Universitas Kristen Duta Wacana
12
@onz1526y @duta_wacana
10
Kantor Humas UKDW
Alamat Redaksi: Kantor Biro 4 UKDW Jalan dr. Wahidin Sudirohusodo No. 5-25, Yogyakarta 55224 Koran Kampus UKDW
November 2017
korankampus@staff.ukdw.ac.id
PUNCAK ACARA DIES NATALIS KE-55 DUTA WACANA
U
Mahasiswa Sistem Informasi UKDW Raih Juara I Lomba Aplikasi “TBIG CreatiON”
2
Duta Wacana English Competition 2017
7
Resensi Film: Merah Putih Memanggil
11
niversitas Kristen Duta Wacana merayakan Dies Natalis yang ke-55 dengan tema “Duta Wacana, Bisa! Merayakan Pendidikan IntegratifTransformatif”. Puncak acara Dies Natalis kali ini diisi dengan beberapa rangkaian acara yang melibatkan sivitas akademika UKDW, diadakan di Auditorium Koinonia UKDW dari pagi hingga malam hari. Sebelum acara puncak dilaksanakan, UKDW turut menggelar banyak kegiatan yang menjunjung tinggi nilai kebersamaan baik antar warga kampus maupun masyarakat sekitar diantaranya Rektor Cup, Gelar Budaya, DWCU Open Taekwondo International Championship, Family Day, dan rangkaian kegiatan lainnya. Rangkaian puncak acara Dies Natalis ke-55 Duta Wacana berlangsung pada tanggal 31 Oktober 2017. Pada pagi hari, UKDW melaksanakan Upacara Dies Natalis yang dihadiri oleh para sahabat UKDW, Rektor terdahulu seperti Judowijoyo Poerwowidagdo, MA.,Ph.D., Pdt. Aristarchus Sukarto BA, M.Th,Th.D., Pdt. Budyanto, Th.D., Pengurus dan Pengawas Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Duta Wacana, serta mitra-mitra UKDW. Upacara diisi dengan penyampaian laporan tahunan UKDW oleh Ir. Henry Feriadi, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor UKDW dilanjutkan dengan orasi ilmiah bertema “Meneguhkan Pendidikan Integratif-Transformatif” oleh Prof. Ir. Sudaryono Sastrosasmito, M.Eng., Ph.D. selaku Guru Besar Departemen Arsitektur dan Perencanaan Kota, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM). Wacana pembukaan gedung kampus kedua turut diangkat dalam upacara ini meskipun
designed:dok.KK/Rully
Penyerahan Wayang oleh Dalang Wayang Sinema kepada Rektor UKDW
lokasi tepatnya belum diketahui. Selain gedung kampus, UKDW juga memiliki keinginan untuk membuat lapangan olahraga demi memfasilitasi sejumlah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) bidang olahraga yang dimiliki kampus seperti basket dan bulu tangkis. Upacara Dies Natalis tahun ini menjadi lebih meriah dengan berhasil diraihnya peringkat akreditasi “A” (Unggul/Sangat Baik) oleh UKDW sesuai dengan sertifikat akreditasi BAN-PT no 3290/SK/BANPT/Akred/PT/IX/2017 tertanggal 12 September 2017. Pencapaian segenap sivitas akademika UKDW ini patut dibanggakan, mengingat saat ini UKDW menjadi salah satu dari lima perguruan tinggi swasta dan delapan perguruan tinggi di Yogyakarta yang terakreditasi “A”.
Sore harinya, diadakan Ibadah Syukur dan Perayaan Dies Natalis ke-55 Duta Wacana yang dimulai pada pukul 17.0021.00 WIB. Ibadah syukur ini diikuti oleh segenap sivitas akademika UKDW dengan khotbah yang dibawakan oleh Rm Prof. Dr. Paul Suparno, SJ. Dalam ibadah syukur ini turut dilaksanakan Peneguhan dan Pengutusan Pembina, Pengawas dan Pengurus Yayasan PTK Duta Wacana Periode 2017-2022. Acara kemudian dilanjutkan dengan perjamuan kasih, pertunjukan wayang sinema, dan dilanjutkan dengan pembukaan reuni akbar Fakultas Teologi. Perayaan Dies Natalis ditutup dengan penyerahan wayang dari Aneng Kiswantara, M.Sn selaku sutradara wayang cinema kepada Rektor UKDW. [leovina]
Profil Bulan Ini
02
Mahasiswa Sistem Informasi UKDW Raih Juara I Lomba Aplikasi “TBIG CreatiON”
foto:dok.KK/Panitia TBIG
Mahasiswa/i SI UKDW berfoto di depan panggung lomba “TBIG CreatiON”
S
ebuah kebanggaan bagi Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW), tiga mahasiswa dari Program Studi (Prodi) Sistem Informasi UKDW berhasil meraih juara satu dalam perlombaan aplikasi “TBIG CreatiON” yang diadakan oleh Tower Bersama Infrastructure. Lomba ini merupakan ajang kompetisi untuk menciptakan solusi yang kreatif berbasis teknologi informasi dan komunikasi untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi di lingkungan sekitar serta untuk meningkatkan layanan bagi masyarakat umum. Lomba ini diadakan mulai dari tanggal 11 Juli 2017 yaitu pengajuan dan seleksi proposal serta berakhir pada tahap penjurian pada tanggal 6 dan 7 November 2017 yang bertempat di Jakarta. Berawal dari obrolan di sebuah grup media sosial membawa David Febriawan Pradana, Nina Wulandari, Andrie Kristianto menjadi juara satu dalam perlombaan yang diikuti oleh beberapa universitas yang ada di Indonesia. Pada awalnya keinginan untuk mengikuti lomba tersebut baru menjadi wacana saja dan belum menjadi sebuah komitmen bagi mereka. Dengan dibimbing oleh salah satu dosen di Fakultas Teknologi Informasi Argo Wibowo, ST., MT, mereka memilih untuk membuat sebuah aplikasi berbasis mobile yang berguna untuk membantu ibu hamil. Aplikasi ini dikategorikan sebagai aplikasi Smart Public Service. Mereka memilih kategori Smart Public Service karena bersifat umum dan memiliki banyak peminat serta memiliki
jangkauan yang luas. Aplikasi yang mereka buat diberi nama “BooLala” yang diartikan sebagai kebahagiaan dari seorang ibu. Boo diartikan sebagai Ibu dan Lala diartikan sebagai kebahagiaan sehingga mereka berharap aplikasi ini dapat menjadi sumber kebahagian seorang ibu karena dapat membantu menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh ibu hamil selama fase kehamilan. Aplikasi “BooLala” terdiri dari empat fitur utama yaitu, fitur konsultasi yang berguna membantu ibu hamil dalam berkonsultasi dengan dokter mengenai masalah atau keluhan kehamilan, fitur forum yang merupakan media sosial bagi ibu hamil, dimana para ibu hamil dapat saling membagikan pengalaman dan cerita sehingga dapat menambah wawasan tentang dunia kehamilan, fitur kontrol kehamilan yang didalamnya terdapat beberapa sub item seperti kontrol kehamilan untuk memantau keadaan ibu hamil sehari-hari, perkembangan kehamilan yang memberikan informasi kepada ibu hamil tentang fase yang dialami selama kehamilan, info kehamilan yaitu kumpulan artikel-artikel tentang dunia kehamilan. Untuk menghindari berita-berita hoax maka artikel-artikel yang dimuat dalam fitur info kehamilan merupakan kumpulan artikel dari narasumber yang ahli dalam bidang kehamilan yaitu dokter dan bidan. Fitur terakhir yang juga merupakan ciri khas dari aplikasi ini yaitu fitur Panic Button, dengan menekan tombol Panic Button maka
sistem akan mengirimkan pesan darurat berupa lokasi ibu hamil kepada kerabat dan rumah sakit terdekat sehingga ibu hamil dapat segera mendapatkan pertolongan. Lalu bagaimana kesan tiga mahasiswa p e me nang “ TBIG C re at iO N ” s e l ama mengikuti perlombaan, berikut penuturannya: David Febriawan Pradana, mahasiswa Prodi Sistem Informasi Angkatan 2016: “Saya sebagai leader dari kelompok BooLala dan dalam pembuatan aplikasi ini, saya menangani bagian database. Kesulitan yang saya hadapi selama proses perlombaan yaitu masalah teknis dimana meskipun database telah diajarkan pada saya namun cara mengintergasikannya ke dalam sistem android yang belum diajari. Karena ilmu ini baru bagi saya sehingga belum terlalu tahu banyak. Selain itu, pembagian waktu antara kuliah dan mempersiapkan materi untuk lomba juga menjadi kesulitan sendiri bagi kami. Hal yang paling berkesan bagi saya yaitu komentar dari juri ketika kami selesai presentasi. Juri berkomentar bahwa presentasi yang kami bawakan bagus dan sangat jelas. Komentar tersebut membuat kami menjadi optimis dan semakin percaya diri untuk memenangkan perlombaan.” Nina Wulandari, mahasiswi Prodi Sistem Informasi Angkatan 2016: “Saya menangani bagian pemograman.
Kesulitan yang saya alami, selain masalah pembagian waktu juga kendala teknis dimana coding android merupakan hal yang baru bagi saya. Coding android sebenarnya merupakan pembelajaran pada semester lima sedangkan saya masih semester tiga. Hal yang paling berkesan bagi saya selam proses perlombaan yaitu kami mendapatkan masukan dari para juri yang merupakan orang-orang yang berpengalaman dan ahli dalam bidang IT. Masukan yang kami dapat menjadi bekal untuk mengembangkan aplikasi kami menjadi lebih baik lagi.” Andrie Kristianto, Mahasiswa Prodi Sistem Informasi Angkatan 2016: “Saya menangani bagian desain aplikasi. Kesulitan yang saya hadapi sama seperti kedua rekan saya yaitu masalah pembagian waktu dimana kami memiliki jadwal kuliah yang berbeda sehingga sulit bagi kami untuk bisa berkumpul dan mengerjakan aplikasi yang kami buat ini sehingga kami biasanya mengerjakan aplikasi kami ketika selesai jam perkuliahan atau ketika waktu istirahat. Hal yang paling berkesan bagi saya yaitu ketika kami berkumpul bersama mengerjakan aplikasi yang kami buat sampai tengah malam, kemudian menjadi finalis, bisa ke Jakarta bersama-sama, bisa persentasi bersama-sama dan menjadi juara satu dalam perlombaan yang diikuti oleh semua universitas di Indonesia. Hal inilah yang tidak akan saya lupakan.” [Pedro]
REDAKSI KORAN KAMPUS PENANGGUNG JAWAB PIMPINAN REDAKSI WAKIL PIMPINAN REDAKSI KOORDINATOR
: Pdt. Robert Setio, Ph.D. : Arida Susyetina, M.A. : Meilina Parwa S.Sos : Antonius Dimas
WARTAWAN
EDITOR
SETTER
Pedro, Debora, Putri, Sofia, Rully, Cella, Anti, Ivan, Dody
Lia, Jojo, Valiant
Endri, Eva, Kevin G
Koran Kampus bisa Anda dapatkan secara GRATIS di Pick-up Point yang sudah terpasang di 11 area publik di seluruh UKDW. Redaksi menerima tulisan dari warga kampus berupa artikel, laporan kegiatan dan foto-foto yang membangun harapan. kirim ke alamat Redaksi atau melalui email : korankampus@staff.ukdw.ac.id
Universitaria
3
Penutupan Gelaran Rektor Cup 2017 “Dare to be Champion”
foto:dok.KK/Panitia Rektor Cup Juara Rektor Cup 2017.
T
epat pada tanggal 1 Oktober 2017 dengan mengambil tempat di GOR Klebengan, Rektor Cup 2017 “Dare to be Champion” resmi ditutup oleh Rektor Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW), Ir. Henry Feriadi, M.Sc., Ph.D. Turut hadir dalam acara penutupan Rektor Cup, Joko Purwadi S.Kom, M.Kom selaku Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Informasi, serta dosen Fakultas Teknologi Informasi Budi Sutedjo Dharma Oetomo, S.Kom., M.M. Selain jajaran Rektorat, para mahasiswa juga datang menghadiri acara penutupan untuk memberikan dukungan kepada temanteman mereka yang masih bertanding di final dan untuk menyaksikan acara penyerahan piala serta hadiah bagi para pemenang perlombaan. Acara tahunan ini digelar oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) dalam
rangka memeriahkan Dies Natalis Duta Wacana yang ke-55 tahun. Rektor Cup 2017 merupakan ajang pertandingan olahraga bagi para mahasiswa UKDW untuk mengikat tali silahturami antar mahasiswa yang berlangsung selama dua minggu mulai tanggal 18 September sampai dengan tanggal 1 Oktober 2017. Acara pembukaan Rektor Cup 2017 sendiri telah digelar pada tanggal 18 September 2017 lalu di Gedung Agape UKDW dan dibuka oleh Joko Purwadi S.Kom, M.Kom serta disaksikan perwakilan dari setiap Himpunan Mahasiswa. Pertandingan olahraga dalam Rektor Cup dilaksanakan di luar jam kuliah yang berlangsung selama dua minggu. Tempat pertandingan tidak hanya di dalam kampus seperti di Atrium Agape, Atrium Didaktos tetapi juga di luar kampus seperti Victory, Forza, dan lain-lain. Acara penutupan Rektor Cup 2017 diawali dengan pertandingan final dua
cabang olahraga yaitu cabang olahraga Basket dan Tenis Meja. Tim pertandingan merupakan perwakilan dari masing-masing prodi. Berikut daftar pemenang dari cabang olahraga yang dipertandingkan: Cabang olahraga Basket Putra Juara I oleh Prodi Manajemen Juara II oleh Prodi Arsitektur Juara III oleh Prodi Akuntansi Cabang olahraga Basket 3 on 3 Juara I oleh Prodi Kedokteran Juara II oleh Prodi Akuntansi Juara III oleh Prodi Teologi Cabang olahraga Bulu Tangkis Single Putra Juara I oleh Prodi Biologi Juara II oleh Prodi Arsitektur Juara III oleh Prodi Arsitektur Cabang olahraga Bulu Tangkis Ganda Campuran Juara I oleh Prodi Biologi Juara II oleh Prodi Manajemen Juara III oleh prodi Arsitektur
Cabang olahraga Bulu tangkis Ganda Putra Juara I oleh Prodi Arsitektur Juara II oleh Prodi Teknik Informatika Juara III oleh Prodi Akuntansi Cabang olahraga Tenis Meja Juara I oleh Prodi Akuntansi Juara II oleh Prodi Kedokteran Juara III oleh prodi Arsitektur Cabang olahraga Catur Juara I oleh Prodi Teknik Informatika Juara II oleh Prodi Sistem Informasi Juara III oleh Prodi Arsitekur [Raini Debora Sembiring]
Program Kreativitas Mahasiswa
P
rogram Kreativitas Mahasiswa (PKM) pertama kali dilaksanakan pada tahun 2001 oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. PKM merupakan wahana yang mengintegrasikan kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang sarat dengan partisipasi aktif mahasiswa. Menurut Kementerian Riset Teknologi Dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Kemenristekdikti), lulusan perguruan tinggi dituntut memiliki pengetahuan akademik, kemampuan pikir, kemampuan manajemen, dan kemampuan komunikasi. Sinergisme akan tercermin melalui kemampuan lulusan perguruan tinggi dalam menemukan solusi yang dihadapinya. Hal ini terwujud melalui perilaku dan pemikiran yang bersifat konstruktif relistis, atau sering juga disebut kreatif. Dalam diri manusia terdapat tiga faktor utama yang menjadi pemicu munculnya kreativitas. Ketiga faktor tersebut adalah pikiran (kognitif), perasaan (afektif), dan keterampilan (psikomotorik). Awalnya PKM menawarkan lima jenis kegiatan yaitu PKM-Penelitian (PKM-P), PKMKewirausahaan (PKM-K), PKM-Pengabdian kepada masyarakat (PKM-M), PKM-Penerapan Teknologi (PKM-T) dan PKM-Penulisan Ilmiah(PKM-I). Namun seiring dengan berjalannya waktu, kegiatan yang ditawarkan oleh PKM menjadi bertambah menjadi tujuh kegiatan. Dua kegiatan tambahan yang ditawarkan adalah PKM-Gagasan Tulis (PKMGT) dan PKM-Artikel Ilmiah (PKM-AI) yang
foto:dok./Putri Salah satu tim UKDW yang lolos PKM dari seleksi DIKTI.
merupakan pemekaran kegiatan dari PKM-I. Ada lima tahapan dalam kegiatan PKM, yaitu pengusulan proposal; desk evaluation dan penetapan proposal yang didanai; pelaksanaan dan pelaporan; monitoring dan evaluasi; serta Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS).
Salah satu tim UKDW berhasil lolos dalam seleksi yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI). Tim ini diketuai oleh Verina Kristanti Wiyono dari Program Studi Sistem Informasi (SI) 2015 dengan anggota Nina Wulandari, Doni Hamawan, Krisjayanti GM Putri dan Krisanti
Dewi dari SI 2016 dan dibimbing oleh Umi Proboyekti, S.Kom., MLIS dosen dari Fakultas Teknologi Informasi (FTI). Tim ini mengikuti PKM-P dengan proposal berjudul “Tingkat Kepercayaan Masyarakat Terhadap Informasi yang Tersaji di Media Sosial”. Manfaat dari kegiatan PKM sangat dirasakan oleh tim tersebut. Menurut Verina, PKM merupakan wahana terbaik untuk mempelajari teamwork, menyatukan pikiran dan tujuan, menyelesaikan masalah, mengorganisir proyek, serta hal positif lainnya. Selain itu, PKM juga memberikan tantangan lebih. Salah satu tantangan terbesar dalam mengikuti PKM adalah pengaturan waktu. Krisjayanti mengatakan bahwa mahasiswa dituntut untuk mampu mengatur waktunya dengan baik sehingga kegiatan PKM tidak mengganggu proses perkuliahan. Proposal yang disetujui oleh Kemenristekdikti akan menerima hibah sesuai nominal justifikasi anggaran pada proposal yang diajukan, berkisar antara Rp 3.000.000,00 hingga Rp 12.500.000,00. Tim dengan proposal yang telah lulus seleksi dan mendapatkan dana, berkewajiban untuk membuat laporan kemajuan, mengikuti tahap monitoring dan evaluasi serta mempresentasikan laporan tersebut di hadapan tim penilai. Tim yang lolos seleksi juga berkewajiban untuk membuat laporan akhir yang akan diseleksi untuk mengikuti PIMNAS. [Putri]
Universitaria
04
UKDW Ambil Bagian dalam Deklarasi Lawan Radikalisme
D
alam rangka peringatan Hari Sumpah Pemuda, ribuan mahasiswa mengikuti Kuliah Akbar: Aksi Kebangsaan Perguruan Tinggi Melawan Radikalisme yang diadakan di Stadion Mandala Krida, pada tanggal 28 Oktober 2017. Acara tersebut diikuti oleh ribuan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang terdapat di Yogyakarta. Usaha untuk menyerukan deklarasi dan menyatukan niat melawan radikalisme tersebut timbul karena adanya indikasi muncul dan berkembangnya ajaran yang bersifat radikal di Indonesia. Universitas Kristen Duta Wacana turut ambil bagian dalam kegiatan tersebut dengan mengirimkan ratusan mahasiswa dari berbagai program studi. Selain deklarasi yang diserukan oleh seluruh mahasiswa, dilakukan pula penandatanganan komitmen bersama oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X selaku Gubernur DIY, Ketua DPRD DIY, Kepala Kejaksaan Tinggi DIY, Kapolda DIY, Komandan Korem 072/Pamungkas, serta pimpinan perguruan tinggi di DIY yang hadir kala itu. Ir. Henry Feriadi, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor UKDW dan Joko Purwadi, S.Kom., M.Kom. selaku Wakil Rektor Bidang III Kemahasiswaan, Alumni, dan Informasi turut hadir pada acara tersebut dan ambil bagian dalam penandatanganan komitmen bersama.
foto:dok.KK/Valdi
Rektor & Wakil Rektor UKDW foto bersama mahasiswa UKDW yang mengikuti Kuliah Akbar Aksi Kebangsaan
Dr. H. Pardimin, M.Pd. yang bertindak sebagai Ketua Steering Committee Deklarasi Kebangsaan mengatakan bahwa tujuan utama deklarasi tersebut adalah menegaskan kembali UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI sebagai pilar utama dengan Pancasila sebagai landasannya. Selain itu, kegiatan tersebut juga bertujuan menyerukan kepada masyarakat untuk senantiasa mengutamakan sikap persaudaraan dan cinta damai meskipun berbeda suku, ras, agama, dan golongan. Sementara itu, Agus Bintoro selaku
Organizing Committee mengutarakan bahwa masalah yang dihadapi adalah paham radikalisme yang tumbuh di kalangan pelajar dan lingkungan pendidikan. Beliau menambahkan, sikap toleransi di antara warga masyarakat yang telah terjalin selama ini merupakan ciri utama warga Indonesia yang berprinsip kebangsaan. Acara tersebut turut diisi dengan orasi kebangsaan yang disampaikan oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X. Dalam orasinya, beliau mengatakan bahwa Sumpah Pemuda adalah ikrar para pemuda
menyatakan satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa. Akan tetapi, semangat yang dibangun dengan spirit proklamasi dan gagasan indah tentang masyarakat yang damai, adil, dan makmur kini terancam. “Kini, rakyat terus bertanya, mengapa rasa damai selalu terusik oleh radikalisasi dan intoleransi. Sampai kapan hujatan, kebencian, dan kekerasan yang dibalut kebohongan itu terhenti oleh nurani”, katanya. Sri Sultan Hamengkubuwono X juga mengingatkan seluruh mahasiswa dan para undangan yang hadir bahwa seluruh elemen warga dapat menjadi pelopor kebenaran di masyarakat. “Ingatlah bahwa saat ini Ibu Pertiwi termenung, merana, menangis, dan berdoa, bukan hanya melihat anak-anaknya bertikai tiada henti. Kalabendu, zaman tak menentu ini, kita nantikan hadirnya Kalamukti, zaman penuh kemuliaan dan ketenteraman sejati. Kita mimpikan sosok Herumukti bersenjata trisula tajam bertombak tiga: kebenaran, keadilan, dan kejujuran. Namun, Jangka Jayabaya adalah ajakan transformasi untuk mengubah diri, lebih dari sekadar ramalan. Ia membawa tuntutan zaman, agar kita hidup penuh semangat dan berkarya bagi bangsa. Maka, tak perlu lagi kita nantikan Herumukti, sebab ia adalah kita-kita juga”, imbuh Sultan. [rap]
Seminar Nasional Kiat Publikasi Ilmiah dan HAKI Bagi Dosen
D
unia pendidikan khususnya lingkungan universitas, sangat erat kaitannya dengan karya ilmiah dari dosen maupun mahasiswa. Pemerintah Indonesia telah mencanangkan dan mendorong agar akademisi khususnya mahasiswa dan dosen dapat produktif menghasilkan karya ilmiah yang berkualitas, dapat dipertanggungjawabkan serta bebas dari plagiarisme. Berkaitan dengan hal tersebut Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) bekerjasama dengan PT. Kanisius menyelenggarakan Seminar Nasional “Kiat Publikasi Ilmiah dan HAKI Bagi Dosen” pada tanggal 12 Oktober 2017, yang diikuti oleh para dosen dari beberapa universitas di Yogyakarta dan sekitarnya. Kegiatan seminar ini merupakan salah satu kegiatan dari rangkaian acara menyambut Dies Natalis Duta Wacana ke-55. Kegiatan seminar diadakan di Ruang Seminar Pdt. Rudi Budiman UKDW yang menghadirkan empat pembicara diantaranya Prof. Ir. Suryadi Ismadji, MT, Ph.D dari Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
sebagai keynote speaker membawakan topik mengenai “Karya ilmiah dalam standar internasional, terindex tinggi, kiat-kiat publikasi ilmiah untuk pengembangan keilmuan dan peningkatan pendidikan”. Pembicara pertama adalah Dr. dr. Rizaldy
Pinzon, M.Kes, Sp.S yang merupakan dosen Fakultas Kedokteran UKDW membawakan topik “Kiat publikasi di Jurnal Ilmiah”, sedangkan pembicara kedua Dr. Henry Soelistyo Budi, S.H., LL.M dari Universitas Pelita Harapan Jakarta membawakan topik
foto:dok.KK/Anti
Prof. Ir. Suryadi Ismadji, MT, Ph.D dan Dr. –Ing Sita Yuliastuti Amijaya
mengenai “Strategi menghindari plagiarisme dalam penulisan karya ilmiah”, pembicara ketiga berasal dari Penerbit Kanisius Yogyakarta yaitu E. Ristantya akan mengupas topik mengenai “Publikasi Karya Ilmiah aspek penerbitan buku dan jurnal” dan sebagai moderator Dr. –Ing Sita Yuliastuti Amijaya yang merupakan dosen Fakultas Arsitektur dan Desain UKDW. Titi Sunarni, S.Pd., M.IP selaku Panitia Seminar Nasional berharap melalui seminar ini dapat meningkatkan pemahaman dosen akan penulisan karya ilmiah yang berkualitas, membantu dan mendukung dosen dalam membimbing mahasiswa mengembangkan pemikiran agar mampu mewujudkan harapan dan keinginan pemerintah yaitu menghasilkan karya yang berkualitas serta menjalin bekerjasama dengan pihak penerbit untuk mempublikasikan karya tulisan sehingga dapat mendukung perkembangan pengetahuan. [sofia]
Program Studi
5
EXPORIVM 2017: “SMARTIVITY” oleh HMA ATRIVM
E
XPORIVM (baca: Exporium) berarti Expo-nya ATRIVM merupakan salah satu program kerja terakhir dan terbesar yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Arsitektur (HMA) ATRIVM dan Program Studi Arsitektur UKDW dalam beberapa tahun terakhir. Tahun ini, EXPORIVM 2017 mengusung tema “SMARTIVITY” yang terdiri dari kata "Smart" dan "Creativity". Smart diperlukan untuk memahami dan menyelesaikan permasalahan yang timbul dengan tepat sedangkan creativity menciptakan ide-ide yang kreatif dan inovatif senada dengan perkembangan zaman. Ada beberapa rangkaian acara EXPORIVM 2017 yang dimulai sejak bulan Juni dan berakhir pada tanggal 4 November 2017 yaitu Lomba Desain Arsitektur dengan tema “Perpustakaan”, Lomba Desain Poster seSMA sederajat dengan tema “Smart City”, Gelar Karya, dan Mini Konser. Lomba Desain Arsitektur dan Lomba Desain Poster bertujuan memberikan sarana bagi partisipator untuk menyalurkan dan meningkatkan ilmu arsitektur maupun non-arsitekturnya serta membangun jiwa kompetitif yang sportif dan antusias. Lomba Desain “Perpustakaan” merupakan lomba desain arsitektur untuk mahasiswa aktif D3 / S1 arsitektur se-Indonesia, dibuka sejak tanggal 1 Juni 2017 dan pengumpulan karya berakhir tanggal 17 Oktober 2017. Penjurian tahap pertama dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober 2017 yang langsung dilanjutkan dengan pengumuman finalis 5 besar keesokan harinya. Rangkaian lomba diakhiri dengan penjurian tahap kedua dan presentasi finalis serta penyerahan hadiah kepada para pemenang di ruang seminar Museum Benteng Vredeburg pada tanggal 1 November 2017. Juri yang terlibat dalam penilaian desain yaitu Dr. -Ing. Sita Amijaya, S.T., M.Eng. sebagai Kaprodi dan dosen Prodi Teknik Arsitektur UKDW, Freddy M. Nainggolan, IAI sebagai arsitek & dosen Prodi Teknik Arsitektur UKDW, Ahmad Saifuddin Mutaqi, IAI, AA sebagai ketua IAI DIY, dan Yori Antar Awal, IAI dari PT. Han Awal & Partners. Selain piagam, pemenang lomba turut mendapatkan
foto:dok./Panitia
foto:dok./Panitia
hadiah uang tunai sebesar Rp 5.000.000,- (Juara I), Rp 2.500.000,(Juara II), dan Rp 1.500.000,- (Juara III). Dari 68 tim yang mendaftarkan diri dan 47 tim yang mengumpulkan karyanya, UNDIP berhasil meraih Juara I, UNPAR dinobatkan sebagai Juara III, dan UTY meraih Juara III. Lomba Desain Poster “Smart City” merupakan merupakan kegiatan baru pada rangkaian acara EXPORIVM 2017 untuk siswa-siswi SMA sederajat seIndonesia. Jadwal pelaksanaannya dimulai sejak tanggal 1 Juli 2017 dengan batas pengumpulan karya tanggal 23 Oktober 2017. Proses penjurian berlangsung pada tanggal 27 Oktober 2017 di Gedung Agape UKDW dan pengumuman finalis 15 besar dan pemenang juara I, II, III, dan favorit dilakukan tanggal 5 November 2017. Para juri yang berpartisipasi dalam penilaian karya yakni Kristian Oentoro, S.Ds., M.Ds. sebagai dosen Prodi Desain Produk UDKW, Parmonangan Manurung sebagai dosen Prodi Teknik Arsitektur UDKW, dan Terra Bajraghosa, M.Sn. sebagai dosen Fakultas DKV Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Juara I mendapatkan uang tunai sebesar Rp 1.000.000,-, Juara II sebesar Rp 750.000,-, Juara III sebesar Rp 500.000,-, dan Juara Favorit sebesar Rp 500.000,-. Jumlah peserta yang
mendaftar sebanyak 30 orang dengan karya yang masuk proses penjurian sebanyak 25 buah. Gelar Karya merupakan salah satu rangkaian acara utama dalam EXPORIVM 2017 “SMARTIVITY”. Gelar karya merupakan pameran karya arsitektur yang bertujuan untuk memberikan sarana kepada seluruh pihak di bidang arsitektur (mahasiswa, ahli profesi, maupun masyarakat umum) untuk meningkatkan wawasan dan ilmu arsitekturnya. Acara ini diharapkan bisa menjadi ajang bagi mahasiswa arsitektur, khususnya mahasiswa UKDW, untuk memamerkan karya terbaiknya serta mempererat tali persahabatan antar mahasiswa arsitektur se-DIY maupun Indonesia. Gelar Karya yang mengembangkan tema utama yaitu “SMARTIVITY” ini menampilkan beberapa karya terbaik dari studio-studio perkuliahan Prodi Arsitektur UKDW dan juga karya tugas akhir mahasiswa. Beberapa karya seperti mural yang dibuat oleh mahasiswa Desain Interior ISI Yogyakarta, 15 karya terbaik Lomba Poster dan 7 karya terbaik Lomba Desain pun turut ditampilkan. Gelar Karya ini diselenggarakan di ruang pameran Museum Benteng Vredeburg tanggal 31 Oktober – 3 November 2017 pukul 08.30-19.00 WIB. Meskipun demikian, acara baru resmi
foto:dok./Panitia
dibuka pada tanggal 1 November 2017 dengan mengundang jajaran Dekanat Fakultas Arsitektur dan Desain UKDW, perwakilan Himpunan Mahasiswa Arsitektur se-DIY, serta para juri dan peserta Lomba Desain. Pada upacara pembukaan kali ini, HMA ATRIVM juga menerbitkan bulletin ARCHTRIVM edisi ke-IV dengan tema “Futuristik”. Gelar Karya yang berlangsung selama 4 hari ini dikunjungi oleh lebih dari 300 orang dari berbagai kalangan masyarakat. Rangkaian acara EXPORIVM 2017 “SMARTIVITY” ditutup dengan Mini Konser pada tanggal 4 November 2017 di Auditorium RRI Gejayan, Yogyakarta. Mini Konser yang merupakan puncak acara EXPORIVM mengundang tiga bintang tamu yaitu FSTVLST, Billfold, dan Sriplecit serta turut menampilkan persembahan dari Ikatan Mahasiswa Kalimantan (IMKA) dan Keluarga Mahasiswa Hindu Dharma (KMHD) UKDW. Acara yang berlangsung mulai pukul 18.00-23.00 WIB ini dihadiri oleh lebih dari 300 pengunjung dari berbagai kalangan masyarakat umum. Rangkaian acara EXPORIVM 2017 “SMARTIVITY” secara tidak langsung mengakhiri program kerja HMA ATRIVM 2017/2018 dengan meriah dan keseruan yang luar biasa. Jangan lewatkan keseruan berikutnya di EXPORIVM 2018! Salam Atrivm! [Marcella]
Kuliah Umum Magister Arsitektur Menuju Kota Cerdas dalam Konteks Indonesia
P
rogram Studi Magister Arsitektur Fakultas Arsitektur dan Desain (FAD) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) pada Senin tanggal 2 Oktober 2017 menyelenggarakan Kuliah Umum dengan tema 'Menuju Kota Cerdas dalam Konteks Indonesia' yang berlangsung di Lecture Hall Pdt. Dr. Rudy Budiman, Gedung Iama, UKDW, Yogyakarta. Prof. Ir. Titien Saraswati, M.Arch., Ph.D., selaku Ketua Program Studi (Prodi) Magister Arsitektur menyampaikan bahwa kegiatan ini dilaksanakan untuk menandai dimulainya masa perkuliahan bagi mahasiswa Magister Arsitektur UKDW angkatan ke-3, sekaligus untuk memeriahkan Dies Natalis ke-55 Duta Wacana. Kuliah Umum menghadirkan narasumber Prof. Ir. Achmad Djunaedi, MURP., Ph.D., dan Dr.-Ing.
Wiyatiningsih, S.T., M.T., IAI. Dalam paparannya, Prof. Achmad Djunaedi antara lain menyampaikan bahwa prinsip dasar dalam mewujudkan smart city dalam konteks Indonesia adalah efisiensi, terintegrasi, tepat guna, visioner, adanya prioritas pada pelayanan dasar, kreatif dan inovatif, berdaya guna, akuntabel, berkesinambungan, serta kolaborasi. Kesemuanya itu dalam rangka mencapai tujuan smart city, yaitu kenyamanan mendiami kota dan juga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sementara itu, terkait visi kota Yogyakarta sebagai kota pendidikan berkualitas, pariwisata berbasis budaya, dan pusat pelayanan jasa yang berwawasan lingkungan, Dr.-Ing. Wiyatiningsih menyoroti karakterisktik kampung dan desa
wisata di Yogyakarta berdasarkan beberapa dimensi smart city, antara lain: smart economy, smart people, smart governance, smart mobility, smart environment, dan smart living, serta menggarisbawahi pentingnya peningkatan peran pemerintah dalam penetapan kebijakan dan membangun trust masyarakat (transparansi), distribusi infrastruktur pendukung teknologi informasi dan komunikasi, serta peningkatan kemampuan sumber daya manusia untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi bagi kesejahteraan. Turut hadir dalam Kuliah Umum kali ini para tamu undangan, mahasiswa S1 dan S2 Prodi Arsitektur UKDW serta dosen di lingkungan FAD UKDW. Acara yang dimoderatori oleh Dr.-Ing. Ir. Paulus Bawole, MIP. ini diakhiri dengan sesi tanya jawab. [David]
foto:dok./Panitia
foto:dok./Panitia
Universitaria
6
Fakultas Teologi UKDW Gelar Kuliah Umum “1517-2017: The Relevance of Protestant Church Polity Today”
A
pakah hukum gereja masih relevan bagi gereja di masa kini? Pertanyaan ini menjadi fokus diskusi dalam kuliah umum yang diselenggarakan oleh Fakultas Teologi Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) pada tanggal 20 Oktober 2017 dengan tema “1517-2017: The Relevance of Protestant Church Polity Today”. Kuliah umum berlangsung di Ruang Seminar Pdt. Harun Hadiwijono dan diikuti baik oleh mahasiswa UKDW maupun peserta umum dari gerejagereja di Yogyakarta. Hadir sebagai pembicara dalam kuliah umum ini adalah Prof. Leo J. Koffeman, profesor emeritus dalam bidang hukum gereja dari Protestant Theological University (PThU), Amsterdam. Di sini, Prof. Koffeman membagikan ilmu dan pengalamannya terkait tema tersebut dari perspektif 500 tahun reformasi gereja. Prof. Koffeman mengawali kuliah umum dengan pemaparan tentang sejarah reformasi gereja. Berbicara tentang reformasi dalam konteks gereja tidak bisa lepas dari seorang teolog asal Jerman yang merupakan salah satu tokoh reformasi gereja, yaitu Martin Luther. Aksi yang dilakukan oleh Martin Luther pada 31 Oktober 1517 di Wittenberg untuk memprotes penjualan surat pengampunan dosa oleh gereja pada masa itu berdampak pada proses terpecahnya gereja menjadi berbagai aliran. Perbedaan pandangan dalam konteks teologi, kepentingan politik, dan keragaman budaya memainkan peran penting dalam peristiwa yang
terjadi di abad ke-16 tersebut serta turut andil dalam membentuk Kekristenan Barat dan Protestanisme. “Memang benar, penganut Protestan seringkali memiliki hubungan yang pelik dengan hukum gereja maupun institusi secara umum,” ungkapnya. Lebih lanjut Prof. Koffman menjelaskan bahwa dewasa ini ada kecenderungan ketidakpercayaan terhadap gereja dalam manifestasinya sebagai institusi seperti tercermin dalam konstitusi, hukum gereja, petunjuk, maupun hal-hal lain terkait aturan gerejawi. Beliau menambahkan bahwa setidaknya di Belanda, kecenderungan ini tidak hanya terjadi dalam gereja, namun juga dalam partai politik, serikat dagang, dan institusi lainnya. Ketidakpercayaan tersebut bisa jadi berakar dari sejarah Protestanisme itu sendiri. Gereja Protestan, baik yang secara langsung berasal dari reformasi gereja di abad ke-16 maupun hasil perpecahan gereja yang terjadi setelahnya, pada umumnya lahir dari krisis di mana terjadi penyalahgunaan kekuasaan dari pihak yang berseberangan. Meskipun hukum gereja banyak mendapatkan kritikan, tak dapat dipungkiri bahwa Gereja Protestan tidak dapat bertahan tanpa adanya aturan dan kerangka institusi. Lebih dalam membahas tentang hukum gereja, Prof. Koffeman juga menyampaikan pandangan dari seorang pengacara Lutheran dan ahli hukum gereja, yaitu Rudolf Sohm. Dalam bukunya yang berjudul Kirchenrecht, Sohm mengatakan bahwa hakikat
foto:dok./Endri
hukum bertentangan dengan hakikat g e re ja. Pad a bag ian s e l anju t ny a, pemaparan fokus pada tradisi Gereja Reformed. Bagian ini secara khusus menekankan pada pandangan dari John Calvin dan Karl Barth serta pemikiran tentang salah satu moto yang sangat terkenal yaitu “ecclesia reformata semper reformanda” yang berarti “gereja yang telah tereformasi harus terus bereformasi”. Pada bagian akhir, pembicara menyampaikan pandangannya dengan memberikan contoh fleksibilitas sistem pemerintahan Gereja Protestan yang diterapkan di gerejanya. Kuliah umum ditutup dengan pembahasan tentang relevansi sistem
pemerintahan gereja dari perspektif good governance dan ekumenis. Usai penyampaian materi, kuliah umum dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Para peserta diundang untuk bertanya dan berdiskusi terkait dengan materi yang telah disampaikan pembicara. Acara ini ditutup oleh Pdt. Robert Setio, Ph.D. selaku Wakil Rektor IV dan dosen Fakultas Teologi UKDW. Dengan diselenggarakannya kuliah umum ini, diharapkan para peserta dapat saling berdiskusi dan memperkaya pengetahuan, serta menghayati peringatan 500 tahun reformasi gereja. [drr]
“Competing to be a Great Accountant” Menjawab Tantangan Masa Depan
K
ompetisi dalam dunia kerja saat ini cukup ketat. Untuk itu, seseorang dituntut untuk memiliki kemampuan, integritas, dan kesiapan dalam menghadapi tantangan dan persaingan yang ada. Dengan demikian, proses pencarian pekerjaan akan menjadi lebih mudah dan dapat menunjang kehidupan di masa mendatang. Dengan tema ”Competing to be a Great Accountant“, Program Studi Akuntansi Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) kembali mengadakan lomba Accounting Smart Challenge (ASC) bagi siswa-siswi SMA sederajat pada tanggal 24 Oktober 2017 lalu. ASC merupakan program kerja Himpunan Mahasiswa Program Studi Akuntansi (HMPSA) yang digelar hampir setiap tahun. Tujuan diadakannya ASC adalah supaya generasi muda dapat mengetahui lebih banyak tentang akuntansi serta menambah skill yang akan digunakan untuk menghadapi persaingan nantinya. Lomba ini diikuti oleh 13 tim yang berasal dari dalam dan luar kota Yogyakarta yaitu SMK Negeri 1 Yogyakarta, SMAK Penabur Cirebon, SMA Terang Bangsa Semarang, SMA Stella Duce 2, SMAN 2 Banguntapan, SMA Sang Timur Yogyakarta, SMAN 2 Bantul, SMAN 9 Yogyakarta, dan SMA Bopkri 1 Yogyakarta. ASC dibuka oleh Dr. Singgih Santoso, MM selaku Dekan Fakultas Bisnis UKDW. Dalam sambutannya, beliau menjelaskan bahwa saat
foto:dok./Panitia
ini kompetisi kerja bukan hanya dari satu bidang ilmu saja melainkan dari berbagai bidang ilmu lainnya. Saat ini telah dilakukan kerja sama antara penerapan ilmu ekonomi dan teknologi secara khusus. Dengan demikian, generasi muda khususnya pelajar Indonesia yang mengambil bidang studi akuntansi diharapkan siap dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat, bukan hanya dengan negara lain namun juga dengan bidang ilmu lainnya. Kuncinya adalah ketekunan dalam belajar dan berani untuk menantang diri sendiri dalam mencoba sesuatu yang bermanfat sehingga mampu menghadapi dunia yang akan terus berkembang. Selain itu, turut hadir Christine Novita Dewi SE., M.Acc., Akt., CA selaku dosen
Pembina ASC, Dra. Putriana Kristanti, MM., Akt., CA selaku Kaprodi Akuntansi UKDW, dan beberapa perwakilan dari Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Bisnis UKDW. Dalam sambutan singkat dari Lycia Rahadian selaku Ketua ASC 2017, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya sekedar lomba yang mencari juara. Dengan mengangkat tema “Competing to be a Great Accountant”, diharapkan agar siswa-siswi dapat memahami ilmu akuntansi, belajar menghadapi persaingan dan tantangan, serta bekerja sama dan menjalin relasi baik dengan sesama maupun masyarakat. Lomba yang digelar di ruang seminar Harun ini dibagi menjadi tiga babak. Di babak pertama dan kedua, masing-masing peserta
mengerjakan soal dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Babak kedua yang diikuti oleh enam regu yang berhasil lolos babak sebelumnya akan menyeleksi tiga regu yang berhak masuk ke babak ketiga. Ketiga regu tersebut yaitu SMAN 9 Yogyakarta, SMAN 3 Yogyakarta, dan SMKN 1 Yogyakarta. Babak ketiga merupakan babak penentuan yang menegangkan bagi peserta lomba dimana setiap regu harus membuat laporan keuangan dalam kurun waktu tertentu lalu mempresentasikan di hadapan para juri. Dibutuhkan ketelitian dan ketepatan dalam perhitungan serta penyajian laporan keuangan agar dapat meraih skor maksimal. Pada akhirnya, juri menobatkan SMKN 1 Yogyakarta sebagai Juara I, SMAN 3 Yogyakarta sebagai Juara II, dan SMAN 9 Yogyakarta sebagai Juara III. Acara ditutup dengan penyerahan piala, hadiah, dan sertifikat serta foto bersama. Di penghujung acara, Christine Novita Dewi SE., M.Acc., Akt., CA menyampaikan pesan dan kesan terkait rasa bangganya terhadap para siswa-siswi yang telah berpatisipasi dalam kegiatan ini. Beliau berharap agar kegiatan ASC dapat dieksekusi dengan lebih kreatif di masa mendatang sehingga dapat terus membuka kesempatan bagi pelajar untuk belajar dan mengenal lebih banyak tentang akuntansi. [Sofia]
Universitaria
7
Studi Ekskursi Desain Produk
P
ada tanggal 15 Oktober 2017, Program Studi Desain Produk Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) melakukan studi ekskursi ke Bali. Kegiatan ini berlangsung selama lima hari dengan Surabaya sebagai tujuan pertama lalu berlanjut menuju Bali. Studi ekskursi ini diikuti oleh mahasiswa angkatan 2014, 2015, dan 2016 serta didampingi oleh empat orang dosen. Tempat pertama yang dikunjungi yaitu Fakultas Arsitektur, Desain, dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) yang berlokasi di Keputih Sukolilo, Surabaya. Di sini dijelaskan mengenai profil Desain Produk ITS dan mahasiswa UKDW diajak untuk melihat laboratorium-laboratorium mereka seperti Laboratorium Protomodel, Laboratorium CAD, Laboratorium Ergodesain, Laboratorium Fotografi, Laboratorium Audio Visual, dan Laboratorium Riset Desain. Setelah dari ITS, perjalanan berlanjut ke Bali melalui penyeberangan KetapangGilimanuk. Kunjungan pertama di Bali, rombongan langsung menuju ke Danau Beratan Bedugul dimana mahasiswa dapat melihat acara adat yang ditampilkan di sana serta pemandangan di sekitar danau. Setelah itu, perjalanan dilanjutkan menuju Joger dan Secret
Garden. Di Secret Garden, ada beberapa mahasiswa UKDW yang melakukan workshop sabun dan kopi. Kemudian mahasiswa mengikuti tur di tempat pembuatan serta penjualan sabun dan kopi. Lokasi selanjutnya yang dituju adalah Green Village yakni tempat penginapan yang dibangun menggunakan bambu. Di tempat ini, mahasiswa dibagi menjadi dua kelompok untuk mempelajari bambu dan perabotan di dalamnya. Pada hari kedua di Bali, kunjungan dilakukan ke Pis Bolong Mulya Mengwi, tempat pembuatan koin yang digunakan untuk acara adat Bali, dan Jenggala yakni tempat pembuatan tanah liat yang diekspor ke luar negeri. Di Jenggala, mahasiswa mengikuti tur pabrik untuk melihat proses pembuatan produk yang dijual dari awal hingga akhir serta workshop terkait. Di hari terakhir, mahasiswa UKDW berkunjung ke Focus Glass Blow untuk melihat pembuatan produk dari kaca serta Sentra Kerajinan Tegalalang yaitu tempat kerajinan yang menjual bermacam-macam produk dari berbagai material. Kedua tempat tersebut menjadi tujuan terakhir rombongan UKDW di Bali. [yw]
foto:dok./Yuliana
foto:dok./Yuliana
foto:dok./Yuliana
Duta Wacana English Competition 2017
E
nglish Education Department (EED) and English Education Student Association of Duta Wacana Christian University (DWCU) had successfully held Duta Wacana English Competition (DWEC) on Friday and Saturday, 13 and 14 October 2017. The event, intended for high school student participants, consisted of speech contest, storytelling competition, and debate competition and carried the theme “Education for a Better World: Our Future Starts Now!”. It offered trophies of the Governor of Yogyakarta, the Mayor of Yogyakarta, and DWCU Rector for the first, second, and third winners respectively in each category. In the event’s grand final conducted in Agape Hall, Kemal Ananda Perdana (SMA Kesatuan Bangsa) and Lestari Kardjasa (SMAN 2 Yogyakarta) obtained the highest spot in speech contest and storytelling competition respectively, and so each obtained 1 million rupiahs prize alongside trophy. SMA Budi Utama was the most successful school participating in this year’s debate competition as its two teams of debaters won the first and the third place of debate competition, thus obtaining 2 million and 1 million rupiahs prize respectively. Kemal, the speech contest winner, acknowledged that he prepared for the final round as soon as he was announced as one of the finalists on Friday. “I wanted to show what I really believe in (in the final round’s performance).” Speaking of the speech’s topic “Character Education”, he commented, “I think it is really interesting. Character education is a very relevant topic, I feel like a lot of schools have it, but not necessarily every school has it in the same way, in my middle school, they didn’t have character education at all. But in my new
school, there are a lot of rules and (they are) very strict (to develop students’ character).” “I think it’s been so successful, it’s a big event and I guess we are so blessed today. Everything went so fast, and there is nothing (going) wrong. I got so nervous but I got my reward for my hard work,” remarked Lestari, the storytelling winner, who confessed that she was really nervous before being on the stage, but successfully overcame it once she started speaking. The event itself was officially opened by Drs. Sulistyo, SH.CN., M.Si., First Assistant of Governor of Yogyakarta, in Harun Hadiwijono Seminar Room on Friday, 13 October 2017 after his speech on behalf of the Governor. Ikatan Mahasiswa Kalimatan (IMKA) from DWCU performed beautiful Mandau Dance in that opening ceremony. In the closing ceremony the day after, Duta Voice comprising of more than fifty members presented three beautiful songs with such remarkable choreography to the amazement of all the audience in Agape Hall. It was the second time for the EED to hold such event. In terms of the scale, this year’s was the first time to have a two-day event with three categories. It was marked with the introduction of speech contest as a new category, and the increasing number of debate team participants, from twelve to eighteen. In total, it had attracted 74 participants from Yogyakarta and Central Java. It was also supported by numerous sponsors, such as Pemerintah Propinsi D.I. Yogyakarta, Pemerintah Kota Yogyakarta, Bank Indonesia, Plaza Ambarrukmo, Katombo, Isoplus, Nagamas, and Amigo. The scale, the popularity, and the quality of the event are expected to grow in the coming years. [Ada]
foto:dok./Panitia
The complete list of the winners of 2017 DWEC: Speech Contest: 1st: Kemal Ananda Perdana (SMA Kesatuan Bangsa) 2nd: Daniel Bani Bayu Aji (SMA Kristen Pelita Nusantara Kasih) 3rd: Yemima Sofia Ananda (SMA Kristen Pelita Nusantara Kasih). Best Performer: Septian Priya (SMK SMTI Yogyakarta) Storytelling Competition: 1st: Lestari Kardjasa (SMAN 2 Yogyakarta) 2nd: Monica Grace Amadea (Homeschooling Primagama) 3rd: Winner Sonny Salas (SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta) Honorable Mention: Novita Nur Marlesa (SMK N 1 Klaten) Debate Competition: 1st: SMA Budi Utama B 2nd: SMA YSKI Semarang 3rd: SMA Budi Utama A, Best Speaker: Stephanie Kristina Sutanto
8
Office of International Affairs U.S. Embassy Held Info Session on “Study in the USA” at DWCU UKDW-(26/10) U.S. Embassy together with Duta Wacana Christian University (UKDW) organized an information session on “Study in the USA” at the Rev. Harun Hadiwijono Seminar Room. This event was aimed to provide information for students and academic community especially within UKDW regarding the higher education system in the USA, exchange program opportunities, and available scholarships. Participating in this event were UKDW students as well as lectures from various departments who were interested in pursuing higher education overseas. In this session, the information was delivered by Muhammad Iqbal as the EducationUSA Adviser of U.S. Embassy Jakarta and was moderated by Arida Susyetina, S.S., M.A. as the Director of UKDW Office of Partnerships and Public Relations. EducationUSA is a Department of State network with over 400 international student advising centers in more than 170 countries. In Indonesia, EducationUSA has nine advisers and eight centers located in Jakarta, Medan, Banda Aceh, Makassar, Malang, and Surabaya. In this globalized world, UKDW understands the importance of preparing students to be globally competitive. For this reason, UKDW encourage students to improve
foto:dok.KK/Endri
their knowledge, insight, and international experience so that they can keep an open mind and always strive for excellence. United States as a developed country with its prestigious, topranked universities in the world remains one of the most popular destinations to study overseas. “In the academic year 2015/2016, there were 8.727 Indonesian students studying in the U.S. This number has increased by 6,6% from the previous year. There are many opportunities for international students to pursue higher education in the United States, especially for those who are majoring in Science, Technology, Engineering, and Math (STEM), but it does not mean that there is no chance for other majors,” explained Iqbal. In this session, Iqbal also pointed out five steps to
study in the U.S. i.e. research your options (find a university that is the best fit for you), finance your study (personal fund or scholarship), complete your application, apply for your student visa, and prepare for your departure. For Indonesian students who plan to finance their study through scholarship, there are available scholarships such as Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP), Fulbright, East West Center, and Beasiswa Unggulan Dosen Indonesia (BUDI). After the presentation, there was a Q&A session in which the participants could ask questions related to the education system, studying, and scholarships in the United States. Iqbal also invited students who need information and assistance concerning study in the USA to contact him by email or phone. Through this information session, UKDW wished to help students and lecturers in planning and preparing their study abroad, especially in the United States. Moreover, UKDW hoped that students and the academic community were encouraged to find more opportunities and the latest information regarding the scholarships and international programs. [drr]
Brief Information about Western Australia with Novi Wilkinson
foto:dok.KK/Endri
UKDW-(25/10) Rev. Harun Hadiwijono Seminar Room was full of people who attended the book review of Berlibur, Berburu Beasiswa, Belajar, Bekerja dan Bermukim di Australia Barat. The book was written by Novi Wilkinson and was co-written by Iqbal Aji Daryono, Tio Novita Efriani, Diswandi, Randi Julian Miranda, Andi Syurganda, Akhdian Reppawali, Achmad Room Fitrianto, Skolastika Grahita Kirana, Desiana Trisharulini, and Tunny Pitta. These people are living, working, and studying in Western Australia. The book explains how to plan vacations, look for scholarships, study, work, and live in Western Australia for Indonesians as it is written in Bahasa Indonesia. In addition, it also includes many inspiring stories from Indonesians who have been living there for a long period of time. One of the most touching stories belongs to Tunny Pita.
Indonesians who are legally living in Australia is 63.159 people, approximately 0.3 percent of Australia’s total population. Thus it can be concluded that Australia is one of Indonesian tourists’ main destinations.
Western Australia Western Australia (WA) is the biggest state in Australia which is a third of Australian region. Perth is the capital and largest city of Western Australia. It is also the closest city to Indonesia after Darwin with only 4.5 hour flight from Jakarta. Perth is the seventh most liveable city in the world (Butler & Gabrielle, 2016). Although WA is not as popular as the other states, it has many beautiful places to visit. One of Novi’s favourite spots is the Kings Park. Kings Park is a 4.06-square-kilometre park located in Perth. The park is a mixture of grassed parkland, botanical gardens and natural bushland. With panoramic views of Australia the Swan River and Darling Range, it is home to over 324 native plant Australia is a sovereign country comprising the mainland of the Australian varieties, 215 known indigenous fungi species and 80 bird species. It continent, Tasmania Island and numerous smaller islands. It is the largest overlooks the city as well as Perth Water and Melville Water on the Swan country in Oceania and the world's sixth-largest country by total area (Oxford River. [Kevin G.] University Press, 2010). According to Kompas Internasional, the number of
Siraman Rohani “Duta Heroes, Be the Humble Heroes”. (Bacaan: 1 Samuel 18:1-5) Inspirasi Peristiwa Surabaya (10 November 1945) Setiap tanggal 10 November, Indonesia memperingati hari Pahlawan Nasional. Pada umumnya diwarnai sukacita oleh segenap warga, khususnya mahasiswa dan pelajar, karena tanggal 10 identik dengan tanggal merah, yang berarti hari libur. Tetapi, bukan libur di tanggal merah yang dianggap penting, melainkan mengenang satu peristiwa bersejarah. Yakni peristiwa serangan umum di Surabaya oleh Sekutu yang diboncengi Belanda tepatnya tanggal 10 November 1945. Pada hari itu, rakyat Surabaya bertempur habishabisan menjaga kota Surabaya dari serangan Sekutu melalui serangan udara, darat, dan laut. Singkat cerita, pertempuran ini terjadi karena penolakan rakyat Surabaya atas ultimatum yang diedarkan Belanda agar senjata yang dimiliki rakyat Surabaya diserahkan kepada Belanda. Batas ultimatum ini adalah tanggal 10 November. Namun ultimatum ini ditolak, sehingga pertempuran pun tidak dapat dielakan. Pada hari itu ribuan pejuang Indonesia (tidak hanya dari Surabaya) tewas dalam mempertahankan Surabaya. Jika melihat dari sejarah ini, maka sebenarnya peringatan hari Pahlawan Nasional menjadi momentum bersejarah bangsa Indonesia untuk mempertahankan kebebasan hidup pasca kemerdekaan. Peristiwa itu membuat kita takjub atas semangat para pejuang yang rela gugur demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Tak jarang kita mengelu-elukan mereka sebagai pahlawan bangsa yang berjasa dalam mempertahankan kemerdekaan. Bagaimana dengan kita yang hidup dijaman “now”, apakah semangat perjuangan atau kepahlawanan yang rela berkorban bagi bangsa masih terasa ada? Tentu saja ada, meski tidak lagi seperti para pejuang tadi. Satu hati, tekad dan setia bela negara. Di era sekarang orang yang mengabdi kepada negara seolah hanya dilakukan oleh mereka yang menjadi publik figur dan menguasai media sosial hingga menjadi “popular”. Tak jarang orang berlomba-lomba update aktivitas lewat media supaya kelihatan sudah memberikan kontribusi bagi bangsa dan negara. Misalnya di kalangan mahasiswa dikenal istilah “aktivis”, yaitu mahasiswa yang terlibat aktif berkegiatan atau berorganisasi di kampus ataupun di luar kampus. Melalui organisasi atau kegiatan yang dilakukan dengan tema kebangsaan, sosial, ekologi, anti korupsi, atau kegiatan-kegiatan lain yang menunjukan sikap peduli pada kepentingan orang banyak. Bagi kalangan dosen, pengajar, atau pekerja biasanya juga berlomba melalui kegiatan riset atau pengabdian masyarakat. Demikian, melalui kegiatan sosial ataupun kegiatan yang mengarah “keluar” guna menjadi bukti kontribusi bagi orang banyak. Jika demikian, lalu bagaimana dengan orang-orang yang menjadi pekerja rendahan, pesuruh, kuli bangunan, buruh tani, tukang sapu taman, juru parkir, yakni orang yang tidak terlibat kegiatan semacam riset, aktivis atau pengabdian? Apakah mereka boleh dicap sebagai orang yang tidak memiliki jiwa nasionalis atau jiwa kepahlawanan, dan semangat juang untuk memajukan bangsa? Yonathan Pahlawan “Kerendahan Hati” Mari kita belajar dari kisah Yonathan. Yonathan tidak terlalu dikenal oleh pembaca kebanyakan jika dibandingkan dengan Daud. Daud terkenal dengan kisahnya mengalahkan Goliat yang fenomenal. Kisah kemenangan Daud ini terus diberitakan sampaisampai kita jadi hafal di luar kepala. Daud memang orang yang dapat dikatakan memiliki jiwa kepahlawanan dan nasionalisme, dengan berjuang demi negrinya dalam peperangan yang ia pimpin. Kemenangan-kemenangan Daud menggambarkan perjuangan yang dilakukannya. Namun mari kita melihat sejenak kepada Yonathan yang seringkali tenggelam oleh popularitas Daud. Yonathan adalah anak sulung Saul, berarti ia adalah putra mahkota
B
E L HUMB yang suatu saat akan menggantikan Saul sebagai raja Israel.Yonathan bersahabat baik dengan Daud. Sementara Daudlah yang kelak akan terpilih sebagai Raja karena kepiawaian dan keberaniannya. Secara manusiawi, bukankah Daud dapat mengancam posisi Yonathan sebagai putra mahkota? Dalam 1 Samuel 18:15, digambarkan dengan singkat persahabatan Yonathan dengan Daud. Yonathan mengikat perjanjian dengan Daud dan dikatakan bahwa Yonathan mengasihi Daud seperti dirinya sendiri. Bahkan di ayat 4, Yonathan memberikan perlengkapan perangnya kepada Daud. Perlu diketahui bahwa jubah, baju perang, pedang, dan panah miliki bangsawan atau orang kerajaan biasanya menunjukan kasta atau jabatan seseorang. Sehingga ketika Yonathan memberikan perlengkapan perangnya kepada Daud, Yonathan secara tidak langsung mengindahkan jabatan yang ia miliki dengan kerendahan hatinya kepada Daud sahabatnya. Jika coba diinterpretasikan, Yonathan lebih mempedulikan sahabatnya dibandingkan dengan jabatan dan kuasa yang ia miliki. Apakah figur seperti Yonathan yang demikian tidak bisa dikategorikan sebagai sosok pahlawan? Belajar dari kisah ini, paradigma umum bahwa memiliki jiwa pahlawan berarti harus seperti yang dilakukan Daud. Berani bertindak, berani melakukan aksi, itulah penggambaran sosok “pahlawan”. Pemikiran kita seringkali memaknai “menjadi pahlawan” berarti melakukan “aksi keluar” yang terlalu jauh, sehingga terkadang lupa terhadap sekitar. Yonathan dengan kerendahan hatinya mau untuk memberikan hal yang penting dari dirinya demi sahabatnya Daud. Yonathan mau menyingkirkan ego pribadinya, guna mendukung kesuksesan sahabatnya. Yonathan bisa saja melakukan seperti yang dilakukan Daud untuk “unjuk gigi” dan mendapatkan popularitas. Terkadang bukankah kita secara tidak sadar juga memiliki keinginan untuk bertindak demikian? Mengejar popularitas agar dapat disebut sebagai “aktivis” atau “pahlawan”. Namun kepada sesama terkadang kita bersikap angkuh atau meremehkan jika mereka tidak melakukan seperti yang kita lakukan. Pernahkah terfikir dalam benak kita untuk mau bersikap rendah hati dan berbuat kasih kepada orangorang disekitar kita terlebih dahulu? Melalui keluarga, teman kuliah atau rekan kerja, kepada pengajar atau kepada mahasiswa, atau kepada orang terdekat di
lingkungan kita? Atau justru kita tidak merasakan kehadiran mereka? “Duta Heroes” (The humble heroes) Tentu saja melakukan aksi “keluar” merupakan hal baik, tetapi baik juga melakukan tindakan bagi lingkungan terdekat. Sebagai keluarga besar Universitas Kristen Duta Wacana kita juga bisa menjadi “pahlawan yang rendah hati” seperti yang dilakukan Yonathan. Sebagai mahasiswa kita dapat mewujudkannya dengan menyatakan kasih kepada teman-teman seperkuliahan. Menghindari sikap angkuh, egois menjadi sikap mengasihi, dapat menjadikan kita sebagai pahlawan. Menjadi teman yang mau saling mendengarkan suka duka sesama, ikut berbahagia dikala suka dan mau berempati dikala duka. Tidak hanya kepada teman sesama mahasiswa, kepada karyawan dan dosen pun juga demikian. Melihat mereka tidak lagi sebagai karyawan atau dosen yang terasa jauh dalam relasi namun menganggap mereka sebagai sahabat dan guru yang membangun. Sebagai dosen, menjadi pahlawan yang rendah hati dengan saling mendukung satu sama lain sebagai sesama rekan kerja dan tidak bersikap angkuh atau egois. Menjadikan mahasiwa bukan objek, melainkan subjek belajar bersama-sama, sehingga kadang mahasiswa dapat sebagai rekan dan sahabat yang saling melengkapi dalam proses belajar. Berelasi dengan karyawan tidak dalam pola pikir hierarki yang menganggap dirinya sebagai pihak yang memiliki jabatan lebih tinggi. Berelasi dengan karyawan layaknya sebagai patner kerja, sahabat untuk saling mendukung dan saling berbagi ataupun saling belajar satu sama lain. Sebagai karyawan pun demikian, berelasi dengan mahasiswa dan dosen sebagai sahabat yang saling mendukung sesuai dengan tanggungjawab masing-masing. Bersikap ramah kepada setiap mahasiswa ataupun dosen, dan terbuka sebagai pihak yang saling membangun. Dan yang terpenting, baik sebagai karyawan, mahasiswa, ataupun dosen adalah bertindak dan berprilaku yang berlandaskan pada kerendahan hati. Memulai menghayati jiwa kepahlawanan yang tidak lagi berfokus pada popularitas, melainkan menghayati jiwa kepahlawanan yang dimulai dari kerendahan hati. Jadilah pahlawan yang rendah hati, bagi dirimu, bagi orang disekitarmu, dan bagi orang banyak!!! Be the humbe heroes! [LSAN]
9
UKM ZONE
10
Dukungan Duta Filia Terhadap Kemajuan Indonesia
A
nak muda Indonesia merupakan generasi penerus bangsa yang akan membangun dan menjadi harapan negeri ini. Namun kenyataan, anak muda jaman sekarang justru terpengaruh bahkan terjerat dengan hal-hal yang merusak fisik dan mental. Salah satu sumber penyebabnya adalah pengaruh pergaulan dan penggunaan narkoba yang membuat masa depan mereka hancur serta menimbulkan keresahan bagi masyarakat. Berangkat dari masalah ini, pihak pemerintah bersama masyarakat membuat banyak gerakan dan komunitas untuk bersamasama menanggulangi serta mencegah penyebaran masalah. Salah satu contohnya yaitu komunitas di lingkungan kampus. Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Duta Filia (Dufil) merupakan pusat inf ormas i s e rt a kons e l ing y ang terbentuk dan tergabung di bawah naungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bekerja sama dengan Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) serta beberapa universitas lain-nya di Yogyakarta. Duta Filia UKDW dengan moto Muda, Berani, Peduli adalah sebuah komunitas yang aktif memberikan penyuluhan dan pelayanan kesehatan di lingkungan kampus serta berkontribusi dalam menanggulangi masalahmasalah sosial-kesehatan. Selain itu, Duta Filia juga melakukan hubungan kerja sama dengan sejumlah sekolah, rumah sakit, dan Puskesmas di Yogyakarta. Daniel Ryan Utama Sinurat selaku ketua Duta Filia mengatakan bahwa Duta Filia memiliki beberapa program dan kegiatan seperti melaksanakan seminar tentang narkoba dan HIV AIDS. Mereka mengundang pembicara langsung dari Badan Narkotika Nasional (BNN) dan BKKBN serta pemeriksaan voluntary conseling and testing (VCT)
foto:dok./Sofia
oleh dokter. Kegiatan-kegiatan tersebut kerap dilakukan dalam rangka memperingati hari-hari khusus terkait dunia kesehatan yang diikuti oleh seluruh mahasiswa, pegawai, dan masyarakat. Salah satu kegiatan yang telah dilakukan adalah seminar dalam rangka memperingati Hari Anti Narkoba (HANA) pada tanggal 3 Maret 2017 lalu, bertempat di SMA GAMA Yogyakarta dengan mengundang pembicara dari BNN dan BKKBN. Tujuan dari kegiatankegiatan yang dilakukan Duta Filia adalah supaya mahasiswa dan masyarakat dapat memahami serta menyadari pentingnya kesehatan sehingga mampu mencegah tindakan-tindakan yang dapat merusak fisik maupun mental. Komunitas Duta Filia terdiri dari mahasiswa-mahasiswi dengan berbagai latar belakang berbeda yang berperan aktif dalam setiap program kegiatan. Oleh karena itu sangat penting untuk saling mengenal, membangun semangat, serta menjalin komunikasi yang baik antar anggota. Salah satunya melalui acara Ngobrol Bareng Asyik
(NGOBRAS) UKDW yang diikuti oleh para anggota bersama dengan dokter pembina yaitu dr. Maria Silvia Merry.Sc. Acara ini dilaksanakan setiap hari Jumat atau Sabtu, dengan agenda membahas kegiatan Duta Filia dan isuisu atau masalah yang berkaitan dengan kesehatan. Pertemuan tidak hanya dilakukan di lingkungan kampus UKDW saja. Di beberapa kesempatan diadakan pertemuan lintas komunitas Duta Filia dengan beberapa kampus di Yogyakarta yang tergabung. Lebih lanjut Ryan menambahkan, khusus bagi mahasiswa UKDW yang ingin bergabung dalam komunitas Duta Filia atau konsultasi terkait masalah kesehatan dapat mengunjungi sekretariat Duta Filia. Harapan Duta Filia yaitu dapat menjadi komunitas yang senantiasa melayani dan membantu memberikan informasi kesehatan sesuai program BKKBN serta menciptakan generasi muda yang peduli kesehatan demi Indonesia yang lebih sehat dan sejahtera. [Sofia]
foto:dok./Sofia
Seputar Jogja
11
Wayang Jogja Night Carnival 2017
K
ota Yogyakarta kembali menggelar Wayang Jogja Night Carnival untuk kedua kalinya dalam rangka Ulang Tahun Kota Yogyakarta ke-261. Dengan tema “Bersama Membangun Jogja“, Kota Yogyakarta menggelar karnaval kebudayaan di kawasan Tugu Pal Putih (Tugu Jogja) pada hari Sabtu, 7 Oktober 2017. Pawai bertemakan wayang ini diikuti oleh perwakilan dari 14 Kecamatan di Yogyakarta antara lain Kecamatan Umbulharjo, Kecamatan Kotagede, Kecamatan Ngampilan, Kecamatan Tegalrejo, Kecamatan Mergangsan, Kecamatan Mantrijeron, Kecamatan Jetis, Kecamatan Kraton, Kecamatan Danurejan, Kecamatan Wirobrajan, Kecamatan Pakualaman, Kecamatan Gondomanan,
foto:dok.KK/Ivan
Kecamatan Gedongtengen dan Kecamatan Gondokusuman. Rute pawai yang diambil yakni McDonald Gondolayu – Jl. Jend. Sudirman – Tugu Jogja – Jl. Margo Utomo. Karnaval ini dihadiri oleh Haryadi Suyuti dan Haroe Poerwadi selaku Walikota dan Wakil Walikota Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X selaku Gubernur D.I. Yogyakarta, serta para vlogger dan youtuber dari dalam dan luar negeri yang turut
diundang untuk mengabadikan momen tersebut. Haryadi berharap supaya Wayang Jogja Night Carnival bisa menjadi bagian dari agenda wisata nasional. Hal ini tidak mudah mengingat ada beberapa syarat yang harus dipenuhi supaya acara ini dapat masuk ke dalam agenda nasional, Haryadi optimis Wayang Jogja Night Carnival bisa tembus agenda nasional karena memiliki keunikan
dari tema yang diangkat. Selain karnaval, ada pertunjukan menarik lainnya yang ditampilkan di Tugu Pal Putih yaitu atraksi video mapping dimana video 3D kreasi budaya Yogyakarta ditampilkan sedemikian rupa sehingga menciptakan ilusi optik pada bangunan Tugu Pal Putih. Video ini mendapat sambutan yang meriah dari ribuan penonton yang hadir. Rangkaian acara lainnya yang telah dilaksanakan untuk memeriahkan HUT Kota Yogyakarta ke-261 meliputi Pesta Sains Jogja, Grebeg, Jogja Fun Bike, Reresik Jogja, dan agendaagenda menarik lainnya yang berlangsung hingga pertengahan Oktober. [ivan]
Serba-Serbi
Resensi Film : Merah Putih Memanggil
F
foto:dok.Google
ilm yang menceritakan tentang penyelamatan korban pembajakan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) ini mulai ditayangkan di hari ulang tahun TNI pada tanggal 5 Oktober 2017. Proses pembuatan film melibatkan pasukan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat (AD), Marinir TNI Angkatan Laut (AL), Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL, Penerbangan TNI Angkatan Laut, Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Diponegoro, Kapal Selam KRI Nanggala, dan skuadron pesawat tempur Sukhoi SU-30 dari TNI Angkatan Udara (AU) serta peralatan senjata AX-308, SIG Sauer P 226, Minimi Para Machine Gun, alat selam Ampora milik Kopaska, dan teropong Leica Vector. Film yang disutradarai oleh Mirwan Suwarso ini, dimulai dengan adegan pembajakan kapal pesiar berbendera Indonesia yang terjadi di wilayah Indonesia oleh gerombolan teroris. Satu orang awak kapal ditembak mati di kapal karena membangkang. Empat orang awak kapal termasuk kapten beserta tiga orang warga negara Perancis, satu orang warga negara Kanada dan satu orang warga negara Korea Selatan diculik kemudian dibawa ke daerah Tounggo, Myanmar, yang merupakan camp gerombolan teroris tersebut. Para teroris meminta tebusan dari negara asal sandera dan juga Indonesia. TNI tidak dapat segera bertindak karena teroris berada di teritorial negara lain.
Berbagai pendekatan dilakukan oleh Pemerintah Indonesia terhadap negara tersebut sehingga akhirnya TNI dapat masuk untuk membebaskan sandera dengan batas waktu 48 jam. TNI kemudian membuat rencana Operasi Gabungan yang melibatkan semua angkatan. Hal yang paling menarik dari film ini adalah hampir semua pemain merupakan anggota aktif TNI dan banyaknya efek slow motion yang memberikan keseruan tersendiri. Dikutip dari Liputan6.com, semua senjata dan peluru yang digunakan dalam film ini pun asli. "Di film ini enggak ada yang replika, semuanya asli," ujar Serdadu Kepala (Serka) Sepi Ermawan, anggota Kopassus yang ikut bermain dalam film Merah Putih Memanggil. Penggunaan peralatan asli juga memberikan efek yang bagus sehingga adegan ledakan nampak nyata. Film ini mengingatkan kita betapa banyaknya hal yang harus dikorbankan oleh seorang tentara. Banyak emosi yang dapat dirasakan oleh penonton ketika menonton film ini. Bagaimana pedihnya seorang istri yang ditinggal oleh suaminya lalu melihat suaminya kembali dengan keadaan tidak bernyawa atau tentara yang melihat temantemannya dibunuh di depan mata mereka sendiri. Mari kita menghargai perjuangan mereka dengan tidak melupakan sejarah dan mengisi kemerdekaan ini dengan hal-hal yang membanggakan bagi bangsa dan negara. [dodi]
12
Galeri Foto
Family Day Dies Natalis ke- 55 UKDW Unity in Diversity Minggu, 22 Oktober 2017
Gelar Budaya Taste of Harmony 20 - 22 Oktober 2017, Pendopo Ambarrukmo Plaza Yogyakarta