Edisi XI/2014

Page 1

KORAN

KORAN

SINAR PAGI L U G A S

T A J A M

S A N T U N

Diterbitkan Oleh:

Yayasan Wirakarya NPWP :

017231101444000 Sesuai Undang - Undang No. 40 Tahun 1999 Tentang Pers

E-mail:

SINAR PAGI L U G A S

Abubakar Gelorakan Kampanye Anti Rokok Lebih Kencang

T A J A M

Pembangunan Puskesmas Darmaraja Seperti Proyek Siluman

S A N T U N

Ucapan Sumbang, Diruangan Disdikpora Karawang..

TANPA PLANG Pembangunan yang berlangsung di Puskesmas Darmaraja terkesan tertutup karena tanpa plang proyek

Hal. 4

redsinarpagi@gmail.com sinarpagi99@yahoo.com Alamat Redaksi:

Komplek Pertamina Tugu Jl. Toar No.32 Kedoya Jakarta Utara Tlp. 085220297773-082320244262

Edisi : 0305/XI/2014

Rp.6.000,-

Ditengarai Orang Dekat Bupati 'Mainkan' Kasus SPK Bodong Dinas PU Sumedang

“Saya ada doa tertentu menangkal merokok di ruang ber Ac, A uuddudh heulaaa”

Hal. 5

Hal. 9

Hal. 8

PT. Perhutani dan Pemprop Jabar Serobot Lahan Area BIJB Dari Pemiliknya.

Pelangi "Kabinet Kerja" Pemerintahan Jokowi-JK Jakarta Koran Sinar Pagi - Presiden Joko Widodo, Minggu, 26 Oktober 2014, pkl. 17:56 WIB mengumumkan susunan kabinetnya yang dia beri nama "Kabinet Kerja" dan berisi 34 menteri dan empat diantaranya mengisi Menteri Koordinator. "Alhamdulillah-hirabil-alamin, pada sore ini, kabinet baru sudah terbentuk, dan kita beri nama Kabinet Kerja," kata Presiden yang biasa disapa Jokowi di Istana Merdeka. Presiden Jokowi menyatakan pengumuman ini lebih cepat delapan hari dari yang diamanatkan UU tentang kementerian negara, yakni 14 hari. Presiden Jokowi memperkenalkan satu per satu anggota kabinetnya yang secara umum dia sebut sebagai pekerja keras. Berikut susunan lengkap Kabinet Kerja pemerintahan Jokowi-JK. 1. Menteri Koordinator Kemaritiman: Indroyono Soesilo 2. Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan: Tedjo Edy Purdjianto 3. Menteri Koordinator Perekonomian: Sofyan Djalil 4. Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan: Puan Maharani 5. Menteri Sekretaris Negara: R. Pratikno 6. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas: Andrinof Chaniago 7. Menteri Perhubungan: Ignatius Jonan 8. Menteri Kelautan dan Perikanan: Susi Pudjiastuti 9. Menteri Pariwisata: Arief Yahya 10. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral: Sudirman Said 11. Menteri Dalam Negeri: Tjahjo Kumolo 12. Menteri Luar Negeri: Retno Lestari Priansari Marsudi 13. Menteri Pertahanan: Ryamizard Ryacudu 14. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia: Yasonna H. Laoly 15. Menteri Komunikasi dan Informasi: Rudiantara 16. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi: Yuddy Chrisnandi 17. Menteri Keuangan: Bambang Soemantri Brodjonegoro 18. Menteri BUMN: Rini Mariani Semarno 19. Menteri Koperasi dan UMKM: AAGN Puspayoga Ke Halaman 11 20. Menteri Perindustrian: Saleh Husin

Majalengka, (Koran SINAR PAGI),- Meski dokumen telah menjelaskan bahwa PT. Perhutani tidak memiliki lahan diwilayah yang sekarang ini dikuasai , namun dengan arogansinya tetap mempertahankan fisik lahan yang bukan miliknya. Beberapa dokumen yang menunjukkan bahwa PT. Perhutani tidak berhak atas lahan yang saat ini menjadi area pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Wilayah Keratjati, Kabupetan Majalengka. 1.

2.

3.

Surat Besluit dari jaman Belanda tanggal 21 Juni 1928, (F.C terdokumenkan), menyatakan PT. Perhutani Wilayah JawaBarat hanya mempunyai lahan/tanah di Kabupeten Majalengka yaitu, daerah Kadipaten dan Tolengas Surat KeputusanMenteri Kehutanan RI No. 435/KPTS/IV/2000 tanggal 15 Mei 2000, Tentang Pengakuan Hak Kepemilikan Tanah Koman Sutawijaya (Almarhum) (F.C. Terdokumenkan) Surat Keptusan Menteri Kehutanan R.I., No. 188/KPTS/VI/2000 tanggal 6 Juni 2000, tentang penyerahan Hak Kepemilikan Tanah Koman Sutawijaya (Alm)

Menurut Ketua KOPEL Suwandi Ary Arf. Penguasaan fisik atas lahan yang dilakukan oleh PT. Perhutani Wilayah Jawa Barat, BUMN tersebut tidak bisa menunjukkan Berita Acara Penunjukkan Batas Tanah (BAPBT) untuk tanah-tanah yang dikuasainya dan disetujui/ditandantangani oleh seluruh instansi terkait baik pusat maupun daerah. “Ini saja sudah menunjukkan bahwa penguasaan fisik tanah yang dilakukan oleh PT. Perhutani , cacat hukum/tidak sah secara hukum dan melanggar hkum yang berlaku di Indonesia,” tandas Suwandi. Lebih Lanjut Suwandi menyatakan bahwa, bukti-bukti yang ditunjukan ooleh H. Suhana bin Koman Sutawijaya, PT. Perhutani Wilayah Jawa Barat menebang kayu jati hingga bernilai trilyunan rupiah. Diantaranya di Desa Ujungjaya dan Sakurjaya. Dari hasil penebangan kayu jati tersebut tidak satu rupiahpun kepada H. Suhana sebagai ahli waris dari Koman Sutawijaya. Saat penebangan kayu jati tersebut lahan dalam pemeriksaan Pengadilan Negeri Indramayu, kayu jati tersebut berada pada Barang Sita Jaminan. Namun PT. Perhutani tidak mengindahkannya. “Patut diduga PT. Perhutani Jawa Barat melakukan perbuatan melanggar hukum dan arogan,” Tandas Suwandi lagi. Sementara Pemerintah Propinsi Jawa Barat yang mengkalim Tanah balong Cijaura dan Cimaneuh sesuai keterangan dari Kantor BPN Kab. Majalengka tanggal 30 September 2010 No. 624/600.232.10/2010 tetntang Penjelasan Tanah Balong Cijauara dan Cimaneuh yang isinya tidak ditemukan adfanya Hak Pakai (HP) dan Hak Pengelolaan (HPL) atas nama Pemrop Jabar. Artinya Pengakuan Pemprop Jabar sebagai pemilik kSitu Jaura dan Cimaneuh tidak berdasarkan hukum. Selain itu kesaksian Warga Desa Kertajati, S.Sasdi, Darma S. Dulaman, A. Supriyatna, Yayat R, yang ditandatangani di atas materai dan diketahui oleh Kepala Desa Kertajati saat itu Mahpudin. Dari persoalan tanah lahan yang diklaim PEMPROP Jabar Pihak pemilik tanah mengajukan gugatan perdata di Pengadilan Negeri Majalengka. No. Perkara 24/Pdt. G/2011/PN.MJL Obyek perkara lahan seluas 30 ha, yaitu Kolam waduk Cijaura dan Cimaneuh. Dalam putusan sela disebutkan menolak eksespsi sereta perlawanan seluruh pihak, meski pemilik lahan mempunyai bukti-bukt6i yang cukup akurat, tapi pengadilan mengalahkan penggugat (pemuilik lahan) ???????? Sampai kapan arogansi kekuasaan menginjak-injak hak rakyat. Dengan dalih demi kepentingan bangsa sementara hak kepemilikan rakyat diabaikan bahkan dirampas. Hukum berpihak pada penguasa, bukan pada rakyat. Alihalih demi kepentingan bangsa, padahal demi kepentingan mereka yang punya kuasa? (TIM)

Permohonan Maaf Saya H.E Rustamli Umur 62 tahun. Pekerjaan Wiraswasta. Alamat Kampung Panulisan. Desa Kurniabakti. Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya. Dengan ini menyatakan permohonan maaf yang sebesar besarnya Kepada bapak Drs.Jajat Sudrajat M.Pd dan saudara-saudaranya Di Kampung Karanganyar. Desa Pakemita,.Kecamatan Ciawi. Kabupaten Tasikmalaya. Atas tindakan yang di lakukan Pada tanggal 13-9-2014 di Komplek Ar.Rusdu. Saya menyadari tindakan tersebut melanggar hukum dan saya Sangat menyesal atas tindakan yang saya perbuat serta tidak Akan mengulangi perbuatan tersebut kepada siapapun. Saya bersyukur dan berterimakasih kepada bapak Drs.Jajat Sudrajat M.Pd Dan keluarga besarnya. Yang telah memaafkan saya. Tertanda H.E Rustamli

Pengemplangan Pajak PT.ING INTERNASIONAL, Dilaporkan. KPP MAJALAYA Terancam Diperiksa Bandung, (Koran SINAR PAGI),Mencuatnya data atas laporan 16 Kantor Pelayanan Pajak (KPP), Wilayah Jawa Barat 1 yang memuat sejumlah perusahaan bermasalah atas pembayaran kewajiban pajak pada masing- masing KPP. Persoalanya kini tengah ditangani Kejaksaan Tinggi Jawa Barat setelah sebuah Lembaga anti korupsi Badan Pekerja Nasional Indonesian Corruption Investigation (BPN ICI) resmi melaporkan ke KEJATI minggu lalu. Laporan bernomor 041/LAP/ BPN-ICI Jabar/X/2014, tertanggal

25 oktober 2014, disampaikan Direktur BPN ICI jawa Barat, Endang Azizi. Dikatakanya bahwa laporan pihaknya kepada lembaga hukum dimaksudkan untuk mendapat kejelasan dan kepastian hukum terkait asset Negara sektor pajak yang bernilai ratusan miliar yang belum jelas penyelesaiannya. ''Upaya klarifikasi sebelumnya sudah kami tempuh, baik ke perusahaan atau ke KPP dan Kanwil DJP Jabar.1, namun tidak ada respon. Setelah kami kembangkan dengan investigasi dan pengumpulan data pembanding, kami temukan adanya indikasi penyimpa-ngan. Maka kami adukan persoalaan ini kepada lembaga hukum terlebih masalah piutang pajak PT. ING INTER-

NASIONAL yang bernilai 139 miliar lebih, dalam laporan pajak akhir tahun 2011, harus jelas arah penyelesaiannya.'' Papar Endang, kepada Koran SINAR PAGI (25/10) lalu Diketahui sebelumnya bahwa lembaga anti korupsi ini mengantongi dokumen laporan tahunan 16 KPP kepada Kanwil DJP Jabar.1 yang memuat sejumlah Wajib Pajak (WP) yang bermasalah tagihan pajaknya. Di antara sejumlah WP, PT. ING INTERNASIONAL yang paling fantastis piutangnya. Tidak kurang dari 139 Miliar piutang perusahaan yang ber NPWP.021999 71444 itu, tercatat dalam dokumen laporan pajak akhir tahun 2011, KPP Majalaya. Hingga kini masih belum

jelas penyelesaianya, tidak ada tindakan sehingga ada kesan pembiaran. Selanjutnya BPN ICI melaporkan dugaan pengemplangan pajak PT. ING tersebut, kepada lembaga hukum dengan harapan dapat terungkap persoalan menyangkut asset Negara yang masih ngedap. Endang Azizi selaku direktur ICI Jabar menegaskan persoalan ini harus diusut tuntas. “Ada indikasi persengkongkolan bebagai pihak dalam persoalaan piutang pajak PT.ING, dokumen yang kami miliki dapat menjadi pintu pembuka mengungkap kasusnya, bahkan tidak hanya PT. ING, mungkin akan merambah ke WP lain

yang bermasalah di wilayah DJP Jabar.1. Tidak akan ada toleransi kami untuk masalah ini, karena menyangkut uang rakyat dan asset Negara yang harus diselamatkan. maka kami adukan dan bawa kasusnya ke ranah hukum, guna ada kejelasan dan efek jera pelakunya, penegak hukum pun diminta serius menanganinya, kami akan kawal agar tidak ada pihak yang main mata. Karena persoalan ini sudah dimainkan WP sejak tahun 2009 lalu dengan membuat laporan kelebihan tagihan pajak, senilai 116.miliar ke PANJA DPR-RI yang disinyalir penuh rekayasa dan terindikasi adanya gratifikasi”. tegasnya.

Ke Halaman 11

Proyek APBD Karawang Dimonopoli Kontraktor Pembangunan Pasar Johar Perlu Dikaji Langganan, Turap TPAS Jalupang Asal Jadi Pasca Relokasi, Pedagang Akui Merugi Karawang, (Koran SINAR PAGI) Tempat pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Jalupang,Cikampek Kabupaten Karawang sebagai pembuagan sampah terpadu, kondisinya kini sangat memperihatinkan, amburadul ditambah kepulan asap dari pembakaran yang mengakibatkan polusi berat. Padahal setiap tahunnya anggaran yang digelontorkan PEMKAB Karawang dari pundi APBD bukan sedikit nilainya. Untuk tahun anggagaran 2014,TPAS jalupang mendapat kucuran anggaran tidak kurang dari 1,5milyar untuk beberapa item kegiatan. Diantaranya penanaman pohon greenbelt,penurapan, rekondisi dan pemagaran. Ironisnya serapan anggaran dalam beberapa paket kegiatan tersebut diduga asal jadi. Seperti dalam paket kegiatan penurapan yang menelan anggaran Rp.690.000.000. proyek yang dimenangkan melalui LPSE oleh kontraktor yang di cap 'langganan' pemda, bernama Sengwat. Penelusuran tim dilokasi kegiatan ditemukan beberapa kejanggalan terlebih dalam proyek penurapan yang terindikasikan adanya penyimpangan. Kwalitas dan volume pekerjaan diduga asal asalan, sehingga tidak maksimal sesuai bistek. Hal itu terjadi akibat kurang matangnya perencanaan dan lemahnya pengawasan Dinas Ciptakarya. Menurut rekanan yang mengerjakan proyek tersebut, Sengwat ketika dikonfirmasi Koran SP, membantah bahwa pekerjaan tersebut sudah dikerjakaan sesuai RAB. 'kami sudah kerjakan sesuai petunjuk dinas dengan volume dan spek yang telah ditentukan, bahkan dalam kegiatan itu kami rugi, karena kontur tanah labil sehingga kedalaman pondasi yang awalnya hanya 1meter, bertambah jadi 2-3meter.' Bantah dia Sementara kualitas pekerjaan yang dinilai asal jadi, sengwat mengatakan pihaknya sudah merugi,' semen saja sudah habis 600sak, pasir yang digunakan kualitas grade1. Hanya belum dilakukan pengacian saja, itulah pekerjaan kami. Sementara segala kekuranganya tanyakan saja ke pihak Dinas karena memang sudah ada kesepakatan. Mungkin tahun anggaran depan akan diluncurkan lagi' kata Sengwat, cuci tangan. Pihak dinas Cipta karya sendiri melalui bidang kebersihan belum dapat memberikan komentar tentang kegiatan TPAS Jalupang.Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan,H.Endang sendiri tidak mengetahui persis proses kegiatan tersebut.”Saya tidak banyak tahu tentang kegiatan itu, Perusahaan pemenang Tender pun tidak tahu namanya. Setahu Saya kegiatan Turap dikerjakan oleh kontraktor bernama Sengwat”. Ujarnya. Sejatinya dalam setiap proyek, dinas terkait harus lebih matang dalam perencanaan dan pengawasan jangan sampai terjadi dan terjadi lagi proyek asal jadi yang hanya pemborosan anggaran saja, lebih menguntungkan rekanan tanpa ada manfaatnya untuk masyarakat. (HER/ARD)

Karawang Koran Sinar Pagi,- Pembangunan pasar tradisional Johar, kabupaten Karawang telah berlangsung cukup lama. Sejak terjadinya Perjanjian kerjasama (PKS) antara Pemkab Karawang dengan PT. Sanjaya rejekimas perte-ngahan tahun 2010 lalu, pasar johar mulai diba-ngun jadi pasar semi modern yang hingga saat ini masih belum rampung. Kendati terjadi molor nya waktu pembangunan, Diperparah dengan prasyarat pembangunan belum sepenuhnya dikantongi PTsanjaya. Seolah dipaksakan, beberapa blok pasar akhirnya dapat dirampungkan. Awal pembangunan pasar induk beras, kemudian berangsur ke blok pedagang sembako. Giliran pedagang kaki lima (PKL) dipindahkan ke blok BB2 dan BB3. PKL direlokasi ke bangunan baru di lantai 2 itu, 10 Oktober lalu. Pasca relokasi ke tempat baru, Sejumlah pedagang mengeluhkan terjadinya penurunan omset yang sangat drastis, menurut mereka (pedagang-Red) banyak factor yang berdampak pada tidak lakunya dagangan. Menurut Abdul Kohar, salah seorang pedagang ayam potong, yang mengaku tiap hari alami kerugian, karena sepi pembeli. “sejak menempati lapak baru dilantai 2, setiap hari saya alami kerugian karena sepi pembeli, sementara barang dagangan saya tergolong mudah busuk, akhirnya terbuang. Pantas saja banyak pedagang yang bangkrut, serta menginginkan kembali berdagang di bawah, karena faktanya memang sepi. Bahkan beberapa pedagang ada yang nekat berjualan dibawah dengan menggunakan roda.” ungkap dia. Sementara Retribusi yang dikenakan oleh pihak pengembang cukup menguras dompet pedagang,

belum lagi penggunaan aset negara (eks) Bina Marga yang digunakan dan dibangun secara permanen untuk diperjual belikan kepada pedagang beras tidak jelas aturan mainnya. Sejauh ini pihak pengembang, PT.Sanjaya belum dapat menanggapi, begitupun Dinas perdagangan, saat hendak dikonfirmasi kepala disperindag tamben H.Hanapi melalui pesan singkatnya mengaku tengah mengikuti rapat Migas di Bandung. Mengomentari hal itu tokoh masyarakat pasar Johar, H.Kakay Koswara mengemukakan masalah yang dialami pedagang Johar khususnya PKL seharusnya tidak perlu terjadi, sebab jika mengikuti konsep awal pembangunan, dirinya yang ditunjuk dan diangkat sebagai ketua pembangunan pasar menyebutkan bahwa lokasi PKL seharusnya ada dilantai bawah. “sesuai kesepakatan yang ditempuh dan di ajukan saat itu, sudah disetujui bahwa lokasi PKL dilantai dasar. Lantai 2 dialokasikan untuk pedagang besar atau grosir. Namun seiring waktu kesepakatan lokasi, denah dan harga bangunan jadi berubah. Hal itulah yang saya fikir perlu dikaji ulang, kembali ke perjanjian awal (PKS). Karena dinilai banyak poin isi perjanjian yang dilanggar pengembang. Jika kondisi ini tetap dibiarkan, dampaknya pasar dan pedagang akan mati secara perlahan, mudah-mudahan kami sebagai warga johar dapat membantu memfasilitasi apa yang menjadi keluhan dan keinginan para pedagang. Karena walau bagaimanapun secara pribadi, sebagai pelaku sejarah dan pernah menjadi ketua pembangunan pasar ini, saya masih punya tanggungjawab moral untuk mengakomodir kemajuan usaha para pedagang.” Tegas dia. (Her/ard).


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.