Koran Kampus UKDW Edisi April 2019

Universitas Kristen Duta Wacana

13

@UKDW JOGJA @duta_wacana

04

Kantor Humas UKDW

Alamat Redaksi: Kantor Biro 4 UKDW Jalan dr. Wahidin Sudirohusodo No. 5-25, Yogyakarta 55224 Koran Kampus UKDW

April 2019

korankampus@staff.ukdw.ac.id

Henry Feriadi Kembali Dilantik Menjadi Rektor UKDW

foto:dok. Biro IV

Profil Bulan Ini: Adaninggar Septi Subekti, M.Sc

2

UKDW Tuan Rumah Gerakan Nasional 1000 Startup Digital

3

Opini: Pendidikan Manusia Seutuhnya

9

P

ada tanggal 1 April 2019, bertempat di Auditorium Koinonia Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW), Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Duta Wacana (YPTK Duta Wacana) yang diwakili oleh Prof. Dr. Nindyo Pramono, S.H., M.S. resmi melantik Ir. Henry Feriadi, M.Sc., Ph.D sebagai Rektor UKDW periode 2019-2023, dimana sebelumnya Henry Feriadi merupakan Rektor UKDW Periode 2014-2019. Acara ini dihadiri oleh sejumlah tamu undangan diantaranya Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah V Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Dr. Ir. Bambang Supriyadi, CES, DEA, para stakeholders, serta seluruh sivitas akademika UKDW. Dalam sambutannya di hadapan para tamu undangan, Rektor UKDW mengungkapkan bahwa UKDW beserta seluruh sivitas akademika sudah berkarya dan berperan serta dalam pendidikan generasi muda Indonesia untuk masa depan yang penuh pengharapan.

Saat ini UKDW terus bertumbuh dan berkembang menuju visi mulia yang dicitacitakan yaitu menjadi universitas Kristen yang unggul dan terpercaya yang melahirkan generasi profesional mandiri bagi dunia pluralistik berdasarkan kasih.

Rektor UKDW mengajak seluruh sivitas akademika untuk tidak pernah berhenti memperjuangkan nilai-nilai mulia atau core values Duta Wacana yaitu untuk menaati kehendak dan rencana Allah (obedience to God),

foto:dok. Biro IV

berkarya dalam integritas (walking in integrity), senantiasa ingin memberikan yang terbaik (striving for excellence), dan melayani dunia yang pluralistik berdasarkan kasih (service to the world). Implementasi keempat nilai luhur inilah yang akan membedakan UKDW dalam berkarya dan berperan serta memajukan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia bahkan di dunia.

Bambang Supriyadi selaku Kepala LLDIKTI Wilayah V DIY menyampaikan bahwa bagi perguruan tinggi yang sudah bisa menaikkan Angka Partisipasi Kasar atau APK serta kualitas dari lulusannya merupakan perguruan tinggi yang baik. “Kami berharap lulusan UKDW dapat meng-implementasikan bidang ilmu yang ditekuni sehingga apa yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia yaitu kesejahteraan bangsa dapat terwujud termasuk dalam hal daya saing kualitas sumber daya manusia,� imbuhnya.

Kepala LLDIKTI Wilayah V DIY juga berpesan ag ar l u l u s an p e rg u ru an t ing g i s e l al u menjunjung aspek kejujuran dalam pengimplementasian ilmu baik saat bekerja maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Sementara itu, Ketua Pengurus Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Duta Wacana, Prof.

Dr. Nindyo Pramono, S.H., M.S mengatakan bahwa tantangan kedepan untuk perguruan tinggi tidak hanya soal kompetensi dan kualifikasi serta kualitas sumber daya manusia tetapi juga tantangan global, khususnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Termasuk

foto:dok. Biro IV

masalah wawasan kebangsaan yang menjadi tantangan bagi setiap anak Indonesia. Prof.

Nindyo mengajak seluruh sivitas akademika UKDW untuk selalu mendukung jajaran Rektorat periode 2019-2023 supaya dapat membawa UKDW menjadi universitas yang lebih baik. Tidak hanya untuk kepentingan internal UKDW melainkan juga untuk ambil bagian dalam hal mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan tinggi.

Selain pelantikan Rektor UKDW, dalam acara ini juga dilantik para Wakil Rektor yaitu Dr. Charis Amarantini, M.Si selaku Wakil Rektor Bidang Akademik, Riset dan Inovasi (WR 1), Dra. Ambar Kusuma Astuti, M.Si selaku Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Pengembangan Aset (WR 2), Joko Purwadi, S.Kom., M.Kom. selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Informasi (WR 3), dan Pdt. Handi Hadiwitanto, Ph.D selaku Wakil Rektor Bidang Pengembangan Kapasitas Sumber Daya Manusia dan Jejaring (WR 4).

Sivitas akademika UKDW berharap kepemimpinan yang baru dapat semakin memberikan peluang untuk berkarya, berkontribusi dengan terobosan-terobosan baru dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, meningkatkan pengelolaan SDM, infrastruktur, dan kesejahteraan serta membawa UKDW semakin unggul di tingkat nasional maupun internasional. [Lia]

PROFIL REKTOR & wakil rektor ukdw PERIODE 2019/2023

Ir. Henry Feriadi, M.Sc., Ph.D.

Dr. Charis Amarantini, M.Si

Dra. Ambar Kusuma Astuti, M.Si

Rektor

Wakil Rektor Bidang Akademik, Riset, dan Inovasi

Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Pengembangan Aset

Joko Purwadi, S.Kom, M.Kom

Pdt. Handi Hadiwitanto, Ph.D.

Wakil Rektor Bidang Wakil Rektor Bidang Pengembangan Kemahasiswaan, Alumni, dan Informasi Kapasitas SDM dan Jejaring

Riwayat Pendidikan

Riwayat Pendidikan

Riwayat Pendidikan

Riwayat Pendidikan

Riwayat Pendidikan

1992 | S-1 Teknik Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan, Bandung

1990 | S-1 Mikrobiologi Industri Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga

1992 | S-1 Ekonomi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

1995 | S-1 Teknik Informatika Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta

1994 | S-1 Teologi Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta

2000 | S-2 Building Science School of Design and Environment, National University of Singapore

2000 | S-2 Magister Sains dalam bidang Biologi/Mikrobiologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

2002 | S-2 Magister Science dalam bidang Manajemen Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

2004 | S-2 Magister Komputer Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

2000 | S-2 Magister Teologi Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta

2003 | S-3 Building Science School of Design and Environment, National University of Singapore

2010 | S-3 Doktor dalam bidang ilmu Bioteknologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

SELAMAT & SUKSES atas Pelantikan Rektor & Wakil Rektor UKDW

PERIODE 2019-2023

2016 | S-3 Practical-empirical Theology Radboud University Nijmegen, the Netherlands

Profil Bulan Ini

2

Berusaha Mandiri Sambil Mengembangkan Bakat

foto:dok. Adaninggar

M

emiliki kesempatan untuk berkarya sekaligus berprestasi adalah harapan bagi setiap orang di dunia ini. Terlebih lagi memiliki karakter yang kuat. Menata langkah demi meraih tujuan dan melalui proses yang tidak mudah untuk dijalani selama masa sekolah merupakan sebagian kisah dari Adaninggar Septi Subekti, M.Sc. Wanita kelahiran 4 September ini memiliki segudang pengalaman dan prestasi dalam bidang organisasi semasa sekolah serta di dunia menulis hingga saat ini.

Adaninggar yang berprofesi sebagai dosen Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) di Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) mengaku bahwa ada banyak suka duka dan pengalaman yang diperoleh semasa aktif berkecimpung dalam organisasi di sekolah menengah. Pengalaman-pengalaman tersebut sangat membantunya dalam dunia kerja, antara lain time management, kemampuan mengenali beragam karakter orang, serta penanganan konflik dengan risiko seminimal mungkin. Sebagai seorang dosen, Adaninggar perlu untuk mengatur waktu dengan bijak karena sebagai dosen ia berkewajiban untuk mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni pendidikan dan pengajaran, penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat.

Kegemarannya menulis sejak berada di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) membuka jalan bagi dirinya untuk memiliki banyak kesempatan yang berbeda. Berawal dari keberanian untuk mengikuti lomba, Adaninggar terus berlatih menulis dalam Bahasa Inggris dan kemauannya untuk belajar dari kesalahan. Ketekunannya membuahkan sebuah tulisan berjudul “The Importance of Education in Globalization Era” yang berhasil mengantarkannya menjadi Juara III dalam kontes menulis untuk SMA tingkat DIY Tahun 2005. Berbekal sertifikat kontes menulis tersebut, ia diterima melalui jalur prestasi untuk menempuh pendidikan S1 Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Sanata Dharma. Kecerdasannya dalam menata target hingga langkahlangkah yang diambil secara strategis menjadi cara tersendiri bagi perempuan yang memiliki semangat berdikari ala Ir. Soekarno ini.

Sejak sebelum menyelesaikan pendidikan sarjana, pada pertengahan tahun 2011 ia bertekad untuk mengambil banyak pekerjaan secara part time seperti freelance guru Bahasa Inggris dan menjadi dosen part time di Pusat Pelatihan Bahasa Asing (PPBA)

UKDW, translator, serta editor buku dan majalah setelah lulus kuliah. Hal tersebut dilakukan lantaran tekadnya yang ingin sebisa mungkin mandiri, misalnya tidak membebani orang tua. Alasan yang sederhana namun menarik dan dapat dijadikan teladan bagi orang lain agar tetap fokus dan konsisten dalam mengambil langkah hingga bisa sampai pada cita-cita maupun tujuan hidupnya. Sebelum akhirnya ia mendapatkan beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) untuk melanjutkan studi di University of Edinburgh, Scotland UK pada tahun 2015-2016, ia mendapatkan kesempatan yang tak kalah menarik. Perempuan yang sejak awal memang memiliki citacita sebagai seorang dosen ini, mendapatkan kesempatan untuk mengajar Bahasa Indonesia di Arizona State University, USA pada tahun 2013-2014 dalam program Fullbright Language Teaching Assistant (FLTA) . Sela waktu dari tahun 2014-2015, ia isi dengan melanjutkan bekerja part time sambil menunggu keberangkatannya ke UK. Tidak ada waktu yang ia sia-siakan. Meskipun banyak tawaran untuk bekerja secara full time, Adaninggar tetap fokus dan konsisten pada tujuannya. “Jangan sampai kita itu ingin mendapat semuanya tetapi akhirnya kita mendapatkan lebih sedikit. Semua tawaran diambil, namun akhirnya peluang yang lebih besar hilang.” pesannya.

Dosen yang menerima penghargaan untuk publikasi jurnal internasional bereputasi terindeks SCOPUS Q2 pada saat acara Dies Natalis ke-56 Duta Wacana ini pun turut menyampaikan harapannya untuk pendidikan di masa mendatang. Mengutip Pramoedya Ananta Toer, Adaninggar setuju bahwa menulis adalah bekerja untuk keabadian. Ia menambahkan bahwa menjadi seorang guru atau dosen khususnya Bahasa Inggris, dapat menanamkan ideologi dan nilai-nilai luhur pada anak didik.

“Orang-orang akan semakin memiliki banyak kesempatan karena Bahasa Inggris adalah language of access dan language of power. Orang yang belajar Bahasa Inggris dengan baik dengan guru atau dosen yang baik maka akan mendapat semakin banyak akses dan semakin banyak power,” pungkasnya. [Devari]

foto:dok. Adaninggar

K

REDAKSI KORAN KAMPUS PENANGGUNG JAWAB PIMPINAN REDAKSI WAKIL PIMPINAN REDAKSI KOORDINATOR

: : : :

Pdt. Handi Hadiwitanto, Ph.D. Arida Susyetina, M.A Christina Angelina Devari

WARTAWAN

EDITOR

SETTER

Santi, Putri, Debo, Anti

Mei, Iit, Tiyok

Tata, Cella, Eva

Koran Kampus bisa Anda dapatkan secara GRATIS di Pick-up Point yang sudah terpasang di 11 area publik di seluruh UKDW. Redaksi menerima tulisan dari warga kampus berupa artikel, laporan kegiatan dan foto-foto yang membangun harapan.

Silahkan kirim ke alamat Redaksi atau melalui email: korankampus@staff.ukdw.ac.id

Universitaria

3

VOL.13/APR 2019

Mahasiswa Goshen College Rampungkan Program SST di UKDW

S

etelah mengikuti Program Study-Service Term (SST) selama tiga bulan di Indonesia, sejumlah 13 mahasiswa Goshen College, Indiana, USA bertolak kembali ke negaranya awal April ini. Program SST 2019 merupakan kerjasama antara Goshen College dan Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) yang bertujuan untuk memberikan kesempatan pada mahasiswa Goshen College untuk belajar bahasa, budaya, dan kehidupan masyarakat Indonesia.

Paruh pertama Program SST yang dilaksanakan di kampus UKDW membekali para peserta dengan kemampuan berbahasa Indonesia untuk berkomunikasi dengan masyarakat lokal serta memberikan pemahaman tentang berbagai topik dalam konteks Indonesia, antara lain sejarah, pendidikan, kesehatan, arsitektur, serta kerukunan antar umat beragama. Pada paruh kedua Program SST, para peserta melakukan service program sesuai dengan bidang yang diminati. Lokasi service program tersebar di Kabupaten Sleman, Bantul, dan Kulon Progo, serta melibatkan berbagai institusi mitra UKDW antara lain Pusat Rehabilitasi Yakkum, Interfidei, Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Yogyakarta, LSM Rumah Impian (Dream House), serta Paroki St. Theresia Lisieux Boro. Seperti pada paruh pertama SST, mahasiswa Goshen College juga tinggal bersama host family selama service program berlangsung.

Beragam topik diambil oleh para mahasiswa dalam pelaksanaan service program tersebut, antara lain Tarian Tradisional Indonesia, Adat dan Budaya Pernikahan di Jawa,

foto:dok. Biro IV

foto:dok. Biro IV

Keanekaragaman Makanan Indonesia, Program Kesejahteraan Sosial, Gamelan dan Musik Tradisional, Manfaat dan Keindahan Tanaman Asli Indonesia, Penggunaan Plastik di Indonesia dan Sejarahnya, Kesadaran Lingkungan Masyarakat Indonesia, Pendidikan Khusus untuk Anak Autis, Kesetaraan Gender di Indonesia, hingga Tinjauan Ekonomi pada Pengemudi GO-JEK. Usai pelaksanaan service program yang berlangsung kurang lebih enam minggu, masing-masing mahasiswa mem-presentasikan programnya di hadapan supervisor SST Goshen College, Ron dan Sally Jo Milne serta peserta yang lain. Presentasi dilangsungkan di Asrama UKDW di Seturan pada Jumat, 5 April 2019.

Presentasi tersebut juga dihadiri oleh Dra. Mega Wati, M.Pd. selaku Steering Committee SST dan Arida Susyetina, S.S., M.A. selaku Local Coordinator SST. Nasim Rasoulipour, mahasiswa Goshen College berkewarganegaraan Iran membagikan pengalamannya

mempelajari tarian tradisional Indonesia. “Ada banyak sekali jenis tarian tradisional Indonesia dan masing-masing daerah memiliki kekhasannya sendiri-sendiri. Salah satu kekhasan tersebut bisa dilihat dari aksesoris dan properti yang digunakan,” ungkapnya. Sementara itu, Stuart Aeschliman, peserta SST yang mengambil tema Keanekaragaman Makanan Indonesia, tak hanya menceritakan pengalamannya, ia juga mendemonstrasikan pembuatan martabak manis dalam presentasinya. Masalah lingkungan juga menjadi diskusi yang menarik dalam sesi presentasi ini. Elizabeth Breckbill, mahasiswa jurusan Environmental Science menyoroti tentang masifnya penggunaan plastik di Indonesia. “Saya lihat belum banyak upaya yang dilakukan untuk mengurangi penggunaan plastik maupun mendaur ulang sampah plastik,” tuturnya. [drr]

UKDW Tuan Rumah Gerakan Nasional 1000 Startup Digital

L

ecture Hall Pdt. Dr. Rudy Budiman Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) dipadati oleh ratusan mahasiswa UKDW dan beberapa mahasiswa dari perguruan tinggi lain yang mengikuti acara “Roadshow Gerakan Nasional 1000 Startup Digital”. Kegiatan yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemkominfo RI) bersama dengan KIBAR dan berkoordinasi dengan Biro Kerjasama dan Relasi Publik (BIRO IV) UKDW ini dilaksanakan pada hari Senin, 8 April 2019.

Acara yang dibuka oleh Rektor UKDW, Ir. Henry Feriadi, M.Sc., Ph.D, menghadirkan pembicara yang berkompeten dalam bidangnya yaitu Sonny Hendra Sudaryana, S.T., M.MT selaku Kepala Seksi Penerapan Pemberdayaan Teknologi dan Infrastruktur Informatika Kemkominfo, Ade Syah Lubis selaku CEO Niagahoster, Aditya Cahyo selaku CEO Andil, Ray Rezky Ananda selaku Duta Revolusi Industri 4.0 dan CEO Bantuternak, Ide Yunianto selaku CEO Tengokin, serta Sebastian Alex Dharmawangsa selaku Head of Program Innovative Academy Gerakan 1000 Startup Digital.

Gerakan Nasional 1000 Startup Digital merupakan sebuah gerakan untuk mewujudkan potensi Indonesia menjadi The Digital Energy of Asia di tahun 2020 dengan mencetak 1000 startup yang menjadi solusi atas berbagai masalah dengan memanfaatkan teknologi digital. Gerakan yang ditujukan bagi generasi muda dan seluruh masyarakat yang berjiwa muda ini juga merupakan pembangun ekosistem startup digital di Indonesia.

Gerakan ini diharapkan dapat melahirkan entrepreneur baru agar mampu membangun sebuah bisnis rintisan berbasis teknologi dan inovasi untuk menciptakan masa depan ekonomi digital dan meningkatkan jumlah unicorn di Indonesia. Gerakan Nasional 1000 Startup Digital berkomitmen untuk memberikan sebuah konten yang berkualitas, sehingga peserta merasakan adanya dorongan

foto:dok. biro IV

dari dalam diri sendiri untuk dapat melanjutkan perjalanan mereka ke tahapan ignition.

Sebastian menjelaskan bahwa Gerakan Nasional 1000 Startup Digital membuka pendaftaran bagi masyarakat yang berkeinginan untuk membangun bisnis rintisan berbasis teknologi, dari mereka yang belum memiliki ide maupun yang sudah memiliki ide melalui hasil riset. “Dalam program ini, para peserta akan dibimbing selama 3-4 bulan untuk benar-benar membangun sebuah bisnis berbasis teknologi dari nol hingga dapat sustain,” jelasnya.

Saat sharing session, Ray Rezky Ananda menyebutkan bahwa aplikasi “Bantuternak” yang ia ciptakan bersama dengan timnya merupakan platform yang bisa mempertemukan peternak sapi dengan investor.

“Aplikasi ini kami ciptakan sebagai wujud keprihatinan terhadap kondisi peternak sapi potong yang semakin turun dari waktu ke waktu. Melalui aplikasi Bantuternak, kami berusaha membantu peternak untuk mendapatkan modal awal dan memberikan pendampingan dalam proses penggemukan dan pembaruan informasi kepada investor,” imbuhnya. Adapun tujuannya adalah mengintegrasikan ekosistem ternak rakyat secara efisien dan produktif serta bernilai bisnis tinggi untuk kesejahteraan peternak dan

foto:dok. Biro IV

berkontribusi terhadap kemandirian pangan.

Investor dapat memilih mitra peternak yang tersedia di aplikasi Bantuternak untuk mengisi kandang kosong. Setelah itu investor dapat memantau perkembangan ternak yang didanai. Bantuternak akan melakukan pendampingan dalam hal pembelian ternak, pakan, kesehatan, asuransi, dan peningkatan pengetahuan peternak. Hasil dan keuntungan penjualan akan dibagi kepada investor, peternak, dan tim manajemen Bantuternak.

Bentuk bagi hasilnya dengan persentase 50 persen peternak, 30 persen investor, dan 20 persen tim manajemen Bantuternak.

Sedangkan Ade Syah Lubis menjelaskan bahwa produk andalan Niagahoster adalah share hosting, domain cloud VPS dan email hosting. Sasaran pasar yang dibidik adalah desainer website, pengusaha UMKM hingga pemasar internet. Ade menambahkan, berbeda dengan perusahaan penyedia web-hosting lain, Niagahoster berharap bisa membantu pelaku bisnis, perusahaan, dan individu untuk memaksimalkan potensi internet dalam kehidupan sehari-hari. "Adapun target pengguna yang kami sasar adalah newbie hosting user, website developer, internet marketer, website agency, dan pemilik bisnis atau UKM.” papar Ade. Sementara itu Aditya Cahyo mengatakan bahwa “Andil” merupakan platform investasi

crowdfunding yang fokus dalam pembiayaan usaha-usaha industri pertanian. “Fokus kami adalah mengembangkan agroindustri di Indonesia yang berperan dalam peningkatan nilai tambah dari produk pertanian. Melalui “Andil”, investor dapat turut ambil bagian dalam memiliki usaha pertanian yang dikelola oleh ahli yang berpengalaman dan profesional.

Andil akan menyediakan laporan secara berkala yang dilakukan langsung oleh petani mitra kami dan operator Andil di lapangan terkait seluruh aktivitas perkembangan proyek yang telah dilakukan hingga penjualan produk. Kami mengedepankan prinsip transparansi dalam kerjasama investasi ini,” paparnya. Lebih lanjut Aditya memaparkan bahwa aplikasi “Andil” membantu petani dan pelaku usaha pertanian dalam mendapatkan akses permodalan untuk pembangunan industri pengolahan hasil pertanian, sehingga dapat meningkatkan nilai dan kualitas produk pertanian di Indonesia.

“Kami juga membina mereka dalam pelatihan dan edukasi tentang pertanian, penggunaan teknologi, dan akses pemasaran,” katanya.

Di lain pihak Ide Yunianto menerangkan bahwa “Tengokin” merupakan aplikasi yang membantu masyarakat untuk mengetahui kelengkapan dokumen, kondisi fisik, dan fitur mobil bekas yang akan dibeli secara menyeluruh dan dibantu oleh mekanikmekanik yang berpengalaman. “Masalah yang sering dihadapi oleh calon pembeli mobil bekas adalah takut rugi, tidak dapat mengecek kondisi mesin secara mandiri sedangkan biaya cek mesin di bengkel resmi relatif mahal, dan adanya rasa tidak percaya terhadap mekanik yang direkomendasikan oleh penjual. Melalui aplikasi ini, calon pembeli mendapatkan informasi faktual mengenai kondisi mobil bekas. Aplikasi ini memberikan layanan yang tidak memihak dengan ahli yang memiliki kemampuan mengecek kondisi mobil sehingga pembeli tidak perlu datang untuk inspeksi, dan tentu saja layanan diberikan dengan harga yang terjangkau,” terangnya. [mei]

foto:dok. Biro IV

Universitaria

4

Perpustakaan UKDW, Sentra Informasi yang Handal

foto:dok. perpus UKDW

C

ikal bakal Perpustakaan Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta (UKDW) diawali dengan digabungkannya koleksi Perpustakaan Fakultas Teologi, Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik, dan Fakultas Biologi pada bulan Juli 1993. Menjadi salah satu unit yang diresmikan pada 30 Oktober 1993, perpustakaan UKDW telah terakreditasi A sesuai dengan Nomor 00001/LAP.PT/IX.2016 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

Perpustakaan yang memiliki semboyan “Read, Learn, and Lead the World” ini menyediakan beberapa fasilitas seperti ruang administrasi dan keuangan, loket peminjaman, loket pengembalian, loker penyimpanan barang, tiga bilik membaca yang berada di lantai satu, ruang pengolahan, ruang koleksi pascasarjana, ruang diskusi bagi mahasiswa di lantai tiga, satu bilik baca kelompok di lantai dua, ruang komputer, dua ruang staf perpustakaan, dan ruang studi karel.

Perpustakaan UKDW juga menyediakan beberapa layanan diantaranya layanan sirkulasi buku dan periodikal, layanan Pusat Teologi Feminis, layanan peminjaman dan pengembalian koleksi untuk sivitas akademika UKDW maupun dari luar UKDW yang dapat diakses melalui Jogja Library for All (JLA). Selain itu juga terdapat program pengolah terbitan berkala, layanan pembuatan akun sistem informasi tugas akhir (SInTA), sistem penelusuran SInTA, akses jurnal dan jurnal online, serta ketersediaan Online Public Access Catalog (OPAC).

Unit yang memiliki visi menjadi salah satu sentra informasi yang handal dan sumber riset menuju ke arah perpustakaan digital berbasis teknologi informasi di dunia perguruan tinggi, komunitas gereja, dan masyarakat ini juga memiliki jenis koleksi diantaranya koleksi pustaka umum, koleksi pustaka referensi, koleksi digital yang berupa CD, dan database artikel proquest. Selain itu terdapat koleksi terbitan berkala (jurnal, majalah, dan koran), koleksi karya ilmiah (skripsi, tesis, disertasi, artikel ilmiah), serta koleksi taman bacaan PPS .

Seluruh koleksi yang terdapat di Perpustakaan UKDW dapat diakses oleh seluruh mahasiswa aktif, dosen, staf, dan karyawan UKDW. Perpustakaan memiliki koleksi 52.818 judul buku dan dilengkapi dengan akses ke jurnal online seperti Springer, Emerald, EBSCO, ProQuest, Cengage, dan Scopus. Bagi mahasiswa yang ingin menulis tugas akhir, perpustakaan menyediakan ruang khusus untuk menulis.

Mahasiswa yang ingin berkunjung ke perpustakaan wajib memenuhi aturan yang berlaku seperti harus berpenampilan sopan, menunjukkan kartu pengenal, menyimpan tas ke dalam loker, menjaga kenyamanan belajar, tidak merusak koleksi dan fasilitas perpustakaan, serta tidak membawa makanan dan minuman. Selain itu pengunjung dilarang merokok di dalam perpustakaan.

Dalam upaya peningkatan jumlah kunjungan, Perpustakaan UKDW sering mengadakan kegiatan seperti seminar, bedah buku, lomba menulis cerpen dan esai, serta pelatihan membuat bunga dari bahan akrilik. Selain itu juga mengadakan lomba foto dalam rangka perayaan imlek dan valentine. Bahkan selama tiga tahun terakhir, Perpustakaan UKDW membagikan coklat untuk pengunjung yang meminjam buku pada tanggal 14 Februari.

Ada yang menarik di salah satu sudut Perpustakaan UKDW yaitu adanya “BI Corner”.

Pada bulan Februari 2017, Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY Budi Hanoto secara resmi menyerahkan bantuan Pojok Baca “BI Corner” kepada Rektor UKDW Ir. Henry Feriadi, M.Sc., Ph.D. untuk Perpustakaan UKDW. Saat itu Budi Hanoto menyampaikan bahwa BI Corner merupakan suatu program kepedulian BI kepada masyarakat dengan tujuan mahasiswa atau masyarakat dapat lebih memiliki kesempatan untuk mengakses dan memperoleh informasi terkini yang berkualitas terutama informasi di bidang ekonomi dan keuangan serta agar dapat lebih mengenal dan memahami tugas dan peran Bank Indonesia dalam perekonomian Indonesia.[Putri]

SELAMAT HARI BUKU NASIONAL 23 APRIL 2019

?

CATATAN SEJARAH BUKU DI ERA KUNO-SEBELUM DITEMUKAN KERTAS ZAMAN MESIR KUNO(1800 SM) memperkenalkan tulisan hierogil/gambar pada

MENELUSURI SEJARAH

BUKU

BUKU KUNO

ZAMAN DINASTI KELIMA

KITAB PARA NABI

Buku pertama yang ditulis di lembaran papyrus berkisah tentang Raja Neferirkare Kaki

mulai digunakan untuk penyebaran ajaran keagamaan

2400 SM

550 SM

Gulungan papyrus terpanjang terdapat di British Museum London. Panjangnya mencapai 40,5 meter. batu-batu

papyrus

470 SM Masyarakat di TIMUR TENGAH

pelapah daun lontar

kulit binatang

Lembaran kulit domba ini kemudian disusun secara berlipat, diikat di salah satu sisinya dengan menggunakan jepitan dari kulit

inovasi perkamen dari kulit domba yg dilipat & dianggap sebagai bentuk awal buku berjilid

CATATAN SEJARAH BUKU DI ERA MODERN-SETELAH DITEMUKAN KERTAS BUKU CETAKAN TERTUA Diamond Sutta, menggunakan huruf seperti huruf Cina (tulisan berderet ke bawah, tidak ke samping), serta dipenuhi gambar.

105 M

23 APRIL 1995 Ditetapkan UNESCO sebagai

HARI BUKU SEDUNIA

TSAI LUN penemu kertas

868 M 1400 M

mesin Gutenberg membutuhkan WAKTU LAMA karena masih dilakukan secara MANUAL

MESIN CETAK BUKU PERTAMA Melalui penggabungan huruf-huruf logam yg terpisah menjadi kalimat yang kemudian dicetak menggunakan mesin sederhana

Johanes Gutenberg, Jerman

Sumber Konten: https://www.niahidayati.net/menelusuri-sejarah-buku.html

Infograk: Eva Angelina

Program Studi

5

Seminar Blockchain Technology & Digital Assets

M

enjelang akhir bulan Maret 2019, Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) menggelar seminar dengan mengambil tema “Blockchain Technology & Digital Assets”. Acara yang dilaksanakan di Lecture Hall Pdt. Dr. Rudi Budiman ini menghadirkan pembicara dari BotxCoin yaitu Agusman Surya dan Randi Setiadi Liu, para pakar di bidang bitcoin. Dekan Fakultas Teknologi Informasi UKDW, Budi Susanto, S.Kom., M.T., turut hadir dan menjadi moderator dalam seminar yang sangat menarik ini.

Dalam sesi pertama, Agusman Surya membahas tentang bitcoin. Bitcoin adalah salah satu cryptocurrency yang pada dasarnya adalah sebuah mata uang digital. Bitcoin dapat juga digunakan sebagai komoditas investasi seperti emas. Kita bisa membelinya saat harganya murah, dan menjualnya ketika harganya semakin tinggi. Namun sejauh ini, belum ada aturan spesifik yang mengatur tentang cryptocurrency sebagai komoditi investasi.

Blockchain adalah sebuah teknologi buku besar untuk mencatat semua data dengan cara terdistribusi, dan cryptocurrency merupakan salah satu implementasi daripada blockchain.

Blockchain sulit untuk diretas karena saling terhubung dan tercatat pada semua node.

Data tersebut menyebar, person to person dan jejak digital tidak bisa dihilangkan.

Karena data tersebut meninggalkan trace terbuka untuk publik maka dibutuhkan sebuah kepercayaan. Dalam blockchain tidak ada pihak otorisasasi, yang ada adalah pihak yang mengkonfirmasi. Di era sekarang, yang kita pakai adalah centralize, yaitu ada pihak yang mengatur dari berapa banyak blockchain.

Agusman menyatakan bahwa bitcoin salah satu jenis dari cryptocurrency yang tidak paling mahal pasarnya walaupun paling populer, sehingga semakin banyak koin lain yang baru. Lalu mengapa bitcoin bisa menjadi mata uang? Karena bitcoin memiliki nilai dan bisa untuk melakukan

transaksi. Pada saat bitcoin dikirim, membutuhkan konfirmasi dari buku besar komputer. Biaya konfirmasi itu perlu dibayar yang disebut dengan mining. Biaya transaksi perhari tersebut dikumpul dari sekian juta transaski dikirimkan ke penambang sehingga menjadi sebuah koin. Di dalam dunia bitcoin ada 2 istilah, yaitu koin dan token. Koin memiliki platform blockchain. Koin memiliki batas dan bisa ditambang. Koin cenderung bersifat transfer dan disimpan. Sedangkan token dibuat dari teknologi koin tersebut.

Token sudah ditentukan berapa dan tidak bisa ditambang. Token memiliki suatu fungsi seperti bermain game di Timezone, akan tetapi tidak semua token berfungsi di semua proyek.

Pada sesi kedua, Randi Setiadi Liu membahas lebih detil mengenai produk dari perusahaan BotxCoin. Dijelaskan bahwa dengan adanya robot maka pengguna tidak perlu memantau setiap detik. Karena robot terus melakukan proses setiap 12 detik selama 24 jam 365 hari nonstop; kecuali pulsanya

habis. Pada saat robot sudah bisa menghasilkan keuntungan, maka akan ada pembagian hasil.Dimana setiap keuntungan akan diambil 20% oleh pihak BotxCoin, disitulah letak demand market. Randi mengatakan bahwa bisnis sekarang cenderung adalah bisnis online. Kaum milenial diharapkan bisa mengikuti bahkan mengembangkan lebih jauh, karena mereka lebih mudah mengerti hal baru dan tidak gaptek. Sebagai pelaku bisnis harus bisa menerima perubahan, karena jika tidak maka akan kalah dari perusahaan online.

Seminar diakhiri dengan acara bagi-bagi doorprize dari BotxCoin kepada mahasiswa, serta pemberian hadiah sebesar masingmasing satu juta rupiah bagi 3 orang mahasiswa yang beruntung. [Debora]

Melirik Bisnis Budidaya Jamur

D

alam rangka mengenalkan budidaya jamur dan memberikan wawasan tentang kewirausahaan kepada siswa, Fakultas Bioteknologi Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) bekerjasama dengan SMA Negeri 1 Jetis Yogyakarta mengadakan serangkaian acara bertajuk “Workshop Pembibitan Anggrek dan Pengembangan Kewirausahaan Berbasis Budidaya Jamur”.

Salah satu kegiatan yang diadakan pada hari Sabtu, 16 Maret 2019 yaitu pelatihan pembibitan jamur diikuti oleh sekitar 90 siswa-siswi SMA Negeri 1 Jetis Yogyakarta dan SMA Negeri 2 Bantul serta beberapa mahasiswa Fakultas Bioteknologi UKDW yang tergabung dalam Mycoteam. Selain pelatihan ini, lomba membuat produk yang berbahan dasar jamur, juga diselenggarakan dan diikuti oleh perwakilan siswa-siswi. Rangkaian kegiatan ini bertujuan untuk menambah wawasan dan informasi tentang jamur, meningkatkan daya kreativitas, dan juga melatih siswa-siswi untuk membangun jejaring khususnya di dunia agribisnis.

Jamur merupakan salah satu jenis tanaman yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh, diantaranya memperkuat sistem kekebalan tubuh dan membantu menurunkan angka kolesterol. Jamur juga dapat menghambat pertumbuhan sel kanker

karena mengandung antioksidan yang dapat membersihkan tubuh dari radikal bebas.

Beberapa manfaat terkait kesehatan inilah yang membuat jamur menjadi salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan.

Budidaya jamur merupakan budidaya tanaman yang mudah, minim limbah, dan menggunakan konsep reuse. Budidaya dimulai dengan menggunakan limbah padi seperti jerami dan bekatul ataupun limbah kayu (serbuk gergaji) sebagai media tumbuh jamur. Pemilihan media ini disesuaikan dengan jenis jamur yang akan dibudidayakan.

Proses dilanjutkan dengan fermentasi, sterilisasi, inokulasi media tumbuh, dan diakhiri dengan inkubasi jamur. Inkubasi jamur membutuhkan waktu sekitar satu bulan untuk menghasilkan jamur yang siap dipanen.

Media tumbuh yang telah selesai digunakan dapat digunakan kembali sebagai pakan hewan ternak, media ternak cacing ataupun bahan bangunan.

Dosen Bioteknologi UKDW, Dra. Aniek Prasetyaningsih, M.Si. mengatakan bahwa program kerjasama ini merupakan program awal untuk memberikan edukasi tentang jamur, budidaya jamur, serta kelebihan dan kekurangannya. Aniek Prasetyaningsih berharap program ini tidak akan berhenti di sini, tetapi akan terus berlanjut. 1200 bibit

jamur yang diberikan Fakultas Bioteknologi UKDW kepada pihak SMA Negeri 1 Jetis Yogyakarta diharapkan dapat dikembangkan sehingga nantinya sekolah mampu memiliki profit center yang menghasilkan bibit sendiri, menghasilkan keuntungan yang dapat digunakan sebagai dana sekolah, dan mengembangkan inovasi tersendiri dalam mengolah jamur. Kegiatan ini juga diharapkan dapat dikembangkan lebih luas, sehingga dampaknya juga dirasakan oleh para guru dan orangtua siswa. Tidak hanya sebagai pengetahuan baru bagi siswa-siswi, tetapi juga dapat memberikan manfaat ekonomi. Pihak Fakultas Bioteknologi UKDW menambahkan, untuk membantu siswa-siswi mengambangkan produk jamur, pendampingan dan pemantauan periodik akan dilakukan selama beberapa waktu ini.

Theo Situmorang, salah satu mahasiswa Fakultas Bioteknologi UKDW, yang tergabung dalam Mycoteam berpendapat bahwa acara ini sangat bermanfaat bagi bagi dirinya maupun bagi siswa-siswi peserta pelatihan. Bukan hanya untuk menambah pengalaman, namun kegiatan ini menjadi wadah baginya untuk berbagi pengetahuan dan merealisasikan ilmu yang sudah dia peroleh melalui perkuliahan. Melalui kegiatan ini, siswa-siswi juga dapat belajar dan saling berbagi ilmu dengan para mahasiswa dan dosen.

foto:dok. Panitia

Sebagai Plan of Action, siswa-siswi SMA Negeri 1 Jetis dan SMA Negeri 2 Bantul akan memilih beberapa jenis jamur yang menarik (wana dan bentuk) dan membuat drop box untuk media pertumbuhan jamur tersebut.

Paket inilah yang akan dijual atau dijadikan hadiah dalam kegiatan-kegiatan sekolah.

Melalui cara ini diharapkan lebih banyak lagi siswa-siswi, guru, ataupun orang tua siswasiswi yang tertarik untuk lebih mempelajari dan melirik budidaya bisnis sebagai salah satu pilihan kegiatan. [Veronica]

Merawat Akar Budaya Tionghoa di Yogyakarta

S

tefanus Frista SH, SE, M.S.Ak atau yang akrab disapa Frista merupakan Sekretaris Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Daerah Istimewa Yogyakarta sekaligus merupakan aktivis di Jogja Chinese Art And Culture Centre (JCACC). Wadah inilah yang mempersatukan 14 paguyuban Tionghoa di Yogyakarta dan bersama-sama mensukseskan agenda tahunan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) yang setiap tahun diselenggarakan di Kampung Ketandan, Malioboro, selama tujuh hari menjelang perayaan Cap Go Meh. Pria yang lahir di Bengkulu, 28 Maret 1986 ini mulai mengikuti kegiatan di PBTY semenjak tahun 2015 karena pengampu acara yang selalu bergilir pada tahun tersebut adalah Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) DIY. Pada saat itu, pria yang juga merupakan dosen perpajakan di program studi Akuntansi dan Ketua Tax Center Univesitas Kristen Duta Wacana (UKDW) menjadi Wakil Ketua II di acara PBTY ke 10.

Ide awal penyelenggaraan kegiatan festival ini berawal dari ide seorang dosen Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dr. Ir. Murdijati Gardjito untuk menggelar kegiatan kuliner makanan pada tahun 2006. Seiring berjalannya waktu, kegiatan festival makanan ini pun terus berkembang dan merangkul semakin banyak organisasi termasuk 14 perkumpulan Tionghoa yang sekarang bersatu dalam wadah JCACC. Pada tahun ini, Pagelaran PBTY yang ke-14 kalinya mengusung tema “Harmony in Diversity” yang berarti meskipun ada keanekaragaman budaya, masyarakat diharapkan agar tetap harmonis. Ketua JCACC, Drs. T. Harry Setio, STS mengatakan kepada media bahwa kegiatan ini juga akan menjadi bagian dalam kampanye dunia pariwisata Indonesia mengingat agenda budaya ini cukup banyak menarik minat kunjungan wisatawan.

Bahkan hal yang membanggakan tahun ini adalah predikat yang diberikan oleh Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, PBTY bukan lagi sebagai Pesona Indonesia

namun sudah meningkat menjadi Wonderful Indonesia. Ini artinya PBTY akan dipromosikan di mancanegara dan PBTY ke 15 tahun depan diharapkan akan menarik wisatawan dari luar negeri untuk datang ke Jogja.

Menurut dosen yang juga merupakan alumni prodi Akuntansi UKDW dan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Bisnis tahun 2012 ini, menjadi bagian dari perkumpulan merupakan panggilan alam bagi dirinya. Artinya, secara alamiah, seseorang, entah itu Tionghoa, Jawa, Batak, Minang dan sebagainya, pasti memiliki rasa ingin tahu bagaimana caranya merawat akar budayanya masing – masing. Dengan cara inilah seseorang dapat mengenal budaya secara lebih dalam. Ia berpesan kepada para mahasiswa di UKDW agar tidak hanya fokus ke dunia akademik saja, namun juga perlu terlibat dengan kegiatan – kegiatan sosial yang positif, salah satunya ialah PBTY ini.

Kegiatan ini adalah salah satu cara untuk melatih keterampilan hidup bermasyarakat

maupun bersosialisasi. Relasi sangatlah penting, kegiatan ini dapat menjadi ajang untuk berinteraksi dengan banyak orang, baik itu anak muda maupun orang tua.

Istilah “tak kenal maka tak sayang” sering kali terdengar, harapannya saat berorganisasi nantinya pikiran dapat terbuka. Lewat budaya inilah seseorang dapat merangkul dan mengikis prasangka negatif tentang budaya orang lain. Karena saat ini sudah tidak jamannya lagi anak muda berbicara tentang rasis dan isu negatif.

Seharusnya, anak muda masa kini harus berpikir bahwa Indonesia itu satu dan mulai berbicara sebagai bangsa Indonesia yang integral dan tidak saling membeda bedakan.

“Saya tetap optimis bahwa Indonesia akan menjadi negara yang besar.” tutupnya. [Ivan] [Artikel ini sebagai artikel lanjutan dari rubrik “Profil Bulan Ini” Koran Kampus edisi Februari 2019]

Program Studi

6

Theology Internal CUP: Sarana Meningkatkan Keakraban

foto:dok. Panitia

foto:dok. Panitia

foto:dok. Panitia

foto:dok. Panitia

BC Day Eratkan Pengurus LK Fakultas Bisnis

foto:dok. Panitia

foto:dok. foto:dok. Panitia Panitia

foto:dok. Panitia

foto:dok. Panitia

foto:dok. Panitia

T

anggal 15 Maret - 4 April 2019, Fakultas Teologi UKDW mengadakan kegiatan Theology Internal Cup (TIC). Kegiatan ini merupakan pertandingan atau kompetisi olahraga antar angkatan di Fakultas Teologi UKDW yang diselenggarakan dengan tujuan untuk meningkatkan keakraban antar mahasiswa. Selain itu, kegiatan ini juga merupakan wadah minat dan bakat bagi mahasiswa Fakultas Teologi, khususnya di bidang olahraga.

Rangkaian acara TIC tahun 2019 ini dimulai pada tanggal 15 Maret. Cabang olahraga yang diperlombakan adalah tarik tambang dan e-sport, yaitu Mobile Legend, yang berlangsung di Asrama UKDW Seturan.

Kompetisi badminton dilaksanakan pada tanggal 22 April 2019 di Depok Sport Center Seturan. Cabang olahraga berikutnya yang diperlombakan adalah voli yang diadakan di lapangan Denkesyah Yogyakarta pada tanggal

foto:dok. Panitia

29 Maret 2019. Kemudian pada tanggal 3 Maret 2019 di Lapangan Futsal Telaga Tiga dilaksanakan perlombaan futsal. Rangkaian acara TIC ditutup dengan pertandingan basket yang dilaksanakan pada tanggal 4 April 2019, bertempat di Sport Academy, Jogja. Meskipun masih terdapat banyak kendala dan kekurangan, secara keseluruhan acara berlangsung dengan lancar, meriah, dan dengan partisipasi aktif dari seluruh mahasiswa.

Dengan mengadakan kegiatan TIC, diharapkan relasi dan keakraban mahasiswa Fakultas Teologi dapat ditingkatkan menjadi lebih baik. Meskipun bentuk kegiatannya ialah kompetisi olahraga, namun yang lebih ditonjolkan dan diutamakan dalam kegiatan ini adalah keakraban. Meskipun tujuan tersebut masih belum maksimal tercapai, namun kegiatan TIC di tahun-tahun selanjutnya diharapkan keakraban bisa tercapai.[MF]

foto:dok. Panitia

P

ada hari Sabtu (06/4) lalu, Lembaga Kemahasiswaan (LK) Fakultas Bisnis mengadakan satu gathering event yang disebut “Business Crew Day” (BC Day). Event ini mengusung tema “Together in One”. Makna dari tema itu adalah meskipun terdapat beberapa LK di Fakultas Bisnis, tetapi LK tersebut memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk memajukan Fakultas Bisnis. Terdapat empat LK yang berada di bawah naungan Fakultas Bisnis yaitu Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Himpunan Mahasiswa Program Studi Manajemen (HMPSM), dan Himpunan Mahasiswa Program Studi Akuntansi (HMPSA).

foto:dok. Panitia

Acara ini dilaksanakan di Wisma Duta Wacana yang terletak di Jalan Kaliurang Km.23 Pakem, Banteng, Hargobinangun, Sleman. Acara ini diharapkan menjadi sarana untuk mempersatukan LK yang berada di Fakultas Bisnis serta dapat mempererat rasa kekeluargaan antara pengurus-pengurus LK. Acara ini diisi dengan fun games yang dirancang untuk meningkatkan kerjasama antara anggota yang terdiri dari pengurus LK yang berbeda.[Meita]

Dokter Lulusan FK UKDW Siap Melayani Masyarakat

s

ebanyak 26 dokter lulusan FK UKDW telah dilantik dalam acara Sumpah Dokter Periode XII pada tanggal 27 April 2019 di Sahid Jaya Hotel & Convention, Babarsari, Sleman, Yogyakarta. Sumpah Dokter Indonesia adalah sumpah yang dibacakan oleh seseorang yang akan menjalani profesi dokter Indonesia secara resmi. Lafal Sumpah Dokter Indonesia pertama kali digunakan pada 1959 dan diberikan kedudukan hukum dengan Peraturan Pemerintah No.26 Tahun 1960.

Dokter-dokter baru yang dilantik telah meyelesaikan Pendidikan Kedokteran (S.Ked.) dan juga Pendidikan Profesi Dokter selama kurang lebih enam tahun, serta Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Pendidikan Dokter (UKMPPD) pada tanggal 10 Februari 2019 untuk Computer Based Test dan tanggal 16-18 Februari 2019 untuk Objective Structured Clinical Examination.

Prosesi pengambilan sumpah para dokter dipimpin oleh Dekan Fakultas Kedokteran, Prof. Dr. Jonathan Willy

Siagian, Sp.PA. Beberapa rohaniawan hadir untuk mendampingi pengucapan sumpah.

Tentunya menjalankan profesi seorang dokter sesuai sumpah ini sangatlah berat, namun untuk kedepannya diharapkan para dokter lulusan FK UKDW mampu melakukan apa yang telah di ucapkan dalam sumpah.

Dalam sambutannya Prof. Dr. Jonathan Willy Siagian, Sp.PA menyampaikan bahwa untuk menjadi seorang dokter tidaklah hanya sebatas pada tindakan kuratif,

dr. Amelia Litmantoro Hidayat dr. Andhika Putra Rahardjo dr. Ayu Anita Rosalia dr.Clarissa Daphna Genoveva Nitihardjo dr. Dicky Ariyono Bumbungan dr. Elisabeth Marselina dr. Ezra Gde Asa Hamijoyo dr. Indra Putra Prakarsa

melainkan juga harus berpikir preventif termasuk juga membangun budaya promotif.

Acara ini dihadiri sekitar 300 orang, yang terdiri dari Dekanat, Senat, staf-staf FK UKDW, dan keluarga para lulusan. Turut hadir dalam acara tersebut, Direktur RS Bethesda, dan sesepuh Fakultas Kedokteran, serta para tamu undangan lainnya. [Sherlly]

dr. Januarius Hendra Kurniawan Sefriyanto dr. Jovian Chendy dr. Ligia Riesky Banche dr. Nugradhyani Jwalita dr. P.K. Benny Hwanggara dr.Tamara Heradwita Galuh Sekarini dr. Yonathan Adhitya Irawan dr. Zilvia Lisye Tambengi

Program Studi

7

Goshen College Students’ Service (Immersion) Term

A

s a part of the Study Service Term (SST) Goshen College (GC), 13 GC students participated in an immersion period called Service Term, where they are expected to apply their skills and knowledge in various communities across Yogyakarta municipality. The Service Term which lasted for 6 weeks, from 23 February – 4 April 2019 was aimed to provide GS students with opportunities to engage in an immersion experiences in some communities through intensive activities. Located in 3 regencies, namely Bantul, Sleman, and Kulon Progo, this Service (Immersion) Term promoted social and life skills, leadership development, social and cultural awareness, and solidarity in diversity.

Bina Anggita School for students with autism spectrum disorder and Dream House Organization for street children are the host institutions in Bantul regency where some of the GC students experienced their service (immersion) term. Two GC students spent 6 weeks in Bina Anggita School for students with autism spectrum disorder, assisting teaching, helping doing the school administration work, and helping the students in needs during their swimming and music classes. Likewise, another two GC students did their service (immersion) term in Dream House Organization, a non-profit organization

that transforms and empowers street children through holistic education approach. During the 6 weeks service period, the focus of the service (immersion) term had been mainly on advocating street children through personal guidance and approach.

The service (immersion) term in Sleman regency took place in two host institutions, namely Yakkum Rehabilitation Center and Institute for Interfaith Dialogue (Interfidei). Two GC students who did their service (immersion) term in Yakkum Rehabilitation Center worked with the educators and staff in preparing kindergarten children with cerebral palsy to attend elementary school by developing their cognitive abilities, inter-social skill, and interests. In addition, GC students involved in the video making session for psychosocial-disabled clients who have difficulties in accessing public facilities. Interfidei, the other host institution in Sleman regency, became the 'home' for one GC student and helped him immerse in the inter-religious awareness through education, inter-religious workshops and seminars, as well as community engagement.

Kulon Progo regency had hosted 6 GC students and provided them with various immersion activities in some of the institutions around Boro area. Sancta

Maria orphanage for boys was one of the other host institutions which had provided GC students with the experiences of living and working in the orphanage and helping with the children's daily activities. These experiences were paired with the service experience in Pangudi Luhur Elementary and Junior High School where GC students were required to assist the teachers and students during the teaching and learning process. Perdikan EcoEdupark, an early childhood education center, was 'home' for one GC student during her service (immersion) term. During 6 weeks, GC student helped the community in and around Perdikan EcoEdupark in providing education for young learners three times a week, participating in home industry activities, such as making tempeh and cantella asiatica chips, as well as farming.

The next host institution was a chrysanthemum farm which belongs to Pak Tody, the chairman of chrysanthemum farmers association in Kulon Progo. There was one GC student doing her service (immersion) term in this place who has a great interest in flower farming. The aims of the service (immersion) in the chrysanthemum farm were to immerse and familiarize GC student with the process of chrysanthemum farming and introduce her with the local culture and values. Pangudi Luhur (PL) elementary school Kalirejo was

the last institution hosted two GC students during their service (immersion) term. PL elementary school has been empowering their students with organic farming skills and incorporating organic farming into the school curriculum. GC students who partook in PL elementary school dedicated their skills and knowledge in assisting the teachers and students during class activities, participating in farming, and socializing with the community around the school.

During the six-week service (immersion) term, each day was special and there was no typical' day for GC students, as stated by most of them during the last day of their service. The experiences varied greatly from one student to another, were rewarding, and life-changing for some of them. In addition, they experienced handson learning opportunities which might have enabled them to understand social issue, raise their awareness, learn new skills, meet new people, and embrace diversity. The celebration of their hands-on learning experience was conducted through presentation sessions sharing their project and valuable experiences during the six weeks of service (immersion) term. [LAK]

Learning with Fun in Perdikan EcoEdupark Kulon Progo

O

n Saturday, 6th of April, 2019 the 2016 students and lecturers of Prodi PBI (Pendidikan Bahasa Inggris) visited Perdikan EcoEdupark in Kulon Progo. Owned and founded by Mr. Edy Priharsono or usually called as Mr. Edy, Perdikan EcoEdupark is a non-formal educational group which is located in Samigaluh, Kulon Progo, Yogyakarta.

Perdikan EcoEdupark has a unique story. Its name has a beautiful and significant meaning. According to Mr. Edy, the meaning of ‘Perdikan’ is freedom which means that the students have the freedom to improve their creativity and knowledge. Moreover, Perdikan EcoEdupark which has established one and a half year ago previously was a rice field, until Mr. Edy got an idea to build a school. He established this school in order to

foto:dok. Panitia

prepare the students to increase their softskills which will be needed in the future. The main learning approach of Perdikan EcoEdupark is learning and playing with nature. Therefore, students attending Perdikan EcoEdupark are learning while playing with nature around them.

foto:dok. Panitia

Beside Mr. Edy, Mr. Henricus Ery Budinurcahyo or usually known as Mr. Ery is also one of the teachers and the co-founder of the school. Mr. Ery said that although the teachers here are still limited in number, it does not stop the schools to let the students learn and improve. In addition, he said that

the purpose of this educational group is to widen the natives’ knowledge. Aside from the children there, Perdikan EcoEdupark also educates parents who wait for their children during school hours. Mr. Ery said, “For parents, we mostly teach them about NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), how to cook, and how to prepare tillage”. Furthermore, in Perdikan EcoEdupark, they do not only focus on the learning material, but we also focus on life values such as how to talk with parents or older people, wash their hands before they eat, and daily skills. In the end, according to Mr.Ery, the students here are assessed by their progress of learning and confidence during the learning process. [Ruth Eliana]

All-Breed Dog Show in Universitas Kristen Duta Wacana

E

very new student in Universitas Kristen Duta Wacana has to participate in a mandatory program, called Student Management Leadership Training Program (Program Pelatihan Kepemimpinan dan Manajemen Mahasiswa/P2KMM). The aim of this program is to develop their potential and soft skills. The participants were divided into several groups that consists of students from various department in UKDW. Every group has to make an exhibition, competition or even seminar. As a result of some meetings and discussion, every group will decide the theme of their exhibition, competition, or seminar. One of the teams, namely Respek, chose to make a dog show, in the form of their exhibition.

They chose it based on reality that a lot of student in Universitas Kristen Duta Wacana has interest in dog and some of the students even have dogs. In each team, every student has a role and job responsibilities, such as leader, deputy leader, secretary, treasurer, and other divisions. Team must manage to prepare it well although the preparation of this exhibition was quite complicated and

foto:dok. Panitia

foto:dok. Panitia

foto:dok. Panitia

difficult. The All-Breed Dog Show was held on Monday, April 8th, 2019. From 1-4 p.m. in front of “Kapel Bawah”.

Several dog communities, such as Animal Lovers Jogjakarta, Alaskan Malamute Jateng, Poodle Lovers, Angon Asu and some students of UKDW participated in this show. The event showcased some breeds, such as Alaskan Malamute, Samoyed, Golden Retriever, Pitbull, Poodle, Tackle, German Shepherd, and

many more; these dogs showed their skill in dog performance. Besides showcasing some dog breeds, this show also presented theatrical drama to encourage people to stop consuming dog meat. In addition, there was also a Q&A and sharing session about dogs. This event was closed by a photo session for participants.

Photo session which became one of the most favorite session for the participants. This exhibition was visited by more than 200 people.

Based on the team members’ opinion, this program taught them how to manage an event and how to make a good planning. In addition, this program also taught student how to work in team. They said,”It is such an unforgettable experience. We realize that we cant work alone and teamwork is everything.”

[Elnora]

Siraman Rohani

8

PASKAH: Kristus Bangkit, Perempuan Bangkit!

Lukas 24: 1-12

P

askah tahun ini diperingati bersamaan dengan Hari Kartini yaitu pada tanggal 21 April 2019. Hari Kartini merupakan peringatan hari emansipasi wanita di Indonesia. Lewat upayanya untuk menyuarakan pemikirannya melalui suratsurat yang ia tuliskan, maka Kartini ditetapkan sebagai ikon pergerakan dalam hak politik perempuan. Momen Paskah tahun ini menjadi sangat menarik ketika kita mengingat Hari Kartini dan membaca teks Kebangkitan Yesus khususnya yang dituliskan di Lukas 24 : 1-12.

Lukas memberikan tekanan tersendiri tentang kondisi perempuan saat mereka dipakai Tuhan untuk mewartakan berita kebangkitan Yesus.

Habis Derita Terbitlah Berita Dalam teks tersebut, para perempuan (Maria dari Magdala, Yohana, dan Maria ibu Yakobus, dan perempuan-perempuan lain) datang ke kubur Yesus untuk mengurapi jasad Yesus. Ternyata Yesus tidak ada dan mereka ditemui oleh dua orang yang memakai pakaian berkilau-kilauan yang mengatakan bahwa Yesus hidup, Yesus tidak ada di antara orangorang mati. Tetapi mengapa mereka datang ke sana? Kegalauan mereka akan penderitaan Yesus menyentuh perasaan mereka, mereka ingin mengurapi Yesus dan memberikan yang terbaik bagi-Nya. Ayat 1 mengatakan “tetapi pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu...” menyiratkan kegelisahan dalam diri perempuan-perempuan tersebut karena kepergian Yesus. Kesedihan mendalam menuntun mereka untuk datang ke sana membawa rempah-rempah dan mengurapi jasad-Nya. Mereka belum siap untuk kehilangan sosok penuh kasih yang banyak menguatkan mereka.

Maria dari Magdala, Yohana, Maria ibu Yakobus dan perempuan-perempuan lain adalah representasi dari para murid. Mereka mencari jasad Yesus karena mereka benarbenar sayang dan terguncang dengan peristiwa penderitaan Gurunya yang begitu sensasional.

Guru yang revolusioner itu mati di tangan pemerintah dan para pemuka agama. Ia menjadi sosok yang dibuang dan dimatikan secara politis karena mengganggu keselarasan sistem penindasan tak kasat mata yang mengungkung kehidupan masyarakat pada saat itu. Ajaran cinta kasih yang begitu kuat Ia wartakan terutama pada berbagai golongan kecil yang mengalami diskriminasi membuat golongan elit resah dan gelisah. Yesus sadar sejak awal bahwa jalan yang dipilih-Nya adalah jalan menuju penderitaan. Namun itu bukanlah sebuah persoalan. Selama Ia bersama-sama dengan murid-murid-Nya, Ia terus menguatkan mereka bahwa penderitaan itu bukan akhir. Bahwa kematian bukan kekalahan. Bahwa maut bukanlah tanda seseorang berdosa dan dihukum.

Namun murid-murid memang belum sanggup untuk mengerti dan menerima apa yang Yesus ajarkan. Terbukti dari apa yang

dikatakan oleh sosok berkilauan yang menemui para perempuan. “Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati? Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit. Ingatlah apa yang dikatakan-Nya kepada kamu, ketika Ia masih di Galilea, yaitu bahwa Anak Manusia harus diserahkan ke tangan orang-orang berdosa dan disalibkan, dan akan bangkit pada hari yang ketiga,” (ayat 5b-7). Kematian Yesus dianggap sebagai suatu akhir karya Yesus oleh para perempuan (dan juga para murid). Kesedihan dan kemungkinan besar keputusasaan membuat mereka lupa akan perkataanperkataan Yesus semasa mereka bersama.

Perjumpaan para perempuan dan dua sosok yang pakaiannya berkilau-kilauan itu mendatangkan satu hal penting yakni berita.

Setelah penderitaan yang dialami Yesus, yang membuat harapan tentang kehidupan dalam diri para perempuan (dan para murid lainnya) sempat mati, dua sosok berkilauan tadi menyampaikan berita tentang Yesus yang hidup. Meski berita itu disampaikan dengan nada teguran, tetapi kedua sosok itu sedang mengingatkan mereka untuk kembali percaya bahwa karya Yesus tidak berakhir karena kematian. Berita itulah yang seharusnya menjadi fokus para perempuan, bukan ratapan dan kemurungan atas penderitaan Yesus.

Pantaskah Jika Perempuan Mewartakannya?

Tentu berita yang diterima para perempuan ini sebuah berita gembira. Yesus tidak mati! Ia hidup di antara orang mati!

Kesedihan yang tadinya menguasai mereka kini bertransformasi menjadi kesukacitaan tak tertahankan. Mereka segera menemui muridmurid Yesus dan mewartakan berita tersebut.

Namun apa yang terjadi? Perkataan Maria dari Magdala, Yohana, Maria ibu Yakobus, dan perempuan-perempuan lain tidak dipercaya oleh para rasul. Bagi mereka, perkataanperkataan itu seakan-akan omong kosong (ayat 11).

Di zaman itu, perempuan memang dilihat sangat rendah. Perempuan tidak punya porsi dalam kehidupan keagamaan. Perempuan

tidak bisa masuk ke ruang-ruang tertentu di Bait Allah, perempuan tidak bisa mengikuti ibadah di sinagoge. Kalaupun bisa, akan ada sekat yang dibuat yang memisahkan perempuan dari bagian sinagoge lainnya. Pandanganpandangan seperti ini cukup kuat mempengaruhi pemikiran para murid. Para murid terbiasa merendahkan perempuan, mengabaikan apa yang dipikirkan atau dikatakan perempuan. Walaupun berita itu sejalan dengan apa yang diucapkan Yesus sebelum Ia menerima penderitaan salib, mereka mengabaikan perkataan itu. Hanya Petrus yang mempertimbangkan berita yang ia dengar kemudian pergi ke kubur untuk mengecek kebenarannya.

Injil Lukas memang punya tekanan khusus pada pembelaan hak-hak kelompok yang didiskriminasi di dalam Alkitab. Salah satunya pada kelompok perempuan. Cerita tentang kebangkitan Yesus di kitab Injil lainnya punya tekanan yang berbeda. Matius menuliskan bahwa para perempuan bertemu Yesus dan diminta untuk menyampaikan kabar kebangkitan-Nya pada para murid. Markus menuliskan bahwa para perempuan bertemu dengan seorang muda yang memakai jubah putih yang menyampaikan kabar kebangkitan Yesus. Para perempuan diminta untuk menyampaikan kabar namun mereka tidak menyampaikannya pada siapa-siapa karena mereka takut. Yohanes menuliskan bahwa para perempuan hanya melihat kubur kosong dan menduga jasad Yesus diambil orang dan entah diletakan di mana. Perempuan memang samasama disebutkan dan diberi porsi. Namun hanya Lukas yang secara terbuka menunjukan apa yang terjadi kepada para perempuan ketika mereka mengabarkan berita kebangkitan Yesus pada murid-murid-Nya. Ketidakpercayaan para murid serta anggapan mereka bahwa perkataan tersebut seakan-akan omong kosong merupakan cara Lukas untuk menunjukan konteks kehidupan perempuan di masa itu. Perempuan tersingkir, tidak diperhitungkan, dan tidak dipercaya.

Namun ironisnya, merekalah yang pertama-

tama menerima kabar kebangkitan.

Merekalah yang mendapatkan perintah dari dua sosok yang ada di dekat kubur Yesus untuk mewartakan berita kemenangan Yesus akan kematian. Merekalah saksi pertama di kubur Yesus yang melihat kuburnya kosong. Allah memakai mereka (yang tidak diperhitungkan dan tidak dipercaya) untuk mewartakan berita kebangkitan dan menyalakan pengharapan pada diri para murid yang kecewa melihat “Jagoannya” mati.

Apa yang diceritakan pada teks ini sejalan dengan apa yang dikaryakan Allah saat kelahiran Yesus. Para gembala, kelompok yang juga dianggap remeh secara strata sosial, juga dipakai Allah untuk mewartakan berita kelahiran Sang Mesias. Kehadiran Yesus, Putra Allah yang membebaskan manusia dari belenggu dosa adalah kehadiran yang membebaskan. Cara-Nya menghadirkan diriNya pun dengan memberdayakan orangorang yang mengalami tekanan sosial. Ia bukan hanya mengajarkan, tetapi benar-benar menyatakan cinta kasih yang membebaskan dan menghidupkan pengharapan. Allah memperlihatkan bahwa semua orang dari golongan apapun pantas untuk menyatakan berita yang menghidupkan pengharapan bagi orang lain.

Paskah: Kristus Bangkit, Perempuan Bangkit!

Paskah yang umat Kristiani peringati sebagai hari Kebangkitan Yesus adalah poin teologis terpenting dalam agama Kristen.

Yesus Kristus yang menebus dosa manusia di kayu salib menyatakan dengan jelas tentang cinta kasih yang sarat pengorbanan.

Kebangkitan-Nya dari kematian adalah tanda kemenangan atas maut. Tanda kemenangan atas dosa, atas kematian harapan, dan atas penindasan. Yesus Kristus menjadi dasar umat Kristen untuk senantiasa berpengharapan dan bergerak secara progresif memperjuangkan kebenaran dan cinta kasih. Yesus Kristus adalah dasar kebangkitan setiap orang yang disepelekan, diabaikan, dan tak diperhitungkan. Yesus Kristus adalah teladan umat dalam memperjuangkan kesetaraan hak untuk memperoleh kehidupan yang penuh kasih. Di momen Paskah yang bertepatan dengan Hari Kartini pada tahun ini, kiranya kebangkitan Kristus mendorong bangkitnya kesadaran setiap orang untuk menghargai perempuan. Kiranya kebangkitan Kristus mendorong bangkitnya pergerakan progresif di pemerintahan (tingkat nasional maupun lokal) untuk menjamin keamanan dan kesejahteraan hidup perempuan. Kiranya kebangkitan Kristus mendorong bangkitnya semangat perempuan untuk terus berkarya dan menginspirasi lingkungan sekitarnya. [EN]

Opini

9

Pendidikan Manusia Seutuhnya

S

ebagai salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengukur bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan. IPM diperkenalkan oleh United Nations Development Programme (UNDP) pada tahun 1990 dan dipublikasikan secara berkala dalam laporan tahunan Human Development Report (HDR). Di Indonesia, IPM dibentuk oleh 3 (tiga) dimensi dasar: umur harapan hidup, pendapatan per kapita, dan harapan lama sekolah menjadikannya indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat IPM sebesar 70,81 pada tahun 2017. Angka ini membaik 0,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 70,18 persen. Bahkan, angka IPM ini melampaui target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Penyesuaian (APBNP) 2017, yakni 70,1 persen. Menurut BPS IPM pada tahun tersebut menunjukkan angka yang baik untuk menunjukkan apakah pembangunan bisa menjangkau peningkatan kualitas manusia.

Membahas salah satu komponen IPM Indonesia dalam hal pendidikan, kinerja bidang ini diukur dari rata-rata lama sekolah dan angka harapan lama sekolah. Tanpa bermaksud mengecilkan arti hasil pembangunan sumber daya manusia dalam hal pendidikan, kriteria ini menghasilkan data kuantitatif yang perlu dilengkapi dengan data tambahan hasil olah pikir dan olah rasa dalam tugas keseharian para pendidik. Tidak berlebihan kiranya kalau pengukuran berhasil tidaknya sebuah proses pendidikan tidak cukup dijabarkan dengan angka-angka statistik semata. Pembangunan manusia mempunyai dimensi yang cukup kompleks, mencakup tidak hanya aspek kuantitatif tetapi juga kualitatif proses pendidikan dari kegiatan belajar-mengajar baik di kelas maupun luar kelas. Tidak boleh dilupakan juga peran masyarakat, media, teknologi, dan berbagai multi-dimensi kehidupan yang membentuk peserta didik secara individu maupun kolektif.

Salah satu kajian pendidikan yang secara komprehensif membahas usaha peningkatan kapasitas sumber daya manusia di jaman postmodern ini adalah pendidikan sebagai life skills atau kecakapan hidup. Berbagai sumber

gambar:google.com

menyatakan bahwa kecakapan hidup diartikan sebagai kapasitas yang dimiliki seseorang untuk mau dan berani menghadapi problema kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya.

Secara lebih lugas ketrampilan ini memampukan seseorang berperilaku secara adaptif dan positif untuk menghadapi dan menjawab tantangan kehidupan sehari-hari. Dengan pengertian ini, maka kecakapan yang diperlukan bisa bermacam-macam dan secara relatif dipengaruhi oleh aspek sosial budaya serta konteks situasi yang dihadapi. Akan tetapi para ahli pendidikan merumuskan beberapa ketrampilan umum yang harus dikuasai sebagai life skills, yaitu kemampuan mengambil keputusan, mengatasi masalah, berfikir kreatif, berfikir kritis, berkomunikasi secara efektif, kemampuan berelasi, berempati, kesadaran diri, mengendalikan emosi, dan mengatasi tekanan.

Perspektif pendidikan sebagai usaha menyiapkan peserta didik menguasai ketrampilan abad ke 21 juga bisa menjadi salah satu referensi dari paradigma pendidikan untuk mempersiapkan tantangan masa kini dan masa depan. Dalam perspektif ini abad ke21 menuntut berbagai keterampilan yang harus dikuasai seseorang, sehingga diharap-

kan pendidikan dapat mempersiapkan siswa untuk menguasai berbagai keterampilan tersebut agar menjadi pribadi yang sukses di abad ke 21. Keterampilan-keterampilan penting tersebut dikelompokkan dengan empat pilar kehidupan yang mencakup learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together. Learning to know berhubungan dengan proses pembelajaran dan pengembangan pengetahuan yang diperlukan peserta didik untuk melakukan berbagai tugas keseharian mereka di dunia. Dalam pilar ini termasuk kemampuan literasi, berhitung, dan berfikir kritis. Pilar kedua, learning to do menyangkut pemerolehan ketrampilan yang diperlukan peserta didik untuk berpartisipasi secara aktif dalam masyarakat dan ekonomi global. Berbagai ketrampilan vokasi dan teknis, kepemimpinan, dan manajemen dianggap sebagai contohnya. Selanjutnya, learning to be meliputi berbagai aktifitas yang mewujudkan pengembangan pribadi secara utuh (tubuh, jiwa, dan roh) untuk mewujudkan manusia yang 'lengkap'. Terakhir, learning to live together merupakan pengembangan kemampuan dan nilai-nilai sosial seperti hormat terhadap orang lain, pengembangan kecakapan sosial dan inter-personal, serta kemampuan untuk menerima perbedaan.

Kacakapan ini memampukan peserta didik untuk hidup damai dan harmonis.

Dua paradigma pendidikan tersebut membahas pengembangan kapasitas peserta didik secara komprehensif, tidak hanya dalam aspek kognitif semata, melainkan secara utuh sebagai seorang individu dengan berbagai keunikan dan potensi masing-masing. Aspek dasar sosial budaya serta tata nilai juga secara tersirat ada di dalamnya. Salah satu founding father pendidikan di Indonesia, Ki Hadjar Dewantara, telah lama meyakini hal ini dimana hakikat pendidikan adalah sebagai usaha untuk menginternalisasikan nilai-nilai budaya ke dalam diri peserta didik, sehingga mereka menjadi manusia yang utuh baik jiwa dan rohaninya. Filsafat pendidikan ini disebut dengan filsafat pendidikan among yang didalamnya merupakan konvergensi dari filsafat progresivisme tentang kemampuan kodrati peserta didik untuk mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi dengan memberikan kebebasan berpikir seluasluasnya, dipadukan dengan pemikiran esensialisme yang memegang teguh kebudayaan yang sudah teruji selama ini.

Pertanyaan yang kemudian harus menjadi bahan refleksi semua pemangku kepentingan bidang pendidikan adalah sejauh mana keberhasilan proses pendidikan di Indonesia dalam jenjang pendidikan dasar, menengah, dan tinggi (telah dan akan) mampu membangun manusia Indonesia seutuhnya. Tentunya tidak cukup hanya dengan ukuran statistik lama waktu dan harapan sekolah yang (mungkin) menghasilkan lulusan cerdas secara akademis dan mampu berkompetisi menghadapi tantangan masa depan dengan segudang kapasitas diri mereka, akan tetapi juga dengan tidak meninggalkan akar budaya dan kearifan mereka sebagai anak-anak Ibu Pertiwi. Dunia yang semakin global, pengaruh radikalisme, arus deras kapitalisme dan modernisasi serta ketidak-pastian yang disebabkan oleh disrupsi teknologi haris menjadi perhatian semua pihak baik dari tingkat pengambil kebijakan sampai para pendidik di kelas dan semua komponen masyarakat untuk secara bahu-membahu mewujudkan “Indeks Pembangunan Manusia Indonesia seutuhnya�. [moko]

10

Office of International Affairs Hulda for Scranton-Ewha Leadership Program 2019

S

cranton Women's Leadership Center (SWLC) and Ewha University of South Korea are conducting Scranton-Ewha Leadership Program (SELP) on July 22-28, 2019. SWLC has been organizing leadership program, namely Scranton Scholar's Leadership Program (SSLP) annually since 2016 to support "Scranton Scholars" in their leadership development. Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) should be proud to successfully send its representatives for SSLP these past three years. This year the name of the program changes to SELP as SWLC joins hand with Ewha University in this event. Ewha University is a private university founded in 1886 by Mrs. Mary F. Scranton, whose name is bore as the name of the scholarship. Located in Seoul, it is currently the largest women' university in the world and considered as one of the most prestigious universities in South Korea.

SWLC is committed to empowering women through education so that they may contribute to the advancement of their

communities and to the world. SELP will be a place for these young women to meet inspiring leaders from around the world, build their international networking, as well as exchange experiences and ideas about the issues and challenges faced by their communities.

Scranton Scholar in third and fourth year of their Undergraduate studies, Graduate studies, as well as those in professional work (who have graduated in 2014 or later) are eligible to apply for this program. Full scholarships including program fee, airfare, visa, accommodation, visa, and local transport are awarded to the successful candidates.

After a tough competition in the selection process, SWLC has finally announce the result in early April. Hulda Natasya Rachmadi, fourth year student of UKDW majoring in Biology has been selected as one of SELP participants. "I tried my best to prepare the essay and the other requirements. I found the essay questions were quite 'heavy', so when I received the announcement, half of me couldn't believe it. I was happy and surprised at the same time. I'm

so grateful to be accepted in this program, it's a wonderful gift from God!" she said. SELP will be attended by participants from Indonesia, Cambodia, India, Kazakhstan, Korea, Kyrgyzstan, Mongolia, Myanmar, Pakistan, Philippines, and Vietnam. This one-week program comprises workshops, lectures, exploring cultural and historical sites around the capital city of Seoul, and sharing about the cultures of the country each participant represents. "I am so excited to share and discuss about gender equality and women leadership as well as other issues in our community," Natasya added. For UKDW students who have a dream to join international program abroad, she encourages them to actively search for information and opportunities. For those who have tried and have not succeeded yet she said, "Don't give up! It's your chance to 'upgrade' yourself. Turn your big dream into reality by giving your best effort and never stop to aim higher." [drr] foto:dok/Natasya

UKDW-Hesston College: A Small Step to Start the Engagement

U

niversitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta and Hesston College Kansas expressed their interest to start the partnership through a meeting conducted on Friday, 12th April 2019. Visiting UKDW as one of his 'target-partner university', John Murray, Dean of Global Engagement Hesston College was accompanied by Wiwin Siti Aminah and Margaretha Endah Widyaningrum, the representatives from Taproot Gap Year.

Took place at Rectorat Meeting Room, the meeting was attended by Dr. Henry Feriadi as the Rector of UKDW, Rev. Handi Hadiwitanto, Ph.D. as the Vice Rector for Human Resources Capacity Building and Partnership, Rev. Paulus Sugeng Widjaja, MAPS, Ph.D. as the Dean of the Faculty of Theology, and Arida Susyetina, S.S., M.A. as the Director of Office of International Affairs.

In the opening, John Murray started the discussion with a short introduction about Hesston College. Hesston College is a Christian college affiliated with Mennonite Church USA, founded in 1990, located in Hesston, Kansas, United States. Hesston College provides the first and second years of undergraduate study with more than 50 top quality academic programs of study, including Bible and Ministry, Music (Music Education, Music Performance, and Music Therapy), Nursing, Graphic Design, Pre-Medicine, and Disaster Management.

foto:dok/Biro IV

Related to the existence of UKDW and its faculty, he said that there is a lot of chance to make cooperation and collaboration. UKDW has Faculty of Medicine, Faculty of Theology and its location that near with Bethesda Hospital become a great point as an interconnected system.

Representing UKDW, Henry explained that there are 3 programs to offer. First is SST (Study-Service Term). In this program, students will spend their 3 weeks-1 years to learn about Indonesia including Bahasa Indonesia, the culture of Indonesia, arts, religion, and education in Indonesia.

Furthermore, in the service term, students will practice their knowledge and ability in communities. The second is a short program, a 2-week program held annually. The third program is a credit transfer program. The

Hesston college can determine for itself which programs to follow, based on the needs of students. Paulus Sugeng Widjaja, MAPS, Ph.D. and Arida Susyetina, S.S., M.A. explained that UKDW is also open to other collaborations such as research, conferences, traveling seminars, tailor-made programs, and specific theme activities, such as disaster management that become one of the main programs in Hesston College.

Talking about an international program owned by the Theology Faculty, namely the Intensive Study of Islam (Studi Intensif Tentang Islam /SITI), Rev. Handi Hadiwitanto, Ph.D. explained that at first, this program provided an opportunity for Pastors and Christian leaders to learn more about Islam through seminars and also visits Islamic boarding schools or Islamic leaders. Start 2

foto:dok/Biro IV

years ago, this program was expanded into SITKI which is also open to Islam leaders or students who want to learn more about Christian. Related to this, John Murray emphasized his interest in collaborating in this field. Speaking of interfaith issues, John Murray added, "Interfaith issues exist because of one group assume other groups. It is important to open up different types of conversations, like interfaith music concert to reduce it.”

At the end of the meeting, Henry said, ”We have a good discussion, and I hope we can create something sustainable. I would like to see a small step for a beginning.” He also stated that it is important to follow up this meeting immediately with MoU as an umbrella agreement. [ai]

Seputar Jogja

11

#AnakTwitterMulung, Membersihkan Sampah Berawal dari Twitter

H

ashtag #AnakTwitterMulung yang berasal dari social media Twitter menjadi ssebuah aksi baru dari warga Twitter Jogja yang sudah berhasil menjaring kurang lebih 250 warga Jogja. Aksi ini diinisiasi oleh Sefiyani Eka pemudi asal Klaten. Dilaksanakannya aksi ini berawal dari resahnya kawan-kawan twitter terharap kondisi sampah di tempat wisata di Yogyakarta ini. Kegiatan ini pertama kali dilaksanakan di Alun-alun Selatan Yogyakarta bersama dengan kurang lebih 25 warga twitter yang ikut terjun ke lapangan.

Segala sampah dibersihkan, mulai dari sampah plastik, putung rokok, sampai dengan dedaunan yang berserakan hingga terkumpul kurang lebih 10 kantong sampah.

Kekuatan media sosial Twitter itu sendiri sangat mempengaruhi, bahwa Twitter tidak hanya membagikan guyon receh kepada penggunanya. "Dari Twitter kita juga bisa

memberikan aksi nyata bagi lingkungan sekitar kita dengan mengajak teman-teman yang lain, seperti kegiatan mulung ini," ujar Sefiyani saat ditemui di Kawasan Alun-Alun Selatan dalam aksi #AnakTwitterMulung, Minggu (17/03). Kedepannya, perkumpulan ini akan lebih sering mengadakan pertemuanpertemuan. Selain itu juga mengadakan pelaksanaan kegiatan berupa galang dana bencana dan aksi tanam 1000 pohon.

Bagi yang berminat untuk bergabung, bisa mencari #anaktwitterjogja di kolom pencarian Twitter. Harapannya semoga kedepan, masayarakat semakin sadar akan kebersihan lingkungan sekitar dan tidak membuang sampah sembarangan karena ketika keadaan kota yang bersih dapat membawa banyak keuntungan bagi siapapun. [Krissanti Dewi] foto:dok/Twitter

Memedi Sawah: Tunjukkan Keprihatinan Bangsa Indonesia lewat Ekspresi Tawa

P

ada tanggal 23 – 30 Maret 2019, seniman Hari Budiono kembali menggelar pameran karya seninya.

Pada kesempatan kalini, karya terbarunya dalam pameran bertajuk "Memedi Sawah" di Bentara Budaya Yogyakarta. Setiap karya seni dan karya instalasi yang dihadirkan, menceritakan dan mencoba merespon situasi yang kerap terjadi di Indonesia.

Baginya, “Memedi Sawah” dimaknai sebagai simbol teror pada kondisi kontemporer negar Indonesia saat ini. “Memedi” atau orang-orangan sawah mulanya berfungsi sebagai penghalau hewan hama yang mengganggu tanaman. Melalui karyanya ini, Hari Budiono ingin mengetengahkan perumpamaan bahwa kini justru sang penghalau yang menjadi pengganggu dalam suatu lingkungan. “Memedi Sawah” ini menjadikan kita saling curiga, saling membenci, saling tak menghargai, selalu merasa menang, dan benar sendiri, sehingga kita menjadi manusia intoleran," ujarnya.

foto:dok/Krisanti

foto:dok/Krisanti

Seperti salah satu instalasi buatannya yang bertajuk "Jangan Takut Memedi Sawah", terdiri dari 115 orang-orangan sawah yang memegang lukisan wajah tokoh yang sedang tertawa dan syair lagu Ibu Pertiwi. Wajah tokoh yang digambarnya ia lakukan secara acak pemilihan tokohnya.

"Di sini saya maksudkan mereka semua

menjadi anonim. Semua rakyat Indonesia," terangnya. Wajah-wajah yang ia lukis merupakan tokoh-tokoh terkenal dari Indonesia. Wajah presiden, artis, seniman, kolektor, hingga intelektual. Semua tokoh Hari gambar dengan ekspresi tertawa.

Wajah-wajah terkenal tersebut merupakan semacam cara untuk membangun ikatan

emosi. "Kalau tidak dikenal rasanya jauh.

Kalau ini kedekatannya lebih memainkan imaji, memperkaya imaji," tuturnya.

“Memedi Sawah” itu jadi tidak menakutkan lagi, mereka telah tertawa dengan tawa manusia Indonesia, mulai dari presiden sampai rakyat biasa. Memang, ketakutan sosial hanya bisa dikalahkan dengan tertawa bersama-sama. Ketakutan itu memecah belah, sedangkan tertawa itu menyatukan," ungkap GP Sindhunata, kurator Bentara Budaya, dalam tulisannya tentang pameran ini. Selain di pamerkan di Bentara Budaya Yogyakarta 23-30 Maret 2019, karya Hari Budiono ini juga dipamerkan di Bentara Budaya Jakarta pada 14 – 23 Februari 2019, Bentara Budaya Bali 2-9 Maret 2019, dan Solo 14-20 Maret 2019.

[Krissanti Dewi]

Selamat dan Sukses Prodi Pasca Sarjana Magister Manajemen SK BAN-PT No. 1103/SK/BAN-PT/Akred/M/IV/2019

Prodi Pendidikan Bahasa Inggris SK BAN-PT No. 842/SK/BAN-PT/Akred/S/IV/2019

meraih

AKREDITASI B Terima kasih atas kerjasama, partisipasi dan segala bentuk dukungan dari seluruh sivitas akademika UKDW atas capaian hasil Akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT)

Serba-Serbi