Travelling Trophies, the 2nd place will receive the Mayor of Yogyakarta’s Trophies, and the 3rd place will receive the trophies from the Rector of UKDW Yogyakarta. [Selvie]


VOL.13/SEPT 2019

Office of International Affairs Studying in France: A Budget Friendly for Studying Abroad

foto:dok. Biro IV

F

rom the iconic Eiffel Tower and the rows of museums and art galleries to the stunningly beautiful countryside, France has enticed millions of people each year to come, making this country one of the world's most popular tourist destinations. Not only tourists, the country which is wellknown for its cuisine and wine, also attracts students from around the world to study here. Why and how to study in France, were answered in the info session organized by UKDW Office of International Affairs in collaboration with Campus France of IFI-LIP Yogyakarta, on Friday, September 20, 2019. Taking place at Classroom G.3.4, this event was attended by UKDW students from different majors including Management, Accounting, Informatics, Information System, Biology, Architecture, Product Design, English Language Education, and Medicine. Talking in this session was the representative of Campus France Yogyakarta, Andraine Arkenzi Febreinza or known as Reinza. Campus France is a public institution under two French ministries - the Ministry of Europe and Foreign Affairs and the Ministry of Higher Education, Research, and Innovation. Campus France Indonesia is in charge of promoting French higher education in Indonesia.

foto:dok. Biro IV

“French is the second most studied language after English. It is the official language of 29 countries, spoken by more than 270 millions people. Learning this language will be a valuable asset for your career,” Reinza started. Digging deeper into the topic of studying in France, Reinza talk about the education system in France, the quality of education, internship and career opportunities at France company in Indonesia, and the quality of life in the heart of Europe. “As you use schengen visa to stay in France, you can freely travel to Germany, Italy, Spain, and other European Country in the Schengen Area,” Reinza added. In addition, it is also possible for the student visa holder to have a part-time job with minimum wages €9,88/hour. Good news for those who want to study in France, is that the French government subsidizes the tuition fees in public higher education institutions. With subsidy of tuition fees for international students per year, studying in France becomes more affordable. French government also provides a special rate for students to access transportation and entertainment such as cinema, museums, and theatre as well as electronic purchase by showing student ID.

foto:dok. Biro IV

Scholarship from government as well as institutions are also available for Indonesian students who want to pursue their education in France, such as Eiffel Scholarship from the French Ministry of Europe and Foreign Affairs, Erasmus+ Scholarship from European Union, LPDP Scholarship from Indonesian Ministry of Finance, BUDI Scholarship from Indonesian Ministry of Research, Technology, and Higher Education, and MORA Scholarship from Indonesian Ministry of Religious Affairs. After sharing all the important information about studying in France, the activity was continued with a question and answer session. Participants were eager to ask and discuss this topic, including the choice of study program, the scholarship requirements, French certification, and many more. While money can be an issue in studying abroad, with the support from French government to make tuition rates more budget-friendly and the availability of scholarships, France can be a good choice for pursuing higher education. As long as one keeps trying, there surely will be a way for a brighter future. [drr]

World Friends Korea Program: New Step of Expanding the Partnerships

foto:dok. KK

I

n order to strengthen the partnership with Korean universities, Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) is taking part as the Host Organization in the World Friends Korea (WFK) Volunteer Program organized by the Korea International Cooperation Agency (KOICA). WFK is an overseas volunteer program under the South Korean government that aims to promote friendly and cooperative relationship between Korea and partner countries through sending volunteers in different fields to share their knowledge, expertise, and experience. Answering UKDW’s wish to revitalize the cooperation with its partners in Korea and to establish “Korean Corner”, Ms. Kwon Seonhwa, a dance choreographer, who has an educational background in languages and arts, was assigned as WFK volunteer in UKDW. Prior to the commencement of WFK program in mid-October 2019, On the Job Training (OJT) was conducted in UKDW on September 14-21, 2019 to introduce the volunteer to the campus environment, including lecturers, students, and university

staff. This program also served as a neighbourhood orientation to know the area around the campus and nearby public places such as supermarkets, hospitals, banks, and police station. The OJT program was started with the meeting with UKDWs’ Rector and Vice Rectors and the representatives from the English Language Education Department. Taking place at Rectorate Meeting Room, on Tuesday, September 17, 2019, the meeting discussed about OJT activities in detail and the arrangement of the volunteer’s placement during WFK Volunteer Program. The Rector of UKDW, Ir. Henry Feriadi, M.Sc., Ph.D. explained that Ms. Kwon Seonhwa will be responsible in preparing the Korean Language class. This class is expected to be started in January 2020. Since it is a crossfaculty course, students from all majors in UKDW can take this class. "To prepare for this class, Ms. Kwon Seonhwa can start designing the curriculum and syllabus to be implemented in one semester which is equivalent to 16 meetings. Hopefully, this class can help UKDW students who want to continue their studies in

foto:dok. KK

Korea to prepare their Korean language,” he added. KOICA volunteer is also assigned to help UKDW to strengthen the partnership with Korean Universities, especially through the participation in joint program and student exchange program. Rev. Handi Hadiwitanto, Ph.D. who serves as the Vice Rector for Human Resource Capacity Building and Partnerships said that through this program, UKDW aims to increase the number of Korean students coming to UKDW. "To improve international program in UKDW, each faculty is expected to prepare at least one class taught in English to be offered in summer, winter, and exchange program," he said. To promote friendship between Indonesia and Korea as well as to develop cultural exchange program, KOICA volunteer is also expected to be involved in the establishment of “Korean Corner” in UKDW. This corner will be a place for students to learn language, dance, culinary, and other Korean culture. Ms. Kwon Seonhwa, who already got an Indonesian name - Desi, was also invited to join the Introduction to College English (ICE)

class to get an overview of the cross-faculty course and experience the class atmosphere in UKDW. Visiting Gondokusuman Police Station during the neighbourhood orientation, Desi was welcomed by the chief of police, Kompol Bonifasius Slamet, S. who are accompanied by Ipda Sugeng. He expressed his appreciation and support for the cooperation between Indonesia and other countries as is done by UKDW. "I hope through international programs, Indonesian students can learn new things from other countries. Don't hesitate to ask for help from the police if you find any difficulties," he said. OJT Program was concluded with report and evaluation meeting. After successfully attending OJT Program, KOICA volunteer is expected to be ready for the WFK Program in UKDW. The academic community of UKDW hopes this program will bring a good impact for the development of academic and cultural exchange programs in this campus. [ai]

9


UKM Zone

10

VOL.13/SEPT 2019

Duta Voice Raih Medali Emas di PICF 2019

P

aduan Suara Mahasiswa Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Duta Voice memenangkan kejuaraan paduan suara Penabur International Choir Festival (PICF) 2019 yang diselenggarakan di SPK Kelapa Gading Jakarta Utara pada tanggal 3 - 7 September 2019. Proses persiapan Duta Voice untuk mengikuti PICF dimulai sejak bulan Maret 2019. Kegiatan latihan dan pengasahan suara pun dua kali seminggu menjadi tantangan tersendiri bagi para anggota Duta Voice. Kendala penghafalan lagu, notasi, dan artikulasi mungkin bisa teratasi melalui latihan secara mandiri, namun keutuhan dan kepaduan suara tetap perlu dilatih bersama seluruh anggota tim. Berkat kerja keras yang dilakukan selama berbulanbulan, Duta Voice berhasil meraih medali emas pada kategori Mixed Choir dan meraih medali perak pada kategori Musica Sacra. Mereka bersyukur karena telah memberikan yang terbaik sehingga membuahkan kemenangan yang sepadan dengan perjuangan dan kerja keras seluruh anggota Duta Voice. PICF tahun ini mengambil tema 'Berpadu Suara, Bersatu Hati Membangun Karakter Anak Negeri'. PICF adalah event kompetisi dua tahunan yang pertama kali digelar oleh Badan Pendidikan Kristen (BPK) Penabur Jakarta pada tahun 2013. Mengutip dari laman tribunjakarta.com, event ini tidak hanya untuk unjuk prestasi tim paduan suara tetapi melalui acara ini, penyelenggara acara ingin membentuk karakter peserta didiknya dan seluruh peserta PICF melalui bidang musik.

foto:dok. Peserta

Tim juri pada gelaran PICF 2019 berjumlah dua belas orang dari sepuluh negara. Sepuluh orang juri dari mancanegara antara lain Aivis Greters (Latvia), Tom T. Shelton. Jr (USA), Bengt Ollen (Swedia), Johnny Ku (Taiwan), Foong Hak Luen (Singapura), John A. Pamintuan (Filipina), Ko Matsushita (Jepang), Innesa Bodyako (Belarus), Dr. Bienvenido (Filipina), Soundarie David R. (Sri Lanka). Sementara dua orang juri dari Indonesia antara lain Herman Sinapa dan Aris Sudibyo. Terdapat sebela kategori yang dikompetisikan yaitu empat kategori utama sesuai jenjang

foto:dok. Peserta

sekolah Kindergarten (10 peserta), Primary School (21 peserta), Junior High School (17 peserta), Senior High School (20 peserta), dan kategori umum yaitu Children Choir (16 peserta), Mixed Youth Choir (14 peserta), Mixed Choir (15 peserta), Folklore (31 peserta), Gospel & Spiritual (11 peserta), Musica Sacra (24 peserta) dan Chamber Choir (8 peserta). Jumlah keseluruhan tim paduan suara yang ikut di PICF 2019 adalah 152 tim paduan suara yang berasal dari lima negara (Indonesia, Malaysia, Filipina, Jepang dan Vietnam). [Grifith Mercia]

Seputar Jogja

Tenteramnya Malioboro ‘Selasa Wage’

M

alioboro yang menjadi pusat pariwisata di Kota Yogyakarta, dikenal sebagai kota yang hampir tidak pernah tidur. Sisi Malioboro yang menarik perhatian wisatawan lokal maupun asing ini ramai hampir setiap harinya. Namun kini, Malioboro sudah menerapkan kebijakan baru yang sebenarnya sudah diadakan sedari 2017 lalu. Kebijakan tersebut dikenal dengan sebutan “Malioboro Selasa Wage”. Jadi, untuk setiap hari Selasa Wage, Malioboro akan menghentikan kegiatan jual-belinya oleh Pedagang Kaki Lima (PKL) untuk satu hari saja. Malioboro Selasa Wage ini dilaksakana pertama kali pada Selasa, 18 Juni 2019 yang lalu. Mengapa dilaksanakan pada Selasa Wage? Hal tersebut

Infografis

dikarenakan bertepatan dengan hari pasaran lahir raja keraton Yogyakarta. Kegiatan Malioboro Selasa Wage tidak hanya menjadi hari libur kegiatan PKL, namun juga dilaksakan sebagai hari bersih-bersih kawasan Malioboro. Segenap masyarakat Kota Yogyakarta juga menanti hari Selasa Wage ini sebagai kegiatan hari bebas kendaraan. Malioboro tampak lengang dan jauh dari kemacetan. Meski begitu, jika ingin menyambangi Malioboro, masih bisa menggunakan transportasi umum berupa Trans Jogja yang masih dapat melintasi kawasan Malioboro. Setiap 35 hari sekali, kegiatan ini dilaksanakan pada pukul 06.00 – 21.00 WIB.

Kondisi Malioboro yang baru ini memunculkan berbagai gagasan kegiatan yang bisa diadakan di sepanjang jalan kawasan Malioboro. Hingga pada akhirnya, muncul gagasan untuk membuat pertunjukkan seni. Suasana di Malioboro yang lenggang terasa sangat menyenangkan ditambah dengan acara musik dan tari-tarian di setiap pinggir Jalan Malioboro. Tidak perlu khawatir, arus lalu lintas di Jalan Malioboro juga relatif tenang karena uji coba bebas kendaraan bermotor berlaku di hari tersebut. Artinya, yang boleh melintas di Jalan Malioboro setiap Selasa Wage adalah becak, dokar, sepeda, dan bus Trans Jogja. [Krissanti Dewi]


Siraman Rohani VOL.13/SEPT 2019

Manusia dan Ciptaan Lain (Mazmur 104)

M

anusia dan alam memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan, dimana manusia membutuhkan alam sebagai tempat mereka hidup. Namun saat ini kondisi alam semakin memprihatinkan, banyak kerusakan yang terjadi karena ulah manusia yang memiliki kecenderungan untuk menguasai alam yang sifatnya eksploitatif. Terjadinya kekeringan, tanah-tanah tandus, erosi tanah, hilangnya pohon pelindung, banjir, tanah longsor, pencemaran atmosfir, air, tanah, dan merosotnya kesuburan serta struktur tanah, degradasi tanah (penurunan kualitas tanah), perubahan iklim, semua itu semestinya menyadarkan kita bahwa alam atau lingkungan hidup di mana kita tinggal ini terancam kelestariannya. Semua ulah manusia yang hanya mengeksploitasi alam demi keuntungan (ekonomis) semata, tanpa mempedulikan kesehatan alam ciptaan dan kelestarian serta keberlangsungannya untuk jangka panjang di masa depan, akan berakibat negatif bahkan bisa fatal, yaitu merusak tatanan ekosistem. Alam menjadi tidak ramah dan bersahabat dengan manusia. Alam tidak menjadi tempat yang memberikan kenyamanan dan ketentraman untuk manusia menyelenggarakan hidup. Manusia lupa diri, bahwa mereka adalah mahluk yang diberi kepercayaan oleh Allah, untuk menjaga maupun merawat alam semesta ini. Artinya manusia seharusnya bertanggungjawab atas keberlangsungan yang ada di alam semesta ini. Kondisi alam yang baik tentunya akan mendukung segala aspek kehidupan manusia, sehingga menciptakan kedamaian, dan kenyamanan bagi seluruh mahluk hidup di muka bumi ini.

foto:dok. google (edited)

Melihat dari keprihatinan inilah, tema yang diusung dalam memperingati hari perdamaian internasional adalah Climate Action for Peace. Dimana pada kesempatan ini kita diajak untuk berefleksi dan melakukan sebuah aksi nyata, untuk melawan kerusakan dan menjaga bumi sebagai bentuk tanggungjawab kita. Dalam kitab Mazmur pasal 104 kita diingatkan akan posisi kita sebagai manusia, dimana dalam pasal ini mengemukakan bahwa manusia sebagai bagian dari alam ciptaan Allah, manusia dan alam ditempatkan setara dan sama-sama berada di bawah kuasa Allah. Dalam nyanyian Mazmur ini kita dapat menyaksikan bagaimana Allah diagungkan sebagai pencipta yang sungguh besar, bahwa kehidupan dalam

alam semesta adalah bersumber dari Dia saja, dengan kekuasaanNya segala sesuatunya hidup. Di Mazmur 104, manusia disebut dalam urutan yang sama dengan makhluk yang lain dan habitatnya. Manusia mempunyai kedudukan yang setara dengan makhluk hidup yang lain. Manusia memang merupakan penguasa alam, tetapi manusia itu juga ciptaan Allah, artinya ia rapuh dan bergantung kepada Allah. Mungkin saat ini banyak orang berpendapat bahwa untuk dapat menjaga atau menata alam, maka saat ini manusia harus memiliki otoritas terlebih dahulu. Namun yang dibicarakan adalah mengenai menjaga alam dan bukan hanya sekedar manusia mengelola alam yang

mengandalkan pada wewenang sebagai penguasa. Manusia yang ingin menata alam dalam rangka menyelamatkan alam, harus terlebih dahulu menyadari bahwa sebelum manusia yang menata alam, sudah ada Tuhan yang lebih dahulu menata. Tuhan menatanya dengan adil, sehingga penataan tersebut memperlihatkan irama yang teratur. Kita manusia yang ditata Allah, ternyata merupakan bagian dari alam, maka dari itu dalam Mazmur 104 digambarkan bahwa habitat itu menentukan. Dengan demikian, kita sebagai ciptaan yang diberi mandat Allah, untuk menjaga alam hendaknya berkomitmen untuk merawat alam ciptaan-Nya, untuk menciptakan kedamaian dan menjaga generasi masa mendatang. Kekuasaan yang diberikan Allah kepada manusia adalah kuasa sebagai penatalayan yang bertanggungjawab, termasuk penggunaan atau pemanfaatan sumber daya yang ada. Suatu hal yang mustahil jika Allah menciptakan bumi dan menyerahkan kepada manusia hanya untuk dihancurkan atau dieksploitasi untuk memenuhi kebutuhan sekarang dengan mengorbankan kesejahteraan atau “mengkhianati anak cucu kita” di masa mendatang. Sebaliknya, kuasa tersebut merupakan pendelegasian atas alam ciptaan, yang di dalamnya memuat unsur pertanggungjawaban baik kepada Allah sebagai Sang Pemilik bumi dan kepada sesama (sebuah kesolidaritasan) serta rasa hormat terhadap lingkungan hidup kita. Selamat menjaga alam sebagai bentuk tanggungjawab kita kepada dan menciptakan kedamaian dimuka bumi ini. [Nanda]

Universitaria Dekanat Fakultas Teologi

Dekanat Fakultas Bisnis

Dekanat Fakultas Arsitektur & Desain

Pdt. Robert Setio, Ph.D. sebagai Dekan Pdt. Wahju Satria Wibowo, M.Hum., Ph.D. sebagai Wakil Dekan bidang Akademik Ÿ Pdt. Hendri Wijayatsih, M.A sebagai Kaprodi Teologi Ÿ Pdt. Dr. Djoko Prasetyo Adi Wibowo, Th.M. sebagai Kaprodi Magister Teologi & Magister Kajian Konflik dan Perdamaian Ÿ Pdt. Yahya Wijaya, Ph.D. sebagai Kaprodi Doktor Teologi Ÿ Pdt. Dr. Asnath Niwa Natar, M.Th. sebagai Wakil Dekan Bidang Tata Kelola Keuangan, SDM dan Sarana Prasarana Ÿ Pdt. Dr. Wahyu Nugroho, MA. sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama

Dr. Perminas Pangeran, SE., M.Si. sebagai Dekan Drs. Sisnuhadi, MBA., Ph.D. sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik & Kaprodi Manajemen Ÿ Christine Novita Dewi, S.E., M.Acc., Akt., C.A. sebagai Kaprodi Akuntansi Ÿ Dr. Singgih Santoso, M.M. sebagai Kaprodi Magister Manajemen Ÿ Dra. Putriana Kristanti, M.M.,Akt.,C.A. sebagai Wakil Dekan Bidang Tata Kelola Keuangan, SDM dan Sarana Prasarana Ÿ Lucia Nurbani Kartika, S.Pd., Dipl.Secr., MM sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama

Dr. -Ing. Ir. Winarna, M.A. sebagai Dekan Dr. -Ing. Sita Yuliastuti Amijaya, ST.,M.Eng. sebagai Kaprodi Arsitektur Ÿ Kristian Oentoro, S.Ds., M.Ds. sebagai Kaprodi Desain Produk Ÿ Dr. -Ing. Ir. Paulus Bawole, M.I.P sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik & Kaprodi Magister Arsitektur Ÿ Christmastuti Nur, S.Ds., M.Ds. sebagai Wakil Dekan Bidang Tata Kelola Keuangan, SDM, dan Sarana Prasarana Ÿ Ferdy Sabono, S.T., M.Sc. sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama

Ÿ Ÿ

Dekanat Fakultas Bioteknologi

Dekanat Fakultas Teknologi Informasi Ÿ Restyandito, S.Kom., MSIS., Ph.D. sebagai Dekan Ÿ Gloria Virginia, S.Kom., MAI., Ph.D. sebagai Kaprodi Informatika Ÿ Drs. Jong Jek Siang, M.Sc. sebagai Kaprodi Sistem Informasi Ÿ Dra. Widi Hapsari, M.T. sebagai Wakil Dekan Bidang Tata Kelola Keuangan, SDM, dan Sarana Prasarana Ÿ Willy Sudiarto Raharjo, S.Kom., M.Cs. sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama

Ÿ Ÿ

Ÿ Ÿ

Drs. Kisworo, MSc. sebagai Dekan Dra. Aniek Prasetyaningsih, M.Si.

Ÿ Ÿ

Dekanat Fakultas Kedokteran Ÿ Ÿ

The Maria Meiwati W. Ph.D. sebagai Dekan Christiane Marlene S., M.Biomed. sebagai

sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik

Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kaprodi

& Kaprodi Biologi Ÿ Ratih Restiani, S.Si., M.Biotech

Kedokteran Ÿ Hariatmoko, Sp.B., FINACS. sebagai

sebagai Wakil Dekan Bidang Tata Kelola Keuangan, SDM, dan Sarana Prasarana Ÿ Drs. Djoko Rahardjo, M.Kes. sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama

Kaprodi Profesi Dokter Widya Christine M., M.Biomed sebagai

Ÿ

Wakil Dekan Bidang Tata Kelola Keuangan, SDM, dan Sarana Prasarana Ÿ Daniel Chriswinanto A. N., MPH. sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama

Selamat dan Sukses

atas Pelantikan Dekanat Universitas Kristen Duta Wacana

PERIODE 2019-2023

Dekanat Fakultas Kependidikan & Humaniora Ÿ Dra. Mega Wati, M.Pd. sebagai Dekan Ÿ Lemmuela Alvita Kurniawati, Spd., MHum. sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik & Kaprodi Pendidikan Bahasa Inggris Ÿ Dra. Krisni Noor Patrianti, M.Hum. sebagai Wakil Dekan Bidang Tata Kelola Keuangan, SDM, dan Sarana Prasarana Ÿ Anesti Budi Ermerawati, S.Pd., M.Hum. sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama

11


INFOGRAFIS

VOL.13/SEPT 2019

DIES NATALIS KE-57 DUTA WACANA Kilas Balik UKDW Sekolah Tinggi Theologia Duta Wacana

AKREDITASI BAN-PT

A “UNGGUL”

10

S.T.T. Duta Wacana didirikan pada tahun 1962 sebagai bentuk pertanggung jawaban terhadap harapan gereja-gereja guna meningkatkan mutu pendidikan melalui perguruan tinggi yang setara dengan universitas.

10 BESAR PERGURUAN TINGGI TERBAIK DI D.I. YOGYAKARTA

50

50 BESAR PERGURUAN TINGGI SWASTA TERBAIK DI INDONESIA

100

100 BESAR PERGURUAN TINGGI TERBAIK DI INDONESIA

No. SK: 3290/SK/BAN-PT/Akred/PT/IX/2017

Peringkat Terbaik Pada tahun 1982, S.T.T. Duta Wacana tergabung dalam The Assosiation for Theological Education in South East Asia (ATESEA) dan pernah mendapatkan akreditasi dengan peringkat terbaik di Asia Tenggara

Universitas Kristen Duta Wacana Pada tanggal 31 Oktober 1985 didirikanlah Universitas Kristen Duta Wacana sebagai perluasan dari S.T.T. Duta Wacana yang didukung oleh 12 sinode gereja. Saat ini UKDW memiliki 7 fakultas & 16 program studi

DAFTAR PRESTASI MAHASISWA 2019

JUARA

2

JUARA

3

JUARA

3

Akademik “STATION” PKN STAN AUDIT Competition

JUARA

2

4 Mei 2019

Lomba Inovasi Kebencanaan Pertemuan Ilmiah Tahunan 18-19 Mei 2019 Riset Kebencanaan ke-6 Cabang Gastroenterohepatologi/ Digestif Regional Olympiad 17-20 Juli 2019 ISMK Wilayah 3

JUARA

3

JUARA

2

JUARA

3

BIOSPEC 2019

30 Juli 2019

2

Ling Art Essay Competition 2019

Fistcup 3on3 Basketball Competition

4-14 Maret 2019

Civil Engineering Cup Futsal Tournamen

1-3 Maret 2019

Creative Futsal Competition

30-31 Maret 2019

Penabur International Choir Festival

JUARA

JUARA

Non-Akademik

2

5 Oktober 2019

SENI MOTIF TENUN KRISTIAN OENTORO, S.Ds., M.Ds.

Kategori Mixed Choir 30 September 2019

Kategori Musica Sacra

PROGRAM KOMPUTER

1 PARANG SUMBA

Unit Center of Entrepreneurship and innovation (CENTRINO) telah melakukan pendaftaran hak kekayaan intelektual terhadap karya-karya dosen dan mahasiswa UKDW

2 BATU KUBUR

3 SIRIH PINANG

APLIKASI SISTEM INFORMASI

ANTISIPASI BENCANA MERAPI


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.