4 minute read
Memperjuangkan Prestasi Dalam Anggar
Tetapi akibat kekalahan di kejuaraan pada waktu itu membuat Irfan penasaran, mengapa ia bisa kalah dan apa kekurangan yang ia miliki. Sehingga ketika kembali ke Palembang, ia sangat bersemangat dalam berlatih dan seiring berjalannya waktu ia merasakan keseruan menggeluti olahraga sanggar. Disisi lain ia juga mengatakan bahwasanya banyak orangorang yang sebaya dengannya, hasilnya ketika berlatih ia juga dapat bermain dengan yang lain, semakin menambah rasa tertarik Irfan pada olahraga anggar sendiri.
Muhammad Irfandi Nurkamil, pria asli Palembang kelahiran 5 Desember 2000 merupakan salah satu dari sekian banyak alumni hebat dari Universitas Sriwijaya jurusan Ilmu Komunikasi. Ia merupakan salah satu atlet anggar dari Sumatera Selatan yang pernah mewakili Sumsel dalam
Advertisement
Pekan Olahraga Nasional (PON)
XX di Papua pada 2021 lalu dan berhasil mendapatkan medali emas di ajang tersebut. Ketika ditemui secara virtual melalui
Zoom, ia menceritakan bahwa belakangan lagi sibuk Pelatnas di Jakarta, sehingga ia sekarang menetap di Jakarta karena saat ini kegiatannya banyak berpusat di sana.
Dalam wawancaranya, Irfan bercerita mulai menggeluti anggar sejak tahun 2013 di saat ia masih kelas 1 SMP, namun sebelum berkecimpung di dunia anggar, ia pernah masuk ke sekolah bola dan ikut renang tetapi tidak ada kemajuan. Pada tahun 2013, ada teman dari orang tua Irfan yang mengajak untuk ikut olahraga anggar, sehingga ia mencoba dan ternyata cocok dengan olahraga tersebut serta berlanjut sampai sekarang. Irfan menjelaskan bahwa ia tertarik dengan anggar karena olahraga anggar itu jarang di dengar di Palembang sehingga menyebabkan saingan dalam olahraga ini sedikit dibanding olahraga yang lain.
Irfan juga berbagi cerita menarik di mana ia pernah pada saat itu baru berlatih anggar selama 3 bulan, langsung diikut sertakan dalam kejuaraan nasional akibat sedikitnya peminat olahraga anggar pada waktu itu tanpa ikut kejuaraan provinsi, lomba di tingkat kota atau kecamatan sehingga karena baru 3 bulan latihan, ia mengalami kekalahan.
Irfan membeberkan bahwa motivasinya untuk terus maju dalam bidang ini adalah untuk bisa mencapai olimpiade karena medali olimpiade itu adalah impian seluruh atlet. Ia mengatakan setidaknya untuk ikut terlebih dahulu, karena di Indonesia sendiri belum semua cabang olahraga dapat ikut ke dalam Olimpiade apalagi juara.
“Ikut saja dulu, syukur-syukur tambah keras lagi latihan, juara di olimpiade, makanya motivasi aku harus tinggi karena hal yang ingin digapai itu hal yang tinggi, realistis boleh tapi ya namanya mimpi, kata orang mimpilah setinggi langit maka akan jatuh di antara bintang-bintang,” ungkapnya.
“Tujuanku ingin mengibarkan bendera merah putih di luar negeri,” sambungnya.
Irfan menceritakan juga pengalamannya ketika ia mengikuti
PON XX di Papua tahun 2021 padahal saat itu ia sedang menempuh perkuliahan semester tujuh. Ia mengatakan bahwa jadwal latihan pada saat itu kurang lebih dari pukul 09.00-12.00 dan pukul 16.00-20.30, otomatis harus bangun pagi, sehingga pada pukul 08.00 sudah siap untuk latihan sampai pukul 12.00, lalu pulang ke asrama untuk membersihkan diri dan langsung magang dari pukul 13.00 hingga pukul 15.00.
Ia menjelaskan bahwa untungnya ada dispensasi dari tempat magang, sehingga diperbolehkan untuk melakukan magang mulai setelah jam makan siang sampai selesai, dari hari Senin-Sabtu selama 40 hari.
“Untuk membagi waktu pasti lelah ya, apalagi kita harus on time, disiplin waktu jadi kita harus pintar-pintar bagi waktu, harus tahu mana yang diprioritaskan mana yang tidak, fokus latihan buat masa depan, pendidikan juga penting. Pokoknya utamakan yang perlu dikejar,” ujar Irfan.
Irfan menjelaskan bahwa ia sempat merasa grogi ketika mengikuti PON tahun 2021 silam, mengingat bahwa saat itu merupakan laga debutnya yang pertama di PON. Selain itu ia juga menjadi salah satu orang yang ditargetkan untuk mendapatkan medali sehingga menambah pressure dan grogi yang ia rasakan. Namun menurutnya, setiap orang punya cara sendiri untuk mengatasi kegugupan, Irfan mengatakan cara ia untuk mengatasi kecemasan adalah dengan mendengarkan lagu dan membuat suasana hatinya menjadi lebih bahagia serta fokus untuk melakukan yang terbaik. Jangan memikirkan tentang hasil, lakukan yang terbaik atas apa yang sudah dipelajari selama latihan, apa pun hasilnya sudah di atur oleh-Nya dan tetap berdoa.
Irfan menyampaikan bahwa suasana di final tidak terlalu menegangkan karena bertemu dengan perwakilan Sumsel yang lain, menurutnya malah lebih menegangkan saat di babak delapan besar.
“Itukan masih baru masih awal-awal pertandingan, baru keluar grup bebannya sudah kerasa takut kalah nanti di delapan besar, tapi ya Alhamdullilah berhasil dilalui dan next lebih tenang,” ungkapnya.
“Planning ku ke depannya, karena aku juga masih 22 tahun dan jalanku masih panjang, jadi karena saat ini Pelatnas di Jakarta dan statusku saat ini jadi atlet DKI aku akan fokus ke anggar sementara. Kedepannya ini planning terdekat ya Asean Games di bulan 9 kita persiapan kesana,” jelas Irfan saat ditanya mengenai rencana ia ke depannya.
Irfan turut menyampaikan orang-orang yang Berjasa dalam mendorong dirinya untuk bisa terus maju.
“Yang pertama tentu orang tua, men-support saya untuk bisa sampai ke titik ini, yang kedua jelas teman-teman dan pelatih saya di anggar khususnya di Sumsel yang sudah men-support saya sangat hebat, dari yang bukan siapa-siapa pada awalnya bisa jadi seseorang,” imbuhnya.
Irfan juga turut memberi tahu bagaimana ia melawan rasa jenuhnya. rfan juga turut menyampaikan harapannya, yang mana ia pribadi berharap agar ia mampu memberikan prestasi yang lebih tinggi lagi untuk olahraga anggar Indonesia baik event di luar negeri maupun dalam negeri, maupun itu dari Asean Games, Sea Games 2025, Olimpiade, harapannya ia dapat mengibarkan bendera merah putih di tempat tertinggi.
“Itu namanya kalau di olahraga pentingnya konsisten, orang yang punya bakat akan kalah sama orang yang konsisten, makanya kita perlu kemauan dalam diri untuk melawan rasa jenuh dalam diri itu kan sama saja dengan melawan diri sendiri, kalau kita kalah lawan diri sendiri bagaimana kita mau menang lawan orang lain, berikutnya jika sedang kurang mood kita bisa istrirahat selama 1 atau 2 hari, di refresh lagi terus balik lagi tapi perlu diingat hal ini cukup dilakukan 1 atau 2 kali jangan kita lakukan setiap kali muncul rasa sedang gak mood, kayak internet lah pasti jika sering dipakai pasti lemot dan butuh refresh biar lancar lagi kan,” tuturnya.
Disisi lain ia juga menyampaikan harapannya semoga semakin banyak lagi orang-orang berprestasi bahkan lebih dari dirinya dalam anggar Indonesia.
Reporter : Alif Daffa Patria, Bagus Rahmat Nugroho, Dayang Nur Faizah