Koran Kampus UKDW Edisi September 2018

Page 1

Universitas Kristen Duta Wacana

12

@ukdwjogja @duta_wacana

09

UKDW Yogyakarta

Alamat Redaksi: Kantor Biro IV UKDW Gedung Hagios Lantai 1 Jl. dr. Wahidin Sudirohusodo 5-25, D.I Yogyakarta Koran Kampus UKDW

September 2018

korankampus@staff.ukdw.ac.id

Berkomunikasi dengan Hati Mencipta Harmoni

Dies Natalis Duta Wacana ke-56 Kolaborasi Wujudkan Kerja Kreatif dan Inovatif

U

Profil Bulan ini:

dr. Rizaldy Pinzon, M.D., M.Sc., Ph.D.

2

Kuliah Umum Bersama Alissa Wahid

3

UKDW Sends Two Students to ACUCA Student Camp in Thailand

10

niversitas Kristen Duta Wacana (UKDW) telah banyak berkontribusi dalam mewujudkan dunia pendidikan yang berpegang pada nilai-nilai kristiani, integritas, dan pelayanan masyarakat melalui para mahasiswa maupun alumni yang turut serta memberikan inovasi baru dalam kehidupan. Mengusung tema “Kreatif dan Inovatif, Mengembangkan Duta Wacana yang Inspiratif”, dies natalis kali ini menjadi momentum untuk membuktikan bahwa sivitas akademika UKDW dapat bekerja sama dengan kompak dan saling melengkapi satu sama lain untuk kemajuan UKDW. Winta Adhitia Guspara, S.T., M.Sn. selaku Ketua Panitia Dies Natalis Duta Wacana ke-56 menyebutkan bahwa kreativitas dapat muncul dari sebuah keterbatasan. “Kami menyadari bahwa UKDW merupakan sebuah institusi pendidikan yang penuh dengan keterbatasan. Namun keterbatasan tersebut dapat diubah menjadi kekuatan. Adanya jalinan kerja sama yang kuat di antara sivitas akademika UKDW dengan mitra-mitra UKDW, sangat mendukung UKDW dalam menghasilkan karyakarya yang kreatif dan inovatif sehingga dapat menginspirasi kehidupan di masyarakat,” paparnya. Lebih lanjut, Winta Adhitia menjelaskan bahwa simbol berupa jaring-jaring atau waring dipilih sebagai logo dan tema dekorasi, dengan harapan UKDW mampu menjaring seluruh komponen yang dimiliki sehingga menjadi ikatan yang kuat dengan menjala lebih banyak potensi. “Panitia dies natalis tahun ini didominasi oleh dosen dan staf dari Fakultas Arsitektur dan Desain (FAD). Tim dekorasi akan menggunakan teknik mengikat, merekatkan, dan menjahit untuk menonjolkan jalinanjalinan jala sehingga memperkuat simbol dies tahun ini,” jelasnya. Dalam logo dies natalis, Winta Adhitia menuangkan harapan dan percaya bahwa UKDW bisa berdiri sampai sekarang karena sebuah ikatan yang kuat satu sama lain di antara sivitas akademika. Winta juga berharap UKDW menjadi trend setter yang menginspirasi.

Banyak rangkaian kegiatan yang dilaksanakan untuk memeriahkan Dies Natalis Duta Wacana Ke-56, diantaranya Rektor Cup 2018, donor darah, bedah karya ilmiah, gelar budaya, media gathering, family day, berbagai perlombaan, serta serangkaian seminar dan workshop. Puncak acara dies natalis yang dikemas dalam ibadah dan upacara akan dilaksanakan pada hari Rabu, 31 Oktober 2018 di Auditorium Koinonia UKDW. “Hal menarik pada dies natalis tahun ini adalah akan diselenggarakannya seminar nasional yang mengangkat masalah mengenai pengelolaan kekayaan intelektual. Suatu institusi pendidikan perguruan tinggi harus mampu menjadi lembaga inkubasi yang membimbing mahasiswa untuk menghasilkan gagasan baru dan karya yang inspiratif. Gagasan-gagasan tersebut hendaknya mendapatkan apresiasi yang sesuai karena untuk mendapatkannya dibutuhkan pemikiran yang mendalam ,” tambah Winta Adhitia. Persiapan dies natalis yang cukup singkat menjadi sebuah tantangan tersendiri. Panitia pelaksana diharuskan berkoordinasi secara cepat, tepat, dan kompak. Seperti tumpukan batu yang kokoh sekalipun, jika tidak seimbang maka akan runtuh. Untuk itu dibutuhkan rasa saling percaya dan kerja sama yang kuat di antara sivitas akademika UKDW dengan mengesampingkan perbedaan yang ada untuk mendukung terselenggaranya Dies Natalis Duta Wacana ke-56. [eva]

Koran Kampus dari Masa ke Masa

T

epat pada 10 Oktober 2006, edisi pertama Koran Kampus UKDW dipublikasikan. Budi Sutedjo Dharma Oetomo, S.Kom., M.M. yang kala itu menjabat sebagai Ketua Biro Hubungan Masyarakat dan Admisi meprakarsai pendirian Koran Kampus. Hadirnya Koran Kampus diharapkan mampu menjadi media promosi UKDW serta memberikan informasi mengenai berbagai kegiatan yang ada di UKDW. Koran Kampus tidak hanya diedarkan untuk kalangan mahasiswa dan internal UKDW saja, namun juga kepada calon mahasiswa, gereja-gereja pendukung, maupun perusahaan yang memiliki kerja sama dengan UKDW. Budi beserta para staf kantor Hubugan Masyarakat dan Admisi dan 12 mahasiswa

yang tergabung dalam tim Koran Kampus pun bekerja sama untuk menjadikan Koran Kampus sebagai suatu media yang hidup serta dapat menjadi inspirasi dan penyemangat bagi para pembaca. Tentu saja banyak tantangan yang dihadapi saat mulai mendirikan Koran Kampus, seperti mahasiswa yang belum peka mengenai hal yang dapat dijadikan berita sampai kurangnya sumber daya manusia yang menyebabkan Budi harus merangkap berbagai posisi seperti editor dan penulis. Berbagai pelatihan pun diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan tim Koran Kampus, mulai dari pelatihan menulis berita, mencari dan menggali berbagai hal yang dapat dijadikan berita, layouting, hingga cara mengambil

foto yang dapat “berbicara” tentang berita yang sedang diangkat. Koran Kampus yang semula terbit tiap tiga bulan, kemudian berkembang dan mulai rutin terbit setiap bulan. Pada tahun 2014, di bawah koordinasi Sumantyo Kartika Nugroho atau yang sering panggil Tiyok atau OT sebagai Pimpinan Redaksi, Koran Kampus mengalami berbagai perubahan, mulai dari perubahan ukuran sampai penggantian logo. “Dengan logo yang baru (diharapkan) kita (akan) punya semangat yang baru,” ujar Tiyok. Berbagai hal juga turut dilakukan untuk mengembangkan Koran Kampus, mulai dari penentuan tema dari awal untuk setiap edisi dalam satu tahun hingga penambahan jumlah divisi terutama penambahan jumlah

foto:dok.Biro IV

wartawan. Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi yang semakin maju, Koran Kampus tidak hanya terbit dalam bentuk cetak. Saat ini, berita dan artikel koran kampus yang dapat diakses di website UKDW. [Cindy]


Profil Bulan Ini

2

Berkomunikasi dengan Hati Mencipta Harmoni

dr. Rizaldy Pinzon, M.D., M.Sc., Ph.D. : Pensil Kecil yang Tuhan Pakai untuk Menulis Cinta dan Kebaikan Bagi Dunia Profil Singkat Nama Gelar Tempat lahir Tanggal lahir Kantor

: Rizaldy Pinzon : MD (Neurologist), MSc (in Clinical Epidemiology), PhD : Samarinda, Kalimantan Timur : 17 Mei 1976 : Neurology Department - Bethesda Hospital Yogyakarta Phone: 0274-562246, ext : 1208 Duta Wacana Christian University School of Medicine Jl Wahidin Sudirohusodo Yogyakarta Indonesia 55224

Pendidikan

dr. Pinzon menerima piagam penghargaan sebagai “Dosen Berprestasi UKDW” tahun 2017.

K

foto:dok./Endri

eputusan dalam memilih karir bukanlah hal yang mudah. Banyak yang harus dipertimbangkan mulai dari minat, bakat, gaji, hingga kesempatan untuk membantu sesama. Hal itu juga yang menjadi pertimbangan dr. Rizaldy Pinzon, M.D., M.Sc., Ph.D. dalam menentukan karir. “Almarhum ayah saya menasehati, kalau bekerja selain bekerja untuk penghidupan kalau bisa juga bermanfaat bagi orang lain,” ujar pria yang mendapatkan penghargaan sebagai Dosen Berprestasi UKDW tahun 2017 tersebut. “Menjadi dokter menurut saya adalah pilihan karir yang seimbang untuk membantu sesama dan mencari penghidupan,” tambahnya. Setelah meraih gelar dokter, ia pun memutuskan untuk mengambil Pendidikan Dokter Spesialis Saraf dan Magister Kesehatan Epidemiologi Klinik di Fakultas Kedokteran UGM. Dokter spesialis syaraf di RS Bethesda Yogyakarta ini juga dikenal memiliki kepedulian yang tinggi terhadap osteoporosis. Ketertarikannya mendalami penyakit osteoporosis dimulai dari banyaknya pasien berusia lanjut yang datang ke poli penyakit saraf dengan keluhan nyeri punggung bagian bawah, namun setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, ditemukan adanya osteoporosis pada pasien. Dokter kelahiran 17 Mei 1976 yang senang berdiskusi dan mengajar ini mengungkapkan bahwa kepedulian masyarakat pada pencegahan osteoporosis masih kurang. Banyak orang yang berpendapat bahwa osteoporosis merupakan penyakit yang wajar karena usia. Akan tetapi, ada banyak faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan terkena osteoporosis, seperti kurangnya konsumsi kalsium pada orang Indonesia serta massa tulang yang kecil. Ayah dua anak ini memutuskan untuk memperdalam pengetahuan mengenai osteoporosis dan mengambil sertifikasi clinical densitometry pada tahun 2008. Peraih Epilepsy Award sebagai Best Oral Presentation dalam National Epilepsy Meeting di Semarang tahun 2004 serta peraih juara pertama Indonesian Society of Hypertension (InaSH) Scientific Writing Contest tahun 2007 ini memiliki prinsip untuk selalu berusaha mengajar, meneliti, mempublikasikan, serta melakukan pengabdian masyarakat dengan baik. “Ya Tuhan, jadikanlah aku pensil kecil di tangan-Mu. Pensil kecil yang Tuhan pakai untuk menulis cinta dan kebaikan bagi dunia,” mengutip kata-kata Bunda Teresa dari Calcutta, dr. Pinzon mengajak kita menjadi pensil kecil di tangan Tuhan yang akan memuliakan nama-Nya di muka bumi. Menyambut Dies Natalis UKDW yang ke-56, dr. Pinzon mengungkapkan, “Ini adalah momen yang dapat kita ingat bersama untuk selalu berusaha maju dan memperbaiki diri setiap saat. Sebagai pengajar, kita dituntut untuk selalu meng-update diri, membuat penelitian yang baru dan bermanfaat, serta melakukan pengabdian dan pengajaran dengan sungguh-sungguh.” [Cindy]

- SD Marsudirini Yogyakarta (1982-1988) - SLTP Stella Duce Yogyakarta (1988-1991) - SLTA Kolese De Britto Yogyakarta (1991-1994) - Pendidikan Dokter Universitas Gajah Mada (1994-2001) - MSc in Clinical epidemiology Gadjah Mada University School of Medicine (2001-2003) - Residency in Neurology, Gadjah Mada University School of Medicine (2001-2005) - Clinical Attachment Program in Neurosonology, University Malaya Medical Center, Malaysia (April-May 2008) - ESO (European Stroke Organization) summer School, Lile France, 2009 - Fellowship program in Child Neurology, Fukuoka, Japan, 2010 - PhD study Gadjah Mada University School of Medicine (2009- 2014)

Penghargaan - Awards from the rector of Gadjah Mada University 1998 - Awards for participating the competition of scientific writing from department of health, 1998/1999 - Awards for Cum Laude graduate from Gadjah Mada University School of Medicine Yogyakarta 2001 - Awards for Cum Laude graduate in graduate study from Gadjah Mada University School of Medicine Yogyakarta 2003 - Awards for Cum Laude graduate in PhD study from Gadjah Mada University School of Medicine Yogyakarta 2014 - Epilepsy Award, Best Oral Presentation in National Epilepsy Meeting, Semarang, 2004 - Best Oral Presentation (3rd), Indonesian Pain Society Meeting, Agt 2007 - Winner of InaSH (Indonesian Society of Hypertension) scientific writing contest (1st winner), November 2007 - Travel grant award from Movement Disorder Society 2009 - ESO Summer school fellowship program Lille, France, 2009 - Travel grant from APLAR, Hong Kong 2010 - Travel grand from World Stroke Organization, Korea, 2010 - Travel grant from IASP, Montreal Canada, 2010 - APSH Fellowship program, Vancouver Canada, 2010 - APSH Fellowship program, Taiwan, 2011 - Travel grant, Taiwan Neurological Society, 2017 - Travel grant, Singapore Society Intensive Care Medicine. 2017 - Dosen Berprestasi FK UKDW, 2016 - Dosen Berprestasi UKDW, 2017

REDAKSI KORAN KAMPUS PENANGGUNG JAWAB PIMPINAN REDAKSI WAKIL PIMPINAN REDAKSI KOORDINATOR PELAKSANA

: Pdt. Robert Setio, Ph.D. : Arida Susyetina, S.S, M.A. : Christina Angelina : Raini Debora Sembiring

WARTAWAN

EDITOR

SETTER

Eva, Rachel, Cindy, Devari, Natalie, Deta, Nike, Santi

Mei, Dianti, Jordana

Endri, Marcella, Noval

Koran Kampus bisa Anda dapatkan secara GRATIS di Pick-up Point yang sudah terpasang di 11 area publik di seluruh UKDW. Redaksi menerima tulisan dari warga kampus berupa artikel, laporan kegiatan dan foto-foto yang membangun harapan. kirim ke alamat Redaksi atau melalui email : korankampus@staff.ukdw.ac.id


Universitaria

3

Berkomunikasi dengan Hati Mencipta Harmoni

Kesan dan Harapan untuk UKDW “Selamat Dies Natalis UKDW yang ke-56. Tema dies natalis tahun ini adalah kreatif dan inovatif mengembangkan Duta Wacana yang inspiratif dengan harapan membawa berkat semangat baru dalam pengembangan bangsa dan negara. Saya berharap dies natalis ini menjadi tonggak Duta Wacana dalam mengembangkan dirinya melalui proses pengajaran dan pembelajaran yang berkualitas sekaligus merepresentasikan ucapan rasa syukur dan harapan akan keberhasilan dalam menghadapi tantangan ke depan yang tidak mudah, riset yang berpihak pada kemanusiaan, dan pengabdian masyarakat yang bersifat partisipatoris.”

“Selama bekerja di kampus Duta Wacana terdapat hubungan kekeluargaan yang erat antara staf akademik maupun nonakademik dengan para mahasiswa. Secara pribadi, harapan saya untuk UKDW agar meningkatkan pelayanan dan mutu UKDW semakin maju, sukses, dan berkualitas.” - Sani Yulianto | Staf Perkuliahan Biro I

-Ir. Henry Feriadi, M.Sc., Ph.D. | Rektor UKDW

“Dosen yang ramah dan lingkungan yang asri membuat kami merasa memiliki keluarga kecil di dalam kampus. Sebagai mahasiswa, harapan saya untuk UKDW agar ke depannya bisa menambah fasilitas gedung dan mencetak prestasiprestasi baru. Semoga UKDW terus mengikuti perkembangan jaman serta semakin maju dan sejahtera.”

“Semoga UKDW kedepannya semakin berintegritas, humanis dan idealis. Meningkatkan ruang diskusi bersama mahasiswa, dimana belum ada atmosfer diskusi bersama dosen dan mahasiswa membicarakan hal yang sederhana atau populer. Memperluas ruang lingkup tidak hanya pada level internal saja melainkan juga pada level eksternal kampus.”

- Fransiska Litmantoro Hidayat | Prodi Informatika, 2015 - Hendra Sigalingging, S.S.,M.Hum | Dosen Mata Kuliah Humaniora

“Dari teman yang asyik, praktek praktikum, kuliah umum, dan para dosen termasuk dosen tamu, berkegiatan di universitas rasanya menyenangkan. Harapan agar UKDW bisa membuat peningkatan-peningkatan baru seperti menggencarkan promosi mahasiswa dengan mengikuti kompetisi nasional maupun internasional.”

“Menurut saya, UKDW itu sudah bagus. Stafnya baik, dosennya berkualitas, dan banyak mahasiswa yang berasal dari daerah lain. Meski berukuran kecil, mutu UKDW juga sudah dijamin tidak kalah dari kampus lain. Harapan saya, promosi kampusnya bisa lebih ditingkatkan karena masih banyak yang belum tahu tentang UKDW.”

- Ayu Petra Steffiasih | Prodi Pendidikan Dokter, 2015

Tabitha Sonia Ayudea | Prodi Sistem Informasi, 2016

Tantangan Kaum Muda Dalam Merawat Kebhinekaan Indonesia

U

nit Mata Kuliah Humaniora (MKH) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) menyelenggarakan kuliah umum awal semester tahun ajaran 2017/2018 dengan tema “Tantangan Kaum Muda dalam Merawat Kebhinekaan Indonesia”. Kuliah umum dilaksanakan pada tanggal 31 Agustus 2018 di Aditorium Koinonia UKDW dengan pembicara Alissa Wahid, Ketua Jaringan Nasional Komunitas Gusdurian sekaligus putri tertua Presiden Republik Indonesia keempat, Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Acara yang dihadiri oleh 460 mahasiswa ini bertujuan memberikan pemahaman mengenai pentingnya merawat keberagaman Indonesia dengan mengenalkan pemikiran Gus Dur, serta membangkitkan kesadaran mahasiswa akan pentingnya mengembangkan sikap dan perilaku solider terhadap persoalan yang mengancam keberagaman masyarakat Indonesia. Dengan latar belakang sebagai psikolog dan aktivis lembaga swadaya masyarakat (LSM) dengan kelompok sasaran kaum muda, maka kuliah umum tentang Pancasila sebagai landasan eksistensi Indonesia yang sarat keberagaman masyarakatnya, dibawakan secara interaktif melalui aksi teatrikal untuk menggambarkan kedudukan Pancasila di dalam masyarakat. Alissa Wahid memilih topik “Mencari Kita di Tengah Aku”. Sejumlah mahasiswa diundang secara sukarela untuk menggambarkan posisi Pancasila saat ini yang belum ideal di masyarakat. Mahasiswa dapat memposisikan diri sebagai

foto:dok./Panitia

anak muda, kaum terdidik, pemuka agama, pelaku bisnis, penegak hukum, rakyat jelata, wartawan, aktivis LSM, pegawai negeri, karyawan swasta, mahasiswa, wiraswasta, anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), maupun pemimpin daerah dan pusat. Melalui dialog menyangkut alasan mahasiswa memilih posisi tertentu terhadap Pancasila berdasarkan kelompok-kelompok

kepentingan, Alissa Wahid meminta mahasiswa berpindah menuju posisi ideal Pancasila di dalam masyarakat. Sebagai penutup kuliah umum, Alissa Wahid menguraikan sembilan nilai ajaran yakni ketauhidan, kemanusiaan, keadilan, kesetaraan, pembebasan, kesederhanaan, persaudaraan, keksatriaan, dan kearifan lokal. Nilai-nilai tersebut yang dikatakan Gus Dur sebagai landasan dalam mendidik pribadi yang

foto:dok./Panitia

toleran dan berkeadilan serta menjadi sumber perdamaian berelasi dalam keberagaman. Gus Dur menginspirasi semua golongan untuk menjadi sosok yang toleran. Menutup acara kuliah umum, Allisa Wahid menyampaikan pesan Gus Dur bahwa perdamaian harus diwujudkan dengan menegakkan keadilan, karena perdamaian tanpa keadilan adalah ilusi. [ES]

Selamat Hari Sumpah Pemuda

28 Oktober 2018

Jangan tanyakan apa yang bangsa ini bisa berikan kepada anda, tapi coba tanyakan apa yang anda dapat berikan kepada bangsa ini. Ir. Soekarno


Universitaria

4

Berkomunikasi dengan Hati Mencipta Harmoni

UKDW dan Bawaslu DIY Kembali Bekerja Sama dalam Penyelenggaraan KKN Tematik 2019

U

niversitas Kristen Duta Wacana (UKDW) kembali bekerja sama dengan Badan Pengawas Pemilu Daerah Istimewa Yogyakarta (Bawaslu DIY) dalam acara “Pembekalan Mahasiswa KKN Tematik Pemilu” di Ruang Seminar Pdt. Dr. Harun Hadiwijono UKDW pada hari Sabtu, 15 September 2018. Selain mahasiswa yang mengikuti pembekalan, acara ini turut dihadiri oleh Ir. Henry Feriadi, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor UKDW, Bagus Sarwono, S.Pd.Si., M.P.A selaku Ketua Bawaslu DIY, Sutrisnowati S.H., M.H., M.Psi., Muh. Amir Nashiruddin, S.H.I., Sri Rahayu Werdiningsih, S.H., dan Agus Muhamad Yasin, S.Sos., selaku anggota Bawaslu DIY, Hendra Sigalingging, S.S., M.Hum., selaku dosen pembimbing Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik, serta perwakilan dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) UKDW. Dalam sambutannya, Ir. Henry Feriadi, M.Sc., Ph.D. mengatakan bahwa pada tahun 2014 UKDW pernah bekerja sama dengan Bawaslu DIY dalam penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu) tahun 2014. UKDW mengirimkan sekitar 200 mahasiswa untuk terlibat dalam pelaksanaan pengawasan pemilu. Bahkan UKDW diundang ke Jakarta untuk menerima penghargaan sebagai wujud apresiasi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat dan Bawaslu DIY atas kesuksesan pelaksanaan pemilu tersebut. “Diharapkan dari kegiatan KKN Tematik ini, mahasiswa yang terlibat selama kurang lebih 2,5 bulan sebagai tim dapat membantu proses pengawasan pesta demokrasi tahun 2019, dimana Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) dilaksanakan secara serentak,” imbuhnya. Bagus Sarwono, S.Pd.Si., M.P.A mengapresiasi UKDW karena konsisten mendukung Bawaslu DIY dalam pengawasan partisipatif pelaksanaan pemilu dan menjadi pelopor perguruan tinggi dalam pelaksanaan KKN Tematik, serta peduli terhadap pelaksanaan pemilu di Indonesia khususnya Kota Yogyakarta. “Pemilu serentak yang akan dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019 menggunakan lima kotak suara. Hal ini dilakukan karena selain memilih anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten, juga memilih pasangan calon presiden dan wakil presiden. Pada masa itu rentan terjadi pelanggaran maka diperlukan pengawas supaya aturan yang berlaku sesuai

foto:dok./Diki

foto:dok./Diki

koridor dan proses pemilihan pemimpin dilaksanakan dengan damai dan beradab sehingga menggambarkan pemilu berintegritas,” ujarnya. Pada kesempatan tersebut juga, UKDW dan Bawaslu DIY menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dalam rangka pemberdayaan, pemantapan, dan penguatan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD serta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2019 secara terencana, terkoordinasi, terorganisir, terpadu, dan menyeluruh di DIY. Melalui kerja sama ini, UKDW diharapkan dapat menyiapkan personel maupun sarana untuk membantu pelaksanaan pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan pengawasan pemilu secara terpadu dan terkoordinasi dengan tetap menjaga independensi lembaga. LPPM UKDW menerima 50 mahasiswa untuk mengikuti KKN Tematik Pemilu yang akan diselenggarakan di semester gasal. KKN ini mempunyai tujuan khusus membantu Bawaslu

DIY dalam penyelenggaraan pemilu tahun 2019, khususnya dalam pelaksanaan pengawasan pemilu yang berkualitas, partisipatif, dan akuntabel. Sehingga pemilu tersebut dapat terselenggara secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Jam kerja mahasiswa yang mengikuti KKN Tematik Pemilu setara dengan dengan KKN Reguler yakni 200 jam kerja efektif mahasiswa. Mahasiswa yang diterima merupakan mahasiswa yang telah lolos seleksi dan memenuhi persyaratan seperti mengikuti pembekalan sebanyak 25%, jumlah SKS >90 tanpa nilai E, dan IPK >2,0. Sedangkan untuk mahasiswa Program Studi Kedokteran harus memenuhi persyaratan SKS>115 tanpa nilai E dan IPK>2,5. Pada pertemuan pertama dengan UKDW, Bawaslu DIY menawarkan kerja sama dalam bentuk KKN Tematik Pemilu, namun tidak menutup kemungkinan untuk dilakukan penelitian terkait KKN. Sutrisnowati S.H., M.H., M.Psi. mengatakan bahwa tahap pertama yang akan dilakukan adalah sosialisasi pencegahan

pelanggaran dalam kampanye. “Sosialisasi kepada masyarakat terkait kampanye lebih mengarah ke advokasi dan edukasi untuk mengantisipasi potensi pelanggaran saat kampanye,” ungkapnya. Sementara itu, Muh. Amir Nashiruddin, S.H.I. menjelaskan bahwa edukasi terhadap masyarakat terkait penyelenggaraan dan pengawasan pemilu dapat dilakukan melaui media sosial. Banyak kerawanan yang cukup menjadi perhatian seperti penyebaran isu-isu maupun hate speech yang dapat menimbulkan konflik dan memecah belah persatuan bangsa. “Kita harus menyiapkan alat peraga kampanye yang lebih ramah lingkungan dan himbauan untuk berkampanye secara damai. Masyarakat juga harus menelusi informasi yang diterima melalui media sosial dan menanggapinya secara bijak,” paparnya. Secara khusus mahasiswa KKN Tematik Pemilu diminta oleh Bawaslu DIY untuk membuat konten ajakan agar tidak melakukan ujaran kebencian maupun fitnah yang dikemas dalam bentuk animasi di media sosial sehingga memberi nuansa pemilu tahun 2019 yang damai, aman, dan lancar. Sedangkan Sri Rahayu Werdiningsih, S.H. mengungkapkan bahwa dalam kampanye pemilu 2019 ini diprediksi akan banyak muncul akun media sosial yang memuat berbagai informasi tentang baik buruknya calon wakil rakyat yang akan terpilih nanti. “Dalam hal pelanggaran kampanye seperti ujaran kebencian yang dilakukan di media sosial, kita harus mengedukasi masyarakat supaya segera melaporkan hal tersebut ke kantor Bawaslu DIY dengan menyertakan identitas pelapor dan terlapor serta barang bukti yang ada,” katanya. Sebagai penutup, LPPM UKDW memberikan kesempatan bagi mahasiswa KKN Tematik Pemilu untuk melakukan penelitian terkait pelaksanaan pengawasan pemilu tahun 2019 dari segi alat peraga, peran perempuan dalam pemilu, dan animasi konten dengan memanfaatkan perkembangan teknologi saat ini. Melalui KKN Tematik Pemilu ini mahasiswa diharapkan dapat terlibat secara aktif dalam proses pengawasan pemilu secara terpadu dan dapat belajar mengenai proses pesta demokrasi bangsa ini. Terlebih pemilu 2019 ini terbilang istimewa karena Pileg dan Pilpres dilaksanakan secara serentak. [Debo]

Belajar Melalui Buddy Training Program

M

enjadi mahasiswa tidak hanya diharapkan memiliki kemampuan akademik yang baik tetapi juga memiliki bekal softskills yang baik. Tidak dapat dipungkiri bahwa dua hal tersebut merupakan kemampuan yang harus dimiliki sebelum masuk dunia kerja yang sesungguhnya. Oleh karena itu Biro Kerjasama dan Relasi Publik (Biro 4) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) memberikan kesempatan kepada setiap mahasiswa untuk mengasah softskill yang mereka miliki. Pada awal bulan September lalu, Biro 4 UKDW membuka kesempatan bagi mahasiswa yang tertarik dan ingin bergabung untuk turut mengambil bagian sebagai volunteer. Beberapa divisi seperti radio kampus, graphic designer, koran kampus, TV kampus, dokumentasi, hospitality, terbuka bagi setiap mahasiswa yang ingin menggali potensi dan melatih softskills mereka. Setelah melewati seleksi administrasi dan wawancara, mahasiswa yang terpilih sebagai volunteer mengikuti masa orientasi atau Buddy Training Program. Program ini bertujuan untuk memberikan pengenalan dan pemahaman akan tugas-tugas yang harus dilakukan oleh volunteer. Buddy Training Program untuk para volunteer baru ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 15 September 2018 di Asrama Mahasiswa UKDW “Omah Babadan”. Di sana, para volunteer mendapatkan pengarahan dari Kepala Biro 4 beserta para staf mengenai tugas dan kewajiban setiap divisi. Mereka juga diminta melakukan role play saat menerima telepon maupun menerima tamu.

foto:dok./Endri

foto:dok./Anton

Selanjutnya, setiap peserta bersama dengan para volunteer yang sebelumnya sudah bergabung berkumpul sesuai dengan divisi yang dipilih. Para peserta Buddy Training Program diberikan kesempatan untuk berkenalan,

foto:dok./Endri

berbagi pengalaman selama menjadi volunteer di Biro 4, dan mencari tahu lebih dalam mengenai proses yang harus dilakukan oleh setiap divisi. Komunikasi antarpeserta tidak hanya terbangun melalui sharing session tersebut, namun juga

melalui sebuah permainan yang dilakukan berpasangan. Keakraban dan kehangatan para peserta tidak cukup sampai di situ. Acara dilanjutkan dengan kegiatan Tour de Ullen Sentalu Museum di Jalan Boyong, sekitar 200 meter sebelah barat taman rekreasi Kaliurang. Ketika menjejakkan kaki di pintu masuk, rasa penasaran langsung muncul. Para peserta terpukau dengan arsitektur dan detail ornamen museum. Museum ini merupakan museum seni dan budaya Jawa yang didirikan oleh keluarga Haryono. Sebuah museum yang memamerkan koleksi foto, karya tulis, batik, lukisan, gamelan, dan barang peninggalan dari keluarga Kerajaan Mataram Islam. Di tempat ini, peserta juga belajar teknik guiding tentang bagaimana memandu tamu yang baik dan benar melalui pemaparan sejarah Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta yang disampaikan oleh pemandu rombongan. Pengunjung Museum Ullen Sentalu tidak dapat sembarangan berfoto. Pengunjung hanya diperbolehkan berfoto di tempat-tempat tertentu. Melalui Buddy Training Program yang rutin diselenggarakan oleh Biro 4 ini, para volunteer diharapkan lebih siap dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya. Sehingga mampu mempersiapkan dirinya sebaik mungkin untuk memberikan semangat positif sebagai duta atau utusan terbaik UKDW. [Devari]


Universitaria

5

Joy Fellowship’s 26th Anniversary to Reach Out

T

idak terasa sudah 26 tahun JOY Fellowship hadir. Kehadiran JOY Fellowship yang bermula dari pertemuan les bahasa Inggris antara beberapa mahasiswa Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) bersama Dr. Son Chang Nam, yang kala itu menjadi salah satu dosen UKDW sekaligus founder of JOY Fellowship Indonesia, berhasil memberikan dampak luar biasa hingga saat ini. Organisasi yang berdiri sejak tanggal 25 September 1992 dan bergerak di bidang pengembangan mahasiswa yang berada di Yogyakarta ini memiliki sekitar 10.000 orang anggota, termasuk alumni. Perayaan hari jadi JOY Fellowship ke-26 yang dilaksanakan pada tanggal 28 September 2018 di Auditorium Koinonia UKDW mengusung tema “Reach Out”. Tema tersebut menjadi fokus sekaligus harapan JOY pada tahun ini agar semakin mampu menjangkau lebih banyak orang khususnya generasi muda yang terpanggil untuk mengenal Yesus, hingga akhirnya mengalami lahir baru. Acara ini turut dihadiri oleh Rektor UKDW, Ir. Henry Feriadi, M.Sc., Ph.D., sebagai salah satu saksi lahirnya JOY Fellowship. Perayaan diawali dengan drama musikal singkat, menceritakan hubungan lima orang sahabat yang saling mengasihi meski ada perbedaan. Drama musikal yang diiringi langsung

foto:dok./Vari

Agnesia Frisca Rivalni Program Director JOY 26th Anniversary

foto:dok./Vari

oleh beberapa anggota JOY, mampu memberikan warna dan kesan bagi setiap tamu undangan dan anggota JOY yang hadir. Cerita yang diangkat dalam drama musikal tersebut mengingatkan anggota JOY untuk senantiasa bersyukur dan percaya bahwa penyertaan Tuhan selalu ada melalui berbagai cara, bahkan dalam kesesakan yang dialami. Program Director JOY 26th Anniversary, Agnesia Frisca Rivalni, menyampaikan bahwa pada perayaan ulang tahun JOY kali ini bertepatan dengan pergantian direktur JOY Fellowship serta masuknya 52 anggota baru JOY. Wanita kelahiran Palu, 5 Agustus 1990 yang telah bergabung dengan JOY sejak 2008, menuturkan harapannya agar dengan kehadiran JOY, semakin banyak orang yang hidupnya diperlengkapi sehingga turut membawa dunia ini ke arah yang lebih baik. Harapan yang sama disampaikan oleh Dr. Son Chang Nam dalam khotbahnya. Ia ingin melihat JOY tetap bertahan dan terus bertumbuh hingga dua puluh, tiga puluh, bahkan lima puluh tahun ke depan. Bukan sebagai social club melainkan persekutuan yang memiliki tujuan untuk merangkul lebih banyak orang agar mengenal Yesus dan percaya, kemudian lahir baru. [vari]

Program Studi

BIOCAMP 2018 Fakultas Bioteknologi UKDW: Face a New World, Bloom Everywhere

foto:dok./Panitia

foto:dok./Panitia

D

alam rangka menyambut mahasiswa barunya, Fakultas Bioteknologi Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) menyelenggarakan acara BioCamp 2018 pada tanggal 7 – 9 September 2018 di Bumi Perkemahan Dewi Tinalah, Kulon Progo. BioCamp 2018 merupakan acara rutin yang dilaksanakan setiap awal tahun ajaran baru. Acara berlangsung selama 3 hari diikuti sekitar 110 mahasiswa dari Program Studi (Prodi) Bioteknologi. Tema acara BioCamp 2018 tahun ini adalah “Face a New World, Bloom Everywhere” yang

mengandung makna bagaimana para mahasiswa baru dapat beradaptasi dan menghadapi keadaan di lingkungan yang baru. Selain itu, acara ini juga berfungsi sebagai wadah untuk saling berkenalan antar mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah, suku, serta agama. Harapannya, mereka dapat menjalin kerja sama dengan siapapun, kapanpun, dan dimanapun demi mewujudkan impian dan prestasi mereka. Pada hari pertama, seluruh mahasiswa baru Prodi Bioteknologi beserta panitia BioCamp 2018 berangkat menuju Bumi Perkemahan Dewi Tinalah sekitar pukul 17:00 WIB. Beberapa

foto:dok./Panitia

dosen Bioteknologi pun turut datang ke lokasi acara BioCamp 2018. Sesampainya di lokasi perkemahan, masing-masing peserta berkumpul bersama dengan teman-teman satu kelompok yangmana sudah ditentukan oleh panitia untuk melakukan persiapan permainan pada malam hari nanti. Saat malam hari, para peserta menjalani beberapa permainan yang dibuat oleh panitia. Permainan dilakukan dengan mengunjungi sejumlah pos yang letaknya tersebar di beberapa titik yang sudah ditentukan. Permainan tersebut dimaksudkan agar para peserta dapat menunjukan kekompakannya serta

saling mengenal anggota kelompoknya sendiri. Seusai permainan, seluruh peserta kembali ke tenda untuk beristirahat. Hari kedua diisi dengan sesi outbound yang dimulai sekitar pukul 10:00 WIB. Sama seperti acara hari pertama, permainan outbound juga dilakukan untuk mengakrabkan seluruh mahasiswa baru angkatan 2018 yang akan bersama-sama menjalankan studi di UKDW selama kurang lebih 4 tahun ke depan. Antusiasme yang ditunjukkan para peserta mendukung kesuksesan sesi ini. Setelah outbound berakhir sekitar pukul 15:00 WIB, para peserta kembali berkumpul ke lokasi perkemahan untuk MCK, makan bersama, dan latihan inagurasi. Acara inagurasi diisi dengan penampilan cover dance, music kreatif, drama cerita rakyat, drama parody, dan penampilan dari angkatan 2015, 2016 dan 2017. Pada hari ketiga, acara BioCamp 2018 dilanjutkan dengan sesi color run yang berjalan sangat meriah karena para peserta sudah terlihat akrab dengan satu sama lain. Di salah satu sesi, panitia meminta peserta untuk menutup mata mereka sebelum memberikan beberapa motivasi beserta nasehat agar lebih siap menghadapi perkuliahan. BioCamp 2018 ditutup dengan ibadah yang diikuti oleh para peserta dan panitia. Meskipun acara telah usai, diharapkan para mahasiswa baru jurusan Bioteknologi terus menjalin pertemanan yang erat dengan satu sama lain dan tetap saling sapa jika bertemu dengan teman-teman dari satu angkatan dan juga kakak-kakak angkatan. Harapannya, semangat kebersamaan tetap dipelihara hingga lulus nanti. Salam Semangat Sobat Bioteknologi!! [Cindy Chayani & Agnes]

CYS dan Fakultas Bioteknologi UKDW Selenggarakan LPB Tingkat DIY

T

antangan terbesar pembangunan pendidikan di Indonesia adalah mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan sumber daya manusia, Fakultas Bioteknologi Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) menyelenggarakan workshop metode penelitian, pendampingan penelitian siswa dan guru, serta lomba penelitian tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Fakultas Bioteknologi UKDW juga bekerja sama dengan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga Daerah Istimewa Yogyakarta (Dikpora DIY), Asosiasi Guru Pembimbing Penelitian (AGPPI) dan Center for Young Scientists (CYS) sebagai wujud kontribusi pada pencapaian visi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yakni terbentuknya insan serta

ekosistem pendidikan dan kebudayaan yang berkarakter dengan berlandaskan gotong royong. Tahun ini, Fakultas Bioteknologi UKDW bekerja sama dengan CYS dan Internasional Institute for Life Sciences (i3L) dalam penyelenggaraan Lomba Peneliti Belia (LPB) Yogyakarta 2018. Acara ini diselenggarakan secara reguler sejak tahun 2012 di setiap provinsi. LPB merupakan lomba penelitian untuk siswa sekolah menengah di wilayah DIY, yaitu SMA/SMK/MA/MTs/SMP. Dalam pelaksanaan lomba ini, peserta diharapkan dapat menyampaikan hasil-hasil penelitian pada bidang mathematics, physics, computer science, life sciences, maupun environmental science, dalam bentuk pameran poster ilmiah dan presentasi lisan. LPB diselenggarakan sebagai dukungan untuk membentuk karakter yang tepat pada siswa sekolah menengah di Indonesia, termasuk menanamkan

kecintaan untuk melakukan penelitian. LPB tingkat DIY akan diselenggarakan di Fakultas Bioteknologi UKDW pada hari Sabtu, 13 Oktober 2018. Target peserta yang mengikuti lomba ini sebanyak 200 siswa yang berasal baik dari SMA/SMK/MA/MTs/SMP negeri maupun swasta di lingkup DIY. Lomba serupa juga berlangsung di sepuluh daerah Indonesia dalam koordinasi CYS. Nantinya para juara lomba dari masing-masing daerah akan berlaga pada LPB tingkat Nasional yang akan diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 15-17 November 2018. Selanjutnya juara tingkat nasional secara otomatis masuk dalam seleksi tim peneliti belia Indonesia yang akan berlomba di tingkat internasional seperti di Malaysia, Singapura, Thailand, India, Turkey, Abu Dhabi, Tunisia, Slovenia, Spanyol, Rusia, Mexico, dan Amerika Serikat.

Melalui lomba penelitian ini, diharapkan dapat ditumbuh kembangkan budaya meneliti di kalangan siswa khususnya di DIY karena banyak manfaat yang dapat diraih siswa antara lain semakin meningkatkan kompetensi akademik, kemampuan public speaking, maupun rasa percaya diri. Para peneliti belia ini berkesempatan untuk memparkan hasil karya mereka, memperkaya wawasan, meningkatkan kemapuan berkomunikasi, menjalin persahabatan baru, dan berkesempatan untuk berkompetisi di tingkat dunia. Selain itu, acara ini dapat mendorong sekolah supaya lebih berperan aktif dalam mendukung anak didiknya untuk melakukan penelitian. Sehingga lebih banyak peneliti muda yang inovatif dan berprestasi di tingkat nasional dan internasional.[DR]


Dies Natalis Bioteknologi

6

Bersama Bioteknologi Kita Songsong Masa Depan Lebih Baik

A

plikasi industri bioteknologi di Indonesia terbuka luas pada berbagai bidang seperti pangan, farmasi, bionergi, restorasi dan remediasi lingkungan serta konservasi. Untuk dapat memanfaatkan keuntungan alamiah yang tersedia yaitu kekayaan sumber daya alam hayati yang kita miliki, diperlukan sumber daya manusia terdidik, terlatih dan yang berpengalaman dalam bioteknologi. Upaya meneguhkan kembali komitmen nyata Fakultas Bioteknologi untuk dapat berpartisipasi aktif dalam penanggulangan dampak negatif akibat pembangunan, serta optimalisasi pemanfaatan potensi sumber daya alam hayati untuk kesejahteraan manusia secara berkelanjutan tercermin dalam tema Dies Natalis ke-31 yang jatuh pada tanggal 15 September 2018, yaitu “Bersama Bioteknologi Kita Songsong Masa Depan Lebih Baik”. Dengan kompetensi yang dimiliki, Fakultas Bioteknologi percaya bahwa sivitas akademik beserta alumni dapat berkontribusi pada upaya pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan baik dibidang lingkungan, industri, maupun kesehatan, pembukaan lapangan kerja serta terlibat aktif dalam berbagai program restorasi dan konservasi lingkungan. Tema ini diharapkan juga dapat menjadi spirit dan inpsirasi bagi setiap sivitas akademika dan alumni Fakultas Bioteknologi untuk terus berkarya dan berkontribusi untuk masa depan yang lebih baik. Dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-31, Fakultas Bioteknologi menggelar berbagai acara, antara lain biochamp, berbagi kasih, biomusic, pekan ilmiah, seminar nasional, biotech expo, ibadah, pentas seni, lomba debat, dan lomba peneliti belia. Kegiatan biochamp yang dikelola oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) diperuntukan bagi mahasiswa baru. Acara dikemas secara fun

dengan materi utama survival baik di bidang akademik, spiritualitas, sosial, dan lingkungan. Salah satu upaya untuk sosialisasi dan diseminasi perkembangan bioteknologi kepada siswa, mahasiswa dan masyarakat luas yaitu dengan penyelenggaraan BioTECH EXPO 2018. Program ini secara reguler diselenggarakan oleh Fakultas Bioteknologi UKDW sebagai salah satu agenda peringatan dies natalis. BioTECH EXPO 2018 yang juga dikelola oleh BEM Fakultas Bioteknologi mengangkat tema “Together We Heal, Together We Inspire” dengan harapan tumbuhnya kesadaran dan gerakan penyelamatan lingkungan di kalangan generasi muda yang dapat menginspirasi masyarakat global. Tujuan dari penyelenggaraan BioTECH EXPO 2018 adalah untuk mensosialisasikan dan mendiseminasikan perkembangan, kontribusi dan nilai penting bioteknologi, khususnya di bidang lingkungan, industri dan kesehatan. Acara ini diselenggarakan

dan pentas seni yang akan diisi dengan berbagai penampilan seni budaya dari daerah asal mahasiswa. Secara khusus dalam ibadah dies, Fakultas Bioteknologi menyampaikan keprihatinan dan ikut mengumpulkan sumbangan sebagai aksi solidaritas untuk korban bencana di Lombok. Sebagai bagian dari rangkaian acara BioTECH EXPO 2018, Fakultas Bioteknologi menyelenggarakan Seminar Nasioanal dengan tema aktual tentang “Climate change: Fantastic Threat and How to Solve Them” dengan menghadirkan narasumber Bapak Wahyudi Wardoyo selaku Senior Advisor The Nature Conservancy Indonesia, Prof. Dr. Ir. Budi Widianarko, M.Sc. dari Fakultas Teknologi Pangan UNIKA Suegijapranata, Prof. Dr. Drh. Wayan T. Artama. dari Fakultas Kedokteran Hewan UGM, dan PT. Multi Bintang Mojokerto. Diharapkan penyelenggaraan BioTECH EXPO dan Seminar Nasional 2018 dapat meningkatkan apresiasi dan minat generasi muda untuk menekuni bidang bioteknologi serta meningkatnya peluang kerja sama antar perguruan tinggi, pemerintah dan sektor swasta (industri) untuk bersama-sama mengembangkan bioteknologi dalam upaya pemanfaatan sumber daya hayati secara optimal dan berkelanjutan menuju industri bioteknologi yang tangguh. Rangkaian acara dies natalis juga menghadirkan Lomba Peneliti Belia tingkat DIY pada tanggal 13 Oktober 2018 serta lomba debat dengan tema perubahan iklim baik dalam bahasa Indonesia maupun Inggris yang akan diselenggarakan pada tanggal 3 – 4 serta 10 – 11 November 2018. [DR]

selama 3 hari, dari tanggal 20 – 22 September 2018 di Atrium Gedung Agape UKDW. Terdapat berbagai program acara seperti Lomba Mading dan Workshop Bioteknologi untuk siswa SMA di area DIY dan Jawa Tengah, serta serangkaian penyelenggaraan kuliah umum. BioTECH EXPO 2018 juga diisi oleh beberapa stand yang memajang karya mahasiswa Fakultas Bioteknologi UKDW, Program Riset dari Balai Besar Pengembangan dan Penelitian Bioteknologi Tanaman Hutan, Kelompok Tani Organik kota Yogyakarta, Reinspirasi, serta PT. Multi Bintang. Setelah penutupan acara expo, kegiatan dilanjutkan dengan Talkshow Cerita Inspiratif Alumni yang menghadirkan beberpa alumni yang telah terjun di dunia kerja. Melalui acara ini diharapkan mahasiswa memperoleh pengetahuan, wawasan, serta kiat-kiat sukses dalam studi dan menapaki dunia kerja nantinya. Puncak rangkaian acara dies natalis adalah penyelenggaraan ibadah

Dampak Perubahan Iklim di Indonesia

S

eminar nasional dengan tema Climate Change: Fantastic Threat and How to Solve Them digelar sebagai salah satu rangkaian acara Dies Natalis Fakultas Bioteknologi Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) ke-31. Kegiatan ini juga merupakan salah satu bentuk upaya mitigasi dan penyusunan strategi adaptasi perubahan iklim. Seminar yang diadakan di Auditorium Koinonia UKDW pada hari Sabtu, 22 September 2018 ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian mahasiswa terhadap dampak perubahan iklim, sehingga nantinya dapat terlibat secara aktif dalam program mitigasi perubahan iklim. Panitia seminar nasional menghadirkan Wahjudi Wardojo sebagai keynote speaker dari Senior Advisor The Nature Conservancy Indonesia dan Prof. Dr. drh. Wayan Tunas Artama dari Fakultas Kedokteran Hewan UGM sebagai pembicara yang membahas tentang pengaruh perubahan iklim terhadap penyebaran penyakit tropis. Selain itu juga mengundang Prof. Dr. Ir. Budi Widianarko, M.Sc. dari Fakultas Teknologi Pangan UNIKA Soegijapranata, Semarang yang membahas tentang keamanan pangan di tengah perubahan iklim. Sedangkan perwakilan dari bidang industri yakni PT Multi Bintang, membahas dampak dari global warming terhadap proses produksi di perusahaan. Climate change atau perubahan iklim merupakan peningkatan suhu rata-rata. Istilah

JADWAL PMB 2019/2020

climate change sering dikaitkan dengan global warming yang merupakan bagian dari perubahan iklim. Menurut New Mexico Solar Energy Association (NMSEA), pemanasan global adalah peningkatan suhu permukaan rata-rata bumi karena efek gas rumah kaca. Contohnya emisi CO2 yang sumbernya berasal dari kegiatan atau aktivitas penggunaan bahan bakar yang tidak terbarukan, maupun akibat dari deforestasi. Efek ini timbul karena panas yang seharusnya lepas dari bumi masih terperangkap. Meskipun pemanasan global merupakan salah satu fenomena dari perubahan iklim, hal ini penting untuk dikaji karena perubahan temperatur akan memberikan dampak kepada makhluk hidup yang ada di bumi. Pemanasan global dapat berdampak pada kesehatan, pangan, bahkan di bidang industri. Dampak pemanasan global pada kesehatan dapat dilihat dari menyebarnya penyakit infeksi seperti demam berdarah, flu burung, maupun diare. Diperkirakan sekitar 15% kematian di Indonesia disebabkan oleh penyakit infeksi. Menurut National Institutes of Health (NIH) beberapa penyakit yang ditimbulkan dari efek pemanasan global adalah asma dan penyakit pernapasan lainnya, kanker, penyakit kardiovaskular hingga stroke. Selain itu, pemanasan global juga berdampak pada penurunan produksi pangan dan hilangnya keanekaragaman hayati akibat dari siklon, banjir, kekeringan, serta hujan

Jalur Prestasi Akademik

Gelombang 2

3 - 28 September 2018

6 Oktober 2018

3, 10, 17, 24 mei dan 14, 21, 28 juni 2019

5, 12, 19, 26, juli dan 2, 9 agustus 2019

1 - 31 oktober 2018

10 November 2018

1 - 30 November 2018

8 desember 2018

3 desember 2018 - 31 januari 2019

9 februari 2019

1 - 28 februari 2019

9 maret 2019

1 - 29 maret 2019

13 April 2019

Jpa-1

Jpa-4

Jalur tes tertulis regular Gelombang 1

Pendaftaran

Jpa-3

angin dan es. Jika hal ini tidak segera ditanggulangi, lama kelamaan pasokan pangan akan lebih rentan terhadap perubahan iklim dan kelangkaan air, seiring dengan penurunan keanekaragaman hayati. Di bidang industri, pemanasan global dapat mempengaruhi ketersediaan air. Tingginya temperatur dapat mengakibatkan kekeringan, sedangkan biaya untuk desalinasi air laut masih terlalu mahal. Untuk menanggulangi hal itu, PT Multi Bintang yang produknya berbahan dasar air, membuat suatu gerakan yang bernama

Pengumuman

Periode

Jpa-2

foto:dok./Panitia

1 - 30 April 2019

11 mei 2019

2 - 24 mei 2019

15 juni 2019

Jalur tes tertulis teologi gelombang 1

17 - 18 mei 2019

gelombang 2

28 - 29 juni 2019

gelombang 3

19 - 20 juli 2019

water stewardship yang fokus pada konservasi air. Perubahan iklim ini dapat ditanggulangi dengan cara menghemat pemakaian listrik maupun air, 3R (reuse, reduce, recycle), penghijauan lingkungan (go green) seperti menanam pohon, dan yang terpenting adalah mengedukasi masyarakat mengenai bahaya dampak perubahan iklim. [Natalie]

Jalur tes tertulis kedokteran gelombang 1

15 - 16 februari 2019

gelombang 2

10 - 11 mei 2019

gelombang 3

21 - 22 juni 2019

gelombang 4

12 - 13 juli 2019

Daftar online & download formulir: pmb.ukdw.ac.id


Program Studi

7

Kontribusi Alumni Akuntansi UKDW dalam SNA XXI untuk Indonesia yang Berkelanjutan

S

imposium Nasional Akuntansi (SNA) merupakan pertemuan bagi dosen, peneliti, dan mahasiswa akuntansi seluruh Indonesia. Pertemuan dalam lingkup nasional ini rutin diselenggarakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntansi Publik (IAIKAPd) yang bertujuan memajukan kualitas pendidikan akuntansi di Indonesia. Program IAI-KAPd ini dianggap sebagai kegiatan bergengsi dan eksklusif oleh pemerhati akuntansi di Indonesia. Selain dimaksudkan sebagai tempat silaturahmi, simposium tersebut merupakan sarana presentasi para peneliti, pendidik, mahasiswa, dan praktisi dari seluruh Indonesia dan mancanegara untuk menginformasikan hasil riset mereka dalam bidang akuntansi. SNA sebagai agenda rutin tahunan IAIKAPd sudah dilaksanakan sejak tahun 1997. Bahasan dalam SNA pada umumnya berkaitan dengan perkembangan akuntansi saat ini dan bagaimana penelitian akuntansi diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hasil dari kegiatan simposium berupa materi yang dibahas oleh pembicara, tanggapan dari para peserta, dan pandangan umum yang dianggap penting akan dipublikasikan dalam bentuk jurnal ilmiah. Tahun ini, IAI-KAPd telah melaksanakan SNA yang ke-21 di Samarinda, Kalimantan Timur, pada tanggal 5 – 7 September. SNA XXI mengangkat tema “Peran Akuntan Pendidik dengan Semangat Ruhui Rahayu Mewujudkan Pembangunan Ekosistem Indonesia yang Berkelanjutan”. Pada SNA kali ini, IAI-KAPd bekerja sama dengan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI), dan Ikatan Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI). Panel diskusi yang dilakukan pada hari pembukaan SNA XXI tanggal 6 September 2017 di GOR Universitas Mulawarman, Samarinda, mengundang Prof. Hasan Fauzi, Ph.D., CA., CSRS dan Prof. Andreas Lako sebagai pembicara. Sebagai pembicara pertama, Prof. Hasan Fauzi, Ph.D., CA., CSRS memberikan pesan agar dalam mengembangkan bisnis, semua hal yang bergerak untuk kegiatan perekonomian di Indonesia harus memikirkan lima isu yang diidentifikasi oleh Hamel. Kelima

foto:dok./Panitia

isu tersebut ialah value, innovation, passion, adaptability, dan ideology. Sementara itu, Prof. Andreas Lako selaku Guru Besar Akuntansi Keberlanjutan Unika Soegijapranata menjelaskan pentingnya akuntansi hijau. Akuntansi hijau adalah paradigma baru dalam bidang akuntansi yang menganjurkan agar fokus dan proses akuntansi tidak hanya tertuju pada transaksi-transaksi keuangan demi menghasilkan laporan keuangan berisi entitas laba dan rugi saja melainkan pada transaksitransaksi atau peristiwa sosial (people) dan lingkungan (planet) juga. Dengan begitu, informasi akuntansi sosial dan lingkungan dapat diketahui juga. Sebanyak 720 peserta dan undangan dari berbagai perguruan tinggi dan institusi lain di seluruh Indonesia hadir di SNA XXI. Prof. Mohamad Nasir selaku Menristekdikti RI turut hadir dan meminta kontribusi maksimal IAI

sebagai organisasi profesi dalam kegiatan ini. Beliau berpesan agar IAI dapat mengoptimalkan kontribusinya melalui peningkatan ketrampilan teknis para anggotanya, pengembangan kemampuan analitikal, dan pengembangan ilmu akuntansi sesuai dengan tingkat program pendidikan yang berlaku. Dalam penerimaan 'Call for Papers' SNA XXI, sebanyak 199 full paper dan 101 poster paper diterima oleh panitia namun hanya 170 full paper dan 61 poster paper yang dipresentasikan. Dua alumni Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) yakni Liansuspirini Amekan (alumni akuntansi angkatan 2013) dan Rachel Angella Pelle (alumni akuntansi angkatan 2014) memiliki kesempatan untuk ambil bagian pada SNA setelah hasil penelitian mereka dinyatakan lolos seleksi penerimaan 'Call for Papers'. Keberhasilan kedua alumni UKDW ini membuktikan bahwa penelitian yang dilakukan

oleh mahasiswa akuntansi UKDW berkompeten dalam skala nasional. “Pertama kalinya mendapatkan kesempatan menjadi salah satu pemakalah yang mempresentasikan hasil penelitiannya bersama Erni Ekawati, MBA., MSA., Ph.D., Ak., CA. merupakan hal yang sangat luar biasa bagi saya. Saya mempresentasikan hasil kerja keras saya di depan para ahli akuntansi dan dosen dari beberapa universitas ternama di Indonesia. Dari proses yang saya ikuti, saya mendapat banyak masukan, ilmu, dan pengalaman,” ucap Lian setelah mempresentasikan penelitiannya. Ungkapan senada turut diutarakan oleh Rachel yang terpilih menjadi penyaji poster dan mempresentasikan paper berjudul “Kualitas Laba dan Penilaian Saham”. Menjadi kebanggan tersendiri bagi dirinya untuk dapat mempresentasikan hasil penelitian yang ia lakukan bersama dengan Erni Ekawati, MBA., MSA., Ph.D., Ak., CA. selaku dosen pembimbingnya. Sebagai seorang penulis, kegiatan ini mendukung perkembangan kemampuan Rachel yang pastinya dapat diterapkan pada penelitian berikutnya. Bagi Lian dan Rachel, SNA XXI terasa seperti early birthday gift dari Tuhan karena jatuh di bulan kelahiran mereka. Keikutsertaan Lian dan Rachel mewakili Fakultas Bisnis UKDW dalam SNA tahun ini dianggap memiliki banyak manfaat untuk berbagai pihak. Khususnya bagi peserta simposium, manfaat yang dirasakan yaitu bertambahnya wawasan terkait pengetahuan di bidang akuntansi dan relasi dengan peserta atau pemakalah lain dari seluruh Indonesia. SNA sebagai kegiatan yang dianggap penting dalam memajukan kualitas akuntansi di Indonesia dan berkontribusi dalam kemajuan ilmu akuntansi secara global semestinya diapresiasi sebaik mungkin. Menjadi kebanggan tersendiri bagi universitas dan instansi terkait untuk dapat ikut serta dalam kegiatan bergengsi ini. Harapannya, SNA dapat terus dilaksanakan pada tahun-tahun berikutnya sehingga peneliti, pendidik, mahasiswa, maupun praktisi dari seluruh Indonesia dapat ikut berpartisi dan bersiap untuk membangun Indonesia yang berkelanjutan. [rachel]

Business Camping 2018: The Never Ending Story

B

usiness Camping merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Bisnis (BEM-FB) untuk menyambut mahasiswa baru. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mempererat tali persaudaraan dan rasa solidaritas antar sesama mahasiswa baru dan juga dengan mahasiswa senior. Selain itu, kegiatan ini juga membantu mereka mengenal lebih jauh mengenai Fakultas Bisnis. Business Camping juga memperkenalkan Lembaga Kemahasiswaan yang dimiliki fakultas seperti Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Bisnis (BPM-FB), Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Bisnis (BEM-FB), Himpunan Mahasiswa Program Studi Akuntansi (HMPSA), dan Himpunan Mahasiswa Program Studi Manajemen (HMPSM). Pengenalan tersebut sangat diperlukan agar dapat mendorong mahasiswa Fakultas Bisnis angkatan 2018 untuk memberikan aspirasi serta kontribusi mereka di masa mendatang. Dengan berpatisipasi dalam kegiatan-kegiatan lembaga kemahasiswaan, mahasiswa diharapkan dapat memperoleh dan

mengembangkan soft skill maupun hard skill masing-masing. Tema Business Camping 2018 tahun ini yaitu “The Never Ending Story” yang artinya “Kisah Tanpa Akhir” diharapkan bisa menjadi pemersatu dan mempererat tali persaudaraan antar mahasiswa. Meskipun kita berasal dari daerah yang berbeda serta memiliki karakter dan adat istiadat yang berbeda, tetapi kita semua adalah saudara. Meskipun mahasiswa datang dengan sebuah perbedaan, semua itu akan membaur menjadi satu tim di Business Camping 2018 dengan semangat yang membara untuk mencapai tujuan yang sama di Universitas Kristen Duta Waca. Besar harapan Business Camping 2018 agar menjadi sarana mahasiswa menjalin keakraban dan kebersamaan dalam dunia perkuliahan khususnya dalam keluarga Fakultas Bisnis. Business Camping 2018 dilaksanakan di dua tempat yakni di kampus pada tanggal 1 September 2018 dan di Bumi Perkemahan Kalingga pada tanggal 8 - 9 September 2018. [Mega]

CORE VALUES

foto:dok./Panitia

OBEDIENCE TO GOD WALKING IN INTEGRITY STRIVING FOR EXCELLENCE SERVICE TO THE WORLD


Program Studi FTI CAMP 2018: TOGETHER STRONGER

foto:dok./Panitia

F

TI Camp merupakan suatu kegiatan rutin yang dikoordinasi oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Teknologi Informasi (FTI) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW). Kegiatan ini bertujuan untuk menyediakan wadah bagi mahasiswa baru FTI untuk membangun relasi baik dengan teman satu angkatan maupun dengan mahasiswa senior. Tema yang diangkat tahun ini adalah Together Stronger yang berarti ketika kita bersama atau bersatu, maka kita akan menjadi lebih kuat. Peserta FTI Camp 2018 diharapkan dapat selalu bersama-sama menghadapi masalah yang ada dalam dunia perkuliahan ke depannya, baik permasalahan akademik maupun non akademik. Kegiatan ini diawali dengan briefing peserta yang diadakan pada tanggal 8 September 2018, di Lecture Hall Pdt. Dr. Rudy Budiman. Briefing peserta bertujuan untuk memperkenalkan jargon, theme song, susunan panitia FTI Camp 2018, pembagian kelompok tenda, kelompok kerja, dan

penjelasan tugas-tugas yang harus dilakukan peserta. Tugas menarik dan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya diberikan kepada para peserta. Mereka diminta untuk mengumpulkan foto bersama panitia, yang bertujuan mengakrabkan peserta dan panitia FTI Camp 2018. “FTI CAMP 2018! We are FTI! Dung tak tak dung tak. We are FTI! Dung tak tak dung tak. Together Stronger! Dung tak tak dung tak. We are FTI, Together Stronger joss, colek colek ah, colek colek ah, coleh colek ah ah ah ah ah ahhhh!” Itulah jargon FTI Camp 2018 yang hampir setiap hari menggelegar di gedung Agape UKDW menjelang FTI Camp 2018. Mulai tanggal 9-14 September 2018 disela-sela perkuliahan peserta melakukan dinamika bersama kelompok kerja dengan didampingi oleh kakak tingkat yang berperan sebagai mahasiswa pendamping (mapen). Hal ini bertujuan untuk mempersiapkan penampilan dalam malam inagurasi dan juga membangun kekompakan kelompok. Selain itu, setiap kelompok juga diminta untuk

membuat atribut kelompok, papan nama kelompok, dan yel-yel kelompok. “Janganlah menyerah, bersama kita bisa katakan selantangnya together stronger.” Itulah petikan theme song yang berkumandang keras di depan Auditorium Koinonia pada tanggal 15 September 2018. Setelah mendengarkan sambutan dari Willy Sudiarto Rahardjo, S.Kom., M.Cs. selaku Wakil Dekan III FTI, peserta FTI Camp 2018 berangkat menuju ke Desa Wisata Penting Sari yang berada di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Acara dibuka secara simbolis dengan pengalungan cocard oleh Wakil Dekan III FTI dilanjutkan dengan sharing session oleh perwakilan dari Badan Eksekutif Mahasiswa UKDW (BEMU), Badan Perwakilan Mahasiswa UKDW (BPMU), Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEMF), dan Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas (BPMF). Selain itu, untuk membangun komunikasi yang baik dan meningkatkan kerja sama, Divisi Keamanan memimpin kegiatan team building yang diikuti oleh seluruh peserta. Di malam hari, peserta diajak untuk mengikuti inagurasi, yang diawali dengan penyalaan api unggun oleh empat orang peserta dan dilanjutkan dengan pembacaan nilai-nilai UKDW. Acara ini bertujuan untuk mengingatkan peserta camp supaya dalam setiap langkah yang diambil selalu berlandaskan nilai nilai UKDW. Dalam inagurasi tersebut ada dua kelompok yang berkolaborasi menampilan cover dance, musik kreatif, drama komedi, dan parodi iklan. Kemudian berlanjut dengan acara FTI NIGHT, yang diisi dengan permainan seperti memindahkan bola tenis meja menggunakan pipa, memindahkan karet dengan sedotan, dan menyelesaikan teka teki sulit. Melalui permainan ini, peserta camp belajar untuk kerja sama dan membangun kekompakan kelompok. Rangkaian acara hari pertama ditutup dengan refleksi yang diawali dengan pemutaran video rangkuman dinamika peserta selama satu minggu. Dalam refleksi peserta diminta untuk mengingat ulang tujuan mereka masuk ke FTI UKDW, totalitas dalam berdinamika selama ini, dan rencana yang akan dilakukan setelah mengikuti FTI Camp. Kegiatan pada hari kedua diawali dengan

senam pagi kemudian dilanjutkan dengan outbound. Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mengikuti permainan yang telah disiapkan oleh panitia. Dalam outbound tersebut terdapat lima pos permainan yakni berjalan di atas bambu, panjang-panjangan, voli air, lipat banner, dan jembatan keseimbangan. Rute outbound yang ditempuh peserta kurang lebih 4 km dengan melewati sungai dan perumahan warga. Kegembiraan terpancar dari raut wajah para peserta. Kebersamaan dan kekompakan peserta sangat terasa dalam outbound ini. Pada saat penutupan acara, diumumkan beberapa kategori juara seperti kelompok terkompak, tenda terbersih, juara inagurasi, dan yel–yel terbaik. Kelompok yang juara mendapatkan hadiah yang telah dipersiapkan panitia. Namun kegembiraan peserta tidak berlangsung lama, tiba-tiba suasana berubah menjadi mencekam ketika acara diambil alih oleh Divisi Keamanan. Suasana ini sengaja dibuat sebagai scenario terakhir membangun rasa kekeluargaan antar peserta FTI Camp 2018, sebelum akhirnya Divisi Keamanan menunjukan senyuman mereka kepada peserta. Acara dilanjutkan dengan pelepasan cocard oleh Koordinator Divisi Keamaanan serta pemakaian jas almamater kepada king dan queen FTI Camp 2018 oleh steering commitee. Adapun peserta yang menjadi king FTI CAMP 2018 adalah Bonifacius Dani Yudha Permana dari Program Studi (Prodi) Informatika. Sedangkan Gersia Gita Perdianti dari Prodi Sistem Informasi dinobatkan menjadi queen FTI CAMP 2018. Keseruan acara FTI Camp ditutup dengan sesi foto bersama. Kegembiraan dan euforia peserta camp sangat terasa saat sesi foto tersebut. Hal ini terlihat jelas melalui raut wajah mereka yang dipenuhi dengan senyum kebahagian walaupun kondisi badan terasa sangat letih. Meski acara ini telah usai, jalinan erat yang telah terjalin antarpeserta diharapkan terus berlanjut hingga lulus nanti, dan terus mengobarkan semangat kebersamaan dalam keluarga besar FTI UKDW. [Ary]

Makrab Arsitektur 2018 Angkat Tema “ARCHSENTIVE ”

M

alam Keakraban (Makrab) Arsitektur merupakan kegiatan yang diselenggarakan tiap tahun untuk menyambut mahasiswa baru dan memperkenalkan mereka pada kegiatan kemahasiswaan yang ada di UKDW, khususnya Program Studi (Prodi) Arsitektur. Kegiatan ini juga bertujuan untuk saling mengakrabkan, baik antar mahasiswa baru maupun dengan para senior demi menjalin relasi yang lebih baik. Makrab Prodi Arsitektur setiap tahunnya mengangkat tema dan konsep yang berbeda, yang kemudian menjadi identitas tiap angkatan. Panitia makrab tahun 2018 terdiri dari mahasiswa angkatan 2017. Panitia melakukan persiapan dengan berbekal pengalaman mereka sebagai peserta makrab serta bimbingan dari kakak tingkat yang menjadi panitia pada tahun sebelumnya. Makrab tahun ini diselenggarakan pada tanggal 8-9 September 2018 di Desa Wisata Pule Sari, Sleman, Yogyakarta. Akses menuju lokasi yang cepat dan mudah menjadi alasan panitia memilih desa ini sebagai tempat makrab Arsitektur UKDW dari tahun ke tahun. Tahun ini, tema yang diangkat oleh Himpunan Mahasiswa Arsitektur (HMA)

foto:dok./Panitia

ATRIVM adalah ARCHSENTIVE, yang merupakan kepanjangan dari Architecture, Sense and Vision, serta mengusung konsep esensi pengalaman ruang dan penilaian ruang secara arsitektural. Panitia ARCHSENTIVE

merancang acara tersebut dengan berbagai aktivitas yang melatih kekompakan, kemampuan, dan kreativitas peserta. Kegiatan yang dilakukan antara lain sketsa bersama, workshop komposisi biji-bijian, kunjungan

dari organisasi kemahasiswaan di lingkup FAD, serta inagurasi dan outbond yang dimeriahkan dengan kuis menarik terkait bidang arsitektur. Panitia mengadakan briefing bagi peserta dua minggu sebelum hari-H untuk menyampaikan tugas dan materi terkait persiapan makrab yang akan berlangsung selama dua hari satu malam skaligus memperkenalkan mereka kepada kelompok dan kakak-kakak pembimbing sebagai fasilitator baik untuk hal-hal yang bersifat teknis maupun non-teknis. Setelah makrab selesai, panitia ARCHSENTIVE menyelenggarakan eksebisi karya yang berupa sketsa dan foto kegiatan. Tidak hanya dipamerkan, sketsa tersebut juga dilombakan melalui sistem voting. Hadiah menarik telah disiapkan panitia sebagai bentuk apresiasi untuk karya terbaik. Panitia ARCHSENTIVE berharap makrab yang berlangsung dua hari tersebut tidak berlalu begitu saja, namun mampu memberikan manfaat bagi adik-adik angkatan 2018 serta menjadi kenangan yang berkesan. [Peggy Caesari]

8


Program Studi Makrab: “Live the Culture” Welcoming the New Students of English Education Department

M

akrab is an event that almost every freshman looks forward to. This year, the English Education Department (EED) of Univesitas Kristen Duta Wacana (UKDW) held Makrab with the theme “Live the Culture”. The event was held from September 7-8, 2018, attended by 25 new students of EED who came from various regions of Indonesia. During this event, these new students can learn and share with the lecturers and the seniors about their problems and how to overcome it. Through this activity, the lecturers and seniors can help the participants to understand more about Yogyakarta, especially around UKDW campus, and how to adapt in new environment. In addition, participants were expected to deepen their relationship with other members of EED. On the first day, the participants arrived at Omah Jawi, Pakem, Sleman,

foto:dok/Pantia

DIY. The weather was cold since it was raining. The participants learned about culture as well as vision and mission of EED that was delivered by Paulus Widiatmoko, S. Pd., M. A., the Head of EED and Dra. Mega Wati, M. Pd respectively. The new students of EED were also encouraged to engage in academic and non-academic activities as

foto:dok/Pantia

part of campus life. There was also a sharing session with the Student Association of English Education Department (HMPBI). As the climax of this events, the participants started a campfire. They were divided into groups and had some performances. Activities on the second day was started with Saturday Service led by one of EED

lecturers, Ignatius Tri Endarto, S. Pd., M.A. In this occasion, participants shared and discussed about their dreams. After finishing Saturday Service and had breakfast, the participants gathered outside and did some fun games. When they played these games, the participants can also learn about team work and get to know each other better. Closing the event with a prayer, the lecturers, staffs, and all committee members thank everyone who has joined this program and hoped that it can help them to adapt well in UKDW and Yogyakarta. Based on the questionnaire filled by the participants, it can be concluded that they got a lot of things to learn during this event. By the help of God and the support from HMPBI as the committee as well as lecturers and staffs of EED, the goal that has been set before can be reached and the event was a success. [Nike]

Multimodality in Language Learning (Part 2)

A

term that is closely related to and perhaps even the best match for multimodality is what is known as multimedia. As its literal meaning, it could be infered as an integration of multiple media elements (audio, video, graphic, text, animation, etc.). Moreover, it works into one synergic and symbiotic whole that results in more benefits for the end users than any one of the media elements can provide individually. Multimedia has been widely elaborated with more traditional methods of education such as lectures and tutorials, especially to address clearer illustration of complex objects, accommodating different learning styles, improving retention and recalling memories, and facilitating non-verbal learners. It is also known to facilitate language practice. First, it is claimed to encourage different modalities of learning, one of which is the coding of verbal and non-verbal communication. Similar to real life conversation, these modes of communication inevitably interact. Non-verbal clues through body language or facial expression play very essential roles of completing information of verbal language. Other clues depicting context and visual information from a piece of communication discourse in a video scene also complements the verbal language, eventually facilitating comprehension. Scientifically, it is stated that two distinct channels in human cognitive system for representing and manipulating knowledge: a visual pictorial channel and an auditory verbal channel interact in multimedia processing. Moving pictures enter the cognitive system through the eyes and may be processed as pictorial representations in the visual pictorial channel. Spoken words enter the cognitive system through the ears and may be processed as verbal representation in the auditory verbal channel. Then, active processing assumption which states that meaningful learning occurs when learners engage in active processing within the channels, including selecting relevant words and pictures, organizing them into coherent pictorial and verbal models, and integrating them with each other and with appropriate prior knowledge. As we all know in daily communication, language is no longer seen as an isolated

phenomenon separate from visual or gestural codes from body language. In fact, both verbal and visual elements have, more often than not, become interdependent in day-to-day communication. Language becomes contextualized when verbal code is accompanied by other semiotic codes, and learners certainly need to be exposed to such a contextualized type of communication. The need for a more multimodal language exposure can be facilitated by audio-visual media. One of the benefits offered by audiovisual texts in the contexts of EFL learning is that they offer a contextualized representation of communication in which the verbal code is paralleled and complemented by other semiotic codes. In traditional listening activities, learners are forced to comprehend materials only with their ears. Audio-visual media on the other hand alleviate their difficulties by visualizing the messages, and hence making sense of the saying “a picture is worth thousand words”. If planned well, they can bring motivation and excitement into the classroom via authentic language. Speaking of authenticity, the media become even more relevant to the EFL contexts by not only displaying real life situations but also providing learners with exposures to native speakers' or other ESL speakers' speech. As classes in Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) has been well equipped with multimedia facilities, the use of audio-video material in English classes for the aforementioned goals is very common. A deeper reflection on the design and organization of the audiovisual media in the classes could be further elaborated through the principles of multimedia learning proposed by Richard Mayer, namely coherence, signaling, redundancy, spatial contiguity, and temporal contiguity. According to coherence principle, people learn more deeply from multimedia messages when extraneous material is excluded rather than included. People focus on the essential material better if erroneous material potentials for distractions is eliminated. The media in this study are presented on a website containing links to stream YouTube videos. No changes could be made in relation to the content or selection of its parts due to limitation of these facilities

on YouTube. However, all the videos on the website were carefully selected and categorized based on specific topics and subtopics to minimize the inclusion of irrelevant materials. During implementation of the media in the classrooms, teachers may also ensure the coherence principle by selecting relevant and necessary scenes from the videos to make learning more focused. Parts of videos that are not essential for meeting the learning objectives could be skipped. The signaling principle states that people learn more deeply from a multimedia message when cues are added highlighting organization of the essential material. Rationally, people learn better if the lesson is designed to call their attention to the important material and how it is organized. Similar with the previous one, this principle is encouraged by means of teacher strategies at the time of media implementation in the class. For instance, some job interview videos on YouTube provide narration as introduction to the topics or display keywords for the students to focus on the essential points. Based on redundancy principle, people learn more deeply from graphics and narration than from graphics, narration, and on-screen text. It is argued that redundancy of media presentation may waste precious processing capacity by trying to reconcile the two verbal streams of information or have students focus on the printed words rather than the relevant portions of the graphics. In this study, this principle appears not to match with the students' actual conditions. As EFL learners, most of them were not proficient enough to rely on graphics and mere auditory messages. The specialized words and diction in the videos together with the students' non-native background seem to make the learning process deviate from this redundancy principle. The use of onscreen text provided by either the videos themselves or YouTube's optional closedcaptioning feature can often help the students to make a connection between what was said and what was written or captioned. Moreover, the nature of video demonstration in this study does not depict complicated process requiring stepby-step comprehension. Instead, it consists of demonstration of answering

job-interview questions, medical examination, or presentation in English along with samples of use of linguistics features of the discourse. Thus, processing of more than two streams of information appears not to cause information processing overload. According to spatial contiguity principle, people learn better from multimedia message when corresponding words and graphics are presented near rather than far from each other on the screen. Spatial contiguity arguably helps learners build connection between corresponding words and graphics. This principle is facilitated with ease due to feature of captions or subtitles on YouTube. Students could therefore monitor their comprehension by making meaning of these two modes of communication, visual from the moving picture and subtitles and auditory from the narration. According to temporal contiguity principle, people learn better from multimedia messages when corresponding graphics and narration are presented simultaneously rather than successively. Like spatial contiguity, this principle helps learners build connection between corresponding words and graphics. The video material depicts contextual situation and demonstration of both physical and language performances. Naturally, in the online videos, these visual and auditory modes of communication are presented simultaneously. Moving pictures along with narration or subtitles fulfil the information processing principles. This article concludes that principles of multimedia learning and multimedia processing allow more multimodal exposures to enhance language learning in terms of learning contexts, target culture understanding, and language function practice. It is concluded that multimedia for instruction potentially empowers teachers to facilitate more effective learning process in the class by engaging learners in the media. The elaboration of audio and visual media appears to increase student motivation as the nature of foreign language learning demands more than merely textual information. [Paulus Widiatmoko]

9


Office of International Affairs


Siraman Rohani Kreatif dan Inovatif, Mengembangkan Duta Wacana yang Inspiratif (Refleksi Lukas 5:1-10) KREATIF DAN INOVATIF Munif Chatib menulis tentang keunggulan sebuah sekolah itu dapat dilihat melalui dua indikator yakni input process dan best process. Jika sebuah sekolah menekankan pada input process, maka akan nampak kelemahan dan kekuatannya. Kekuatannya ada pada proses seleksi awal, melalui tes akademik, dan dapat memilih siswa yang memang pintar sudah dari sananya. Kelemahannya, para pengajar akan cenderung bersikap biasa saja dan kurang kreatif, sebab mengajar anak didik yang sudah pintar, meskipun didampingi oleh guru biasa saja, tidak akan jadi masalah. Output dari sekolah yang menekankan model input process lebih ditentukan oleh faktor para siswa, daripada gurunya. Sementara itu, kekuatan sekolah yang menekankan best process terletak pada daya juang dan kreativitas serta kegigihan para guru dalam membantu murid-murid saat mengalami perubahan sikap hidup dan penambahan pengetahuan. Kelemahan sistem ini adalah para murid tidak akan diseleksi secara ketat, semua dapat diterima serta diberi kesempatan berproses sesuai dengan kemampuan dan gaya belajarnya masingmasing. Sehingga output dari sekolah yang menekankan best process sangat ditentukan oleh kualitas, kreativitas, inovasi pembelajaran, dan ketekunan para guru dalam mendampingi serta menolong muridmuridnya saat mengalami perubahan sikap hidup dan pengayaan pengetahuan untuk dapat berkembang. Berdasarkan dua proses tersebut, maka yang berbahagia adalah sekolah yang menekankan pilihannya pada best process, sebab seluruh perhatian segenap pendukung akademik akan dicurahkan dengan totalitas untuk menolong siapapun muridnya, dengan kondisi dan latar belakang apapun, hingga pada akhirnya mengalami perubahan hidup. Jika memakai istilah Capra, maka pendidikan yang mengubahkan ibarat membawa anak didik menemukan titik balik (turning point) dari kesadaran dirinya untuk menjadi apa di alam raya yang terhampar luas ini. Dengan kata lain, menolong manusia menemukan dirinya sebagai manusia yang berbeda dari yang lainnya, itulah keberhasilan mendidik. Jika demikian, maka keberadaan sekolah maupun kampus dengan segenap unsur pendukungnya sangat berperan dalam membawa perubahan sikap mental anak didiknya. Bagaimana kampus menjadi rumah berproses bersama dalam ragam perbedaan inputnya, tetapi dapat menghasilkan output yang berkualitas? Hal ini tidak hanya membutuhkan kerelaan hati dan strategi untuk mencapainya. Apakah Duta Wacana sungguh akan menjadikan dirinya sebagai rumah berproses yang pada akhirnya dapat menginspirasi yang lain? Pertanyaan refleksi bersama di usia Duta Wacana yang ke-56. Usia yang dikatakan sudah mencapai dewasa penuh dan mampu mengambil kebijakan yang seimbang antara rasionalitas, emosionalisme, spiritualisme dan sikap etis. Kedewasaan yang juga ditandai dengan kesadaran peran sebagai institusi kepanjangan tangan misi 12 gereja pendukung dalam menggarami dan menerangi

foto:dok.Biro IV

masyarakat, bangsa, dan negara. Melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi yang dijunjung sebagai institusi pendidikan, maka setidaknya apa yang dikatakan Confusius menjadi indikator untuk menetukan mahasiswa keluaran Duta Wacana. Confusius menuliskan tentang pembentukan seorang Chun Tzu (orang baik) dalam hidup di masyarakat tidak dapat hanya diserahkan kepada keluarga dan sekolah/kampus, tetapi juga harus belajar dari masyarakat secara real. Itu sebabnya sinergitas antara orangtua para mahasiswa, kampus (sivitas akademika), dan masyarakat menjadi penting untuk dirajut. Untuk menjadi rumah berproses yang menghasilkan perubahan sikap mental yang berkarakter mulia, jelas membutuhkan lebih dari satu cara atau strategi, di sinilah kreativitas diperlukan. Selain itu dibutuhkan lebih dari satu pendekatan yang beragam, bukan sekadar mendaur ulang bekal masa lalu, tetapi mampu menghasilkan temuan baru, di sinilah semangat inovatif diperlukan. Duta Wacana, the messenger of God, maukah diutus menjadi penjala manusia yang kreatif dan inovatif? DIUTUS MENJADI PENJALA MANUSIA Logika perkembangan selalu akan diawali dengan penanaman, pemeliharaan, pertumbuhan, dan akhirnya perkembangan. Duta wacana adalah utusan firman yang disemai di dalam konteks masyarakat Yogyakarta. Diutus untuk mengumandangkan visi “Menjadi universitas Kristen unggul dan terpercaya yang melahirkan generasi profesional mandiri bagi dunia pluralistik berdasarkan kasih”. Setidaknya inspirasi Petrus yang berproses dengan pengalaman pekerjaannya sebagai penjala ikan, mengolah setiap kegagalan dari usahanya sendiri menolong kita melihat kembali dengan jernih perihal kesadaran awal. Apakah motivasi utama didirikannya Duta Wacana? Bukankah untuk menjadi penjala manusia? Menjangkau sebanyak mungkin orang agar mengenal, menghidupi nilai-nilai mulia, seperti kesetiaan pada Allah, integritas, keunggulan kerja, dan melayani dengan kasih? Sebagai penjala ada tiga hal yang diperlukan yakni alat (tool) yang digunakan, kendaraan (perahu), dan lokasi yang tepat

(danau, laut, sungai). Petrus melakukan koreksi dengan baik atas pekerjaannya sebagai penjala ikan yang profesional. Dari sisi alatnya, tidak ada yang koyak dan alat disiapkan dengan baik. Dari sisi perahu dan lokasi juga sudah tersedia. Namun demikian, kegagalan panen justru terjadi! Apa yang kurang dipersiapkan? Keterlibatan pihak ketiga sangat diperlukan untuk membuat pekerjaan sebagai penjala ikan menjadi berhasil. Yesus diibaratkan sebagai pihak ketiga yang menentukan keberhasilan seluruh proses persiapan Petrus dan kawankawan. Pribadi ketiga yang hadir dengan ketulusan, spirit yang bersih dan memberkati, serta bermitra dalam perhatian. Yesus memberkati pekerjaan Petrus, melalui perintah-Nya dan kehadiranNya yang nyata. Something unpredictable selalu dialami, atau suasana blessing in disguise dapat saja terjadi pada waktu dan saat yang tepat, ketika rasa putus asa dan gagal justru sedang memuncak. Itulah rahmat Allah, daya Ilahi yang melampaui segala akal pikiran manusia. Petrus menyadari kehadiran Yesus dan hal yang dilakukan-Nya sudah mengubahkan dirinya, hingga akhirnya muncul pengakuan baru setelah ia berproses dengan pengalaman imannya sendiri. Inilah pengalaman yang mengubahkan. Petrus ditantang dengan pernyataan “engkau akan Kujadikan sebagai penjala manusia!”. Persoalannya, mau atau tidak untuk turut serta dalam perarakan misi Yesus? Inspirasi baru didapati ketika seseorang dengan sungguh-sungguh mengolah pengalaman imannya. Demikian juga Duta Wacana, sepanjang 56 tahun berkiprah, jika mau jujur, maka lebih banyak karena rahmat Allah yang menyertai. Apakah kita sebagai pribadi dan institusi Duta Wacana sudah dapat menjadi inspirasi bagi yang lain? KAMPUS INSPIRATIF (SEBUAH IDEALITAS) New spirit ada di dalam diri Petrus. Menjadi pekerja yang inspiratif, setidaknya setiap hari melakukan pemeriksaan diri dalam pembaharuan semangat juang dan praktik nyata orentasi diri dalam bekerja.

Dari kerja keras, menjadi kerja cerdas di atas dasar iman. Kerja keras menghasilkan material (jumlah dan pertambahannya), kerja cerdas berarti pemilihan strategi, memperhatikan situasi, kondisi, lokasi yang tepat, dan pilihan waktu yang seturut dengan kehendak Allah. Dengan kata lain, kerja keras saja belum cukup, cerdas saja tidak menjamin perubahan yang berkenan, akan tetapi harus didasari kesadaran iman bersama segenap warga kampus. Bahwa kemurniaan alasan (motivasi) dalam melakukan tindakan semestinya berpadanan dengan maksud Allah melalui setiap profesi yang diembannya. Sikap profesionalitas dalam bekerja dan kepercayaan akan kehadiran daya gerak Allah inilah yang lebih aktif sebagai penentu perubahan. Sehingga haruslah tetap diakui, bahwa manusia memang yang merancang, tetapi Tuhanlah yang menentukan. Kampus yang transformatif, mau berproses seperti Petrus. Manusia dalam keterbatasannya dapat menjadi berdaya, ketika percaya bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bersama. Inilah yang Yesus lakukan, Ia menanyakan kesungguhan Petrus untuk memasuki sebuah area transformasi total dalam hidupnya. Pengalaman menjadi penjala yang gagal, pengalaman kerja keras tanpa hasil, pengalaman semalam-malaman menghabiskan waktu (tidak efisien) dan tanpa hasil apa-apa, membuat Petrus menjadi pekerja yang sempat frustasi, lelah fisik maupun emosinya. Yesus hadir memberikan bukan hanya sekadar instruksi baru, tetapi juga motivasi dan tantangan baru (perubahan paradigma dalam bekerja). Petrus berhasil mendapatkan apa yang diharapkannya ketika memakai cara kerja Yesus. Kata Yesus kepadanya: “Tebarkanlah jalamu ke samping”. Maka didapatinya ada banyak ikan bahkan melebihi ekspektasinya. Ketika melibatkan Allah dalam pekerjaan, dalam sikap percaya, dan tindakan yang total mendengar instruksi-Nya, maka tidak ada hasil yang mengecewakan. Oleh sebab itu kerja terarah dan jelas orientasinya sangatlah penting. Kampus sederhana dengan kualitas mental prima. Kesadaran bahwa sikap mengeraskan diri hanya dengan mengikuti satu cara, strategi, pandangan, dan sikap kolot, ternyata dapat menutupi jalan rahmat Allah. Inilah yang oleh Petrus akhirnya dibuang, ada dosa motivasi dalam bekerja yakni membatasi rahmat Allah yang lebih besar seharusnya terjadi. Yesus mengundang: “Petrus, hari ini engkau akan Kujadikan penjala manusia”. Seperti Petrus, diutus untuk menekuni profesinya sebagai penjala. Demikian juga Duta Wacana yang diutus di tengah tantangan zaman global, menekuni profesi menjala sebanyak mungkin orang melalui pendidikan untuk turut serta dalam perarakan perubahan sikap mental warga bangsa Indonesia. Mampukah kita menginspirasi orang lain, mulai dari perubahan positif di kampus sendiri? [NM]

Segenap sivitas akademika UKDW turut berduka cita atas musibah bencana gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah. #PRAYFORSULAWESITENGAH #PRAYFORDONGGALA #PRAYFORPALU

11



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.