3 minute read

Jejak Pelecehan Seksual di Universitas Sriwijaya

Pelecehan seksual seringkali disamakan sebagai kekerasan seksual, namun pada hakikatnya kekerasan seksual mengacu kepada kontak atau tindakan yang mengarah pada seksualitas antar individu yang dapat berupa kontak fisik yang terjadi tanpa persetujuan korban yang biasanya bersifat kriminal.

Sedangkan, pelecehan seksual menurut Equal Employment Opportunity Commission (EEOC) merupakan tindakan berupa rayuan, permintaan seksual, serta pelecehan verbal atau fisik lainnya yang bersifat seksual di tempat kerja maupun lingkungan pendidikan yang melanggar hukum perdata, artinya pelecehan seksual memiliki arti yang lebih luas dibanding kekerasan seksual.

Advertisement

Pada kenyataannya, pelecehan seksual dapat terjadi di manapun kita berada bahkan ruang publik pun tidak luput dari kejahatan seksual. Adapun dalam buletin ini akan dibahas mengenai pelecehan yang terjadi di dalam ranah pendidikan yaitu Universitas Sriwijaya.

Dilansir dari akun instagram @unsri_cabul, sejauh ini telah ada empat kasus pelecehan yang dilakukan oleh tenaga pendidik (dosen) serta mahasiswa.

25 September 2021

Aditya Rol Azmi, dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unsri Kampus Indralaya melakukan pelecehan seksual terhadap mahasiswi (DR) dengan modus memberikan bimbingan skripsi terhadap korban di Laboratorium Sejarah FKIP Unsi Kampus Indralaya, Ogan Ilir. Terdakwa kasus tindak pidana asusila divonis enam tahun penjara sebagaimana diatur pada Pasal 294 ayat (2) KUHP tentang Perbuatan Asusila. (cr. detik. com)

04 November 2021

Glenn Balesta Cam, mahasiswa Fakultas Hukum 2021, pelaku melakukan pelecehan seksual dengan modus mengajak ngobrol korban lalu mengunci pintu kamar kost korban. Pada akhirnya pelaku dijatuhi sanksi sosial dan menuliskan surat perjanjian.

01 Desember 2021

Reza Ghasarma, dosen Fakultas Ekonomi Unsri disorot lantaran melakukan pelecehan seksual terhadap beberapa mahasiswi di tengah proses penyelesaian tugas kuliah dengan meminta foto seksi dan bimbingan spesial. Terdakwa dikenakan Pasal 9 Juncto 35 No. 44 Tahun 2008 tentang Pornografi dengan ancaman penjara 1-12 tahun penjara. Dalam kasusnya, yang menarik perhatian adalah terdapat andil dari beberapa pegawai yang menyekap korban pada saat acara Yudisium berlangsung. Sehingga, dalam kasusnya terdapat dua fakta hukum yakni yang pertama adanya pelecehan seksual dan yang kedua adalah adanya peristiwa penyekapan terhadap korban yang akan di Yudisium. (cr. detik.com)

31 Maret 2023

Mahasiswa Teknik Pertambangan 2022, Derry Afika Yuda, pelaku melakukan pelecehan seksual non-fisik melalui grup chat mata perkuliahan Agama Islam. Pelaku mengambil gambar bagian tubuh korban tanpa izin dan menyebarluaskannya dengan maksud melecehkan. Atas tindakannya, Derry pada akhirnya dijatuhi sanksi sosial.

Call center yang menaungi akun unsri cabul salah satunya adalah: Forum Women in Action adalah forum di bawah naungan Dinas

Pemberdayaan Perempuan, yang dibentuk oleh BEM KM FISIP

Unsri Kabinet Magna Cita. Untuk saat ini, Forum Women in Action dilanjutkan oleh BEM

KM FISIP Unsri Kabinet Gama Satya. Forum Women in Action adalah wadah kolaborasi antara sesama perempuan KM FISIP

Unsri yang berfokus pada Pemberdayaan, Pembinaan, Pergerakan dan Pengkaryaan terhadap perempuan di seluruh KM FISIP Unsri.

Women In Action membentuk

Koordinator Perempuan dari

Delegasi Ormawa dan HMJ

KM FISIP Unsri. Koordinat perempuan dibentuk minimal dua orang perwakilan dari keduanya sebagai penanggungjawab utama, untuk saat ini keseluruhan delegasi dalam forum ialah 36 anggota. Berikut koordinator dari Limas; Fadila Aprilia, Sri Nuraini, Viona Agnesia.

Women In Action juga membuka tempat untuk memberikan pengaduan untuk KM FISIP

Unsri yang dikenal dengan FISIPEACE. FISIPEACE merupakan sebuah perlindungan yang ada di KM FISIP Unsri untuk menangani upaya dalam kasus yang berfokus pada pelecehan seksual, bullying, mental illnes, hingga bunuh diri. FISIPEACE bersifat independen yang dikelola oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan yang dibantu oleh fasilitator dalam menangani upaya penanganan korban yaitu WCC Palembang dan YLBH APIK Sumatera Selatan.

FISIPEACE bertujuan untuk siapapun sebagai ke tempat untuk speak up baik perempuan maupun laki-laki untuk merebut kembali haknya yaitu berupa keadilan perlindungan dan rasa aman. Harapan melalui FISIPEACE pula KM FISIP Unsri dapat saling merangkul dan solid dalam menjunjung keadilan dan rasa aman.

Dikutip dari wawancara dengan

Sinar selaku Sekertaris Dinas Pemberdayaan Perempuan BEM KM FISIP UNSRI pada Kamis (27/07/2023), ia mengungkapkan bahwa FISIPEACE ini merupakan sebuah ruang perlindungan di KM khususnya FISIP dalam upaya menangani berbagai kasus yang salah satunya yaitu pelecehan seksual. Sinar juga menambahkan bahwa ruang perlindungan ini bersifat independen dan dibantu juga secara langsung oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan fasilitator dalam upaya penanganan korban yaitu WCC Palembang dan YLBH APIK Sumsel.

Dalam praktiknya, FISIPEACE memiliki mekanisme tersendiri yang menjadikan korban atau saksi pelecehan seksual mendapatkan perlindungan karena operasional dan hotline ini dikelola secara langsung oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan.

“FISIPEACE ini sendiri memiliki mekanisme tersendiri untuk menerima laporan atau pengaduan dari korban yang mengalami pelecehan seksual untuk melaporkan kasus yang dialami. Identitas pelapor dipastikan aman karena operasional dan hotline ini dikelola secara langsung oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan,” ujar Sinar. https://linktr.ee/hotlinefisipeace Mari Bersama, Gerak Melawan, Lindungi Korban!

Dalam wawancara yang telah dilakukan, sejak Sinar juga menjelaskan alur penyampaian kepada FISIPEACE. Alur penyampaiannya ialah sebagai berikut: Datang atau bertemu langsung, call canter, WhatsApp, ataupun telfon.

Dinas Pemberdayaan Perempuan menerima aduan pelapor dan menanggapi atau merespon pelapor.

Dinas Pemberdayaan Perempuan menganalisis kasus.

Dinas Pemberdayaan Perempuan bekerjasama dengan fasilitator berkaitan dengan tindakan yang tepat sebagai upaya penanganan kasus.

Konseling, yang mana bersifat insidental, sesuai kesepakatan pelapor. Sesi konseling akan tetap ada selama masih dalam upaya penanganan kasus hingga selesai.

Terakhir yaitu bantuan hukum, akan dilakukan sesuai dengan kesepakatan pelapor.

Informasi Dasar Call Center : 082183228843

This article is from: